Corporate Social Responsibility (Csr) Dan Good Corporate ...
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan ...
Transcript of Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan ...
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Pada Masyarakat
(Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan
A. PENDAHULUAN
Suatu perusahaan yang berdiri tentunya memiliki suatu tujuan atas kegiatan yang
dilakukannya baik untuk menghasilkan keuntungan maupun sebagai suatu bentuk pelayanan
publik. Sehingga perusahaan berdiri bukan tanpa tujuan dan tanpa memberikan manfaat kepada
berbagai pihak. . Pada perkembangannya banyak perusahaan yang hanya berfokus pada kegiatan
operasi semata demi menghasilkan keuntungan yang besar. Namun perlu disadari adanya
dampak-dampak sosial yang akan ditimbulkan perusahaan dalam menjalankan operasinya
tersebut. Sehingga pertanggungjawaban perusahaan pun tidak sebatas hanya kepada investor dan
kreditur, juga kepada lingkungan sosial perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen berkelanjutan perusahaan untuk
berperilaku secara etis dan memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi untuk
meningkatkan kualitas hidup di tempat kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan
masyarakat yang lebih luas. Dari definisi ini, Corporate Social Responsibility secara internal
merupakan kebijakan, praktek dan program yang terintegrasi dengan aktivitas perusahaan, rantai
nilai dan dalam proses pengambilan keputusan. Corporate Social Responsibility juga merupakan
sebuah komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan
memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, dimana dengan itu akan meningkatkan
kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dari masyarakat luas
pada umumnya.
PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan, Jl. Letjen.Suprapto No. 2, Medan Maimun,
merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha
agroindustri. Mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh.
Mencakup pengolahan areal dan tanaman, menghasilkan dan memasarkan komoditas sebagai
bahan baku berbagai industri dan kegiatan pendukung lainnya. Total areal konsesi yang
diusahakan perseroan mencapai 175.735 ha. Komposisi areal terdiri dari areal tanaman
menghasilkan seluas 98.275 ha, tanaman belum menghasilkan 30.729 ha, persiapan penanaman
10.695 ha dan areal lain-lain 36.035 ha termasuk perumahan, kantor, pabrik dll.
Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan ini telah menerapkan sistem
pertanggungjawaban sosial karena munculnya tanggung jawab sosial tidak terlepas dari
kesadaran perusahaan terhadap kepentingan lain selain untuk memaksimalkan laba bagi
perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa mereka selalu bersinggungan dengan berbagai
kontroversi dan masalah sosial sehingga perusahaan ini mulai memperhatikan hubungan dengan
lingkungan sosialnya. Wujud penerapan CSR di PTPN IV (persero) didasari regulasi pemerintah
yang dituangkan dalam aktivitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Menurut Luhgiatno tanggung jawaban sosial atau disebut juga corporate social
responsibility adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, pertisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya
Corporate Social Responsibility (CSR) mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN
No. Per-05/MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan dan Surat Edaran Menteri BUMN No.SE-04/MBU.S/2007
tentang Penerapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Unit
PKBL sebagai pelaksana program CSR PTPN IV (persero) mempunyai kewenangan dalam
pengelolaan dan pelaporan aktivitas sosial, sehingga PKBL mempunyai kedudukan yang mandiri
dan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan secara terpisah dengan laporan keuangan
perusahaan serta bertanggung jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administrasinya.
Fenomena yang dihadapi PTPN IV (persero) dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial
adalah ketidaklancaran dalam tingkat pengembalian kredit kemitraan. Akibatnya pada PTPN IV
(persero) adalah dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan khawatir dan
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap masyarakat mengenai pengembalian dana dalam
program kemitraan yang diberikan.
A. KAJIAN TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Corporate Social Responsibility
Istilah pertanggungjawaban sosial atau yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social
Responsibility) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan.
Tanggung jawab sosial secara umum merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha
terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan
lingkungan dari kegiatannya. Pengembangan pertanggungjawaban sosial saat ini berkembang
pesat termasuk di indonesia, sebagai respon dunia usaha yang melihat aspek lingkungan dan
sosial sebagai peluang untuk menigkatkan daya saing serta sebagai bagian dari pengelolaan
risiko menuju sustainability kegiatan usaha.
Tanggung jawab sosial adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi bisnis mereka dengan para
pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Dengan
melaksanakan tanggung jawab sosial secara konsisten dalam jangka panjang, maka akan
menumbuhkan rasa penerimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Kondisi seperti
itulah yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan ekonomi-bisnis pada perusahaan yang
bersangkutan. Saat ini telah banyak perusahaan yang mulai sadar akan pentingnya menjalankan
tanggung jawab sosial meski masih banyak juga yang belum menjalankannya dengan baik.
Tanggung jawab sosial sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value)
yang direfleksikan dalam kondisi keungannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus
berpijak pada triple bottom lines.
Disini bottom lines lainnya selain finansial adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi
keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan
(sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan
dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat
sekitar, diberbagai tempat dan waktu muncul kepermukaan terhadap perusahaan yang dianggap
tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupnya.1
2. Komponen Corporate Social Responsibility
Terdapat tujuh hal yang menjadi komponen utama tanggung jawab sosial perusahaan/CSR
menurut Wibisono yaitu antara lain sebagai berikut:
1) Perlindungan Lingkungan
Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan sebagai wujud kontrol sosial yang
berfokus pada pembangunan berkelanjutan.
2) Perlindungan dan Jaminan Karyawan
Kesejahteraan karyawan merupakan hal mutlak yang menjadi tolak ukur bagi perusahaan
dalam menghargai karyawannya.
3) Interaksi dan Keterlibatan Perusahaan Dengan Masyarakat
Peran masyarakat dalam menentukan kebijakan perusahaan penting, sehingga perusahaan
dengan masyarakat sekitarnya harus menjaga harmonisasi agar bersinergi.
4) Kepemimpinan dan Pemegang Saham
Pemegang saham merupakan pihak yang paling memiliki kepentingan terhadap
pencapaian keuntungan yang diperoleh perusahaan.
5) Penanganan Produk dan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah hal yang utama, sehingga apabila pelanggan puas maka
mereka akan repeat order dan keuntungan lebih akan diperoleh.
6) Pemasok (supplier)
Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi. Hubungan yang baik
dengan pemasok menguntungkan perusahaan.
7) Komunikasi dan Laporan
Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan yang tercermin melalui sistem informasi
akan membantu dalam pengambilan keputusan. Diperlukan keterbukaan informasi
material dan relevan bagi stakeholders.
3. Konsep Triple Bottom Line Dalam Corporate Social Responsibility
Berkembangnya tanggung jawab sosial perusahaan/CSR saat ini membawa kepada
kemunculan berbagai konsep dan teori yang dipaparkan oleh beberapa pihak mengenai tanggung
jawab sosial perusahaan/CSR. Salah satu yang terkenal adalah konsep triple bottom line yang
dikemukakan oleh John Elkington pada tahun 1977 melalui bukunya “Cannibals With Forks, the
Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”. John Elkington mengembangkan konsep
triple bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality dan social justice.
John Elkington berpandangan bahwa jika perusahaan ingin menjaga kelangsungan
hidupnya, maka perusahaan harus memperhatikan 3P, yaitu pijakan yang seimbang pada aspek
profit atau keuntungan, people atau masyarakat, dan planet atau lingkungan. Dengan adanya
gagasan tanggung jawab sosial perusahaan/CSR membawa kepada inti dari etika bisnis, dimana
perusahaan tidak hanya memikirkan diri sendiri atau hanya berpijak pada single bottom line,
karena hal ini belum dapat menjamin kelangsungan dan keberlanjutan sebuah perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan/CSR merupakan strategi bisnis yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan dan keberlanjutan perusahaan. Untuk menjamin kelangsungan dan
keterlanjutan sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan semua aspek
yang meliputi sustainability ekonomi, sosial, dan lingkungan atau disebut juga triple bottom line.
Pentingnya menjaga sustainability ekonomi, sosial, dan lingkungan yaitu sebagai berikut:
1) Sustainability Ekonomi
Tujun dasar sebuah perusahaan didirikan adalah untuk mencari keuntungan. Tanggung
jawab sosial perusahaan/CSR tidak berarti menjalankan kegiatan sosial dan pelestarian
lingkungan hingga mempengaruhi keuntungan perusahaan. Sustainability ekonomi perusahaan
merupakan dasar bagi perusahaan untuk menjaga sustainability sosial dan lingkungan.
Sustainability ekonomi dicapai dengan cara memperoleh keuntungan, meminimalkan
biaya, dan memaksimalkan penjualan, membuat kebijakan-kebijakan bisnis yang strategis serta
menjanjikan pengembalian yang menarik bagi para investor.
2) Sustainability Sosial
Berdirinya sebuah perusahaan di tengah-tengah masyarakat menimbulkan dampak
terhadap masyarakat tersebut. Dengan adanya tanggung jawab sosial perusahaan/CSR terhadap
masyarakat, perusahaan akan mendapat rasa aman dan nyaman dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Sustainability sosial terkait upaya perusahaan untuk mengutamakan nilai-nilai yang
tumbuh dalam masyarakat.
Sustainability diupayakan dengan cara mendukung upaya-upaya kesehatan masyarakat,
penegakan hak asasi manusia, pembangunan kawasan suatu negara, dan melakukan persaingan
usaha yang sehat.
3) Sustainability Lingkungan
Lingkungan yang baik, sehat, bersih, dan terpelihara merupakan harapan semua pihak. Isu
mengenai kelestarian lingkungan merupakan isu besar dan menjadi isu global yang masih terus
diserukan untuk diupayakan terwujudnya. Dalam setiap permasalahan lingkungan yang terjadi,
salah satu pihak yang disalahkan adalah perusahaan. Aktivitas industri perusahaan dituduh
sebagai penyebab utama terjadinya berbagai permasalahan lingkungan. Sustainability lingkungan
oleh perusahaan dijaga dengan beberapa cara antara lain dengan menggunakan teknologi yang
ramah lingkungan demi mengurangi misi gas
4. Tujuan Corporate Social Responsibility
Mencari laba sudah menjadi tujuan perusahaan pada umumnya, karena dengan
mendapatkan laba perusahaan akan mudah berkembang. Namun perlu diingat bahwa pencapaian
laba tersebut harus merupakan pencerminan bagi pelayanan baik perusahaan kepada pihak lain,
tidak hanya konsumen saja, tetapi juga masyarakat yang lain terutama masyarakat lokal disekitar
peusahaan. Jika tidak demikian, maka tujuan yang tercapai hanyalah laba jangka pendek saja,
atau bahkan menderita rugi.
Yang diharapkan dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan/CSR adalah hubungan
corporate dengan stakeholders tidak lagi bersifat pengelolaan saja, tetapi sekaligus melakukan
kolaborasi, yang dilakukan secara terpadu dan terfokus kepada pembangunan kemitraan.
Kemitraan ini tidak lagi bersifat penyangga organisasi, tetapi juga menciptakan kesempatan-
kesempatan dan keuntungan bersama, untuk tujuan jangka panjang dan pembangunan
berkelanjutan. Tanggung jawab sosial yang mulanya diberikan oleh perusahaan pada
kesejahteraan stakeholders lain, pada akhirnya akan mengumpan balik pada corporate.
Kemitraan ini menciptakan pembagian keuntungan bersama dan tidak menciptakan persaingan
negatif yang berpengaruh kepada keberlanjutan perusahaan tersebut.
5. Manfaat Corporate Social Responsibility
Tiga lembaga Internasional Independen, Environics International (Kanada), Conference
Board (AS), dan Prince Of Wales Business Leader Forum (Inggris) melakukan survey tentang
hubungan antara CSR dan citra perusahaan. Survey dilakukan terhadap 25 ribu konsumen di 23
Negara yang dituangkan dalam The Millenium Poll on CSR pada tahun 1999. Hasil survey
menunjukkan bahwa mayoritas responden (60%) menyatakan bahwa CSR seperti etika bisnis,
praktik sehat terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, merupakan unsur utama mereka
dalam menilai baik atau tidaknya suatu perusahaan. Sedangkan faktor fundamental bisnis, seperti
kinerja keuangan, ukuran perusahaan, strategi perusahaan atau manajemen, hanya dipilih oleh
30% responden.
Sebanyak 40% responden bahkan mengancam akan “menghukum” perusahaan yang tidak
melakukan CSR. Separuh responden berjanji tidak akan mau membeli produk perusahaan yang
mengabaikan CSR. Lebih jauh, mereka akan merekomendasikan hal ini kepada konsumen lain.
Jika dikelompokkan, sedikitnya ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan antara lain:
1) Brand differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa
memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada
gilirannya menciptakan customer loyalty.
2) Human resources. Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan baru,
terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Saat interview, calon karyawan yang
memiliki pendidikan dan pengalaman tinggi sering bertanya tentang CSR dan etika
bisnis perusahaan, sebelum mereka memutuskan menerima tawaran. Bagi staf lama,
CSR juga dapat meningkatkan persepsi, reputasi, dan dedikasi dalam bekerja.
3) Licensen to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong pemerintah
dan publik memberi “ijin” atau “restu” bisnis. Karena dianggap telah memenuhi standar
operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas.
4) Risk management. Manajemen risiko merupakan isu sentral bagi setiap perusahaan.
Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap oleh
skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan. Membangun budaya
“doing the right thing” berguna bagi perusahaan dalam mengelola resiko-resiko bisnis.
6. Corporate Social Responsibility Dalam Perspektif Islam
Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan
sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga
mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan
dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
CSR dalam perspektif Islam merupakan konsekuensi intern dari ajaran Islam itu sendiri.
Tujuan dari syariat Islam (Maqashid al syariah) adalah maslahah sehingga bisnis adalah upaya
untuk menciptakan maslahah, bukan sekedar mencari keuntungan. Bisnis dalam Islam memiliki
posisi yang sangat mulia sekaligus strategis karena bukan sekedar diperbolehkan di dalam Islam,
melainkan justru diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur‟an.
Sebenarnya, dalam pandangan Islam sendiri kewajiban melaksanakan CSR bukan hanya
menyangkut pemenuhan kewajiban secara hukum dan moral, tetapi juga strategi agar perusahaan
dan masyarakat tetap bertahan dalam jangka panjang. Jika CSR tidak dilaksanakan maka akan
terdapat lebih banyak biaya yang harus ditanggung perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan
melaksanakan CSR dengan baik dan aktif bekerja keras mengimbangi hak-hak dari semua
stakeholders berdasarkan kewajaran, martabat, dan keadilan, dan memastikan distribusi
kekayaan yang adil, akan benar-benar bermanfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang. Seperti
meningkatkan kepuasan, menciptakan lingkungan kerja yang aktif dan sehat, mengurangi stres
karyawan, meningkatkan moral, meningkatkan produktivitas, dan juga meningkatkan distribusi
kekayaan di dalam masyarakat.
Dalam Islam, program CSR banyak dilakukan sejalan dengan substansi ajaran Islam, baik
yang bersumber dari etika bisnis modern maupun etika bisnis dalam Islam. Etika memiliki dua
pengertian: Pertama, etika sebagaimana moralitas, berisikan nilai dan norma-norma konkret
yang menjadi pedoman dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupan. Kedua, etika
sebagai refleksi kritis dan rasional. Etika membantu manusia bertindak secara bebas tetapi dapat
di pertanggung-jawabkan. Sedangkan bisnis sebagai suatu organisasi yang menjalankan aktivitas
produksi dan penjualan barang dan jasa yang di inginkan oleh konsumen untuk memperoleh
profit.
Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan norma-norma agama bagi dunia
bisnis, memasang kode etik profesi bisnis, merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan
keterampilan memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari aman dan
sebagainya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam
menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati.
Bisnis Islam ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak
dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara
memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram, sebagaimana yang
telah bersumber di dalam Al-Quran QS. Al-Baqarah: 1882
أيىال اناس او نتأكهىا فرقا ي كى بانباطم وتدنىا بها إنى انحك ولا تأكهىا أيىانكى ب
ى تى ت ه باا ى وأ
“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan cara yang bathil, dan
janganlah kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu
dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 188)
Etika bisnis Islam sebenarnya telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW saat
menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi Muhammad SAW sebagai pedagang adalah, selain
dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, fathanah, amanah dan tabligh. Ciri-ciri itu
masih ditambah Istiqamah. Shidiq berarti mempunyai kejujuran dan selalu melandasi ucapan,
keyakinan dan amal perbuatan atas dasar nilai-nilai yang diajarkan Islam. Istiqamah atau
konsisten dalam iman dan nilai-nilai kebaikan, meski menghadapi godaan dan tantangan.
Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan dalam keteguhan, kesabaran serta keuletan sehingga
menghasilkan sesuatu yang optimal. Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati
secara mendalam segala yang menjadi tugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menimbulkan
kreatifitas dan kemampuan melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Amanah,
tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam
keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (kebijakan) dalam segala hal.
Tabligh, mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan
ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, dalam konteks CSR, para pelaku usaha atau pihak
perusahaan dituntut bersikap tidak berlawanan secara disengaja antara ucapan dan perbuatan
dalam bisnisnya. Mereka dituntut menepati janji, tepat waktu, mengakui kelemahan dan
kekurangan (tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki kualitas barang atau jasa secara
keseimbangan serta tidak boleh menipu dan berbohong. Pelaku usaha atau pihak perusahaan
harus memiliki amanah dengan menampilkan sikap keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang
optimal, dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal, apalagi berhubungan dengan
masyarakat. Dengan sifat amanah, pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan
kewajiban-kewajibannya. Sifat tabligh dapat disampaikan pelaku usaha dengan bijak (hikmah),
sabar, argumentatif, akan menumbuhkan hubungan kemanusian yang solid dan kuat. Para pelaku
usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan moral, karena keduanya merupakan
kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku usaha atau perusahaaan yang ceroboh dan tidak menjaga
etika, tidak akan berbisnis secara baik sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan
merugikan konsumen, bahkan dirinya sendiri.3
Praktik CSR yang belum efektif sebenarnya disebabkan oleh paradigma CSR yang masih
didominasi oleh prinsip ekonomi konvensional yang seringkali tidak memasukkan etika bisnis
Islami. Padahal, Islam menyediakan seperangkat ajaran yang komprehensif untuk memecahkan
masalah yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Banyak pakar ekonomi yang telah
menyumbangkan pemikirannya dengan mengemukakan ide-ide yang mengarah kepada
perbaikan paradigma ilmu ekonomi menuju yang lebih baik, yaitu perhatian terhadap nilai-nilai
moral, etik, dan keadilan yang terangkum dalam sistem ekonomi Islam.
Ekonomi Islam memberikan beberapa landasan filosofis yang membentuk sebuah sistem
etika dalam aktivitas bisnis. Di antaranya adalah keesaan yang dicerminkan dalam konsep
tauhid, keseimbangan atau keadilan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan kebajikan. Jika
dicermati, maka sistem ekonomi Islam memang bukan sekedar sistem ekonomi yang menandingi
sistem konvensional yang telah merajalela dan mengakar, namun lebih kepada sebuah sistem
ekonomi alternatif untuk merekonstruksi potensi sejati manusia yang luntur sifat individualisme
dan kapitalisasi kehidupannya. Ekonomi Islam memiliki jawaban yang tepat untuk
merealisasikannya, melalui konsep CSR Islami yang dikemas dalam etika bisnis Islam.4
1) Tauhid
Elemen tauhid menjadi asas dalam memahami konsep tanggung jawab sosial dalam Islam.
Elemen tauhid atau mengakui keesaan Allah ini menyediakan suatu arah tujuan dalam menjamin
penyatuan semangat ke arah kepatuhan terhadap syariah Islamiah. Konsep tauhid ini juga turut
menunjukkan peranan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Firman Allah dalam Al-
Quran Surah Al-Baqarah, (2): 30
ي د ك إن اامل ف اا هي انىا أت م فها ي فها و ي . وإ ال بب نه
ى س ن ال إن أاهى يا لا ت ه د وقدن بن بح ياا وح اندن
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui". (QS. Al-Baqarah: 30)
Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini bertanggungjawab untuk memikul
amanah yang telah ditetapkan oleh Allah dan memastikan kepentingan ummat senantiasa
terpelihara. Dalam Islam, prestasi perniagaan diukur berdasarkan bagaimana sumber alam yang
digunakan dengan sebaiknya untuk memajukan masyarakat. Sumber alam tersebut perlu
digunakan dengan sebaik-baiknya karena sumber alam merupakan amanah dari Allah untuk
generasi akan datang. Jika sumber alam tersebut tidak dipergunakan dengan sewenang-
wenangnya, kesannya akan dapat dilihat pada generasi akan datang. Oleh karena itu, sumber
yang ada perlu diurus dengan sebaiknya oleh organisasi perniagaan bagi menjamin kemandirian
masyarakat akan datang.
Jika melihat dari aspek perniagaan, setiap perusahaan korporat perlu mengamalkan CSR
pada dasarnya berasaskan kepada prinsip tauhid, kerana tauhid merupakan kunci dalam falsafah
perniagaan Islam yang terkandung di dalam hubungan seseorang individu dengan tuhan pencipta
alam. Ini karena harus diingat bahawa segala apa yang diperoleh, kekayaan, kebolehan, pangkat
dan kedudukan dan kekuasaan adalah milik Allah sepenuhnya. Manusia hanya meminjamnya
dari Allah. Manusia menjadi pemegang amanah kepada setiap sesuatu yang telah dikurniakan
oleh Allah dan akan di pertanggungjawabkan dengan amanah tersebut. Agama-agama yang lain
juga turut menekankan konsep ini yang mengajak manusia berserah sepenuhnya kepada
kehendak tuhan.
2) Taqwa
Elemen taqwa menjadi penggerak kepada setiap seseorang untuk mencapai objektif-
objektif syariah melalui jalan yang telah ditetapkan oleh syariah itu sendiri. Ketaqwaan kepada
Allah akan mewujudkan nilai-nilai moral di dalam diri seseorang dalam membentuk kehidupan
sosialnya sendiri. Seseorang yang bertaqwa akan memastikan hubungannya dengan Allah, tuhan
pencipta alam, senantiasa terpelihara di samping hubungannya sesama manusia dan juga
makhluk Allah yang lain seluruhnya. Hubungan manusia dengan manusia seharusnya dihiasi
dengan nilai-nilai yang wujud dalam Islam seperti kepercayaan, amanah, keadilan, saling
menghormati, kebaikan. Setiap Muslim seharusnya mempunyai kesadaran sosial yang tinggi,
pemurah dan memenuhi tanggung jawab masing-masing dalam memastikan keperluan setiap
individu. Oleh karena itu, hubungan-hubungan yang wujud ini perlu dipelihara oleh setiap
individu untuk memastikan keuntungan dapat dicapai.
Konsep CSR dalam Islam ini merangkum makna yang luas yang mencakup dimensi taqwa,
di mana sebuah perusahaan korporat sebagai sebuah organisasi yang mengumpulkan sekumpulan
orang di dalamnya, memiliki peranan yang penting sebagai hamba dan juga khalifah Allah di
muka bumi ini dalam setiap situasinya. Dengan cara itu, sebuah organisasi korporat itu dianggap
telah melaksanakan tanggung jawabnya terhadap Allah. Seseorang yang memelihara
hubungannya dengan Allah secara tidak langsung telah menjaga hubungannya sesama insan
yang lain dan juga alam seluruhnya. Situasi ini akan menghindari berlakunya perselisihan
kepentingan di kalangan masyarakat kerana setiap individu dalam masyarakat mempunyai satu
tujuan yang utama yaitu menghambakan diri kepada Allah. Setiap orang akan bekerjasama dan
bersaing sesama untuk tujuan mencapai keuntungan sebagai puncak kejayaan dalam hidup.
3) Ukhuwwah Dan Al-„Adl
Konsep CSR dalam Islam juga bertambah dari konsep persaudaraan dan keadilan sosial.
Ini kerana, Islam merupakan satu program hidup yang selaras dengan peraturan alam yang telah
ditetapkan oleh Allah. Prinsip keadilan ini adalah sejajar dengan prinsip tauhid. Konsep keadilan
sosial dan persaudaraan ini dapat menghalang seseorang dari melakukan perkara yang
mendatangkan kemudaratan kepada diri sendiri, orang sekeliling serta makhluk Allah yang lain.
Konsep ini diperkukuhkan lagi dengan konsep ukhuwwah yaitu persaudaraan sesama Muslim.
Konsep ini menjadikan setiap Muslim bertanggungjawab antara satu sama lain. Sebagaimana
firman Allah dalam Surah Al-Nahl, (16): 90:
ظكى كر وانبغ انيحشاا وان هى ا وإتاا ي انقربى و ح ا أير بان دل واا الل إ
ن هكى ت كرو
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. Al-Nahl: 90)
Konsep tanggung jawab sosial dan keadilan bersesuaian dengan transaksi perniagaan
dalam Islam. Hubungan antara aktivitas perdagangan dengan aktivitas penduduk dalam Islam,
adalah berawal dari aturan amalannya yang telah terkandung dalam pandangan Islam. Dalam
Islam, aktivitas perniagaan tidak hanya dilakukan untuk memuaskan keperluan dan kehendak
material saja bahkan juga dilakukan untuk memenuhi tanggung jawab agama dan untuk
mencapai objektif-objektif material seperti melindungi keperluan sosial.
4) Fardh
Setiap individu bertanggungjawab terhadap setiap tindakannya. Oleh karena itu, individu
diingatkan untuk tidak bertindak di luar batasan nilai moral dan etika hanya untuk memenuhi
keperluan sendiri. Setiap individu terutamanya Muslim perlu mengambil berat tentang orang lain
dalam melakukan setiap tindakan. Dan tanggung jawab tersebut tidak boleh dipindahkan kepada
orang lain dan setiap orang akan diberikan balasan berdasarkan apa yang dilakukannya
sebagaimana firman Allah dalam al-Quran Surah Al-Muddassir, (74): 38 :
ا ك ب ل كمب ي س ب
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. (QS. Al-
Muddassir: 38)
Melalui ayat ini dapat difahami bahwa setiap sesuatu yang dilakukan oleh seseorang
adalah terkait perbuatannya dan tidak boleh dipindahkan kepada orang lain kerana setiap
perbuatan yang dilakukan akan diberikan balasan yang setimpal sama yang baik atau yang buruk
dan ia tidak akan lepas dari mendapat balasan yang sepatutnya. Jika kejahatan yang dilakukan
hanya sebesar zarah, ia tetap akan diperhitungkan oleh Allah di hari akhirat nanti, begitu juga
sebaliknya jika membuat kebaikan walaupun sehalus debu, yang pasti ia tetap akan dinilai oleh
Allah SWT. Oleh karena itu setiap individu harus berlomba-lomba dalam membuat kebaikan dan
menjauhi dari melakukan kejahatan kerana setiap amalan dan tindakan akan dipersoalkan kelak
diakhirat.
B. Kerangka Konsep
C. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang saya lakukan adalah pendekatan penelitian kualitatif, dimana
pengertian pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Pada pendekatan ini, peneliti menekankan pada sifat realitas yang terbangun secara sosial,
hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara, dengan objek penelitian pada PT.
Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan, Jl. Letjen. Suprapto No.2, Medan Maimun, Sumatra
Utara 20151, Indonesia, bergerak dalam bidang usaha agroindustri.
CSR PKBL
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dengan
menggambarkan dan menjabarkan secara jelas permasalahan yang ada pada objek yang diteliti.
Data kualitatif ini berupa Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Sumber data merupakan subjek dari mana data diperoleh dan dijadikan sumber penelitian.
Sumber data dapat dikatakan sebagai awal dari mana datangnya data dan merupakan faktor
penting yang menjadi pertimbangan pada setiap penentuan metode pengumpulan data. Yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
1) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui perantara media. Data sekunder pada umumnya dapat berupa bukti, catatan,
atau laporan historis, majalah, artikel yang telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan
dan yang tidak dipublikasikan. Dalam hal ini data sekunder yang diambil berupa dokumen-
dokumen dari perusahaan untuk mendukung penelitian ini.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini akan dilakukan dengan wawancara yang merupakan
pertukaran informasi diantara dua pihak, dimana ada yang mengajukan pertanyaan dan yang
merespon pertanyaan mengenai suatu hal. Peneliti memberikan pertanyaan sedangkan responden
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Wawancara yang akan dilakukan peneliti
yaitu dengan melakukan teknik tanya jawab secara langsung dengan bagian PKBL perusahaan
tersebut, yang terkait yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan yang dapat
digunakan dalam penulisan ini.
E. Analisis Data
Teknik analisis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode analisa data dengan mengumpulkan, mengelompokan, kemudian
menafsirkan data sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Sehingga mampu memberikan
informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.5
A. Hasil Penelitian
1. Penerapan Corporate Social Responsibility pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(persero) Medan
Tanggung jawab sosial sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value)
yang direfleksikan dalam kondisi keungannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus
berpijak pada triple bottom lines. Disini bottom lines lainnya selain finansial adalah sosial dan
lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi
masyarakat sekitar, diberbagai tempat dan waktu muncul kepermukaan terhadap perusahaan
yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupnya.
Corporate Social Responsibility dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan
tuntutan publik dan hukum, karena bisnis saat ini harus memberlakukan “being ethical dan
social responsibility”. Dengan berlaku etis dan mempunyai tanggung jawab sosial, bisnis akan
langgeng sehingga akan terjadi hubungan jangka panjang dalam intraksi yang harmonis antara
perusahaan dengan masyarakat. Corporate Social Responsibility merupakan konsep yang sangat
luas, yang berhubungan dengan kewajiban perusahaan atau organisasi dalam memaksimalkan
dampak positif terhadap masyarakat.
PTPN IV (persero) merupakan salah satu BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas.
Sehingga dalam tanggung jawab sosialnya mengacu pada dua hal yaitu Undang-Undang No. 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara. Sebagai Perseroan Terbatas, PTPN IV (persero) dituntut untuk melakukan
tanggung jawab sosial dengan mengelola biaya sosialnya serta menyajikan dan mengungkapkan
hasil kegiatan sosialnya. Bentuk penerapan Corporate Social Responsibility PTPN IV (persero)
dibagi menjadi dua bentuk, yaitu PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
PKBL merupakan Program Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh
BUMN melalui pemanfaatan dana dari sebagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2 % dari laba bersih untuk
Program Kemitraan dan maksimal 2 % dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bagian PKBL bapak Muhtadin Harahap sebagai
informan yang akan membantu dalam menjawab semua persoalan yang akan diteliti oleh
peneliti. Bapak Muhtadin Harahap mengungkapkan bahwasanya:
”Penerapan CSR merupakan langkah pilihan setiap masing-masing perusahaan sebagai
kebijakan perusahaan itu sendiri, bukan karena adanya paksaan atas aturan tertentu
maupun karena adanya aturan masyarakat. Penerapan CSR merupakan sarana edukasi dan
komunikasi dengan masyarakat dan menciptakan situasi kebersamaan. PTPN IV
menerapkan CSR nya dengan dua bentuk yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL), tidak berbeda dengan yang dilakukan perusahaan lainnya. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa PKBL merupakan CSR yang dilakukan bagi setiap perusahaan BUMN”.6
PTPN IV bergerak dibidang usaha agro bisnis dan industri dan seluruh sahamnya dimiliki
Pemerintah Republik Indonesia. PTPN IV memiliki 30 unit kebun yang mengelola budidaya
kelapa sawit, 3 unit kebun yang mengelola teh dan 1 unit kebun plasma kelapa sawit, yang
berlokasi di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal.
Mitra Binaan Program Kemitraan dan Bina Lingkunga (PKBL) PTPN IV berjumlah 272
mitra pada tahun 2013 dan 205 mitra pada tahun 2014 kemudian 132 mitra pada tahun 2015 yang
tersebar di kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan dibeberapa Provinsi lain di
Indonesia. PKBL PTPN IV berpedoman pada Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-
05/MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil.
Bagian PKBL PTPN IV dipimpin oleh Kepala Bagian, dan dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Urusan (Kaur) yaitu Kaur Evaluasi dan Monitoring, Kaur
Administrasi Keuangan Dan Bina Lingkungan dan Kaur Administarsi Analisis, Pelatihan dan
Pendidikan. Masing-masing Kaur dibantu oleh seorang asisten.
a. Program Kemitraan PTPN IV
Program kemitraan dilaksanakan melalui pemberian pinjaman lunak dengan bunga 6%
setahun kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi. Dana tersebut dimaksudkan
untuk membiayai modal kerja atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi
dan pemasaran. Dana pembinaan kemitraan juga diberikan dalam bentuk membiayai pendidikan,
pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan
produktivitas mitra binaan.
Pada tahun 2013, PTPN IV (persero) menyalurkan dana kemitraan di 21 Kabupaten/Kota
sebanyak 272 mitra binaan. Kelompok sasaran tersebut umumnya bergerak di sektor industri
kecil, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa dan lainnya. Total dana
kemitraan yang disalurkan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp 7.082.482.950,- dan angka
kolektibilitas pengembalian pinjaman tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 1,64 %. Angka
kolektibilitas pengembalian pinjaman tahun 2012 sebesar 70,09 % sedangkan pada tahun 2013
sebesar 71,73 %.
Pada tahun 2014 PTPN IV telah menyalurkan program kemitraan kepada mitra binaan
sebanyak 205 mitra binaan, Penyaluran dana pinjaman kepada Mitrabinaan tahun 2014 sebesar
Rp. 6.775.000.000,- dan Akumulasi penyaluran sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp.
124.778.530.024,. Guna mendukung peningkatan kapasitas mitra binaan telah diberikan hibah
sebesar Rp. 1.235.808.650,- disalurkan untuk keperluan pendidikan, pelatihan, pemagangan serta
kegiatan pemasaran produk mitra binaan. Angka kolektibilitas pengembalian pinjaman tahun
2014 sebesar 70,50%. Pada tahun 2015 penyaluran dana kemitraan sebesar Rp, 4,97 miliar untuk
132 mitra binaan.
Berdasarkan pengungkapan oleh Kepala Bagian PKBL bapak Muhtadin Harahap tentang
program kemitraan yang dilakukan oleh PTPN IV, meliputi:
“ PTPN IV melakukan program kemitraan dalam bentuk Pinjaman Khusus (Jakangka
Pendek), Hibah seperti Pendidikan, Pelatihan, Pemagangan, Pemasaran, dan lain-lain,
kemudian Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi dan penggunaan dana pinjaman ini dapat
dibagi beberapa sektor seperti Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Sektor Pertanian,
Sektor Peternakan, Sektor Perkebunan, Sektor perikanan, Sektor Jasa dan Sektor Lainnya.
Sektor-sektor tersebut berada diwilayah Asahan, Batubara, Labuhan Batu, Langkat,
Madina, Padang Lawas, Serdang Bedagai, dan Simalungun.” 7
Beliau juga menegaskan kepada peneliti untuk melihat penyaluran dana yang disalurkan ke
berbagai wilayah tersebut yang terbagi dalam beberapa sektor dapat dilihat di Annual Report
perusahaan, seperti tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Realisasi Penyaluran Dana Kemitraan Berdasarkan Sektor Usaha
Tahun 2013 s/d 2015
(Dalam Rupiah)
No. URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 Sektor Industri 715 530 360
2 Sektor Perdagangan 2.584.343 2.840 2.580
3 Sektor Pertanian 210 100 205
4 Sektor Peternakan 375 460 315
5 Sektor Perkebunan 1.518.139.350 1.590 485
6 Sektor Perikanan 860 235 170
7 Sektor Jasa 820 2.621.403.500 860
Jumlah 7.082.482.950 6.775.000.000 4.975
Sumber: Annual Report PTPN IV
Pada tabel 4.2 di atas ini dapat diamati jenis-jenis sektor yang dibina oleh perusahaan
dalam benuk pembiayaan modal kerja dan investasi pada sektor. Sektor Industri, Sektor
Perdagangan, Sektor Pertanian, Sektor Peternakan, Sektor Perkebunan, Sektor Perikanan, Sektor
Jasa. Walaupun PTPN IV sebagai perusahaan yang bergerak dibidang agrobisnis khususnya
kelapa sawit, namun penyaluran dana Mitra Binaan tidak hanya pada sektor pertaniannya saja.
Sektor-sektor lain juga mendapat perhatian dan bantuan dari perusahaan, namun jika melihat
sebaran lokasi penyaluran dana kemitraan, mana lokasi penerimaan dana bantuan berada pada
lingkungan perusahaan beroperasi.
Tabel 4.3 Penyaluran Program Kemitraan Berdasarkan Wilayah
Tahun 2013 s/d 2015
(Dalam Rupiah)
No Kabupaten/Kota
Penyaluran Dana Kemitraan
2013 2014 2015
1 Asahan 245.000.000 45.000.000 110.000.000
2 Batubara 370.000.000 125.000.000 230.000.000
3 Labuhan Batu 830.000.000 695.000.000 125.000.000
4 Langkat 300.000.000 110.000.000 260.000.000
5 Madina 235.000.000 270.000.000 305.000.000
6 Medan 1.004.671.650 1.205.000.000 1.095.000.000
7 Padang Lawas - - 65.000.000
8 Serdang Bedagai 763.139.350 1.205.000.000 525.000.000
9 Simalungun 1.835.000.000 1.920.000.000 1.380.000.000
Jumlah 5.582.811.00 5.575.000.000 4.095.000.000
Di Luar Wilayah Kerja 1.499.671.950 1.200.000.000 880.000.000
Total 7.082.482.950 6.775.000.000 4.975.000.000
Sumber: Annual Report PTPN IV
Tabel 4.3 di atas ini menjelaskan penyaluran dana program Kemitraan berdasarkan wilayah
dari tahun 2013 s/d 2015. Dari tabel tersebut dapat dianalisis lokasi daerah penyaluran program
kemitraan berada pada lokasi-lokasi tempat perusahaan memiliki kebun, sehingga dapat
dikatakan bahwa program ini ditujukan kepada masyarakat komunitas lokal. Perusahaan
membantu perekonomian masyarakat sekitar melalui menjadi mitra bagi masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan ekonomi.
b. Program Bina Lingkungan PTPN IV
Program Bina Lingkungan yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program
pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN (Community Development).
Berdasarkan pengungkapan oleh Kepala Bagian PKBL bapak Muhtadin Harahap tentang
program bina lingkungan sebagai berikut:
“Program bina lingkungan yang dilakukan oleh PTPN IV (persero), tergantung situasi
tahun yang berjalan seperti: memberikan bantuan untuk korban bencana alam, untuk
pendidikan dan pelatihan peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana dan sarana
umum, sarana ibadah, serta pelestarian alam. Contohnya seperti pada tahun 2013 Perseroan
memberikan bantuan kepada korban letusan gunung sinabung di Kab. Karo dengan total
bantuan sebesar Rp. 300 juta, Perseroan juga memberikan bantuan bencana alam lainnya
seperti banjir, longsor dll. Perseroan juga memberikan bantuan dalam bentuk pendidikan
dan pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan prasarana umum,
pembangunan sarana ibadah, dan pelestarian alam/lingkungan. Sebagian bantuan juga
disalurkan melalui program Pasar Murah yang dilaksanakan dalam rangka menyambut hari
keagamaan. Realisasi penyaluran bantuan BUMN Peduli dan bantuan dana bina
lingkungan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp. 15,26 miliar. Perseroan telah memberikan
bantuan beasiswa kepada 281 siswa-siswi berprestasi di wilayah Kabupaten Simalungun
Pamatang Raya. Penyerahan beasiswa dilakukan bersamaan dengan pesta akbar Kabupaten
Simalungun yang Ke- 181 di Kantor Bupati Kabupaten Simalungun Pamatang Raya pada
tanggal 24 Maret 2014. Perseroan juga memberikan bantuan kepada para korban erupsi
sinabung sebesar Rp. 537.365.000. yang diberikan melalui Forum Komunikasi BUMN
Sumatera Utara. Realisasi penyaluran bantuan BUMN Peduli dan bantuan dana bina
lingkungan sepanjang tahun 2014 mencapai Rp. 9 miliar. Pada tahun 2015, perseroan
melalui program bina lingkungan telah menyalurkan dana sebesar Rp. 5,05 miliar.
Perseroan memberikan bantuan penghijaun, renovasi rumah ibadah dan korban bencana
alam pada tahun 2015.”8
Dari wawancara yang dilakukan peniliti dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan
Corporate Social Responsibility PTPN IV (persero) memiliki penerapan yang baik dalam
program CSR-nya seperti memberikan bantuan untuk korban bencana alam, untuk pendidikan
dan pelatihan peningkatan kesehatan, dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari tanggung jawabnya
terhadap program CSR melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang sudah
sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
2. Dampak Penerapan Corporate Social Responsibility Pada PT. Perkebunan
Nusantara IV (persero) Medan terhadap masyarakat
Aktivitas CSR perusahaan memberi dampak bagi perusahaan. PTPN IV memandang
bahwa penerapan CSR yang baik akan memberi makna keuntungan jangka panjang dan diyakini
bahwa penerapan CSR akan baik dan menguntungkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Kepala Bagian PKBL bapak Muhtadin Harahap mengenai dampak CSR bagi perusahaan:
“ Sekarang ini sudah banyak perusahaan yang memandang bahwa CSR itu suatu keharusan
dalam suatu bisnis. Dengan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat
perusahaan dapat terbimbing dengan etika yang kuat, perusahaan juga bisa membangun
hubungan baik dengan masyarakat secara lebih positif karena hubungan yang sosial
terhadap masyarakat akan menjadi benteng yang sangat berarti bagi perusahaan. Dampak
yang tak kalah pentingnya lagi bagi perusahaan yaitu citra perusahaan itu yang akan
menjadi terangkat dipandangan masyarakat sehingga perusahaan dapat dengan bebas
melaksanakan operasionalnya. Akan tetapi kepentingan ini harus dipandang sebagai efek
samping dari pelaksanaan bukan tujuan utamanya”.9
Pelaksanaan CSR pada PTPN IV (persero) dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat
hampir tidak dijumpai dampak negatifnya. PTPN IV (persero) mendapatkan banyak penghargaan
yang terkait dengan lingkungan maupun sosial dalam menjalankan kegiatan operasional.
Dengan banyaknya dampak baik yang diterima perusahaan, peneliti menyimpulkan bahwa
PTPN IV sebagai perusahaan BUMN telah memahami dengan sangat baik tentang dampak CSR
yang akan diterima perusahaan dengan melaksanakan PKBL sebagai tanggung jawab sosialnya
terhadap masyarakat. PTPN IV telah melaksanakan pemberdayaan ekonomi masyarakat sesuai
dengan kebijakan pemerintah. Semua itu tidak dilakukan hanya sekedar pemerintah atau
kewajiban akan tetapi karena kesadaran dan kepedulian yang ikhlas. PTPN IV menyadari
sepenuhnya bahwa profit adalah tujuan perusahaan namun perusahaan harus maju, tumbuh dan
berkembang bersama masyarakat disekitar perusahaan, karena bagaimanapun juga perusahaan
harus mampu bersinergi dengan masyarakat.
B. Pembahasan
1. Penerapan Corporate Social Responsibility Pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(persero) Medan
PTPN IV (persero) sebagai perusahaan perkebunan yang lahir dan tumbuh di tengah-tengah
masyarakat, memiliki komitmen moral bahwa entitas bisnis yang baik dapat dibangun dengan
memperhatikan keseimbangan antara sasaran-sasaran ekonomi, lingkungan dan sosial. Atas
dasar ini, perseroan menyelenggarakan program-program tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai program untuk menciptakan hubungan yang selaras, seimbang serta sesuai dengan
lingkungan dan kebutuhan para pemangku kepentingan. Perseroan mengedepankan kualitas
program tanggung jawab sosial perusahaan dengan aktivitas yang tepat sasaran, memberikan
inspirasi, dan memperkuat kepercayaan publik.
Program tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan sejalan dengan komitmen perseroan
untuk memberikan kontribusi yang nyata dan berarti kepada masyarakat dan lingkungan, dengan
tujuan menjadi mitra bagi pengembangan ekonomi masyarakat, mengurangi kemiskinan, dan
menanamkan inisiatif ramah lingkungan ke dalam proses bisnis perseroan. Perseroan juga
senantiasa berupaya menjadi agen perubahan sosial di dalam meningkatkan kualitas hidup yang
berkaitan dengan pendidikan, kehidupan spiritual masyarakat, dan mengambil bagian dalam
pelestarian lingkungan hidup. Perseroan berkomitmen memiliki tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan demi mewujudkan keselarasan, keseimbangan, keharmonisan untuk tetap
tumbuh mencapai masa depan yang lebih cerah.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Corporate Social
Responsibility PTPN IV (persero) memiliki penerapan yang baik dalam program CSR-nya. Hal
ini dapat dilihat dari tanggung jawabnya terhadap program CSR melalui Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL) yang sudah sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah
dalam Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Mewajibkan semua
perseroan yang bidang usahanya terkait dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan itu
sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya. Dalam hal perseroan tidak
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan maka perseroan yang bersangkutan
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Akan tetapi, bila kita lihat kembali sumber laporan program kemitraan dari tahun 2013,
2014, 2015 dijelaskan bahwa dari tahun ke tahun mengalami penurunan angka kolektibilitas
pengembalian pinjaman yang diakibatkan dengan ketidaklancaran dalam tingkat pengembalian
kredit kemitraan.
2. Dampak Penerapan Corporate Social Responsibility Pada PT. Perkebunan
Nusantara IV (persero) Medan Terhadap Masyarakat
Program PKBL yang dilakukan PTPN IV (persero) tidak hanya mengejar laba jangka
pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan
lingkungan (terutama lingkungan sekitar) dalam jangka panjang. Adanya keselarasan antara
PKBL, perusahaan, masyarakat dan lingkungan menunjukkan bahwa perusahaan telah sukses
menerapkan PKBL ini sebagai salah satu strategi dalam tujuan perusahaan. Dampak yang
diterima PTPN IV (persero) atas penerapan CSR-nya antara lain:
1) Reputasi dan image perusahaan yang baik sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.
PTPN IV sebagai perusahaan dengan visi “Meningkatkan tanggung jawab sosial dan
lingkungan” sekaligus mengarahkan menjadi salah satu perusahaan BUMN yang
memiliki kesadaran pada keadaan sosial dan lingkungannya dan membentuk image
sebagai perusahaan yang bukan hanya mementingkan keuntungan tetapi juga peduli
akan sosial dan lingkungan.
2) Mendapatkan social licence to operate. Masyarakat sekitar adalah komunitas utama
perusahaan. ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan
sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan dan akan memberikan keleluasaan
kepada perusahaan untuk menjalankan operasional di kawasan tersebut. Penerapan CSR
pada PTPN IV menyebabkan perusahaan dapat melakukan operasional disekitar
kawasan masyarakat berada.
3) Akses sumber daya yang semakin luas. Sejarah yang baik dalam pengelolaan PKBL ini
menjadikan keunggulan bersaing bagi PTPN IV (persero) yang membantu meperoleh
sumber daya yang diperlukan perusahaan. program ini merupakan kontribusi
perusahaan yang menggunakan sumber daya alam untuk kembali melestarikan alam.
4) Akses menuju market yang semakin luas. Investasi yang ditanamkan untuk program
CSR ini menjadi suatu nilai tambah bagi PTPN IV (persero) bagi peluang yang lebih
besar.
5) Hubungan dengan Stakeholder yang semakin baik dan menambah kepercayaan
stakeholder kepada perusahaan. Dengan penerapan CSR perusahaan berperan aktif
dalam menjaga lingkungan sekitar dalam bentuk memberikan bantuan untuk korban
bencana alam, untuk pendidikan atau pelatihan peningkatan kesehatan, pengembangan
prasarana atau sarana umum, sarana ibadah, serta pelestarian alam menjadikan
hubungan yang baik terpelihara.
6) Semangat dan produktivitas karyawan yang semakin meningkat. PTPN IV (persero)
dengan citra sebagai BUMN yang sangat memperhatikan sosial dan lingkungan
menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan
mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka. Kebanggaan ini pada akhirnya
akan menghasilkan loyalitas sehingga mereka lebih termotivasi untuk bekerja lebih
keras demi kemajuan perusahaan.
7) Adanya penghargaan yang diterima perusahaan sebagai pengakuan pihak luar atas
kinerja perusahaan. PTPN IV (persero) banyak mendapatkan penghargaan yang terkait
dengan lingkungan dan sosial sebagai bukti kepedulianya dalam menjaga lingkungan
maupun sosial dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
Dari penjelasan di atas peneliti dapat mengambil keputusan bahwa dalam pelaksanaan CSR
pada PTPN IV (persero) dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat sudah baik. Dengan
banyaknya dampak baik yang diterima oleh perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan,
peniliti menyimpulkan bahwa PTPN IV (persero) sebagai BUMN telah memahami dengan
sangat baik tentang dampak yang akan diterimanya dengan melaksanakan PKBL ini.
Perusahaan makin menyadari bahwa CSR pada akhirnya berdampak positif bagi bisnis itu
sendiri. Perusahaan dapat terbimbing dengan etika yang kuat. Perusahaan biasa membangun
hubungan dengan masyarakat secara lebih positif. Hubungan yang kuat ini akan menjadi benteng
sosial yang sangat berarti bagi perusahaan. dampak yang tak kalah pentingnya adalah citra
perusahaan yang menjadi terangkat. Tetapi kepentingan ini harus dipandang sebagai efek
samping dari pelaksanaan bukan tujuan utamanya.
Adapun dampak yang lain yang ditimbulkan dengan adanya penerapan CSR pada program
kemitraan bina lingkungan adalah perusahaan sering menerima ketidaklancaran pengembalian
dana kemitraan dari masyarakat sehingga perusahaan khawatir dan menimbulkan
ketidakpercayaan terhadap masyarakat mengenai pengembalian dana dalam program kemitraan
yang telah diberikan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa:
1. PT. Perkebunan Nusantara IV Medan menerapkan CSR (Corporate Social Responbility)
terhadap masyarakat sudah baik, dilihat dari pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
telah dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan melalui program kemitraan
dan bina lingkungan yang dilaksanakan oleh unit khusus PKBL, dan telah sesuai dengan
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
semua perseroan yang bidang usahanya terkait dengan sumber daya alam untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam program kemitraan
dijelaskan bahwa dari tahun ke tahun mengalami penurunan angka kolektibilitas
pengembalian pinjaman yang diakibatkan dengan ketidaklancaran dalam tingkat
pengembalian kredit kemitraan.
2. Dampak yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan dalam penerapan CSR
(Corporate Social Responbility) terhadap masyarakat memiliki dampak yang baik hal
ini dibuktikan dengan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan secara langsung ikut
menggerakkan perekonomian masyarakat melalui program kemitraan dan bina
lingkungan dengan berbagai wujud aktivitas CSR seperti melaksanakan program
kemitraan dengan usaha kecil dan koperasi, yaitu dengan memberikan bantuan yang
dapat meningkatan usaha seperti bantuan kredit lunak, maupun pembekalan
keterampilan, pembangunan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik yang tentunya
membantu peningkatan perekonomian masyarakat seperti, pembangunan rumah ibadah,
pembangunan jalan dan bantuan lainnya. Dengan memperhatikan masyarakat, PT.
Perkebunan Nusantara IV Medan memiliki image yang baik dimata masyarakat, dan
mendapatkan kepercayaan yang penuh dari masyarakat untuk melakukan kegiatan
operasional perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
dapat disarankan yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak sebagai berikut:
a. Bagi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan
1) Dalam program Bina Lingkungan PTPN IV, diharapkan membangun sarana
pendidikan keterampilan untuk anak yang berkebutuhan khusus seperti anak Down
syndrome, Autis, Tuna netra dan Tuna Rungu, agar mereka merasa dipedulikan oleh
perusahan.
2) Untuk penyaluran dana program CSR diharapkan agar lebih tepat sasaran supaya lebih
memiliki dampak-dampak yang lebih baik lagi bagi perusahaan. Dan perusahaan
disarankan lebih tegas dalam pengembalian kredit pinjaman oleh nasabah supaya
nasabah tidak kebiasaan terlambat dalam membayar pinjaman.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peniliti ini masih ini memiliki beberapa kelemahan dalam analisis karena hanya
menganalisis dari sudut pandang perusahaan saja, maka disarankan pada peneliti
selanjutnya dapat dilengkapi dengan pelaksanaan observasi secara langsung di lapangan
dengan pihak-pihak yang langsung menerima bantuan CSR dari perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya. Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema. 2009.
Arfan Ikhsan-Muhammad Ishak, Akuntansi Keperilakuan, Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Arfan, Ikhsan dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Bandung:
Cipta Pustaka Media, 2014.
Astuti S, “Pengaruh Kinerja Sosial Dan Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar,
2013.
Anggara Satria Putra. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas
Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
Ali Syukron, “CSR Dalam Perspektif Islam dan Perbankan Syariah”, Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam, 2015.
Eko Adhy Kurnianto, “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan”,Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2011.
Elvinaro Ardianto dan Didin M. Machfudz, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR, Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2011.
Gusti Ayu Made Ervina Rosiana. “Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi”. Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 2013.
Hadri Mulya, Memahami Akuntansi Dasar, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
James A.F Stoner- Charles Wankel, Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan Dalam
Manajemen, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Lucia Dianingtyas, “Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Terhadap
Lingkungan Dan Masyarakat”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta,
2013.
Luhgiatno, Akuntansi Sosial Bentuk Kepedulian Perusahaan Terhadap Lingkungan, Jurnal
Fokus Ekonomi, Desember 2007.
Marihot Manullang, Manajemen, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2014.
Maria Ulfa, “Analisis Tanggung jawab Sosial Perusahaan Dan Akuntansi Sosial”, Skripsi,
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.
Melis Syuhada, “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Investasi
Perusahaan”, Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara, 2012.
Muryuniarsi, “Pengelolaan Corporate Cosial Responsibility (CSR) Perspektif Ekonomi Islam”,
Skripsi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwakarto, 2014.
Muhtadi, Kepala Bagian PKBL PTPN IV, wawancara di Medan, tanggal 27 Maret 2017.
Naning Fatmawati, “Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam akuntansi
Sosial Ekonomi di Tinjau Dari Syariah”, Jurnal Ekonomi Syariah, 2015.
Ronny Irawa, Model–model Tanggung Jawab Sosial dan Aspek Perpajakannya, Jurnal
Akuntansi Kontemporer, Januari 2009.
Tom Cannon, Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Perusahaan), Jakarta: Gramedia,
1995.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 40 Tahun 2007, Tentang Perseroan Terbatas.