ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf ·...

58
ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI KECAMATAN SIMEULUE BARAT KABUPATEN SIMEULUE SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat Guna memperoleh gelar sarjana sosial OLEH : ANDRI ADI NIM : 10C20210010 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2016

Transcript of ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf ·...

Page 1: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN

SARJANA DI KECAMATAN SIMEULUE BARAT

KABUPATEN SIMEULUE

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat

Guna memperoleh gelar sarjana sosial

OLEH :

ANDRI ADI

NIM : 10C20210010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH – ACEH BARAT

TAHUN 2016

Page 2: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

vi

ABSTRAK

ANDRIADI, 2016. Analisis Penyebab Tingginya Pengangguran Sarjana di

Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue, di bawah bimbingan

Sudarman Alwy., M.Ag dan Alimas Jonsa, S.Sos., M.Si

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab tingginya

pengangguran Sarjana di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue.

Adapun sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Kemudian teknik

pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan kajian pustaka. Jumlah

informan yang ditentukan oleh peneliti dengan jumlah 14 orang. Teknik analisa

data dalam penelitian ini berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan. Masalah penganguran memang menjadi permasalahan

komplek dalam konteks mencari lapangan pekerjaan baik di intansi pemerintahan

maupun swasta. Lulusan sarjana di Kecamatan Simeulue Barat sangat antusias

ingin membuka lapangan pekerjaan dan mereka mempunyai sumberdaya manusia

yang mapan akan tetapi hanya keterbatasan modal serta belum mempunyai

lapangan pekerjaan yang tetap. Penyebab lainnya juga disebabkan oleh faktor

ketidak-seimbangnya antara jurusan yang diambil oleh para lulusan sarjana

dengan formasi yang dibuka oleh pemerintah daerah. Salah satu contohnya adalah

jurusan yang paling banyak diminati oleh lulusan sarjana di Kecamatan Simeulue

Barat adalah lulusan Pendidikan Agama Islam sementara formasi atau lowongan

yang dibuka oleh pemerintah dalam penerimaan tenaga kontrak dan CPNS lebih

cenderung kepada lulusan Kesehatan. Faktor yang paling utama dalam melakukan

wirausaha atau pekerjaan adalah para lulusan sarjana harus berani berbuat, siap

untuk mandiri dan siap melakukan hal apa saja yang sifatnya positif untuk

kepentingan pribadi dan orang lain yang pada akhirnya membuahkan hasil yaitu

memberikan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Kata Kunci : Tingginya Pengangguran Sarjana, Kecamatan Simeulue Barat

Page 3: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengangguran sarjana di Indonesia memang selalu menjadi masalah yang

menyelimuti dalam perkembangan masa kini. Masalah yang disebabkan karena

lulusan mahasiswa yang hanya ingin menjadi pencari kerja bukan pencipta kerja,

belum lagi tuntutan dari perguruan tinggi yang menginginkan mahasiswanya

cepat lulus tanpa diberikan keterampilan yang cukup dalam menghadapi dunia

kerja serta kurangnya jumlah lapangan pekerjaan padat karya yang mampu

menyerap tenaga kerja.

Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 259 juta jiwa

semakin menambah rumitnya kompleks permasalahan yang ada di Indonesia.

Mulai dari sarjana pendidikan, sarjana hukum, sarjana ekonomi, sarjana komputer

dan masih banyak sarjana-sarjana yang lainnya. Ada tiga faktor dasar yang

menjadi permasalahan tingginya tingkat pengangguran sarjana di Indonesia yaitu:

(a) ketidaksesuaian hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja,

(b) ketidakseimbangan permintaan dan penawaran terhadap jasa manusia, (c)

kualitas sumber daya manusia itu sendiri (Tilaar H, 2004, h.162).

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan

pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang. Salah satu tujuan dalam pembangunan nasional adalah penyediaan

lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja terutama

bagi negara berkembang seperti Indonesia yang pertumbuhan angkatan kerjanya

lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja. Pendidikan diketahui sebagai

Page 4: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

2

aspek penting dalam kehidupan karena melalui pendidikan seseorang dapat

menjadi individu yang lebih berkualitas.

Pendidikan adalah sarana untuk mendapatkan SDM yang berkualitas

karena pendidikan dianggap mampu untuk menghasilkan tenaga kerja yang

bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang modern. Semakin

tinggi tingkat pendidikan yang telah ditempuh maka seharusnya semakin

berkualitas pula output atau lulusan yang dihasilkan. Salah satu hal yang dapat

dijadikan sebagai ukuran kualitas output tersebut adalah bagaimana output ini

mampu bersaing di dunia kerja dan diharapkan mampu menggerakkan

pembangunan nasional.

Di negara berkembang, pengangguran terdidik adalah sebagai

konsekuensi dari berperannya faktor penawaran “supply factors” (Bloom dan

Sevilla 2003, h.27). Proses bergesernya kelompok umur penduduk yang lahir dua

puluh sampai tiga puluh tahun sebelumnya, mereka secara potensial memasuki

pasar kerja, baik setelah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah atau

terhenti. Upaya yang dilakukan untuk memperluas fasilitas pendidikan di negara-

negara berkembang guna pencapaian pemerataan hasil-hasil pendidikan ternyata

tidak diiringi dengan peningkatan kualitas tamatannya. Efek ganda dari dilema

tersebut adalah semakin banyaknya pencari kerja berusia mudah dan

berpendidikan (Elfindri dan Bachtiar, 2004, h.35).

Kecamatan Simeulue Barat adalah salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Simeulue yang memiliki banyak sekali remajanya lulusan sarjana. Para

remaja di Kecamatan Simeulue Barat menyelesaikan pendidikan Sarjananya di

luar daerah, ada yang di Banda Aceh, Aceh Barat, Lhokseumawe, Langsa, dan

Page 5: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

3

luar daerah lainnya seperti Medan, Jakarta dan lainnya. Hingga saat ini banyak

lulusan Sarjana di Kecamatan Simeulue Barat telah kembali ke daerah masing-

masing, akan tetapi mereka belum mendapatkan pekerjaan.

Salah satu penyebab tingginya pengangguran di Kecamatan Simeulue

Barat menurut hasil observasi awal peneliti adalah dikarenakan kurangnya

perhatian dari pemerintah setempat untuk merekrut para lulusan sarjana bekerja,

hal ini terlihat pada saat adanya penerimaan PNS atau karyawan, calon yang

mendaftar dari berbagai daerah bahkan ada yang berasal dari luar Kabupaten

Simeulue. Para calon yang lulus dalam penerimaan PNS atau karyawan tersebut

kebanyakan berasal dari luar daerah Simeulue khususnya di Kecamatan Simeulue

Barat. Lulusan sarjana yang berasal dari dalam daerah Simeulue hanya beberapa

orang saja yang lulus.

Selain hal tersebut diatas permasalahan yang paling mendasar membuat

banyaknya pengangguran di Kecamatan Simeulue Barat berdasarkan hasil

observasi awal adalah kurang percayanya pemerintah terhadap kemampuan para

putra-putri daerah setempat, sehingga lebih memilih putra putri luar derah untuk

bekerja. Dari latar belakang di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian

dengan judul “Analisis Penyebab Tingginya Pengangguran Sarjana di

Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada penelitian

ini, maka penulis membuat rumusan masalah, yaitu apa penyebab terjadinya

tingginya pengangguran Sarjana di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten

Simeulue?

Page 6: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

4

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di ataas maka, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui penyebab tingginya pengangguran sarjana di Kecamatan Simeulue

Barat Kabupaten Simeulue?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

1. Memberikan kontribusi data tentang pengangguran sarjana di Kabupaten

Simeulue;

2. Memberikan informasi terkait pengangguran sarjana di Kabupaten

Simeulue;

3. Memberikan kekayaan khasanah ilmu pengetahuan terkait pengangguran

sarjana di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue Khususnya

bagi Mahasiswa Universitas Teuku Umar.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Dapat menambah kebijakan bagi peneliti dalam melakukan penelitian

khususnya tentang pengangguran sarjana di Kecamatan Simeulue Barat

Kabupaten Simeulue.

2. Memberikan langkah-langkah dalam membangun karakter untuk berjiwa

wirausaha sehingga dapat meminimalisis tingkat pengangguran sarjana di

Kecamatan Simeulue Barat.

3. Menjadti acuan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan riset

terkait dengan tingkat pengangguran sarjana.

Page 7: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

5

1.5 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Pada Bab II. Tinjauan pustaka, yang terdiri dari: tinjauan tentang kajian

terdahulu, tinjauan pengangguran dan tinjauan tentang pekerjaan.

Sedangkan pada Bab III. Metode penelitian yang terdiri dari: metode

penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data, teknik

pengumpulan data, Instrumen penelitian, teknik analisa data, pengujian

kredibilitas data.

Kemudian pada Bab IV. Menjelaskan Hasil dan pembahasan yang terdiri

dari: hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Sedangkan pada Bab V. Terdiri dari: kesimpulan dan saran.

Page 8: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh M. Rosyid Hidayat (2014) tentang

tingginya tingkat pengangguran sarjana di Indonesia, dimana hasil dari penelitian

tersebut adalah: tingginya jumlah pengangguran sarjana disebabkan karena

memiliki keterampilan yang rendah dan belum siap mental untuk memasuki dunia

kerja. selain karena sumber daya manusia (mahasiswa) yang kurang berkualitas,

kurangnya jumlah lapangan pekerjaan padat karya yang mampu menyerap tenaga

kerja, sehingga mendorong tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.

Dari penelitian tersebut dapat dijabarkan tuntutan mutu pendidikan di

Indonesia merupakan suatu kebutuhan yang penting karena kualitas/mutu

pendidikan di Indonesia yang dinilai oleh banyak kalangan masih rendah. Hal

tersebut bisa terlihat dari beberapa indikator diantaranya lulusan dari sekolah atau

perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya

kompetensi yang dimiliki. Dengan kondisi tersebut sulit mengharapkan mereka

menjadi agen perubahan sosial sebagaimana yang diharapkan masyarakat luas.

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia disorot pula karena deraan jumlah

lulusan perguruan tingi yang menganggur. Pengangguran lulusan perguruan tinggi

merupakan salah satu dari sekian banyak isu pendidikan dan ketenagakerjaan

yang banyak mendapat perhatian.

Sebenarnya gelar sarjana tidak otomatis memuluskan jalan meraih

pekerjaan. Peningkatan jumlah pengangguran intelektual di Indonesia dinilai

Page 9: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

7

akibat dua faktor. Pertama, karena kompetensi mahasiswa yang kurang. Kedua,

jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia memang tidak terlalu banyak. Disisi lain

para pengangguran tersebut tidak mau bangkit dan membuat inovasi, mereka

hanya ingin menjadi pekerja yang formal, di kantoran dan mendapat gaji yang

besar. Padahal di Indonesia lapangan kerja di sektor formal mengalami

penurunan, hal itu disebabkan lemahnya kinerja sektor riil dan daya saing

Indonesia, yang menyebabkan sektor industri menjadi lemah dan membuat

produksi manufaktur yang berorientasi ekspor. Melemahnya sektor riil dan daya

saing Indonesia secara langsung menyebabkan berkurangnya permintaan untuk

tenaga kerja terdidik, yang mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran

terdidik. Dengan kata lain, persoalan pengangguran terdidik muncul karena

adanya informalisasi pasar kerja.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Siti (2012) tentang

pengangguran di Provinsi Jawa Timur, dimana pengangguran yang terjadi di

Provinsi Jawa Timur diakibatkan oleh situasi krisis yang tak kunjung usai dan

lesunya kondisi perekonomian nasional, di berbagai daerah di Provinsi Jawa

Timur tidak menutup kemungkinan muncul apa yang disebutdiscourage

unemployment (pengangguran putus asa), yakni pengangguran sudah bertahun-

tahun mencari kerja tanpa hasil karena faktor demand for labor dan supply for

labor yang makin tidak seimbang.

Penelitian tersebut dapat dijabarkan tingginya angka pengangguran

sarjana sudah menjadi salah satu penyakit di negara Indonesia yang besar. Data

statistik menyatakan jumlah pengangguran sarjana atau lulusan Universitas pada

Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang

mencapai 7,17 juta orang. Hal ini bisa terjadi dikarenakan sebagian besar lulusan

Page 10: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

8

perguruan tinggi hanyalah menjadi pencari kerja (job-seeker) dan jarang yang

berkeinginan menjadi pencipta kerja (job-creator)

Salah satu masalah mendasar yang dihadapi perguruan tinggi adalah

problem relevansi dan mutu yang belum menggembirakan. Pendidikan tinggi

belum bisa menjadi faktor penting yang mampu melahirkan enterpreneur dengan

orientasi job creating dan kemandirian. Pengangguran terdidik dari hasil

pendidikan terus bertambah, problem pengabdian masyarakat dimana perguruan

tinggi tersebut berada dirasa kurang responsif, dan berkontribusi terhadap problem

masyarakat. Anarkhisme intra dan inter-kampus seperti membentuk lingkaran

kekerasan, banyak kita jumpai terjadinya demo-demo yang bersifat anarkhis yang

dilakukan oleh kelompok mahasiswa. Tentu banyak juga prestasi yang telah

dicapai, akan tetapi gaung masalah ini lebih bergema dibanding deretan prestasi-

prestasi.

Tingginya angka pengangguran yang ditamatkan pendidikan tinggi di

Indonesia mengalihkan perhatian kita untuk memburu model pendidikan macam

apa yang cocok saat ini diterapkan di perguruan tinggi. Untuk menjawab

persoalan tersebut di setiap perguruan tinggi saat ini sudah mulai mirintis program

pendidikan kewirausahan. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang

yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan

pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh

wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan

pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi

pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.

Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia

masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga upaya

Page 11: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

9

pembangunan wirausaha di Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi

suksesnya pembangunan nasional.

Perbedaan penelitian terdahulu yang dijelaskan diatas dengan penelitian

saya adalah, saya melakukan pemilihan faktor-faktor yang mempengaruhi

pengangguran dengan melihat jumlah pengangguran dan membandingkan jumlah

yang bekerja yang berasal dari daerah Kecamatan Simeulue Barat dan yang

berasal dari luar Simeulue. Sedangkan persamaan dalam penelitian ini adalah

2.2 Pengangguran

2.2.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran ialah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang

mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seorang yang

sedang berusaha mencari pekerjaan. sedangkan yang dimaksud angkatan kerja

adalah jumlah keseluruhan pekerja yang tersedia untuk lapangan pekerjaan dalam

sebuah negara. Golongan bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah,

yang mengurus rumah tangga, atau yang menerima pendapatan tidak tetap.

Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam Pitartono (2012, h.32), dalam

standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan

dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan

kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu,

tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.

Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan

definisi pengangguran yaitu: (1) Pengangguran terbuka adalah seseorang yang

termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak

bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan. (2)

Page 12: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

10

Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh

karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu

secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari

pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001,

h.4).

2.2.2 Jenis- Jenis Pengangguran

Menurut Marius (2004, h.39) jenis-jenis pengangguran adalah sebagai

berikut:

1. Menurut Faktor-faktor penyebabnya

a) Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang terjadi akibat siklus

gelombang konjungtur atau perubahan naik turunnya kondisi ekonomi.

b) Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi disebabkan karena tenaga manusia diganti

menjadi tenaga mesin atau robot.

c) Pengangguran Srtruktural

Pengangguran struktural terjadi karena adanya perubahan struktur

ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Misalnya perubahan

struktur agraris menjadi industri.

d) Pengangguran Friksional

Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi sementara

waktu atau dalam jangka pendek. Contohnya seperti menganggur

sementara untuk menunggu panggilan kerja.

2. Menurut ciri-cirinya

Page 13: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

11

a) Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang benar-benar tidak

mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini bisa terjadi ketika tenaga kerja

telah berusaha semaksimal mungkin mencari pekerjaan tetapi belum

mendapatkannya.

b) Pengangguran Terselubung

Pengangguran ini mempunyai ciri yaitu ketika jumlah pekerja dalam suatu

kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang diperlukan (kelebihan pekerja).

Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim atau

kegagalan musim. pengangguran ini sering terjadi pada petani yang

menganggur disaat paceklik.

c. Setengah menganggur

Di negara-negara berkembang banyak orang yang melakukan migrasi.

Namun tidak semua yang bermigrasi mendapat pekerjaan di tempat baru

mereka. sebagian terpaksa menjadi pengangguran sepenuh waktu. Ada

pula yang tidak menganggur tetapi tidak bekerja penuh waktu.

2.2.3 Dampak pengangguran

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena

dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan

berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-

masalah sosial lainnya. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat

menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan

Page 14: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

12

politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi, beberapa dampak yang timbul akibat pengangguran

yaitu:

a. Dari segi ekonomi

1. Menimbulkan turunnya daya beli masyarakat

2. Menghambat investasi

3. Turunnya produk domestik bruto, sehingga pendapatan nasional pun akan

berkurang.

b. Dari segi sosial

1. Timbulnya perasaan kurang percaya diri

2. Meningkatnya angka kriminalitas

3. Bertambahnya pengamen, anak jalanan dan pengemis

4. Tingginya jumlah angka anak putus sekolah

c. Dari segi pembangunan ekonomi nasional

1. Masyarakat tidak mampu memaksimalkan kemakmuran

2. Pendapatan pajak pemerintah berkurang

3. Tidak dapat menggalakkan pertumbuhan ekonomi. (Pitar Tono, 2012, h.

58)

2.2.4 Upaya mengatasi pengangguran

Untuk mengatasi pengangguran diperlukan upaya-upayadalam

mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut:

1. Pemerintah

2. Mendirikan program tenaga kerja

3. Mengadakan program latihan kerja magang

Page 15: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

13

4. Pengerahan tenaga kerja Indonesia

5. Mendirikan program pelatihan atau kursus

6. Memperluas pendistibusian informasi tenaga kerja yang dapat diakses

dimanapun.

7. Masyarakat

8. Mengikuti program latihan kerja

9. Meningkatkan wiraswasta

10. Membuka lapangan kerja baru atau mendirikan kursus

11. Aktif dalam mencari informasi tentang tenaga kerja (Marius dan Jelamu,

2004, h. 29)

2.2.5 Penyebab pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak

sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya,

beberapa penyebab timbulnya pengangguran yaitu:

1. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja

2. Lapangan kerja sedikit

3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga

terdidik tidak seimbang

4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang

5. Budaya pilih-pilih pekerjaan serta pemalas

6. Banyaknya jumlah penduduk

7. Teknologi yang semakin maju yang tidak diimbangi oleh kemampuan

manusia

8. Pendidikan dan ketrampilan yang rendah

Page 16: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

14

9. Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan

penghematan seperti penerapan rasionalisasi

10. Adanya lapangan kerja dipengaruhi oleh musim

11. Ketidak stabilan perekonomian, politik dan keamanan negara

2.3 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik

di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (UU ketenaga kerjaan No.14 tahun 1999).

Oleh karena itu perusahaan akan memberi balas jasa kepada pekerja dalam bentuk

upah. Menurut Daniel & Moehar (2004, h. 84) dewasa ini terjadi lagi

perkembangan baru, ketika tenaga kerja upahan tidak lagi hanya terdapat pada

usaha pertanian yang luas. Bagi perkembangan baru, ketika tenaga kerja upahan

tidak lagi hanya terdapat pada usaha pertanian yang luas.

Menurut Engkos (2003, h. 32) tenaga artinya daya yang dapat

menggerakkan sesuatu, kegiatan bekerja, berusaha dan sebagainya, orang yang

bekerja atau mengerjakan sesuatu. Sedangkan kerja artinya kegiatan melakukan

sesuatu. Sumber daya manusia (human resource) adalah tenaga kerja yang

mampu bekerja melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang

mempunyai nilai ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tenaga kerja (man power) adalah semua penduduk dalam usia kerja (working age

population).

Faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor produksi variable yang

penggunaanya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi.

Maksudnya adalah kedudukan petani dalam usaha tani, yakni tidak hanya sebagai

Page 17: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

15

penyumbang tenaga kerja (labour) melainkan menjadi seorang manajer.

Kedudukan si petani tidak mampu merangkap kedua fungsi itu. Fungsi sebagai

tenaga kerja harus dilepaskan dan memusatkan diri pada fungsi sebagai pemimpin

usaha tani (manajer).

Menurut Daniel & Moehar (2004, h. 82) faktor produksi tenaga kerja,

merupakan faktor produk yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses

produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja di lihat dari tersedianya tenaga

kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah:

a. Jumlah tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sampai tingkat tertentu jumlahnya

optimal, jumlah tenaga kerja ini memang masih banyak dipengaruhi dan

dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga

kerja.

b. Kualitas tenaga kerja

Dalam proses produksi, apakah itu produksi barang-barang pertanian atau

bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini

diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan

tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah

kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan

dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak

dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai

klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.

Page 18: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

16

c. Jenis kelamin

Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam

proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam

bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah dan tenaga kerja wanita

mengerjakan tanam.

d. Tenaga kerja musiman

Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja

musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran

semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi

musiman.

Dalam usaha tani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani

sendiri. Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi

pertanian secara keseimbangan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi

terkadang juga membutuhkan tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan

tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung sehingga

besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja

pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita.

Upah tenaga kerja ternak umumnya lebih tinggi dari pada upah tenaga kerja

manusia.

Menurut Soekartawi (2003, h. 42) umur tenaga kerja di pedesaan juga

sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong dibawah usia

dewasa akan menerima upah yang lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga

kerja yang dewasa. Oleh karen itu penilaian terhadap upah harus distandarisasi

menjadi hari orang kerja (HOK) atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu

bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam kerja,

Page 19: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

17

makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja

bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan besar kecilnya upah

tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor mini akan lebih tinggi bila dibandingkan

dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor tersebut dalam

mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja ternak,

nilainya lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenagaa kerja traktor karena

kemampuan yang lebih tinggi dari pada tenaga kerja tersebut. ( BPS 2008, h. 42)

2.3.1 Tenaga Kerja Terdidik

Tingkat pengangguran terdidik (educated unemployment rate)

merupakan rasio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SLTA keatas (sebagai

kelompok terdidik) terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut

(BPS, 2008, h. 42). Dengan kata lain, pengangguran terdidik yaitu pengangguran

lulusan SMA, Diploma, dan Sarjana yang belum bekerja.

Menurut Fadhilah Rahmawati dan Vincent Hadiwiyono (2004 h. 13),

faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga kerja terdidik yaitu :

(1) adanya penawaran tenaga kerja yang melebihi dari permintaan, (2) kebijakan

rekruitmen tenaga kerja sering tertutup, (3) perguruan tinggi sebagai proses untuk

menyiapkan lulusan atau tenaga kerja yang siap pakai belum berfungsi

sebagaimana mestinya, (4) adanya perubahan kegiatan ekonomi dan perubahan

struktur industri.

Kecenderungan meningkatnya angka pengangguran tenaga kerja terdidik

disebabkan bahwa semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula

aspirasinya untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang lebih

sesuai (Mauled Moelyono dalam Sutomo et al, 1999,h. 17).

Page 20: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

18

2.4 Faktor Penyebab Tingginya Pengangguran di Indonesia

Sesungguhnya, angka pengangguran di Indonesia hanyalah hasil akhir

dari kekusutan yang terjadi antara sektor pendidikan dan swasta (bisnis).

(Pitartono, 2012, h. 17) menyatakan banyak faktor yang menyebabkan tingginya

angka pengangguran di Indonesia, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Faktor kualitas sumber daya manusia

Ini adalah penyebab utama banyaknya sarjana Indonesia yang tidak bisa

mendapatkan pekerjaan. Perguruan tinggi dinilai hanya menghasilkan sarjana

‘bertitel’ tanpa dibarengi kemampuan yang memadai. Tingginya jumlah

pencari kerja memungkinkan perusahaan untuk menyaring yang terbaik,

tanpa memandang dari mana asal mereka. Sebagai ilustrasi, saat ini terdapat

sekitar 100 ribu tenaga kerja ahli yang berasal dari negara lain, lalu apa yang

terjadi dengan lulusan perguruan tinggi dalam negeri sehingga jabatan-

jabatan tersebut diisi oleh tenaga kerja asing (Pitartono, 2012, h. 17).

2) Terbatasnya lapangan kerja

Pertambahan jumlah sarjana di Indonesia tidak diiringi oleh perluasan

lapangan kerja secara seimbang. Akibatnya, para sarjana Indonesia harus

bersaing memperebutkan peluang kerja yang terbatas. Kondisi ini

dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kurang kondusifnya iklim investasi di

Indonesia, akibat rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi calon investor

(Pitartono, 2012, h. 17).

3) Faktor paradigma

Ada suatu paradigma yang keliru di kalangan sarjana Indonesia. Mereka

mengasosiasikan kata “bekerja” dengan menjadi karyawan di sebuah

institusi, lembaga, maupun perusahaan, sehingga lulusan perguruan

Page 21: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

19

tinggipun berbondong-bondong untuk mencari pekerjaan, bukan

menciptakan lapangan kerja. Selain itu, mereka yang menjalankan usaha

sendiri di rumah tetap menganggap dirinya pengangguran sekalipun

penghasilan yang diperoleh dari usaha tersebut lebih besar dari gaji bulanan

seorang karyawan, akibatnya, secara statistik mereka tetap tercatat sebagai

pengangguran (Subagyo, 2000, h.16).

2.5 Teori Struktural Fungsional

Struktur menunjuk pada kegiatan membangun sesuatu dan menghasilkan

produk akhir yaitu mengembangkan suatu tindakan. Dimana tindakan tersebut

membawa individu ke dalam hubungan sosial yang merupakan bagian dalam

masyarakat yang memiliki fungsi dalam kesatuan masyarakat (John Scott

2011:249). Teori struktural fungsional pada dasarnya mempelajari masyarakat

dengan memperhatikan struktur dan fungsinya (Ritzer 2008:118). Salah satu

tokoh yang menganalisis teori fungsionalisme atau struktural fungsional adalah

Talcott Parson dengan konsep AGIL.

Parson yang dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem

tindakan, terkenal dengan skema AGIL, suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan

yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.

Menurut Parson ada empat fungsi penting diperlukan semua sistem (A)

adaptation, (G) Goal attainment, (I) Integration, (L) Latensy atau pemeliharaan

pola. Secara bersama-sama, keempat imperatif fungsional ini dikenal sebagai

skema AGIL. Agar tetap bertahan, suatu sistem harus memiliki empat fungsi

yaitu:

Page 22: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

20

a. Adaptation (adaptasi), Sebuah sistem yang harus menanggulangi situasi

eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan dan kebutuhan. Dimana sumber alam di ubah menjadi

fasilitas yang dapat digunakan dan bermanfaat untuk berbagai tujuan

individu.

b. Goal attainment (pencapaian tujuan), Sebuah sistem harus mengatur

antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga

harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya.

c. Interagtion (interaksi) adalah merupakan hubungan-hubungan sosial

yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan,

antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan

dengan kelompok manusia, di mana mereka bekerja sama untuk

menghindari konfli dan merupakan persyaratan fungsional yang

mengatur hubungan-hubungan antarkomponen dalam masyarakat. Dalam

integrasi ini dapat tumbuh ikatan yang bersifat emosional dan solidaritas.

d. Latency (latensi atau pemeliharaan pola), peningkatan dan penegasan

komitment terhadap nilai-nilai moral.

Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki,

baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan

menopang motivasi. Parsons mendesain skema AGIL untuk digunakan ke semua

tingkatan dalam sistem teoritisnya. Dalam bahasan tentang empat sistem tindakan,

akan dicontohkan bagaimana cara Parsons menggunakan skema AGIL (Robert

Lawang, 1985). Dalam sebuah tindakan dapat dilakukan dengan adanya sistem

kultural yang menyediakan seperangkat norma dan nilai adat, perilaku, dan

Page 23: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

21

filosofi. Berdasarkan sistem kultural dalam menyediakan norma, nilai-nilai dalam

masyarakat berawal dari kearifan tradisi yang ada pada masyarakat.

2.6. Jumlah Angkatan Kerja serta Tingkat Pengangguran di Indonesia

Pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang terus menerus,

peningkatan angkatan kerja baru yang lebih besar dibandingkan dengan lapangan

kerja yang tersedia terus menunjukkan jurang (gap) yang makin membesar.

Kondisi tersebut semakin membesar setelah krisis ekonomi pada tahun 1997,

sehingga tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun terus semakin

tinggi hingga tahun 2014. Adapun jumlah angkatan kerja serta tingkat

penganggura di Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.1. di bawah ini.

Tabel 2.1. Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran di Indonesia

No Tahun Jumlah Angkatan Kerja

(Juta Orang)

Tingkat Pengangguran

(juta Orang)

1 2000 95,65 5,81

2 2001 98,81 8,01

3 2002 100,78 9,13

4 2003 102,75 9,94

5 2004 103,97 10,25

6 2005 105,86 11,9

7 2006 106,39 10,93

8 2007 109,94 10,01

9 2008 111,95 9,39

10 2009 113,83 8,96

11 2010 116,53 8,32

12 2011 117,37 7,7

13 2012 118,05 7,24

14 2013 118,19 7,39

15 2014 125,3 7,15

Jumlah 1645,37 132,13

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia Tahun 2014

2.7. Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

Tingkat pengangguran di Provinsi Aceh terjadi peningkatan jumlah

angkatan kerja dan jumlah penduduk yang bekerja. Jumlah angkatan kerja yang

Page 24: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

22

meningkat dapat diserap dengan baik oleh pasar tenaga kerja sehingga terjadi

peningkatan penduduk yang bekerja dan berkurangnya jumlah penduduk yang

menganggur.

Penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional sesuai pasal 27

ayat 2 UUD 1945 bahwa setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang

artinya produktif dan remuneratif. Untuk itu diperlukan dua kebijakan yaitu

kebijakan makro dan mikro. Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan

penanganan pengangguran antara lain kebijakan moneter terkait uang beredar,

tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank

Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya dalam setiap rapat-rapat

kabinet harus lebih fokus pada masalah penanggulangan pengangguran.

Kebijakan mikro (khusus) yang berkaitan erat dengan penanganan pengangguran

antara lain:

1. Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran

bahwa setiap manusia memiliki potensi dalam dirinya namun sering tidak

menyadari dan mengembangkan secara optimal;

2. Segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang

tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas

transportasi dan komunikasi.

Jumlah angkatan kerja dan tingkat pengangguran menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Aceh dapat dilihat pada tabel 2.2. dibawah ini:

Tabel 2.2. Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

Kabupaten/Kota Jumlah Angkatan Kerja

(Ribuan Orang)

Tingkat Pengangguran

(Ribuan Orang)

Simeulue 23.480 1.620

Aceh Singkil 33.035 1.566

Aceh Selatan 76.367 8.131

Page 25: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

23

Aceh Tenggara 67.690 7.545

Aceh Timur 139.960 17.633

Aceh Tengah 68.564 1.824

Aceh Barat 56.001 2.810

Aceh Besar 104.096 9.915

Pidie 143.751 18.197

Bireun 133.016 14.912

Aceh Utara 155.700 25.210

Aceh Barat Daya 40.790 1.550

Gayo Lues 36.618 86

Aceh Tamiang 70.159 5.916

Nagan Raya 58.123 2.444

Bener Meriah 57.652 139

Pidie Jaya 53.716 4.514

Banda Aceh - -

Sabang 4.956 578

Langsa 9.619 1.246

Lhokseumawe 17.372 2.096

Subulussalam 21.568 2.080

Jumlah 1.405.083 133.720

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh Tahun 2014

Hubungan Internasional merupakan bentuk interaksi antara aktor atau

anggota masyarakat yang satu dengan aktor atau anggota masyarakat lain.

Terjadinya Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat

adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia

dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan

adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar.

Indonesia Salah satu negara yang melakukan perjanjian internasional

dengan salah satu organisasi internasional yaitu organisasi ILO (International

Labour Organization) Sebagai wujud komitmen untuk memberi perlindungan

kepada anak bangsa, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO No.

138 mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja dan Konvensi ILO

No. 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk

Pekerjaan Terburuk untuk Anak.

Page 26: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

24

Indonesia merupakan negara pertama di Asia dan negara ke lima di dunia

yang telah meratifikasi seluruh konvensi pokok ILO. Sejak menjadi anggota ILO,

Indonesia telah meratifi kasi 18 konvensi ini terdiri dari delapan konvensi pokok,

delapan konvensi umum, dan dua konvensi lainnya. Untuk Konvensi No. 182

Tahun 1999 tentang Penghapusan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-

bentuk Terburuk Pekerjaan untuk Anak, yang merupakan konvensi pokok,

Indonesia merupakan negara Asia Pasifik pertama yang meratifikasinya. Ini

dilakukan dengan menerbitkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2000 tentang

Perlindungan Pekerja Anak.

Pemerintah Republik Indonesia di awal-awal kemerdekaan, terutama di

era1950-an, meski silih berganti pemerintahan, menyadari hal yang sama, yakni

usaha-usaha menciptakan kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran dan

sekaligus menampung pertambahan tenaga kerja merupakan bagian kesatuan dari

seluruh kebijakan dan program pembangunan. Bahkan seluruh kebijakan dan

program pembangunan ekonomi dan sosial mempertimbangkan sepenuhnya

tujuan-tujuan perluasan kesempatan kerja serta penggunaan cara-cara kegiatan

usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Keseriusan Indonesia dalam menata

ketenagakerjaannya terlihat dari sudah dimilikinya sejumlah undang-undang yang

mengatur hal itu. Peraturan ketenagakerjaan yang ada pada masa awal

kemerdekaan cenderung memberi jaminan sosial dan perlindungan kepada buruh,

dapat dilihat dari beberapa peraturan di bidang perburuhan yang diundangkan

pada masa ini. Dalam tiga tahun pertama sejak kemerdekaan, Indonesia sudah

memiliki.

- Undang-Undang No. 33 Tahun 1947 tentang Kecelakaan Kerja;

- Undang-Undang No. 23 Tahun 1948 tentang Pengawasan Perburuhan; dan

Page 27: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

25

- Undang-Undang No. 12 Tahun 1948 tentang Kerja.

International Labour Organization (ILO) Jakarta memberikan bantuan

teknis untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan kebijakan

ketenagakerjaan terkait standar perburuhan, penciptaan lapangan kerja, hubungan

industrial dan perlindungan sosial. Bantuan teknis telah diberikan sejak 1970-an,

dengan program terbesar respon terhadap Tsunami Aceh pada 2004. Tujuan

utama International Labour Organization (ILO) saat ini adalah mempromosikan

kesempatan bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang

layak dan produktif, dalam kondisi merdeka, setara, aman dan bermartabat.

Dukungan International Labour Organization (ILO) itu juga terkait

dengan program standar perburuhan seperti program pekerja migran,

penanggulangan perburuhan anak, penciptaan lapangan kerja, pengembangan

keterampilan, Balai Latihan Kerja (BLK) dan infrastruktur berbasis tenaga kerja,

hubungan industrial, program untuk serikat pekerja, perlindungan sosial,

kesetaraan gender, pengembangan program HIV dan AIDS di dunia kerja serta

pengembangan jaminan sosial melalui keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Hal

itu termasuk prakarsa ketenagakerjaan muda, kegiatan menyangkut masalah

pekerja anak dan pekerja migran, serta perekonomian formal, hubungan industrial

dan pelatihan perundingan bersama yang mendorong perwakilan dan partisipasi

yang sensitif gender dalam pertemuan dan pelatihan, mempromosikan prinsip dan

pelaksanaan konvensi-konvensi yang sudah diratifi kasi, dan membantu

pemerintah, pengusaha serta serikat pekerja melangkah maju.

Pemilihan umur 10 tahun sebagai batas umur minimum didasari oleh

kenyataan bahwa dalam batas umur tersebut sudah banyak penduduk Indonesia

terutama di pedesaan sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Namun semenjak

Page 28: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

26

dilaksanakan Sakernas 2001, batas usia kerja yang semula 10 tahun diubah

menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti definisi yang dianjurkan oleh International

Labour Organization (ILO).

Page 29: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengungkapkan fakta yang sudah ada dan mendeskriptifkan

sesuai fenomena. Menurut Usman dan Purwono (2009, h.129) pengertian dari

penelitiaan deskriptif adalah menggambarkan atau melukiskan sesuatu hal, yang

berupa gambar-gambar atau foto-foto yang didapat dari data lapangan atau

peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan kata-kata, dan keduanya dalam

penelitian dapat digunakan agar saling melengkapai.

Melalui metode ini penulis akan menggambarkan masalah yang dibahas

berdasarkan data-data yang relevan diperoleh serta menafsirkan data-data yang

dimaksud sebagai suatu proses analisa untuk mencari relevansi antar variabel.

Penelitian akan mendeskripsikan fakta dan data mengenai penyebab tingginya

sarjana menganggur di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue.

3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Adapun Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer

Sumber data adalah sumber-sumber dasar yang merupakan bukti saksi utama

dari kejadian yang lalu, contohnya ialah catatan resmi yang dibuat pada suatu

Page 30: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

28

acara atau upacara, suatu keterangan oleh saksi mata, keputusan-keputusan rapat,

foto-foto, dan sebagainya (Moh. Nazir, 2005, h: 51).

Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung di

lapangan yang bersumber pada penelitian wawancara dan observasi. Data primer

dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara dengan camat dan para

lulusan sarjana menganggur di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue,

sedangkan observasi dilakukan dilapangan untuk melengkapi data wawancara.

2. Data Sekunder

Menurut Hasan (2002, h: 82) data sekunder adalah data yang diperoleh

oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data

sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, koran,

internet yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti oleh penulis. Untuk

melengkapi data penelitian, maka data sekunder juga diperoleh dari dokumen

profil kecamatan, seperti data jumlah penduduk, luas wilayah, dan fasilitas

ekonomi dan sosial.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Menurut Sukandarrumidi (2008, h: 35) “Observasi adalah melakukan

pengamatan dan pencatatan suatu objek, secara sistematik yang diselediki.

Observasi dapat dilakukan sesuai atau berulang kali. Dalam obervasi melibatkan

dua komponen, yaitu pelaku observasi (disebut sebagai observer), dan objek yang

diobservasi (disebut sebagai observee)”.

Page 31: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

29

2. Wawancara

Menurut Soehartono (2008, h: 67) wawancara adalah pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpulan

data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam

dengan alat perekam (tape recorder).

3. Dokumentasi

Menurut Soehartono (2008, h: 70) studi dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.

Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.

Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis

oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, dan dokumen sekunder, jika

peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini.

Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat,

catatan kasus (case record) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya. Akan

tetapi, perlu diingat bahwa dokumen-dokumen ini ditulis tidak untuk tujuan

penelitian sehingga penggunaannya memerlukan kecermatan penelitian. Adapun

dokumentasi dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis seperti buku laporan

kecamatan dan dokumen foto-foto kegiatan penelitian.

4. Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap

mempunyai informasi (Key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian.

Cara yang digunakan untuk menentukan informasi kunci tersebut maka penulis

menggunakan “purposive sampling” atau sampling bertujuan, yaitu teknik

sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-

pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2009, h: 128).

Page 32: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

30

Untuk pengecekan tentang kebenaran hasil wawancara yang didapat dari

informan, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Camat Simeulue barat 1 orang

2. Sarjana Menganggur 13 orang

Jumlah 14 orang

Jadi, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 14

orang. Penentuan informan berdasarkan maksud dan tujuan penulis, tujuan yang

diambil mereka sebagai informan, karena mereka mengerti dan memahami

masalah di lapangan.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan

data tentang variabel-variabel yang diteliti. Secara garis besar, instrumen terbagi 2

yaitu instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes dapat berupa tes objektif

dan tes uraian, sedangkan instrumen yang tergolong nontes diantaranya dapat

berupan angket, wawancara, observasi atau studi dokumentasi (Subana dan

Sudrajat, 2009, h.127).

3.5 Teknik Analisa Data

Analisa data yang dilakukan meliputi 3 kegiatan yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang dilakukan dengan

cara menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan sesuai dengan

tujuan penelitian yang akan dicapai, selain itu melakukan pembuangan

terhadap data yang dianggap tidak perlu sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan-kesimpula final yang diverifikasikan.

Page 33: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

31

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu melakukan penyajian data dari keadaan atau

fenomena sesuai dengan data yang telah direduksi menjadi informasi

yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan.

3. Verifikasi atau menarik kesimpulan

Dalam tahap ini peneliti membuat rumusan dengan prinsip logika,

mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan

mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada,

pengelompokkan data yang telah terbentuk dan telah dirumuskan.

Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap dengan

temuan baru yang berbeda dari temuan yang sudah ada.

3.6 Uji Kredibilitas Data

1. Triangulasi, yaitu tekhnik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data tersebut. Triangulasi dibagi menjadi 4 antara lain:

a. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi, atau juga dengan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat diluar penelitian yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini Dosen pembimbing bertindak

Page 34: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

32

sebagai pengamat yang memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa

data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini

berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk di pergunakan dan

menguji terkumpulnya data tersebut.

2. Memberchek, yaitu mengulang garis besar apa yang diungkapkan oleh

informan pada akhir wawancara guna mengoreksi bila ada kesalahan

serta menambah apabila terdapat beberapa kekurangan.

3. Perpanjangan pengamatan, yaitu melakukan pengamatan ulang di

lapangan baik mencari informasi kembali untuk mendapatkan data yang

lebih akurat dan menambah keabsahan data dari penelitian yang didapat

sebelumnya.

4. Diskusi dengan teman, yaitu mendiskusikan atau bertukar pendapatan

dengan teman tentang hasil dari penelitian ini agar teman dapat

memberikan pendapatan dan informasi yang mingkin mendukung untuk

data penelitian selanjutnya.

Page 35: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitian

Kecamatan Simeulue Barat merupakan salah satu Kecamatan di

Kabupaten Simeulue dengan jumlah penduduk 11.049 jiwa yang tersebar di 14

Desa serta terdiri dari 50 Dusun dengan luas wilayah 446,07 Km2

Layabaung

sampai Lhok Makmur. Kecamatan ini mempunyai jumlah fasilitas pemerintahan

yang berpusat di ibu kota Kecamatan yaitu Sibigo. Dengan batas Kecamatan:

- Sebelah Utara Berbatasan Dengan Samudra Hindia,

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Salang,

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Dalam dan

Samudra Hindia,

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Alafan.

Penduduk Kecamatan Simeulue Barat terdiri dari berbagai profesi sebagai

mata pencaharian mereka, dari yang wiraswasta, nelayan sungai dan laut, buruh,

angkutan (penarik becak barang), pedagang dan lain-lain. Dari keseluruhan

penduduk terdapat 20% yang tercatat sebagai PNS yang terdiri dari guru, TNI/

POLRI. Dari segi Agama Penduduk Kecamatan Simeulue Barat beragama Islam.

Mayoritas Penduduk Kecamatan Simeulue Barat ialah warga Aceh asli dan

pendatang yang sudah lama menetap di Kabupaten Simeulue seperti pendatang

dari minang kabau/orang minang.

Secara garis besar masyarakat di Kecamatan Simeulue Barat mayoritas

beragama Islam. Kecamatan ini juga memiliki lulusan sarjana dari berbagai

perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.

Page 36: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

34

4.2. Pengangguran Sarjana di Kecamatan Simeulue Barat

Adapun jumlah pengangguran sarjana di Kecamatan Simeulue Barat dapat

dilihat pada tabel 4.1. di bawah ini.

Tabel 4.1. Tabel Jumlah Pengangguran Sarjana di Kecamatan Simeulue Barat

No Nama Alamat (Desa) Alamat (Kecamatan)

1 Anjar Pardede Sigulai Simeulue Barat

2 Indra Satri Sigulai Simeulue Barat

3 Irfan Sigulai Simeulue Barat

4 Rudi Hartono Sigulai Simeulue Barat

5 Sumar Sigulai Simeulue Barat

6 Fandri Amin Sigulai Simeulue Barat

7 Makrifatulla Sigulai Simeulue Barat

8 Irma Widin Sigulai Simeulue Barat

9 Arsada Sigulai Simeulue Barat

10 Ikwani Sigulai Simeulue Barat

11 Firwan Syahputra Sigulai Simeulue Barat

12 Saimul Ari Sigulai Simeulue Barat

13 Zul Fadri Sigulai Simeulue Barat

14 Amil Yadi Sigulai Simeulue Barat

15 Dayat Sigulai Simeulue Barat

16 Darto Sigulai Simeulue Barat

17 Ediar Sigulai Simeulue Barat

18 Nora Mardesi Sigulai Simeulue Barat

19 Desi Kurnia Sigulai Simeulue Barat

20 Zul Asmi Sigulai Simeulue Barat

21 Suherman Sigulai Simeulue Barat

22 Ali Suharmi Sigulai Simeulue Barat

23 Ermita Sigulai Simeulue Barat

24 Adi Wisman Sigulai Simeulue Barat

25 Sulhasman Sigulai Simeulue Barat

26 Alma Ida Sigulai Simeulue Barat

27 Aldiar Jono Sigulai Simeulue Barat

28 Novita Osika Sari Sigulai Simeulue Barat

29 Herni Wahyuni Sigulai Simeulue Barat

29 Neni Susianti Sigulai Simeulue Barat

30 Makhfira Adami Sigulai Simeulue Barat

31 Masrul Amin Sigulai Simeulue Barat

32 Rahmad Hidayat Sigulai Simeulue Barat

33 Adi Naswan Sigulai Simeulue Barat

34 Firmani Lova Sigulai Simeulue Barat

35 Leli Afriani Sigulai Simeulue Barat

36 Esi Hardia Lamamek Simeulue Barat

37 Regmil Julasmi Lamamek Simeulue Barat

38 Zul Kipri Lamamek Simeulue Barat

39 Safwin Efendi Lamamek Simeulue Barat

40 Desni Yuliani Lamamek Simeulue Barat

Page 37: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

35

41 Ayu Sri Hartati Lamamek Simeulue Barat

42 Fajri Anda Yata Lamamek Simeulue Barat

43 Raswiadi Lamamek Simeulue Barat

45 Reki Sumantri Batu Ragi Simeulue Barat

46 Asma Yana Batu Ragi Simeulue Barat

47 Siti Amalia Batu Ragi Simeulue Barat

48 Imanul Hakim Batu Ragi Simeulue Barat

49 Eti Darnia Batu Ragi Simeulue Barat

50 Alsan Arta Batu Ragi Simeulue Barat

51 Amin Sukri Sinar Bahagia Simeulue Barat

52 Tri Aminati Sinar Bahagia Simeulue Barat

53 Ilham Sembilan Simeulue Barat

54 Ridha Sembilan Simeulue Barat

55 Resi Sembilan Simeulue Barat

56 Samsir Sembilan Simeulue Barat

57 Yani Sumia Sembilan Simeulue Barat

58 Agusri Sembilan Simeulue Barat

59 Masliadin Sembilan Simeulue Barat

60 Muliyono Sembilan Simeulue Barat

61 Edi Maswarli Miteum Simeulue Barat

62 Mukhsin Miteum Simeulue Barat

63 Nasmi Andi Miteum Simeulue Barat

64 Mauludin Miteum Simeulue Barat

65 Amdar Tono Miteum Simeulue Barat

67 Ristiana Miteum Simeulue Barat

68 Aji Masrian Miteum Simeulue Barat

69 Masdi Amin Miteum Simeulue Barat

70 Leni Suarni Miteum Simeulue Barat

71 Mardawis Miteum Simeulue Barat

72 Rahdiman Miteum Simeulue Barat

73 Aulia Amin Miteum Simeulue Barat

74 Bambang Harianto Miteum Simeulue Barat

75 Ihardi Layabaung Simeulue Barat

76 Adri Amin Sanggiran Simeulue Barat

77 Yesli Kardi Sanggiran Simeulue Barat

78 Yuli Sarmi Ujung Harapan Simeulue Barat

79 Eti Marda Yuni Ujung Harapan Simeulue Barat

80 Mulyadi Ujung Harapan Simeulue Barat

81 Multi Amabaan Simeulue Barat

82 Rina Demitra Amabaan Simeulue Barat

83 Meri Amabaan Simeulue Barat

84 Deka Malasin Simeulue Barat

85 Mira Marwadi Malasin Simeulue Barat

86 Rosa Malasin Simeulue Barat

87 Said Usahar Amin Malasin Simeulue Barat

88 Alyudi Herlanda Malasin Simeulue Barat

Sumber : Hasil Observasi 2015

Page 38: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

36

4.3. Hasil Penelitian

Banyaknya pengangguran sarjana di Kecamatan Simeulue Barat berawal

dari kurang siapnya dalam melakukan pekerjaan wiraswasta sehingga

penganguran dikalangan sarjana kian bertambah akhirnya berdampak negatif

terhadap lowongan pekerjaan. Pada intinya seorang lulusan sarjana dikatakan

sukses apabila ia mampu membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, dengan

kata lain seorang sarjana harus mampu berkarya sesuai dengan minat dan bakat

yang dimilikinya.

Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong

dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat

memperoleh pekerjaan. Selain itu pengangguran juga merupakan suatu ukuran

yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang

melakukan usaha secara aktif.

Berbicara mengenai pengangguran dikalangan sarjana di Kecamatan

Simeulue Barat Kabupaten Simeulue, tidak terlepas dari kurangnya lowongan

pekerjaan yang tersedia, faktor tersebut dipengaruhi oleh banyaknya para sarjana

hanya duduk diam menunggu CPNS, tenaga kontrak daerah ataupun tenaga

honorer sehingga kesempatan untuk berkarya dan membuka lapangan

pekerjaanpun terhalang. Pada dasarnya kebanyakan pengangguran sarjana terjadi

akibat tidak adanya kreatif yang dimiliki para lulusan sarjana bahkan kurangnnya

minat dalam melakukan hal yang sifatnya membangun karakter berwirausaha.

Berikut wawancara dengan T. Riduan, SP selaku Camat Simeulue Barat

Kabupaten Simeulue mengatakan bahwa :

Page 39: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

37

“Benar bahwa pengangguran di Kecamatan Simeulue Barat sangat

tinggi namun kebanyakan lulusan sarjana di Kecamatan Simeulue

Barat Kabupaten Simeulue yang menganggur tidak berani

membuka lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran di

Simeulue Barat kian bertambah. Padahal seandainya para lulusan

sarjana masing-masing mempunyai minat untuk berwirausaha

kemungkinan besar angka pengangguranpun berkurang. Selain itu,

para lulusan sarjana tidak siap untuk mandiri sekalipun modal

usaha tidak begitu banyak namun apa salahnya kalau berani

berbuat, karena usaha itu dimulai dari yang terkecil”. (wawancara,

26 Mei 2015)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa para lulusan

sarjana di Kecamatan Simeulue Barat tidak siap untuk mandiri hanya

mengharapkan menjadi tenaga Pegawai Negeri SIPIL (PNS). Pernyataan Camat

Simeulue Barat berbeda dengan yang di ungkapkan oleh Saimul Ari, seorang

lulusan sarjana yang sudah menyelesaikan studinya mengatakan bahwa :

“Saya sudah lama menyelesaikan studi sarjana namun sampai saat

ini belum mendapatkan pekerjaan, karena lowongan pekerjaan

yang tersedia sangat sedikit sehingga sulit sekali untuk

mendapatkan pekerjaan yang layak”. (wawancara, 27 Mei 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh Irmawidin yang juga seorang lulusan

sarjana yang telah lama menganggur juga belum mendapatkan pekerjaan,

mengatakan :

“Benar, terjadinya pengangguran karena lowongan pekerjaan yang

sangat sedikit, hal itu disebabkan oleh pemerintah belum membuka

lapangan pekerjaan yang optimal sehingga melantarkan para

lulusan sarjana untuk mendapatkan pekerjaan”. (wawancara, 27

Mei 2015)

Hal senada kembali diungkapkan oleh Masdi Amin mengatakan bahwa :

“Benar, kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan yang diberikan

oleh pemerintah daerah sangat berpengaruh pada lulusan para

sarjana, selain itu hal yang paling merumitkan para lulusan sarjana

dalam melakukan pekerjaan adalah keterbatasan modal sehingga

Page 40: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

38

sulit untuk membuka lapangan pekerjaan”. (wawancara, 28 Mei

2015)

Hasil wawancara penulis juga diperkuat wawancara dengan Alyudi

Herlanda, mengatakan bahwa :

“Sangat benar sekali hal yang menjadi permasalahan bagi para

lulusan sarjana dalam membuka lapangan pekerjaan adalah faktor

modal. Modal sangat menentukan jalannya suatu usaha, oleh sebab

itu seharusnya pemerintah sudah semestinya berperan aktif dalam

menangani masalah pengangguran yang terjadi saat ini khususnya

di Kecamatan Simeulue Barat”. (wawancara, 28 Mei 2015)

Hasil wawancara di atas kembali diutarakan oleh Fajri Andayata selaku

lulusan sarjana yang sampai saat ini juga belum mendapatkan pekerjaan,

mangatakan :

“Faktor modal sangat penting dalam menjalankan suatu usaha

selain dari faktor sumberdaya manusia. Selama ini, saya sangat

mempunyai antusias dan iming-iming untuk membuka lapangan

pekerjaan salah satu usaha yang ingin saya kembangkan adalah

memberikan pengajaran komputer kepada anak-anak sekolah yang

belum menguasai komputer. Namun, apalah daya modal sangat

mentukan jalannya suatu rencana. Tujuan saya membuka lapangan

pekerjaan adalah untuk mengurangi angka pengangguran yang

terjadi saat ini imbuhnya”. (wawancara, 29 Mei 2015)

Dari beberapa wawancara di atas dapat dipahami bahwa tingginya

pengangguran para lulusan sarjana di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten

Simeulue disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan sehingga para lulusan

sarjana mengalami pengangguran. Selain faktor tersebut ada juga faktor lain yang

menghambat jalannya para lulusan sarjana dalam berwirausaha antara lain faktor

modal. Modal sangat berpengaruh bagi dunia wirausaha karena tanpa adanya

modal yang kita miliki bisa melantarkan sesuatu hal yang telah dirancang dan

direncanakan. Hal itu juga dibenarkan oleh Amin Sukri selaku lulusan sarjana, ia

mengatakan :

Page 41: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

39

“Benar, yang mana modal sangat menentukan suatu jalannya usaha.

Kebanyakan lulusan sarjana ingin membuka lapangan pekerjaan

yang layak untuk mengurangi angka pengangguran. Akan tetapi

persoalan serius yang sampai saat ini tidak bisa diatasi adalah tidak

adanya modal untuk mebuka lapangan pekerjaan. Ia menambahkan

jalan satu-satunya untuk mengurangi angka pengangguran yaitu

intansi pemerintah memberikan peluang kerja sama antar lulusan

sarjana yang menganggur yakni memberikan modal usaha. Hal ini

dapat meminimalisir tingkat pengangguran yang terjadi di

Kecamatan Simeulue Barat”. (wawancara, 29 Mei 2015)

Pendapat berbeda juga disampaikan oleh Zul Fadri selaku lulusan sarjana,

berikut kutipan wawancara peneliti dengan informan :

“Menurut saya, tingginya angka pengangguran di Kecamatan

Simeulue Barat Kabupaten Simeulue karena akibat dari tingginya

tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan

adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan

tenaga kerja yang cenderung kecil persentasenya. Selain itu juga

disebabkan oleh rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan

lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja”.

(wawancara, 30 Mei 2015)

Sementara Mulyadi yang juga seorang lulusan sarjana berpendapat :

“Saat ini saya belum bekerja dan belum mendapatkan pekerjaan.

Hal tersebut terjadi karena tingkat penerimaan calon CPNS lebih

kecil dari pada angka pendaftaran calon CPNS sehingga saya tidak

mempunyai kesempatan untuk menjadi pegawai negeri. Hal itu

dikarenakan pemerintah setempat masih menerima orang luar

untuk menjadi calon CPNS di daerah Kabupaten Simeulue

sehingga persainganpun kian miningkat”. (wawancara, 30 Mei

2015)

Hal senada kembali diungkapkan oleh Alsan Arta ia mengatakan :

“Saat ini untuk penerimaan CPNS lebih dibutuhkan orang luar dari

pada orang asli daerah, kita tidak tahu permainan apa yang

sebenarnya dilakukan oleh daerah namun yang pasti setiap

pengadaan CPNS lebih banyak orang luar yang lewat dari pada

orang asli daerah sendiri. Pada hal apa salahnya kalau pemerintah

daerah setempat mengurangi kuota CPNS bagi orang luar dan

memperbanyak kuota asli daerah. Bukan saya membanding-

bandingkan akan tetapi kenapa daerah lain juga bisa mengurangi

kuota penerimaan orang luar untuk CPNS kenapa kita tidak bisa”.

(wawancara, 01 Juni 2015).

Page 42: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

40

Dari beberapa wawancara yang peneliti wawancarai, maka Samsir selaku

lulusan sarjana mengatakan :

“Sampai saat ini saya belum mendapatkan pekerjaan dan saya

sudah lama menyelesaikan studi sarjana namun peluang kerja

sangat sulit sekali misalnya tenaga kontrak daerah yang terlalu

lama dibuka bahkan sekalipun dibuka pasti yang lewat orang-orang

luar hanya sebagian kecil orang asli daerah. Padahal untuk

mengurangi angka pengangguran yang ada di Kecamatan Simeulue

Barat Kabupaten Simeulue salah satunya adalah menutup peluang

untuk orang luar dan menerima orang asli daerah sendiri”.

(wawancara, 01 Juni 2015)

Hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa informan yang

peneliti wawancarai adalah orang-orang yang telah menyelesaikan studi sarjana

dan belum mendapatkan pekerjaan (menganggur). Dari informan yang telah saya

wawancarai alasan masih menganggur dan belum mendapatkan pekerjaan karena

lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh daerah lebih sedikit selain itu

pemerintah setempat belum mengarahkan para lulusan sarjana melakukan

wirausaha padahal mereka sangat antusias ingin bekerja, selain itu alasan lain

tidak mempunyai modal untuk berwirausaha.

Para informan berpendapat seandainya instansi pemerintah melakukan

kerja sama dengan lulusan sarjana yang masih menganggur untuk diberikan modal

usaha, kemungkinan besar dapat mengurangi angka pengangguran yang ada saat

ini khususnya di Kecamatan Simeulue Barat.

Faktor yang paling utama dalam melakukan wirausaha atau membuka

lapangan pekerjaan adalah para lulusan sarjana harus berani berbuat, siap untuk

mandiri dan siap melakukan hal apa saja yang sifatnya positif untuk kepentingan

peribadi dan orang lain yang pada akhirnya membuahkan hasil yaitu memberikan

lapangan pekerjaan untuk orang lain, dengan cara ini secara tidak sengaja telah

Page 43: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

41

mengurangi angka pengangguran khususnya di Kecamatan Simeulue Barat

Kabupaten Simeulue.

4.3.1. Faktor Penyebab Banyaknya Pengangguran Sarjana di Kecamatan

Simeulue Barat

Secara historis masyarakat Indonesia cenderung memiliki sikap feodal

yang diwarisi dari penjajah Belanda, hal ini ikut mewarnai orientasi pendidikan

bangsa Indonesia. Apabila hal ini tidak segera diantisipasi, bukan hal yang

mustahil suatu saat akan terjadi ledakan pengangguran terdidik yang tak

terkendali di Indonesia, karena para lulusan lembaga pendidikan tidak dikader

sejak dini untuk menjadi pencipta lapangan kerja.

Kecenderungan untuk mencari pekerjaan perlu diarahkan kepada

penciptaan lapangan kerja minimal bagi diri tamatan itu sendiri. Kenyataan seperti

ini mengindikasikan bahwa perguruan tinggi baru sekedar mampu mempersiapkan

mahasiswa untuk mengisi lapangan kerja dan belum mampu mempersiapkan

mereka menjadi lulusan yang berwirausaha.

Jumlah pengangguran di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue

dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini disebabkan sedikitnya lapangan

pekerjaan sedangkan jumlah perguruan tinggi terus bertambah. Akibatnya terjadi

ketidakseimbangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan orang yang akan

bekerja. Masalah pengangguran sebenarnya bisa di atasi jikalau daerah mampu

menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin. Namun hal ini sepertinya

tidak mungkin bisa secepatnya terealisasi, karena banyaknya kendala baik dari

segi ekonomi maupun sumber daya manusia (SDM) itu sendiri. Berikut

Page 44: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

42

wawancara dengan T. Riduan, SP., selaku Camat Kecamatan Simeulue Barat

mengatakan bahwa:

“Penyebab tingginya angka pengangguran di Kecamatan Simeulue

Barat dikarenakan kebanyakan para lulusan sarjana ingin menjadi

tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) selain itu hanya diam

menunggu kontrak daerah dan juga hanya ingin menjadi tenaga

honorer. Padahal tugas seorang sarjana itu adalah membuka

lapangan pekerjaan untuk orang lain bukan mencari dan menunggu

pekerjaan”. (wawancara, 26 Mei 2015)

Keterangan di atas menjelaskan bahwa kebanyakan lulusan sarjana hanya

mengharapkan menjadi tenaga CPNS bukan semata-mata membuka lapangan

kerja sesuai dengan skill atau keahlian yang dimiliki. Oleh sebab itu, secara

otomatis jumlah pengangguran bukannya berkurang akan tetapi mala bertamba

secara merata disemua lini.

Pendapat berbeda secara spontan disampaikan informan yang lain

mengenai masalah apa penyebab pengangguran tersebut sebenarnya, faktor

penyebab banyaknya pengangguran disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor

internal dan eksternal. Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa

informan.

Seperti yang dikatakan oleh Saimul Ari, salah seorang lulusan sarjana

mengatakan bahwa:

“Kalau kita berbicara masalah pengangguran sama saja kita

berbicara masalah faktor internal dan eksternal, dimana faktor

internal pemerintah daerah Kabupaten Simeulue masih

memberikan peluang kepada lulusan sarjana dari luar untuk tes

CPNS di Kabupaten Simeulue. Sedangkan faktor eksternal adalah

kurangnya kuota atau jumlah calon CPNS yang diterima oleh

pemerintah Kabupaten Simeulue. sehingga dengan kedua faktor

tersebut sangat dirasakan pengaruhnya oleh putra daerah sendiri”.

(wawancara, 27 Mei 2015)

Hal senada juga diungkapkan oleh Irmawidin, seorang lulusan sarjana

mengatakan bahwa :

Page 45: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

43

“Menumpuknya jumlah pengangangguran khususnya di Kecamatan

Simeulue Barat dan di Kabupaten Simeulue pada umumnya

disebabkan kurangnnya kuota yang diterima menjadi calon PNS.

Kemudian dengan demikian jumlah lulusan sarjana setiap tahun

semakin bertambah, sedangkan lulusan sarjana sebelumnya belum

mendapatkan pekerjaan”. (wawancara, 27 Mei 2015)

wawancara penulis juga diperkuat hasil wawancara dengan Samsir,

seorang lulusan sarja yang sudah lama menganggur, mengatakan bahwa:

“Seharusnya pemerintah daerah mengutamakan CPNS putra daerah

sendiri dan mengurangi kuota bagi putra daerah luar, artinya

pemerintah daerah bukan tidak menerima dari luar akan tetapi

mengurangi peneriman CPNS dari luar sehingga pengangguran di

Kabupaten Simeulue sedikit berkurang”. (wawancara, 1 Juni 2015)

Dari beberapa penjelasan yang dipaparkan informan dapat dipahami

bahwa, penyebab pengangguran lulusan sarjana di Kecamatan Simeulue Barat

dikarenakan kurangnya kuota penerimaan putra asli daerah terhadap CPNS

sehingga dampaknya jumlah pengangguran pengangguran yang semakin tidak

teratasi. Bagaimana mungkin tidak menumpuknya pengangguran sementara setiap

tahunnya jumlah lulusan sarjana yang baru semakin bertambah sedangkan yang

telah lama lulus belum mempunyai pekerjaan tetap yang dapat memenuhi

kebutuhan diri sendiri apalagi keluarga.

Hal tersebut di atas sangat dirasakan oleh lulusan-lulusan sarjana yang

sudah lama menganggur, berikut yang disampaikan oleh Fajri Andayata salah

seorang lulusan sarjana di Kecamatan Simeulue Barat.

“Tingginya pengangguran di Kecamatan Simeulue Barat

dikarenakan pemerintah pusat telah menutup lapangan pekerjaan

seperti tenaga hanorer dan tenaga kontrak daerah, sehingga dampak

dari kebijakan tersebut sangat berpengaruh terhadap lapangan

pekerjaan bagi lulusan sarjana terutama di Kecamatan Simeulue

Barat”. (wawancara, 29 Mei 2015)

Wawancara selanjutnya mewawancarai Alyudi Herlanda, kembali

diungkapkan :

Page 46: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

44

“Sebenarnya saya sudah dua kali mengikuti tes CPNS akan tetapi

sampai saat ini belum membuahkan hasil, sehingga saya putuskan

mencari pekerjaan apa adanya untuk kebutuhan sehari-hari. Faktor

lain yang membuat saya menganggur adalah keterbatasan modal

dalam melakukan wirausaha. (wawancara, 28 Mei 2015)

Penjelasan berikutnya dikemukakan oleh Masdi Amin menuturkan bahwa :

“Sebenarnya kalau menurut saya selain tidak mempunyai modal

sama sekali dan sulitnya untuk membuka lapangan pekerjaan, ada

hal lain misalnya kurangnya perhatian pemerintah daerah kepada

para lulusan sarjana. Kenapa saya katakan demikian karena

pemerintah daerah kemungkinan besar kurang pendekatan

emosional dengan pemerintah pusat, artinya lobih-lobih pemerintah

daerah kepihak-pihak terkait kurang ”. (wawancara, 28 Mei 2015)

Faktor tersebut di atas tidak berarti lulusan sarjana di Kecamatan Simeulue

Barat tidak berkopeten akan tetapi hanya keterbatasan modal serta belum

mempunyai lapangan pekerjaan yang tetap. Berikut hasil wawancara dengan

Safwin Efendi mengatakan.

“Saat ini mencari lapangan pekerjaan yang tetap sangat susah,

karna berbagai alasan ditempuh oleh berbagai kalangan sarjana

yang menganggur yakni di Kecamatan Simeulue Barat salah

satunya keterbatasan modal. Modal sangat menentukan jalannya

suatu usaha, saya sangat berminat untuk melakukan usaha namun

modal tidak mencukupi” (wawancara, 29 Mei 2015)

Selanjutnya disampaikan oleh Reki Sumantri selaku sarjana menganggur

di Kecamatan Simeulue Barat, ia menuturkan:

“Saat ini sangat sulit mencari pekerjaan, baik dikalangan

pemerintahan maupun tingkat perekonomian sehari-hari sangat

sulit kita dapatkan apalagi di daerah Kecamatan Simeulue Barat

masih sangat terpencil sehingga kemajuan daya sektor ekonomi

masih melemah” (wawancara, 29 Mei 2015)

Dari hasil wawancara dengan Reki Sumantri, maka Adri Amin yang juga

seorang sarjana yang sudah lama menganggur, ia mengatakan:

Page 47: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

45

“Sepengetahuan saya terjadinya banyak pengangguran sarjana di

Kecamatan Simeulue Barat ini dikarenakan pemerintah Kabupaten

Simeulue tidak benar-benar memperhatikan para lulusan sarjana

dalam hal membuka lowongan kerja. Selain itu faktor lain juga

dipengaruhi oleh keterbatasan modal dalam membuka usaha”

(wawancara, 29 Mei 2015)

Solusi-solusi yang sifatnya memotivasi selalu datang dari berbagai elemen

atau pihak-pihak lain, baik dari intansi pemerintahan maupun dari masyarakat

sendiri supaya seluruh lulusan sarjana jangan cepat putus asa, solusi tersebut

disampaikan orang nomor satu di Kecamatan Simeulue Barat yaitu Bapak T.

Riduan, SP sebagai berikut.

“Diharapkan kepada lulusan sarjana harus adanya ilmu terapan

yang sifatnya memberi incom agar mempunyai daya saing tinggi

dan mempunyai sumberdaya manusia yang berkualitas. Selain itu,

lulusan dituntut untuk lebih mapan dan mampu mengelola

sumberdaya alam untuk berwirausaha secara mandiri”.

(wawancara, 26 Mei 2015)

Solusi tersebut diterima secara positif oleh para sarjana menganggur

seperti dituturkan oleh Alsan Arta merupakan salah seorang lulusan serjana yang

masih menganggur sampai saat ini, berikut ini wawacara peneliti dengan yang

bersangkutan.

“Harapan saya kepada pemerintah daerah Kabupaten Simeulue

agar dapat membuka lapangangan pekerjaan baik di instansi

pemerintahan maupun swasta dan semoga pemerintah daerah dapat

mengurangi kuota penerimaan CPNS bagi masyarakat luar

Kabupaten Simeulue dan lebih mengutamakan putra asli daerah

sendiri. (wawancara, 01 Juni 2015).

Harapan selanjutnya diutarakan oleh Amin Sukri, mengatakan bahwa:

“iya, harapan dari saya dan juga mungkin teman-teman yang lain,

sama-sama mengharapkan kepada pemerintah Kabupaten Simeulue

supaya kedepan dapat membuka lapangan pekerjaan baik kontrak

maupan honor sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh

masyarakat dan khususnya para lulusan sarja saat ini”. (wawancara,

29 Mei 2015)

Page 48: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

46

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah

daerah telah menutup lapangan pekerjaan baik dari segi tenaga kontrak maupun

dari tenaga honorer secara merata disemua lini jurusan. Penyebab lainnya juga

disebabkan oleh faktor ketidak seimbangnya antara jurusan yang diambil oleh

para lulusan sarjana dengan formasi yang dibuka oleh pemerintah daerah. Salah

satu contohnya adalah jurusan yang paling banyak diminati oleh lulusan sarjana di

Kecamatan Simeulue Barat adalah lulusan Pendidikan Agama Islam sementara

formasi atau lowongan yang dibuka oleh pemerintah dalam penerimaan tenaga

kontrak dan CPNS lebih cenderung kepada lulusan Kesehatan. Sehingga secara

otomatis lulusan-lulusan sarjana yang memilih jurusan lain tingkat pengangguran

semakin bertambah.

4.4. Pembahasan

Penyebab tingginya pengangguran di Kecamatan Simeulue Barat tidak

terlepas dari berbagai fenomena yang terjadi saat ini. Masalah penganguran

memang menjadi permasalah komplek dalam konteks mencari lapangan pekerjaan

baik di intansi pemerintahan maupun swasta. Apalagi akhir-akhir ini tantangan

yang dihadapkan para lulusan sarja dari berbagai jurusan serta perguruan tinggi

manapun saling menunjukan kehebatan atau keahlian masing-masing, ini semata-

mata disebabkan kurang tersedianya lapangan pekerjaan dikalangan para lulusan

sarjana.

Kecamatan Simeulue Barat merupakan salah satu Kecamatan di

Kabupaten Simeulue yang mempunyai jumlah lulusan sarjana menganggur yang

makin bertambah. Pengangguran sarjana dirasakan berat, karena hal ini lebih

Page 49: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

47

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor ekternal yang ada di sekeliling sarjana

yang menganggur.

Usaha perikanan budidaya saat ini mengalami perkembangan yang sangat

pesat, hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan perkembangan produksi

perikanan budidaya. Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013)

menyatakan bahwa produksi perikanan nasioanal pada tahun 2013 mencapai

19,57 juta ton. Produksi perikanan tangkap menyumbang 5,86 juta ton sementara

produksi perikanan budidaya menyumbang 13,70 juta ton. Laju pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB) bidang perikanan pada tahun 2013 mencapai 6,9%

per-tahun.

Munculnya pengangguran dikalangan sarjana khususnya di Kecamatan

Simeulue Barat tidak dibarengi dengan peluang kerja dengan pertimbangan

sumberdaya alam khususnya dibidang kelautan perikanan yang sangat memadai,

hal ini karena para pengangguran tidak mengaplikasikan skilnya dibidang

wirausaha. Padahal peluang bisnis baik dari segi budidaya ikan, udang, lobster,

kepiting sangat menjanjikan, jika peluang tersebut benar-benar dikelola oleh para

pengangguran yang ada di Kecamatan Simeulue Barat maka tingkat pengangguran

yang ada dapat teratasi. Sumberdaya alam yang melimpah tidak bisa dipungkiri

dengan berbagai alasan yang tidak didasari oleh sumberdaya manusia yang ada,

jika sumberdaya manusia mampu mencanangkan dalam berbagai disiplin ilmu

tidaklah menjadi sebuah persoalan bagi dunia persaingan bisnis masa kini.

Menurut Anggawati, (1991) kegiatan budidaya terutama budidaya ikan

dan kepiting merupakan kegiatan perikanan yang bersifat dapat memilih tempat

yang sesuai dan memilih metode yang tepat serta komoditas yang diperlukan,

sehingga dengan sifatnya yang luwes ini maka pendistribusian produk dapat

Page 50: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

48

disesuaikan dengan permintaan yang ada ataupun pemanfaatannya. Kegiatan

budidaya laut makin mendapatkan perhatian karena dari kegiatan penangkapan

tidak lagi dapat diandalkan untuk memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan

pasok semakin besar dan menginginkan standar kualitas yang lebih pasti.

Produksi ikan melalui usaha budidaya dimulai sejak tahun 1960, namun

penerapan kolam dan keramba jaring apung sebagai sarana produksi untuk tujuan

komersil baru dimulai pada tahun 1970.

Faktor kemalasan yang terjadi di kalangan sarjana di Simeulue Barat

karena faktor tidak mau mengembangkan skilnya yang dimiliki dalam melakukan

wirausaha. Menurut teori Edy Zaqeus, (2011) kemalasan adalah suatu perasaan di

mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah

memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untukmelakukan hal

tersebut. Rasa malas kerap digambarkan sebagai hilangnya motivasi seseorang

untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan. rasa malas diartikan sebagai

keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan malas biasanya

muncul lantaran kita suka mengaitkan pemikiran dengan sudut pandang yang

negatif. Saat membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan atau kegiatan

lain yang menjadi tanggung jawab kita, bukannya segera kita selesaikan pekerjaan

itu, kita malah menundanya sehingga mengundang stres.

Seiring berjalannya waktu, subyek dapat menyadari dan menerima

keadaannya sebagai pengangguran dan harus dihadapi. Mereka tidak akan

mungkin terlepas dari permasalahan tersebut kalau tidak ada usaha yang

dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Para pengangguran sarjana

juga bersikap optimis dalam menjalani keadaannya. Selain bersikap optimis, para

Page 51: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

49

pengangguran sarjana juga berusaha mencari informasi, motivasi, dan keyakinan

bahwa dapat melalui keadaan menganggur ini dengan baik.

Mencari dukungan sosial juga dilakukan pengangguran sarjana.

Dukungan sosial yang dicari pengangguran sarjana berupa dukungan

instrumental dan dukungan emosional. Dukungan instrumental yang didapat oleh

pengangguran sarjana meliputi nasehat maupun informasi dari orang-orang

disekitarnya. Sedangkan dukungan emosional yang didapatkan pengangguran

sarjana berupa dukungan moral, simpati dan pemahaman terhadap masalah

yang dihadapinya. Dukungan sosial yang saat ini sangat dibutuhkan oleh

pengangguran sarjana adalah dukungan instrumental.

Kenaikan jumlah penduduk yang dialami Indonesia mengakibatkan

kenaikan jumlah angkatan kerja. Akan tetapi, kenaikan jumlah angkatan kerja

tersebut, tidak dibarengi oleh meningkatnya kesempatan kerja, akibatnya angkatan

kerja yang jumlahnya bertambah tersebut tidak dapat didistribusikan ke lapangan

pekerjaan. Hal ini akan berdampak pada jumlah pengangguran yang terus

bertambah. Tuntutan dunia kerja saat ini semakin tinggi, tidak hanya mampu

dalam bidang akademis saja, tetapi yang sedang dicari saat ini adalah orang-orang

yang mempunyai soft sklill (Sadono Sukirno, 2004).

4.4.1 Faktor Penyebab Banyaknya Pengangguran Sarjana di Kecamatan

Simeulue Barat

Adanya ketidaksesuaian antara kualitas pendidikan dengan relevansinya

dalam dunia kerja, menyebabkan banyaknya produk-produk pendidikan yang

kesulitan untuk memasuki dunia kerja. Meskipun saat ini jumlah lulusan

Perguruan Tinggi yang mempunyai title sarjana sangat banyak dibandingkan

Page 52: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

50

beberapa tahun yang lalu, nampaknya justru para lulusan sarjana itulah yang

masih banyak menganggur. Dapat dibayangkan setiap tahunnya Perguruan Tinggi

melakukan wisuda sampai 4 tahap, jika setiap tahap Perguruan Tinggi me-wisuda

mahasiswa rata-rata 100 mahasiswa dari setiap fakultas, maka dapat dihitung

berapa besar lulusan sarjana yang ada.

Belum lagi jika diakumulasikan jumlah sarjana yang berasal dari berbagai

Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia jumlahnya

tentu sangatlah besar. Dengan demikian jumlah lapangan kerja yang tersedia

untuk menampungnya tentu saja harus sebanding, jika tidak akan muncul

fenomena pengangguran intelektual.

Umumnya para lulusan sarjana tersebut masih mempunyai idealisme yang

cukup tinggi terhadap dunia kerja. Mereka memilih-milih pekerjaan yang sesuai

dengan background pendidikannya, begitu pula soal pendapatan atau gaji yang

akan diberikan oleh perusahaan, namun kadang mereka lupa tidak semua

ketrampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja mereka miliki.

Lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dibuka beberapa

waktu yang lalu, nampaknya menjadi ajang perebutan bagi sejumlah lulusan

sarjana di tanah air. Berbagai posisi yang ditawarkan hanya untuk beberapa orang

ternyata diminati lebih dari porsi yang ditentukan. Hal semacam ini kadangkala

menjadi lahan bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memperkaya

diri sendiri. Bukan menjadi rahasia umum, bahwa praktek KKN sangat kental

disini. Siapapun yang berani membayar mahal sudah dipastikan akan memperoleh

posisi yang diinginkan. Ketika sudah menduduki posisi yang diinginkan, tak heran

banyak pegawai yang bekerja hanya untuk mengembalikan uang yang dikeluarkan

dulu, sehingga praktek yang sama mungkin saja berulang.

Page 53: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

51

Sebagian lulusan sarjana yang beruntung dalam arti mempunyai

kemampuan kecerdasa dilengkapi kemapuan finansial, hal ini bukan menjadi

kendala. Tetapi permasalahannya bagi lulusan sarjana yang pandai tapi tidak

mempunyai akses atau kemampuan finansial lebih, apalagi bagi lulusan yang

mempunyai kemampuan pas-pasan dan kemampuan finansial yang pas-pasan

pula, kedua hal inilah yang mendorong terciptanya fenomena pengangguran

intelektual. Apabila dilihat dari aspek kuantitas lulusan pendidikan tinggi,

sebenarnya terdapat hal yang kontroversial. Di satu sisi kita kekurangan tenaga

kerja yang berpendidikan sarjana, tetapi di sisi lain kita memiliki pengangguran

sarjana dalam jumlah yang amat besar.

Menanggapi fenomena pengangguran intelektual di atas, menjadi

pekerjaan rumah yang harus diselesaikan baik oleh pemerintah maupun berbagai

komponen pendidikan. Karena pendidikan diharapkan dapat menciptakan

kehidupan yang lebih baik bagi para lulusannya. Pendidikan dengan berbagai

muatan kurikulum didalamnya hendaknya dapat mendorong para lulusan sarjana

untuk sejenak berpikir lebih kreatif dan inovatif.

Selain penyebab yang telah di uraikan di atas penyebab lainpun juga terus

dipersoalkan antara lain :

1. Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang

2. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim

3. Budaya pilih-pilih pekerjaan

4. Lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah sangat terbatas

5. Besarnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja.

Sehingga dengan beberapa persoalaan di atas sangat mempengaruhi atau

ketidakseimbangan antara jumlah lulusan sarjana dengan kuota yang diterima

Page 54: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

52

sebagai Pegawai Negeri Sipil, kemudian faktor lain juga sering dialami para

lulusan sarjana yang mencari pekerjaan di bidang swasta.

Page 55: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

53

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

yaitu:

Faktor banyaknya pengangguran di Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten

Simeulue dikarenakan faktor kemalasan, selain itu tidak tersedianya lapangan

kerja bagi sarjana yang menganggur baik di instansi pemerintahan maupun

swasta, kemudian kurangnya modal para pengangguran sarjana dalam membuka

usaha. Padahal tidak bisa dipungkiri mengingat peluang dari sumberdaya alam

yang sangat potensial untuk mengembangkan bisnis, salah satu peluang besar

dalam berwirausaha di daerah Kecamatan Simeulue Barat adalah budidaya ikan,

kepiting dan lobster.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa hal yang

dapat disarankan antara lain :

1. Diharapkan kepada pemerintah derah agar dapat membuka lapangan

pekerjaan kepada para sarjana yang menganngur khususnya di Kabupaten

Simeulue, sehingga angka tingkat pengangguran dapat berkurang.

2. Untuk penambahan modal dalam membuka suatu usaha perlu adanya kerja

sama baik dengan pihak pemerintah daerah maupun dengan para investor

yang mempunyai modal tinggi, dengan harapan usaha yang akan

Page 56: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

54

dijalankan dapat berkembang. Selain itu, pemerintah juga harus

memberikan pelatihan khusus kepada para sarjana yang menganggur untuk

menambah tingkat pengetahuan dalam membuka suatu usaha.

3. Bagi sarjana menganggur diharapkan agar melakukan hal-hal yang positif

seperti berperan aktif dalam membuka lapangan pekerjaan meskipun

dengan modal sedikit tidak serta merta mengharapkan menjadi seorang

Pegawai Negeri Sipil.

Page 57: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

DAFTAR PUSTAKA

Angga wati, 1991. Faktor Kerja Terhadap Kemiskinan di Kabupaten/Kota Sejawa

Barat. Bandung: Skripsi Mahasiswa UPI

Arikunto, 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta.

Biro Pusat Statistik, 2008. Keadaan Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja Indonesia.

Berbagai Edisi. BPS

Bloom, C., dan Sevilla. 2003. The Demographic Devidend, A New Perspective on

The Economic Consequences of Population Change. California:

Rand

Badan Pusat Statistik Profinsi Jawa Timur, 2001

Daniel dan Moehar, 2004. Pengantar Tentang Tenaga Kerja di Indonesia.

Jakarta: Bumi aksara

Edy zaQues, 2011. Faktor –Faktor Kemalasan Sarjana. jakarta: Raja Grafindo

Persada

Engkos, 2003. Manajemen Industri. Bandung: Alfabeta

Elfindri dan Bakhtiar, 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan. Padang: Andalas

University Press

Fadhilah Rahmawati dan Vincent Hadiwiyono, 2004. Analisis Waktu Tunggu

Tenaga Kerja Terdidik di Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Tahun2003. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri sebelas

Maret. Surakarta

Hasan, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta. Ghalia Indonesia

Kaufman dan Hotchkiss. 1999. The Economic Labor Markets. USA : Georgia

State University.

Marius dan Jelamu Ardu, 2004. Memecahkan masalah Pengangguran di

Indonesia. IPB

Moh. Nazir, 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pitartono, 2012. Analisis Tingkat Pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1997-

2010. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Sadono Sukirno, 2003. Makro Ekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta :

Raja Grafindo Persada

Page 58: ANALISIS PENYEBAB TINGGINYA PENGANGGURAN SARJANA DI ...repository.utu.ac.id/746/1/I-V.pdf · pemerintah sangat terbatas. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik

Sadono Sukirno, 1994. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekartawi, 2003. Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Media

Pustaka

Soetomo Et al., 1999. Statistik Non Para Metrik Untuk Penelitian. Bandung: CV

Alfabeta

Soehartono, 2008. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Subagyo, Ahmad Wito, 2000, Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan

Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan, Yogyakarta : Gadjah

Mada

Subana dan Sudrajat, 2009. Dasar-DasarPenelitian Ilmiah. Cetakan 3. Bandung:

Pustaka Setia

Sukandarrumidi, 2008. Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian. Gajah Mada

University Press: Yogyakarta.

Tilaar, H.,1999. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda Karya

Usman dan Purnomo, 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara