PERAN COPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT BUMI …
Embed Size (px)
Transcript of PERAN COPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT BUMI …

PERAN COPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT
BUMI PERSADA PERMAI DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (STUDI PT BUMI PERSADA PERMAI DESA
TELANG KEC. BAYUNG LENCIR)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DEXXI SULISTIAWAN
NIM : 504172082
PEMBIMBING
Pembimbing I : Dr. As‟ad Isma,M.Pd
Pembimbing II : Bambang Kurniawan, SP.,M.E
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020 M / 1442 H

Pembimbing I : Dr. As’ad Isma, M.Pd
Pembimbing II : Bambang Kurniawan, S.P.,M.E
Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim, No. 01 Telanaipura Jambi
36122 Telp./Fax: (0741)65600
Website : Febi.uinstsjambi.ac.id
ii
Jambi, 09 Maret 2021
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Tempat
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudara Dexxi Sulistiawan dengan NIM : 504172082 yang berjudul Peran
Coporate Sosial Reponsibility (CSR) PT. Bumi Persada Permai Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (studi PT. Bumi Persada Permai Desa Telang
Kec. Bayung Lencir)”telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan
guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Maka dengan ini kami mengajukan skripsi tersebut agar dapat diterima
dengan baik. Demikianlah pengajuan ini kami buat, kami ucapkan terima kasih
semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang menyatakan,
Dosen Pembimbing I Dosen pembimbing II
Dr. As’ad Isma, M.Pd Bambang Kurniawan, SP.,M.E
NIP. 196903121994021001 NIP.198104262015031002

iii

iv

v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada kedua orang tua saya dan abang saya yang
sangat saya sayangi, ayah (Alm. Romo Adnan ) ibunda (Tarminah), dan kepada
abang dan kakak saya ( Didi Isnandar dan iis miati ). Terimakasih atas doa dan
curahan kasih sayangnya yang tidak terhingga dan tidak mungkin dapat saya balas
sehingga saya bisa menyelesaikan masa studi
di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam,
Jurusan Manajemen Keuangan Syariah UIN STS JAMBI.
Terimakasih kepada seluruh keluarga saya (bibik, paman, dan ponakan) yang
telah membantu melancarkan dan menyemangati dalam pembuatan tugas akhir
saya dengan caranya sendiri
Dan semua pihak yang maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dengan hati yang ikhlas, sembari menadahkan kedua telapak tangan berdoa
kepada Allah SWT, semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan
mereka dengan pahala yang berlipat ganda, Aamiin …

vi
MOTTO
خَيْرُ الناسِ أنَْفَعهُُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”1
1 “HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutn ( Muhsin Harianti, Madrasah Mu'allimin
Muhammadiyah;2016)”

vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas
Kuasa dan Ridhonya skripsi ini diselesaikan. Disamping itu, tidak lupa pula
shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia. Skripsi ini diberi judul “Peran
Coporate Sosial Reponsibility (CSR) PT. Bumi Persada Permai Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (studi PT. Bumi Persada Permai Desa Telang
Kec. Bayung Lencir)” Penelitian ini suatu upaya penulis dalam melengkapi salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar dapat memperbaiki.
Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya, berkat adanya bantuan dari
berbagai pihak, hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terutama
kepada bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd Selaku Pembimbing I dan bapak Bambang
Kurniawan, S.P., M.E Selaku Pembimbing II atas kesabaran dan petunjuk yang
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sehubungan dengan
selesainya skripsi ini, maka penulis menyampaikan beribu-ribu terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada yang terhormat :
1. Dr. A.A. Miftah, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Rafidah, S.E., M.E.I. selaku Wakil Dekan I, Dr. Titin Agustin
Nengsih,S.Si,.M.Si selaku Wakil Dekan II, dan Dr, Sucipto, M.A. selaku
Wakil Dekan III. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

viii
3. Ibu Efni Anita, SE.,M.E.Sy dan Bapak Ahmad Syahrizal, M.E selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, seluruh karyawan dan karyawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Kawan-kawan satu grup satu perjuangan “mantan kriminal” yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Dan terimakasih untuk
Teman-Teman seperjuangan Lokal A Manajemen Keuangan Syariah “17.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran dalam penyusunan skripsi. Semoga skripsi ini bermafaat bagi
semua pihak yang membutuhkannya. Kepada Allah SWT kita memohon
ampunan-Nya, dan kepada manusia kita meminta maaf. Semoga kita kelak
mendapat syafa‟at Rasullullah SAW dan semua amal kebaikan kita dinilai
seimbang oleh Allah SWT. Amin Allohumma Amin….
Terimakasih sepenuhnya atas jasa yang telah kalian berikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan semoga amal
kebaikan kalian semua dinilai pahala dan diberikan balasan oleh Allah SWT.
Jambi, 09 Maret 2021
Penulis
Dexxi Sulistiawan
NIM : 504172082

ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah peran progam
CSR PT Bumi Persada Permai unit Selaro dalam pemberdayaan masyarakat pada
desa binaan inti desa Telang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai suatu masukan untuk perusahaan, masyarakat, pemerintahan setempat,
ilmu pengetahuan dan membantu para praktisi CSR dalam menerapkan program
CSR berbasis pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini merupakan penlitian
kualitatif dengan melakukan penelitian langsung kelapangan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dengan mengambil objek penelitian di desa Telang
sebagai salah satu desa binaan inti PT Bumi Persada Permai distrik/unit Selaro.
Dengan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa, program CSR
yang dilakukan oleh perusahaan kurang berperan dalam pemberdayaan
masyarakat di Desa Telang dan belum mampu meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Hal ini di temukan karena terdapat program yang tidak berjalan
dalam penguatan ekonomi di masyarakat Desa Telang.
Kata kunci : Peran, Program CSR, Pemberdayaan Masyarakat
This study aims to determine the role of the PT Bumi Persada Permai unit
Selaro CSR program in community empowerment in the core village. The results
of this study are epected to be used as input for companies, communities, local
government, science and assist CSR practition in implementing community
empowerment-based CSR programs. This research is a qualitative research by
conducting direct research in the field through observation, interviews, and
documentation. By taking the research object in Teang Village as one of the core
target village of PT Bumi Persada Permai district/unit Searo. The results of
research and discussion show that the CSR program carried out by the company
does not play a role in communty empowerment in Telang Village and has not
been able to improve the quaity of life o the community. This was discovered
because there were programs that did not work in strengthening the economy in
the Village community Telang.
Keywords: Role, CSR program, Community Empowerment

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORINALITAS ...................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Batasan Masalah .............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 9
B. Studi Relevan ................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian .............................................................................. 36
B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 36

xi
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 36
D. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 37
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian .......................................... 40
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian .......................... 51
BAB V PENUTUP
A. Keimpulan ....................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 ............................................................................................................. 30
Tabel 1.2 .............................................................................................................. 40

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 .......................................................................................................... 9
Gambar 1.2 .......................................................................................................... 42

xiv
DAFTAR SINGKATAN
PT ( Perseroan Terbatas )
BUMDES ( Badan Usaha Milik Desa )
BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )
CSR ( Coporate Social Responsibility )
BPP ( Bumi Persada Permai )
STS ( Sulthan Thaha Saifuddin )
UIN ( Universitas Islam Negeri )
TPA ( Tempat Pendidikan Anak-anak )
DMPA ( Desa Makmur Peduli Api )

1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan suatu Negara atau daerah bukan hanya tanggung jawab
pemerintahan saja, melainkan dunia usaha dan setiap warga Negara berperan
penting dalam mewujudkan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Salah satu
peranan dari dunia usaha perusahaan ini sangat penting karena perusahaan itu
yang berada langsung di dalam lingkungan masyarakat yang dampaknya langsung
dirasakan oleh masyarakat sekitar.2
Keberadaan perusahaan di suatu daerah secara terus menerus akan
menimbulkan dampak di lingkungan yang negatif, seperti pencemaran lingkungan
yang dihasilkan dari kegiatan opeasional perusahaan. Disitulah pengusaha harus
memiliki sikap yang etis dalam melakukan proses usahanya. Bukan hanya
memikirkan keuntungan saja, melainkan perusahaan harus melakukan bisnis yang
bermartabat, yaitu dengan cara memikirkan kelangsungan hidup masyarakat dan
lingkungan sekitar perusahaan akibat adanya proses usaha yang dilakukan terus
menerus.3
Dengan demikian perusahaan harus berpartisipasi dan berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat terutama masyarakat yang berada di daerah operasi
perusahaan. Tidak hanya berdampak negatif namun keberadaan perusahaan harus
memberi manfaat yang positif bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan dengan keberadaan
perusahaan yang berada di lingkungannya4
Terlebih lagi pada saat ini dunia usaha dituntut tidak hanya memperhatikan
laporan keuangan semata (single botton line), melainkan sudah
2 Alex Gunawan, Membuat Program (Yogyakarta: CV Garuda Mas Sejahtera, 2009),
hlm.1. 3 Adeng Sucipto, “Dampak Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat ( Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo )”
(Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017), hlm. 1. 4 Okke Rosmaladewi, Manajemen Kemitraan Multistakeholder Dalam Pemberdayaan
Masyarakat (Yogyakarta: CV : Budi Utama, 2018), hlm.85.

2
meliputi aspek keuangan, sosial, dan aspek lingkungan (tipple bottom line).
Dengan kata lain, perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan
ekonomi semata, melainan juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya kepedulian sosial dan lingkungan, perusahaan harus
menyusun program-program kepedulian sosial dan lingkungan atau CSR yang
berkelanjutan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
berada di sekitar perusahaan, dan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
sekitar perusahaan tersebut, guna meningkatkan kualitas kesejahteraan
masyarakat.
Corporate sosial responsibility (CSR) adalah sebagai upaya dari perusahaan
untuk menaikkan citranya di mata public dengan membuat program-program yang
amat baik yang bersifat eksternal maupun internal. Menurut lingkar studi CSR
Indonesia, corporate sosial responsibility (CSR) yakni upaya sungguh-sungguh
dari entitas bisnis untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah
ekonomi, sosial, dan lingkungan agar mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan.5
Pelaksanaan CSR di Indonesia sendiri diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas pada pasal 74 :1) Perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. 2) Tanggung jawab sosial
dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3)
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud pada
ayat ( 1 ) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur
dengan peraturan pemerintah.
5 M. Rachman Nurdizal, Asep Efendi, dan Emir Wicaksana, Panduan Lengkap
Perencanaan CSR (Jakarta: Penebar Swadaya, 2011), hlm. 103.

3
Pada ayat (1) menjelaskan bahwa maksud dari perseroan yang menjalankan
kegiatannya di bidang SDA adalah perusahaan yang kegiatannya mengelola dan
memanfaatkan SDA. Sedangkan perseroan yang menjalankan kegiatannya
usahanya berkaitan dengan SDA adalah perseroan yang kegiatan usahanya
berdampak pada fungsi kemampuan SDA. Ayat (2) cukup menjelaskan bahwa
segala sesuatu yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan dan dilaksanakan sesuai kepatutan dan
kewajaran. Ayat (3) menjelaskan tentang sanksi mengenai pelaksanaan tanggung
jawab sosial, yang dimaksud dengan ” dikenai sanksi dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan.6
Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan di Musi Banyuasin juga
diatur dalam peraturan daerah Kabupatem Musi Banyuasin No 22 Tahun 2016
pasal 12. 1) setiap perusahaaan yang berstatus badan hukum atau badan usaha
wajib melaksanakan tanggung jawab perusahaan. 2) dalam melaksanakan
tanggung jawab perusahaan wajib : (a) menyusun, menata, merancang, dan
melaksanakan kegiatan tanggung jawab perusahaan sesuai prinsipnya. (b)
menumbuhkan, memantapkan, dan mengembangkan jejaring kerjasama kemitraan
dengan pihak-pihak lain serta melaksanakan kajian, pemantauan, dan evaluasi
terhadap pelaksanaan tanggung jawab sosial dengan memperhatikan kepentingan
perusahaan, pemerintah daerah, masyarakat, dan kelestarian lingkungan. (c)
menetapkan bahwa tanggung jawab perusahaan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam kebijakan manajemen maupun program pengembangan
perusahaan. 3) pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diberikan sanksi administratif berupa teguran tertulis sampai
dengan dinyatakan dan diumumkan di media sebagai perusahaan yang tidak
peduli sosial.
Berdasarkan perundang-undangan dan peraturan daerah tersebut, tanggung
jawab sosial dan lingkungan adalah bentuk komitmen perseroan guna berperan
6 Fithria alfi hasanah, “Peran CSR PT Sari Husaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Studi deskriptif program merapi project didusun Plosokerep, Umbulharjo, Sleman” (Yogyakarta,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015), hlm. 7.

4
serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan secara internal
dan eksternal, komunitas setempat, serta masyarakat secara umum.7 Dalam
peraturan daerah Musi Banyuasin, perusahaan yang tidak melaksanakan program
CSR dapat di berikan sanksi administrasi, berupa teguran tertulis sampai dengan
dinyatakan dan diumumkan di media sosial sebagai perusahaan yang tidak peduli
sosial.
Masyarakat yang berada di sekitar perusahaan pada dasarnya merupakan
pihak yang perlu mendapatkan apresiasi. Apresiasi ini dapat diwujudkan dalam
bentuk peningkatan kesejahteraan hidup mereka melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh program CSR perusahaan. Sejak disahkannya
peraturan perundang-undangan tentang CSR itu, maka semakin banyak
perusahaan atau instansi yang berlomba melakukan pencitraan untuk menjaga
reputasi dan keberlangsungan usaha. Karena, tanpa reputasi yang baik, maka
mustahil akan mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Program-program CSR itu dapat diwujudkan melalui program
kemasyarakatan, seperti pemberdayaan masyarakat, pengembangan usaha
masyarakat, menjalin kerjasama usaha (kemitraan), dan juga membuat desa
binaan yang dikelola oleh perusahaan. Oleh karena itu program CSR menjadi
salah satu elemen perusahaan yang harus benar-benar dijalankan dengan baik.
Dengan adanya CSR yang baik maka kelangsungan hidup masyarakat dan
lingkungan akan berkembang baik pula, sehingga proses usaha perusahaan tidak
terganggu atau protes terhadap perusahaan oleh masyarakat, sehingga perusahaan
bisa memaksimalkan keuntungannya sekaligus mensejahterakan masyarakat.
PT Bumi Persada Permai merupakan salah satu PT yang berada di
Kecamatan Bayung lencir yang bergerak di bidang pemanfaatan hasil hutan kayu
pada hutan tanaman yang memiliki luas lahan sekitar 60.433 Ha, yang telah
memiliki izin usaha keputusan menteri kehutanan Nomor; SK. 688/Menhut-
II/2010. Dengan visi terwujudnya pengeolaan sumber daya hutan sebagai
7 kliklegal, “Menenal Sejumlah Regulasi yang Mengatur CSR di Indonesia,” Juli 2020,
http://kliklegal.com.

5
ekosistem secara efisien dan professional guna menjamin kelestarian fungsi
produksi, ekologi, dan sosial dalam membangun hutan tanaman.8
Di Musi Banyuasin PT Bumi Persada Permai terdiri dari 2 unit yaitu unit 1
Selaro dan unit 2 Mendis. Unit satu ini berada di desa Telang yang sering di sebut
distrik selaro. Sadar akan tugas dan tanggung jawab sosial seperti yang telah
diamanatkan dalam Undang-Undang, PT Bumi Persada Permai distrik Selaro
secara terprogram telah menerapkan konsep CSR dalam implementasi manajemen
usahanya. Secara garis besar, strategi pelaksanaan CSR Distrik Selaro mencakup
3 desa binaan inti yang berada disekitar area konsesi/izin operasional perusahaan
yaitu desa Telang, Pangkalan Bayat, dan Pagar Desa dan 4 desa binaan biasa yang
berada di luar area konsesi perusahaan.
Program CSR yang dilaksanakan di PT Bumi Persada Permai Distrik Selaro
untuk pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan melancarkan perekonomian disekitar lingkungan konsesi perusahaan dengan
mengembangkan berbagai aspek pada bidang, pertanian, perikanan,peternakan
yang bekerjasama dengan kelompok tani, dibidang agama serta dibidang
infrastruktur. Di sinilah peran CSR perusahaan khususnya PT. Bumi Persada
Permai distik selaro, untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial di luar kegiatan
pokok perusahaan, agar masyarakat dapat lancar dalam system perekonomian
sehingga kualitas kesejahteraan masyarakat meningkat. Khususnya di Desa
Telang yang memiliki penduduk 2.575 jiwa dan memiliki anggota kelompok tani
yang berjumlah 10 anggota.9 Terlebih lagi Desa Telang ini merupakan pntu
gerbang untuk persahaan BPP dan daerah Desa binaan yang terdekat.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin meneliti bagaimanakah
peran program CSR yang di lakukan oleh PT Bumi Persada Permai distrik/unit
Selaro pada salah satu desa binaan inti yaitu desa Telang dalam pemberdayaan
masyarakat.
8 Bumi Persada Permai, “Ringkasan public PT. Bumi Persada Permai” (Musi Banyuasin:
Bumi Persada Permai, 2019), http://www.fcmonitoring.com/pages/openPDF.aspx?id=1439. 9 Endrik Sumanto, Wawancara Staf CSR PT Bumi Persada Permai Distrik Selaro,
Oktober 2020.

6
B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini permasalahan yang ada yaitu bagaimanakah peran
program CSR yang dilakukan oleh PT. Bumi Persada Permai (BPP) distrik/unit
Selaro dalam pemberdayaan masyarakat Desa Telang.
C. Batasan Masalah
1. Peneliti hanya meneliti pada salah satu desa binaan.
2. Penulis tidak dapat mendapatkan data secara terperinci tentang anggaran
dari program CSR internal perusahaan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk lebih terarah dan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah peran program CSR PT. Bumi Persada Permai distrik Selaro
dalam pemberdayaan masyarakat di desa Telang ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan melihat latar
belakang dan rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui bagaimanakah
peran CSR PT. Bumi Persada Permai distrik/unit Selaro dalam pemberdayaan
masyarakat di Desa Telang.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan diatas, manfaat yang diharapkan oleh peneliti
dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menjadi masukan dan pemikiran khususnya tentang peran CSR
dalam pemberdayaan masyarakat
b. Dapat menambah bacaan bagi pembaca untuk perpustakaan UIN STS
Jambi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Disamping untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana ekonomi, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang masalah yang diteliti, selain sebagai

7
wujud nyata penerapan teori-teori yang diterima dibangku kuliah, serta
dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi dilapangan,
dan mengetahui bagaimanakah program CSR yang dilaksankan oleh PT.
BPP dalam masyarakat di Desa binaan.
b. Bagi dunia ilmu pengetahuan
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumbangan ilmu
pengetahuan bagi kalangan akademisi dan sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan
peran CSR dalam pemberdayaan masyarakat.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pemahaman ini, maka penulis membuat
sistematika penulisan yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini meliputi latar belakang masalah yang menguraikan
alasan memilih judul dan gambaran dari permasalahan yang diteliti.
Permasalahan yang tergambarkan dirumuskan dalam rumusan masalah,
setelah itu, disusun tujuan penelitian yang merupakan substansi (inti) dari
hasil yang diingikan. Dalam bab ini juga di rumuskan signifikansi
penelitian yang merupakan kegunaan atau manfaat dari hasil penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang landasan teori dan hasil
penelitian terdahulu yang memiliki persamaan meneliti tentang
pemberdayaan masyarakat dengan program Coporate Sosial Responsibility
(CSR) perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang berisikan jenis, sifat
dan lokasi penelitian yang di gunakan untuk penulisan skripsi, data dan
sumber data, pengumpulan data, kemudian setelah data di kumpulkan
data tersebut dianalisis. Kemudian untuk mengetahui alur penelitian dari
awal sampai akhir maka dibuat tahapan penelitian yang sistematik.

8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dari objek
penelitian dan membahas dari hasil yang telah diteliti pada program CSR
Pt Bumi Persada Permai unit Selaro yang dilaksanakan di desa Telang
dalam pemberdayaan masyarakat.
BAB V PENUTUP
Bab ini memberikan kesimpulan penulis dari penelitian yang telah
dilakukan dan membuat saran-saran sebagai acuan bagi penelitian.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka
Penelitian ini menggunakan beberapa teori untuk mengkaji tema pokok
dalam penelitian, yaitu tentang peran corporate sosial responsibility (CSR)
dalam pemberdayaan masyarakat (studi PT Bumi Persada Permai di desa
Telang Kec. Bayung lencir) sehingga teori yang digunakan yaitu :
1. Peran
Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh yang
berkedudukan di masyarakat. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku
yang diharapkan untuk situasi sosial tertentu. Peran menjadi lebih baik lagi
apabila dikaitan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik.10
Peran
CSR dapat diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan CSR dalam
masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
2. Coporate sosial responsibility (CSR)
a. Pengertian corporate sosial responsibility
Secara konseptual, tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah
pendekatan dimana perusahaan menerapkan kepedulian sosial dalam operasi
bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan
prinsip kesukarelaan dan kemitraan. CSR tersebut dilakukan dengan motivasi
yang beragam, tergantung pada sudut pandang dan bagaimana memaknai
CSR itu sendiri.
Coporate sosial responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen
berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kontribusi kepada pengembang ekonomi dari komunitas setempat maupun
masyarakat luas. Atau dengan kata lain CSR adalah bentuk tanggung jawab
dari perusahaan terhadap lingkungannya bagi kepedulian
10
“Kamus Besar Bahasa Indonesia,” Oktober 2020.

10
sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan
kemampuan dari perusahaan.
Pelaksanaan kewajban ini harus memperhatikan dan menghormati
tradisi budaya masyarakat di sekitar lokasi kegiatan usaha tersebut.
Pelaksanaan CSR yang baik dan tertata akan berdampak pada kesinambungan
perusahaan dan memberikan citra baik kepada masyarakat sekitar khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya.11
Sedangkan menurut definisi lain CSR perusahaan adalah komitmen
bisnis untuk berkontribusi dalam pembanggunan ekonomi berkelanjutan,
berkerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan, dan masyarakat
setempat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.12
b. Pentingnya CSR bagi perusahaan
Ada beberapa alasan penting mengapa perusahaan harus melakukan
kegiatan Coporate sosial responsibilty (CSR) antara lain :
1. Perusahaan memerlukan suasana yang kondusif untuk bisa melakukan
kegiatan produksi yang berkelanjutan. Mengetahui sosial budaya
masyarakat local akan sangat mudah membantu adaptasi dan hidup
bedampingan secara damai dan saling menguntungkan.
2. Adanya pergeseran kepemilikan dunia usaha, dari kepemilikan pribadi
menjadi kepemilikan public. Secara tidak langsung, hal ini bermakna
perusahaan tidak lagi hanya sebatas institusi bisnis, tetapi telah bergeser
menjadi institusi sosial. Dunia usaha tidak hanya bertugas mencari
keuntungan, tetapi juga harus berperan menjadi institusi yang memiliki
tanggungjawab sosial.
3. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
disahkan DPR tanggal 20 Juli 2007 manandai babak baru pengaturan
CSR di negeri ini. Keempat ayat dalam pasal 74 UU tersebut menetapkan
kewajiban semua perusahaan di bidang sumber daya alam untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
11
Budi Untung, CSR dalam dunia bisnis (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014), hlm. 1-2. 12
Gunawan, Membuat Program CSR Berbasis Pemberdayaan Parikatif, hlm. 1.

11
4. CSR menjadi kewajiban baru standar bisnis yang harus di penuhi seperti
layaknya standar ISO (ISO 26000 on Sosial Responsibility) sehingga
tuntutan dunia usaha menjadi semakin jelas akan pentingnya program
CSR yang dijalankan oleh perusahaan apabila menginginkan
keberlanjutan dari perusahaan tersebut.
5. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini, menjadi
trend global seiring dengan maraknya kepedulian masyarakat global
terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan produksi dengan
memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak asasi
manusia (HAM)
6. Bank-bank di Eropa menerapkan kebijakan dalam pemberian pinjaman
hanya kepada perusahaan yang mengimplementasikan CSR dengan baik.
Sebagai contoh, bank-bank Eropa hanya memberikan pinjaman pada
perusahaan perkebunan di Asia apabila ada jaminan dari perusahaan
tersebut, yakni ketika membuka lahan perkebunan tidak dilakukan
dengan membakar lahan.
7. Trend global lainnya dalam pelaksanaan CSR di bidang pasar modal
adalah penerapan indeks yang memasukkan ketegori saham–saham
perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. Sebagai contoh, New York
Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Indexx (DJSI) bagi
saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai coporate
sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR.13
Selain alasan diatas dalam penerapan coporate sosial responsibility
(CSR) perusahaan juga mendapatkan keuntunguan dari program tersebut,
diantaranya yang telah di paparkan oleh United States-based Business for
Social Responsibility (US-BSR), perusahaan yang telah mempraktikkan CSR
(Corporate Social Responsibility) memperoleh keuntungan diantaranya
adalah:
13
Gunawan, hlm. 6.

12
1. Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan
Corporate social responsibility (CSR) dapat membuat perusahaan
menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga reputasi perusahaan juga
akan meningkat apabila perusahaan melaksanakan program tersebut dengan
sebaik– baiknya.
2. Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.
Apabila program CSR dilakukan dengan baik oleh perusahaan maka
para pelanggan akan menjadi lebih loyal karena para pelanggan tidak hanya
mengetahui kualitas tetapi juga tujuan baik perusahaan.
3. Mengurangi biaya operasional
Dengan adanya CSR perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan
anggaran untuk biaya promosi, karena produk atau perusahaan pasti akan
menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian biaya operasional
perusahaan akan menurun.
4. Meningkatkan kinerja keuangan.
Dengan adanya CSR diharapkan laba perusahaan akan lebih
meningkat karena penjualan juga akan meningkat. Dengan demikian kinerja
keuangan dari perusahaan tersebut secara otomatis akan meningkat pula.14
c. CSR dalam pembangunan bekelanjutan
Dalam paradigma pembangunan berkelanjutan dimana diartikan sebagai
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi
kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya,
mempunyai 3 pilar utama (pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan,
berkelanjutan) yang bersumber dari dua gagasan penting yaitu :
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial yang harus diberi
prioritas utama.
14
Iskandar Siregar, “Implementasi Corporate Social Responsibility Terhadap
Pemberdayaan Masyarakat, Kesejahteraan Masyarakat, Dan Citra Perusahaan PT Vale
Indonesia Tbk Di Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur” (Makassar, Universitas
Hasanuddin Makassar, 2017), hlm. 34.

13
PZPRO
b. Gagasan keterbatasan, yang bersumber pada kondisi teknologi dan
organisasi sosial masyarakat terhadap kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan masa kini dan hari depan.
Jadi dalam paradigma ini bertujuan untuk pembangunan ekonomi dan
sosial harus diupayakan dengan keberlanjutan yang artinya tidak harus
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa memperdulikan kebutuhan masa yang
akan datang. Akan tetapi, mengusahakan agar keberlanjutan pemenuhan
kebutuhan tersebut pada masa selanjutnya pada generasi kemudian.
Berkaitan dengan hal tersebut, dunia usaha (copotare) tidak lagi dituntut
untuk hanya mewujudan citranya melalui kampanye yang baik namun juga
harus mampu menunjukan akuntabilitas kepada kepentingan public.
Program coporate sosial responsibility (CSR) merupakan investasi jangka
panjang yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, serta berfungsi
sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata public. CSR
merupakan sebuah bentuk keseimbangan antara visi sosial operasional untuk
peduli dengan masrarakat dan lingkungan sekitar dan visi operasional untuk
mencapai keuntungan (profit) yang maksimal dan menjamin kepuasan
konsumen.
Sebuah perusahaan dalam proses produksinya tidak hanya mengejar
profit semata namun juga mempertimbangkan keberadaan komunitas dan
lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat digambarkan dengan gambar di bawah
ini :
PEOPLE SDM
PROCESS SDS
SDA SDE
Gambar 1.1

14
Gambar diatas merupakan penggambaran berdasarkan asumsi mengenai
Triple Bottom line menurut Jhon Elkington. Dalam proses operasional
perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial menganut alur : people
(mensejahterakan masyarakat sekitar), planet (menjaga lingkungan
sekitarnya), profit (mencapai keuntungan yang maksimal) dan kegiatannya
dijalankan dengan process (dijalankan dengan metode yang baik)
Semua proses itu harus dilaksanakan dengan SDM (sumber daya
manusia) yang unggul, mengelola SDA (sumber daya alam) dengan bijak,
SDE (sumber daya ekonomi) yang digunakan secara efektif dan efisien
termasuk penggunaan anggaran, dan semuanya dikendalikan dengan suatu
SDS (sumber daya sosial) yang bisa disebut modal sosial baik internal
perusahaan (karyawan dan seluruh yang berkepentingan) maupun eksterna
(antara perusahaan dengan stakeholder dan masyarakat sekitarnya)
Ada catatan utama yang harus di perhatikan yaitu dalam penerapannya
yang paling penting adalah manusianya (people) baik hasil produksi (output)
yang diharapan sumber daya yang menjadi bahan untuk produksi. Manusia
harus menepati posisi pertama karena untuk manusialah hasil alam ini /
perusahaan. Perusahaan yang mendahulukan profit dari pada people akan
menyebabkan konflik dengan masyarakat yang berkepanjangan, dan dengan
karyawan karena tanpa memberi manfaat untuk masyarakat sekitarnya.15
d. Bentuk-bentuk CSR
1. CSR berbasis karitatif (charity)
Program karitatif biasanya menjadi pijakan awal bagi sebuah
perusahaan untuk melakukan program CSR. Program ini sifatnya murni
amal. Program karitatif yang bersifat pemberian sangat banyak
kelemahannya antara lain ;
a. Tidak memberikan jaminan kesejahteraan dalam jangka waktu lama.
b. Masyarakat mempunyai kebiasaan mendapatkan hasil tanpa proses.
c. Jika dalam melakukan assessment tidak tepat justru bisa memicu konflik
horizontal yang sangat bahaya.
15
Gunawan, Membuat Program CSR Berbasis Pemberdayaan Parikatif, hlm. 8-11.

15
Program karitatif umumnya berwujud hibah sosial yang dilakukan
untuk tujuan jangka pendek dan penyelesaian masalah sesaat saja. Program
karitatif yang paling mudah kita lihat antara lain :
1. Pembagian sembako
2. Membangun masjid
3. Membangun rumah adat
4. Dll
Proses yang terjadi sebelum program dijalankan akan sangat
menentukan kategori karitatif atau bukan, misalnya pembangunan rumah
adat yang diawali dengan proses dengan proses partisipatif bisa
dikategorikan pemberdayaan. Masyarakat dikumpulkan, mengorganisir diri,
dan melakukan pembangunan rumah adat secara bersama-sama dan diawasi
bersama, hal ni sudah bisa diartikan pemberdayaan.
Terkadang perusahaan yang mempunyai tingkat konflik dengan
masyarakat cukup tinggi, seolah tidak sempat untk melakukan tahap-tahap
itu. Jadilah program kartatif murni yang bisa disebut program pemadam
kebakaran saja.
2. CSR berbasis kedermawanan (philanthropy)
Filantropi adalah tindakan seseorang mencintai sesama sehingga
menyumbangkan waktu, uang, dan tenaga untuk menolong orang lain.
Istilah ini umumnya diberikan pada orang-orang yang memberikan banyak
dana untuk amal. Dalam dunia CSR program kedermawanan merupakan
bentuk CSR yang didasari oleh kesadaran norma etika dan hukum universal
akan perlunya ridistribusi kekayaan.
Target program ini adalah masyarakat luas tidak hanya masyarakat
miskin saja untuk mengatasi kasus ketidak sejahteraan masyarakat sampai
keakarnya. Program ini terencana dengan baik dibuktikan dengan
terbentuknya yayasan independent yang menjadi agen perusahaan untuk
melaksanakan program CSR kedermawanan.
Di Indonesia sendiri, program kedermawanan telah banyak diakukan.
Salah satunya adalah Sampoerna Foundation (SF). Program SF

16
mengembangkan program beasiswa yang dapat memberikan akses
pendidikan kepada generasi muda Indonesia yang kurang mampu secaa
financial, dan memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan masa depan
Indonesia melalui pengembangan system pendidikan negeri ini.
Tanggapan program kedermawanaan ini sangat beragam mulai dari
kalangan manajemen perusahaan tampaknya masih ada hambatan bagi
perkembangan kedermawanan ini. Model pendirian yayasan-yayasan
perusahaan belum dapat berjalan dengan baik, antara lain :
1. Adanya kecenderungan pihak manajemen perusahaan membuat yayasan
yang bersangkutan belum sepenuhnya independent. Akibatnya pihat
direksi yayasan tidak dapat sepenuhnya mengimplementasikan tujuannya
2. Perusahaan tampaknya lebih menyenangi model pemberian sumbangan
sedekah secara langsung.
3. CSR berbentuk pemberdayaan masyarakat (community development)
Salah satu implementasi tanggung jawab sosial perusahaan adalah
melalui corporate citizienship. Corporate citizienship merupakan suatu cara
perusahaan dalam bersikap dan berprilaku ketika berhadapan dengan pihak
lain, misalnya pelanggan, pemasok, masyarakat, dan pemerintahan, serta
pemangku kepentingan.
Tujuan good corporate citizienship (GCC) adalah sebagai salah satu
cara untuk memperbaiki reputasi perusahaan, meningkatkan keunggulan
kompetitif dan membantu memperbaiki kualitas hidup manusia. Community
development (CD) merupakan komponen utama dari corporate
citizienship.16
1. Pengertian komunitas (community)
Community berasal dari bahasa latin “munus“ yang bermakna
memberi dan cuma yang bermakna kebersamaan antara satu sama lain.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa komunitas adalah sebagai
kelompok orang yang saling berbagi dan saling mendukung satu sama.
16
Gunawan, hlm.12-16.

17
2. Pengertian community development
Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai
kegiatan pengembangan masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-
ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum
adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut
diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan
kesejahteraan yang baik.
Program community development memiliki tiga karakter utama yaitu,
berbasis masyarakat, berbasis sumber daya setempat, dan berkelanjutan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai yaitu ;
1. Sasaran kapasitas masyarakat, dapat dicapai melalui upaya
pemberdayaan agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses
produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan,
keberkelanjutan, dan kerjasama, semua itu berjalan secara simultah.
2. Sasaran kesejahteraan masyarakat.
Beberapa prinsip dalam community development adalah ;
a. Kebutuhan komunitas harus dilihat dalam pendekatan yang holistic.
b. CD adalah proses, artinya proses mestilah menjadi bagian penting
dalam seluruh aktfitas, sehingga dimonitor dan dievaluasi secara baik
dan diperlakukan sama pentingnya dengan hasil atau kemajuan yang
diperoleh
c. Yang dituju oleh kegiatan CD ini adalah “pemberdayaan” dari
komunitas yang bersangkutan.
d. Aktifitas yang dilakukan harus menjamin bahwa itu memperhatikan
lingkungan sekitar.
e. Mempertimbangkan keberlanjutannya.
f. Kemitraan antar seluruh pelaku akan lebih menjamin akses kepada
sumber daya secara lebih adil.
Dalam program community development ini terdapat kolaborasi
kepentingan bersama antara perusahaan dengan komunitas, adanya
partisipasi, produktivitas dan berkelanjutan. Maka dalam hal ini kontribusi

18
dunia usaha untuk turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
harus mengalami metamorphosis, dari aktivitas yang bersifat charity
menjadi aktivitas yang lebih menekankan pada penciptaan kemandirian
masyarakat, yakni program pemberdayaan.17
Khusus program CSR yang focus pada pengembangan sosial ekonomi,
kualitas rencana program dan dengan teknis implementasi yang tepat akan
membantu pencapaian tujuan membangun hubungan dengan lingkungan
atau stakeholder, kunci keberhasilan terletak pada ;
1. Peningkatan impact program pada kesejahteraan masyarakat, impact
tersebut hanya akan tercapai melalui peningkatan daya saing usaha kecil
local dengan perbaikan lingkungan dan potensi local.
2. Peningkatan peran stakeholder local dalam kegiatan pengembangan
ekonomi lokal.
3. Program CSR akan berat jika dianggap sebagai beban. Namun apabila
program CSR sudah terintegrasi dalam rantai bisnis perusahaan, CSR
akan terasa ringan bahkan program CSR bisa membuat usaha semakin
berkembang.18
e. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan
Konsep utama yang berkembang saat ini mengenai tanggungjawab
sosial perusahaan yaitu konsep triple bottom line. Konsep ini menyatakan
bahwa, jika suatu perusahaan ini terus berkembang maka harus
memperhatikan tiga aspek utama, yaitu, profit, people, dan planet.
Perusahaan selain mengacu pada keuntungan atau perolehan dalam
operasinya juga harus memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat,
dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Profit atau keuntungan pada dasarnya merupakan tujuan utama dari
perasional perusahaan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan kesinambungan
dari seluruh komponen perusahaan, termasuk personil atau karyawan dan
stakeholder. Hal ini menjadi pemicu bagi perusahaan untuk meningkatkan
17
Jackie Ambadar, Coporate Social Responsibility CSR dalam praktik di Indonesia
(Jakarta: PT Elex media komputindo, 2008), hlm. 34. 18
Gunawan, Membuat Program CSR Berbasis Pemberdayaan Parikatif, hlm. 20-22.

19
kesejahteraan seluruh aspek perusahaan tersebut dalam rangka
meningkatkan profit atau keuntungan perusahaan.
People atau manusia yang dapat diartikan sebagai masyarakat sekitar
perusahaan. Operasional perusahaan tidak mungkin lepas dari pengaruh
masyarakat. Hal tersebut kemudian memunculkan kebutuhan akan hubungan
yang baik antara perusahaan dan masyarakat. Itulah sebabnya perusahaan
harus memperhatikan juga kesejahteraan perusahaan untuk memberi
perhatian lebih terhadap pelestarian lingkungan. masyarakat sekitar lokasi
perusahaan tersebut demi berlangsungnya operasional perusahaan.
Planet. Dapat diartikan sebagai lingkungan fisik, yaitu lingkungan
dimana sumber daya alam operasional perusahaan diperoleh. Keberadaan
sumber daya alam tentu tidak lepas dari sebab akibat kerusakan lingkungan
dan eksploitasi oleh perusahaan, sehingga hal itu penting juga bagi
perusahaan untuk melestarikannya.
Untuk konsep dasar CSR dalam pengimplementasiannya perlunya
beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan
1. Perncanaan
2. Analisis
3. Perancangan
4. Penerapan
5. Evaluasi
Semua tahap-tahap itu harus di persiapkan oleh perusahaan guna
menyelesaikan masalah CSR di perusahaan agar semua pihak internal dan
eksternal mendapatkan kesejahteraan dari program CSR perusahaan
tersebut.19
Sedangkan menurut Wibisono (2007) dalam penelitian iskandar
siregar menyebutkan penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) yang
dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pelaporan. Tanggung jawab sosial
yang dilakukan oleh perusahaan di bagi menjadi 3 model, yaitu keterlibatan
19
M. Rachman Nurdizal, Asep Efendi, dan Emir Wicaksana, Panduan Lengkap
Perencanaan CSR (Jakarta: Penebar Swadaya, 2011), hlm. 113.

20
langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, dan bermitra
dengan pihak lain. Adapun bentuknya sebagai berikut:
1. Hibah (grant): bantuan dana tanpa ikatan yang diberikan oleh
perusahaan untuk membangun investasi sosial.
2. Penghargaan (award): pemberian bantuan oleh perusahaan kepada
sasaran yang dianggap berjasa bagi masyarakat banyak dan lingkungan
usahanya. Biasanya penghargaan dalam bentuk sertifikat dan sejumlah
uang kepada perorangan atau institusi atau panti yang diselenggarakan
secara berkelanjutan dan dalam waktu tertentu.
3. Dana Komunitas Lokal (community funds): bantuan dana atau dalam
bentuk lain bagi komunitas untuk meningkatkan kualitas dibidangnya
secara berkesinambungan.
4. Bantuan Subsidi (social subsidies): bantuan dana atau bentuk lainnya
bagi sasaran yang berhak meningkatkan kinerja secara berkelanjutan
seperti pemberian bantuan dana buruh lokal atau modal usaha kecil satu
kawasan.
5. Bantuan pendanaan jaringan teknis bagi sasaran yang berhak untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan sehingga mampu
meningkatkan produktivitas. Misalnya, bantuan teknis untuk usaha kecil
atau mikro.
6. Penyediaan pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, hukum,
taman bermain, panti asuhan, beasiswa, dan berbagi pelayanan sosial
lainnya bagi masyarakat.
7. Bantuan kredit usaha kecil dengan bunga rendah bagi rumah tangga,
baik masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan maupun masyarakat
pada umumnya.
8. Program bina lingkungan melalui pengembangan masyarakat.

21
9. Penyediaan kompensasi sosial bagi masyarakat yang menjadi korban
polusiserta kerusakan lingkungan.20
f. Model atau pola implementasi CSR
Implementasi berati pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan menurut
para ahli implementasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menguji
data dan menerapkan system yang di peroleh dari kegiatan perencanaan.
Menurut pengertian lain implementasi merupakan perluasan dari aktivitas
yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan untuk
menggapainya juga diperlukan jaringan pelaksana berokrasi yang efektif.21
Dari beberapa pengertian implementasi tersebut, dapat diartikan bahwa
implentasi adalah penerapan dan tindakan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Dalam hal ini untuk mencapai kesuksesan program CSR perusahaan,
setidaknya memiliki 4 model atau pola yang dapat dilaksanakan yaitu
sebagai berikut ;
1. Keterlibatan langsung
Model ini merupakan model penerapan CSR dimana perusahaan
terlibat langsung terhadap pelaksanaannya dengan menyelenggarakan
sendiri program-program CSR seperti kegiatan sosial atau pemberian
sumbangan kepada masyarakat. Pelaksanaan CSR ini biasanya langsung
melibatkan pejabat perusahaan. Atau dengan kata lain Perusahaan
menjalankan program tanggung jawab sosial secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke
masyarakat tanpa perantara.
2. Melalui yayasan atau bergabung dalam suatu konsorsium
Penerapan CSR dalam model ini dilakukan oleh yayasan yang
didirikan oleh perusahaan. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal,
20
Siregar, “Implementasi Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat, Kesejahteraan Masyarakat, Dan Citra Perusahaan Pt Vale Indonesia Tbk Di
Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur,” hlm. 36. 21
“pengertian imlementasi menurut para ahli,” September 2020,
https//alihamdan.id/implementasi/.

22
dana rutin, atau dana abadi yang akan digunakan secara teratur dalam
kegiatan yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan melaksanakan CSR dengan cara bekerjasama melalui
pihak lain dalam pengelolaan dana dan pelaksanaan CSR. Pihak-pihak yang
biasanya bekerjasama dengan perusahaan merupakan lembaga sosial,
organisasi non-pemerintahan, instansi pemerintahan, universitas, atau media
masa.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Model ini merupakan model dimana perusahaan ikut serta mendirikan,
menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan
untuk tujuan sosial tertentu. Model ini lebih berorientasi pada pemberian
yang bersifat “hibah perusahaan”. Pihak lembaga sosial tersebut dipercayai
oleh perusahaan yang mendukung secara aktif dalam pencarian mitra
kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian
mengembangkan program yang disetujui bersama.22
Dalam penerapannya CSR dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
(1) ethical corporate social responsibility mengungkapkan perusahaan
memiliki tanggung jawab untuk menghindari terjadinya kerusakan
lingkungan atau sosial masyarakat akibat kegiatan bisnis perusahaan; (2)
altruistic corporate social responsibility adalah aktifitas perusahaan yang
ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
tanpa terkait langsung dengan keputusan perusahaan; (3) strategic corporate
social responsibility adalah aktifitas sosial perusahaan yang ditunjukkan
untuk meningkatkan citra perusahaan target pasarnya serta meningkatkan
pendapatan perusahaan.23
22
Khairunnisak Afrini Sirait, “Implementasi Corporate Social Responsibility Pada
Perusahaan Pt. Anglo Eastern Plantations” (Medan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan, 2018), hlm. 26. 23
Siregar, “Implementasi Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat, Kesejahteraan Masyarakat, Dan Citra Perusahaan Pt Vale Indonesia Tbk Di
Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur,” hlm. 36.

23
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berasal dari kata berdaya yang memilki makna mampu,
mandiri, dan tidak bergantung. Sehingga dapat diartikan pula pemberdayaan
masyarakat merupakan proses atau upaya dalam membentuk masyarakat
mandiri, mampu, dan tidak bergantung. Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu
gerakan dan sistem yang direncanakan untuk menciptakan kondisi-kondisi bagi
kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif dengan
kepercayaan sepenuh mungkin atas prakarsa masyarakat. 24
Namun, upaya mewujudkannya dalam praktik pembangunan tidak selalu
berjalan mulus. Banyak pemikir dan praktisi yang belum memahami dan
mungkin tidak meyakini bahwa konsep pemberdayaan merupakan alternatif
pemecahan terhadap dilema-dilema pembangunan yang dihadapi. Mereka yang
berpegang pada teoriteori pembangunan model lama juga tidak mudah untuk
menyesuaikan diri dengan pandangan-pandangan dan tuntutan-tuntutan keadilan.
Mereka yang tidak nyaman terhadap konsep partisipasi dan demokrasi dalam
pembangunan tidak akan merasa tenteram dengan konsep pemberdayaan ini.
Lebih lanjut, disadari pula adanya berbagai bias terhadap pemberdayaan
masyarakat sebagai suatu paradigma baru pembangunan. Pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan,
yakni yang bersifat “partisipasi (participatory), pemberdayaan (empowering),
dan berkelanjutan (sustainable)”.
Pada penerapannya pemberdayaan sebagai proses yang memiliki lima
dimensi yaitu :
1. Enabling (memungkinkan) adalah menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
2. Empowering (memperdayakan) adalah penguatan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiki masyarakat dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh–
24
Rosmaladewi, Manajemen Kemitraan Multistakeholder Dalam Pemberdayaan
Masyarakat, hlm. 26.

24
kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang
menunjang kemandirian.
3. Protecting (melindungi) yatu melindungi masyarakat terutama kelompok-
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok-kelompok kuat ata
dominan, menghindari persaingan yang tidak seimbang, mencegah
terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok kuat.
Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala diskriminasi dan
dominasi yang tidak menguntungkan masyarakat kecil.
4. Supporting (mendukung) yaitu pemberian bimbingan dan dukungan
kepada masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang
semakin lemah dan terpinggirkan.
5. Fostering (membina) yaitu memelihara kondisi kondusif untuk menjamin
keseimbangan setiap orang untuk memperoleh kesempatan usaha.
Pemberdayaan masyarakat di Indonesia sebagai paradigma pembangunan
berkelanjutan, yang menfokuskan perhatian kepada seluruh aspek dan prinsip
kemanusiaan. Yang utama adalah bagaimana agar mereka mengenali potensi dan
mengubah menjadi output sehingga perekonomian membaik.
Munculnya konsep pemberdayaan ini pada awalnya merupakan gagasan
yang ingin menempatkan manusia sebagai subjek dari dunianya sendiri. Oleh
karena itu wajar apabila konsep ini menampakkan dua kecenderungan yaitu :
1. Pemberdayaan yang menekankan pada proses pemberian atau mengalihkan
sebagai kekuasaan, kekuatan atau kemampuan (power) kepada masyarakat,
organisasi atau individu agar menjadi lebih bedaya, proses ini sering disebut
sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
2. Kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi,
mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau
keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui
proses dialog.
Oleh karena itu konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan
masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan
kerja, dan keadilan. Mandiri berati masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya

25
(baik secara individu ataupun kolektif) melalui usaha yang dilakukan dan tidak
bergantung pada yang lain.
Jaringan kerja merupakan kerangka kerjasama yang dilakukan oleh
stakeholder sehingga pembangunan tidak merugikan pihak manapun dan dapat
memberikan hasil yang merata itu merupakan konsep keadilan (kesejahteraan
yang merata). Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan semua pihak yang
berkaitan termasuk masyarakat itu sendiri. Masyarakat diberi kesempatan untuk
ikut merencanakan, melaksanakan, dan menilai.
Partisipasi masyarakat merupakan potensi yang dapat digunakan untuk
melancarkan pembangunan, prinsip pembanguan yang partisipatif menegaskan
bahwa rakyat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan tersebut dan
bersifat bottom up (dari bawah ke atas). Perusahaan tidak lagi sebagai
penyelenggara akan tetapi telah bergeser menjadi fasilisator, mediator, pendidik,
ataupun mobilisator.25
Dalam pengertian lain Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang dilalui
agar masyarakat memperoleh kendali lebih besar akan urusan/masalah mereka
dan meningkatkan inisiatif yang berhubungan dengan nasib mereka sendiri.
Suatu komunitas masyarakat harus mempunyai perasaan kemasyarakatan dan
anggota masyarakat harus berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan komunitas
tersebut. Perasaan masyarakat dipandang sebagai :
1. Suatu semangat kebersamaan;
2. Suatu perasaan akan adanya struktur kekuasaan yang bisa dipercaya;
3. Suatu kesadaran bahwa saling bermanfaat;
4. Suatu semangat yang datang dari pengalaman bersama yang dijaga
adalah sebuah seni.26
Pemberdayaan sosial masyarakat dalam program CSR perusahaan dapat
dilakukan melalui beberapa bentuk, diantaranya adalah :
1. Bantuan pengembangan sarana dan prasarana umum
2. Bantuan sarana ibadah
25
Rosmaladewi, hlm. 29-32. 26
Randy dan Riant Nugroho, Manajemen Pemberdayaan (Jakarta: PT Elex media
komputindo, 2007), hlm. 180.

26
3. Bantuan pelastarian alam
4. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan
5. Bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan
bentuk lainnya yang terkait dengan upaya peningkatan kapasitas mitra
binaan.
Dalam pelaksanaan program ini perusahaan harus melakukan mekanisme
sebagai berikut :
1. Perusahaan terlebih dahulu melakukan survey dan idntifikasi atas calon
penerima bantuan dan objek yang akan dibiayai
2. Pelaksanaan program ini sepenuhnya dilakukan oleh infrastruktur
perusahaan.
3. Penyaluran program ini bisa dilakukan secara bersama oleh beberapa
koporasi atau BUMN sesuai kesepaktan.27
a. Tahap pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan sebuah proses menjadi kemandirian yang
berjangka waktu lama, bukan sebuah proses instan. Sebagai proses,
pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu;
1. Tahap penyadaran, pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi
pencerahan dalam bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka
mempunyai hak untuk mempunyai sesuatu. Misalnya, target adalah
kelompok masyarakat miskin, dengan memberi penyadaran bahwa mereka
dapat menjadi berada/mampu.
2. Tahap pengkapasitasan dalam arti memampukan manusia baik dalam
konteks individu maupun kelompok dengan melakukan berbagai cara,
misalnya, pelatihan, workshop, seminar,dan sejenisnya
3. Tahap pemberian daya itu sendiri adalah bahwa proses pemberian daya
diberikan sesuai dengan kecakapan penerima.pemberian kredit kepada
27
Abdul Ghani, Model Csr Berbasis Komunitas Integrasi Penerapan Tanggung Jawab
Sosial Dan Lingkungan Korporasi, hlm. 130-131.

27
suatu kelompok miskin yang sudah melalui proses-proses penyadaran dan
pengkapasitasan.28
Pada kegiatan pemberdayaan masyarakat erat dengan pengembangan
ekonomi rakyat yang difasilitasi oleh sejumah program pembangunan dan
menyebut program-program tersebut sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
Kunci program-program tersebut adalah pelibatan peran serta aktif masyarakat
lokal dalam menciptakan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan bagi diri mereka
sendiri. Secara umum ada lima ciri khas dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu
adanya simulasi modal, pendampingan, bantuan sarana dan prasarana,
pengembangan kelembagaan, serta pemantauan dan pelaporan. 29
b. Program pemberdayaan masyarakat
Program pemberdayaan massyarakat di Indonesia dalam tiga kategori
yaitu:
1. Community relation
Sebuah kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan
pemahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang
terkait. Dalam kategori ini, program lebih cenderung mengarah pada
bentuk-bentuk kedermaanan perusahaan. Dalam community relation
terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu
a. Menciptakan kesejahteraan bagi perusahaan dan public sekitar.
b. Memperbaiki mutu hidup.
c. Meningkatkan keadaan ekonomi masyarakat.
d. Meningkatkan kualitas hidup.
e. Memanfaatkan secara optimal atas apa yang telah dimiliki dan
melibatkan masyarakat tidak mampu.
f. Memberikan fasilitas yang memadai.
28
Randy dan Nugroho, Manajemen Pemberdayaan, hlm. 7. 29
Randy dan Nugroho, hlm. 193.

28
2. Community services
Community services adalah pelayanan perusahaan untuk memenuhi
kepentingan masyarakat dan kepentingan umum, yang dapat dilakukan
melalui beberapa hal yaitu :
a. Membantu menyelesaikan masalah dan bertindak sebagai fasilitator dan
pemecah masalah.
b. Memberikan kegiatan sosial berupa pelayanan masyarakat.
c. Memberikan bantuan perbaikan terhadap sarana dan prasarana.
d. Memberikan pelayanan untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan
umum.
3. Community empowering
Community empowering adalah program-program yang berkaitan
dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk
menunjang kemandiriannya, seperti pembentukan usaha industry kecil
lainnya yang secara alami anggota masyarakat sudah mempunyai pranata
pendukungnya dan perusahaan memberikan akses kepada pranata sosial
yang ada tersebutagar dapat berlanjut. Dalam kategori ini, sasaran utama
adalah kemandirian komunitas, yang dapat diakukan dengan cara :
a. Memberikan akses kepada masyarakat untuk menjalankan usaha secara
mandiri.
b. Melibatkan masyarakat dalam pembentukan usaha.
c. Membantu dalam pembangunan masyarakat dari kemiskinan.
d. Pemberian penyuluhan dan pelatiahan.30
c. Konsep pemberdayaan masyarakat
Pada intinya pemberdayaan masyarakat adalah bagaimana individu,
kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan mereka.
Pemberdayaan masyarakat focus terhadap upaya membantu masyarakat untuk
30
Naomi Deviana Sudarsono, “Strategi pemberdayaan masyarakat dalam program
coporate sosial responsibility ( studi kasus di lokasi wisata pantai goa cemara )” (Yogyakarta,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2018), hlm. 15-17.

29
memenuhi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pemberdayaan masyarakat sering kali diimplementasikan dalam bentuk :
a. Proyek-proyek pembangunan yang memungkinkan masyarakat
memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhannya.
b. Melalui kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak lain yang bertanggung
jawab.
Konsep pemberdayaan masyarakat terdiri dari dua hal, yaitu
„pengembangan‟ dan „masyarakat‟. Secara singkat, pengembangan atau
pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan
kualitas kehidupan manusia. Dalam bidang pembangunan biasanya meliputi 3
(tiga) sector utama yaitu, ekonomi, sosial (termasuk didalamnya: bidang
pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya) dan bidang lingkungan.
Sedangkan masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu :
a. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama” yakni sebuah wilayah
geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan
di daerah perkotaan ata sebuah kampung di wilayah perdesaan.
b. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas kebutuhan tertentu.
Dalam hal ini Jackie ambadar juga mengaplikasikan 3 konsep
pemberdayaan masyarakat yang ada di dalam praktik, yakni :
1. Pemberdayaan yang hanya berkutat di daun dan ranting atau bisa disebut
sebagai magical paradigma. Refleksi dari paradigm ini adalah bahwa
struktur ekonomi, sosial, politik yang ada sudah dianggap given, maka
pemberdayaan adalah rekayasa bagaimana masyarakat lemah dapat
menyesuaikan dengan system ekonomi, system sosial, dan system politik
yang sudah given tersebut. Bentuk aksi dari konsep ini mengubah sikap
mental masyarakat yang tidak berdaya dan pemberian santunan.
2. Pemberdayaan yang hanya berkutat di batang atau biasa disebut naïve
paradigma. Refleksi dari paradigma ini adalah bahwa secara umum

30
tatanan sosial, ekonomi, politik dan budaya sudah benar, kalaupun ada
kesalahan pada praktik di lapangan atau pada kebijakan operasional.
3. Pemberdayaan yang hanya berkutat diakar atau biasa disebut sebagai
critical paragdigma. Reflekssi dari paradigma ini adalah tidak berdayaan
masyarakat disebabkan oleh struktur ekonomi,sosial, dan politik yang
tidak memberi ruang bagi masyarakat lemah untuk berbagi kuasa dalam
bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya.
B. Studi Relevan
Tabel 1.1
Hasil penelitian terlebih dahulu
No Nama Judul Hasil penelitian Metode penelitian
1 Fithria alfi
hasanah, UIN
Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Peran corporate
sosial responsibility
(CSR) PT Sari husada
dalam pemberdayaan
masyarakat (studi
deskriptif program
merapi project di
susun plosokerep,
umbulharjo, sleman)
2015
Pada kesimpulan
penelitian ini,
tanggung jawab
sosial perusahaan
dalam pemberdayaan
masyarakat,
perusahaan bekerja
sama dengan pihak
lain dan peranannya
dalam pemberdayaan
masyarakat yang
dilaksanakan oleh
perusahaan cukup
berhasil namun
belum merambah ke
masyarakat umum.
Deskriptif kualitatif.31
31
alfi hasanah, “Peran CSR PT Sari Husaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Studi
deskriptif program merapi project didusun Plosokerep, Umbulharjo, Sleman.”

31
2 Skripsi Zulfitri
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta 2011
Pemberdayaan
masyarakat melalui
coporate sosial
responsibility PT
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
Pemberdayaan
masyarakat yang
dilakukan oleh PT
inducement tunggal
prakarsa cukup bagus
dengan berbagi
program yang
diberiakan, namum
pada penelitian ini
ditemukan bahwa
program yang
diberiakan kurang
sesuai dengan yang
diharapkan oeh
masyarakat sehingga
program tersebut
lebih mengarah pada
charity. Akan tetapi
pada penelitian ini
dijelaskan bahwa
program-program
untuk pengembangan
masyarakat seperti
pendidikan,
kesehatan, sosial
budaya,agama,serta
keamanan dapat di
jalankan dengan baik
oleh perusahaan.
Analisis kualitiatif.32
32
Zulfitri, “Pemberdayaan masyarakat melalui coporate sosial responsibility PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk” (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).

32
3 Skripsi
Rofiqotus
Tsaniyah(2014)
Pemberdayaan
masyarakat melalui
coporate sosial
responsibility (CSR)
oleh PTPN IX
(persero) kebun
jolong di desa
Sitiluhur, Kecamatan
Gembong, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah
Hasil dari penelitian
ini adalah program
pemberdayaan yang
dilakukan oleh PTPN
IX dengan berbagai
program kemitraan,
PKBL, pinjam bunga
rendah sudah cukup
berhasil, namun
belum mampu
meningkatkan
perekonomian
masyarakat secara
merata. Yang
disebabkan oleh
ketidak tahuan
masyarakat sekitar
perusahaan akan
program-program
perusahaan tanpa
adanya sosialisasi
perusahaan ke
masyarakat.
Kualitatif.33
33
Rofiqotus Tsaniyah, “Pemberdayaan CSR oleh PTPN IX ( persero ) kebun jolong di
desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah” (Yogyakarta, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2014).

33
4 Skripsi
Muhammad
Ufik Nurhuda,
UIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta
Pemberdayaan
masyarakat melalui
program CSR PT.
Pertamina DPPU Adi
sutjipto di dusun
Nayan Maguwoharjo
Depok Sleman
Yogyakarta, tahun
2014.
Hasil dari penelitian
ini adalah
menyebutkan bahwa
program CSR yang
dilakukan dalam
bentuk
pemberdayaan
melalui hasil
budidaya ikan air
tawar oleh
masyarakat, dan
dampak dari
pelaksanaan program
ini meningkatkan
produktifitas panen
ikan.
Kualitatif.34
5 Skripsi Firda
Aulia UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Implementasi alokasi
coporate sosial
responsibility
terhadap
pemberdayaan
masyarakat
kabupaten Pasuruan).
Hasil dari penelitian
ini adalah program
pemberdayaan
masyarakat dalam
bidang non
pendidikan seperti
kesehatan,agama dan
lingkungan lebih
besar dari pada
34
Muhammad Ufik Nurhuda, “Pemberdayaan masyarakat melalui program CSR PT.
Pertamina DPPU Adi sutjipto di dusun Nayan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta”
(Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014).

34
pendidikan dari
seluruh anggaran csr
perusahaan, dan
program tersebut
tidak dirasakan
secaara instan oleh
masyarakat namum
mayoritas
masyarakat yang
menerima
mendapatkan
dampak positif dari
perusahaan.
Peusahaan juga
memberikan pogram-
pogram yang
berkelanjutan seperti
(pemberdayaan
petani padi dan
peternak domba, dll)
yang berdampak
positif kepada
masyarakat.35
Deskriptif kualitatif
Pertama, perbedaan dalam skripsi Fithria alfi hasanah, menjelaskan tentang
pemberdayaan pada bidang ternak tanpa melihat progra-program pemberdayaan
yang lainnya dan metode yang dilakukan yaitu deskriptif kualitatif. Sedangkan
skripsi peneliti menjelaskan program pemberdayaan yang ada di desa binaan
35
Firda Aulia, “Implementasi alokasi coporate sosial responsibility terhadap
pemberdayaan masyarakat kabupaten Pasuruan).” (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015).

35
dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun persamaannya adalah sama-sama
penelitian CSR dalam pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan.
Kedua, perbedaan skripsi Zulfitri, meneliti seluruh desa binaan perusahaan
dengan menggunakan metode analisis kuaitatif sedangkan peneliti hanya satu desa
binaan dan menggunakan metode kualitatif. Adapun persamaannya pada hasil
penelitia menunjukkan bahwa program CSR perusahaan sudah baik tetapi masih
mengarah pada CSR charity.
Ketiga, perbedaan skripsi Rofiqotus Tsaniyah, dalam penelitian ini lebih
memfokuskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pemberdayaan
masyarakt sedangkan penelitian saya lebih menekanan pada peranan CSR dalam
pemberdayaan. Adapun persamaannya bahwa CSR belum mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat dan sama-sama menggunakan metode kualitatif.
Keempat, perbedaan skripsi Muhammad Ufik Nurhuda, peneliti menfokuskan
pada pemberdayaan budidaya ikan tawar untuk meningkatkan produktifitasnya,
sedangkan penelitian saya mengarah pada seluruh program CSR yang ada pada
desa binaan dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun persamaannya sama-sama
mengarah pada kepedulian perusahaan terhaap masyarakat dan sama
menggunakan metode kualitatif.
Kelima, perbedaan skripsi, Firda Aulia pada penelitian ini membagikan
anggran perusahaan tentang CSR secara lengkap dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Adapun persamaannya meneliti seluruh program perusahaan
yang ada di desa binaan untuk pemberdayaan masyarakat.

36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek penelitian
Objek penelitian ini dilakukan di PT. Bumi Persada Permai distrik Selaro
pada salah satu desa binaan inti desa Telang Kec. Bayung lencir Kab. Musi
Banyuasin.
B. Pendekatan penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis penelitian
kualitatif. Menurut Jane Richie yang dikutip oleh Lexi J. Moleong
mendefiniskan penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial
dan perspektifnya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan
persoalan tentang manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif bersifat mendalam,
mengikuti proses, dilakukan oleh peneliti sendiri, tidak boleh mewakilkan atau
menyuruh orang lain untuk mengumpulkan data.36
Pengertian lain, Pendekatan
kualitatif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian
yang diteliti.
C. Jenis dan sumber data
Secara umum jenis data dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang di dapat
dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti,
sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel atau diagram.
Sumber data utama yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
subjek dari mana data diperoleh. Apabila penulis menggunakan kuisioner
atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
36
M. Amin Abdullah, Metedologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner
(Yogyakarta: Lembaga Penelitian, 2004), hlm. 146.

37
responden (informan), yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan penulis, baik tertulis maupun lisan.
D. Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk penelitian kualitatif, alat
utama yang digunakan adalah sipeneliti itu sendiri (human instrument).
Dalam hal ini peneliti tidak bisa digantikan oleh orang lain atau instrument
lain untuk melakukan penelitiannya. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Observasi
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Observasi
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan,
dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek
sasaran. Observasi ini juga adalah dasar semua illmu pengetahuan. Para
ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi.37
2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data
dalam suatu penelitian. Karena menyangkut data, maka wawancara
merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara
(interview) dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung
secara bertatap muka (face to face) atau pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Namun demikian, teknik wawancara ini dalam
perkembangannya tidak harus dilakukan secara langsung (face to face),
melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya
telpon.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2019), hlm. 297.

38
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data sejumlah fakta
dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar
data berbentuk foto.
E. Teknik analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.38
Analisis data dilakukan sesuai
dengan tujuan penelitian dalam menganalisis dan menginterpretasikan data.
Peneliti menggunakan pendekatan analisis Miles And Huberman yang
menyebutkan empat langkah dalam analisis data, yaitu :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Tekhnik
Pengumpulan data dapat diperoleh dari observasi, wawancara, dan
dokumentasi atau gabungan dari ketiganya ( triangulasi ). Dengan demikian
peneliti memperoleh data yang bervarian.
2. Reduksi data
Mereduksi data berati merangkum, memilih, dan memilah hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah diredukasi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap
peneliti akan dipadu oleh teori dan tujun yang akan dicapai.
38
Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi Teori Dan Aplikasi (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 1`36-137.

39
3. Data Display (penyajian data)
Setelah data diredukasi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,flowchartdan sejenisnya.
Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di
pahami tersebut. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan
bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Di lakukan verifikasi karena kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian
kembali kelapangan pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel (yang dapat dipercaya).39
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, hlm. 322-329.

40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum dan objek penelitian
1. Profil perusahaan
PT. Bumi Persada Permai (BPP) merupakan perusahaan swasta
pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman
industry (IUPHHK-HTI) yang berdasarkan surat keputusan menteri kehutanan
No. SK.337/Menhut-II/2004, tanggal 07 september 2004 seluas ± 59.345 Ha di
kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Kemudian setelah
dilakukan perubahan luasan areal melalui addendum SK menteri kuhutanan
Nomor : SK.688/Menhut-II/2010, tanggal 13 Desember 2010.
Berdasarkan keputusan tersebut didapatkan bahwa luas areal PT. Bumi
Persada Permai adalah seluas 60.433 Ha. Areal tersebut terdiri dari 2 (dua)
unit, yaitu unit I Selaro dan unit II Mendis. Pada unit Selaro memiliki 7 desa
binaan, 4 desa binaan biasa dan 3 desa binaan inti yang berada di daerah
kosensi perusahaan (Desa Telang, Desa Pangkalan bayat, dan Desa Pagar
desa). Dari penelitian ini, peneliti memilih salah satu dari desa binaan inti yaitu
Desa Telang sebagai lokasi penelitian.
Gambaran umum letak administrasi PT. Bumi persada permai dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.2
No Uraian Unit I selaro Unit II Mendis
1 Luas areal kerja : ±
60.433 Ha
36.878 Ha 23.555 Ha
2 Posisi Astronomis 103º27‟04”-103º41‟23” BT
02º08‟50”-02º23‟35‟ LS
103º42‟24”-103º54‟52” BT
02º01‟07”-02º13‟04‟ LS
3 Administrasi
pemerintahan
Kecamatan Bayung Lencir, Kab. Musi Banyuasin, Prov.
Sumatra Selatan
4 Administrasi
kehutanan
RPH Bayat, CDK Bayung
Lencir, Dinas Kehutanan
RPH Mangsang, BKPH
Lalan Hulu, CDK Bayung

41
Kab. Musi Banyuasin Prov.
Sumatra Selatan
Lencir, Dinas Kehutanan
Kab. Musi Banyuasin,
Dinas Kehutanan Prov.
Sumatra Selatan
5 Kelompok hutan S. Meranti, S. Bayat dan S.
Bahar
S. Mangsang dan S. Mendis
6 Batas areal :
- Utara
- Selatan
- Barat
- Timur
PT. PAKERIN
Hutan lindung
HPT
APL;PT. PAKERIN
APL
APL
APL
APL;HP
Berdasarkan dukomen revisi rencana kerja UPHHK-HT yang telah disahkan
melalui SK. 172/VI-BUTH/2011 tanggal 21 Desember 2011, keadaan umum
areal PT. Bum Persada Permaiseluas 60.433 Ha tebagi menjadi :
Tanaman pokok : 41.760 Ha
Tanaman unggul : 6.044 Ha
Tanaman kehidupan : 3.616 Ha
Kawasan lindung : 6.055 Ha
Sarana prasarana : 3.048 Ha

42
Peta PT. Bumi persada permai unit I Selaro dan unit II Mendis
Gambar 1.2
2. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Terwujudnya pengelolaan sumber daya hutan sebagai ekosistem secara
efisien dan profesioanal guna menjamin kelestarian fungsi produksi, ekologi dan
sosial dalam membangun hutan tanaman
MISI
Untuk mencapai visi tersebut maka perusahaan menuangkannya dalam misi
sebagai Berikut:
Membangun dan mengelola hutan tanaman dengan tujuan produksi kayu
secara optimal dengan menerapkan teknologi tepat guna dan dengan
dukungan manajerial dan sumberdaya manusia yang handal dan profesional.
Mempertahankan mutu lingkungan hidup melalui pengelolaan sumberdaya
hutan secara benar.
Melaksanakan perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati beserta
ekosistemnya pada areal yang telah ditetapkan dalam tata ruang.

43
Mengelola sumberdaya hutan sebagai ekosistem secara partisipatif bersama
stakeholders.
Berupaya meningkatkan ekonomi masyarakat setempat melalui peran serta
masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.
3. Penentuan jenis tanaman dan penanaman
Kegiatan penanaman diawali dengan penyiapan lahan tanpa bakar
(PLTB), pengangkutan bibit, pelaksanaan penanaman sampai monitoring dan
penyulaman. Jarak tanam yang diterapkan untuk jenis Acacia mangium dan
Acacia crassicarpa adalah 3 m x 2,5 m, yaitu 3 m jarak antar jalur dan 2,5 m
jarak pohon. Untuk jenis Eucalyptus sp. Jarak tanamnya 3 m x 2 m; jenis
tanaman unggulan dan kehidupan (4 m x 4 m). Dalam menunjang kegiatan
penanaman, perusahaan melakukan Plantation Progress Assessment (PPA) yang
dilaksanakan sejak awal dimulai proses tanam.40
4. Profil singkat Desa Telang
Desa Telang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Bayung
lencir kabupaten Musi banyuasin, provinsi Sumatra selatan, Indonesia. Desa
telang ini berada di dalam area konsensi perusahaan Bumi Persada Permai
(BPP) unit Selaro. Desa Telang ini merupakan desa binaan inti perusahaan BPP,
yang berjarak 210 km dari ibu kota provinsi Sumatra selatan, Palembang dan
memiliki luas wilayah kurang lebih sebesar 4700 Ha. Secara administrasi desa
Telang terdiri atas tiga dusun (dusun1, dusun 2 dan dusun 3) dusun 3 ini sering
disebut dengan Selaro dengan jumlah seluruh penduduk Desa Telang sebanyak
2575 jiwa.41
5. Tujuan dan sasaran program CSR
Sasaran dan landasan dapartemen CSR mengacu pada konep suistanable
development dan konsep triple botton lines (sosial, lingkungan, dan ekonomi)
seiring dengan berjalannya waktu maka PT Bumi persada permai melakukan
program-program yang mengacu pada pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan berkelanjutan. Selain itu, perusahaan melakukan kerja sama
40
Ringkasan public PT. Bumi Persada Permai I-2019,
http://www.fcmonitoring.com/pages/openPDF.aspx?id=1439 41
Profi desa Telang, dii akses di, https//kitabisa.com/campaigh/telangkuberjuang

44
dalam program CSR nya dengan aparat desa, Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) dan kelompok tani untuk wilayah desa binaan desa Telang.
Sesuai dengan konsep sebagai landasan pelaksanaan CSR maka dapat
dituliskan tujuan coporate sosial responsibility (CSR) PT Bumi Persada Permai,
yaitu :
1. Mewujudkan kemandirian masyarakat
2. Meningkatkan ekonomi lokal
3. Meminimalis konflik antara perusahaan dan masyarakat, dan
4. Mewariskan program-program yang berbasiskan triple bottom lines
kepada generasi penerus untuk berkelanjutan hidup masyarakat sekitar.
Berdasarkan tujuan tersebut maka dapat dituliskan sasaran pelaksanaan
CSR yaitu pemberdayaan seluruh masyarakat pada desa binaan perushaaan.
Dalam hal ini Desa Telang merupakan salah satu desa binaan inti dan sebagai
objek penelitian penulis, dengan melakukan pembangunan berkelanjutan untuk
manusia dan wilayah, baik berupa fisik pembangunan maupun kemasyarakatan
dan pelatihan.
Dalam pelaksanaannya program CSR perusahaan ini mengarah kepada
seluruh masyarakat desa Telang, artinya dalam sasarannya seluruh masyarakat
berhak mendapatkan dari sasaran CSR ini. Program-program CSR perusahaan
yang dilakukan pada desa Telang meliputi;
1. Di bidang keagamaan
2. Di bidang pertanian
3. Infrastruktur perbaikan jalan
4. Bantuan tempat ibadah
5. Fasilitas desa
Pelaksanaan CSR PT Bumi Persada Permai yang berlandasan konsep
suistanble development dengan tidak mengambil hak masyarakat dimasa akan
datang. Oleh karena itu perusahaan membuat program-program yang
berkelanjutan untuk masyarakat dengan tidak mengabaikan generasi yang akan
datang. Dengan adanya program CSR tersebut di harapkan masyarakat dan

45
perusahaan dapat berdampingan tanpa ada konfik, sehingga kegiatan perusahaan
tidak terganggu dan mendapatkan keuntungan yang diharapkan.
6. Motivasi perusahaan dalam pelaksanaan CSR
Dalam pelaksanaan CSR perusahaan, selain untuk memenuhi peraturan
perundang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah, perusahaan juga
mendapat feedback yang baik dari para stakeholder terutama masyarakat sekitar
karena memberikan dampak yang positif sehingga kegiatan perusahaan dapat
berlanjut tanpa ada masalah dari masyarakat dan pihak yang berkepentingan.42
Ada beberapa motivasi perusahaan terkait dengan pelaksanaan CSR,
diantaranya sebagai berikut :
1. Menciptakan brand Image dan brand reputation image atau reputasi dari
sebuah merek, baik merek produk maupun perusahaan menjadi semakin
relevan pada masa sekarang dimana pembelian produk oleh konsumen
semakin di pengaruhi oleh reputasi merek produk maupun perusahaan.
2. Mengatasi krisis manajemen. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat
dalam kegiatan CSR dapat menciptakan komunitas-komunitas yang bisa
membantu perusahaaan mengatasi krisis.
3. Meningkatkan motivasi karyawan dan menarik kualitas perusahaan di
bidang CSR dapat menimbulkan dampak positif di dalam meningkatkan
kebanggaan karyawan. Melibatkan karyawan dalam kegiatan CSR juga
dapat meningkatkan kualitas moral karyawan dan bahkan dapat menarik
untuk masuk ke dalam perusahaan.
4. Menciptakan inovasi. Perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya
inovasi. Seringkali inovasi dibangun oleh perusahaan dengan masyarakat
sekitar melalui aktivitas CSR pemberdayaan masyarakat juga merupakan
inovasi yang dapat diciptakan untuk memperoleh sumber daya yang lebih
murah dan efisien.
Berdasarkan visi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dapat dilihat dari
dalam misinya perusahaan menekankan pada pelestarian mutu lingkungan hidup
42
“Pemberdayaan masyarakat melalui coporate sosial responsibility PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk,” hlm. 50.

46
dengan pengelolaan lingkungan yang benar dan meningkatkan perekonomian
masyarakat disekitar perusahaan. Dalam melaksanakan misi, perusahaan
memilliki 6 kebijakan-kebijakan diantaranya adalah :
1. Kebijakan produksi
Operasional hutan tanaman industri harus memperhatikan segala aspek untuk
menjamin kelangsungan produksi yang berkesinambungan mulai dari kegiatan
pembukaan wilayah hutan, pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemanenan
dan pengembangan yang merupakan komponen dasar dalam kegiatan produksi
dimana perusahan menjamin bahwa :
a. Kayu dapat diketahui asal usulnya secara legal dengan prinsip lacak balak
(CoC).
b. Kayu yang ditebang tidak melanggar hak masyarakat adat serta sipil.
c. Kayu yang dipanen di hutan mempertimbangkan nilai-nilai konservasi
tinggi yang dilindungi (HCVF).
d. Tidak memanen kayu dari jenis yang dilarang oleh peraturan pemerintah,
daftar merah IUCN &CITES Appendix I.
e. Kayudari unit pengelolaan hutan bebas dari pohon rekayasa genetika
(GMO).
f. Kayu yang dipanen sesuai ILO Core Conventions (Human Rights).
g. Mematuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang
relevan di tingkat local dan nasional, termasuk berbagai konvensi
internasional yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Kemudian untuk meminimalisir dampak lingkungan dan sosial maka
perusahaan akan melaksanakan beberapa kegiatan yaitu :
a. Melaksanaan PWH, pemanenan serta penyiapan lahan yang ramah
lingkungan dan tidak mengancam kawasan lindung, jenis yang dilindungi
serta areal konflik lahan.
b. Membuat rencana mikro planning beserta verifikasinya untuk pemanenan
kayu.
c. Menjamin ketersedia analat penyiapan lahan yang memenuhi aspek legal
d. Menjamin ketersediaan benih yang bukan dari hasil rekayasa genetika

47
e. Menyampaikan kebijakan produksi ini kepada semua karyawan,
kontraktor dan sub kontraktor serta tamu perusahaan.
2. Kebijakan lingkungan
Kegiatan operasional hutan tanaman industri memiliki dampak terhadap
lingkungan, Kegitan tersebut berupa penyiapan lahan, penanaman, penebangan,
pemuatan dan pengangkutan kayu, untuk itu perusahaan akan terus menerus
mengembangkan daya guna lingkungan dan menanggulangi pencemaran dengan
melakukan pengelolaan lingkungan perusahaan akan :
1. Mengkaji, mengelola, memantau dan mengembangkan sumberdaya hutan
sesuai dengan prinsip-prinsip kelestarian.
2. Mematuhi, melaksanakan dan mengevaluasi peraturan dan perundang-
undangan dan persyaratan ketentuan lainnya yang terkait dan relevan
(CITIES dan Redlist IUCN). Menyampaikan kebijakan lingkungan sesuai
dengan tujuan dan target lingkungan kepada seluruh karyawan, mitra kerja
dan masyarakat sekitar.
3. Pengembangan Sumber daya Manusia untuk melaksanakan pengelolaan
ingkungan guna menghindari kerusakan lingkungan dan mengembangkan
daya guna lingkungan secara terus menerus.
4. Memelihara dan meningkatkan nilai konservasi pada kawasan yang
teridentifikasi sebagai kawasan bernilai konservasi tinggi (High
Conservation Value Forest) dan areal High Carbon Stock guna
melestarikan jenis-jenis vegetasi dan satwa yang telah masuk dalam
kategori dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemic
didasarkan peraturan perundangan yang berlaku, CITES dan Redlist
IUCN.
5. Bekerjasama dan menyampaikan secara terbuka kepada masyarkat sekitar,
pemerintah dan kelompok profesional.
3. Kebijakan sosial
Operasional hutan tanaman industri (HTI) memiliki hubungan yang erat
dengan kehidupan sosial masyarakat di sekitar wilayah operasional HTI.
Masyarakat merupakan stakeholders penting bagi perusahaan sehingga

48
perusahaan berkomitmen untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
kepada masyarakat. Dalam hal ini perusahaan menetapkan kebijakan sebagai
berikut :
1. Menjalankan prosedur FPIC (Free Prior and Informed Consent)kepada
mayarakat adat dan komunitas lokal.
2. Bertanggungjawab dalam penanganan keluhan sesuai prosedur grievance.
3. Mengupayakan prosedur resolusi konflik yang bertanggungjawab.
4. Melakukan dialog terbuka dan konstruktif dengan para pemangku
kepentingan ditingkat lokal dan nasional.
5. Melakukan pemberdayaan program pengemban masyarakat atau CSR.
6. Bekerjasama dengan multi stakeholder dalam pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat sekitar konsesi perusahaan.
7. Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan
masyarakat dan berkontribusi secara positif dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
8. Menghindari penggunaan kekerasan dan pemaksaan kerja, dengan tegas
menghapus pekerja anak-anak, serta menghapus diskriminasi di dalam
pekerjaan dan profesi kerja.
9. Mendukung dan menghormati perlindungan hak asasi manusia dan
memastikan bahwa perusahaan tidak mendukung pelanggaran hak asasi
manusia.
4. Kebijakan sumber daya manusia
Dalam mengelola sumberdaya manusia PT BPP berkomitmen untuk
mematuhi prinsip prinsip dasar pekerja serta menjamin dan melindungi hak-
hak pekerja dan hak asasi manusia di seluruh wilayah konsesinya yang dapat
memberikan dampak positif berkelanjutan pada penghidupan dan kesejahteraan
pekerja, sesuai dengan konvensi ILO yang telah diratifikasi oleh pemerintah
Republik Indonesia. Selanjutnya PT. BPP 1 memastikan bahwa kebijakan ini
dikomunikasikan dan dipahami serta dijalankan oleh perusahaan, pekerja,
mitra, dan seluruh pihak yang bekerja untuk dan atas nama PT Bumi Persada

49
Permai. Untuk mencapai hal tersebut, PT Bumi Persada Permai 1
berkomitmen:
1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang
relevan di tingkat lokal dan nasional, termasuk berbagai konvensi
internasional yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
2. Dalam keadaan dan kondisi apapun untuk tidak melakukan, menggunakan
atau dengan cara lain memanfaatkan segala bentuk kerja paksa atau wajib
kerja dalam bentuk apapun terhadap pekerjanya di seluruh aktivitas
bisnisnya sesuai dengan konvensi ILO No. 29 tentang Kerja Paksa dan
Konvensi ILO No. 105 tentang Penghapusan Kerja Paksa.
3. Mengakui, menghormati dan merealisasikan hak-hak pekerja termasuk
memberikan hak kebebasan dalam berserikat dan Perundingan bersama
sesuai dengan konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berserikat dan
Konvensi ILO No. 98 tentang Hak Berorganisasi dan Melakukan
Perundingan Bersama.
4. Menjamin perlakuan yang adil dan setara dan tidak melakukan
diskriminasi dalam hal jenis kelamin, SARA dan Difabilitas mulai dari
proses perekrutan, pemberian upah, pekerjaan dan jabatan dengan cara
menerapkan standar yang sama tentang perlakuan yang adil dan setara
sesuai dengan konvensi ILO No. 100 tentang Pemberian Upah yang sama
bagi pekerja pria dan wanita dan Konvensi ILO No. 111 tentang
diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan.
5. Tidak menggunakan tenagakerja anak-anak di bawah umur dan
menghindari serta tidak melakukan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
untuk anak sesuai usia minimal yang telah dituangkan dalam konvensi
ILO No. 138 tentang Usia Minimal dan Konvensi ILO No 182 tentang
penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak.
6. Membayarupah/gaji tidak dibawah standar upah minimum yang telah
ditetapka dan diatur sesuai undang-undang, peraturan pengupahan dari
daerah setempat dan perjanjian bersama termasuk yang terkait dengan
kerja lembur.

50
7. Melakukan perekrutan tenagakerja yang legal dan sah secara hokum dan
sesuai dengan hubungan ketenagakerjaan (Kontrak kerja) yang diakui dan
ditetapkan melalui undang-undang.
8. Memastikan bahwa jam kerjadan hari istirahat sesuai dengan semua
undangundang yang berlaku terkait jam kerja reguler, dan jam lembur
termasuk istirahat, waktu istirahat dan setiap pekerjaan lembur harus
bersifat sukarela dan dikompensasi sesuai aturan perundangan yang
berlaku.
9. Menyediakan fasilitas yang layak bagi karyawan sesuai dengan yang
tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama.
10. Melaksanakan program pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan tenagakerja.
11. Menentang keras segala bentuk kekerasan dan penyalah gunaan wewenang
dalam bentuk apapun.
5. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
PT Bumi persada permai mempunyai komitmen dan tekad untuk
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
sesuai dengan peraturan perundangan dan standart yang berlaku guna
melindungi pekerja, properti dan proses kerja perusahaan. Untuk itu kebijakan
perusahaan adalah :
a. Menciptakan dan memelihara kondisi dan keadaan aman dalam bekerja.
b. Memberikan pemahaman kepada semua pekerja mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja termasuk di dalamnya pemahaman tentang HIV/AIDS
dan cara pencegahan /penaggulangannya.
c. Mendorong pekerja untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
d. Menegakkan dan memelihara prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
serta mewajibkan kepada semua pekerja, kontraktor, dan orang yang
berada di dalamnya untuk mematuhinya.
e. Mengembangkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.

51
6. Kebijakan chemical management
Sejalan dengan ketetapan managemen tentang pencapaian sertifikasi FSC
pada tahun 2016, maka diperlukan dukungan dan kerjasama semua bagian untuk
tercapainya. Salah satu aspek yang penting adalah bahwa Unit Manajemen
(UM) PT Bumi Persada Permai dalam mengelola hutannya tidak diperbolehkan
menggunakan dan menyimpan jenis-jenis pestisida kategori dilarang menurut
standar FSC. Terkait hal tersebut, bersama ini disampaikan beberapa hal sebagai
berikut:
a. PT Bumi Persada Permai tidak melakukan pembelian jenis-jenis pestisida
kategori dilarang menurut standard FSC sejak 1 Februari 2016
b. Perusahaan tidak menggunakan dan menyimpan jenis-jenis pestisida
kategori dilarang termasuk wadah bekasnya, agar dilakkukan tindakan
pengelolaan dengan segera mengirimkan kepihak ketiga
c. Jika terdapat perbedaan tetang pelarangan penggunaan jenis-jenis pestisida
antara standar FSC dengan standar lain maupun peraturan di Indonesia,
maka yang dijadikan acuan adalah standard FSC
d. Melakukan monitoring untuk memastikan penggunaan dan penyimpanan
pestisida sesuai dengan prosedur.
e. Menerapkan pengendalian hama dan penyakit terpadu (Integrated pest &
diseases management)43
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Program CSR PT Bumi Persada Permai
Program CSR yang dilakukan oleh PT Bumi Persada Permai (BPP) telah
dilaksanakan secara profesional pada tahun 2010 keatas. Pendekatan yang
dilakukan perusahaan kepada masyarakat guna mengkomunikasikan progran
CSR serta kebijakan lingkungan yaitu melalui penyuluhan/rapat tahunan,
biasanya dilakukan pada akhir tahun dan diikuti oleh aparat desa serta
masyarakat.
Melalui rapat tahunan itu perusahaan dapat berkomunikasi dengan
masyarakat desa binaan yang membahas tentang seluruh aspek tanpa terkecuali
43
Persada Permai, “Ringkasan public PT. Bumi Persada Permai.”

52
Coporate Sosial Responsibility (CSR). Selain rapat tahunan perusahaan juga
dapat melakukan rapat kecil-kecilan melalui kelompok jika dibutuhkan dan
selalu melakukan monitoring dari program yang telah dilaksanakan. Dengan ini
perusahaan dapat mengetahui kondisi masyarakat sekitar dan berupaya
semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat tanpa melupakan
kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan yang berupa pembangunan,
pelatihan, dan pertanian, serta lainnya.
Dari hasil penelitian Tia Restu Dewi menemukan bahwa program CSR
yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dari program yang dijalankan dengan konsep masing-masing44
. Dalam hal ini
perusahaan BPP melakukan program CSR dalam pemberdayaan masyarakat
desa binaan dalam kesejahteraan masyarakat serta melancarkan perekonomian
masyarakat, diantaranya adalah :
1. Bidang keagamaan
Dalam bidang keagamaan perusahaan Bumi Pesada Permai melakukan
beberapa kegiatan seperti :
a. Bantuan fasilitas ibadah seperti pembanguan masjid dan musholah.
Dalam pemberian bantuan fasilitas ibadah ini, perusahaan hanya
membantu yang sudah dilaksakan oleh pihak pemerintahan desa,
bantuan tersebut dapat berupa material (semen, koral, batu, besi, dll)
ataupun non material
b. Bantuan pembangunan TPA, sadar akan pendidikan anak-anak di desa
Telang, perusahaan membantu pembanguan TPA agar pendidikan anak-
anak terus berjalan. Dengan demikian tidak tertingal tentang pendidikan
untuk masa depan dan masih dapat diteruskan kegenerasi selanjutnya.
2. DMPA (Desa Makmur Peduli Api)
DMPA ini merupakan program perusahaan dengan memberikan
pemahaman ke masyarakat umumnya agar tidak membuka lahan dengan cara
membakar, agar kerusakan lingkungan akibat dari pembakaran lahan tidak
44
Tia Restu Dewi, “pengarug program CSR PT Jasa Raharja ( Persero) cabang Riau
terhadap keberhasilan UMKM dikota Pekan baru” (Pekan baru, Universitas Riau, 2018).

53
terjadi. Pada bidang ini perusahaan bekerjasama dengan kelompok tani yang
ada di desa Telang dan dengan perangkat desa, dalam melancarkan program
perusahaan, baik mengelola bantuan dari perusahaan maupun pemahaman
tentang membuka lahan dengan cara tidak membakar. Dengan meluncurkan
program pertanian (Hultikultiral) dan peternakan. Bantuan perusahaan ini
dapat berupa barang atau uang/dana yang langsung ke kelompok tani atau
pun ke perangkat desa. Bantuan perusahaan dapat berupa hibah dan dana
bergulir. Dalam pengelolaan dana bergulir ini di kelola oleh Badan Usaha
Milik Desa (BUMDES), yang nantinya dikembangkan lagi.
a. Bantuan bidang pertanian
1. Bibit tanaman (jagung, serei,kangkung, sawi, dll)
2. Pupuk
3. Alat-alat pertanian (gilingan jagung, bajak/alat pengempur tanah, dll)
Selain berupa barang tersebut perusahaan juga memberikan bimbingam
tentang tata cara menenam dengan baik secara teori dan praktik kepada
kelompok-kelompok yang ada dan melakukan pelatihan-pelatihan tentang
inovasi-inovasi petani seperti (hidroponik, aquaponik, membuka lahan tanpa
membakar, serta tentang tata cara peternakan maupun perikanan di
masyarakat), guna membekali petani yang ada di desa Telang.
b. Bidang perternakan
Selain memberikan pada bidang pertanian perusahaan juga berusaha
membina masyarakat untuk berternak pada kelompok-kelompok di desa
Telang. Khusus desa binaan Telang pada bidang perternakan terdapat 2 jenis
ternak :
1. Ternak ikan lele
2. Ternak ayam kampung
3. Bidang infrastruktur (jalan) dan fasilitas desa
Perbaikan dan penyiraman jalan poros yang merupakan satu satunya akses
utama keluar masuk masyarakat Telang, perbaikan ini dilakukan setiap jalan
mengalami kerusakan dan di saat musim panas selalu ada penyiraman minimal

54
2X sehari agar debu tidak terlalu meresahkan masyarakat. Dan bantuan
pembangunan fasilitas untuk desa seperti (bantuan bangunan gedung serba
guna)45
Manfaat yang dirasa oleh pihak perusahaan dengan menerapkan program
CSR berdampak jangka panjang. Salah satunya jika ternyata perusahaan
menemukan potensi lain di daerah tersebut maka masyarakat dan pemerintah
disana akan dengan cepat mendukung keberadaan perusahaan dan
mendongkrak reputasi citra perusahaan tersebut.46
Hal ini selaras dengan hasil penelitian muhajir haris program CSR yang
dilakukan oleh perusahaan akan memberikan citra positif bagi perusahaan serta
akan memberikan nilai positif terhadap pemberdayaan dan peningkatan
ekonomi masyarakat.47
Jadi untuk program CSR yang dilakukan perusahaan
merupakan tindakan yang saling menguntungkan bagi keduanya jika semuanya
saling memahami dan menerima apa yang telah ditetapan.
2. Model atau pola implementasi CSR PT Bumi Persada Permai
Implementasi CSR perusahaan umumnya ada empat model strategi
upaya pelaksanaannya kepada masyarakat dan lingkungan :
1. Perusahaan terlibat langsung dan menyelenggarakan sendiri kegiatan
sosialnya tanpa perantara atau bantuan pihak lain. Pelaksanaan CSR ini
biasanya langsung melibatkan pejabat perusahaan, atau dengan kata lain
perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial secara langsung
dengan menyelenggarakan sendiri.
2. Perusahaan menyelenggarakan bantuan melalui yayasan atau organisasi
sosial dengan penerapannya perusahaan ikut serta mendirikan, menjadi
anggota, yang didirikan untuk tujuan tertentu pihak lembaga sosial tertentu
dipercayai oleh perusahaan yang mendukung secara aktif dalam pencaran
45
Sumanto, Wawancara Staf CSR PT Bumi Persada Permai Distrik Selaro. 46
Farida, “Ana lisis Pengaruh Implementasi CSR Terhadap Kesejahteraan Sosial Di Bmt
Ha rapan Umat Kudus,” Lembaga Studi Nusantara Demak, Jawa Tengah, Indonesia, 2014. 47
al- Muhajir Haris, “Implementasi CRS (Corporate Social Responsibility ) PT. Agung
Perdana Dalam Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan (Study Kasus Desa Padang Loang,
Seppang dan Desa BijawangKec. Ujung LoeKab. Bulukumba),” 2016,
http://dx.doi.org/10.18196/jgpp.2016.0056.

55
mitra kerjasama dalam kalangan lembaga operasional dan
mengembangkan program yang disetujui bersama. Namun pada umumnya
CSR yang seperti ini sering dilakukan oleh negara-negara maju.
3. Perusahaan bermitra dengan pihak lain yang dinilai kompeten untuk
menyelenggarakan program CSR, pihak-pihak yang biasanya
berkerjasama dengan perusahaan merupkan LSM, Universitas, media
massa, dan organisani non-pemerintahan.
4. Perusahaan membentuk atau bergabung dalam konsorium dimana
perusahaan tersebut ikut serta dalam mendirikan, menjadi anggota, atau
mendukung suatu lembaga sosial yang dilakukan untuk tujuan sosial
tertentu. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin, atau
dana abadi yang akan digunakan secara teratur dalam kegiatan yayasan.
Dalam menjalankan CSR-nya perusahaan Bumi Persada Permai
menggunakan dua pola yaitu keterlibatan langsung dan bermitra dengan pihak
lain. Hal ini dapat dilihat dari beberapa program yang dijalankan oleh
perusahaan. Baik di bidang perbaikan infrastruktur maupun bidang DMPA
(pertanian dan peternakan) yang bekerja sama dengan kelompok tani,
BUMDES, dan pemerintahan setempat.
Dalam penerapannya untuk sistem penyerahan bantuan melalui pengajuan
proposal yang disetujui oleh aparat desa, kemudian dalam pengeloaan bantuan
perusahaan melakukan survey hingga monitoring dalam pelaksanaan sampai
kepelaporan. Dan pada saat pemberian bantuan di masyarakat telah ada
kegiatan tersebut artinya tidak mulai dari nol dan ada penanngung jawab dari
masyarakat itu sendiri, dengan kata lain perusahaan mengembangkan atau
membantu masyarakat yang telah memiliki potensi di dalam bidang tersebut
atau pun dalam pembangunan sudah memiliki pondasi.48
C. Peran program CSR dalam pemberdayaan masyarakat Desa Telang
Menurut Rahmadani, dkk peran corporate social responsibility dapat
dipahami sebagai salah satu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui
48
Sumanto, Wawancara Staf CSR PT Bumi Persada Permai Distrik Selaro.

56
peningkatan kemampuan manusia sebagai individu untuk dapat
mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kapasitas mereka guna
mencapai kemandirian dan kulaitas hidup yang lebih baik. Selain itu
penerapan corporate social responsibility juga dapat dipahami sebagai bentuk
atau upaya untuk menjalin hubungan yang harmonis dan dinamis antara
masyarakat sekitar perusahaan dengan perusahaan yang berada di tengah-
tengah masyarakat melalui program-program dalam tanggung jawab sosial
perusahaan.49
Dalam penelitian saya ada beberapa program-program yang dijalankan
oleh perusahaan yang menunjukkan ketidak berhasilan dalam pemberdayaan
masyarakat untuk menuju kemandirian dan hubungan yang harmonis dan
dinamis antara masyarakat. Menurut bapak Karni ketua kelompok tani yang
ada di desa Telang berdasarkan wawancara saya menyebutkan :
“Program CSR yang dilakukan oleh perusahaan BPP khusus untuk
masyarakat tani seperti saya ini memang belum terlalu lama mas, tapi
sudah dapat saya rasakan waktu pertama pemberian untuk tanaman
hultikulural yang saya jalankan beserta kelompok, namun tidak dapat
berjalan lancar terus mas yang hultikultural nya, karena adanya
cemburu sosial antara masyarakat, ketidak kompakan, dan tidak ada
dukungan dari pihak desa mas, yang akhirnya tidak berjalan dan hanya
sisa saya, sekarang cuma ternak ayam ini lah yang tersisa begitu pun
cuma saya yang mengelola. Kalau dalam bidang lainnya perbaikan
jalan itu lah mas yang dirasakan untuk beraktifitas dari pengeluaran
hasil kebun maupun berangkat kerja”50
Dari hasil waancara diatas dapat diketahui bahwa CSR perusahaan di
pertanian hultikultura dan ternak belum mengalami keberhasilan. Dari
penemuan ini, perlu kita disadari bahwa sikap tranparansi, kepercayaan dan
kebersamaan dalam kelompok memang sangatlah penting sebagai proses
pemberdayaan bersama-sama dalam memenuhi kebutuhan dan saling
menguntungkan. Proses pemberdayaan dalam ekonomi mandiri pada dasarnya
tidak bersifat instan, melainkan memerlukan waktu dan tahapan
49
Rahmadani, Santoso Tri Raharjo, dan Risna Resnawaty, “Fungsi Corporate social
responsibility (CSR) Dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat” Volume: 8 (2018),
https://doi.org/0.24198/share.v8i2.20081. 50
Karni, wawancara ketua kelompok tani, Desember 2020.

57
pengembangannya sesuai dengan tingkat kesiapan masyarakat. Lama atau
tidaknya waktu yang dibutuhkan sangat tergantung seberapa intensif
perubahan atau restrukturisasi itu perlu dilakukan, semakin siap masyarakat
berubah semakin singkat waktu yang dibutuhkan. Jika masyarakat sendiri pun
tidak kompak dan tidak siap dalam melaksanakan kegiatan, maka akan
semakin sulit proses itu terlaksana dan tidak akan mengarah pada kesusesan
bersama. Padahal menurut hasil penelitian tia restu dewi, bantuan berupa
dana/lainnya untuk usaha dari perusahaan sangat berpengaruh untuk
memproduktifitas dan memperluas usahanya agar mampu bersaing dengan
usaha yang lain.51
Akan tetapi semua itu kembali lagi pada masyarakatnya itu
sendiri.
Dalam suatu komunitas masyarakat untuk pemberdayaan bersama harus
mempunyai 4 perasaan yang harus dimiliki oleh anggota yaitu : 1) suatu
semangat kebersamaan, 2) suatu perasaan akan adanya struktur kekuasaan
yang bisa dipercaya, 3) suatu kesadaran bahwa saling bermanfaat, 4) suatu
semangat yang datang dari pengalaman bersama yang dijaga.52
Apabila suatu
komunitas tidak memiliki perasaan diatas maka akan sulit untuk
mencapaitujuan yang telah di rencanakan sebelumnya. Hal ini juga
diungkapkan oleh pihak perusahaan :
“Untuk program hultikultural yang dijalankan oleh kelompok tani
di desa Telang memang tidak berjalan mulus, banyak kendala yang
dihadapi oleh petani, yang terlihat sekali kurang konsisten atau kurang
aktif dalam bidang itu. Padahal perusahaan sudah banyak memberikan
peralatan untuk pertanian dan lainnya untuk petani namun tidak
dimanfaatkan dengan baik Pada tahun ini saja hanya tersisa ternak
ayam kampung yang masih berjalan itu pun tidak semua anggota
terlibat hanya ketua kelompok yang menjalankan, itu pun tidak telalu
produktif. Padahal dana untuk bidang ini seharusnya dana bergulir yang
dikelola oleh BUMDES tetapi ketidak berhasilan menjadi dana
hibah.”53
51
Restu Dewi, “pengarug program CSR PT Jasa Raharja ( Persero) cabang Riau
terhadap keberhasilan UMKM dikota Pekan baru.” 52
Randy dan Nugroho, Manajemen Pemberdayaan, hlm 180. 53
Sumanto, Wawancara Staf CSR PT Bumi Persada Permai Distrik Selaro.

58
Menurut pendapat lain masyarakat yang kurang aktif dalam upaya-
upaya pemberdayaan masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya :
1. Kemungkinan masyarakat tidak mengetahui seluk beluk adanya program
CSR, sehingga ketidaktahuannya ini menyebabkannya tidak memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi.
2. Warga masyarakat yang bersangkutan tidak tahu manfaat dari adanya
program CSR sehingga tidak memiliki kemauan (tidak tertarik) tertarik
untuk berpartisipasi aktif, atau kalau pun tahu namun ada masalah ketidak
sesuaian nilai (value) kehidupannya sehingga tidak tertarik dan bahkan
menolak atau menentangnya, dan
3. Warga masyarakat tersebut tidak memiliki kemampuan untuk tidak ikut
terlibat dalam program CSR yang dikembangkan, misalnya karena tidak
memiliki keterampilan yang memadai, tidak memiliki akses karena faktur
waktu, tenaga, sarana, atau dana, sehingga tidak mampu aktif
berpartisipasi. 54
menurut bapak Pariat anggota kelompok tani Desa Telang mengatakan
“Untuk program pertanian dan peternakan ini bagi saya program
yang baik dari perusahaan untuk masyarakat mas, akan tetapi
dalam pengelolaannya yang kurang jelas, baik dari desa maupun
dari kelompok, sehingga hasil dari program tersebut tidak
mencukupi, enak saya kerja borongan di masyarakat itu lebih
menghasilkan bagi saya. Tapi untuk program yang lain sangat
dirasakan kayak perbaikan jalan yang rusak dan penyiraman debu
jalanan sangat diperhatikan oleh perusahaan dan itu bisa saya
rasakan ”55
Ibu Yuni merupakan masyarakat Desa Telang juga menyampaikan, bahwa
“ Program yang terasa di saya ini adalah pada infrastruktur
perbaikan jalan, walaupun tidak terlalu bagus namun perbaikan itu
tetap dijalankan,namanya juga jalan untuk mobil perusahaan, jadi
tidak bisa bagus total. Kalau untuk pertanian dan ternak sepertinya
54
Sumardjo dkk., Implementasi Csr Melalui Program Pengembangan Masyarakat:
Inovasi Pemberdayaan Masyarakat PT. Pertamina EP. Asset 3 Su bang Field (Bogor: CARE IPB
Kampus IPB Baranangsiang, 2014), hlm. 100. 55
pariat, wawancara anggota kelompok, Desember 2020.

59
tidak berjalan setahu saya, saya kurang minat kalau pertanian
berkelompok prosesnya lama dan tidak ada jaminan berhasil”56
Pihak perusahaan dan ketua kelompok tani pun mengatakan bahwa untuk
mendapatkan masyarakat yang konsisten dalam pengelolaan pertanian dan
ternak sangat sulit. Masyarakat lebih senang menerima bantuan langsung di
bagi persorangan tanpa melalui kelompok. Hal ini juga diperkuat oleh
ungkapan anggota kelompok yang tidak aktif lagi (bapak Tarmuji, bapak
Mulyani, bapak Sholeh, bapak Asrori, bapak Sakimin, dan bapak Bejo/Ibu
Nurul) dengan alasan yang telah penulis satukan diantaranya :
1. Hasil yang kurang sesuai dan lebih senang hasil yang spontan.
2. Kurang kompak antar kelompok.
3. Kesulitan bekerja dalam kelompok.
4. Lebih mengutamakan yang berjalan sendiri (wirausaha maupun
wiraswasta)
5. Perputaran dana kurang terbuka.57
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan sementara bahwa
program hultikultural dan peternakan yang dijalankan oleh kelompok petani di
desa telang untuk ekonomi mandiri tidak berjalan mulus dikarenakan beberapa
faktor diantaranya pada masyarakatnya sendiri karena tidak sesuai dengan
hasil yang di dapatkan dan kurangnya transparan dalam pengelolaan dana
tersebut. Dan untuk program infrastruktur lah yang bisa dirasakan oleh
masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa program CSR perusahaan harus ada
partisipasi tinggi dari masyarakat sendiri. Partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program CSR menjadi penentu utama dari indeks keberhasilan
program, terutama pada program yang berbasis pemberdayaan masyarakaat
pada ekonomi mandiri. Partisipasi dan inisiatif dari masyarakat secara penuh
dan adanya sinergi antara dua pihak dapat menjadi faktor optimalisasi
pelaksanaan program.
56
yuni, wawancara masyarakat Telang, Desember 2020. 57
Tarmuji dkk., wawancara anggota kelompok tani, Februari 2021.

60
Partisipasi masyarakat sebagai pemicu kemandirian dan proses
pemberdayaan adalah komponen yang sangat penting. Proses tersebut
dilakukan secara akumulatif sehingga semakin banyak keterampilan, atau
semakin tingginya kompetensi yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi
kemampuannya berpartisipasi.58
Menurut bapak Karnadi kepala desa Telang menjelaskan program CSR
yang dilakukan oleh perusahaan Bumi Persada Permai distrik selaro pada desa
Telang :
“CSR perusahaan ini belum lama dan tidak terlalu banyak
juga untuk masyarakat, yang terlihat di desa Telang ini program
yang ada itu perbaikan jalan, bantuan gedung serba guna, TPA,
masjid, itu pun hanya berapa persen dari jumlah keseluruhan
bangunan. Ada juga pelatihan pertanian hidroponik yang di ikuti
oleh masyarakat Dan untuk ke kelompok tani ada bantuan
hultikulturan dan ternak, itu pun tidak berjalan, banyaknya kendala
yang dihadapi seperti kebutuhan masyarakat sehari-hari tidak bisa
terpenuhi selama proses berlangsung, masyarakat pun perlu juga
kerja tidak bisa cuma mengandalkan dari program tersebut.
Seharusnya jika perusahaan ingin membantu masyarakat berikan
kebutuhan selama proses pertanian atau perternakan itu
berlangsung, karena masyarakat tidak memiliki penghasilan
lainnya jika hanya befokus keprogram itu.”59
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh aparat desa (KADES)
menginginkan bahwa dalam bantuan CSR harus memenuhi kebutuhan dasar
selama proses berlangsung agar program yang direncanakan dapat berjalan.
Namun pada pengimplementasian CSR perusahaan itu mengembangkan
potensi yang ada di masyarakat dengan cara memberikan bantuan dari apa
yang telah masyarakat lakukan (pertanian dan ternak) dan tidak menanggung
semuanya. Ketidak sepemahaman antara perusahaan dan pemerintah daerah
ini menyebabkan ketidak harmonisan dalam melaksanakan program CSR
perusahaan. Hal ini selaras dengan hasil penelitian wahyu supriadiata yang
menemukan permasalahan program CSR perusahaan yang tidak berjalan
58
Asa Ria Pranoto dan Dede Yusuf, “Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Sarijaya” 18, Nomor 1, (2014). 59
Karnadi, wawancara kepala desa Telang, Desember 2020.

61
efektif di karenakan kurang pemahaman tentang bantuan CSR ini dan tidak
adanya kejelasan tentang hasil dan pelaksanaan program.60
Hal ini juga diungkapkan oleh Sumardjo, dkk bahwa dalam
pengimplementasi CSR perusahaan, pemerintah dan masyarakat melakukan
praktik CSR dengan caranya masing-masing dan seringkali ketiganya berjalan
sendiri- sendiri, tanpa mencoba membangun komunikasi dan hubungan yang
harmonis. Implementasi CSR kurang memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
(1) Akuntabilitas, (2) Transparensi, (3) Perilaku Etis, (4) Penghormatan, baik
kepada kepentingan Stakeholder,maupun kepatuhan kepada Hukum, serta (5)
Penghormatan baik kepada norma perilaku internasional, maupun norma
penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).61
60
Wahyu Supriandinata, “analisis efektifitas coporate social responsibility ( CSR ) dalam
menyelesaikan masalah sosiallingkungan perusahaan ( studi kasus PT. Pertamina (Persero) unit
pemasaran TBBM depot ende,” jurnal ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya 2. No. 1 (2013). 61
dkk., Implementasi Csr Melalui Program Pengembangan Masyarakat: Inovasi
Pemberdayaan Masyarakat PT. Pertamina EP. Asset 3 Su bang Field.

62
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis maka dapat disimpulkan bahwa
peran coporate sosial responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Bumi
Pesada Permai dalam pemberdayaan masyarakat desa telang dilakukan dengan
beberapa program yaitu ; 1) Dalam bidang sosial masyarakat (perbaikan
infrastruktur jalan, bantuan bangunan permanen). 2) Dalam bidang keagamaan
(pembangunan masjid, musholah, dan TPA). 3) Dalam bidang ekonomi
mandiri dan lingkungan dengan program DMPA (Desa Makmur Peduli Api)
yang bekerjasama dengan kelompok tani dan perangkat desa. Namun
program-program tersebut tidak berjalan dengan baik seluruhnya, hanya
program sosial masyarakat dalam infrastruktur dan bangunan permanen yang
dapat dirasakan. Dalam infrastruktur dapat melancarkan kegiatan masyarakat
guna memenuhi kebutuhannya dan pada bangunan permanen dapat di gunakan
di masyarakat. Kemudian untuk program ekonomi mandiri dan lingkungan
terdapat kendala sehingga tidak berjalan secara baik hal ini di sebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya: masyarakat yang kurang tertarik dengan proses
yang lama dan anggapan kurang menguntungkan, ketidak kompakan antara
kelompok, kurang harmonis antara pemerintahan setempat dan perusahaan,
dan ketidak pemahaman tentang bantuan CSR ini, yang menyebabkan
program CSR yang dilakukan oleh perusahaan belum berperan secara
signifikan dalam pemberdayaan masyarakat khususnya di Desa Telang.
B. SARAN
1. Untuk perusahaan Bumi Persada Permai distrik/unit selaro, seharusnya
memaksimalkan program-program yang telah ditetapkan dan menjadi
penengah dari permasalahan yang ada sampai ke akar-akarnya agar
program yang dijalankan memang dapat dirasakan oleh masyarakat guna
meningkatkan perekonomiannya.

2. Kepada masyarakat, seharusnya dengan adanya perusahaan di wilayah
kita, harus memberikan dampak baik untuk masyarakat, dengan
berpartisipasi dalam program perusahaan, terima program dari perusahaan
dengan berlatih dalam team work, gali potensi yang ada, sehingga
mendapatkan manfaat dari keberadaan perusahaan ditengah masyarakat,
dan kenali CSR itu sendiri, dan jangan hanya tepaku pada pemberian
semata dari prusahaan tanpa berproses.
3. Untuk pemerintahan desa Telang, seharusnya mengenali CSR mekanisme
yang diterapkan oleh perusahaan, dukung dang bantu agar masyarakat
mencapi kesuksesan dengan program CSR, dan menbuat struktur yang
jelas tentang tanggung jawab dalam pengelolaan CSR perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abdul Ghani, Mohammad. Model CSR Berbasis Komunitas Integrasi Penerapan
Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Korporasi. Kota Bogor: IPB
Press, 2016.
Ambadar, Jackie. Coporate Social Responsibility CSR Dalam Praktik Di
Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.
Gunawan, Alex. Membuat Program CSR Berbasis Pemberdayaan Parikatif.
Yogyakarta: CV Garuda Mas Sejahtera, 2009.
Nurdizal, M. Rachman, Asep Efendi, Dan Emir Wicaksana. Panduan Lengkap
Perencanaan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya, 2011.
Randy, Dan Riant Nugroho. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2007.
Rosmaladewi, Okke. Manajemen Kemitraan Multistakeholder Dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: CV : Budi Utama, 2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2019.
Teguh, Muhammad. Metode Penelitian Ekonomi Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005.
Untung, Budi. CSR Dalam Dunia Bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014.
B. SKRIPSI DAN JURNAL
Abdullah, M. Amin. Metedologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner.
Yogyakarta: Lembaga Penelitian, 2004.
Afrini Sirait, Khairunnisak. “Implementasi Corporate Social Responsibility Pada
Perusahaan Pt. Anglo Eastern Plantations.” Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2018.
Aulia, Firda. “Implementasi Alokasi Coporate Sosial Responsibility Terhadap
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Pasuruan).” UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Deviana Sudarsono, Naomi. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Program Coporate Sosial Responsibility ( Studi Kasus Di Lokasi Wisata
Pantai Goa Cemara ).” Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2018.
Farida. “Analisis Pengaruh Implementasi CSR Terhadap Kesejahteraan Sosial Di
Bmt Harapan Umat Kudus.” Lembaga Studi Nusantara Demak, Jawa
Tengah, Indonesia, 2014.
Hasanah, Fithria Alfi. “Peran CSR PT Sari Husaha Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Studi Deskriptif Program Merapi Project Didusun

Plosokerep, Umbulharjo, Sleman.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2015.
Zulfitri. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Coporate Sosial Responsibility PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.
Ufik Nurhuda, Muhammad. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program CSR
PT. Pertamina DPPU Adi Sutjipto Di Dusun Nayan Maguwoharjo Depok
Sleman Yogyakarta.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Tsaniyah, Rofiqotus. “Pemberdayaan CSR Oleh PTPN IX ( Persero ) Kebun
Jolong Di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Sumardjo, Adi Firmansyah, Leonard Dharmawan, Dan Yulia Puspadewi
Wulandari. Implementasi CSR Melalui Program Pengembangan
Masyarakat: Inovasi Pemberdayaan Masyarakat PT. Pertamina EP. Asset
3 Su Bang Field. Bogor: CARE IPB Kampus IPB Baranangsiang, 2014.
Supriandinata, Wahyu. “Analisis Efektifitas Coporate Social Responsibility
(CSR) Dalam Menyelesaikan Masalah Sosiallingkungan Perusahaan
(Studi Kasus PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran TBBM Depot
Ende.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2. No. 1 (2013).
Sucipto, Adeng. “Dampak Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat ( Studi Kasus Di Desa Gerbosari Samigaluh
Kulon Progo ).” Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017.
Ria Pranoto, Asa, Dan Dede Yusuf. “Program CSR Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang Di Desa
Sarijaya” 18, Nomor 1, (2014)
Rahmadani, Santoso Tri Raharjo, Dan Risna Resnawaty. “Fungsi Corporate
Social Responsibility (CSR) Dalam Pengembangan Dan Pemberdayaan
Masyarakat”VOLUME:8(2018).
Https://Doi.Org/0.24198/Share.V8i2.20081.
Restu Dewi, Tia. “Pengarug Program CSR PT Jasa Raharja ( Persero) Cabang
Riau Terhadap Keberhasilan UMKM Dikota Pekan Baru.” Universitas
Riau, 2018.
Muhajir Haris, Al-. “Implementasi CRS (Corporate Social Responsibility ) PT.
Agung Perdana Dalam Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan
(Study Kasus Desa Padang Loang, Seppang Dan Desa Bijawang kec.
Ujung Loekab. Bulukumba),” 2016.
Http://Dx.Doi.Org/10.18196/Jgpp.2016.005
C. DAN LAIN LAIN
“HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutn,”

“Kamus Besar Bahasa Indonesia,” Oktober 2020.
Karnadi. Wawancara Kepala Desa Telang, Desember 2020.
Karni. Wawancara Ketua Kelompok Tani, Desember 2020.
Kliklegal. “Menenal Sejumlah Regulasi Yang Mengatur CSR Di Indonesia,” Juli
2020. Http://Kliklegal.Com.
Pariat. Wawancara Anggota Kelompok, Desember 2020.
“Pengertian Imlementasi Menurut Para Ahli,” September 2020.
Https//Alihamdan.Id/Implementasi/.
Persada Permai, Bumi. “Ringkasan Public PT. Bumi Persada Permai.” Musi
Banyuasin: Bumi Persada Permai, 2019.
Http://Www.Fcmonitoring.Com/Pages/Openpdf.Aspx?Id=1439..
Siregar, Iskandar. “Implementasi Corporate Social Responsibility Terhadap
Pemberdayaan Masyarakat, Kesejahteraan Masyarakat, Dan Citra
Perusahaan Pt Vale Indonesia Tbk Di Sorowako Kecamatan Nuha
Kabupaten Luwu Timur.” Universitas Hasanuddin Makassar, 2017.
Sumanto, Endrik. Wawancara Staf CSR PT Bumi Persada Permai Distrik Selaro,
Oktober 2020.
Tarmuji, Mulyani, Sholeh, Asrori, Sakimin, Dan Bejo. Wawancara Anggota
Kelompok Tani, Februari 2021.
Yuni. Wawancara Masyarakat Telang, Desember 2020.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Nama-nama informan
Tabel 1.3
No Nama Jabatan Pekerjaan
1 Endrik sumanto Staf CSR PT BPP distrik selaro Staf CSR
2 Karnadi Kepala Desa Telang Kepala Desa
3 Karni Ketua kelompok tani desa Telang Buruh dan
peternak
4 Pariat Anggota kelompok dan
masyarakat
Buruh dan kebun
sawit
5 Sri wahyuni Masyarakat desa Telang Ibu rumah tangga
6 Tarmuji Anggota kelompok tani Bengkel mobil
7 Mulyani Anggota kelompok tani Warung makan
8 Sholeh Anggota kelompok tani Wirausaha pinang
9 Sakimin Anggota kelompok tani Kebun sawit
10 Asrori Anggota kelompok tani Buruh
11 Bejo/Nurul Anggota kelompok tani Buruh dan kebun
kopi

Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
A. Perusahaan BPP
1. Apa saja program dari perusahaan
2. Siapa saja yang menjadi sasaran program ini
3. Apakah program ini semuannya dana hibah perusahaan
4. Apakah program CSR ini memiliki mitra
5. Bagaimana implementasinya
B. Pemerintahan Desa Telang dan masyarakat desa
1. Apa saja bentuk CSR yang di berikan oleh perusahaan
2. Bagaimanakah pembangunan program CSR dilaksanakan
3. Apa manfaat yang diraskan desa dalam program CSR perusahaan
4. Apakah program CSR yang dilakukan perusahaan dapat
melancarkan/meningkatkan perekonomian
5. Apakah memberikan dampak positif dari keberadaan perusahaan
6. Apakah pembangunan /perbaikan sarana prasarana tersebut sesuai yang di
butuhkan masyarakat
C. Kelompok
1. Apa saja bentuk bantuan dari perusahaan
2. Apakah berjalan program-program tersebut
3. Bagaimanakah hasil yang sudah di dapat
4. Apakah komunikasi kelompok dengan perusahaan berjalan dengan lancar
5. Bagaimanakah system pembiayaannya

Lampiran III
Gambar 1.3
Gambar 1 : Wawancara dengan bapak Endri Sumanto selaku staf CSR PT BPP
distrik Selaro
Gambar 1.4
Gambar2 : wancara dengan bapak Karnadi selaku Kepala desa Telang

Gambar 1.5
Gambar 3 : wawancara dengan bapak Karni selaku Ketua kelompok tani desa
telang

Gambar 1.6
Gambar 4 : wawancara dengan bapak pariat selaku anggota dan masyarakat desa
Telang

Gambar 1.7
Gambar 5 : wawancara dengan ibu yuni selaku masyarakat desa Telang

Gambar 1.8
Gambar 6 : perbaikan infrastruktur jalan utama desa Telang

Gambar 1.9
Gambar 7 : kondisi jalan saat penyiraman

Gambar 1.10
Wawancara dengan anggota kelompok tani

Gambar 1.11
Wawancara dengan anggota kelompok tani

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Dexxi Sulistiawan
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal/lahir : Ampel sari/JATENG, 05 Juni 1999
Agama : Islam
NIM : 504172082
1. Alamat Asal : Desa Mendis, Rt/Rw.01, Kec. Bayung Lencir, Kab. Musi
Banyuasin, Prov. Sumatra Selatan.
2. Alamat Sekarang : Jl.kapt.Patimura, Kel. Kenali Besar, Kec. Alambarajo,
Kota Jambi.
NO. Hp : 0852-7307-2240
Nama Ayah : Adnan (alm)
Nama Ibu : Tarminah
Riwayat pendidikan :
No Pendidikan Tahun
tamat
keterangan
1 SD Negeri Mendis 2011 Desa Mendis, Kec.Bayung Lencir
2 SMP N 1 Bayung Lencir 2014 Bayung Lencir
3 SMA N 1 Bayung Lencir 2017 Bayung Lencir
4 UIN STS Jambi 2021 Jambi