ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN ...directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/Revisi_Proposal_TA.doc ·...
Transcript of ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN ...directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/Revisi_Proposal_TA.doc ·...
ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN ”INDEX GANDA”
(STUDI PADA SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2001 – 2006)
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat
posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-
centre (saraf finansial dunia) dunia ekonomi modern. Bahkan, perekonomian
modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir
dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini.
Sebagaimana institusi modern, pasar modal tidak terlepas dari berbagai
kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi. Pada
umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para
spekulan yang selalu melakukan analisis serta perhitungan untuk mengambil
tindakan spekulasi. Aktivitas inilah yang membuat pasar tetap aktif, tetapi
aktivitas ini tidak selamanya memberikan keuntungan terutama pada saat terjadi
depresi.
Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang
sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan untuk implementasinya, memang
dibutuhkan proses diskursus yang panjang. Menurut Irfan Syauqi Beik
(www.google.com). Prinsip tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya
penjualan dan pembelian secara langsung. Saat ini, jika seseorang ataupun sebuah
perusahaan ingin menjual atau membeli saham, dia akan menggunakan jasa
broker atau pialang. Kemudian broker tersebut akan menghubungi jobbers dan
menyampaikan maksud untuk bertransaksi, baik dalam pembelian maupun
penjualan saham. Kemudian para jobber ini menawarkan 2 rate harga, yaitu rate
harga yang akan dibelinya yang biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan
dijualnya yang biasanya lebih tinggi. Selanjutnya para jobber berkewajiban untuk
membeli saham tersebut. Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang
pertama, para jobber akan melakukan pembelian saham meskipun mereka belum
tentu membutuhkannya.
Mereka membeli saham dengan harapan akan dapat menjualnya kembali
kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi. Para
spekulan mengetahui bahwa mereka dapat membeli saham yang menguntungkan
dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan ready stock.
Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa
untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik.
Untuk itu, prosedur pembelian/penjualan saham secara langsung tidak
diperkenankan.
Mengingat firman Allah dalam (QS. al-Baqarah [2]: 275) “Allah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”, maka pada tanggal 3 Juli 2000
PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan indeks islam, Jakarta Islamic Indeks,
yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Danareksa Investment Management.
Indeks ini akan melengkapi indeks-indeks yang selama ini ada di BEJ yaitu IHSG
dan LQ 45.
Kehadiran dari indeks islam ini selain untuk menggairahkan pasar modal,
setelah banyak bermunculan bank-bank yang menerapkan prinsip syariah, juga
diharapkan mampu menarik pemodal dan masyarakat Islam yang ingin bermain di
lantai bursa. Mereka bukan hanya para pemodal yang telah menanamkan
modalnya di pasar modal namun juga investor yang masih ragu-ragu untuk
melepas dananya untuk membeli saham karena tidak mengetahui secara
mendalam aturan syariah.
Kesuksesan BEJ mengeluarkan indeks Islam ini merupakan kelanjutan
dari keberhasilan cendekiawan muslim dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap
pentingnya penerapan nilai-nilai syariah dalam perekonomian dalam upayanya
menciptakan suatu tatanan ekonomi dan bisnis yang Islami.
Keberhasilan Jakarta Islamic Indeks sebagai indeks yang memiliki
kapitalisasi pasar terbesar yang terlihat dari nilai agregat saham-saham JII cukup
signifikan dibandingkan kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan.
Kecenderungan ini mudah sekali dimengerti bahwa masyarakat yang semakin
terdidik akan semakin tidak suka menanamkan dana mereka di bank komersial
karena bank komersial memberikan return yang lebih kecil, resikonya juga relatif
lebih kecil. Masyarakat yang semakin paham akan pasar keuangan, semakin
mengerti akan penilaian dan pengendalian risiko investasi.
Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan
aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset
financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat
deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh
investor.
Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersubut ketika
dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan
risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang
sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko
dengan diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai
alternatif investasi yang berkorelasi negatif
Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks ganda secara empiris
untuk menghitung expected return, variance, dan covariance setiap efek dan
model indeks tunggal untuk membentuk portofolio optimal pada saham-saham
Jakarta Islamic Index.
Minimnya informasi mengenai tingkat keuntungan dan risiko yang akan
didapat oleh seorang investor dalam menghadapi risiko-risiko yang akan terjadi
dalam menanamkan modalnya. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Portofolio Optimal Dengan
Menggunakan ”Index Ganda” (Studi Pada Saham-saham JAKARTA ISLAMIC INDEX
PERIODE 2001 – 2006)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengambil
perumusan masalahnya adalah :
1. Saham-saham apa saja yang terbentuk pada portofolio yang
optimal ?
2. Berapa besarnya proporsi dari saham yang terbentuk dalam
portofolio optimal ?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok
permasalahan yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan.
Peneliti dalam hal ini membatasi masalah sebagai berikut :
1. Periode penelitian adalah periode tahun 2001-2006
2. Return aktiva bebas risiko (RBR) menggunakan
kebijakan Bank syariah bulanan
3. Variabel yang termasuk dalam saham individual
terdiri dari Earning per share, Return on Equity, Return on Investment,
Tingkat Inflasi.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui portofolio yang optimal pada saham-
saham Jakarta Islamic Indeks.
2. Untuk mengetahui seberapa besar proporsi masing-masing
saham di dalam portofolio optimal.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
pembentukan portofoio yang optimal untuk mengambil keputusan
investasi dalam saham-saham JII di pasar modal.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu referensi untuk
penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan portofolio optimal.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian tentang pembentukan portofolio optimal pernah dilakukan oleh
Linda Widyasari pada tahun 2006 dengan judul “Pembentukan Portofolio Saham
Optimal Menggunakan Model Index Ganda (Studi Pada Perusahaan Properti dan
Real Estate di BEJ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menhetahui saham-
saham yang terbentuk dalam portofolio optimal pada perusahaan properti dan real
estate di BEJ serta mengetahui proporsi dana masing-masing saham yang
digunakan untuk membentuk portofolio optimal pada perusahaan properti dan real
estate di BEJ. Adapun perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan model
index ganda menghasilkan komposisi sebagai berikut :
1. Saham-saham properti dan real estate yang terbentuk dalam
portofolio optimal adalah saham PT. Duta Pertiwi (DUTI), PT. Karka Jasa
Profilia (KARK) dan PT. Summarecon Agung (SMRA).
2. Expected return portofolio yang dimiliki oleh masing-masing
saham yang terbentuk dalam portofolio pada saham properti dan real estate
adalah sebesar 560.1129712 sedangkan untuk risiko portofolio saham
yang terbentuk dalam portofolio optimal pada saham properti dan real
estate adalah sebesar 0.05508927 atau 5.508 %.
3. Dilihat dari proporsi dana dapat dilihat bahwa saham DUTI
memiliki proporsi dana dalam portofolio sebesar 0.00001 atau 0.001 %,
saham KARK memiliki proporsi dana dalam portofolio sebesar 0.00001
atau 0.001 % dan saham SMRA memiliki proporsi dana sebesar 0.9998
atau 99.98 %.
Peneliti terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti
yang sekarang. Adapun persamaannya adalah :
1. Alat analisis yang digunakan untuk mencari portofolio optimal
menggunakan model index ganda.
2. Tingkat bunga bebas risiko menggunakan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah sebagai
berikut :
1. Obyek penelitian sekarang adalah saham-saham yang tercatat di
Jakarta Islamic Index sedangkan obyek peneliti terdahulu adalah saham-
saham properti dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
2. Variabel bebas peneliti sekarang menggunakan Earning per share,
Return on Equity, Return on Investment, Tingkat Inflasi. Sedangkan
peneliti terdahulu menggunakan inflasi, PER, PBV dan DER.
G. Tinjauan Teori
1. Pengertian
Investasi
Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik
melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang
lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal
(Downes dan Goodman dalam Warsono, 2001;1). Sedangkan menurut (Halim,
2005:4) investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu pertama investasi pada
aset-aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa
sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya.
Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi,
waran, opsi, dan lain-lain. Kedua investasi pada aset-aset riil (real assets) yang
berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan lainnya.
2. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor
membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan
dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut:(Halim, 2005:4)
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat
risiko (rate of rate), dan ketersedian jumlah dana yang akan
diinvestasikan.
b. Melakukan analisis
Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau
sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya
terlalu tinggi ataukah terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang
dapat digunakan, yaitu :
1) Pendekatan fundamental. Pendekatan ini berdasarkan pada
informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh
administrator bursa efek.
2) Pendekatan teknikal. Pendekatan ini didasarkan pada data
(perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk
memperkirakan harga saham di masa mendatang.
c. Membentuk portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana
yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada
masing-masing efek tersebut.
d. Mengevaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang
telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan
maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.
e. Merevisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja
portofolio.
Investasi dalam aktiva keuangan dapat dilakukan dengan investasi
langsung ataupun investasi tidak langsung (Jogiyanto, 2000:7).
a. Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan
dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan yang
diperjual belikan. Aktiva keuangan bisa berupa tabungan dan deposito.
Serta investasi langsung yang dapat diperjual belikan berupa surat
berharga pendapatan tetap dan saham.
b. Investasi tidak langsung adalah suatu investasi yang
dilakukan melalui pembelian dari perusahaan investasi dimana perusahaan
investasi merupakan perusahaan yang mengelola dana investasi yang
mempunyai aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain. Untuk
perusahaan investasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi Unit
Investment Trust, Closed-end Investment companies dan Open-end
Investment Companies Investasi (Jogiyanto, 2000:10)
c. Investasi tidak langsung adalah suatu investasi yang
dilakukan melalui pembelian dari perusahaan investasi dimana perusahaan
investasi merupakan perusahaan yang mengelola dana investasi yang
mempunyai aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain. Untuk
perusahaan investasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi Unit
Investment Trust, Closed-end Investment Companies dan Open-end
Investment Companies Investasi (Jogiyanto, 2000:10)
3. Analisis portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset,
baik berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor. Hakikat
pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan jalan
diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif
investasi yang berkorelasi negatif (Halim,2005:54).
Investor dapat menentukan kombinasi efek-efek untuk membentuk
portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Suatu portofolio dapat
dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria yaitu: (Halim,2005:54)
a. Memberikan ER terbesar dengan
risiko yang sama.
b. Memberikan risiko terkecil dengan
ER yang sama.
Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan
portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang
optimal. Sedangkan untuk membentuk portofolio yang optimal kita harus
menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan prevensinya
(Halim, 2002:59).
4. Risiko investasi pada saham
Risiko dalam kontek manajemen investasi merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat
pengembalian yang dicapai secara nyata.
Prevensi investor terhadap risiko dibagi menjadi tiga (Halim, 2002:38) :
1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan
investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang
memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda,
maka orang tersebut akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko
yang lebih besar. Karakteristik investor jenis ini bersikap agresif dan
spekulatif dalam mengambil keputusan investasi
2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)
merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian
yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investasi jenis ini umumnya
cukup flexible dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil
keputusan investasi.
3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)
merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi
yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang
berbeda, maka lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih
kecil. Karakteristik investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan
secara matang dan terencana atas keputusan investasi.
Dalam kontek portofolio risiko dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Risiko sistematis. Merupakan risiko yang tidak dapat
dihilangkan atau dikurangi dengan cara penggabungan berbagai risiko
(Djohanputro,2006:18).
2) Risiko tidak sistematis
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan jalan diversifikasi, karena
risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
5. Model indeks
Model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa tingkat
pengembalian sutau efek sensitif terhadap perubahan berbagai macam faktor atau
indeks. Sebagai proses perhitungan tingkat pengembalian, suatu model indeks
berusaha untuk mencakup kekuatan ekonomi utama yang secara sistematis dapat
menggerakkan harga saham untuk semua efek. Secara implisit, dalam kontruksi
model indeks terdapat asumsi bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau
lebih akan berkorelasi (Halim,2005:82).
Suatu pernyataan formal mengenai hubungan itu adalah model indeks atau
model faktor dari tingkat pengembalian efek. Hasilnya, dapat memberikan
informasi yang diperlukan untuk menghitung ER, varians, dan kovarians setiap
efek sehingga dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik sensitivitas
portofolio terhadap perubahan faktor atau indeks (Halim,2005:82).
Ada dua model indeks yang dapat digunakan untuk menghitung portofolio
optimal:
a. Model indeks tunggal
Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau
lebih akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang
sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model.
Faktor atau indeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
(Halim,2005:82).
Tujuan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan
perhitungan portofolio model Markowitz. Pada portofolio model Markowits
dibutuhkan parameter-parameter input berupa:
1) Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing
saham.
2) Variance masing-masing saham.
3) Covariance antar saham-saham.
Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan
pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat
dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio
antara ekses return dengan beta (excess return to beta) (Jogiyanto,2000:225).
b. Model Indeks Ganda (Multi-Index Models)
Multi-index models lebih berpotensi dalam upaya untuk mengestimasi
expected return, standar deviasi dan kovarians efek secara akurat dibanding single
index models. Karena pengembalian aktual efek tidak hanya sensitif terhadap
perubahan IHSG, artinya terdapat kemungkinan adanya lebih dari satu faktor yang
dapat mempengaruhinya. Multi index models menganggap bahwa ada faktor lain
selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek, misalnya
tingkat bunga bebas risiko(Halim; 2005:86).
Model tersebut sebenarnya merupakan model regresi linier berganda,
dimana tingkat pengembalian efek i akan dipengaruhi oleh banyak variabel bebas
yaitu F1 sampai Fn. Tingkat pengembalian efek i yang tidak dapt dijelaskan oleh
variabel-variabel bebas tersebut dinyatakan dengan dan ei. Dalam hal ini
merupakan rata-rata dari tingkat pengembalian yang tidak dipengaruhi oleh
variabel bebas dalam model. Sedangkan ei merupakan tingkat pengembalian unik
yang bersifat acak dan diasumsikan rata-ratanya bernilai 0.
H. Kerangka pikir
Kerangka pikir atau disebut juga kerangka konseptual merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Suatu kerangka pikir akan
memberikan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah
penelitian.
Gambar 1
Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal
Saham-sahamJakarta Islamic Index
Investor
Analisis Portofolio Optimal
Model Indeks Ganda
Inflasi, EPS, ROE, ROI
Portofolio Optimal
Keputusan Investasi
Model Indeks Tunggal
Sumber : Data diolah
I. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian adalah studi kasus dalam arti bahwa implikasi dan hasil
penelitian ini hanya dapat diterapkan pada perdagangan Jakarta Islamic Indeks.
2. Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan adalah dokumenter yang diperoleh dari data
sekunder yang secara tidak langsung berasal dari rasio keuangan yang berupa
(Earning per Share, Return on Equity, Return on Invesment, tingkat inflasi) dan
harga saham penutupan per bulan selama periode tahun 2001-2006.
3. Teknik Pengumpulan data
Menggunakan teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk analisa pada perusahaan yang telah dipilih sebagai populasi dan
telah dipublikasikan dalam Jakarta Islamic Indeks
4. Populasi dan Sampel
Penelitian ini populasinya adalah seluruh saham-saham yang tercatat di
Jakarta Islamic Index yang berjumlah 30 perusahaan. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling
yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap populasi yang memiliki
kriteria tertentu yaitu :
a. Saham-saham yang selalu tercatat dalam Jakarta Islamic
Index periode 2001 – 2006.
b. Saham-saham yang mempunyai rasio keuangan lengkap
periode 2001 – 2006.
5. Definisi operasional variabel
Menurut Widayat dan Amirullah (2002 ; 22) variabel adalah suatu
karakteristik, ciri, watak, atau keadaan yang melekat pada seseorang atau obyek.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel yang berupa rasio
keuangan bulanan diantaranya (Halim, 2005 : 87) :
a. Earning per Share (EPS) atau rasio nilai
pasar. Rasio ini menunjukkan laba yang dapat dibukukan oleh perusahaan
untuk setiap unit saham biasa yang digunakan.
a. Return on Equity
(ROE) rasio pengembalian atas ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa dengan modal ekuitas yang dimiliki. Satuan %
c. Return on Investment (ROI) rasio
pengembalian atas investasi, merupakan perbandingan antara laba tersedia
bagi para pemegang saham biasa (earning available for common
stockholders / EACS) dengan aktiva total.
d. Tingkat inflasi merupakan
kecenderungan kenaikan harga-harga naik secara umum dan terus menerus.
e. Tingkat bunga bukan didasarkan pada
Bank Konvensional melaikan berdasarkan kebijakan Bank Syariah.
6. Teknik Analisa Data
Analisis pembentukan portofolio yang optimal dapat dilakukan
dengan langkah sebagai beikut (Halim, 2005 : 85) :
a. Menentukan nilai dari Beta :
b. Menentukan nilai Alpha
rata-rata Y atau rata-rata X
c. Varians residual
d. Koefisien korelasi
e. Excess return to beta ratio. Rasio ini adalah :
Keterangan :
= excess return to beta sekuritas ke-i
= return ekspektasi berdasarkan model indeks ganda untuk sekuritas ke-i
= return aktiva bebas risiko menggunakan sertifikat Bank Indonesia (SBI)
= Beta sekuritas ke-i
f. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i
sebagai berikut:
dan
Notasi : = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga
merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematik.
g. Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut :
h. Setelah sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat
ditentukan dicari besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar :
dan nilai Xi sebesar :
Keterangan :
Wi = proporsi sekuritas ke-i
K = jumlah sekuritas di portofolio optimal
= Beta sekuritas ke-i
= varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i
C* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar.
i. Untuk menghitung expected return, variance dan covariance setiap efek
dapat dirumuskan dengan suatu formula :
Keterangan :
E(Ri) = Ekspektasi return efek I
= Ekspektasi return efek I jika tiap faktor bernilai 0 (konstanta).
= Sensitivitas efek I terhadap faktor (koefisien regresi)
F1…Fn = Faktor yang mempengaruhi return efek I
ei = faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model = 0
j. Variance individual model indeks ganda sebagai berikut :
Covariance pengukur yang menunjukkan arah pergerakan dua buah
variable. Covariance individual model indeks ganda sebagai berikut :
k. Earning per Share (EPS)
l. Return on Equity (ROE)
m. Return on Investment (ROI)
Rasio pengembalian atas investasi =
n. Formula persentase bagi hasil
Ekuivalen Rate (%) =
DAFTAR PUSTAKA
Achsien, H. Iggi. 2003. Investasi Syariah di Pasar Modal. Cetakan kedua.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. PT RINEKA CIPTA. Jakarta
Fatwa Dewan Syariah Nasional. 2003. Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Artikel. www.google.com.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi ke-2. Salemba Empat. Jakarta
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi ketiga. BPFE.
Yogyakarta.
Syauqi Beik, Irfan. 2003. Prinsip-prinsip Pasar Modal Syariah. Artikel.
www.google.com.
Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan; Jilid 1. UMM Press. AMP.
YKPN.
Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis. Edisi 1. Malang: CV. Cahaya Press
ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN
”INDEX GANDA”(STUDI PADA SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2001 – 2006)
Disusun Oleh :Moch. Meizaq Chimky
(03610404)
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2007