Analisis Semantik Kata Zalim dalam...

41
Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Siti Marwani NIM. 16210786 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1442 H/2020 M

Transcript of Analisis Semantik Kata Zalim dalam...

Page 1: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Siti Marwani

NIM. 16210786

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1442 H/2020 M

Page 2: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Siti Marwani

NIM. 16210786

Pembimbing:

Drs. Arison Sani, M.A

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1442 H/2020 M

Page 3: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân”

yang disusun oleh Siti Marwani. Nomor Induk Mahasiswa: 16210786 telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 27 Agustus 2020

Pembimbing,

Drs. Arison Sani, M.A

Page 4: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân”

oleh Siti Marwani dengan NIM 16210786 telah diujikan pada sidang

Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur’ân (IIQ)

Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2020. Skripsi telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag).

Jakarta, 28 Agustus 2020

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A. Mamluatun Nafisah, M. Ag

Penguji 1, Penguji II,

Ahmad Hawasyi, M.Ag Iffaty Zamimah, S.Th.I, M.A

Pembimbing,

Drs. Arison Sani, M.A

Page 5: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Marwani

Nim : 16210786

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Batu, 05 Juni 1998

menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

dalam Al-Qur’ân” adalah benar-benar hasil karya saya, kecuali kutipan-

kutipan yang telah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 27 Agustus 2020

Siti Marwani

Page 6: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

iv

MOTTO

ر لكم وعس ى ان تحبـوا شي ـا وهو شر لكم وعس ى ان تكرهوا شي ـا وهو خيـ ٦١٢ والل ه يـعلم وانـتم ل تـعلمون

Dan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik

bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak

baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Page 7: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

v

PERSEMBAHAN

Untuk mama dan papa serta adik-adik juga teman spesial yang selalu

memberikan semangat dan doa yang tak pernah putus.

Untuk guru-guru dan teman-temanku yang senantiasa ikhlas memberi

dukungan dan mendoakan setiap langkah yang ku tapaki.

Semoga semua kebaikan dan doa mendapatkan balasan dari Allah swt serta

selalu mendapatkan ampunan dari-Nya. Âmîn.

Page 8: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

vi

ن ٱلرحيم بسم ٱلله ٱلرحم KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada kata yang pantas terungkap pada awal pengantar

ini selain ungkapan rasa syukur sedalamnya ke hadirat Allah swt. Tuhan yang

telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis, yang telah memberikan

kasih sayang berupa nikmat sehat, sehingga dengan izin dan kuasa-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana ini. Merupakan suatu

anugerah terindah, rasa lega dan bahagia yang dirasakan penulis saat ini,

karena luasnya kasih sayang-Mu. Semoga apa yang telah penulis kerjakan ini

bermanfaat khususnya bagi penulis dan menjadikan jalan untuk lebih

mendekatkan diri dan berserah diri hanya pada-Mu.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin yang paling

baik, sabar, bijak, dan pemimpin yang selalu dikagumi yaitu Nabi Muhammad

saw, yang telah memberikan tuntunan petunjuk jalan suci yang akan

menghantarkan kebahagian bagi umatnya di dunia dan di akhirat. Âmîn.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak hadir begitu saja, namun

telah banyak yang ikut berkontribusi dalam penulisan ini, maka perlu kiranya

penulis menyampaikan rasa terima kasih secara khusus. Semoga segala

kebaikan yang telah diberikan menjadi amal tersendiri untuk mengumpulkan

kita bersama umat Nabi Muhammad saw di sisi Allah nanti. Âmîn. Karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Lc, M.A. Rektor Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, M. Hum., selaku

Warek I, Bapak Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA., selaku

Warek II, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag., selaku Warek III Institut

Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

Page 9: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

vii

2. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A., selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, beserta Staf

Tata Usaha Fak. Ushuluddin dan Dakwah atas bantuannya selama ini.

3. Bapak KH. Haris Hakam, S.H., M.A., selaku ketua Prodi Ilmu Al-Qur`an

dan Tafsir, beserta sekretaris Prodi IAT, Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag atas

semua bantuannya.

4. Bapak Drs. Arison Sani, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi penulis,

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi terselesainya

skripsi ini.

5. Bapak Ahmad Hawasyi, M.Ag dan Ibu Iffaty Zamimah, S.Th.I, M.A

sebagai penguji I dan II pada sidang munaqasyah penulis.

6. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, M.A., Ibu Hj. Muthmainnah, M.A., Ibu

Hj. Istiqomah, M.A, Kak Mayada Hanafi S. Ud, Kak Rifdah Farnidah,

M.A., kak Ayuna Faizatul Fiqriyah, S. Ud, dan Kak Ameliatul Khoiriyah,

S.Ag., selaku Instruktur dan pembimbing tahfidz yang sabar dalam

membimbing dan memotivasi penulis dalam menghafal dan

memurajaahkan hafalan Al-Qur`an selama penulis menduduki bangku

kuliah dari awal hingga akhir.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta, yang selama ini telah mengajarkan berbagai mata

kuliah dari awal semester hingga akhir dengan semangat dan kesabaran

yang menjadi tauladan dan pelajaran penting bagi penulis.

8. Orang tua tercinta, papa Hendri dan mama Ruzaini yang selalu mendoakan

tanpa henti, selalu mendukung dan memberi semangat serta rela

melepaskan anaknya untuk pergi menimbah ilmu. Semoga pengorbanan

beliau dibalas Allah swt dengan surga-Nya dan kita dikumpulkan kembali

di surga-Nya kelak. Âmîn.

Page 10: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

viii

9. Adik-adik tersayang, Siti Mardhathila, dan Siti Marwinda yang senantiasa

menyemangati dan mendukung penulis, tak lupa pula untuk adik yang

sudah tenang di alam sana, alm. M. Rasya dan alm. M. Rifha, semoga kelak

kita berjumpa di lain waktu dan berkumpul bersama-sama di jannah-Nya.

10. Keluarga besar Musthafa Family dan Anak Cucu Makmai atas do’a-

do’anya sehingga penulis bisa mencapai di titik ini.

11. Teman-teman IIQ angkatan 2016 khususnya Fakultas Ushuluddin dan

Dakwah Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir yang seperjuangan, Lembaga

Tahfidz dan Ta’lim Al-Qur’an (LTTQ) Mesjid Fathullah, Persaudaraan

Mahasiswa Bugis Makassar (PMBM), dan Forum Ukhuwah Mahasiswa

Sumatera (FUMAS), khususnya kepada Tuti Amelia, Ririn Putrianingsih,

Robiatul Adawiyah, dan Usman Maulana terimakasih atas motivasi,

semangat dan bantuannya selama ini.

12. Muhajir sebagai sahabat, teman wara-wiri, teman spesial, yang senantiasa

memberikan bantuan dan semangat terhadap penulis.

Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan untuk

memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun

keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini tentunya masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis ucapkan permohonan maaf

sebesar-besarnya dan dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan

saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi karya yang lebih baik lagi.

Walau begitu adanya, penulis berharap tulisan ini dapat memberi manfaat dan

kontribusi pengetahuan baru terhadap masyarakat.

Jakarta, 27 Agustus 2020

Siti Marwani

Page 11: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ........................................................................ iii

MOTTO ....................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xi

ABSTRAK .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

G. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7

H. Landasan Teori ................................................................................ 11

I. Metode Penelitian ............................................................................ 13

J. Sistematika Penulisan ...................................................................... 15

BAB II SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU

A. Pengertian Semantik ........................................................................ 16

B. Sejarah Semantik ............................................................................. 18

C. Macam-macam Teori Semantik ...................................................... 25

D. Semantik Al-Qur’ân ........................................................................ 31

E. Biografi Toshihiko Izutsu ................................................................ 34

Page 12: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

x

F. Semantik Toshihiko Izutsu .............................................................. 36

BAB III KAJIAN UMUM TENTANG ZALIM

A. Bentuk-bentuk Ayat Zalim .............................................................. 41

B. Sebab-sebab Terjadinya Zalim ........................................................ 50

C. Akibat dari Perbuatan Zalim ........................................................... 60

D. Solusi terhadap Perbuatan Zalim ..................................................... 64

BAB IV ANALISIS SEMANTIK KATA ZALIM

A. Makna Dasar Kata Zalim ................................................................ 68

B. Makna Relasional Kata Zalim ......................................................... 70

C. Aspek Sinkronik dan Diakronik Kata Zalim ................................... 88

D. Weltanschauung Kata Zalim ........................................................... 97

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 100

B. Saran ................................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 102

LAMPIRAN ................................................................................................ 107

TENTANG PENULIS ................................................................................. 174

Page 13: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

‘ : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

m : م dz : ذ

n : ن r : ر

w : و z : ز

h : ه s : س

’ : ء sy : ش

y : ي sh : ص

dh : ض

2. KonsonanVokal

Page 14: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

xii

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fathah : a آ : â ي ... : ai

Kasrah : i ي : î ي ... : au

Dhammah : u و : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif-lam (لا) qamariyah

Kata sandang yang diikuti alif-lam ( ال) qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Madînah : المدينة al-Baqarah : البقرة

b. Kata sandang yang diikuti alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti alif-lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya. Contoh:

لالرج : ar-rajul السيدة : as-Sayyidah

ad-Dârimî : الدارمي asy-syams : الشمس

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (ـ),

sedangkan untuk alih aksara ini dilambang dengan huruf, yaitu dengan

cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku

Page 15: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

xiii

secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata

ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyah. Contoh:

Âmannâ billâhi : أمن ا باالله

Âmana as-Sufahâ`u : أمن السفهاء

Inna al-ladzîna : إن ال ذين

wa ar-rukka’i : والركع

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

الفئدة : al-Af`idah

سلمية al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah : الجامعة ال

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal)

dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”.

Contoh:

Âmilatun Nâshibah‘ : عاملة ناصبة

al-Âyat al-Kubrâ : الية الكبـرى

Page 16: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

xiv

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Pedoman

Umum Ejaan Indonesia (PUEBI), seperti penulisan awal kalimat, huruf

awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang

berlaku pada PUEBI berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak

miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun

untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:

‘Alî Hasan al-‘Âridh, al-‘Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya.

Khususnya untuk penulisan kata Alqur’an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah

dan seterusnya.

Page 17: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

xv

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân.

Al-Qur’ân dapat dipahami dalam berbagai pendekatan, salah satunya dengan

semantik. Dalam semantik dikenal dengan istilah kata kunci. Istilah kata kunci

Al-Qur’ân merupakan kata-kata yang memainkan peranan sangat penting

untuk menentukan penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia Al-

Qur’ân. Di antara istilah-istilah kunci Al-Qur’ân ialah kata zalim. Kata zalim

disebutkan 315 kali di dalam Al-Qur’ân dengan maksud dan makna yang

beragam. Oleh karena itu, penulis tertarik mengkaji makna kata zalim dalam

Al-Qur’ân.

Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan

penelitian kepustakaan (library research). Adapun data primer dalam

penelitian ini adalah data-data yang menggunakan sumber-sumber dari Al-

Qur’ân dan terjemahannya dan buku-buku tentang semantik. Dalam hal ini,

penulis menggunakan buku Relasi Tuhan dan Manusia: Semantik Al-Qur’ân

karya Toshihiko Izutsu. Sedangkan data sekundernya menggunakan buku-

buku, kitab tafsir, kitab hadis, kamus, jurnal, artikel-artikel di majalah dan

internet, maupun media informasi lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan

kebenaran datanya yang berkaitan dengan pokok permasalahan pada penelitian

ini dan dianggap penting untuk dikutip.

Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep kata

zalim yang terkandung dalam Al-Qur’ân dengan menggunakan analisis

semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik Al-Qur’ân

menurut Toshihiko Izutsu adalah berusaha menyingkap pandangan dunia Al-

Qur’ân melalui analisis istilah kunci Al-Qur’ân. Proses yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasional kata zalim

dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian

meneliti penggunaan kata zalim dalam periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan

pasca Qur’anik.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata zalim memiliki

makna dasar menempatkan sesuatu bukan pada tempat semestinya, baik

menyangkut ukuran, waktu, dan tempat. Kata zalim berelasi dengan beberapa

kata yang lain, seperti: kufr (menutupi/menyelubungi), kadzib (dusta atau

bohong), syirik (mempersekutukan), baghyu (melampaui batas), dan mu’tadi

(melanggar hak). Selanjutnya, terdapat kata-kata yang memiliki kemiripan

makna dengan kata zalim, di antaranya: sayyi’ah, munkar, isrâf, hadhmu, dan

janafa. Selain itu, terdapat kata yang kontradiksi atau berlawanan dengan kata

zalim, yakni kata al-‘Adl karena memiliki makna keadilan atau dengan kata

adil yang bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Dalam pra Qur’anik menunjukkan makna penempatan sesuatu bukan

pada tempatnya atau menegakkan suatu perkara bukan pada posisinya.

Page 18: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

xvi

Kemudian setelah diturunkannya Al-Qur’ân, kata tersebut bermakna suatu

perbuatan yang tercela dan tidak prosedural yang menyimpang dari syari’at

agama. Selanjutnya, pada periode pasca Qur’anik kata zalim tidak mengalami

pergeseran makna yang signifikan, karena makna-makna tersebut tetap

mempertahankan makna-makna yang ada pada periode Qur’anik. Dan yang

terakhir ialah weltanschauung kata zalim bermakna berbuat aniaya terhadap

orang lain sehingga berimplikasi dan kontradiktif terhadap hak-hak asasi

manusia yang harus dihormati.

Page 19: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Problematika manusia dalam dinamika kehidupan memang

tidak pernah habis, seperti maraknya terjadi penganiayaan. Padahal,

setiap orang atau individu berhak mendapatkan perlindungan. Sikap

sombong dan mementingkan diri sendiri yang tumbuh menjadi sikap

zalim akan berbahaya bagi orang lain, tidak terkecuali pelakunya

sendiri1.

Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi di wilayah Parung,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Seorang pengemudi taksi online

berinisial WBL (41), mengalami luka-luka setelah dianiaya customer

nya karena lama mengantar barang.

AKP Benny Cahyadi selaku Kasat Reskrim Polres Bogor

mengatakan bahwa penganiayaan tersebut bermula saat korban

menerima orderan untuk mengantar barang kepada pelaku yang

berinisial NA pada Senin, 25 Mei 2020 yang lalu.

Benny mengatakan:

"Awalnya korban ini dapat oderan nganter barang oleh pelaku.

Tak berselang lama karena kesal lama menunggu, pelaku meminta

korban untuk kembali ke lokasi titik koordinat". (27 Mei 2020).

Namun setelah kembali ke lokasi titik koordinat tersebut,

terjadi cekcok di antara keduanya hingga berujung kepada

penganiayaan terhadap korban sehingga mengalami luka lebam di

bagian pelipis kanannya. Lalu korban melapor ke Polres Bogor.

1Yusuf, Menjaga Nama Islam, Cet. 1, (Bandung: Pustaka, 1986), h. 94.

Page 20: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

2

Hasil proses penyelidikan, korban dan pelaku pun sepakat

untuk berdamai dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara

kekeluargaan2.

Kasus di atas hanya salah satu dari banyaknya kasus

penganiayaan (zalim) di Indonesia. Bahkan, kasus penganiayaan bisa

berakibat fatal yakni kematian. Penindasan dan pemerasan dalam

lingkup materi, maupun non materi yang merupakan perbuatan dari

sikap zalim tersebut perlu di usahakan lenyap dari kehidupan

masyarakat kita. Seperti yang kita ketahui, bahwa perbuatan tersebut

termasuk perbuatan dosa, sehingga persoalan-persoalan terhadap

penyimpangan menyebabkan pelakunya mendapatkan azab.

Sebagaimana pengertian dosa menurut Kamus Bahasa Indonesia, dosa

adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama3. Salah

satu term di dalam Al-Qur’ân yang bermakna dosa adalah kata zalim.

Secara umum, umat Islam mengenal kata zalim yakni

penganiayaan. Dalam kamus al-Munawwir, kata zalim mempunyai arti

kegelapan4. Sedangkan di dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata zalim

sama dengan lalim yang berarti bengis, tidak menaruh belas kasihan,

tidak adil, dan kejam5. Hal ini bisa diketahui bahwasanya kata zalim

mempunyai beberapa makna yang tergantung pada konteksnya.

Tidaklah mudah untuk menelaah makna kata atau konsep-

konsep di dalam Al-Qur’ân. Dalam menghasilkan makna yang konkret,

adanya kedudukan yang saling terpisah tetapi sangat bergantung satu

2Okenews, Gara-gara Lama Antar Barang, Sopir Taksi Online Dianiaya,

https://megapolitan.okezone.com/read/2020/05/27/338/2220313/gara-gara-lama-antar-

barang-sopir-taksi-online-dianiaya, di akses tanggal 13 Juni 2020. 3Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,

2008), h. 364. 4Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia

Terlengkap, Cet. 2, Edisi ke-14, (Solo: Pustaka Progresif, 2007), h. 882. 5Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, h. 800.

Page 21: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

3

sama lain itu membentuk kelompok-kelompok yang bervariasi, besar

dan kecil. Sehingga menghasilkan keteraturan yang menyeluruh dan

berhubungan satu sama lain dengan berbagai cara, sangat kompleks

dan rumit sebagai kerangka kerja gabungan konseptual6.

Al-Qur’ân merupakan kitab suci umat Islam dan merupakan

objek kajian yang tidak pernah habis untuk diteliti setiap orang. Dalam

Al-Qur’ân, kata zalim disebutkan 315 kali dengan maksud dan makna

yang beragam7. Misalnya zalim yang diungkap oleh Al-Qur’ân dengan

makna zalim kepada Allah swt yakni Q.S al-Baqarah [2]: 54:

ى لقومه قوم واذ قال موس اذكم ب انـفسكم ظلمتم انكم يـ فـتـوبـوا العجل ات

كم ال ى لكم انـفسكم فاقـتـلوا بارى كم عند لكم خيـر ذ انه عليكم فـتاب بارى

٤٥ الرحيم التـواب هو Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai

kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri

dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan),

karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu.

Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima

tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha

Penyayang. (Q.S al-Baqarah [2]: 54).

Contoh lain, misalnya kata zalim yang bermakna tindakan

aniaya terhadap diri sendiri, seperti disebutkan di dalam Q.S Fâthir

[35]: 32:

6Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terj. Amiruddin, dkk, Cet. 1,

(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1997), h. 4. 7Lihat selengkapnya di Muhammad Fuâd ‘Abdul Baqî, Al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfâzh Al-Qur’ân al-Karîm, (Mesir: Dâr al-Hadîs, 1945), h. 434-439.

Page 22: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

4

نا من عبادنا فمنـهم ظالم ل نـفس هم ه ثم اورثـنا الكت ب الذين اصطفيـ ومنـ

هم مقتصد ومنـ يـر ت سابق ذ لك الل ه باذن بال ر الفضل هو ٢٦ الكبيـKemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang

Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka

ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada

(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.

Yang demikian itu adalah karunia yang besar.

Dari sekian banyak makna zalim di dalam Al-Qur’ân,

semuanya merujuk kepada makna yang negatif. Sebagai perbuatan

jahat, kezaliman tidak hanya berakibat buruk kepada dirinya sendiri,

namun bisa juga berakibat kepada sesama manusia bahkan lingkungan

pada umumnya. Pelaku kezaliman digelar dengan zhâlimîn atau

zhâlimûn di dalam Al-Qur’ân, yaitu orang-orang yang senantiasa

melakukan pelanggaran dalam hal melampaui batas hukum Allah

ataupun tindak kejahatan yang menggangu hak serta kehidupan orang

lain8.

Dalam mengkaji makna-makna yang terkandung di dalam

sebuah bahasa, terdapat salah satu cabang ilmu tentang bahasa yang

biasa digunakan yakni semantik. Menurut kebanyakan ahli linguistik,

semantik adalah ilmu yang berhubungan dengan makna yang lebih luas

dari kata9. Dalam penelitian ini, penulis mengambil kata zalim untuk

mengaplikasikan metode semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko

Izutsu, seorang ahli linguistik yang sangat tertarik pada Al-Qur’ân.

Tidak jarang Al-Qur’an mengubah pengertian semantik dari

kata-kata yang digunakan oleh orang-orang Arab, walaupun Al-Qur’ân

8Irfan, Konsep al-Zulm dalam Al-Qur’ân (Sebuah Kajian Tafsir Tematik), Skripsi,

(Makassar: UIN Alauddin, 2011), h. 5. 9Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, h. 2.

Page 23: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

5

menggunakan kosa kata yang digunakan oleh masyarakat Arab ketika

Al-Qur’ân itu turun10.

Sebagai konsep yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-

hari, kata zalim menjadi kata yang menarik untuk dikaji lebih lanjut

dalam studi semantik (linguistik). Karena seperti yang telah diketahui,

makna kata zalim belum sepenuhnya terungkap.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik

untuk menulis skripsi yang berjudul “Analisis Semantik Kata Zalim

dalam Al-Qur’ân”.

B. Identifikasi Masalah

a. Penganiayaan atau kezaliman merupakan salah satu

problematika kehidupan manusia yang sering terjadi, padahal

setiap manusia itu harus dilindungi.

b. Kata zalim disebutkan 315 kali di dalam Al-Qur’ân dengan

maksud dan makna yang beragam.

c. Perlu adanya pemahaman mendalam tentang kajian makna kata

zalim dalam Al-Qur’ân.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, maka penulis membatasi

penelitian ini khusus pada analisis: semantik Al-Qur’ân yang di

introdusir11 oleh Toshihiko Izutsu yakni analisis makna dasar, makna

10Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, h. 105. 11Introdusir adalah perkenalan. Introdusir memiliki arti dalam kelas nomina atau kata

benda sehingga introdusir dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda

dan segala yang dibendakan. Introdusir memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda

sehingga introdusir dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan

segala yang dibendakan. Introdusir termasuk dalam ragam bahasa cakapan. Lihat

selengkapnya di MRPK, Lektur.id, https://lektur.id/arti-introdusir/, diakses 04 September

2020.

Page 24: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

6

relasional, sinkronik dan diakronik serta weltanschauung pada kata

zalim dalam Al-Qur’ân.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalahnya

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apa makna dasar dan makna relasional kata zalim yang

terkandung dalam Al-Qur’ân?

b. Bagaimana konsep sinkronik dan diakronik kata zalim dalam

Al-Qur’ân?

c. Bagaimana konsep weltanschauung kata zalim dalam Al-

Qur’ân?

E. Tujuan Penelitian

Dari uraian yang penulis kemukakan di atas, bisa dipahami

bahwa tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui makna dasar dan makna relasional kata

zalim yang terkandung dalam Al-Qur’ân.

b. Untuk mengetahui konsep sinkronik dan diakronik kata zalim

dalam Al-Qur’ân.

c. Untuk mengetahui konsep weltanschauung kata zalim dalam

Al-Qur’ân.

F. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai sumbangan

keilmuan di bidang Al-Qur’ân serta dapat menjadi salah satu

referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Penelitian ini juga sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk

memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag) di Fakultas

Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

Page 25: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

7

b. Manfaat Praksis

Penelitian ini bermanfaat untuk membantu memberikan

informasi dan tambahan khazanah keilmuan kepada pembaca

mengenai pembahasan tentang Analisis Semantik Kata Zalim

dalam Al-Qur’ân.

G. Tinjauan Pustaka

Seperti yang telah di singgung di atas, penelitian tentang zalim

bukan merupakan hal yang baru, justru persoalan mengenai hal tersebut

selalu menarik untuk dibahas dan diteliti. Oleh karena itu, telah banyak

penelitian terdahulu mengenai zalim, namun peneliti belum

menemukan penelitian yang secara spesifik mengkaji tentang analisis

semantik kata zalim dalam Al-Qur’ân. Adapun karya-karya yang

membahas tentang berbagai problematika zalim, di antaranya yakni

sebagai berikut:

a. Skripsi oleh Luluk Husnawati alumni UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2015 dengan judul Hukum Ketaatan kepada

Penguasa Dzalim menurut Ibnu Taimiyah. Hasil penelitian ini

adalah Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa pemerintahan yang

adil meskipun kafir adalah lebih baik daripada sebuah

pemerintahan muslim namun berlaku zalim. Pada dasarnya,

sikap yang dilakukan Ibnu Taimiyah menggambarkan

kebijakan seorang pemimpin bukan melainkan sosok atau

figur12.

Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang

akan penulis lakukan. Persamaan skripsi ini dengan penelitian

yang akan penulis lakukan yaitu sama-sama melakukan

12Luluk Husnawati, Hukum Ketaatan kepada Penguasa Dzalim menurut Ibnu

Taimiyah, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h. 58-59.

Page 26: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

8

penelitian tentang zalim. Namun, penelitian yang dilakukan

oleh Luluk Husnawati lebih kepada pemimpin zalim dan

bagaimana hukum mentaatinya menurut Ibnu Taimiyah.

Sedangkan yang akan penulis teliti adalah analisis semantik

kata zalim, di dalam Al-Qur’ân. Kaitannya dengan skripsi ini

ialah, memberikan kontribusi berupa informasi tambahan

kepada penulis mengenai hukum ketaatan kepada penguasa

zalim menurut Ibnu Taimiyah.

b. Tesis oleh Baiq Raudatussolihah alumni Pascasarjana UIN

Alauddin Makassar tahun 2016 dengan judul Analisis

Linguistik dalam Al-Qur’ân (Studi Semantik terhadap Q.S al-

‘Alaq). Hasil penelitian ini adalah di dalam Q.S al-‘Alaq ini,

Allah banyak menggunakan kata kerja (fi’il) atau bentuk jumlah

fi’liyah. Ada beberapa jenis makna di dalam Q.S al-‘Alaq yakni

makna referensial, makna dasar atau makna kamus, makna

kiasan, dan makna denotatif13.

Tesis ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang

akan penulis lakukan karena sama-sama membahas tentang

kajian semantik namun dalam Q.S al-‘Alaq. Selain itu,

penelitian ini juga hanya menggunakan kajian analisis

linguistik. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi

penulis terkait studi semantik terhadap Q.S al-‘Alaq.

c. Skripsi oleh Trio Ekanto alumni STAIN Ponorogo tahun 2016

dengan judul Konsep Zulm dalam Al-Qur’ân. Hasil penelitian

ini adalah kata zulm merupakan term yang komprehensif dalam

mengungkapkan suatu perbuatan yang tercela dan tidak

13Baiq Raudatussolihah, Analisis Linguistik dalam Al-Qur’ân (Studi Semantik

terhadap Q.S al-‘Alaq), Tesis, (Makassar: UIN Alauddin, 2016), h. 173-174.

Page 27: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

9

prosedural yang menyimpang dari syari’at agama. Kezaliman

terbagi menjadi 3 bentuk, yakni zalimnya manusia kepada

Allah, zalimnya manusia terhadap sesama makhluk, dan

zalimnya manusia kepada diri sendiri. Konsep zulm terbagi

menjadi 3, yaitu pertama kezaliman yang disebabkan tidak

adanya ilmu dan pengetahuan. Kedua, kesalahan dalam

bertindak yang melanggar syari’at agama. Dan ketiga, kerugian

bagi pelaku kezaliman14.

Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang

akan penulis lakukan karena sama-sama menggunakan tema

kezaliman, namun peneliti menggunakan analisis semantik.

Penelitian ini menggunakan metode analisis tafsir tematik yang

berkontribusi sebagai perbandingan dalam penelitian ini.

d. Skripsi oleh Aida Nahar alumni UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 2017 dengan judul Konsep Hubb dalam Al-

Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu). Hasil penelitian

ini adalah Hubb memiliki makna dasar suka, cinta, ingin dan

berharap. Makna relasional hubb selalu dihubungkan dengan

konsep Allah, Harta, dsb. Hubb selalu dikaitkan dengan konsep

membangun akhlak yang merupakan salah satu misi yang

dibawa Al-Qur’ân15.

Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang

akan penulis lakukan. Persamaan skripsi ini dengan penelitian

yang akan penulis lakukan yaitu sama-sama melakukan

penelitian tentang semantik. Meski pembahasan yang

14Trio Ekanto, Konsep Zulm dalam Al-Qur’ân, Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo,

2016), h. 129-130. 15Aida Nahar, Konsep Hubb dalam Al-Qur’ân (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu),

Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017), h. 74-75.

Page 28: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

10

dilakukan oleh Siti Isrofiyah adalah kata hubb, sedangkan

penelitian yang akan penulis lakukan adalah kata zalim.

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi penulis terkait

studi semantik terhadap konsep hubb dalam Al-Qur’ân.

e. Skripsi oleh Wahyu Kurniawan alumni IAIN Salatiga tahun

2017 dengan judul Makna Khâlifah dalam Al-Qur’ân: Tinjauan

Semantik Al-Qur’ân Toshihiko Izutsu. Hasil penelitian ini

adalah pada dasarnya khâlifah bermakna pengganti. Secara

sinkronik, ia memiliki makna pengganti Allah dalam urusan

memelihara bumi. Sedangkan secara diakronik, khâlifah

bermakna sebagai penjaga hati para wanita. Pada masa

Qur’anik, diartikan sebagai yang mewakili Allah swt dalam

memelihara bumi. Sedangkan pada masa pasca Qur’anik

diartikan sebagai sistem politik Islam yang menjunjung syari’at

Islam sebagai hukumnya16.

Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang

akan penulis lakukan. Persamaan skripsi ini adalah

menggunakan tema semantik. Namun, skripsi ini menggunakan

kata khâlifah sedangkan yang akan penulis lakukan yakni kata

zalim. Skripsi ini memberikan informasi tambahan bagi penulis

mengenai studi semantik terhadap makna khâlifah dalam Al-

Qur’ân.

Sejauh penelusuran yang telah dilakukan oleh penulis,

sebagaimana disebutkan di atas terhadap beberapa penelitian

yang telah dilakukan terdahulu yang berkaitan tentang zalim

maupun semantik khususnya semantik Toshihiko Izutsu,

16Wahyu Kurniawan, Makna Khâlifah dalam Al-Qur’ân: Tinjauan Semantik Al-

Qur’ân Toshihiko Izutsu, Skripsi, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2017), h. 74.

Page 29: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

11

namun belum ada dari penelitian tersebut yang secara khusus

menyertakan pembahasan tentang Analisis Semantik Kata

Zalim dalam Al-Qur’ân.

H. Landasan Teori

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dari kata zalim

dalam Al-Qur’ân. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah teori untuk

menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam kata zalim tersebut.

Teori semantik Toshihiko Izutsu menjadi pilihan yang tepat sebagai

ikhtiar untuk menafsirkan dan mengungkap makna kata zalim dalam

Al-Qur’ân.

Semantik lebih dikenal sebagai bagian dari struktur bahasa

(linguistik) yang membicarakan tentang makna sebuah ungkapan atau

kata pada sebuah bahasa17. Semantik telah disepakati sebagai istilah

yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan

antara tanda-tanda linguisitk dengan hal-hal yang ditandainya, atau

dengan kata lain bidang studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti dalam suatu bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan

sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu sebagai bagian dari

tiga tataran analisis bahasa (fonologi, gramatika, semantik)18.

Di antara langkah-langkah untuk menganalisis kata zalim melalui

pendekatan semantik Toshihiko Izutsu adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kata fokus yang menjadi pusat penelitian ini yaitu kata

zalim. Kemudian menjelaskan pengertian semantik, baik dari segi

etimologi (bahasa), maupun dari segi terminologi (istilah) yang

dipahami oleh ahli bahasa.

b. Menjelaskan sejarah perkembangannya, dan semantik Al-Qur’ân

17Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 19. 18T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna, (Bandung:

Eresco, 1993), h. 1-3.

Page 30: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

12

c. Menganalisis makna-makna yang terkandung dalam ayat tersebut

dengan menggunakan pendekatan semantik yang meliputi:

1) Makna dasar dan Makna Relasional

Makna dasar adalah sesuatu yang melekat pada kata itu

sendiri, yang selalu terbawa dimanapun kata itu diletakkan.

Sedangkan makna relasional adalah sesuatu yang konotatif

yang diberikan dan ditambahkan pada makna yang sudah ada

dengan meletakkan kata itu pada posisi khusus dalam bidang

khusus, berada pada relasi yang berbeda dengan semua kata-

kata penting lainnya dalam sistem tersebut19.

2) Sinkronik dan Diakronik

Sinkronik adalah suatu sistem kata yang statis yang

berarti makna dari suatu kata tersebut bersifat tetap atau tidak

berubah20. Sedangkan diakronik adalah pandangan terhadap

bahasa yang menitikberatkan pada unsur waktu. Hal ini berarti

bahwa suatu makna bisa berubah-ubah sesuai dengan

perkembangan waktu, menyesuaikan dengan masyarakat

tertentu dan dalam waktu tertentu. Dalam hal ini, Toshihiko

Izutsu membagi tiga periode dalam hal untuk melacak sejarah

tersebut, yakni sebelum turunnya Al-Qur’ân atau masa

jahîliyah (pra Qur’anik), kemudian masa turunnya Al-Qur’ân

(Qur’anik), dan terakhir setelah turunnya Al-Qur’ân terutama

pada periode Abbasiyah (Pasca Qur’anik).

3) Weltanschauung

Weltanschauung merupakan tujuan dari titik akhir

penelitian ini. Izutsu mengungkapkan weltanschauung sebagai

19Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia terj. Amiruddin, dkk, h. 12. 20Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia terj. Amiruddin, dkk, h. 33.

Page 31: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

13

pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu,

tidak hanya sebagai alat bicara dan berpikir, tetapi yang lebih

penting lagi, pengkonsepan dan penafsiran dunia yang

melingkupinya21.

I. Metode Penelitian

Agar penelitian ini mampu mencapai tujuan dengan tetap

mengacu pada standar ilmiah sebuah karya akademis, maka penulis

meramu serangkaian metode yang telah ada sebagai acuan dalam

melaksanakan penelitian. Di antara metode-metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

kualitatif dengan penelitian kepustakaan (library research), dimana

penulis dalam proses pencarian data, tidak perlu terjun ke lapangan

dengan survey maupun observasi22.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik

dokumentasi. Penelitian dokumentasi adalah penelitian yang

dilakukan dengan mengumpulkan dari sumber-sumber

kepustakaan, yaitu penulis meneliti dan menguji data-data yang

terkumpul. Menurut Sudoyono, dokumentasi adalah “catatan

peristiwa masa lalu, yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang”23.

3. Sumber Data

21Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, h. 3. 22IKAPI DKI Jaya, Metode Penelitian Kepustakaan, Edisi Kedua, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2008), h. 1. 23Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 90.

Page 32: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

14

Adapun sumber data yang penulis gunakan adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah data-data yang menggunakan

sumber-sumber dari Al-Qur’ân dan terjemahannya dan buku-

buku tentang semantik. Dalam hal ini, penulis menggunakan

buku Relasi Tuhan dan Manusia: Semantik Al-Qur’ân karya

Toshihiko Izutsu.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah buku-buku, kitab tafsir, kitab

hadis, kamus, jurnal, artikel-artikel di majalah dan internet,

maupun media informasi lainnya yang bisa

dipertanggungjawabkan kebenaran datanya yang berkaitan

dengan pokok permasalahan pada penelitian ini dan dianggap

penting untuk dikutip. Untuk terjemahan ayat-ayat Al-Qur’ân,

peneliti menggunakan terjemahan dari Qur’an Kemenag in

Word.

4. Metode Analisis Data

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah

metode semantik Al-Qur’ân yang di introdusir oleh Toshihiko

Izutsu. Dengan demikian, data yang telah terdokumentasi akan di

analisis sesuai prosedur semantik Al-Qur’ân Toshihiko Izutsu.

Analisis yang dimaksud adalah sebagai berikut: menjadikan kata

zalim sebagai kata kunci, kemudian mencari makna dasar dan

makna relasional, dan terakhir mengungkap aspek sinkronik dan

diakronik yakni meneliti pergeseran makna lafal zalim yang

dimulai dari masa pra Qur’anik, Qur’anik dan pasca Qur’anik serta

weltanschauung.

Page 33: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

15

J. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal skripsi ini menggunakan Petunjuk Teknis

Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

yang diterbitkan oleh LPPI IIQ Jakarta tahun 2017. Untuk

mempermudah penulisan, proposal skripsi ini dibagi dalam lima bab,

secara garis besar isi dari masing-masing bab adalah:

Bab pertama, bab ini merupakan Pendahuluan yang meliputi

Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan

Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab kedua, berisi tentang Semantik Toshihiko Izutsu, yang

meliputi Biografi Toshihiko Izutsu, Pengertian Semantik, Sejarah

Semantik, Semantik Al-Qur’ân, dan Semantik Toshihiko Izutsu.

Bab ketiga, mengulas tentang Kajian Umum tentang Zalim.

Bab ini terbagi menjadi empat sub bab, yakni Bentuk-bentuk Ayat

Zalim, Sebab-sebab Terjadinya Zalim, Akibat dari Perbuatan Zalim,

dan Solusi terhadap Perbuatan Zalim.

Bab keempat, bab ini merupakan bab inti dalam penelitian ini.

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian terhadap

Analisis Semantik kata Zalim yang meliputi Makna Dasar dan Makna

Relasional, Aspek Sinkronik dan Diakronik (pra Qur’anik, Qur’anik,

dan pasca Qur’anik) serta Weltanschauung kata Zalim.

Bab kelima, bab ini berisi tentang Penutup. Adapun yang

terkandung di dalamnya adalah Kesimpulan, Saran-saran, dan

dilengkapi dengan Daftar Pustaka.

Page 34: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

100

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di bab 1, maka

jawaban atas pertanyaan tersebut adalah:

1. Makna Dasar dan Makna Relasional kata zalim

Kata zalim secara mendasar berarti menempatkan sesuatu

bukan pada tempat semestinya, baik menyangkut ukuran, waktu,

dan tempat. Kata zalim berelasi dengan beberapa kata yang lain,

seperti: kufr (menutupi/menyelubungi), kadzib (dusta atau bohong),

syirik (mempersekutukan), baghyu (melampaui batas), dan mu’tadi

(melanggar hak). Selanjutnya, terdapat kata-kata yang memiliki

kemiripan makna dengan kata zalim, di antaranya: sayyi’ah,

munkar, isrâf, hadhmu, dan janafa. Selain itu, terdapat kata yang

kontradiksi atau berlawanan dengan kata zalim, yakni kata al-‘Adl

karena memiliki makna keadilan atau dengan kata adil yang

bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya.

2. Sinkronik dan Diakronik kata zalim

Berdasarkan kajian historisnya, kata zalim pada masa pra

Qur’anik menunjukkan makna penempatan sesuatu bukan pada

tempatnya atau menegakkan suatu perkara bukan pada posisinya.

Kemudian setelah diturunkannya Al-Qur’ân, kata tersebut

bermakna suatu perbuatan yang tercela dan tidak prosedural yang

menyimpang dari syari’at agama. Selanjutnya, pada periode pasca

Qur’anik kata zalim tidak mengalami pergeseran makna yang

signifikan, karena makna-makna tersebut tetap mempertahankan

makna-makna yang ada pada periode Qur’anik.

3. Weltanschauung kata Zalim

Page 35: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

101

Weltanschauung kata zalim bermakna berbuat aniaya

terhadap orang lain sehingga berimplikasi dan kontradiktif

terhadap hak-hak asasi manusia yang harus dihormati. Misalnya

menzalimi hak milik orang lain, berimplikasi pada pelanggaran hak

kepemilikan termasuk juga di dalamnya menghalangi orang-orang

mukmin dari jalan-Nya yang berimplikasi pada pelanggaran

terhadap hak personal, hak kebebasan memeluk agama dan

beribadah menurut keyakinannya.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata cukup

apalagi sempurna. Tentunya di dalam skripsi ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan apakah itu dari segi data, penulisan maupun

analisa terhadap makna kata zalim itu sendiri. Oleh karenanya, sangat

diharapkan kepada para pembaca maupun peneliti untuk dapat

mengkaji lebih jauh dan lebih mendalam serta mengembangkannya

dalam penelitian yang lebih kohesif dan representatif. Di antara hal-hal

yang dapat dikaji lebih lanjut adalah sebagai berikut:

Pertama, penelitian atau pengkajian yang lebih mendalam

seputar konsep zalim periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca

Qur’anik dengan menggunakan literature yang lebih kaya dan luas

yang tidak hanya terbatas kepada beberapa sumber kitab klasik atau

beberapa kamus-kamus.

Kedua, melakukan pengkajian tentang konsep zalim

berdasarkan pendekatan-pendekatan keilmuan yang lain, misalnya

Semiotika, Hermenutika, Filsafat, Ekonomi, dan lain sebagainya. Hal

ini bertujuan agar konsep zalim lebih diketahui secara mendalam dan

komprehensif.

Page 36: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

102

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Kitab

‘Abdul Baqî, Muhammad Fuâd, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâzh Al-Qur’ân

al-Karîm, Mesir: Dâr al-Hadîs, 1945.

Abdul Karim Amrullah, Abdul Malik, Tafsir al-Azhar, Singapura: Pustaka

Nasional PTE LTD, 1990.

Abû ‘Ûdah, ‘Ûdah Khalîl, at-Tathawwur ad-Dalâlî baina Lughah asy-Syi’ri

al-Jâhilî wa Lughah Al-Qur’ân al-Karîm, Ordon: Maktabah al-Manâr,

1985.

Ahmad bin Fâris bin Zakariyyâ, Abî al-Husain, Mu’jam Maqâyis al-Lughah,

tt.p: Dâr al-Fikr, t.t.

Al-Ashfahani, Ar-Raghib, al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur’ân, Beirut: Dâr al-

Ma’rifah, 2002.

Al-Balkhiy, Muqâtil bin Sulaimân, al-Wujûh wa an-Nazhâir fî Al-Qur’ân al-

‘Azhîm, Irak: Markaz al-Bustân, 2011.

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim, al-Jawâib al-Kâfî Liman Sa’ala ‘an Dawâ’ asy-

Syâfî terj. Futuhal Arifin, Jakarta: Gema Madinah Makkah Pustaka,

2006.

Al-‘Utsaimîn, Muhammad bin Shâlih, Syarh Riyâdh ash-Shâlihîn, Riyâdh

[Arab Saudi]: Madâr al-Wathan Linnasyr, 1929.

Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi tentang Makna, Cet. VI, Bandung:

Sinar Baru Al-Gesindo, 2011.

Ash-Shiddideqy, Teungku Hasbi, Tafsir Al-Qur’anul Majid an-Nuur,

Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000.

Az-Zuhailî, Wahbah, Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa asy-Syarî’ah wa al-

Manhaj, (Damaskurs: Dâr al-Fikr, 2003),

Bahroni, Kuasailah Dunia dengan Bahasa: Memahami Pokok-pokok Ilmu

Bahasa, Salatiga: t.p, 2013.

Chaer, Abdul, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Cet. 1, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1990.

Djajasudarma, T. Fatimah, Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna,

Bandung: Eresco, 1993.

Page 37: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

103

DKI Jaya, IKAPI, Metode Penelitian Kepustakaan, Edisi Kedua, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Firdaus, Iqra’, Inilah Akibat Dosa-dosa Besar di Dunia, Yogyakarta: Diva

Press, 2011.

Haris, Abd, Etika Hamka Konstruksi Etik Berbasis Rasional-Religius,

Yogyakarta: LKiS, 2010.

Ismâ’il ibn ‘Umar Ibnu Katsîr ad-Damasyqi, Abî al-Fi’âd, Tafsîr al-Qur’ân al-

‘Azhîm, Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1998.

Izutsu, Toshihiko, Relasi Tuhan dan Manusia, terj. Amiruddin, dkk, Cet. 1,

Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1997.

Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia, 1993.

Mahmûd ibn ‘Umar ibn Ahmad az-Zamakhsyari, Abî al-Qâsim Jâr Allâh, Asâs

al-Balâghah, Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Ilmiyah, 1998.

Ma’luf al-Yassu’ui, Fr. Louis, dan Fr. Bernaed Tottel al-Yassu’i, al-Munjif fî

al-Lughah wa al-A’lam, Cet. XXXIII, Lebanon: Dar al-Mashriq, t.t.

Ma’shum, Ali, dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-

Indonesia Terlengkap, Cet. 2, Edisi ke-14, Solo: Pustaka Progresif,

2007.

Masna, Kajian Semantik Arab, Klasik dan Kontemporer, Jakarta: Prenada

Media Group, 2016.

Matsna, Moh, Kajian Semantik Arab: Klasik dan Kontemporer, Jakarta:

Kencana, 2016.

Muhammad bin Ahmad bin Abî Bakri al-Qurthubi, Abî ‘Abdillah, Al-Jâmi’ li

Ahkâm Al-Qur’ân wa al-Mubayyin Limâ Tadhammanahu min as-

Sunnah wa Ayi al-Furqân, Libanon: Muassasah ar-Risâlah, 2006.

Muhammad bin Ismâ’il al-Bukhârî, Abî ‘Abdullâh, Shahîh al-Bukhârî, Beirut:

Dâr Ibn Katsîr, 2002.

Muhammad bin Mukarram ibn Manzhûr al-Farîqî al-Mishrî, Abî al-Fadhl

Jamâl ad-Dîn, Lisân al-‘Arab, Beirut-Lebanon: Dar Shâdir, t.t.

Muslim ibn al-Hujjâj al-Qusyairî an-Naisâbûrî, Abî al-Husain, Shahîh Muslim,

Beirut: Dâr at-Ta’shîl, 2014.

Muhammad ibn Jarîr ath-Thabarî, Abî Ja’far, Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîl Ayi

Al-Qur’ân, Beirut: Muassasah ar-Risâlah, 1994.

Page 38: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

104

Muhammad ibn Yazîd Ibn Mâjah al-Qizwîniyy, Abî ‘Abdillah, Sunan Ibn

Mâjah, Beirut: Dâr at-Ta’shîl, 2014.

Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Pendidikan Nasional, Departemen, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008.

Quthb, Sayyid, Tafsîr fî Zhilâl Al-Qur’ân, tt.p: Mimbar at-Tauhîd wa al-Jihâd,

t.t.

Rahmat, Abdi, Kesesatan Dalam Al-Qur’ân, Yogyakarta: Putaka Pelajar,

2007.

Rahem, Ahmad Sahidah, Tuhan, Manusia, dan Alam dalam Al-Qur’ân:

Pandangan Toshihiko Izutsu, Pulau Pinang: Universitas Sains

Malaysia Press, 2014.

Rusydî az-Zain, Muhammad Subbam, al-Mu’jâm al-Mufahras li Ma’ânî Al-

Qur’ân al-Karîm, (Damaskus: Dâr al-Fikr, 1995),

Rosda, Tim Penulis, Kamus Filsafat, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.

Setiawan, M. Nur Kholis, Al-Qur’ân Kitab Sastra Terbesar, Yogyakarta:

eLSAQ Press, 2005.

Shihab, M. Quraish, Tafsîr al-Mishbâh, Cet. 1, Ciputat: Lentera Hati, 2017.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2016.

Tarigan, Henry Guntur, Pengajaran Semantik, Bandung: Angkasa, 2015.

Ullman, Stephen, Semantics an Introduction to the Science of Meaning, terj.

Sumarsono, Cet. 5, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Yusron, M, dkk., Studi Kitab Tafsir Kontemporer, Yogyakarta: Teras, 2006.

Yusuf, Menjaga Nama Islam, Cet. 1, Bandung: Pustaka, 1986.

Zuhri Qudsy, Saefuddin, Islam Liberal dan Fundamental: Sebuah

Pertarungan Wacana, Yogyakarta: eLSAQ, 2007.

Jurnal

Al Ayubi, Sholihudin, Kezaliman dalam Qur’ân dan Implikasinya terhadap

Hak-hak Asasi Manusia, dalam Jurnal Fikroh, Vol. 10, No. 1, Januari

2016.

Page 39: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

105

Azima, Fauzan, Semantik Al-Qur’ân (Sebuah Metode Penafsiran), dalam

Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan, Vol. 1, No. 1, April

2017.

Irfan, Konsep al-Zulm dalam Al-Qur’ân (Suatu Kajian Tafsir Tematik), dalam

Jurnal Ilmu Al-Qur’ân dan Tafsir, Vol. 2, No. 1, April-September

2019.

Ismah, Zuhadul, Konsep Iman menurut Toshihiko Izutsu, dalam Jurnal

Hermeneutik, Vol. 9, No. 1, Juni 2015.

Muhajirin, Keadilan dalam Al-Qur’ân (Kajian Semantik kata al-‘Adl dan al-

Qisth dalam Al-Qur’ân), dalam Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol.

13, No. 1.

Ramadani S, Febry, Hakikat Makna dan Hubungan Antar Makna dalam Kajian

Semantik Bahasa Arab, dalam Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan

Kebahasaaraban, Vol. 6, No. 1, 2020.

Sarnia, Polisemi dalam Bahasa Muna, dalam Jurnal Humanika, No. 15, Vol.

3, Desember 2015.

Sudarmoko, Imam, Keburukan dalam Perspektif Al-Qur’ân (Telaah Ragam,

Dampak, dan Solusi Terhadap Keburukan), dalam Jurnal Dialogia,

Vol. 12, No. 1.

Zulfikar, Eko, Makna Ûlûl al-Albâb dalam Al-Qur’ân: Analisis Semantik

Toshihiko Izutsu, dalam Jurnal Theologia, Vol. 9, No. 1, 2018,

Skripsi, Tesis dan Disertasi

Husnawati, Luluk, Hukum Ketaatan kepada Penguasa Dzalim menurut Ibnu

Taimiyah, Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015.

Ekanto, Trio, Konsep Zulm dalam Al-Qur’ân, Skripsi, Ponorogo: IAIN

Ponorogo, 2016.

Fathurahman, Al-Qur’ân dan Tafsirnya dalam Perspektif Toshihiko Izutsu,

Tesis, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Irfan, Konsep al-Zulm dalam Al-Qur’ân (Sebuah Kajian Tafsir Tematik),

Skripsi, Makassar: UIN Alauddin, 2011.

Rohman Fanani, M. Kholisur, Jihad dalam Al-Qur’ân (Perspektif Semantik

Toshihiko Izutsu), Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2019.

Kurniawan, Wahyu, Makna Khâlifah dalam Al-Qur’ân: Tinjauan Semantik Al-

Qur’ân Toshihiko Izutsu, Skripsi, Salatiga: IAIN Salatiga, 2017.

Page 40: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

106

Nahar, Aida, Konsep Hubb dalam Al-Qur’ân (Analisis Semantik Toshihiko

Izutsu), Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017.

Pajarudin, Asep Muhamad, Konsep Munafik dalam Al-Qur’ân (Analisis

Semantik Toshihiko Izutsu), Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,

2018.

Raudatussolihah, Baiq, Analisis Linguistik dalam Al-Qur’ân (Studi Semantik

terhadap Q.S al-‘Alaq), Tesis, Makassar: UIN Alauddin, 2016.

Rudi, Anwar, Semantik dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Sebuah Analisis

buku al-Khashâish Ibn Jinni ditinjau dari Segi Makna), Disertasi,

Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015.

Saddad, Ahmad, Konsep Dalal dalam Al-Qur’ân (Kajian Semantik Al-

Qur’ân), Tesis, Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2017.

Sahara, Putri, Konsep Khusyu’ dalam Al-Qur’ân (Suatu Kajian dengan

Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu), Skripsi, Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2019.

Internet

Isnan, Farid, Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu,

https://marsoheng.wordpress.com/2012/12/30/sematik/, diakses 27 Juli

2020.

MRPK, Lektur.id, https://lektur.id/arti-introdusir/, diakses 04 September 2020.

Okenews, Gara-gara Lama Antar Barang, Sopir Taksi Online Dianiaya,

https://megapolitan.okezone.com/read/2020/05/27/338/2220313/gara-

gara-lama-antar-barang-sopir-taksi-online-dianiaya, di akses tanggal

13 Juni 2020.

Wardoyo, Arin, dan Wiwin F, Pendekatan Semantik dalam Tafsir Al-

Qur’ân,https://langkahislamindonesia.blogspot.com/2017/03/pendeka

tan-semantik-dalam-tafsir-al.html, diakses 09 Agustus 2020.

Page 41: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim

174

Tentang Penulis

Siti Marwani, lahir pada 05 Juni 1998 di Tanjung Batu, Kepulauan Riau.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Anak dari pasangan

Hendri dan Ruzaini.

Penulis menempuh pendidikan formalnya dimulai dari SDN 016

Tanjung Batu Kota yang sekarang berubah menjadi SDN 014 Tanjung Batu

Kota pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke MTsN Kundur yang juga

berubah menjadi MTsN 1 Karimun pada tahun 2010. Tak berakhir disitu,

penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Swasta al-Huda Kundur

pada tahun 2013. Setelah lulus dari sekolah tersebut, penulis langsung

melanjutkan pendidikannya di Institut Ilmu Al-Qur’ân Jakarta (IIQ) pada tahun

2016 di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Jurusan Ilmu Al-Qur’ân dan Tafsir.

Alamat: Jl. Paya Togok, RT 04/RW 03, No. 43, Kelurahan Tanjung Batu Kota,

Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

E-mail: [email protected].