Analisis Percobaan Modul 3

4
Analisis Percobaan Dalam praktikum ini, praktikan akan menguji sembilan campuran dengan komposisi yang berbeda-beda. Campuran yang digunakan adalah spesi A dan C. Variasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh komposisi spesi A dan C pada kondisi volume A lebih sedikit, sama atau lebih banyak dari C. Kemudian melakukan titrasi, Selama proses titrasi labu erlemeyer digoyang secara perlahan agar proses pencampuran berjalan dengan baik. Proses ini dilakukan hingga mencapai kondisi larutan menjadi “tepat” keruh. Dari tahap ini akan didapatkan data volume zat pentitran. Untuk mendapatkan kerapatan massa larutan A, B, dan C dilakukan dengan menimbang masing-masing larutan dengan volume misalnya, 5 ml. Setelah itu , dengan menggunakan persamaan: Rho = m/v Maka akan diperoleh kerapan massa / massa jenis dengan m dalam g dan v dalam ml atau cm3. Selanjutnya pengukuran suhu sebelum dan sesudah dilakukan titrasi menggunakan termometer. Tujuan pengukuran ini untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi, jika perubahan yang terjadi cukup signifikan maka faktor suhu akan mempengaruhi perhitunga. Namun hasil pengukuran yang didapat tidak jauh berbeda atau sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

description

bb

Transcript of Analisis Percobaan Modul 3

Page 1: Analisis Percobaan Modul 3

Analisis Percobaan

Dalam praktikum ini, praktikan akan menguji sembilan campuran dengan komposisi yang

berbeda-beda. Campuran yang digunakan adalah spesi A dan C. Variasi tersebut dimaksudkan

untuk mengetahui pengaruh komposisi spesi A dan C pada kondisi volume A lebih sedikit, sama

atau lebih banyak dari C. Kemudian melakukan titrasi, Selama proses titrasi labu erlemeyer

digoyang secara perlahan agar proses pencampuran berjalan dengan baik. Proses ini dilakukan

hingga mencapai kondisi larutan menjadi “tepat” keruh. Dari tahap ini akan didapatkan data

volume zat pentitran.

Untuk mendapatkan kerapatan massa larutan A, B, dan C dilakukan dengan menimbang masing-

masing larutan dengan volume misalnya, 5 ml. Setelah itu , dengan menggunakan persamaan:

Rho = m/v

Maka akan diperoleh kerapan massa / massa jenis dengan m dalam g dan v dalam ml

atau cm3.

Selanjutnya pengukuran suhu sebelum dan sesudah dilakukan titrasi menggunakan

termometer. Tujuan pengukuran ini untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi, jika

perubahan yang terjadi cukup signifikan maka faktor suhu akan mempengaruhi perhitunga.

Namun hasil pengukuran yang didapat tidak jauh berbeda atau sangat kecil sehingga dapat

diabaikan.

Pada percobaan 1, Benzene dicampurkan dengan etanol. Benzena termasuk kedalam senyawa

yang non-polar, dan Etanol ini bersifat semipolar sehingga dapat melarutkan benzena sehingga

tercipta fase yang sama. Pada percobaan 2, Kloroform yg bersifat non-polar dilarutkan dengan

Asam asetat yg bersifat semipolar. Kemudian kedua campuran larutan itu dititrasi dgn aquades

yg berfungsi untuk memisahkan campuran kloroform dengan asam asetat dan etanol dengan

benzena.

Analisis Hasil

Page 2: Analisis Percobaan Modul 3

Pada percobaan juga diperlukan data suhu larutan saat reaksi berlangsung. Pada

dasarnya pengambilan data ini memilki bebrapa fungsi. Fungsi pertama adalah untuk

memastikan semua faktor lain yang dapat mempengaruhi reaksi dapat dieliminasi dan

diabaikan.

Fungsi pengukuran temperature pada percobaan yang kedua adalah untuk memastikan

berat jenis yang didapatkan dapat dijadikan landasan perhitungan untuk setiap komposisi.

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka berat jenis suatu larutan dapat berubah dengan adanya

perubahan temperatur, saar temperature tinggi volume larutan akan meningkat disebabkan

proses pemuaian (jika larutan tersebut bersifat compressible). Akibatnya berat jenis larutan

semakin kecil dibandingkan pada temperature yang lebih rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan dari data hasil percobaan diperoleh berat jenis aquades

adalah 1,036 g/cm3 , sedangakan berat jenis literature aquades adalah 1,00 g/cm3. Temperature

pada percobaan dianggap konstan karena perubahannya kecil, sedangkan tekanan tidak berubah.

Maka perhitungan berat jenis dari data hasil percobaan adalah valid dan dapat digunakan.

Page 3: Analisis Percobaan Modul 3

Berdasarkan percobaan, didapatkan data bahwa semakin sedikit volume etanol pada

labu ukur sebelum dilakukan titrasi maka semakin banyak jumlah air yang dibutuhkan untuk

mencapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terjadinya kekruhan pada larutan.Sedangkan

pada larutan kloroform dan asam asetat glacial semakin banyak volume kloroform maka semakin

sedikit volume air yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir. Hal ini disebabkan pada larutan

etanol dan benzene, aquades cenderung larut dengan etanol dan pada larutan kloform dan asam

aseta glacial aquades cenderung larut dengan asam asetat glacial karena pengaruh sifat

polaritasnya.

Dalam percobaan ini juga dilakukan perhitungan massa dan volume masing-masing zat.

Pada zat aquades diperoleh berat jenis 1,031 g/cm3, apda aseton 0,712 g/cm3, pada benzene

0,799 g/cm3, pada kloroform 1,305 g/cm3 dan pada asam asetat glacial sebesar 0,978 g/cm3.