Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility(Csr ...
Transcript of Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility(Csr ...
ANALISIS PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR)
BERDASARKAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
Oleh:
Valeria Adelwais Sartika Dewi
232007124
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomika dan Bisnis
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a : VALERIA ADELWAIS SARTIKA DEWI
N I M : 232007124
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul : ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SECIAL
RESPONSIBILITY (CSR) BERDASARKAN
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
Pembimbing : YETERINA WIDI NUGRAHANTI, SE, MAcc, Akt
Tanggal diuji : 22 NOVEMBER 2013
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk
pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 28 Oktober 2013
Yang memberi pernyataan,
VALERIA ADELWAIS SARTIKA DEWI
AKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60 :(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia Salatiga 50711 – Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
kertas kerja yang berjudul “ Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) berdasarkan Karakteristik Perusahaan”. Penulisan kertas kerja ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
program Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah memberikan
bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas kerja ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penelitian dan penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dan semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat serta
menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi bagi pembaca dan pihak lain yang
berkepentingan.
Salatiga, 28 Oktober 2013
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis kepada Tuhan Yesus Kristus, yang oleh karena
penyertaanNya, kasihNya dan hikmatNya, kertas kerja penulis yang berjudul
“Analisis pengungkapan corporate social responsibility (CSR) berdasarkan
karakteristik perusahaan” telah dapat diselesaikan dengan baik.
Kertas kerja ini diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
mencapai gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Program Studi
Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Pada kesempatan yang membahagiakan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikannya kertas
kerja ini, antara lain kepada:
1. Keluarga penulis, Papa, Mama yang ada di surga,.terima kasih buat
semuanya, tika yakin walaupun kita sudah berada ditempat yang berbeda
namun papa, mama tetap mendoakan tika. Doa tika ga akan putus buat
mama-papa.
2. Ibu Yeterina Widi Nugrahanti, SE, Macc, Akt., selaku dosen pembimbing yang
telah memberi banyak inspirasi, ide, saran, dan kritik selama penyusunan
kertas kerja ini.
3. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis, serta Bapak Yefta Andi Kus Noegroho, SE, Msi., selaku wali studi
yang telah membantu selama proses perkuliahan hingga selesainya kertas
kerja ini.
vii
4. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UKSW yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta
penyusunan kertas kerja ini secara langsung maupun tidak langsung.
5. Sahabat-sahabat baik saya, dian,erma, mbak Indah, Mbak Endah, Mas Bonar,
Mas Anjar, terimakasih buat semangatnya.
6. Buat malaikat kecilku (Kenshena, Allena, Chila) terimakasih buat senyum
kalian.
7. Keluarga besar dan teman-teman FEB Akuntansi’07, serta teman-teman lain
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis dari
awal hingga akhir.
Salatiga, 28 Oktober 2013
VALERIA ADELWAIS SARTIKA DEWI
viii
SARIPATI
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan
berdasarkan karakteristik perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
di BEI tahun 2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Dari 124 perusahaan yang terdaftar, hanya 66 perusahaan yang
memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan. Daftar item
pengungkapan tanggung jawab sosial menggunakan standar GRI untuk mengukur
indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Teknik analisis data
dilakukan dengan uji statistik deskriptif, uji normalitas dan Uji Mann-Whitney U.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa secara statistik terdapat perbedaan
tingkat pengungkapan Corporate social responsibility berdasarkan ukuran suatu
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010. Sedangkan untuk profitabilitas,
leverage, dan umur secara statistik diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat
pengungkapan Corporate social responsibility berdasarkan profitabilitas, leverage,
dan umur perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010.
Kata kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility, ukuran
perusahaan, profitabilitas perusahaan, leverage, umur
perusahaan.
ix
ABSTRACT
This research is to find out the differences Annual Corporate Social
Responsibility disclosure level report, due to company characteristic on manufacture
company which registered on Bursa Efek Indonesia in 2010. Population in this
research are manufactures company which registered on Bursa Efek Indonesia in
2010, In collecting data, the writer used purposive sampling data, from 124
registered companies, only 66 companies fulfil the standard research regulation. List
of Corporate Social Responsibility disclosure item are using the GRI standard to
measure manufacture Corporate Social Responsibility disclosure index. The analysis
technique data conducted with descriptive statistic test, normality test, and Mann-
Whitney U test. The data analysis result shows there is a statistically significant
difference Corporate Social Responsibility disclosure based from company size
which registered on Bursa Efek Indonesia in 2010. Whereas, profitability, leverage,
and age are statistically never occurs in Corporate Social Responsibility disclosure
company which registered on Bursa Efek Indonesia in 2010.
Keywords : Corporate Social Responsibility disclosure, Size, Profitability, Age.
x
MOTO
“ Orang bijak bisa lebih banyak belajar dari orang bodoh,
tetapi orang bodoh menolak belajar dari orang bijak.”
“ Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak
dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan
orang lain, karena hidup hanya sekali. Ingatlah pada allah
apapun dan dimanapun kita berada, karena dia-lah tempat
meminta dan memohon.”
xi
Daftar isi
Hal
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ........................................................................ i
Halaman Persetujuan/Pengesahan ........................................................................ ii
Surat Pernyataan Tidak Plagiat ............................................................................. iii
Surat Pernyataan Persetujuan Akses ..................................................................... iv
Halaman Moto ...................................................................................................... v
Ucapan Terima Kasih ........................................................................................... vi
Saripati .................................................................................................................. vii i
Abstract ................................................................................................................. ix
Moto ...................................................................................................................... x
Daftar Isi .............................................................................................................. xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran .................................................................................................... xiv
1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ...................... 3
Teori Agensi .................................................................................................. 3
Corporate Social Responsibility Disclosure .................................................. 4
Karakteristik Perusahaan ............................................................................... 5
Pengembangan Hipotesis ............................................................................... 6
3. METODE PENELITIAN ................................................................................. 11
Populasi dan Sampel ...................................................................................... 11
Jenis dan Sumber Data................................................................................... 11
Pengukuran Variabel ..................................................................................... 11
Teknik dan Langkah Analisis ........................................................................ 13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 14
Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 14
Statistika Deskriptif ....................................................................................... 14
Uji Normalitas ............................................................................................... 16
Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 16
Pembahasan .................................................................................................. 17
xii
5. KESIMPULAN ................................................................................................. 22
Kesimpulan ................................................................................................... 22
Keterbatasan dan Saran .................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Proses sampling ..................................................................................... 14
Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ................................................. 14
Tabel 3. Statistik Deskriptif Pengungkapan CSR ................................................ 15
Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................................... 16
Tabel 5. Rata – rata Pengungkapan .................................................................... 17
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sample ............................................................... 26
Lampiran 2. Uji Mann-Whitney U ........................................................................ 28
Lampiran 3. Indikator Pengungkapan Tangung Jawab Sosial GRI ...................... 30
Lampiran 4. Data Perusahaan Sampel .................................................................. 35
Lampiran 5. Data Corporate Social Responsibility .............................................. 36
1
1. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakir ini terdapat berbagai konflik yang terjadi dalam
perusahaan, seperti demonstrasi dan protes yang mencerminkan ketidakpuasan
stakeholders pada manajemen perusahaan. Misalnya: para buruh sering melakukan
demo dan mogok kerja akibat kebijakan upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan
lain yang diterapkan perusahaan yang mencerminkan rasa ketidakadilan. Kasus lain
yang sering muncul adalah protes dari masyarakat sekitar pabrik yang merasa
terganggu akibat limbah atau polusi yang terjadi. Hal ini menggambarkan bahwa
perusahaan tidak lepas dari konflik sosial Utomo (2000) dalam Wijaya (2011).
Konflik tersebut disebabkan pihak manajemen perusahaan menginginkan
keuntungan seoptimal mungkin tanpa mempedulikan lingkungan dan masyarakat
sekitarnya, sehingga kehadiran perusahaan dapat merugikan. Oleh sebab itu adanya
konflik sosial itu mendorong munculnya CSR. CSR (Corporate Social
Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah pendekatan
dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka
dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip
kesukarelaan Nuryana (2005). Stakeholder merupakan semua pihak yang terlibat
dalam bisnis sebuah perusahaan, seperti karyawan, supplier, distributor, pemegang
saham, dan pemerintah. Perusahaan yang melakukan kegiatan Corporate Social
Responsibility pada umumnya akan mengungkapkannya melalui laporan tahunan
yang mereka terbitkan.
Laporan tahunan merupakan media komunikasi antara perusahaan dan para
pengguna laporan keuangan serta masyarakat yang membutuhkan informasi tentang
kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan perusahaan. Sejauh mana informasi
yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada sejauh mana tingkat
pengungkapan (disclosure) dari laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan
menjadi 2 bagian, yaitu: pengungkapan wajib (mandatory disclosure), dan
pengungkapan sukarela (valuntary disclosure). Pada akhir-akhir ini informasi yang
sering diminta untuk diungkapkan oleh perusahaan adalah pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan Sembiring (2005).
2
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu
bagian dari pengungkapan sukarela. Pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan muncul karena adanya tuntutan masyarakat dan para pengguna laporan
tahunan terhadap dampak kegiatan bisnis perusahaan Linda (2006) dalam Wijaya
(2011). Tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan ditengah masyarakat
melahirkan kritik, karena menciptakan masalah sosial, polusi, penyusutan sumber
daya alam, limbah, mutu produk, tingkat keamanan produk, serta hak dan status
tenaga kerja.
Karakteristik perusahaan merupakan faktor – faktor yang membedakan
perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya. Menurut Lang dan Lundholm
(1993) karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan serta karakteristik perusahaan merupakan prediktor
kualitas penngungkapan.
Berbagai penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk meneliti hubungan
antara karakteristik perusahaan dengan CSR. Penelitian tentang size perusahaan
dilakukan oleh Amalia (2005), hasil yang sama juga ditemukan oleh Cooke (1992)
dalam Rusli (2012) bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan dengan
pengungkapan sosial perusahaan. Hasil lain ditemukan oleh Veronica (2008) dan
Anggraini (2006), bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai hubungan positif
dengan pengungkapan sosial perusahaan.
Sementara untuk variabel profitabilitas, Sari (2009) dalam Natalisa (2011)
dan gray et al. (2001) dalam Rusli (2012) menyatakan bahwa profitabilitas
perusahaan mempunyai hubungan positif dengan pengungkapan CSR pada
perusahaan. Sedangkan Sulastini (2007) menemukan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Sedangkan untuk variabel leverage, Simanjuntak dan Widiastuti (2004) ,
hasil yang sama di dapat oleh marwata (2001) Rusli (2012) yang menemukan bahwa
leverage mampu mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil lain ditemukan oleh Rismanda (2005) dalam Nathalia (2011) bawa leverage
tidak berpengaruh terhadap CSR.
3
Untuk variabel Age, Susanto dalam Amalia (2005) menemukan bahwa umur
perusahaan merupakan variabel yang berpengatuh terhadap luas pengungkapan
sosial. Sedangkan Rawi dalam Amalia, (2005) menukan hasil lain yaitu tidak adanya
hubungan antara umur perusahaan dengan pengungkapan CSR perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah terdapat perbedaan
tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan
berdasar karekteristik perusahaan yang terdiri dari variabel size, profitabilitas,
leverage, dan Age. Penelitian ini tidak menggunakan analisis yang menguji pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility
seperti penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti menguji apakah terdapat perbedaan
tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasarkan karakteristik
suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan ketidak-konsistenan hasil penelitian yang
meneliti tentang pengaruh dari karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: (a)
bagi emiten, sebagai pertimbangan dalam menerapkan kebijakan dalam laporan
sebagai pertimbangan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan
sosial, (b) bagi investor, akan memberikan wawasan mengenai aspek-aspek sebagai
pertimbangan dalam berinvestasi, terutama yang terkait dengan pengungkapan CSR
dan karakteristik perusahaan ( ukuran, profitabilitas, leverage, umur perusahaan).
2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) dalam Raharjo (2007) menjelaskan teori agensi
adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan antara principal dan agen. Yang
dimaksud principal adalah pemilik atau pemegang saham, sedangkan agen adalah
orang yang diberi kuasa oleh principal yaitu manajemen yang mengelola
perusahaan. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dan pengendalian oleh
agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan, Putriani
(2010). Konflik yang terjadi dalam teori agensi disebabkan adanya asimetri
4
informasi. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas pengelolaan
perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan akan cenderung untuk
melaporkan sesuatu yang memaksimalkan kepentingannya dan mengorbankan
kepentingan pemegang saham.
Untuk meminimalkan terjadinya konflik keagenan, teori agensi menekankan
pentingnya mekanisme yang dirancang untuk memonitor perilaku manajemen
perusahaan (Frankforter et al., 2000) dalam Febriana (2012). Salah satu bentuk
utama dari pemantauan adalah adanya transparansi yang dapat dilakukan dengan
adanya pengungkapan sukarela (Ho dan Wong, 2001) dalam Febriana (2012).
Pengungkapan sukarela berupa pengungkapan Corporate Social Responsibility
diharapkan dapat menyediakan suatu paket pemantauan bagi sebuah perusahaan
untuk mengurangi perilaku oportunistik manajemen dan asimetri informasi.
Corporate Social Responsibility Disclosure
Menurut The World Business Council For Sustaible Development (WBCSD),
definisi CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan
adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembengunan ekonomi
berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, dan
masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan sering disebut sebagai
social disclosure, corporate social reporting, social accounting (mathews, 1995)
atau corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak
sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus
yang berkepentingan terhadap masyarakat luas secara keseluruan. Hal itu
memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), diluar peran
tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal,
khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa
perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari
laba untuk pemegang saham (Sembiring,2005).
Adanya CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia diatur dalam
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Pasal 74 ayat 1
Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa: “ Perseroan yang menjalankan
5
kegiatan usahanya dibidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.
Pelaksanaan CSR akan memberi manfaat bagi perusahaan yang
melaksanakannya, manfaat tersebut dikemukakan oleh Lako (2007) dalam Natalisa
(2009) berdasarkan pernyataan sejumlah pakar manajemen strategi. Pertama,
profitabilitas dan kinerja keuangan akan semakin kokoh. Kedua, meningkatkan
akuntabilitas dan apresiasi positif dari komunitas investor, kreditur, pemasok, dan
konsumen. Ketiga, meningkatkan komitmen, etos kerja, efisiensi dan produktifitas
karyawan. Keempat, menurunnya kerentanan gejolak sosial dan resistensi komunitas
sekitarnya karena mereka diperhatikan dan dihargai perusahaan. Kelima,
meningkatkan reputasi perusahaan.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan informasi yang
bernilai bagi investor, yang dapat membantu mereka mengurangi ketidakpastian
mengenai prospek ke depan dan memfasilitasi ketepatan penilaian terhadap
perusahaan. Selain itu Corporate Social Responsibility disclosure juga berperan
dalam menciptakan kepercayaan dan rasa aman bagi stakeholder. Kepercayaan
penting dalam jangka panjang bagi perusahaan sebagai suatu strategi dalam
menciptakan komitmen stakeholder yang lebih tinggi untuk masa depan perusahaan
(Bruggen et al., 2009, dalam Febriana, (2012). Corporate Social Responsibility
disclosure juga dapat digunakan sebagai alat pemasaran, perusahaan dapat
memberikan bukti tentang nilai-nilai yang diterapkan serta kemampuan perusahaan
dalam menciptakan kekayaan sehingga dapat meningkatkan reputasi (Fitriani, 2012).
Selain itu dengan melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility,
perusahaan dapat mengatasi masalah yang ada dalam hubungan keagenan seperti
asimetri informasi.
Di Indonesia, pengungkapan Corporate Social Responsibility masih bersifat
sukarela (voluntary). Dalam penelitian ini pengungkapan Corporate Social
Responsibility menggunakan indikator pengungkapan CSR berdasarkan Key
Performance Indikator (KPI) yang dikeluarkan Global Reporting Intiativel (GRI)
tahun 2006 yang terdiri dari 79 item, yang terdiri dari indikator ekonomi, indikator
lingkungan hidup, indikator praktek tenaga kerja, indikator hak asasi manusia,
indikator kemasyarakatan, dan indikator tanggung jawab produk.
6
Karakteristik Perusahaan
Menurut Sidharta dan Chrustanti dalam Wulandari, (2012) karakteristik
perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha
yang dapat dilihat dari beberapa segi, jenis usaha atau industri, struktur kepemilikan,
tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan. Setiap perusahaan
memiliki karakteristik yang berbeda antara satu entitas dengan entitas yang lainnya.
Lang dan Lundhlom (1993) dan Wallance (1993) membagi karakteristik perusahaan
menjadi 3 kategori yaitu, variabel struktur (structur related variables), variabel
kinerja (perfomance-related variables) dan variabel pasar (market-related variables).
Dalam penelitian ini karakteristik perusahaan yang digunakan meliputi ukuran
perusahaan, profitabilitas, laverage, dan umur perusahaan.
Pengembangan hipotesis
Ukuran Perusahaan dan Pengungkapan CSR
Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena
perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat dari pada
perusahaan yang berskala kecil, Lee et.al, (1996) dalam Wulandari (2012). Karena
lebih dikenal maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan
perusahaan yang berukuran kecil. Bila informasi yang berada di investor banyak,
maka tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa
depan perusahaan dapat diperkecil. Oleh karena itu investor bisa mengambil
keputusan lebih tepat bila dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa
informasi.
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak
dari pada perusahaan kecil. Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan besar
memiliki biaya keagenan yang lebih besar dari pada perusahaan kecil sehingga
perusahaan mengungkapkan informasi lebih banyak demi mengurangi biaya
keagenan tersebut (Jesen dan Meckeling, 1976) dalam Wijaya (2001). Size
perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan
variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Perusahaan dengan size
besar diharapkan akan memberikan pengungkapan sukarela yang lebih luas pula
dalam laporan tahunan prusahaan.
7
Menurut sembiring (2005), ukuran perusahaan merupakan variabel penduga
yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan
tahunan perusahaan. Perusahaan yang berukuran lebih besar memiliki biaya
keagenan yang lebih besar dari pada perusahaan kecil dan memberikan informasi
sebanyak-banyaknya daripada perusahaan kecil. Disamping itu perusahaan yang
lebih besar lebih banyak disoroti masyarakat sehingga pengungkapan yang luas
merupakan salah satu wujud tanggung jawab dari perusahaan.
Selain faktor diatas perusahaan berukuran besar memiliki biaya yang cukup
besar, teknologi yang cukup, skill karyawan yang baik, jaringan informasi yang
luas, sehingga memungkinkan untuk melakukan disclosure secara lebih luas dan
lebih baik (Almilia 2007, dalam Febriana 2012). Melalui faktor- faktor tersebut,
perusahaan yang berukuran lebih besar akan berusaha meningkatkan nilai
perusahaannya dengan cara mengungkapkan Corporate Social Responsibility dengan
lebih lengkap. Sedangkan perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibilitynya juga rendah karena kurangnya
biaya yang dimiliki perusahaan, kurangnya tuntutan mengenai kelengkapan laporan
tahunan perusahaan dan kurangnya skill dalam mengukur dan melaporkan Corporate
Social Responsibility.
Cowen et.al (1977) dalam Wulandari (2012) mengungkapkan bahwa
perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak yang
menyebabkan dampak lebih besar terhadap lingkungan, dan akan memiliki lebih
banyak pemegang saham yang mungkin berkepentingan dengan program sosial
perusahaan. Perusahaaan juga akan menyediakan laporan keuangan yang efisiensi
sebagai alat dalam mengkomunikasikan informasi sosial perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Hadi dan Sabeni (2002) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan. Hasil yang sama juga
dikemukakan oleh Anggraini (2006), yang menemukan bahwa ukuran perusahaan
memiliki hubungan positif dengan kegiatan sosial perusahaan.Dari pernyataan diatas
hipotesis yang akan diajukan adalah:
H1: Terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility antara perusahaan dengan ukuran yang besar dan yang kecil.
8
Profitabilitas dan pengungkapan CSR
Profitabilitas adalah suatu angka dari suatu entitas usaha dalam menghasilkan
laba. Dalam dunia usaha, perusahaan diharapkan dapat menciptakan penghasilannya
secara optimal, Tresnawati, (2008) dalam Wulandari (2012). Profitabilitas yang
tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya
dengan baik sehingga di peroleh pendapatan yang besar dan perolehan laba pada
perusahaan menjadi lebih besar. Dengan profitabilitas yang baik, kesejahteraan pada
masyarakat, pemerintah, dan pegawai akan terjamin karena kebutuhan mereka
terpenuhi melalui perolehan laba yang secara tidak langsung juga dapat dinikmati
oleh mereka (Goal, 2010).
Perusahaan yang tingkat profitabilitas tinggi akan melakukan lebih luas
pengungkapan CSR dalam laporan tahunan karena dengan profitabilitas yang tinggi
berarti perusahaan mempunyai biaya yang besar. Dengan biaya yang besar maka
perusahaan dapat melakukan CSR lebih banyak, hal itu juga dilakukan semata-mata
demi memberikan nilai tambah dimata investor. Semakin tinggi tingkat profitabilitas
sebuah perusahaan menunjukkan rasio tingkat keuntungan yang semakin besar, hal
ini menunjukkan kinerja keuangannya telah baik sehingga perusahaan berusaha
untuk mengungkapkan CSR lebih luas. Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya
rendah akan melakukan pengungkapan CSR cenderung lebih sedikit karena dalam
melakukan kegiatan CSR perusahaan perlu mengeluarkan biaya yang cukup banyak,
hal ini tidak sesuai dengan biaya yang dimiliki perusahaan. Dengan profit yang
rendah maka perusahaan akan cenderung mengembangkan usahanya demi mendapat
profit yang lebih tinggi daripada mengungkapkan kegiatan sosial yang termasuk
menambah beban bagi perusahaan. Dengan demikian profitabilitas dapat dikatakan
dapat menurunkan tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti (2004),
menunjukkan bahwa profitabilitas merupakan variabel yang mampu mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan sukarela perusahaan. Dari pernyataan diatas hipotesis
yang akan diajukan adalah:
H2: Terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility antara perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dan yang rendah.
9
Leverage dan pengungkapanCSR
Leverage didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi
semua kewajiban dengan ekuitasnya. Dengan demikian laverage menunjukkan
resiko yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan hutang yang dimiliki perusahaan.
Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan semua kewajibannya dengan pihak lain. Perusahaan yang mempunyai
proporsi hutang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya
keagenan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang mempunyai hutang
sedikit. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki leverage tinggi mempunyai
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya (Suripto, 1999 dalam
Aprilia 2012).
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Rusli (2012), biaya keagenan
akan lebih tinggi pada perusahaan dengan rasio hutang yang tinggi dalam struktur
permodalannya. Maka ada kemungkinan perusahaan dengan hutang yang lebih tinggi
akan mengungkapkan lebih banyak informasi, hal itu di lakukan untuk mengurangi
biaya keagenannya. Selain itu perusahaan dituntut untuk lebih mengungkapkan
informasi secara luas dalam hubungannya dengan pemenuhan hak kreditur daripada
perusahaan dengan tingkat hutang yang rendah. Pemberian informasi yang lebih
banyak ini bertujuan untuk memudahkan perolehan tambahan dana dari perolehan
hutang maupun dari penerbitan saham, hal itu dapat membantu untuk program
pendanaan berikutnya. Sedangkan perusahaan dengan leverage rendah, perusahaan
akan mengungkapkan kegiatan sosial perusahaan cenderung lebih sedikit.
Perusahaan dengan leverage rendah menunjukkan perusahaan tersebut tergolong
baik, hal itu dikarenakan resiko yang dihadapi perusahaan cenderung kecil atau
sedikit. Dengan tingkat leverage yang rendah hal itu berarti perusahaan lebih banyak
membiayai kebutuhan dengan modalnya sendiri, sehingga perusahaan sebenarnya
tidak perlu mengungkapkan CSR, hal itu dikarenakan perusahaan sudah mempunyai
kinerja yang baik dan dengan perusahaan dengan leverage rendah itu sudah
mempunyai nilai plus dimata investor. Hasil penelitian Simanjuntak dan Widiastuti
(2004) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela
perusahaan. Dari pernyataan diatas hipotesis yang akan diajukan adalah:
10
H3: Terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility antara perusahaan dengan leverage yang tinggi dan yang rendah.
Umur Perusahaan dan Pengungkapan CSR
Menurut Untari (2010) dalam Rusli (2012), umur perusahaan dapat
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan yang
dapat mengancam kelangsungan operasi bisnisnya, serta menunjukkan kemampuan
perusahaan mengambil kesempatan dalam lingkungannya untuk mengembangkan
usahanya. Disamping itu, umur perusahaan juga dapat menunjukkan kemampuan
dalam berkompetisi.
Menurut Marwata (2006) dalam Prakosa (2011), mengemukakan bahwa
perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam
mempublikasikan laporan keuangan. Oleh karena itu apabila umur perusahaan
semakin banyak maka semakin luas pula pengungkapan sukarela perusahaan dalam
laporan keuangan tahunan.
Perusahaan lama (tua) mempunyai performa yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan baru (muda) (Ismail, 2010) dalam Rusli (2012). Dengan kata lain
perusahaan yang mempunyai umur lebih tua akan berupaya untuk mengungkapkan
Corporte Social Responsibility secara lebih lengkap dalam rangka meningkatkan
image dan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang berumur lebih muda,
pengungkapkan Corporate Social Responsibility rendah karena masih minimnya
pengalaman yang mereka miliki dalam memahami permintaan pengungkapan dari
pengguna laporan tahunan perusahaan. Menurut Susanto (dalam Rusli, 2012) umur
perusahaan merupakan variabel yang signifikan terhadap luas pengungkapan sosial.
Dari pernyataan diatas hipotesis yang akan diajukan adalah:
H4: Terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility antara perusahaan dengan umur yang tua dan yang muda.
11
3. METODE PENELITIAN
Populasi dan sampel
Populasi dari penelitian ini adalah industri manufaktur yang terdaftar pada
BEI tahun 2010. Sampel dari penelitian ini didasarkan pada purposive sampling yang
berarti pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun kriteria dari perusahaan yang di jadikan sampel antara lain:
1. Semua perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur
yang terdaftar di BEI, dan mempublikasikan laporan tahunannya pada
tahun 2010 melalui website www.idx.co.id. Pemilihan perusahaan
manufaktur dikarenakan perusahaan manufaktur memiliki kontribusi
yang besar terhadap pencemaran udara dan tanah serta kerusakan
lingkungan sebagai dampak dari limbah yang dihasilkan (Dantin,
2007). Dengan adanya hal tersebut maka diharapkan CSR (corporate
social responsibility) akan diungkapkan lebih banyak pada setiap
perusahaan dan sektor manufaktur merupakan sektor paling dominan
dan jumlahnya besar di BEI.
2. Adanya kelengkapan data untuk penelitian, yaitu data untuk CSR, size
(ukuran) perusahaan, profitabilitas, leverage, dan umur perusahaan.
Jenis dan sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data yang digunakan laporan tahunan 2010 seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Laporan masing-masing perusahaan diperolah dari
website BEI dengan alamat www.idx.co.id serta data-data keuangan yang diperoleh
dari laporan-laporan tahunan tersebut dan Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) tahun 2010. Data-data yang di ambil diantaranya, pengungkapan CSR, size
(ukuran persahaan), profitabilitas, leverage, umur perusahaan.
Pengukuran variabel
Pengungkapan CSR
Pengukuran tingkat tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dengan
menggunakan indikator GRI (2006). Penggunaan standar GRI karena telah diakui
12
oleh dunia dan fokus pada pengungkapan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan
perusahaan (Waryanto,2010). Cheklist dilakukan dengan melihat pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dalam 79 indikaror, yang terdiri dari indikator
ekonomi, indikator lingkungan hidup, indikator praktek tenaga kerja, indikator hak
asasi manusia, indikator kemasyarakatan, dan indikator tanggung jawab produk
(Waryanto,2010 dalam Prakosa, 2011).
Indeks pengungkapan ini didapat dengan membagi jumlah total
pengungkapan dengan jumlah total item informasi yang terdapat dalam daftar
pengungkapan sosial.
CSDI =
Karakteristik Perusahaan
Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan kapitalisasi pasar, dengan
formula:
Kapitalisasi pasar = harga pasar saham x jumlah saham beredar
(Boedi, 2008)
Ukuran perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu perusahaan dengan ukuran besar
dan ukuran kecil, dengan menggunakan dummy, untuk perusahaan dengan ukuran
besar dengan nilai kapitalisasi pasar diatas rata-rata, sedangkan ukuran kecil
perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar dibawah rata-rata.
Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA
ROA =
(Lini, 2012)
Variabel profitabilitas dipisahkan menjadi dua untuk membedakan
perusahaan dengan profit yang tinggi dan rendah. Perusahaan dengan ROA diatas
rata-rata digolongkan ke dalam perusahaan dengan profitabilitas tinggi dengan
menggunakan dummy variable. Sebaliknya perusahaan yang memiliki ROA dibawah
rata-rata digolongkan ke dalam perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah.
13
Laverage
Leverage dalam penelitian ini akan diukur dengan DTA
DTA =
(Lini, 2012).
Variabel leverage dipisahkan menjadi dua untuk membedakan perusahaan
yang tingkat leveragenya tinggi dan rendah. Pemisah (cutoff) yang digunakan adalah
rata-rata DTA. Perusahaan dengan rasio DTA lebih dari rata-rata digolongkan ke
dalam perusahaan dengan tingkat leverage tinggi dan dengan menggunakan dummy
variable. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rasio DTA kurang dari rata-rata
digolongkan ke dalam perusahaan dengan tingkat leverage rendah.
Umur perusahaan
Umur perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lamanya
perusahaan tersebut berdiri. Umur perusahaan akan dibagi menjadi 2 yaitu
perusahaan dengan old firm dan young firm, dengan menggunakan dummy. Untuk
perusahaan dengan old firm dengan usia diatas rata-rata, sedangkan young firm
dengan usia dibawah rata-rata.
AGE = Tahun penelitian – tahun listing (Lini, 2012).
Teknik dan Langkah Analisis
Langkah – langkah yang akan ditempuh untuk menganalisis data pada
penelitian ini , adalah sebagai berikut:
1. Menghitung CSR yang diungkapkan pada setiap perusahaan
2. Menghitung ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, umur
perusahaan.
3. Melakukan uji normalitas terhadap data yang dijadikan sampel, untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata
diketahui data berdistribusi normal, maka selanjutnya digunakan uji beda
T-Test dengan sample independen (Independent Sample T-Test). Namun,
jika ternyata diketahui data berdistribusi tidak normal, maka uji yang
digunakan adalah uji non-parametrik berupa Uji Mann-Whitney U. Kedua
14
uji ini sama-sama digunakan untuk mengetahui beda pengungkapan
corporate social responsibility pada setiap variabel.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010. Dari 124
perusahaan manufaktur yang terdaftar, terdapat 66 perusahaan yang memenuhi
kriteria dan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Tabel 1. Proses Sampling
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI th
2010 123
2. Data yang tidak bisa di download 12
3. Data yang tidak lengkap:
a. CSR 18
b. Size 10
c. Profitabilitas 0
d. Leverage 7
e. Umur 10
-57
Jumlah sampel 66
Statistika Deskriptif
Statistik deskriptif varaibel penelitian ditampilkan pada tabel 2.
Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean
Profitabilitas 66 -.6185 .3900 .073358
Leverage 66 .1446 66.0060 1.938912
Size 66 7600000000 125895000000000 9187780878787.88
Age 66 1 29 16.11
CSR 66 .0380 .4430 .238964
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013
15
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa mean pengungkapan Corporate Social
Responsibility dari perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,2389, atau
sebanyak 19 item dari total 79 item komponen pengungkapan corporate sosial
responsibility . Tingkat pengungkapan tertinggi adalah sebesar 0,4430 atau sebanyak
35 item, dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk.Variabel size, memiliki rata-rata
sebesar 9.187.780.878.787. Variabel profitabilitas memiliki rata-rata sebesar 0.0733.
Rata-rata untuk variabel leverage sebesar 1,9389. Variabel age memiliki rata-rata
sebesar 16,11 .
Gambaran mengenai pengungkapan CSR untuk masing-masing klasifikasi
yaitu pengungkapan indikator kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, kinerja sosial,
hak asasi manusia, masyarakat, tanggung jawab produk dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Statistik Deskriptif Pengungkapan CSR
Klasifikasi N MIN MAX MEAN
Ekonomi 9 2% 2 item 70% 7 item 48,18% 4 item
Lingkungan 30 0% 0 item 50% 15 item 14,23% 4 item
Sosial 14 7% 1 item 57% 8 item 23,18% 3 item
HakAsasi Manusia 9 0% 0 item 50% 5 item 6,68% 1 item
Masyarakat 8 0% 0 item 50% 5 item 15,7% 1 item
Tanggung Jawab
Produk
9 0% 0 item 100% 9 item 38,79% 3 item
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013
Komponen pengungkapan ekonomi memiliki nilai rata-rata sebesar 48,18%
atau sebanyak 4 item dari total 9 item pengungkapan CSR yang masuk dalam
klasifikasi ekonomi. Untuk komponen pengungkapan lingkungan, nilai meannya
sebesar 14,23% atau sebanyak 4 item dari total 30 item pengungkapan CSR yang
masuk dalam klasifikasi lingkungan. Selanjutnya adalah komponen social, dari total
14 item pengungkapan CSR yang masuk dalam klasifikasi social, rata-rata
perusahaan yang dijadikan sampel mengungkapkan 3 item atau sebesar 23,18%.
Komponen pengungkapan hak asasi manusia memiliki nilai rata-rata sebesar 6,69%
16
atau hanya sebesar 1 item dari total 9 item pengungkapan CSR yang masuk dalam
klasifikasi hak asasi manusia. Untuk komponen pengungkapan masyarakat, nilai
meannya sebesar 15,7% atau juga hanya sebesar 1 item dari total 8 item
pengungkapan CSR yang masuk dalam klasifikasi masyarakat. Selanjutnya adalah
komponen tanggung jawab produk, dari total 9 item pengungkapan CSR yang
masuk dalam klasifikasi tanggung jawab produk, rata-rata perusahaan yang dijadikan
sampel mengungkapkan 3 item atau sebesar 38,79%.
Pengujian Data
Uji Normalitas
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengujian data penelitian ini adalah
melakukan uji normalitas. Hasil pengujian normalitas menunjukkan nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov dari empat variabel karakteristik perusahaan memiliki tingkat
signifikansi dibawah 0,05, yang artinya data berdistribusi tidak normal. Sehingga
pengujian hipotesis dilakukan dengan uji non-parametrik berupa uji Mann-Whitney
U.
Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis penelitian dan rata-rata pengungkapan Corporate
Social Responsibility berdasarkan tinggi rendahnya karakteristik perusahaan
ditampilkan pada tabel 4 dan 5.
Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel
Asymp. Sig. (2-tailed)
(Mann-Whitney U Test) Kesimpulan
Ukuran Perusahaan 0,041 H1 Diterima
Profitabilitas 0,625 H2 Ditolak
Leverage 0,780 H3 Ditolak
Umur 0,456 H3 Ditolak
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013
17
Tabel 5. Rata-rata Pengungkapan berdasarkan Tinggi Rendahnya Variabel
Variabel
Rata-rata
Pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility
Ukuran Perusahaan
Tinggi 31,26 % 24 item
Rendah 22,75% 17 item
Profitabilitas
Tinggi 24,41% 19 item
Rendah 23,71% 18 item
Leverage
Tinggi 24,34% 19 item
Rendah 23,94% 18 item
Umur
Tinggi 25,24% 20 item
Rendah 22,31% 17 item
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2013
Perbedaan Tingkat Pengungkapan CSR menurut karakteristik Ukuran
(Size) Perusahaan
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U Test diketahui bahwa signifikansi
(Sig. (2-Tailed)) untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,041, lebih rendah dari
tingkat alpha sebesar 0,05. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa secara statistik
terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasar
tingkat size suatu perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) dapat
dinyatakan diterima.
Tabel 5 menunjukkan jumlah rata-rata pengungkapan untuk variabel-variabel
karakteristik perusahaan. Perusahaan dengan size yang tinggi, nilai rata-rata
pengungkapan Corporate Social Responsibility adalah sebesar 31,26% (24 item).
Sedangkan perusahaan dengan size yang rendah rata-rata pengungkapan Corporate
Social Responsibility adalah sebesar 22,75% (17 item). Hal ini menunjukkan bahwa
jika ukuran perusahaan besar maka pengungkapan CSR juga tinggi, sedangkan jika
ukuran perusahaan kecil maka pengungkapan CSR rendah.
18
Perusahaan yang besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat, karena
perusahaan yang lebih besar akan mendapatkan pengawasan lebih dari masyarakat.
Maka dari itu perusahaan yang besar akan lebih banyak mengungkapan laporan
mengenai informasi sosialnya demi memperoleh kepercayaan lebih dari masyarakat
juga investor. Perusahaan yang besar umumnya juga memiliki skill karyawan yang
lebih baik sehingga memungkinkan melakukan pengungkapan terhadap laporan
keuangan yang lebih luas. Sedangkan perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil
tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibilitynya juga rendah karena
kurangnya biaya yang dimiliki perusahaan, kurangnya tuntutan mengenai
kelengkapan laporan tahunan perusahaan dan kurangnya skill dalam mengukur dan
melaporkan Corporate Social Responsibility.
Cowen et.al (1977) dalam Aprilia (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan
yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak yang menyebabkan dampak
lebih besar terhadap lingkungan, dan akan memiliki lebih banyak pemegang saham
yang mungkin berkepentingan dengan program sosial perusahaan. Perusahaaan juga
akan menyediakan laporan keuangan yang efisiensi sebagai alat dalam
mengkomunikasikan informasi sosial perusahaan.
Bukti bahwa ukuran perusahaan yang tinggi mempunyai pengungkapan
tanggung jawab sosial yang tinggi juga telah ditemukan dalam penelitian Sembiring
(2003) dalam Raisa (2009). Hal ini umumnya dikaitkan dengan teory agensi yang
menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka biaya keagenan yang
muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut perusahaan
akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas.
Dapat dilihat dari sampel perusahaan yang diteliti, PT Semen Gresik Tbk yang
merupakan perusahaan dengan ukuran perusahaan yang besar, tingkat pengungkapan
Corporate Social Responsibility sebesar 40,51%. Sedangkan PT Kalbe Farma Tbk
yang memiliki ukuran perusahaan yang kecil, tingkat pengungkapan Corporate
Social Responsibility hanya 22,78%.
19
Perbedaan Tingkat Pengungkapan CSR Berdasarkan Tingkat Profitabilitas
Perusahaan
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U Test diketahui bahwa signifikansi
(Sig. (2-Tailed)) untuk variabel profitabilitas sebesar 0,625, lebih tinggi dari tingkat
alpha sebesar 0,05. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa secara statistik tidak
terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasar
tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) dapat
dinyatakan ditolak.
Tabel 5 menunjukkan jumlah rata-rata pengungkapan untuk variabel-variabel
karakteristik perusahaan. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi, nilai rata-rata
pengungkapan Corporate Social Responsibility adalah sebesar 24,41% (19 item).
Sedangkan perusahaan dengan profitabilitas yang rendah juga memliki rata-rata
pengungkapan Corporate Social Responsibility yang hampir sama yaitu sebesar
23,71% (18 item).
Deskripsi hasil uji tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan
profitabilitas yang rendah akan melakukan pengungkapan sosial sebagai bentuk
pertanggung jawaban manajemen atas kinerja yang telah dilakukan demi menarik
lebih banyak investor dan tetap dianggap kredibel meski memiliki profitabilitas yang
rendah. Hal itu diharapkan akan lebih meningkatkan image perusahaan dimata
investor dan masyarakat. Namun perusahaan dengan profitabilitas tinggi juga
menampilkan informasi mengenai CSR pada laporan tahunannya untuk menarik
minat investor dan menjaga kepercayaan serta nilai tambah di mata investor. Dari
deskripsi tersebut, dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
dalam pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan menurut tingkat
profitabilitas perusahaan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Sembiring
(2005) yang menemukan bahwa profitabilitas tidak terbukti mempunyai pengaruh
terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan.
Sebagai contohnya perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi seperti PT.
Indocement Tunggal Perkasa Tbk, dengan profitabilitas tinggi (ROA 23%) memiliki
tingkat pengungkapan CSR 36,71%. Tingkat pengungkapan CSR yang sama yaitu
20
36,71% juga dimiliki oleh perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah
(ROA 0,08%) seperti PT. Holcim Indonesia Tbk.
Perbedaan Tingkat Pengungkapan CSR Berdasarkan Tingkat Leverage
Perusahaan
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U Test diketahui bahwa signifikansi
(Sig. (2-Tailed)) untuk variabel leverage sebesar 0,780, lebih tinggi dari tingkat
alpha sebesar 0,05. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa secara statistik tidak
terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasar
tingkat leverage suatu perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) dapat
dinyatakan ditolak.
Tabel 5 menunjukkan jumlah rata-rata pengungkapan untuk variabel-variabel
karakteristik perusahaan. perusahaan dengan leverage yang tinggi, nilai rata-rata
pengungkapan Corporate Social Responsibility adalah sebesar 24,34% (19 item).
Sedangkan perusahaan dengan leverage yang rendah rata-rata pengungkapan
Corporate Social Responsibility yang hampir sama yaitu sebesar 23,94% (18 item).
Perusahaan yang memiliki leverage tinggi akan melakukan pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan perusahaannya (Hidayat, 2007 dalam Andreas, 2009)
alasan yang mendasar perusahaan yang leveragenya tinggi akan mengungkapkan
kegiatan sosial untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya. Semakin tinggi
leverage suatu perusahaan semakin besar pula biaya agensi, sehingga untuk
mengurangi hal tersebut perusahaan dituntut untuk melakukan pengungkapan sosial
guna memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Sedangkan
perusahaan dengan leverage rendah, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan
tergolong baik karena memiliki hutang yang kecil. Perusahaan yang memiliki hutang
kecil umumnya resiko yang akan dihadapi juga lebih kecil karena perusahaan
tersebut lebih banyak membiayai dengan modalnya sendiri. Hal ini ditunjukkan
dengan melakukan pengungkapan sosial perusahaan. Pengungkapan tersebut
dilakukan perusahaan juga bertujuan untuk meningkatkan image dan nilai
perusahaan dimata investor dan masyarakat, sehingga diharapkan investor dapat
21
berinvestasi lebih banyak lagi di perusahaan. Dengan demikian terbukti juga bahwa
perusahaan memiliki hungungan yang baik dengan masyarakat dan konsumennya.
Contohnya dapat dilihat dari PT Voksel Electric Tbk yang memiliki tingkat
leverage tinggi (0,657), memiliki tingkat pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility sebesar 39,24%. Sedangkan PT Holcim Indonesia Tbk yang memiliki
tingkat leverage rendah (0,345), juga memiliki tingkat pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility yang hampir sama , yaitu sebesar 36,71%.
Perbedaan Tingkat Pengungkapan CSR Berdasarkan Umur (Age)
Perusahaan
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney Test diketahui bahwa signifikansi (Sig.
(2-Tailed)) untuk variabel Age sebesar 0,456, lebih tinggi dari tingkat alpha sebesar
0,05. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa secara statistik tidak terdapat
perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasar tingkat
Age suatu perusahaan. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) dapat dinyatakan
ditolak.
Tabel 5 menunjukkan jumlah rata-rata pengungkapan untuk variabel-variabel
karakteristik perusahaan. perusahaan dengan age yang tinggi, nilai rata-rata
pengungkapan Corporate Social Responsibility adalah sebesar 25,24% (20 item).
Sedangkan perusahaan dengan age yang rendah rata-rata pengungkapan Corporate
Social Responsibility adalah sebesar 22,31% (17 item).
Hal ini berarti bahwa umur perusahaan yang lebih tua menunjukkan
perusahaan yang tetap eksis dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lainnya. Dengan kata lain perusahaan yang berumur lebih tua akan berupaya untuk
mengungkapkan CSR dalam rangka meningkatkan image dan nilai perusahaan. Jika
perusahaan yang berumur lebih tua tetap mampu bertahan maka diharapkan investor
tetap berinvestasi pada perusahaan mereka atau mungkin para investor akan
bertambah jumlahnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki umur lebih muda
mereka juga akan melakukan pengungkapan kegiatan sosial perusahaan, hal itu
dikarenakan perusahaan yang berumur lebih muda ingin menunjukkan eksistensi
22
perusahaan. Oleh sebab itu mereka akan cenderung lebih banyak mengungkapkan
informasi penting yang disoroti oleh pasar, seperti pengungkapan CSR. Dengan
harapan investor akan mau berinvestasi pada perusahaan mereka dan pada akhirnya
perusahaan akan memperoleh reputasi yang baik dari pasar juga dapat mengimbangi
perusahaan-perusahaan yang sudah berumur lebih tua. Penelitian sebelumnya yang
sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yularto dan
Chaori (2003) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak menunjukkan
hubungan yang signifikan terhadap CSR.
Contohnya dapat dilihat dari PT Astra Graphia Tbk yang memiliki umur lebih
tua (21th), memiliki tingkat pengungkapan Corporate Sosial Responsibility sebesar
41,77%. Sedangkan PT Titian Kimia Nusantara Tbk yang memiliki umur yang jauh
lebih muda (8th), juga memiliki tingkat pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility yang sama besarnya , yaitu sebesar 41,77%.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji non-parametrik
Mann-Whitney U Test seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini
menunjukkan beberapa hal, yaitu:
1. Terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate social responsibility
antara perusahaan dengan ukuran besar dan kecil.
2. Tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate social
responsibility antara perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi dan
rendah.
3. Tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate social
responsibility antara perusahaan dengan tingkat leverage tinggi dan rendah.
4. Tidak terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate social
responsibility antara perusahaan dengan umur tua dan muda.
23
Keterbatasan dan Saran Penelitian
1. Dalam penelitian ini penilaian ada atau tidaknya pengungkapan CSR
terdapat unsur subjektifitas.
2. Periode pada penelitiuan ini hanya 1 tahun, sehingga hasil jangka panjang
dari pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
diabaikan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang
menjadi beberapa tahun agar dapat memprediksi hasil penelitian dalam
jangka panjang.
3. Tidak ditemukannya perbedaan antara profitabilitas, leverage, dan umur
dengan corporate social responsibility, maka sebaiknya dalam penelitian
mendatang menggunakan proksi yang lain dalam menilai ketiga variabel
tersebut. Misalnya untuk proksi profitabilitas digunakan ROE, untuk
leverage digunakan DAR (Debt Asset Ratio).
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, tingkat pengungkapan corporate
social resposibility pada perusahaan manufaktur di Indonesia masih rendah.
Diharapkan perusahaan untuk meningkatkan pengungkapan informasi-
informasi yang lebih rinci terutama dalam hal ini mengenai corporate social
responsibility yang dimiliki, supaya dapat meningkatkan keunggulan bersaing
perusahaan.
Bagi investor, diharapkan dapat lebih teliti dalam memilih perusahaan
dalam kegiatan berinvestasi mereka, akan lebih baik jika investor memilih
perusahaan yang memiliki size besar dan perusahaan yang mengungkapkan
infomasi corporate social responsibility lebih luas.
24
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, D. 2005. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris
Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ).” Simposium Nasional Akuntansi 9.
Anggraini, Fr. Reni Retno 2006. “ Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di BEJ.” Simposium Nasional Akuntansi 9.
Boedi, Soelistijono. 2008. “ Pengungkapan Intelektual Capital dan
Kapitalisasi Pasar.” Tesis Program S2 UNDIP. eprints.undip.ac.id (11 April 2013).
Cowen, SS, Ferreri L.B. dan L.D. Parker. 1987. “ The Inpact of Corporate
Characteristic on Social Responsibility Disclosure.” Vol 12. No. 2, 111-122. (juni
2013).
Datin. 2007. “ KLH: Program CSR agar Fokus pada Lingkungan.”
www.disperindag-jabar.go.id.
Febriana, D.A. 2012. “ Analisis Perbedaan Pengungkapan Intellectual Capital
Berdasarkan Struktur Kepemilikan.” Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.
Fitriani, Ayu Erika. 2012. “ Pengaruh Corporate Governance terhadap
pengungkapan Modal Intellectual.” Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP.
Hadi, Nor dan Arifin Sabeni. 2002. “ Analisa faktor-faktor yang
Mempengaruhi Luas Pengungkapan Go Public di BEJ.” Journal Maksi. Vol 1. Mei
2013
Lang, M and R Lundhom. 1993. “ Cross-sectional Determinants of Anaalist
Ratings of Corporate Disclosure.” Journal of Accounting Research, 31 : 246-271
(juli 2013).
Mathews, MR. 1995. “Twenty Five Years of Social an Eviromental
Accounting Research is There a Silver Jubilee to Celebrate?” Journal Vol 10 no. 4:
481-531 ( juni 2013).
Natalisa, Adventina. 2009. “Pengaruh Tingkat Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan.” Skripsi Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UKSW.
25
Nuryana, 2005. Analisa Ketaatan Emiten terhadap Aturan Board Governance:
Studi Kasus tahun 2002. Makalah Sinposium Nasional Akuntansi VII Bali.
Prakosa, TB. 2011. “ Pengaruh Kepemilikan Manajemen dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.” Skripsi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.
Putriani, Femega Dian. 2010. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tingkat
Keuntungan Perusahaan, Resiko Perusahaan terhadap Kinerja Intellectual Capital.”
Raharjo, Shiddiq Nur. 2007. “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial.” UNDIP
Rusli, Lini. 2012. “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kesediaan
Perusahaan Mengungkapkan Informasi CSR.” FE UKSW.
Sembiring, ER. 2005. “ Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ.” SNA VII Solo.
Simanjutka, BH dan L. Widiastuti. 2004. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dan Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 no. 3 : 351-366
Sulastini, Sri. 2007. “Pengaruh karakteristik Perusahaan Terhadap Social
Disclosure Perusahaan Manufaktur yang Telah Go Public.” Skripsi Fakultas
Ekonomi UNNES. http//www.google.co.id// diunduh 13 maret 2013.
Waryanto. 2010. “ Pengaruh Karakteristik GCG terhadap Luas
Pengungkapan CSR di Indonesia.” Universitas Diponegoro Semarang. www.
docstore.com. 27 April 2013.
Wijaya, Nathalia. 2011. “ Pengaruh Kaakteristik Perusahaan dan Mekanisme
Corporate Governance terhadap Pengungkapan CSR.” FE UKSW.
Wulandari, Aprilia. 2012. “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial.” FE UKSW.
26
LAMPIRAN 1
Daftar perusahaan sampel yang terdaftar di BEI thn. 2010
NO NAMA PERUSAHAAN KODE
1 PT. AKASHA WIRA INTERNATIAONAL Tbk ADES
2 PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk AISA
3 PT. ANEKA KEMASINDO UTAMA Tbk AKKU
4 PT. AKR CORPORINDO Tbk AKRA
5 PT. ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk AMFG
6 PT. ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk APLI
7 PT. ARWANA CITRAMULIA Tbk ARNA
8 PT. ASTRA GRAPHIA Tbk ASGR
9 PT. ASTRA OTOPARTS Tbk AUTO
10 PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk BIMA
11 PT. BERLINA Tbk BRNA
12 PT. BETONJAYA MANUNGGAL Tbk BTON
13 PT.BUDI ACID JAYA Tbk BUDI
14 PT. CITRA TUBINDO Tbk CTBN
15 PT. DARYA-VARIA LABORATORIA Tbk DVLA
16 PT. EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk EKAD
17 PT. EVER SHINE TEX Tbk ESTI
18 PT. ETERINDO WAHANATAMA Tbk ETWA
19 PT. FAJAR SURYA WISESA Tbk FASW
20 PT. TTIAN KIMIA NUSANTARA Tbk FPNI
21 PT. GUNAWAN DIANJAYA STEEL Tbk GDST
22 PT. GUDANG GARAM Tbk GGRM
23 PT. GAJAH TUNGGAL Tbk GJTL
24 PT. CHAMPION PACIFIC INDONESIA Tbk IGAR
25 PT. INDAH KIAT PLUP&PAPER Tbk INKP
26 PT. INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA Tbk INTP
27 PT.JEMBO CABLE COMPANY Tbk JECC
28 PT. JAYA PARI STEEL Tbk JPRS
29 PT. KMI WIRE AND CABLE Tbk KBLI
30 PT KABELINDO MURNI Tbk KBLM
31 PT . KERTAS BASUKI RACHMAT INDONESIA Tbk KBRI
32 PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI Tbk KIAS
33 PT. KEDAUNG INDAH CAN Tbk KICI
34 PT KALBE FARMA Tbk KLBF
35 PT. PERDANA BANGUN PUSAKA Tbk KONI
36 PT. LION METAL WORKS Tbk LION
27
37 PT. LIONMESH PRIMA Tbk LMSH
38 PT. LAUTAN LUAS Tbk LTLS
39 PT.MERCK Tbk MERK
40 PT. MULTI BINTANG INDONESIA Tbk MLBI
41 PT. MULTIPOLAR Tbk MLPL
42 PT. METRODATA ELECTRIC Tbk MTDL
43 PT. MAYORA INDAH Tbk MYOR
44 PT. APAC CITRA CENTERTEX Tbk MYTX
45 PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk PRAS
46 PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk PSDN
47 PT. PYRIDAM FARMA Tbk PYFA
48 PT. BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk RMBA
49 PT. SEKAR LAUT Tbk SKLT
50 PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk SMAR
51 PT. HOLCIM INDONESIA Tbk SMCB
52 PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk SMGR
53 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk SMSM
54 PT. SUNSON TEXTILE MANUFACTURER Tbk SSTM
55 PT. TUNAS BARU LAMPUNG Tbk TBLA
56 PT. SURYA TOTO INDONESIA TOTO
57 PT. UNITED TRACTORS Tbk UNTR
58 PT. UNILEVER INDONESIA Tbk UNVR
59 PT. VOKSEL ELECTRIC Tbk VOKS
60 PT. PIONEERINDO GOURMENT INTERNATIONAL Tbk PTSP
61 PT. SARI ROTI ROTI
62 PT.MINSUCO INTERNASIONAL FINANCE MITI
63 PT. YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk YPAS
64 PT. SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk SOBI
65 PT. BARITO PACIFIC Tbk BRPT
66 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk INDF
28
LAMPIRAN 2
Uji Mann-Whitney U
Ranks
SIZE N Mean Rank Sum of Ranks
CSR 0 56 31.73 1777.00
1 10 43.40 434.00
Total 66
Test Statisticsa
CSR
Mann-Whitney U 181.000
Wilcoxon W 1.777E3
Z -2.044
Asymp. Sig. (2-tailed) .041
a. Grouping Variable: kap
Ranks
PROF N Mean Rank Sum of Ranks
CSR 0 34 32.53 1106.00
1 32 34.53 1105.00
Total 66
Test Statisticsa
CSR
Mann-Whitney U 511.000
Wilcoxon W 1.106E3
Z -.489
Asymp. Sig. (2-tailed) .625
a. Grouping Variable: roa
29
Ranks
LEVRG N Mean Rank Sum of Ranks
CSR 0 49 33.16 1625.00
1 17 34.47 586.00
Total 66
Test Statisticsa
CSR
Mann-Whitney U 400.000
Wilcoxon W 1.625E3
Z -.279
Asymp. Sig. (2-tailed) .780
a. Grouping Variable: dta
Ranks
UMUR N Mean Rank Sum of Ranks
CSR 0 27 31.67 855.00
1 39 34.77 1356.00
Total 66
Test Statisticsa
CSR
Mann-Whitney U 477.000
Wilcoxon W 855.000
Z -.745
Asymp. Sig. (2-tailed) .456
a. Grouping Variable: umr
30
LAMPIRAN 3
Indikator Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial GRI
Indikator Kinerja Ekonomi
Aspek kinerja ekonomi
EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,
biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya,
laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah.
EC2 Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi.
EC3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti.
EC4 Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.
Aspek kehadiran pasar
EC5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan.
EC6 Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan.
EC7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior
local yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan.
Aspek dampak tidak langsung
EC8 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang
diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, natura, atau pro bono.
EC9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.
Indikator Kinerja Lingkungan
Aspek Material
EN1 Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume
EN2 Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang
Energi
EN3 Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer
EN4 Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer
EN5 Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan Efisiensi
EN6 Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau
energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan
energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut.
EN7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai
Air
EN8 Total pengambilan air per sumber
EN9 Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang
Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati)
31
EN11 Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan
daerah yang diproteksi (dilindungi?) atau daerah-daerah yang memiliki nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi
EN12 Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman
hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki
keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi
(dilindungi)
EN13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat
EN14 Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati
EN15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam
daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena
dampak operasi
Emisi, Efluen dan Limbah
EN16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat
EN17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat
EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya
EN19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS) diperinci berdasarkan berat
EN20 NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat
EN21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan
EN22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan
EN23 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan EN24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya
menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah
yang diangkut secara internasional.
EN25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh
pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor.
Produk dan Jasa
EN26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut.
EN27 Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori.
Kepatuhan
EN28 Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan.
Transportasi
EN29 Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi perusahaan,
dan tenaga kerja yang memindahkan.
32
Keseluruhan
EN30 Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis.
Ketenagakerjaan
Aspek: Pekerjaan
LA1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah.
LA2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
LA3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan
pokoknya
Aspek: Tenaga kerja / Hubungan Manajemen
LA4 Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut.
LA5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting,
termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut.
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Jabatan
LA6 Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu
memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan
jabatan.
LA7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang,
dan ketidakhadiran, dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah.
LA8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota
keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya.
LA9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat karyawan.
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan
LA10 Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan.
LA11 Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu
mereka dalam mengatur akhir karier.
LA12 Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan
pengembangan karier secara teratur.
Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara
LA13 Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan
kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator lain.
LA14 Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan.
Hak Asasi Manusia
Aspek : Praktek Investasi dan Pengadaan
HR1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat
33
klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan
aspek hak asasi manusia.
HR2 Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi atas aspek HAM
HR3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan
organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani pelatihan
Aspek: Nondiskriminasi
HR4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan.
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul
HR5 Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk
mendukung hak-hak tersebut.
Aspek: Pekerja Anak
HR6 Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat
menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang
diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak.
Aspek: Kerja Paksa dan Kerja Wajib
HR7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang
telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja
wajib.
Aspek: Praktek/Tindakan Pengamanan
HR8 Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan
kegiatan organisasi
Aspek: Hak Penduduk Asli
HR9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkahlangkah yang diambil.
Masyarakat
Aspek: Komunitas
S01 Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap
masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat
mengakhiri.
Aspek: Korupsi
S02 Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi.
S03 Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi.
S04 Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi
Aspek: Kebijakan Publik
S05 Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik.
S06 Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi
34
Aspek: Kelakuan Tidak Bersaing
S07 Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek monopoli serta sanksinya.
Aspek: Kepatuhan
S08 Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan peraturan yang dilakukan.
Tanggung Jawab Produk
Aspek: Kesehatan dan Keamanan Pelanggan
PR1 Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut
kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari
kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur
tersebut
PR2 Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per
produk.
Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa
PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan
persentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi
yang dipersyaratkan tersebut.
PR4 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk.
PR5 Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasaan pelanggan.
Aspek: Komunikasi Pemasaran
PR6 Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan,
promosi, dan sponsorship.
PR7 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship,
menurut produknya.
Aspek: Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan
PR8 Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data
pelanggan
Aspek: Kepatuhan
PR9 Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
35
LAMPIRAN 4
Data Perusahaan Sampel
NO KODE
SIZE PROF LEVERAGE
UMUR CSR KAP ROA DTA
1 ADES 955633000000 10 0,69220291 16 31,65
2 AISA 1304160000000 3,88 0,69536214 13 25,32
3 AKKU 29670000000 -16,5 0,47751938 6 10,13
4 AKRA 6561779000000 4,1 0,62705636 18 27,85
5 AMFG 2517200000000 13,95 0,22326531 10 18,99
6 APLI 135000000000 7,36 0,31494457 10 16,46
7 ARNA 532254000000 9 0,52464285 9 32,91
8 ASGR 930659000000 1,2 0,52468753 21 41,77
9 BIMA 77400000000 10,49 3,21000286 16 3,8
10 BRNA 220800000000 0,06 0,59346314 21 19,99
11 BTON 61200000000 9,34 0,18513983 9 13,92
12 BUDI 829635000000 2,3 0,59239858 17 26,58
13 CTBN 2000000000000 7 0,58715501 21 35,44
14 DVLA 1310400000000 13 0,24997717 16 27,85
15 EKAD 142550000000 11,97 0,38769013 20 17,72
16 ESTI 201521000000 0,3 0,56076351 18 13,92
17 ETWA 222708000000 7,13 0,43193596 13 21,52
18 FASW 4105500000000 6,3 0,35142709 22 34,18
19 FPNI 790431000000 -6,98 0,56445812 8 41,77
20 GDST 1312000000000 15,95 0,39909545 1 31,65
21 GJTL 8015040000000 8 0,65997452 20 20,25
22 IGAR 220500000000 9,25 0,14481418 20 13,92
23 INKP 8972412000000 0,2 0,66126429 20 31,65
24 JECC 93744000000 2 0,82435734 18 25,32
25 JPRS 435000000000 6,92 0,27024523 21 27,85
26 KBLI 320579000000 8,13 0,51111571 18 26,58
27 KBLM 123200000000 0,9 0,43550639 18 25,32
28 KBRI 767572000000 -61,85 0,18383662 2 8,86
29 KIAS 791950000000 1 0,79489338 15 37,97
30 KICI 25530000000 3,79 0,25599823 17 11,39
31 KONI 7600000000 1,62 0,72752561 20 21,52
32 LION 197661000000 12,71 0,14468904 17 30,38
33 LMSH 46080000000 9,4 0,40172634 20 25,32
34 LTLS 624000000000 2,42 0,71584252 13 25,32
35 MERK 2161600000000 27,32 0,16503515 29 32,91
36 MLBI 5793197000000 39 0,58545822 29 34,18
37 MLPL 2318263000000 0,201 0,3935406 21 10,13
36
38 MTDL 270135000000 3,22 0,61842999 20 29,11
39 MYOR 8240778000000 11 0,53624132 20 20,25
40 MYTX 999733000000 -5,37 0,90046279 21 17,72
41 PRAS 54684000000 0,07 0,7071968 20 20,25
42 PSDN 115200000000 3 0,53466985 16 21,52
43 PYFA 67955000000 4,17 0,23225665 9 12,66
44 RMBA 5792004000000 4,46 0,56563287 20 15,19
45 SKLT 96704000000 2,4 0,40662069 17 11,39
46 SMSM 1540446000000 14 0,46801949 14 15,19
47 SSTM 262455000000 1,14 0,62958259 13 17,72
48 TBLA 1941376000000 6,8 6,60060776 10 20,25
49 TOTO 1931904000000 17,75 0,42195692 20 13,92
50 VOKS 374004000000 0,9 0,65731779 20 39,24
51 PTSP 68450000000 14,46 0,58100717 16 15,19
52 ROTI 2682745000000 17,56 0,19852182 3 27,85
53 MITI 138589000000 6,1 0,69103328 13 18,99
54 YPAS 454240000000 10,55 0,34532202 2 14
55 SOBI 3062762000000 4,33 0,54288193 18 21,52
56 BRPT 8166475000000 10,5 0,50862525 20 20,25
57 AUTO 10757644000000 20,4 0,26543936 12 24,05
58 GGRM 76963520000000 13,49 0,30647002 20 18,99
59 INTP 58715646000000 23 0,14632651 21 36,71
60 KLBF 33007047000000 18,29 0,1792507 19 22,78
61 SMAR 14360967000000 10,1 0,53242302 18 34,18
62 SMCB 17241525000000 0,08 0,34599596 3 36,71
63 SMGR 56052864000000 23,3 0,21996056 19 40,51
64 UNTR 79179679000000 14,3 0,45572699 21 24,05
65 UNVR 125895000000000 38,9 0,5346821 19 44,3
66 INDF 42804579000000 14,4 0,47430278 16 30,38
37
LAMPIRAN 5
Data Corporate Social Responsibility (CSR)
Indikator GRI
Kode Saham Perusahaan
ADES PTSP SMAR ROTI MLBI INDF RMBA GGRM AISA TBLA UNVR ASGR AKKU ARNA AMFG BRPT PRAS
EC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
EC2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
EC3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
EC4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EC5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
EC6 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
EC7 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EC8 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
EC9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
EN1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
EN2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
EN3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
EN4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
EN5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
EN6 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0
EN7 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
EN8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38
EN9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN11 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN13 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
EN14 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
EN15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
EN19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
EN22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
EN23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
EN25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN26 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
EN27 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
EN28 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
EN29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
EN30 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
LA1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
LA2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
39
LA3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
LA7 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
LA8 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0
LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LA12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LA13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
LA14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
HR4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
HR5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
HR6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
HR7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HR9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
SO2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40
SO4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SO6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
SO7 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
SO8 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1
PR1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PR2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
PR3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
PR4 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
PR5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
PR6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
PR7 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
PR8 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1
PR9 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
79 31,65% 15,19% 34,18% 12,66% 34,18% 30,38% 15,19% 18,99% 25,32% 20,25% 44,30% 41,77% 10,13% 32,91% 18,99% 20,25% 20,25%