ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG...

43
ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG DAN MARGARIN SEBAGAI PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS PT SMART TBK) DEWA AYU DEANINGGRA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG...

Page 1: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG DAN

MARGARIN SEBAGAI PRODUK TURUNAN KELAPA

SAWIT (STUDI KASUS PT SMART TBK)

DEWA AYU DEANINGGRA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples
Page 3: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Saluran

Distribusi Minyak Goreng dan Margarin sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit

(Studi Kasus PT SMART Tbk) adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Dewa Ayu Deaninggra

NIM H24100064

Page 4: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

ABSTRAK

DEWA AYU DEANINGGRA. Analisis Saluran Distribusi Minyak Goreng dan

Margarin sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit (Studi Kasus PT SMART Tbk).

Dibimbing oleh JONO MINTARTO MUNANDAR.

Distribusi adalah salah satu bauran pemasaran yang melibatkan kegiatan

penyaluran barang dari titik produsen sampai konsumen. Saluran yang

menyalurkan barang dari titik produsen sampai konsumen adalah saluran

distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri saluran distribusi,

menganalisis margin harga antar saluran dan menganalisis rekomendasi pakar

terkait pendistribusian. Penelusuran pendistribusian dan margin menggunakan

analisis deskriptif, sedangkan rekomendasi menggunakan SWOT, IFE EFE dan

AHP. Sampel produk yang diteliti adalah minyak goreng dan margarin dengan

merek Filma. Dari hasil penelitian didapatkan margin harga antara produsen,

distributor dan retail untuk minyak goreng sebesar 17.2%, 12.6% dan 15.7%,

sedangkan untuk margarin sebesar 17.2%, 12.6% dan 24.7%. Menurut para pakar

alternatif utama yang bisa dilakukan adalah analisis permintaan produk yang

berpotensi di pasar guna mencapai margin harga yang seimbang sebagai tujuan

yang diprioritaskan.

Kata kunci: Margin harga, minyak sawit, saluran distribusi

ABSTRACT

DEWA AYU DEANINGGRA. Distribution Channel Analysis of Cooking Oil and

Margarine as a Derivative Product of Palm Oil (Case Study of PT SMART Tbk).

Supervised by JONO MINTARTO MUNANDAR.

Distribution is one of the marketing mix which involves the distribution of

goods from producer to consumer. Channels which distribute goods from

producer to consumer are distribution channel. This research aims to describe the

distribution activities of producer to consumer, to analyze the price margin of the

channels and recommendation from the experts that is related to the distribution

case. Both distribution activity and price margin use descriptive analysis while

expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

chosen were cooking oil and margarine with Filma brand. From the results, the

price margin on producer, distributor and retailer for cooking oil are 17.2%,

12.6% and 15.7%, while for margarine are 17.2%, 12.6% and 24.7%. According

to the experts the main alternative that can be done is the analysis of the demand

for the potential product in the market in order to achieve a balanced margin

which is the priority goal.

Keywords: Distribution channel, palm oil, price margin

Page 5: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG DAN

MARGARIN SEBAGAI PRODUK TURUNAN KELAPA

SAWIT (STUDI KASUS PT SMART TBK)

DEWA AYU DEANINGGRA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples
Page 7: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

Judul Skripsi : Analisis Saluran Distribusi Minyak Goreng dan Margarin sebagai

Produk Turunan Kelapa Sawit (Studi Kasus PT SMART Tbk)

Nama : Dewa Ayu Deaninggra

NIM : H24100064

Disetujui oleh

Dr Ir Jono M Munandar MSc

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib STP MM

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 sampai Maret

2014 ini ialah pemasaran, dengan judul Analisis Saluran Distribusi Minyak

Goreng dan Margarin sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit (Studi Kasus PT

SMART Tbk)

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Jono Mintarto Munandar MSc

selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Mama,

Papa, seluruh keluarga, serta sahabat atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Dewa Ayu Deaninggra

Page 9: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

METODE 4

Kerangka Pemikiran 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 4

Pengumpulan Data 5

Pengolahan dan Analisis Data 5

PENELITIAN TERDAHULU 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Gambaran Umum Perusahaan 8

Hasil Penelusuran Saluran Distribusi 8

Margin Harga Kotor 11

Penyusunan Strategi Alternatif 12

Hasil Analisis AHP 17

Pengolahan Data Secara Vertikal 17

Pengolahan Data Secara Horizontal 20

Implikasi Manajerial 22

SIMPULAN DAN SARAN 24

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 26

Page 10: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

DAFTAR TABEL

1 Top Brand Index 2014 kategori Minyak Goreng .......................................... 1 2 Top Brand Index 2014 kategori Margarin .................................................... 1 3 Produsen, pedagang dan konsumen CPO terbesar ........................................ 2 4 Faktor strategi internal distribusi produk .................................................... 14 5 Faktor strategi eksternal distribusi produk .................................................. 14 6 Kode dan deskripsi elemen AHP ................................................................ 17 7 Hasil pengolahan AHP terhadap level faktor ............................................. 19 8 Hasil pengolahan AHP terhadap level aktor ............................................... 19 9 Hasil pengolahan AHP terhadap level tujuan ............................................. 20

10 Hasil pengolahan AHP terhadap level alternatif ......................................... 20 11 Bobot hubungan antara elemen aktor terhadap elemen faktor ................... 21 12 Bobot hubungan antara elemen tujuan terhadap elemen aktor ................... 21 13 Bobot hubungan antara elemen alternatif terhadap elemen tujuan ............. 22

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian ..................................................................... 4 2 Matriks IE .................................................................................................... 6 3 Saluran distribusi dan persentase produk PT SMART Tbk ........................ 10 4 Margin harga kotor pada saluran distribusi untuk produk minyak

goreng merek Filma .................................................................................... 11

5 Margin harga kotor pada saluran distribusi untuk produk margarin

merek Filma ................................................................................................ 12 6 Matriks IE distribusi produk ....................................................................... 15 7 Matriks SWOT Distribusi Produk berbasis Minyak Sawit ......................... 16 8 Kerangka AHP distribusi produk dan bobot penilaian ............................... 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Perhitungan margin harga kotor minyak goreng dan margarin merek

Filma ........................................................................................................... 26 2 Perhitungan matriks IFE dan EFE .............................................................. 28 3 Perhitungan AHP ........................................................................................ 31

4 Persentase kandungan minyak sawit dalam satu satuan produk

turunan ........................................................................................................ 32

Page 11: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Distribusi adalah salah satu bauran pemasaran yang memperhatikan tentang

aspek tempat atau bagaimana suatu produk bisa sampai dari produsen kepada

konsumen. Struktur dalam distribusi dinamakan saluran distribusi. Saluran

distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan

barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri (Keegan

2003)

Steve Jobs adalah salah satu pengusaha yang percaya bahwa saluran

distribusi bisa meningkatkan ekuitas merek suatu produk1. Semakin dekat barang

dengan konsumen, semakin mudah produk dijangkau dan semakin baik nilai suatu

produk dipahami oleh konsumen. Parameter dalam kenaikan ekuitas merek sering

dinilai dalam penentuan predikat Top Brand. Berikut ini adalah Top Brand Index

2014 untuk produk minyak goreng dan margarin.

Tabel 1 Top brand index 2014 kategori minyak goreng

Merek TBI (%) Predikat

Bimoli 46.1 TOP

Tropical 12.2 TOP

Filma 11.5 TOP

Sania 9.8

Sunco 5.9

Avena 3.6

Fortune 2.7

Kunci Mas 2.5

Sumber: Frontier Consulting Group (2014)

Untuk kategori minyak goreng, terdapat 8 merek yang masuk ke dalam

perhitungan top brand tahun 2014. Predikat Top Brand sendiri dimenangkan oleh

merek Bimoli, Tropical dan Filma dengan index masing-masing sebesar 46.1%,

12.2% dan 11.5%. Untuk kategori margarin Filma menduduki predikat terbawah

dengan index sebesar 2.7%.

Tabel 2 Top brand index 2014 kategori margarin

Merek TBI (%) Predikat

Blue Band 86.5 TOP

Simas Margarin Dapur 7.2

Forvita 3.0

Filma 2.7

Sumber : Frontier Consulting Group (2014)

1 Handy Irawan D, Chairman Frontier Group dalam topbrand-award.com (2013)

Page 12: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

2

Beberapa aspek dalam pendistribusian barang menentukan keberhasilan

kinerja setiap saluran distribusi. Untuk barang konsumen seperti minyak goreng

dan margarin, pendistribusian barang industri untuk menciptakan barang

konsumen juga patut diperhatikan. Hal inilah yang kemudian mendasari perlunya

pertimbangan aspek-aspek distribusi guna mendukung program Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tahun 2015.

Salah satu program dalam MP3EI adalah pembangunan industri kelapa sawit

berbasis klaster di Indonesia. Hal ini untuk mendukung peningkatan produktivitas

minyak sawit. Pada tahun 2013, menurut ketua umum Gabungan Pengusaha

Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)2, Indonesia berhasil menjadi produsen minyak

sawit terbesar di dunia dengan total produksi sebanyak 23-25.7 juta ton dalam 9

juta Ha sebagai total area.

Di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang berbasiskan pada produksi

minyak sawit. Tiga di antaranya adalah Wilmar Group, Sinar Mas Group dan IOI

(Industrial Oxygen Incorporated Sdn Bhd). Produk-produk yang bergantung dari

produksi minyak sawit pada perusahaan tersebut tersebar di seluruh Indonesia,

beberapa di antaranya diekspor.

Tabel 3 Produsen, pedagang dan konsumen CPO terbesar

Produsen CPO terbesar Pedagang CPO terbesar Konsumen CPO terbesar

Wilmar, IOI dan Sinar

Mas Group

Cargill, Archer Daniels

and Midland (ADM)

Unilever, Nestlé, Procter

& Gamble dan Henkel.

Unilever Group sendiri

mengonsumsi 1.6 juta ton

CPO per tahun (2008) Sumber: rainforest-rescue.org (2010)

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) adalah salah

satu perusahaan di dalam Sinar Mas Group yang mengembangkan integrasi bisnis

minyak sawit dari hulu hingga hilir. SMART percaya bahwa penambahan nilai

pada produk olahan akan membantu perusahaan dalam menangkap nilai di

sepanjang mata rantai. Penambahan nilai berupa barang dan jasa akan

memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan margin.

Perumusan Masalah

Dari pemaparan pada pendahuluan didapatkan bahwa fungsi distribusi tidak

hanya untuk penyampaian barang dari produsen kepada konsumen melainkan

untuk penambahan nilai baik berupa barang ataupun jasa. Dalam kaitannya

dengan ekuitas merek studi kasus barang konsumen, penambahan nilai ini akan

berdampak pada peningkatan ekuitas merek di mata konsumen. Dengan demikian,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana alur pendistribusian barang dari titik produsen sampai konsumen

studi kasus PT SMART Tbk?

2 Harian Energi Today, Desember 2013

Page 13: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

3

2. Berapa margin harga yang dihasilkan dari kegiatan pendistribusian?

3. Bagaimana rekomendasi dari para pakar terkait kondisi kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman pendistribusian produk berbasis minyak sawit studi

kasus PT SMART Tbk?

Tujuan Penelitian

Dalam kaitannya dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Menguraikan kegiatan aliran barang dari titik produksi sampai titik konsumsi

baik untup tahap pendistribusian produk industri ataupun produk konsumen

2. Menganalisis margin harga yang terjadi dari kegiatan pendistribusian

3. Menganalisis rekomendasi dari para pakar mengenai aspek-aspek yang perlu

diperhatikan terkait pendistribusian produk dari hulu hingga hilir.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Bagi perusahaan, sebagai

bahan acuan mengenai pendistribusian produk berbasis minyak sawit (2) Bagi

peneliti, sebagai implementasi dari materi yang dipelajari selama perkuliahan dan

referensi yang memfasilitasi penelitian selanjutnya (3) Bagi pihak lain, sebagai

sumbangsih dalam perkembangan ilmu pemasaran yang berfokuskan pada kajian

distribusi.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup: (1) pendistribusian produk

dari titik hulu sampai hilir, yang melibatkan pendistribusian produk industri guna

memenuhi dibuatnya produk konsumen (2) produk konsumen yang dijadikan titik

akhir adalah minyak goreng dan margarin bermerek Filma dari PT SMART Tbk

dengan takaran masing-masing 2L dan 200gr (3) margin harga kotor pada

hubungan antara perusahaan manufaktur dengan distributor dan distributor dengan

retail (4) rekomendasi dari para pakar terkait kegiatan pendistribusian dari hulu

hingga hilir.

Page 14: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

4

METODE

Kerangka Pemikiran

Skema kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Dalam penelitian ini pendistribusian produk melibatkan 2 jenis produk yang

saling berkaitan yakni produk industri (olein dan stearin) dan produk konsumen

(minyak goreng dan margarin). Kedua jenis produk merupakan turunan minyak

sawit. Penelusuran mengenai saluran distribusi dalam menyalurkan produk

dijelaskan secara deskriptif. Perhitungan margin harga dititikberatkan pada

perubahan harga olein dan stearin baik dalam wujud sebagai produk industri atau

sebagai penyusun produk konsumen. Perhitungan margin harga menggunakan

faktor-faktor tertentu (lihat halaman 11). Hasil penelusuran mengenai saluran dan

margin kemudian dijadikan pertimbangan rekomendasi yang dianalisis dengan

pendekatan SWOT, IFE EFE dan AHP.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksploratif berdasarkan informasi

dari literatur dan indepth interview yang dilakukan di Bogor dan Jakarta.

Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2013 sampai Maret 2014.

Kelapa Sawit

Minyak Sawit

Minyak Goreng &

Margarin

Distribusi

Saluran Distribusi Margin Harga

Hasil

Rekomendasi

Skema,

Perhitungan

Margin,

Analisis

Deskriptif

SWOT, IFE EFE, AHP

Page 15: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

5

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode indepth

interview, pemberian kuisioner kepada pakar dan pencarian informasi terkait

melalui sumber-sumber sekunder seperti jurnal, website perusahaan dan beberapa

referensi yang berhubungan. Adapun pakar dalam penelitian ini adalah peneliti

bisnis perkebunan kelapa sawit, pengelola pasar (retail) dan credit analyst

perkebunan.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan gambaran skema

mengenai saluran distribusi. Perhitungan margin dilakukan secara manual (tanpa

software) dengan pendekatan harga olein dan stearin yang berubah dari tiap

saluran distribusi. Pengolahan data hasil pengisian kuisioner oleh pakar dilakukan

dengan matriks IFE EFE dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP),

Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Pengolahan

hasil dalam Analytical Hierarchy Process (AHP) menggunakan software Expert

Choice 11.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah cara menganalisis data dengan menggambarkan

atau mendeskripsikannya data sebagaimana adanya tanpa memberikan kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptif

dilakukan dalam penelusuran skema saluran distribusi. Terhadap margin harga

kotor dilakukan perhitungan sebagaimana rumus yang bisa diterapkan untuk

mendapatkan perbandingan harga kotor antara satu saluran dengan saluran lainnya.

Margin Harga

Harmond dan Dahl (1977) menyatakan bahwa margin tataniaga

menggambarkan perbedaan harga di tingkat konsumen (Pr) dengan harga di

tingkat produsen (Pf). Setiap lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi

pemasaran yang berbeda sehingga menyebabkan perbedaan harga jual dari satu

lembaga ke lainnya sampai ke tingkat konsumen akhir.

Matriks IFE EFE

Matriks IFE atau Internal Factor Evaluation (David 2009) adalah alat

perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

utama dalam area-area fungsional bisnis dan juga menjadi landasan untuk

mengindetifikasikan serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut. Tahap-

tahap yang harus dilakukan untuk kerja matriks IFE adalah:

1. Membuat daftar kunci aspek internal kekuatan dan kelemahan;

2. Membuat bobot dari masing-masing faktor sukses tersebut;

3. Memberikan rating (kekuatan harus mendapat rating 3 atau 4, serta kelemahan

harus mendapat rating 1 atau 2);

4. Mengalikan bobot rating untuk menentukan skor;

Page 16: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

6

5. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total nilai.

Skor bobot total dari matriks IFE berkisar antara 1,0 sebagai titik terendah dan 4,0

sebagai titik tertinggi dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5

menunjukkan organisasi yang lemah secara internal sedangkan skor bobot total di

atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.

Matriks EFE (External Factor Evaluation) memungkinkan para penyusun

strategi untuk meringkas dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal seperti

informasi ekonomi, sosial budaya, demografis.Tahapan matriks EFE sama dengan

matriks IFE namun tidak ada batasan tertentu di luar kisaran 1-4 dalam mengisi

bobot dari peluang dan ancaman. Matriks Internal External (Rangkuti 1997)

memposisikan suatu organisasi ke dalam sembilan sel yang berdasarkan pada dua

dimensi kunci yaitu skor total IFE pada sumbu x dan skor total EFE pada sumbu

y. Matriks IE dapat dibagi ke dalam tiga bagian yang mendeskripsikan keadaan.

Setiap keadaan memiliki implikasi strategi yang berbeda-beda. Keadaan tersebut

dapat dijabarkan seperti di bawah ini:

1. Sel I, II, dan IV :tumbuh dan membangun (grows and builds).

Strategi yang cocok adalah strategi yang intensif dan integratif

2. Sel III,V dan VII :menjaga dan mempertahankan (hold and maintain).

Strategi yang cocok adalah pengembangan produk dan penetrasi pasar

3. Sel VI, VIII, IX :panen dan divestasi (harvest and divest).

I II III

IV V VI

VII VII IX

Gambar 2 Matriks IE (David 2009)

Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (1997), matriks SWOT menggambarkan dengan jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal apabila dihadapkan pada kondisi

internal. Kondisi internal mencakup 2 hal yakni kekuatan dan kelemahan. Matriks

SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis:

a. Strategi SO : strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,

yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST : strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman

3 2 IFE

EFE

4 1

3

2

1

Page 17: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

7

c. Strategi WT : strategi yang diterapkan berdsarkan pemanfaatan peluang

yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d. Strategi WP : strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat

defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

Analisis AHP

Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty

sekitar tahun 1970, merupakan sebuah kerangka untuk mengambil keputusan

dengan efektif atas persoalan yang kompleks. Kerangka tersebut digambarkan

dalam model pendekatan yang dapat membangun gagasan atau ide atas persoalan

yang telah didefinisikan dengan membuat beberapa asumsi. Adapun langkah-

langkah pemecahan masalah dengan pendekatan AHP (Saaty 1993) dijabarkan

sebagai berikut:

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci permasalahan yang diinginkan;

2. Membuat struktur hierarki dari sudut pandangan manajemen secara

menyeluruh;

3. Menyusun matriks berpasangan;

4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan

perangkat matriks pada langkah 3;

5. Memasukkan nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonan

utama;

6. Melaksanakan langkah 3,4, dan 5;

7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas;

8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hierarki.

PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian mengenai analisis saluran distribusi ini melibatkan 2 jenis produk

antara lain produk industri dalam keterkaitannya menyusun produk konsumen.

Hal ini bertujuan untuk memberikan proyeksi bagi industri kelapa sawit dan

pemasaran dalam aspek hilir. Konsep mengenai saluran distribusi dan margin

harga berbasiskan pada penelitian terdahulu seperti Analisis Saluran dan Margin

Pemasaran Kakao di Desa Timbuseng oleh Arinong dan Kadir (2008). Hasil

penelitian menjelaskan bahwa margin pemasaran terbesar (20,11% atau Rp

665/kg) di dapatkan dari saluran yang hanya melibatkan petani dan eksportir

(petani langsung menjual kakao ke eksportir). Hasil tersebut menjadi landasan

mengenai gambaran saluran distribusi dan analisis mengenai penyebab besarnya

margin pemasaran pada saluran tertentu. Referensi ke dua berdasarkan penelitian

berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Pemasaran Ternak Sapi

Potong di Kabupaten Manokwari oleh Sumpe (2009). Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa ada 4 faktor yang berpengaruh dalam margin pemasaran

yakni harga pada petani, volume pemasaran dan harga di level konsumen.

Page 18: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT SMART Tbk

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk didirikan pada 18 Juni

1962. Kantor pusat PT SMART Tbk berlokasi di Sinar Mas Land Plaza Menara II,

Lantai 30 Jl MH. Thamrin No. 51 Jakarta 10350. PT SMART Tbk bergerak di

bidang pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil

perkebunan serta bidang jasa pengolahan dan penelitian yang berhubungan

dengan usaha. Lokasi pabrik dan kebun PT SMART Tbk berada di Sumatera

Utara, Jambi, Riau, Bangka, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan

Kalimantan Selatan dan lokasi manufaktur PT SMART Tbk berada di Surabaya,

Medan, Tarjun dan Jakarta. Hasil produksi SMART meliputi olahan kelapa sawit

seperti minyak goreng, lemak nabati dan margarin. Untuk produk midstream, PT

SMART Tbk memproduksi minyak sawit (CPO), inti sawit (PK), minyak inti

sawit (PKO), cocoa butter substitute (CBS), fatty acids dan glycerine. Beberapa

merek produk PT SMART Tbk adalah Filma, Kunci Mas, Red Rose, Plamboom,

Mitra, Menara dan Delicio.

PT Catur Sentosa Adiprana Tbk

PT Catur Sentosa Adiprana Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang

retail dan distribusi barang. Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada Desember

1983. Pada saat ini, CSA mengoperasikan 41 cabang distribusi, 5 cabang

distribusi bahan kimia, 11 area distribusi consumer goods, 20 outlet Mitra10 dan 9

showroom Atria di Indonesia. Perusahaan ini memiliki lebih dari 5.000 karyawan

dan mendistribusikan lebih dari 27.000 produk Untuk produk minyak goreng dan

margarin, beberapa brand yang didistribusikan CSA adalah Kunci Mas, Filma,

Hemart, Tropical dan Forvita.

Hasil Penelusuran Saluran Distribusi

Secara umum, saluran distribusi minyak goreng Filma dan Margarin Filma

dari hulu sampai hilir adalah sama yakni mengikuti pola berikut ini:

Beberapa hal yang dilihat dalam analisis distribusi produk PT SMART Tbk

berupa olein dan stearin yang berakhir menjadi minyak goreng dan margarin

adalah :

1. Aktivitas di balik tiap saluran distribusi

2. Persentase produk yang didistribusikan dari satu saluran ke saluran berikutnya

3. Margin harga kotor olein dan stearin dalam takaran produk konsumen yang

ditentukan (2L untuk minyak goreng dan 200gr untuk margarin)

Menurut data yang didapatkan dari Annual Report perusahaan tahun 2012,

PT SMART Tbk mampu menghasilkan sekitar 3.000.000 ton tandan buah segar

Pemasok Mills Manufaktur Distributor Pasar Konsumen

Page 19: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

9

yang 93% di antaranya diolah di Mills untuk menghasilkan CPO. Produksi CPO

perusahaan pada tahun yang sama adalah sekitar 765.000 ton di mana sebagian di

antaranya diekspor dan sebagiannya lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan

domestik. PT SMART Tbk memiliki 4 perusahaan manufaktur yang terletak di

Balawan (Sumatera Utara), Rungkut Industri (Surabaya), Marunda (Jakarta) dan

Tarjun (Kalimantan Selatan). Pada perusahaan manufaktur dihasilkan produk-

produk hilir seperti minyak goreng dan margarin. Dalam menghasilkan produk

hilir tersebut, CPO diolah ke dalam bentuk olein (cair) dan stearin (padat).

Pemasok mengumpulkan sebesar 93% dari hasil panen berupa tandan buah

segar untuk dibawa ke Mills supaya diesktrak menjadi minyak sawit. Tujuh

persen dari jumlah panen adalah besarnya jumlah tandan buah segar yang tidak

memenuhi standar kualitas. Mills kemudian menghasilkan minyak sawit, sebesar

50% dari hasil dibawa ke manufaktur untuk dioleh menjadi produk bernilai

tambah dan 50% di antaranya diekspor. Pada manufaktur ada beberapa jenis

produk yang dihasilkan yakni produk industri (olein dan stearin) dan produk

konsumen (dua diantaranya minyak goreng dan margarin). Sebesar 55% produk

diekspor dan 45% produk didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Dalam penelitian ini data mengenai berapa persen jumlah produk hilir

bermerek seperti Filma yang didistribusikan ke tiap saluran tidak diketahui. Salah

satu distributor perusahaan, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk mendistribusikan

produk minyak goreng dan margarin Filma di Serang, Cikupa, Tangerang Selatan,

Bandung dan Bali. Jumlah persentase produk yang didistribusikan ke traditional

retail dan modern retail berdasarkan permintaan dan daya saing. Untuk wilayah

Bali, jumlah persentase produk yang didistribusikan ke traditional retail sebesar

60% dan sisanya ke modern retail.

Page 20: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

10

Gambar 3 Saluran distribusi dan persentase produk PT SMART Tbk

Pemasok Mill Manufaktur Distributor

Retail

tradisional

Retail modern

Konsumen

93% 50% 45%

40%

60%

100%

50% 55%

Ekspor

Rendemen

7%

10

Page 21: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

11

Margin Harga Kotor

Setelah menganalisis aktivitas di balik saluran dan persentase maka

didapatkan perhitungan mengenai kisaran margin harga produk minyak goreng

dan margarin Filma. Adapun faktor-faktor yang digunakan untuk menghitung

margin harga kotor adalah:

1. Harga olein dan stearin PT SMART Tbk

2. Persentase olein atau stearin dalam minyak goreng dan margarin

3. Harga minyak atau margarin di retail yang dituju

4. Persentase biaya bahan baku dalam harga minyak goreng atau margarin

5. Margin laba kotor yang diasumsikan sebagai margin harga kotor

Perhitungan margin harga bertujuan untuk melihat perbedaan harga jual dari

titik produksi sampai manufaktur, distributor dan retail. Dikarenakan keterbatasan

data mengenai biaya saluran-saluran yang berkaitan, maka proyeksi harga

ditentukan berdasarkan harga olein dan stearin dari PT SMART Tbk3. Harga olein

dan stearin ini kemudian menjadi dasar perhitungan harga olein dan stearin pada

produk konsumsi seperti minyak goreng dan margarin Filma di distributor4 dan

retail. Produk industri penyusun minyak goreng adalah olein dan produk industri

penyusun margarin adalah stearin. Perhitungan detail mengenai margin harga tiap

saluran dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 4 Margin harga kotor pada saluran distribusi untuk produk minyak

goreng merek Filma

Margin harga kotor pada produk minyak goreng menunjukkan bahwa

distributor memegang margin paling kecil yakni sbesar 12.6% sedangkan

perusahaan manufaktur mendapatkan margin sebesar 17.2% . Retail mendapatkan

margin sebesar 15.7%. Perusahaan manufaktur seperti PT SMART Tbk

memproduksi 2 minyak goreng, selain merek Filma yang menjadi fokus dalam

penelitian ini, perusahaan juga memproduksi merek Kunci Mas. Namun untuk

kategori minyak goreng Filma perusahaan menerima lebih banyak permintaan.

Hal ini juga terlihat dari indikator merek Filma yang menduduki peringkat ke dua

untuk produk minyak goreng. Perusahaan sudah berhasil meningkatkan nilai

tambah dari produk industri seperti olein menjadi produk konsumen.

3 Margin laba kotor tahun 2013 pada PT SMART Tbk sebagai pemasok, mills dan

manufaktur adalah 17.2%

Pemasok Mills Manufaktur Distributor Retail

Konsumen 17.2%

15.7% 12.6%

Page 22: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

12

Gambar 5 Margin harga kotor pada saluran distribusi untuk produk margarin

merek Filma

Untuk kategori produk margarin, retail memegang margin paling besar

yakni sebesar 24.7%. Produk Filma margarin sendiri tidak mendapatkan predikat

Top Brand untuk kategori margarin baik pada tahun 2013 dan 2014. Dengan

margin yang besar pada retail, dapat dilihat bahwa retail cukup berhasil untuk

meningkatkan nilai tambah sehingga berpengaruh terhadap harga jual produk

kepada konsumen. Aspek promosi retail bisa menjadi salah satu alasan dibalik

margin yang besar.

Penyusunan Strategi Alternatif

Dalam kaitannya dengan pemberian rekomendasi, maka beberapa analisis

dilakukan dalam penelitian ini seperti:

1. Pendekatan faktor internal dan eksternal

2. Analisis SWOT

3. Penyusunan rekomendasi final melalui Analytical Hierarchy Process

Pendekatan Faktor Internal dan Eksternal

Sinar Mas Group adalah salah satu perusahaan besar yang melakukan

kegiatan bisnisnya baik itu aspek upstream, midstream hingga downstream di

Indonesia. Sekitar 50-60% kegiatan penjualan perusahaan dilakukan pula di luar

negeri melalui kegiatan ekspor. Dengan demikian, dalam kajian pendistribusian

produk turunan kelapa sawit di Indonesia studi kasus PT SMART Tbk, terdapat

beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Kekuatan :

1. Jumlah tenaga kerja yang mencukupi

Untuk keseluruhan Indonesia, jumlah tenaga kerja PT SMART Tbk adalah

sebanyak 14.251 orang dengan pusat pelatihan di Sumatera dan Kalimantan,

dan lingkungan kantor pusat.

2. Ketersediaan alat transportasi

SMART memiliki fleksibilitas alat transportasi sesuai kondisi geografis dan

kapasitas pendistribusian. Untuk PT SMART Tbk di Medan misalnya,

pendistribusian produk dilakukan dengan kereta (wagon) dan tangki besar.

3. Infrastruktur bangunan dan jalan lintas

Untuk infrastruktur internal, perusahaan memiliki kekuatan dalam memenuhi

jadwal permintaan produk. Penggunaan infrastruktur yang bersifat internal ini

juga dapat mempermudah efisiensi kerja dan keefektifan dalam penyusunan

strategi pendistribusian.

12.6%

Pemasok Mills Manufaktur Distributor Retail

Konsumen

24.7%

17.2%

Page 23: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

13

Kelemahan :

1. Jadwal pengiriman masih kurang tepat waktu

Terkait infrastruktur eksternal yang masih kurang baik dan beberapa

permasalahan yang dihadapi, maka jadwal pengiriman TBS seperti perusahaan

lainnya masih kurang tepat waktu. Kategori kurang tepat waktu dalam hal ini

adalah melebihi 8 jam. Maksimal setelah 8 jam dari panen, buah harus segera

diolah supaya kualitasnya masih terjaga. Jadwal pengiriman TBS yang masih

kurang tepat waktu ini dapat mengurangi produktivitas.

2. Rendahnya sistem keamanan pendistribusian

Perusahaan bekerja sama dengan berbagai saluran eksternal. Beberapa hal

seperti perhitungan kuantitas barang yang kurang teliti dan penyaluran barang

yang kurang hati-hati dan dapat mempengaruhi kualitas barang itu sendiri

merupakan bagian dari sistem keamanan yang rendah.

Peluang :

1. Permintaan konsumen yang meningkat terhadap CPO

Menurut Susila, Wayan R (2003) konsumsi CPO dunia sampai dengan tahun

2025 diperkirakan akan berkisar antara 41.45 – 44.45 juta ton. Dengan

produksi pada tahun 2004 adalah 25.67 juta ton, peluang peningkatan produksi

sampai dengan tahun 2025 berkisar antara 15.78 – 18.78 juta ton. Indonesia

diperkirakan memperoleh peluang terbesar dengan memanfaatkan sekitar

40% atau sekitar 6.31 – 7.51 juta atau setara dengan peluang perluasan antara

1.80 – 2.15 juta ha.

2. Masih terbukanya peluang untuk mengembangkan industri hilir

Perusahaan masih bisa mengembangkan industri hilir seperti produk-produk

toiletries ataupun kosmetik. Dengan melihat nilai tambah pada produk yang

besar, hal ini juga dapat meningkatkan margin perusahaan. Tentunya harus

diikuti pula dengan pengamatan terhadap pasar untuk menciptakan produk

dengan mutu yang baik dan keunikan yang unggul.

Ancaman :

1. Pasar yang dinamis

Berbeda dengan pasar hulu yang lebih melihat ketersediaan dan harga jual

produk mentah, pasar hilir lebih menuntut kondisi yang kompleks dengan

salah satunya persaingan brand dan tren pasar. Hal ini kemudian

mempengaruhi kedinamisan pasar.

2. Meningkatnya biaya pengoperasian pendistribusian

Biaya pengoperasian pendistribusian bisa melibatkan 2 titik yakni saat barng

harus berada di gudang dan saat barang berada pada jalur transportasi antara

tiap saluran. Harga material industri seperti listrik, asset bangunan, asset tanah

yang kian meninggi menyebabkan biaya pengoperasian pun terus melonjak.

Apabila hal ini tidak diikuti dengan efisiensi dan efektivitas sistem kerja yang

berdampak pada produktivitas, maka biaya pengoperasian pabrik yang

mempengaruhi peningkatan modal ini akan menjadi beban yang harus

perusahaan atasi dari waktu ke waktu. Hal ini belum ditambah dengan tarif

pendistribusian barang yang kian meningkatan dari waktu ke waktu.

Aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut kemudian

digunakan sebagai parameter yang diperhatikan pakar dalam memberikan bobot

penilaian. Adapun hasil dari pendapat pakar dijadikan input dalam matriks IFE

dan EFE.

Page 24: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

14

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Matriks IFE hanya fokus terhadap aspek internal saja seperti kekuatan dan

kelemahan. Tabel 4 menunjukkan bobot dan rating dari kekuatan dan kelemahan

dalam pendistribusian produk PT SMART Tbk:

Tabel 4 Faktor strategi internal distribusi produk

Faktor Strategi Internal Bobot

(a)

Rating

(b)

Bobot x

Rating (axb)

Kekuatan

Jumlah tenaga kerja yang mencukupi 0.13 3.00 0.39

Ketersediaan alat transportasi 0.36 4.00 1.44

Infrastruktur bangunan dan jalan lintas 0.21 4.00 0.84

Kelemahan

Jadwal pengiriman yang masih kurang tepat

waktu 0.17 1.67 0.28

Rendahnya sistem keamanan pendistribusian 0.13 1.67 0.22

Total 3.17 Sumber: Data diolah (2014)

Dari tabel 4 di dapatkan total pengalian bobot dan rating sebesar 3.17. Hal

ini menunjukkan bahwa faktor internal dalam kegiatan pendistribusian produk

dari hulu sampai menjadi produk turunan sudah sangat baik karena berada di atas

rataannya yaitu 2.50. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah baik

dalam menggunakan kekuatannya dan mengatasi kelemahan. Adapun kekuatan

tertinggi perusahaan terdapat ketersediaan alat transportasi dengan 1.44. Di

samping itu, kelemahan utama perusahaan berada pada aspek jadwal pengiriman

yang masih kurang tepat waktu dengan nilai 0.28.

Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Matriks EFE fokus terhadap aspek eksternal seperti peluang dan ancaman.

Tabel 5 menunjukkan bobot dan rating dari peluang dan ancaman dalam

pendistribusian produk PT SMART Tbk.

Tabel 5 Faktor strategi eksternal distribusi produk

Faktor Strategi Eksternal Bobot

(a)

Rating

(a)

Bobot x

Rating (axb)

Peluang

Permintaan konsumen yang meningkat 0.58 3.33 1.93

Masih terbukanya peluang untuk

mengembangkan industri hilir

0.22 3.67 0.81

Ancaman

Pasar yang dinamis 0.12 3.33 0.39

Meningkatnya biaya pengoperasian sistem

distribusi

0.08 3.67 0.29

Total 3.42

Sumber: Data diolah (2014)

Page 25: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

15

Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah mampu mengatasi

ancaman dan memanfaatkan peluang. Hal ini karena nilai total dari pengalian

bobot dan rating sebesar 3.42 di mana hal tersebut berada di atas nilai rataan

sebesar 2.50. Adapun faktor peluang yang utama bagi perusahaan adalah

permintaan konsumen yang meningkat dengan nilai 1.93. Di samping itu,

ancaman utama bagi perusahaan adalah pasar yang dinamis dengan nilai 0.39.

I II III

IV V VI

VII VII IX

Gambar 6 Matriks IE distribusi produk

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa dari kondisi internal dan

eksternal distribusi produk PT SMART Tbk berada pada sel I atau dalam kondisi

tumbuh dan membangun. Pada strategi ini perusahaan dapat menjalankan strategi

yang bersifat intensif. Strategi intensif adalah upaya yang intensif untuk

meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk atau sumber daya yang

ada saat ini (David 2009). Strategi ini dapat berupa penetrasi pasar,

pengembangan pasar dan pengembangan produk.

Strategi penetrasi pasar bisa dilakukan dengan penambahan saluran

distribusi untuk menciptakan peningkatan pangsa pasar. Untuk produk hilir,

konsumen minyak goreng dan margarin sendiri tersebar mencakup sudut-sudut

wilayah. Apabila perusahan menambah saluran distribusi yang bisa menjangkau

pasar-pasar kecil di pelosok wilayah, maka hal itu akan memudahkan konsumen

untuk mendapatkan produk dan meningkatkan ekuitas merek. Begitupula dengan

pasar internasional. Dalam kaitannya dengan peningkatan pangsa pasar,

perusahaan juga bisa melakukan pengembangan produk dengan melakukan

observasi terlebih dahulu terkait produk-produk sejenis di pasar internasional dan

keinginan calon konsumen yang dituju. Strategi pengembangan pasar bisa

dilakukan dengan menambah segmen atau mengkhususkan targeting tertentu.

Perusahaan bisa bekerja sama dengan industri restoran atau perhotelan untuk

menjadi supplier minyak goreng dan margarin sehingga brand perusahaan lebih

terlihat eksklusif begitupula dengan saluran distribusinya. Apabila perusahaan

dapat mempertahankan kualitas di balik pencitraannya maka pengembangan pasar

dapat dijangkau secara konsisten.

Selain strategi intensif perusahaan juga dapat mengaplikasikan strategi yng

bersifat integratif. Strategi ini merupakan strategi integrasi ke depan, belakang dan

3 2 IFE

EFE

4 1

3

2

1

Page 26: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

16

horizontal. Integrasi ke depan berupa pengendalian jalur distribusi mulai dari

distributor hingga konsumen akhir, sedangkan integrasi ke belakang merupakan

aspek hulu seperti kendali pemasok dan mills sebelum memasuki usaha

downstream pada manufaktur. Pengendalian saluran distribusi dari distributor

hingga konsumen bisa dilakukan dengan memperhatikan segmenting, targeting

dan positioning produk sehingga nilai dari barang secara konsisten dapat sampai

di konsumen seperti yang diinginkan perusahaan. Pengendalian ke belakang

seperti kendali aspek pemasok dan mills bisa dilakukan dengan melihat record

permintaan baik barang mentah ataupun barang jadi dari waktu ke waktu. Hal-hal

ini kemudian menjadi pertimbangan dalam penentuan strategi pada analisis

SWOT.

Hasil Analisis SWOT

Matriks SWOT menunjukkan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan

serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Hal tersebut dapat

dirumuskan menjadi strategi alternatif terkait pendistribusian produk seperti pada

Gambar 7.

Gambar 7 Matriks SWOT distribusi produk berbasis minyak sawit

Kekuatan:

1. Jumlah tenaga kerja

yang banyak

2. Ketersediaan alat

transportasi

3. Infrastruktur

bangunan dan jalan

lintas

Kelemahan :

1. Jadwal pengiriman

masih kurang tepat

waktu

2. Rendahnya sistem

keamanan

pendistribusian

Peluang :

1. Permintaan

konsumen yang

meningkat terhadap

CPO

2. Masih terbukanya

peluang untuk

mengembangkan

industri hilir

Strategi S-O

1. Diversifikasi

produk dan

peningkatan nilai

tambah produk

2. Peningkatan

kualitas jalan dan

pelayanan

pelabuhan

Strategi W-O

1. Ketepatan jadwal

pengiriman

Ancaman :

1. Ancaman pasar yang

dinamis

2. Meningkatnya biaya

pengoperasian sistem

distribusi

Strategi S-T

1. Analisis permintaan

produk yang

berpotensi di pasar

Strategi W-T

1. Peningkatan

sistem keamanan

pendistribusian

2. Pengoperasian

sistem distribusi

dengan

penghematan

biaya

Page 27: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

17

Hasil Analisis AHP

Pengolahan Data Secara Vertikal

Seluruh elemen yang telah teridentifikasi kemudian disusun ke dalam

struktur AHP dan dinilai oleh pakar. Pakar yang terlibat dalam penilai struktur

adah peneliti kelapa sawit (pusat analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian),

manajer sales support Giant dan credit analyst SAN Finance. Pakar yang menilai

memiliki pandangan yang berbeda. Adapun elemen-elemen penyusun

divisualisasikan ke dalam bentuk hirarki dengan keterangan seperti di bawah ini.

Tabel 6 Kode dan deskripsi elemen AHP

Elemen Kode Deskripsi

Goal Strategi Distribusi Produk PT SMART Tbk

Faktor F1 Kondisi sumber daya manusia yang mendukung

F2 Alat transportasi dan infrastruktur

F3 Operasional pabrik

F4 Kebijakan pemerintah

F5 Tren harga CPO dan produk konsumen

F6 Hilirisasi

Aktor A1 Pemasok

A2 Produsen

A3 Distributor

A4 Pasar

A5 Konsumen

A6 Pemerintah

Tujuan T1 Margin harga yang seimbang

T2 Kualitas barang yang konsisten

T3 Ketepatan pemenuhan permintaan

Skenario

Alternatif ALT1 Diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk

ALT2 Peningkatan kualitas jalan dan pelayanan pelabuhan

ALT3 Peningkatan sistem keamanan pendistribusian

ALT4 Ketepatan jadwal pengiriman

ALT5 Analisis permintaan produk yang berpotensi di pasar

ALT6

Pengoperasian sistem distribusi yang menghemat

biaya Sumber: Data diolah (2014)

Page 28: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

18

Gambar 8 Kerangka AHP distribusi produk dan bobot penilaian

Strategi Distribusi

F1

(0.188)

F2

(0.117)

F3

(0.101) F4

(0.335)

F5

(0.155)

F6

(0.104)

A1

(0.199)

A2

(0190)

A3

(0.184)

A4

(0.162)

A5

(0.094)

A6

((0.172)

T3

(0.321)

ALT1

(0.107)

T2

(0.300)

T1

(0.379)

GOAL

TUJUAN

ALTERNATIF

AKTOR

FAKTOR

ALT2

(0.181) ALT3

(0.095) ALT4

(0.150)

ALT5

(0.266)

ALT6

(0.096)

ALT1

(0.212)

Gambar 8 Kerangka AHP distribusi produk dan bobot penilaian

produk dan bobot penilaian

18

Page 29: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

19

Hasil Pengolahan AHP Terhadap Level Faktor

Berdasarkan pengolahan AHP terhadap level faktor maka didapatkan faktor

yang paling berpengaruh dalam penyusunan pendistribusian produk berbasis

minyak sawit adalah kebijakan pemerintah yakni dengan bobot sebesar 0.338.

Kemudian bobot terbesar ke 2 diduduki oleh kondisi sumberdaya manusia yang

mendukung yakni sebesar 0.188 dilanjutkan oleh faktor tren harga CPO dan

barang konsumen sebesar 0.155. Faktor alat transportasi dan infrastruktur

menduduki posisi ke 4 dengan bobot sebesar 0.117, sedangkan faktor hilirisasi

menduduki posisi ke 5 dengan bobot 0.104. Terakhir, faktor operasional

pendistribusian dengan bobot sebesar 0.101 menjadi faktor dengan bobot terendah.

Tabel 7 Hasil pengolahan AHP terhadap level faktor

Elemen Faktor Bobot Prioritas

Kebijakan pemerintah 0.338 1

Kondisi sumberdaya manusia yang mendukung 0.188 2

Tren harga CPO dan barang konsumen 0.155 3

Alat transportasi dan infrastruktur 0.117 4

Hilirisasi 0.104 5

Operasional pendistribusian 0.101 6

Sumber: Data diolah (2014)

Hasil Pengolahan AHP Terhadap Level Aktor

Berdasarkan pengolahan AHP terhadap level aktor didapatkan aktor yang

paling berpengaruh menurut pakar dalam penyusunan pendistribusian produk

berbasis minyak sawit berupa minyak goreng dan margarin adalah pemasok

(0.199). Pada posisi ke dua aktor yang berpengaruh adalah produsen yakni sebesar

0.190. Kemudian, aktor ketiga diduduki oleh distributor (0.184) dan aktor

keempat diduduki oleh pemerintah (0.172). Faktor kelima diduduki oleh pasar

(0.104) dan faktor terakhir adalah konsumen dengan nilai sebesar 0.101.

Tabel 8 Hasil pengolahan AHP terhadap level aktor

Elemen Aktor Bobot Prioritas

Pemasok 0.199 1

Produsen 0.190 2

Distributor 0.184 3

Pemerintah 0.172 4

Pasar 0.104 5

Konsumen 0.101 6

Sumber: Data diolah (2014)

Hasil Pengolahan AHP Terhadap Level Tujuan

Berdasarkan pengolahan AHP terhadap level tujuan didapatkan bahwa

tujuan yang menjadi prioritas bagi para pakar adalah margin harga yang seimbang

(0.379). Kemudian, ketepatan pemenuhan permintaan menjadi prioritas ke 2

(0.321) dan kualitas barang yang konsisten menjadi prioritas ke 3 (0.300).

Page 30: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

20

Tabel 9 Hasil pengolahan AHP terhadap level tujuan

Elemen Tujuan Bobot Prioritas

Margin harga yang seimbang 0.379 1

Ketepatan pemenuhan permintaan 0.321 2

Kualitas barang yang konsisten 0.300 3

Sumber: Data diolah (2014)

Hasil Pengolahan AHP Terhadap Level Alternatif

Berdasarkan pengolahan AHP terhadap level alternatif, didapatkan bahwa

alternatif strategi yang menjadi prioritas dan paling efektif dalam pendistribusian

produk adalah cepat tanggap terhadap perubahan pasar (0.266). Strategi alternatif

dengan prioritas kedua adalah diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk

(0.212). Selanjutnya, peningkatan sistem keamanan pendistribusian menjadi

prioritas ketiga (0.181) diikuti ketepatan jadwal pengiriman menjadi prioritas

ketiga prioritas keempat (0.150). Pada prioritas kelima terdapat pengoperasian

sistem distribusi yang menghemat biaya (0.096). Posisi keenam adalah

peningkatan kualitas jalan dan pelayanan pelabuhan (0.095).

Tabel 10 Hasil pengolahan AHP terhadap level alternatif

Elemen Alternatif Bobot Prioritas

Analisis permintaan produk yang berpotensi di pasar 0.266 1

Diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk 0.212 2

Peningkatan kualitas jalan dan pelayanan pelabuhan 0.181 3

Ketepatan jadwal pengiriman 0.150 4

Pengoperasian sistem distribusi yang menghemat

biaya

0.096 5

Peningkatan sistem keamanan pendistribusian 0.095 6

Sumber: Data diolah (2014)

Pengolahan Data Secara Horizontal

Hasil pengolahan data secara horizontal menunjukkan hubungan antara

elemen-elemen dalam satu tingkat hirarki dengan elemen lainnya di tingkat hirarki

yang berbeda. Struktur hirarki terdiri dari lima tingkat antara lain ultimate goal

pada tingkat pertama, faktor yang berpengaruh pada tingkat kedua, aktor yang

berpengaruh pada tingkat tiga, tujuan yang ingin dicapai pada tingkat empat dan

alternatif strategi bersaing pada tingkat lima.

Page 31: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

21

Hubungan Antara Elemen Aktor dan Elemen Faktor yang Berperan

terhadap Strategi Distribusi Produk

Tabel 11 Bobot hubungan antara elemen aktor terhadap elemen faktor

Elemen

Aktor

Elemen Faktor

A B C D E F

A 0.25 0.25 0.23 0.16 0.14 0.23

B 0.14 0.09 0.22 0.23 0.22 0.19

C 0.18 0.17 0.22 0.17 0.21 0.18

D 0.19 0.19 0.13 0.15 0.16 0.16

E 0.06 0.11 0.09 0.08 0.15 0.10

F 0.18 0.19 0.12 0.21 0.12 0.14

Sumber: Data diolah (2014)

Dari hasil pengolahan terlihat bahwa aktor pemasok paling berpengaruh

terhadap 4 faktor. Empat faktor tersebut yakni: (1) kondisi SDM yang mendukung

(2) alat transportasi dan infrastruktur (3) operasional pabrik (4) hilirisasi. Aktor

produsen paling berpengaruh terhadap faktor kebijakan pemerintah dan keuangan.

Hubungan Antara Elemen Aktor dan Elemen Tujuan yang Berperan

terhadap Strategi Distribusi Produk

Tabel 12 Bobot hubungan antara elemen tujuan terhadap elemen aktor

Elemen

Tujuan

Elemen Aktor

A B C D E F

A 0.25 0.33 0.55 0.48 0.10 0.46

B 0.45 0.33 0.22 0.16 0.45 0.23

C 0.31 0.33 0.24 0.36 0.45 0.31

Sumber: Data diolah (2014)

Kualitas bahan baku yang konsisten adalah tujuan yang paling ingin dicapai

oleh aktor pemasok, produsen dan pasar. Sedangkan margin harga yang seimbang

adalah tujuan yang paling ingin dicapai oleh manufaktur, produsen, distributor

dan konsumen. Ketepatan pemenuhan permintaan adalah tujuan yang ingin

dicapai oleh produsen dan pasar.

Page 32: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

22

Hubungan Antara Elemen Tujuan yang Ingin Dicapai dengan Elemen

Alternatif yang digunakan

Tabel 13 Bobot hubungan antara elemen alternatif terhadap elemen tujuan

Elemen Alternatif Elemen Tujuan

A B C

A 0.049 0.136 0.111

B 0.288 0.143 0.089

C 0.195 0.178 0.264

D 0.135 0.135 0.182

E 0.249 0.318 0.236

F 0.084 0.090 0.117

Sumber: Data diolah (2014)

Alternatif diversifikasi dan peningkatan nilai tambah produk adalah

alternatif yang paling efektif untuk mencapai tujuan margin harga yang seimbang.

Alternatif pengoperasian sistem distribusi yang menghemat biaya adalah alternatif

yang paling efektif untuk tujuan kualitas barang yang konsisten. Alternatif

peningkatan kualitas jalan dan pelayanan pelabuhan merupakan alternatif yang

paling efektif untuk ketepatan pemenuhan permintaan.

Implikasi Manajerial

Seperti yang telah dijabarkan pada kerangka pemikiran, penelitian ini

bertujuan untuk memaparkan permasalahan pendistribusian yang terjadi dalam

memenuhi permintaan barang konsumen berupa minyak goreng dan margarin.

Penelitian diawali dengan observasi mengenai alur pendistribusian produk

kemudian perhitungan margin harga kotor. Setelah didapatkan alur

pendistribusian dan margin harga, maka setiap faktor internal dan eksternal yang

didapatkan melalui observasi dijadikan referensi untuk memutuskan pertimbangan

alternatif pendistribusian bagi para pakar dengan metode Internal External, SWOT

dan AHP.

Dari hasil observasi didapatkan bahwa saluran distribusi melibatkan 2 tahap.

Tahap pertama adalah pendistribusian barang industri seperti olein dan stearin.

Tahap tersebut melibatkan pemasok, mills kemudian perusahaan manufaktur yang

memiliki refinery plant/margarin plant. Dikarenakan pendistribusian ini

melibatkan perusahaan yang sama maka didapatkan bahwa margin harga kotor

sebesar 17.2%. Tahap kedua adalah pendistribusian barang konsumen seperti

minyak goreng dan margarin. Pendistribusian berawal dari manufaktur,

dilanjutkan oleh distributor yang mendistribusikan barang ke 2 jenis pasar yakni

tradisional dan modern. Keseimbangan margin harga adalah tujuan yang utama

bagi para pakar (lihat halaman 20). Penyebab ketidakseimbangan margin harga

kotor pada manufaktur, distributor dan retail dapat berbasiskan pada paham

perusahaan PT SMART Tbk. Perusahaan memiliki prinsip bahwa penambahan

Page 33: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

23

nilai berupa barang dan jasa akan memungkinkan perusahaan untuk

mengoptimalkan margin (lihat halaman 2).

Dengan demikian ketidakseimbangan margin harga dapat dilihat dengan

terlebih dahulu menitikberatkan pada margin harga terkecil, yakni pada distributor.

Hal ini terjadi karena masih terbatasnya ide penambahan jasa bagi distributor

untuk peningkatan margin. Margin harga kotor pada distributor baik untuk produk

minyak goreng dan margarin adalah sebesar 12.6%. Perusahaan distributor bisa

meningkatkan nilai tambah dengan memperbesar relasi terhadap retail-retail

khusus yang berpotensi meningkatkan permintaan barang konsumen. Semakin

banyak permintaan retail pada distributor maka akan berdampak dengan semakin

banyaknya penawaran produk dari manufaktur. Ketepatan pemenuhan permintaan

dan kualitas bisa menjadi nilai tambah bagi distributor. Begitupula dengan sistem

keamanan pendistribusian dan sistem pendistribusian yang menghemat biaya akan

mampu mengoptimumkan nilai jasa distributor.

Dilihat dari aspek retail, margin harga kotor pada retail untuk produk

minyak goreng sebesar 15.7%. Hal ini tidak menghasilkan perbedaan margin yang

terlalu besar apabila dibandingkan dengan margin manufaktur (17.2%) dan

distributor (12.6%). Namun, margin harga kotor pada margarin untuk retail

menghasilkan perbedaan margin yang cukup besar. Margin harga kotor margarin

pada retail adalah sebesar 24.7%. Hal ini bisa terjadi karena retail lebih optimal

dalam meningkatkan nilai tambah. Retail besar menjual barang yang sama dengan

merek-merek berbeda. Ada 2 pilihan bagi retail, pertama memberikan space yang

lebih besar berikut posisi yang strategis untuk produk yang memiliki ekuitas

merek yang terbaik (top brand) atau melakukan kegiatan promosi yang lebih

gencar sehingga produk dengan ekuitas merek yang masih kecil terjual. Margin

yang besar terjadi karena penambahan nilai yang besar. Maka fungsi retail

disamping tempat membeli produk, bisa menjadi alasan dibalik margin yang besar.

Hal itu dengan kegiatan promosi oleh retail untuk meningkatkan ekuitas merek

dan permintaan produk oleh konsumen.

Hal ini kemudian diperkuat dengan hasil rekomendasi pakar pada AHP.

Menurut para pakar kebijakan pemerintah adalah faktor paling utama dalam

seluruh aspek pendistribusian, kemudian diikuti oleh kondisi sumber daya

manusia yang mendukung. Terkait pendistribusian, kebijakan pemerintah

mencakup kuantitas produk yang bisa dijual bahkan termasuk perencanaan

pemenuhan permintaan untuk didistribusikan. Kapasitas transportasi dan

penggunaan infrastruktur umum yang adil menjadi salah satu aspek dalam

kebijakan pemerintah. Selain itu kebijakan pemerintah juga berhubungan dengan

pengutamaan pengoptimalan margin pada petani untuk meningkatkan standar

hidup petani. Kebijakan pemerintah berhubungan dengan aktor pemerintah itu

sendiri. Untuk menjamin dilaksanakannya kegiatan pendistribusian dengan baik

tidak lepas dari penepatan kebijakan pemerintah, maka pemasok, manufaktur,

distributor menjadi aktor yang berpengaruh terhadap pemenuhan kondisi sumber

daya manusia yang mendukung. Faktor dan aktor tersebut berpengaruh terhadap

penciptaan margin harga yang seimbang. Kebijakan pemerintah dan SDM

berpengaruh terhadap pemenuhan nilai tambah baik berupa barang dan jasa dalam

tiap saluran yang menciptakan peningkatan margin yang kemudian berdampak

pada keseimbangan margin.

Page 34: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

24

Namun, untuk mencapai margin harga yang seimbang maka setiap saluran

perlu menganalisis permintaan produk yang berpotensi di pasar terlebih dulu.

Analisis permintaan ini bisa mencakup bagaimana respon konsumen terhadap

produk (kualitas dan kuantitas) dan faktor-faktor yang membuat produk dapat

bertahan. Memenuhi permintaan adalah hal yang menjadi inti pendistribusian.

Melihat permintaan produk melibatkan persaingan barang, itulah gunanya

memperhatikan nilai tambah baik berupa barang dan jasa. Pemberian nilai tambah

di setiap saluran ini akan menciptakan margin harga yang seimbang antara

produsen, distributor dan pasar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah perusahaan PT SMART

Tbk memiliki pola pendistribusian yang melibatkan 2 tahap yakni untuk

menghasilkan produk industri (olein dan stearin) dan menghasilkan produk

konsumen (minyak goreng dan margarin). Secara garis besar pendistribusian

diawali oleh pemasok kemudian mills dilanjutkan manufaktur. Untuk tahap

pendistribusian produk konsumen diawali oleh manufaktur kemudian distributor,

dilanjutkan ke pasar dan berakhir di konsumen. Margin harga antara manufakur

dengan distributor dan distributor dengan trade menunjukkan bahwa distributor

memegang margin paling kecil yakni 12.6% untuk kedua produk. Untuk produk

konsumen berupa margarin , retail memegang margin paling besar yakni 24.7%.

Berdasarkan hasil matriks Internal External, perusahaan berada pada fase

tumbuh dan membangun. Strategi yang dilakukan perusahaan bisa berupa strategi

intensif ataupun integratif. Menurut hasil Analytical Hierarchy Process,

perusahaan perlu lebih tanggap terhadap perubahan pasar untuk mengatur strategi

pendistribusian. Setiap saluran perlu meningkatkan nilai tambah untuk

meningkatkan margin.

Saran

Dari sisi penelitian, untuk penelitian selanjutnya bisa lebih difokuskan baik

dari segi obyek produk ataupun saluran distribusi. Distribusi produk industri

seperti olein dan stearin sudah mencakup kegiatan ekspor, begitupula dengan

produk konsumen PT SMART Tbk. Hal ini bisa menjadi rekomendasi bagi

penelitian selanjutnya. Dari saluran distribusi, peneliti bisa lebih fokus terhadap

wilayah geografis ataupun batasan permasalahan distribusi. Asumsi mengenai

margin harga kotor bisa lebih diperjelas lagi berdasarkan data-data yang berhasil

didapatkan.

Page 35: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

25

DAFTAR PUSTAKA

Arinong AR dan Kadir E. 2008. Analisis Saluran dan Margin Pemasaran Kakao

di Desa Timbuseng, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa. Jurnal

Agrisistem 4(2): 6. Gowa (ID): Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian.

[CSA] Catur Sentosa Adiprana. 2012. Laporan Tahunan 2012. Jakarta (ID): CSA.

David HJ. 2009. Manajemen Strategis. Terjemahan oleh Julianto Agung. Edisi 2.

Yogyakarta (ID): Salemba Empat.

[FCG] Frontier Consulting Group. 2014. Top Brand Index 2014: Margarin

[internet]. [Diunduh 2014 Maret 1]. Tersedia pada www.top-brandaward.com.

[FCG] Frontier Consulting Group. 2014. Top Brand Index 2014: Minyak Goreng

[internet]. [Diunduh 2014 Maret 1]. Tersedia pada www.top-brandaward.com.

Harian Energi Today. 2013. Indonesia Produsen CPO Terbesar di Dunia,

Sumbang Devisa Rp 200 Triliun [internet]. [Diunduh 2014 Maret 1]. Tersedia

pada http://energitoday.com/2013/12/01/.

Harmond JW dan Dahl DC. 1977. Market and Price Analysis: The Agricultural

Industries. New York (US): Mc Graw-Hill Inc.

Irawan H. 2013. Membangun Channel Ciptakan Top Brand [internet]. [Diunduh

2014 Maret 1]. Tersedia pada www.top-brandaward.com.

Keegan WJ. 2003. Manajemen Pemasaran Global. Terjemahan oleh Alexander

Sindoro. Jilid 6. Jakarta (ID): Prehalindo.

Rainforest rescue. 2013. Facts about palm oil and rainforest. [internet]. [diunduh

2014 Januari 10]. Tersedia pada: http://www.rainforest-rescue.org/topics/palm-

oil.

Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID):

Gramedia Pustaka Utama. Saaty TL. 1993. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi

yang Kompleks (Terjemahan). Jakarta (ID) : PT Pustaka Binaman Pressindo. [SMART] Sinar Mas Agro Resource and Technology. 2013. Annual Report 2013:

SMART.

Sumpe I. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran ternak sapi

potong di kabupaten Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan 4 (2): 5. Manokwari

(ID): UNIPA.

Suksa-ard C dan Raweewan M. 2013. Optimization of supply and demand balance

in a palm oil supply chain. Thammasat International Journal of Science and

Technology. 18 (2): 18. Pathum Thani (TH): Thammasat University.

Susila W. 2003. Peluang Pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia: Perspektif

Jangka Panjang 2025. Jurnal Agribisnis 2 (2): 17. Bogor (ID). Lembaga Riset

Perkebunan Indonesia.

Page 36: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

26

LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan margin harga kotor minyak goreng dan margarin merek

Filma

Minyak Goreng

Diketahui :

- Harga olein : Rp 10.542,5 /kg

- Massa jenis minyak : 0.82 kg/L

- Harga minyak 2L : Rp 25.900,00

- Margin kotor distributor 2012 : 12.6%

- Persentase olein : 0.5

- 87% dari harga minyak goreng adalah biaya bahan baku

- Saluran yang dipilih setelah distributor adalah retail

[1] Harga olein pada manufaktur :

Harga (Rp/L) = 10.542,5 x 0.82

= 8.644,4 rupiah

Dalam 2 L minyak goreng dibutuhkan 1 L olein sehingga harga olein

minyak goreng pada perusahaan manufaktur adalah Rp 8.644,4

[2] Harga olein pada distributor :

Margin kotor 12.6%

= 8.644,4 + (12.6% X 8.644,4)

= 8.644,4 + 1089,2

= 9.733,5 rupiah

[3] Harga olein pada retail :

87% x 25.900 = 22.533 x 0.5

= 11.266,5 rupiah

[4] Margin harga antara distributor dengan retail :

Margin Harga

= 15.7%

Margarin

Diketahui :

- Harga stearin : Rp 9.2/gr

- Harga margarin 200g : Rp 3.325,00

- Margin kotor distributor 2012 : 12.6%

- Persentase stearin : 0.1

- 80% dari harga margarin adalah biaya bahan baku

- Saluran yang dipilih setelah distributor adalah retail

[1] Harga stearin pada manufaktur :

Harga (Rp/L) = 9.2 x 20

= 183.7 rupiah

Page 37: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

27

Lanjutan Lampiran 1

Dalam 200gr margarin dibutuhkan 20gr olein sehingga harga olein minyak

goreng pada perusahaan manufaktur adalah Rp 183.7

[2] Harga stearin pada distributor :

Margin kotor 12.6%

= 183.7+ (12.6% x 183.7)

= 183.7+ 23.15

= 206.8 rupiah

[3] Harga stearin pada retail :

80% x 3.325 = 2580x 0.1

= 258 rupiah

[4] Margin harga antara distributor dengan retail :

Margin harga

= 24.7%

Page 38: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

28

Lampiran 2 Perhitungan matriks IFE dan EFE

Matriks IFE

Pemberian bobot oleh pakar 1 (manajer divisi sales support Giant)

IFE A B C D E VE Bobot

A 1.00 0.14 0.20 0.20 0.14 0.24 0.02

B 7.00 1.00 7.00 8.00 6.00 4.72 0.31

C 5.00 0.14 1.00 6.00 6.00 1.91 0.12

D 5.00 8.00 6.00 1.00 6.00 4.28 0.28

E 7.00 6.00 6.00 6.00 1.00 4.32 0.28

Total 15.48 1.00

Sumber : Data diolah (2014)

Pemberian bobot oleh pakar 2 (peneliti sosial ekonomi)

IFE A B C D E VE Bobot

A 1.00 0.20 0.20 0.17 0.50 0.32 0.04

B 5.00 1.00 8.00 6.00 5.00 4.13 0.53

C 5.00 0.13 1.00 5.00 7.00 1.87 0.24

D 6.00 0.17 0.20 1.00 5.00 1.00 0.13

E 2.00 0.20 0.14 0.20 1.00 0.41 0.05

Total 7.73 1.00

Sumber : Data diolah (2014)

Pemberian bobot oleh pakar 3 (credit analyst SAN Finance)

IFE A B C D E VE Bobot

A 1.00 1.00 3.00 3.00 3.00 1.93 0.31

B 1.00 1.00 1.00 5.00 3.00 1.72 0.28

C 0.33 1.00 1.00 5.00 7.00 1.63 0.26

D 0.33 0.33 0.20 1.00 5.00 0.64 0.10

E 0.33 0.33 0.14 0.20 1.00 0.31 0.05

Total 6.24 1.00

Sumber : Data diolah (2014)

Page 39: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

29

Lanjutan Lampiran 2

Perhitungan rata-rata bobot, rata-rata rating dan hasil

Faktor B1 B2 B3 Rata-rata Faktor R1 R2 R3

Rata-

rata Hasil

A 0.02 0.06 0.32 0.13 A 4 2 3 3.00 0.40

B 0.31 0.52 0.26 0.36 B 4 4 4 4.00 1.44

C 0.12 0.23 0.27 0.21 C 4 4 4 4.00 0.84

D 0.28 0.13 0.11 0.17 D 1 2 2 1.67 0.28

E 0.28 0.05 0.05 0.13 E 1 2 2 1.67 0.21

Total 3.17 Hasil didapatkan dengan mengalikan rata-rata bobot dan rata-rata rating dari faktor (data diolah,

2014)

Matriks EFE

Pemberian bobot oleh pakar 1 (manajer divisi sales support Giant)

IFE A B C D VE Bobot

A 1.00 8.00 8.00 7.00 4.60 0.65

B 0.13 1.00 8.00 7.00 1.63 0.23

C 0.13 0.13 1.00 7.00 0.58 0.08

D 0.14 0.14 0.14 1.00 0.23 0.03

Total 7.04 1.00

Sumber : Data diolah (2014)

Pemberian bobot oleh pakar 2 (peneliti sosial ekonomi)

IFE A B C D VE Bobot

A 1.00 8.00 8.00 7.00 4.60 0.60

B 0.13 1.00 8.00 7.00 1.64 0.22

C 0.13 0.13 1.00 7.00 0.59 0.08

D 0.14 1.70 1.70 1.00 0.80 0.10

Total 7.63 1.00

Sumber : Data diolah (2014)

Pemberian bobot oleh pakar 3 (credit analyst SAN Finance)

IFE A B C D VE Bobot

A 1.00 3.00 3.00 3.00 2.28 0.49

B 0.33 1.00 1.00 3.00 1.00 0.21

C 0.33 0.33 1.00 5.00 0.86 0.19

D 1.00 0.33 0.20 1.00 0.51 0.11

Total 4.64 1.00

Sumber : Data diolah (2014)

Page 40: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

30

Lanjutan Lampiran 2

Perhitungan rata-rata bobot, rata-rata rating dan hasil

Faktor B1 B2 B3

Rata-

rata Faktor R1 R2 R3

Rata-

rata Hasil

A 0.65 0.60 0.49 0.58 A 4.00 2.00 4.00 3.33 1.93

B 0.23 0.22 0.21 0.22 B 4.00 3.00 4.00 3.67 0.81

C 0.08 0.08 0.19 0.12 C 3.00 3.00 4.00 3.33 0.39

D 0.03 0.10 0.11 0.08 D 3.00 4.00 4.00 3.67 0.29

Total 1.00 Total 3.42

Hasil didapatkan dengan mengalikan rata-rata bobot dan rata-rata rating dari faktor (data diolah,

2014)

Page 41: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

31

Lampiran 3 Perhitungan AHP

Perhitungan vertikal aktor yang berperan dalam pengambilan strategi

pendistribusian produk PT SMART Tbk

Faktor A B C D E F G Bobot

aktor VP

faktor

0.188 0.117 0.101 0.335 0.155 0.104 0.188

A 0.251 0.248 0.232 0.159 0.139 0.233 0.251 0.199

B 0.137 0.095 0.218 0.227 0.222 0.194 0.137 0.190

C 0.182 0.170 0.219 0.173 0.205 0.175 0.182 0.184

D 0.189 0.188 0.126 0.150 0.165 0.156 0.189 0.162

E 0.063 0.107 0.089 0.079 0.153 0.097 0.063 0.094

F 0.178 0.192 0.117 0.212 0.117 0.145 0.178 0.172

Total 1.000

Sumber : Data diolah (2014)

Perhitungan vertikal tujuan yang paling ingin dicapai dalam pengambilan strategi

pendistribusian produk PT SMART Tbk

Aktor A B C D E F Bobot Tujuan VP

Aktor

0.199 0.190 0.184 0.162 0.094 0.172

T1 0.246 0.333 0.545 0.479 0.104 0.462 0.379

T2 0.449 0.333 0.217 0.160 0.448 0.232 0.300

T3 0.305 0.333 0.238 0.361 0.448 0.306 0.321

Total 1.001

Sumber : Data diolah (2014)

Perhitungan vertikal alternatif yang paling efektif dalam pengambilan strategi

pendistribusian produk PT SMART Tbk

Sumber : Data diolah (2014)

Tujuan T1 T2 T3 Bobot alternatif

VP Tujuan 0.379 0.300 0.321

ALT1 0.049 0.136 0.111 0.095

ALT2 0.288 0.143 0.089 0.181

ALT3 0.195 0.178 0.264 0.212

ALT4 0.135 0.135 0.182 0.150

ALT5 0.249 0.318 0.236 0.266

ALT6 0.084 0.090 0.117 0.096

Page 42: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

32

Lampiran 4 Persentase kandungan minyak sawit dalam satu satuan produk turunan

Persentase Minyak Sawit dalam satu satuan produk

Produk

Proporsi untuk memproduksi satu produk

Olein Stearin RPO CPO CPK

Minyak goreng 0.5

Margarin 0.1 0.6

Industri pangan 1 1 1

Industri sabun 0.4 0.4 0.1 1

Pakan hewan 0.1

Biodiesel 1.14

Export 1 1 Sumber : Department of Agricultural Extension Palm Oil Downstrem Industries Product dalam

Suksa-ard C dan Raweewan M (2013)

Page 43: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI MINYAK GORENG …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70830/H14dad.pdf · expert recommendation uses IFE EFE, SWOT analysis and AHP. The samples

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Juli 1992 dari ayah I Dewa

Ketut Merta dan ibu Ayu Putu Kantawati. Penulis adalah anak kedua dari tiga

bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bogor dan pada tahun

yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan

baik di dalam kampus ataupun luar kampus. Penulis adalah staf Human Resources

and Development (HRD) dari International Association of Student in Agricultural

and Related Sciences (IAAS) LC IPB. Penulis juga sempat menjabat sebagai

Kepala Internal and Communication (InC) IPB Debating Community. Selain itu

penulis juga aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan. Pada tahun 2012, penulis

menjabat sebagai Kepala Divisi Sosial dan Lingkungan Kesatuan Mahasiswa

Hindu Dharma (KMHD) IPB dan menjadi salah satu scholar serta volunteer

dalam Sobat Bumi Pertamina Foundation.

Penulis juga sempat mengikuti beberapa perlombaan baik debat bahasa

Inggris, debat Marketing dan business plan. Beberapa prestasi yang sempat

dimenangkan penulis antara lain Juara 3 Maranatha Management Celebration

untuk kategori Debat Marketing (2012) dan Juara 2 Fateta Annual Language

kategori Debat (2012). Penulis juga mewakili IPB dalam 25 tim Danone Young

Social Entrepreneurs (DYSE) 2013. Pada bulan November 2013, penulis

mewakili IPB dalam memaparkan paper yang berjudul “The Value of Ogoh-ogoh,

The Existence of Subak and The Roles of Encouragement toward Local Society.

Study case of Indonesia” pada International Conference on Tourism and Culture

in Asia yang diadakan oleh Universitas Chiang Mai, Thailand.