LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN...
Transcript of LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN...
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
PERAN UMKM KKK (KENNY KERAJINAN KERUPUK) DALAM
PENGEMBANGAN EKONOMI DESA KETANON
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh:
PINDAN AMONG SENTONO
NIM: 12402173557
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M. Ag
NIP. 197512112002122001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui
dan disahkan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 10 November 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Peran UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) dalam
Pengembangan Ekonomi Desa Ketanon
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Lapangan
( Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M. Ag )
NIP. 197512112002122001
Mengesahkan
a.n. Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
( Siswahyudianto, M.M )
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan judul “Peran
UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) dalam Pengembangan Ekonomi
Desa Ketanon” yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu 31 hari terhitung
mulai tanggal 5 Oktober 2020 sampai dengan 6 November 2020.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
Jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni Addinul Islam yang kita
nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu bentuk
implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di kampus
dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja
secara langsung di lapangan untuk menjadi tenaga profesional.
Dalam penulisan Laporan ini, penulis membutuhkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., Selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
3. Dr. Muhammad Aswad, M.A., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
4. Siswahyudianto, M.M., selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
5. Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M. Ag., selaku Dosen Pembimbing Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) yang senantiasa memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada mahasiswa sehingga terselesaikannya laporan ini.
6. Tan Swie Liong selaku pemilik usaha KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk).
7. Orang tua dan saudara yang selalu mendoakan dan mendukung.
iv
8. Rekan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah bekerjasama
dengan baik sejak awal pelaksanaan sampai terselesaikannya laporan ini.
9. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dalam melaksanakan
Praktik Pengalaman Lapangan.
10. Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi hingga terselesaikannya Laporan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu tanpa mengurangi rasa terimakasih dan hormat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Penulis juga berharap Laporan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri.
Akhir kata, Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan
mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Aamiin....
Tulungagung, 10 November 2020
PINDAN AMONG SENTONO
NIM. 12402173557
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN/PENGESAHAN ........................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ................................................................................ 1
B. Tujuan Dan Kegunaan ....................................................................... 3
C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ....................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga .................................................................................. 6
B. Proses Produksi Kerupuk ................................................................... 8
C. Pelaksanaan Praktik ........................................................................... 8
D. Permasalahan Di Lapangan ............................................................... 9
E. Tanggapan dari Pihak Lembaga ......................................................... 9
F. Analisis Hasil Temuan Studi ............................................................. 10
BAB III PEMBAHASAN ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A. Pengertian UMKM ............................................................................ 11
B. Pengertian Kesejahteraan................................................................... 17
C. Pengertian Tenaga Kerja ................................................................... 20
D. Analisis Strategi Pengembangan Usaha ............................................. 22
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 25
B. Saran ................................................................................................. 26
C. Pesan Pemilik Usaha ......................................................................... 26
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Berita Acara Harian Individual
Berita Acara Konsultasi
Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
ekonomi adalah dengan melakukan kegiatan ekonomi, semakin meningktanya
pertumbuhan ekonomi maka kebutuhan masyrakat akan semakin terpenuhi.
Untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat, maka membutuhkan
lapangan kerja yang dapat menyerap dan memenuhi setiap angkatan kerja
yang ada.
Masalah utama yang dihadapi kebanyakan Negara Sedang Berkembang
termasuk Indonesia hingga saat ini adalah bagaimana memanfaatkan faktor
manusia yang melimpah dan kebanyakan tidak terlatih bagi
pembangunannya. Pada hakikatnya penduduk yang besar bukan merupakan
beban pembangunan, justru menjadi modal pembangunan. Produktivitas
pekerja di Negara Berkembang sangat rendah, yang dimaksud dengan
produktivitas adalah tingkat produksi yamg dapat dihasilkan seorang pekerja
pertahun. Dibandingkan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di negara
maju, tingkat produktivitas seorang di negara berkembang relatif sangat
rendah.
Laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang tinggi
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup supaya meningkat taraf hidup dan kesejahteraanya, maka
masyarakat yang memiliki potensi seperti modal dan skill yang mencukupi
harus bisa menemukan peluang usaha dan membuka peluang untuk
masyarakat luas. Dengan menemukan peluang ekonomi dilingkungan sekitar
diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut supaya
lebih meningkat dan dan mencegah adanya urbanisasi masyarakat
bersangkutan ke kota lain. Selain itu, dengan menemukan peluang usaha
maka bisa menjadi salah satu keunggulan dan identitas tersendiri dari daerah
tersebut.
2
Salah satu sektor riil yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidup masyarakat serta mengurangi angka pengangguran adalah Usaha Kecil,
Mikro, dan Menengah atau yang biasa disebut UMKM. UMKM
memberdayakan orang-orang yang bekerja di perkotaan maupun pedesaan
sebagai motor penggerak dalam ruang lingkup usaha kecil maupun
menengah. Peran UMKM cukup berpengaruh terhadap pembangunan
ekonomi nasional. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan
stimulan perkonomian pada negara berkembang. Tidak heran apabila terjadi
krisis yang melanda dunia bahkan Amerika Serikat, tetapi krisis tersebut
hampir tidak dirasakan oleh negara Indonesia yang kegiatan
perekonomiannya ditopang oleh UMKM.
Ketika ada usaha untuk melakukan penelahan dan pengkajian UMKM
maka setidaknya dua hal harus dipahami secara baik. Pertama UMKM sendiri
hendaknya bisa mengkaji diri untuk mengambil pemahaman diri secara baik
sedangkan yang kedua bahwa UMKM harus bisa memahami arah, hubungan
dan kondisi yang terciptakan dengan pihak luar, termasuk pihak negara yang
dalam hal ini dipresentasikan oleh pemerintah sebagai organisator negara.1
Hubungan UMKM dengan pemerintah yang tepat adalah hubungan peran
abdi negara terhadap salah satu bagian pemilik negara, dengan jalan
memandang UMKM sebagai usaha ekonomi yang melibatkan banyak orang
dan menjadi gantungan hidup bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
Perkembangan usaha kecil menengah diperkirakan lebih baik karena
makin terbukanya kesempatan berusaha serta adanya konsolidasi di kalangan
UMKM dalam mengatasi keterbatasan akses permodalan.2 Sejak krisis
keuangan sektor UMKM tetap bisa berjalan meskipun tidak didukung
kebijakan yang tepat dan pemerintah maupun kredit perbankan. Malah dalam
keadaan yang sulit seperti itu UMKM dapat belajar bagaimana caranya untuk
menciptakan peluang – peluang baru termasuk untuk mengatasi permasalahan
1 Sakti Adji Adisasmita, Transportasi dan Pengembangan Wilayah, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), Hal.59. 2 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2009),
Hal 129.
3
keterbatasan modal dengan cara sharing pada sesama pengusaha dengan pola
bagi hasil. Untuk kedepannya perkembangan UMKM informal cukup baik
asalkan kondisi stabilitas politik dan keamanan juga baik.
Keunggulan dari UMKM adalah inovasi dalam teknologi yang mudah
dalam pengembangan produk, berbasis pada sumber daya lokal sehingga
dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian,
kemampuan menciptakan lapangan kerja cukup banyak, fleksibilitas dan
kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar dengan cepat
dibandingkan dengan perusahaan dalam skala besar, terdapat dinamisme
menejerial dan peranan kewirausahaan, dimiliki dan dilaksanakan oleh
masyarakat lokal sehingga mampu mengembangkan sumber daya manusia,
dan tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan
pembangunan yang efektif.
Kabupaten Tulungagung merupakan kabupaten kecil yang memiliki
banyak jenis UMKM, mengutip dari website Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Tulungagung terdapat 4541 usaha yang sudah
terdaftar, dan mungkin masih banyak lagi usaha-usaha lain yang belum
terdaftar. Salah satu diantara 4541 yang sudah terdaftar tersebut berada di
Desa Ketanon. Dengan adanya UMKM di Desa Ketanon ini diharapkan
menjadi penggerak ekonomi dengan tujuan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat Desa Ketanon serta mengurangi tingkat
pengangguran di Desa Ketanon.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan serta kegunaan dari Pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam Praktik
Pengalaman Lapangan sebagai berikut:
a. Melengkapi pengetahuan teoritik mahasiswa yang telah diperoleh
dikampus.
4
b. Memperoleh kesempatan berlatih mengimplementasikan teori yang
telah dipelajari kedalam kehidupan nyata.
c. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dunia kerja.
d. Menganalisis peran UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
dalam pengembangan ekonomi Desa Ketanon.
2. Kegunaan Teoritis
Laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini
diharapkan dapat menjadi tambahan literatur atau referensi dan wawasan
terkait peran UMKM dalam pengembangan ekonomi desa.
3. Kegunaan Praktis
a. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Penelitian ini dapat digunakan sebagai media penyedia
informasi yang bermanfaat bagi perguruan tinggi dan penerapan
ilmu ekonomi secara langsung di lapangan.
b. Bagi Lembaga
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
meningkatkan jumlah produktivitas perusahaan.
c. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat menambah wawasan serta pengalaman
yang bari di lingkungan kerja yang belum di dapat saat perkuliahan
berlangsung.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah
IAIN Tulungagung dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2020 sampai
dengan 6 November 2020. Berlangsung selama 31 hari dengan 1 kali
kunjungan dalam seminggu untuk melaksanakan praktiknya. Hal tersebut
dikarenakan saat ini sedang masa Pandemi Covid 19 yang membuat
setiap mahasiswa harus jaga jarak (social distancing) dan melaksanakan
Praktik Pengalaman Lapangan dari rumah masing-masing.
5
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat atau lokasi pelaksanaan Praktik Pengalaman lapangan
(PPL) ini di KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) yang bertempat di Jalan
Pahlawan, Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten
Tulungagung dengan jumlah peserta 2 orang Mahasiswa Jurusan
Ekonomi Syariah, Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN
Tulungagung antara lain: Pindan Among Sentono dan Wahyu Fajar
Isnaini.
6
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
1. Sejarah Berdirinya KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Kenny Kerajinan Kerupuk adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi dan pemasaran kerupuk di Desa Ketanon,
Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Usaha
ini dirintis pada tahun 1995 dengan pemilik perusahaan Bapak Tan Swie
Liong bersama istrinya Ibu Sukenny.
Sebelum memulai produksi, pemilik usaha mengambil stok atau
menjadi distributor dari usaha kerupuk di Kota Sidoarjo yang kemudian
dijual kembali di Kabupaten Tulungagung, awal mula berjualan dengan
mengambil stok 5 ball (1 ball sama dengan 5 kg), tetapi pemilik usaha
masih memiliki pekerjaan tetap untuk mem-back up keuangannya.
Setelah dirasa mulai berjalan, pemilik usaha mulai memberanikan diri
untuk mengambil stok 25 ball.
Sekitar tahun 2010, setelah mulai lancar menjadi distributor,
dikarenakan pelanggan mulai mengetahui pabrik di Sidoarjo akhirnya
distribusi dari pusat dihambat dan pelanggan mulai mengambil langsung
dari pabrik pusat. Dari sinilah Bapak Tan Swie Liong bersama Ibu
Sukenny mulai berani mengambil langkah dengan memproduksi sendiri
kerupuknya meskipun dengan modal pinjaman bank karena Bapak Tan
Swie Liong menggunakan ilmu yakin, beliau yakin bahwa segala
usahanya akan berhasil.
Modal dari bank yang dipinjam digunakan untuk membeli lahan
tempat produksi. Pada tahun pertama, beliau memproduksi 5 kwintal
kerupuk namun mengalami kegagalan produksi dan produknya tidak
layak untuk dijual karena kurangnya pengalaman membuat kerupuk.
Akhirnya beliau mengambil resiko jual rugi, yang mestinya harga jual
Rp. 22.000 dijual diharga Rp. 10.000.
7
Namun beliau yakin bahwa rejeki datang seiringan dengan usaha
dan kerja keras. Beliau tetap berusaha untuk mencari orang yang bisa
memproduksi kerupuk. Dengan pantang menyerah akhirnya beliau
menemukan orang yang bisa membuat kerupuk. Pada akhirnya beliaupun
juga berani untuk merekrut banyak karyawan dan memperluas area
produksinya sehingga usahanya berjalan lancar sampai sekarang.
2. Tujuan Usaha KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Tujuan dari Usaha KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) yaitu
sebagai berikut:
a. Melestarikan produksi dan distribusi kerupuk tradisional.
b. Meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran
warga sekitar karena pekerja di pabrik adalah warga sekitar.
3. Lokasi KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Lokasi KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) berada di Jl. Pahlawan
GG. I No.12, Ds. Ketanon, Kec. Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur
66226. Desa Ketanon merupakan salah satu Desa yang berada di
kecamatan Kedungwaru. Desa Ketanon terdiri dari tiga Dusun yaitu
Dusun Kedungsingkal, Dusun Krajan Ketanon, dan Dusun Gempolan.
Adapun batas-batas wilayah Desa Ketanon yaitu:
1. Batas sebelah Utara yaitu Desa Gendingan, Kecamatan Kedungwaru.
2. Batas sebelah Timur yaitu Jalan Propinsi
3. Batas sebelah Selatan yaitu Desa Kedungwaru dan Desa Plandaan,
Kecamatan Kedungwaru.
4. Batas sebelah Barat yaitu Sungai Ngrowo.3
Wilayah Desa Ketanon berada di ketinggian 85 m di atas
permukaan laut. Terletak 3 Km arah utara kota Kabupaten Tulungagung.
Dengan luas Desa 235,015 Ha terdiri dari pekarangan dan lahan
pertanian perkebunan.
3 Dokumen dari Pemerintah Desa Ketanon
8
4. Struktur Organisai KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Struktur organisasi KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) yaitu
Bapak Tan Swie Liong bersama Ibu Sukenny sebagai pemilik usaha
sekaligus pemegang kendali perusahaan serta karyawan yang berjumlah
30 di bagian produksi dan 5 orang bertugas di toko.
B. Proses Produksi Kerupuk
Bahan dasar dari kerupuk ini adalah tepung tapioka dan tepung
gaplek. Proses awal pembuatan adalah tepung diadon terlebih dahulu
menggunakan air. Langkah selanjutnya, adonan akan dimasukkan ke dalam
mesin pembuat kerupuk yang berbahan bakar kayu. Setelah kerupuk mentah
yang masih basah jadi akan langsung dijemur di bawah sinar matahari hingga
benar-benar kering. Proses setelah penjemuran yaitu pengemasan, dalam satu
kemasan berisi 5 kg kerupuk dan kerupukpun siap untuk dipasarkan.
C. Pelaksanaan Praktik di KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan yang dilaksanakan di KKK
(Kenny Kerajinan Kerupuk) dimulai pada tanggal 5 Oktober sampai dengan
tanggal 6 November 2020. Kegiatan kunjungan atau observasi dilakukan
sebanyak 2 kali dalam sebulan pada jam istirahat yaitu pukul 13.00 WIB
sampai dengan pukul 15.00 WIB. Kegiatan diawali dengan menemui Bapak
Tan Swie Liong selaku pemilik usaha yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan PPL di KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk). Adapun kegiatan
yang saya lakukan selama praktik diantaranya:
1. Melakukan wawancara kepada Bapak Tan Swie Liong dan Ibu Sukenny
selaku pemilik usaha KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) untuk
memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan.
2. Mengobeservasi kegiatan produksi dan jual beli di perusahaan tersebut.
3. Menggali informasi mengenai peran UMKM dalam meningkatkan
kesejahteraan dan mengurangi pengangguran masyarakat sekitar.
9
4. Menggali informasi mengenai strategi pengembangan produk yang
dijual.
5. Membuat Video Dokumentasi sebagai bahan penilaian akhir PPL.
D. Permasalahan di Lapangan
Permasalahan yang dihadapi pada UMKM KKK (Kenny Kerajinan
Kerupuk) yaitu tingkat produktivitas dari perusahaan. Pemilik memiliki
dilema tersendiri antara tetap menggunakan tenaga manual atau mengganti
ketenaga mesin. Jika menggunakan tenaga manual memiliki kendala
tersendiri yaitu tenaga kerja yang merupakan masyarakat sekitar sehingga
para karyawan mengambil libur seenaknya. Sedangkan jika mengganti ke
tenaga mesin otomatis akan mengurangi jumlah tenaga kerja sehingga
menyebabkan meningkatnya pengangguran. Karena seperti yang kita ketahui
bahwa UMKM memiliki peran mengurangi angka pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup masyarakat sekitar.
E. Tanggapan dari Pihak Lembaga
Salah satu permasalahan yang masih ditangani oleh pemilik usaha
KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) yakni strategi pengembangan produk dan
tingkat produktivitas karena pada sebelum pandemi jumlah pembeli sangat
banyak sehingga permintaan harus seimbang dengan penawaran supaya
pembeli tidak lari ke produsen lain. Ditambah lagi dengan daya saing dari
perusahaan kerupuk lain yang ada di Kabupaten Tulungagung membuat
pemilik harus memiliki strategi khusus dalam produksi dan pemasaran
sehingga perusahaan dapat meminimalisir tingkat risiko maupun tingkat
kerugian. Tanggapan dari Bapak Tan Swie Liong selaku pemilik usaha KKK
(Kenny Kerajinan Kerupuk) adalah mempertahankan cita rasa dari produknya
dan juga ingin mengembangkan produksinya dengan menggunakan tenaga
mesin, namun dalam hal ini pemilik masih dilema akan mengganti tenaga
manual ke tenaga mesin, karena pemilik berpikir bahwa dengan mengganti ke
tenaga mesin maka akan mengurangi jumlah karyawan yang otomatis akan
menambah jumlah pengangguran.
10
F. Analisis Hasil Temuan Studi
Untuk sementara pemilik usaha tetap mempertahankan produksi
menggunakan tenaga manual supaya masyarakat sekitar tidak banyak yang
menganggur. Namun, setelah pemilik usaha memperluas atau mengekspansi
perusahaan ke daerah lain pemilik usaha akan meng-upgrade cara produksi
menggunakan mesin supaya lebih mudah dalam memproduksi barang.
Pemilik usaha juga mempersilahkan bagi distributor dan agen untuk
mengganti merk perusahaan menjadi nama merk milik agen sendiri. Sehingga
agen pun juga bisa saja memiliki relasi sendiri sehingga dapat mengurangi
angka pengangguran di daerah agen tersebut. Hal ini seperti efek domino
yang ditimbulkan dari peran UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
dalam mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan taraf hidup serta
kesejahteraan masyarakat. Untuk strategi pemasaran pemilik usaha memilih
untuk mempertahankan cita rasa dan membuat varian kerupuk baru dari
produk yang dibuat. Selain itu, pemilik usaha juga akan mengekspansi
perusahaan ke daerah lain supaya proses produksi dan distribusi semakin
mudah.
11
BAB III
PEMBAHASAN ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
1. Definisi UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sekelompok
pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian dan terbukti menjadi
fondasi, tulang punggung dan dinamisator perkembangan ekonomi
nasional, terutama pada masa krisis dan masa pelambanan pertumbuhan
ekonomi nasional.4
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 3 Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Secara konseptual pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat dilakukan dengan sistem
pemberdayaan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) itu sendiri.
Keberhasilan pemberdayaan tersebut sangat bergantung pada partisipasi
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai pelaku maupun
stakeholder lain yang turut serta dan berperan dalam .pengembangannya.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, UMKM memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan
usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni :
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3000.000.000
(tiga ratus juta rupiah).
b) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
4 Hasan Sjarifuddin dan Danial Kemas, LPBD dan Kemiskinan: Alternatif Pengentasan
Kemiskinan Melalui Dana Bergulir (Jakarta: Wahana Semesta Intermedia, 2013)
12
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
yakni :
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
c) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta`rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
2. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, UMKM dapat diklarifikasikan
menjadi empat kelompok yaitu:
a) Livelihood Activities, merupakan UMKM yang digunakan sebagai
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
b) Micro enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin
tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
13
c) Small Dynamic Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki
jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
ekspor.
d) Fast Moving Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar
(UB).
3. Ciri – Ciri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM):
a) Bahan baku mudah diperoleh.
b) Menggunakan teknologi sederhana sehingga mudah dilakukan ahli
teknologi.
c) Keterampilan dasar umumnya sudah dimiliki secara turun-temurun.
d) Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
e) Peluang pasar cukup luas, sebagian besar produknya terserap di pasar
lokal/domestik dan tidak tertutup sebagian lainnya berpotensi untuk di
ekspor.
f) Melibatkan masyarakat ekonomi lemah setempat, secara ekonomis
menguntungkan.5
4. Peran Penting UMKM
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran
(1) Sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi, (2) Penyedia
lapangan kerja terbesar, (3) Pemain penting dalam pengembangan
perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) Pencipta pasar
baru dan sumber inovasi, dan (5) Kontribusinya terhadap neraca
pembayaran.
Salah satu keunggulan UMKM adalah, ia terkadang sangat lincah
mencari peluang untuk berinovasi untuk menerapkan teknologi baru
ketimbang perusahaan-perusahaan besar yang telah mapan. Tak
mengherankan jika dalam era persaingan global saat ini banyak
5 Ade Raselawati, Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM Di Indonesia (Skripsi), (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta, 2011, hal.15-16
14
perusahaan besar yang bergantung pada pemasok-pemasok kecil-
menengah. Sesungguhnya ini peluang bagi kita untuk turut berkecimpung
di era global sekaligus menggerakkan sektor ekonomi riil .
Dalam buku Economic Development Todaro mengemukakan bahwa
keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia pasca krisis sangat
bergantung pada kemampuan untuk merelalisasikan “pembangunan yang
benar-benar beorientasi pada rakyat”. UKM atau Koperasi dipilih sebagai
representasi ekonomi rakyat karena selain menyerap tenaga kerja 90
persen, juga karena membeli nilai tambah sekitar 56 persen dimana sektor
pertanian memegang peran yang sangat besar (sekitar 70 persen).6
5. Tantangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Usaha mikro kecil dan menengah memiliki tantangan yang harus
dihadapi antara lain :7
a) Teknologi
Penelusuran studi mengatakan bahwa komoditi yang dihasilkan
pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah masih mempergunakan
teknologi relatif rendah. Sementara negara maju lainnya
pengembangannya berorientasi kepada teknologi maju. Berangkat dari
situasi tersebut daya saing produknya didaerah relatif kalah bersaing di
banding produk-produk dari negara-negara yang sudah berorientasi
pada teknologi maju. Kendala penggunaan teknologi terbesar adalah
biayanya yang cukup besar (mahal). Sering terjadi peluang pasar
meningkat tetapi tidak mampu memanfaatkannya karena tidak
tersedianya teknologi yang memungkinkan peningkatan produktivitas.
b) Sumber Daya Manusia (SDM)
Selama ini sebagian besar tenaga kerja yang bergerak dalam
usaha mikro, kecil dan menengah dan koperasi bukan merupakan
6 Zuhal, Knowledge and Innovation Platform Kekuatan Daya Saing,( Jakarta: Gramedia,
2010), hal.147. 7 Firda Zahra Afifah, “Analisis Bantuan Modal dan Kredit Bagi Kelompok Pelaku Usaha
Mikro Oleh Dinas Koperasi Dan Umkm Kota Semarang”, (Skripsi: Universitas Diponegoro, 2012).
15
tenaga kerja yang profesional, yang mampu mengelola usaha dengan
baik.
c) Manajemen
Manajemen pengusaha mikro, kecil dan menengah dan koperasi
merupakan salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Banyak
perusahaan yang punya teknologi, sumber daya manusia dengan skill
yang memadai dan modal yang cukup, namun kinerja masih belum
memenuhi harapan.
d) Permodalan
Perkembangan permodalan para pengusaha mikro, kecil dan
menengah hingga kini masih relatif lambat dan karenanya masih sering
memerlukan bantuan baik dari pemerintah maupun dari pengusaha
besar. Modal adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam usaha
pengembangan suatu bisnis, karena itu akses modal baik yang berwujud
kredit, barang produksi merupakan sarana yang sangat diperlukan
dalam meningkatkan daya saing pengusaha mikro, kecil dan menengah
dan koperasi. Kalangan perbankan masih sering menilai para pengusaha
mikro, kecil dan menengah dan koperasi belum Bankable.
e) Produksi
Sistem produksi pada UMKM masih menggunakan peralatan
sederhana sehingga kapasitas produksi terbatas dan masih relatif kecil.
f) Pemasaran
Pemasaran adalah sekumpulan strategi atau tindakan yang
terintegrasi dalam rangka memberikan nilai kepada konsumen dan
menciptakan pendapatan. Dalam usaha dibutuhkan strategi pemasaran
yang baik agar usaha dapat terus bertahan dan berkembang. Pemasaran
juga merupakan suatu hal yang menentukan keberlangsungan hidup
usaha. Kegiatan dalam pemasaran meliputi perencanaan strategi,
penentuan harga, segmentasi pasar dan promosi produk agar dapat
dikenal oleh konsumen. Satu hal yang sangat penting untuk diingat
dalam pemasaran adalah bahwa promosi yang dilakukan untuk
16
mengenalkan produk kepada pelanggan tidak boleh mengarah pada
penipuan. Langkah-langkah pemasaran dapat dilakukan dengan cara,
yaitu 1) Relasi dengan media, melakukan promosi melalui media
seperti: televisi, radio dan media online, 2) Mengadakan seminar
produk, 3) Membina jaringan kerja pemasaran dari mulut ke mulut, 4)
Bergabung dengan organisasi sejenis (usaha bersama atau kumpulan
usaha) dan organisasi diluar usaha (yang tidak sejenis) untuk
membangun komunikasi pemasaran, 5) Periklanan dengan membuat
stiker tentang bisnis yang menyantumkan nomor kontak kepada
pelanggan, membuat hadiah khusus untuk program promosi produk,
memasang stiker yang besar pada tempat usaha agar mudah dikenali
pelanggan, 6) Special event, seperti: melakukan kegiatan pameran atau
bazar
6. Klasifikasi UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Dari pengertian dan penjabaran diatas dapat dilihat bahwa KKK
(Kenny Kerajinan Kerupuk) masuk dalam kategori usaha kecil dimana
pendapatan perbulan rata-rata mencapai Rp. 100.000.000 dan jika
dimasukkan kedalam hitungan tahunan maka menjadi Rp. 1.200.000.000.
Selain itu, perusahaan tersebut juga masuk ke dalam klasifikasi fast
moving enterprise dimana perusahaan sudah memiliki jiwa kewirausahaan
dan memiliki banyak agen atau relasi di beberapa daerah, dan juga
perusahaan sudah memiliki banyak karyawan yang dipekerjakan sehingga
bisa saja bertranformasi menjadi Usaha Besar.
UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk) juga memiliki peran
penting dalam penggerak ekonomi desa. Perusahaan tersebut menyerap
banyak tenaga kerja masyarakat sekitar yang otomatis akan mengurangi
jumlah pengangguran dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kadang kala juga untuk memenuhi CSR atau tanggungjawab
sosial, perusahaan tersebut juga turut serta membantu pendanaan maupun
peminjaman barang pada kegiatan hari besar. Selain itu perusahaan juga
taat membayar pajak bulanan maupun pajak tahunan, pajak perbulan
17
dihitung 1 persen dari pendapatan bulanan, rata-rata pendapatan
perusahaan adalah Rp.100.000.000 perbulan, jadi setiap bulan perusahaan
harus menetor pajak Rp.1000.000. Seperti yang kita ketahui pembayaran
pajak ini sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Pendapatan
dari perusahaan juga dapat membantu meningkatkan PDB (Produk
Domestik Bruto).
Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapi perusahaan
tersebut kendala awal adalah pada permodalan dimana pemilik usaha
tersebut harus meminjam dari bank terlebih dahulu serta kurangnya
dukungan pemerintah pada awal merintis usaha. Selain itu, berkaitan
dengan teknologi dan tenaga kerja, pemilik usaha memiliki dilema
tersendiri antara memilih meningkatkan produksinya menggunakan tenaga
mesin yang otomatis akan mengurangi jumlah karyawan yang akan
berakibat menambahnya jumlah pengangguran, atau mempertahankan
tenaga manusia yang memiliki resiko pada musim hajatan karyawan akan
banyak yang libur sehingga mengganggu produktivitas perusahaan.
B. Kesejahteraan
1. Definisi Sejahtera
Menurut Rambe, kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan
setiap warga Negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan
kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah
tangga serta masyarakat.8
Menurut Fahrudin, kesejahteraan adalah sebuah kondisi dimana
seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan
makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai
yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga hidupnya bebas dari
8 Armaini Rambe dkk, Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga dan Tingkat Kesejahteraan (Kasus di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara), Jurnal Ilmu Keluarga Dan Sosial, Vol 1 No 1, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008), hal.16.
18
kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya
aman, tentram, baik lahir maupun batin.9
kesejahteraan merupakan suatu tahap dalam terpenuhinya kebutuhan
hidup seseorang dimana orang tersebut bisa merasa cukup dan tidak
mempunyai rasa kekhawatiran dalam memenuhi kebutuhan pokoknya
seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih,
kesehatan, pendidikan, dalam memenuhi semua itu diharapkan diharapkan
UKM dapat menjadi pendongkrak dan sebagai motor untuk kesehteraan
masyarakat menengah ke bawah.
2. Tingkat Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dibedakan menjadi lima
jenis yaitu:
a) Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (Basic Needs) secara minimal, seperti
kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.
b) Sejahtera I
Sejahtera I adalah keluarga-keluarga yang telah memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal,tetapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan sosial psikolognya (socio psychological needs),
seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian, rumah untuk
interaksi keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa
baca tulis latin dan keluarga berencana.
c) Sejahtera II
Sejahtera II adalah keluarga-keluarga yang disamping dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya juga dapat memenuhi kebutuhan sosial
spikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan
kebutuhan perkembangannya (Development needs) seperti kebutuhan
untuk meningkatkan agama, menabung, berinteraksi dengan keluarga,
9 Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2012), hal.9.
19
ikut melaksanakan kegiatan dalam masyarakat dan mampu memperoleh
informasi.
d) Sejahtera III
Sejahtera III adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, kebutuhan spikologis, dan
kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan
sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti
secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk
material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta
berperan secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian,
olahraga, pendidikan, dan sebagainya.
e) Sejahtera III +
Sejahtera III + adalah keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial
psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat.10
3. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Desa Ketanon
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Ketanon relatif rendah,
karena banyaknya masyarakat yang menganggur dan juga sebagian besar
masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani dan serabutan. Dengan adanya
UMKM di Desa Ketanon dan salah satunya adalah KKK (Kenny
Kerajinan Kerupuk) maka diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
dan akan mengurangi angka pengangguran. Karena seperti yang kita
ketahui bahwa UMKM memiliki peran penting dalam upaya
menggerakkan roda ekonomi dan meningkatkan pendapatan daerah
maupun pendapatan nasional.
10 Wahyu Prastyaningrum, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat
Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung (Skripsi), Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, 2009, hal.16-17.
20
C. Tenaga Kerja
1. Definisi Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.11
Secara garis besar penduduk suatu
negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja.
Sedangkan menurut DR Payaman Siamanjuntak dalam bukunya
“Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia” tenaga kerja adalah
penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur.12
Jadi yang dimaksud dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang
mencari atau sudah melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau
jasa yang sudah memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah
ditetapkan oleh Undang-Undang yang bertujuan untuk memperoleh hasil
atau upah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Klasifikasi Tenaga Kerja
Klasifikasi tenaga kerja adalah pengelompokan akan ketenaga
kerjaan yang sudah tersusun berdasarkan kriteria yang sudah di tentukan.
Yaitu:
11 Subijanto, Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia , Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan ( vol 17 no 6, 2011), hal 708
12 Sendjun H Manululang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Citra, 1998), hal 03
21
a) Berdasarkan penduduknya
1) Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap
dapatbekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan
kerja.Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang
dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia
antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
2) Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu
dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut
Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah
penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun
dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para
pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
b) Berdasarkan Batas Kerja
1) Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-
64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
2) Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke
atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga
dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan
mahasiswa, para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para
pengangguran sukarela.
c) Berdasarkan Kualitasnya
1) Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah
22
atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara,
dokter, guru, dan lain-lain.
2) Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian
dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga
kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga
mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli
bedah, mekanik, dan lain-lain.
3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja
kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh
angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.13
D. Analisis Strategi Pengembangan
1. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistemastis dalam rangka merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats). Analisi SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal
strength dan weaknesses serta lingkungan internal opportunities dan
threats yang dihadapi dunia bisnis. Dengan menggunakan analisis
SWOT, keputusan-keputusan stratejik yang baik dapat dihasilkan. 14
13 Dwiyanto, Agus, dkk. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2006), hal 45
14 Marimin, Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, (Jakarta:
Grasindo, 2010), Hlm. 58.
23
2. Analisis SWOT KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
a. Faktor Kekuatan (Strength) KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
1) Produk yang sudah dikenal.
2) Kualitas produk yang bagus dan tahan lama.
3) Sudah memiliki banyak relasi.
4) Harga produk yang miring dibandingkan usaha kerupuk lain.
b. Faktor Kelemahan (Weakness) KKK (Kenny Kerajinan
Kerupuk)
1) Tenaga kerja yang mengambil libur sembarangan sehingga
menghambat produksi.
2) Masih menggunakan tenaga manual yang akan berpengaruh pada
kecepatan produksi
3) Kurangnya pemasaran di media sosial, karena dijaman sekarang
ini banyak yang mencari produk melelui media sosial maupun
online shop.
c. Faktor Peluang (Opportunities) KKK (Kenny Kerajinan
Kerupuk)
1) Permintaan pasar yang banyak dari Kabupaten Tulungagung
sendiri maupun luar Kabupaten, sehingga membuka peluang
untuk pemilik usaha mengekspansi atau memperluas
perusahaannya ke daerah lain.
2) Dengan banyaknya permintaan pasar, pemilik usaha dapat
mengembangkan produknya dan juga mudah untuk mengenalkan
produk barunya dipasaran.
3) Adanya kebiasaan masyarakat Indonesia memakan kerupuk
sebagai lauk, sehingga produksi kerupuk ini banyak dicari.
4) Lokasi usaha yang mudah dijangkau oleh berbagai macam
kendaraan sehingga memudahkan perusahaan mudah dicari dan
memudahkan distribusi.
24
d. Faktor Ancaman (Threath) KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
1) Adanya persaingan perusahaan kerupuk yang sangat banyak di
Desa Ketanon maupun luar desa.
2) Produk ini mengandalkan sinar matahari atau cuaca sehingga
mempengaruhi produksi dan kualitas produk.
3) Penggunaan teknologi yang kurang dapat menghambat proses
produksi kerupuk..
4) Tingkat kepuasan pelanggan yang berbeda-beda
3. Strategi Pengembangan
Strategi pengembangan UMKM KKK (Kenny Kerajinan
Kerupuk) yaitu pemilik akan tetap mempertahankan cita rasa dari produk
yang dibuat, selain itu pemilik usaha juga ingin menambah jenis varian
kerupuk baru yang diproduksi. Karena perusahaan sudah dikenal banyak
orang maka pembuatan produk baru dirasa tidak akan sulit untuk
mengenalkannya di pasaran.
Penjualan produk kerupuk ini masih sekitaran Jawa Timur, akan
tetapi banyak agen atau distributor yang mengambil untuk dijual keluar
Jawa Timur, bahkan keluar Pulau Jawa. Pemilik usaha juga berkata
bahwa produk yang diambil agen atau distributor dapat menjual
produknya dengan mengganti nama produk tersebut, jadi agen bisa
menamai produk supaya menjadi nama produk milik agen. Dengan
begini perusahaan juga turut menambah lapangan pekerjaan baru.
Sebenarnya pemilik usaha bisa saja mengekspansi perusahaan ke daerah
lain supaya distribusinya semakin mudah.
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disini penulis akan menyimpulkan beberapa hal:
1. UMKM KKK (Kenny Kerajian Kerupuk) memiliki peran yang sangat
penting sebagai roda penggerak ekonomi. Karena perusahaan ini berperan
untuk memproduksi dan distribusi, maka dibutuhkan tenaga kerja.
sehingga perusahaan ini dapat mengurangi tingkat pengangguran
masyarakat sekitar. Dengan berkurangnya tingkat pengangguran, maka
taraf hidup dan kesejahteraan pekerja juga meningkat. Dengan demikian
perusahaan ini juga turut membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar.
2. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi perusahaan tersebut yaitu
kendala permodalan awal membuka usaha dan juga kurangnya dukungan
dari pemerintah untuk pelaku usaha. Kendala yang kedua adalah tenaga
kerja yang merupakan masyarakat sekitar, maka banyak karyawan yang
mengambil libur seenaknya sehingga dapat mengganggu jalannya produksi
dan pendistribusian barang. Kendala yang ketiga yaitu teknologi, dalam
kendala ini pemilik usaha memiliki dilema antara menggunakan mesin
atau tetap menggunakan tenaga manual. Jika menggunakan tenaga mesin
memiliki sisi positif lebih cepat dalam memproduksi barang tetapi
mengurangi jumlah tenaga kerja. Atau tetap mempertahankan tenaga
manual supaya tidak banyak yang menganggur tetapi meiliki sisi negatif
karyawan bisa mengambil libur seenaknya.
3. Strategi perusahaan dalam pemasaran adalah tetap mempertahankan cita
rasa dari produk kerupuknya, pemilik juga akan menambah jenis varian
kerupuk. Selain itu pemilik usaha juga akan mengekspansi atau
memperluas usahanya ke daerah lain.
26
B. Saran
1. Untuk Instansi/ Lembaga PPL
Kepada pihak KKK (Kenny Kerajianan Kerupuk) diharapkan untuk
tidak ragu dalam memberikan perintah kepada mahasiswa yang
melakukan Praktik Pengalaman Lapangan dan memberikan teguran
apabila terdapat kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
2. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Sebagai Pengelola PPL
Karena Praktik Pengalaman Lapangan dilaksanakan pada masa
Pandemi Covid 19. Diharapkan kepada pihak fakultas memberikan
petunjuk teknis dan ketentuan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan
lebih jelas lagi supaya mahasiswa tidak bingung dalam menjalankan
tugasnya.
3. Untuk Mahasiswa sebagai Peserta
Untuk mahasiswa peserta praktik termasuk saya sendiri, lebih
mempersiapkan diri untuk melakukan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL), lebih memahami segala hal yang sudah dipelajari di kampus
supaya dapat diterapkan ditempat kerja nantinya dan memulai manajemen
kehidupan pribadi menjadi lebih baik lagi. Mulai dari apa yang ingin
dicapai, tujuan, pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi terhadap apa yang
telah dilakukan dan dicapai.
C. Pesan dari Pemilik Usaha
Pemilik usaha berpesan pada generasi muda yang ingin mendirikan
usaha pribadi, disarankan untuk memiliki pekerjaan tetap terlebih dahulu
untuk mem-back up keuangan jika sewaktu-waktu mengalami kegagalan.
Selain itu beliau juga berpesan agar tekun dan ulet dalam menjalankan sebuah
usaha, jangan sampai putus asa untuk mengejar apa yang diimpikan. Jika
sudah memiliki income atau pendapatan, maka diusahakan sebagian untuk
ditabung untuk keperluan jaga-jaga.
DAFTAR RUJUKAN
Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Afifah, Firda Zahra. 2012. Analisis Bantuan Modal dan Kredit Bagi Kelompok Pelaku
Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi Dan Umkm Kota Semarang. t.t.p: t.p
Agus, Dwiyanto dkk. 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Manululang, Sendjun H. 1998. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia.
Jakarta: PT Rineka Citra.
Marimin. 2010. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Jakarta:Grasindo.
Prastyaningrum, Wahyu. 2009. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Masyarakat Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung (Skripsi). Semarang: t.p.
Rambe, Armaini dkk. 2008. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga dan Tingkat
Kesejahteraan (Kasus di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara). Medan. Jurnal
Ilmu Keluarga Dan Sosial. Vol 1 No 1
Raselawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM Di Indonesia (Skripsi). Jakarta: t.p
Sjarifudin, Hasan dan Danial Kemas. 2013. LPBD dan Kemiskinan: Alternatif
Pengentasan Kemiskinan Melalui Dana Bergulir. Jakarta: Wahana Semesta
Intermedia.
Subijanto. 2011. Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia. t.t.p: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan vol.17 no.6
Zuhal. 2010. Knowledge and Innovation Platform Kekuatan Daya Saing. Jakarta:
Gramedia.
Dokumen dari Pemerintah Desa Ketanon
LAMPIRAN
-
LAMPIRAN
BERITA ACARA HARIAN
PPL JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG III TAHUN 2020
Pada tanggal 5 Oktober Sampai tanggal 6 November 2020, bertempat di Lembaga KKK
(Kenny Kerajinan Kerupuk) Desa Ketanon, telah dilaksanakan PPL Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung gelombang III Tahun 2020 oleh
mahasiswa dengan identitas sebagai berikut:
Nama : Pindan Among Sentono
NIM : 12402173557
Jurusan : Ekonomi Syariah
1. Senin, 05 Oktober 2020 08.00 Mencari artikel atau jurnal terkait Praktik
Pengalaman Lapangan
2. Selasa, 06 Oktober 2020 08.00 Menyusun jadwal
3. Rabu, 07 Oktober 2020 09.00 Melakukan Kumpul dengan kelompok untuk
membuat daftar pertanyaan
4. Kamis, 08 Oktober 2020 10.00 Mengumpulkan berkas-berkas yang sekiranya
penting untuk di pakai di lokasi PPL
5. Jumat, 09 Oktober 2020 10.00 Kumpul lagi dengan teman satu kelompok
membahas daftar pertanyaan
6. Sabtu, 10 Oktober 2020 09.00 Mengerjakan review pendalaman materi
7. Minggu, 11 Oktober 2020 09.00 Melanjutkan mengerjakan review
8. Senin, 12 Oktober 2020 15.00 Mencari artikel atau jurnal sebagai tambahan
Referensi
9. Selasa, 13 Oktober 2020 10.00 Membuat jadwal wawancara dengan narasumber
10. Rabu, 14 Oktober 2020 13.00 Melakukan wawancara dengan narasumber
11. Kamis, 15 Oktober 2020 13.00 Menganalisis hasil wawancara
12. Jumat, 16 Oktober 2020 09.00 Mengnalisis hasil wawancara
13. Sabtu, 17 Oktober 2020 14.00 Kumpul dengan teman kelompok untuk
menyusun daftar pertanyaan pada wawancara 2
14. Minggu, 18 Oktober 2020 21.15 Konsultasi judul laporan kepada DPL
15. Senin, 19 Oktober 2020 11.30 Revisi judul dan Konsultasi judul baru
16. Selasa, 20 Oktober 2020 13.00 Membuat dafatar pertanyaan wawancara 2
17. Rabu, 21 Oktober 2020 09.00 Menyusun jadwal wawancara 2 dengan narasumber
18. Kamis, 22 Oktober 2020 13.00 Melaksanakan wawancara 2 dengan narasumber
19. Jumat, 23 Oktober 2020 10.00 Menganalisis wawancara 1 dan 2
20. Sabtu, 24 Oktober 2020 10.00 Mulai mengerjakan laporan
21. Minggu, 25 Oktober 2020 09.00 Berkumpul dengan teman kelompok untuk membahas laporan
22. Senin, 26 Oktober 2020 13.00 Melanjutkan membuat laporan
23. Selasa, 27 Oktober 2020 09.00 Mencari jurnal atau artikel sebagai tambahan
Referensi
24. Rabu, 28 Oktober 2020 09.00 Menganalisis kembali wawancara 1 dan 2
25. Kamis, 29 Oktober 2020 09.00 Melanjutkan mengerjakan laporan
26. Jumat, 30 Oktober 2020 09.00 Mengerjakan Laporan
27. Sabtu, 31 Oktober 2020 07.00 Mengerjakan laporan
28. Minggu, 01 November
2020
09.00 Membuat Video
29. Senin, 02 November 2020 09.00 Mencari jurnal atau artikel sebagai tambahan
Referensi
30. Selasa, 03 November 2020 09.00 Melanjutkan mengerjakan Laporan
31. Rabu 04 s/d 06 November 08.00 Agenda sama yaitu merekap dan mengerjakan
Tulungagung, 10 November 2020
PINDAN AMONG SENTONO
NIM: 12402173557
2020 seluruh kegiatan mulai tanggal 05 Oktober
sampai 06 November 2020 ke dalam laporan
berita acara harian dan menyelesaikan seluruh
laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan.
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Pindan Among Sentono
NIM : 12402173557
Jurusan : Ekonomi Syariah
DPL : Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M. Ag
Judul laporan : Peran UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk dalam
Pengembangan Ekonomi Desa Ketanon
No. Hal Yang dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1 Judul Laporan Akhir PPL
2 Laporan Akhir PPL
3 Revisi Laporan Akhir PPL
Tulungagung, 10 November 2020
Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M. Ag
NIP. 197512112002122001
DOKUMENTASI
Setelah wawancara dengan pemilik usaha KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Setelah wawancara dengan pemilik usaha KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Setelah wawancara dengan pemilik usaha KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Hasil produk dari KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Proses distribusi produk KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Contoh produk dari perusahaan KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Produk dari UMKM (Kenny Kerajinan Kerupuk)
Produk dari UMKM KKK (Kenny Kerajinan Kerupuk)