ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM...

123
ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM CAHAYA DARI TIMUR: BETA MALUKU KARYA ANGGA DWIMAS SASONGKO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos ) Oleh: TRI SAPUTRA SM NIM: 1110051000044 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 / 1438 H

Transcript of ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM...

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM

FILM CAHAYA DARI TIMUR: BETA MALUKU

KARYA ANGGA DWIMAS SASONGKO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos )

Oleh:

TRI SAPUTRA SM

NIM: 1110051000044

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 / 1438 H

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme
Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme
Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Jakarta, 16 juni 2017 Tri Saputra SM

Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

i

ABSTRAK Analisis Semiotika Makna Nasionalisme Dalam Film Cahaya Dari Timur:

Beta Maluku Karya Angga Dwimas Sasongko

Oleh: Tri Saputra SM

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku merupakan film yang bertemakan

tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

dan persatuan. Film ini merupakan kisah nyata tentang perjuangan Sani

Tawainella melatih sepakbola anak-anak Desa Tulehu di tengah konflik antar

agama hingga menjadi Juara Nasional U-15. Di satu sisi film ini banyak

mengajarkan tentang nasionalisme antar umat beragama. Namun, di sisi lain

film ini menggambarkan bagaimana kacaunya situasi di Ambon saat konflik

berkecamuk di sana.

Berdasarkan konteks di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menemukan makna nasionalisme yang terdapat dalam film Cahaya Dari Timur:

Beta Maluku.

Untuk itu, peneliti menggunakan teori semiotik, dalam penelitian ini dengan

model Roland Barthes. Barthes mengembangkan semiotik menjadi dua tingkatan

pertandaan, yaitu denotasi dan konotasi yang menghasilkan makna eksplisit untuk

memahami makna yang terkandung dalam film ini. Dalam kerangka Barthes,

konotasi identik dengan operasi ideologi, yang di sebutnya sebagai „mitos‟ dan

berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai

dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.

Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif yaitu

bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-

fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Sedangkan metode yang

digunakan adalah observasi nonpartisipan yaitu metode dimana periset mengamati

langsung objek yang di teliti dan tidak memposisikan dirinya sebagai anggota

kelompok yang di teliti mengamati langsung film yang di teliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, makna utama nasionalisme pada film

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ini disampaikan dengan mensiratkan beberapa

simbol. Sikap rela berkorban, ingin melindungi, faham kebangsaan, identitas

kebangsaan, rasa persatuan dan kesatuan, serta jiwa patriotism muncul dengan

kuat membangun cita-cita bangsa dengan keragaman agama, ras, dan karakter

budaya yang menunjukkan sikap serta sifat nasionalisme dan persatuan

kebangsaan di tengah perbedaan yang sedang berkecamuk konflik.

Kata kunci : Teori Semiotika Roland Barthes dan Makna Nasionalisme

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamualikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan rahmat, serta atas segala

kemurahan, cinta dan kasih sayangNya skripsi ini yang berjudul “Analisis

Semiotika Makna Nasionalisme Dalam Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Karya Angga Dwimas Sasongko” dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini telah

mendapat bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis

dapat menyelesaikan dengan baik. Untuk itu dengan kerendahan hati,

perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, beserta Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

iii

2. Drs. Masran, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

serta Ibu Fita Faturokhmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

3. Bintan Humeira, M.Si, selaku Dosen pembimbing yang sangat membantu

dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu, dan kasih sayang

serta perhatian yang secara tulus dan ikhlas kepada penulis.

4. Drs. H. S. Hamdani, MA selaku Penasihat Akademik Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Jurusan KPI B 2010. Terima kasih telah mengajar dan

membagikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

5. Terima kasih kepada Perpustakaan utama dan Perpustakaan fakultas UIN

Syarif HidayatullahJakarta yang telah membagikan berbagai informasi dan

sumber sehingga skripsi ini rampung .

6. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya, kakak, teman-

teman kampus yang telah mendukung dan membantu saya dan memberikan

support yang tidak ada habis-habisnya.

7. Sutradara dan Penulis Skenario film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Angga

Dwimas Sasongko dan Visinema Pictures yang telah mengizinkan film

karyanya untuk diteliti penulis, serta banyak membantu penulis dalam

mengumpulkan data-data penting yang dibutuhkan dalam skripsi ini.

Terimakasih banyak atas ilmu dan masukan yang sangat bermanfaat seputar

perfilman kepada penulis.

8. Sahabat KPI B 2010 yang selalu kompak, selalu menyemangati dan banyak

membantu penulis semasa perkuliahan.

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

iv

9. Shofa Mayonia Jeric, S.Kom.I, dan Urnia Yumalita, S.Sos, yang sedikit

banyak memberikan keceriaan dan masukannya di sela-sela waktu yang

lenggang.

10. MATA Entertainment atas partisipasi waktu yang mengajari tentang sebuah

pengalaman.

11. Teman-teman Klise Fotografi, terutama Angkatan pertama yang telah

memberikan semangat juga berbagi ilmu, dan support nya.

12. Kawan-kawan KKN AKSARA Desa Cisarua, Kecamatan Sukajaya,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Atas pembelajaran dan

kebersamaannya.

13. Aggota DPR dan DPP yang berkontribusi dan membantu melihat sesuatu dari

berbagai sisi melalui sudut pandangnya menjadikan segala sesuatunya lancar

dan terorganisir.

14. Warbel Famiglia atas masukan kebersamaan dalam membangun semangat

15. Arul, Dwi, Fajrin, Dinda, Icha, Ismi, Iting, Ndo, Opy, Teta, Ule. Selaku

Penggagas hiburan Epic Team yang selama ini masih saling memberikan

warna dalam keunikannya masing masing.

16. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi

dalam penyelesaian tugas skripsi saya ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat kepada semua pihak.

Jakarta, 16 Juni 2017

Tri Saputra SM

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar belakang masalah .......................................................... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ........................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 4

1. Tujuan penilitian ............................................................... 4

2. Manfaat Penelitian ............................................................. 4

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 4

1. Metode Penelitian ............................................................. 4

2. Jenis Data ......................................................................... 5

3. Subjek dan Objek Penelitian ............................................ 5

4. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 5

5. Teknik Analisis Data ........................................................ 7

6. Pedoman Penelitian ........................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8

F. Sistematika Penelitian ........................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 11

A. Tinjauan Teoritis Semiotik ..................................................... 11

1. Konsep Semiotik ............................................................... 11

2. Konsep Semiotik Roland Barthes ..................................... 14

B. Tinjauan Teoritis Tentang Film ............................................ 20

1. Pengertian Film ................................................................. 20

2. Sejarah Perkembangan Film Dunia ................................... 24

3. Sejarah Perkembangan Film Indonesia ............................ 26

4. Jenis dan kualifikasi film .................................................. 28

a. Jenis Film ...................................................................... 28

b. Klasifikasi Film ........................................................... 29

5. Unsur-unsur Pembentuk Film ........................................... 30

6. Struktur Film .................................................................... 32

C. Film Suatu Medium Ekspresi dan Komunikasi ..................... 34

D. Nasionalisme .......................................................................... 37

1. Pengertian Nasionalisme ................................................... 37

2. Nasionalisme di Indonesia ................................................ 41

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

vi

BAB III GAMBARAN UMUM FILM CAHAYA DARI TIMUR:

BETA MALUKU ......................................................................... 45

A. Latar Belakang Pembuatan Film Cahaya Dari Timur: Beta

Maluku ................................................................................... 45

B. Profil Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ....................... 46

1. Profil Visinema Pictures .................................................... 46

2. Profil Sutradara: Angga Dwimas Sasongko ...................... 47

3. Pemeran dan Kru Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku 48

4. Prestasi Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ............... 53

C. Sinopsis Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ................... 54

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ........................................... 57

Analisis dan Temuan Data Film Cahaya dari Timur : Beta Maluku .......... 57

1. Scene 03............................................................................. 58

2. Scene 05 ............................................................................ 63

3. Scene 18 ............................................................................ 68

4. Scene 20 ............................................................................ 73

5. Scene 108........................................................................... 78

6. Scene 109........................................................................... 81

7. Interpretasi Gambar Scene 03, 05, 18, 20, 108, 109 ......... 85

BAB V PENUTUP .................................................................................... 93

A. Kesimpulan.............................................................................. 93

B. Saran ........................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95

LAMPIRAN .................................................................................................... 98

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peta Tanda Roland Barthes ........................................................... 7

Tabel 3.1 Pemeran Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ......................... 48

Tabel 3.2 Kru Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ................................. 49

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Screenshot Scene 03 ................................................................. 58

Gambar 4.2 Screenshot Scene 05 ................................................................. 63

Gambar 4.3 Screenshot Scene 18 ................................................................. 68

Gambar 4.4 Screenshot Scene 20 ................................................................. 73

Gambar 4.5 Screenshot Scene 108 ............................................................... 78

Gambar 4.6 Screenshot Scene 109 ............................................................... 81

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi ............................. 99

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Skripsi ..................................................... 100

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Riset / Wawancara ..... 102

Lampiran 4 Hasil Wawancara ...................................................................... 103

Lampiran 5 Naskah Wawancara .................................................................. 107

Lampiran 6 Dokumentasi ............................................................................. 108

Lampiran 7 Poster Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ......................... 109

Lampiran 8 foto siding ................................................................................. 110

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kehadiran media massa di kehidupan sehari hari telah menjadi proses

komunikasi massa yang sangat membantu manusia berkembang dengan pesat saat

ini. Pada dasarnya manusia sangat membutuhkan komunikasi untuk mendapatkan

informasi dan menerima sebuah pesan, media massa dan segala kemajuan

teknologi komunikasi yang lainnya sudah bertransformasi sebagai alat komunikasi

massa yang efektif.

Saluran dalam komunikasi massa adalah televisi, radio, surat kabar, buku,

film dan sebagainya. Ini adalah faktor penentu manusia sebagai ajang atau wadah

untuk mendapatkan sebuah informasi dengan mudah. Film termasuk dalam

komunikasi massa karena film adalah teknik audio visual yang sangat efektif

dalam mempengaruhi penonton-penontonnya. Menjadi sebuah karya estetika

sekaligus sebagai alat informasi yang bisa menjadi alat penghibur, alat

propaganda, alat politik, juga alat pemersatu.

Film di keseharian sekarang ini telah menjadi cerminan realitas simbolik

dalam sebuah layar yang kadang kadang ceritanya bisa juga hadir dalam realitas

kehidupan sehari hari, didalamnya dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di

sisi lain dapat pula berperan sebagai penyebarluasan nilai nilai budaya baru dan

mengenali budaya tersebut.

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

2

Sebuah film adalah sebagai karya seni lahir dari proses kreatifitas yang

menuntut kebebasan berkreativitas merupakan hasil karya yang sangat unik dan

menarik, karena menuangkan gagasan dalam bentuk gambar hidup, dan disajikan

sebagai hiburan yang layak dinikmati oleh masyarakat. Tetapi dalam pembuatan

film penting memiliki daya tarik tersendiri, sehingga pesan moral yang akan

disampaikan bisa ditangkap oleh penonton. Pada dasarnya film memang mudah

dipengaruhi oleh tujuan manipulatif, karena film memerlukan penanganan yang

lebih sungguh-sungguh dan konstruksi yang lebih artifisial (melalui manipulasi)

daripada media lain yang dituangkan dari sebuah alur cerita.

Proses pemikiran dalam konstruksi pembuatan film diperlukan tekhnik

pemikiran berupa ide, gagasan, dan cerita yang akan di garap karena pada

hakikatnya media film telah mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan

bertingkah laku manusia itu sendiri. Pencarian sebuah ide atau gagasan ini dapat

berasal dari mana saja, seperti novel, cerpen, puisi, dongeng, bahkan dari sejarah

ataupun cerita nyata.

Sejumlah pakar komunikasi beranggapan bahwa abad ini merupakan abadnya

komunikasi massa. Komunikasi telah sampai pada suatu tingkatan dimana orang

mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak, film merupakan sesuatu

yang unik dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak

secara bebas dan tetap, penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual

dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai

subyek yang tidak terbatas ragamnya.1 Berkat unsur inilah, film merupakan salah

satu bentuk seni alternatif yang banyak diminati masyarakat, karena dapat

1 Joseph M Boggs The Art of Watching Film, (Terj) A srul Sani (Jakarta: Yayasan Citra Pusat

perfilman Haji Usmar Ismail, 1986), h. 5.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

3

mengamati secara seksama apa yang memungkinkan di tawarkan sebuah film

melalui peristiwa yang ada di balik ceritanya.2

Untuk sebuah karya filmnya kali ini, Angga sutradara “Cahaya dari Timur

(Beta Maluku)” memberikan sebuah judul satu titik simbol yang menandakan

semangat nasionalisme yang tinggi berasal dari maluku yaitu “Cahaya dari Timur

(Beta Maluku)”ini meninggalkan kesan yang meluas dalam menyimpulkan, yang

berkesan positif dari keseluruhan cerita dalam apa yang ingin di sampaikan.

Berawal dari timbulnya rasa bahwa telah terjadi degradasi atau pengikisan jiwa

yang berakibat mulai lunturnya semangat jiwa nasionalisme di antara sesama

bangsa Indonesia, maka dari situlah kisah ini berawal.

Berangkat dari latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian lebih

mendalam kepada aspek cerita film ini, bertujuan untuk menemukan semangat

nasionalisme yang terdapat dalam film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku. Judul

yang diambil dalam penelitian adalah: “Analisis Semiotik Makna Nasionalisme

Dalam Film ‘Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)’ Karya Angga Dwimas

Sasongko”.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Untuk membatasi semakin melebar dan luas nya maka pembatasan penelitian

ini berfokus pada pesan tanda atau simbol yang mengandung makna nasionalisme

yang ada pada film “Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)”. Menggunakan analisis

semiotik model Roland Barthes dengan membatasi pada makna denotasi,

2 Joseph M Boggs, The Art Of Watching Film, h. 7

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

4

konotasi, dan mitos, pesannya keberagaman melalui media film. Penelitian ini

tidak menyebar angket kepada yang pernah menyaksikan film.

Sedangkan perumusan masalah yang di angkat “Bagaimana makna denotasi,

konotasi dan mitos nasionalisme dalam film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penilitian

Berdasarkan pemikiran dan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan

untuk menumbuhkan semangat nasionalisme yang digali berdasarkan makna

nasionalisme dalam film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku).

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat akademis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan kajian komunikasi dakwah melalui film, serta

memberikan perspektif semiotik baru dalam sebuah film.

b. Manfaat praktis

Semoga dapat menjadi informasi bagi ilmuwan dan praktisi

komunikasi dan dakwah serupa di masa mendatang dalam melakukan

telaah film terutama dilihat dari analisis semiotik.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif yaitu

bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

5

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu3. Sedangkan metode

yang digunakan adalah observasi nonpartisipan yaitu metode dimana periset

mengamati langsung objek yang di teliti dan tidak memposisikan dirinya

sebagai anggota kelompok yang di teliti.4

2. Jenis Data

a. Data Primer

Yaitu data yang di peroleh berupa dokumen elektronik, yaitu berupa

DVD Film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku).

b. Data Sekunder

Yaitu data yang di peroleh melalui sumber-sumber lain seperti buku,

film, media internet, dan terbitan lain yang ada relevansinya dengan

masalah penelitian.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Angga Dwimas Sasongko yang berperan

sebagai sutradara dari film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku) dan Objek

penelitian ini adalah film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku) yang berkaitan

dengan rumusan masalah penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan

metode sebagai berikut:

a. Observasi atau pengamatan yaitu metode pertama yang digunakan dalam

penelitian ini dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dalam

3 Rachmat Kriyanto, Tekhnik Praktis Riset: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public

Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2010),

h. 69. 4 Rachmat Kriyanto, Tekhnik Praktis Riset: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public

Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, h. 64.

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

6

fenomena-fenomena yang diselidiki. Disini peneliti membaca dan

memahami isi pesan dan makna dari tanda atau simbol yang ada pada

film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku) ini. Setelah itu peneliti mengutip

kemudian membaca dan memahami isi pesan dan makna dari tanda atau

simbol yang ada pada film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku) ini. Setelah

itu peneliti mengutip kemudian mencatat dialog ataupun paragraf yang

mengandung pesan pada film ini untuk dijadikan codingsheet, yakni

rangkaian pencatatan lambang atau pesan secara sistematika untuk

kemudian diberi interpretasi.5

b. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal ata variabel yang

berupa catatan, buku-buku yang menunjang penelitian skripsi ini, internet

dan lain sebagainya.

c. Wawancara adalah percakapan antara periset atau seorang yang berharap

mendapatkan informasi yang akurat yaitu orang yang diasumsikan

mempunyai informasi penting tentang suatu objek.

Adapun narasumber yang diwawancarai adalah sutradara Film “Cahaya

Dari Timur (Beta Maluku)” yaitu Angga Dwimas Sasongko. Wawancara

dalam penelitian kualitatif yang disebut wawancara mendalam (depth

interview) atau wawancara secara intensif (intensive interview) dan

kebanyakan tidak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif

yang mendalam.6

5 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press: 2006), h.23.

6 Rachmat Kriyanto, Tekhnik Praktis Riset: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public

Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, h. 96.

Page 20: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

7

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

semiotik dengan model Roland Barthes. Menurut Roland Barthes peta

bagaimana tanda bekerja sebagai berikut:7

1. Signifer (penanda) 2. Signified (petanda)

Tabel 1.1

Peta Tanda Roland Barthes

Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif

adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan

unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah konotasi

seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.

Jadi, dalam konsep barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki

makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang

melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang

sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada

penandaan dalam tataran denotatif.

7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),h. 69.

3. denotative signifier (tanda denotatif)

4. Connotative

Signifier (penanda

konotatif)

5. Connotative

Signified (Petanda

Konotatif)

6. Connotative Sign (Tanda konotatif)

Page 21: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

8

6. Pedoman Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti berpedoman pada buku “Pedoman

Penelitian Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh

CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti sudah mengadakan tinjauan

pustaka baik pustaka primer maupun penelitian-penelitian terdahulu. Adapun

pustaka primer yang peneliti gunakan yaitu Semiotika Komunikasi Cetakan

keempat, Drs. Alex Sobur, M.Si, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Sedangkan tinjauan tentang penelitian-penelitian terdahulu ternyata peneliti

belum menemukan skripsi mahasiwa/i yang meneliti tentang judul ini. Hanya saja

ada beberapa skripsi mahasiwa/i yang hampir serupa, diantaranya yaitu:

1. “Semiotika Kepimimpinan Sallahuddin Al Ayyubi dalam Film Kingdom of

Heaven” yang di tulis oleh Muhammad Zidni Rizky dengan NIM :

109051000140 mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Universitas Syarif Hidayatulah Jakarta.

2. “Analisis Semiotik Film In The Name Of God”, yang di tulis oleh Hanni

Taqiyya dengan NIM : 107051002739 mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi lulusan tahun 2011 Universitas

Syarif Hidayatulah Jakarta.

3. “Semiotika Makna Arti Kasih Ibu Dalam Film Semesta Mendukung”, oleh

Ania Febriani Fasya, Tahun 2013, NIM :: 10805100014 jurusan Ilmu

Page 22: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

9

Komunikasi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Syarif

Hidayatulah Jakarta.

Ketiga skripsi di atas memiliki objek yang sama yakni film. Dan ada

beberapa yang menggunakan teknik analisis model Roland Barthes. Akan tetapi,

tidak ada satupun yang menganalisa film dengan judul Analisis Semiotik Makna

Nasionalisme Dalam Film „Cahaya Dari Timur(Beta Maluku)‟ Karya Angga

Dwimas Sasongko. Peneliti memilih film ini menarik diteliti karena relevansi nya

terhadap nasionalisme dan harapan peneliti untuk menambah referensi penelitian

sebuah makna yang terkandung dalam sebuah film.

F. Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan ini menguraikan secara singkat mengenai alasan

pemilihan judul, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metodologi penilitian, tinjauan pustaka,

kerangka teori, sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan tentang tinjauan umum tentang semiotika, yang

berisi seputar pengertian semiotika, semiotika komunikasi dan konsep

semiotika Roland Barthes, makna toleransi agama dalam pandangan

Islam yang meliputi pengertian toleransi beragama, landasan dan

keutamaan toleransi agama, tinjauan umum tentang film yang meliputi

pengertian, sejarah dan perkembangan, unsur-unsur, jenis-jenis, struktur

film. Serta sinematografi

Page 23: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

10

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM CAHAYA DARI TIMUR

(BETA MALUKU)

Pada bab ini berisikan sekilas tentang film Cahaya Dari Timur (Beta

Maluku), sinopsis film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku), profil

sutradara film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku) dan karakteristik

tokoh utama dalam film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku).

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini menjelaskan tentang makna denotasi, konotasi dan mitos

Nasionalisme dalam film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku).

BAB V PENUTUP

Dalam bab akhir ini, peneliti memberikan kesimpulan terhadap apa

yang telah di teliti oleh peneliti dalam karya ini, serta memberikan

saran-saran yang dapat mendukung perbaikan penelitian selanjutnya.

Page 24: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritis Semiotik

1. Konsep Semiotik

Istilah semeototics (dilafalkan demikian) diperkenalkan oleh Hippocrates

(460-337 SM), penemu ilmu medis barat, seperti ilmu gejala-gejala. Gejala,

menurut Hippocrates, merupakan semeion, bahasa Yunani penunjuk (mark)

atau tanda (sign) fisik.1

Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami

dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan

“tanda”. Dengan demikian, semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan

suatu tanda.2

Didalam bukunya, Alex Sobur menjelaskan tentang semiotika.

“Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha

mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama

manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya

hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-

hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat

dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).

Memaknai berarti objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam

hal mana objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi

sistem terstruktur dari tanda.3

1 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogykarta: Jalasutra, 2010) h. 7.

2 Alex Sobur, Analisis teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2006), cet.. 6, h.87 3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

12

Secara sederhana semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda, semiotika

mempelajari sitem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang

memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.4

Studi sistematis tentang tanda–tanda dikenal sebagai semiologi. Arti

harfiahnya adalah “kata-kata mengenai tanda-tanda”. Kata semi dalam

semiologi berasal dari semion (bahasa latin), yang artinya „tanda‟. Semiologi

telah dikembangkan untuk menganalisis tanda-tanda.5

Menurut Ferdinand de Saussure di dalam bukunya Course in General

Linguistik. Bahasa adalah suatu sistem tanda yang mengekspresikan ide-ide

(gagasan-gagasan) dan karena itu dapat dibandingkan dengan sistem tulisan,

huruf-huruf untuk orang bisu-tuli, simbol-simbol keagamaan, aturan-aturan

sopan santun, tanda-tanda kemiliteran, dan sebagainya.

Semua itu merupakan hal yang sangat penting dari keseluruhan sitem

tersebut. Semua ilmu yang mempelajari tanda-tanda kehidupan dalam

masyarakat bersifat dapat dipahami.6 Hal itu merupakan bagian dari psikologi

sosial atau berkaitan dengan psikologi umum. Saussure menyebutnya sebagai

semiologi (dari bahasa Latin semion: tanda). Semiologi akan menjelaskan

unsur yang menyusun suatu tanda dan bagaimana hukum-hukum itu

mengaturnya

Untuk menyederhanakannya kemudian Umberto Eco dalam bukunya A

Theory of Semiotics menjelaskan dan mempertimbangkan, bahwa semiotika

4 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Grop, 2006), ed. 1, h.261 5 Ferdinand de Saussure dikutip oleh Arthut Asa Berger dalam buku Pengantar Semiotika:

Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), cet.1, h. 4 6 Ferdinand de Saussure dikutip oleh Athut Asa Berger dalam buku Pengantar Semiotika:

Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer , cet. 1, h. 5

Page 26: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

13

berkaitan dengan segala hal yang dapat dimaknai tanda-tanda. Suatu tanda

adalah segala sesuatu yang dapat dilekati (dimaknai) sebagai pengganti yang

signifikan untuk sesuatu lainnya. Segala sesuatu ini tidak terlalu

mengharuskan perihal adanya atau mengaktualisasikan perihal dimana dan

kapan suatu tanda memaknainya.

Jadi semiotika ada dalam semua kerangka (prinsip), semua disiplin studi,

termasuk dapat pula digunakan untuk menipu apabila segala sesuatu tidak

dapat dipakai untuk menceritakan (mengatakan) segala sesuatu (semuanya).7

Umberto Eco menyebut tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda

ada sesuatu yang tersembunyi dibaliknya dan bukan merupakan tanda itu

sendiri. Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang realitas,

dikonstruksi oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam

konteks sosial.8

Semiotika seperti yang kita kenal dapat dikatakan baru karena

berkembang sejak awal 20. Memang pada awal abad 18 dan ke-19 banyak ahli

teks (khususnya Jerman) berusaha mengurai berbagai masalah yang berkaitan

dengan tanda, namun mereka tidak menggunakan pengertian semiotis.9

Semiotika oleh Ferdinand de Saussure di dalam Course in General

Linguistik. Sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagian bagian tanda

dari kehidupan sosial10

. Sedangkan semiotika menurut Roland Barthes adalah

7 Ferdinand de Saussure dikutip oleh Athut Asa Berger dalam buku Pengantar Semiotika:

Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer , cet. 1, h. 6 8 Alex Sobur, Analisis teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2006), cet.. 6, h.87 9 Tommy Cristomy, Semiotika Budaya, (Depok: Universitas Indonesia, 2004), cet. 1, h. 81

10 Ferdinand de Saussure dikutip oleh Yaraf Amir Pailiang dalam buku Hipersemiotik: Tafsir

Cultural Studies Atas Matinya Makna, (yogyakarta; Jalasutra, 2003) h. 256

Page 27: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

14

ilmu mengenai bentuk (form). Studi ini mengkaji signifikasi yang terpisah dari

sisinya (content). Semiotika tidak hanya meneliti mengenai signifier dan

signified, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka. Tanda yang

berhubungan secara keseluruhan.11

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de

Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Pierce (1839-1914). Kedua tokoh

tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal

satu sama lain, Saussure di Eropa dan Pierce di Amerika Serikat. Latar

belakang keilmuan Saussure adalah linguistik, sedangkan Pierce adalah

filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya dengan semiologi

(Semiology).12

2. Konsep Semiotik Roland Barthes

Roland Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di

Cherbourg dan di besarkan di Bayonne, sebuah kota kecil dekat pantai

Atlantik di sebelah barat daya Perancis. Dia dikenal sebagai salah satu pemikir

struktualisasi yang rajin mempraktikan model linguistik semiologi Saussure.13

Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara

bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada

kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan kalimat yang

11

Roland Barthes dikutip oleh Alex Sobur dalam buku Analisis teks Media: Suatu pengantar

untuk analisis wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006, cet. 6, h.122 12

Ferdinand de Saussure dikutip oleh Sambo Tinurbuko dalam Semiotika Komunikasi

Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna pada Karya Design Komunikasi Visual. (Yogyakarta:

Jalansutra, 2008), cet. 2, h. 11 13

Roland Barthes dikutip oleh Alex Sobur dalam buku Analisis teks Media: Suatu pengantar

untuk analisis wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, cet. 6, h.115

Page 28: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

15

berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut yang

dikenal dengan istilah “Order of Signification”.14

Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik

pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat

menetukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang

sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda situasinya. Roland

Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara

teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunaannya, interaksi

antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan

oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of

signification”.15

Barthes yang juga mengikuti Saussure, maka “secara prospektif objek

semiologi adalah semua sistem tanda, apapun substansinya, apapun

batasannya (limit): gambar, gerak tubuh, bunyi melodis, benda-benda, dan

berbagai kompleks yang tersusun oleh substansi yang bisa di temukan dalam

ritus, protokol, dan tontonan sekurangnya merupakan sistem signifikasi

(petanda), kalau bukan merupakan “bahasa” (languange).16

Pada mulanya Mounin dan Barthes membatasi medan riset semiologi

dengan menetapkan: medan semiologi berisi “sitem-sistem tanda”. Tetapi

14

Roland Barthes dikutip oleh Rahmat Kriyantono dalam Teknik Praktis Riset Komunikasi,

(Jakarta Kencana Prenada Media Group, 2006), ed. 1, h. 268 15

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset

Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta:

Kencana, 2010), h. 272. 16

Jeanne Martinet, Semiologi: kajian Teori Tanda Saussuran; Antara Semiologi Komunikasi

dan Seemiologi Signifikasi (Yogyakarta: jalasutra, 2010), cet. 1, h. 3

Page 29: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

16

mereka melihat sistem-sistem tersebut dengan cara yang sangat berbeda. Bagi

Mounin, sistem-sistem tanda terdefinisikan oleh fungsinya: sistem itu

digunakan untuk komunikasi manusia.17

Bagi Barthes, sistem itu dicirikan

oleh fakta bahwa sistem tersebut memiliki signifikasi atau beberapa

signifikasi; tetapi kita bisa mempertanyakan apakah pendapat itu tidak

membuat kita juga mengurusi sitem-sistem yang didalamnya perkara yang

sudah di identifikasi hanyalah berbagai kumpulan yang berisi fakta-fakta

signifikatif.

Two orders signification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan

pertandaan) Barthes terdiri dari First order of signification yaitu denotasi; dan

second order of signification yaitu konotasi. Tatanan pertama mencakup

penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna

denotasi.18

Denotasi adalah tingkat perbedaan yang menjelaskan hubungan antara

tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit,

langsung, dan pasti. Sedangkan konotasi adalah tingkat pertandaan yang

menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di dalamnya

beroprasi makna yang bersifat implisit dan tersembunyi.19

17

Roland Barthes dikutip oleh Jeanne Martinet, Semiologi: kajian Teori Tanda Saussuran;

Antara Semiologi Komunikasi dan Seemiologi Signifikasi (Yogyakarta: jalasutra, 2010), cet. 1, h. 5 18

M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Denotasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Gitanyali, 2004), h. 56 19

Tommy Cristony, Semiotika Budaya, cet. 1, h. 94

Page 30: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

17

1. Signifer M (penanda) 2. Signified (petanda)

Tabel 2.1

Peta Tanda Roland Barthes

Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif

adalah juga penanda konotatif (4).

1. Denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan

antara sign dengan referent (object) dalam realitas eksternal.

2. Konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu perasaan atau

emosi pembaca/pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Makna menjadi

subjektif atau inter subjektif. Tanda lebih terbuka penafsirannya pada

konotasi daripada denotasi.

Secara sederhana, denotasi dijelaskan sebagai kata yang tidak

mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan. Makna nya disebut

makna denotatif. Maka denotatif memiliki istilah lain seperti makna

denotasional, makna referensial, makna konseptual atau makna ideasional.

Sedangkan konotasi adalah makna yang mengandung arti tambahan, perasaan

tertentu, atau nilai rasa tertentu disamping makna yang mengandung arti

tambahan, perasaan, tertentu, atau nilai rasa tertentu, disamping makna dasar

3. denotative signifier (tanda detonotatif)

4. Connotstive

Signifier (penanda

konotatif)

5. Connotative

Signified (Petanda

Konotatif)

6. Connotative Sign (Tanda konotatif)

Page 31: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

18

yang umum. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional,

makna emotif atau makna evaluatif.20

Denotasi dan konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri

sendiri. Sebuah tanda yang kita lihat pasti suatu denotasi. Makna denotasi

adalah apa yang terlihat pada gambar, dengan kata lain gambar dengan

sendirinya memunculkan denotasi, denotasi dengan sendirinya akan menjadi

konotasi dan untuk selanjutnya konotasi dan untuk selanjutnya konotasi justru

menjadi denotasi ketika konotasi tersebut sudah umum digunakan dan

dipahami bersama sebagai makna yang kaku.21

Dalam terminologi Barthes, jenis budaya populer apapun dapat

diurai kodenya dengan membaca tanda-tanda di dalam teks. Tanda-tanda

tersebut adalah hak otonom pembacanya atau penonton. Saat sebuah

karya selesai dibuat, makna yang dikandung karya itu bukan lagi

miliknya, melainkan milik pembaca atau penontonnya untuk

menginterpretasikannya begitu rupa.22

Dalam kerangka Barthes, konotasi

identik dengan operasi ideologi, yang disebutkannya sebagai „mitos‟, dan

berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran nilai-nilai

dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.23

Dalam pandangan

Barthes mitos adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial sebagai sesuatu

yang dianggap alamiah.24

Mitos juga dapat diartikan sebagai sesuatu hasil dari

tahap konotasi yang telah sangat dipercayai dan menyebar dalam masyarakat

20

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, h. 69 21

AS. Haris Sumandria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalistik,

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), cet. 1, h. 27 22

Ade Irwansyah, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2009),

h.42 23

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 71. 24

Tommy Christomy, Semiotika Budaya (Depok: Universitas Indonesia), h. 94.

Page 32: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

19

hingga mejadi sebuah ideologi.25

Mitos juga merupakan hasil dari kelas sosial

yang sudah memiliki dominasi dan hal ini berkaitan dengan realitas atau

gejala alam.26

Sehingga dapat dikatakan mitos adalah tahapan pencarian

makna berdasarkan ideologi atau pemikiran yang sedang berkembang di

masyarakat.

Pada zaman dahulu contoh mitos yang berkembang dalam masyarakat

tentang kehidupan atau kematian, tentang dewa-dewa, atau kepercayaan, hal

ini jelas berbeda dengan mitos yang berkembang dalam masyarakat zaman ini

yaitu tentang ilmu pengetehuan, kesuksesan, gender, dan hal semacan itu.27

Mitos bukanlah seperti apa yang kita pahami selama ini. Mitos bukanlah

sesuatu yang tidak masuk akal, transenden, ahistoris, dan irasional. Anggapan

seperti itu, mulai sekarang hendaknya kita kubur. Tetapi menurut Barthes

mitos adalah type of speech (tipe wicara atau gaya bicara) seseorang. Mitos

digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tersimpan dalam dirinya.

Orang mungkin tidak sadar ketika segala kebiasaan dan tindakannya ternyata

dapat dibaca orang lain. Dengan menggunakan analisis mitos, kita dapat

mengetahui makna-makna yang tersimpan dalam sebuah bahasa atau benda

(gambar).28

25

Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya (Depok: Universitas

Indonesia, 2008), h. 5. 26

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media,

2011), h. 17. 27

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, h. 22. 28

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 127.

Page 33: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

20

B. Tinjauan Teoritis Tentang Film

1. Pengertian Film

Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif

sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau

gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa atau

gerak, biasa dikenal di dunia para sineas sebagai seloloid. Pengertian secara

harfiah, film (sinema) adalah Cinemathographic yang berasal dari Cinema dan

tho artinya phytos (cahaya), graphie atau graph (tulisan atau gambar atau

citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya, kita harus

menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera.29

Film merupakan salah satu media massa yang berbetuk audio visual. Film

menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai alat informasi yang bisa

menjadi alat penghibur, alat propaganda, juga alat politik. Ia juga dapat

menadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula berperan sebagai

penyebarluasan nilai-nilai budaya baru. Film bisa disebut sebagai sinema atau

gambar hidup yang diartikan sebagai karya seni, bentuk populer dari hiburan,

juga produksi industri atau barang bisnis. Film sebagai karya seni lahir dari

proses kreativitas yang menurut kebebasan berkreativitas.30

Definisi film menurut UU 8/1992 adalah karya cipta seni dan budaya

yang merupakan media komunikasi massa pandang – dengar yang dibuat

berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,

piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala

29

Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Yogyakarta: Panduan, 2006), h. 20. 30

Akhlis Suriyapati, Hari-hari Film Nasional Tinjauan dan Restropeksi, (Jakarta: Panitia

hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010) h. 26

Page 34: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

21

bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau

proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau

ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.31

Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan

oleh seluloid. Gambar-gambar ini menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada

kita bahwa apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan.

Ini disebabkan karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar

seni lukis misalnya; tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan

dengan suatu mekanik; foto tustel, kamera film).32

Sebuah definisi film dari Angga Dwimas Sasongko yang menarik untuk

dikutip.

“Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik

dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak

secara bebas dan tetap, penerjemahannya langsung melalui gambar-

gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk

menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya”33

Menurut UUD Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perfilman Nasional

dijelaskan bahwa film merupakan:

“Karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media

komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan

dan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan”.34

Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari

31

Heru Effendy, Mari Membuat Film, h. 22. 32

D.A. Peransi, Film / Media / Seni, (Jakarta: FFTV IKJ Press, 2005), cet. 1, h. 146. 33

Andi Pranajaya, Film dan Masyarakat; Sebuah Pengantar (Jakarta, BPSDM Citra Pusat

Perfilman H. Usmar Ismail,2000), h. 6. 34

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2011), h. 105.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

22

– hari, Film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang

realitas masyarakat. Film merupakan gambar yang bergerak (Muving Picture).

Menurut Effendi, film diartikan sebagai hasil budaya dan alat ekspresi

kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan gabungan dari berbagai

tekhnologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan

seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik.35

Film lahir di kurun waktu seni, terutama seni lukis meninggalkan

naturalisme dan realisme. Impresinalisme dibidang seni rupa telah memulai

perjalanan pasti ke arah pemberian bentuk abstrak pada seni rakyat.36

Fotografi dan film mengambil jurus yang bertentangan. Kenyataan malah

di reproduksi dengan mirip sekali, termasuk gerak yang oleh seni rupa tidak

dapat ditiru. Film mengambil tontonan massa, tempatnya bukan di galeri atau

museum, tetapi di lapangan, di bawah sebuah tenda (sekarang bioskop).37

Media film memiliki keampuhan yang besar untuk mempengaruhi publik.

Medium ini dapat menyajikan gambar-gambar atau peragaan gerak, termasuk

suara. Teknologi baru yang sejenis dengan film adalah kaset video dengan

piringan laser (compac disk atau CD). Teknologi baru memiliki sifat praktis

karena dengan alat pemutar (player) dapat menghubungkannya melalui

monitor televisi di rumah-rumah, kemudian muncul gambarbeserta suaranya.

Film merupakan karya seni yang diproduksi secara kreatif dan

mengandung suatu nilai baik positif ataupun negatif, sehingga mengandung

35

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. (Bandung : Alumni,

1986). hal. 239. 36

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek, h. 28 37

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek, h. 29

Page 36: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

23

suatu makna yang sempurna. Namun, terkadang makna yang terkandung

dalam film tersebut itu kurang disadari oleh para penonton pada umumnya.

Makna yang terkandung dalam suatu film, kita dapat melihat dari

sistem-sistem pembentuk film itu sendiri. Seperti apa yang digambarkan oleh

Thompson dan Bordwell38

sebagai berikut:

Bagan 1.1

Sistem-sistem dalam Film

Sumber : (Thompson and Bordwell, 2006:118)

Bagan 1.1 di atas merupakan unsur-unsur pembentuk film yang pada

dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sistem formal dan

sistem gaya (stylistic). Sistem formal mencakup film dalam sistem naratif

(cerita) dan non naratif (non cerita). Film naratif merupakan kategori

film yang memiliki rangkaian suatu sebab-akibat yang terjadi dalam

38

Bordwell, David and Thompson Kristin. Film Art an Introduction, Fourth Edition

(Singapore: McGraw-Hill Companies Inc, 2006), h. 118.

Film form

Interacts with

Formal System Stylistic system

Non-Narrative Narrative Patterned and significant use of

techniques:

Catagorial mise en scene

Rhetorical Cinematoghrapy

Abstract Editing

Associational Sound

Page 37: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

24

sewaktu-waktu. Kemudian, film non naratif, sebaliknya merupakan

kategori film yang tidak memiliki susunan cerita tertentu, seperti film

dokumentasi, film experimental, dan sebagainya. Namun, peneliti tidak

menggunakan unsur sistem non-naratif ini, karena film yang diteliti ini

adalah masuk kategori naratif. Suatu film, baik formal atau gaya

biasanya memiliki cerita dramatik, yaitu memiliki problem-problem yang

kuat dan menarik.39

2. Sejarah Perkembangan Film Dunia

Dilihat dari sejarah, penemuan film sebenarnya berlangsung cukup

panjang. Ini disebabkan karena film melibatkan masalah-masalah teknis yang

cukup rumit, seperti masalah optik, lensa, kimia, proyektor, kamera, roll film

bahkan sampai pada masalah psikologi. Usaha untuk mempelajari bagaimana

gambar dipantulkan lewat cahaya, konon telah dilakukan sekitar 600 tahun

sebelum masehi.

Teknologi film atau motion picture bekerja berdasarkan proses kimiawi

seperti fotografi. Medium ini dikembangkan pada 1880-an dan 1890-an. Pada

1930-an bioskop sudah ada dimana-mana menayangkan talkies.40

Pada

dasarnya tontonan bergerak sudah ada sejak lama. Tanggal 24 april 1894, The

New York Times memberitakan dahsyatnya sambutan publik terhadap film

layar lebar pertama yang ditayangkan yakni tentang dua gadis pirang yang

39

Sumarno, Marseli. Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2005), h. 48-49 40

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), ed. 8, h. 161

Page 38: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

25

memperagakan tari payung. Film pertama ditayangkan di Amerika Serikat

pada tanggal 23 April 1896 di kota New York.41

Sejarah film pertama terjadi di perancis, tepatnya pada tnggal 28

Desember 1985, ketika Lumiere bersaudara telah membuat dunia “terkejut”.

Mereka telah melakukan pemutaran film pertama kalinya di depan publik,

yakni di Cafe de Paris. Film-film buatan Lumiere yang diputar pada

pertunjukan pertama itu adalah tentang para laki-laki dan wanita pekerja di

Pabrik Lumiere, kedatangan kereta api di stasiun La Ciotat, bayi yang sedang

makan siang dan kapal-kapal yang meninggalkan pelabuhan.

Salah satu kejadian unik, yaitu saat pertunjukkan lokomotif yang

kelihatannya menuju ke arah penonton, banyak yang lari ke bawah bangku.

Teknologi temuan Lumiere ini kemudian mendunia dengan cepat karena juga

didukung oleh teknologi proyektor berfilm 2

inchi yang lebih unggul

keluaran The American Biograph, yang telah diciptakan Herman Casler pada

1896. Maka sejak pertunjukkan di Cafe de Paris itulah, kata Louis Lumiere,

lahirlah ekspresi “I have been to a movie”.42

Joseph Plateau adalah seorang ilmuan yang telah banyak memberikan

perhatian untuk mempelajari rahasia gambar hidup dengan seksama, terutama

dalam hal kecepatan, waktu dan pewarna. Penyempurnaan baru dicapai lewat

kamera oleh asisten ahli listrik terkenal Thomas Alva Edison yang bernama

Wiliam Dickson pada tahun 1895. Setelah itu barulah orang amerika berhasil

41 William L. Rivers, Jay W. Jensen, dan Thedore Peterson, Media Massa dan Masyarakat

Modern, edisi kedua, (terj) oleh Haris Munandar dan Dudy Priatna, (Jakarta: Prenada Media,

2004), cet. 2, h. 198 42

Misbach Yusran Biran, Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa, (Jakarta: Komunitas

Bambu, 2009), h. 15

Page 39: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

26

membuat film bisu yang berdurasi 25 menit, diantaranya film The Great Train

Robbery (1903).

Kemudian perusahaan film Warner Brothers dengan bekerjasama dengan

Amerika Telephone dan Telegraph berusaha mempelajari bagaimana cara

memindahkan suara yang ada dalam telepon ke dalam film. Usaha ini berhasil

pada tahun 1928 melalui film The Jazz Singer. Masa keemasan film

berlangsung cukup lama, barulah televisi muncul sebagai media hiburan.43

Perubahan dalam industri perfilman, jelas nampak pada teknologi yang

digunakan. Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan

sangat cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan sistem penglihatan

mata kita, berwarna dengan segala macam efek yang membuat film dramatis

dan terlihat lebih nyata.

3. Sejarah Perkembangan Film Indonesia

Penghujung abad ke 19, teknologi pembuatan film, gambar yang bisa

bergerak ditemukan di perancis, inggris, dan Amerika. Pada waktu itu,

Indonesia masih merupakan jajahan Belanda dengan nama Nederlands Indie

atau dalam bahasa pribumi disebut Hindia Belanda. Sejak Tahun 1900,

tontonan film mulai bisa di saksikan oleh masyarakat di kota-kota besar

Hindia-Belanda.44

Hari film nasional yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia adalah

tanggal 30 Maret 1950, sebagaimana yang telah menjadi aspirasi masyarakat

perfilman dan telah menjadi Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

43

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2008), h.

137-138. 44

Misbach Yusran Biran, Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa, h. 1

Page 40: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

27

25 Tahun 1999, semasa pemerintah BJ Habibie yang berbunyi: “Bahwa

tanggal 30 Maret 1950 merupakan hari bersejarah bagi perfilman Indonesia

karena pada tanggal tersebut pertama kalinya film cerita dibuat oleh orang dan

perusahaan Indonesia.45

Dalam beberapa buku dan artikel ada yang menyatakan di Indonesia,

sejarah „gambar idoep‟ muncul tahun 1900, dilihat dari sejumlah iklan di surat

kabar masa itu. De Nederlandshe Bioscope Maatshappij memasang iklan di

surat kabar Bintang Betawi mengabarkan dalam beberapa hari lagi akan

diadakan pertunjukkan gamabar idoep. Di surat kabar terbitan yang sama pada

Selasa 4 Desember 1900 itu, ada iklan berbunyi “besok Rebo 5 Desember

Pertunjukkan Besar yang Pertama di dalam satu rumah di Tanah Abang

Kebondjae moelain pukul 7 malam”.

Tahun 1926 merupakan tonggak bersejarah bagi perfilman Indonesia.

Dengan dibuatnya film cerita pertama dongeng Sunda Loetoeng Kasaroeng,

kemudian (1927) Java Film menggarap film kedua Eulis Atjih. Sebuah drama

rumah tangga modern, bukan lagi cerita dongeng, kemudian gadis desa

(1949), film berjudul harta karoen (1949) dan film yang berjudul Tjitra

(1949). Namun semua film tersebut tidak diakui alasannya, film-film tersebut

bukan oleh orang dan perusahaan pribumi melainkan oleh perusahaan asing

meskipun sutradaranya orang Indonesia.46

45

Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional tinjauan dan Restropeksi, (Jakarta: Panitia hari Film

Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010), h. 5-7. 46

Artikel, di akses Senin 19 Oktober 2015 pukul 11.40 WIB dari, Sejarah Film 1900-1950:

Bikin Film di Jawa, HTTP://indonesiabuku.com/?p=2537

Page 41: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

28

Sejarah mencatat bahwasanya film indonesia yang dibuat oleh orang

pribumi dan perusahaan Indonesia adalah film yang berjudul The Long March

atau Darah dan Doa, di produksi oleh perusahaan bernama PERFINI

(Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang merupakan perusahaan film

nasional pertama, dengan produser Djamaluddin Malik dan Sutradara Usmar

Ismail. Sedangkan tanggal 30 maret 1950 merupakan hari pertama

pengambilan gambar atau syuting film Darah dan Doa. Usmar ismail adalah

tokoh yang paling bersemangat untuk mewujudkan adanya film nasional

untuk itu ia di nobatkan sebagai bapak perfilman Indonesia.47

4. Jenis dan kualifikasi film

a. Jenis Film

Jika dilihat dari segi isi, film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan

non fiksi. Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter

yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna,

maupun manusia. Adapun penjelasan dari jenis-jenis film tersebut sebagai

berikut:

1) Film Dokumenter adalah film yang menyajikan fakta berhubungan

dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film

dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan

tujuan seperti informasi atau berita, biografi, pengetahuan, pendidikan,

sosial, politik (propaganda), dan lain sebagainya.

47

Akhlis Suryapati, Hari Film Nasinal tinjauan dan Restropeksi, h. 7-9

Page 42: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

29

2) Film Fiksi adalah film yang menggunakan cerita rekaan di luar

kejadian nyata, terkait oleh plot, dan memiliki konsep pengadegaan

yang telah dirancang sejak awal. Film fiksi juga seringkali diangkat

dari kejadian nyata dengan menggunakan beberapa cuplikan rekaman

dari peristiwa aslinya (fiksi-dokumenter).

3) Film Eksperimental merupakan film yang berstruktur namun tidak

berplot. Film ini tidak bercerita tentang apapun (anti naratif) dan

semua adegannya menentang logika sebab-akibat (anti-rasionalitas).48

b. Klasifikasi Film

Menurut Himawan Pratista dalam buku Memahami Film-nya metode

yang paling mudah dan sering digunakan untuk mengklasifikasi film

adalah berdasarkan genre, yaitu klasifikasi dari sekelompok film yang

memiliki karakter atau pola sama (khas), sebagai berikut:49

1) Aksi (Action), yaitu film yang berhubungan dengan adegan-adegan

aksi fisik seru, menegangkan, berbahaya, dan non-stop dengan tempo

cerita yang cepat.

2) Drama, yaitu film yang kisahnya seringkali menggugah emosi,

dramatik, dan mampu menguras air mata penontonnya. Tema

umumnya mengangkat isu sosial, seperti kekerasan, ketidakadilan,

masalah kejiwaan, penyakit, dan sebagainya,

3) Epik Sejarah, yaitu film dengan tema periode masa silam (sejarah)

dengan latar sebuah kerajaan, peristiwa, atau tokoh besar yang

menjadi mitos, legenda, atau kisah biblical.

48

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), cet. 1, h. 4 49

Himawan Pratista, Memahami Film, cet. 1, h. 13

Page 43: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

30

4) Fantasi, yaitu film yang berhubungan dengan tempat, peristiwa yang

tidak nyata, dengan menggunakan unsur magis, mitos, imaginasi,

halusional, serta alam mimpi.

5) Fiksi Ilmiah, yaitu film yang berhbungan dengan teknologi dan

kekuatan di luar jangkauan teknologi masa kini yang artificial.

6) Horror, yaitu film yang berhubungan dengan dimensi spiritual atau

sisi gelap manusia.

7) Komedi, yaitu film yang bertujuan menghibur dan memancing tawa

penonton.

8) Kriminal dan Gangster, yaitu film yang berhubungan dengan aksi-

aksi kriminal dengan mengambil kisah kehidupan tokoh kriminal

besar yang diinspirasi dari kisah nyata.

9) Musikal, yaitu film yang mengkombinasikan unsur musik, lagu, tari,

(dansa), serta gerak (koreografi).

10) Petualangan, yaitu film yang berkisah tentang perjalanan, eksplorasi,

atau ekspedisi ke suatu wilayah asing yang belum pernah tersentuh.

11) Perang, yaitu film yang mengangkat tema ketakutan serta teror yang

ditimbulkan oleh aksi perang dengan memperlihatkan kegigihan, dan

perjuangan.

12) Western, yaitu film dengan tema seputar konflik antara pihak baik

dan jahat berisikan aksi tembak-menembak, aksi berkuda, dan aksi

duel.

5. Unsur-unsur Pembentuk Film

Film secara umum dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif

dan unsur sinematik. Kedua unsur tesebut saling berinteraksi dan

Page 44: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

31

berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Unsur naratif adalah bahan

(materi) yang akan diolah, berhubungan dengan aspek cerita tema film; terdiri

dari unsur-unsur seperti: tokoh, masalah, lokasi, dan waktu. Sedangkan unsur

sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Sementara unsur sinematik

atau gaya sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembuatan film.50

Unsur sinematik terdiri dari empat elemen pokok, yakni:

a. Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di depan kamera;

b. Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta

hubungan kamera dengan obyek yang diambil;

c. Editing, yaitu transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya;

d. Suara, yaitu segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui

indera pendengaran.

Film juga mengandung unsur-unsur dramatik. Unsur dramatik dalam

istilah lain disebut dramaturgi, yakni unsur-unsur yang dibutuhkan untuk

melahirkan gerak dramatiki pada cerita atau pada pikiran penontonnya.

Dramaturgi ini antara lain: konflik, suspence, curiosity, dan surprise.51

Konflik merupakan suatu pertentangan yang terjadi dalam sebuah film,

misalnya antar tokoh. Suspence merupakan ketegangan yang dapat mengiringi

penonton ikut berdebar menantikan adegan selanjutnya. Curiosity merupakan

rasa ingin tahu atau penasaran penonton terhadap jalannya cerita sehingga

penonton terus mengikutii alur film sampai selesai. Surprise adalah kejutan,

biasanya digunakan pada alur film yang sulit ditebak.

50

Himawan Pratista, Memahami Film, cet. 1, h. 2 51

Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet. 3, h. 100

Page 45: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

32

6. Struktur Film

Esensi dari struktur film terletak pada pengaturan berbagai unit cerita atau

ide sedemikian rupa sehingga mudah dipahami. Struktur adalah blueprint

kerangka desain yang menyatukan berbagai unsur film dan merepresentasikan

jalan pikiran dari pembuat film.52

Struktur terdapat dalam semua bentuk karya

seni. Pada film mengikat aksi (action) dan ide menjadi satu kesatuan yang

utuh.

Struktur yang baik adalah struktur yang sederhana tapi penuh relief.

Struktur yang sederhana berhubungan dengan kontunuitas fisik, yaitu: anak

dilahirkan, hidup sebagai seorang dewasa, kemudian mati. Ini mengandaikan

adanya permulaan, pengembangan dan akhir. Variasi dari urutan ini banyak

sekali, misalnya suatu akhir dapat dijadikan permulaan, dalam hal kilas balik

flashback permisalannya.

Penyusun pikiran dan perasaan sineas film ditentukan oleh faktor-faktor

berikut ini:

a. Keutuhan: semua unsur dalam film mesti berkaitan dengan subjek

utamanya, harus menjaga bagian dari keseluruhan. Arti dan maknanya

ditentukan hubungan dengan keseluruhan karya.

b. Ketergabungan: unsur atau unit yang satu harus memiliki hubungan

dengan unit atau unsur berikutnya sedemikian rupa. Sehingga hubungan

ini bukan saja logis akan tetapi juga hubungan yang membangun. Ini

berarti bahwa urutan unsur ini harus menunjukkan perkembangan yang

52

D.A. Peransi, Film / Media / Seni, cet. 1, h. 8

Page 46: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

33

menuju suatu kesimpulan. Faktor ketergabungan ini tergantung lagi pada

sebab, akibat dan kemungkinan.

c. Tekanan: berhubungan dengan atau menentukan posisi dari unit-unit

pertama dan sampingan, hubungan terhadap yang lain. Tekanan

menentukan juga proporsi dari unit-unit itu, sehingga menjadi jelas nilai

dari berbagai unit tersebut.

d. Interes: berhubungan dengan “isi” dari setiap unit. Pilihan ini yang tepat

untuk menjadikan unit-unit itu saling berhubungan dengan jalinan

subordinat dan menjadi suatu kesatuan karya yang utuh.

Struktur film terdiri dari struktur lahiriah dan struktur batiniah. Dalam

struktur lahiriah terdapat unsur-unsur atau unit-unit yang membangun, yaitu:

a. Shot; dapat dirumuskan sebagai peristiwa yang direkam oleh film tanpa

interupsi.

b. Scene; terbentuk apabila beberapa shot disusun secara berarti dan

menimbulkan suatu pengertian yang lebih luas tapi utuh. Adegan dapat

kita sebut juga premis minor. Banyaknya shot, panjang pendeknya shot

dalam sebuah adegan akan menentukan ritme dari adegan itu. Selain shot

dan scene.

c. Sequence atau babak; babak terbentuk apabila beberapa adegan disusun

secara berarti dan logis. Babak memiliki ritme permulaan,

pengembangan dan akhir.

d. Totalitas; dalam hubungan ini sudah jelas merupakan nilai yang muncul

dari seluruh urutan shot, adegan dan sekuens, yaitu tema.

Page 47: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

34

Struktur batiniah ditentukan oleh sejumlah faktor utama, antara lain

yaitu:

a. Ekspoisisi: keterangan tempat, waktu dan perwatakan.

b. Point of attack atau serangan awal: menggambarkan tentang konfrontasi

awal dari kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan.

c. Komplikasi: segi-segi yang menarik dari watak tokoh-tokohnya.

d. Discovery atau penemuan: memberikan informasi-informasi baru tentang

tokoh-tkohnya, semetara cerita berlangsung terus, munculnya kejadian-

kejadian.

e. Reversal atau pembalikan: terjadi komplikasi-komplikasi baru.

f. Konflik: pertentangan-pertentangan batin yang menguasai tokoh-tokoh.

g. Rising action atau tanjakan aksi: bagian cerita yang mengungkapkan

pengembangan plot utama, mulai dari point of attack sampai klimaks.

h. Krisis: meramalkan suatu perkembangan terbaru.

i. Klimaks: puncak paling tinggi dari semua ketegangan dan intensitas.

j. Falling action atau surutnya aksi: klimaks menurun dan menuju

kesimpulan.

k. Kesimpulan: dalam tahap ini semua pertanyaan dijawab, masalah-

masalah utama dan sampingan dipecahkan dan diatasi.

C. Film Suatu Medium Ekspresi dan Komunikasi Massa

Ernest Cassier (an Essay on Man dan Die Philosophie der Syimnlischen

Formen) merumuskan manusia sebagai “animal syimbolicum”, yang berbeda

dengan binatang, berkomunikasi dengan lambang-lambang dan pelambangan.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

35

Bahasa adalah salah satu lambang bunyi yang arbitrer yang diciptakannya. Itu

sebabnya orang indonesia dan inggris mempunyai bunyi yang berbeda untuk

melambangkan fakta yang sama.

Makna, jika dipahami sebagai sesuatu yang tertanam dalam sesuatu yang lain

berarti memiliki peran sendiri dalam proses komunikasi. Komunikasi, yang kita

pahami sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan,

memiliki ragam yang bermacam-macam. Dan makna sebagai pesan dalam proses

komunikasi, merupakan salah satu bagian yang sulit dipisahkan dari proses

komunikasi. Komunikasi antara dua orang yang lahir dari masyarakat bahasa yang

berbeda akan sulit dilakukan apabila yang satu tidak mengenal bahasa lainnya.

Sejak fotografi ditemukan beberapa abad yang lalu, dan didasarkan atas

fotografi film dikembangkan, maka bertambah lagi medium ekspresi dan

komunikasi antar manusia. Film, sebagai salah satu media komunikasi massa yang

juga menyimpan makna sebagai bagian dari pesan, juga menjadi salah satu ragam

proses komunikasi. Makna-makna simbolik yang ditampilkan film, membawa

penonton sebagai komunikan merasakan sebuah atmosfer yang lain. Makna-

makna inilah yang akhirnya menjadi salah satu bagian dari unsur komunikasi,

yaitu message.

Tetapi berbeda dengan bahasa yang mempergunakan unsur bunyi untuk

mengekspresikan arti dan bersifat lebih abstrak, film mempergunakan rekaman

optik dari kenyataan. Film merekam secara persis sekali kenyataan yang pernah

ada di depan kamera dan kenyataan itu (melalui film) tampil di depan kita yang

melihatnya sebagai kenyataan optik.

Page 49: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

36

Dengan menganggap bahwa apa yang ada di layar sungguh-sungguh

kenyataan maka pada penonton sebenarnya terjadi ilusi. Ilusi bahwa yang

dilihatnya benar-benar sebuah kenyataan.

Di dalam kondisi sedemikian itu terjadi beberapa proses identifikasi pada

penonton. Pertama adalah identifikasi optik. Penonton melihat kenyataan

sebagaimana kenyataan itu dilihat oleh lensa (optik) kamera. Kedua, adalah

identifikasi emosional. Disini penonton secara emosional mempertautkan dirinya

dengan bayangan-bayangan dari kenyataan yang ia lihat di layar. Ketiga, adalah

identifikasi imajiner. Disini penonton mengidentifikasi dirinya dengan salah satu

tokoh atau beberapa tokoh di dalam film yang ditontonnya.

Film adalah salah satu medium yang memungkinkan manusia terlibat secara

eksternal dengan kenyataan-kenyataan imajiner, terlibat secara eksistensial berarti

bahwa terajadi suatu hubungan yang dialektis antara dirinya dan kenyataan

memang imajiner itu.

Film pada dasarnya menceritakan suatu perkembangan psikologis dari tokoh-

tokohnya, bukan seperti film dokumenter yang bertolak dari konsep dan ide.

Perkembangan psikologis itu dituang ke dalam suatu plot cerita yang mengenal

permulaan, pengembangan cerita dan klimaks.

Konflik antara protogonis dan antagonis tentunya merupakan konflik antara

nilai-nilai yang menjadi dasar masing-masing. Nilai itu bisa bersumber pada

pribadi atau pada kelompok dimana pribadi itu berada. Itu sebabnya konflik-

konflik di dalam cerita film bisa juga merupakan konflik antara berbagai

kelompok dan kepentingan, latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan sejarah.

Page 50: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

37

Adapun pesan di dalam Film, sebagaimana dipahami sebagai bentuk

komunikasi massa, umumnya sudah direncanakan. Hal ini berbeda dengan bentuk

komunikasi personal yang cenderung terjadi secara alami tanpa perlu

direncanakan.53

Dari sinilah dapat dipahami, bahwa film sebagai media yang memproduksi

makna dalam serangkaian gambar dan suara yang disajikan, tak dapat dipisahkan

perannya sebagai bagian dari proses komunikasi, khususnya komunikasi massa.

D. Nasionalisme

1. Pengertian Nasionalisme

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai

(1) paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan Negara sendiri; politik untuk

membela pemerintahan sendiri; sifat kenasionalan; (2) kesadaran keanggotaan

dalam suatu bangsa yang potensial atau actual bersama-sama mencapai,

mempertahankan, dan mengabadikan identitas ,integritas, kemakmuran, dan

kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan.54

Rasa kebangsaan menumbuhkan faham kebangsaan atau nasionalisme

yaitu cita-cita atau pemikiran-pemikiran bangsa dengan karakteristik yang

berbeda dengan bangsa lain (jati diri). Rasa kebangsaan dan faham

kebangsaan melahirkan semangat kebangsaan yaitu semangat untuk

mempertahankan eksistensi bangsa dan semangat untuk menjunjung tinggi

martabat bangsa.. pada era menjelang kemerdekaan, semangat kebangsaan

53

Kustadi Suhandang, Retorika: (Strategi, Teknik dan Taktik Pidato) (Bandung: Nuansa,

2009), h. 18. 54

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Edisi II, (Jakara: Balai Pustaka,1995), h.610.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

38

bangsa Indonesia terfokus pada semangat anti kolonial. Tantangan baru dalam

mengisi kemerdekaan jauh berbeda dengan tantangan pada waktu merebut

kemerdekaan. Tantangan baru dalam mengisi kemerdekaan jauh berbeda

dengan tantangan waktu merebut kemerdekaan. Tantangan yang kita hadapi

dewasa ini adalah mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa yang telah

maju.55

Rasa kebangsaan merupakan suatu rasa, hasrat atau kesadaran yang

tertanam secara alami didalam diri seseorang dalam berkehidupan berbangsa

dan bernegara. Rasa ini sangat diperlukan dalam berkehidupan. Rasa ini dapat

membawa kesatuan dan persatuan terhadap kedaulatan Republik Indonesia.

Rasa kebangsaan sangat tercemin dalam sumpah pemuda yang dideklarasikan

pada 28 Oktober 1928 silam, dimana para pemuda memiliki nilai juang dan

cinta terhadap Indonesia yang tinggi.56

Ilmu sosiologi merumuskan nasionalisme sebagai suatu gerakan politik

untuk mencapai suatu masyarakat sosial, dalam waktu pencapaian ini

pengertian bangsa punya arti sentral sebagai penggerak dan pemberi pedoman

dan kekuatan politik.57

Kebangunan bangsa jajahan dan perlawanan terhadap sistem kolonial itu

disebut dengan istilah sosiologisnya nasionalisme. Adapun nasionalisme itu

mempunyai bermacam-macam bentuk dan unsur-unsur tetapi yang pokok

ialah unsur kebangsaan. Unsur ini adalah unsur yang terpenting, disamping itu

55

Zainul Ittihad, Materi Pokok Pendidikan Kewiraan 1-6, (Jakarta: Universitas Terbuka

,1998), h.110 56

“Rasa Kebangsaan Terhadap Negara” diakses pada tanggal 13 April 2017 dari http://ayu-

septiningrum.blogspot.co.id/2013/07/rasa-kebangsaan-terhadap-negara.html diakses 57

A.C. Manullang, Pilar-Pilar Pancasila, (jakarta; penerbit setia sakti,1986), h. 56

Page 52: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

39

maka gerakan menuju ke perubahan masyarakat dan perekonomian

merupakan unsur kedua.58

Nasionalisme adalah satu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan

tertinggi individu harus diserahkan kepada kebangsaan.59

Perasaan sangat

mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah darahnya, dengan

tradisi-tradisi setempat dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya selalu ada

di sepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda.

Kita harus meninggalkan cara pandang Ernest Renan bahwa nasionalisme

bukan lagi sekedar kehendak untuk bersatu (le desir d‟etre ensemble) sebagai

sebuah Negara bangsa. Sejatinya, nasionalisme yang utuh adalah ide dan cita-

cita tentang sebuah masa depan; bagaimana karakter sebuah bangsa yang

merdeka kukuh di tengah arus globalisasi. Karena itu, nasionalisme lama

harus di rekonstruksi menjadi nasionalisme baru yang berpijak pada

tantangan-tantangan kebangsaan yang makin kompleks.60

Menurut Profesor W. F. Wertheim, nasionalisme dapat dipertimbangkan

sebagai suatu bagian integral dari sejarah politik, terutama apabila ditekankan

pada konteks gerakan-gerakan nasionalisme pada masa pergerakan nasional.

Lagi pula Wertheim juga menegaskan bahwa faktor-faktor seperti perubahan

ekonomi, perubahan sistem status, urbanisasi, reformasi agama Islam,

dinamika kebudayaan, yang semuanya terjadi dalam masa kolonial telah

memberikan kontribusi perubahan reaksi pasif dari pengaruh Barat kepada

58

C.S.T Kansil dan Julianto, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia,

(jakarta;Erlangga,1993), h.17 59

Hans Kohn, Nasionalisme, Arti dan Sejarahnya, (Jakarta; PT. Pembangunan,1984), h.11. 60

“Rekonstruksi nasionalisme Kaum Muda” (http://www.tempo.co/read/

news/2007/11/16/055111731/Rekonstruksi-Nasionalisme-Kaum-Muda diakses pada tanggal 3

November 2015)

Page 53: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

40

reaksi aktif nasionalisme Indonesia. Faktor-faktor tersebut telah diuraikan

secara panjang lebar dalam bab-bab buku karangannya yang berjudul :

Indonesian Society in Transision: A Study of Social Change (1956).

Pertumbuhan nasionalisme Indonesia ternyata tidak sederhana seperti

yang diduga sebelumnya. Selama ini nasionalisme Indonesia menunjukkan

identitasnya pada derajat integrasi tertentu. Nasionalisme sekarang harus

dapat mengisi dan menjawab tantangan masa transisi. Tentunya nilai-nilai

baru tidak akan menggoncangkan nasionalisme itu sendiri selama

pendukungnya yaitu bangsa Indonesia tetap mempunyai sense of belonging,

artinya memiliki nilai-nilai baru yang disepakati bersama. Nasionalisme pada

hakekatnya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama, karena

nasonalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak lain, baik

itu orang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu

bangsa. Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama, maupun

ras.

Hal – hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme , antara lain:

a. Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam

wilayahnya.

b. Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari

belenggu kekuasaan absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya

secara wajar sebagai warga negara.

c. Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.

d. Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.

Page 54: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

41

Sejarah munculnya faham nasionalisme di dunia, juga tidak lepas dari

pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat terhadap Revolusi Perancis

dan meletusnya revolusi industri di Inggris. Melalui revolusi perancis, paham

nasionlisme meyebar luas ke seluruh dunia.

Prinsip – prinsip nasionalisme, menurut Hertz dalam bukunya Nationality

in History and Policy, antara lain :

a. Hasrat untuk mencapai kesatuan.

b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.

c. Hasrat untuk mencapai keaslian.

Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.61

2. Nasionalisme di Indonesia

Penyelidikan terhadap nasionalisme dalam sejarah Indonesia

menunjukkan bahwa momentum nasional mempunyai makna yang amat

penting. Nasionalisme Indonesia bukan hanya pernyataan dari patriotisme,

akan tetapi juga pernyataan dari suatu pemikiran nasional yang menggebu-

gebu.62

Tentang nasionalisme Indonesia sendiri telah banyak di temukan pendapat

oleh peneliti-peneliti kenamaan, antara lain Verdoom yang di kutip oleh

Kansil, mengatakan bahwa nasionalisme di Indonesia tujuannya ialah

melenyapka tiap-tiap bentuk kekuasaannya penjajahan dan mencapai suatu

61

Artikel, di akses Senin 19 Oktober 2015 pukul 11.40 WIB dari,

https://sosiologibudaya.wordpress.com/tag/nasionalisme 62

A.C. Manullang, Pilar-Pilar Pancasila, (jakarta; penerbit setia sakti,1986), h. 56-57

Page 55: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

42

keadaan yang memberi tempat untuk perkembangan merdeka bangsa

Indonesia.63

Sedangkan menurut Boumann yang juga dikutip Kansil menjelaskan

bahwa nasionalisme Indonesia itu lebih luas sifatnya ialah perasaan menjadi

anggota masyarakat besar yaitu bangsa Indonesia, tetapi syarat mutlak untuk

mencapai maksud itu ialah melenyapkan sistem kolonialisme yang menekan

bangsa Indonesia dalam keadaan nya yang buruk.64

Nasionalisme Indonesia sejatinya tidak bisa dilepaskan dari pernyataan

Indonesia merupakan masyarakat yang plural dan multikultural dengan

keanekaragaman dan kompleksitas budayanya. Bagaikan satu kesatuan mata

uang dengan dua sisinya yang saling berkaitan dan melengkapinya,

nasionalisme Indonesia juga bisa dilihat sebagai suatu “ikatan budaya” yang

menyatukan dan mengikat masyarakat plural Indonesia menjadi suatu bangsa.

Karena itu, konsep nasionalisme Indonesia bisa dikatakan bukan semata-mata

konsep politik. Melainkan konsep budaya.65

Nasionalisme pada akhirnya

dilandasi oleh motivasi budaya, khususnya saat terjadi krisis identitas

kebudayaan. Pada sudut pandang ini, gerakan politik nasionalisme adalah

sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar membangun

sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya. Semangat kebangsaan akan

mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat

menumbuhkan jiwa patriotisme.

63

C.S.T Kansil dan Julianto, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, h.19. 64

C.S.T Kansil dan Julianto, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, h.20. 65

Thung Ju Lan dan M. „Azzam Manan, Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Indonesia;

Sebuah Tantangan, (Jakarta: LIPI Press, 2011), h. 4.

Page 56: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

43

Dengan berpegang pada semua itu, lantas lahirlah suatu yang dinamakan

nasionalisme kebudayaannya. Semboyan negara “Bhinneka Tunggal Ika”

sebenarnya telah menunjukkan hal itu. Peradaban bangsa dengan nilai-nilai

luhur tetap terpelihara dengan baik oleh masyarakat lokal dan menjadi pilar-

pilar antar budaya bangsa Indonesia dalam kerukunan di lingkungan masing-

masing. Maka bukanlah suatu hal yang berlebihan jika dikatakan nasionalisme

sebagai inti kebudayaan akan selalu mengakar dalam setiap diri individu.

Membangun karakter bangsa untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

Merupakan upaya mendesak agar setiap warga negara memiliki nilai-nilai

peradaban bangsa yang tetap mengakar pada budaya bangsa yang majemuk.

Nasionalisme pada akhirnya beranjak pada sebuah fenomena budaya

daripada fenomena politik. Racikan lugas para intelektual menjadi kekuatan

yang mampu menopang kelanggengan proses politik yang dicita-citakan.

Nasionalisme menjadi tameng serta “penanda” akan lahirnya budaya yang

kompleks. Budaya yang kompleks bukan berarti ancaman melainkan realitas

sosial yang harus dihadapi sebgai bagian dari sunatullah kehidupan. Sekali

lagi di tekankan bahwa nasionalisme telah menjadi inti kebudayaan bangsa

yang tidak mudah hilang begitu saja. Di sinilah nasionalisme mulai

memainkan perannya sebagai landasan dalam menghadapi arus globalisasi

serta sebagai suatu potensi besar bagi negara yang multikultural untuk tetap

mempertahankan persatuan bangsanya. Hingga pada akhirnya bukanlah hal

yang mustahil untuk mencapai Indonesia yang lebih bersinar.

Page 57: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

44

Nasionalisme yang berlaku di Indonesia saat ini adalah nasionalisme

kebudayaan setelah masa kemerdekaan. Nasionalisme dalam film Cahaya dari

Timur “Beta Maluku” berisi tentang tantangan untuk mensejajarkan dengan

perbedaan warna agama dalam asal usul budaya satu Indonesia. Dengan cara

berkarya semampu yang kita bisa agar indonesia mampu mempertahankan

“Bhinneka Tunggal Ika”. Salah satu karya yang ditampilkan adalah melalui

budaya Maluku yakni semangat persatuan dalam memperjuangkan tim

sepakbola. Meskipun identik dengan kaum minoritas, tim sepakbola ini

mampu mengharumkan nama Maluku di Indonesia.

Page 58: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

45

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM CAHAYA DARI TIMUR: BETA MALUKU

A. Latar Belakang Pembuatan Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Pembuatan film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku bermula pada tahun 2007.

Ketika itu sang Sutradara yaitu Angga Dwimas Sasongko secara tidak sengaja

bertemu dengan Sani Tawainella. Pada saat itu Angga Dwimas Sasongko sedang

membuat film dokumenter salah satu brand apparel olahraga tentang sepakbola

Indonesia yang berjudul “Garuda Muda” untuk menyambut Turnamen Piala Asia

2007 yang berlangsung di Jakarta. Saat pembuatan film dokumenter, Sani

Tawainella merupakan tukang ojek Angga Dwimas Sasongko, bermula dari situ

lah Sani banyak cerita kepada Angga tentang dirinya dan sepakbola di Maluku

khususnya Desa Tulehu, Ambon.1

Proses pembuatan film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku dimulai tahun 2010.

Pra produksi, riset, dan penelitian cerita film ini memakan waktu hingga tahun

2013. Proses produksi seperti proses pengambilan gambar, editing, dan lain- lain

dimulai akhir 2013 sampai Februari 2014. Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

yang berdurasi 151 Menit tayang perdana 19 Juni 2014.2

Film yang berbiaya sekitar 8,5 M rupiah ini pada awalnya berjudul “Cahaya

Dari Timur” saja. Seiring berjalannya waktu Angga merasa harus ada identitas

lokal yang di tonjolkan dalam film tersebut. Akhirnya, “Beta Maluku” yang

merupakan identitas dan ungkapan yang sangat power full bagi orang Maluku

1 Wawancara Pribadi dengan Angga Dwimas Sasongko, Visinema Pictures, Senin 27 April

2016. 2 Wawancara Pribadi dengan Angga Dwimas Sasongko, Visinema Pictures, Senin 27 April

2016.

Page 59: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

46

ditambahkan dalam judul film tersebut. Maka, jadilah “Cahaya Dari Timur: Beta

Maluku”.3

B. Profil Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

1. Profil Visinema Pictures

Visinema Pictures merupakan rumah produksi yang berbasis di Jakarta,

tepatnya di Jalan Kramat No. 3C, Cilandak, Jakarta Selatan. Rumah produksi

ini didirikan pada tahun 2008 oleh Angga Dwimas Sasongko, Anggia

Kharisma, Adi Nagara, Handoko Hendroyono, dan Chicco Jerikho. Visinema

Pictures telah memproduksi Film, Program Televisi, Video Klip Musik, dan

Video Profil Perusahaan. Berikut ini karya-karya yang dihasilkan Visinema

Pictures:4

a. Film

Hari Untuk Amanda ( 2010 )

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ( 2014 )

Filosofi Kopi ( 2015 )

b. Film Televisi (FTV)

Bu Sum

Cuma Semalam

c. Video Klip Musik

Budi Doremi ( 123456 )

RAN ( Ratu Lebah )

Sandhy Sandoro ( Malam Biru )

Netral ( Garuda Di Dadaku )

3 Wawancara Pribadi dengan Angga Dwimas Sasongko, Visinema Pictures, Senin 27 April

2016. 4 http://www.visinemapictures.com/ diakses Minggu, 10 Mei 2015, Jam 14:30.

Page 60: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

47

Cokelat ( Drama )

d. Video Profil Perusahaan

SKK Migas

Dari sekian banyak karya yang dihasilkan oleh Visinema Pictures,

beberapa di antaranya memperoleh penghargaan. Yaitu film Hari

Untuk Amanda dan Cahaya Dari Timur: Beta Maluku. Film Hari

Untuk Amanda memperoleh penghargaan Pemeran Pria Utama

Terfavorit pada ajang Indonesia Movie Awards 2010 di Jakarta dan

pada ajang Festival Film Bandung 2010 memperoleh penghargaan

Pemeran Utama Wanita Terpuji.5

2. Profil Sutradara: Angga Dwimas Sasongko

Sutradara yang lahir di Jakarta, 11 Januari 1985 ini mengawali karirnya

di dunia perfilman ketika ditarik oleh Erwin Arnada untuk menggarap film

“Catatan Akhir Sekolah”. Tepatnya di tahun 2004, saat umurnya masih 19

tahun.6

Setelah syuting Catatan Akhir Sekolah, Angga sempat membuat berbagai

macam iklan, video klip musik, serta film pertamanya sebagai sutradara yaitu

film Foto, Kotak dan Jendela pada tahun 2006 saat usianya baru 21 tahun.

Kemudian Angga ditawari kembali oleh Erwin Arnada untuk menggarap film

Jelangkung 3 tahun 2007. Di film inilah namanya tambah bersinar, sosoknya

semakin dikenal sebagai sutradara muda yang berbakat. Merasa telah mandiri,

Angga memutuskan untuk membuat PH (Production House) yang bernama

5 http://www.indonesianfilmcenter.com/ diakses Minggu, 10 Mei 2015, Jam 15:00.

6 Wawancara Pribadi dengan Angga Dwimas Sasongko, Visinema Pictures, Senin 27 April

2016.

Page 61: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

48

Visinema Pictures, dan telah menghasilkan beberapa FTV, iklan dan video

klip.7 Mulai dari sini Angga Dwimas Sasongko mulai produktif menghasilkan

karya-karya yang mengagumkan. Garuda Muda - Dokumenter (2007), Hari

Untuk Amanda (2010), Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014), Nada

Nusantara - Dokumenter (2014), Revolusi Pemuda – Rengasdengklok (2014),

dan Filosofi Kopi (2015) inilah deretan film-film lain yang disutradarai

olehnya.8

Dari sekian banyak film yang di sutradarainya, film Hari Untuk Amanda

dan Cahaya Dari Timur: Beta Maluku membawa namanya sebagai sutradara

muda yang cukup berprestasi. Lewat film Hari Untuk Amanda dia

dinominasikan sebagai sutradara terbaik pada ajang Festival Film Indonesia

(FFI) 2010 di Jakarta. Puncaknya terjadi di Tahun 2014 ketika film Cahaya

Dari Timur: Beta Maluku ditetapkan sebagai Film Terbaik di Festival Film

Indonesia (FFI) 2014 di Palembang.

3. Pemeran dan Kru Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Tabel 3.1

Pemeran Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Tokoh dalam Film Nama Pemeran

Sani Tawainella Chicco Jerikho

Haspa Umarella Shafira Umm

Josef Matulessy Abdurrahman Arif

Mama Alvin Jajang C. Noer

Alvin Tuasalamony Burhanuddin Ohorella

7 http://www.21cineplex.com/star/angga-d-sasongko,667.html diakses Minggu, 10 Mei 2015,

Jam 19:00. 8 http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/angga-dwimas-sasongko.html diakses Minggu, 10

Mei 2015, Jam 19:00.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

49

Hari Jamhari Lestaluhu (Jago) Aufa Assegaf

Salim Ohorella (Salembe) Bebeto Leutually

Bapak Jago Ridho “Slank” Hafiedz

Sofyan Lestaluhu Glenn Fredly

Pangana Norman Akyuwen

Rafi Lestaluhu Frans Nendissa

Tabel 3.2

Kru Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Tim Produksi Nama Kru

Produser Glenn Fredly, Angga D. Sasongko

Produser Eksekutif Gita Wiryawan, Arifin Panigoro

Sutradara Angga Dwimas Sasongko

Asisten Sutradara Albert Fahmi

Casting Director Meirina Alwi

Pelatih Akting Adjie Ahmad, Mogmog, Norman A

Penata Kamera Roby Taswin

Penata Suara Joko Setiadi

Penata Artistik Yusuf Kainiku

Penata Kostum Anggia Kharisma

Penata Rias Notje Tatipata

Penyunting Adegan Yoga Krispratama

Penata Musik Nikita Dompas

Penata Suara Satrio Budiono

Rumah Produksi PT. Visinema Picture

a. Profil dan biografi Sutradara Angga Dwimas Sasongko9

Angga Dwimas Sasonggko adalah seorang

sutradara asal Indonesia. Film sinetron kelima

arahannya, Cahaya dari Timur (Beta Maluku),

berhasil meraih duapuluh satu penghargaan dalam

beberapa nominasi yang diadakan, termasuk

penyutradaraan terpilih.

Lahir: 1976, Kabupaten Temanggung

Penghargaan: Piala Vidia untuk Sutradara

Terbaik

Nominasi: FFI 2014 di Palembang, Piala Maya

2014 di Jakarta, Tempo 2014,

Indonesia Movie Award (IMA) 2015

9 https://id.wikipedia.org/wiki/Chicco_Jerikho

Page 63: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

50

b. Profil dan biografi Chicco Jerikho10

Chicco Jerikho, aktor kelahiran Jakarta, 3 Juli

1984, umur 32 tahun ini merupakan pemain

sinetron indonesia yang memiliki darah Thailand

dari sang ayah dan darah Batak dari sang ibu

yang bermarga Panggabean. Namanya mulai

dikenal publik ketika bermain dalam sinetron

stripping “cinta bunga”.

c. Profil dan biografi Shafira Umm11

Shafira Umm, Aktris sekaligus presenter (lahir

di Jakarta, 2 Desember 1984; umur 32 tahun)

adalah seorang presenter asal Indonesia. Ia

mengawali kariernya sebagai finalis MTV VJ

Hunt pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, ia

juga membintangi video klip milik Sheila on 7

berjudul Radio yang terdapat dalam album 507.

Namanya semakin dikenal luas sejak

membawakan acara Showbiz di stasiun televisi

MetroTV pada tahun 2008.

d. Profil dan biografi Abdurrahman Arif12

Abdurrahman Arif, Aktor kelahiran Jakarta, 24

Mei 1987; umur 29 tahun) adalah pemeran

berkebangsaan Indonesia. Ia memulai karier di

dunia seni peran dengan bermain dalam film layar

lebar Cewe Matrepolis pada tahun 2005.

10

https://id.wikipedia.org/wiki/Chicco_Jerikho 11

https://id.wikipedia.org/wiki/Shafira_Umm 12

https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Arif

Page 64: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

51

e. Profil dan biografi Jajang C. Noer13

Shafira Umm, Aktris (lahir dengan nama Lidia

Djunita Pamoentjak, juga dikenal dengan nama

Jajang Pamuntjak; lahir di Paris, Perancis, 28 Juni

1952; umur 64 tahun) adalah seorang sutradara dan

aktris film asal Indonesia. Ia juga adalah putri tunggal

dari tokoh nasional pergerakan kemerdekaan

Indonesia Nazir Datuk Pamoentjak.

Jajang C. Noer adalah pemenang Festival Film

Indonesia tahun 1992 dalam kategori Aktris

Pendukung Terbaik melalui film Bibir Mer. Suaminya

adalah Arifin C. Noer, sutradara film asal Indonesia

yang meninggal dunia pada Mei 1995.

f. Profil dan biografi Glenn Fredly 14

Glenn Fredly mengawali kariernya saat dia menjadi

vokalis “Funk Section”. Pada tahun 1995 (setahun

setelah ia lulus SMA pada tahun 1994) Funk Section

meluncurkan sebuah album eksklusif yang dikemas

secara apik. Tiga tahun kemudian, Glenn bernyanyi

solo dan meluncurkan sebuah album yang bertajuk

GLENN dengan bermodalkan 8 buah lagu. Dalam

album ini terdapat 3 buah lagu yang sering

dinyanyikan Glenn yaitu “Kau” dan “Cukup Sudah”

serta “MOBIL MAMA” yang menjadi hits di Malaysia.

g. Profil dan biografi Aufa Assegaf15

Aufa Assegaf, sebagai Hari Zamhari Lestaluhu,

Ia selalu menyahut dengan “Jago” bila diabsen

Sani. Ia menjadi kapten tim karena dianggap

paling dewasa. Lepas dari sikap tenang di antara

teman-temannya, ia juga memendam persoalan;

ayahnya, satu-satu orang tua yang dimilikinya

tidak merestui cita-citanya untuk jadi pemain

sepak bola professional.

13

https://id.wikipedia.org/wiki/Jajang_C._Noer 14

https://id.wikipedia.org/wiki/Glenn_Fredly 15

https://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_Dari_Timur:_Beta_Maluku

Page 65: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

52

h. Profil dan biografi Bebeto Leutually16

Bebeto Leutually, sebagai Salim Ohorella, Bakat

sepak bola Salim Ohorela atau yang akrab disapa

“Salembe” memang paling menonjol di antara

teman-temannya, tetapi sikapnya yang tidak

disiplin sering membuatnya terganjal persoalan.

Salembe adalah anak yang keras hati, ia menaruh

pandangan bahwa tidak ada hubungan antara

sepak bola dan perbedaan agama; sesuatu yang

pada akhirnya didustainya karena berhubungan

dengan sebab kematian ayahnya.

i. Profil dan biografi Ridho “Slank” Hafiedz17

Mohammad Ridwan Hafiedz atau Ridho (lahir

di Ambon, Indonesia, 3 September 1973; umur 43

tahun) adalah gitaris, vokal pendukung, dan

peneliti lagu Indonesia. Ia adalah gitaris Slank

dan vokal pendukung dengan gitaris lainnya,

Abdee Negara. Dengan Slank, Ridho telah

membuat 9 album studio dan 3 album live, dan

satu album kompilasi yang dirilis Mei 2006.

j. Profil dan biografi Burhanuddin Ohorella 18

Burhanuddin Ohorella,

sebagai Alfin

Tuasalamony, Di antara teman-temannya, Alvin

adalah penyeimbang. Sejak awal ia didukung

ibunya untuk bermain bola. Suatu hari ia berjanji

akan mengubah nasib ibunya dengan membawa

uang 1 milyar lewat sepak bola. Di kehidupan

nyata, karakter Alvin menjadi satu dari beberapa

anak didik Sani yang berhasil menjadi pesepak

bola profesional.

16

https://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_Dari_Timur:_Beta_Maluku 17

https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Ridwan_Hafiedz 18

https://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_Dari_Timur:_Beta_Maluku

Page 66: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

53

k. Profil dan biografi Norman Akyuwen19

Norman Akyuwen, lahir dari pasangan Lamberth

Akyuwen (ayah) Susana Que (ibu) adalah seorang

aktor dan pelatih akting berkebangsaan Indonesia.

Yang telah ikut berperan dalam 18 film di Indonesia.

4. Prestasi Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

a. Festival Film Indonesia (FFI) 2014 di Palembang20

Film Terbaik

Pemeran Utama Pria Terbaik (Chicco Jerikho)

Nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Jajang C. Noer)

Nominasi Peneliti Skenario Adaptasi Terbaik (Irfan Ramly dan

Swastika Nohara)

Nominasi Sinematografi Terbaik (Roby Taswin)

Nominasi Penyunting Gambar Terbaik (Yoga Krispratama)

Nominasi Penata Suara Terbaik (Satrio Budiono)

Nominasi Pengarah Artistik Terbaik (Yusuf Kainiku)

b. Piala Maya 2014 di Jakarta21

Film Panjang/Bioskop Terpilih

19

https://id.wikipedia.org/wiki/Norman_Akyuwen 20

http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie/ diakses Minggu, 10 Mei

2015, Jam 20:00. 21

http://showbiz.liputan6.com/ ini-daftar-pemenang-piala-maya-2014 diakses Minggu, 10

Mei 2015, Jam 20:00.

Page 67: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

54

Penyutradaraan Terpilih (Angga Dwimas Sasongko)

Aktor Pemeran Utama Terpilih (Chicco Jerikho)

Aktor/Aktris Cilik Terpilih (Bebeto Leutually)

Skenario Asli Terpilih (Irfan Ramly dan Swastika Nohara)

Tata Musik Terpilih (Nikita Dompas)

Piala Arifin C. Noer atau Penampilan Singkat Paling Berkesan

(Norman Akyuwen)

c. Film Terbaik Pilihan TEMPO 201422

d. Indonesia Movie Award (IMA) 201523

Pemeran Utama Pria Terbaik (Chicco Jerikho)

Pemeran Utama Pria Terfavorit (Chicco Jerikho)

Pendatang Baru Pria Terbaik (Bebeto Leutually)

Nominasi Film Terfavorit

Nominasi Pendatang Baru Pria Terfavorit (Bebeto Leutually)

Nominasi Soundtrack Film Terfavorit (Glenn Fredly – Tinggikan)

C. Sinopsis Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Cahaya dari Timur: Beta Maluku, adalah sebuah kisah inspiratif yang

diangkat dari kisah nyata Sani Tawainella yang diperankan oleh Chicco Jerikho.

Sani Tawainella adalah seorang mantan pemain Timnas Junior Indonesia yang

membela Indonesia di Piala Pelajar Asia yang berlangsung di Brunei Darussalam

pada Tahun 1996. Kisahnya berawal pada tahun 2000, dimana pada saat itu

22

http://www.tempo.co/read/news/2014/12/30/111631871/Film-Pilihan-Tempo-2014-

Cahaya-dari-Timur diakses Minggu, 10 Mei, Jam 20:00. 23

http://lifestyle.sindonews.com/read/1002579/158/daftar-pemenang-indonesia-movie-

awards-20151431973784 diakses Selasa, 19 Mei 2015, Jam 07.00.

Page 68: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

55

Maluku tengah diselimuti konflik saudara. Sani yang saat itu sedang di Ambon

untuk membeli barang, mendapati perang di depan matanya. Hatinya pedih dan

teriris, apalagi ketika Sani mengetahui kalau seorang anak yang ia jumpai di

lokasi peperangan harus tewas.

Sani lalu mengadakan latihan sepak bola untuk mengalihkan perhatian anak-

anak atas konflik di Maluku. Anak-anak Desa Tulehu sering datang ke perbatasan

antara Desa Tulehu yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam dengan Desa

Passo yang mayoritas masyarakatnya beragama Kristen, untuk menonton

kerusuhan di sana. Sani mengajak Rafi Lestaluhu, seorang mantan pemain

sepakbola professional yang pulang kampung akibat cedera. Sani mengajak Rafi

untuk melatih anak-anak Desa Tulehu bermain sepakbola.

Di tengah situasi konflik yang kacau dan dengan segala keterbatasan

ekonomi, Sani bertahan melatih anak-anak selama bertahun-tahun. Di tahun 2006

kondisi Ambon mulai kondusif. Sekolah sepakbola yang dirintis Sani dan Rafi

masih berjalan. Anak-anak yang mereka latih tumbuh menjadi pemain-pemain

sepak bola muda berbakat. Tapi, Sani dan Rafi mengalami pecah kongsi, Rafi

mengakui sekolah sepak bola itu adalah miliknya dan keluarganya, Sani marah

besar lalu mengundurkan diri.

Selepas dari tim sepakbola Tulehu Putra, ada seorang guru dari SMK Passo

bernama Josef Matulessy yang di perankan oleh Abdurrahman Arif datang ke

Tulehu. Maksud kedatanganya untuk mengajak Sani untuk melatih sepak bola di

SMK Passo. Kepala Sekolah SMK Passo mempermasalahkan Sani yang beragama

Islam, tetapi Josef berhasil meyakinkan Kepala Sekolah bahwa Sani pelatih sepak

Page 69: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

56

bola yang bagus. Seiring berjalannya waktu dua anak didik Sani semasa melatih

di Tulehu yaitu Alvin Tuasalamony dan Salim Ohorella (Salembe) datang ke

Passo untuk bergabung dengan tim sepak bola SMK Passo (Sekolah Kristen).

Dalam sebuah turnamen, SMK Passo yang dilatih Sani berhadapan dengan

Tulehu Putra yang dilatih Rafi di babak final. Tim Rafi berhasil keluar sebagai

juara, namun Sani yang ditunjuk untuk melatih kesebelasan Maluku mengikuti

Kejuaraan Junior Nasional U-15 di Jakarta, karena para tokoh masyarakat disana

menganggap Sani mampu untuk menyatukan pemain Islam dengan Kristen dalam

satu tim. Namun, tim ini terkendala masalah pendanaan. Banyak masyarakat yang

membantu dengan menyumbang sebagian harta bendanya, termasuk seorang

Pendeta dari Passo (Desa Kristen) datang ke rumah Sani di Tulehu (Desa Islam)

untuk menyampaikan amanat berupa uang patungan dari jemaat gereja untuk

membantu keberangkatan tim sepakbola Maluku ke Jakarta.

Setelah melewati sekelumit persoalan, tim akhirnya bisa diberangkatkan

mengikuti kompetisi nasional di Jakarta. Namun, keputusan Sani untuk

membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim justru menyebabkan

perpecahan pada saat turnamen berlangsung. Setelah melewati pertandingan awal

yang mengecewakan, Sani berhasil meredakan konflik itu dengan semangat “Beta

Maluku”. Sejak saat itu tim mulai terlihat solid, para pemain dalam tim tersebut

yang mayoritas beragama Islam mulai menerima keberadaan dua anak Desa Passo

yang beragama Kristen yaitu Fingky dan Fangky. Kekompakan serta semangat

kedaerahan (nasionalisme) “Beta Maluku” berhasil mengantarkan mereka menjadi

Juara Nasional U-15.

Page 70: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

57

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Analisis dan Temuan Data Film Cahaya dari Timur : Beta Maluku

Dalam film Cahaya dari Timur: Beta Maluku, alur cerita secara

keseluruhan terbagi menjadi tahap permulaan, pertengahan, dan penutupan.

Pada tahap permulaan, adalah pertemuan Sani Tawainella dengan beberapa

anak yang sedang bermain bola di pantai Tulehu yang terkagum-kagum

dengan cara Sani Tawainella memainkan bola dengan kakinya ketika bola

anak-anak itu menghampirinya secara tidak sengaja.

Klimaks yang begitu banyak dan beragam dikemas secara apik dalam

film ini, menjadikannya sangat menarik. Apalagi ketika film ini ditutup

dengan adegan yang mempertunjukkan kemenangan Tim U-15 Maluku yang

berhasil memenangkan pertandingan nasional di Indonesia Cup dengan

mengalahkan juara bertahan Tim U-15 Jakarta yang selama ini tidak

terkalahkan dan ini merupakan buah atau pun menifestasi keberhasilan

mereka dalam mempersatukan identitas diri mereka menjadi satu Tim Sepak

Bola yang mengedepankan sikap persatuan dan kesatuan dengan rasa

Nasionalisme yang tinggi.

Dalam esensi cerita secara keseluruhan, peneliti akhirnya dapat

mengidentifikasi 8 (delapan) scene yang berkaitan dengan rumusan masalah

yang ingin diteliti. Tidak dimasukkannya semua scene dalam film ini, semata-

mata agar analisis yang ada, sesuai dengan fokus penelitian.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

58

Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos yang merepresentasikan Makna

Nasionalisme dalam film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku). Untuk

menjelaskan identifikasi scene harus dianalisis sesuai dengan semiotik yang

dipakai, yaitu semiotik Roland Barthes, sebagai berikut :

1. Scene 03

Sumber: DVD Film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)

Gambar 4.1

Screenshot Scene 03

Caption:

Gambar ini mengambil karakter seorang pemuda bernama Sani

Tawainella, seorang pemuda Maluku mantan pemain Timnas Junior

Indonesia yang membela Indonesia di Piala Pelajar Asia yang berlangsung

di Brunei Darussalam pada tahun 1996. Dengan semangat sportifitas,

dunia olah raga dipandang sebagai duta bangsa dalam membela dan

mengharumkan nama bangsa lewat olah raga. Predikat “pahlawan”

olahraga biasanya di sandang oleh mereka di dunia olahraga.

Page 72: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

59

a. Makna Denotasi

Makna denotasi ialah makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna

yang paling nyata dari tanda. Makna denotasi lazimnya diberikan

penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan apa yang kita lihat,

cium, dengar rasakan dan pengalaman lainnya.

Dari gambar yang diambil dari scene 03 di atas, pengambilan

adegan tersebut menggunakan type of shot Medium Close Up yang

memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran penuh, seluruh badan.

Gambar di atas diambil di sebuah lokasi yang mendeksripsikan sebuah

pantai yang indah, pantai Maluku.

Maluku adalah bagian dari wilayah Negara Indonesia. Sebagai

Negara kepulauan, gugusan pulaunya terbentang dari barat hingga ke

timur, dari Sabang hingga Merauke. Maluku terletak di sebelah timur

wilayah Indonesia. Maluku adalah negeri dari timur yang sangat kaya,

merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan

mutiara. Kepulauan Maluku membentuk suatu gugus-gugus kepulauan

yang terbesar di Indonesia dengan lebih dari 4.000 pulau baik pulau

besar maupun kecil.

Penduduk asli umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal,

kerangka tulang besar dan kuat, serta profil tubuh yang lebih atletis

dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka

adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan

berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.

Page 73: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

60

Pada gambar tersebut memperlihatkan pemuda yang sedang berdiri

di pinggir pantai. Pemuda tersebut berdiri kemudian dia memainkan

bola dengan penuh konsentrasi. Pemuda tersebut sangat menikmati

permainan bolanya, hingga ia tidak sadar beberapa anak sedang

mengamati dan memandang dengan kagum cara pemuda itu

memainkan bola.

Kepulauan Maluku memang terkenal dengan keindahan pantainya,

masyarakat yang pluralisme, membaur antara etnis, agama

mencerminkan kesatuan nasionalisme Indonesia. Selain itu Maluku

juga di kenal sebagai daerah pecetak generasi muda sepak bola

Indonesia.

b. Makna Konotasi

Makna konotasi merupakan makna yang didasarkan atas perasaan

atau pikiran yang ditimbulkan oleh peneliti atau pembaca. Dapat

dikatakan bahwa konotasi itu ialah makna dari hasil pemikiran atau

ideologi seseorang dalam memahami pesan yang disampaikan.

Dalam gambar tersebut, seorang pemuda yang berdiri di pinggir

pantai sedang menikmati suasana pantai yang indah dan hembusan

angin pantai. Pemuda tersebut sedang berpikir tentang keadaan yang

tidak terkendali yang sedang terjadi di kampungnya. Ia ingin keluar

dari masalah ini, namun apa daya tidak memiliki kemampuan untuk

merubah keadaan. Akhirnya ia melupakan kesedihannya dengan

bermain bola di pantai. Kepiawaian pemuda itu dalam memainkan “si

Page 74: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

61

kulit bundar” memang beralasan. Sani Tawainella, adalah seorang

pemuda Maluku mantan pemain Timnas Junior Indonesia yang

membela Indonesia di Piala Pelajar Asia yang berlangsung di Brunei

Darussalam pada tahun 1996.

Dahulu tanah Maluku adalah tanah kelahirannya yang indah,

damai, aman dan tenteram. Namun hati Sani sedang berduka karena

saat ini tanah kelahirannya telah terjadi konflik yang ia sendiri tidak

tahu pangkal kejadiannya. Menjadi bagian dari tanah Maluku yang

sangat heterogen adalah tidak mudah bagi Sani. Sosok Sani yang

sangat idealisme dan berjiwa nasionalisme tinggi, sangat ingin

mewujudkan perdamaian yang kokoh di tanah kelahirannya.

Menyatukan semua kemajemukkan yang ada membuat Sani tertantang

dan berjuang keras.

Sebagai seorang olahragawan yang menjadi duta bangsa dalam

membela nama negara Indonesia, Sani Tawainella merasakan

kepedihan yang sangat mendalam. Situasi di daerah tempat ia tinggal

telah terjadi pertikaian antar agama. Jiwa nasionalismenya

memberontak dan tidak menerima keadaan ini. Berbagai pertanyaan

berkecamuk dalam jiwanya. Sani Tawainella menginginkan tanah

kelahirannya seperti dulu lagi, aman tentram, saling menghormati

antara etnis, antara agama., tidak ada lagi kecurigaan dan mau menang

sendiri. Karena untuk membangun negeri ini diperlukan kedamaian,

ketentraman dan situasi keamanan yang kondusif.

Page 75: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

62

c. Makna Mitos

Berdasarkan hasil analisa peneliti pada gambar di Scene 03 ini,

gambar ini mengandung makna mitos sikap rela berkorban merupakan

sikap yang bisa menumbuhkembangkan rasa kebangsaan seseorang

dalam dirinya. Rela Berkorban terdiri dari dua kata yaitu kata rela dan

kata berkorban. Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak

mengharapkan imbalan atau dengan kemaun sendiri. Sedangkan

berkorban adalah berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki

sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri.

Jadi rela berkorban dalam kehidupan berarti bersedia dengan ikhlas

memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan

orang lain atau masyarakat. walaupun dengan berkorban akan

menimbulkan cobaan penderitaan bagi dirinya sendiri artinya bahwa

sikap rela berkorban ini adalah sikap nya seorang pahlawan yang

ikhlas memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk

kepentingan orang lain atau masyarakat.

Ada dalam satu riwayat disebutkan bahwa:

Abu Jahm bin Hudzaifah RA meriwayatkan, “Ketika peperangan

Yarmuk terjadi, saya pergi untuk mencari sepupu saya yang ketika

itu berada di garis terdepan pertempuran. Saya membawakan

sedikit air untuknya. Akhirnya saya dapati sepupuku itu dalam

keadaan terluka parah, sayapun menghampirinya dan mencoba

memberi pertolongan dengan sedikit air yang saya bawa. Tiba-tiba

saya mendengar rintihan tentara Islam yang terluka parah di

dekatnya. Sepupuku itu memandangnya lalu memberi isyarat

kepadaku agar air itu diberikan kepadanya. “

Abu Jahm pun melanjutkan, “Sayapun pergi mendekati tentara

itu, dia adalah Hisyam bin Abil „Ash. Sebelum saya sampai ke

tempatnya terdengan pula teriakan dari arah yang tidak jauh dari

Page 76: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

63

tempat dia terbaring. Hisyam pun memberi isyarat kepada saya

agar memberikan air tersebut kepada orang itu, tetapi sebelum

saya sampai kepadanya, orang itu telah menghembuskan nafasnya

yang terakhir. Kemudian saya bergegas untuk kembali kepada

Hisyam tetapi diapun telah wafat. Cepat–cepat saya menuju ke

tempat sepupu saya, tapi diapun telah pergi syahid.” Inna lillaahi

wainna ilaihi raajiuun1

Semboyan para pejuang bangsa yaitu “merdeka atau mati” yang

dibuktikan dengan semangat pantang menyerah, dewasa ini di jaman

kemerdekaan dapat diterjemahkan sebagai mengisi kemerdekaan

dengan bekerja keras serta rela berkorban untuk kemajuan bangsa dan

Negara Indonesia. Pemuda Indonesia, generasi penerus bangsa, siap

berkompetisi dengan negara lain dalam mengharumkan dan menjadi

kebanggaan Indonesia.

2. Scene 05

Sumber: DVD Film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)

Gambar 4.2

Screenshot Scene 05

1“Sifat Rela Berkorban”. Artikel diakses pada tanggal 02 Maret 2017 dari

https://ilowirawan.wordpress.com/2007/09/22/sifat-rela-berkorban/

Page 77: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

64

Caption:

Sekelompok anak-anak yang sedang berlatih sepakbola dengan pelatihnya

seorang pemuda yang penuh semangat dan berjiwa nasionalisme yang

tinggi. Pemuda itu sangat mengharapkan akan lahir generasi-generasi

muda baru dari tanah kelahirannya yang akan menjadi penerus

pesepakbolaan Nasional Indonesia.

a. Makna Denotasi

Dari gambar yang diambil dari scene 05 di atas, pengambilan

gambar pada adegan masih tersebut menggunakan type of shot Medium

Close Up yang memperlihatkan posisi dengan ukuran penuh. Dari

kepala ke kaki. Gambar di atas diambil di sebuah pantai di daerah

Maluku. Terlihat di kejauhan gugusan pulau membentang dari kiri

hingga kanan. Memperlihatkan latar belakang yang menggambarkan

bahwa tanah Maluku terdiri dari gugusan pulau-pulau. Dikejauhan

terlihat deburan ombak yang memperlihatkan garis putih di atas

permukaan air. Sangat indah pengambilan gambar ini.

Gambar dalam adegan pada film Cahaya dari Timur (Beta Maluku)

ini terlihat tidak mempergunakan tambahan cahaya apapun dalam

pengambilannya. Dalam gambar tersebut terlihat sekelompok anak

kecil sedang berlatih sepak bola bersama sang pelatih, seorang pemuda

yang idealis dalam memegang prinsip. Pemuda tersebut tidak ingin

anak-anak asuhannya harus menjadi penonton kekacauan yang terjadi

di tanah kelahirannya, ia ingin anak asuhannya menjadi manusia yang

Page 78: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

65

berguna, sukses pendidikannya dan sukses menjadi pemain sepak bola

yang ternama. Demikianlah masa depan anak-anak tersebut sebagai

calon penerus bangsa Indonesia.

Dalam gambar adegan tersebut, sekelompok anak tersebut yang

memakai pakaian tim nasional Indonesia yang sedang bermain bola

menandakan rasa kebanggaan anak-anak perkampungan yang tumbuh

dan besar di sana. Mereka sangat senang bermain bola dan cinta tanah

air. Itu terlihat dari ekspresi wajahnya yang ringan dan tersenyum

menikmati permainan dan memakai kaos bola tim nasional

kesayangannya. Kelompok anak-anak tersebut adalah generasi muda

penentu masa depan Indonesia. Mereka harus diarahkan pada hal-hal

positif dan ditumbuhkan rasa nasionalismenya sejak dini.

Di dalam gambar adegan tersebut terlihat anak-anak dan pelatihnya

bermain bola dipinggir pantai. Pantai Maluku yang indah dengan

lambaian pohon kelapanya, disertai suara deburan ombak. Indonesia

memang memiliki wilayah yang indah dan menjadikan peluang wisata

bagi daerah tersebut. Khususnya bagi anak-anak kampung pantai

Tulehu, pantai adalah tempat yang menyenangkan untuk bermain bola.

Dalam gambar juga terlihat gawang kecil yang terbuat dari kayu

diletakkan di sudut tempat pada bagian dari permainan. Gawang dari

kayu terlihat unik dan menyatu dengan alam.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

66

b. Makna Konotasi

Dalam gambar adegan, sekelompok anak tersebut mengerahkan

segenap kemampuannya serta berupaya menjadi yang terbaik. Anak-

anak merupakan anak asuhan Sani Tawainella dalam bermain sepak

bola. Mereka bersemangat dan memiliki obsesi yang besar untuk

menjadi pemain sepak bola terkenal nasional bahkan manca negara.

Keseriusan ekspresi wajah yang diperlihatkan oleh Sani Tawainella

ketika melatih anak asuhannya tersebut menandakan bahwa Sani

Tawainella benar-benar bermaksud membimbing dan melatih anak-

anak tersebut pemain sepak bola nasional. Gerakan tubuh anak-anak

asuhan Sani Tawainella yang piawai bermain bola, memperlihatkan

bahwa anak-anak tersebut sangat berbakat. Tubuh dari anak-anak

Maluku terlihat sangat kokoh dan kuat. Mereka diberi kelebihan

memiliki fisik yang tegap dan kokoh. Dengan kemampuan fisik ini,

serta skill yang mereka miliki diharapkan lahir generasi muda

persepakbolaan Indonesia yang akan bertanding di laga Internasional

yang membawa Indonesia pada suatu kebanggaan sebagai juara sepak

bola dunia.

Bermain sepokbola memang sangat dibutuhkan ketrampilan atau

skill dalam mempergunakan kelihaian kaki untuk membuat trik-trik

gerakan tertentu. Skill ini sangat memerlukan latihan yang disiplin dan

kerja keras. Hal ini dapat dimaknai bahwa suatu keberhasilan dalam

olah raga sepakbola dapat diibaratkan suatu perjuangan. Perjuangan

menggapai kesuksesan, perjuangan meraih mimpi, perjuangan

Page 80: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

67

mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dalam bidang olaraga

sepakbola.

c. Makna Mitos

Berdasarkan hasil analisa peneliti pada gambar di Scene 05 ini,

gambar ini mengandung makna mitos tentang jiwa patriotisme. Sikap

patriotisme merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap warga

Negara Indonesia dengan tujuan untuk mempertebal sikap cinta

terhadap tanah air.

Para pahlawan pendahulu berjuang mengusir penjajah tentunya

didasari oleh rasa cinta tanah air. Sikap tidak rela bangsanya diinjak-

injak oleh para penjajah. Seperti yang sudah dicontohkan oleh. Sikap

patriotisme tidak hanya dimiliki oleh para pahlawan bangsa. Sebagai

warga negara yang baik pun harus memiliki sikap patriotisme. Siapa

lagi yang mencintai bangsa ini kalau bukan warga negaranya sendiri.

Perjuangan yang dilakukan saat ini sudah bukanlah perjuangan

melawan para penjajah. Setelah merdeka, justru tantangan semakin

besar. Saat ini perjuangan melawan kemiskinan, kebodohan dan

keterbelakangan. Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak

hal. Wujud sikap patriotisme antara lain sebagai berikut:

1. Mencintai produk buatan dalam negeri

2. Ikut serta dalam pembangunan bangsa

3. Ikut serta memelihara fasilitas umum

4. Tidak merusak lingkungan hidup

5. Mentaati peraturan yang ada

Page 81: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

68

Prestasi yang diraih dapat dilakukan dalam bidang apa saja.

Prestasi tentu akan membawa dampak pada kebanggan. Membawa

kebanggaan Indonesia dapat dilakukan dalam bidang olahraga. Jiwa

nasionalisme yang dipupuk karena membela negara, akan memberi

dorongan dan motivasi dalam berprestasi.

Jiwa nasionalisme dan patriotiem harus dikembangkan sejak kecil

dan itu harus dimulai dengan kebiasaan. Mengenalkan pada tokoh-

tokoh nasionalis jaman perjuangan dan sepak terjang sejarah

kehidupannya dalam mempertahankan dan membangun negeri ini,

atau tokoh-tokoh nasionalis jaman modern dan sepak terjang sejarah

kehidupannya dalam mengharumkan Indonesia di mata Internasional

dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi Jiwa dan semangat

nasionalisme generasi muda.

3. Scene 18

Sumber: DVD Film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)

Gambar 4.3

Screenshot Scene 18

Page 82: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

69

Caption:

Seorang anak sekolah terlihat dengan penuh semangat sedang berteriak

lantang di depan kelas. Sambil mengepalkan tangannya anak itu berusaha

untuk memberi semangat kepada teman-temannya untuk menjadi generasi

muda Indonesia, yang selalu berjuang dan bekerja keras untuk memajukan

daerah mereka.

a. Makna Denotasi

Pada gambar tersebut di atas diambil darei scene 18. Pengambilan

gambar menggunakan pencahayaan alami seadanya di area plot

tersebut. Type of shot masih menggunakan Medium Close Up dimana

hanya setengah bagian tubuh para pemain yang diambil, yaitu bagian

pinggang ke kepala. Gambar di atas diambil pada sebuah ruangan kelas

di sekolah menengah atas, hal ini terlihat dari pakaian sekolah yang

dikenakan anak tersebut. Papan tulis berwarna hitam terlihat hanya

sepertiga bagian. Tembok kelas berwarna putih bersih, tidak ada

kotoran atau coret-cortan di dinding. Bendera merah putih yang berdiri

tegak di pojok kanan ruangan, menambah semangat nasionalisme yang

dikobarkan anak laki-laki itu.

Terlihat anak laki-laki itu berdiri di atas bangku sambil berkata

lantang. Anak itu mengharapkan teman-temannya memperhatikan

tingkahlakunya dan fokus terhadapnya. Sedangkan raut wajah / mimik

(ekspresi) yang terlihat dari pemuda tersebut adalah sikap seorang

pemimpin, bersemangat dan mengobarkan jiwa nasionalisme. Anak

laki-laki itu memandang dengan tegas ke seluruh ruang kelas. Ekspresi

Page 83: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

70

dan gerak tubuhnya yang agak condong kedepan menandakan ia begitu

bersemangat dan siap berjuang. Wajahnya serta mulutnya yang sedang

terbuka menandakan dia sedang berbicara dengan suara keras

dihadapan teman-temannya.

Ekspresi anak-anak murid lainnya turut berdiri dan bersemangat,

salah seorang murid perempuan bahkan ikut mengepalkan tangan

sambil menggerak-gerakkan tanggannya ke atas. Terlihat ia sangat

bersemangat. Suasana di ruangan kelas terlihat bergairah dan hidup.

b. Makna Konotasi

Makna konotasi dari adegan gambar di atas: seorang anak pelajar,

generasi muda calon penerus bangsa, memiliki keberanian untuk

memberi semangat teman-temannya. Situasi di tanah kelahiran mereka

yang sedang terjadi kekacauan, jangan sampai menjadikan mereka

trauma dan berputus asa. Sebagai seorang pelajar mereka harus giat

belajar dan berjuang agar lulus sekolah dengan nilai yang memuaskan.

Ekspresi yang ditunjukkan anak tersebut merupakan ekspresi

bersemangat dan menjadi petarung. Anak tersebut adalah salah satu

anak asuhan dari Sani Tawainella. Anak yang bernama Salambe, telah

menjadi anak yang giat belajar dan rajin bersekolah karena nasehat-

nasehat yang diberikan oleh Sani Tawainella. Sani Tawainella telah

menasehati Salambe, bahwa untuk mencapai kesuksesan seorang anak

harus menjadi orang yang bekerja keras dan bertanggung jawab. Selain

Page 84: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

71

konsentrasi bermain bola, yang utama adalah sukses dalam sekolah,

rajin belajar dan lulus dengan nilai memuaskan

Pemuda Sani Tawainella, telah melakukan perbuatan yang benar.

Anak-anak memang harus beri pemahaman, bahwa sekolah itu sangat

penting untuk pendidikan mereka, untuk membentuk watak manusia

menjadi lebih baik, dapat membedakan benar dan salah dan menjadi

manusia yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri, orang tua,

bangsa dan negara.

Sudah menjadi sifat seorang anak yaitu semangat yang besar dalam

bermain bola, sehingga mereka kadang lupa pada tugas utama sebagai

anak yaitu belajar. Sangat bijak sekali hal yang dilakukan oleh pelatih

Sani Tawainella, yang merasa bertanggung jawab besar terhadap anak

asuhannya sehingga ia merasa bertanggung jawab juga terhadap

pendidikan mereka.

Bersekolah adalah sarana untuk mencari ilmu pengetahuan, tugas

seorang anak adalah belajar dan menuntut ilmu. Dengan memiliki ilmu

seorang anak manusia akan dinaikkan derajatnya oleh Allah swt.

Manusia yang berilmu dia akan menjadi rujukan oleh manusia lainnya,

dia dapat menjadi seorang yang dipercaya oleh manusia lainnya karena

berilmu, dan dia akan diserahkan tugas dan tanggung jawab memimpin

umat karena kemampuannya. Seorang yang berilmu dapat mengatasi

konflik yang terjadi karena dia arif dan bijaksana. Persatuan dan

kesatuan dapat terjuwud pada seorang pemimpin yang berjiwa besar.

Page 85: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

72

c. Makna Mitos

Berdasarkan hasil analisa peneliti pada gambar di scene 18 ini,

makna patriotisme terutama rasa ingin menjadi pemimpin sangat

kental terasa. Sikap ingin mengobarkan semangat merupakan sikap

mulia dan sangat dianjurkan oleh ajaran-ajaran agama yang ada di

Indonesia. Jiwa seorang pemimpin, akan selalu mengajak kepada

kebaikan dan kebenaran.

Lebih jauh lagi dalam konteks kenasionalismean, rasa ingin

memberi semangat kepada orang lain, agar orang lain tersebut menjadi

termotivasi menjadi seperti dirinya untuk melakukan hal-hal yang

benar. Menjadi generasi penerus bangsa dan negara sudah sepantasnya

melakukan hal-hal yang benar dan bermanfaat. Hal ini merupakan

kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia untuk mengharumkan

negara Indonesia di mata dunia.

Jadi berdasarkan hasil analisa peneliti terhadap karakter Salambe

dari gambar tersebut, Salambe telah benar-benar menerapkan sikap

ingin membuat bangga negara Indonesia ini dengan belajar dan

berprestasi. Sikap lain yang ditampilkan adalah memperjuangkan

terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa yang menghormati nilai-

nilai kemajemukan masyarakat (BHINEKA TUNGGAL IKA) dalam

bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 86: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

73

4. Scene 20

Sumber: DVD Film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)

Gambar 4.5

Screenshot Scene 20

Caption:

Gambar ini mengambil karakter kegigihan dan kerja keras dalam meraih

tujuan. Dengan semangat juang yang tinggi anak-anak asuhan Sani

Tawainella berlatih dengan disiplin dan tekun. Sifat disiplin, tekun dan

pantang menyerah adalah juga merupakan sifat dari para pahlawan dalam

merebut kemerdekaan Indonesia. Di alam kemerdekaan saat ini sifat

disiplin, tekun dan pantang menyerah di buktikan salah satunya yaitu

dengan berlatih olah raga sepakbola, sehingga kemenangan sudah di depan

mata.

Page 87: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

74

a. Makna Denotasi

Gambar yang diambil pada scene 20 di atas memperlihatkan

beberapa orang remaja memakai kaos olah raga berwarna putuh

dengan celana pendek warna hijau muda sedang melakukan latihan

sepak bola. Latar belakang gambar adalah pemandangan yang hijau,

pohon-pohon yang ada disekitar terlihat tumbuh menghijau

menandakan daerah tersebut sangat sangat subur sebagai daerah

pertanian. Wilayah Maluku memang di kenal sebagai daerah

pertanian. Sejak dahulu kala, Maluku sebagai penghasil rempah-

rempah seperti pala, lada, cengkeh dan hasil perkebunan lainnya. Oleh

karena itu daerah Maluku menjadi incaran para pendatang asing

seperti Portugis, Spanyol, Belanda untuk mengambil hasil buminya.

Di dekat mereka ada beberapa bola kaki. Pelatih sepak bola juga

ada di antara anak-anak remaja itu. Latar peristiwa/ plot/ lokasi yang

diambil untuk adegan gambar Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ini

berada pada lapangan sepek bola yang berada di sekitar lokasi tempat

tinggal mereka. Terlihat sang pelatih dengan disiplin mengarahkan

anak-anak asuhannya agar melakukan pemanasan dengan benar seprti

yang dicontohkan olehnya. Raut wajah/mimik muka (ekspresi) yang

diperlihatkan dan postur tubuh terlihat sedang serius menjalani olah

raga pemanasan.

Remaja adalah dimana masa kehidupan seseorang harus di latih

dengan disiplin dan kerja keras. Tidak mudah dalam membentuk

Page 88: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

75

karakter dan semangat juang remaja. Sebagai generasi penerus bangsa,

seorang remaja harus sudah memiliki tanggung jawab sebagai warga

negara yang baik, disiplin dan bekerja keras demi mencapai tujuan

adalah semangat yang harus di tumbuhkan di dada sang pemuda, selalu

mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi

dan menumbuhkan semangat nasionalisme sebagai bukti nyata bela

bangsa.

b. Makna Konotasi

Dalam gambar tersebut, para remaja yang sedang giat berlatih

serius tersebut merupakan orang anak asuhan tim sepak bola putra

Maluku asuhan Sani Tawainella. Semangat berlatih dan disiplin adalah

kunci utama kesuksesan. Seperti yang selalu di tanamkan oleh Sani

Tawainella pada anak-anak asuhannya, bahwa mereka pasti akan

berhasil dan sukses membawa tim “Maluku” menjadi juara. Nasehat

sang pelatih tersebutlah yang menjadi cambuk semangat mereka dan

motivasi dalam diri untuk menjadi pesepak bola yang sukses.

Impian menjadi pemain sepak bola yang professional inilah yang

menjadi motivasi dan kemauan keras yang ingin dibuktikan oleh Jago,

salah satu anak asuhan Sani Tawainella kepada orang tuanya terutama

sang ayah yang dibuktikan dengan kemampuannya membeli sepak

bola dengan uang tabungannya sendiri sebagai jerih payahnya dengan

mencari uang sendiri. Jago ingin ayahnya tidak kecewa dan menjadi

Page 89: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

76

bangga pada dirinya apabila ayahnya telah melihat dia sukses sebagai

pemain nasional.

Sosok Jago yang memiliki jiwa besar untuk berjuang, gigih dalam

memperjuangkan keyakinan dengan jerih payahnya sendiri. Berlatih

sepak bola menanamkan sifat pejuang dalam diri jago, pantang

menyerah, disiplin dan tekun, dalam meraih impian yang dicita-

citakannya.

Selain Jago juga ada sosok Salembe yang selalu bangga pada

dirinya sendiri. Sosok Salembe adalah pemuda yang penuh semangat

dan mengobarkan jiwa nasionalisme. Juga ada pemuda yang bernama

Alvin yang akan membanggakan ibunya dengan membawa uang satu

milyar lewat sepak bola. Anak-anak muda itu adalah generasi penerus

yang penuh optimis, keyakinan mereka akan membawa pada kejayaan

Indonesia.

c. Makna Mitos

Berdasarkan hasil analisa peneliti pada pada gambar di atas, makna

persatuan muncul dengan kentara walaupun masih dalam lingkup

kedaerahan. Sikap persatuan yang tercantum dalam sila ketiga pada

Pancasila ini merupakan dasar negara kita yang dapat mempersatukan

suku-suku bangsa yang begitu banyaknya di Indonesia. Sikap yang

sangat krusial yang harus dan wajib dimiliki oleh setiap warga negara

Indonesia sikap yang memahami karakter bangsanya ini, inilah yang

disebut dengan faham kebangsaan. Permainan sepak bola mengajarkan

Page 90: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

77

persatuan, kerja sama, dan kekompakan serta menerapkan strategi

yang cemerlang dalam memenangkan pertandingan.

Sila ketiga “persatuan Indonesia” juga memaknai kehidupan bahwa

Indonesia adalah negara yang terdiri dari keaneka ragaman suku,

bangsa dan agama. Hal ini di buktikan oleh para pemuda saat

mengikrarkan “sumpah pemuda”, mereka sadar bahwa Indonesia ini

sangat banyak perbedaan. Sedikit saja ada gesekan dan benturan dapat

menggoyahkan pilar-pilar negara yaitu Pancasila. Oleh karena itu jiwa

nasionalisme Pancasila harus dibuktikan bukan hanya slogan semata.

Dan jiwa persatuan harus terus dikuatkan agar negara Indonesia tetap

berdiri kokoh.

Sikap ataupun faham kebangsaan yang ditunjukkan Jago pada

adegan ini merupakan sebuah sikap yang sangat langka. Sikap ini

apabila dimiliki oleh setiap warga Negara Indonesia akan memiliki

rasa kenasionalismean dan patriotisme yang tinggi pula.

Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa

sikap rela berkorban untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara

sebagai tempat hidup dan kehidupan dengan segala apa yang dimiliki,

akan memperkuat pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi

kemerdekan yang dicita-citakan telah terwujud, berkas perjuangan dan

pengorbanan para pahlawan. Maka kita harus dapat mengisi

Page 91: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

78

kemerdekaan ini dengan membangun berbagai macam bidang agar

dapat mempercepat tercapainya tujuan bangsa Indonesia.

5. Scene 108

Sumber: DVD Film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)

Gambar 4.5

Screenshot Scene 108

Caption:

Gambar ini mengambil karakter seorang pemuda yang memakai jaket

olahraga sedang menunjuk papan tulis yang bertuliskan kata “Maluku”.

Mencintai tanah kelahiran dan bangga terhadapnya adalah wujud nyata

nasionalisme.

a. Makna Denotasi

Dari gambar yang diambil pada adegan di atas, terlihat seorang

pemuda dengan jaket merah dan peluit yang dikalungkannya sedang

mengarahkan telunjuk kannnya ke arah papan tulis dimana pada papan

Page 92: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

79

tulis itu tertera kata “Maluku”. Lokasi pengambilan gambar berada

dalam sebuah ruangan yang berdinding beton bercat putih dengan

lemari pakaian berderet di depan disampingnya. Pemuda itu

menekannya keyakinannya pada telunjuk yang ia arahkan ke papan

tulis, sambil berbicara dia lakukan dengan ekspresi yang tegas dan

mulut yang menggambarkan kejelasan vokal dan mimik wajah.

Jiwa nasionalisme bisa diwujudkan salah satunya dengan

menggunakan simbol. Semangat nasionalisme yang ditimbulkan lewat

simbol seperti bendera negara, lagu nasional, maupun simbol- simbol

lainnya, memberi pengertian bahwa sifat manusia mambutuhkan

sesuatu yang bisa memberi dorongan untuk memberikan kekuatan

dalam meningkatkan semangatnya.

Dalam dunia oleh raga simbol bisa dimunculkan lewat penggunaan

tanda-tanda kedaerahan, salah satunya lewat gambar atau tulisan pada

baju kaos oleh raga atau yel-yel kekompakkan. Seperti pada adegan

gambar di atas dengan menuliskan kata “Maluku” untuk menunjukkan

identitas daerahnya.

b. Makna Konotasi

Makna konotasi yang ada pada gambar di atas, Sani Tawainella

sedang memberikan sebuah pengertian akan arti kata Maluku yang

telah dituliskannya pada sebuah papan tulis di dalam ruangan ganti

pemain. Perilaku yang dilakukan oleh Sani Tawainella ini ditujukan

Page 93: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

80

kepada anak asuhannya dengan tujuan untuk meningkatkan

kekompakan anak asuhannya dalam bermain bola dalam sebuah

perlombaan sepak bola U-15 Indonesia Cup yang dilaksanakan di

Jakarta. Hal ini diakibatkan karena kekalahan yang terus menerus di

alami oleh Tim Sepakbola tersebut sepanjang musim perlombaan

tersebut.

Penggunaan simbol juga dapat meningkatkan kebersamaan,

kekompakkan karena hal tersebut dapat menjadi jalan untuk memori

atau kenangan kepada tanah kelahiran. Hal tersebut kemudian yang

ingin diwujudkan oleh Sani Tawainella kepada anak didiknya.

Pemaknaan simbol yaitu sebagai sesuatu yang diagungkan atau

dihormati. Simbol juga dapat mempersatukan kebersamaan, bila dia

berada di tempat atau di daerah asing.

c. Makna Mitos

Berdasarkan hasil analisa peneliti terhadap gambar tersebut di atas

yaitu Sani Tawainella berusaha untuk menumbuhkan sikap persatuan

dan kesatuan yang ada dalam tubuh tim asuhannya. Sikap persatuan

yang peneliti anggap memang sangat ampuh untuk mengalahkan

musuh yang bagaimana kuat sekali pun. Rasa persatuan diwujudkan

dalam ideologi negara Indonesia yaitu “Pancasila” dalam sila ketiga

yaitu persatuan Indonesia, yang mengandung makna bahwa Indonesia

ini dibangun berdasarkan rasa persatuan. Ada semboyan “bersatu kita

Page 94: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

81

teguh, bercerai kita runtuh”, semboyan ini akan lebih diyakinkan lagi

bahwa perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari

tangan penjajah karena rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Nasionalisme tanpa adanya rasa persatuan dan kesatuan tidak akan

bisa tumbuh berkembang seutuhnya apabila tidak ditunjang dengan

persamaan rasa, kesadaran, pemahaman kesatuan pribadi sebagai

warga negara dengan darah yang satu, bahasa yang satu dan bangsa

satu. Hal ini tercantum, tersirat dan tersurat dalam Sumpah Pemuda

yang telah dikumandangkan pada beberapa dekade lalu di tanah air

tercinta ini.

6. Scene 109

Sumber: DVD Film Cahaya Dari Timur (Beta Maluku)

Gambar 4.6

Screenshot Scene 109

Caption:

Gambar yang tersaji menampilkan kelompok remaja laki-laki dengan

seorang pemuda yang memakai baju sedang bersorak sambil mengepalkan

tangan ke atas. Mereka bersorak sambil meneriakkan yel-yel kemenangan

Page 95: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

82

untuk daerah mereka yaitu “Beta Maluku”. Suatu kebangkitan untuk

menuju kemenangan.

a. Makna Denotasi

Kelompok remaja tersebut di atas merupakan tim asuhan sepak

bola Sani Tawainella SSH Tulehu Maluku yang ikut bertanding di

Indonesia Cup U-15. Kelompok SSH Tulehu Maluku berkelompok

mengelilingi Sani Tawainella sambil mengepalkan tangan yang

ditujukkan ke arah atas bersama-sama dan Sani Tawainella

memperhatikan keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh anak

asuhannya tersebut.

Ekspresi wajah yang menunjukkan semangat tinggi terlihat di

wajah anak-anak asuhan Sani Tawainella ketika melakukan gerakan

tinju ke atas tersebut. Hal ini bisa terlihat secara jelas pada posisi mulut

dan rahang mereka yang terbuka bersama-sama mirip seperti orang

yang sedang meriakkan yel-yel.

Suara teriakan atau yel-yel memang dapat menjadi penyemangat,

dan menciptakan kekompakan. Sani Tawainella sang pelatih sangat

berharap yel-yel itu dapat menjadi simbol persatuan dan kesatuan regu

Maluku.

Posisi tangan mengepal yang diacungkan ke atas, karena diberi

hentakkan yang kuat terlihat pada otot-otot lengan yang menegang

Page 96: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

83

menggambarkan bagaimana kekuatan batin dan kekayinan bahwa regu

sepakbola mereka harus menang.

b. Makna Konotasi

Pada gambar di atas, Sani Tawainella bersama dengan anak

asuhannya sedang bersama-sama menyatukan tekad, niat, pemahaman

serta kesadaran di antara mereka bahwa mereka merupakan tim sepak

bola yang membawa semangat, jiwa dan identitas Maluku, mereka

bukan lagi individu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kelompok

yang meleburkan identitas mereka masing-masing menjadi satu nama

yaitu “Beta Maluku”. Hal ini ditegaskan oleh mereka dengan posisi

yang saling mendekat menjadi sebuah lingkaran dengan Sani

Tawainella di tengah-tengahnya disertai dengan teriakan “Beta

Maluku” .

Kesadaran akan pentingnya kemenangan bagi regu sepak bola

Maluku, dimana semangat cinta tanah kelahiran menjadikan rasa

kekompakan yang kuat diantara mereka. Menjadi pemenang adalah

kebanggaan bagi putra-putra Maluku yang sangat mencintai olah raga

sepak bola, kebanggaan orang tua, keluarga, teman-teman adalah

harapan regu “Beta Maluku” agar mereka bertekad untuk bermain

hingga kekuatan maksimal dan sampai titik darah penghabisan, dalam

arti walau keadaan apa pu mereka harus mencapai kemenangan karena

dengan kemenangan ini mereka bisa membuktikan kerja keras mereka

selama ini tidak sia-sia.

Page 97: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

84

c. Mitos

Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau

tidak terpecah-belah. Persatuan dan kesatuan mengandung arti

“bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu

kebulatan yang utuh dan serasi. Sebuah negara akan berdiri kokoh

apabila masyarakatnya memiliki semangat persatuan dan kesatuan.

Bagi bangsa Indonesia semangat persatuan dan kesatuan ditegaskan

dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pengaturan semangat persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa

semangat persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa

Indonesia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan “negara

persatuan” dalam arti sebagai negara yang warga negaranya erat

bersatu, yang mengatasi segala paham perseorangan ataupun golongan

yang menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di

hadapan hukum dan pemerintahan dengan tanpa kecuali. Dalam negara

persatuan itu, otonomi individu diakui kepentingannya secara

seimbang dengan kepentingan kolektivitas rakyat. Kehidupan orang

perorang ataupun golongan-golongan dalam masyarakat diakui sebagai

individu dan kolektivitas warga negara, terlepas dari ciri-ciri khusus

yang dimiliki seseorang atau segolongan orang atas dasar kesukuan

Page 98: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

85

dan keagamaan dan lain-lain, yang membuat seseorang atau

segolongan orang berbeda dari orang atau golongan lain dalam

masyarakat.

7. Interpretasi Gambar Scene 03, 05, 18, 20, 108, 109

a. Interpretasi gambar scene 03

Hasil interpretasi gambar scene 03 peneliti menyimpulkan bahwa ada

korelasi yang kuat mengenai makna nasionalisme dari gambar

tersebut. Sebagai mantan pemain Timnas Junior Indonesia yang

membela Indonesia di Piala Pelajar Asia yang berlangsung di Brunei

Darussalam pada tahun 1996, Sosok Sani yang sangat idealisme dan

berjiwa nasionalisme tinggi, sangat ingin mewujudkan perdamaian

yang kokoh di tanah kelahirannya. Perdamaian itu ingin ia wujudkan

dengan menemukan lagi semangat nasionalisme dengan persatuan dan

kesatuan lewat dunia sepak bola.

Sepak bola dapat mempersatukan kembali puing-puing nasionalisme

yang telah carut marut. Dengan semangat sportifitas dapat menepis

segala perbedaan yang ada. Sebagai seorang olahragawan yang

menjadi duta bangsa dalam membela nama negara Indonesia, Sani

berhasil menyatukan kembali “Maluku” nya dan berhasil

mengobarkan jiwa nasionalisme di hati anak asuhannya. Sani

memiliki jiwa rela berkorban. Sikap rela berkorban merupakan sikap

yang bisa menumbuhkembangkan rasa kebangsaan seseorang dalam

dirinya.

Page 99: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

86

b. Interpretasi gambar scene 05

Hasil interpretasi gambar scene 05 peneliti menyimpulkan bahwa ada

korelasi yang kuat mengenai makna nasionalisme dari gambar

tersebut. Dalam gambar adegan tersebut, sekelompok anak tersebut

yang memakai pakaian tim nasional Indonesia yang sedang bermain

bola menandakan rasa kebanggaan anak-anak perkampungan yang

tumbuh dan besar di sana. Mereka sangat senang bermain bola dan

cinta tanah air. Itu terlihat dari ekspresi wajahnya yang ringan dan

tersenyum menikmati permainan dan memakai kaos bola tim nasional

kesayangannya. Tubuh dari anak-anak Maluku terlihat sangat kokoh

dan kuat. Mereka diberi kelebihan memiliki fisik yang tegap dan

kokoh. Dengan kemampuan fisik ini, serta skill yang mereka miliki

diharapkan lahir generasi muda persepakbolaan Indonesia yang akan

bertanding di laga Internasional yang membawa Indonesia pada suatu

kebanggaan sebagai juara sepak bola dunia.

Scene 05 ini mengandung makna mitos tentang jiwa patriotisme.

Sikap patriotism merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap

warga Negara Indonesia dengan tujuan untuk mempertebal sikap cinta

terhadap tanah air. Prestasi yang diraih dapat dilakukan dalam bidang

apa saja. Prestasi tentu akan membawa dampak pada kebanggan.

Membawa kebanggaan Indonesia dapat dilakukan dalam bidang

olahraga. Jiwa nasionalisme yang dipupuk karena membela negara,

akan memberi dorongan dan motivasi dalam berprestasi.

Page 100: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

87

3. Interpretasi gambar scene 18

Hasil interpretasi gambar scene 18 peneliti menyimpulkan bahwa ada

korelasi yang kuat mengenai makna nasionalisme dari gambar

tersebut. Dalam gambar adegan tersebut, terlihat seorang anak laki-

laki berdiri di atas bangku sambil berkata lantang. Anak itu

mengharapkan teman-temannya memperhatikan tingkahlakunya dan

fokus terhadapnya. Sedangkan raut wajah / mimik (ekspresi) yang

terlihat dari pemuda tersebut adalah sikap seorang pemimpin,

bersemangat dan mengobarkan jiwa nasionalisme.

Seorang anak pelajar, generasi muda calon penerus bangsa, memiliki

keberanian untuk memberi semangat teman-temannya. Situasi di tanah

kelahiran mereka yang sedang terjadi kekacauan, jangan sampai

menjadikan mereka trauma dan berputus asa. Sebagai seorang pelajar

mereka harus giat belajar dan berjuang agar lulus sekolah dengan nilai

yang memuaskan.

Makna patriotisme terutama rasa ingin menjadi pemimpin sangat

kental terasa. Sikap ingin mengobarkan semangat merupakan sikap

mulia dan sangat dianjurkan oleh ajaran-ajaran agama yang ada di

Indonesia. Jiwa seorang pemimpin, akan selalu mengajak kepada

kebaikan dan kebenaran.

4. Interpretasi gambar scene 20

Hasil interpretasi gambar scene 20 peneliti menyimpulkan bahwa ada

korelasi yang kuat mengenai makna nasionalisme dari gambar

Page 101: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

88

tersebut. Dalam gambar adegan tersebut, adalah para remaja anak

asuh Sani di klub sepak bola. Remaja adalah dimana masa kehidupan

seseorang harus di latih dengan disiplin dan kerja keras. Tidak mudah

dalam membentuk karakter dan semangat juang remaja. Sebagai

generasi penerus bangsa, seorang remaja harus sudah memiliki

tanggung jawab sebagai warga negara yang baik, disiplin dan bekerja

keras demi mencapai tujuan adalah semangat yang harus di

tumbuhkan di dada sang pemuda, selalu mengutamakan kepentingan

orang banyak di atas kepentingan pribadi dan menumbuhkan

semangat nasionalisme sebagai bukti nyata bela bangsa.

Sikap persatuan yang tercantum dalam sila ketiga pada Pancasila ini

merupakan dasar negara kita yang dapat mempersatukan suku-suku

bangsa yang begitu banyaknya di Indonesia. Sikap yang sangat krusial

yang harus dan wajib dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia

sikap yang memahami karakter bangsanya ini, inilah yang disebut

dengan faham kebangsaan. Permainan sepak bola mengajarkan

persatuan, kerja sama, dan kekompakan serta menerapkan strategi

yang cemerlang dalam memenangkan pertandingan.

Sila ketiga “persatuan Indonesia” juga memaknai kehidupan bahwa

Indonesia adalah negara yang terdiri dari keaneka ragaman suku,

bangsa dan agama. Hal ini di buktikan oleh para pemuda saat

mengikrarkan “sumpah pemuda”, mereka sadar bahwa Indonesia ini

sangat banyak perbedaan. Sedikit saja ada gesekan dan benturan dapat

Page 102: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

89

menggoyahkan pilar-pilar negara yaitu Pancasila. Oleh karena itu jiwa

nasionalisme Pancasila harus dibuktikan bukan hanya slogan semata.

Dan jiwa persatuan harus terus dikuatkan agar negara Indonesia tetap

berdiri kokoh.

Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa sikap

rela berkorban untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara sebagai

tempat hidup dan kehidupan dengan segala apa yang dimiliki, akan

memperkuat pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi

kemerdekan yang dicita-citakan telah terwujud, berkas perjuangan dan

pengorbanan para pahlawan. Maka kita harus dapat mengisi

kemerdekaan ini dengan membangun berbagai macam bidang agar

dapat mempercepat tercapainya tujuan bangsa Indonesia.

5. Interpretasi gambar scene 108

Hasil interpretasi gambar scene 108, peneliti menyimpulkan bahwa

ada korelasi yang kuat mengenai makna nasionalisme dari gambar

tersebut. Jiwa nasionalisme bisa diwujudkan salah satunya dengan

menggunakan simbol. Semangat nasionalisme yang ditimbulkan lewat

simbol seperti bendera negara, lagu nasional, maupun simbol- simbol

lainnya, memberi pengertian bahwa sifat manusia mambutuhkan

sesuatu yang bisa memberi dorongan untuk memberikan kekuatan

dalam meningkatkan semangatnya.

Page 103: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

90

Dalam dunia oleh raga simbol bisa dimunculkan lewat penggunaan

tanda-tanda kedaerahan, salah satunya lewat gambar atau tulisan pada

baju kaos oleh raga atau yel-yel kekompakkan. Seperti pada adegan

gambar di atas dengan menuliskan kata “Maluku” untuk menunjukkan

identitas daerahnya.

Penggunaan simbol juga dapat meningkatkan kebersamaan,

kekompakkan karena hal tersebut dapat menjadi jalan untuk memori

atau kenangan kepada tanah kelahiran. Hal tersebut kemudian yang

ingin diwujudkan oleh Sani Tawainella kepada anak didiknya.

Pemaknaan simbol yaitu sebagai sesuatu yang diagungkan atau

dihormati. Simbol juga dapat mempersatukan kebersamaan, bila dia

berada di tempat atau di daerah asing.

Sikap persatuan yang peneliti anggap memang sangat ampuh untuk

mengalahkan musuh yang bagaimana kuat sekali pun. Rasa persatuan

diwujudkan dalam ideologi negara Indonesia yaitu “Pancasila” dalam

sila ketiga yaitu persatuan Indonesia, yang mengandung makna bahwa

Indonesia ini dibangun berdasarkan rasa persatuan. Ada semboyan

“bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, semboyan ini akan lebih

diyakinkan lagi bahwa perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut

kemerdekaan dari tangan penjajah karena rasa persatuan dan kesatuan

bangsa.

Nasionalisme tanpa adanya rasa persatuan dan kesatuan tidak akan

bisa tumbuh berkembang seutuhnya apabila tidak ditunjang dengan

Page 104: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

91

persamaan rasa, kesadaran, pemahaman kesatuan pribadi sebagai

warga negara dengan darah yang satu, bahasa yang satu dan bangsa

satu. Hal ini tercantum, tersirat dan tersurat dalam Sumpah Pemuda

yang telah dikumandangkan pada beberapa dekade lalu di tanah air

tercinta ini.

6. Interpretasi gambar scene 109

Hasil interpretasi gambar scene 108, peneliti menyimpulkan bahwa

ada korelasi yang kuat mengenai makna nasionalisme dari gambar

tersebut. Dari adegan gambar, ekspresi wajah yang menunjukkan

semangat tinggi terlihat di wajah anak-anak asuhan Sani Tawainella

ketika melakukan gerakan tinju ke atas tersebut. Posisi tangan

mengepal yang diacungkan ke atas, karena diberi hentakkan yang kuat

terlihat pada otot-otot lengan yang menegang menggambarkan

bagaimana kekuatan batin dan kekayinan bahwa regu sepakbola

mereka harus menang.

pemahaman serta kesadaran di antara mereka bahwa mereka

merupakan tim sepak bola yang membawa semangat, jiwa dan

identitas Maluku, mereka bukan lagi individu yang berdiri sendiri,

tetapi merupakan kelompok yang meleburkan identitas mereka

masing-masing menjadi satu nama yaitu “Beta Maluku”. Hal ini

ditegaskan oleh mereka dengan posisi yang saling mendekat menjadi

sebuah lingkaran dengan Sani Tawainella di tengah-tengahnya disertai

dengan teriakan “Beta Maluku” .

Page 105: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

92

Kesadaran akan pentingnya kemenangan bagi regu sepak bola

Maluku, dimana semangat cinta tanah kelahiran menjadikan rasa

kekompakan yang kuat diantara mereka. Menjadi pemenang adalah

kebanggaan bagi putra-putra Maluku yang sangat mencintai olah raga

sepak bola, kebanggaan orang tua, keluarga, teman-teman adalah

harapan regu “Beta Maluku” agar mereka bertekad untuk bermain

hingga kekuatan maksimal dan sampai titik darah penghabisan, dalam

arti walau keadaan apa pu mereka harus mencapai kemenangan karena

dengan kemenangan ini mereka bisa membuktikan kerja keras mereka

selama ini tidak sia-sia.

Persatuan dan kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam

corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan

serasi. Sebuah negara akan berdiri kokoh apabila masyarakatnya

memiliki semangat persatuan dan kesatuan. Bagi bangsa Indonesia

semangat persatuan dan kesatuan ditegaskan dalam Pancasila dan

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengaturan semangat

persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa semangat persatuan dan

kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Film sebagai salah satu sarana hiburan favorit masyarakat selalu menarik

dan banyak amanat yang dapat diambil. Salah satunya adalah film “Cahaya dari

Timur : (Beta Maluku)” merupakan film bertema yang terinspirasi dari kisah

perjuangan seorang anak manusia bernama Sani Tawainella yang ingin berusaha

lebih baik dalam hidupnya. Dimana yang bisa dilakukannya adalah dalam

menggunakan keterampilan yang dia miliki. Cerita dalam film “Cahaya dari

Timur : (Beta Maluku)” tersebut terinspirasi oleh kisah nyata yang diangkat oleh

sang Sutradara Angga Dwimas Sasongko. Perjuangan menyatukan perbedaan

yang ada di daerah Maluku ke dalam sebuah wadah olahraga.

Dari paparan bab yang telah peneliti susun di atas, dapat disimpulkan

bahwa film “Cahaya dari Timur: (Beta Maluku)” memungkinkan kita bicara

mengenai makna nasionalisme dalam film ini.

Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada Skripsi ini, peneliti mengacu

pada fokus permasalahan yang ada. Dengan melihat melalui berbagai pendekatan

teori dan implementasinya terhadap objek penelitian, maka kesimpulan peneliti

terhadap masalah tersebut sebagai berikut:

1. Sign dan Code (tanda-tanda dan kode) yang terdapat pada makna pesan

nasionalisme adalah pada tanda-tanda verbal maupun non verbal di dalam

adegan latar belakang budaya Maluku yang tervisualisasi dalam sekuen

atau pada pertengahan cerita. Pemilihan sign dan code berfokus pada

adegan Sani Tawainella yang kembali terjun ke dunia Sepakbola yang

mana awalnya hanya untuk melindungi anak-anak di daerahnya supaya

tidak ikut serta dalam kerusuhan yang sering kali terjadi di daerah Tulehu.

Melalui kajian semiotika, peneliti setidaknya menemukan tanda dan kode

yang signifikan terhadap tujuan penelitian dalam adegan motivasi yang

Page 107: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

94

diberikan pada saat berlatih dan scene yang berbeda yaitu scene 20, dan

108

2. Film ini telah memberikan pemahaman tentang pentingnya rasa

nasionalisme dan persatuan kebangsaan di tengah keberagaman suku,

agama, ras, dan budaya di Indonesia serta kepentingan pribadi yang

mendasar sekali pun, sign dan code yang memperlihatkan hal ini ada pada

scene 03, 05, 18, 20, 108, dan 109

B. Saran

Adapun saran terhadap film ini adalah, Pertama: dinamika adegan dan

dinamika narasi seharusnya divisualisasikan lebih dinamis dan lebih hidup lagi.

Aspek mise en adegan dan sinematografi yang baik juga mampu menghasilkan

sistem tanda yang komprehensif. Pada dasarnya film merupakan jenis

multimedia yang pembangunan pesannya melalui unsur audio visual yang

dikemas dengan baik. Kedua, Film ini bisa lebih diarahkan secara

komprehensif menjadi sebuah Film yang benar-benar menyampaikan pesan

nasionalisme apabila penekanan konflik pada awal dan pertengahan film ini

lebih menekankan mengenai konflik-konflik yang lebih besar sifatnya di

Maluku, yang bisa menimbulkan perpecahan secara signifikan.

Page 108: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

95

DAFTAR PUSTAKA

A.C. Manullang, Pilar-Pilar Pancasila, (jakarta; penerbit setia sakti,1986)

Ade Irwansyah, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka,

2009), h.42

Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional tinjauan dan Restropeksi, (Jakarta: Panitia

hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010)

Aksurifai, Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006)

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 127.

Alex Sobur, Analisis teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2006)

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, h. 69

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 71.

Andi Pranajaya, Film dan Masyarakat; Sebuah Pengantar (Jakarta, BPSDM Citra

Pusat Perfilman H. Usmar Ismail,2000)

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011), h. 105.

AS. Haris Sumandria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Peneliti dan

Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006)

AS. Haris Sumandria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan

Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), cet. 1, h. 27

Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya (Depok: Universitas

Indonesia, 2008), h. 5.

C.S.T Kansil dan Julianto, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan

Indonesia, (jakarta;Erlangga,1993)

D.A. Peransi, Film / Media / Seni, (Jakarta: FFTV IKJ Press, 2005)

Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta: Grasindo, 2004)

Ferdinand de Saussure dikutip oleh Athut Asa Berger dalam buku Pengantar

Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2010)

Page 109: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

96

Ferdinand de Saussure dikutip oleh Sambo Tinurbuko dalam Semiotika

Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna pada Karya

Design Komunikasi Visual. (Yogyakarta: Jalansutra, 2008)

Ferdinand de Saussure dikutip oleh Yaraf Amir Pailiang dalam buku

Hipersemiotik: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

(yogyakarta; Jalasutra, 2003)

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafido Persada,

2008)

Hans Kohn, Nasionalisme, Arti dan Sejarahnya, (Jakarta; PT.

Pembangunan,1984)

Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Yogyakarta: Panduan, 2006)

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008)

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2011), h. 17.

Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, h. 22.

Jeanne Martinet, Semiologi: kajian Teori Tanda Saussuran; Antara Semiologi

Komunikasi dan Seemiologi Signifikasi (Yogyakarta: jalasutra, 2010)

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008)

Joseph M Boggs The Art of Watching Film, (Terj) A srul Sani (Jakarta: Yayasan

Citra Pusat perfilman Haji Usmar Ismail, 1986)

Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press:

2006)

M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Denotasi: Teori dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Gitanyali, 2004)

Misbach Yusran Biran, Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa, (Jakarta:

Komunitas Bambu, 2009)

Rachmat Kriyanto, Tekhnik Praktis Riset: Disertai Contoh Praktis Riset Media,

Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi

Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2010)

Roland Barthes dikutip oleh Alex Sobur dalam buku Analisis teks Media: Suatu

pengantar untuk analisis wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis

Framing. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet. 6, h.122

Page 110: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

97

Roland Barthes dikutip oleh Jeanne Martinet, Semiologi: kajian Teori Tanda

Saussuran; Antara Semiologi Komunikasi dan Seemiologi Signifikasi

(Yogyakarta: jalasutra, 2010), cet. 1

Roland Barthes dikutip oleh Rahmat Kriyantono dalam Teknik Praktis Riset

Komunikasi, (Jakarta Kencana Prenada Media Group, 2006), ed. 1, h.

268

Thung Ju Lan dan M. „Azzam Manan, Nasionalisme dan Ketahanan Budaya

Indonesia; Sebuah Tantangan, (Jakarta: LIPI Press, 2011)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Edisi II, (Jakara: Balai Pustaka,1995)

Tommy Christomy, Semiotika Budaya (Depok: Universitas Indonesia), h. 94.

Tommy Cristony, Semiotika Budaya, (Depok: Universitas Indonesia, 2004)

Wawancara Pribadi dengan Angga Dwimas Sasongko, Visinema Pictures, Senin

27 April 2015.

William L. Rivers, Jay W. Jensen, dan Thedore Peterson, Media Massa dan

Masyarakat Modern, edisi kedua, (terj) oleh Haris Munandar dan Dudy

Priatna, (Jakarta: Prenada Media, 2004)

Zainul Ittihad, Materi Pokok Pendidikan Kewiraan 1-6, (Jakarta: Universitas

Terbuka ,1998)

Internet:

http://lifestyle.sindonews.com

http://showbiz.liputan6.com

http://www.21cineplex.com/star

http://www.indonesianfilmcenter.com

http://www.tempo.co

http://www.visinemapictures.com

http://www.thinktep.wordpress.com

https://sosiologibudaya.wordpress.com

http://indonesiabuku.com

Page 111: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

98

LAMPIRAN

Page 112: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

99

99

Lampiran 1: Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Page 113: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

100

Lampiran 2: Surat Izin Penelitian Skripsi

Page 114: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

101

Page 115: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

102

Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Riset

Page 116: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

103

Lampiran 4: Hasil Wawancara

Hasil Wawancara Pribadi dengan Angga Dwimas Sasongko

Sutradara Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Kantor Visinema Pictures, Cilandak, Rabu 03 Mei 2017

T : Bagaimana awal mula Mas Angga masuk ke dunia perfilman?

J : Kalo mau di ceritain ya panjang banget ceritanya, singkat aja ya.

Mulanya pas SMA ikut-ikut festival film, terus film gua menang. Lalu

ditarik sama Erwin Arnada masuk ke dunia film. Waktu itu di ajak ikut

produksi film Catatan Akhir Sekolah. Sebenernya sih banyak banget

ceritanya, tapi itulah awal mulanya.

T : Bagaimana latar belakang pembuatan film Cahaya Dari Timur: Beta

Maluku?

J : Kalau Cahaya Dari Timur sebenarnya, mulainya gua ketemu sama Sani

ga sengaja. Kebetulan waktu itu gua lagi bikin film dokumenter,

documenter Nike buat Piala Asia 2007 di Jakarta. Film dokumenternya

tentang sepakbola Indonesia judulnya itu “Garuda Muda” jadi kata-kata

Garuda Muda itu di awali dari film itu. Gua pergi ke Maluku, waktu itu

Sani jadi tukang ojek gua dan dia mulai ceritalah tentang hidupnya dia.

Disitu gua ngerasa bahwa cerita Sani nih, cerita yang bukan cuma

inspiratif tapi cerita yang nonjok gua sebagai anak kota. Disaat kita

ngerasa nilai-nilai terbaik tuh datang dari kita, anak kota. Kota yang

modern, punya berbagai macam jaringan informasi, tapi ternyata kita ga

pernah punya solusi. Bahkan untuk soal macet pun kita ga bisa ngasih

solusi buat diri kita sendiri. Sementara orang-orang Maluku kaya Sani,

Page 117: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

104

untuk masalah yang lebih besar dari macet, konflik antar agama mereka

punya solusi untuk masyarakatnya. Itu bisa kita sebut resiliensi sosial,

nah menurut gua pesan sani tentang resiliensi membuat cerita film

Cahaya Dari Timur itu menjadi penting untuk di filmkan. Karena ketika

cerita ini bisa di filmkan, ada satu tontonan dimana kita bisa

memperlihatkan resiliensi dan bisa di tonton banyak orang. Sebenernya

itu sih, menurut gua latar belakang yang paling menarik selain kecintaan

gua sama Indonesia timur terus pertemuan gua sama Sani yang berkesan,

bahwa di dalam situ ada cerita resiliensi yang hebat.

T : Berapa lama proses pembuatan fim Cahaya Dari Timur: Beta Maluku?

Mulai dari Pra Produksi, Produksi, sampai Paska Produksi?

J : Kan gua mulai tau cerita Sani tahun 2007, tapi gua mulai nulis itu tahun

2010. Pra Produksi sama riset sampai tahun 2013, akhir 2013 kita syuting

sampai Februari 2014 dan tayang di Juni 2014.

T : Filosofi dari judul film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku?

J : Sebenarnya kata-kata Cahaya Dari Timur itu working tittle awalnya.

Working tittle dari salah satu teman yang di awal ikutan tapi di ga

ngelanjutin produksi film ini. Tapi seiring berjalannya waktu gua ngerasa

bahwa film ini akhirnya juga becerita tentang identitas lokal. Jadi perlu

ada satu statement yang lebih besar dibanding sekedar Cahaya Dari

Timur, akhirnya kita bikin Cahaya Dari Timur kita tambahin “Beta

Maluku”. Karena Beta Maluku itu powefull sekali sebagai sebuah

Page 118: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

105

ungkapan identitas bagi orang-orang Maluku. Karena Beta Maluku itu

disana kuat banget.

T : Dari proses menentukan pemeran ada kriteria-kriteria terntentu ga sih?

J : Yang paling utama sih ya mereka nyaman di depan kamera sih. Kan 90%

pemeranya adalah pemain lokal. Jadi kenapa mereka kita pilih ya karena

mereka nyaman di depan kamera. Dan pastinya harus ada dasar

sepakbola.

T : Pandangan Mas Angga tentang Sani itu bagaimana?

J : Ya apa yan ada di film, bahwa Sani adalah seorang manusia biasa. Dia

bukan superhero. Saya berusaha menggambarkan Sani seperti Sani apa

adanya. Kaya dia punya masalah sama keluarganya, persoalan tentang

mengatur prioritas. Dia kadang juga merasa labil, waktu dia tau Istrinya

pergi ninggalin rumah. Ya Sani seperti orang biasa lah, dengan seperti itu

saya rasa orang akan melihat yang lebih nyata, bukan tokoh yang selalu

benar. Ya menurut saya itulah Sani, orang biasa yang punya niat dan

keteguhan untuk melakukan sesuatu untuk masyarakat.

T : Hambatan-hambatan dalam proses pembuatan film Cahaya Dari Timur:

Beta Maluku?

J : Dana, karena film ini kan ga murah. Film ini berbiaya hampir 9 Milyar.

Film Cahaya Dari Timur ini kan bukan film komersil, bukan film yang

bisa meraup banyak penonton. Bukan film yang ngomongin cinta kaya

Habibie Ainun atau Ayat-ayat Cinta ataupun dari novel best seller kaya

Laskar Pelangi. Orang baru pertama kali dengar cerita film ini. Menurut

Page 119: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

106

saya banyak orang yang sulit bisa percaya bahwa film ini bisa selesai.

Kemudian kita ketemu pak Arifin Panigoro sama pak Gita Wirjawan,

mereka orang-orang yang percaya sama film ini, percaya sama

konsepnya. Ketika mereka masuk baru hambatan itu teratasi. Satu lagi ya

mengemas cerita yang panjan itu menjadi dua jam setengah saja. Lu

harusnya ngobrol sama penulis skenarionya kalo tentang naskahnya

karena lebih pas. Ipang itu menarik, menarik banget. Dia itu lahir dan

besar di Maluku. Coba dengerin deh cerita langsungnya, menarik banget.

T : Segmen Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku yang mana menurut Mas

Angga memiliki makna Nasionalisme paling menonjol?

J : Oh, itu ya, menurut gw segmen di bagian terakhir ketika saat Sani sedang

mengadakan pengarahan motivasi kepada anak asuhannya itu menurut

guwa yang paling ingin gw tonjolkan mengenai rasa persatuan dan

kesatuan bangsa, ya, walaupun tahapannya dalam skala wilayah

kedaerahan, tapi menurut gw kalo hal itu bisa dibawa mengarah skala

yang besar (nasional) gwa rasa itu yang paling menonjol.

Narasumber

Angga Dwimas Sasongko

( Sutradara )

Page 120: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

107

Lampiran 5: Naskah Wawancara

Page 121: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

108

Lampiran 6 : Dokumentasi

Page 122: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

109

Lampiran 7. Poster Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Page 123: ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA NASIONALISME DALAM FILM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37121/1/TRI... · tentang sepakbola, namun di dalamnya kental dengan pesan nasionalisme

110

Lampiran 8 : Foto Sidang