ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

12
ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA Eko Budi Cahyono 1) Emma Yuliani 2) Very Dermawan 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2) Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia [email protected] ABSTRAK Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan pembangunan semakin pesat yang akan mempengaruhi kebutuhan air dan kualitas air. Pencemaran di Kali Tambak Wedi diakibatkan oleh dibuangnya limbah domestik, industri, langsung ke badan sungai tanpa melalui proses pengolahan. Dampak pencemaran yang terjadi di Kali Tambak Wedi akan mengakibatkan kerusakan pada ekosistem yang terpapar oleh air yang mengandung logam berat akibat limbah. ABSTRACT The rises of population growth causes more rapid development that will affect water demand and water quality. Pollution in Tambak Wedi River was caused by wastes, both domestic sewage, and industrial, that was thrown directly into water bodies without treatment processes. The impact of pollution in the Tambak Wedi River will result in damage to ecosystems exposed by water containing heavy metals due to wastewater. The results of this research is water quality status from pollution index and CCME WQI methods Tambak Wedi River more appropriate for Class III, namely the designation of tourism and fisheries. Meanwhile the value of concentration parameters for pollutant transport decreased. The farther distance used, the lesser value of concentration parameters obtained. The risk calculation caused by exposuring heavy metals copper (Cu), doesn’t produce a risk (RQ> 1) which means that the risk due to exposure heavy metals in Tambak Wedi River is not require risk management. Keywords: Pollution Index, CCME WQI, Pollutant Transport, RQ Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa status mutu air dari metode Indeks Pencemaran dan CCME WQI Kali Tambak Wedi lebih sesuai untuk Kelas III yaitu peruntukkan pariwisata dan perikanan. Sementara itu untuk transpor polutan terjadi penurunan nilai konsentrasi parameter. Semakin jauh jarak yang digunakan, semakin kecil nilai konsentrasi parameter yang didapatkan. Perhitungan risiko akibat terpajan logam berat Tembaga (Cu) tidak mengakibatkan risiko (RQ > 1) yang berarti bahaya risiko akibat pajanan logam berat di Kali Tambak Wedi tidak memerlukan manajemen risiko. Kata kunci: Indeks Pencemaran, CCME WQI, Transpor Polutan, RQ

Transcript of ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

Page 1: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR

DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

Eko Budi Cahyono1)

Emma Yuliani2)

Very Dermawan2)

1)

Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2)

Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

[email protected]

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan pembangunan

semakin pesat yang akan mempengaruhi kebutuhan air dan kualitas air. Pencemaran di

Kali Tambak Wedi diakibatkan oleh dibuangnya limbah domestik, industri, langsung ke

badan sungai tanpa melalui proses pengolahan. Dampak pencemaran yang terjadi di Kali

Tambak Wedi akan mengakibatkan kerusakan pada ekosistem yang terpapar oleh air yang

mengandung logam berat akibat limbah.

ABSTRACT The rises of population growth causes more rapid development that will affect

water demand and water quality. Pollution in Tambak Wedi River was caused by wastes,

both domestic sewage, and industrial, that was thrown directly into water bodies without

treatment processes. The impact of pollution in the Tambak Wedi River will result in

damage to ecosystems exposed by water containing heavy metals due to wastewater.

The results of this research is water quality status from pollution index and CCME

WQI methods Tambak Wedi River more appropriate for Class III, namely the designation

of tourism and fisheries. Meanwhile the value of concentration parameters for pollutant

transport decreased. The farther distance used, the lesser value of concentration

parameters obtained. The risk calculation caused by exposuring heavy metals copper (Cu),

doesn’t produce a risk (RQ> 1) which means that the risk due to exposure heavy metals in

Tambak Wedi River is not require risk management.

Keywords: Pollution Index, CCME WQI, Pollutant Transport, RQ

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa status mutu air dari metode Indeks

Pencemaran dan CCME WQI Kali Tambak Wedi lebih sesuai untuk Kelas III yaitu

peruntukkan pariwisata dan perikanan. Sementara itu untuk transpor polutan terjadi

penurunan nilai konsentrasi parameter. Semakin jauh jarak yang digunakan, semakin kecil

nilai konsentrasi parameter yang didapatkan. Perhitungan risiko akibat terpajan logam

berat Tembaga (Cu) tidak mengakibatkan risiko (RQ > 1) yang berarti bahaya risiko akibat

pajanan logam berat di Kali Tambak Wedi tidak memerlukan manajemen risiko.

Kata kunci: Indeks Pencemaran, CCME WQI, Transpor Polutan, RQ

Page 2: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk semakin

meningkat menyebabkan pembangunan

semakin pesat yang akan mempengaruhi

kebutuhan air, kebutuhan air merupakan

kebutuhan yang sangat penting sehingga

bukan hanya kuantitas air, kualitas air

juga harus diperhatikan.

Air bersih merupakan kebutuhan yang

sangat dibutuhkan bagi manusia baik

saat ini maupun di masa yang akan

datang, Namun air bersih tidak cukup

baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat

karena tidak semua air bersih memenuhi

baku mutu air kelas satu. Air dapat

dikategorikan berkualitas baik apabila

memenuhi standar kualitas air, standar

kualitas air yang berlaku yaitu PP RI

No. 82 Th. 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air, Pengendalian Pencemar

Air.

Kali Tambak Wedi adalah salah satu

kali tempat bermuaranya zat-zat atau

komponen limbah industri yang dibuang

dan dibawa oleh aliran sungai. Limbah

industri tersebut mengandung berbagai

bahan pencemar yang berupa unsur

hara, logam beracun, pestisida,

organisme pathogen, dan sampah.

1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan untuk

mengetahui status mutu air di Kali

Tambak Wedi dengan metode Indeks

Pencemaran dan CCME WQI pada

bulan Oktober dan Februari,

mengetahui risiko akibat pajanan di

Kali Tambak Wedi dan juga untuk

mengetahui transport polutan di Kali

Tambak Wedi.

Hasil dari penelitian ini dapat

mengetahui risiko pencemaran limbah,

status mutu air, dan transport polutan di

Kali Tambak Wedi dan menjadi acuan

pihak-pihak berwenang memperhatikan

kualitas air di sekitar Kali Tambak

Wedi untuk mengambil tindakan yang

diperlukan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Sumber Pencemaran Air

Sumber pencemaran pada air

berdasarkan sumbernya jenis limbah

cair yang dapat mencemari air dapat

dikelompokkan (Mudarisin,2004) yaitu:

1. Limbah cair domestik.

2. Limbah cair industri.

3. Limbah pertanian

4. Infiltration/inflow

2.2. Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu:

Parameter fisika, yaitu parameter

yang dapat diidentifikasi dari kondisi

fisik air. Contohnya, warna; bau;

kekeruhan; temperatur; TDS, dan

TSS.

Parameter kimia yaitu zat-zat kimia

yang terkandung di dalam limbah

dapat menimbulkan kerugian yaitu

BOD; COD derajat keasaman (pH);

DO; Nitrat; Sulfat; Total Fosfat; Pb;

Cu; Hg.

Parameter biologi, yaitu organisme-

organisme, bakteri yang terkandung

dalam air.

2.3. Kriteria Mutu Air Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001

Pasal 8 ayat 1, menetapkan klasifikasi

mutu air menjadi empat kelas, yakni:

1. Kelas satu, adalah air yang sesuai air

baku air minum, dan/atau peruntukan

yang memberikan syarat bahwa mutu

air sama dengan kegunaannya.

2. Kelas dua, yaitu air yang dapat

digunakan untuk prasarana/ sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air

tawar, dan/atau peruntukan lain yang

memberikan syarat bahwa mutu air

sama dengan kegunaannya.

3. Kelas tiga, yaitu air yang sesuai

untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, dan/atau peruntukan lain

yang memberikan syarat bahwa mutu

air sama dengan kegunaannya.

4. Kelas empat, yaitu air yang sesuai

untuk mengairi pertanaman dan/atau

peruntukan lain yang memberikan

Page 3: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

syarat bahwa mutu air sama dengan

kegunaannya.

2.4. Metode Status Mutu Air

2.4.1. Metode Indeks Pencemaran

Metode Indeks Pencemaran atau

Pollution Index diusulkan Sumitomo

dan Nemerow (1970) dari Universitas

Texas, AS. Indeks ini sebagai indeks

pencemaran yang digunakan untuk

menentukan tingkat pencemaran relatif

terhadap parameter kualitas air yang

diizinkan dalam keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No.115 tahun 2003.

Harga PIj dapat ditentukan sesuai

(Lampiran II Kepmen LH No. 115

Tahun 2003):

1. Pilih parameter-parameter yang jika

harga parameter rendah maka

kualitas air akan membaik.

2. Pilih konnsentrasi baku mutu yang

tidak memilik rentang.

3. Hitung harga (Ci/Lij) untuk tiap

parameter pada setiap lokasi

pengambilan sampel.

4. Ada tiga kemungkinan:

a. Jika nilai konsentrasi parameter

yang menurun menyatakan tingkat

pencemaran meningkat, misal DO.

Tentukan nilai teoritik atau nilai

maksimum Cim (misal untuk DO,

maka Cim merupakan nilai DO

jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij

hasil pengukuran digantikan oleh nilai

Ci/Lij hasil perhitungan, yaitu :

(Ci/Lij)baru=

(2-4)

b. Jika nilai baku Lij memiliki rentang

- Untuk Ci < Lijrata-rata

(Ci/Lij)baru= [ ]

(2-5)

- Untuk Ci > Lijrata-rata

(Ci/Lij)baru = [ ]

(2-6)

c. Keraguan timbul jika dua nilai

(Ci/Lij) berdekatan dengan nilai

acuan 1,0, misal C1/L1j= 0,9 dan

C2/L2j= 1,1 atau perbedaan yang

sangat besar, misal C3/L3j= 5,0 dan

C4/L4j= 10,0. Dalam contoh ini

tingkat kerusakan badan air sulit

ditentukan. Cara untuk mengatasi

kesulitan ini adalah :

- Penggunaan (Ci/Lij)hasilpengukuran, jika

nilai ini lebih kecil dari 1,0.

- Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika

nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar

dari 1,0.

(Ci/Lij)baru = 1,0 + P.log(Ci/Lij)

P merupakan konstanta dan

nilainya ditentukan dengan bebas

dan disesuaikan dengan hasil

pengamatan lingkungan dan atau

persyaratan yang dikehendaki

untuk suatu peruntukan (biasanya

digunakan nilai 5).

5. Tentukan nilai rata-rata dan nilai

maksimum dari keseluruhan Ci/Lij.

6. Tentukan harga PIj

PIj = √

2.4.2. Metode CCME WQI

The Canadian Council of Minister of

The Environment (CCME WQI)

dikembangkan oleh British Columbia

Ministry of Environment, kemudian

dimodifikasi oleh Alberta Environment.

Indeks ini menggabungkan tiga elemen,

yaitu

1. Untuk menghitung elemen scope (F1)

digunakan persamaan

F1=∑

2. Frequency(F2),merupakan persentase

tes yang tidak memenuhi baku mutu.

F2= ∑

3. Amplitude(F3). Untuk menghitung F3

harus menempuh tiga tahap, yakni:

i. Jumlah konsentrasi yang lebih besar

(atau kurang dari, jika yang dicari

Page 4: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

yang minimum) dari baku mutu. Ini

disebut “excursion”.

Apabila nilai uji tidak boleh melebihi

baku mutu:

excursioni=(

)-1 (2-9)

Apabila nilai uji tidak boleh kurang

dari baku mutu:

excursioni=(

)-1

ii. Menjumlahkan nilai excursion dan

membaginya dengan total tes.

nse = ∑

iii. F3 kemudian dihitung dengan fungsi

asimtotik dengan skala jumlah dari

nse dengan kisaran harga antara 0

hingga 100.

F3 = (

)

4. Menghitung nilai CCME WQI,

dengan persamaan:

CCME = 100 – (√

)

Tabel 2. Klasifikasi Metode CCME

WQI

Skor Keterangan

0 - 44

45 - 59

60 - 79

80 - 94

95 - 100

Buruk

Sedang

Cukup

Baik

Sangat baik

Sumber:Canadian Water Quality

Guidelinesfor the Protection

of Aquatic Life (2001: 1).

2.5. Analisis Risiko

Analisis risiko, menurut EPA analisis

risiko adalah karakterisasi dari bahaya-

bahaya potensial yang efek pada

kesehatan manusia dan bahaya terhadap

lingkungan (www.epa.gov/iris/).

2.5.1. Analisis Pajanan

Analisis pajanan bertujuan untuk

menentukan risk agent yang diterima

individu sebagai asupan intake dan

untuk mengenali jalur-jalur pemajanan

risk agent sehingga jumlah asupan yang

diterima dalam populasi berisiko dapat

dihitung. Adapun perhitungan analisis

pajanan dalam (Fjeld, Robert. A, et al

2007). sebagai berikut:

dengan:

I : asupan(intake), (mg/(kg.hari)

C : konsentrasi risk agent, (mg/l)

CR : laju asupan, (l/hari)

fE : durasipajanan,(hari/tahun)

Dt : durasi pajanan, (tahun)

Wb : berat badan, (kg)

tavg : periode waktu rata-rata, 30 th

×365hari nonkarsinogenik

2.5.2. Karakteristik Risiko

Karakteristik risiko dinyatakan

sebagai Tingkat Bahaya (Risk Quotient)

untuk efek-efek nonkarsinogenik. RQ

dihitung dengan membagi asupan non-

karsinogenik ( ̃) setiap risk agent

dengan RfD-nya. Adapun perhitungan

Risk Quotient (RQ) sebagai berikut:

dengan:

RQ : risk quotients, mg/(kg/hari)

I : Intake, mg/(kg/hari)

RfD: laju asupan, gr/hari.

2.6. Analisa Transport Polutan Transpor polutan yang terjadi di

perairan estuari biasanya disebabkan

oleh aliran air (adveksi), pencampuran

Page 5: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

dengan air. Transpor pencemar di dalam

air dipengaruhi oleh 2 prinsip yaitu

adveksi dan difusi.( Fjeld, Robert. A, et

al.2007).

2.6.1. Adveksi Satu Dimensi

Masalah satu-dimensi yang paling

sederhana adalah dimana dispersi

dapat diabaikan dan adveksi adalah

proses transportasi konservatif yang

penting. Masalah pertama yang harus

dipertimbangkan laju kontaminan

dengan urutan pertama degradasi

kontaminan antara sumber dan

reseptor. (Fjeld, Robert. A, et al.2007).

(

) (

)

dengan :

C = konsentrasi terhadap jarak dan

waktu (mg/m3)

So = laju konsentrasi (mg/detik)

A = luas (m2)

D = koefisien dispersi (m2/detik)

t = waktu (detik)

x = jarak (m)

u = kecepatan (m/detik)

k = koefisien degradasi

3. Metodologi Penelitian

3.1. Deksripsi Lokasi Studi

Lokasi penelitian berada di Kota

Surabaya. Kota Surabaya dibagi dalam

31 Kecamatan, 163 Kelurahan dengan

jumlah penduduk sampai dengan tahun

2002 mencapai 2.484.583 jiwa dan luas

wilayah 326,36 km2.

Kota Surabaya terletak di antara

112o36’-112

o54’ BT dan 07

o12’-07

o21’

LS. Temperatur Kota Surabaya cukup

panas, yaitu antara 22,6o-34,1

o dengan

tekanan udara rata-rata antara 1005,2-

1013,9 milibar dan kelembaban antara

42%-97%, curah hujan rata-rata antara

120-190 mm. Batas-batas wilayah Kota

Surabaya adalah sebagai berikut:

• Batas utara : Selat Madura

• Batas selatan : Kab.Sidoarjo

• Batas barat : Selat Madura

• Batas timur : Kab. Gresik

Pertambahan jumlah penduduk

akan berdampak pada perubahan tata

guna lahan. Bertambahnya jumlah

penduduk akan dibukanya pemukiman-

pemukiman baru yang berarti akan

semakin menjamurnya industri-industri

yang membuang limbah langsung ke

sungai tanpa melalui proses IPAL.

Perubahan tata guna lahan inilah yang

memperburuk kualitas air khususnya di

Kali Tambak Wedi.

3.2. Data yang Dibutuhkan

Di dalam studi ini, data – data yang

dibutuhkan antara lain:

a. Data kualitas air

Data kualitas air mengenai

kandungan yang terdapat dalam

air tersebut yang diperoleh dari

pengambilan sampel di lokasi

dan akan dilakukan pengujian di

laboratorium.

b. Data primer kecepatan air dan

lebar sungai.

3.3. Rancangan Penyelesaian Skripsi

Berikut langkah - langkah dalam

pengerjaan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengumpulkan data mutu air yang

didapat dari Uji Laboratorium yang

meliputi paramater BOD, COD, DO,

TDS, TSS, pH, Nitrat, Cu, Phospat,

Sulfat, dan juga parameter Pb, Hg.

2. Menganalisa dan menentukan mutu

air pada sampel dari lokasi penelitian

dengan metode Indeks Pencemaran :

3. Menganalisa dan menentukan mutu

air pada sampel dari lokasi penelitian

dengan metode CCME WQI :

4. Melakukan rekapitulasi dari hasil

analisa mutu air pada masing-masing

titik pengambilan sampel. 5. Menganalisa dan menentukan risiko

dari logam berat di Kali Tambak

Wedi.

6. Menentukan Transport Konsentrasi

Polutan.

Page 6: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

Pengambilan Sampel

Di Kali Tambak

Wedi

Peta Lokasi

Pengambilan

Sampel

Analisa

Laboratorium

Fisika

Kesimpulan

Mulai

Selesai

Gambar1 Diagram Alir Skripsi

Penentuan

Transpor Polutan

Kimia

Status Mutu Air

Metode Indeks

Pencemaran

Metode

CCME WQI

Penentuan Status

Mutu Air

Metode

Transport Polutan

Transpor Polutan

Penentuan risiko

Metode

Analisis risiko

Risiko non

karsinogenik

Gambar 2. Skema Lokasi Penelitian

Page 7: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Kondisi Awal Data Mutu Air

Pada penelitian ini menggunakan

beberapa parameter fisika, kimia. Pada

data mutu air juga terdapat data yang

tidak memiliki nilai konsentrasi yang

disebabkan kecilnya nilai konsentrasi

parameter (tidak terdeteksi). Sehingga

untuk nilai data yang tidak terdeteksi

dianggap nol pada sampel.

4.2. Data Mutu Air Temperatur Hasil pengamatan dan pengukuran

temperatur air di Kali Tambak Wedi

pada titik pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 di

tunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengukuran Suhu

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.1. Data Mutu Air TDS Hasil Pengukuran parameter TDS titik

pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditampilkan

pada Tabel 2.

Tabel 2 .Hasil pengukuran TDS

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.2. Data Mutu Air TSS

Hasil pengukuran parameter TSS

ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil pengukuran TSS

4.2.3. Data Mutu Air DO

Hasil pengukuran parameter DO titik

pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada

Tabel 4.

Tabel 4 .Hasil pengukuran DO

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.4. Data Mutu Air pH Hasil pengukuran parameter pH titik

pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada

Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengukuran pH

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.5. Data Mutu Air BOD Hasil pengukuran parameter BOD titik

pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada

Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengukuran BOD

4.2.6. Data Mutu Air COD Hasil Pengukuran COD titik pantau 1,

2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada Tabel 7.

Titik 1 3,79

Titik 2 3,18

Titik 3 2,18

Titik 4 15,6

Titik 5 23,6

Titik Sampel TDS (mg/l)

Titik 1 210

Titik 2 288

Titik 3 295

Titik 4 198

Titik 5 86

Titik Sampel TSS (mg/l

Titik 1 0,84

Titik 2 0,76

Titik 3 0,98

Titik 4 0,71

Titik 5 1,4

Titik Sampel DO (mg/l)

Titik 1 7,49

Titik 2 7,55

Titik 3 7,66

Titik 4 7,18

Titik 5 7,09

Titik Sampel pH

Titik 1 378

Titik 2 216

Titik 3 265

Titik 4 229

Titik 5 185

Titik Sampel BOD (mg/l)

Page 8: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

Tabel 7. Hasil Pengukuran COD

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.7. Data Mutu Air Pb

Parameter Pb titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tidak

tedeteksi dalam pengukuran.

4.2.8. Data Mutu Air Hg Parameter Hg titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tidak

tedeteksi dalam pengukuran.

4.2.9. Data Mutu Air Cu Hasil Pengukuran parameter Cu titik 1,

2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil pengukuran Cu

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.10. Data Mutu Air Nitrat

Hasil Pengukuran parameter nitrat titik

1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada Tabel

9.

Tabel 9.Hasil pengukuran Nitrat

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.11. Data Mutu Air Sulfat

Hasil Pengukuran parameter Sulfat titik

pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada

Tabel 10.

Tabel 10.Hasil pengukuran Sulfat

Sumber:Hasil Pengukuran

4.2.12. Data Mutu Air Total Fosfat

Hasil Pengukuran parameter Fosfat titik

pantau 1, 2, 3, 4 dan 5 ditunjukkan pada

Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Pengukuran Total

Fosfat

Sumber:Hasil Pengukuran

4.3. Analisis Status Mutu Air

4.3.1. Metode Indeks Pencemaran Tabel 12. Hasil Perhitungan IP Kali

Tambak Wedi Februari

Titik Kelas Nilai Status mutu

Titik 1

Kelas I

2,807 Cemar ringan

Titik 2 1,433 Cemar ringan

Titik 3 1,583 Cemar ringan

Titik 4 1,629 Cemar ringan

Titik 5 1,552 Cemar ringan

Titik 1

Kelas I

2,835 Cemar ringan

Titik 2 1,542 Cemar ringan

Titik 3 1,687 Cemar ringan

Titik 4 1,750 Cemar ringan

Titik 5 1,665 Cemar ringan

Titik 1

Kelas

III

0,592 Kondisi baik

Titik 2 0,273 Kondisi baik

Titik 3 0,272 Kondisi baik

Titik 4 0,309 Kondisi baik

Titik 5 0,289 Kondisi baik

Sumber: Hasil Perhitungan

Titik 1 528

Titik 2 372

Titik 3 416

Titik 4 488

Titik 5 360

COD (mg/l)Titik Sampel

Titik 1 4,541

Titik 2 3,893

Titik 3 3,684

Titik 4 4,626

Titik 5 3,675

Titik Sampel Nitrat (mg/l)

Titik 1 560,5

Titik 2 45,39

Titik 3 47,83

Titik 4 69,42

Titik 5 49,97

Titik Sampel Sulfat (mg/l)

Titik 1 0,698

Titik 2 0,298

Titik 3 0,344

Titik 4 0,334

Titik 5 0,321

Phospat (mg/l)Titik Sampel

Titik 1 0,018

Titik 2 0,009

Titik 3 0

Titik 4 0

Titik 5 0

Cu (mg/l)Titik Sampel

Page 9: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

Tabel 13. Hasil Perhitungan IP Kali

Tambak Wedi Oktober

Titik Kelas Nilai Status mutu

Titik 1

Kelas

I

9,344 Cemar sedang

Titik 2 8,249 Cemar sedang

Titik 3 8,609 Cemar sedang

Titik 4 7,060 Cemar sedang

Titik 5 8,073 Cemar sedang

Titik 1

Kelas

II

8,601 Cemar sedang

Titik 2 7,727 Cemar sedang

Titik 3 8,139 Cemar sedang

Titik 4 5,970 Cemar sedang

Titik 5 7,695 Cemar sedang

Titik 1

Kelas

III

7,389 Cemar sedang

Titik 2 6,490 Cemar sedang

Titik 3 6,872 Cemar sedang

Titik 4 5,680 Cemar sedang

Titik 5 6,424 Cemar sedang

Sumber: Hasil Perhitungan

4.3.2. Metode CCME WQI Tabel 14. Hasil Perhitungan CCME

WQI Kali Tambak Wedi Februari

Titik Kelas Nilai Status mutu

Titik 1

Kelas I

36,658 Buruk

Titik 2 37,628 Buruk

Titik 3 35,200 Buruk

Titik 4 34,856 Buruk

Titik 5 35,200 Buruk

Titik 1

Kelas

II

45,753 Buruk

Titik 2 39,122 Buruk

Titik 3 35,968 Buruk

Titik 4 35,910 Buruk

Titik 5 40,152 Buruk

Titik 1

Kelas

III

43,095 Buruk

Titik 2 46,137 Sedang

Titik 3 42,853 Buruk

Titik 4 42,047 Sedang

Titik 5 42,201 Buruk

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 15. Hasil Perhitungan CCME

WQI Kali Tambak Wedi Oktober

Titik Kelas Nilai Status mutu

Titik 1

Kelas I

60,710 Cukup

Titik 2 81,528 Cukup

Titik 3 78,918 Cukup

Titik 4 78,594 Cukup

Titik 5 79,330 Cukup

Titik 1

Kelas

II

62,231 Cukup

Titik 2 81,528 Baik

Titik 3 78,918 Cukup

Titik 4 78,594 Cukup

Titik 5 79,330 Cukup

Titik 1

Kelas

III

- -

Titik 2 - -

Titik 3 - -

Titik 4 - -

Titik 5 - -

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan dengan 2 metode

yaitu dengan menggunakan metode Indeks

Pencemaran dan CCME WQI dapat

disimpulkan bahwa Kali Tambak Wedi

lebih sesuai untuk kelas III dan kualitas

air yang tidak memenuhi dengan baku

mutu air yang diperuntukkan, diharapkan

kedepannya dapat mengalami peningkatan

mutu air sehingga air di Kali Tambak

Wedi dapat di kategorikan menjadi sangat

baik (kelas 1), sehingga Kali Tambak

Wedi dapat di manfaatkan sebagai sumber

air bersih untuk kebutuhan penduduk di

wilayah Kali Tambak Wedi dengan

pemeliharaan air dan pemulihan kualitas

air sesuai dengan peruntukkannya.

4.4. Analisa transport Polutan

Analisis transport polutan dengan

menggunakan perhitungan adveksi 1

dimensi pada penelitian ini didapatkan

penurunan nilai konsentrasi parameter

yang digunakan pada titik awal kemudian

mengalami pergerakan ke arah hilir selalu

mengalami penurunan nilai konsentrasi.

Penurunan konsentrasi parameter pada

jarak 100 m, 200 m, dan 300 m, akan

ditampilkan Tabel Perubahan Konsentrasi

Parameter oleh Jarak.

Page 10: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

Tabel 16. Perubahan Konsentrasi Parameter

DO oleh Jarak.

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m)

Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10

Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03

Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05

Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10

Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24

Sumber: Hasil perhitungan

Tabel 17. Perubahan Konsentrasi Parameter

TDS oleh Jarak.

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m)

Titik 1 3790 1329 654 459

Titik 2 3180 838 232 122

Titik 3 2180 625 206 118

Titik 4 1560 573 309 227

Titik 5 2360 906 534 410

Sumber: Hasil perhitungan

Tabel 18. Perubahan Konsentrasi Parameter

TSS oleh Jarak

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m

Titik 1 210 73,65 36,24 25,42

Titik 2 288 75,85 21,05 11,09

Titik 3 295 84,63 27,86 15,98

Titik 4 265 76,02 25,03 14,36

Titik 5 86 33,00 19,44 14,92

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 19. Perubahan Konsentrasi Parameter

BOD oleh Jarak

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m

Titik 1 378 133 65 46

Titik 2 216 57 16 8

Titik 3 265 76 25 14

Titik 4 229 84 45 33

Titik 5 185 71 42 32

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 20. Perubahan Konsetrasi Parameter

COD oleh Jarak

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m

Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10

Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03

Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05

Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10

Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 21. Perubahan Konsentrasi Parameter

Nitrat oleh Jarak

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m)

Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10

Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03

Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05

Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10

Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24

Sumber:Hasil Perhitungan

Tabel 22. Perubahan Konsentrasi Parameter

Sulfat oleh Jarak

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m

Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10

Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03

Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05

Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10

Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 23. Perubahan Konsentrasi Parameter

Total Fosfat oleh Jarak

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m)

Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10

Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03

Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05

Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10

Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 11: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

Tabel 24. Perubahan Konsentrasi Parameter

Cu oleh Jarak

Parameter C

awal

C

x=100m

C

x=200m

C

x=300m)

Titik 1 0,84 0,29 0,14 0,10

Titik 2 0,76 0,20 0,06 0,03

Titik 3 0,98 0,28 0,09 0,05

Titik 4 0,71 0,26 0,14 0,10

Titik 5 1,40 0,54 0,32 0,24

Sumber: Hasil Perhitungan

4.5. Analisis Risiko Pajanan

Analisis pajanan pada penelitian ini

seharusnya menggunakan beberapa

logam berat yang ada di kali Tambak

Wedi namun yang digunakan hanya

logam berat Cu. Perhitungan ini

mensimulasikan Intake Tembaga (Cu)

pada warga sekitar Kali Tambak Wedi

berasal dari air minum dihitung dan

dinyatakan untuk pajanan lifetime yaitu

untuk lama seseorang yang berada di

Wilayah Kali Tambak Wedi. Berikut

Tabel Rekapitulasi Intake lifetime.

Tabel 25. Rekapitulasi Intake lifetime.

C Wb I

(mg/L) (kg) (mg/kg.hari)

0,00063 55 0,00063

0,00022 55 0,00022

0,00011 55 0,00011

0,00008 55 0,00008

0,00031 55 0,00031

0,00009 55 0,00009

0,00003 55 0,00003

0,00002 55 0,00002

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 26.Rekapitulasi Intake lifetime.

C Wb I

(mg/L) (kg) (mg/kg.hari)

0,00049 70 0,00049

0,00017 70 0,00017

0,00009 70 0,00009

0,00006 70 0,00006

0,00025 70 0,00025

0,00007 70 0,00007

0,00002 70 0,00002

0,00001 70 0,00001

Sumber: Hasil Perhitungan

4.6. Karakteristik Risiko

Karakteristik risiko adalah upaya

untuk mengetahui populasi di sekitar

daerah tersebut terpajan terhadap risk

agent yang masuk kedalam tubuh yang

dinyatakan dengan RQ.

Tabel 27. Rekapitulasi Perhitungan RQ

55kg

Parameter I

RfD RQ (mg/kg.hari)

Cu

0,00063 0,040 0,0157

0,00022 0,040 0,0055

0,00011 0,040 0,0027

0,00008 0,040 0,0019

0,00031 0,040 0,0078

0,00009 0,040 0,0023

0,00003 0,040 0,0007

0,00002 0,040 0,0004

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 28. Rekapitulasi Perhitungan RQ

70kg

Parameter I

RfD RQ (mg/kg.hari)

Cu

0,00049 0,0400 0,0123

0,00017 0,0400 0,0043

0,00009 0,0400 0,0021

0,00006 0,0400 0,0015

0,00025 0,0400 0,0062

0,00007 0,0400 0,0018

0,00002 0,0400 0,0006

0,00001 0,0400 0,0003

Sumber: Hasil Perhitungan

Tingkat risiko yang dihitung

berdasarkan durasi pajanan lifetime

dengan nilai RfD 0,04 mg/kg.hari. Pada

Tabel dan Dapat dilihat rekapitulasi RQ

yang dipengaruhi berat badan (Wb) 55

kg dan 70 kg nilai tertinggi yang

didapati adalah nilai yang memiliki nilai

Wb lebih rendah. Hal ini disebabkan

bahwa berat badan akan mempengaruhi

besarnya nilai analisis risiko dan secara

teoritis semakin berat badan seseorang

maka semakin kecil kemungkinannya

untuk beresiko mengalami gangguan

Page 12: ANALISIS RISIKO KUALITAS AIR DI KALI TAMBAK WEDI SURABAYA

kesehatan dan nilai RQ untuk kedua

tabel tersebut tidak ada yang perlu

dilakukan manajemen risiko karena

nilai RQ < 1.

5. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil penentuan status mutu air di

Kali tambak Wedi dengan Metode

Indeks Pencemaran pada 27 Oktober

2014 dan 12 Februari 2015 dapat

ditentukan Kali Tambak Wedi lebih

sesuai untuk kelas III, sedangkan

hasil status mutu air dengan Metode

CCME WQI pada Kali Tambak

Wedi pada 27 Oktober 2014 dan 12

Februari 2015 dapat dikategorikan

tercemar sedang atau lebih sesuai

untuk kelas III yaitu peruntukkan

pariwisata dan perikanan.

2. Hasil perhitungan dan analisa

transport polutan dapat diketahui

bahwa semakin jauh jarak yang

digunakan padaperhitungan transport

polutan, maka terjadi penurunan nilai

konsentrasi parameter dari titik awal

terhadap titik yang berjarak 100 m,

200 m dan 300 m dari titik awal

konsentrasi.

3. Hasil analisa dan perhitungan risiko

bahwa akibat terpajan logam berat

Tembaga (Cu) tidak mengakibatkan

risiko (RQ > 1) yang berarti bahaya

risiko akibat pajanan logam berat di

Kali Tambak Wedi tidak perlu

dilakukan manajemen risiko.

6. Saran

1. Perlu dilakukan monitoring secara

berkala terhadap buangan limbah

masyarakat ke Kali Tambak Wedi

dan memberikan pengetahuan untuk

masyarakat tentang pengeloaan

limbah domestik agar tidak melebihi

standar baku mutu air.

2. Karena kesederhanaan cakupan data,

analisis dan metode yang digunakan

maka hasil studi ini sebaiknya dapat

digunakan untuk studi berikutnya

sehingga diperoleh hasil yang lebih

baik.

7. Daftar Pustaka

Canadian Water Quality Guidelines

for the Protection of Aquatic

Life. 2001. CCMEWater Quality

Index 1.0 User’s Manual.

Fjeld, Robert. A, et al. 2007.

Quantitative Environmental Risk

Analysis for Human Health.

New Jersey: John Wiley&Sons. Mudarisin. 2004. Strategi Pengendalian

Pencemaran Sungai (Studi Kasus

Sungai Cipinang Jakarta timur)

Jakarta: Universitas Indonesia.

Republik Indonesia. 2001. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia

No. 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan

Pencemaran Air. Jakarta:

Sekretariat Negara

Republik Indonesia. 2003. KepMen

LH No. 115 Tahun 2003 tentang

Pedoman Penentuan Status Mutu

Air. Jakarta: Sekretariat Negara