ANALISIS PRAKTIK OPERASIONAL PRODUK PEMBIAYAAN...
Transcript of ANALISIS PRAKTIK OPERASIONAL PRODUK PEMBIAYAAN...
i
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
ANALISIS PRAKTIK OPERASIONAL PRODUK
PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BMT UMMATAN
WASATHAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh:
AAN FATKHUNIAM
NIM. 12401173128
Dosen Pembimbing Lapangan
DR. SYAFRUDIN ARIF MARAH MANUNGGAL, M.S.I
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN
LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui dan disahkan
pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 07 Februari 2020
Di : KSPPS BMT Ummatan Wasathan kelurahan Kutoanyar
Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung
Judul Laporan : Analisis Praktik Operasional Produk Pembiayaan
Mudharabah pada BMT Ummatan Wasathan
MENYETUJUI
DOSEN PAMONG
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
ROFIKOH. DR. SYAFRUDIN ARIF MARAH MANUNGGAL, M.S.I
NIP. 19770423 2009121 001
MENGESAHKAN
a.n. DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM
SISWAHYUDIANTO, M.M.
iii
NIDN.201506842
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, atas segala berkah dan rahmatnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang berjudul,
“Analisis Praktik Operasional Produk Pembiayaan Mudharabah dalam BMT
Ummatan Wasathan.” Shalawat berserta salam ke pangkuan Nabi Besar
Muhammad Saw., yang telah berjuang untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh
penjuru dunia.
Laporan ini ditulis berdasarkan pengalaman yang penulis dapatkan selama
mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan di BMT Ummatan Wasathan Selama
kurang lebih lima minggu. Dalam penulisan laporan ini, tentunya penulis
menghadapi kendala. Namun, berkat bantuan berupa motivasi, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Pengalaman Lapangan ini dengan tepat waktu. Sehingga, penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan,
khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor di IAIN Tulungagung,
2. Bapak H. Dede Nurohman, M.Ag. selaku Dekan dari Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam,
3. Bapak Muhammad Aqim Adlan, M.E.I. selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah IAIN Tulungagung,
4. Ibu Nurul Fitri Ismayanti, M.E.I. selaku Dosen Pembimbing Lapangan,
5. Ibu Rofikoh selaku Dosen Pamong yang membimbing dan mengajari
dengan sepenuh hati semua kegiatan di BMT Ummatan Wasathan,
6. Ibu Hanhan Jamilah S.Pd. selaku pengelola BMT Ummatan Wasathan,
7. Serta temang-teman dan seluruh pihak yang telah mengorbankan waktu
dan pikirannya untuk berbagi ilmu dalam membantu menyelesaikan
penyusunan laporan ini.
iv
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak
yang terlibat dalam membuat Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini, semoga
semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari adanya kekurangan dari penulisan Laporan Praktik
Pengalaman Lapangan ini, maka penulis sangat mengharapkan kritikan beserta
saran untuk memperbaiki Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini. Dengan
segala ketulusan hati, penulis berharap semoga Laporan Praktik Pengalaman
Lapangan ini dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan umumnya, dunia
perbankan khususnya, bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya serta
mendapatkan ridha Allah SWT.
Tulungagung, 7Februari 2020
Penulis,
AAN FATKHUNIAM
NIM. 12401173128
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................... i
Halaman Persetujuan Praktik Pengalaman Lapangan ............................... ii
Kata Pengantar .......................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A.Dasar Pemikiran ........................................................................................................... 1
B.Tujuan dan Kegunaan .................................................................................................. 2
C.Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................................. 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK A.Profil BMT Ummatan Wasathan .......... 4
B.Pelaksanaan Praktik di BMT Ummatan Wasathan .................................................. 8
C.Permasalahan di Lapangan .......................................................................................... 9
D.Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ..................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI ......... 11
A.Pengertian ................................................................................................................... 11
B.Mekanisme Pembiayaan Mudharabah dalam BMT Ummatan Wasathan .......... 12
C.Penentuan Nisbah Bagi Hasil pada Pembiayaan Mudharabah dalam ................ 14
BMT Ummatan Wasathan............................................................................................. 14
D.Perkembangan Produk Pembiayaan Mudharabah pada BMT ............................. 17
Ummatan Wasathan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
E.Manfaat Produk Pembiyaan Mudharabah pada BMT Ummatan ........................ 19
Wasathan ......................................................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... 21
A.Kesimpulan ................................................................................................................. 21
B.Saran-saran .................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Dasar Pemikiran
Lembaga keuangan syariah merupakan badan hukum yang
bergerak di bidang jasa keuangan yang melibatkan pihak pemilik dana
dengan pihak yang kekurangan dana dan membutuhkan dana dengan
teknik operasional menggunakan syariah. Lembaga keuangan syariah
merupakan bentuk implementasi sistem Islam. Islam tidak hanya sebagai
agama tetapi juga sebagai cara hidup bagi umat manusia. Karenanya Islam
memberikan bentuk lembaga keuangan syariah sebagai wadah keinginan
masyarakat yang ingin berinvestasi dan sesuai sesuai persyaratan
kemampuan syariah.
Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan yang pesat, hal tersebut bisa kita lihat
dengan banyaknya lembaga-lembaga keuangan yang berdiri baik lembaga
bank maupun non bank misalnya seperti asuransi syariah, koperasi syariah
maupun Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).
Baitul Maal Watamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro
yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan
bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan
martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yang tata cara beroperasinya
mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist. Baitul Maal
Watamwil (BMT) beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.
Keberadaan BMT dapat dipandang memilliki dua fungsi utama,
yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat,
infaq, sedekah, dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang
bergerak dibidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya
bank. Pada fungsi yang kedua ini dapat dipahami bahwa kegiatan BMT
adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
2
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha mikro dan kecil,
antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan
ekonominya.
Salah satu produk pembiayaan dalam BMT Ummatan Wasathan
adalah Pembiayaan Mudharabah. Mudharabah adalah kerja sama antara
dua atau lebih dari pihak pemilik modal, yang mempercayakan sejumlah
modal dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik modal kepada
pengelola. Setiap keuntungan yang didapatkan akan dibagi menurut nisbah
tertentu yang disepakati. Sedangkan resiko kerugian ditanggung penuh
oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian yang diakibatkan oleh
kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak pengelola dana.
Pembiayaan mudharabah ini memudahkan anggota menengah
kebawah yang kekurangan dana dan ingin melakukan usaha/bisnis. Dalam
BMT Ummatan Wasathan pembiayaan Mudharabah adalah produk yang
paling diminati, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji dalam
bentuk Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tentang pelaksanaan
pembiayaan Mudharbah kepada anggota, khususnya pada BMT Ummatan
Wasathan dan mengambil judul “Analisis Praktik Operasional Produk
Pembiayaan Mudharabah pada BMT Ummatan Wasathan.”
B.Tujuan dan Kegunaan
Tujuan Praktik Pengalaman Langsung
1. Untuk mengetahui seberapa jauh teori yang didapat dari perkuliahan
dipahami oleh mahasiswa.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melihat secara
langsung yang terjadi dilapangan, sehingga mengetahui apakah praktik
dilapangan sesuai dengan teori atau tidak.
3. Untuk mempersiapkan mahasiswa khususnya jurusan Perbankan
Syariah dari IAIN Tulungagung siap untuk terjun di dunia kerja
nantinya, dan diharapkan mampu menjadi tenaga yang professional
dibidangnya, terutama pada lembaga keuangan syariah.
3
Tujuan Laporan Praktik Pengalaman Langsung
1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan mudharabah pada BMT
Ummatan Wasathan.
2. Untuk mengetahui penentuan nisbah bagi hasil dalam pembiayaan
mudharabah pada BMT Ummatan Wasathan.
3. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan mudharabah di BMT
Ummatan Wasathan.
4. Untuk mengetahui manfaat pembiayaan mudharabah pada BMT
Ummatan Wasathan.
KegunaanPraktik Pengalaman Langsung
1. Dengan adanya Praktik Pengalaman Langsung dapat menilai seberapa
jauh mahasiswa memahami materi perkuliahan yang telah diperoleh.
2. Dengan adanya Praktik Pengalaman Langsung mahasiswa dapat
mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori dengan praktik di
dunia kerja.
3. Dengan adanya Praktik Pengalaman Langsung mahasiswa dapat
mempraktikkan langsung apa yang telah didapatkan di perkuliahan.
Kegunaan Laporan Praktik Pengalaman Langsung
1. Bagi Penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan
produk pembiayaan mudharabah di BMT Ummatan Wasathan.
2. Bagi Mahasiswa, semoga dapat menjadi contoh saat ingin membuat
Laporan Praktik Pengalaman Langsung.
3. Bagi Lembaga, semoga dapat berguna bagi BMT Ummatan Wasathan.
C.Waktu dan Tempat Pelaksanaan.
Praktik Pengalaman Langsung dilaksanakan pada tanggal 07
Januari 2020 sampai 04 Februari 2020. Dan bertempat di BMT Ummatan
Wasathan, Tretek Tulungagung. Jam kerja di BMT Ummatan Wasathan
yaitu hari Senin sampai Kamis pukul 08:00-13.00 WIB, sedangkan untuk
hari Jum’at dan Sabtu pukul 08:00-12.00 WIB.
4
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil BMT Ummatan Wasathan
1.Latar Belakang
Ditengah semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Watamwil yang
dikenal dengan sebutan BMT, Baitul Maal Watamwil ( BMT) adalah suatu
lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitut
Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha pengumpulan dan
penyaluran dana nonprofit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan
Baitut Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana
komersial. BMT pertamakali dimotori oleh BMT Bina Insan Kamil tahun
1992 di Jakarta, yang telah mampu memberi warna bagi perekonomian
kalangan para pengusaha mikro. Lembaga BMT merupakan kegiatan
ekonomi rakyat dengan Falsafah ’’Dari Anggota Untuk Anggota”.
Dengan mengacu pada UU NO 25 1992 tentang perkoperasian, yang
dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum dengan melaksanakan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang didasarkan atas azas kekeluargaan. BMT “Ummatan Wasathan”
adalah merupakan lembaga yang berbadan hukum koperasi dan dalam
pelaksanaannya mengacu pada prinsip-prinsip syari’ah.
2.Sejarah berdirinya Koperasi syari’ah BMT Ummatan Wasatahan
Sebagai lembaga keuangan yang berbadan hukum koperasi, BMT
“Ummatan Wasathan” berdiri sejak tahun 2002 dengan Nomor Badan
Hukum 188.2/20/BH/424.75/2002 alamat kantor lama yang tertera di
AD/ART yaitu: Jl. Patimura Barat no. 02 Kelurahan Tertek Tulungagung.
Karena beberapa pertimbangan, alamat kantor berpindah ke alamat yang
baru, Perum. Kutoanyar Permai Blok D-36 Kel. Kutoanyar Kab.
Tulungagung. Lembaga ini awal berdirinya diprakarsai oleh 20 orang
pengurus dan aktifis Partai Bulan Bintang (PBB) kabupaten Tulungagung
sekitar tahun 2000 yang beralamat di Jl. I. Gusti Ngurah Rai VI No. 05
5
Tulungagung. Tujuan awal didirikannya BMT ini, sebagai sarana simpan
pinjam bagi pengurus dan anggota Partai Bulan Bintang (PBB). Namun
sejak berbadan hukum koperasi pada tahun 2004, lembaga ini
keanggotaannya terbuka untuk umum. Adapun modal awal BMT
“Ummatan Wasathan” sebesar Rp. 20,000,000 yang terdiri dari simpanan
wajib dan pokok 20 orang pendiri. Seiring dengan berjalannya waktu
anggota koperasi BMT Ummatan Wasathan terus bertambah sehingga
Aset yang dimiliki bertambah besar jumlah anggotanyapun semakin
banyak dari berbagai kalangan yang terus berkembang sampai sekarang.
3.Visi dan Misi BMT Ummatan Wasathan
Visi Kopsyah BMT Ummatan Washatan adalah Terciptanya
lembaga keuangan Syari’ah yang mampu mensejahterakan anggota dan
umat Islam Tulungagung dan dikelola secara profesional serta membawa
kemaslahatan bagi anggota baik pemilik modal maupun peminjam.
Sedangkan Misi yang ingin dicapai adalah:
a. Membangun Sebuah Lembaga Keuangan Syari’ah yang dikelola
secara profesional, transparan dan akuntabel dengan berlandaskan
pada prinsip Syari’ah Islam.
b. Menghimpun dana dari Anggota guna dikelola secara Profesional dan
akuntabel serta membawa kemaslahatan bagi pemilik modal berupa
Bagi Hasil (Keuntungan).
c. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan umat Islam Kabupaten
Tulungagung, dengan menyentuh kebutuhan dan permasalahan usaha
kecil dalam sector permodalan dengan menyediakan pembiayaan
secara islami, tepat sasaran, cepat dan profesional.
d. Membantu pelaksanaan Program pemerintah yang berhubungan
dengan pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah
4.Tujuan
a. Menghimpun Dana dari anggota dalam bentuk Simpanan pokok,
simpanan wajib (saham) dan simpanan Sukarela berjangka (deposito),
6
simpanan sukarela ( Sipermas) dengan sistem bagi hasil dan simpanan
sukarela (Wadi’ah Amanah).
b. Membantu pengembangan permodalan usaha kecil dan menengah
melalui prinsip bagi hasil.
c. Meningkatkan perolehan laba (profitabilitas) Koperasi Syari’ah BMT
ummatan Washatan
d. Meningkatkan Asset Koperasi BMT Ummatan Washatan
e. Meningkatkan pelayanan terhadap anggota dan calon anggota
f. Berperanserta dalam upaya peningkatan perekonomian anggota pada
khususnya dan masyarakat Tulungagung pada umumnya
5.Sumber Permodalan
Permodalan diperoleh dari Simpanan Anggota atau calon anggota
dengan sistem sebagai berikut :
Jenis Simpanan Jenis Nilai
Minimal
Bagi Hasil
1.Simpanan Pokok Saham Rp. 50.000 25% dari pendapatan SHU
2.Simpanan Wajib Saham Rp. 10.000 25% dari pendapatan SHU
3.Simpanan Mudharabah/
Sipermas
Tabungan Rp. 10.000 50% dari
pendapatan/Bulan
4.Simpanan Mudharabah/
Berjangka
Deposito Rp. 1000.000 60% dari
pendapatan/Bulan
5.Simpanan Wadi’ah
Amanah
Tabungan Rp. 1000 0 %
PRODUK DI KOPSYAH BMT ’’UMMATAN WASATHAN”
1 Pembiayaan a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
c. Pembiayaan Murabahah
d. Pembiayaan Bai' Bitsaman Ajil (BBA)
2 Penghimpunan Dana a. Simpanan Pokok
7
b. Simpanan Wajib
c. Simpanan Sukarela
1) Simpanan Wadiah
2) Sipermas
3) Simpanan Berjangka
DAFTAR SUSUNAN PENGURUS KOPERASI SYARI’AH BMT
”UMMATAN WASATHAN” PERIODE 2018 - 2020
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berkaitan dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Pertanggung Jawaban
Pengurus Tahun Buku 2017, dengan ini kami menetapkan susunan kepengurusan
baru Koperasi Syari’ah BMT ”Ummatan Wasathan” Periode 2018-2020
1. Keanggotaan :
Uraian Tahun 2017 Tahun 2018
Calon Anggota
Anggota Penuh
-
64
-
68
2. Susunan Dewan Syari’ah Masa Bhakti 2018 - 2020 :
No. Nama Jabatan Alamat
1.
H. Makin
Ketua
Kutoanyar Tulungagung
3. Susunan Pengurus Masa Bhakti 2018 - 2020 :
No. Nama Jabatan Alamat
1.
2.
3.
Khoirul Rojikin, SH
Nishful Lailiyah A,
S.Sos
Rofikoh
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Pare Kediri
Karangwaru
Tulungagumg
Gondang Tulungagung
8
4. Susunan Pengawas :
No. Nama Jabatan Alamat
1.
2.
3.
Nanang Rohmat, S.Pd
Bagus Prasetyo Pribadi, SE
Rustian Fachrudi, S.Pd
Koordinator
Anggota
Anggota
Kutoanyar Tulungagung
Karangwaru
Tulungagung
Besuki Tulungagung
5. Daftar Karyawan :
No. Nama Jabatan Alamat
1.
2.
Hanhan Jamilah, S.Pd
Rofikoh
Manajer
Akuntansi &
Penagihan
Kutoanyar
Tulungagung
Gondang Tulungagung
B. Pelaksanaan Praktik di BMT Ummatan Wasathan
Waktu pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dimulai pada
tanggal 07 Januari 2020 sampai 04 Februari 2020. Bertempat di BMT
Ummatan Wasathan yang beralamatkan di Jl. Patimura Barat No. 02 Kelurahan
Tertek Tulungagung. Jam kerja di BMT Ummatan Wasathan dimulai pukul
08.00-13.00 WIB untuk hari Senin sampai Kamis dan pukul 08.00-12.00 WIB
untuk hari
Jum’at dan Sabtu.
Selama PPL di BMT Ummatan Wasathan banyak kegiatan yang saya
pelajari, diantaranya:
1. Melayani anggota yang melakukan transaksi, dengan membantu
menuliskan slip transaksi yang diperlukan.
2. Melayani calon anggota yang ingin menjadi anggota dengan membantu
menuliskan identitasnya sesuai kartu identitas yang berlaku.
3. Mencatat berbagai transaksi ke dalam buku Kas dan buku Akuntansi.
4. Mencatat berbagai transaksi pembiayaan ke dalam buku khusus
pembiayaan, baik buku pembiayaan mudharabah, musyarakah, qardh,
dan bai, bi tsaman’ajil.
9
5. Mencatat berbagai transaksi kedalam program dikomputer yang
disediakan.
C. Permasalahan di Lapangan
Permasalahan yang saya temukan berkaitan dengan pembiayaan
mudharabah di BMT Ummatan Wasathan ada faktor intern dan ekstern
diantaranya yaitu:
1. Faktor Intern
a. Kurangnya pengawasan/monitoring terhadap laporan pendapatan
usaha anggota.
b. Keterbatasan modal di KSPPS BMT Ummatan Wasathan.
c. Dalam penentuan bagi hasil di KSPPS BMT Ummatan Wasathan
belum sepenuhnya sesuai syariah
2. Faktor Ekstern
a. Kurangnya kejujuran anggota terkait dengan bagi hasil yang
diberikan.
b. Pengelolaan dana yang dilakukan anggota terhadap jalannya usaha
tidak sesuai dengan akad.
c. Kurangnya kejujuran anggota dalam memberikan laporan
pendapatan dari hasil usaha.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
BMT Ummatan Wasathan adalah lembaga keuangan yang berasaskan
syariat islam. Dalam pengelolaannya tentunya terdapat masalah-masalah baik
permasalahan dari dalam BMT maupun dari luar BMT seperti yang saya
sebutkan diatas.
Dalam pembiayaan mudharabah tentunya permasalahan yang dialami
BMT tidak jauh-jauh dari masalah bagi hasil. Dari kurangnya pengawasan
terhadap laporan pendapatan anggota pembiayaan yang harusnya BMT ikut
mengawasi agar dapat meminimalisir kurangnya kejujuran anggota dalam
pelaporan pendapatan, karena masih ada anggota yang kurang jujur dalam
melaporkan pendapatnnya sehingga berpengaruh terhadap bagi hasil yang
10
diberikan kepada BMT. Namun karena masih terkendala tenaga kerja jadi
BMT kurang maksimal dalam melakukan pengawasan.
Untuk itu, sebagian anggota yang meminta pihak BMT untuk
memperhitungkan bagi hasil dari perkiraan pendapatan anggota yang akan
diperoleh. Hal ini juga lebih memudahkan anggota karena dinilai
meminimalkan ketidak jujuran dalam pemberian bagi hasil. Sedangkan untuk
permasalahan terkait modal hal ini karena kurangnya minat sebagian anggota
di BMT Ummatan Wasathan untuk menabung. Padahal dengan menabung,
uang yang mereka simpan dapat digunakan untuk membantu pembiayaan
anggota lain yang membutuhkan, sehingga akan meningkatkan pendapatan
BMT.
11
BAB III
PEMBAHASAN ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A.Pengertian
Mudharabah adalah kontrak bagi hasil di antara pemilik dana
(shohibul maal) dan pengelola dana (mudharib). Jika mudharib
mendapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut daru dibagi dengan
shohibul maal sesuai dengan nisbah yang disepakati. 1 Sedangakan
kerugian merupakan resiko pemilik dana, selama kerugian tersebut tidak
diakibatkan oleh kecurangan atau kelalaian mudharib.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada mudharib,
mudharabah dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Mudharabah mutlaqah, dimana mudharib diberikan wewenang
sepenuhnya untuk menentukan pilihan investasi yang
dikehendaki.
2. Mudharabah muqayyadah, dimana dana yang dipinjamkan
dibatasi penggunaannya oleh pemilik dana (shahibul mal).2
Sedangkan dalam BMT Ummatan Washatan menggunakan
mudharabah muqayyadah, dimana dana yang dipinjamkan harus untuk
usaha-usaha yang tidak melanggar syariat Islam. Usaha dari anggota
pembiayaan mudharabah untuk sektor mikro di BMT Ummatan Washatan
sangat beragam, mulai dari untuk pembiayaan usaha ternak ikan, pedagang
ayam potong, penjahit, pedagang harum manis, pedagang nasi bantingan,
pedagang toko peracangan, penjual tiket pesawat, pedagang tahu, dan
masih banyak sektor usaha lainnya.
1 Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah, (Jakarta: Grasindo, 2009),
hlm. 62 2 Muhamad, Manajemen Dana Syariah, (Depok: PT Raja Grafindo, 2015), hlm. 214
12
B.Mekanisme Pembiayaan Mudharabah dalam BMT Ummatan
Mekanisme akad pembiayaan mudharabah:
1. Bank dan anggta sepakat untuk melakukan transaksi dengan akad
mudharabah.
2. Bank sebagai investor atau pemilik dana (shahibul maal) menanamkan
dana kepada anggta yang bertindak sebagai pengelola (mudharib)
dalam suatu kegiatan usaha/proyek.
3. Bank menanamkan dana sebesar 100% dari total kegiatan
usaha/proyek.
4. Pembagian hasil usaha dinyatakan dalam nisbah atau proporsi bagi
hasil yang telah disepakati sebelumnya.
5. Jumlah pembiayaan, jangka waktu pembiyaan, pengembalian dana,
dan pembagian hasil usaha ditentukan bedasarkan kesepakatan
bersama.
Wasathan
Modal 100% keahlian/
ketrampilan
Nisbah x% Nisbah Y%
Akad Mudharabah
Bank Syariah Nasabah
Proyek/ Usaha
Pembagian Hasil Usaha
Pengembalian modal usaha
1
2 3
4
5
13
6. Kerugian usaha ditanggung pemilik dana, maksimal sebesar
pembiayaan yang diberikan.3
Sedangkan untuk mekanisme pembiayaan mudharabah di BMT
Ummatan Wasathan, yaitu:
1. Anggota datang ke BMT Ummatan Wasathan untuk mengajukan
pembiayaan mudharabah.
2. Pihak dari BMT melakukan survey ke tempat tinggal calon anggota
pembiayaan.
3. Setelah itu BMT akan memutuskan untuk meng-acc / menolak
pengajuan pembiayaan dari anggota tersebut.
3 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2014), hlm.
214215
Keahlian/ ketrampilan
Modal 100%
Nisbah x% Nisbah y%
Akad Mudharabah
BMT UW Anggota
Survey
TOLAK/ACC
Proyek/
Usaha
Pembagian Hasil Usaha
Pengembalian Modal Usaha
1
2
3 4
5
6
7
14
4. Jika permohonan calon anggota diterima selanjutnya dilakukan
akad. Disini BMT akan memberikan modal kepada anggota sebesar
100%.
5. Lalu anggota menggunakan dana tersebut untuk usaha sesuai akad
yang telah disepakati.
6. Jika terjadi keuntungan, hasil usaha akan dibagi untuk BMT dan
anggota sesuai dengan akad.
7. Anggota berkewajiban mengembalikan modal yang diberikan
BMT sebesar 100%.
C.Penentuan Nisbah Bagi hasil pada Pembiayaan Mudharabah dalam
BMT Ummatan Wasathan
Berbeda dengan sistem konvensional, dalam sistem ekonomi Islam
tidak diperbolehkan adanya bunga karena dianggap riba. Oleh karena itu
dalam memberikan pembiayaan diganti dengan adanya bagi hasil.
Bagi hasil dalam transaksi mudharabah merupakan pembagian atas
hasil usaha yang dilakukan mudharib atas modal yang diberikan oleh
shahibul maal. Bagi hasil atas kerja sama usaha ini diberikan sesuai
dengan nisbah yang telah dituangkan dalam akad mudharabah.
Perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah, dibagi menjadi
dua:
1. Revenue Sharing
Perhitungan bagi hasil dengan menggunakan revenue
sharing berasal dari nisbah dikalikan dengan pendapatan sebelum
dikurangi biaya. Misalnya, disepakati nisbah bagi hasil untuk bank
syariah sebesar 5% dan untuk anggta sebesar 95%. Bila pendapatan
kotor yang diperoleh anggota pada Januari sebesar
Rp1.000.000.000,- maka anggota harus membayar bagi hasil
kepada bank syariah sebesar Rp50.000.000,- (5% x
Rp1.000.000.000,-). Bila pendapatan kotor bulan Februari Rp
1.100.000.000,- maka bagi hasil yang diterima oleh bank syariah
sebesar Rp55.000.000,- (5% x Rp 1.100.000.000,-) dan seterusnya.
15
Bagi hasil antara bank syariah dan anggota dihitung berdasarkan
pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya.
2. Profit/Loss Sharing
Perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss
sharing merupakan perhitungan bagi hasil yang berasal dari nisbah
dikalikan dengan laba usaha sebelum dikurangi pajak penghasilan.
Pendapatan kotor dikurangi dengan harga pokok penjualan,
biayabiaya (biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran, biaya
penyusutan, dan biaya Iain-lain) sama dengan laba usaha sebelum
pajak. Laba usaha sebelum pajak dikalikan dengan nisbah yang
disepakati, merupakan bagi hasil yang harus diserahkan anggta
oleh kepada bank syariah.
Misalnya, nisbah yang disepakati adalah 40% untuk bank
syariah dan 60% untuk anggta, informasi keuangan anggta antara
Iain; pendapatan Rp 1.000.000.000,-; harga pokok penjualan Rp
700.000.000,-;biaya pemasaran Rp 50.000.000,-; biaya
administrasi dan umum Rp 100.000.000,- dan biaya Iain-lain Rp
50.000.000,-
Dari informasi tersebut, maka bagi hasil yang harus
dibayarkepada bank syariah dapat dihitung sebagai berikut:
Pendapatan Rp 1.000.000.000,-
Harga pokok penjualan Rp 700.000.000,-
Laba kotor Rp 300.000.000,-
B. Administrasi & umum Rp 100.000.000,-
B. Pemasaran Rp 50.000.000,-
B. Lain-lain Rp 50.000.000,-
Laba usaha sebelum pajak Rp 100.000.000,-
Bagi hasil yang diberikan oleh mudharib kepada anggta
bank syariah adalah sebesar Rp 40.000.000,- (40% x Rp
100.000.000,-)4
Dalam penentuan nisbah bagi hasil pada KSPPS BMT
Ummatan Wasathan menggunakan prinsip profit/loss sharing, jadi
4 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenamedia Group, 2011), hlm. 145-146
16
bagi hasil dihitung berdasarkan pendapatan yang sudah dikurangi
biaya-biaya (pendapatan bersih sebelum pajak). Untuk
memudahkan anggota pembiayaan dalam BMT Ummatan
Wasathan penentuan bagi hasil dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bagi hasil murni
Dalam penentuan bagi hasil murni, pada akad hanya
disepakati nisbah saja, umpama disepakati nisbah bagi hasil
untuk BMT dan mudharib sebesar 20:80. Maka keuntungan
yang didapat mudharib 20% nya adalah hak dari BMT.
Setiap hendak menyetorkan bagi hasil mudharib harus
menyertakan laporan selama periode tersebut.
2. Bagi hasil yang diperkirakan di awal
Dalam penentuan bagi hasil ini, pada saat akad tidak
hanya disepakati nisbah bagi keduanya, tetapi pendapatan
yang diperoleh anggota dari modal yang diberikan BMT
diperkirakan oleh BMT agar memudahkan bagi mudharib.
Misalnya, anggota A datang ke BMT Ummatan
Wasathan untuk mengajukan pembiayaan mudharbah
sebesar Rp 1000.000,- untuk mengembangkan usahanya
berjualan tahu. Dengan nisbah yang disepakati 20:80 untuk
BMT : Mudharib. Diperkirakan dari modal Rp 1000.000,-
tersebut keuntungan yang di dapat A sebesar 30%. Jadi,
30% x Rp 1000.000,- = Rp 300.000,-. Dengan nisbah 20:80
maka bagi hasil yang harus diberikan oleh mudharib
kepada BMT adalah Rp 300.000,- x 20% = Rp 60.000,-.
Dalam implementasinya di BMT Ummatan Wasathan bagi
hasil yang sering digunakan adalah bagi hasil yang diperkirakan di
awal, karena mudharib merasa lebih mudah dalam perhitungannya.
Tetapi ada juga mudharib yang menggunakan bagi hasil murni
meskipun jumlahnya tidak sebanyak mudharib yang menggunakan
bagi hasil yang diperkirakan di awal.
17
D.Standar Agunan
Pilihan agunan pertama dalam pembiayaan mudharabah dapat berupa fixed
asset Anggta. Agunan juga dapat berupa Account Receivable, cash
collateral, barang dagangan dalam rangka trade finance atau jenis agunan
lain yang dapat memitigasi risiko Bank.
Anggta dapat menyerahkan agunan tambahan berupa benda/hak selain dari
agunan pertama dengan tetap memperhatikan kepentingan Bank seperti :
a. Agunan sertifikat diutamakan milik Anggta sendiri berupa tanah, tanah
beserta rumah tempat tinggal dan atau tempat usaha, kendaraan.
b. Apabila agunan milik pihak ketiga harus jelas kaitan/hubungan yang
terjadi sehingga pemilik agunan bersedia menyerahkan hartanya sebagai
agunan serta memahami konsekuensinya. Penjelasan tersebut agar
dituangkan dalam memorandum pembiayaan.
Besarnya nilai total agunan disbanding dengan pembiayaan sesuai dengan
Pedoman Agunan yang berlaku di Bank. Bukti kepemilikan agunan atas
pembiayaan yang dibiayai dengan Bank (sertifikat) disimpan di Bank
sampai pembiayaannya lunas. Agunan merupakan “secondary source of
repayment” atau sumber terakhir bagi pelunasan pembiayaan mudharabah
apabila Anggta sungguh-sungguh tidak bisa lagi memenuhi kewajiban
pembayaran atas pembiayaan yang diterimanya.
Pihak bank tidak boleh menerbitkan surat pengakuan utang terkait
perjanjian mudharabah sebab perjanjian terkait utang-piutang.
Pemberlakuan dan eksekusi surat pengakuan utang atas akad mudharabah
akan mengakibatkan bagi hasil yang diterima pihak bank berubah sifat
menjadi riba. Terkait pasal di atas, pihak bank boleh menerbitkan surat
kewajiban pengembalian modal dalam format dokumen yang terpisah dari
perjanjian pokok. Surat tersebut hanya berlaku dan akan dieksekusi saat
anggta lalai dalam memenuhi kewajiban pengembalian modal dan tidak
berlaku selama anggta memenuhi kewajibannya selama masa kontrak
berlaku.
Pihak bank boleh meminta kepada anggta agar memberikan kuasa kepada
bank untuk pembebasan hak tanggungan, hak gadai atau hak jaminan.
18
Dalam hal pihak bank meminta pembebasan hak tanggungan, hak kuasa
dibuat atau hak jaminan atas obyek pembiayaan, surat kuasa dibuat dalam
format dokumen yang terpisah dari perjanjian pokok sebagaimana yang
diatur dalam penjelasan peraturan otoritas jasa keuangan terkait
perlindungan konsumen sektor jasa keuangan.
Anggta diperkenankan melakukan penggantian sebagian agunan dengan
ketentuan agunan pengganti memiliki nilai agunan yang lebih baik. Standar
aktiva yang dapat dijadikan agunan disertai dokumen legal yang harus
disiapkan Anggta atas agunannya tersebut adalah sebagai berikut:5
No Jenis Aktiva Dokumen legal
1. Deposito Bilyet Deposito investasi mudharabah disertai
surat kuasa pencairan dan pemblokiran
(deposito yang ada di bank)
2. Logam mulia atau emas 1. Perjanjian gadai
2. Sertifikat yang dikeluarkan pembuat
logam mulia tersebut atau pernyataan
dari pegadaian.
3. Bukti pembelian kwitansi atau surat
jual beli logam mulia.
3. Bangunan dan tanah hak
milik, HGB, HGU, hak
milik atas satuan rumah
susunan dan hak pakai.
1. Sertifikat asli yang sudah diverifikasi.
2. IMB asli
3. PBB tahun terakhir
4. SKMHT, APHT, SHT
5. Polis asuransi asli
4. Bangunan di atas tanah
hak pengelolaan
1. Surat ijin tempat usaha
2. Surat persetujuan menjaminkan dari
pengelola
3. Surat akta kuasa untuk memindahkan
hak
4. Tagihan
5. Polis asuransi
5www.ojk.go.id
19
5
.
Kendaraan bermotor 1. BPKB asli
2. Akta Fiducia yang telah didaftarkan
3. Kwitansi kosong 3 lembar
4. Faktur pembelian
5. Surat kuasa jual dan surat penarikan
barang
6. Surat blokir BPKB dari polda setempat
7. Polis asuransi
E.Manfaat Produk Pembiayaan Mudharabah pada BMT Ummatan
Wasathan
1. Manfaat Produk Pembiayaan Mudharabah bagi BMT Ummatan
Wasathan
a. Pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT kepada
anggota akan mendapatkan balas jasa berupa bagi hasil sesuai
dengan akad kedua belah pihak.
b. Pembiayaan secara umum akan meningkatkan profitabilitas BMT.
Karena produk pembiayaan mudharabah ini paling banyak
diminati, tentunya pembiyaan ini menyumbang pendapatan bagi
BMT yang secara langsung akan meningkatkan laba di BMT
Ummatan Wasathan.
2. Manfaat Produk Pembiayaan Mudharabah bagi Anggta
a. Karena kebanyakan anggota pembiayaan di BMT Ummatan
Wasathan berasal dari kalangan menengah kebawah, tentunya
pembiayaan mudharabah ini akan membantu anggota untuk
memulai/mengembangkan usaha khususnya bagi sektor menengah
kebawah.
b. Biaya untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah relative
murah.
c. Proses pembiayaan mudharabah di BMT Ummatan Wasathan jauh
lebih mudah dan simple dibandingkan di Bank.
d. Nisbah bagi hasil dapat disesuaikan dengan kemampuan anggota
jadi tidak memberatkan anggota.
20
e. Karena BMT Ummatan Wasathan berbasis koperasi syariah jadi
permasalahan yang dihadapi anggota dapat diselesaikan secara
kekeluargaan dengan mencari jalan keluar bersama BMT Ummatan
Wasathan.
3. Manfaat Produk Pembiayaan Mudharabah bagi Pemerintah
a. Pembiayaan mudharabah yang disalurkan oleh BMT Ummatan
Wasathan akan mencipatkan lapangan kerja baru.
b. Pembiayaan mudharabah yang disalurkan oleh BMT Ummatan
Wasathan akan meningkatkan pendapatan negara, dengan pajak
yang dibayarkan.
4. Manfaat Produk Pembiayaan Mudharabah bagi Masyarakat Luas
a. Pembiayaan mudharabah yang diberikan akan mengurangi tingkat
pengangguran.
b. Penyimpan dana akan mendapatkan bagi hasil yang lebih besar atas
pembiayaan mudharabah yang disalurkan oleh BMT.6
6 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), hlm.88-89
21
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Mudharabah adalah kontrak bagi hasil di antara pemilik dana
(shohibul maal) dan pengelola dana (mudharib).
2. Mekanisme pembiayaan mudharabah di BMT Ummatan wasathan
yaitu 1) anggota datang ke BMT Ummatan Wasathan untuk
mengajukan pembiayaan mudharabah. 2) pihak dari BMT melakukan
survey ke tempat tinggal calon anggota pembiayaan. 3) setelah itu
BMT akan memutuskan untuk meng-acc / menolak pengajuan
pembiayaan dari anggota tersebut. 4) jika permohonan calon anggota
diterima selanjutnya dilakukan akad. Disini BMT akan memberikan
modal kepada anggota sebesar 100%. 5) lalu anggota menggunakan
dana tersebut untuk usaha sesuai akad yang telah disepakati. 6) jika
terjadi keuntungan, hasil usaha akan dibagi untuk BMT dan anggota
sesuai dengan akad. 7) anggota berkewajiban mengembalikan modal
yang diberikan BMT sebesar 100%.
3. Penentuan nisbah bagi hasil dalam BMT Ummatan Wasathan ada dua
yaitu bagi hasil murni dan bagi hasil yang diperkirakan di awal.
Namun, yang banyak digunakan adalah bagi hasil yang diperkirakan di
awal karena para anggota lebih merasa mudah dibandingkan harus
memberikan laporan pendapatan jika menggunakan bagi hasil murni.
4. Karena mengacu pada syariat islam, tentunya para pengelola berharap
agar kegiatan di BMT Ummatan Wasathan bermanfaat khususnya bagi
BMT sendiri, bagi anggota BMT, bagi pemerintah dan bagi masyarakat
luas.
B.Saran-saran
1.Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam diharapkan dapat
menambah jaringan kerjasama dengan lembaga keuangan syariah,
22
agar dapat menyerap mahasiswa lebih banyak dalam pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Serta lebih cepat dalam
menanggapi permasalahan mahasiswa terkait dengan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL).
2.Bagi Lembaga BMT Ummatan Wasathan
Lembaga diharapkan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah, sehingga dapat berkontribusi
memperkuat perekonomian di Indonesia berdasarkan prinsip syariah.
Lembaga juga diharapkan bisa lebih semangat untuk
mensosialisasikan bagaimana prinsip-prinsip syariah yang benar
kepada anggota BMT sehingga dapat berjalan beriringan sesuai
dengan prinsip syariah islam.
Lembaga juga diharapkan lebih teliti dalam melakukan survey
pembiayaan agar mengurangi permbiayaan yang bermasalah.
3.Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan memiliki minat yang tinggi untuk
mempelajari kegiatan di BMT agar ilmu yang didapatkan selama masa
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) lebih banyak terserap.
Dan diharapkan setelah adanya kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) ini mahasiswa mampu memahami ilmu praktik
maupun teori yang telah dipelajari di IAIN Tulungagung.
DAFTAR PUSTAKA
Amrin, Abdullah.2009. Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah.
Jakarta:
Grasindo.
Bankir Indonesia, Ikatan. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta:
Gramedia.
Data pembiayaan BMT Ummatan Wasathan, Ibu Jamilah & Ibu Rofikoh tanggal
28 Januari 2019
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Prenamedia Group.
Muhamad. 2015. Manajemen Dana Syariah. Depok: PT Raja Grafindo.
Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
Prenadamedia Group.
www.ojk.go.id
LAMPIRAN