Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR ...
ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KARAKTERISTIK … · 2018. 8. 1. ·...
Transcript of ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KARAKTERISTIK … · 2018. 8. 1. ·...
ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DAN KARAKTERISTIK GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN
Oleh :
ANCILLA BELA AYU HARDIANA
NIM : 232013280
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN MOTTO
‘Kuatkanlah dan Teguhkan hatimu , janganlah takut dan jangan
gemetar karena mereka, sebab TUHAN , Allahmu , Dialah yang
berjalan menyertai engkau;Ia tidak akan membiarkan engkau dan
tidak akan meninggalkan engkau”
(Ulangan 31:6)
“Percayalah Kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri .Akuilah Dia dalam segala
lakumu , maka Ia akan meluruskan jalanmu“
(Amsal 3:5-6)
“Aku tahu , bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu , dan
tidak ada rencana-Mu yang gagal “
(Ayub 42:2)
“Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi
engkau, kemanapun engkau pergi.”
(Kejadian 28:15 a)
vii
Abstract
The aim of this research is to analyze the influence of Corporate Social
Responsibility (CSR) and the characteristics of Good Corporate Governance
(GCG) toward the companies performances. The independent variables used in
this research are CSR, the board of directors, the board of commissioners, and
audit committees. Meanwhile, the dependent variable of this research is the
companies performances, which is measured by using return of equity (ROE). The
samples of this study were mining companies listed on the Indonesia Stock
Exchange from 2013 to 2015. This research used purposive sampling method, in
which 51 companies met the characteristics. The hypothesis were tested by using
a multiple regression analysis.The results of the research showed the positive
effects of CSR disclosure,and the size of the board of directors toward the
companies' performances (ROE). However, the size of the board of commissioners
had negative impacts toward the companies' performances (ROE). Nevertheless,
audit committees didn’t give any significant influence toward the companies'
performances.
Keywords : Corporate Social Responsibility, Board of Directors, Board of
Commissioners, Audit commite ,ROE
viii
Saripati
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Corporate Social
Responbility (CSR) dan karakteristik Good Corporate Governance (GCG))
terhadap kinerja perusahaan. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah CSR, dewan direksi, dewan komisaris, dan komite audit. Kemudian
variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan
menggunakan return on equity (ROE). Penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 -
2015. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling dan di peroleh 51 perusahaan yang memenuhi kriteria. Pengujian
hipotesis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
pengungkapan CSR dan ukuran dewan direksi berpengaruh positif pada kinerja
perusahaan (ROE). Sementara, untuk ukuran dewan komisaris memiliki dampak
negatif pada kinerja perusahaan (ROE).Untuk Komite audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kata kunci : CSR, dewan direksi, dewan komisaris, komite audit, ROE
ix
KATA PENGANTAR
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab
perusahaan atas dampak aktivitas bisnis yang di lakukan oleh perusahaan. Good
Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan. Perusahaan yang
melakukan pengungkapan CSR menunjukan jika perusahaan tersebut memiliki
tata kelola yang baik sehingga akan berpengaruh pada kinerja perusahaan. Dalam
skripsi ini, penulis mengangkat judul “Analisis Pengaruh Corporate Social
Responsibility dan karakteristik Good Corporate Governance terhadap kinerja
perusahaan. Dengan periode pengamatan 2013-2015 dengan menggunakan
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI).
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Selain itu penulis
mengharapkan karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak
– pihak yang membutuhkan.
Ungaran, 7 Desember 2016
Ancilla Bela Ayu Hardiana
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan perlindungan
yang di berikan kepada penulis. Penulis sadar akan keterbatasan yang dimiliki
dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga tanpa campur tangan Tuhan Yesus
dan peran serta berbagai pihak semua ini tidak akan terjadi.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak , sehingga pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun material secara langsung maupun tidak
langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama
kepada yang saya hormati :
1. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja, SE., ME., Ph.D, selaku Dekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
2. Ibu Dr. Theresia Woro Damayanti, SE., M.Si., Akt., CA, selaku Ketua
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana
3. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CPSAK., CMA., QIA, selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
penyusunan tugas akhir ini.
4. Ibu Like Soegiono, SE., M.Si selaku wali studi yang selalu memberikan
pengarahan dalam menjalani kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
5. Seluruh dosen fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah memberikan
pengetahuan dan ilmu bagi penulis dari awal hingga akhir kegiatan
akademis penulis.
xi
6. Keluarga tercinta papaku tercinta Eddy Hartono (†) , mamaku tercinta
Sri Sugiarni, kakak – kakakku tercinta mbak Dhika,dan mbak Frida yang
selalu memberikan dukungan serta doa tanpa henti.
7. Angga Kristiawan yang selalu memberikan semangat, dukungan, nasehat,
dan doa kepada penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
8. Amelia Devi Devina, Iin Tia, Agata Putri teman dari awal masuk kuliah
yang selalu saling mendukung satu sama lain dalam segala hal.
9. Winarni, Nina , Ayu Widya, Kezia Ariska, Jullyana Tika, dll teman satu
angkatan penulis selama menyelesaikan kegiatan perkuliahan.
10. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan penulis dalam terselesaikannya skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Ungaran, 7 Desember 2016
Ancilla Bela Ayu Hardiana
232013280
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................i
Halaman Pernyataan Tidak Plagiat .....................................................................ii
Halaman persetujuan Akses ................................................................................iii
Halaman Pengesahan ..........................................................................................iv
Halaman Pernyataan Keaslian.............................................................................v
Halaman Motto....................................................................................................vi
Abstrak ................................................................................................................vii
Saripati ................................................................................................................viii
Kata Pengantar ....................................................................................................ix
Ucapan Terima kasih...........................................................................................x
Daftar Isi..............................................................................................................xii
Pendahuluan .......................................................................................................1
Kajian Teori dan Pengembangan Hipotesis .......................................................8
Pengertian Teori Keagenan .......................................................................8
xiii
Metodologi Penelitian .........................................................................................16
Populasi dan Sampel ..................................................................................16
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .........................................16
Tahapan Analisis ........................................................................................17
Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................................20
Kesimpulan dan Saran ........................................................................................26
Implikasi .....................................................................................................26
Keterbatasan ..............................................................................................27
Daftar Pustaka .....................................................................................................28
Lampiran ............................................................................................................33
Curiculum Vitae .................................................................................................59
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ringkasan Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................26
Tabel 2. Descriptive Statistics .............................................................................55
Tabel 3. One-Sample Kolomogrov-Smirnov Test ..............................................55
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi ..........................................................................56
Tabel 5. Hasil Uji Multikolineritas .....................................................................56
Tabel 6. Hasil Uji White ....................................................................................57
Tabel7.Hasil Uji F ..............................................................................................57
Tabel 8.Hasil Uji Hipotesis .................................................................................58
1
PENDAHULUAN
Dalam rangka mempertahankan keberlanjutan perusahaan (sustainability
corporate), perusahaan membuat laporan pertanggungjawaban kepada
stakeholders atas kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Laporan
pertanggungjawaban ini biasa disebut dengan pengungkapan tanggung jawab
sosial (Corporate Social Responsibility Disclousure). CSR merupakan suatu
upaya tanggung jawab perusahaan atau organisasi atas dampak yang ditimbulkan
dari keputusan dan aktivitas yang telah diambil oleh perusahaan atau organisasi
tersebut, dimana dampaknya akan dirasakan oleh pihak-pihak terkait, termasuk
masyarakat dan lingkungan. Menurut Suharto (2009) menyatakan bahwa CSR
merupakan kepedulian perusahaan yang didasarkan pada 3 aspek dasar yaitu
mencari laba, mensejahterakan orang/sosial serta menjamin keberlangsungan
lingkungan. Jadi dalam hal ini perusahaan tidak hanya berfokus pada segi
keuangan saja, melainkan juga memperhatikan sosial dan lingkungan.
Sosial dan lingkungan sangat menentukan, karena jika terabaikan maka
akan terjadi kerusakan alam/lingkungan yang akan mengakibatkan kerugian
perusahaan, baik secara finansial perusahaan maupun tekanan dari masyarakat dan
mendapat sanksi dari pihak berwenang. Hal ini akan membuat citra/image
perusahaan menjadi buruk sehingga para investorpun akan berfikir ulang, bahkan
tidak akan tertarik dengan perusahaan tersebut. Untuk itu perusahaan harus
mampu menyeimbangkan dari berbagai aspek tersebut sehingga mendapat
dukungan serta pengakuan masyarakat (Dowling dan Pfeffer, 1975).
Perusahaan mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosial dan
lingkungan dalam laporan tahunan. Laporan tahunan merupakan salah satu alat
yang digunakan manajemen untuk melakukan pengungkapan dan
pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk masyarakat. Standar pengungkapan CSR yang berkembang di Indonesia
adalah merujuk standar yang dikembangkan oleh Global Reporting Initiatives
(GRI).
Dalam rangka pengelolaan perusahaan yang baik, selain pengungkapan
CSR, perusahaan juga harus memenuhi tuntutan penerapan Good Corporate
2
Governance (GCG). Good Corporate Governance (GCG) merupakan seperangkat
peraturan dalam rangka pengendalian perusahaan untuk menghasilkan value
added bagi para pemangku kepentingan (stakeholders). Jadi, GCG adalah suatu
aturan yang mengarahkan semua elemen perusahaan untuk berjalan bersama-sama
guna mencapai tujuan perusahaan (Bukhori et al., 2011). GCG diharapkan tidak
hanya memberikan manfaat kepada manajemen dan karyawan perusahaan,
melainkan juga bagi konsumen, stakeholders, pemasok, pemerintah, lingkungan
masyarakat terkait dengan perusahaan tersebut. Disamping itu, dengan konsep
GCG mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih, transparan dan
profesional. Penerapan konsep GCG dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
mendongkrak harga saham dan citra perusahaan, dan menaikkan kredibilitas
perusahaan. GCG sangat berkaitan dengan CSR. Tata kelola yang baik (GCG),
salah satunya dapat diwujudkan dengan menerapkan tanggung jawab sosial
(CSR). Jadi, pengungkapan CSR dan penerapan GCG diharapkan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh Corporate Social
Governance (CSR) dan GCG terhadap kinerja keuangan, diantaranya adalah
Ajilaksana (2011) yang melakukan penelitian berjudul pengaruh CSR terhadap
kinerja keuangan, dan hasilnya adalah CSR secara parsial (dalam aspek sosial)
berpengaruh positif terhadap Asset TurnOver (ATO), secara simultan CSR
berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang Maket to Book Ratio. Penelitian
Cahyono (2011) tentang pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan dengan
kepemilikan asing sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di
BEI, menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap ROE sebagai kinerja
keuangan. Selanjutnya menurut penelitian Indrawan (2011) yang berjudul
pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan menunjukkan bahwa pada hipotesis
pertama ditemukan variabel Corporate Social Responsibility (CSR) dan variabel
kontrol leverage berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan (ROE), dan variabel kontrol ukuran perusahaan (size) berpengaruh
negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi variabel
kesempatan pertumbuhan (growth) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
3
kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan pada hipotesis kedua ditemukan bahwa
variabel Corporate Social Responsibility dan variabel kontrol risiko sekuritas
(beta) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja pasar (CAR), dan tiga
variabel kontrol lainnya (leverage, size, dan growth) berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap kinerja pasar, akan tetapi variabel unexpectedearnings
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pasar.
Penelitian yang dilakukan Husnan (2013) yang berjudul pengaruh
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BursaEfek Indonesia (BEI) dengan
periode penelitian tahun 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR
berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dan Return on Sales
(ROS) tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE) dan
Current Rasio. Penelitian lain yang dilakukan oleh Yaparto (2013) sedikit berbeda
dengan Husnan (2013) dimana hasilnya menunjukan bahwa Corporate Social
Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Kemudian
Hafidzah (2013) melakukan penelitian berjudul pengaruh CSR dan GCG terhadap
kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
periode 2008-2012. Hasil menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan, GCG secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan, dan variabel GCG: kepemilikan institusional, ukuran
dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, dan frekuensi rapat komite
audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, hanya komisaris
independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Rahardjo (2014)
menganalisis pengaruh CSR dan karakteristik GCG terhadap kinerja perusahaan.
Pengungkapan CSR menggunakan pedoman G3 yang terdiri dari 79 item,
sedangkan karakteristik GCG meliputi: ukuran dewan direksi, dewan komisaris
dan komite audit. Untuk kinerja perusahaan diukur dengan Return On Equity
(ROE). Objek penelitiannya pada perusahaan manufaktur di BEI pada tahun 2012.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif pada CSR,
4
ukuran dewan direksi, komite audit dengan kinerja perusahaan, sedangkan dewan
komisaris tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.
Dari beberapa penelitian sebelumnya tentang CSR masih menunjukkan
hasil yang tidak konsisten, maka perlu dilakukan penelitian lagi dengan
perusahaan selain manufaktur dan memperpanjang tahun pengamatan yaitu dari
tahun 2013-2015 untuk menguji CSR dengan tahun sebelumnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Corporate social Responsibility
(CSR) dan karakteristik Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian ini juga melanjutkan dari penelitian Nugroho dan Rahardjo
(2014) yang melakukan pengungkapan CSR menggunakan pedoman G3 yang
terdiri dari 79 item meliputi: kinerja ekonomi 9 item, kinerja lingkungan 30 item,
tenaga kerja 14 item, HAM 9 item, sosial masyarakat 8 item, serta tanggung
jawab produk 9 item. Kinerja perusahaan diukur dengan ROE. Penelitian yang
akan dilakukan oleh penulis menggunakan pedoman G4 yang terdiri dari 91 item
meliputi: kinerja ekonomi 9 item, kinerja lingkungan 34 item, tenaga kerja 16
item, HAM 12 item, sosial masyarakat 11 item, serta tanggung jawab produk 9
item. Kelebihan G4 dari G3 adalah penambahan 11 item pada kinerja lingkungan
4 item, tenaga kerja 2 item, HAM 3 item, serta sosial masyarakat 3 item.
Perusahaan yang menekankan kepedulian pada lingkungan, tenaga kerja,
HAM serta sosial masyarakat akan lebih mendapat dukungan serta simpati selain
dari karyawan, juga lingkungan masyarakatnya. Hal ini akan menciptakan image
yang baik terhadap perusahaan, sehingga berpengaruh selain dari karyawan yang
semakin termotivasi dalam bekerja, juga berpengaruh terhadap para investor
untuk menanam modalnya sehingga akan meningkatkan kinerja dari perusahaan.
Untuk pengukuran kinerja perusahaan, penulis akan menggunakan Return On
Equity (ROE) dan memperpanjang tahun pengamatan dari tahun 2013-2015, serta
menggunakan perusahaan pertambangan di BEI.
Alasan penulis mengambil perusahaan pertambangan karena sektor
pertambangan memegang kendali dalam sektor perekonomian seperti tambang
minyak yang merupakan kebutuhan pokok, sektor ini memiliki nilai kapitalisasi
yang cukup besar dibanding sektor lain, sehingga membuat sektor pertambangan
5
ini diminati oleh para investor saat ini (Siagian, 2013). Dengan naiknya harga
minyak mentah dunia, batubara menjadi sumber energi utama dunia. Hal ini
menyebabkan meningkatnya permintaan batubara sehingga pendapatan
perusahaan meningkat, meskipun tahun 2015 merupakan tahun terburuk bagi
sektor pertambangan. Dalam Laporan ke-13 dari rangkaian laporan Industri PwC
seperti yang diterima oleh Majalah Tambang 40, perusahaan pertambangan
global terbesar mencatat kerugian bersih kolektif (US$27 miliar). Ini merupakan
yang pertama dalam sejarah di mana kapitalisasi pasar turun sebesar 37%. Dan
lebih dari itu penurunan ini bahkan telah secara efektif menghapus keuntungan
yang diperoleh selama siklus super komoditas (www.pwc.com).
Menurut Jock O’Callaghan, Global Mining leader di PwC mengatakan tak
diragukan lagi, tahun 2015 merupakan tahun penuh tantangan bagi sektor
pertambangan, adanya penurunan harga komoditas sebesar 25% dibandingkan
tahun sebelumnya. Hal ini yang mendorong perusahaan pertambangan harus
berupaya keras meningkatkan produktivitas, beberapa di antaranya berjuang
untuk bertahan, diikuti dengan pelepasan aset atau penutupan usaha. Pemegang
sahampun bersikeras untuk berfokus pada jangka pendek, yang berdampak pada
ketersediaan modal untuk diinvestasikan dan mengakibatkan terbatasnya opsi
untuk pertumbuhan. Meskipun demikian, menurut Jock bahwa industri yang
tangguh itu walaupun perusahaan sedang mengalami penurunan, namun mereka
masih bisa bertahan bahkan meningkat pendapatannnya (www.pwc.com).
Perusahaan pertambangan di Indonesia yang mengalami peningkatan pendapatan
yaitu PT. Bara Jaya Internasional. Tbk dan PT. Mitrabara Adiperdana. Tbk. Pada
perusahaan Bara Jaya Internasional mendapatkan keuntungan sebesar Rp 13,04
trilliun di tahun 2013, kemudian meningkat labanya 4x lipat di tahun 2014
sebesar Rp 52,94 trilliun, dan tahun 2015 membukukan labanya sebesar Rp 61,55
trilliun. Demikian juga pada perusahaan Mitrabara Adiperdana Tbk, pada tahun
2013 membukukan laba sebesar $ 3.544.666, kemudian meningkat 4x lipat di
tahun 2014 sebesar $ 13.927.059, dan tahun 2015 meningkat menjadi $
34.663.066 (Data laporan keuangan BEI, 2013-2015).
6
Batubara merupakan sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik
dan berfungsi sebagai bahan baku pokok produksi baja dan semen. Meskipun
kesadaran global telah dibangun untuk mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar fosil, perkembangan sumber energi terbarukan tidak menunjukkan indikasi
bahwa ketergantungan pada bahan bakar fosil (terutama batubara) akan menurun
secara signifikan dalam waktu dekat, sehingga batubara terus menjadi sumber
energi vital. Kendati begitu, teknologi batubara bersih dalam pertambangan
batubara akan sangat diperlukan di masa mendatang (sebagian karena faktor
komersil) dan Indonesia diharapkan akan terlibat secara aktif di dalam proses
tersebut sebagai salah satu pelaku utama di sektor pertambangan batubara.
Teknologi batubara bersih ini difokuskan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan
oleh pembangkit listrik bertenaga batubara namun teknologi ini belum
berkembang cukup baik. Kegiatan-kegiatan hulu yang terkait dengan
pertambangan batubara, seperti pengembangan waduk-waduk coalbed
methane (CBM) yang potensinya banyak dimiliki oleh Indonesia, telah mulai
mendapatkan perhatian belakangan ini (www.indonesia-investments.com., 2016).
Selain itu, hubungannya dengan CSR sektor pertambangan memiliki
resiko yang lebih besar terhadap kesehatan bahkan keselamatan jiwa karyawan
dan lingkungan, contohnya batubara merupakan sumber energi yang paling
banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon, sehingga bagi
perusahaan yang lebih memperhatikan karyawannya akan mendapat dukungan
penuh dari karyawan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Demikian juga
perusahaan yang memperhatikan lingkungan akan mendapatkan dukungan
masyarakat karena bisa berempati sehingga terjaga hubungan baik dengan
masyarakat sekitar, dan hal ini akan membuat perusahaan sustainaible di
masyarakat.Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau
informasi referensi tentang penggunaan G4 untuk pengungkapan CSR pada
perusahaan pertambangan, serta mengetahui pengaruh dari komponen GCG
(ukuran dewan direksi, dewan komisaris, serta komite audit) terhadap kinerja
perusahaan yang diukur dengan ROE. Bagi perusahaan dapat memberikan
informasi kelebihan penggunaan G4 dalam pengungkapan CSR, sehingga
7
perusahaan dapat menyempurnakan pengelolaan perusahaannya agar tercipta
keberlangsungan (sustainability). Bagi pihak yang berkepentingan seperti investor
dapat memberikan informasi tentang keadaan perusahaan yang banyak melakukan
kegiatan CSR dan perusahaan yang mengimplementasikan GCG, sehingga tidak
salah dalam berinvestasi.
8
KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Dalam menetapkan strategi perusahaan, kinerja keuangan menjadi sumber
pertimbangan yang penting karena memberi manfaat bagi stakeholders. Kinerja
keuangan juga berguna bagi investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi
di suatu perusahaan. Kinerja keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah implementasi Good Corporate Governance (GCG) dan
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam memahami konsep
GCG dapat digunakan teori dasar hubungan keagenan, yang merupakan hubungan
dua pihak dimana salah satu pihak menjadi agent dan pihak lain bertindak sebagai
principal. Hubungan ini muncul ketika satu orang atau lebih (principal)
memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan tugas dan mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Hendriksen dan Van
Breda, 2000). Dalam hubungan keagenan terdapat konflik kepentingan antara
pemilik dan agen dimungkinkan karena agen bertindak tidak sesuai dengan
kepentingan prinsipal sehingga memicu biaya keagenan, adanya perbedaan tujuan
dari masing-masing pihak untuk mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki
(Ibrahim, 2007).
Teori agensi mampu menjelaskan potensi konflik kepentingan diantara
berbagai pihak dalam perusahaan tersebut. Konflik kepentingan terjadi karena
perbedaan tujuan dari masing-masing pihak berdasarkan posisi dan
kepentingannya terhadap perusahaan (Ibrahim, 2007). Sebagai agen, secara moral
manajer bertanggung jawab mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal),
namun demikian manajer juga menginginkan selalu memperoleh kompensasi
sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda
di dalam perusahaan, masing-masing pihak berusaha mempertahankan atau
bahkan mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Waryanto, 2010).
Selain itu, teori ini juga dapat menjelaskan mengenai masalah asimetri informasi,
yaitu ketidaksesuaian informasi yang disampaikan oleh manajer sebagai pengelola
perusahaan kepada pemilik (pemegang saham) terhadap kondisi perusahaan yang
sebenarnya. Karena manajer memiliki informasi yang lebih banyak daripada
9
pemegang saham, maka kecenderungan manajer untuk berbuat curang dengan
praktik manajemen laba demi kepentingan pribadi semakin meningkat, sehingga
membuat perusahaan harus menanggung biaya keagenan yang meliputi: biaya
monitoring, bonding, dan kerugian residual (Jensen dan Meckling, 1976). Untuk
itu diperlukan pengawasan yang dapat menyelaraskan berbagai kepentingan yang
ada dalam perusahaan, yaitu dengan mekanisme Good Corporate Governance
(GCG). Diharapkan dengan mekanisme GCG dapat mengurangi konflik
kepentingan dari berbagai pihak dalam perusahaan dan mengurangi biaya
keagenan (Ibrahim, 2007). Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Herawati
(2008), yaitu GCG menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk
meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan pemegang
saham. Informasi atas implementasi GCG akan menambah kepercayaan investor
terhadap informasi keuangan perusahaaan dalam laporan tahunan. Perusahaan
dengan sistem tata kelolayang baik dapat menyediakan perlindungan efektif bagi
para pemegang saham dan kreditur, bahwa investasi yang ditanamkan akan
memperoleh pengembalian yang wajar dan menguntungkan.
Bagian dari implementasi keterbukaan dan tanggung jawab dalam Good
Corporate Governance diwujudkan nyata dengan pengungkapan Corporate
Social Responsibility. Menurut World Business Council in Sustainable
Development, Corporate Social Responsibility merupakan komitmen dari
perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dengan meningkatkan kualitas hidup karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal/setempat dan masyarakat luas. Pernyataan ini juga
tercantum dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007 pasal 1
ayat 3. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya mementingkan pencapaian
profit tetapi juga memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan. Ketika kondisi
sosial dan lingkungan terabaikan maka akan menurunkan citra/image masyarakat
terhadap perusahaan, banyak sanksi dari pihak berwenang karena kerusakan
lingkungan, serta menurunnya minat investor untuk berinvestasi, dan imbasnya
kondisi keuangan perusahaan memburuk. Jadi secara signifikan dengan
pengungkapan CSR mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan
10
landasan teori tersebut dan penelitian sebelumnya, maka kerangka pemikiran
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram Kerangka Konseptual
Dari diagram kerangka konseptual diatas, dijelaskan bahwa kinerja
keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) dapat dipengaruhi oleh
Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG)
yang meliputi ukuran dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit.
Penelitian ini menggunakan ROE karena ROE merupakan alat yang paling sering
digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi. ROE dapat
memberikan gambaran mengenai tiga hal pokok yaitu: a) kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba , b) efisiensi perusahaan dalam mengelola asset, dan c)
utang yang dipakai dalam melakukan usaha. Hasil dari ekuitas (ROE) merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas (Indrawan, 2011).
GCG merupakan tata kelola internal perusahaan, sedangkan CSR merupakan
perwujudan nyata tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan sosial
masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan perwujudan
mekanisme tata kelola yang baik sehingga dapat mempengaruhi keputusan
investor untuk pengambilan keputusan investasi yang akan meningkatkan kinerja
perusahaan.
Corporate Social
Responsibility
Kinerja perusahaan
Good Corporate
Governance
11
Corporate Social Responbility (CSR) terhadap Kinerja Perusahaan
CSR merupakan upaya tanggung jawab perusahaan atas dampak yang
ditimbulkan dari keputusan dan aktivitas yang telah diambil dan dilakukan oleh
perusahaan, sehingga dampaknya bisa dirasakan oleh pihak-pihak terkait termasuk
lingkungan dan masyarakat. Perusahaan yang melakukan aktivitas CSR secara
berkala, tentunya akan membuat kesan positif bagi perusahaan dalam jangka
panjang (Davis,1973). Dalam hal ini perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap produk perusahaan sehingga reputasi perusahaan juga
meningkat di mata masyarakat, jadi masyarakat akan berkeinginan membeli
produk perusahaan. Semakin laku produk perusahaan di pasaran maka laba
perusahaan meningkat. Dengan meningkatnya laba maka akan menarik investor
karena profitabilitas menjadi pertimbangan penting investor dalam keputusan
investasi (Kusumadilaga, 2010). Dalam hal ini , perusahaan yang melakukan CSR
di tahun 2013 akan diungkapkan di tahun 2013 sebagai laporan tahunan, dan
dilihat oleh pasar atau masarakat pada tahun 2014. Saat perusahaan melakukan
CSR maka akan dilihat oleh pasar, sehingga pasar akan merespon dengan
membeli produk – produk perusahaan pertambangan yang akan meningkatkan
kinerja perusahaan. Disamping itu, perusahaan yang menjalankan CSR terhadap
karyawan ataupun lingkungan, akan mendapat dukungan penuh dari karyawan
sehingga meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini menguntungkan perusahaan
karena mendapat dukungan penuh karyawan untuk memajukan perusahaan.
Demikian juga mendapat dukungan dari lingkungan, tercipta image yang baik,
sehingga terjaga keberlangsungan perusahaan. Jadi perusahaan tidak hanya
mementingkan keuangan saja, tetapi memperhatikan sosial masyarakat dan
lingkungan, sehingga selain membuat image perusahaan bagus juga akan
menambah investor dan akan memperkuat keuangan perusahaan (Anggraini,
2006).Hal ini yang membuat kinerja perusahaan meningkat, karena kesejahteraan
perusahaan itu dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan pada periode waktu
tertentu. Jadi, jika kondisi keuangan perusahaan bagus berarti pengelolaan
perusahaan tersebut baik, sehingga keberadaan perusahaan diakui masyarakat,
mendapat dukungan penuh karyawan dan lingkungan, maka tercipta keberlanjutan
12
perusahaan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Indrawan (2011), Nugroho dan
Rahardjo (2014) menemukan bukti bahwa variabel CSR berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan (ROE), Husnan (2013) dalam penelitiannya
menemukan bukti bahwa CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
(ROA dan ROS). Dari beberapa pernyataan tersebut dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan
Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan
GCG merupakan tata kelola perusahaan yang bertujuan untuk
mengendalikan dan mengarahkan perusahaan agar dapat mendistribusikan hak
dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan dengan baik atau
menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang kepentingan (stakeholders).
Dengan adanya mekanisme GCG, maka tindakan kecurangan yang dilakukan
agen dapat diminimalisasi sehingga tidak menimbulkan kerugian pada kedua
belah pihak. Prinsip-prinsip GCG yang harus dijalankan adalah transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran atau kesetaraan. GCG akan
bermanfaat bagi perusahaan jika diterapkan secara konsisten. Manfaat penerapan
GCG antara lain: kinerja perusahaan terus membaik, mendongkrak harga saham
dan citra perusahaan, menaikkan kredibilitas perusahaan, baik dimata investor,
mitra, atau kreditor dan stakeholders lainnya (Wibisono, 2013). Dalam penelitian
ini, mekanisme GCG akan diproksikan dengan variabel ukuran Dewan Direksi,
Dewan Komisaris, dan Komite Audit.
Dewan Direksi adalah dewan manajemen yang bertugas mengelola dan
mewakili perusahaan dibawah pengarahan dan pengawasan dewan komisaris.
Dewan Direksi juga harus memberikan informasi kepada Dewan Komisaris dan
menjawab hal-hal yang diajukan oleh Dewan Komisaris. Dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007, dijelaskan bahwa Dewan Direksi memiliki
kewenangan untuk mewakili perusahaan dalam urusan di luar maupun di dalam
perusahaan, sehingga jika hanya terdapat seorang Dewan Direksi, maka orang
13
tersebutlah yang harus mewakili perusahaan baik urusan yang ada di luar maupun
di dalam perusahaan. Namun, jika jumlah Dewan Direksi lebih dari satu orang,
maka akan jelas pembagian tugas dari masing masing anggota, yang tentunya
akan berdampak positif bagi para stakeholder (Nugroho dan Rahardjo, 2014).
Disamping itu, jika jumlah dewan direksinya lebih dari satu maka setiap
anggotanya dapat menjadi pengawas terhadap satu dengan yang lainnya,
meskipun di prakteknya fungsi pengawasan melalui mekanisme check and
balance sulit dilakukan. Untuk itu diperlukan pembagian tugas dan wewenang
serta tanggung jawab yang jelas. Dengan adanya pembagian tersebut, maka
masalah pembuktian anggota direksi yang sebenarnya harus bertanggung jawab
apabila terjadi tindakan yang merugikan kepentingan perseroan menjadi lebih
mudah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak mungkin jumlah dewan direksinya
minim. Dengan meningkatnya dewan direksi sesuai karakteristik perusahaan
(Undang-Undang), maka pembagian tugas pengawasan intern perusahaan terjaga,
saling kesinambungan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian (kinerja
perusahaan meningkat). Kemudian hubungannya dengan pengawasan eksternal
perusahaan, maka semakin banyak anggota Dewan Direksi, akan membuat lebih
banyak jaringan dengan pihak eksternal yang akan memberikan image yang baik
bagi perusahaan sehingga menarik para investor untuk menanamkan modal,
dimana modal perusahaan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas
produksi perusahaan sehingga kinerja perusahan meningkat. Ukuran Dewan
Direksi yang ideal, tergantung dari karakteristik masing-masing perusahaan
(Wardhani, 2006). Berdasarkan pasal 92 ayat 3 Undang -Undang Perseroan
Terbatas no. 40, perseroan yang kegiatan usahanya bersifat umum boleh terdiri
satu orang saja anggota direksinya atau boleh lebih dari 1 orang. Pada ayat 4
ditentukan secara imperatif jumlah anggota direksi bagi perseroan tertentu,
minimal 2 orang yaitu pada perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan
menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan
surat pengakuan utang kepada masyarakat atau perseroan terbuka. Penelitian yang
dilakukan oleh Nugroho dan Rahardjo (2014) menyatakan bahwa ukuran dewan
14
direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROE). Maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2= Ukuran Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan
Dewan Komisaris merupakan dewan pengawas yang bertugas dan
bertanggungjawab melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada
Direksi dan memastikan perusahaan melaksanakan GCG sesuai dengan aturan,
tetapi tidak boleh turut serta dalam pengambilan keputusan operasional. Menurut
Undang -Undang Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007 pasal 108 ayat 3
menjelaskan bahwa jumlah dewan komisaris terdiri atas 1 orang atau lebih, dan
pada ayat 5 dijelaskan bahwa bagi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 anggota Dewan Komisaris. Oleh karena
itu, jumlah anggota Dewan Komisaris dalam tiap perusahaan berbeda-beda
jumlahnya karena harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan
tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan (Nugroho dan
Rahardjo, 2014). Semakin banyak anggota Dewan Komisaris, maka pengawasan
terhadap Dewan Direksi menjadi lebih baik, karena akan banyak masukan yang
didapat dan bervariasi sehingga berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.
Menurut Sembiring (2005) dan Sulastini (2007) menyatakan adanya hubungan
positif antara ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR, hal ini akan
meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Hafidzah (2013) menemukan bahwa
dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Maka dapat
dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:
H3: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Komite Audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris
yang membantu pelaksanaan tugas dari Dewan Komisaris. Komite Audit
bertanggung jawab pada tiga bidang yaitu laporan keuangan, tata kelola
perusahaan, dan pengawasan perusahaan. Menurut KNKG, dijelaskan bahwa
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris memastikan bahwa: (i)
15
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku
umum, (ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik,
(iii) pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan
standart audit yang berlaku, (iv) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan
oleh manajemen. Menurut Undang -Undang Republik Indonesia no. 19 tahun
2003 (bagi BUMN) serta keputusan ketua Bapepam No: Kep-41/PM/2003 (bagi
perusahaan publik) menyatakan komite audit sedikitnya terdiri dari 3 orang,
diketuai seorang komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang
eksternal yang independen serta memiliki dan menguasai latar belakang akuntansi
keuangan. Menurut Sarbanes-Oxley act yang dikutip Sutojo dan Aldridge (2005)
dalam Mulyati (2011) menyatakan jumlah anggota komite audit perusahaan
mengharuskan 5 orang, diangkat dengan masa jabatan 5 tahun dan memiliki
pengetahuan dasar manajemen keuangan. Dengan semakin banyaknya anggota
Komite Audit maka pengawasan yang dilakukan semakin baik dan diharapkan
dapat meminimalkan upaya manajemen untuk memanipulasi masalah data-data
yang berkaitan dengan keuangan dan prosedur akuntansi sehingga meningkatkan
kinerja perusahaan. Dalam penelitian Mulyati (2011), Nugroho dan Rahardjo
(2014) menemukan bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan (ROE). Maka dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai
berikut:
H4 = Ukuran Komite Audit berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
16
METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015 yang tersedia di
www.idx.co.id. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
a) Perusahaan mempublikasikan annual report dan data tentang Corporate
Governance, khususnya memuat informasi ukuran dewan direksi, ukuran
dewan komisaris, serta ukuran komite audit. Selain itu, perusahaan
mempublikasikan data keuangan lengkap yang dibutuhkan selama tahun
2013-2015.
b) Perusahaan menyajikan laporan keuangan yang berakhir tanggal 31
Desember.
c) Perusahaan yang memiliki nilai ekuitas positif dan tidak mengalami kerugian,
karena berpengaruh pada ROE.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat
(dependent) dan variabel bebas (independent). Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (Suryana, 2011). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan, yang diukur menggunakan ROE.
Menurut Dewi dan Widagdo (2012), ROE diukur dari laba bersih setelah pajak
dibagi total ekuitas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Corporate Social
Responsibility (CSR) dan karakteristik Good Corporate Governance (GCG).
Pengungkapan CSR mengunakan check list yang mengacu pada Global Reporting
Initiative (GRI) 4. Jumlah item yang diharapkan diungkapkan perusahaan adalah
sebanyak 91 item, yang meliputi: indikator kinerja ekonomi (9 item), indikator
kinerja lingkungan (34 item), indikator kinerja sosial yang terdiri atas tenaga kerja
(16 item), hak asasi manusia (12 item), masyarakat (11 item), tanggung jawab
produk (9 item). Pengukuran ini dilakukan dengan mencocokkan item pada check
17
list dengan item yang diungkapkan perusahaan. Apabila item i diungkapkan maka
diberikan nilai 1, namun jika item i tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0
pada check list. Setelah mengidentifikasikan item yang diungkapkan oleh
perusahaan dalam laporan tahunan serta mencocokkan pada check list, maka hasil
pengungkapan item yang diperoleh dari setiap perusahaan setiap tahunnya
dihitung indeksnya dengan membagi jumlah item yang diungkapkan suatu
perusahaan dengan jumlah item GRI 4 (91 item). Untuk karakteristik GCG
menggunakan ukuran dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit. Menurut
Dewi dan Widagdo (2012) ukuran dewan direksi sama dengan jumlah seluruh
anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan. Peningkatan ukuran dewan
direksi akan memberi manfaat bagi perusahaan karena tercipta jaringan dengan
pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya (Pearce dan Zahra,
1992). Untuk ukuran dewan komisaris ataupun komite audit sama dengan jumlah
dari seluruh anggota dewan komisaris ataupun komite audit dalam suatu
perusahaan (Dewi dan Widagdo, 2012). Menurut Chtourou et al (2001)
menyatakan bahwa apabila jumlah dewan komisaris semakin besar maka
mekanisme monitoring perusahaan akan semakin baik, jadi jumlah dewan
komisaris yang besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang resources
dependence. Ukuran komite audit merupakan suatu karakteristik yang mendukung
kinerja komite audit dalam suatu perusahaan, maka ukuran komite audit yang
semakin besar akan semakin baik perusahaan karena pengawasannya maksimal
(Nugroho dan Rahardjo, 2014).
Tahapan Analisis
Data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
meliputi uji normalitas, uji mutikolinieritas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Uji normalitas dilakukan untuk menguji
apakah distribusi data normal atau tidak, dengan melihat nilai signifikansi uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis, Ho :
data residual terdistribusi normal, sedangkan Ha: data residual tidak terdistribusi
normal. Jadi jika nilai signifikansi uji K-S bernilai signifikan atau amax >Dtabel
18
maka Ho ditolak, yang berarti data residual tidak terdistribusi secara normal.
Tetapi jika nilai signifikansi uji K-S bernilai tidak signifikan atau amax ≤Dtabel
maka Ho diterima, yang berarti data residual terdistribusi secara normal (Ghozali,
2009).
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Gujarati, 2003). Jika variabel
bebas saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Pedoman
suatu model regresi yang bebas multikolinearitas, menurut Hair et al (1995)
dalam Ghozali (2009) adalah mempunyai Variance Inflation Factor (VIF) < 10
dan mempunyai angka tolerance > 0,1. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara error term (kesalahan
pengganggu) pada data time series (Ghozali, 2009). Gangguan autokorelasi ini
dapat menyebabkan parameter hasil estimasi tidak lagi memiliki standart error
yang minimum sehingga pengujian hipotesis yang menggunakan standar error
yang tidak minimum tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat. Uji
autokorelasi ini bisa dilaksanakan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW
test) dari program SPSS.Uji Durbin Watson banyak digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu dan mensyaratkan adanya intersep dalam model regresi dan tidak ada
autokorelasi lagi diantara variabel bebas. Pengambilan keputusan untuk
autokorelasi dapat dilihat dengan beberapa kriteria Santoso (2010): (1) Angka
DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, (2) Angka DW berada diantara -2
sampai dengan 2 berarti tidak ada autokorelasi, (3) Angka DW diatas 2 berarti ada
autokorelasi negatif. Untuk uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan uji White . Uji White di lakukan dengan meregresi nilai residu
kuadrat (e2) terhadap variabel bebas (Gujarti , 2003). Model tidak mengandung
heteroskedastisitas apabila tidak ada variabel yang secara signifikan
mempengaruhi variabel dependen, nilai absolute Ut dan probabilitas signifikansi >
0,05 atau 5%.
Kemudian dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis multiple
regression (regresi berganda) untuk menganalisis hubungan antara variabel
independent dengan dependent. Analisis regresi linear berganda ini diolah dengan
19
program SPSS. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis mengacu
pada penelitian Nugroho dan Rahardjo (2014) yaitu:
ROE = β0+ β1CSR + β2 UDD + β3 UDK + β4 KA + ε
Keterangan:
ROE = Return On Equity
β0 = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
CSR = Corporate Social Responsibility
UDD = Ukuran Dewan Direksi
UDK = Ukuran Dewan Komisaris
KA = Komite Audit
ε = error (kesalahan pengganggu)
Koefisien determinasi (Adjust R Squared) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependennya, dimana
nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1 (Ghozali, 2009). Uji statistik t
dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.Uji t dapat
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing variabel. Jika nilai
signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak, yang berarti secara
individual variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2009).
20
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan CSR
dengan penggunaan G4 terhadap kinerja keuangan perusahaan serta mengetahui
pengaruh komponen GCG (ukuran dewan direksi, dewan komisaris dan komite
audit) terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan
perusahaan pertambangan yang terdapat di BEI periode 2013-2015. Berdasarkan
data dari BEI melalui situsnya www.idx.co.id dan data dari Indonesia Capital
Market Direktory (ICMD) 2013 bahwa perusahaan pertambangan yang tercatat di
BEI sebanyak 43 perusahaan. Dari jumlah tersebut hanya 17 perusahaan yang
memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan (data perusahaan
terlampir). Periode pengamatan pada penelitian ini adalah 2013-2015, sehingga
jumlah laporan tahunan yang diobservasi sebanyak 51 laporan tahunan (annual
report). Penentuan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling sebagai berikut:.
Tabel 1. Ringkasan Populasi dan Sampel Penelitian
No KETERANGAN JUMLAH
1 Jumlah perusahaan pertambangan yang melaporkan annual
report tahun 2013-2015 di BEI.
43
2 Jumlah perusahaan pertambangan dengan annual report yang
tidak sesuai dengan kriteria sampel.
(26)
3 Jumlah perusahaan pertambangan yang sesuai dengan kriteria
sampel.
17
Sumber: data yang telah diolah. Untuk sampel perusahaan terlampir.
Pada penelitian ini variabel terikat menggunakan ROE sebagai pengukuran
kinerja perusahaan, sedangkan variabel bebas adalah CSR, ukuran dewan direksi, ukuran
dewan komisaris dan komite audit. Data diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang
dipublikasikan oleh BEI dan ICMD.
21
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yang bertujuan untuk
memaparkan variabel penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami
dan diinterprestasikan, Analisis statistik deskriptif ini meliputi: rata-rata (mean),
standar deviasi, nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2009). Hasil uji analisis
deskriptif sebagai berikut:
Tabel 2. Descriptive Statistics
N Minimal Maksimal Rata-
Rata
Standar
Devisiasi
Indeks Corporate Social
Responsibility
51 0,462 0,934 0,74533 0,143402
Dewan Direksi 51 3 8 4,98 1,208
Dewan Komisaris 51 2 10 4,86 2,191
Komite Audit 51 2 4 3,12 0,475
Return On Equity 51 0,006 0,469 0,12155 0,103348
Valid N (listwise) 51
Sumber : data sekunder yang diolah , 2016
Pada tabel 2 menunjukkan data analisis statistik deskriptif dengan jumlah
sampel 51 laporan tahunan dari 17 perusahaan. Untuk variabel ROE menunjukkan
rata-rata 0,12155 atau 12,155 %. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel
rata-rata mampu mendapatkan laba bersih sebesar 12,155 % dibanding dengan
total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Nilai ROE dari seluruh perusahaan sampel
cukup bervariasi ditunjukkan dengan nilai standar deviasi ROE sebesar 10,3348%
dengan nilai minimum 0,6 % dan nilai maksimum 46,9%.
CSR merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian ini.
Indeks pengungkapan CSR diukur dengan GRI 4 (G4) menunjukkan rata-rata
74,533%. Hal ini berarti dalam 3 periode laporan tahunan, perusahaan telah
mengungkapkan rata-rata sebanyak 74,533% dari total item maksimal (91 item)
yang diungkapkan mengenai CSR, yang berarti total item rata-ratanya adalah 67
item.Indeks pengungkapan CSR terkecil sebesar 46,2% yang berarti masih ada
perusahaan yang mengungkapkan dibawah rata-rata bahkan kurang dari setengah
22
pengungkapan total item maksimal, namun ada juga yang melebihi rata-rata yaitu
maksimal 93,4%. Nilai standar deviasi 14,3402% menunjukkan bahwa
pengungkapan CSR dari perusahaan sampel masih memiliki variasi yang cukup
rendah. Untuk variabel independen lainnya adalah ukuran dewan direksi yang
rata-ratanya 4,98 atau sebanyak 5 orang, dengan jumlah minimal 3 orang dan
maksimal 8 orang. Hal ini sesuai pasal 92 ayat 4 Undang – Undang Perseroan
Terbatas no. 40 yaitu minimal 2 orang untuk jumlah dewan direksi pada
perusahaan perseroan. Nilai standar deviasi ukuran dewan direksi 1,208. Nilai
tersebut relatif kecil dibanding nilai rata-rata ukuran dewan direksi dari
perusahaan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi masih
memiliki variasi yang relatif kecil.
Variabel independen lainnya adalah ukuran dewan komisaris. Dari tabel 2
ditunjukkan rata-rata dewan komisarisnya adalah 4,86 atau sebanyak 5 orang,
dengan jumlah minimal 2 orang dan maksimal 10 orang. Hal ini berarti sesuai
dengan Undang - Undang Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007 pasal 108 ayat 3
yang menjelaskan bahwa jumlah dewan komisaris terdiri atas 1 orang atau lebih,
dan pada ayat 5 dijelaskan bahwa bagi perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 anggota dewan komisaris.
Standar deviasi ukuran dewan komisaris menunjukkan angka 2,191 yang berarti
bahwa variasi ukuran dewan komisaris masih relatif kecil dibandingkan dengan
nilai rata-rata ukuran dewan komisaris dari perusahaan sampel. Untuk variabel
komite audit menunjukkan rata-rata 3,12 atau sebanyak 3 orang, dengan jumlah
minimal 2 orang dan maksimal 4 orang. Hal ini sesuai dengan Undang - Undang
Republik Indonesia no. 19 tahun 2003 (bagi BUMN) serta keputusan ketua
Bapepam No: Kep-41/PM/2003 (bagi perusahaan publik) menyatakan komite
audit sedikitnya terdiri dari 3 orang. Standar deviasi komite audit menunjukkan
0,475 yang berarti bahwa variasi komite audit masih relatif kecil dibanding
dengan nilai rata-rata ukuran komite audit dari jumlah perusahaan sampel.
Model regresi dalam penelitian ini dinyatakan lolos dari uji asumsi klasik
(uji normalitas, uji autokorelasi, uji mutikolonieritas, serta uji heterokedastisitas).
23
Uji determinasi (R2) menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,578 atau 57,8%. Hal ini berarti bahwa
57,8% variabel terikat ROE dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel bebas
yaitu ukuran dewan direksi, dewan komisaris, serta komite audit, sedangkan
42,2% variabel ROE dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian
ini.
Uji stastistik F digunakan untuk menunjukkan secara simultan adanya pengaruh
variabel bebas (CSRi, UDD, UDK, KA) terhadap variabel terikat (ROE), dapat
dilihat dalam tabel 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Uji F & Uji Determinasi ( R2)
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig R R
Square
Adjusted R
Square
Regression 0,327 4 0,082 18,101 0,000a 0,782a 0,612 0,578
Residual 0,207 46 0,005
Total 0,534 50
Sumber : Data Sekunder yang diolah , 2016
Dari tabel 3 ditunjukkan bahwa nilai F= 18,101 dengan probabilitas
sebesar 0,000a. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa
secara simultan variabel independen (CSRi, DD, DK, serta KA) mempengaruhi
variabel terikat (ROE).
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen (CSR, DD, DK, KA) terhadap variabel dependen (ROE).
Pada bagian ini, uji t difokuskan pada parameter slope (koefisien regresi), jadi uji t
yang dimaksud adalah uji koefisien regresi. Hasil pengujian dapat dilihat pada
tabel 4 seperti berikut:
24
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std .error Beta
Konstanta -380 0,084 -4,533 0,000
Indeks Corporate Social
Responsibility
0,602 0,083 0,836 7,252 0,000
Dewan Direksi 0,028 0,010 0,326 2,667 0,011
Dewan Komisaris -0,029 0,006 -0,615 -5,158 0,000
Komite Audit 0,018 0,024 0,081 0,718 0,476
Sumber :Data Sekunder yang diolah , 2016
Regresi linier berganda digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh
CSR, ukuran dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit terhadap kinerja
perusahaan (ROE), dapat dilihat dari koefisien nilai β pada tabel 4, sehingga dapat
dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
ROE = -0,380 + 0,602 CSR + 0, 028 UDD -0,029UDK + 0,018 KA + ε
Uji t dapat ditunjukkan dari nilai probabilitas t atau sig. < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya. Dari tabel 4 ditunjukkan hipotesis pertama untuk CSR (sig. 0.000 <
0,05) yang berarti variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap variabel
ROE.Hal ini mendukung penelitiaan sebelumnya oleh Indrawan (2011), Husnan
(2013), serta Nugroho dan Rahardjo (2014) yang menemukan bukti bahwa
variabel CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROE). Hasil
pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa untuk Dewan Direksi (nilai sig.
0,011 < 0,05 ), yang berarti ukuran Dewan Direksi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan (ROE). Hal ini mendukung penelitian dari Setiawati
(2012) dan Nugroho dan Rahardjo (2014) yang menyatakan bahwa ukuran dewan
25
direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROE). Jadi semakin
banyak anggota Dewan Direksi, akan membuat lebih banyak jaringan dengan
pihak eksternal perusahaan akan menjadi lebih baik. Namun penelitian
memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gil dan
Obradovich (2012) dimana jumlah dewan direksi berpengaruh negatif terhadap
kinerja perusahaan. Jadi idealnya tergantung dari karakteristik masing-masing
perusahaan (Wardhani, 2006).
Hipotesis ketiga adalah ukuran Dewan Komisaris. Dari tabel 4 ditunjukkan
nilai sig. DK 0,000 < 0,05, yang berarti ukuran Dewan komisaris berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan (ROE). Namun dilihat dari nilai B menunjukkan
angka negatif, sehingga dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kinerja
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis ketiga yang diajukan
yang menyatakan kenaikan dewan komisaris meningkatkan kinerja perusahaan.
Hal ini di mungkinkan karena dengan peningkatan dewan komisaris justru
membuat pemikiran yang beragam sehingga tidak efektif peran kerjanya, sehingga
menurunkan kinerja perusahaan. Idealnya untuk dewan komisaris menurut
Undang - Undang Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007 pasal 108 ayat 3 yang
menjelaskan bahwa jumlah dewan komisaris terdiri atas 1 orang atau lebih, dan
pada ayat 5 dijelaskan bahwa bagi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 anggota dewan komisaris.
Kemudian untuk hipotesis keempat adalah ukuran Komite Audit. Untuk nilai sig.
Komite Audit 0,476 lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05, sehingga hasil
penelitian ini tidak mendukung hipotesis 4 yang diajukan . Dapat disimpulkan
bahwa variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap variabel ROE. Hal ini
dimungkinkan tidak akan efektif peran kerja dari komite audit jika jumlah personil
semakin banyak atau dengan jumlah komite audit yang sedikit akan memberikan
pengendalian internal yang lebih baik sehingga meningkatkan kinerja perusahaan.
Idealnya menurut Undang -Undang Republik Indonesia no. 19 tahun 2003 (bagi
BUMN) serta keputusan ketua Bapepam No: Kep-41/PM/2003 (bagi perusahaan
publik) menyatakan komite audit sedikitnya terdiri dari 3 orang, diketuai seorang
26
komisaris independen dan sekurang-kurangnya 2 orang eksternal yang independen
serta memiliki dan menguasai latar belakang akuntansi keuangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti
empiris mengenai pengaruh tanggung jawab sosial (CSR), ukuran Dewan Direksi,
Dewan Komisaris serta Komite Audit terhadap kinerja perusahaan (ROE) pada
perusahaan pertambangan yang terdapat di BEI periode 2013-2015. Dari hasil
analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwapengungkapan CSR dan
ukuran dewan direksi berpengaruh positif pada kinerja perusahaan (ROE).
Sementara, untuk ukuran dewan komisaris memiliki dampak negatif pada kinerja
perusahaan (ROE).Kemudian untuk Komite audit tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
IMPLIKASI
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR dan ukuran
dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sedangkan ukuran
dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan
sebaiknya meningkatkan kegiatan CSR dan jumlah dewan direksi, serta
menurunkan ukuran dewan komisaris yang disesuaikan karakteristik perusahaan
yaitu sesuai pedomanUndang - Undang Perseroan Terbatas no. 40 tahun 2007
pasal 108 ayat 3 menjelaskan bahwa jumlah dewan komisaris terdiri atas 1 orang
atau lebih, dan pada ayat 5 dijelaskan bahwa bagi perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 anggota Dewan
Komisaris. Bagi investor sebaiknya dalam berinvestasi mencermati perusahaan
yang banyak melakukan kegiatan CSR dan ukuran dewan direksinya besar.
Namun untuk kenaikan dewan direksi menyesuaikan dengan karakteristik
perusahaan atau pedoman Undang - Undang Perseroan Terbatas no.40 pasal 92
ayat 3-4. Jadi kenaikannya dibatasi karena jika melebihi aturan atau tidak
menyesuaikan karakteristik perusahaan dimungkinkan adanya ketidakefektifan
27
kinerja dari dewan direksi. Investor juga perlu mencermati perusahaan yang
ukuran dewan komisarisnya kecil atau sesuai Undang – Undang Perseroan
Terbatas.
KETERBATASAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengungkapan CSR masih
bersifat subyektif sehingga terjadi perbedaan dalam menginterprestasikan
pengungkapan CSR dengan pedoman G4. Kemudian jumlah perusahaan
pertambangan yang diteliti kurang dari setengah dari jumlah perusahaan
pertambangan yang ada (karena tidak melaporkan laporan tahunan dan terjadi
kerugian) sehingga harus menggunakan data 3 periode dengan perusahaan yang
sama. Pengungkapan CSR masih secara global, tidak mengerucut perkategori
sehingga tidak diketahui dalam kategori apa yang tidak banyak diungkapkan. Atas
dasar keterbatasan tersebut maka penelitian selanjutnya disarankan:
a. Pengungkapan CSR dilakukan secara obyektif, di teliti oleh peneliti lain dan
disesuaikan dengan pedoman GRI sehingga lebih akurat data yang diperoleh
dan penelitian menjadi lebih valid.
b. Penggunaan perusahaan yang melaporkan annual report dan tidak
mengalami kerugian lebih banyak dari setengah dari jumlah total perusahaan
sehingga dapat mengetahui pengaruh dalam tiap periode.
c. Pengungkapan CSR dilakukan perkategori sehingga bisa diketahui kategori
yang tidak diungkapkan oleh perusahaan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ajilaksana, I. D. 2011. Pengaruh Corporate Social Responbility terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan.Skripsi.Universitas Diponegoro Semarang.
Anggraini, F. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan - Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta). Padang: Simposium Nasional Akuntansi IX.
Bukhori , I & Raharja.2011. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan(Studi Empiris pada perusahaan
yang terdaftar di BEI tahun 2010). Diponegoro Journal of Accounting .
Cahyo, B. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja
Perusahaan Dengan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderating (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia).Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang .
Chtourou,L., S. Marrachi.,& J. Bedard. 2001. Corporate Governance and Earning
Management. Available at www.ssrn.com. Diakses tanggal 20 Juni 2016.
Davis, K. 1973. The Case for and Againt Business Assumption of Social
Responsibilities.Academy of Management Journal vol.16.
Dewi, R. K., & Widagdo, B. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal
Manajemen Bisnis. Vol 2 No. 1.
Dowling, J & Pfeffer, J.1975. Organisation Legitimacy: Social values and
Organizational Behaviour. Pacific Sociological Review.Vol. 18. Pp. 122-
136.
29
Gil , A & Obradovich, J .2012. The Impact of Corporate Governance and
Financial Leverage on the value of American firms . International journal
of finance and economics.Issue 91 (2012) 46-56
Gujarati.D.1995.Basic econometrics (3 rd editioned).Newyork: Mc .Graw Hill,
Inc
Gujarati,D.2003.Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain. Jakarta:
Erlangga.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS (Vol. IV).
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hafidzah , F.N. 2013 . Pengaruh Corporate Social Responbility (CSR) dan Good
Corporate Governance terhadap kinerja Perusahaan pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index, Peridode 2008 –
2012.Skripsi.Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.
Haris.2016.PWC:Tahun 2015 Sebagai tahun terburuk Bagi Sektor
Pertambangan.Available at http://www.pwc.com diakses pada tanggal 29
Januari 2017
Hendrikson, E. S., & Breda, M. 2000. Accounting Theory. Jakarta: Interaksara.
Herawati, V. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai moderating
variable dari Pengaruh Earnings Manajement Terhadap Nilai Perusahaan.
Pontianak: Simposium Nasional Akuntansi 11.
Hair,J.F et al.,2006.Multivariate data Analysis New Jersey:Pearson Education.Inc
Husnan, A. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR Disclosure)
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang.
30
Ibrahim, M. 2007. Pengaruh Struktur Internal Governance Terhadap Earning
Manajemen.Skripsi.Universitas Diponegoro.
Indrawan, D. C. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Kinerja Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang .
Jensen, M. C., & Meckling W. H. 1976. Theory of The Firm: “Managerial
Behaviour, Agency Costs, and Ownership Structure” .Journal of Financial
Economics 3.
Komite Nasional Kebijakan Governance.2006.Pedoman Umum Corporate
Governance.Available at http://www.governanceindonesia.or.id diakses
pada tanggal 14 Juni 2016.
Kusumadilaga, R . 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
perusahaan dan dengan profitabiitas sebagai variabel moderating (studi
empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
Nugroho, F. A., & Rahardjo, S. N. 2014. Analisis Pengaruh Corporate Social
Responsibility dan Karakteristik Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting .
Mulyati, S. M., 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan.Skripsi. Universitas Negeri semarang.
Pearce, J.A., & Zahra, S.A., 1992. Board composition from a strategic
contingency perspective.Journal of Management Studies.Vol.29, 4: 411-
438.
Richard, C., Schaar, V.,et al.2016. Batubara di Indonesia-Analisis Pertambangan
Batubara. Available at http//www.indonesia-investments.com diakses pada
tanggal 5 September 2016
31
Romano, Giulia, et al. 2012. Corporate Governance dan Performance in Italian
Banking Groups. Papper to be presented at the international Conference”
Corporate and Regulation” Outlining New Horizons for Theory and
Practice”. Pisa, Italy. Sept 19.
Santoso, S. 2010.Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di BEJ.
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Setyadharma, A. 2010 . Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 16.0 . Semarang : FE
UNNES
Setiawati,I .2012. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan. Gunadarma: Jakarta.
Siagian, A.S. 2013. Pengaruh Economic Value Added (EVA) , Market Value
added (MVA) dan Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham pada
Perusahaan Tambang yang terdapat di BEI. Skripsi.Universitas Sumatra
Utara Medan
Sulastini, S. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure
Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Publik. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.
Suharto, E. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat CSR
(Corporate Social Responsibility). Bandung: Alfabeta.
Sukestiyarno, YL. 2010. Olah Data Berbantuan SPSS. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
32
Suryana, C. 2011. Data dan Jenis Data Penelitian. Available at
https://cahyasuryana.wordpress.com/2011/data-dan-jenis-penelitian
diakses pada tanggal 21 Juni 2016
Sutojo, S & Aldridge, E.J. 2005.Good Coorporate Governance.Jakarta:PT.Damar
Mulia jakarta
Undang - Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Wardhani, R. 2006. Mekanisme GCG dalam Perusahaan yang Mengalami
Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms). Padang.
Waryanto. 2010. Pengaruh Karakteristik Good Coorporate Governance (GCG)
Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di
Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Wibisono, Y .2007.Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social
Responbility. Surabaya:Media Grapka.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2005.
Corporate Social Responsibility
Yaparto, M. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI.Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2. No. 1.
33
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
Daftar Indikator Pengungkapan CSR Menurut GRI 4
INDIKATOR KINERJA EKONOMI
Kinerja Ekonomi
EC 1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan termasuk: pendapatan,
biaya operasional, upah dan tunjangan karyawan, pembayaran kepada pemodal,
pembayaran kepada pemerintah, serta investasi masyarakat.
EC 2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan organisasi
karena perubahan iklim.
EC 3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti
EC 4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah, seperti: keringanan pajak dan
kredit pajak, subsidi, bantuan investasi, bantuan penelitian dan pengembangan,
penghargan, pembebasan pembayaran royalti, bantuan finansial, insentif finansial,
serta tunjangan finansial.
Keberadaan Di Pasar
EC 5 Rasio upah standar pegawai pemula menurut gender dibandingkan dengan upah
minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan
EC 6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di lokasi
operasi yang signifikan.
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
EC 7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan.
EC 8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya dampak.
Praktek Pengadaan
EC 9 Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi operasional yang signifikan.
INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN
Bahan
EN 1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau volume, yaitu: bahan tak terbarukan
34
dan bahan terbarukan.
EN 2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur ulang.
Energi
EN 3 Konsumsi energi dalam organisasi, diantaranya: konsumsi listrik, pemanas,
pendingin, serta uap.
EN 4 Konsumsi energi di luar organisasi, standar metodologi dan asumsi yang digunakan
serta sumber faktor konversi.
EN 5 Intensitas energi, meliputi: rasio, metril, jenis energi yang dicakup dalam rasio
intensitas: bahan bakar, listrik, pemanas, pendingin, uap atau seluruhnya.
EN 6 Pengurangan konsumsi energi, meliputi: jumlah pengurangan, jenis energi, dasar
penghitungan, serta standar, metodologi dan asumsi yang digunakan.
EN 7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa, termasuk dasar penghitungan
serta standar, metodologi dan asumsi yang digunakan.
Air
EN 8 Total pengambilan air berdasarkan sumber, yaitu dari: air permukaan, air tanah, air
limbah, pasokan air kota.
EN 9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air, berdasarkan
jenis: ukuran sumber air, termasuk kawasan lindung atau tidak, nilai
keanekaragaman hayati, nilai sumber air terhadap masyarakat lokal dan masyarakat
adat.
EN 10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali.
Keanekaragaman Hayati
EN 11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa,dikelola di dalam, atau yang
berdekatan dengan kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman
hayati tinggi di luar kawasan lindung.
EN 12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk dan jasa terhadap keanekaragaman
hayati di kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
di luar kawasan lindung.
EN 13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan.
EN 14 Jumlah total spesies dalam IUCN Red List dan spesies dalam daftar spesies yang
35
dilindungi nasional dengan habitat di tempat yang dipengaruhi operasional
berdasarkan tingkat resiko kepunahan.
Emisi
EN 15 Emisi gas rumah kaca energi langsung.
EN 16 Emisi gas rumah kaca energi tidak langsung.
EN 17 Emisi gas rumah kaca energi tidak langsung lainnya, selain dari listrik, pemanas,
pendingin, dan uap yang dibeli atau diperoleh perusahaan.
EN 18 Intensitas emisi gas rumah kaca, termasuk rasio intensitas: energi langsung, tidak
langsung serta tidak langsung lainnya.
EN 19 Pengurangan emisi gas rumah kaca, terjadi dalam emisi langsung, tidak langsung
atau tidak langsung lainnya.
EN 20 Emisi bahan perusak ozon, meliputi: produksi, impor ekspor bahan perusak,
standar metodologi dan asumsi yang digunakan , serta sumber acuan faktor emisi
yang digunakan.
EN 21 NOx , SOx, dan emisi udara signifikan lainnya (pencemar organik persisten,
senyawa organik volatil, pencemar udara berbahaya, debu, kategori emisi udara
standar lainnya yang diidentifikasi dalam peraturan relevan).
Efluen dan Limbah
EN 22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan.
EN 23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan.
EN 24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan, termasuk lokasi, bahan yang tumpah
serta dampaknya.
EN 25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan, yaitu: yang diangkut,
diimpor, diekspor, dan diolah.
EN 26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan air
dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari air buangan dan
limpasan dari organisasi.
Produk dan Jasa
EN 27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingkungan produk dan jasa.
EN 28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamase menurut
36
kategori.
Kepatuhan
EN 29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non moneter karena
ketidakpatuhan terhadap Undang-Undang dan peraturan lingkungan.
Transportasi
EN 30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain serta
bahan untuk operasional organisasi dan pengangkutan tenaga kerja.
Lain-lain
EN 31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis: biaya
pembuangan limbah, pengelolaan emisi dan remediasi, serta biaya pencegahan dan
manajemen lingkungan.
Assesmen Pemasok atas Lingkungan
EN 32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan.
EN 33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai pasokan
dan tindakan yang diambil.
Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
EN 34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani, dan
diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
INDIKATOR KINERJA BIDANG SOSIAL
Sub Kategori: PRAKTEK KETENAGAKERJAAN & KENYAMANAN BEKERJA
Kepegawaian
LA 1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut
kelompok umur, gender, dan wilayah.
LA 2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan bagi
karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan.
LA 3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan menurut
gender.
Hubungan Industrial
LA 4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional termasuk
apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama.
37
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
LA 5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal
manajemen-pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran program
kesehatan dan keselamatan kerja.
LA 6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang dan kemangkiran, serta
jumlah total kematian akibat kerja menurut daerah dan gender.
LA 7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait
dengan pekerjaan mereka.
LA 8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal dengan
serikat pekerja.
Pelatihan dan Pendidikan
LA 9 Jam pelatihan rata-rata pertahun perkaryawan menurut gender dan kategori
karyawan.
LA 10 Program untuk manajemen ketrampilan dan pembelajaran seumur hidup yang
mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola
purnabakti.
LA 11 Persentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan pengembangan karier secara
reguler menurut gender dan kategori karyawan.
Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
LA 12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan perkategori karyawan
menurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas dan indikator
keberagaman lainnya.
Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki
LA 13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurut
kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang signifikan.
Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan
LA 14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktek
ketenagakerjaan.
LA 15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik
ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
38
Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan
LA 16 Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan, ditangani dan
diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
Sub Kategori: HAK ASASI MANUSIA
Investasi
HR 1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang signifikan yang
menyertakan klausul terkait hak asai manusia atau penapisan hak asasi manusia.
HR 2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan dan prosedur hak asasi
manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi,
termasuk persentase karyawan yang dilatih.
Non-diskriminasi
HR 3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang diambil.
Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama
HR 4 Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar atau berisiko tinggi
melanggar hak untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan perjanjian kerja
bersama dan tindakan yang diambil untuk mndukung hak tersebut.
Pekerja Anak
HR 5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan eksploitasi
pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk berkontribusi dalam penghapusan
pekerja anak yang efektif.
Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
HR 6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi beresiko tinggi melakukan pekerja paksa
atau wajib kerja dan tindakan untuk berkontribusi dalam penghapusan segala
bentuk pekerja paksa atau wajib kerja.
Praktik Pengamanan
HR 7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan atau prosedur hak
asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi.
Hak Adat
HR 8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan
tindakan yang diambil.
39
HR 9 Jumlah total dan persentase yang telah melakukan reviu atau asesmen dampak hak
asasi manusia.
Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia
HR 10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi manusia.
HR 11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi manusia
dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
HR 12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal.
Sub-Kategori: MASYARAKAT
Masyarakat Lokal
SO 1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan
program pengembangan yang diterapkan.
SO 2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap
masyarakat lokal.
SO 3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan
korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi.
SO 4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti korupsi.
SO 5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil.
Kebijakan Publik
SO 6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima / penerima manfaat.
Anti Persaingan
SO 7 Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti trust, serta praktek
monopoli dan hasilnya.
Kepatuhan
SO 8 Nilai moneter benda yang signifikan dan jumlah total sanksi non moneter atas
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan.
Asesmen Pemasok dan Dampak pada Masyarakat
SO 9 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak terhadap
masyarakat.
40
SO 10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat dalam
rantai pasokan dan tindakan yang diambil.
Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat
SO 11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan, ditangani,
dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi.
Sub-Kategori: TANGGUNG JAWAB ATAS PRODUK
Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
PR 1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dampaknya terhadap
kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan.
PR 2 Total jumlah insiden ketiadakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait
dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup,
menurut jenis hasil.
Pelabelan Produk dan Jasa
PR 3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi terkait
dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori produk
dan jasa yang signifikan harus mengikuti persyaratan informasi sejenis.
PR 4 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait
dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil.
PR 5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan.
Komunikasi Pemasaran
PR 6 Penjualan produk yang dilarang.
PR 7 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang
komunikasi pemasaran, termasuk iklan, promosi dan sponsor menurut jenis hasil.
Privasi Pelanggan
PR 8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi pelanggan dan
hilangnya data pelanggan.
Kepatuhan
PR 9 Nilai moneter benda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang
dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa.
Sumber: Pedoman Pelaporan Keberlanjutan (G4)
41
Lampiran 2.
SAMPEL DATA PENELITIAN
No Sub
Sektor
NAMA PERUSAHAAN KODE
1
Batu
bara
Adaro Energi Tbk ADRO
2 Atlas Resources Tbk ARII
3 Bara Jaya Internasional Tbk ATPK
4 Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk BORN
5 Berau Coal Energi Tbk BRAU
6 Baramukti Suksessarana Tbk BSSR
7 Bumi Resources Tbk BUMI
8 Bayan Resources Tbk BYAN
9 Darma Henwa Tbk DEWA
10 Delta Dunia Makmur Tbk DOID
11 Golden Energy Minus Tbk GEMS
12 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO
13 Harum Energy Tbk HRUM
14 Indo Tambang Raya Megah Tbk IMTG
15 Resources Alam Indonesia Tbk KKGI
16 Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP
17 Myoh Technology Tbk MYOH
18 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK
19 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk
PTBA
20 Petrosea Tbk PTRO
21 Golden Eagle Energy Tbk SMMT
22 Permata Prima Sakti Tbk TKGA
23 Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA
42
24
Min
yak
dan
Gas
Bu
mi
Apexindo Pratama Duta Tbk APEX
25 Ratu Prabu Energy Tbk ARTI
26 Nenakat Intrega Tbk BIPI
27 Elnusa Tbk ELSA
28 Energy Mega Persada Tbk ENRG
29 Surya Essa Perkasa Tbk ESSA
30 Medco Energy International Tbk MEDC
31 Radiant Utama Internrinsco Tbk RUIS
32 Sugih Energy Tbk SUGI
33
Logam
dan
Min
eral
Lain
Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM
34 Cita Mineral Investindo Tbk CITA
35 Cakra Mineral Tbk CKRA
36 Central Omega Resources tbk DKFT
37 Vale Indonesia Tbk INCO
38 Merdeka Copper Gold Tbk MDKA
39 J Resources Asia Pasifik Tbk PSAB
40 SMR Utama Tbk SMRU
41 Timah (Persero) Tbk TINS
42 Batu-
batuan
Citatah Tbk CTTH
43 Mitra Investindo Tbk MITI
*warna bold hitam adalah sampel penelitian
43
Lampiran 3.
DATA CSR
No Kode
Perusahaan
2013 2014 2015
CSRd CSRi CSRd CSRi CSRd CSRi
1 ADRO 58 0,637 62 0,681 56 0,615
2 ATPK 42 0,461 44 0,483 45 0,494
3 BSSR 55 0,604 56 0,615 76 0,835
4 GEMS 56 0,615 56 0,615 47 0,516
5 HRUM 62 0,681 66 0,725 68 0,747
6 KKGI 65 0,714 66 0,725 66 0,725
7 MBAP 76 0,835 82 0,901 85 0,934
8 MYOH 68 0,747 73 0,802 73 0,802
9 PTBA 80 0,879 75 0,824 82 0,901
10 TOBA 82 0,901 78 0,857 78 0,857
11 ARTI 68 0,747 62 0,681 47 0,516
12 ELSA 68 0,747 80 0,879 78 0,857
13 ESSA 78 0,857 78 0,857 62 0,681
14 RUIS 78 0,857 80 0,879 80 0,879
15 INCO 82 0,901 84 0,923 84 0,923
16 TINS 76 0,835 80 0,879 80 0,879
17 CTTH 45 0,494 45 0,494 47 0,516
Rata-rata 0,736 0,754 0,746
44
Lampiran 4.
Data checklist CSR 2013
45
46
47
Data checklist CSR 2014
48
49
50
Data checklist CSR 2015
51
52
53
Lampiran 5.
TABEL DATA ROE PERUSAHAAN
Kode
Perusahaan
2013 2014 2015
Total
Ekuitas Laba ROE
Total
Ekuitas Laba ROE
Total
Ekuitas Laba ROE
ADRO, $ 3.174.193 228.145 0,071 3.259.472 183.244
0,056 3.353.043 151.003
0,045
ATPK, Rp 1.121.217.431 13.040.702 0,011 1.174.157.429 52.939.998 0,045 1.009.641.088 61.555.929 0,060
BSSR, $ 87.203.144
4.734.891 0,054 89.704.181 2.544.925
0,028 104.951.376 26.376.125
0,251
GEMS, Rp 2.968.975.546.523 170.268.433.795
0,057 3.080.877.517.3
23
133.821.903.227 0,043
3.397.344.386.3
12
28.670.608.006 0,008
HRUM, Rp 4.838.450.989.750 607.356.225.000
0,125 4.520.325.161.3
24
32.579.624.406 0,007
4.713.915.554.3
38
260.750.474.854 0,055
KKGI, $ 73.350.706 17.240.350
0,235 72.194.402 8.002.278
0,110 76.761.165 5.672.213
0,073
MBAP, $ 19.116.117 3.544.666
0,185 46.173.679 13.927.059
0,301 73.845.746 34.663.066
0,469
MYOH, Rp-$ 782.255.013 173.784.084
0,222 1.003.310.000 268.299.625
0,267 93.347.586 24.732.565
0,264
PTBA,Rp 7.437.381.000 1.854.281.000
0,249 8.553.611.000 2.019.214.000
0,236 9.287.547.000 2.037.111.000
0,219
TOBA. $ 130.481.244 34.603.793
0,265 142.352.586 35.800.504
0,251 130.481.244 34.603.793
0,265
ARTI, Rp 927.916.027.400 66.431.882.194
0,071 967.413.000.000 30.077.000.000
0,031 1.686.021.000.0
00
17.803.000.000 0,010
ELSA, Rp 2.259.609.000.000 242.605.000.000
0,107 2.549.456.000.0
00
410.057.000.000 0,160
2.635.186.000.0
00
375.831.000.000 0,142
ESSA, $ 90.159.476 12.573.050
0,139 100.221.241 10.162.081
0,101 183.090.193 4.870.744
0,026
RUIS, Rp 261.898.000.000 29.635.000.000
0,113 303.595.000.000 56.050.000.000
0,184 338.407.000.000 41.281.000.000
0,121
INCO, Rp 1.714.266.000.000 38.652.000.000
0,022 1.785.353.000.0
00
172.271.000.000 0,096
1.833.957.000.0
00
50.501.000.000 0,027
TINS, Rp 5.252.835.000.000 580.570.000.000
0,110 4.499.801.000.0
00
672.991.000.000 0,149
5.371.068.000.0
00
101.561.000.000 0,018
CTTH, Rp 76.860.363.400.000 484.079.776.000
0,006 83.399.371.692.
000
1.014.318.138.0
00 0,012
288.987.797.127
.000
1.949.752.745.0
00 0,006
Rata-rata 0,120 0,122 0,121
54
Lampiran 6.
Data Komponen GCG
No Kode
Perusahaan 2013 2014 2015
DK DD KA DK DD KA DK DD KA
1 ADRO 5 7 3 5 7 3 5 7 3
2 ATPK 3 5 3 3 5 3 3 5 3
3 BSSR 8 8 3 8 7 3 8 7 3
4 GEMS 6 6 3 6 6 3 6 6 3
5 HRUM 5 4 3 5 4 3 6 4 3
6 KKGI 5 6 3 5 6 3 5 6 3
7 MBAP 3 4 3 3 4 3 3 4 3
8 MYOH 3 5 3 3 4 3 3 4 3
9 PTBA 6 6 4 6 6 4 7 6 4
10 TOBA 3 4 3 3 4 3 3 4 3
11 ARTI 2 4 2 2 4 2 2 4 2
12 ELSA 5 5 4 5 5 4 5 5 4
13 ESSA 4 5 3 4 5 3 4 5 3
14 RUIS 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 INCO 10 4 3 10 4 3 10 4 3
16 TINS 8 6 4 8 6 4 8 6 4
17 CTTH 3 4 3 3 4 3 3 4 3
Rata-rata 4,82 5,05 3,11 4,82 4,94 3,11 4,94 4,94 3,11
55
Lampiran Tabel
Hasil Output SPSS
Tabel 2. Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INDEKS_CS
R 51 .462 .934 .74533 .143402
D_Direksi 51 3 8 4.98 1.208
D_Komisaris 51 2 10 4.86 2.191
K_Audit 51 2 4 3.12 .475
ROE 51 .006 .469 .12155 .103348
Valid N
(listwise) 51
Tabel 3. One-Sample Kolomogrov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 51
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .06441595
Most Extreme
Differences
Absolute .063
Positive .063
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .452
Asymp. Sig. (2-tailed) .987
56
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .782a .612 .578 .067158 1.355
a. Predictors: (Constant), K_Audit, D_Direksi, INDEKS_CSR,
D_Komisaris
b.Dependent Variable: ROE
Tabel 5. Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.380 .084
INDEKS_C
SR .602 .083 .836 .636 1.573
D_Direksi .028 .010 .326 .565 1.770
D_Komisari
s -.029 .006 -.615 .594 1.682
K_Audit .018 .024 .081 .671 1.489
57
Tabel 6. Hasil Uji White
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.009 .008 -1.082 .285
CSR_index .026 .008 .528 3.176 .053
D_Direksi .002 .001 .271 1.538 .131
D_Komisaris .000 .001 -.304 -1.766 .084
K_Audit -.003 .002 -.204 -1.260 .214
a. Dependent Variable: e2
Tabel 7. Hasil Uji F
Model
Sum of
Squares df Mean Square
F
Sig.
1 Regre
ssion .327 4 .082 18.101 .000a
Resid
ual .207 46 .005
Total .534 50
a. Predictors: (Constant), K_Audit, D_Direksi, CSR_index,
D_Komisaris
58
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.380 .084 -4.533 .000
INDEKS_C
SR .602 .083 .836 7.252 .000
D_Direksi .028 .010 .326 2.667 .011
D_Komisari
s -.029 .006 -.615 -5.158 .000
K_Audit .018 .024 .081 .718 .476
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ancilla Bela Ayu Hardiana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / tanggal lahir : Ungaran , 19 Oktober 1995
Agama : Katolik
Alamat :Jalan Kertajaya no.30 Langensari Ungaran
No. Telp :087731330303
E-mail :[email protected]
Pendidikan : SD Mardi Rahayu Ungaran (2001-2007)
SMP Maria Mediatrix Semarang (2007-2010)
SMA Sedes Sapientiae Semarang (2010-2013)
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (2013- sekarang)
Pengalaman : Koordinator seksi konsumsi panitia natal FEB UKSW (2014)
Asisten dosen matakuliah matematika dan bisnis (2015)