ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

20
ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP GEMPABUMI DI KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyeleseikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh : AGUS ADI PERMANA E100160105 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

Page 1: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP

GEMPABUMI DI KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyeleseikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh :

AGUS ADI PERMANA

E100160105

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

i

ALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP

GEMPABUMI DI KABUPATEN SUKABUMI, JAWABARAT

PUBLIKASI ILMIAH

OLEH :

AGUS ADI PERMANA

E100160105

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si.

Page 3: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam plubikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya

diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 20 Oktober 2020

Penulis

AGUS ADI PERMANA

E100160105

Page 5: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

1

ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP

GEMPABUMI DI KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT

Abstrak

Kabupaten Sukabumi memiliki kedekatan wilayah dengan zona subduksi dan

wilayah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Akibatnya

Kabupaten Sukabumi memiliki tingkat kerawanan dan kerentanan gempa bumi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kerawanan wilayah

terhadap gempabumi dan menganalisis bagaimana tingkat kerentanan wilayah

terhadap gempabumi. Untuk itu wilayah rawan gempa bumi dan kerentanan

terhadap gempa bumi perlu ditentukan sebagai upaya mitigasi bencana gempa

bumi. Faktor - faktor seperti litologi, struktur geologi, lereng, dan nilai PGA

(Peak Ground Acceleration) dapat digunakan untuk menentukan wilayah rawan

gempa bumi dengan metode skoring. Kerentanan wilayah terhadap gempa bumi

ditentukan dengan metode weighted overlay dengan pembobotan, dengan

menggunakan faktor sosial dan ekonomi. Kerawanan merupakan aspek fisik

dalam penentuan kerentanan, sedangkan kepadatan penduduk, jumlah penduduk

wanita, ratio ketergantungan, dan penyandang disabilitas digunakan dalam

penentuan kerentanan aspek sosial. Kerentanan aspek ekonomi menggunakan

indikator penduduk miskin. Hasil penelitian menunjukkan wilayah rawan gempa

bumi sedang mendominasi, dengan luas 1.860.419 Km². Wilayah rawan

gempabumi sedang tersebar pada bagian utara dan bagian selatan Kabupaten

Sukabumi. Dalam kerentanan wilayah terhadap Gempabumi, Terdapat 3

Kecamatan di kabupaten Sukabumi yang rentan tinggi terhadap gempabumi yaitu

Kecamatan Plabuhanratu, Surade, dan Kecamatan Sukaraja, kerentanan dengan

klasifikasi tinggi terhadap gempabumi seluas 266.56 km2.

Kata Kunci : Gempabumi, Kabupaten Sukabumi, Wilayah Rawan, Kerentanan Wilayah

Abstract

Sukabumi Regency is close to the subduction zone and the area where the Indo-

Australian Plate and the Eurasian Plate meet. As a result, Sukabumi Regency has

a level of earthquake vulnerability and vulnerability. This study aims to analyze

how susceptible the area is to earthquakes and to analyze how vulnerable the area

is to earthquakes. For this reason, earthquake-prone areas and earthquake

vulnerability need to be determined as an effort to mitigate earthquake disasters.

Factors such as lithology, geological structure, slopes, and PGA (Peak Ground

Acceleration) values can be used to determine earthquake prone areas using the

scoring method. The susceptibility of an area to earthquakes is determined using a

weighted overlay method using social and economic factors. Vulnerability is a

physical aspect in determining vulnerability, while population density, female

population, dependency ratio, and persons with disabilities are used in

determining the vulnerability of social aspects. The vulnerability of the economic

Page 6: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

2

aspect uses the indicator of the poor. The results showed that the earthquake-

prone areas were dominating, with an area of 1,860,419 km². Earthquake-prone

areas are scattered in the northern and southern parts of Sukabumi Regency. In the

area of vulnerability to earthquakes, there are 3 subdistricts in Sukabumi district

that are highly susceptible to earthquakes, namely Plabuhanratu, Surade and

Sukaraja Districts, with a high classification of vulnerability to earthquakes

covering an area of 266.56 km2.

Keywords: Earthquakes, Sukabumi Regency, Prone Areas, Vulnerability Areas

1. PENDAHULUAN

Menurut Howel dalam Mulyo (2004), gempabumi berasal dari getaran dari

kulit bumi yang menyebar ke segala arah dan bersifat tidak abadi. Gempa

bumi terjadi ketika permukaan bumi bergetar karena pelepasan energi seismik

mengikuti pergerakan cepat dari blok besar kerak di sepanjang sesar (Tadjer

dan Bensaibi, 2017).

Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia salah satunya gempabumi,

Indonesia berada pada zona pertemuan tiga lempeng tektonik yang besar yang

terus menerus bergerak (triple junction plates) yakni lempeng tekntonik

Eurasia, lempeng tektonik Indonesia Indo-Australia dan lempeng tektonik

Pasifik. Selain lempeng-lempeng tersebut, masih ada lempeng-lempeng

tektonik kecil lainya, yaitu: Laut Maluku, Halmahera, dan Sangihe.

Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut menjadi generator utama

terjadinya gempabumi tektonik di Indonesia dan akibatnya Indonesia

merupakan salah satu negara yang mempunyai tingkat kegempaan yang tinggi

di dunia (Santoso, 2005: 13). Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau besar

dan kecil, membujur dari utara ke selatan dan melintang dari barat ke timur

dimana hampir 80% nya terletak diwilayah sebaran gempabumi serta memiliki

penduduk yang padat dan berkembang pesat.

Menurut Sunarjo, dkk (2012), tingkat kerawanan gempa bumi yang pernah

terjadi di Indonesia dapat dilihat dalam katalog gempabumi Badan

Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Indonesia dalam jangka waktu 30

tahun, dari tahun 1976 hingga 2006 telah terjadi gempa bumi dengan

magnitudo lebih dari 6,0 SR sebanyak 3.486 kejadian. Dalam penelitian yang

Page 7: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

3

dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, terjadi 27

kejadian gempa bumi merusak dan 13 kejadian gempa bumi yang

menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia. Sejarah gempabumi di Indonesia

bisa dilihat di Tabel 1.

Tabel. 1 Kejadian Gempabumi yang merusak di Indonesia

No Tahun Kabupaten/Provinsi Maghnitudo Korban Tewas Korban

Luka-

Luka

1 2004 Gempa Aceh 9,3 SR 220.000 37.063

2 2005 Gempa Nias 8,7 SR 1.346 46.517

3 2006 Gempa Pangandaran 7,7 SR 668 9.399

4 2006 Gempa Yogyakarta 6,3 SR 6.234 19.401

5 2009 Gempa Padang 7,6 SR 1.117 3.214

6 2018 Gempa Lombok 6,4 SR 460 7.733

7 2018 Gempa Palu 7,4 SR 8.034 4.612

8 2018 Gempa Banten,

Lampung

6,9 SR 7.451 7.206

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2019

Sepanjang 2019 BMKG mencatat telah terjadi 11.573 kali aktivitas

gempabumi dalam berbagai magnitudo dan kedalaman, Ada 17 gempa yang

menyebabkan kerusakan dan jatuhnya korban. Dibandingkan tahun 2018 dengan

jumlah gempa sebanyak 11.920 maka aktivitas gempa selama 2019 mengalami

sedikit penurunan jumlah.

Aktivitas gempa dengan magnitudo di atas M5,0 terjadi 344 kali sedangkan

dengan kekuatan kurang dari M5,0 terjadi 11.229 kali. Dapat disimpulkan

selama 2019 aktivitas gempa bumi di Indonesia didominasi oleh aktivitas gempa

bumi berkekuatan di bawah M5,0, sedangkan gempa yang guncangannya

dirasakan masyarakat selama 2019 terjadi sebanyak 1.107 kali.

Salah satu pulau di Indonesia yang sering terjadi gempabumi adalah Pulau

Jawa dikarenakan wilayahnya berdekatan dengan lempeng. Pulau Jawa terletak

pada sepanjang tepi utara zona subduksi Jawa, pada wilayah tersebut terdapat

Page 8: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

4

lempeng Indo-Australia (Hall et al., 2011). Lempeng Indo-Australia tersebut

terjadi tumbukan dengan lempeng Eurasia di bagian selatan Pulau Jawa. Batas

penujaman kedua lempeng tersebut diperjelas dengan adanya Parit Jawa atau Java

Trench. Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk dan infrastuktur yang tinggi

dan terbangun. Pulau Jawa termasuk ke dalam bagian busur sangat aktif dan busur

aktif dalam satuan seismotektoniknya. Satuan seismotektonik busur sangat aktif

terdapat pada Jawa Barat bagian barat dan Sumatera, sedangkan satuan

seismotektonik busur aktif terdapat pada keseluruhan pulau Jawa (Soehaimi,

2008).

Jawa Barat merupakan provinsi yang paling padat penduduknya dibandingkan

dengan provinsi lain yang ada di pulau jawa yaitu 49,02 juta (BPS Jawa Barat

2019). Menurut katalog gempabumi yang dikeluarkan oleh BMKG Kabupaten

Sukabumi adalah salah satu daerah yang rawan terhadap bencanna gempabumi,

yang dipengaruhi oleh tatanan geologi yang kompleks, di Kabupaten Sukabumi

ada dua sesar yang masih aktif yang selalu menyebabkan Kabupaten Sukabumi di

guncang Gempabumi yaitu sesar Cimandiri dan sesar Citarik, sesar Citarik

memiliki orientasi utara timur laut-selatan barat daya, memanjang namun

tersegmentasi melalui Pelabuhan Ratu, Bogor hingga Bekasi, dengan mekanisme

sesar geser atau mendatar mengiri (sinistral strike slip). Sementara sesar

Cimandiri memiliki orientasi timur timur laut-barat barat daya memanjang dan

dan tersegmentasi dalam 5 segmen mulai dari Pelabuhan Ratu samapai Gandasoli

dengan mekanisme yang sama dengan sesar Citarik. (BMKG).

Pada 10 Maret 2020 Sukabumi diguncang Gempabumi dengan energi M 5,0

dan skala intensitas mencapai VI MMI sehingga ada potensi merusak, pada

Gempabumi 10 Maret tersebut dipicu akibat aktivitas sesar Citarik. Pada 22 maret

2020 Kabupaten Sukabumi diguncang Gempabumi berkekuatan M 3,5 dengan

episenter terletak pada koordinat 7,07 LS dan 106,56 BT tepatnya didarat pada

jarak 44 km Barat Daya Kabupaten Sukabumi, pada kedalaman 2 km dengan

skala intensitas II MMI dimana hanya menyebabkan getara dirasakan oleh

beberapa orang dan benda-benda ringan bergoyang, Gempabumi ini dipicu akibat

Page 9: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

5

aktivitas sesar Cimandiri. Gambar 1 Sebagai berikut :

Gambar 1 Sesar Cimandiri menurut beberapa peneliti (Noraedi, at al.,1994;

Haryanto,2004; Clemands and Hall 2007).

Tabel 1 Kejadian Gempabumi di Kabupaten Sukabumi yang merusak

Tahun Dampak Sumber

1879 Merusak BMKG

14 Januari 1900 Merusak BMKG

21 Januari 1912 Merusak BMKG

2 November 1969 Merusak BMKG

26 November 1973 Merusak BMKG

10 Februari 1982 Merusak; 7 Luka BMKG

Tahun Dampak Sumber

12 Juli 2000 1.900 Rumah Rusak BMKG

12 Juni 2011 136 Rumah Rusak BMKG

4 Juni 2012 104 Rumah Rusak BMKG

11 Maret 2020 760 Rumah Rusak BMKG

Sumber: Penulis, 2020

Page 10: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

6

Sejarah gempabumi menunjukan bahwa sesar Cimandiri dan sesar

Citarik sama-sama sudah beberapa kali memicu terjadinya Gempabumi

merusak, sehingga dari ke dua sesar yang masih aktif inilah Kabupaten

Sukabumi sering terjadi gempabumi dan masuk pada daerah yang rawan

terhadap gempabumi. Selain dari tatanan geologi nya yang kompleks

Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terbesar ke-2 di pulau Jawa

setelah Kabupaten Banyuwangi, dengan luas 4.161 km², 47 kecamatan dan

jumlah penduduk sekitar 2.470.219. (BPS 2020).

Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi setiap tahun meningkat sehingga

Kabupaten Sukabumi merupakan daerah yang rentan terhadap bencana

Gempabumi, Kepadatan penduduk mempunyai pengaruh dimana semakin

tinggi kepadatan penduduk maka akan semakin tinggi potensi kerentanan,

selain itu persentase jumlah penduduk wanita, persentase penduduk miskin,

dan laju pertumbuhan penduduk juga menjadi penentu kerentanan sosial

ekonomi. Pertumbuhan Penduduk yang terus meningkat bisa dilihat di

Gambar 1.2.

Gambar 2 Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Sukabumi dari tahun 2011-2020

Sumber: BPS Kabupaten Sukabumi 2020

2,376,495 2,393,191

2,408,417 2,422,113

2,434,221 2,444,616

2,453,498 2,460,693

2,466,272 2,470,219

2,320,0002,340,0002,360,0002,380,0002,400,0002,420,0002,440,0002,460,0002,480,000

JUMLAH

Jumlah Penduduk Kabupaten Sukabumi dari tahun 2011-2020

2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011

Page 11: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

7

Untuk mewaspadai adanya bencana gempabumi di Kabupaten Sukabumi,

perlu dilakukan penelitian terkait penentuan wilayah rawan gempabumi dan

wilayah kerentanan terhadap gempabumi. Selanjutnya diharapkan penelitian

tersebut dapat membantu perencanaan mitigasi yang tepat apabila suatu saat

terjadi kembali gempabumi yang datangnya tidak dapat dipastikan. Perencanaan

mitigasi yang dapat diusahakan yaitu dengan memprioritaskan pembangunan

didaerah dengan kerentanan rendah terhadap gempabumi sehingga diharapkan

dapat memperkecil kerugian materi dan korban jiwa yang timbul jika terjadi

gempabumi.

2. METODE

Data sekunder adalah data yang dipilih untuk melakukan analisis dengan

metode scoring dan overlay sesuai dengan parameter yang telah ditentukan yang

mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2007 untuk

mengetahui kerawanan dan Perka Badan Penanggulangan Bencana Nomor 2

Tahun 2012 untuk mengetahui kerentanan suatu wilayah terhadap gempabumi

Data pada penilitian ini dianalisis dengan teknik pengolahan data dengan

mengscoring seriap paramaeter kerawanan (PGA, Litologi, Jarak Terhadap

Patahan, dan Kemiringan Lereng) dan mengscoring setiap parameter kerentanan

sosial dan ekonomi (Kepadatan Penduduk, Penyandan disabilitas, Jumlah

Penduduk Wanita, Ratio Ketergantungan dan Jumlah Penduduk Miskin),

kemudian meng overlay ke-2 parameter tersebeut sehingga akan menghasilkan

daerah kerentanan terhadap gempabumi di Kabupaten Sukabumi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Wilayah Rawan Gempabumi

Wilayah rawan gempabumi dipengaruhi oleh sebaran nilai peak ground

acceleration (PGA), struktur geologi, litologi, dan lereng. Dalam penentuan

wilayah kerawanan, melakukan scoring setiap variabel (PGA, Struktur geologi,

Litologi dan Lereng) sesuai pedoman yang diacu yaitu Kementrian Pekerjaan

Pekerjaan Umum (2007) kemudian dilkukan overlay dari keempat variabel

Page 12: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

8

tersebut, hasil dari pengolahan data tersebeut menghasilkan output peta

kerawanan gempabumi di Kabupaten Sukabumi dengan unit alisis perkecamatan

bisa dilihat di gambar 3. Dalam penentuan wilayah kerawanan, Kabupaten

Sukabumi dibagi menjadi tiga kelas yaitu kerawanan rendah, kerawanan sedang,

dan kerawanan tinggi. Dalam penentuan kerawanan gempabumi di Kabupaten

Sukabumi, didapatkan bahwa Kabupaten Sukabumi memiliki rawan gempa bumi

sedang yang lebih dominan, dengan luas mencapai 1.860.419 Km². Pada wilayah

rawan gempabumi sedang, mayoritas sebaran wilayahnya terletak pada bagian

tengah dan tenggara Kabupaten Sukabumi, Mayoritas wilayah rawan gempa bumi

sedang memiliki nilai peak ground acceleration 127 – 144 gal dan memiliki jarak

pada patahan 10 km.

Wilayah rawan gempabumi rendah terletak pada bagian barat laut, barat

daya, timur laut dan sebagian ditengah Kabupaten Sukabumi yang meliputi

Kecamatan Kabandungan, Cisolok, Cikakak, Cikidang, Ciracap, Sukaraja,

Nyalindung, Jampangtengah, Purbaya, Sagaranten dan Kecamatan Kalibunder,

Pada wilayah rawan gempa bumi rendah mayoritas memiliki nilai peak ground

accleration yang rendah dan memiliki jarak lebih dari 10 km dengan patahan.

Wilayah dengan jarak 1 km dari patahan dan memiliki nilai peak ground

acceleration 145 – 163 gal terletak pada bagian utara dan selatan Kabupaten

Sukabumi yaitu meliputi Kecamatan, Plabuhanratu, Surade, Cikembar,

Cicantayan, Gunungguruh, Caringin, Cisaat, Cibadak, Parungkuda,

Bojonggenteng, Parakansalak, Cidahu, Cicurug, Nagrak, Sukabumi dan

Kecamatan Kebonpedes. 16 Kecamatan tersebut termasuk dalam wilayah rawan

gempabumi tinggi.

Kerawanan gempa bumi di Kabupaten Sukabumi memiliki persebaran

yang acak, hal ini disebabkan karena komlpleksnya formasi batuan yang ada,

tersebarnya struktur geologi, beragamnya tingkat kemiringan lereng dan nilai

PGA yang bergam. Tingkat kerawan sedang di Kabupaten Sukabumi memliki

jumlah yang cukup banyak yaitu berjumlah 21 Kecamatan.

Page 13: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

9

Gambar 3 Peta Kerawanan Gempabumi Kabupaten Sukabumi

Page 14: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

10

3.2 Kerentanan Sosial dan Ekonomi

Pada kerentanan sosial dan ekonomi Kabupaten Sukabumi, terdapat 3

kelas kerentanan yaitu rentan rendah, rentan sedang, dan rentan tinggi. Kecamatan

yang memiliki tingkat kerentanan sosial dan ekonomi rendah mayoritas menyebar

di bagian selatan Kabupaten Sukabumi, meliputi Kecamatan Simpenan, Ciracap,

Ciemas, Lengkong, Waluran, Cibitung, Tegalbuled, Kalibunder, Jampangtengah,

Pabuaran, Cidolog, Cidadap, Sagranten, Purbaya, Nyalindung, dan Kecamatan

curugkembar, dan sebagain kecamatan yang memiliki tingkat kerentanan sosial

dan ekonomi rendah berada di utara kabupaten Sukabumi yaitu di Kecamatan

Cisolok, Cikakak, Cikidang, Kabandungan, Sukaraja dan Kecamatan Kadudampit.

Dilihat dari gambar 4 Ada sepuluh Kecamatan yang memiliki tingkat

kerentanan sosial dan ekonmi sedang yaitu Kecamatan Surade, Jampangkulon,

Cimanggu, Bantargadung, Warungkiara, Kalapanunggal, Ciambar, Sukalarang,

Cireunghas dan Kecamatan Gegerbitung, tingkat kerentanan sosial ekonomi

sedang ini menyebar atau tidak berfokus disatu kawasan, ini terjadi karena aspek

sosial dan ekonomi ini bersifat dinamis. Dan untuk kerentanan sosial dan ekonomi

tinggi yaitu di Kecamatan Plabuhanratu, Cibadak, Cikembar, Cicantayan,

gunungguruh, Cisaat, Caringin, Nagrak, Parungkuda, Bojonggenteng,

Parakansalak, Cidahu, Cicurug, Nagrak, Sukabumi dan Kecamatan Kebonpedes.

Dasar dari kerentanan tinggi ini karena jumlah penduduk banyak, sehingga aspek

sosial dan ekonmi pun akan tinggi juga jumlahnya, seperti di Kecamatan

Plabuhanratu, sebagai Ibu kota kabupaten Sukabumi sekaligus terletak dengan

pantai sehingga penduduk tinggi, dan aspek sosial dan ekonomi akan tinggi juga,

sehingga kerentananya pun paling tinggi.

Page 15: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

11

Gambar 4 Peta Kerentanan Sosial Ekonomi Kabupaten Sukabumi

Page 16: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

12

3.3 Kerentanan Wilayah Terhadap Gempabumi di Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan wilayah rawan gempa bumi, kerentanan sosial, dan

kerentanan ekonomi, Pada gambar 5 menjelaskan tentang sebaran wilayah rentan

terhadap gempa bumi menggunakan unit analisis kecamatan. Kabupaten

Sukabumi terbagi menjadi tiga kelas yaitu kerentanan rendah, kerentanan sedang,

dan kerentanan tinggi. Kerentanan dengan luas terbesar merupakan kerentanan

sedang.. kerentan sedang dominan dibagian barat, dan selatan Kabupaten

Sukabumi. Ada 24 Kecamatan yang memiliki kerentanan sedang yaitu Kecamatan

Cisolok, Cikidang, Cidahu, Cicurug, Parungkuda, Nagrak, Cibadak, Cisaat,

Cicantayan, Bantargadung, Warungkiara, Cikembar, Nyalindung, Gegerbitung,

Cireunghas, Jampangtengah, Purbaya, Pabuaran, Sagaranten, Curugkembar,

Cibitung, Jampangkulon, Ciracap dan Kecamatan Ciemas. Kerentanan wilayah

sedang mayoritas dikarenakan wilayah tersebut memiliki tingkat kerawanan

sedang dan kerentanan sosial, dan ekonomi sedang atau tingkat kerawanan tinggi

dan kerentanan sosial, dan ekonomi rendah atau tingkat kerawanan rendah dan

kerentanan sosial, dan ekonomi tinggi.

Kerentanan wilayah terhadap gempabumi rendah dikarenakan tingkat

kerawanan rendah dan kerentanan sosial, dan ekonomi rendah. Ada 20

Kecamatan yang memiliki tingkat kerentanan, dibagian tengah Kabupaten

Sukabumi meliputi Kecamatan Lengkong, Cimanggu, Kalibunder, Waluran, dan

Kecamatan Simpenan, disebelah Utara Kabupaten Sukabami Kecamatan yang

memiliki kerentanan rendah yaitu Kecamatan Cikakak, Kabandungan,

Kalapanunggal, Bojonggenteng, Parakansalak, Ciambar, Caringin, Kadudampit,

Gunungguruh, Kebonpedes, Sukalarang dan Kecamatan Sukabumi, kerentanan

sedang di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi meliputi Kedcamatan Tegalbuled,

Cidolog dan Kecamatan Cidadap.

Terdapat 3 Kecamatan Dikabupaten Sukabumi yang rentan tinggi terhadap

gempabumi yaitu Kecamatan Plabuhanratu, Surade, dan Kecamatan Sukaraja,

kerentanan dengan klasifikasi tinggi terhadap gempabumi seluas 266.56 km2.

Page 17: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

13

Kerentanan tinggi terjadi dikarenakan Kecamatan tersebut memiliki tingkat

kerawanan yang tinggi dan tingkat kerentanan sosial, dan ekonomi, yang tinggi.

Gambar 5 Peta Kerentanan Wilayah Terhadap Gempabumi Kabupaten Sukabumi

Page 18: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

14

4. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

- Dalam penentuan wilayah kerawanan, Kabupaten Sukabumi

dibagi menjadi tiga kelas yaitu kerawanan rendah, kerawanan

sedang, dan kerawanan tinggi. Dalam penentuan kerawanan

gempabumi di Kabupaten Sukabumi, didapatkan bahwa

Kabupaten Sukabumi memiliki rawan gempa bumi sedang yang

lebih dominan.

- Keretananan wilayah terhadap gempa bumi di Kabupaten Sukabumi

terdiri dari 3 kelas, yaitu kerentanan rendah, kerentanan sedang, dan

kerentanan tinggi. Kerentanan wilayah dengan luas atau jumlah

terbesar di Kabupaten Sukabumi yaitu kerentenan sedang. Tingkat

kerentanan paling tinggi terhadap gempabumi terdapat di

Kecamatan Plabuhanratu.

4.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Masyarakat Kabupaten Sukabumi

-Untuk masyarakat Kabupaten Sukabumi harus paham dan sadar

bahwa Kabupaten Sukabumi terletak diwilayah yang rentan

terhadap gempabumi sehingga harus mengetahui dan paham apa

yang dilakukan jika terjadi gempabumi.

2. Instansi terkait baik tingkat daerah maupun tingkat nasional

Page 19: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

15

-Untuk Instansi terkait baik tingkat daerah di Kabupaten Sukabumi

maupun tingkat nasional harus benar-benar memperhatikan dengan

sangat bahwa Kabupaten Sukabumi rentan terhadap gempabumi,

sehingga harus ada upaya dalam pengurangan resiko terhadap

gempabumi, baik dari sosialisasi terhadap masyarakat, dan

peraturan dalam mendirikan suatu bangunan dan bahan atau desain

kontruksi bangunan didaerah yang rentan terhadap gempabumi.

3. Peneliti selanjutnya

-Untuk peneleti selanjutnya, karena dalam penelitian ini hanya

membahas tingkat kerawanannya saja tidak menyinggung mitigasi

yang harus direncanakan atau dipersiapkan, jadi alangkah baiknya

untuk peneliti selanjutnya mengangkat dari sisi mitigasinya.

DAFTAR FUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2012). Pedoman Umum Pengajian

Risiko Bencana Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No.

02 Tahun 2012. Jakarta

BMKG/Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2018). Katalog Gempa

Bumi Signifikan dan Merusak Tahun 1821 – 2018. Pusat Gempabumi dan

Tsunami Kedeputian bidang Geofisika.

BPS Jawa Barat 2019/BPS Kabupaten Sukabumi 2020

Charis, C. Tedjo, P. Martono, B. (2012). Analisis Dampak Kepadatan Penduduk

Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah.

UNTAG Semarang.

Departemen Pekerjaan Umum. (2009). Kamus Penataan Ruang. Jakarta:

Departemen Pekerjaan Umum

Douglas, J (2003). "Earthquake ground motion estimation using strong-motion

records: a review of equations for the estimation of peak ground accelerasion and

response spectral ordinates" (PDF). Earth-Science Reviews. 61 (1–2): 43–104 Erizal. (2011). Stabilitas Lereng. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut

Pertanian Bogor

Hapsoro, A. W. Buchori, I. (2015). Kajian Kerentanan Sosial Dan Ekonomi

Terhadap Bencana Banjir (Studi Kasus: Wilayah Pesisir Kota Pekalongan). Jurnal

Teknik PWK. Vol. 4. No. 4.

Page 20: ANALISIS SPASIAL KERENTANAN WILAYAH TERHADAP …

16

Hastuti. (2016). Peran Perempuan Dalam Menghadapi Bencana di Indonesia.

Jurnal Geomedia, Vol. 14, No. 2. https://ilmugeografi.com/fenomena /proses-terjadinya-gempa-bumi

https://www.slideshare.net/100410/seismologi-dan-gempa-bumi

Noor, D. 2005.Geologi Lingkungan. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Nurwati, N. (2008). Kemiskinan : Model Pengukuran , Permasalahan dan

Alternatif Kebijakan. Jurnal Kependudukan Padjadjaran Vol. 10, 1–11.

Ramadhanti, T. (2010). Kerentanan Wilayah Terhadap Gempa Bumi di

Tasikmalaya.Skripsi Depok: Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia

Supartoyo, dan Surono. 2008. Katalog Gempa Bumi Merusak di Indonesia tahun

1629-2007. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.159 hal.