PENGARUH USAHA BUDIDAYA TAMBAK TERHADAP...
Transcript of PENGARUH USAHA BUDIDAYA TAMBAK TERHADAP...
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
PENGARUH USAHA BUDIDAYA TAMBAK TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI TAMBAK DI KECAMATAN CIBUAYA
KABUPATEN KARAWANG
Oleh: E. Noviyanti, D. Rohmat, Nandi
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Email:
[email protected] , [email protected] , [email protected]
ABSTRAK
Kecamatan Cibuaya ialah salah satu Kecamatan di Kabupaten Karawang yang menerapkan kegiatan
usaha budidaya tambak. Kegiatan usaha budidaya tambak menjadi salah satu mata pencaharian
petani tambak. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pola usaha budidaya tambak dan untuk
menganalisis pengaruh usaha budidaya hasil tambak terhadap kondisi sosial ekonomi petani tambak
di Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan ialah metode
deskriptif dan observasi lapangan.Wilayah penelitian ini Kecamatan Cibuaya yang menjadi
responden penelitian petani tambak di Kecamatan Cibuaya yang terdiri dari dua Desa diantaranya:
Sedari dan Cibuaya jumlah sample 85 orang petani tambak dengan menggunakan metode sampel
diambil secara simple random sampling. Teknik pengumpulan data diantaranya: observasi,
wawancara, studi literature dan dokumentasi. Analisi data pada penelitian ialah menggunakan
metode presentase, tabulasi silang (crosstabulation) dan korelasi produt moment. Variabel pada
penelitian ini yaitu: Karakteristik petani tambak (usia, pendidikan, pengalaman kerja, jumlah
tanggungan petani tambak). Karakteristik usaha budidaya tambak (luas lahan tambak, status
kepemilikan lahan tambak, modal usaha tambak, jenis komoditas) dan kondisi sosial ekonomi petani
tambak (pendapatan hasil tambak, keuntungan/laba hasil produksi tambak, pengeluaran kebutuhan
hidup, pendidikan anak, fasilitas kepemilikan rumah serta kesehatan petani tambak). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pola usaha budidaya yang dilakukan petani tambak sebagian besar
ekstensif/tradisional dan semi intensif, sedangkan pola tanam tambak yang dilakukan petani tambak
yaitu monokultur dan polikultur di Kecamatan Cibuaya serta indikator kondisi sosial ekonomi
diantaranya: pendapatan, tingkat pendidikan anak, kepemilikan fasilitas rumah dan kesehatan petani
tambak.
Kata Kunci: Budidaya Tambak, Petani Tambak dan Kondisi Sosial Ekonomi
2 | Novianti, dkk
Pengaruh Usaha Budidaya Tmbak terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tambak…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
INFLUENCE OF FISHPOND CULTIVATION ENTERPRISE ON THE SOCIAL ECONOMIC CONDITION OF FISHPOND FARMER IN
CIBUAYA SUBDISTRICT KARAWANG DISTRICT
ABSTRACT
Cibuaya Subdistrict is one of the subdistricts in Karawang District that was implementing the
activities of fishpond cultivation enterprise. The activities of fishpond cultivation enterprise came to
be one of the livelihoods of fishpond farmers. The objective of the present research was to describe
a model of fishpond cultivation enterprise and to analyze the influence of the outcome of fishpond
cultivation enterprise on the social social economic condition of fishpond farmers in Cibuaya
Subdistrict Karawang District. The research method used was a descriptive and field observatory
method. The location of research was Cibuaya Subdistrict, and the research respondents were
fishpond farmers in Cibuaya Subdistrict consisting of two villages: Sedari and Cibuaya. The sample
consisted of 85 fishpond farmers selected by using a simple random sampling technique. The data
collection techniques used were observation, interview, library study, and documentation. The data
analysis was carried out by using percentage, crosstabulation, and product moment correlation
methods. The research variables were: The characteristics of fishpond farmers (age, education,
working experience, number of the dependents fishpond farmers), the characteristics of fishpond
cultivation enterprises (fishpond area width, status of fishpond ownerships, fishpond enterprise
capitals, kinds of commodities), and the social economic condition of fishpond farmers (revenues
from fishpond outcomes, profits of fishpond production, expenditures for life necessities, children
education, housing facilities, and the health of fishpond farmers). The research findings revealed
that the model of cultivation enterprise that the fishpond farmers implemented were mostly
extensive/traditional and semi intensive, whereas the model of fishpond breeding that the fishpond
farmers implemented were monoculture and polyculture in Cibuaya Subdistrict as well the indicator
of social economic conditions where income, education level of childern, ownership of facilities home
and healt farmers.
Keywords: Fishpond cultivation, Fishpond farmers, and Social Economic Conditions
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritim
yang mempunyai luas wilayah perairan
6.315.222 km2 serta memiliki pulau
sebanyak 13.466 (BIG, 2012). Kondisi
wilayah Indonesia dengasebagian besar
perairan ini, memberikan peluang dalam
pengembangan sumberdaya perairan dan
kelautan.
Perairan yang luas dan melimpah
juga dapat dimafaatkan sebesar- besarnya
untuk pemenuhan kebutuhan manusia
secara ekonomi. Begitupun dengan potensi
tambak yang merupakan bagian dari
pengembagan wilayah perairan, baik di laut
maupun di darat diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh para petani tambak.
Pemanfaatkan area wilayah yang dijadikan
lokasi budidaya tambak memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Agar dengan
adanya pengelolaan sumberdaya perairan,
perikanan yang baik akan meningkatkan
pendapatan petani tambak. Akan tetapi
bukan hanya pendapatan petani tambak
yang meningkat, permintaan perikanan
yang terus meningkat juga mampu
terpenuhi sejalan dengan meningkatnya
populasi manusia, meningkat juga
permintaan konsumsi ikan (BPS, 2014).
Sebagai contoh, konsumsi ikan perkapita di
Indonesia mengalami peningkatan sekitar
7,61%. Berdasarkan data konsumsi pada
tahun 2013 sebesar 35,21 kg/kapita
sedangkan konsumsi ikan nasional
perkapita pada tahun 2014 adalah sebesar
37,89 kg/kapita (Kementrian Kelautan dan
Perikanan, 2014).
Persebaran potensi perikanan di
Indonesia sangat ditentukan oleh kondisi
geografis, seperti halnya potensi perikanan
di Kabupaten Karawang. Kabupaten
Karawang merupakan salah satu Kabupaten
di Jawa Barat dengan luas wilayah 175.327
Ha.Luas tersebut merupakan 3,73 % dari
luas Provinsi Jawa Barat. Memiliki panjang
pantai 73,65 km2 dan luas pesisir 20.481
Ha.
Kabupaten Karawang menerapkan
kegiatan budidaya tambak pada tahun 2015
dengan menghasilkan komoditi tambak
sebanyak 14.968,94 ton/tahun. Sebagai
contoh pada saat ini, Kecamatan Cibuaya
mampu menghasilkan komonditi tambak
sebanyak 12.031,01 ton/tahun, yang terdiri
dari udang 643,68 ton/tahun dan ikan
bandeng 569.33 ton/tahun (Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Karawang,
2015).
Tambak merupakan kolam yang
dibangun di daerah pasang surut dan
digunakan sebagian tempat untuk
membudidayakan ikan, udang dan hewan
lain yang biasa hidup di air payau. Sumber
air yang masuk ke dalam tambak sebagian
besar berasal dari laut saat terjadinya
pasang surut (Mujiman, 1989, hlm.
15).Tambak merupakan salah satu
alternatif untuk mencari pemanfaatan lahan
4 | Novianti, dkk
Pengaruh Usaha Budidaya Tmbak terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tambak…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
di tepi pantai, tambak juga sebagai kegiatan
perikanan darat yang hanya dapat
dilakukan pada daerah yang didukung akan
kemudahan memperoleh air laut sebagai
hidup ikan dan udang, yang menghasilkan
pendapatan bagi petani tambak (Faiq,dkk,
(2012).
Kegiatan usaha budidaya tambak
menjadi salah satu mata pencaharian petani
tambak di Kecamatan Cibuaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga
seperti: kebutuhan makan, pendidikan
maupun kebutuhan hidup yang lainnya
(Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Karawang,2014).
Melihat kondisi dan data yang
menyatakan bahwa terdapat penurunan
hasil komoditi tambak di Kecamatan
Cibuaya, maka hal ini tentunya akan
berpengaruh terhadapnya kondisi
kesejahteraan petani, karena pendapatan
para petani tambak di kecamatan Cibuaya
tersebut juga ikut menurun. Walaupun
dalam indikator kesejahteraan petani
tambak bukan hanya dari pendapatan,
namun juga beberapa indikator dapat
mempengaruhinya seperti: tingkat
pendidikan, kesehatan dan kepemilikan
rumah. Akan tetapi pendapatan merupakan
salah satu dari indikator kesejahteraan yang
dapat mempengaruhi secara langsung
terhadap kesejahteraan petani tambak di
Kecamatan Cibuaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut
maka dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah dalam penelitianyaitu: Bagaimana
pola usaha budidaya tambak di Kecamatan
Cibuaya Kabupaten Karawang
danSeberapa besar pengaruh usaha
budidaya hasil tambak terhadap kondisi
sosial ekonomi petani tambak di
Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang.
METODE
Metode penelitian yang digunakan
ialah metode deskriptif dan observasi
lapangan.Wilayah penelitian ini
Kecamatan Cibuaya yang menjadi
responden penelitian petani tambak di
Kecamatan Cibuaya yang terdiri dari dua
Desa diantaranya: Sedari dan Cibuaya
jumlah sample 85 orang petani tambak
dengan cara sampel diambil secara simple
random sampling merupakan pengambilan
objek atau individu.
Sampel dari populasi dilakukan
secara acak tidak memperhatikan strata
yang ada dalam populasi (Sugiono, 2013,
hlm. 64). Teknik Pengumpulan data yaitu:
observasi lapangan, wawancara, studi
kepustakaan dan studi dokumentasi.
Analisi data pada penelitian ialah
menggunakan metode presentase, tabulasi
silang (crosstabulation) merupakan tabel
yang memuat suatu jenis informasi yang
telah dianalisis dan dari tabel tersebut dapat
diambil kesimpulan (Tika, 2005 hlm. 74)
dan korelasi produt moment merupkan
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
teknik korelasi ini digunakan untuk
mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis anatara hubungan dua variable
bila data kedua variabel berbentuk interval
atau ratio dan sumber data dari dua variabel
atau lebih adalah sama (Sugiyono, 2013,
hlm. 228). Variabel pada penelitian ini
yaitu: Karakteristik petani tambak (usia,
pendidikan, pengalaman kerja, jumlah
tanggungan petani tambak). Karakteristik
usaha budidaya tambak (luas lahan tambak,
status kepemilikan lahan tambak, modal
usaha tambak, jenis komoditas) dan
Kondisi sosial ekonomi (pendapatan,
pendidikan anak, fasilitas kepemilikan
rumah serta kesehatan petani tambak).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian di Kecamatan
Cibuaya memiliki luas wilayah 96,77 Km2
(BPS, 2015). Secara astronomis terletak
pada 107o15’00’’BT-107o24’24’’BT dan
5o57,5’9’’LS-6o06’12’’. Sedangkan secara
geografis Kecamatan Cibuaya memiliki
batas-batas administrasi diantaranya:
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut
Jawa, Sebelah Timur berbarasan dengan
Kecamatan Pedes dan Laut Jawa, Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Pedes dan Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Tirtajaya. Kecamatan Cibuaya
yang menjadi lokasi penelitiannya terdiri
dari dua Desa yaitu: Cemarajaya dan
Sedari.
Usaha budidaya tambak merupakan
salah satu usaha perikanan rakyat daerah
pesisir laut yang dijadikan penelitian yaitu
Kecamatan Cibuaya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha budidaya tambak
adalah faktor fisik dan sosial yang meliputi
iklim, tanah, salinitas air. ilkim di
Kecamatan Cibuaya sangat mendukung
karena usaha budidaya tambak dengan
iklim di Kecamatan Cibuaya dikatagorikan
E yaitu agak kering, hal itu berdasarkan
syarat lokasi budidaya tambak yang
memerlukan daerah iklim yang agak kering
dengan suhu 26oC-30 oC sangat cocok
karena suhu di Kecamatan Cibuaya
memiliki suhu 26 oC-28 oC, jenis tanah
alluvial, salinitas air atau kadar garam 15-
35o/oo, pH air 7-8, kecerahan warna air
coklat dan coklat kehijauan serta topografi
Kecamatan Cibuaya yang memiliki
ketinggian 0-100 mdpl.
6 | Novianti, dkk
Pengaruh Usaha Budidaya Tmbak terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tambak…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Gambar 1 Peta Sampel Penelitian Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang
Sumber : Peta Peta RBI lembar 1209-543 Cibuaya, lembar 1209-544 Sungai Buntu dan lembar 1210-221 Tirtasari. Skala 1 :
25.000 Tahun 1999
1. Karakteristik Petani Tambak
diKecamatan Cibuaya
Karakteristik petani tambak ialah
faktor-faktor yang mempengaruhi usaha
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
0
5
10
15
20
1-4Tahun
5-7Tahun
8-10Tahun
>11Tahun
Pengalaman Budidaya Tambak
Pen
did
ikan
Pet
ani T
amb
ak
Tabulasi Silang Pengalaman Budidaya Tambak dan Tingkat Pendidikan
Petani Tambak
Tamat SD/Sederajat
Tamat SMP/Sederajat
Tamat SMA/Sederajat
Tamat Perguruan Tinggi
produksi budidaya tambak dengan
karakteristik faktor sosialnya diantaranya:
a. Tingkat Pendidikan Petani Tambak
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 2
Tabulasi Silang Tingakat Pendidikan
dan Usia Petani Tambak
Berdasarkan Gambar 2 dapat
diketahui bahawa tingkat pendidikan petani
tambak di Kecamatan Cibuaya sebagian
besar tamatan SD/Sederajat, meskipun
demikian tingkat pendidikan formal petani
tambak bukan penghalang atau salah
satunya indikator bagi petani tambak untuk
melakukan kegiatan yang dapat menunjang
aataupun meningkatkan taraf kehidupan
mereka. Jumlah petani tambak berdasarkan
responden sebagian besar usia produktif
yaitu 36-60 tahun ini tentu sangat baik
karena untuk melakukan kegiatan usaha
budidaya tambak bawasannya dengan usia
produktif petani tambak akan melakukan
kegiatan pengelolaan usaha budidaya
tambak tersebut secara maksimal.
b. Pengalaman Budidaya Petani Tambak
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 3
Tabulasi Silang Pengalaman Budidaya
Tambakdan Usia Petani Tambk
Berdasarkan Gambar 3 dapat
diketahui bahawa Petani tambak di
Kecamatan Cibuaya memiliki pengalaman
budidaya tambak yang sangat beragam,
berdasarkan data tersebut tingkat
pengalaman budidaya tambak para petani
tambak di Kecamatan Cibuaya tersebut
memadai atau baik untuk usaha budidaya
tambak, akan tetapi walaupun tingkat
pendidikan formal yang dimiliki petani
tambak sebagian besar tamatan
SD/Sederajat tidak besar berpengaruh
terhadap kegiatan usaha budidaya tambak
karena pengelolaan usaha budidaya tambak
tersebut tidak hanya pendidikan formal
yang dibutuhkan pengalaman atau
keterampilan pengelolaan usaha budidaya
sangat dibutuhkan juga sehingga petani
tambak yang memiliki pendidikan formal
0
5
10
15
20
25
TamatSD/Sederajat
TamatSMP/Sederajat
TamatSMA/Sederajat
TamatPerguruan
Tinggi
Tingkat Pendidikan
Usi
a P
eta
ni T
amb
ak
Tabulasi Silang Tingkat Pedidikan dan Usia Petani Tambak
25-35Tahun36-40Tahun>60 Tahun
8 | Novianti, dkk
Pengaruh Usaha Budidaya Tmbak terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tambak…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
0
5
10
15
1 orang 2 orang 3 orang > 3orang
Jumlah Tanggungan
Usi
a P
eta
ni T
amb
ak
Tabulasi Silang Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga dan Usia Petani
Tambak
25-35 Tahun
36-60 Tahun
> 60 Tahun
0
10
20
30
40
1-3 Ha 4-6 Ha 7-10 Ha > 10 Ha
Luas Lahan Tambak
Stat
us
Ke
pe
mili
kan
Tam
bak
Tabulasi Silang Luas Tambak dan Status KepemilikanTambak Petani Tambak
Milik sendiri
Milik orang lain
Menyewa
yang tinggi ataupun rendah tidak
berpengaruh sangat signitifikan sehingga
semua bagi petani tambak yang memilki
pendidikan rendah memilki peluang yang
sangat besar untuk meningkatkan sosial
ekonomi keluarganya karena dengan
memiliki pengalaman budidaya tambak
yang sudah lama akan membantu untuk
meningkatkan hasil produksi tambak yang
tinggi atau banyak.
c. Jumlah Tanggungan
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 4
Tabulasi Silang Jumlah Tanggungan
Anggota Keluaraga dan Usia Petani
Tambak
Berdasarkan Gambar 4 dapat
diketahui bahawaPetani tambak di
Kecamatan Cibuaya memiliki usia yang
beragam bawasannya sebagian besar
memiliki usia yang masih produktif dengan
sebagian besar mempunyai jumlah
tanggungan 3 orang, hal tersebut tentu
sangat baik untuk keberlangsungan
kegiatan pengelolaan usaha budidaya
tambak maupun keberlangsungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup anggota
keluarga karena dengan usia yang produktif
akan melaukan kegiatan usaha budiadaya
tambak secara maksimal sehingga jumlah
tanggungan anggota keluarga terpenuhi.
1. Karakteristik Usaha Budidaya
Tambak di Kecamatan Cibuaya
a. Input Produksi Usaha Budidaya Tambak
1) Luas Lahan Tambak
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 5
Tabulasi Silang Luas Lahan Tambak
dan Status Kepemilikan Tambak
Berdasarkan Gambar 5 dapat
diketahui bahawaPetani tambak di
Kecamatan Cibuaya sebagian besar
memiliki luas lahan yang cukup luas
kisaran >10 Ha dengan status kepemilikan
lahan tambak yang dimiliki para petani
tambak semuanya milik sendiri, karena
dengan memiliki luas lahan yang luas serta
lahan tambak milik sendiri, peluang hasil
komoditi tambak yang akan didapat oleh
petani tambak tinggi dengan luas tambak
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
0
10
20
30
40
1-3 Ha 4-6 Ha 7-10 Ha > 10 Ha
Luas Lahan Tambak
Mo
dal
Usa
ha
Bu
did
aya
Tam
bak
Tabulasi Silang Luas Lahan Tambak dan Modal Usaha Budidaya Tambak
Rp. 10.000.000Rp.15.000.000
Rp.16.000.000-Rp.25.000.000
Rp.26.000.000-Rp.35.000.000
Rp.36.000.000-Rp.45.000.000
24%
29%
47%
0%
Jenis Komoditas di Tambak di Kecamatan Cibuaya
Udang
Ikan Bandeng
Udang dan Ikan Bandeng
yang tinggi akan menunjang kesejahteraan
petani tambak tersebut.
2) Modal
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 6
Tabulasi Silang Luas Lahan Tambak
dan Modal Usaha Budidaya Tambak
Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui
bahawa Petani tambak di Kecamatan
Cibuaya mempunyai modal usaha yang
cukup beragam dari mulai yang rendah
sampai tinggi, luas lahan tambak juga
cukup beragam dari yang sempit smapai
yang luas, petani tambak di Kecamatan
Cibuaya sebagian besar memilki modal
yang tinggi dan luas lahan tambak sebgaian
besar juga sangat luas dengan hal ini akan
menyebabkan pengahsilan atau pendapatan
petani tambak yang tinggi juga karena
dengan luas lahan tambak yang luas serta
modal usaha yang tinggi juga aka
mempengaruhi hasil komoditi yang
diperoleh petani tambak sehingga
kesejahteraan petani juga bisa diperoleh
apabila dilihat dari indikator luas lahan
serta modal usaha yang dimilki petani
tambak.
3) Jenis Komoditas di Tambak
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 7
Jenis Komoditas di Tambak
Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui
bahawa 47,06% dari jumlah responden 85
orang jenis komoditas yang dibudidaya
udang dan ikan bandeng. Hal ini
dikarenakan petani tambak di Kecamatan
Cibuaya mempunyai pola usaha budidaya
tambak polikultur yaitu: polikultur antara
udang dan ikan Bandeng. Karena petani
tambak di Kecamatan Cibuaya melihat
peluang bahwa ikan bandeng dan udang
sangat besar serta banyak konsumen yang
berminat untuk mengkonsumsinya.
10 | Novianti, dkk
Pengaruh Usaha Budidaya Tmbak terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tambak…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
0
5
10
15
20
25
30
35
Rp12.000-Rp.15.000 Rp.15.000-Rp.20.000
Harga Produksi Ikan Bandeng Per (Kg)
Har
ga P
rod
uks
i Ud
ang
(Kg)
Harga Produksi Udang dan Ikan Bandeng
Rp.20.000-Rp.30.000
Rp.30.000-Rp.40.000
0
10
20
Rp
.50
.00
0.0
00-
Rp
.60
.00
0.0
00
Rp
.61
.00
0.0
00-
Rp
.85
.00
0.0
00
Rp
.86
.00
0.0
00-
Rp
.10
0.0
00
.00
0
>Rp
.10
0.0
00
0
Pendapatan Hasil Produksi Tambak
Jum
lah
Tan
ggu
nga
n
Tabulasi Silang Pendapatan Hasil Produksi Tambak dan Jumlah Tanggungan Anggota
Keluarga
1 orang
2 orang
3 orang
> 3 orang
b. Output Produksi Usaha Budidaya
Tambak
1) Harga Produksi Hasil Tambak
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 8
Tabulasi Silang Harga Produksi Udang
dan Ikan Bandeng
Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui
bahawaharga udang dan ikan bandeng yang
diperoleh petani tambak di Kecamatan
Cibuaya tersebut tergantung dari berat serta
kualitas udang dan ikan bnadeng tersebut
karena semakin berat atau besar perekornya
serta kulaitasnya bagus harga udang dan
ikan bandeng tersebut semakin makin
mahal atau tinggi harga jualnya. Dengan
harga jual yang tinggi ataupu rendah akan
mempenagruhi pendapatan yang diperoleh
petani tambak.
2) Pendapatan
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar 9
Tabulasi Silang Pendapatan
HasilProduksi Tambak dan
JumlahTanggungan Anggota Keluarga
Petani Tambak
Berdasarkan Gambar 9 dapat
diketahui bahawapetani tambak di
Kecamatan Cibuaya sebagian besar
memiliki pendapatan hasil produksi yang
cukup tinggi kisaran >Rp.100.000.000,
sedangkan tanggungan anggota keluarga
paling banyak 2 orang. Sehingga petani
tambak di Kecamatan Cibuaya termasuk
sejahtera, karena dengan pendapatan yang
cukup tinggi serta jumlah tanggungan
anggota keluarga yang termsuk tidak
banyak tersebut membuat antara
pendapatan dan pengeluaran untuk
memenuhi kebutuhan hidup tanggungan
anggota keluarga tidak kurang.
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
0
10
20
30
Rp
.50
.000
.00
0-R
p.6
0.00
0.0
00
Rp
.61
.000
.00
0-R
p.8
5.00
0.0
00
Rp
.86
.000
.00
0-R
p.1
00.0
00.
000
>Rp
.10
0.00
00
Pendapatan Hasil Produksi Tambak
Keu
ntu
nga
n/L
aba
Has
il P
rod
uks
i Tam
bak
Tabulasi Silang Pedapatan dan Keuntungan/Laba
Hasil Produksi Tambak
Rp.35.0000.0000-Rp.50.000.000
Rp.51.000.000-Rp.75.000.000
Rp.76.0000.0000-Rp.85.000.000
>Rp. 85.000.0000
3) Laba/ Keuntungan Usaha Hasil
Produksi Tambak
Sumber: Hasil Penelitian 2016
Gambar10
Tabulasi Silang Pendapatan dan
Keuntungan/Laba
Hasil Produksi Tambak
Berdasarkan Gambar 10 dapat
diketahui bahawapetani tambak di
Kecamatan Cibuaya memperoleh
pendapatan hasil produksi tambak kisaran
>Rp.100.000.000, sedangkan memperoleh
keuntungan/laba usaha budidaya tambak
kisaran Rp.76.000.000-Rp.85.000.000,
sehingga petani tambak di Kecamatan
Cibuaya termasuk kedalam keluaraga yang
sejahtera karena pendapatan serta
keuntungan/laba hasil produksi tambaknya
cukup tinggi, dengan pendapatan yang
cukup tinggi kebutuhan hidup petani
tambak bisa terpenuhi.
Pola Usaha Budidaya Tambak di
Kecamatan Cibuaya yang dilakukan
sebagian besar petani tambak di Kecamatan
Cibuaya yaitu pola usaha ekstensif atau
tradisional dan semi intensif. Sedangka pola
tanam tambak yang dilakukan petani
tambak di Kecamatan Cibuaya yaitu
monokultur dan polikultur. Polikulturnya
kebanyakan antara udang dengan ikan
bandeng. Budidaya polikultur ini cukup
menguntungkan petani tambak, karena bisa
memanen dua komoditas sekaligus dalam
satu siklus budidaya, sehingga
menguntungkan secara ekonomis dan dari
segi teknis pemeliharaan juga lebih mudah
dan murah (Dolorosa, dkk, 2014).
Faktor sosial yang mempengaruhi
budidaya usaha tambak yaitu: modal, luas
produksi hasil tambak dan pemasaran.
Modal usaha budidaya terbilang beragam
juga karena modal usaha budidaya
tergantung luas tambak karena luas tambak
mempengaruhi modal yang akan digunakan
untuk usaha budidya tambak.
Pemasaran yaitu yang sering disebut
penjualan, sasaran pemasaran adalah
memindahkan barang dari penjual ke pihak
pembelidengan harga yang memuaskan
(Hanafiah dan Saefuddin, 1983, hlm. 35).
Produksi hasil tambak di Kecamatan
Cibuaya pemasaranya dijual ke tengkulak
karena mempermudah pemilik tambak
12 | Novianti, dkk
Pengaruh Usaha Budidaya Tmbak terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tambak…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
menjual dengan tidak harus jauh-jauh
menjualnya. Skema pemasaran hasil
tambak di Kecamatan Cibuaya dapat dilihat
pada Gambar 11
Gambar 11 Skema Pemasaran Hasil Produksi
Tambak di Kecamatan Cibuaya
Sumber: Hasil Penelitian 2016
KESIMPULAN
1. Pola usaha budidaya yang dilakukan
petani tambak di Kecamatan Cibuaya
yaitu sebagian besar ekstensif atau
tradisional dan semi intensif.
2. Pengaruh usaha budidaya tambak
terhadap kondisi social ekonomi petani
tambak di Kecamatan Cibuaya
Kabupaten Karawang dengan indikator
diantaranya: pendapatan, tingkat
pendidikan anak, kepemilikan fasilitas
rumah dan kesehatan kesehatan petani
tambak.
a. Petani tambak di Kecamatan Cibuaya
memilikipendapatan hasil produksi
tambak cukup tinggi kisaran
>Rp.100.000.000 dengan jumlah
pengeluaran kebutuhan hidup sebagian
besar Rp.3.000.000, sehingga petani
tambak di Kecamatan Cibuaya termasuk
sejahtera. Karena pendapatan yang
diperoleh petani tambak bisa memenuhi
kebutuhan hidup anggota keluarga
petani tambaknya karena pendapatan
merupakan termasuk salah satu indikator
kesejahteraan petani tambak atau
keluarga.
b. Petani tambak di Kecamatan Cibuaya
mempunyai renacana anaknya setelah
lulus sekolah dilanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi, dengan memilki
pendapatan hasil produksi tambak
kisaran >Rp.100.000.000. Walaupun
sebagian petani tambak memiliki
peluang yang cukup tinggi untuk
memperoleh pendapatan atau
penghasilan yang cukup tinggi tanpa
memiliki pendidikan yang tinggi, akan
tetapi petani tambak berencana anaknya
memiliki pendidikan yang lebih baik
karena bukan hanya pendapatan sebagai
indikator kesejahteraan karena
pendidikan juga termasuk salah salah
satu indikator kesejahteraan dengan
memiliki pendidika yang jauh lebih baik
sehingga mengurangi atau salah satu
membantu pemberantasan buta huruf di
Kecamatan Cibuaya.
Petani Tambak Tengkulak
Pasar atau
Supermaket
Konsumen
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 13
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
c. Petani tambak di Kecamatan Cibuaya
sebagian besar memiliki kepemilikan
fasilitas rumah yang dimiliki petani
tambak lengkap, karena dengan
mempunyai pendapatan yang tinggi dan
kepemilikan fasilitas rumah lengakap
petani tambak tersebut termasuk
kategori kelauraga sejahtera karena
pendapatan dan kepemilikan fasilitas
rumah adalaha salah satu indikator
kesejahteraan keluaraga untuk
menunjang kebutuhan hidup yang
sekunder.
d. Petani tambak di Kecamatan Cibuaya
sebagian besar memilki kondisi
kesehatan anggota keluarga petani
tambak dalam satu tahun kadang-kadang
atau tidak sering sakit. Hal tersebut
menunjukkan petani tambak di
Kecamatan Cibuaya termasuk sejahtera
karena kesehatan tersebut termasuk
salah satu indikator kesejahteraan.
Dengan memilki kesehatan yang baik
atau jarang sakit maka petani tambak
juga akan bisa mengerjakan tugasnya
untuk pengelolaan usaha budidaya
tambak juga secara maksimal untuk
mendapatkan hasil komoditi kualitas
yang bagus serta pendapatan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU
Hanafiah, AM dan Saefuddin AM.
(1983). Tata Niaga Hasil
Perikanan, Universitas Indonesia
Mudjiman, Ahmad. (1983). Budidaya
Bandeng di Tambak. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Rosyidi, S. (2006). Pengantar Teori
Ekonomi: Pendekatan
Kepada Teori Makro dan
Mikro. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. (2013). Statistika untuk
Penelitian. Bandung:
Alfabeta
SUMBER DOKUMEN
Badan Informasi Geospasial
(BIG )2012
Kementrian Kelautan dan Perikanan
(2014)
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Karawang (2015)
Tika, M.P. (2005). Metode Penelitian
Geografi. Jakarta : Bumi Aksara
JURNAL
Faiq, H. Hastuti, D. dan Sasongko,
A.S.(2012).AnalisisPendapatanBudid
aya BandengKelurahan Tugurejo
Kecamatan Tugu Kota Semarang.
Jurnal:StafPengajar Fakultas
Pertanian danMahasiswa Program
Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Wahid Hasyim, 8 (1), hlm
72-85.
Dolorosa, E. Masyhuri, Lestari dan
Jamhari. (2014). Analisis Kelayakan
Finansialusaha Perikanan Tambak
Polikultur Bandeng-Udang Widu.
Jurnal: Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian
14 | Novianti, dkk
Pengaruh Usaha Budidaya Tmbak terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tambak…
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Universitas Tanjungpura dan
Universitas Gajah Mada. 3 (2), hlm. 20-
36.
Nugroho, M. (2015). Pemberdayaan
Masyarakat Nelayan di Kabupaten
Pasuruan: Kajian Pengembangan
Model Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Di Wilayah Pesisir Pantai.
Jurnal: Teknologi Pangan, 6 (1),
hlm.19-26