ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN...

92
ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT Al-FATH IKMI PAMULANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh : Andi Hamzah NIM: 206046104251 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Transcript of ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN...

Page 1: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

DI BMT Al-FATH IKMI PAMULANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)Gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh :

Andi Hamzah

NIM: 206046104251

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah
Page 3: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah
Page 4: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Juni 2011

Andi Hamzah

Page 5: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat

yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk

meraih gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada kekasih Allah SWT

junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat hingga

para pengikutnya.

Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi

penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan dari

dosen beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya karena buah dari

kerja keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta

memberikan dorongan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma,

SH., M.A., M.M.,

2. Ketua Jurusan Muamalat Dr. Euis Amalia, M.Ag., Sekretaris Jurusan Mu'min

Rouf, S.Ag.,MA., Ketua Kortek Program Non Reguler Drs.H.Ahmad Yani,

Page 6: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

ii

M.Ag. terima kasih atas bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung

selama penulis menempuh masa studi.

3. Dosen Pembimbing, Bapak Asmawi, M.Ag. dan Bapak Mu'min Rouf, S.Ag.,MA

yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan,

pemikiran dan semangat kepada penulis di tengah kepadatan kegiatan beliau,

semoga Allah SWT mempermudah setiap gerak langkah perjuangan beliau dan

senantiasa melimpahkan kebaikan, amin.

4. Manajer Tamwil BMT Al-Fath IKMI Pamulang Bpk.Saimin yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dengan memberikan

informasi dan data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap Staff Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada

penulis.

6. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas dan bantuan untuk

mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

7. Ayahanda H. Ambo’ Assek dan Ibunda Hj. Andi Hasnah terima kasih yang tak

terhingga banyaknya atas segala dukungan dalam kesabaran, keikhlasan,

perhatian dan kasih sayang yang tak terbatas, senantiasa memotivasi dan

menguatkan penulis disaat lelah dan lemah hingga dalam do’a tak pernah berhenti

memohon pada-Nya untuk memberikan yang terbaik untuk penulis.

Page 7: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

iii

8. terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga Pak Alasri serta Ibu dan

anak-anaknya yang selalu memberikan masukan,nasehat dan saran selama penulis

kuliah di Jakarta.

9. Terima Kasih Kepada Mustaqim SEI, yang selalu memberikan semangat dan

dukungan dalam peyusunan skripsi.

10. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendo’a kan, Perbankan Syariah A, B, C

angkatan 2006 terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan dan semoga

teman-teman yang lain dapat segera menyelesaikan studi.

Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam.

Jakarta, 13 Juni 2011

Andi Hamzah

Page 8: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat

yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk

meraih gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada kekasih Allah SWT

junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat hingga

para pengikutnya.

Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi

penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan dari

dosen beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya karena buah dari

kerja keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta

memberikan dorongan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma,

SH., M.A., M.M.,

2. Ketua Jurusan Muamalat Dr. Euis Amalia, M.Ag., Sekretaris Jurusan Mu'min

Rouf, S.Ag.,MA., Ketua Kortek Program Non Reguler Drs.H.Ahmad Yani,

Page 9: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

ii

M.Ag. terima kasih atas bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung

selama penulis menempuh masa studi.

3. Dosen Pembimbing, Bapak Asmawi, M.Ag. dan Bapak Mu'min Rouf, S.Ag.,MA

yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan,

pemikiran dan semangat kepada penulis di tengah kepadatan kegiatan beliau,

semoga Allah SWT mempermudah setiap gerak langkah perjuangan beliau dan

senantiasa melimpahkan kebaikan, amin.

4. Manajer Tamwil BMT Al-Fath IKMI Pamulang Bpk.Saimin yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dengan memberikan

informasi dan data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap Staff Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada

penulis.

6. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas dan bantuan untuk

mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

7. Ayahanda H. Ambo’ Assek dan Ibunda Hj. Andi Hasnah terima kasih yang tak

terhingga banyaknya atas segala dukungan dalam kesabaran, keikhlasan,

perhatian dan kasih sayang yang tak terbatas, senantiasa memotivasi dan

menguatkan penulis disaat lelah dan lemah hingga dalam do’a tak pernah berhenti

memohon pada-Nya untuk memberikan yang terbaik untuk penulis.

Page 10: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

iii

8. terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga Pak Alasri serta Ibu dan

anak-anaknya yang selalu memberikan masukan,nasehat dan saran selama penulis

kuliah di Jakarta.

9. Terima Kasih Kepada Mustaqim SEI, yang selalu memberikan semangat dan

dukungan dalam peyusunan skripsi.

10. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendo’a kan, Perbankan Syariah A, B, C

angkatan 2006 terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan dan semoga

teman-teman yang lain dapat segera menyelesaikan studi.

Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam.

Jakarta, 13 Juni 2011

Andi Hamzah

Page 11: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 5

D. Tinjauan Pustaka....................................................................... 6

E. Metode Penelitian..................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan............................................................... 12

BAB II PERSPEKTIF TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN

MURABAHAH.

A. Sekilas Tentang Pembiayaan.................................................... 14

1. Pengertian Pembiayaan........................................................ 14

2. Unsur dan Fungsi Pembiayaan............................................. 16

3. Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan

Syariah ................................................................................. 20

B. Sistem Pembiayaan Jual beli (sale and Purchase)…………... 21

1. Pembiayaan Murabahah…………………………………... 21

2. Pembiayaan Salam……………………………………....... 38

3. Pembiayaan Istishna………………………………………. 40

Page 12: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

v

BAB III SEKILAS BMT AL-FATH IKMI PAMULANG

A. Deskripsi Umum BMT Al-Fath IKMI...................................... 43

1. Sejarah singkat BMT Al-Fath IKMI................................... 43

2. Visi, Misi dan Struktur Organisasi BMT Al-Fath IKMI.... 44

B. Produk dan Jasa yang dikembangkan Oleh BMT Al-Fath

IKMI......................................................................................... 47

1. Tabungan............................................................................. 47

2. Pembiayaan......................................................................... 48

C. Penghargaan dan Keberhasilan yang Telah dicapai Oleh

BMT Al-Fath IKMI………………………………………….. 50

BAB IV ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

BMT Al-FATH IKMI PAMULANG

A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51

1. Aspek Pemasaran................................................................ 51

2. Aspek Manajemen.............................................................. 53

3. Aspek Teknik...................................................................... 55

B. Perhitungan Pembiayaan Murabahah....................................... 57

C. Pendekatan Dalam Analisis Pembiayaan.................................. 61

Page 13: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 67

B. Saran......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 70

LAMPIRAN……………………………………………………………………... 73

Page 14: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Jumlah Pembiayaan yang Disalurkan………………………….. 4

2. Tabel 1.2 Perbandingan Perbedaan Studi Review Terdahulu…………….. 8

3. Tabel 4.2 Data Pertumbuhan Pembiayaan Murabahah…………………... 51

Page 15: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maraknya bisnis yang berbasis Islam di Indonesia diawali dengan lahirnya

bank non bunga yang lahir pada tahun 1992, dan secara yuridis pun di Indonesia

diakui keberadaan dual banking system.1 Artinya selain bank tersebut beroperasi

secara Islam (bagi hasil/syariah) juga beroperasi secara konvensional. Hal itu

terjadi sejak terbitnya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang

selanjutnya diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 19982. Setelah lahirnya

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang No. 23 Tahun 19993

tentang Bank Indonesia yang menugaskan Bank Indonesia untuk mempersiapkan

perangkat peraturan bank syariah. Kedua Undang-Undang tersebut di atas

menjadi dasar hukum penerapan dual banking system di Indonesia.4

Dual Banking System adalah terselenggaranya dua sistem perbankan

secara berdampingan (konvensional dan syariah) yang pelaksanaannya diatur

undang-undang. Dengan undang-undang yang baru, dukungan pemerintah

semakin tinggi terhadap pengembangan bank syariah, ini suatu bukti dengan

1 Dr. Veithzal Rivai. Dan Andrian Veithzal. Islamic Financial Management,(Jakarta: Raja

Grafindo. 2008). Hal. vxii 2 Dengan terbitnya undang-undang ini, telah memberikan landasan hukum yang kuat bagi

bank syariah dan bank konvensional untuk membuka UUS (unit usaha syariah) 3 Undang-Undang ini telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004

4 Makalah Seminar Akuntansi Perbankan Syariah: Euforia atau Kebutuhan, KAMI-FSI-SME-

FEUI. 14/11/01

Page 16: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

2

mulai tumbuhnya bank-bank syariah baik yang mengkonversi dirinya menjadi

bank syariah seperti Bank Susila Bhakti5 yang berubah menjadi Bank Syariah

Mandiri atau bank yang mengkonversi cabangnya menjadi bank syariah.6

Bank syariah mempunyai prinsip bagi hasil dan ini berbeda dengan bank

konvensional yang menggunakan sistem bunga. Fungsi bank syariah secara garis

besar tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni sebagai lembaga

intermediasi (intermediary institution) yang mengerahkan dana dari masyarakat

dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang

membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. yang membedakannya

yaitu bahwa bank syariah melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga

tetapi berdasarkan prinsip bagi hasil, yaitu prinsip pembagian keuntungan

(profit/loss sharing principle).

Seperti halnya bank konvensional, bank syariah juga memberikan jasa-jasa

pembiayaan. Jasa-jasa pembiayaan yang diberikan bank syariah jauh lebih

beragam daripada jasa-jasa pembiayaan yang diberikan oleh bank konvensional.

Mengenai jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank Islam bukan saja

pembiayaan dalam bentuk apa yang disebut dalam istilah perbankan

konvensional sebagai kredit, tetapi juga memberikan jasa-jasa pembiayaan yang

biasanya diberikan oleh lembaga pembiayaan (multi finance company), seperti

5 Bank Susila Bakti menjadi bank pertama yang meng-convert system perbankannya menjadi

system syariah pada tahun 1999, sebelumnya Bank Susila Bakti merupakan bank yang saham

mayoritasnya dimiliki oleh Bank Dagang Negara sebelum merger dengan Bank Mandiri pada 19

November 1999. 6 M. Lutfi Hamidi. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah,(Jakarta: Senayan Publishing. 2003). Hal. 10

Page 17: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

3

leasing, hire purchase, pembelian barang oleh nasabah kepada bank syariah yang

bersangkutan dengan cicilan.7 Pembelian barang oleh bank syariah kepada

perusahaan manufactur dengan pembayaran di muka,8 penyertaan modal (equity

participation atau venture capital).

Ada dua pola utama yang saat ini dijalankan oleh bank dan BMT dalam

penyaluran pembiayaan yakni: pertama Pola jual beli (Murabahah),9 kedua Pola

bagi hasil (Mudharabah). Pendapatan bank / BMT akan sangat ditentukan oleh

berapa banyak keuntungan yang diterima. Keuntungan yang diterima dari akad

jual beli berasal dari mark up yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antara

bank / BMT dengan nasabah. Sedangkan pola bagi hasil ditentukan berdasarkan

kesepakatan.

BMT Al-Fath adalah salah satu BMT yang ada di Tangerang yang pernah

mendapatkan penghargaan oleh Bupati Tangerang H. Agus Diunara pada tahun

2001 sebagai Koperasi Simpan Pinjam berprestasi Kabupaten Tangerang tahun

2001. BMT Al-Fath menyalurkan pembiayaan cukup besar. Pada tahun 2007

menyalurkan pembiayaan dengan total Rp.3.152.008.000,00 dan pendapatannya

sebesar Rp.610.160.108,27, lalu pada tahun 2008 menyalurkan pembiayaan

sebesar Rp.4.667.894.900,00 dan pendapatannya Rp.901.891.918,82, selanjutnya

7 Dalam bank syariah istilah ini disebut pembiayaan murabahah, yaitu salah satu akad jual

beli dimana penjual memberitahukan harga pokok (modal) kepada pembeli ditambah keuntungan yang

disepakati oleh kedua belah pihak. 8 Dalam bank syariah istilah ini disebut dengan Istisna.

9 Pada praktek di lapangan baik itu perbankan syariah maupun BMT lebih tertarik pada

konsep murabahah karena murabahah ini bisa dikatakan zerro risk.

Page 18: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

4

pada tahun 2009 menyalurkan pembiayaan sebesar Rp.6.572.000.000,00 dengan

pendapatan Rp.1.279.700.000,00. Jenis pembiayaan yang disalurkan oleh BMT

Al-Fath adalah Murabahah, Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah.

Adapun pembiayaan yang disalurkan dalam produk murabahah di BMT

Al-Fath pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp.2.821.800.000,00, pada tahun 2008

Rp.3.886.000.000,00 dan pada tahun 2009 Rp.5.436.000.000,00. Sedangkan

pembiayaan ijarah pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp.307.000.000,00, pada tahun

2008 Rp.716.000.000,00 dan pada tahun 2009 Rp.1.099.000.000,00. Setelah

melihat penyaluran pembiayaan murabahah dari tahun ketahun, maka penulis

melihat bahwa penyalurkan pembiayaan terbesar pada BMT Al-Fath adalah

murabahah.

Tabel. 1.1

Tabel Jumlah Pembiayaan yang Disalurkan

Jenis

Pembiayaan

Tahun

2010 2009 2008 2007

Murabahah 5 991 000 000 5 436 000 000 3 887 000 000 2 822 000 000

Mudharabah 91 700 000 26 000 000 65 000 000 9 000 000

Musyarakah 100 000 000 10 000 000 8 000 000

Ijaroh 1 444 000 000 1 099 000 000 716 000 000 307 000 000

Total 7 382 000 000 6 572 000 000 4 667 000 000 3 152 000 000

Melihat perkembangan penyaluran pembiayaan murabahah BMT Al-Fath

dari tahun ke tahun dan upaya BMT untuk selalu meningakatkan profit, tentu

harus didukung dengan analisis yang baik, karena dalam penyaluran pembiayaan

Page 19: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

5

murabahah banyak mengandung risiko, oleh karena itu pihak BMT Al-Fath

harus aktif berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENYALURAN

PEMBIAYAAN MURABAHAH BMT AL-FATH IKMI PAMULANG.”

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas maka perumusan

masalah dapat diungkapkan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah penyaluran pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI?

b. Bagaimanakah penghitungan pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI?

c. Bagaimanakah pendekatan analisis pembiayaan murabahah yang dilakukan di

BMT Al-Fath IKMI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memiliki beberapa tujuan yang

hendak dicapai, yaitu:

a. Untuk mengetahui cara-cara yang ditempuh BMT Al-Fath IKMI agar

produk murabahah dapat tersalurkan.

b. Untuk mengetahui cara-cara perhitungan pembiayaan murabahah di BMT

Al-Fath IKMI.

Page 20: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

6

c. Untuk mengetahui berbagai kebijakan BMT Al-Fath IKMI mengenai

layak tidaknya mendapatkan pembiayaan. .

2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini, diharapkan berguna bagi pihak-pihak diantaranya:

a. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pemahaman tentang aplikasi jual beli

Murabahah di BMT Al-Fath IKMI.

b. Bagi pembaca dan calon nasabah

Menjadi acuan bagi calon nasabah untuk mengetahui alur kerja BMT Al-

Fath IKMI dalam menyalurkan pembiayaan murabahah.

c. Bagi BMT Al-Fath IKMI

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan yang harus diambil agar lebih meningkatkan

kinerja BMT Al-Fath IKMI.

d. Bagi akademisi

Dapat menambah keragaman referensi tentang analisa penyaluran

pembiayan murabahah.

D. Tinjauan Pustaka

Secara umum, penelitian tentang pembiayaan murabahah telah banyak

dilakukan oleh banyak peneliti sebelumnya. Adapun di antara peneliti tersebut

adalah:

Page 21: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

7

Pertama, penelitian dengan judul. ”Analisis Pengaruh Penyaluran

Pembiayaan Murabahah Terhadap Likuiditas Bank DKI Syariah”.10

Skripsi

tersebut menjelaskan tentang mekanisme praktek pembiayaan murabahah di

Bank DKI Syariah, mengukur tingkat likuiditas, pengaruh peyaluran pembiayaan

terhadap likuiditas Bank DKI Syariah.

Kedua, penelitian dengan judul. ”Strategi Pembiayaan Murabahah

Dalam Peningkatan Jumlah Pendapatan di Lembaga Keuangan Mikro

Syariah”.11

Skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana strategi di LKMS

Al-Hidayah dalam menigkatkan jumlah pendapatan melalui pembiayaan

murabahah, untuk mengetahui berapa tingkat keberhasilan LKMS Al-Hidayah

dalam menerapakan strategi murabahah, untuk mengetahui bagimana strategi

pembiayaan LKMS Al-Hidayah dalam menyusun strateginya.

Ketiga, penelitian dengan judul. “Strategi Pembiayaan Murabahah dalam

Rangka Meningkatkan Jumlah Pendapatan di BPRS Harta Insan Karimah”12

Skripsi tersebut menjelaskan tentang strategi yang telah ditempuh BPRS harta

insan karimah dalam meningkatkan jumlah pendapatan melalui pembiayaan

murabahah, dan tingkat keberhasilan BPRS Harta Insan Karimah setelah

menerapkan strategi pembiayaan murabahah tersebut.

10 Purwanto, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, (UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009).

11 Emi Jamilatul Hijriah, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, (UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009).

12 Muhammad Ilham Khairudin, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan

Hukum, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007).

Page 22: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

8

Tabel 1.2

Perbandingan Perbedaan Studi Review Terdahulu

Judul skripsi Skripsi terdahulu Pembeda skripsi

Analisis Pengaruh

Penyaluran Pembiayaan

Murabahah Terhadap

Likuiditas Bank DKI

Syariah

Skripsi ini menjelaskan

tentang mekanisme

praktek pembiayaan

murabahah di Bank DKI

Syariah, mengukur

tingkat likuiditas,

pengaruh peyaluran

pembiayaan terhadap

likuiditas Bank DKI

Syariah

Menjelaskan analisis

penyaluran pembiayaan

murabahah di BMT Al-Fath

IKMI,aspek-aspek

penyaluran

pembiayaan,perhitungan

pembiayaan dan melakukan

pendekatan analisis

mengenai layak tidaknya

mendapatkan pembiayaan

Strategi Pembiayaan

Murabahah Dalam

Peningkatan Jumlah

Pendapatan di Lembaga

Keuangan Mikro Syariah

Skripsi ini menjelaskan

tentang bagaimana

strategi di LKMS Al-

Hidayah dalam

menigkatkan jumlah

pendapatan melalui

pembiayaan murabahah,

Menjelaskan tentang analisis

penyaluran pembiayaan di

BMT Al-Fath IKMI agar

produk murabahah dapat

tersalurkan. Mengetahui cara

perhitungan pembiayaan

murabahah,dan pendekatan

Page 23: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

9

untuk mengetahui berapa

tingkat keberhasilan

LKMS Al-Hidayah

dalam menerapakan

strategi murabahah,

untuk mengetahui

bagimana strategi

pembiayaan LKMS Al-

Hidayah dalam

menyusun strateginya.

analisis pembiayaan.

Strategi Pembiayaan

Murabahah dalam

Rangka Meningkatkan

Jumlah Pendapatan di

BPRS Harta Insan

Karimah

Skripsi ini menjelaskan

tentang strategi yang

telah ditempuh BPRS

harta insan karimah dalam

meningkatkan jumlah

pendapatan melalui

pembiayaan murabahah,

dan tingkat keberhasilan

BPRS Harta Insan

Karimah setelah

menerapkan strategi

Menjelaskan aspek-aspek

terkait dalam menyalurkan

pembiayaan berupa aspek

pemasaran, aspek

manajamen dan aspen

teknik. Agar produk

murabahah dapat

tersalurkan.

Untuk mengetahui cara perhitungan

pembiayaan murabahah, dan

pendekatan analisis yang

Page 24: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

10

pembiayaan murabahah

tersebut.

dilakukan agar tidak terjadi

pembiayaan bermasalah.

Berdasarkan penelitian penulis, secara khusus sampai saat ini belum

ada penelitian yang membahas tentang analisisa kinerja penyaluran pembiayaan

murabahah untuk meningkatkan profit. Atas dasar itu, penulis tertarik untuk

membahas dan melakukan penelitian tentang kinerja penyaluran pembiayaan

murabahah untuk meningkatkan profit.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, bersifat deskriptif dengan

pendekatan studi kasus yaitu untuk melakukan pengukuran yang cermat dan

sistematik terhadap peristiwa tertentu dengan cara menafsirkan data yang

telah ada dengan tanpa hipotesis dan tetap mempertahankan keutuhan dari

objek penelitian yang terintegrasi.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 25: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

11

a. Observasi

Yaitu penulis secara langsung melakukan pengamatan ke tempat penelitian

di BMT Al-Fath IKMI untuk memperoleh data yang diperlukan penulis

dalam penulisan skripsi.

b. Wawancara

Dilakukan penulis dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka

langsung dengan manajer tamwil Al-Fath untuk memperoleh data yang

akurat.

c. Studi Dokumentasi

Teknik Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen yang

dimiliki oleh BMT, buku, majalah, koran dan lain-lain yang berhubungan

dengan pembahasan dalam skripsi ini.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah pendekatan kaualitatif

deskriptif-analisis. Analisa dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini terkumpul. Proses analisis dimulai dari membaca, mempelajari,

dan menelaah data yang didapat mengenai penyaluran pembiayaan murabahah

di BMT Al-Fath IKMI Pamulang. Selanjutnya dari proses analisa tersebut,

penulis mengambil kesimpulan dalam masalah yang bersifat umum kepada

masalah yang bersifat khusus (deduktif).

Page 26: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

12

4. Teknik Penulisan Skripsi

Untuk teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis merujuk pada buku

”Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007”

F. Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II perspektif teoritis tentang pembiayaan murabahah. Bab ini

menjelaskan mengenai; sekilas tentang pembiayaan, meliputi pengertian

pembiayaan, unsur dan fungsi pembiayaan, pembinaan dan pengawasan lembaga

pembiayaan syariah. Sistem pembiayaan jual-beli (sale and purchase) meliputi

pembiayaan murabahah, pembiayaan salam, dan pembiayaan istishna.

Bab III sekilas BMT AL-FATH IKMI. Pada bab ini akan memberikan

gambaran sekilas BMT Al-Fath IKMI; Deskripsi umum BMT, sejarah singkat

BMT Al-Fath IKMI, Visi dan Misi dan Struktur Organisasi BMT Al-Fath IKMI.

Dibahas pula produk-produk dan jasa-jasa yang dikembangkan di BMT Al-Fath

IKMI.

Bab IV analisis penyaluran pembiayaan murabahah BMT AL FATH

IKMI. Pada bab ini akan menjelaskan tentang aspek-aspek pembiayaan murabahah

di BMT Al-Fath IKMI, perhitungan pembiayaan murabahah, dan pendekatan-pendekatan

dalam analisis penyaluran pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI.

Page 27: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

13

Bab V merupakan bab penutup, berisiskan kesimpulan dari seluruh

penelitian serta saran-saran.

Page 28: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

14

BAB II

PERSPEKTIF TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH

A. Sekilas Tentang Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe, I Trust, „saya

percaya‟ atau „saya menaruh kepercayaan‟. Perkataan pembiayaan yang

artinya kepercayaan (trust), berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul mal

menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang

diberikan.1 Kata pembiayaan/kredit itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu

credere, yang berarti percaya. Oleh karena itu dasar pemikiran persetujuan

pemberian pembiayaan oleh suatu lembaga keuangan kepada seseorang atau

badan usaha berlandaskan kepercayaan.2 Menurut Undang-Undang No 10

tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,

pengertian pembiyaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.3 Sedangkan pengertian pembiayaan dalam

pasal 1 angka 25 UU perbankan Syariah diartikan sebagai penyediaan dana

1Prof. Dr. H. Veithzal Rivai dan Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial

Management,(Jakarta: Raja Grafindo, 2008), Hal. 3. 2 Moh Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan: Konsep, Teknik dan Kasus, (Jakarta; PT

Gramedia Pustaka Utama, 1999), Edisi I, h. I 3 Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.

7 tahun 1992.

Page 29: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

15

atau tagihan yang dipersamakan dengan itu yang berupa a, transaksi bagi hasil

dalam bentuk mudharabah مضاربت) ) dan musyarakah ( مشاركت ) ;b, transaksi

sewa menyewa dalam bentuk ijarah ( إجارة ) atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiyah bittamlik إجارة منتهيت بالتمليك) ) ;c, transaksi jual beli dalam

bentuk piutang mudharabah ( مضاربت ), salam ( سلم ), dan istishna‟( إستصناع )

d, transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard ( قرض ); dan e,

transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ujrah ( إجارة ) untuk transaksi

multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan

atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi

fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan ujrah tanpa imbalan atau bagi hasil.4 Dalam bukunya

Zainul Arifin memberikan definisi pembiayaan sebagai penyediaan kebutuhan

nasabah yang memerlukannya dan layak memperolehnya.5

Pembiayaan dalam arti luas artinya financing yaitu pendanaan yang

dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun dijalankan orang lain. Dalam arti sempit,

pembiayaan yaitu pendanaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan, seperti

BMT kepada nasabah. Jadi yang dimaksud dengan pembiayaan adalah

menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukannya

4 UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Lembaga Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 No. 94 dan Tambahan Lembaga Negara Nomor 4867. 5 Drs. Zainul Arifin, MBA. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. AlvaBet-Tazkia Institute,

Jakarta 2003.hal.187

Page 30: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

16

dan layak memperolehnya.6 Secara garis besar bank sebagai lembaga

intermediary, yaitu antara surplus unit (nasabah penabung) kepada deficit unit

(nasabah peminjam/mitra bank).

2. Unsur dan Fugsi Pembiayaan

Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan. Dengan

demikian pemberian pembiayaan adalah pemberian kepercayaan. Hal ini

berarti prestasi yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat dikembalikan

oleh penerima pembiayaan dengan syarat-syarat yang telah disepakati

bersama. Berdasarkan hal di atas, unsur-unsur dalam pembiayaan tersebut

adalah:

a. Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan penerima

pembiaayaan (mudharib). Hubungan pemberi pembiayaan dan penerima

pembiayaan merupakan kerja sama yang saling menguntungkan, yang

diartikan pula sebagai kehidupan tolong-menolong. Sebagaimana firman

Allah SWT dalam QS.Al-Maa‟idah (5); 2.

Artinya :

6 Zainal Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), cet

III, h. 185

Page 31: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

17

…Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebaikan dan

taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam (mengerjakan) dosa dan

pelanggaran…(QS. Al-Maidah (5);2).

b. Adanya kepercayaan shahibul mal yang didasarkan atas prestasi dan

potensi mudharib.

c. Adanya persetujuan berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan pihak

lainnya yang berjanji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis

(akad pembiayaan) atau berupa instrument (Credit Instrument),

sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah (2): 282.7

...

Artinya :

Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu‟amalah tidak secara

tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis…( Al-Baqarah (2):

282).

d. Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal kepada

mudharib.

e. Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu merupakan unsur

esensial pembiayaan. Pembiayaan terjadi karena unsurwaktu, baik dilihat

dari shahibul mal maupun dilihat dari mudharib. Misalnya, pemilik uang

memberikan pebiayaan sekarang untuk konsumsi lebih besar di masa yang

7 Prof. Dr. H. Veithzal Rivai dan Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial Management,

Hal. 4-5.

Page 32: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

18

akan datang. Produsen memerlukan pembiayaan karena adanya jarak waktu

antara produksi dan konsumsi.

f. Adanya uang

g. Unsur risiko (degree of risk) baik di pihak shahibul mal maupun di pihak

mudharib. Risiko di pihak shahibul mal adalah risiko gagal bayar (risk of

default), baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau

ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan

membayar. Risiko di pihak mudharib adalah kecurangan dari pihak

pembiayaan, antara lain berupa shahibul mal yang bermaksud untuk

mencaplok perusahaan yang diberi pembiayaan atau tanah yang

dijaminkan.8

Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan di dalam perekonomian,

perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:9

a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang

Penabung menyimpan uangnya di lembaga keuangan. Uang tersebut

disalurkan oleh lembaga keuangan kepada perusahaan/masyarakat yang

membutuhkan modal untuk pengembagan usaha. Dengan demikian, dana

yang mengendap (yang diperoleh dari para penabung) tidak idel (diam).

b. Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang

8 Ibid,.h.31.

9 Veithzal Rivai dan Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial Management, hal. 7.

Page 33: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

19

Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memproduksi bahan jadi

sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility

kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa/minyak

goreng.

c. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran, pengusaha

menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti

cheque, giro bilyet, wesel, promes, dan sebagainya melalui pembiayaan.

d. Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat.

Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu

selalu memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan

dinamikanya akan selalu meningkat. Akan tetapi, peningkatan usaha

tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan. Karenanya,

manusia selalu berusaha dengan segala daya untuk memenuhi

kekurangmampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang

mempunyai kemampuan. Karena itupulalah, pengusaha akan selalu

berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna

meningkatkan usahanya. Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha

dari bank inilah kemudian yang untuk memperbesar volume usaha dan

produktivitasnya.

e. Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi.

Page 34: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

20

Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha, pembangunan

ekonomi, maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting.

f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja akan berusaha untuk

meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti penting profit. Bila

keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi/dikembalikan ke dalam

struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus-menerus.

Dengan earnings (pendapatan) yang terus meningkat berarti pajak

perusahaanpun akan terus bertambah.

g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional

Lembaga pembiayaan tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di

luar negeri. beberapa negara kaya minyak yang telah sedemikian maju

organisasi dan sistem perbankannya telah melebarkan jaringan kantor

cabangnya ke luar negeri. Demikian pula beberapa Negara maju lainnya.

Negara-negara tersebut memberikan bantuan kepada Negara berkembang

dalam bentuk pemberian pembiayaan dengan syarat-syarat yang ringan.

3. Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Syariah

Salah satu fungsi lembaga keuangan adalah menjembatani antara

surplus unit dengan pihak yang disebut deficit unit. Kedua kelompok tersebut

dinamakan juga savers dan borrowers yang menitipkan kepercayaan kepada

lembaga keungan. Oleh karena itu, account officer dituntut untuk menjaga

Page 35: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

21

titipan kepercayaan itu dengan penuh perhatian dan harus concern terhadap

aktivitas kedua kelompok tersebut. Kedua kelompok tersebut berada dalam

dua sisi kegiatan simultan yang merupakan unsur-unsur pokok kegiatan yang

harus dikelola secara hati-hati. Kedua sisi tersebut adalah sisi assets dan

liabilities. Sisi assets merupakan kekayaan, terutama berupa aktiva produktif

yang terdiri dari pembiayaan yang diberikan, surat-surat berharga, serta

penyertaan dan penempatan dana, baik dalam negeri maupun luar negeri.

sedang sisi liabilities merupakan kewajiban-kewajiban, saham dan obligasi,

pinjaman dalam/luar negeri, dan setoran jaminan, yang semua itu disebut

struktur dana (kewajiban).

B. Sistem Pembiayaan Jual-Beli

1. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah merupakan bentuk pembiayaan berprinsip

jual beli yang pada dasarnya merupakan penjualan dengan keuntungan

(margin) tertentu yang ditambahkan di atas biaya perolehan. Pembayaranya

bisa tunai, ditangguhkan maupun dicicil. Murabahah dalam fiqh Islam

merupakan bentuk jual beli yang tidak ada hubungannya dengan pembiayaan

pada mulanya. Murabahah dalam Islam berarti jual beli ketika penjual

memberitahukan kepada pembeli biaya perolehan dan keuntungan yang

diinginkan. Namun demikian, bentuk jual beli ini kemudian digunakan oleh

perbankan syariah dengan menambah beberapa konsep lain sehingga menjadi

Page 36: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

22

bentuk pembiayaan. Dalam pembiayaan ini, bank sebagai pemilik dana

membelikan barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh nasabah

yang membutuhkan pembiayaan, kemudian menjualnya ke nasabah tersebut

dengan penambahan keuntungan tetap. Sementara itu, nasabah akan

mengembalikan utangnya di kemudian hari secara tunai maupun cicilan.

Perlu diingat bahwa bentuk pembiayaan ini bukan merupakan bentuk

pembiayaan utama yang sesuai dengan syariah. Namun, dalam sistem

ekonomi saat ini, terdapat kesulitan-kesulitan dalam penerapan mudhrabah

dan musyarakah untuk pembiayaan beberapa sektor. Oleh karena itu, beberapa

ulama kontemporer telah memperbolehkan penggunaan murabahah sebagai

pembiayaan alternatif dengan syarat-syarat tertentu yang harus diperhatikan.10

Perlu diingat bahwa pada mulanya murabahah bukan merupakan

bentuk pembiayaan, melainkan hanya alat untuk menghindar dari “bunga” dan

bukan merupakan instrument ideal untuk mengemban tujuan riil ekonomi

Islam. Sehingga, intsrumen ini hanya digunakan sebagai langkah transisi yang

diambil dalam proses Islamisasi ekonomi, dan penggunannya hanya terbatas

pada kasus-kasus di mana mudharabah dan musyarakah tidak dapat

diterapkan.

Murabahah muncul bukan hanya untuk menggantikan “bunga” dengan

“keuntungan”, namun sebagai bentuk pembiayaan yang diperbolehkan oleh

10

Veithzal Rivai,Andrian Permata Veithzal dan Ferry N Idroes, Bank and Financial

Institution Management. Hal. 780.

Page 37: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

23

ulama syariah dengan syarat-syarat tertentu. Apabila syarat-syarat ini tidak

terpenuhi, maka murabahah tidak boleh digunakan dan cacat menurut syariah.

a. Pengertian dan Hukum Murabahah

Secara istilah, Adiwarman A Karim mengartikan murabahah adalah

suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan

yang telah disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian

menjualnya dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan

tersebut dapat dinyatakan dengan nominal rupiah atau dalam bentuk

persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%11

.

Sedangkan pengertin murabahah secara etimologis berasal dari kata (

yang berarti beruntung. Dengan kata lain (رابح -مرابح- مرابحت

mengusahakan keuntungan dalam perdagangan. Jadi murabahah adalah

saling menguntungkan.12

Muhammad Syafi‟i Antonio mengatakan, bahwa; murabahah

adalah menjual suatu barang dengan harga pokok ditambah keuntungan

yang disetujui bersama untuk dibayar pada waktu yang di tentukan atau

dibayar secara cicilan13

. Tidak jauh beda dengan Adiwarman A. Karim,

pengertian yang diberikan oleh Muhammad Syafi‟i Antonio ini,

mempunyai pendekatan arti dengan pengertian ba‟i bitsaman ajil, menjual

11

Adiwarman A. Karim, Ekonom Islam: Suatu Kajian Kontemporer. (Jakarta, Gema Insani

Pers, 2001), cet. Ke- 1, h. 86 12

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indinesia, (Jakarta: Hidayakarya Agung, 1990), Cet ke-8,

hal. 136. 13

M. Syafi‟i Antonio, Alternatif Terhadaf system Bunga: Jurnal Ulumul Qur‟an II, (Oktober,

1991), h. 13

Page 38: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

24

suatu barang dengan mempercepat penyerahannya kepada pembeli

dengan penangguhan pembayaran harganya, sampai saat yang telah

ditetapkan atau dengan cara pembayaran angsuran14

.

Menurut Sutan Remy Sjahdeini, murabahah adalah jasa

pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual beli dengan

cicilan.15

Dalam beberapa kitab fiqih murabahah merupakan salah satu

bentuk jual beli yang bersifat amanah. Murabahah terlaksana antara

penjual dan pembelian berdasarkan harga barang, harga asli pembelian

diketahui oleh pembeli dan keuntungan penjualpun diberitahukan kepada

pembeli.16

Pembiayaan murabahah dalam perbankan merupakan suatu

bentuk pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk

membeli suatu peroduk dengan kewajiban mengembalikan talangan dana

tersebut seluruhnya pada waktu jatuh tempo. Hal yang membedakan

dengan jual beli yang lain adalah keharusan memberitahukan harga pokok

suatu barang kepada nasabah.

Dalam hal ini bank membiayai pembelian suatu barang yang

diperlukan oleh suatu nasabah dimana sistem pembayarannya dilakukan

kemudian baik secara tunai maupun cicilan. Dalam pelaksanaannya, bank

memberi kuasa kepada nasabah untuk membeli barang yang

14

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer. Op. cit, h. 89 15

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam Dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, ( Jakarta. Pustaka Utama Grafiti, 1999). H. 64 16

M. Abd. Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), Cet ke-2,

Hal.225.

Page 39: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

25

diperlukannya atas nama bank. Selanjutnya, pada saat bersamaan bank

menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga asal ditambah

dengan sejumlah keuntungan yang disepakati, dan dibayarkan oleh

nasabah pada jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara

bank dan nasabah.17

Murabahah dalam pengertian Islam sebenarnya adalah sebuah

penjualan yang sederhana, hanya saja yang membedakan ciri-cirinya dari

macam-macam penjualan lain adalah penjual harus memberitahu harga

produk yang ia beli dan berapa keuntungan yang ia peroleh dalam

penambahan harga tersebut kapada pembeli.

Praktisi perbankan yang selama ini aktif di dunia perbankan

Syari‟ah, Muhammad Syafi‟i Antonio menjelaskan bahwa murabahah

adalah jual beli barang pada harga awal dengan tambahan keuntungan

(margin) yang telah disepakati. Dalam murabahah penjual harus

memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan tingkat

keuntungan dengan tambahannya18

.

Pembelian murabahah meliputi pembelian barang oleh bank atas

nama nasabah kemudian dijual kembali dengan harga dasar ditambah

keuntungan. Pada prinsipnya murabahah dalam perbankan Islam

didasarkan pada dua elemen pokok yaitu harga beli serta biaya yang

17

Sofiniyah Ghufron, Konsep dan Implementasi, (Jakarta, Renaisan. 2005), h. 49 18

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Wacana Ulama dan Cendikiawan, (Jakarta,

Tazkia Institute, 1999), h. 121

Page 40: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

26

terkait dan kesepakatan atas mark-up (laba). Dengan penetapan ini bank

meperlihatkan harga dan keuntungan (margin)nya kepada nasabah. Dalam

transaksi murabahah, penjual (bank) juga harus memperlihatkan atau

menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan dan tidak

termasuk barang haram.

Melalui akad murabahah, nasabah memenuhi kebutuhannya untuk

memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus

menyediakan uang tunai terlebih dahalu. Dengan kata lain, nasabah yang

memperoleh pembiayaan dari bank untuk pengadaan barang yang

dibutuhkan. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau

cicilan. Murabahah Muajjal (cicilan) dengan adanya penyerahan barang

diawal akad dan pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam

bentuk ansuran maupun sekaligus (lump sum).

Menurut para Fuqaha murabahah didefinisikan sebagai penjualan

barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-

up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah

adalah bahwa penjual harus memberitahu pembeli mengenai harga

pembelian produk dan mengatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan

pada biaya (cost) tersebut.19

Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan Syariah

Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah adalah

19

Wiroso. SE., MBA., Jual Beli Murabahah, (Jakarta, UII Press. 2005), h. 13-14

Page 41: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

27

menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli

dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.20

Dari

berbagai pengertian murabahah yang telah diungkapkan di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengertian murabahah dapat dilihat dari sudut

pandang fikih. Pertama murabahah merupakan akad jual beli atas barang

tertentu dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada

pembeli kemudian penjual mensyaratkan atasnya laba atau kentungan

dalam jumlah tertentu.

Adapun dari sudut pandang teknis perbankan, murabahah

merupakan akad penyediaan barang berdasarkan akad jual beli, dimana

bank memberikan kebutuhan investasi nasabah dan menjual kembali

kepada nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati.21

Prinsip murabahah ini umumnya diterapkan dalam pembiayaan

pengadaan barang investasi. Murabahah sangat berguna bagi seseorang

yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana. Lalu

kemudian meminta kepada pihak yang kelebihan dana (dalam kasus ini

LKMS) agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia

menebusnya. Harga jual di dalam murabahah adalah harga pokok

ditambah profit margin (tingkat keuntungan) yang disepakati. Dalam

20

Himpunan Fatwa DSN untuk Lembaga Keuangan Syariah, Penerbit Dewan Syariah

Nasional, Majelis Ulama Indonesia dan bank Indonesia. Edisi Ke-1. H. 21. 21

Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, (Jakarta: 1999),

Hal. 33.

Page 42: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

28

transaksi jual beli murabahah ini LKMS (Lembaga Keuangan Mikro

Syariah) bertindak bagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.

Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu

pembiayaan. kesepakatan harga jual dicantumkan dalam akad jual beli

dan tidak dapat berubah menjadi lebih mahal selama berlakunya akad.22

b. Landasan Hukum Murabahah

1) Al-Quran.

Murabahah termasuk kedalam salah satu bentuk jual beli.

Landasan hukum murabahah bersumber pada Al-Qur‟an dan As-

Sunnah. Oleh karena itu murabahah diperbolehkan secara hukum, ini

terlihat dalam QS An-Nisa (4): 29.

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesama dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. ” (An-Nisa/4: 29).

Landasan lain tentang murabahah tertera dalam QS. Al-Baqarah (2) :

275.

22

Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksana Pembukaan kantor Cabang Syariah, (Jakarta: Bank

Indonesia, 1999), hal. 33.

Page 43: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

29

Artinya:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan stena

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,

adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual

beli itu saa dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli

dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan); dan urusannya() terserah kepada Allah. Orang yang

kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mreka kekal di dalamnya ” (Al-Baqarah/2: 275).

2) Al-Hadits

عن البيع إنما : قال- وسلم عليو اهلل صل -اللو رسىل أن الخذري سعيذ أب عن

(حبان ابن صححو و ماجو ابن و البيهق رواه) تراض

Artinya:

Dari Abu Sa‟id Al-Khudri bahwa Rasulullah saw, bersabda;

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR.

Al-Baihaqi dan Inu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)

Page 44: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

30

فيهن ثلاث: قال وسلم عليو اهلل صل النبي أن عنو اهلل رضي صهيب عن

رواه( -للبيع لا, للبيت بالشعير البر وخلط والمقارضت، أجل، إل البيع: البركت

)ضعيف بإسناد ماجو ابن

Artinya:

Rasulullah bersabda “Tiga hal di dalamnya terdapat keberkahan,

yaitu (1) menjual dengan pembayaran secara kredit (2) Muqaradhah

(nama lain dari murabahah) (3) mencampur gandum dengan tepung

untuk keperluan rumah dan bukan untuk dijual.” (Riwayat Ibnu Majah

dari Shuhaib).23

Dari hadits di atas Nabi mengutarakan adanya satu keberkahan

dalam tiga hal, salah satunya adalah jual beli secara tangguh, dimana

dalam bertransaksi jual beli dengan memberikan masa tanggung dalam

hal pembayaran (tangguh), karena di dalamnya tersirat sifat berbaik

hati, memberikan kemudahan dan memberikan pertolongan bagi orang

yang membutuhkan, dengan cara penundaan pembayaran tersebut.

Sama halnya dengan pemberian pembiayaan murabahah pada

perbankan syariah.

Abdullah Saeed mengatakan bahwa: Al-Quran tidak membuat

acuan langsung berkenaan dengan murabahah, walaupun ada beberapa

acuan di dalamnya tentang jual beli, keuntungan dan perdagangan.

Demikian juga, tidak ada hadits yang memiliki acuan langsung

23 Sunan Ibnu Majah, (Beirut Daar Al-Fikri, tth.). hal. 720

Page 45: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

31

kepadanya dalam Al-Quran atau Hadits yang diterima umum, para ahli

hukum harus membenarkan murabahah berdasarkan landasan lain.

Imam Malik mendukung pendapatnya dengan acuan pada

praktek orang-orang Madinah, yaitu:

„Ada kesepakatan pendapat di sini (Madinah) tentang hukum

orang yang membeli baju di sebuah kota, dan mengambilnya ke

kota lain untuk menjualnya berdasarkan suatu keuntungan yang

disepakati.‟24

Imam Syafi‟I tanpa bermaksud untuk memulai pandangannya

mengatakan “Jika seseorang menunjukan komoditas kepada seseorang

dan mengatakan, „belikan barang seperti itu untukku dan aku akan

memberikan keuntungan sekian.” kemudian orang itu membelinya,

maka transaksi itu sah”.25

Fiqih mazhab Hanafi, membenarkan keabsahan murabahah

berdasarkan syarat-syarat yang penting bagi keabsahan suatu jual beli

ada dalam murabahah, dan juga karena orang memerlukannya. Fiqih

dari mazhab Syafi‟I cukup menyatakan, “murabahah adalah boleh

tanpa ada penolakan sedikitpun.”26

c. Syarat dan Rukun Murabahah

Adapun yang menjadi ketentuan terjadi syarat sahnya pelaksanaan jual

beli murabahah adalah harus adanya unsur-unsur sebagai berikut:

24

Ibid., hal. 138. 25

Harun Nasrun, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Media Pratama, 2000). Hal.115. 26

Veithzal Rivai. Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial Management, Hal.145.

Page 46: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

32

1) Syarat murabahah

a) Syarat yang berakad (ba‟i dan musytari) cakap hukum (baligh,

berakal) dan tidak dalam keadaan terpaksa. Jual beli yang dilakukan

oleh anak kecil dan orang gila hukumnya tidak sah. Adapun anak

kecil yang sudah mumayyiz menurut Ulama Hanafiah, hukumnya

sah jika akad yang dilakukan membawa keuntungan bagi anak kecil

tersebut, dan tidak sah jika membawa kerugian.27

b) Barang yang diperjualbelikan (mabi‟) tidak termasuk barang yang

haram dan jenis maupun jumlahnya jelas. Para Ulama membedakan

as-tsaman dengan as-si‟ir. Menurut mereka, as-tsaman adalah harga

pasar yang berlaku ditengah-tengah masyarakat secara aktual.

Sedangkan as-si‟ir adalah modal barang yang seharusnya diterima

para pedagang sebelum dijual ke konsumen.28

c) Harga barang (tsaman) harus dinyatakan secara transparan (harga

pokok dan komponen keuntungan) dan cara pembayarannya

disebutkan dengan jelas.

d) Pernyataan serah terima (ijab qabul) harus jelas dengan

menyebutkan secara spesifik pihak-pihak yang berakad.29

2) Rukun murabahah

a) Ba‟i (penjual).

27

Harun Nasrun, Fiqih Muamalat,(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), hal.117. 28

Ibid,. hal.118 29

Ibid., hal. 147

Page 47: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

33

b) Musytari (pembeli).

c) Mabi‟ (barang yang diperjualbelikan).

d) Tsaman (harga barang).

e) Ijab qabul (pernyataan serah terima).

Para ulama fiqih sepakat bahwa orang yang melakukan akad jual beli

harus memenuhi syarat baligh dan berakal. Oleh sebab itu, jual beli yang

dilakukan oleh anak kecil yang sudah mumaayyiz, menurut ulama

Hanafiyyah, hukumnya sah jika akad yang dilakukan membawa

keuntungan bagi anak tersebut, dan tidak sah membawa kerugian.30

Syafi‟i Antonio menambahkan bahwa selain syarat-syarat di atas

terdapat syarat khusus yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:

a) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

c) Kontrak harus bebas dari riba.

d) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli jika terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang terkait dengan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

30

Harun Nasrun, Fiqih Muamalat, hal.116.

Page 48: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

34

f) Secara prinsif, jika syarat dalam poin a, b atau e tidak terpenuhi, maka

pembeli memiliki pilihan sebagai berikut.31

1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang

yang dijual.

3) Membatalkan kontrak.

d. Operasional-teknik Murabahah di Lembaga Keuangan Syariah

Murabahah merupakan akad jual beli antara lembaga keuangan dan

nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yang disepakati

bersama. Lembaga keuangan akan mengadakan barang yang dibutuhkan

dan menjualnya kepada nasabah dengan harga setelah ditambah

keuntungan yang telah disepakati. Guna memastikan keseriusannya untuk

membeli, bank dapat mensyaratkan nasabah agar terlebih dahulu membayar

uang muka. Nasabah membayar kepada bank atas harga barang tersebut

(setelah dikurangi uang muka) secara angsuran selama jangka waktu yang

disepakati, dengan memperhatikan kemampuan mengangsur ataupun arus

kas usahanya. Pembayaran secara angsuran ini dikenal dengan istilah bai‟u

bitsman ajil (BBA). Baik harga jual maupun besar angsuran yang telah

disepakati tidak berubah hingga akad pembiayaan berakhir. Tidak ada

denda atas keterlambatan pembayaran angsuran (penalty overdue).

31

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank syariah: Wacana Ulama dan Cendekiawan, (Jakarta:

Tazkia Institute, 1999), hal.122.

Page 49: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

35

Sehingga secara umum teknis/aplikasi ba‟i al murabahah dapat

digambarkan dalam skema berikut ini:

(1) (1)

Akad Murabahah

(2) (2)

Bayar uang muka Rp 10 juta

(3)

Bank syariah Bayar angsuran CV Bima Amanah

(6)

Serahkan surat-surat ruko

( 7)

Beli Ruko 400 juta beli ruko

420 juta

(4) ( 5 )

Gambar 2.1

Skema Murabahah: Contoh Aplikasi Perbankan

Negosiasi

Page 50: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

36

Umumnya murabahah diadopsi untuk memberikan pembiayaan jangka

pendek kepada para nasabah guna pembelian barang meskipun mungkin si

nasabah tidak memiliki uang untuk membayar. Murabahah , sebagaimana

yang digunakan dalam perbankan syariah, prinsipnya didasarkan pada dua

elemen pokok yaitu harga beli dan biaya terkait, dan kesepakatan mark-up

(laba). Ciri dasar kontrak murababah (sebagai jual beli dengan pembayaran

tunda) adalah:

1) Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan

harga asli barang; batas laba (mark-up) harus ditetapkan dalam bentuk

presentase dari total harga plus biaya-biayanya.

2) Apa yang dijual adalah barang atau komoditas, dan dibayar dengan

uang.

3) Apa yang diperjualbelikan harus ada dan dimiliki oleh penjual, dan

penjual harus mampu menyerahkan barang itu kepada pembeli.

4) Pembayarannya ditangguhkan. Murabahah seperti yang difahami di

sini, digunakan dalam setiap pembiayaan dimana ada barang yang bisa

diidentifikasi untuk dijual.

Prinsip murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan

pengadaan barang investasi. Murabahah sangat berguna bagi seseorang

yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana.

Kemudian meminta kepada pihak yang memberi dana agar membiayai

Page 51: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

37

pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya. Harga jual di dalam

murabahah adalah harga pokok ditambah profit margin yang disepakati.

Dalam transaksi jual beli murabahah ini (bank syariah) bertindak sebagai

penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Kedua belah pihak harus

menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Kesepakatan harga

jual dicantumkan dalam akad jual beli dan tidak dapat berubah menjadi

lebih selama berlakunya akad.32

Pada umumnya murabahah telah digunakan sebagai metode

pembiayaan yang utama, meliputi kira-kira tujuh puluh lima persen dari

total kekayaan. Angka presentase ini kira-kira cocok dengan banyak

Islamic Banking. Begitupula dengan sistem perbankan, baik di Pakistan

maupun di Iran. Semenjak awal 1984, di Pakistan pembiayaan jenis

murabahah mencapai sekitar delapan puluh tujuh persen dari total

pembiayaan dalam investasi deposito PLS. Dalam kasus Dubai Islamic

Bank. Islamic Bank terawal di sektor swasta, pembiayaan murabahah

mencapai delapan puluh dua persen dari total pembiayaan selama tahun

1989. Bahkan Islamic Development Bank (IDB), selama lebih dari sepuluh

tahun periode pembiayaannya adalah murabahah, yaitu dalam pembiayan

dagang luar negeri.33

32

Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksana Pembukaan Kantor Cabang Bank Syariah, (Jakarta:

Bank Indonesia, 1999), hal. 33. 33

Veithzal Rivai. Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial Management, Hal. 149.

Page 52: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

38

2. Pembiayaan Salam

Pembayaran harga barang dilakukan kemudian setelah barang

diserahkan kepada pembeli, pada bai‟ salam pembayaran harga barang

dilakukan di muka sebelum barang diserahkan kepada pembeli, yang jual beli

itu bukan dilakukan berdasarkan fee, bai‟ salam adalah suatu jasa pre-paid

purchase of goods. Melalui cara ini harga barang dibayar di muka pada waktu

kontrak dibuat, tetapi penyerahan barang dilakukan beberapa waktu

kemudian. Cara ini memungkinkan pula seorang pengusaha untuk menjual

barangnya kepada bank dengan harga yang telah ditentukan di muka.34

Seperti telah dikemukan di atas, dibandingkan dengan transaksi

murabahah, bai‟ salam merupakan kebalikannya. Pada murabahah barang

diserahkan terlebih dahulu oleh penjual (bank) kepada pembeli (nasabah

bank), baru pembayarannya dilakukan kemudian hari setelah penyerahan

barang (baik pembayaran dilakukan secara cicilan). Sedangkan pada bai‟

salam, pembayaran harga barang oleh pembeli (bank) dilakukan di muka

sebelum penyerahan barang oleh penjual (pemasok atau nasabah bank) dan

penyerahan barangnya oleh penjual (pemasok/nasabah bank) kepada pembeli

(bank) dilakukan kemudian setelah pembayaran selesai dilakukan.

Apabila nasabah menginginkan barang dengan cicilan, misalnya

membeli mesin-mesin untuk suatu proyek investasi atau membeli pesawat

34

Sutan Remi Syahdeini, Perbankan Islam: dan kedudukannya dalam tata hukum perbankan

Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2009), Cet. 3, Hal.69.

Page 53: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

39

terbang oleh perusahaan penerbangan, maka bank dapat memberikan fasilitas

pembiayaan dalam bentuk fasilitas pembiayaan murabahah; sedangkan untuk

keperluan bank memperoleh barang yang diinginkan oleh nasabah dapat

dilakukan dengan membeli barang dari perusahaan manufaktur pemasok

barang yang menghasilkan barang-barang yang dipesan oleh nasabah itu

dilakukan dengan menempuh transaksi bai‟ salam.35

Artinya, bank

memerlukan fasilitas pembiayaan kepada perusahaan manufaktur yang

bersangkutan berupa pembayaran harga barang itu di muka. Dengan uang

hasil pembayaran di muka dari harga barang itu oleh bank, perusahaan

manufaktur dapat membiayai pembuatan barang yang dipesan oleh bank.

Dengan mengkombinasikan kedua transaksi itu, bank dapat memperoleh

margin atau spreed yang baik.36

Maka dengan adanya akad salam diperbankan

ini, dapat meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan antar kedua

belah pihak. Dimana bank sebagai salah satu bentuk penyaluran dana dalam

rangka memperoleh barang tertentu sesuai kebutuhan nasabah akhir,

memperoleh peluang untuk mendapatkan keuntungan apabila harga pasar

barang tersebut pada saat diserahkan ke bank lebih tinggi daripada jumlah

pembiayaan yang diberikan, mendapatkan pendapatan dalam bentuk margin

atas transaksi pembayaran barang ketika diserahkan kepada nasabah akhir.

35

Hal seperti ini disebut salam pararel di mana terjadi dua transaksi salam yang dilakukan

secara simultan dan melibatkan tiga pihak yang berkepentingan, salah satu diantaranya bertindak

sebagai pembeli dan sekaligus penjual (bank). Yang dimaksud dengan penjual adalah yang membeli

suatu barang dari pihak kedua dan menjualnya kepada pihak ketiga (nasabah). 36

Ibid. hal.126

Page 54: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

40

Sementara itu keuntungan bagi nasabah yaitu dapat memperoleh dana di muka

sebagai modal kerja untuk memproduksi barang.37

3. Pembiayaan Istishna

Transaksi istishna (ba‟i al-Istishna) merupakan kontrak pejualan

antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang

menerima pesanan dari pembeli.38

Dalam fatwa DSN-MUI, dijelaskan bahwa

jual beli istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan

barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara

pemesan (pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat, shani‟).39

Dalam UU

Perbankan Syariah, bahwa akad Istishna adalah akad pembiayaan barang

dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan

persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan pembeli(mustashni‟)

dan penjual atau pembu (shani‟).40

Pada dasarnya, pembiayaan istishna merupakan transaksi jual beli cicilan,

sama persis seperti transaksi murabahah muajjal. Namun, berbeda dengan

transaksi murabahah dimana barang diserahkan di muka sedangkan uangnya

dibayar cicilan, dalam jual beli istishna barang diserahkan di belakang,

walaupun uangnya juga sama-sama dibayar secara cicilan.

37

Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, (Direktorat Perbankan Syariah

Bank Indonesia, 2008), Hal. B-8. 38

M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah, Suatu Pengenalan Umum,(Jakarta: Tazkia Institute,tt),

hal. 159. 39

Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2009), hal. 129. 40

UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008. Pasal. 19, ayat.d.

Page 55: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

41

Dengan demikian, metode pembayaran pada jual beli murabahah mu‟ajjal

sama persis dengan metode pembayaran dalam jual beli istishna, yakni sama-

sama dengan sistem angsuran (installment). Satu-satunya hal yang

membedakan antara keduanya adalah waktu penyerahan barangnya. Dalam

murabahah mu‟ajjal barang diserahkan di muka, sedangkan dalam istishna

barang diserahkan dibelakang, yakni pada akhir periode pembiayaan. hal ini

terjadi karena biasanya barangnya belum dibuat/belum berwujud.

Jadi pada dasarnya pola arus kas dan penyerahan barang pada jual beli

istishna merupakan kebalikan dri jual beli murabahah mu‟ajjal.41

Sistem jual

beli istishna ini masih merupakan prokontra dikalangan para ulama, mazhab

Hanafi melarang jual beli dengan akad istishna, karena bertentangan dengan

semangat bai‟ secara qiyas. Mereka mendasarkan pada argumentasi bahwa

pokok kontrak penjualan harus ada dan dimiliki oleh pejual. Meskipun

demikian mazhab Hanafi menyetujui kontrak istishna karena alasan-alasan

berikut ini:

1. Masyarakat telah memperaktekan bai‟ al-istishna secara luas dan terus

menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan bai al-

istishna sebagai basis ijma atau konsensus umum.

2. Di dalam syariah dimungkinkan adanya penyimpangan terhadap qiyas

berdasarkan ijma ulama.

41 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Hal. 126.

Page 56: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

42

3. Keberadaan bai‟ al-istishna didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak

orang seringkali memerlukan barang yang tidak tersedia di pasar. Sehingga

mereka cenderung melakukan kontrak, agar orang lain membuatkan barang

untuk mereka.42

42

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Wacana Ulama dan Cendikiawan, hal. 160.

Page 57: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

43

BAB III

SEKILAS UMUM BMT AL-FATH IKMI PAMULANG

A. Deskripsi Umum BMT Al-Fath IKMI PAMULANG

1. Sejarah Singkat BMT Al-Fath IKMI Pamulang

BMT AL-FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996)

sebagai koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dan kini

36 anggota. Ide pendirian BMT AL- FATH IKMI bermula dari para pengurus

IKMI (Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan Ta’lim.

Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari

idialisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita

yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya

praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis

sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan

mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang tulisan

juga dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar di masa

mendatang sistem ekonomi yang islami dapat diterapkan di bumi Indonesia.

Adapun landasan hukum BMT Al-Fath sebagai koperasi Primer adalah:

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian.

b. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1995 tentang

pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam koperasi.

Page 58: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

44

c. Keputusan Mentri Koperasi dan PPK Nomor 650/KEP/KWK.10/VI/1998.

2. Visi, Misi dan Struktur Organisasi BMT Al-Fath IKAMI

a. Visi

Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu

berperan sebagai khalifah Allah

b. Misi

Menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi,

memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta membina

kepedulian aghniya kepada dhuafa secara terpola dan berkesinambungan.

c. Struktur Organisasi

1) Dewan Pengawas:

Ketua : Drs H. Farid Hidayat

Anggota : Drs. Mustakim Kurdi

Anggota : H. Faridi Syahdana, SE

a) Dewan Pengurus

Ketua : Drs Budiono, Mpd

W. Ketua bdg Pendanaan : H Z. Arifin Listanto

W. Ketua bdg SDM & Legal : Drs. R. Prastowo Sidhi, SH, MH

W. Ketua bdg Pembinaan Mitra : H. Abdul Rahim

W. Ketua bdg Pembiayaan : Opan Sopyan Sauri, S.Ag.

Sekretaris : Drs. H AR Sirath

Bendahara : Drs. H Bambang Hermadi

Page 59: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

45

b) Pengelolaan Kantor Pusat

Manager Tamwil : Saimin

Manager Maal : H. Imam Turmuzi

Kabag Operasional : H. Djaelani

Kabag Marketing : Drs. H. Moch Abduh A

Account Officer : Robi Sugara

Pembiayaan : Cecep Nurjaya

Suheri Junianto

Dodi Kurniawan

Pendanaan : Suheri Junianto

Noval Safiq

Parjan

Pembukuan : Neneng Syarifah

Adm Pembiayaan : Salahaudin Arief

Head Teller : Arum Sulistio Rini

Jasa Mitra : Rika Nurlaila

IT : M Yusuf

Teller : Nurmilati

Satpam : Opik T

OB : Ardiyansyah

c) Pengelola Kantor Kas

Kepala Kantor Kas : Suprianto

Page 60: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

46

Kabag & Pembukuan : Suryadi

Account Officer : Herdy Rusmantoro

Teller : Aisyah

STRUKTUR BMT AL-FATH IKMI

Ket.

Garis Perintah

Garis Pengawasan

RAT

PENGURUS PENGAWAS

MANAGER

MAAL

MANAGER

TAMWIL

KAB. OPERASIONAL KABAG.MARKETING

KANTOR

KAS

PEMBUKU

AN

JASA

MITRA

TELLER ACCOUNT

OFFICER

FUNDING

OFFICER

KOLEKTOR

KEUANGAN PEMBUKUAN

Page 61: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

47

B. Produk dan Jasa yang dikembangkan Oleh BMT Al-Fath IKMI

1. Tabungan

a. Tabungan berjangka Al-Fath (Tabungan TABAH), merupakan tabungan /

investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang

penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang

dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih adalah: 3 Bulan

dengan nisbah 25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30%

mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah 35% (mitra): 65% (BMT) dan

12 bulan dengan nisbah 40% (mitra): 60% (BMT).

b. Simpanan Pendidikan (Tabungan SIDIK) Yaitu bentuk simpanan yang

alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan bagi putra-putri

mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, pertama pada

saat ajaran baru, kedua pada saat semester. Simpanan dengan prinsip

mudharabah mutlaqah ini akan mendapat bagi hasil setiap bulan dengan

nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

c. Simpanan Idul Fitri Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan

idul fitri. Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini

menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan

bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

d. Simpanan Qurban Yaitu simpanan yang diperuntukan untuk keperluan

pembelian hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah

qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah

Page 62: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

48

sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah

20% (mitra): 80% (BMT).

e. Simpanan Nikah Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang

merencanakan pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan

menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah

mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai

dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

f. Simpanan Haji Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang

merencanakan menunaikan ibadah haji. Penarikan dilakukan satu kali.

Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan

mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra):

80% (BMT).

2. Pembiayaan

a. Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama antara BMT selaku

pemilik modal (Shahibul Maal) dengan mitra selaku pengelola usaha

(mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil

keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah

pihak.

b. Pembiayaan Musyarakah Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal

antara BMT dengan mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah

pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua

Page 63: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

49

belah pihak. Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah Pihak sesuai

dengan porsi modal masing-masing.

c. Piutang Murabahah Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT

AL FATH dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/ harga pokok

ditambah keuntungan/margin yang disepakati kedua belah pihak. BMT

membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi

kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas

nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan harga pokok

ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama dan

diangsur selama jangka waktu tertentu.

d. Piutang Ijarah Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT

AL FATH dan mitra. BMT AL FATH menyewakan jasa atau barang

kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur

selama jangka waktu tertentu.

3. Jasa-jasa Lainnya

Selain jasa menghimpun dana pihak ketiga (Tabungan) dan

penyaluran dana ke pihak yang pantas mendapatkan pembiayaan, BMT Al-

Fath juga membuka jasa Payment Point yaitu suatu jasa yang menyediakan

pembayaran melalui pesawat telphon, sperti pembayaran rekening listrik,

pembayaran spedy,pembayaran telpon,pembayaran ansuran motor.

Page 64: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

50

C. Penghargaan dan Keberhasilan yang Telah dicapai Oleh BMT Al-Fath

IKMI

Sebagai lembaga keuangan yang telah berjalan lebih dari satu dekade,

BMT Al-Fath telah memperoleh pengakuan/penghargaan dari pemerintah

setempat yaitu dari Bupati Tangerang H. Agus Dinuara pada Tahun 2001, sebagai

Koperasi Simpan Pinjam berprestasi di Kabupaten Tangerang.

Page 65: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

51

BAB IV

ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

DI BMT AL-FATH IKMI PAMULANG

A. Aspek-aspek Pembiayaan Murabahah di BMT AL-Fath IKMI Pamulang

1. Aspek Pemasaran

Salah satu skim fiqh yang paling banyak digunakan oleh lembaga

keuangan Islam / BMT adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi ini lazim

digunakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Secara sederhana,

murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut, ditambah

keuntungan (mark-up / margin)yang disepakati bersama.

Penerapan konsep murabahah yang diterapkan oleh lembaga

keuangan dengan label Islam di Indonesia sebagain besar masih belum

menerapakan konsep jual-beli murabahah yang telah dicontohkan oleh

Rasulullah SAW. Dimana dalam prakteknya bukan menjual barang, tetapai

menjual uang. Padahal uang bukan barang yang bisa diperjual belikan. Tetapi

uang adalah sebagai alat tukar.

Kemudahan memasarkan produk murabahah dan kemudian dalam

pengaplikasiannya telah mendukung/menjadikan produk murabahah ini

menjadi produk yang makin banyak disalurkan. Dari hasil penelitian penulis

di BMT Al-Fath IKMI, dari total jumlah keseluruhan produk pembiayaan

Page 66: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

52

yang disalurkan 80% -nya merupakan produk murabahah. Untuk lebih jelas

bisa dilihat dalam tabel.

Tabel 4.2

Data Pertumbuhan Pembiayaan Murabahahah

Dari Tahun 2007-2010

Jenis Pembiayaan 2010 2009 2008 2007

Murabahah 5 991 000 000 5 436 000 000 3 887 000 000 2 882 000 000

Mudharabah 91 710 000 26 000 000 65 000 000 9 000 000

Musyarakah 100 000 000 10 000 000 - 8 000 000

Ijaroh 1 444 000 000 1 099 000 000 716 000 000 307 000 000

Total 7 382 000 000 6 572 000 000 4 667 000 000 3 152 000 000

Penyaluran produk muarabahah yang dilakukan oleh BMT Al-Fath

IKMI terdapat dua macam bentuk, yaitu:

a. Dalam bentuk barang.43

b. Dalam bentuk uang, dengan catatan BMT Al-Fath IKMI mewakilkan44

(mewakilkan) kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkannya

sesuai spesifikasinya.

43 Biasanya diterapkan dalam akad murabahah untuk penjualan laptop.

44

Formulir wakalah terdapat/ ada dalam lampiran.

Page 67: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

53

Dari hasil wawancara penulis terhadap pihak manajeman BMT Al-

Fath IKMI umumnya nasabah itu lebih memilih uang daripada

barang.45

Disamping itu hal ini lebih mudah dan praktis (terlepas dari sah atau

tidaknya akad ini).

Dengan keberadaannya mayoritas umat muslim di Indonesia telah

menjadikan produk yang berlabel Islam (syariah) lebih mudah diterima oleh

masyarakat, maka hal ini menjadi pasar potensial bagi industri perbankan

Islam/lembaga Islam untuk memanfaatkan pasar potensial ini.

BMT Al-Fath IKMI sendiri telah memanfaatkan perkumpulan

pengajian sebagai sarana untuk memasarkan produknya, disamping sarana-

sarana pemasaran yang lainya, semisal door to door, kunjungan kepasar-pasar,

acara bakti sosial, acara PKK, namun yag paling efektif dalam pemasaran

yaitu door to door.

2. Aspek Manajemen.

Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer yang bertugas

mengelola usaha. Persyaratan yang diperlukan oleh seorang manajer berbeda-

beda kendatipun pada dasarnya sama, yaitu memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang memadai. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan

formal maupun non-formal, sedangkan pengalaman dapat diperoleh dari

45

Ini menjadi tugas bagi lembaga keuangan Islam untuk mengedukasi masyarakat, bahwa

yang namanya akad murabahah itu adalah jual beli barang tambahan margin yang disepakati bersama.

Page 68: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

54

praktek. Kombinasi yang baik antara pengetahuan dan keterampilan tersebut

menjadikan kompetisi yang memadai.

Manusia pada dasarnya tidak dapat bersidiri sendiri untuk mencukupi

semua kebutuhannya, begitupun dengan pihak yang memiliki kewenangan

mengucurkan pembiayaan ke nasabah. Di BMT Al-Fath IKMI terdapat pihak-

pihak yang diberikan kewenangan untuk mencairkan pembiayaan yang

berkisaran nominalnya maksimal Rp 2.000.000,00, jika nominal pembiayaan

itu Rp 2.000.000,00-Rp 5.000.000,00, maka manajer pembiayaan diberikan

kewenangan untuk memutuskan layak tidaknya nasabah tersebut memperoleh

bantuan dana untuk pengembangan usaha. Sedangkan apabila pembiayaan

tersebut mencapai angka Rp 5.000.000,00-Rp 50.000.000,00, maka pihak

yang berwenang untuk memutuskan berhak tidaknya nasabah tersebut untuk

mendapatkan pembiayaan adalah komite pembiyaan yang terdiri dari manajer

pembiayaan, ketua pengurus dan kepala bagian pembiayaan atau direksi.

Dalam kaitannya menjaga mutu pembiayaan yang disalurkan, komite

pembiayaan mempunyai tugas sebagai berikut:46

a. Meneliti setiap usulan pembiayaan baru yang diajukan oleh Account

Officer, atau tim analisis pembiayaan, sebelum usulan pembiayaan itu

diajuka kepada dewan direksi.

46

Siswono, Soetodjo. Manangani Kredit Bermasalah; konsep, teknik,dan kasus, (Pustaka Binaman Persada, Jakarta, 1997), hal. 6

Page 69: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

55

b. Meneliti setiap usulan perpanjangan waktu perjanjian pembiayaan,

termasuk alas an perpanjagan serta prospek masa depan likuiditas

keuangan debitur yang pembiayaannya diusulkan untuk perpanjangan.

c. Meneliti setiap usulan pemberian tambahan pembiayaan kepada debitur

lama, termasuk alasan pemberian tambahan pembiayaan, prospek masa

depan likuiditas keuangan debitur dan kondisi serta nilai jaminan

tambahan.

d. Meneliti kelengkapan dan ketelitian dokumen pembiayaan yang

diperlukan untuk mendukung perjanjian pembiayaan.

e. Meneliti sebab musabab munculnya pembiayaan bermasalah dari debitur

tertentu dan mengajukan cara penanganan yang paling menguntungkan

bank.

f. Menjamin tatacara bank menangani setiap pembiayaan yang diajukan

calon debitur manapun, tetap konsisten memenuhi standar peraturan yang

telah dilakukan.

Dengan dibentuknya komite pembiayaan merupakan suatu upaya yang

tepat untuk mengantisipasi masuknya nasabah yang tidak layak untuk

mendapatkan pembiayaan.

3. Aspek Teknik

Umumnya murabahah diadopsi untuk memberikan pembiayaan

jangka pendek kepada nasabah guna pembelian barang meskipun mungkin

nasabah belum memiliki uang untuk membayar. Murabahah sebagaimana

Page 70: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

56

yang digunakan di perbankan syariah/lembaga keuangan Islam-BMT,

prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok: harga beli serta biaya yang

terkait, dan kesepakatan atas mark-up (laba). Ciri yang mendasar pada kontrak

murabahah (sebagai jual beli dengan pembayaran tunda) adalah; pertama

pembeli harus mengetahui biaya-biaya yang terkait dengan harga asli barang,

batas laba (mark-up) harus ditetapkan dalam bentuk presentasi dari total harga

plus biaya-biayanya; kedua, apa yang dijual adalah barang/komuditas; ketiga,

barang yang diperjual belikan harus ada dan dimiki oleh penjual, dan penjual

harus mampu menyerahkan barang itu kepada pembelianya; keempat,

pembayaran ditangguhkan.

Pembiayaan murabahah yang dilakukan BMT Al-Fath IKMI, bisa

memberikan barang, dan bisa juga memberikan uang. Adapun teknis

pembiayaan murabahah dengan pemberian uang adalah sebagai berikut:

a. BMT membelikan barang yang dibutuhkan nasabah pada supplier atau

menunjuk nasabahnya sebagai agen pembelian barang yang dimaksud atas

nama BMT, dan BMT membayar sejumlah harga barang. Pembayaran

harga barang diangap sah jika dilengkapi dengan kwitansi, tangihan atau

dokumen sejenis.

b. BMT selanjudnya menjual barang kepada nasabah dengan harga yang

telah disepakati bersama, yaitu harga pembelian ditambah margin

(keuntungan).

Page 71: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

57

c. Nasabah membayar harga barang dengan cara angsuran selama jangka

waktu yang telah disepakati.

Dari ilustrasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pihak BMT Al-

Fath IKMI menggunakan system muarabahah kepada pemesanan pembelian,

karena model ini semata-mata digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli

yang memesannya.

B. Perhitungan Pembiayaan Murabahah.

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.

Dalam murabahah berdasarkan pesanan, BMT melakukan pembelian barang

setelah ada pemesanan dari nasabah, dan dapat bersifat mengikat atau tidak

mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya (BMT dapat meminta

uang muka pembelian kepada nasabah).

Dalam kasus jual beli biasa, misalnya seseorang ingin membeli barang

tertentu dengan spesifikasi tertentu, maka sipenjual akan mencari dan membeli

barang yang sesuai dengan spesifikasinya, kemudian menjualnya dengan si

pemesan.47

1. Metode penentuan profit margin

Ada empat metode penentuan profit margin pada bisnis bank

konvensional, yaitu: (1) mark-up pricing; (2) target-return pricing; (3)

47

Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2009), hal.115

Page 72: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

58

perceived-value pricing; (4) value pricing. Keempat metode penentuan harga

jual barang ini dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

a. Mark-up pricing.

Penentuan tingkat harga dengan me-mark up biaya produksi

komuditas yang bersangkutan.

Contoh:

PT Arif memproduksi barang A. Dalam menentukan tingkat harga dan

biaya produksinya, perusahaan tersebut mempertimbangkan biaya-biaya

sebagai berikut:

Biaya variabel per unit = Rp 10

Biaya tetap = Rp 100.000,00

Jumlah unit yang diharapkan terjual, sebanyak 10.000, unit.

Dengan demikian, biaya produksi prusahaan untuk memproduksi barang

A adalah sebagai berikut:

Diasumsikan perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 10% dari

penjualan, maka mark-up price untuk setiap unit adalah sebagaai berikut:

Harga Mark-Up = Biaya per unit

1−pendapatan penjualan yang diharapkan

= Rp 20

(1−0.10)= Rp 22,22

Biaya per unit = Biaya variabel + Biaya tetap

Jumlah penjualan

= Rp 10 + Rp 100.000

10.000 = Rp 20

Page 73: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

59

Harga sebesar Rp 22,22 merupakan harga yang telah di mark-up.

Harga tersebut dijadikan sebagai harga dasar penawaran penjualan kepada

calon nasabah yang akan membeli barang A tersebut. Jika calon nasabah

menyepakati harga tersebut, maka akan terjadi kontrak jual beli.

b. Target Return Pricing

Penentuan harga jual produk yang bertujuan mendapatkan tingkat

return atas besarnya modal yang diinvestasikan. Dalam bahasa keuangan

dikenal dengan Return On Investment (ROI). Dalam hal ini, perusahaan

akan menentukan berapa return yang diharapakan atas modal yang telah

diinvestasikan.

c. Preceived-Value Pricing

Penentuan harga dengan tidak menggunakan variabel harga

sebagai dasar harga jual. Harga jual didasarkan pada harga produk pesaing

di mana perusahaan melakukan penambahan atau perbaikan unit untuk

meningkatan kepuasan pembeli

Meskipun demikian penetuan harga pada BMT Al-Fath IKMI

harus memperhatikan ketentuan-ketetuan yang dibenarkan menurut

syariah. Oleh karena itu, metode penentuan harga jual berdasarkan pada

mark-up pricing maupun target return pricing dapat digunakan dengan

melakukan modifikasi.

Page 74: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

60

2. Penerapan-Penerapan Metode Pembiayaan

a. Penerapan Mark-Up pricing Pembiayaan

Jika BMT hendak menerapakan metode mark-up pricing, metode

ini digunakan untuk pembiayaan yang sumber dananya dari restricted

investment account (RIA)

b. Penerapan Target Return Pricing Pembiayaan

Lembaga keuangan Islam/BMT tidak beroperasi dengan

menggunakan bunga. Mekanisme operasional dalam memperoleh

pendapatan dapat dihasilkan berdasarkan klasifikasi akad-akad yang

menghasilkan keuntungan secara pasti disebut natural certainty contract,

dan akad yang menghasilkan keuntungan yang tidak pasti disebut dengan

natural uncertainty contract.

Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural certainty

contract, maka metode yang digunakan adalah required profit rate(rpr).

Di mana n = Tingkat keuntungan dalam transaksi tunai

v = Jumlah transaksi dalam satu periode

Tingkat keuntungan jual beli juga dipengaruhi oleh faktor lain,

seperti tingkat harga di pasar. Meskipun demikian, penjual perlu mengacu

kepada aturan fikih dalam menentukan harga kontan dan harga cicilan.

rpr = n.v

Page 75: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

61

Dengan demikian, penetapan nilai rpr dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagau berikut:

π adalah tingkat keuntungan dalam transaksi tunai, v adalah jumlah

transaksi yang bisa dilakukan dalam satu periode.

Contoh:

Bila dalam suatu pembiayaan yang memberikan hasil pasti

(murabahah), BMT Al-Fath menetapkan tingkat keuntungan sebesar 12%,

sementara pembiayaan tersebut membutuhkan dana sebesar Rp 200 juta,

maka BMT Al-Fath sudah bisa melakukan prediksi bahwa keuntungan

actual yang akan diperoleh adalah:

Keuntungan actual yang diperoleh = rpr x jumlah pembiayaan

= 12% x Rp 200 juta

= Rp 24 juta.

C. Pendekatan Dalam Analisis Pembiayaan

Dalam setiap penyaluran pembiayaan, perlu diyakini kemampuan dan

kesanggupan nasabah untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang

disepakati/diperjanjikan. Oleh karena itu, diperlukan analisis lebih dahulu

rpr = π . v

Page 76: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

62

sebelum pembiayaan diberikan. Penilaian / analisis permohonan pembiayaan

nasabah ini dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan/approach.

Approach dalam proses analisis pembiayaan itu sendiri dapat ditempuh

melalui enam tipe yang mempunyai pengaruh terhadap bentuk Financial

Approval Package (FAP). Approach tersebut adalah :

1. Character Approach

Pemberian pembiayaan dengan pendekatan character ini untuk orang-

orang tertentu yang karakter-nya tidak diragukan lagi. Ini merupakan

pendekatan pembiayaan yang paling murni, karena kegiatan pembiayaan

didasarkan pada kepercayaan atas reputasi karakter bisnis dari calon nasabah.

Pendekatan ini digunakan apabila :

1) BMT telah mengenal dengan baik reputasi karakter dari calon nasabah

2) BMT dan calon nasabah masih dalam satu sektor usaha sehingga BMT

telah mengetahui ciri-ciri sistem manajemen maupun karakter

palaksananya.

Namun demikian, analisis dengan character approach ini jarang

diterapkan, mengingat sulit melakukan penilaian karakter nasabah. Walaupun

dalam praktik hal ini terhjadi, dilakukan atas dasar case by case.

2. Collateral Approach

Pemberian pembiyaan dengan pendekatan collateral adalah analisis

pembiyaan untuk nasabah yang jaminannya sangat kuat dan likuid. Ini

Page 77: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

63

merupakan bentuk pendekatan yang paling sederhana. Dalam pendekatan ini,

pembiayaan akan diberikan apabila calon nasabah mempunyai jaminan yang

kuat/ memadai, baik ditinjau dari nilai ekonomi maupun yuridis sehingga

pembiyaannya menjadi aman. Pendekatan ini digunakan apabila:

1) Pembiayaan dijamin oleh guarantee/Stand by L/C dari BMT lain.

2) Pembiayaan dijamin oleh surat-surat berharga (deposito/sertifikat

deposito) yang belum jatuh tempo dan surat-surat berharga lain yang

mudah dipasarkan (marketable securities).

3. Repayment Approach

Pemberian pembiayaan dengan pendekatan pelunasan (repayment

approach) yang bersifat self liquidating (eenmalig) dimana sumber

pelunasannya sudah jelas dan dikuasai oleh BMT, yang pada intinya adalah

mendasarkan pada kemampuan pelunasan utang dari nasabah.

Dalam pendekatan ini, penilaian kemampuan pelunasan tidak hanya

dilihat dari sumber-sumber dana yang diciptakan oleh kegiatan usaha nasabah,

melainkan juga sumber dana lain, yaitu dari pihak ketiga atau dari likuidasi

barang-barang agunan yang disederhakan oleh nasabah. Pendekatan ini

digunakan apabila :

1) Pembiyaan untuk bidang usaha kontraktor, dimana proses penagihan hasil

penyelesaian kontraknya telah diikat secara cessie.

Page 78: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

64

2) Pembiayaan untuk bidang usaha kontraktor, supplier dengan bouwheer,

BUMN/ departemen/pemerintah, yang pembayarannya langsung

disalurkan melalui/ dikuasai BMT.

Apabila calon nasabah telah mempunyai administrasi keuangan yang

cukup baik dan dapat dipercaya, maka untuk melihat kamampuannya untuk

melunasi pembiayaannya dapat didasarkan pada estimasi cash flow dan

dibandingkan dengan estimasi sources and uses of funds (sumber dan

penggunaan dana) calon nasabah yang bersangkutan.

4. Feasibilty Approach

Pemberian pembiyaan dengan pendekatan kelayakan usaha calon

nasabah (feasibiilty). Ditujukan untuk kegiatan usaha nasabah yang

memerlukan penelaahan feasibility secara teliti dan merupakan pemberian

pembiayaan yang memerlukan sikap sangat hati-hati. Sering terjadi, usaha

yang akan dibiayai masih merupakan suatu rencana, belum ada realisasi

secara konkret. Usaha yang akan dibiayai dengan pembiayaan BMT mungkin

saja masih angan-angan calon nasabah atau baru berupa suatu usulan usaha.

Di lain pihak, karakter calon nasabah yang bersangkutan belum

banyak diketahui. Barang-barang yang akan dijadikan agunan pembiayaan

sebagian besar adalah barang-barang modal yang akan dibeli dengan dana

yang berasal dari pembiyaan yang diperoleh, serta tidak ada sumber dana

untuk pelunasan pembiayaan yang berasal dari pihak lain.

Page 79: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

65

Mengingat kondisi tersebut, BMT harus mampu menilai sejauh mana

usaha calon nasabah tersebut dapat melunasi semua kewajibannya dengan

sumber-sumber dana yang dapat dihimpun oleh usaha itu sendiri. Suatu usaha

akan mampu menghasilkan laba dan dana untuk pelunasan pembiayaannya

apabila cukup feasible (dapat secara layak dilaksanakan dengan baik sesuai

dengan norma-norma bisnis yang berlaku).

Pendekatan ini dapat digunakan untuk usaha-usaha baru maupun lama

yang mempunyai prospek cerah dibidang industri, perdagangan, perkebunan,

jasa, dan lainnya.

5. Agent Of Development Approach

Pemberian pembiayaan dengan pendekatan ini didasarkan pada fungsi

BMT sebagai agen pembangunan dari suatu sistem perekonomian. Dengan

demikian, BMT akan melaksanakan fungsinya sebagai sarana moneter

(monetary device) dari penguasa moneter. Pemberian pembiayaan disini

meliputi dua misi sekaligus, yaitu :

1) Sebagai badan usaha adalah untuk mencari laba.

2) Sebagai agen pembangunan adalah lebih banyak bertindak dalam kegiatan

pembinaan (promotor) atas nasabah-nya agar potensi nasabah dapat

dikembangkan semaksimal mungkin melalui pemberian pembiayaan dan

pembinaan teknis, manajemen, pemasaran, dan lain-lain.

Pemberian pembiayaan dengan pendekatan ini meliputi kegiatan :

Page 80: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

66

1) Identifikasi dan pengembangan usaha yang dianggap potensial secara

ekonomis.

2) Pengembangan kewiraswastaan (enterpreneurship) dari para pengelolanya

3) Pengorganisasian usaha dari awal sampai dengan pembiayaan dilunasi

6. Relationship Approach.

Pemberian pembiayaan dengan pendekatan relationship ini untuk

pricing nasabah, pemberian fasilitas kepada nasabah seperti immediate

fanancial, dan pemberian kurs khusus. Ini lebih didasarkan pada besar

kecilnya volume relationship antara pihak lembaga keuangan dan nasabah.

Misalnya, dalam negosiasi pemberian fasilitas lain kepada nasabah lama

seperti pricing product dan jasa yang diberikan BMT. Pendekatan ini juga

tepat digunakan apabila BMT akan take over dari BMT lain. Dasar keputusan

pemberian pembiayaan ini berorientasi pada customer provitability analysis

(CPA) dimana prospektif nasabah tersebut harus mempunyai reuturn on risk

assets diatas standar yang berlaku.

Penggunaan setiap pendekatan diatas didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan besar kecilnya jumlah pembiayaan yang diajukan, jenis

jaminam pembiayaan, struktur permodalan yang diminta (financial structure),

besar kecilnya relationship yang ada, marketing strategy dari BMT dan misi

BMT

Page 81: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

67

Hasil analisis penulis dari keenam metode pendekatan yang dilakukan

dalam menganalisa calon nasabah pembiayaan yang paling dominan digunakan

adalah pemberian pembiayaan dengan pendekatan collateral. Ini merupakan

pendekatan yang paling sederhana yang sering dilakukan oleh BMT Al-Fath

IKMI dalam menganalisa pengajuan pembiayaan. Dalam pendekatan ini,

pembiayaan akan diberikan apabila calon nasabah mempunyai jaminan yang kuat/

memadai, baik ditinjau dari nilai ekonomi maupun yuridis sehingga pembiyaan

menjadi aman.

Apabila terjadi gagal bayar atau terjadi pembiayaan bermasalah kerena

nasabah dalam menjalankan usahanya mengalami kerugian, maka pihak BMT Al-

Fath IKMI tidak terlalu khawatir karena masih adanya jaminan (agunan) dari

nasabah yang dapat di perjual-belikan guna untuk menutupi sisa pinjaman

nasabah tersebut. Jika didalam penjualan anggunan, ternyata uang nasabah masih

ada sisa dari pemotongan/pelunasan utang nasabah maka pihak BMT Al-Fath

akan mengembalikannya.

Page 82: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dibahas dan dijabarkan oleh penulis dalam skripsi

ini, penulis mengambil kesimpulan yang terangkum sebagai berikut:

1. Ada beberapa aspek yang di lakukan di BMT Al-Fath IKMI agar produk murabahah

dapat tersalurkan dengan baik:

a. Aspek pemasaran.

b. Aspek manajemen

c. Aspek teknik.

2. Untuk menentukan harga jual di BMT Al-Fath IKMI ada berapa penerapan metode

pembiayaan murahabah yang dilakukan, sehingga margin yang inginkan dapat

tercapai. Dari hasil wawancara penulis dengan manajer pembiayaan di BMT Al-Fath

IKMI akad pembiayaan murabahah (natural certainty contract), penentuan harga jual

dalam produk murabahah mengacu pada metode required profit rate(rpr). Tingkat

keuntungan jual beli juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti tingkat harga di pasar.

Meskipun demikian, penjual perlu mengacu kepada aturan fikih dalam menentukan

harga kontan dan harga cicilan. Dengan demikian, penetapan nilai rpr dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagau berikut:

π adalah tingkat keuntungan dalam transaksi tunai, v adalah jumlah transaksi yang

bisa dilakukan dalam satu periode.

rpr = π . v

Page 83: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

68

Contoh:

Bila dalam suatu pembiayaan yang memberikan hasil pasti (murabahah),

BMT Al-Fath menetapkan tingkat keuntungan sebesar 12%, sementara pembiayaan

tersebut membutuhkan dana sebesar Rp 200 juta, maka BMT Al-Fath sudah bisa

melakukan prediksi bahwa keuntungan actual yang akan diperoleh adalah:

Keuntungan actual yang diperoleh = rpr x jumlah pembiayaan

= 12% x Rp 200 juta

= Rp 24 juta.

3. Dalam setiap penyaluran pembiayaan, perlu diyakini kemampuan dan kesanggupan

nasabah untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang disepakati/diperjanjikan. Oleh

karena itu, diperlukan analisis lebih dahulu sebelum pembiayaan diberikan.

Penilaian/analisis permohonan pembiayaan nasabah ini dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan/approach. Approach dalam proses analisis pembiayaan itu

sendiri dapat ditempuh melalui enam tipe yang mempunyai pengaruh terhadap

bentuk Financial Approval Package (FAP). Approach tersebut adalah :

a. Character Approach

b. Collateral Approach

c. Repayment Approach

d. Feasibilty Approach

e. Agent Of Development Approach

f. Relationship Approach.

Page 84: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

69

Hasil analisis penulis dari keenam metode pendekatan yang dilakukan dalam

menganalisa calon nasabah pembiayaan yang paling dominan digunakan adalah

pemberian pembiyaan dengan pendekatan collateral. Ini merupakan pendekatan yang

paling sederhana yang sering dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI dalam menganalisa

pengajuan pembiayaan. Dalam pendekatan ini, pembiayaan akan diberikan apabila

calon nasabah mempunyai jaminan yang kuat/ memadai, baik ditinjau dari nilai

ekonomi maupun yuridis sehingga pembiyaannya menjadi aman.

B. Saran

Pembiayaan dengan akad murabahah sebaiknya dilakukan hanya pada saat

penjual (Bnak/BMT) telah menguasai atau memiliki barang tersebut pada saat negosiasi

terjadi atau ketika melakukan kontrak. Adanya nasabah/customer yang menginginkan

uangnya, sebaiknya Bank/BMT tidak menggunakan akad murabahah tetapi

menggunakan akad mudharabah/musyarakah. Bank/BMT seharusnya menjadi /memiliki

sentral bisnis agar Bank/BMT bisa memenuhi setiap barang yang dibutuhkan oleh

nasabah/customer.

Page 85: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

70

DAFTAR PUSTAKA

BMT AL FATH IKMI. Laporan Tahunan 2009. Jakarta: BMT Al Fath IKMI, 2010.

BMT AL FATH IKMI. Laporan Tahunan 2010. Jakarta: BMT Al Fath IKMI, 2011

Al-Qur’an Al-Karim dan Al-Hadist

Rivai, Veithzal. Veithzal, Andrian. Islamic Financial Management. Jakarta: Raja

Grafindo, 2008.

Makalah Seminar Akuntansi Perbankan Syariah. Euforia dan Kebutuhan. KiAMI-

FSI-SMEFEUI, 2001.

Hamidi, M Lufthfi. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. Jakarta: Senayan Publishing, 2003.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syarah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema

Insani Press, 2004, Cet. Ke 1.

Sutojo, Siswanto. Strategi Manajemen Kredit Bank Umum. Jakarta: Mulia Pustaka,

2000.

Dewan Syariah Nasional-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta:

DSN, 2003, Cet Ke 2.

Arifin, Zainul Drs. MBA, Dasar-dasar Manajemen Bank Syaria, Jakarta : Pustaka

Alvabet, 2005

Page 86: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

71

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta : Ekonisia, UII, 2001

_________, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : AMP YKPN, 2005

Lathif, AH. Azharuddin, Fiqih Muamalat. Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005

Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2007

Karim, Adiwarman, Ir., SE., MBA., MAEP., Ekonomi Islam Suatu Kajian

Kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, Cet Ke 1

__________________________________, Bank Islam Analis Fiqih dan Keuangan,

edisi ke-3, PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Penerbit Ekonisia,

Yogyakarta, Oktober 2005

Wiroso, SE., MBA., Jual Beli Murabahah, Yogyakarta : UII Press, 2005, Cet Ke 1

Kottler, Philip, Manajemen Pemasaran : Analisis, perencanaan dan pengendalian,

Jakarta : Erlangga, 2006

Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta, 2002 ), Edisi Revisi V

Kasmir, Pemasaran Bank, Jakarta, Kencana,2004

Page 87: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

72

Narbuko, Cholid., dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara,

Cet Ke 7, 2005

Tjoekam, Muhammad. Perkreditan Bisnis Inti Perbankan, konsep, Teknik dan Kasus.

Jakrta: PT. Gramedia Pustaka, 1999

Sumitro, Thomas, Dasar-dasar Perkreditan Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1992

Muljono, Teguh pudjo. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta :

Djambatan 1986

Lubis, Ibrahim, Ekonomi Islam : Suatu Pengantar. Jakarta : Kalam Mulia, 1995

Marzuki, Metodologi Riset, ( Yogyakarta : BPFE-UII, 2001 )

Usman, Rahmadi, Aspek-aspek hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta : PT.

Garamedia Pustaka Utama, 2003

Page 88: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

BIODATA PENULIS

Nama : Andi Hamzah

NIM : 206046104251

Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Prodi/Jurusan : Muamalat/Perbankan Syariah

Semester : PS X A Non Reg

Angkatan : 2006

Tempat,Tanggal Lahir : Riau, 22 Oktober 1987

Alamat : Kp. Gunung RT/RW 003/004 Jombang, Kec Ciputat. Kab

Tangerang. Provinsi Banten

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Page 89: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

Pedoman Wawancara.

Tentang : Analisis Penyaluran Pembiayaan Murabahah di BMT Al-Fath IKMI.

Nara sumber : 1. Bapak Saimin

2. Bapak H. Djaelani

Jabatan : 1. Manajer Tamwil

2. Kepala Bagian Operasional

Tempat : BMT Al-Fath IKMI .

Jl. Aria Putra No.1 Kedaung Pamulang.

Daftar Pertanyaan.

1. Dari sekian banyaknya produk yang dikembangkan di BMT al-Fath, kira-kira

produk mana yang paling mudah di pasarkan?

Semua produk memiliki kemudahan dan kesulitan.tetapi yang paling mudah di

pasarkan adalah produk murabahah karena lebih simple dan mudah diterima,

apalagi masalah uang.karena mayoritas manusia memerlukan tambahan modal

bagi pengusaha kecil dan menegangah.

2. Bagaimana cara pemasaran produk murabahah ?

Banyak sekali cara yang dilakukan untuk memasarkan produk di BMT Al-Fath

terutama produk murabahah yaitu melalui pengajian, membina mitra dengan

berbagai pihak, melakukan bakti social, penagihan, door to door langsung

kepasar, dan sebagainya. Tetapi dari sekian banyaknya upaya pemasaran yang

dilakukan yang paling efektif yaitu marketing melalui door to door.

Page 90: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

3. Pihak mana saja yang berwenang dalam melakukan analisis terhadap pengajuan

pembiayaan?

Yang paling dominan berperan dalam analisa pembiayaan adalah AO , dan dalam

pencairan di BMT Al-Fath ada batasan-batasan dalam pencairan. Jika peminjaman

di bawah Rp 2.000.000, yang memutuskan pencairan pembiayaan cukup bagian

marketing pebiayaan, jika nominalnya di atas Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 yang

memutuskannya adalah menejar pembiayaan.jika datas RP 5.000.000- RP

50.000.000, yang memutuskan berhak atau tidak untuk mendapatkan pembiayaan

adalah komite pembiayaan yang terdiri dari manajer pembiayaan,ketua pengurus,

kabag pembiayaan.

4. Apa kah di BMT Al-Fath ini pembiayaan yang diberikan berbentuk barang atau

uang?

Di BMT Al-Fath bisa memberikan barang dan bisa juga memberikan uang,itu

tergantung dari kebutuhan nasabah pembiayaan.

5. Siapa yang menanggung semua biaya yang menyangkut dalam proses analisis data

dalam penyaluran pembiayaan ?

Yang menanggung semua biaya adalah nasabah pembiyaan ,dan yang ditanggung

nasabah adalah biaya rilnya saja.

6. Bagai mana perkembangan pembiayaan murabahah dari tahun ketahun ?

Selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2010 (dalam jutaan

rupiah) pembiayaan murabahah sebesar Rp 5.991, pada tahun 2009 (dalam jutaan

rupiah) pembiayaan murabahah sebesar Rp 5.436, pada tahun 2008 (dalam jutaan

Page 91: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

rupiah) pembiayaan murabahah sebesar Rp 3.887, pada tahun 2007 (dalam jutaan

rupiah) pembiayaan murabahah sebesar Rp 2.822.

7. Sejauh ini pembiayaan murabahah lebih cenderung di gunakan untuk konsumtif

apa modal kerja? Bisa minta tolong sebutkan barang yang menjadi pembiayaan

murabahah?

Hampir semua dana yg ada di salurkan untuk modal kerja, yaitu sekitar 70%.

8. Apa yang dilakukan oleh AO BMT IKMI sebelum mengucurkan dana /

menyetujui pembiayaan?

Seperti biasa yang dilakukan oleh MO di lembaga keuangan.salah satunya adalah

menganalisa 5C.

9. Selain melakukan yang 5 C, apakah ada faktor lain yang menjadi pertimbangan

bagi AO untuk mengucurkan atau menyetujui pembiayaan ?

Yang sangat dominan sebelum menyalurkan pembiayaan adalah menganalisa

kemampuan calon nasabah dalam hal kesanggupan melakukan pembayaran

tagihan

10 Apa yang paling mendasar seseorang itu layak mendapat pembiayaan, apakah

jaminan atau kepecayaan?

Yang sangat mendasar sekali adalah kemampuan nasabah dalam melunasi

pembiyaan yg diberikan.

11 Penghargaan apa saja yang telah diperoleh?

Page 92: ANALISIS PENYALURAN PEMBIAYAAN MURABAHAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5194/1/ANDI... · A. Aspek-aspek pembiayaan murabahah di BMT Al-Fath IKMI. 51 ... telah

BMT Al-Fath adalah salah satu BMT yang ada di Tangerang yang pernah

mendapatkan penghargaan oleh Bupati Tangerang H. Agus Diunara pada tahun

2001 sebagai sebagai Koperasi Simpan Pinjam berprestasi Kabupaten Tangerang

tahun 2001