Analisis Semantik Kata Zalim dalam...
Transcript of Analisis Semantik Kata Zalim dalam...
![Page 1: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/1.jpg)
Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh:
Siti Marwani
NIM. 16210786
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1442 H/2020 M
![Page 2: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/2.jpg)
Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh:
Siti Marwani
NIM. 16210786
Pembimbing:
Drs. Arison Sani, M.A
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1442 H/2020 M
![Page 3: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/3.jpg)
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân”
yang disusun oleh Siti Marwani. Nomor Induk Mahasiswa: 16210786 telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 27 Agustus 2020
Pembimbing,
Drs. Arison Sani, M.A
![Page 4: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/4.jpg)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân”
oleh Siti Marwani dengan NIM 16210786 telah diujikan pada sidang
Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur’ân (IIQ)
Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2020. Skripsi telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag).
Jakarta, 28 Agustus 2020
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah,
Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A. Mamluatun Nafisah, M. Ag
Penguji 1, Penguji II,
Ahmad Hawasyi, M.Ag Iffaty Zamimah, S.Th.I, M.A
Pembimbing,
Drs. Arison Sani, M.A
![Page 5: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/5.jpg)
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Marwani
Nim : 16210786
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Batu, 05 Juni 1998
menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim
dalam Al-Qur’ân” adalah benar-benar hasil karya saya, kecuali kutipan-
kutipan yang telah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 27 Agustus 2020
Siti Marwani
![Page 6: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/6.jpg)
iv
MOTTO
ر لكم وعس ى ان تحبـوا شي ـا وهو شر لكم وعس ى ان تكرهوا شي ـا وهو خيـ ٦١٢ والل ه يـعلم وانـتم ل تـعلمون
Dan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik
bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak
baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
![Page 7: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/7.jpg)
v
PERSEMBAHAN
Untuk mama dan papa serta adik-adik juga teman spesial yang selalu
memberikan semangat dan doa yang tak pernah putus.
Untuk guru-guru dan teman-temanku yang senantiasa ikhlas memberi
dukungan dan mendoakan setiap langkah yang ku tapaki.
Semoga semua kebaikan dan doa mendapatkan balasan dari Allah swt serta
selalu mendapatkan ampunan dari-Nya. Âmîn.
![Page 8: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/8.jpg)
vi
ن ٱلرحيم بسم ٱلله ٱلرحم KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang pantas terungkap pada awal pengantar
ini selain ungkapan rasa syukur sedalamnya ke hadirat Allah swt. Tuhan yang
telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis, yang telah memberikan
kasih sayang berupa nikmat sehat, sehingga dengan izin dan kuasa-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana ini. Merupakan suatu
anugerah terindah, rasa lega dan bahagia yang dirasakan penulis saat ini,
karena luasnya kasih sayang-Mu. Semoga apa yang telah penulis kerjakan ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan menjadikan jalan untuk lebih
mendekatkan diri dan berserah diri hanya pada-Mu.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin yang paling
baik, sabar, bijak, dan pemimpin yang selalu dikagumi yaitu Nabi Muhammad
saw, yang telah memberikan tuntunan petunjuk jalan suci yang akan
menghantarkan kebahagian bagi umatnya di dunia dan di akhirat. Âmîn.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak hadir begitu saja, namun
telah banyak yang ikut berkontribusi dalam penulisan ini, maka perlu kiranya
penulis menyampaikan rasa terima kasih secara khusus. Semoga segala
kebaikan yang telah diberikan menjadi amal tersendiri untuk mengumpulkan
kita bersama umat Nabi Muhammad saw di sisi Allah nanti. Âmîn. Karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Lc, M.A. Rektor Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, M. Hum., selaku
Warek I, Bapak Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA., selaku
Warek II, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag., selaku Warek III Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
![Page 9: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/9.jpg)
vii
2. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc, M.A., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, beserta Staf
Tata Usaha Fak. Ushuluddin dan Dakwah atas bantuannya selama ini.
3. Bapak KH. Haris Hakam, S.H., M.A., selaku ketua Prodi Ilmu Al-Qur`an
dan Tafsir, beserta sekretaris Prodi IAT, Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag atas
semua bantuannya.
4. Bapak Drs. Arison Sani, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi penulis,
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi terselesainya
skripsi ini.
5. Bapak Ahmad Hawasyi, M.Ag dan Ibu Iffaty Zamimah, S.Th.I, M.A
sebagai penguji I dan II pada sidang munaqasyah penulis.
6. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, M.A., Ibu Hj. Muthmainnah, M.A., Ibu
Hj. Istiqomah, M.A, Kak Mayada Hanafi S. Ud, Kak Rifdah Farnidah,
M.A., kak Ayuna Faizatul Fiqriyah, S. Ud, dan Kak Ameliatul Khoiriyah,
S.Ag., selaku Instruktur dan pembimbing tahfidz yang sabar dalam
membimbing dan memotivasi penulis dalam menghafal dan
memurajaahkan hafalan Al-Qur`an selama penulis menduduki bangku
kuliah dari awal hingga akhir.
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta, yang selama ini telah mengajarkan berbagai mata
kuliah dari awal semester hingga akhir dengan semangat dan kesabaran
yang menjadi tauladan dan pelajaran penting bagi penulis.
8. Orang tua tercinta, papa Hendri dan mama Ruzaini yang selalu mendoakan
tanpa henti, selalu mendukung dan memberi semangat serta rela
melepaskan anaknya untuk pergi menimbah ilmu. Semoga pengorbanan
beliau dibalas Allah swt dengan surga-Nya dan kita dikumpulkan kembali
di surga-Nya kelak. Âmîn.
![Page 10: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/10.jpg)
viii
9. Adik-adik tersayang, Siti Mardhathila, dan Siti Marwinda yang senantiasa
menyemangati dan mendukung penulis, tak lupa pula untuk adik yang
sudah tenang di alam sana, alm. M. Rasya dan alm. M. Rifha, semoga kelak
kita berjumpa di lain waktu dan berkumpul bersama-sama di jannah-Nya.
10. Keluarga besar Musthafa Family dan Anak Cucu Makmai atas do’a-
do’anya sehingga penulis bisa mencapai di titik ini.
11. Teman-teman IIQ angkatan 2016 khususnya Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir yang seperjuangan, Lembaga
Tahfidz dan Ta’lim Al-Qur’an (LTTQ) Mesjid Fathullah, Persaudaraan
Mahasiswa Bugis Makassar (PMBM), dan Forum Ukhuwah Mahasiswa
Sumatera (FUMAS), khususnya kepada Tuti Amelia, Ririn Putrianingsih,
Robiatul Adawiyah, dan Usman Maulana terimakasih atas motivasi,
semangat dan bantuannya selama ini.
12. Muhajir sebagai sahabat, teman wara-wiri, teman spesial, yang senantiasa
memberikan bantuan dan semangat terhadap penulis.
Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan untuk
memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini tentunya masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis ucapkan permohonan maaf
sebesar-besarnya dan dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi karya yang lebih baik lagi.
Walau begitu adanya, penulis berharap tulisan ini dapat memberi manfaat dan
kontribusi pengetahuan baru terhadap masyarakat.
Jakarta, 27 Agustus 2020
Siti Marwani
![Page 11: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/11.jpg)
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ........................................................................ iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xi
ABSTRAK .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7
H. Landasan Teori ................................................................................ 11
I. Metode Penelitian ............................................................................ 13
J. Sistematika Penulisan ...................................................................... 15
BAB II SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU
A. Pengertian Semantik ........................................................................ 16
B. Sejarah Semantik ............................................................................. 18
C. Macam-macam Teori Semantik ...................................................... 25
D. Semantik Al-Qur’ân ........................................................................ 31
E. Biografi Toshihiko Izutsu ................................................................ 34
![Page 12: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/12.jpg)
x
F. Semantik Toshihiko Izutsu .............................................................. 36
BAB III KAJIAN UMUM TENTANG ZALIM
A. Bentuk-bentuk Ayat Zalim .............................................................. 41
B. Sebab-sebab Terjadinya Zalim ........................................................ 50
C. Akibat dari Perbuatan Zalim ........................................................... 60
D. Solusi terhadap Perbuatan Zalim ..................................................... 64
BAB IV ANALISIS SEMANTIK KATA ZALIM
A. Makna Dasar Kata Zalim ................................................................ 68
B. Makna Relasional Kata Zalim ......................................................... 70
C. Aspek Sinkronik dan Diakronik Kata Zalim ................................... 88
D. Weltanschauung Kata Zalim ........................................................... 97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 100
B. Saran ................................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 102
LAMPIRAN ................................................................................................ 107
TENTANG PENULIS ................................................................................. 174
![Page 13: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/13.jpg)
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
’ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
2. KonsonanVokal
![Page 14: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/14.jpg)
xii
Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap
Fathah : a آ : â ي ... : ai
Kasrah : i ي : î ي ... : au
Dhammah : u و : û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif-lam (لا) qamariyah
Kata sandang yang diikuti alif-lam ( ال) qamariyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
al-Madînah : المدينة al-Baqarah : البقرة
b. Kata sandang yang diikuti alif-lam (ال) syamsiyah
Kata sandang yang diikuti alif-lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya. Contoh:
لالرج : ar-rajul السيدة : as-Sayyidah
ad-Dârimî : الدارمي asy-syams : الشمس
c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (ـ),
sedangkan untuk alih aksara ini dilambang dengan huruf, yaitu dengan
cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku
![Page 15: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/15.jpg)
xiii
secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata
ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyah. Contoh:
Âmannâ billâhi : أمن ا باالله
Âmana as-Sufahâ`u : أمن السفهاء
Inna al-ladzîna : إن ال ذين
wa ar-rukka’i : والركع
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
الفئدة : al-Af`idah
سلمية al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah : الجامعة ال
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal)
dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”.
Contoh:
Âmilatun Nâshibah‘ : عاملة ناصبة
al-Âyat al-Kubrâ : الية الكبـرى
![Page 16: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/16.jpg)
xiv
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Pedoman
Umum Ejaan Indonesia (PUEBI), seperti penulisan awal kalimat, huruf
awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang
berlaku pada PUEBI berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak
miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun
untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang
ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh:
‘Alî Hasan al-‘Âridh, al-‘Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya.
Khususnya untuk penulisan kata Alqur’an dan nama-nama surahnya
menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah
dan seterusnya.
![Page 17: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/17.jpg)
xv
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ân.
Al-Qur’ân dapat dipahami dalam berbagai pendekatan, salah satunya dengan
semantik. Dalam semantik dikenal dengan istilah kata kunci. Istilah kata kunci
Al-Qur’ân merupakan kata-kata yang memainkan peranan sangat penting
untuk menentukan penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia Al-
Qur’ân. Di antara istilah-istilah kunci Al-Qur’ân ialah kata zalim. Kata zalim
disebutkan 315 kali di dalam Al-Qur’ân dengan maksud dan makna yang
beragam. Oleh karena itu, penulis tertarik mengkaji makna kata zalim dalam
Al-Qur’ân.
Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan
penelitian kepustakaan (library research). Adapun data primer dalam
penelitian ini adalah data-data yang menggunakan sumber-sumber dari Al-
Qur’ân dan terjemahannya dan buku-buku tentang semantik. Dalam hal ini,
penulis menggunakan buku Relasi Tuhan dan Manusia: Semantik Al-Qur’ân
karya Toshihiko Izutsu. Sedangkan data sekundernya menggunakan buku-
buku, kitab tafsir, kitab hadis, kamus, jurnal, artikel-artikel di majalah dan
internet, maupun media informasi lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan
kebenaran datanya yang berkaitan dengan pokok permasalahan pada penelitian
ini dan dianggap penting untuk dikutip.
Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep kata
zalim yang terkandung dalam Al-Qur’ân dengan menggunakan analisis
semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik Al-Qur’ân
menurut Toshihiko Izutsu adalah berusaha menyingkap pandangan dunia Al-
Qur’ân melalui analisis istilah kunci Al-Qur’ân. Proses yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasional kata zalim
dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian
meneliti penggunaan kata zalim dalam periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan
pasca Qur’anik.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata zalim memiliki
makna dasar menempatkan sesuatu bukan pada tempat semestinya, baik
menyangkut ukuran, waktu, dan tempat. Kata zalim berelasi dengan beberapa
kata yang lain, seperti: kufr (menutupi/menyelubungi), kadzib (dusta atau
bohong), syirik (mempersekutukan), baghyu (melampaui batas), dan mu’tadi
(melanggar hak). Selanjutnya, terdapat kata-kata yang memiliki kemiripan
makna dengan kata zalim, di antaranya: sayyi’ah, munkar, isrâf, hadhmu, dan
janafa. Selain itu, terdapat kata yang kontradiksi atau berlawanan dengan kata
zalim, yakni kata al-‘Adl karena memiliki makna keadilan atau dengan kata
adil yang bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Dalam pra Qur’anik menunjukkan makna penempatan sesuatu bukan
pada tempatnya atau menegakkan suatu perkara bukan pada posisinya.
![Page 18: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/18.jpg)
xvi
Kemudian setelah diturunkannya Al-Qur’ân, kata tersebut bermakna suatu
perbuatan yang tercela dan tidak prosedural yang menyimpang dari syari’at
agama. Selanjutnya, pada periode pasca Qur’anik kata zalim tidak mengalami
pergeseran makna yang signifikan, karena makna-makna tersebut tetap
mempertahankan makna-makna yang ada pada periode Qur’anik. Dan yang
terakhir ialah weltanschauung kata zalim bermakna berbuat aniaya terhadap
orang lain sehingga berimplikasi dan kontradiktif terhadap hak-hak asasi
manusia yang harus dihormati.
![Page 19: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/19.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Problematika manusia dalam dinamika kehidupan memang
tidak pernah habis, seperti maraknya terjadi penganiayaan. Padahal,
setiap orang atau individu berhak mendapatkan perlindungan. Sikap
sombong dan mementingkan diri sendiri yang tumbuh menjadi sikap
zalim akan berbahaya bagi orang lain, tidak terkecuali pelakunya
sendiri1.
Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi di wilayah Parung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Seorang pengemudi taksi online
berinisial WBL (41), mengalami luka-luka setelah dianiaya customer
nya karena lama mengantar barang.
AKP Benny Cahyadi selaku Kasat Reskrim Polres Bogor
mengatakan bahwa penganiayaan tersebut bermula saat korban
menerima orderan untuk mengantar barang kepada pelaku yang
berinisial NA pada Senin, 25 Mei 2020 yang lalu.
Benny mengatakan:
"Awalnya korban ini dapat oderan nganter barang oleh pelaku.
Tak berselang lama karena kesal lama menunggu, pelaku meminta
korban untuk kembali ke lokasi titik koordinat". (27 Mei 2020).
Namun setelah kembali ke lokasi titik koordinat tersebut,
terjadi cekcok di antara keduanya hingga berujung kepada
penganiayaan terhadap korban sehingga mengalami luka lebam di
bagian pelipis kanannya. Lalu korban melapor ke Polres Bogor.
1Yusuf, Menjaga Nama Islam, Cet. 1, (Bandung: Pustaka, 1986), h. 94.
![Page 20: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/20.jpg)
2
Hasil proses penyelidikan, korban dan pelaku pun sepakat
untuk berdamai dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara
kekeluargaan2.
Kasus di atas hanya salah satu dari banyaknya kasus
penganiayaan (zalim) di Indonesia. Bahkan, kasus penganiayaan bisa
berakibat fatal yakni kematian. Penindasan dan pemerasan dalam
lingkup materi, maupun non materi yang merupakan perbuatan dari
sikap zalim tersebut perlu di usahakan lenyap dari kehidupan
masyarakat kita. Seperti yang kita ketahui, bahwa perbuatan tersebut
termasuk perbuatan dosa, sehingga persoalan-persoalan terhadap
penyimpangan menyebabkan pelakunya mendapatkan azab.
Sebagaimana pengertian dosa menurut Kamus Bahasa Indonesia, dosa
adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama3. Salah
satu term di dalam Al-Qur’ân yang bermakna dosa adalah kata zalim.
Secara umum, umat Islam mengenal kata zalim yakni
penganiayaan. Dalam kamus al-Munawwir, kata zalim mempunyai arti
kegelapan4. Sedangkan di dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata zalim
sama dengan lalim yang berarti bengis, tidak menaruh belas kasihan,
tidak adil, dan kejam5. Hal ini bisa diketahui bahwasanya kata zalim
mempunyai beberapa makna yang tergantung pada konteksnya.
Tidaklah mudah untuk menelaah makna kata atau konsep-
konsep di dalam Al-Qur’ân. Dalam menghasilkan makna yang konkret,
adanya kedudukan yang saling terpisah tetapi sangat bergantung satu
2Okenews, Gara-gara Lama Antar Barang, Sopir Taksi Online Dianiaya,
https://megapolitan.okezone.com/read/2020/05/27/338/2220313/gara-gara-lama-antar-
barang-sopir-taksi-online-dianiaya, di akses tanggal 13 Juni 2020. 3Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 364. 4Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap, Cet. 2, Edisi ke-14, (Solo: Pustaka Progresif, 2007), h. 882. 5Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, h. 800.
![Page 21: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/21.jpg)
3
sama lain itu membentuk kelompok-kelompok yang bervariasi, besar
dan kecil. Sehingga menghasilkan keteraturan yang menyeluruh dan
berhubungan satu sama lain dengan berbagai cara, sangat kompleks
dan rumit sebagai kerangka kerja gabungan konseptual6.
Al-Qur’ân merupakan kitab suci umat Islam dan merupakan
objek kajian yang tidak pernah habis untuk diteliti setiap orang. Dalam
Al-Qur’ân, kata zalim disebutkan 315 kali dengan maksud dan makna
yang beragam7. Misalnya zalim yang diungkap oleh Al-Qur’ân dengan
makna zalim kepada Allah swt yakni Q.S al-Baqarah [2]: 54:
ى لقومه قوم واذ قال موس اذكم ب انـفسكم ظلمتم انكم يـ فـتـوبـوا العجل ات
كم ال ى لكم انـفسكم فاقـتـلوا بارى كم عند لكم خيـر ذ انه عليكم فـتاب بارى
٤٥ الرحيم التـواب هو Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai
kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri
dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan),
karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu.
Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima
tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha
Penyayang. (Q.S al-Baqarah [2]: 54).
Contoh lain, misalnya kata zalim yang bermakna tindakan
aniaya terhadap diri sendiri, seperti disebutkan di dalam Q.S Fâthir
[35]: 32:
6Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terj. Amiruddin, dkk, Cet. 1,
(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1997), h. 4. 7Lihat selengkapnya di Muhammad Fuâd ‘Abdul Baqî, Al-Mu’jam al-Mufahras li
Alfâzh Al-Qur’ân al-Karîm, (Mesir: Dâr al-Hadîs, 1945), h. 434-439.
![Page 22: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/22.jpg)
4
نا من عبادنا فمنـهم ظالم ل نـفس هم ه ثم اورثـنا الكت ب الذين اصطفيـ ومنـ
هم مقتصد ومنـ يـر ت سابق ذ لك الل ه باذن بال ر الفضل هو ٢٦ الكبيـKemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang
Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
Dari sekian banyak makna zalim di dalam Al-Qur’ân,
semuanya merujuk kepada makna yang negatif. Sebagai perbuatan
jahat, kezaliman tidak hanya berakibat buruk kepada dirinya sendiri,
namun bisa juga berakibat kepada sesama manusia bahkan lingkungan
pada umumnya. Pelaku kezaliman digelar dengan zhâlimîn atau
zhâlimûn di dalam Al-Qur’ân, yaitu orang-orang yang senantiasa
melakukan pelanggaran dalam hal melampaui batas hukum Allah
ataupun tindak kejahatan yang menggangu hak serta kehidupan orang
lain8.
Dalam mengkaji makna-makna yang terkandung di dalam
sebuah bahasa, terdapat salah satu cabang ilmu tentang bahasa yang
biasa digunakan yakni semantik. Menurut kebanyakan ahli linguistik,
semantik adalah ilmu yang berhubungan dengan makna yang lebih luas
dari kata9. Dalam penelitian ini, penulis mengambil kata zalim untuk
mengaplikasikan metode semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko
Izutsu, seorang ahli linguistik yang sangat tertarik pada Al-Qur’ân.
Tidak jarang Al-Qur’an mengubah pengertian semantik dari
kata-kata yang digunakan oleh orang-orang Arab, walaupun Al-Qur’ân
8Irfan, Konsep al-Zulm dalam Al-Qur’ân (Sebuah Kajian Tafsir Tematik), Skripsi,
(Makassar: UIN Alauddin, 2011), h. 5. 9Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, h. 2.
![Page 23: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/23.jpg)
5
menggunakan kosa kata yang digunakan oleh masyarakat Arab ketika
Al-Qur’ân itu turun10.
Sebagai konsep yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-
hari, kata zalim menjadi kata yang menarik untuk dikaji lebih lanjut
dalam studi semantik (linguistik). Karena seperti yang telah diketahui,
makna kata zalim belum sepenuhnya terungkap.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik
untuk menulis skripsi yang berjudul “Analisis Semantik Kata Zalim
dalam Al-Qur’ân”.
B. Identifikasi Masalah
a. Penganiayaan atau kezaliman merupakan salah satu
problematika kehidupan manusia yang sering terjadi, padahal
setiap manusia itu harus dilindungi.
b. Kata zalim disebutkan 315 kali di dalam Al-Qur’ân dengan
maksud dan makna yang beragam.
c. Perlu adanya pemahaman mendalam tentang kajian makna kata
zalim dalam Al-Qur’ân.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka penulis membatasi
penelitian ini khusus pada analisis: semantik Al-Qur’ân yang di
introdusir11 oleh Toshihiko Izutsu yakni analisis makna dasar, makna
10Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, h. 105. 11Introdusir adalah perkenalan. Introdusir memiliki arti dalam kelas nomina atau kata
benda sehingga introdusir dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda
dan segala yang dibendakan. Introdusir memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda
sehingga introdusir dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan
segala yang dibendakan. Introdusir termasuk dalam ragam bahasa cakapan. Lihat
selengkapnya di MRPK, Lektur.id, https://lektur.id/arti-introdusir/, diakses 04 September
2020.
![Page 24: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/24.jpg)
6
relasional, sinkronik dan diakronik serta weltanschauung pada kata
zalim dalam Al-Qur’ân.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalahnya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Apa makna dasar dan makna relasional kata zalim yang
terkandung dalam Al-Qur’ân?
b. Bagaimana konsep sinkronik dan diakronik kata zalim dalam
Al-Qur’ân?
c. Bagaimana konsep weltanschauung kata zalim dalam Al-
Qur’ân?
E. Tujuan Penelitian
Dari uraian yang penulis kemukakan di atas, bisa dipahami
bahwa tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui makna dasar dan makna relasional kata
zalim yang terkandung dalam Al-Qur’ân.
b. Untuk mengetahui konsep sinkronik dan diakronik kata zalim
dalam Al-Qur’ân.
c. Untuk mengetahui konsep weltanschauung kata zalim dalam
Al-Qur’ân.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai sumbangan
keilmuan di bidang Al-Qur’ân serta dapat menjadi salah satu
referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
Penelitian ini juga sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk
memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag) di Fakultas
Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
![Page 25: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/25.jpg)
7
b. Manfaat Praksis
Penelitian ini bermanfaat untuk membantu memberikan
informasi dan tambahan khazanah keilmuan kepada pembaca
mengenai pembahasan tentang Analisis Semantik Kata Zalim
dalam Al-Qur’ân.
G. Tinjauan Pustaka
Seperti yang telah di singgung di atas, penelitian tentang zalim
bukan merupakan hal yang baru, justru persoalan mengenai hal tersebut
selalu menarik untuk dibahas dan diteliti. Oleh karena itu, telah banyak
penelitian terdahulu mengenai zalim, namun peneliti belum
menemukan penelitian yang secara spesifik mengkaji tentang analisis
semantik kata zalim dalam Al-Qur’ân. Adapun karya-karya yang
membahas tentang berbagai problematika zalim, di antaranya yakni
sebagai berikut:
a. Skripsi oleh Luluk Husnawati alumni UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2015 dengan judul Hukum Ketaatan kepada
Penguasa Dzalim menurut Ibnu Taimiyah. Hasil penelitian ini
adalah Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa pemerintahan yang
adil meskipun kafir adalah lebih baik daripada sebuah
pemerintahan muslim namun berlaku zalim. Pada dasarnya,
sikap yang dilakukan Ibnu Taimiyah menggambarkan
kebijakan seorang pemimpin bukan melainkan sosok atau
figur12.
Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang
akan penulis lakukan. Persamaan skripsi ini dengan penelitian
yang akan penulis lakukan yaitu sama-sama melakukan
12Luluk Husnawati, Hukum Ketaatan kepada Penguasa Dzalim menurut Ibnu
Taimiyah, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h. 58-59.
![Page 26: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/26.jpg)
8
penelitian tentang zalim. Namun, penelitian yang dilakukan
oleh Luluk Husnawati lebih kepada pemimpin zalim dan
bagaimana hukum mentaatinya menurut Ibnu Taimiyah.
Sedangkan yang akan penulis teliti adalah analisis semantik
kata zalim, di dalam Al-Qur’ân. Kaitannya dengan skripsi ini
ialah, memberikan kontribusi berupa informasi tambahan
kepada penulis mengenai hukum ketaatan kepada penguasa
zalim menurut Ibnu Taimiyah.
b. Tesis oleh Baiq Raudatussolihah alumni Pascasarjana UIN
Alauddin Makassar tahun 2016 dengan judul Analisis
Linguistik dalam Al-Qur’ân (Studi Semantik terhadap Q.S al-
‘Alaq). Hasil penelitian ini adalah di dalam Q.S al-‘Alaq ini,
Allah banyak menggunakan kata kerja (fi’il) atau bentuk jumlah
fi’liyah. Ada beberapa jenis makna di dalam Q.S al-‘Alaq yakni
makna referensial, makna dasar atau makna kamus, makna
kiasan, dan makna denotatif13.
Tesis ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang
akan penulis lakukan karena sama-sama membahas tentang
kajian semantik namun dalam Q.S al-‘Alaq. Selain itu,
penelitian ini juga hanya menggunakan kajian analisis
linguistik. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi
penulis terkait studi semantik terhadap Q.S al-‘Alaq.
c. Skripsi oleh Trio Ekanto alumni STAIN Ponorogo tahun 2016
dengan judul Konsep Zulm dalam Al-Qur’ân. Hasil penelitian
ini adalah kata zulm merupakan term yang komprehensif dalam
mengungkapkan suatu perbuatan yang tercela dan tidak
13Baiq Raudatussolihah, Analisis Linguistik dalam Al-Qur’ân (Studi Semantik
terhadap Q.S al-‘Alaq), Tesis, (Makassar: UIN Alauddin, 2016), h. 173-174.
![Page 27: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/27.jpg)
9
prosedural yang menyimpang dari syari’at agama. Kezaliman
terbagi menjadi 3 bentuk, yakni zalimnya manusia kepada
Allah, zalimnya manusia terhadap sesama makhluk, dan
zalimnya manusia kepada diri sendiri. Konsep zulm terbagi
menjadi 3, yaitu pertama kezaliman yang disebabkan tidak
adanya ilmu dan pengetahuan. Kedua, kesalahan dalam
bertindak yang melanggar syari’at agama. Dan ketiga, kerugian
bagi pelaku kezaliman14.
Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang
akan penulis lakukan karena sama-sama menggunakan tema
kezaliman, namun peneliti menggunakan analisis semantik.
Penelitian ini menggunakan metode analisis tafsir tematik yang
berkontribusi sebagai perbandingan dalam penelitian ini.
d. Skripsi oleh Aida Nahar alumni UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta tahun 2017 dengan judul Konsep Hubb dalam Al-
Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu). Hasil penelitian
ini adalah Hubb memiliki makna dasar suka, cinta, ingin dan
berharap. Makna relasional hubb selalu dihubungkan dengan
konsep Allah, Harta, dsb. Hubb selalu dikaitkan dengan konsep
membangun akhlak yang merupakan salah satu misi yang
dibawa Al-Qur’ân15.
Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang
akan penulis lakukan. Persamaan skripsi ini dengan penelitian
yang akan penulis lakukan yaitu sama-sama melakukan
penelitian tentang semantik. Meski pembahasan yang
14Trio Ekanto, Konsep Zulm dalam Al-Qur’ân, Skripsi, (Ponorogo: IAIN Ponorogo,
2016), h. 129-130. 15Aida Nahar, Konsep Hubb dalam Al-Qur’ân (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu),
Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017), h. 74-75.
![Page 28: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/28.jpg)
10
dilakukan oleh Siti Isrofiyah adalah kata hubb, sedangkan
penelitian yang akan penulis lakukan adalah kata zalim.
Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi penulis terkait
studi semantik terhadap konsep hubb dalam Al-Qur’ân.
e. Skripsi oleh Wahyu Kurniawan alumni IAIN Salatiga tahun
2017 dengan judul Makna Khâlifah dalam Al-Qur’ân: Tinjauan
Semantik Al-Qur’ân Toshihiko Izutsu. Hasil penelitian ini
adalah pada dasarnya khâlifah bermakna pengganti. Secara
sinkronik, ia memiliki makna pengganti Allah dalam urusan
memelihara bumi. Sedangkan secara diakronik, khâlifah
bermakna sebagai penjaga hati para wanita. Pada masa
Qur’anik, diartikan sebagai yang mewakili Allah swt dalam
memelihara bumi. Sedangkan pada masa pasca Qur’anik
diartikan sebagai sistem politik Islam yang menjunjung syari’at
Islam sebagai hukumnya16.
Skripsi ini menjadi perbandingan bagi penelitian yang
akan penulis lakukan. Persamaan skripsi ini adalah
menggunakan tema semantik. Namun, skripsi ini menggunakan
kata khâlifah sedangkan yang akan penulis lakukan yakni kata
zalim. Skripsi ini memberikan informasi tambahan bagi penulis
mengenai studi semantik terhadap makna khâlifah dalam Al-
Qur’ân.
Sejauh penelusuran yang telah dilakukan oleh penulis,
sebagaimana disebutkan di atas terhadap beberapa penelitian
yang telah dilakukan terdahulu yang berkaitan tentang zalim
maupun semantik khususnya semantik Toshihiko Izutsu,
16Wahyu Kurniawan, Makna Khâlifah dalam Al-Qur’ân: Tinjauan Semantik Al-
Qur’ân Toshihiko Izutsu, Skripsi, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2017), h. 74.
![Page 29: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/29.jpg)
11
namun belum ada dari penelitian tersebut yang secara khusus
menyertakan pembahasan tentang Analisis Semantik Kata
Zalim dalam Al-Qur’ân.
H. Landasan Teori
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dari kata zalim
dalam Al-Qur’ân. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah teori untuk
menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam kata zalim tersebut.
Teori semantik Toshihiko Izutsu menjadi pilihan yang tepat sebagai
ikhtiar untuk menafsirkan dan mengungkap makna kata zalim dalam
Al-Qur’ân.
Semantik lebih dikenal sebagai bagian dari struktur bahasa
(linguistik) yang membicarakan tentang makna sebuah ungkapan atau
kata pada sebuah bahasa17. Semantik telah disepakati sebagai istilah
yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan
antara tanda-tanda linguisitk dengan hal-hal yang ditandainya, atau
dengan kata lain bidang studi linguistik yang mempelajari makna atau
arti dalam suatu bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu sebagai bagian dari
tiga tataran analisis bahasa (fonologi, gramatika, semantik)18.
Di antara langkah-langkah untuk menganalisis kata zalim melalui
pendekatan semantik Toshihiko Izutsu adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kata fokus yang menjadi pusat penelitian ini yaitu kata
zalim. Kemudian menjelaskan pengertian semantik, baik dari segi
etimologi (bahasa), maupun dari segi terminologi (istilah) yang
dipahami oleh ahli bahasa.
b. Menjelaskan sejarah perkembangannya, dan semantik Al-Qur’ân
17Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 19. 18T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna, (Bandung:
Eresco, 1993), h. 1-3.
![Page 30: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/30.jpg)
12
c. Menganalisis makna-makna yang terkandung dalam ayat tersebut
dengan menggunakan pendekatan semantik yang meliputi:
1) Makna dasar dan Makna Relasional
Makna dasar adalah sesuatu yang melekat pada kata itu
sendiri, yang selalu terbawa dimanapun kata itu diletakkan.
Sedangkan makna relasional adalah sesuatu yang konotatif
yang diberikan dan ditambahkan pada makna yang sudah ada
dengan meletakkan kata itu pada posisi khusus dalam bidang
khusus, berada pada relasi yang berbeda dengan semua kata-
kata penting lainnya dalam sistem tersebut19.
2) Sinkronik dan Diakronik
Sinkronik adalah suatu sistem kata yang statis yang
berarti makna dari suatu kata tersebut bersifat tetap atau tidak
berubah20. Sedangkan diakronik adalah pandangan terhadap
bahasa yang menitikberatkan pada unsur waktu. Hal ini berarti
bahwa suatu makna bisa berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan waktu, menyesuaikan dengan masyarakat
tertentu dan dalam waktu tertentu. Dalam hal ini, Toshihiko
Izutsu membagi tiga periode dalam hal untuk melacak sejarah
tersebut, yakni sebelum turunnya Al-Qur’ân atau masa
jahîliyah (pra Qur’anik), kemudian masa turunnya Al-Qur’ân
(Qur’anik), dan terakhir setelah turunnya Al-Qur’ân terutama
pada periode Abbasiyah (Pasca Qur’anik).
3) Weltanschauung
Weltanschauung merupakan tujuan dari titik akhir
penelitian ini. Izutsu mengungkapkan weltanschauung sebagai
19Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia terj. Amiruddin, dkk, h. 12. 20Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia terj. Amiruddin, dkk, h. 33.
![Page 31: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/31.jpg)
13
pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu,
tidak hanya sebagai alat bicara dan berpikir, tetapi yang lebih
penting lagi, pengkonsepan dan penafsiran dunia yang
melingkupinya21.
I. Metode Penelitian
Agar penelitian ini mampu mencapai tujuan dengan tetap
mengacu pada standar ilmiah sebuah karya akademis, maka penulis
meramu serangkaian metode yang telah ada sebagai acuan dalam
melaksanakan penelitian. Di antara metode-metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
kualitatif dengan penelitian kepustakaan (library research), dimana
penulis dalam proses pencarian data, tidak perlu terjun ke lapangan
dengan survey maupun observasi22.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian
ini, maka teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik
dokumentasi. Penelitian dokumentasi adalah penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan dari sumber-sumber
kepustakaan, yaitu penulis meneliti dan menguji data-data yang
terkumpul. Menurut Sudoyono, dokumentasi adalah “catatan
peristiwa masa lalu, yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang”23.
3. Sumber Data
21Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, h. 3. 22IKAPI DKI Jaya, Metode Penelitian Kepustakaan, Edisi Kedua, (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2008), h. 1. 23Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 90.
![Page 32: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/32.jpg)
14
Adapun sumber data yang penulis gunakan adalah:
a. Data Primer
Data primer adalah data-data yang menggunakan
sumber-sumber dari Al-Qur’ân dan terjemahannya dan buku-
buku tentang semantik. Dalam hal ini, penulis menggunakan
buku Relasi Tuhan dan Manusia: Semantik Al-Qur’ân karya
Toshihiko Izutsu.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah buku-buku, kitab tafsir, kitab
hadis, kamus, jurnal, artikel-artikel di majalah dan internet,
maupun media informasi lainnya yang bisa
dipertanggungjawabkan kebenaran datanya yang berkaitan
dengan pokok permasalahan pada penelitian ini dan dianggap
penting untuk dikutip. Untuk terjemahan ayat-ayat Al-Qur’ân,
peneliti menggunakan terjemahan dari Qur’an Kemenag in
Word.
4. Metode Analisis Data
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah
metode semantik Al-Qur’ân yang di introdusir oleh Toshihiko
Izutsu. Dengan demikian, data yang telah terdokumentasi akan di
analisis sesuai prosedur semantik Al-Qur’ân Toshihiko Izutsu.
Analisis yang dimaksud adalah sebagai berikut: menjadikan kata
zalim sebagai kata kunci, kemudian mencari makna dasar dan
makna relasional, dan terakhir mengungkap aspek sinkronik dan
diakronik yakni meneliti pergeseran makna lafal zalim yang
dimulai dari masa pra Qur’anik, Qur’anik dan pasca Qur’anik serta
weltanschauung.
![Page 33: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/33.jpg)
15
J. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal skripsi ini menggunakan Petunjuk Teknis
Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
yang diterbitkan oleh LPPI IIQ Jakarta tahun 2017. Untuk
mempermudah penulisan, proposal skripsi ini dibagi dalam lima bab,
secara garis besar isi dari masing-masing bab adalah:
Bab pertama, bab ini merupakan Pendahuluan yang meliputi
Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
Bab kedua, berisi tentang Semantik Toshihiko Izutsu, yang
meliputi Biografi Toshihiko Izutsu, Pengertian Semantik, Sejarah
Semantik, Semantik Al-Qur’ân, dan Semantik Toshihiko Izutsu.
Bab ketiga, mengulas tentang Kajian Umum tentang Zalim.
Bab ini terbagi menjadi empat sub bab, yakni Bentuk-bentuk Ayat
Zalim, Sebab-sebab Terjadinya Zalim, Akibat dari Perbuatan Zalim,
dan Solusi terhadap Perbuatan Zalim.
Bab keempat, bab ini merupakan bab inti dalam penelitian ini.
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian terhadap
Analisis Semantik kata Zalim yang meliputi Makna Dasar dan Makna
Relasional, Aspek Sinkronik dan Diakronik (pra Qur’anik, Qur’anik,
dan pasca Qur’anik) serta Weltanschauung kata Zalim.
Bab kelima, bab ini berisi tentang Penutup. Adapun yang
terkandung di dalamnya adalah Kesimpulan, Saran-saran, dan
dilengkapi dengan Daftar Pustaka.
![Page 34: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/34.jpg)
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada di bab 1, maka
jawaban atas pertanyaan tersebut adalah:
1. Makna Dasar dan Makna Relasional kata zalim
Kata zalim secara mendasar berarti menempatkan sesuatu
bukan pada tempat semestinya, baik menyangkut ukuran, waktu,
dan tempat. Kata zalim berelasi dengan beberapa kata yang lain,
seperti: kufr (menutupi/menyelubungi), kadzib (dusta atau bohong),
syirik (mempersekutukan), baghyu (melampaui batas), dan mu’tadi
(melanggar hak). Selanjutnya, terdapat kata-kata yang memiliki
kemiripan makna dengan kata zalim, di antaranya: sayyi’ah,
munkar, isrâf, hadhmu, dan janafa. Selain itu, terdapat kata yang
kontradiksi atau berlawanan dengan kata zalim, yakni kata al-‘Adl
karena memiliki makna keadilan atau dengan kata adil yang
bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya.
2. Sinkronik dan Diakronik kata zalim
Berdasarkan kajian historisnya, kata zalim pada masa pra
Qur’anik menunjukkan makna penempatan sesuatu bukan pada
tempatnya atau menegakkan suatu perkara bukan pada posisinya.
Kemudian setelah diturunkannya Al-Qur’ân, kata tersebut
bermakna suatu perbuatan yang tercela dan tidak prosedural yang
menyimpang dari syari’at agama. Selanjutnya, pada periode pasca
Qur’anik kata zalim tidak mengalami pergeseran makna yang
signifikan, karena makna-makna tersebut tetap mempertahankan
makna-makna yang ada pada periode Qur’anik.
3. Weltanschauung kata Zalim
![Page 35: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/35.jpg)
101
Weltanschauung kata zalim bermakna berbuat aniaya
terhadap orang lain sehingga berimplikasi dan kontradiktif
terhadap hak-hak asasi manusia yang harus dihormati. Misalnya
menzalimi hak milik orang lain, berimplikasi pada pelanggaran hak
kepemilikan termasuk juga di dalamnya menghalangi orang-orang
mukmin dari jalan-Nya yang berimplikasi pada pelanggaran
terhadap hak personal, hak kebebasan memeluk agama dan
beribadah menurut keyakinannya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata cukup
apalagi sempurna. Tentunya di dalam skripsi ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan apakah itu dari segi data, penulisan maupun
analisa terhadap makna kata zalim itu sendiri. Oleh karenanya, sangat
diharapkan kepada para pembaca maupun peneliti untuk dapat
mengkaji lebih jauh dan lebih mendalam serta mengembangkannya
dalam penelitian yang lebih kohesif dan representatif. Di antara hal-hal
yang dapat dikaji lebih lanjut adalah sebagai berikut:
Pertama, penelitian atau pengkajian yang lebih mendalam
seputar konsep zalim periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca
Qur’anik dengan menggunakan literature yang lebih kaya dan luas
yang tidak hanya terbatas kepada beberapa sumber kitab klasik atau
beberapa kamus-kamus.
Kedua, melakukan pengkajian tentang konsep zalim
berdasarkan pendekatan-pendekatan keilmuan yang lain, misalnya
Semiotika, Hermenutika, Filsafat, Ekonomi, dan lain sebagainya. Hal
ini bertujuan agar konsep zalim lebih diketahui secara mendalam dan
komprehensif.
![Page 36: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/36.jpg)
102
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Kitab
‘Abdul Baqî, Muhammad Fuâd, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâzh Al-Qur’ân
al-Karîm, Mesir: Dâr al-Hadîs, 1945.
Abdul Karim Amrullah, Abdul Malik, Tafsir al-Azhar, Singapura: Pustaka
Nasional PTE LTD, 1990.
Abû ‘Ûdah, ‘Ûdah Khalîl, at-Tathawwur ad-Dalâlî baina Lughah asy-Syi’ri
al-Jâhilî wa Lughah Al-Qur’ân al-Karîm, Ordon: Maktabah al-Manâr,
1985.
Ahmad bin Fâris bin Zakariyyâ, Abî al-Husain, Mu’jam Maqâyis al-Lughah,
tt.p: Dâr al-Fikr, t.t.
Al-Ashfahani, Ar-Raghib, al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur’ân, Beirut: Dâr al-
Ma’rifah, 2002.
Al-Balkhiy, Muqâtil bin Sulaimân, al-Wujûh wa an-Nazhâir fî Al-Qur’ân al-
‘Azhîm, Irak: Markaz al-Bustân, 2011.
Al-Jauziyah, Ibn Qayyim, al-Jawâib al-Kâfî Liman Sa’ala ‘an Dawâ’ asy-
Syâfî terj. Futuhal Arifin, Jakarta: Gema Madinah Makkah Pustaka,
2006.
Al-‘Utsaimîn, Muhammad bin Shâlih, Syarh Riyâdh ash-Shâlihîn, Riyâdh
[Arab Saudi]: Madâr al-Wathan Linnasyr, 1929.
Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi tentang Makna, Cet. VI, Bandung:
Sinar Baru Al-Gesindo, 2011.
Ash-Shiddideqy, Teungku Hasbi, Tafsir Al-Qur’anul Majid an-Nuur,
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000.
Az-Zuhailî, Wahbah, Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa asy-Syarî’ah wa al-
Manhaj, (Damaskurs: Dâr al-Fikr, 2003),
Bahroni, Kuasailah Dunia dengan Bahasa: Memahami Pokok-pokok Ilmu
Bahasa, Salatiga: t.p, 2013.
Chaer, Abdul, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Cet. 1, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1990.
Djajasudarma, T. Fatimah, Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna,
Bandung: Eresco, 1993.
![Page 37: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/37.jpg)
103
DKI Jaya, IKAPI, Metode Penelitian Kepustakaan, Edisi Kedua, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Firdaus, Iqra’, Inilah Akibat Dosa-dosa Besar di Dunia, Yogyakarta: Diva
Press, 2011.
Haris, Abd, Etika Hamka Konstruksi Etik Berbasis Rasional-Religius,
Yogyakarta: LKiS, 2010.
Ismâ’il ibn ‘Umar Ibnu Katsîr ad-Damasyqi, Abî al-Fi’âd, Tafsîr al-Qur’ân al-
‘Azhîm, Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1998.
Izutsu, Toshihiko, Relasi Tuhan dan Manusia, terj. Amiruddin, dkk, Cet. 1,
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1997.
Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia, 1993.
Mahmûd ibn ‘Umar ibn Ahmad az-Zamakhsyari, Abî al-Qâsim Jâr Allâh, Asâs
al-Balâghah, Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Ilmiyah, 1998.
Ma’luf al-Yassu’ui, Fr. Louis, dan Fr. Bernaed Tottel al-Yassu’i, al-Munjif fî
al-Lughah wa al-A’lam, Cet. XXXIII, Lebanon: Dar al-Mashriq, t.t.
Ma’shum, Ali, dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-
Indonesia Terlengkap, Cet. 2, Edisi ke-14, Solo: Pustaka Progresif,
2007.
Masna, Kajian Semantik Arab, Klasik dan Kontemporer, Jakarta: Prenada
Media Group, 2016.
Matsna, Moh, Kajian Semantik Arab: Klasik dan Kontemporer, Jakarta:
Kencana, 2016.
Muhammad bin Ahmad bin Abî Bakri al-Qurthubi, Abî ‘Abdillah, Al-Jâmi’ li
Ahkâm Al-Qur’ân wa al-Mubayyin Limâ Tadhammanahu min as-
Sunnah wa Ayi al-Furqân, Libanon: Muassasah ar-Risâlah, 2006.
Muhammad bin Ismâ’il al-Bukhârî, Abî ‘Abdullâh, Shahîh al-Bukhârî, Beirut:
Dâr Ibn Katsîr, 2002.
Muhammad bin Mukarram ibn Manzhûr al-Farîqî al-Mishrî, Abî al-Fadhl
Jamâl ad-Dîn, Lisân al-‘Arab, Beirut-Lebanon: Dar Shâdir, t.t.
Muslim ibn al-Hujjâj al-Qusyairî an-Naisâbûrî, Abî al-Husain, Shahîh Muslim,
Beirut: Dâr at-Ta’shîl, 2014.
Muhammad ibn Jarîr ath-Thabarî, Abî Ja’far, Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta’wîl Ayi
Al-Qur’ân, Beirut: Muassasah ar-Risâlah, 1994.
![Page 38: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/38.jpg)
104
Muhammad ibn Yazîd Ibn Mâjah al-Qizwîniyy, Abî ‘Abdillah, Sunan Ibn
Mâjah, Beirut: Dâr at-Ta’shîl, 2014.
Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Pendidikan Nasional, Departemen, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008.
Quthb, Sayyid, Tafsîr fî Zhilâl Al-Qur’ân, tt.p: Mimbar at-Tauhîd wa al-Jihâd,
t.t.
Rahmat, Abdi, Kesesatan Dalam Al-Qur’ân, Yogyakarta: Putaka Pelajar,
2007.
Rahem, Ahmad Sahidah, Tuhan, Manusia, dan Alam dalam Al-Qur’ân:
Pandangan Toshihiko Izutsu, Pulau Pinang: Universitas Sains
Malaysia Press, 2014.
Rusydî az-Zain, Muhammad Subbam, al-Mu’jâm al-Mufahras li Ma’ânî Al-
Qur’ân al-Karîm, (Damaskus: Dâr al-Fikr, 1995),
Rosda, Tim Penulis, Kamus Filsafat, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.
Setiawan, M. Nur Kholis, Al-Qur’ân Kitab Sastra Terbesar, Yogyakarta:
eLSAQ Press, 2005.
Shihab, M. Quraish, Tafsîr al-Mishbâh, Cet. 1, Ciputat: Lentera Hati, 2017.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2016.
Tarigan, Henry Guntur, Pengajaran Semantik, Bandung: Angkasa, 2015.
Ullman, Stephen, Semantics an Introduction to the Science of Meaning, terj.
Sumarsono, Cet. 5, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Yusron, M, dkk., Studi Kitab Tafsir Kontemporer, Yogyakarta: Teras, 2006.
Yusuf, Menjaga Nama Islam, Cet. 1, Bandung: Pustaka, 1986.
Zuhri Qudsy, Saefuddin, Islam Liberal dan Fundamental: Sebuah
Pertarungan Wacana, Yogyakarta: eLSAQ, 2007.
Jurnal
Al Ayubi, Sholihudin, Kezaliman dalam Qur’ân dan Implikasinya terhadap
Hak-hak Asasi Manusia, dalam Jurnal Fikroh, Vol. 10, No. 1, Januari
2016.
![Page 39: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/39.jpg)
105
Azima, Fauzan, Semantik Al-Qur’ân (Sebuah Metode Penafsiran), dalam
Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan, Vol. 1, No. 1, April
2017.
Irfan, Konsep al-Zulm dalam Al-Qur’ân (Suatu Kajian Tafsir Tematik), dalam
Jurnal Ilmu Al-Qur’ân dan Tafsir, Vol. 2, No. 1, April-September
2019.
Ismah, Zuhadul, Konsep Iman menurut Toshihiko Izutsu, dalam Jurnal
Hermeneutik, Vol. 9, No. 1, Juni 2015.
Muhajirin, Keadilan dalam Al-Qur’ân (Kajian Semantik kata al-‘Adl dan al-
Qisth dalam Al-Qur’ân), dalam Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol.
13, No. 1.
Ramadani S, Febry, Hakikat Makna dan Hubungan Antar Makna dalam Kajian
Semantik Bahasa Arab, dalam Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan
Kebahasaaraban, Vol. 6, No. 1, 2020.
Sarnia, Polisemi dalam Bahasa Muna, dalam Jurnal Humanika, No. 15, Vol.
3, Desember 2015.
Sudarmoko, Imam, Keburukan dalam Perspektif Al-Qur’ân (Telaah Ragam,
Dampak, dan Solusi Terhadap Keburukan), dalam Jurnal Dialogia,
Vol. 12, No. 1.
Zulfikar, Eko, Makna Ûlûl al-Albâb dalam Al-Qur’ân: Analisis Semantik
Toshihiko Izutsu, dalam Jurnal Theologia, Vol. 9, No. 1, 2018,
Skripsi, Tesis dan Disertasi
Husnawati, Luluk, Hukum Ketaatan kepada Penguasa Dzalim menurut Ibnu
Taimiyah, Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2015.
Ekanto, Trio, Konsep Zulm dalam Al-Qur’ân, Skripsi, Ponorogo: IAIN
Ponorogo, 2016.
Fathurahman, Al-Qur’ân dan Tafsirnya dalam Perspektif Toshihiko Izutsu,
Tesis, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010.
Irfan, Konsep al-Zulm dalam Al-Qur’ân (Sebuah Kajian Tafsir Tematik),
Skripsi, Makassar: UIN Alauddin, 2011.
Rohman Fanani, M. Kholisur, Jihad dalam Al-Qur’ân (Perspektif Semantik
Toshihiko Izutsu), Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2019.
Kurniawan, Wahyu, Makna Khâlifah dalam Al-Qur’ân: Tinjauan Semantik Al-
Qur’ân Toshihiko Izutsu, Skripsi, Salatiga: IAIN Salatiga, 2017.
![Page 40: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/40.jpg)
106
Nahar, Aida, Konsep Hubb dalam Al-Qur’ân (Analisis Semantik Toshihiko
Izutsu), Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017.
Pajarudin, Asep Muhamad, Konsep Munafik dalam Al-Qur’ân (Analisis
Semantik Toshihiko Izutsu), Skripsi, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2018.
Raudatussolihah, Baiq, Analisis Linguistik dalam Al-Qur’ân (Studi Semantik
terhadap Q.S al-‘Alaq), Tesis, Makassar: UIN Alauddin, 2016.
Rudi, Anwar, Semantik dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Sebuah Analisis
buku al-Khashâish Ibn Jinni ditinjau dari Segi Makna), Disertasi,
Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015.
Saddad, Ahmad, Konsep Dalal dalam Al-Qur’ân (Kajian Semantik Al-
Qur’ân), Tesis, Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2017.
Sahara, Putri, Konsep Khusyu’ dalam Al-Qur’ân (Suatu Kajian dengan
Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu), Skripsi, Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2019.
Internet
Isnan, Farid, Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu,
https://marsoheng.wordpress.com/2012/12/30/sematik/, diakses 27 Juli
2020.
MRPK, Lektur.id, https://lektur.id/arti-introdusir/, diakses 04 September 2020.
Okenews, Gara-gara Lama Antar Barang, Sopir Taksi Online Dianiaya,
https://megapolitan.okezone.com/read/2020/05/27/338/2220313/gara-
gara-lama-antar-barang-sopir-taksi-online-dianiaya, di akses tanggal
13 Juni 2020.
Wardoyo, Arin, dan Wiwin F, Pendekatan Semantik dalam Tafsir Al-
Qur’ân,https://langkahislamindonesia.blogspot.com/2017/03/pendeka
tan-semantik-dalam-tafsir-al.html, diakses 09 Agustus 2020.
![Page 41: Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’ânrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1197/2/16210786...ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Analisis Semantik Kata Zalim](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022070523/614051e81664f1518558ae08/html5/thumbnails/41.jpg)
174
Tentang Penulis
Siti Marwani, lahir pada 05 Juni 1998 di Tanjung Batu, Kepulauan Riau.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Anak dari pasangan
Hendri dan Ruzaini.
Penulis menempuh pendidikan formalnya dimulai dari SDN 016
Tanjung Batu Kota yang sekarang berubah menjadi SDN 014 Tanjung Batu
Kota pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke MTsN Kundur yang juga
berubah menjadi MTsN 1 Karimun pada tahun 2010. Tak berakhir disitu,
penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Swasta al-Huda Kundur
pada tahun 2013. Setelah lulus dari sekolah tersebut, penulis langsung
melanjutkan pendidikannya di Institut Ilmu Al-Qur’ân Jakarta (IIQ) pada tahun
2016 di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Jurusan Ilmu Al-Qur’ân dan Tafsir.
Alamat: Jl. Paya Togok, RT 04/RW 03, No. 43, Kelurahan Tanjung Batu Kota,
Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
E-mail: [email protected].