PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

13
295 Abstrak: Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Market Value Added melalui Modal Intelektual. Riset ini ber- tujuan untuk menguji dan menganalisis efek dari pengungkapan Cor- porate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai tambah pasar melalui pengelolaan modal intelektual. Metode yang digunakan adalah regresi berjenjang pada seluruh perusahaan terdaftar di BEI 2015-2017. Hasil- nya adalah modal intelektual dapat menguatkan CSR dan nilai tambah pasar. Hal ini dikarenakan modal intelektual menjadi aset strategis bagi keberlanjutan dan keunggulan perusahaan. Oleh karena itu, CSR dan modal intelektual diharapkan menjadi informasi yang diungkapkan baik di dalam annual report maupun sustainability report. Abstract: Strengthening CSR and MVA through intellectual Capital. This research aims to examine and analyze the effects of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure on market value added through intellectual capital management. The method used is a tiered regression for all com- panies listed on the Indonesia Stock Exchange 2015-2017. The result is intellectual capital can strengthen CSR and market added value. This is because intellectual capital is a strategic asset for the company’s sustain- ability and excellence. Therefore, CSR and intellectual capital are expected to be information that is disclosed both in the annual report and the sus- tainability report. Tingkat keberhasilan perusahaan pada saat ini ditentukan dari pertumbuhan dan penciptaan nilai (Ulum, Ghozali, & Purwan- to 2014). Informasi pada laporan keuangan seperti pendapatan, laba, arus kas dan daya jangkau di pasar sesungguhnya belum mam- pu mencerminkan penciptaan nilai (value creation) bagi pemegang saham. Suatu peru- sahaan dikatakan menciptakan nilai apabila perusahaan dapat menghasilkan lebih dari yang diinvestasikan. Altaf (2016) dan Molod- chik, Shakina & Bykova (2012) menyatakan bahwa tolok ukur kinerja terbaik adalah dengan menggunakan Market Value Added (MVA) karena MVA dianggap sebagai indika- tor daya tarik investasi dan hasil pencipta- an nilai. MVA mengukur pengaruh tindakan manajer terhadap kemakmuran pemegang sahamnya. MVA merupakan total nilai pasar dikurangi modal yang diinvestasikan (Omar & Zallom, 2016). Apabila MVA yang dihasil- kan negatif, maka manajer gagal dalam menciptakan nilai tambah pasar. Sebalik- nya, apabila MVA bernilai positif, maka ma- Volume 10 Nomor 2 Halaman 295-307 Malang, Agustus 2019 ISSN 2086-7603 e-ISSN 2089-5879 Mengutip ini sebagai: Hijriah, A., Subroto, B., & Nurkholis. (2019). Penguatan Pengungkapan Corpo- rate Social Responbility Dan Market Value Added Melalui Modal Intelektual. Jurnal Akuntansi Multipa- radigma, 10(2), 295-307. https://doi.org/10.18202/jamal.2019.08.10017 PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN MARKET VALUE ADDED MELALUI MODAL INTELEKTUAL Amanah Hijriah, Bambang Subroto, Nurkholis Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang, Malang 65145 Tanggal Masuk: 01 April 2019 Tanggal Revisi: 17 Juli 2019 Tanggal Diterima: 31 Agustus 2019 Surel: [email protected], [email protected], [email protected] Kata kunci: csr, nilai tambah pasar, mva, modal intelektual Jurnal Akuntansi Mulparadigma, 2019, 10(2), 295-307

Transcript of PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

Page 1: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

295

Abstrak: Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Market Value Added melalui Modal Intelektual. Riset ini ber-tujuan untuk menguji dan menganalisis efek dari pengungkapan Cor-porate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai tambah pasar melalui pengelolaan modal intelektual. Metode yang digunakan adalah regresi berjenjang pada seluruh perusahaan terdaftar di BEI 2015-2017. Hasil-nya adalah modal intelektual dapat menguatkan CSR dan nilai tambah pasar. Hal ini dikarenakan modal intelektual menjadi aset strategis bagi keberlanjutan dan keunggulan perusahaan. Oleh karena itu, CSR dan modal intelektual diharapkan menjadi informasi yang diungkapkan baik di dalam annual report maupun sustainability report.

Abstract: Strengthening CSR and MVA through intellectual Capital. This research aims to examine and analyze the effects of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure on market value added through intellectual capital management. The method used is a tiered regression for all com-panies listed on the Indonesia Stock Exchange 2015-2017. The result is intellectual capital can strengthen CSR and market added value. This is because intellectual capital is a strategic asset for the company’s sustain-ability and excellence. Therefore, CSR and intellectual capital are expected to be information that is disclosed both in the annual report and the sus-tainability report.

Tingkat keberhasilan perusahaan pada saat ini ditentukan dari pertumbuhan dan penciptaan nilai (Ulum, Ghozali, & Purwan-to 2014). Informasi pada laporan keuangan seperti pendapatan, laba, arus kas dan daya jangkau di pasar sesungguhnya belum mam-pu mencerminkan penciptaan nilai (value creation) bagi pemegang saham. Suatu peru-sahaan dikatakan menciptakan nilai apabila perusahaan dapat menghasilkan lebih dari yang diinvestasikan. Altaf (2016) dan Molod-chik, Shakina & Bykova (2012) me nyatakan

bahwa tolok ukur kinerja terbaik adalah dengan menggunakan Market Value Added (MVA) karena MVA dianggap sebagai indika-tor daya tarik investasi dan hasil pencipta-an nilai. MVA mengukur pengaruh tindakan manajer terhadap kemakmuran pemegang sahamnya. MVA merupakan total nilai pasar dikurangi modal yang diinvestasikan (Omar & Zallom, 2016). Apabila MVA yang dihasil-kan negatif, maka manajer gagal dalam menciptakan nilai tambah pasar. Sebalik-nya, apabila MVA bernilai positif, maka ma-

Volume 10Nomor 2Halaman 295-307Malang, Agustus 2019ISSN 2086-7603 e-ISSN 2089-5879

Mengutip ini sebagai: Hijriah, A., Subroto, B., & Nurkholis. (2019). Penguatan Pengungkapan Corpo-rate Social Responbility Dan Market Value Added Melalui Modal Intelektual. Jurnal Akuntansi Multipa-radigma, 10(2), 295-307. https://doi.org/10.18202/jamal.2019.08.10017

PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN MARKET VALUE ADDED MELALUI MODAL INTELEKTUALAmanah Hijriah, Bambang Subroto, Nurkholis

Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang, Malang 65145

Tanggal Masuk: 01 April 2019Tanggal Revisi: 17 Juli 2019Tanggal Diterima: 31 Agustus 2019

Surel: [email protected], [email protected], [email protected]

Kata kunci:

csr, nilai tambah pasar, mva, modal intelektual

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2019, 10(2), 295-307

Page 2: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

296 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 295-307

najer berhasil dalam menciptakan nilai tam-bah pasar dan menciptakan kekayaan bagi pemilik. Peneliti sebelumnya, di antaranya Kabir & Thai (2017) dan Lindawati & Puspi-ta (2015) mengukur kinerja perusahaan de-ngan rasio keuangan. Kekurangan alat ukur ini bersifat jangka pendek (Aggerholm & Trapp, 2014) dan rawan terpengaruh mana-jemen laba (Ryu, Ryu, & Hwang, 2016). Peng-ukuran kinerja berbasis laporan keuang an dan laba dianggap memiliki kelemahan da-lam mengukur nilai bagi shareholder. Hal ini dibuktikan pada beberapa perusahaan seperti SIMP, INDR, PGAS, BBTN, dan BNGA pada periode 2015-2017 memiliki laba posi-tif, tetapi memiliki MVA negatif.

Untuk meningkatkan MVA perusa-haan memerlukan informasi yang dapat menarik investor. Nimtrakoon (2015) meng-ungkapkan bahwa pengungkapan CSR merupakan informasi penting dalam peng-ambilan keputusan bagi investor. Organisa-si bisnis dianggap bertanggung jawab atas dampak sosial dan lingkungannya (Akisik & Gal, 2017; Kuo & Chen, 2013). Oleh kare-na itu, laporan informasi CSR sangat diper-lukan karena investor, karyawan, regula-tor, dan stakeholder lainnya membutuhkan transparansi informasi yang lebih tinggi (Agyemang & Ansong, 2017; Kim, Park, & Wier, 2012). Pelaksanaan CSR dianggap merupakan strategi yang tepat untuk men-cakup seluruh stakeholder dan merupakan aplikasi teori stakeholder dan teori legitimasi (Park & Ghauri, 2015). Ibrahim, Solikahan, & Widyatama (2015) mengungkapkan bahwa perusahaan harus berusaha memenuhi tun-tutan beberapa kelompok pemangku kepen-tingan dan jika ditinjau dari perspektif ma-najerial, CSR merupakan alat manajemen dalam mengelola informasi guna memenuhi kebutuhan berbagai pemangku kepenting-an. Sementara itu, apabila ditinjau dari teori legitimasi, pengungkapan CSR merupakan respon baik tekanan publik dan media atau visibilitas sosial yang dihasilkan dari insiden sosial utama (Tan et al., 2016).

Beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan MVA sebagai dampak dari aktivitas CSR. Namun, hasil penelitian ini bersifat kontradiktif. Bajic & Yurtoglu (2018) mengungkapkan ada dampak positif antara CSR terhadap MVA. Berbeda dengan Hi-dayansyah, Hubeis & Irwanto (2018) yang mengungkapkan CSR berpengaruh negatif terhadap MVA. Bahkan Strouhal, Gurvitš,

Kalamäe, & Startseva (2015) dalam peneli-tiannya mengungkapkan antara CSR dan MVA tidak memiliki pengaruh langsung. Maka, riset ini melibatkan variabel modera-tor berupa Intellectual Capital—IC atau mo-dal intelektual. IC berasal dari teori resource based view (RBV), yaitu kemampuan peru-sahaan untuk melakukan kompetisi lebih baik yang bergantung pada interaksi unik organisasi, sumber daya fisik, dan manusia dari waktu ke waktu (Alcaniz, Gomez-Beza-res, & Ugarte, 2015; McDowell, Peake, Co-der, & Harris, 2018). Sardo, Serrasqueiro, & Alves (2018) mengungkapkan faktor in-ternal merupakan modal yang lebih utama untuk mencapai keunggulan bersaing. Be-berapa peneliti berpendapat bahwa sumber daya yang tak berwujud dan sulit direplikasi harus mendukung proses bisnis jika peru-sahaan ingin mengungguli para pesaingnya dan menciptakan nilai bagi pemegang sa-ham (Djekic, Dimitrijevic, & Tomic, 2017; Gorry & Westbrook, 2013; Li & Liu, 2018). Dalam hal ini, sumber daya tak berwujud merupakan Intellectual Capital (IC). Modal intelektual adalah bentuk modal tidak ber-wujud dan berperan dalam peningkatan nilai perusahaan (Hermawan, Hariyanto, & Sumartik, 2015). Ketika manajemen secara optimal mengelola sumber daya organisa-si, hal itu akan mendorong kinerja peru-sahaan untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Kemampuan peru-sahaan dalam menganalisis faktor internal (dalam hal ini modal intelektual) berguna untuk mengevaluasi kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan lingkungan. Secara singkat dalam penelitian ini CSR yang dilak-sanakan perusahaan bergantung bagaimana perusahaan mengelola modal intelektualnya agar dapat menciptakan nilai tambah.

Penelitian ini membahas pengaruh CSR dan MVA berdasarkan teori pemangku kepentingan (stakeholder) dan teori legiti-masi. Jika diperhatikan, MVA terkait de-ngan pemangku kepentingan yang ada di pa sar modal (pemegang saham). Namun, pemangku kepentingan yang terkait dengan pasar modal ditentukan oleh tingkat kese-suaian dan sinergitas stakeholder non-pa sar modal (stakeholder internal dan eksternal perusahaan). Tingkat kesesuaian ini mem-pengaruhi proyeksi tingkat pengembalian yang mungkin diterima shareholders. Studi terdahulu menunjukkan hasil yang kontra-diktif pengaruh antara CSR dan MVA. Hida-

Page 3: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

Hijriah, Subroto, Nurkholis, Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responbility Dan... 297

yansyah, Hubeis, & Irwanto (2018) dan Omar & Zallom (2016) menunjukkan pengaruh negatif antara CSR dan MVA. Namun, bebe-rapa studi lainnya menunjukkan pengaruh positif Bajic &Yurtoglu (2018), Feng, Chen, & Tseng (2018), dan Pandya (2016). Selain itu, Brown-Liburd & Zamora (2015) menemukan pelaksanaan dan informasi CSR tidak memi-liki pengaruh dengan risiko jatuhnya harga saham, yang artinya memberi bukti bahwa CSR tidak selalu berefek negatif pada harga saham.

Studi ini menambahkan variabel mo-derasi dalam bentuk modal intelektual an-tara CSR dan MVA berdasarkan konsep RBV atau manajemen berdasarkan sumber daya yang dimiliki. Konsep berdasarkan RBV menuntut perusahaan agar mampu mema-najemen sumber dayanya secara maksimal demi menciptakan nilai tambah. Sumber daya dalam hal ini merupakan modal in-telektual (intellectual capital—IC). Vafaei, Taylor, & Ahmed (2011) mengategorikan tiga komponen utama sumber daya yang membentuk modal intelektual, yakni cus-tomer capital, modal struktural (structural capital), dan sumber daya manusia (human capital). Apabila tiga hal ini dimanajemen dengan baik oleh perusahaan, mereka dapat menciptakan nilai bagi pasar perusahaan (Smriti & Das, 2018). Penelitian sebelumn-ya yang membahas pengaruh CSR dengan MVA masih terdapat hasil yang inkonsitensi. Perbedaan dalam hasil penelitian sebelum-nya mengindikasikan adanya variabel yang dapat memperkuat pengaruh di antaranya. Jika kegiatan CSR dianggap sebagai beban, efisiensi dan efektivitas CSR perlu didukung

oleh sumber daya perusahaan. Sumber daya berupa modal intelektual berperan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas imple-mentasi CSR. Penelitian sebelumnya oleh Alipour (2012) dan Melani (2015) membuk-tikan IC berkontribusi positif pada kinerja perusahaan. Penelitian serupa dengan tolok ukur kinerja nilai pasar oleh Yusuf & Gasim (2015) membuktikan manajemen perusa-haan yang mendukung modal intelektual dan komponennya memiliki re levansi dalam menciptakan nilai pasar yang lebih tinggi.

METODESecara garis besar, riset ini berupaya

untuk menguji efek pengungkapan Cor-porate Social Responsibility (CSR) terha-dap penciptaan nilai tambah pasar diprok-si melalui MVA. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1 mengenai model penelitian. Unit analisis di dalam riset ini merupakan seluruh perusahaan terdaftar di BEI 2015-2017 dengan horizon waktu cross-sectional. Metode penyampelan menggunakan teknik purposive sampling, kriterianya berikut ini: perusahaan yang mempublikasikan lapor-an tahunan dengan lengkap, perusahaan yang mempublikasikan Sustainability Report (SR) melalui website-nya masing-masing, perusahaan memperoleh laba setelah pajak (earning after tax) yang positif selama periode penelitian agar memenuhi syarat perhitu-ngan modal intelektual. Adapun uji analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah uji t, uji F, dan adjusted R2.

Beradasarkan Gambar 1 variabel depen-den merupakan nilai tambah pasar (MVA). MVA merupakan pendekatan berdasarkan

PengungkapanCorporate Social

Responbility

Market Value Added (MVA)

Intellectual Capital (IC)

Gambar 1. Model Penelitian

Page 4: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

298 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 295-307

nilai pasar paling populer untuk penguku-ran kinerja dan dihitung dari eva luasi mar-ket dikurangi modal yang diinvestasikan (Elliott, Grant, & Rennekamp, 2017; Guiral, Moon, & Choi, 2015). MVA merupakan peng-ukuran kumulatif terhadap nilai yang di-ciptakan manajemen melebihi modal yang diinvestasikan MVA didefinisikan sebagai selisih antara nilai yang diharapkan dengan kontribusi kas oleh investor, dan dipilih se-bagai tolok ukur untuk kinerja pasar karena dapat menangkap keberhasilan relatif pe-rusahaan dalam memaksimalkan nilai pe-megang saham melalui alokasi yang efisien dan manajemen sumber daya yang langka (Omar & Zallom, 2016; Ryu, Ryu, & Hwang, 2016). Perhitungan MVA dilakukan dengan cara menghitung nilai pasar atau nilai peru-sahaan dikurangi modal yang diinvestasikan (Aggerholm & Trapp, 2014).

Variabel bebas dalam studi ini me-rupakan pengungkapan CSR. Pengindenti-fikasian informasi mengenai pengungkapan CSR dilakukan dengan cara content analysis dan pemberian skor dikotomi, yang mem-berikan angka 1 untuk indikator yang diu-mumkan dan 0 untuk sebaliknya (Verbeet-en, Gamerschlag, & Möller, 2016). Rumus yang digunakan oleh Ali & Frynas (2018) dan Egginton & McBrayer (2019) adalah dengan menjumlahkan semua indikator yang diin-formasikan oleh perusahaan dibagi dengan jumlah indikator masing-masing standar, yaitu GRI Standard & GRI G4.

Variabel moderator dalam riset ini merupakan modal intelektual dan diproksi dengan Value Added Intellectual Capital (VA-ICTM) berdasarkan argumentasi Zéghal & Maaloul (2010). Dalam mengukur nilai tam-bah, langkah yang diperlukan yaitu men-gombinasikan ketiga unsur yaitu value add-ed capital employed (VACA), structural capital value added (STVA), dan value added human capital (VAHU). Prosedur perhitungan mo dal intelektual dalam studi ini mengacu pada penelitian Ståhle, Ståhle, & Aho (2011).

Langkah pertama yaitu menghitung Value Added (VA), caranya semua penjualan atau semua pendapatan dikurangi biaya-bi-aya dan beban (selain beban pegawai). Lang-kah kedua yaitu menghitung efisiensi peng-gunaan modal atau VACA. Caranya dengan membandingkan nilai tambah dan dana yang tersedia. Langkah selanjutnya yaitu meng-hitung efisiensi modal manusia atau VAHU dengan membandingkan nilai tambah de-ngan modal manusia. Modal manusia dilihat

dari beban gaji pegawai. Langkah keempat menghitung efisiensi struktural perusahaan terhadap kinerja perusahaan atau disebut STVA dengan membandingkan modal stuk-tural terhadap nilai tambah. Modal struk-tural diperoleh dari nilai tambah dikurangi beban gaji pegawai. Langkah terakhir yaitu menghitung modal intelektual dilakukan dengan menjumlahkan VACA, VAHU, dan STVA secara keseluruhan.

Penggunaan variabel kontrol pada riset ini ditujukan untuk memperkuat efek vari-abel bebas utama kepada variabel MVA dan mengontrol unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi MVA yang tidak diikutser-takan dalam studi ini (Chtourou & Triki, 2017). Variabel pengendali dalam riset ini ada tiga, yakni ukuran perusahaan (size), jenis sektor industri dan leverage. Size merupakan kekayaan perusahaan yang di-hitung dengan cara melogaritma total ak-tiva (Nuraina, 2012). Kemudian leverage menunjukkan kapabilitas perusahaan da-lam memenuhi kewajiban membayar utang yang dijamin dengan aset perusahaan. Peng ukurannya dengan cara total utang dibagi total aset (Alipour & Pejman, 2015; Khan, 2018). Terakhir sektor industri yang memiliki pengaruh erat terhadap pengung-kapan CSR dikarenakan beberapa sektor industri ada yang terkait secara langsung dengan lingkungan dan sebagian lainnya ti-dak bersentuhan langsung dengan masalah lingkungan, contohnya sektor keuangan (Ibrahim, Solikahan, & Widyatama, 2015). Oleh karena itu, klasifikasi sektor industri (type) pada riset ini dibagi berdasarkan klas-ifikasi industri BEI.

HASIL DAN PEMBAHASANStatistik deskriptif. Tabel 1 menya-

jikan informasi, di antaranya bahwa jumlah observasi atau N masing-masing variabel berjumlah 66 sampel. Pengungkapan CSR yang diproksi dengan indeks CSR sesuai dengan petunjuk GRI, baik GRI G4 maupun GRI Standard merupakan standar terki-ni yang mulai diterapkan tahun 2017. Ra-ta-rata (mean) pengungkapan CSR adalah 0,346 dan standar deviasi (σ) 0,173. Nilai σ lebih kecil daripada nilai mean mengindi-kasikan tidak adanya kesenjangan antara nilai min dan nilai max dalam jangka wak-tu pengamatan. Tahun 2017 merupakan ta-hun transisi dari GRI G4 ke GRI Standard. Namun, adanya perubahan aturan ini tidak mengakibatkan perubahan yang signifikan

Page 5: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

299

Uji anova. Tujuan pengujian anova adalah untuk mengetahui apakah secara keselurahan faktor-faktor prediktor mempu-nyai efek terhadap variabel terikat. Syarat-nya adalah Fhitung > Ftabel.

Tabel 2 menunjukkan bahwa ha-sil peng ujian menunjukkan Ftabel 2,25 < Fhitung 5,878. Oleh karena itu, dapat disi-mpukan bahwa semua variabel prediktor da-lam studi ini secara simultan memiliki hasil signifikan positif terhadap variabel MVA.

Uji t. Untuk menguji pengaruh peng-ungkapan CSR terhadap MVA, studi ini menggunakan uji t. Modal intelektual ber-fungsi sebagai variabel moderasi dan studi ini menambahkan tiga variabel kontrol, yak-ni size (ukuran perusahaan), type (sektor industri perusahaan), dan leverage. Pengu-jian ini dilakukan dengan tiga persamaan. Persamaan pertama untuk menguji atau melihat efek pengungkapan CSR terhadap MVA de ngan tidak melibatkan variabel mo-derasi. Tujuannya untuk mengetahui nilai signifikansi variabel independen (termasuk variabel kontrol) sebelum adanya variabel moderasi berupa modal intelektual.

Persamaan kedua tujuannya untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR ter-hadap MVA. Persamaan kedua melibatkan variabel modal intelektual, tetapi posisinya masih berperan sebagai variabel indepen-den. Hal ini ditujukan untuk melihat sebera-

Hijriah, Subroto, Nurkholis, Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responbility Dan...

Tabel 1. Statistik Deskriptif

Minimum Maksimum Mean StandarDeviasiStatistik Error

CSR 0,121 1,000 0,346 21,329 0,173276

VAIC 0,142 18,467 4,529 481,967 3,915,521.00

MVA -239,932 418.271 50,319 16,175 131.407,441

Size 6,454 9,052 7,754 91,602 0,744182

Leverage 0,133 0,919 0,625 25,916 0,210540

mengenai rata-rata indikator CSR yang di- ungkapkan. Skor indeks pengungkapan CSR terbesar dimiliki PT PP Properti Tbk—PPRO sebesar 1,000 (diungkapkan secara penuh), sedangkan untuk nilai yang terkecil diper- oleh PT Wijaya Karya Persero Tbk—WIKA yaitu 0,121.

Selanjutnya modal intelekual (VA- ICTM), memiliki nilai min 0,142 oleh ITMG(PT Indo Tambangraya Megah) dan nilai max18,467 oleh UNVR (PT Unilever Tbk). Nilai σyang lebih kecil (3,915) daripada nilai mean(4,529) mengindikasikan tidak ada variasi yang besar nilai modal intelektual selama periode pengamatan.

MVA memiliki nilai minimum -239.932 oleh BNGA (Bank CIMB Niaga) dan nilai maksimum 418.271 oleh BBCA (Bank BCA). Nilai mean 50.319 yang lebih kecil daripada standar deviasi 131.407 menunjukkan bah- wa ada perbedaan yang besar antara nilai terendah dan nilai tertinggi, atau dapat dika- takan ada kesenjangan yang tinggi nilai MVA antarperusahaan. Hal ini disebabkan bebe- rapa perusahaan seperti SIMP, INDR, PGAS, BBTN, dan BNGA memiliki nilai MVA yang negatif selama periode pengamatan. Laba yang kerap menjadi tolok ukur kinerja peru- sahaan ternyata belum cukup mampu men- ciptakan kekayaan pemegang saham. Hal ini dibuktikan dengan MVA negatif meskipunlaba perusahaan tersebut positif.

Tabel 2. Hasil Uji Anova (Uji F)

Model df F Sig.Regression 6 5,878 0,000

Residu 60

Total 66

Page 6: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

300 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 295-307

pa kuat pengaruh variabel-variabel prediktor yang disertakan dalam riset ini secara indi-vidu mempengaruhi MVA, atau disebut de-ngan pengujian secara parsial.

Persamaan selanjutnya untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap MVA di moderasi oleh modal intelektual. Persa-maan ketiga menginteraksikan pengungka-pan CSR dan modal intelektual (VAICTM). Berikut model persamaan masing-masing regresi dan hasil pengujiannya (disarikan dari pengujian pada Tabel 3).

MVAit = α + β1.CSRIit + β2.Levit + β3.Si-zeit + β4.Typeit + ε.

MVAit = α + β1.CSRIit + β2.VAICit + β3.Levit + β4.Sizeit + β5.Typeit + ε.

MVAit = α + β1.CSRIit + β2.VAICit + β3.CSRIit.VAICit + β4.Levit + β5.Sizeit + β6.Typeit + ε.

Tabel 3 kolom CSR koefisien persamaan pertama ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0,052. Nilai signifikansi tidak lebih kecil dari dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,340 > 0,05, maka nilai tersebut tidak signifikan. Pengungkapan CSR mempunyai nilai t yakni 0,416 dengan Ttabel = 1,669 se-hingga Ttabel > Thitung, maka dapat disim-pulkan bahwa MVA tidak dipengaruhi oleh pengungkapan CSR.

Tabel 3 kolom koefisien persamaan kedua ditunjukkan dengan nilai signifikan-si 0,055. Nilai sig tidak lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,311 > 0,05. Pengungkapan CSR mempunyai thitung yaitu 0,496 dengan Ttabel = 1,667 sehingga Thitung < Ttabel, dapat disimpulkan bah-wa nilai MVA tidak dipengaruhi oleh variabel pengungkapan CSR. Sementara itu, modal intelektual memiliki nilai Thitung 4,231 > Ttabel 1,667 yang berarti modal intelektual

Keterangan Variabel Koefisien Regresi

Nilai t Sig.

Persamaan 1 (Konstanta) -2,073 0,210

CSR 0,052 0,416 0,340

Leverage 0,206 1,039 0,152

Size 0,365 2,358 0,011

Type -0,414 -1,914 0,030

Ad. R Square 0,044

Persamaan 2 (Konstanta) -3,279 0,001

CSR 0,055 0,496 0,311

Leverage 0,03 0,164 0,435

Size 0,476 3,413 0,001

Type -0,355 -1,85 0,035

VAIC 0,475 4,231 0,000

Ad. R Square 0,251

Persamaan 3 (Konstanta) -3,719 0,000

CSR 0,405 2,297 0,013

Leverage -0,117 -0,64 0,263

Size 0,449 3,341 0,001

Type -0,184 -0,935 0,177

VAIC 0,949 4,331 0,000

CSR*VAIC -0,648 -2,485 0,008

Ad. R Square 0,31

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berjenjang

Page 7: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

Hijriah, Subroto, Nurkholis, Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responbility Dan... 301

secara parsial memiliki kontribusi yang sig-nifikan terhadap MVA.

Persamaan 3 (lihat Tabel 3) menun-jukkan koefisien CSR 0,405. Nilai Thitung pengungkapan CSR 2,297 > Ttabel 1,667. Nilai signifikansi 0,013 < probabilitas 0,05. Hal ini menunjukkan CSR memiliki kontri-busi positif terhadap MVA. Interaksi peng-ungkapan CSR dan modal intelektual da-lam meningkatkan MVA dapat dilihat pada nilai signifikansi 0,008 < probabilitas 0,05. Dengan demikian, faktor modal intelektual memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap MVA.

Variabel kendali dalam riset ini me-rupakan kemampuan perusahaan memba-yar utang (leverage), ukuran perusahaan (size), dan sektor perusahaan (type). Dari persamaan 1 terlihat bahwa nilai signifikan-si size (0,01) dan type (0,03) lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 sehingga memiliki pe ngaruh positif terhadap MVA. Sementa-ra itu, pada persamaan selanjutnya hanya size yang memiliki pengaruh positif terha-dap MVA, sedangkan leverage dan type ti-dak memiliki pengaruh terhadap MVA. Hal ini dapat disim pulkan bahwa ukuran peru-sahaan adalah salah satu faktor yang mem-pengaruhi nilai tambah pasar perusahaan.

Uji adjusted R2.. Pada Tabel 3 kolom adj. R Square merupakan hasil uji koefisien detereminasi. Adjusted R2 tujuannya adalah untuk menunjukkan sejauh mana kemam-puan variabel prediktor menjelaskan varia-bel terikat. Hasil pengujian ini ditunjukkan oleh nilai R2 yakni 0,310, sehingga dapat ditarik simpulan keseluruhan variabel pre-diktor dalam studi ini memiliki kemampuan 31% dalam menjelaskan variabel MVA.

Kontribusi CSR terhadap MVA. Ha-sil analisis membuktikan bahwa CSR tidak memiliki kontribusi apa pun terhadap MVA. Hasil analisis pada studi ini mendukung be-berapa peneliti sebelumnya, di antaranya oleh Aggerholm & Trapp (2014), Hidayan-syah, Hubeis & Irwanto (2018), dan Omar & Zallom (2016). Apabila dikomparasi dengan negara Asia Tenggara lainnya, yaitu Thai-land, Filipina, Singapura, serta Malaysia, pelaksanaan dan pelaporan CSR di Indone-sia masih dinilai cukup rendah berdasarkan data Environmental Performance Index (EPI) tahun 2016. Ryu, Ryu, & Hwang (2016) ber-argumentasi bahwa partisipasi masalah so-sial tidak serta merta memberikan dasar da-lam penciptaan nilai pemegang saham yang diukur dengan MVA. Keterbatasan ini dise-

babkan hanya indikator tertentu yang men-jadi perhatian investor seperti hubungan baik perusahaan dengan masyarakat (ber-pengaruh positif dengan MVA), sedangkan produk dan lingkungan berpengaruh nega-tif. Hal ini serupa dengan literatur sebelum-nya yang mengungkapkan bahwa investor mungkin tertarik hanya pada kegiatan CSR tertentu (Harjoto & Jo, 2015; Mishra & Modi, 2013). Berbagai dimensi CSR, karyawan, pelanggan, dan hubungan masyarakat, memiliki implikasi yang berbeda terhadap kinerja perusahaan. Misalnya pada dimen-si karyawan memiliki dampak positif ter-hadap kesehatan keuangan dan nilai pasar, sedangkan dimensi hubungan masyarakat terbatas pada nilai perusahaan dengan in-vestasi yang signifikan dalam Resource & De-velopment—R&D (Rodgers, Choy, & Guiral, 2013). Variasi dampak yang dihasilkan dari berbagai dimensi CSR menunjukkan bahwa ketika suatu perusahaan telah membata-si sumber daya untuk berinvestasi, mereka harus mengidentifikasi aktivitas CSR mana yang benar-benar sesuai dengan orientasi mereka. Selain itu, Mattera & Baena (2015) menyatakan pertimbangan dalam berin-vestasi salah satunya adalah kompetensi tak berwujud dalam memperoleh dan memper-tahankan keunggulan kompetitif.

Yang & Baasandorj (2017) mengemu-kakan bahwa pengungkapan CSR seharus-nya memberikan kepastian dan keamanan kepada investor dalam berinvestasi di pas-ar mo dal. Hal ini dikarenakan strategi CSR dapat mempertahankan dan meningkatkan reputasi kinerja, termasuk kinerja pasar. Hasil pada riset ini tidak sesuai dengan riset terdahulu yang membuktikan bahwa CSR dapat meningkatkan MVA. Hal ini dikare-nakan kinerja MVA yang diperoleh tidak di-dasarkan pada kegiatan CSR perusahaan, tetapi berdasarkan pada tingkat pengem-balian modal yang telah diinvestasikan pe-megang saham (Khan, 2018; Nazari, Hrazdil, & Mahmoudian, 2017) dan faktor lainnya, seperti kebijak an deviden, likuiditas, dan manajemen aset (Arvidsson, 2014).

Teori stakeholder menyatakan bahwa kepuasan dan apresiasi oleh stakeholder akan terwujud apabila aktivitas operasi pe-rusahaan mampu memberi manfaat kepa-da stakeholder-nya. Hal ini kemudian akan meningkatkan nilai perusahaan (Famiyeh, 2017; Jitmaneeroj, 2018). Hasil analisis pe-nelitian ini gagal dalam mengonfirmasi teori pemangku kepentingan (stakeholder) terkait

Page 8: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

302 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 295-307

upaya pengungkapan CSR yang dilakukan organisasi bisnis untuk menciptakan nilai. Manfaat CSR yang dilakukan perusahaan tidak serta merta dihargai oleh pasar dan memberikan dampak positif terhadap ting-kat pengembalian saham (Becchetti, Ci-ciretti, & Hasan, 2015; Deng, Kang, & Low, 2013). Temuan ini menunjukkan bahwa CSR bukan merupakan pertimbangan atau informasi yang penting bagi investor da-lam berinvestasi. Data kinerja pasar modal menunjukkan harga saham tidak ada pen-ingkatan setelah publikasi Sustainability Re-port. Berarti lapor an ini bukan menjadi pri-oritas yang dapat berdampak meningkatkan nilai tambah pasar perusahaan.

Pengungkapan CSR dianggap tidak re-levan bagi investor dikarenakan informasi ini hanya berguna bagi stakeholder lain nya atau tidak dapat diandalkan (Verbeeten, Gamerschlag, & Möller, 2016). Perusahaan yang legitimasi sosialnya terancam akan mencoba mengubah persepsi dan mengalih-kan perhatian dari masalah yang sebenarn-ya dihadapi perusahan. Hal ini bertujuan untuk menyoroti prestasi lain dan mengu-bah harapan publik dengan memanfaatkan laporan CSR (Costa & Torrecchia, 2018; Gregory, Whittaker, & Yan, 2016; Manchira-ju & Rajgopal, 2017). Lebih lanjut, temuan penelitian ini gagal untuk mengonfirmasi te-ori legitimasi yang menyatakan pengungka-pan CSR dapat menjadi strategi dalam me-menuhi kontrak sosial (Tan et al., 2016). Hal ini dikarenakan pengungkapan CSR tidak mampu memenuhi relevansi publik yang di-buktikan dengan penurunan nilai MVA saat nilai CSR meningkat dalam penelitian oleh Aggerholm & Trapp (2014).

Peran modal intelektual dalam me-mediasi CSR dan MVA. Hasil penguji-an persamaan pertama bertolak belakang dengan hasil pengujian persamaan ketiga. CSR yang disertai dengan peran pengelo-laan sumber daya oleh perusahaan ternyata dapat meningkatkan MVA. Berdasarkan te-ori resource based view—RBV, dalam men-ciptakan keunggulan kompetitif perusahaan perlu mengembangkan aset yang berharga, jarang ditemui, tidak mudah diimitasi, dan tidak mudah digantikan. Teori RBV bera-sumsi bahwa tiap perusahaan mempunyai cara yang unik untuk mengelola dan me-manfaatkan sumber daya miliknya.

McWilliams & Siegel (2011) sumber daya dan kapabilitas menghasilkan bebe rapa bentuk kombinasi. Kombinasi pertama yaitu

aset fisik berupa teknologi dan keterampilan yang diperlukan dalam menggunakannya. Kombinasi ini berkaitan dengan stakeholder lingkungan internal perusahaan, misalnya, aktivitas CSR menurut standar GRI, men-yajikan informasi upaya perusahaan da-lam meningkatkan kete rampilan karyawan (training). Keterampilan ini pada akhirnya bertujuan agar karyawan mampu memak-simalkan sumber daya (tek nologi) yang ada sehingga mampu meningkatkan produktivi-tasnya. Kombinasi yang kedua, yaitu sum-ber daya manusia dan kemampuan organ-isasi yang meliputi budaya, komitmen, dan kemampuan untuk integrasi dan komuni-kasi. Informasi kegiatan CSR yang dituang-kan baik dalam bentuk Sustainability Report maupun Annual Report me rupakan bentuk komunikasi dan komitmen perusahaan terh-adap stakeholder. Dalam melaksanakan dan mengungkapkan CSR, perusahaan tentu harus mempunyai kapabilitas sumber daya (baik manusia maupun modal finansial).

Kombinasi yang ketiga, yaitu reputa-si sumber daya tak berwujud (intangible resource) dan kecerdasan politik. Perha-tian perusahaan terhadap lingkungan mer-upakan bagian dari citra dan identitas or-ganisasi. Perhatian tersebut diharapkan mempengaruhi kebijakan sumber daya ma-nusia yang meliputi desain pekerjaan, pros-es rekrutmen, seleksi, serta sistem pelatihan dan pengembangan. Gallego Álvarez, Prado Lorenzo, & García Sánchez (2011) mengung-kapkan bahwa organisasi dengan catatan lingkungan yang buruk akan semakin su-lit untuk merekrut dan mempertahankan staf bermutu tinggi. Citra atau image yang ditampilkan perusahaan dalam bentuk SR tidak hanya menjadi pertimbangan bagi in-vestor, tetapi juga bagi karyawan dan calon karyawan. Dua aspek yang mendukung per-nyataan bahwa SDM penting bagi organisa-si, yakni keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki individu internal organisasi. Keunggulan dan karakteristik in-dividu tidak akan memberikan nilai tambah bagi organisasi, kecuali adanya pengelolaan yang baik dari organisasi. Ini berarti sekali-pun sumber daya manusia (SDM) memiliki potensi tidak akan bermakna bagi organisasi apabila tidak dipelihara (maintained) de ngan baik. Manajemen SDM inilah yang akan menghasilkan keunggulan bersaing serta meningkatkan nilai perusahaan.

Pengaruh CSR dengan modal intelek-tual lainnya dinyatakan oleh Jain, Vyas,

Page 9: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

Hijriah, Subroto, Nurkholis, Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responbility Dan... 303

& Roy (2017), yaitu investasi CSR meng-hasilkan keuntungan internal dan ekster-nal. Pertama, terkait dengan pengembangan sumber daya dan kemampuan baru dalam pengetahuan dan budaya. Kedua, terkait dengan stakeholder dan peningkatan re-putasi perusahaan. Ketika memiliki peran penting dalam misi perusahaan, CSR akan menghasilkan manfaat bagi sumber daya internal. Oleh karena itu, komitmen peru-sahaan dalam melaksanakan CSR dianggap sebagai keunggulan strategis spesifik (Ber-etta, Demartini, & Trucco, 2019). Penelitian sebelumnya, seperti Mattera & Baena (2015) menyatakan bahwa intangible aset memain-kan peran kunci efek CSR dan berinteraksi untuk mempengaruhi nilai perusahaan.

Yang & Lin (2009) mengungkapkan bahwa modal intelektual merupakan nilai yang luput (hidden value) dari informasi keuangan dan merupakan faktor yang men-dorong organisasi dalam memenangkan per-saingan terhadap kompetitor. Investor tentu akan mencari dan memberi poin lebih ke-pada perusahaan-perusahaan yang efisien dalam menggunakan modal intelektualnya, dikarenakan mereka akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan dan profitabili-tas yang lebih besar, baik pada saat seka-rang maupun di masa depan. Madhavaram & Hunt (2017) dan Yang, Brashear, & Asare (2015) mengungkapkan bahwa IC terkait dengan keunggulan bersaing bagi organi-sasi dan merupakan sumber daya paling penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, secara teori, kinerja IC yang baik akan mem-pengaruhi kinerja kapitalisasi pasar, sebab pasar diprediksi merespon positif informasi tentang keungggulan kompetitif yang dimili-ki oleh perusahaan.

Dua cara utama untuk menentukan nilai perusahaan menurut Li, Li, & Minor (2016) yaitu berdasarkan nilai pasar atau berdasarkan laporan keuangan. Nilai buku pada umumnya jauh lebih rendah dari nilai pasar. Salah satu faktor penyebab adanya selisih tersebut dikarenakan adanya modal intelektual yang tidak dilaporkan dalam in-formasi keuangan, sehingga semakin ting-gi nilai IC perusahaan nilai pasarnya juga ikut bertambah (Ulum, Ghozali, & Purwan-to, 2014). Hasil analisis pada riset ini sesuai dengan riset terdahulu di antaranya oleh Ba-jic & Yurtoglu (2018), Feng, Chen, & Tseng (2018), dan Sareewiwatthana & Wanidwa-ranan (2019) yang mengungkapkan bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap peningkat-

an MVA. Namun, dengan syarat perusahaan mampu mengelola modal intelektualnya. Tanpa pengelolaan modal intelektual, CSR dianggap tidak memiliki kontribusi terhadap peningkatan MVA. Laporan keberlanjutan adalah salah satu wujud dari harapan mas-yarakat dan lingkungan sosial perusahaan.

SIMPULANHasil penelitian ini menunjukkan

bahwa apabila CSR yang disertai manaje-men modal intelektual secara efisien akan meningkatkan nilai tambah pasar (MVA) perusahaan. Sebaliknya, apabila CSR tidak memperhatikan modal intelektual, pengung-kapan atau informasi CSR tidak memiliki kontribusi pada nilai tambah pasar (MVA). Hasil riset mengonfirmasi teori legitimasi, teori stakeholder dan resource based view—RBV, bahwa strategi pelaksanaan dan pen-gungkapan CSR akan mendapatkan respon positif apabila perusahaan terlebih dahulu berhasil dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya (modal intelektual). Implikasi praktis bagi investor adalah dapat menggu-nakan informasi pengungkapan modal in-telektual sebagai pertimbangan dalam ber-investasi. Modal intelektual terbukti berhasil dalam memperkuat informasi CSR perusa-haan dan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. Implikasi kebijakan bagi regulator adalah sudah seharusnya OJK dan regulator secara bertahap mulai mewa-jibkan perusahaan untuk menyajikan infor-masi modal intelektual dan pengungkap an CSR, baik dalam annual report maupun sus-tainability report.

Keterbatasan dalam penelitian ini berkenaan dengan hambatan tertentu ketika penelitian dilakukan. Pertama, pada tahun 2017 ada transisi perubahan standar dari GRI G4 menjadi standar GRI sehingga jum-lah indikator yang dicantumkan perusahaan dalam SR berkurang. Kedua, tahun 2017 perusahaan mulai menyajikan pengungka-pan keberlanjutan berdasarkan aturan dari Otoritas Jasa Keungan (OJK). Indikator-in-dikator berdasarkan POJK tersebut diung-kapkan oleh sebagian perusahaan. Namun, pengungkapan tersebut tidak menjadi ba-gian dalam studi ini dikarenakan belum ada teknik analisis untuk mengetahui sejauh mana kualitas penyajian pengungkapan ber-dasarkan peraturan tersebut.

Riset selanjutnya dengan tema yang sama diharapkan mengatasi keterbatasan studi ini. Saran untuk riset mendatang ialah

Page 10: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

304 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 295-307

menilai kualitas pengungkapan CSR ber-dasarkan standar GRI G4 dan GRI. Kemudi-an dampak dari peraturan terbaru OJK pada tahun 2017 memungkinkan peneliti selan-jutnya untuk menilai bagaimana kinerja berbasis pasar sebelum dan sesudah adanya aturan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dengan adanya aturan atau standar baru, kualitas informasi yang diungkapkan dapat menjadi pertimbangan bagi investor dan meningkatkan nilai tam-bah pasar perusahaan atau tidak.

DAFTAR RUJUKANAggerholm, H. K., & Trapp, N. L. (2014).

Three Tiers of CSR: An Instructive Means of Understanding and Guiding Contemporary Company Approach-es to CSR? Business Ethics: A Europe-an Review, 23(3), 235-247. https:/doi.org/10.1111/beer.12050

Agyemang, O., & Ansong, A. (2017). Corpo-rate Social Responsibility and Firm Performance of Ghanaian SMEs. Jour-nal of Global Responsibility, 8(1) 47-62. https://doi.org/10.1108/JGR-03-2016-0007

Akisik, O., & Gal, G. (2017). The Impact of Corporate Social Responsibility and Internal Controls on Stakeholders’ View of the Firm and Financial Per-formance. Sustainability Accounting, Management and Policy Journal, 8(3), 246-280. https://doi.org/10.1108/SAMPJ-06-2015-0044

Alcaniz, L., Gomez-Bezares, F., & Ugarte, J. (2015). Firm Characteristics and In-tellectual Capital Disclosure in IPO Prospectuses. Academia Revista Lati-noamericana de Administración, 28(4), 461-483. https://doi.org/10.1108/ARLA-09-2014-0134

Ali, W., & Frynas, J. G. (2018). The Role of Normative CSR Promoting Institutions in Stimulating CSR Disclosures in De-veloping Countries. Corporate Social Responsibility and Environmental Man-agement, 25(4), 373– 390. https://doi.org/10.1002/csr.1466.

Alipour, M. (2012). The Effect of Intellectual Capital on Firm Performance: An In-vestigation of Iran Insurance Com-panies. Measuring Business Excel-lence, 15(01), 53–66. https://doi.org/10.1108/13683041211204671

Alipour, M., & Pejman, M. E. (2015). The Impact of Performance Measures, Leverage and Efficiency on Market Val-ue Added: Evidence from Iran. Global Economics and Management Review, 20(1), 6-14. https://doi.org/10.1016/j.gemrev.2015.04.001

Altaf, N. (2016). Economic Value Added or Earnings: What Explains Market Val-ue in Indian Firms? Future Business Journal, 2(2), 152-166. https://doi.org/10.1016/j.fbj.2016.11.001

Arvidsson, S. (2014). Corporate Social Res- ponsibility and Stock Market Actors: A Comprehensive Study. Social Responsi-bility Journal, 10(2), 210-225. https://doi.org/10.1108/SRJ-08-2012-0099

Bajic, S., & Yurtoglu, B. (2018). Which as-pects of CSR Predict Firm Market Val-ue? Journal of Capital Markets Studies, 2(1), 50-69. https://doi.org/10.1108/JCMS-10-2017-0002

Becchetti, L., Becchetti, R., & Hasan, I. (2015). Corporate Social Responsibility, Stake-holder Risk, and Idiosyncratic Volatil-ity. Journal of Corporate Finance, 35, 297-309. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2015.09.007

Beretta, V., Demartini, C., & Trucco, S. (2019). Does Environmental, Social and Governance Performance Influence In-tellectual Capital Disclosure Tone in Integrated Reporting? Journal of Intel-lectual Capital, 20(1), 100-124. https://doi.org/10.1108/JIC-02-2018-0049

Brown-Liburd, H., & Zamora, V. L. (2015). The Role of Corporate Social Respon-sibility (CSR) Assurance in Investors’ Judgments When Managerial Pay is Explicitly Tied to CSR Performance. AU-DITING: A Journal of Practice & Theory, 34(1), 75-96. https://doi.org/10.2308/ajpt-50813

Chtourou, H., & Triki, M. (2017). Commit-ment in Corporate Social Responsibility and Financial Performance: A Study in the Tunisian Context. Social Responsi-bility Journal, 13(2), 370-389. https://doi.org/10.1108/SRJ-05-2016-0079

Costa, M., & Torrecchia, P. (2018). The Concept of Value for CSR: A Debate Drawn from Italian Classical Account-ing. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 25(2), 113– 123. https://doi.org/10.1002/csr.1443.

Page 11: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

Hijriah, Subroto, Nurkholis, Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responbility Dan... 305

Deng, X., Kang, J. koo, & Low, B. S. (2013). Corporate Social Responsibility and Stakeholder Value Maximization: Evi-dence from Mergers. Journal of Financial Economics, 110(01), 87–109. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2013.04.014

Egginton, J. F., & McBrayer, G. A. (201). Does It Pay to be Forthcoming? Evi-dence from CSR Disclosure and Equi-ty Market Liquidity. Corporate Social Responsibility and Environmental Man-agement, 26(2), 396–407. https://doi.org/10.1002/csr.1691

Elliott, W. B., Grant, S. M., & Rennekamp, K. M. (2017). How Disclosure Features of Corporate Social Responsibility Reports Interact with Investor Nu-meracy to Influence Investor Judg-ments. Contemporary Accounting Re-search, 34(3), 1596-1621. https://doi.org/10.1111/1911-3846.12302

Famiyeh, S. (2017). Corporate Social Res- ponsibility and Firm’s Performance: Empirical Evidence. Social Responsibili-ty Journal, 13(2), 390-406. https://doi.org/10.1108/SRJ-04-2016-0049

Feng, Z., Chen, C. R., & Tseng, Y. (2018). Do Capital Markets Value Corporate So-cial Responsibility? Evidence from Sea-soned Equity Offerings. Journal of Bank-ing and Finance, 94, 54-74. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2018.06.015

Gallego Álvarez, I., Prado Lorenzo, J. M., & García Sánchez, I. (2011). Corporate Social Responsibility and Innovation: A Resource Based Theory. Management Decision, 49(10), 1709-1727. https://doi.org/10.1108/00251741111183843

Gorry, G. A., & Westbrook, R. A. (2013). Cus-tomers, Knowledge Management, and Intellectual Capital. Knowledge Man-agement Research & Practice, 11(1), 92-97. https://doi.org/10.1057/kmrp.2012.14

Gregory, A., Whittaker, J., & Yan, X. (2016), Corporate Social Performance, Compet-itive Advantage, Earnings Persistence and Firm Value. Journal of Business Finance & Accounting, 43(1-2), 3-30. https://doi.org/10.1111/jbfa.12182

Guiral, A. , Moon, D., & Choi, H. (2014), Can Excellence in Corporate Social Perfor-mance Improve Investors’ Financial As-sessments and Credibility of Managers’ Forecasts? Asia-Pacific Journal of Finan-cial Studies, 43(4), 530-555. https://doi.org/10.1111/ajfs.12057

Harjoto, M. A., & Jo, H. (2015). Legal vs. Normative CSR: Differential Impact on Analyst Dispersion, Stock Return Vol-atility, Cost of Capital, and Firm Value. Journal of Business Ethics, 128(1), 1-20. https://doi.org/10.1007/s10551-014-2082-2

Hermawan, S., Hariyanto, W., & Sumar-tik. (2016). Integrasi Intellectual Cap-ital dan Knowledge Management untuk Meningkatkan Kinerja Peru-sahaan FarmasI. Jurnal Akuntansi Mul-tiparadigma, 6(3), 385-398. https://doi.org/10.18202/jamal.2015.12.6031

Hidayansyah, P. F., Hubeis, M., & Irwanto, A. K. (2018). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility ter-hadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham pada Sektor Properti di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 6(1), 74–89. https://doi.org/10.29244/jmo.v6i1.12195

Ibrahim, M., Solikahan, E. Z., & Widyatama, A. (2015). Karakteristik Perusahaan, Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(1), 99-106. https://doi.org/10.18202/ja-mal.2015.04.6008

Jain, P., Vyas, V., & Roy, A. (2017), Explor-ing the Mediating Role of Intellectual Capital and Competitive Advantage on the Relation between CSR and Financial Performance in SMEs. Social Responsi-bility Journal, 13(1), 1-23. https://doi.org/10.1108/SRJ-04-2015-0048

Jitmaneeroj, B. (2018). A Latent Variable Analysis of Corporate Social Respon-sibility and Firm Value. Managerial Finance, 44(4), 478-494. https://doi.org/10.1108/MF-08-2017-0303

Kabir, R., & Thai, H. (2017). Does Corporate Governance Shape the Relationship between Corporate Social Respon-sibility and Financial Performance? Pacific Accounting Review, 29(2), 227-258. https://doi.org/10.1108/PAR-10-2016-0091

Khan, S. N. (2018). Making Sense of the Black Box: An Empirical Analysis In-vestigating Strategic Cognition of CSR Strategists in a Transitional Market. Journal of Cleaner Production, 196, 916-926. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.06.075

Kim, Y., Park, M. S., & Wier, B. (2012). Is Earnings Quality Associated with

Page 12: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

306 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 295-307

Corporate Social Responsibility? The Accounting Review, 87(3), 761-796. https://doi.org/10.2308/accr-10209

Kuo, L., & Chen, V. Y. J. (2013). Is Environ-mental Disclosure an Effective Strategy on Establishment of Environmental Le-gitimacy for Organization? Management Decision, 51(7), 1462-1487. https://doi.org/10.1108/MD-06-2012-0395

Li, F., Li, T., & Minor, D. (2016). CEO Po wer, Corporate Social Responsibility, and Firm Value: A Test of Agency Theo-ry. International Journal of Managerial Finance, 12(5), 611-628. https://doi.org/10.1108/IJMF-05-2015-0116

Li, Y. Q., & Liu, C. H. S. (2018). The Role of Problem Identification and Intellectu-al Capital in the Management of Ho-tels’ Competitive Advantage-An In-tegrated Framework. International Journal of Hospitality Management, 75, 160-170. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2018.05.022

Lindawati, A., & Puspita, M. (2015). Corpo-rate Social Responsibilty: Implikasi Stakeholder dan Legitimacy Gap da-lam Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(1), 157-174. https://doi.org/10.18202/ja-mal.2015.04.6013

Madhavaram, S., & Hunt, S. D. (2017). Cus-tomizing Business-to-Business (B2B) Professional Services: The Role of Intel-lectual Capital and Internal Social Cap-ital. Journal of Business Research, 74, 38-46. https://doi.org/10.1016/j.jbus-res.2017.01.007

Manchiraju, H., & Rajgopal, S. (2017). Does Corporate Social Responsibility (CSR) Create Shareholder Value? Ev-idence from the Indian Companies Act 2013. Journal of Accounting Re-search, 55(5), 1257-1300. https://doi.org/10.1111/1475-679X.12174

Mattera, M., & Baena, V. (2015). The Key to Carving Out a High Corporate Reputa-tion based on Innovation: Corporate So-cial Responsibility. Social Responsibility Journal, 11(2), 221-241. https://doi.org/10.1108/SRJ-03-2013-0035

Mcdowell, W. C., Peake, W. O., Coder, L., & Harris, M. L. (2018). Building Small firm performance through Intellectual Capi-tal Development: Exploring Innovation as the “Black Box”. Journal of Business

Research, 88, 321-327. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.01.025

McWilliams, A., & Siegel, D. S. (2011). Creating and Capturing Value: Strate-gic Corporate Social Responsibility, Re-source-Based Theory, and Sustainable Competitive Advantage. Journal of Man-agement, 37(5), 1480–1495. https://doi.org/10.1177/0149206310385696

Melani, E. (2015). Reaksi Investor atas Ki -nerja Intellectual Capital pada Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, 1(1), 21-28. https://doi.org/10.18382/jraam.v1i1.10

Mishra, S., & Modi, S. B. (2013). Positive and Negative Corporate Social Responsibili-ty, Financial Leverage, and Idiosyncratic Risk. Journal of Business Ethics, 117(2), 431-448. https://doi.org/10.1007/s10551-012-1526-9

Molodchik, M., Shakina, E., & Bykova, A. (2012). Intellectual Capital Transforma-tion Evaluating Model. Journal of Intel-lectual Capital, 13(4), 444-461. https://doi.org/10.1108/14691931211276089

Nazari, J. A., Hrazdil, K., & Mahmoudian, F. (2017). Assessing Social and Environ-mental Performance through Narra-tive Complexity in CSR Reports. Jour-nal of Contemporary Accounting & Economics, 13(2), 166-178. https://doi.org/10.1016/j.jcae.2017.05.002

Nimtrakoon, S. (2015). The Relationship between Intellectual Capital, Firms’ Market Value and Financial Perfor-mance. Journal of Intellectual Cap-ital, 16(3), 587-618. https://doi.org/10.1108/JIC-09-2014-0104

Omar, B., & Zallom, N. (2016). Corporate Social Responsibility and Market Value: Evidence from Jordan. Journal of Fi-nancial Reporting and Accounting, 14(1), 2-29. https://doi.org/10.1108/JFRA-11-2014-0084

Pandya, B. (2016). An Empirical Analy -sis of Market Value Added and Econom-ic Profit with Reference to Listed Public Sector Enterprises of India. FIIB Busi-ness Review, 5(4), 42–50. https://doi.org/10.1177/2455265820160408

Park, B. I., & Ghauri, G. N. (2015). Deter-minants Influencing CSR Practic-es in Small and Medium Sized MNE Subsidiaries: A Stakeholder Perspec-

Page 13: PENGUATAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ...

Hijriah, Subroto, Nurkholis, Penguatan Pengungkapan Corporate Social Responbility Dan... 307

tive. Journal of World Business, 50(1), 192-204. https://doi.org/10.1016/j.jwb.2014.04.007

Rodgers, W., Choy, H. L., & Guiral, A. (2013). Do Investors Value a Firm’s Com-mitment to Social Activities? Journal of Business Ethics, 114(4), 607–623. https://doi.org/10.1007/s10551-013-1707-1

Ryu, D., Ryu, D., & Hwang, J. H. (2016). Cor-porate Social Responsibility, Market Competition, and Shareholder Wealth. Investment Analysts Journal, 45(1), 16-30. https://doi.org/10.1080/10293523.2015.1125059

Sardo, F., Serrasqueiro, Z., & Alves, H. (2018). On the Relationship between In-tellectual Capital and Financial Perfor-mance: A Panel Data Analysis on SME Hotels. International Journal of Hospi-tality Management, 75, 67-74. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2018.03.001

Sareewiwatthana, P., & Wanidwaranan, P. (2019). Alternative Analyses of Market Value Added: A Case Study of Thailand. Investment Management and Financial Innovations, 16(1), 65-78. https://doi.org/10.21511/imfi.16(1).2019.05

Smriti, N., & Das, N. (2018). The Impact of Intellectual Capital on Firm Perfor-mance: A Study of Indian Firms List-ed in COSPI. Journal of Intellectual Capital, 19(5), 935-964. https://doi.org/10.1108/JIC-11-2017-0156

Ståhle, P., Ståhle, S., & Aho, S. (2011). Va -lue Added Intellectual Coefficient (VAIC): A Critical Analysis. Journal of Intellectu-al Capital, 12(4), 531-551. https://doi.org/10.1108/14691931111181715

Ulum, I., Ghozali, I., & Purwanto, A. (2014). Konstruksi Model Pengukuran Kiner-ja dan Kerangka Kerja Pengungkapan Modal Intelektual. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 5(3), 380-392. https://doi.org/10.18202/jamal.2014.12.5028

Vafaei, A., Taylor, D., & Ahmed, K. (2011). The Value Relevance of Intellectual Capital Disclosures. Journal of Intellec-tual Capital, 12(3), 407-429. https://doi.org/10.1108/14691931111154715

Verbeeten, F. H. M., Gamerschlag, R., & Möller, K. (2016). Are CSR Disclosures Relevant for Investors? Empirical Evi-dence from Germany. Management De-cision, 54(06), 1359-1382. https://doi.org/10.1108/MD-08-2015-0345

Yang, A. S., & Baasandorj, S. (2017). Ex-ploring CSR and Financial Performance of Full-Service and Low-Cost Air Car-riers. Finance Research Letters, 23, 291-299. https://doi.org/10.1016/j.frl.2017.05.005

Yang, C. C., & Lin, C. Y. Y. (2009). Does Intel-lectual Capital Mediate the Relation-ship between HRM and Organizational Performance? Perspective of a Health-care Industry in Taiwan. International Journal of Human Resource Manage-ment, 20(09), 1965–1984. https://doi.org/10.1080/09585190903142415

Yang, J., Brashear, T. G., & Asare, A. (2015) The Value Relevance of Brand Equi-ty, Intellectual Capital and Intellectual Capital Management Capability. Jour-nal of Strategic Marketing, 23(6), 543-559. https://doi.org/10.1080/0965254X.2014.1001863

Yusuf, A., & Gasim. (2015). Relevansi Nilai Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar Perusahaan di Bursa Efek In-donesia. Jurnal Akuntansi Multipar-adigma, 6(2), 175-340. https://doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6016

Zéghal, D., & Maaloul, A. (2010). Analys-ing Value Added as an Indicator of In-tellectual Capital and Its Consequences on Company Performance. Journal of In-tellectual Capital, 11(1), 39-60. https://doi.org/10.1108/14691931011013325