ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI PROMOTION MIX)...

149
ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI (PROMOTION MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang) Disusun Oleh: Nur Ainy Rohmah 213-10-036 JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA 2015

Transcript of ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI PROMOTION MIX)...

ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI

(PROMOTION MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH

TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH

(Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang)

Disusun Oleh:

Nur Ainy Rohmah

213-10-036

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

SALATIGA

2015

i

ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI (PROMOTION

MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH TERHADAP

PENINGKATAN JUMLAH NASABAH

(Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang)

Disusun Oleh:

Nur Ainy Rohmah

213-10-036

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

SALATIGA

2015

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Keberhasilan, Kebahagiaan dan Kelimpahan adalah Mudah dan

Pantas Didapatkan oleh Setiap Orang

-Robert Collier-

Melihat, Berfikir dan Bertindak

Skipsi ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku tercinta “Pa’e Ma’e”

Adik - adikku

Serta

Orang-orang yang selalu mendukungku

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikun Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk

yang paling sempurna, hanya kepada-Nya-lah tempat kita mengadu, karena Dia

Maha Memberi Pertolongan kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga

selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

senantiasa kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Rasa syukur yang

teramat dalam penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah

dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Produk Simpanan

Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada BMT

di Kota Salatiga dan Kab. Semarang”.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, dukungan,

bimbingan dan saran serta doa dari semua pihak. Dengan kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan dalam penulisan skripsi ini:

1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pembelajaran hidup.

2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

3. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Ketua Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam.

4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Program Studi Perbankan

Syari’ah Program Sarjana Strata 1 (S1) IAIN Salatiga.

5. Bapak Taufikur Rahman, S.E, M.Si., selaku Dosen pembimbing atas

semua waktu, arahan, bimbingan, petunjuk, saran serta kesabaran dalam

proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Alfred L., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik.

7. Seluruh staf pengajar Jurusan S1 Perbankan Syari’ah atas semua ilmu

yang telah diberikan.

vii

8. Keluarga Besar Management BMT RAMADANA yang telah

memberikan semangat, motifasi, doa dan dukungannya, Bapak Dr. Faqih

Nabhan, M.Si., Ibu Ema Nur Setyawati, SE., Maz Adhe Nur Setyanto,

Mbak Winarti, Maz Alvana, Mbak Laela, Maz Wahid, dan yang tidak

bisa saya sebut satu persatu.

9. Manajer dan karyawan BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang

yang bersedia menjadi objek penelitian.

10. Pa’e (alm) dan Ma’e tercinta atas semua doa, kasih sayang, semangat,

ilmu, bekal hidup, motivasi, arahan, serta semua hal yang menjadikan

aku seseorang yang kuat. Semoga skripsi ini bisa menjadi salah satu kado

atas semua harapan kalian. Thanks and love you.

11. Adik ku Emy Masruroh yang juga dalam waktu bersamaan

menyelesaikan skripsinya, serta sibontot Faisal yang selalu ngamuk-

ngamuk tiap hari terimakasih atas dukungan, kasih sayang, dan doanya.

12. Keluarga besarku Kakung, Uti, Om, bulek, tante, pak dhe, bu dhe yang

selalu memberikan dukungan dalam semua hal.

13. “Mr. Cebret” Arya Rahmantika yang selalu memberikan semangat, kasih

sayang dan perhatiannya (kadang-kadang).

14. Rifky, Tukah, Idut, Dini, Alfi, Eka, Dwi, Icha, Ayu, Baihaqi, Hanan,

Tandi dan semua teman-teman PS-S1 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku. Sukses selalu

untuk kita.

15. Sahabat-sahabati PMII kota Salatiga.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan, thanks..

viii

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aminn..

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna, sumbang pikir dan koreksi sangat bermanfaat dalam

menyempurnakan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang ingin mengkaji dn

meneliti lebih lanjut lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga,

Penulis

Nur Ainy Rohmah

NIM 213. 10. 036

ix

ABSTRAK

Rohmah, Nur Ainy.2015. Analisis Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix)Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (StudiKasus Pada Beberapa BMT di Kota Salatiga dan Kab.Semarang).Jurusan S1-Perbankan Syariah.Fakultas Ekonomi dan BisnisIslam.Institut Agama Islam Negeri.Salatiga.Pembimbing: TaufikurRahman, S.E., M.Si.

Kata Kunci: Promotion Mix (Advertising, Sales Promotion, Public Relation,Personal Selling, dan Direct Marketing) dan Peningkatan JumlahNasabah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bauranpromosi (Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap PeningkatanJumlah Nasabah (Studi Kasus Pada Beberapa BMT di Kota Salatiga dan Kab.Semarang). Penelitian ini menggunakan variabel independen Bauran Promosi(Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan DirectMarketing), sedangkan variabel dependennya peningkatan jumlah nasabah.

Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa nasabah BMT di KotaSalatiga dan Kab. Semarang tahun 2013-2014. Jumlah BMT di Kota Salatigadan Kabupaten Semarang yang di ambil adalah 10 BMT, dengan perkiraan lebihdari 250 nasabah per BMT. Sedangkan total populasi yang akan diambil adalah2.500 nasabah. Pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis uji asumsi klasik, uji validitas,uji reliabilitas dan analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis menggunakanuji t, uji F dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bauran Promosi secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah.. Akan tetapi jikasecara individu Advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadappeningkatan jumlah nasabah, Personal Selling berpengaruh positif dansignifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah, Public Relation (Publisitas)berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah,sedangkan Salles Promotion dan Direct Marketing berpengaruh positif tetapitidak signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah.

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Nota Pembimbing .......................................................................................... ii

Pengesahan .................................................................................................... iii

Pernyataan Keaslian Skripsi ........................................................................... iv

Motto dan Persembahan ................................................................................. v

Kata Pengantar .............................................................................................. vi

Abstrak .......................................................................................................... ix

Daftar Isi ....................................................................................................... x

Daftar Tabel .................................................................................................. xiii

Daftar Gambar ............................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ............................................................................................ xv

BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 8

BAB II Landasan Teori .................................................................................. 10

A. Telaah Pustaka ............................................................................... 10

B. Kerangka Teori .............................................................................. 13

1. Pengertian Pemasaran ................................................................ 13

2. Pemasaran Jasa .......................................................................... 15

xi

2.1 Karakteristik Jasa ............................................................. 18

2.2 Bauran Pemasaran Jasa .................................................... 19

3. Pengertian Promosi .................................................................... 22

4. Promosi Penjualan ..................................................................... 25

5. Tujuan Promosi Penjualan.......................................................... 29

6. Alat-alat Promosi Penjualan ...................................................... 30

7. Anggaran Promosi Penjualan .................................................... 32

8. Hubungan Promotion Mix (Bauran Pemasaran) terhadap

peningkatan jumlah nasabah ...................................................... 34

9. Pengertian BMT, Giro Wadiah, Deposito Mudhorobah dan

Tabungan Mudhorobah .............................................................. 35

9.1. BMT .................................................................................. 35

9.2. Giro Wadiah ....................................................................... 36

9.3. Deposito Mudhorobah ........................................................ 37

9.4. Tabungan Mudhorobah ....................................................... 38

C. Kerangka Penelitian ....................................................................... 40

D. Hipotesis ........................................................................................ 41

BAB III Metode Penelitian ............................................................................. 43

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 43

C. Populasi dan Sampel....................................................................... 44

D. Jenis dan Sumber Data.................................................................... 47

E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 48

F. Skala Pengukuran ........................................................................... 49

G. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.................... 50

H. Instrumen Penelitian ...................................................................... 54

I. Uji Instrumen Penelitian ................................................................. 56

a. Uji Realibilitas....................................................................... 56

b. Uji Validitas .......................................................................... 57

J. Alat Analisis .................................................................................. 57

1. Metode Deskriptif ...................................................................... 57

xii

2. Metode Kuantitatif .................................................................... 58

a. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 58

1. Uji Multicolliearity ......................................................... 58

2. Uji Heteroscedasticity .................................................... 58

3. Uji Autocorrelation......................................................... 59

4. Uji Normalitas ................................................................ 60

b. Uji Ketetapan Model ............................................................. 61

3. Uji Hipotesis .............................................................................. 62

a. Uji t-test ................................................................................ 62

b. Uji F ...................................................................................... 63

c. Analisis Regresi Linier Berganda........................................... 64

BAB IV Analisis Data .................................................................................... 66

A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................. 66

1. Gambaran Umum BMT.............................................................. 66

2. Gambaran Umum Responden..................................................... 80

B. Analisis Data .................................................................................. 83

1. Hasil Uji Analisis ....................................................................... 83

a. Uji Realibilitas....................................................................... 83

b. Uji Validitas .......................................................................... 84

2. Hasil Uji Asumsi Klasik............................................................. 85

a. Uji Multicollinearity .............................................................. 85

b. Uji Heteroscedasticity ........................................................... 87

c. Uji Autocorrelation................................................................ 88

d. Uji Normalitas ....................................................................... 89

3. Hasil Uji Ketepatan Model/ Uji Koefisien Determinasi (R2) ....... 90

4. Uji Hipotesis .............................................................................. 92

a. Uji t-test ................................................................................ 92

b. Uji F-test ............................................................................... 100

c. Analisis Regresi Berganda ..................................................... 102

xiii

BAB V Penutup.............................................................................................. 108

A. Kesimpulan .................................................................................... 108

B. Saran ............................................................................................. 109

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110

Lampiran ........................................................................................................ 114

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Peningkatan Jumlah Nasabah ........................................... 2

Tabel 3.1 Daftar Nama BMT yang diteliti .................................................. 44

Tabel 3.2 Daftar Nama-nama BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang ....... 45

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................ 80

Tabel 4.2 Usia Responden ........................................................................... 81

Tabel 4.3 Pendidikan Responden ................................................................. 81

Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan Responden .......................................................... 82

Tabel 4.5 Lama Responden menjadi Nasabah .............................................. 83

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................... 84

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Data ............................................................... 85

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas .................................................................... 86

Tabel 4.9 Uj Heteroscedasticity ................................................................... 87

Tabel 4.10 Uji Autocorrelation ...................................................................... 88

Tabel 4.11 Uji Normalitas................................................................................ 90

Tabel 4.12 Uji Ketetapan Model/ Koefisien Determinasi ............................... 91

Tabel 4.13 Uji Secara Individual (Uji Ttest) .................................................... 93

Tabel 4.14 Uji Secara Serempak (Uji Ftest) .................................................... 100

Tabel 4.15 Uji Analisis Regresi Berganda ..................................................... 103

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 40

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuesioner Penelitian ...................................................................... 115

Lampiran Gambaran Umum Responden ........................................................ 119

Lampiran Uji Reliabilitas ............................................................................... 121

Lampiran Uji Validitas .................................................................................. 123

Lampiran Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 128

Lampiran Uji Ketetapan Model ...................................................................... 130

Lampiran Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 131

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Permasalahan ekonomi saat ini timbul bukan hanya pengaruh dari

inflasi dan deflasi. Pada sektor riil pun, seperti Industri Rumah Tangga

(IRT), pangan dan jasa juga mengalami hambatan. Hambatan pada sektor

riil terbesar adalah dalam permodalan terutama pada sektor Industri

Rumah Tangga mikro. Hambatan permodalan menjadi permasalah terbesar

saat seseorang ingin melakukan usaha. Salah satu solusi yang ditwarkan

atau dicari adalah lembaga keuangan berbasis syariah. Perbankan syariah

merupakan salah satu lembaga keuangan yang sedang mengalami

kemajuan sangat pesat saat ini. Hampir semua produk diperbankan

mempunyai unit usaha syariah. Dengan sistem bagi hasil yang dirasa

memiliki keadilan yang tinggi baik dalam pendanaan maupun

pembiayaaan (Ridwan, 2004).

Lahirnya BMT (Baitul Maal Wat Tamwil), di setiap daerah

merupakan imbas dari berkembangnya perbankan syariah. BMT (Baitul

Maal Wat Tamwil) merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro

Syariah (LKMS), yaitu lembaga keuangan mikro yang sistem

operasionalnya berlandaskan syariah Islam.

Hal ini mendorong perekonomian menengah ke bawah untuk

bersaing dan berkembang menjadi lebih kuat. Penyaluran dana dan

pembiayaan dalam BMT yang memiliki kemudahan di masyarakat,

2

memudahkan para pengusaha mikro dalam permodalan. Selain itu,

keberadaan BMT yang mudah ditemui membuka kesempatan dan

peningkatan kemampuan dalam melayani kebutuhan masyarakat yang

lebih luas (Ridwan, 2004).

Pertumbuhan BMT yang sangat pesat dan banyak, menimbulkan

persaingan yang ketat diantara masing-masing BMT. Hal ini mendorong

setiap BMT untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap

BMT harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam

lingkungan kerjanya.

Tabel 1.1

Daftar peningkatan nasabah BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang

2013-2014

No. Nama BMT 2013 2014

1 BMT Anda Salatiga 3452 3659

2 BMT RAMA Salatiga 2132 2287

3 BMT Al-Mu’awwanah Bringin 2876 3149

4 BMT Al-Ishlah Salatiga 1682 1821

5 BMT Mitra Usaha Karangjati 2163 2297

6 BMT Sumber Mulia Tuntang 2893 3149

7 BMT Bina Insani Bergas 3578 3779

8 BMT Amal Mulia Suruh 2574 2718

9 BMT Inti Muamalat Bandungan 3942 4128

10 BMT Mandiri Sejahtera Bawen 2986 3256

3

Tidak hanya itu saja, krisis ekonomi dan moneter Indonesia yang di

mulai sejak pertengahan tahun 1997, mengakibatkan permasalahan yang

dihadapi semakin komplek. Tidak hanya persaingan antar BMT tetapi juga

termasuk didalamnya bank BUMN maupun bank swasta lainnya. Masalah

yang timbul bagi pihak BMT adalah bagaimana agar pengguna jasa dapat

memilih produk sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak bank. Di sini

peran pemasaran sangat diperlukan untuk memperkenalkan keunggulan

dari jasa perbankan seperti tabungan, giro, tabungan, rekening koran dan

lain-lain dalam meningkatkan calon nasabah (Ridwan, 2004).

Dalam hal ini BMT harus mampu menyusun program pemasaran,

khususnya dalam pengembangan bauran pemasaran yang efektif untuk

melayani nasabah. Setiap BMT berusaha seoptimal mungkin dapat

menarik perhatian dan simpatik masyarakat, baik dalam menghimpun dana

maupun menambah jumlah nasabah. Salah satu cara untuk menghimpun

dana adalah dengan menawarkan produk tabungan. Produk yang

ditawarkan oleh BMT semakin beragam, dengan memberikan berbagai

kemudahan-kemudahan dan prosentase bagi hasil yang kompetitif. Hal ini

jika dilihat dari sudut pandang nasabah, berarti keuntungan buat nasabah,

karena semakin banyak pilihan produk yang ditawarkan.

Berbagai macam cara dan strategi pemasaran yang dipergunakan,

mulai dari prosentase bagi hasil, memberikan hadiah kepada nasabah,

tidak adanya potongan administrasi, dan lain sebagainya. Di sini mulai

terlihat seberapa besarnya pengaruh pemasaran dalam suasana persaingan

4

tersebut. Sebagai perusahaan yang ingin menjadi pemenang dalam

persaingan harus menyusun strategi pemasaran yang tepat bagi

perusahaannya, yaitu dengan menentukan kebijakan bauran pemasaran

yang diterapkan dalam produk yang dipasarkan.

Salah satu unsur pemasaran yang banyak dilakukan oleh BMT dalam

menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut adalah dengan

promosi, tugas promosi adalah memastikan bahwa konsumen sasaran

mengetahui dan menyukai produk-produk jasa yang ditawarkan oleh bank.

Menurut Hiam alih bahasa Maulana (1996), promosi mempunyai tiga

tugas utama, yaitu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan.

Untuk mempromosikan produknya, perusahaan perlu melakukan promosi

agar produknya dikenal dan masyarakatpun tertarik dengan produknya,

salah satunya adalah dengan promosi penjualan. Dalam hal ini produk

yang dihasilkan oleh BMT adalah jasa. Dalam melakukan promosi

penjualan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh BMT untuk menarik

ataupun menghimpun dana dari masyarakat, seperti dengan memberikan

hadiah langsung, undian berhadiah dan lainnya, sehingga nasabah tertarik

untuk menabung di BMT tersebut.

Adanya permasalahan nyata yang salama ini menunjukan promotion

mix belum sepenuhnya dapat dimaksimalkan melalui terapan – terapan

nyata, sehingga masih banyak masyarakat yang belum tau ataupun belum

tertarik pada BMT. Seharusnya ada langkah nyata yang dilakukan

manajemen atau pihak personalia untuk dapat memaksimalkan

5

peningkatan jumlah nasabah dengan menggunakan promotion mix. Karena

data dari beberapa referensi ataupun penelitian yang telah dilakukan,

adanya promotion mix yang dilakukan secara optimal akan dapat

menguntungkan suatu organisasi.

Mengapa pengetahuan konsumen penting bagi pemasar? Karena apa

yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli, dan kapan

membeli, akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-

hal tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan konsumen akan mempengaruhi

keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih

banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan. Ia akan

lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi serta mampu

merecall informasi dengan lebih baik.

Penelitian dilakukan oleh Asmoro (2011) mengenai pengaruh bauran

promosi terhadap minat beli menunjukkan bahwa dimensi periklanan,

promosi penjualan serta publikasi tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap minat beli, sedangkan penjualan personal memiliki pengaruh

signifikan. Penelitian lain mengenai bauran promosi terhadap minat

pembelian (Sandy, 2012) menunjukkan bahwa periklanan, penjualan

langsung, promosi penjualan serta publisitas memiliki pengaruh signifikan

dengan promosi penjualan sebagai pengaruh yang paling dominan

terhadap minat penggunaan nasabah. Data jumlah peningkatan nasabah

pada latar belakang di atas menunjukkan minat beli nasabah cenderung

masih sedikit. Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor bauran promosi

6

yang mempengaruhi minat beli nasabah juga menunjukkan hasil berbeda.

Perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan objek penelitian,

tahun penelitian maupun sampel yang digunakan. Dari perbedaan

penelitian terdahulu dapat dianalisis bagaimana pengaruh variabel

independen (bauran promosi) terhadap variabel dependen (Peningkatan

Jumlah Nasabah).

Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik

dan menganggap penting untuk melakukan penelitian tentang pemasaran

yang dilakukan oleh Baitul Mal wat Tamwil (BMT) se-Salatiga dan Kab.

Semarang dan pengaruhnya terhadap jumlah nasabah. Maka dari itu

penelitian ini diberi judul: “Analisis Pengaruh Bauran Promosi

(Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan

Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada beberapa BMT di Kota Salatiga

dan Kab. Semarang)”.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini memiliki arah yang yang jelas maka terlebih

dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari

advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan

direct marketing, secara individual berpengaruh terhadap peningkatan

jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang?

7

2. Apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari

advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan

direct marketing, secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap

peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab.

Semarang?

C. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dengan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix)

yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal

selling, dan direct marketing, secara individual berpengaruh terhadap

peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang.

2. Untuk mengetahui apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix)

yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal

selling, dan direct marketing, secara simultan (bersama-sama)

berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota

Salatiga dan Kab. Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Akademik

a. Sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, dalam

upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses

pembelajaran mengenai promoosi yang diterapkan di lembaga

8

penghimpun dan penyalur dana masyarakat secara syariah yaitu pada

BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dan mengetahui berapa

besar pengaruh jumlah promosi terhadap jumlah nasabah.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

penulis dalam menambah pengetahuan serta penerapannya

berdasarkan teori dan konsep yang telah dipelajari

2. Secara Praktis

a. Bagi BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang sebagai masukan

dan saran dalam memperbaiki promosi yang diterapkan dan dapat

mengambil keputusan dalam menentukan promosi dalam

meningkatkan jumlah nasabah.

b. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar

pengaruh promosi pemasaran dalam meningkatkan jumlah tabungan

di BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimasudkan untuk memberikan gambaran

kepada pembaca mengenai keseluruhan isi penulisan dan menunjukkan

konsistensi dari penulisan dan pembahasannya. Sistematika penulisan

laporan penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

penulisan.

9

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai telaah pustaka, kerangka

teori, kerangka penelitian dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, popolasi dan sampel, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, skala pengukuran, variabel penelitian

dan definisi operasional variabel, instrument penelitian, uji

instrument penelitian, dan alat analisis.

BAB IV ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi obyek

penelitian, analisis data, serta intepretasi hasil.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang

merupakan penyajian singkat dari keseluruhan hasil penelitian

yang diperoleh dalam pembahasan juga mengenai saran yang

diberikan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti hal

yang sama.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Indra Jayusman (2012), Fakultas

Ekonomi Universitas Antakusuma Pangkalan Bun Kalimantan Tengah

dengan judul “pengaruh promotion mix terhadap peningkatan jumlah

nasabah Bank (Studi kasus PD BPR MARUNTING BATU AJI kab.

Pangkalan Bun yang menggunakan variabel dependen: peningkatan

jumlah nasabah dan variable independen: Promotion mix, yaitu biaya

iklan, biaya sales promotion, biaya personal selling.

Dalam penelitian Muh Masri Triady (2012), Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Hasanuddin Makasaar,

dengan judul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Promosi Terhadap

Peningkatan Volume Penjualan pada Produk Jasa (Studi Produk TAMPAN

pada PT. Bank Sulselbar Cab. Utama). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah: Periklanan, Penjualan Perseorangan, Promosi

Penjualan, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Langsung. Sedangkan

variabel dependentnya adalah Peningkatan Volume Penjualan. Hasil

penelitian dalam penelitian ini adalah secara bersama-sama kelima bauran

promosi ini memiliki pengaruh simultan yang positif dan signifikan,

sedangkan secara parsial pengaruh variabel bauran promosi terhadap nilai

penjualan, ditemukan bahwa periklanan merupakan variabel yang paling

dominan memiliki pengaruh terhadap volume penjualan.

11

11

Arizona Zia Alan Perdana (2010), Jurusan Manajemen Pemasaran

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010.

Dengan judul “Penerapan Bauran Promosi dalam Meningkatkan Jumlah

Nasabah pada Asuransi Bumi Putra Syariah Surakarta”. Penelitian ini

menggunakan variabel dependen: jumlah nasabah dan variabel

independen: Periklanan, Promosi penjualan, Personal selling.

Fitri Maisya (2009), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang,

dengan judul “Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, dan Hubungan

Masyarakat Terhadap Keputusan Menabung Di PT.Bank Negara

Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan variabel

dependen: keputusan menabung dan variabel independen: periklanan,

promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Berdasarkan hasil analisis

dan pembahasan mengenai pengaruh periklanan, promosi penjualan dan

hubungan masyarakat terhadap keputusan menabung di PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi, dapat disimpulkan bahwa periklanan

dan hubungan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan menabung di BNI Cabang Bukittinggi. Keputusan menabung

akan semakin meningkat apabila pihak BNI Cabang Bukittinggi semakin

meningkatkan promosi penjualan seperti pemberian souvenir yang

menarik dan bermanfaat bagi konsumen serta harus lebih memperhatikan

kejelasan pesan yang disampaikan melalui iklan seperti menampilkan

keunggulan atau manfaat produk dan layanan yang ditawarkan sehingga

pesan iklan leih mudah dimengerti dan diingat oleh konsumen.

12

12

Darna (2013), Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Kampus

Baru UI Depok 16425, dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap

Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank

X Syariah Cabang Harmoni Jakarta”. Variabel Independent yang diteliti

adalah periklanan (X1), promosi penjualan (X2), personal selling (X3), dan

publisitas (X4), sedangkan yang menjadi variabel dependen (Y) adalah

keputusan nasabah. Hasilnya secara parsial hanya variabel promosi

penjualan dan publisitas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian produk pembiayaan KPR Platinum iB, sedangkan

variabel periklanan dan personal selling tidak memiliki pengaruh terhadap

keputusan pembelian produk pembiayaan KPR Platinum iB. Hasil

pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keempat variabel bauran

promosi tersebut mempengaruhi keputusan nasabah dalam pembelian

produk KPR Platinum iB. dan dari keempat variabel yang dianalisis

ternyata yang paling dominan mempengaruhi keputusan nasabah memilih

produk pembiayaan KPR Platinum iB yaitu variabel publisitas.

Dalam jurnal Abrianto dan Oktavia (2015), Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok 16425, dengan judul

“Analisis Pengaruh Bauran Promosi Kartu Prabayar Terhadap Minat beli

Nasabah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang

Jatinegara”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran

promosi kartu prabayar bank X terhadap minat beli nasabah. Dimensi

bauran promosi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Periklanan,

13

13

Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan Personal dan

Pemasaran Langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

independen memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli nasabah.

Model penelitian ini mempengaruhi minat beli nasabah sebesar 59%,

sedangkan 41% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar model

penelitian ini.

Sementara itu, penelitian ini akan meneliti tentang Pengaruh Bauran

Promosi Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

pada beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dalam penelitian

ini penulis ingin mengetahui gambaran promosi selama 2 tahun terakhir

yang diterapkan oleh lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat

secara syariah yaitu BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dan

pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah nasabah.

B. Kerangka Teori

1) Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan dalam memperkenalkan suatu

perusahaan dan produknya. Tujuan pemasaran itu sendiri adalah agar

dapat dikenal oleh masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan

barang ataupun jasa dari perusahaan tersebut.

Menurut Kotler (2007: 6) pemasaran adalah proses sosial yang

didalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

14

14

Sedangkan menurut Alma (2009: 2) pemasaran adalah suatu sistem

total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan

barang-barang yang dapat memenuhi keinginan dan mencapai sasaran

serta tujuan organisasi.

Walaupun pengertian pemasaran itu berbeda-beda menurut para

ahli, tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran itu berintikan

seluruh kegiatan organisasi perusahaan yang diarahkan untuk dapat

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan.

Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk

menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan

cara memberi kepuasan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan, yaitu :

a. Pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan melalui proses pertukaran.

b. Pemasaran merupakan proses perencanaan, penentuan harga,

promosi dan pendistribusian barang dan jasa.

c. Pemasaran berorientasi pada pelanggan dan tujuan perusahaan.

Tujuan pemasaran adalah untuk memahami keinginan dan

kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen

sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual. Pengembangan

pemasaran dalam hal ini lebih diarahkan untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh beberapa ahli, konsumen

atau pelanggan disebut pasar atau pasar sasaran bagi perusahaan.

15

15

Untuk meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan,

perusahaan harus memberikan produk serta jasa atau pelayanan yang

memuaskan (Wahjono, 2010). Oleh karena itu perlu adanya suatu

upaya yang harus ditempuh organisasi atau perusahaan untuk

mempengaruhi konsumen atau pelanggan dalam membeli suatu

produk yang ditawarkan dengan melihat dari kombinasi 4 faktor,

yaitu:

1. Menawarkan sesuatu yang bernilai bagi konsumen baik itu berupa

barang maupun jasa.

2. harga produk yang wajar, artinya penjual dan pembeli dapat

saling memperoleh manfaat dari produk tersebut.

3. Berusaha untuk mengkomunikasikan atau melakukan promosi

atas manfaat produk yang dihasilkan kepada target pasar yang

akan dilayani.

4. Merancang model distribusi yang mampu menjamin ketersediaan

produk diberbagai tempat dan situasi.

2) Pemasaran Jasa

Seperti kita ketahui bahwa yang disalurkan oleh pihak produsen

bukan hanya benda yang berwujud saja tetapi juga jasa-jasa. Sifat

perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa

ditimbun atau ditumpuk seperti barang-barang lain. Umumnya

penyaluran jasa itu bersifat langsung kepada konsumen, misalnya jasa

16

16

perawatan, pengobatan, hiburan, travel / perjalanan, laundry / binatu,

perbankan dan lain-lain.

Seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli dibawah ini

mengenai arti jasa. Pengertian jasa menurut Kotler (2007: 45) adalah

setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak

lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan

perpindahan kepemilikan, produk jasa dapat terikat atau tidak terikat

pada suatu produk fisik. Selanjutnya Tjiptono (2007: 537)

mengemukakan jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, yang

dapat memberikan kepuasan kepada konsumen karena dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jasa

adalah sesuatu yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya

perpindahan kepemilikan. Menurut Fandi (2007: 7) bahwa sektor jasa

merupakan sektor yang paling besar mengalami perubahan sebagai

akibat dari cepatnya perubahan yang dialami oleh faktor lain, seperti

perubahan kebijakan dalam kaitan globalisasi serta perubahan

teknologi baru yang secara langsung menaikkan iklim kompetisi

didalam industri. Akibatnya pelanggan saat ini cenderung bersikap

lebih cerdik, suka memilih, lebih menuntut, mempelajari dengan baik

produk atau layanan yang ditawarkan, kesetiaannya rendah, sangat

17

17

peduli terhadap harga, memiliki waktu yang relatif terbatas, serta

mencari nilai yang tertinggi.

Menghadapi situasi seperti ini perusahaan jasa harus lebih

mampu memberikan layanan yang memiliki nilai tinggi serta mampu

menumbuhkan perasaan loyal pelanggan terhadap pelayanan yang

diterimanya. Menurut Tjiptono (2007: 27) pemasaran jasa merupakan

suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan

memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan

menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi

kebutuhan pasar tersebut.

Fungsi pemasaran menurut Tjiptono (2007: 28) terdiri dari tiga

komponen yaitu :

a. Bauran Pemasaran (marketing mix), merupakan unsur-unsur

internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah

organisasi.

b. Kekuatan pasar, merupakan peluang dan ancaman eksternal

dimana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.

c. Proses penyelarasan, yaitu proses stratejik dan manajerial untuk

memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakan-

kebijakan internal organisasi sudah layak untuk menghadapi

kekuatan pasar.

18

18

2.1. Karakterisik Jasa

Menurut Kotler (2007:45), jasa memiliki empat ciri utama

yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu

sebagai berikut:

a. Tidak berwujud (Intangibility), bahwa jasa tidak berbau,

tidak dapat dilihat, diraba, didengar, dan dirasakan sebelum

dibeli. Yang dapat dilakukan perusahaan untuk dapat

meyakinkan calon konsumen adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud

2) Menekankan pada manfaat yang diperoleh

3) Menciptakan suatu nama merek (brandname) bagi jasa

4) Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan

kepercayaan konsumen

b. Tidak terpisahkan (inseparability), jasa diproduksi dan

dikonsumsi pada saat bersamaan, jika konsumen membeli

suatu jasa maka ia akan berhadapan dengan sumber atau

penyedia jasa, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan

untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas.

c. Bervariasi (variability), jasa yang diberikan sering berubah-

ubah tergantung dari siapa yang menyajikan, kapan dan

dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan

sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar.

19

19

d. Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat disimpan dan

mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang

akan datang.

2.2. Bauran Pemasaran Jasa

Kotler (2007: 46) mengemukakan bauran pemasaran adalah

sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat

digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya

dalam pasar sasaran.

Kotler (2007: 49) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran

jasa terdiri dari 7P yaitu product (produk), price (harga), place

(tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence

(fasilitas fisik), dan process (proses).

1. Product / produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada konsumen untuk memuaskan kebutuhan

dan keinginan termasuk benda fisik, jasa, organisasi, tempat,

ide atau gagasan.

2. Price / harga adalah jumlah uang yang dikenakan pada

barang dan jasa, atau untuk lebih luas lagi merupakan jumlah

nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan

keuntungan dalam memiliki dan menggunakan barang dan

jasa. Penetapan harga menentukan pendapatan dari suatu

usaha/bisnis. Keputusan penentuan harga sangat signifikan

dalam penentuan nilai/manfaat yang dapat diberikan kepada

20

20

pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran

kualitas jasa.

3. Place / tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan berupa

usaha untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi

pasar sasarannya. Maksudnya yaitu mengenai tempat yang

mudah dijangkau oleh konsumen, tempat merupakan

perencanaan dan pelaksanaan penyaluran produk melalui

saluran distribusi yang tepat, sehingga produk tersebut dapat

tersedia pada tempat dan waktu yang tepat.

4. Promotion / promosi adalah berbagai usaha agar produk

dikenal oleh pasar sasaran, atau untuk mengingatkan

konsumen akan keberadaan suatu produk yang mereka

butuhkan. Promosi digunakan perusahaan untuk

berkomunikasi dengan konsumennya. Tujuan utama promosi

adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk

serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan

dan bauran pemasarannya.

5. People / orang adalah semua pelaku yang memainkan

peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi

persepsi konsumen. Semua sikap dan tindakan karyawan

sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen atau

keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).

21

21

6. Physical Evidence / sarana fisik, unsur-unsur yang termasuk

dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini

bangunan fisik peralatan, perlengkapan, logo, warna dan

barang-barang lainnya yang disatukan dengan jasa yang

diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.

Firman (2007) mengemukakan bahwa perusahaan melalui

tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola

bukti fisik yang strategis, yaitu :

a. An attention-creating Medium, perusahaan jasa

melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat

sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring

pelanggan dari target pasarnya

b. As a message-creating Medium, menggunakan symbol

atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif

kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari

produk jasa.

c. An effect-creating Medium, baju seragam yang berwarna,

bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu

yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

7. Process / proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme,

dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan

jasa. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara pemasaran dan

22

22

operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama

dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen.

3) Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

program pemasaran. Menurut Kotler (2007: 59) promosi adalah

kegiatan menginformasikan atau menyampaikan keunggulan suatu

produk dan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli produk

tersebut.

Kotler (2002: 171) memberikan definisi promosi adalah salah

satu bauran pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan,

membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Tujuan

utama promosi adalah :

1. Menginformasikan (informing), menginformasikan ke pasar

mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara

pemakaian yang baru dari suatu produk, perubahan harga, cara

kerja, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh

perusahaan, kesan yang baik, dan membangun citra perusahaan

yang baik.

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading), membentuk pilihan,

mengalihkan pilihan ke produk pemasar, mendorong pembeli

untuk berbelanja saat itu juga.

3. Mengingatkan (reminding), mengingatkan pembeli akan

keberadaan suatu produk, tempat menjual produk yang

23

23

ditawarkan, membuat pembeli tetap ingat akan produk suatu

perusahaan, dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada

produk perusahaan.

Menurut Kotler (2007: 204) bauran promosi adalah kombinasi

dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas

dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan

perusahaan.

Bauran promosi ini sangat penting dalam memperkenalkan suatu

produk agar suatu produk dibeli atau digunakan oleh konsumen,

sehingga tujuan pemasaran dapat tercapai.Bauran promosi terdiri dari:

1. Periklanan (Advertising),

Kotler (2007: 204) mengemukakan periklanan adalah kegiatan

meperkenalkan dan mempromosikan ide, barang, ataupun jasa

kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan. Pada pemasaran

jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan kegunaan jasa bagi

pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Kotler (2007: 205) menyatakan promosi penjualan terdiri dari

kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek,

dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa

tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen

atau pedagang. Pada saat ini para pengusaha banyak

24

24

menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi

penjualan yang sangat popular dan lebih efektif.Undian berhadiah

juga dilakukan pada bisnis perbankan.

3. Hubungan Mayarakat (Public Relation)

Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa hubungan masyarakat

(humas) adalah membangun hubungan yang baik dengan berbagai

pelanggan perusahaan dengan publisitas yang baik, membangun

citra perusahaan yang baik, dan menangani berbagai isu, cerita,

dan kejadian yang tidak menyenangkan. Humas sangat berperan

dalam menentukan citra perusahaan, sehingga mendukung

produknya.

4. Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling)

Menurut Kotler (2007: 207), menyatakan bahwa penjualan secara

pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan dengan

tujuan untuk melakukan penjualan. Penjualan secara pribadi ini

dibagi berdasarkan :

a. Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan

dengan cara melayani konsumen yang datang ke tempat

perusahaan.

b. Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan

diluar perusahaan dengan mendatangi perusahaan, kantor dan

lain-lain.

25

25

c. Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak

sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa pemasaran langsung /

direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen

untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan erat dengan

konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing, yaitu :

a. Sistem yang interaktif

b. Respon

c. Wilayah mana saja

d. Faktor yang dapat diukur

Direct marketing memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Menunjukkan target yang jelas

b. Personalisasi

c. Ungkapan mendorong tindakan segera

d. Strategi yang tidak terlihat

e. Keterukuran

4) Promosi Penjualan

Kotler (2007: 204) menyatakan promosi penjualan terdiri dari

kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek,

dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu

secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau

pedagang.

26

26

Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik

pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk,

mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktifitas

promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa

rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat

dengan pengecer.

Shimp (2003: 111) mengemukakan bahwa promosi penjualan

mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk

memicu transaksi (pedagang besar dan ritel) dan/atau konsumen untuk

membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjual melakukan

penjualan secara agresif.

Hermawan (2006) mengemukakan Insentif adalah tambahan

atas manfaat dasar yang diberikan oleh merek dan untuk sementara

dapat mengubah harga atau nilai yang dirasakan. Jadi dapat dikatakan

bahwa insentif promosi penjualan untuk merek tertentu hanya berlaku

pada satu pembelian atau mungkin beberapa pembelian selama suatu

periode, tetapi tidak untuk setiap pembelian yang akan dilakukan

konsumen untuk periode yang lebih lama.

Shimp (2003: 120) mengemukakan setiap unsur bauran promosi

dapat mencapai tujuan tertentu tetapi tidak dapat mencapai tujuan

lainnya. Promosi penjualan cocok untuk melaksanakan tugas-tugas

berikut:

27

27

1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk

baru, yang dikembangkan, atau lama. Promosi penjualan yang

menggembirakan akan memberi motvasi kepada wiraniaga untuk

membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli, mereka

membangkitkan kembali rasa antusiasme dan mempermudah

pekerjaan wiaraniaga serta menjadikannya lebih menyenangkan.

2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama. Sebagaimana

telah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan tidak dapat

mengubah penurunan penjualan produk atau merek yang tidak

disukai. Akan tetapi, promosi dapat memperkuat penjualan

produk yang sudah lama.

3. Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru kepada dunia

perdagangan. Untuk mencapai tujuan penjualan dan laba, para

pemasar secara kontinu memperkenalkan produk-produk baru dan

menambah merek-merek baru kedalam kategori yang telah ada.

4. Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang.

Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan akan

memungkinkan produsen untuk memperoleh rak penyimpanan

barang ekstra untuk sementara.

5. Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif.

Promosi penjualan dapat digunakan untuk mengoffset usaha

periklanan dan promosi-promosi pesaing.

28

28

6. Mendapatkan pembelian percobaan dari para konsumen. Para

pemasar bergantung pada sampel gratis, kupon, dan promosi

penjualan lainnya untuk mendorong pembelian percobaan atas

merek-merek baru. Banyak konsumen tidak akan pernah mencoba

produk-produk baru atau merek-merek yang sebelumnya tidak

pernah dicoba, tanpa bujukan promosi penjualan.

7. Mempertahankan para pemakai saat ini dengan mendorong

pembelian ulang. Pemakaian strategis dari bentuk-bentuk promosi

penjualan tertentu dapat mendorong setidak-tidaknya pembelian

ulang jangka pendek. Program premi, refund, undian, dan

berbagai program rutin merupakan promosi penjualan yang

berguna untuk mendorong pembelian ulang.

8. Meningkatkan pemakaian produk dengan me-loading /

menumpuk konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi harga

dapat mendorong konsumen untuk me-load up / memborong

dalam jangka pendek, tetapi loading / menumpuk pembelian

jangka pendek ini hanya mencuri pembelian konsumen yang akan

dilakukan selama waktu-waktu berikutnya.

9. Memenangkan persaingan dengan me-loading / menumpuk

konsumen. Jika konsumen diloading atau dijejali dengan merek

suatu perusahaan, maka mereka akan keluar untuk sementara dari

pasar merek-merek pesaing. Dengan demikian, promosi penjualan

29

29

atas satu merek berguna untuk mendahului penjualan merek-

merek pesaing.

10. Memperkuat periklanan

Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan usaha

promosi penjualan yang terkoordinasi dengan baik.

5) Tujuan Promosi Penjualan

Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan

atau untuk meningkatkan jumlah konsumen, sehingga meningkatkan

jumlah penjualan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik

konsumen untuk segera membeli atau menggunakan produk ataupun

jasa yang ditawarkan.

Untuk mencapai tujuan pemasaran (volume penjualan), Shimp

(2003: 113) mengungkapkan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan:

1. Tenaga penjual / sales force

a. Mendorong dukungan untuk produk atau model baru

b. Mendorong lebih banyak calon pelanggan

c. Mendorong penjualan diluar musim

2. Pengecer / retaillers

a. Mendorong pengecer untuk menjalankan produk baru dan

tingkat persediaan lebih tinggi

b. Mendorong pembelian diluar musim

30

30

c. Mendorong penyimpanan persediaan untuk produk-produk

yang berhubungan

d. Mengimbangi promosi pesaing

e. Membangun kesetiaan merek dari pengecer dan berusaha

masuk ke toko eceran baru

3. Konsumen / consumer

a. Tujuan untuk mendorong pembelian dalam unit yang lebih

besar

b. Membangun percobaan diantara bukan pemakai

c. Menarik pengganti dari merek pesaing

6) Alat-alat Promosi Penjualan

Kotler (2007: 269) menjabarkan alat-alat promosi penjualan

sebagai berikut:

1. Promosi konsumen / consumer promotion

a) Sample, adalah contoh produk yang dapat dicoba oleh

konsumen

b) Coupon, adalah sertifikat yang memberikan hak kepada

konsumen untuk mendapat pengurangan / potongan harga

atas pembelian suatu produk.

c) Cash Refund Offer (Rebate), menawarkan pengembalian

sebagian dari biaya pembelian barang kepada konsumen yang

mengembalikan barang kepada produsen.

31

31

d) Price Pack (Cents Off Deal), menurunkan harga yang dibuat

oleh produsen langsung di label atau kemasan.

e) Premium, penawaran yang baik salah satu dari gratis atau

dengan biaya yang rendah untuk pembelian produk.

f) Advertising Speciallity, memberikan cinderamata kepada

konsumen yang membeli ataupun yang menggunakan produk

dari perusahaan.

g) Patronage Award, penghargaan dalam bentuk uang ataupun

lainnya untuk pengguna atau pemakai produk atau jasa secara

regular.

h) Point of Purchase (POP) Promotion, mendemonstrasikan dan

menunjukkan penggunaan barang dan jasa.

i) Contest, Sweepstakes, Games, sebuah acara promosi yang

memberikan kesempatan kepada konsumen untuk

memenangkan sesuatu, seperti perjalanan wisata, atau

berbentuk barang bagi yang beruntung.

2. Promosi penjual / trade promotion

a) Potongan harga / discount, penurunan harga barang dalam

jangka waktu tertentu.

b) Penghargaan / allowance, uang promosi yang dbayarkan

kepada penjual oleh perusahaan agar lebih mengutamakan

menjual produknya.

32

32

c) Barang gratis / free gift, tawaran untuk tambahan barang

dagangan bagi perantara yang membeli dalam jumlah tertentu

atau yang mengutamakan rasa atau ukuran tertentu.

3. Promosi untuk tenaga penjual / sales force promotion

a) Pameran dagang dan Konvensi, perusahaan yang menjual

produk dan jasa kepada industri tertentu, membeli ruang dan

mendirikan stan dan tempat pameran untuk

mendemonstrasikan produk mereka di pameran.

b) Kontes Penjualan, kontes yang melibatkan tenaga penjualan

atau penyalur bertujuan untuk mendorong mereka

meningkatkan hasil penjualan selama satu periode tertentu.

c) Iklan khusus, media periklanan dan promosi yang

memanfaatkan artikel yang menarik atau deekoratif untuk

menyampaikan kepada audiens sasaran identifikasi organisasi

san pesan promosi. Perusahaan mempromosikan merek-

merek mereka kepada calon pelanggan dedngan menawarkan

item-item gratis yang membawa nama merek, seperti T-shirt,

topi, alat tulis, kalender dan lain-lain.

7) Anggaran Promosi Penjualan

Pada dasarnya anggaran merupakan salah satu aspek preventive

controll dan feedback controll atas biaya. Preventive controll adalah

pengendalian yang dilakukan sebelum pelaksanaan suatu kegiatan

dimulai. Sedangkan feedback controll adalah pemilihan yang

33

33

dilakukan selama pelaksanaan sedang berjalan dari suatu kegiatan.

Anggaran disusun untuk menetapkan jumlah biaya-biaya yang dapat

digunakan untuk periode yang akan datang dan untuk membandingkan

antara pelaksanaan sebenarnya dengan yang direncanakan, maka akan

mudah diketahui bila ada penyimpangan yang terjadi (Kotler, 2007).

Penetapan anggaran promosi penjualan merupakan hal yang

tidak kalah pentingnya dalam rangka melaksanakan kegiatan promosi

penjualan, karena tanpa adanya anggaran, promosi penjualan hanya

merupakan rencana saja tanpa ada realisasinya.

Salah satu hal yang tersulit bagi manajemen perusahaan adalah

untuk memutuskan metode apa yang digunakan dalam hal penetapan

anggaran promosi. Kotler (2007: 226) menyatakan ada 4 metode

dalam memutskan anggaran promosi, yaitu :

1. Metode kesanggupan / affordable method

Banyak perusahaan memutuskan besarnya anggaran untuk

promosi berdasarkan kesanggupan perusahaan. Metode ini sama

sekali mengabaikan promosi sebagai investasi dan pengaruh

langsung promosi terhadap volume penjualan. Hal ini

menyebabkan anggaran tahunan tidak menentu, yang

mengakibatkan perencanaan jangka panjang menjadi sulit.

2. Metode persentase penjualan / percentage of sale method

Metode ini memandang penjualan sebagai penentu promosi,

bukan sebagai hasilnya. Ini menyebabkan anggaran ditetapkan

34

34

berdasarkan ketersediaan dana. Hal ini menghambat eksperimen

dalam mengembangkan promosi.

3. Metode keseimbangan perusahaan / competitive parity Method

Banyak perusahaan mengeluarkan biaya promosi penjualan untuk

mencapai keseimbangan dalam pesaingan.Seberapa besar pesaing

mengeluarkan anggaran buat promosi bisa dijadikan acuan untuk

mengeluarkan biaya promosi.

4. Metode tujuan dan tugas / objective and task method

Metode ini meminta pemasar mengembangkan anggaran promosi

dengan mendefinisikan tujuan yang jelas, menentukan tugas-tugas

yang jelas untuk mencapai tujuan, dan memperkirakan biaya

untuk melaksanakan tugas ini.

8) Hubungan Promotion Mix terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Untuk meningkatkan penjualan suatu produk dibutuhkan sebuah

strategi pemasaran yang efektif dan terpadu, diantaranya dalam bentuk

Promotion Mix. Kotler (2007) mengemukakan Promotion mix adalah

gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk

yang sama agar hasil dari kegiatan promosi yang dilakukan dapat

memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi

sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran

promosi. Pushing strategi, perusahaan dengan menggunakan personal

selling berusaha mempromosikan produknya ke retailer dan

wholesaler saja, tidak ke end user. Strategi ini biasanya menggunakan

35

35

cara pemberian insentf seperti diskon (beli banyak), materi-materi

promosi, dan kerja sama iklan. Pulling strategi, Iklan dan promosi

penjualan merupakan contoh strategi pull ini. Dimana produsen

berusahaa menciptakan product awareness sehingga konsumen akan

mencari produk tersebut ke retailer. Kedua strategi ini sering kali

dilaksanakan secara bersamaan, unuk memberi efek yang lebih besar.

Pihak perusahaan juga harus memilih promotion mix yang tepat agar

memperoleh apa yang diharapkan, yaitu menyediakan informasi

produk, mendeferensiasi produk, meningkatkan demand, stabilisasi

sales, serta meningkatkan nilai produk (product value). Dengan

adanya bauran poromosi yang dilakukan secara maksimal, maka orang

atau calon nasabah akan mengetahui tentang organisasi kita dan mulai

mengenal dan yakin menggunakan produk atau jasa yang telah

ditawarkan. Menjadi pekerjaan rumah besar untuk suatu lembaga

untuk dapat menyakinkan calon nasabah untuk bergabung. Untuk itu

diperlukan adanya promosition mix yang senergi dan

berkesinambungan supaya jumlah nasabah terus bertambah.

9) Pengertian BMT, Giro Wadiah, Deposito Mudharabah dan

Tabungan Mudharabah

1. BMT

BMT adalah kependekan kata dari Balai Usaha Mandiri

Terpadu atau Baitul Mal wa Tamwil, yaitu lembaga keuangan

mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip

36

36

syariah. Menurut Anshori, (2007) BMT sesuai namanya terdiri

dari dua fungsi utama, yaitu:

a. Baitul Tamwil (Rumah Pengembang Harta), melakukan

kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi

dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan

kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan

menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.

b. Baitul Mal (Rumah Harta), menerima titipan dana zakat,

infak dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai

dengan peraturan dan amanahnya.

Dengan kata lain Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai

usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-

tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif

dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong

kegiatan ekonominya. Selain itu Baitul Mal wat aTamwil juga

bisa menerima zakat, infaq, dan sedekah, serta menyalurkan

sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

2. Giro Wadiah

Giro adalah simpanan pihak ketiga yang dititipkan pada

BMT dan dapat dikelola oleh BMT. Setiap saat nasabah berhak

melakukan penarikan dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat

perintah pembayaran lainnya (SPPL) atau dengan cara

37

37

pemindahbukuan dan juga berhak menerima bagi hasil dari

pemanfaatan dana tersebut. Anshori (2007), mengemukakan

Rekening giro sering disebut juga dengan rekening koran yang

dapat digunakan untuk menatausahakan kredit yang diberikan

dalam bentuk rekening giro. Jenis rekening giro dapat berupa:

a. Rekening atas nama perorangan.

b. Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga.

c. Rekening bersama atau gabungan.

Sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber

dana yang sangat labil karena sifat penarikannya dapat dilakukan

setiap saat, tetapi bagi pihak nasabah dengan sifat penarikan

tersebut akan sangat membantu dan dapat digunakan sebagai alat

pembayaran yang lebih efisien. Kelebihan sumber dana ini adalah

biayanya relatif lebih murah. Persentase besarnya bonus yang

diberikan tidak ditentukan di muka tetapi benar-benar kebijakan

dari BMT, sehingga cukup bervariasi antara BMT satu dengan

BMT lainnya.

3. Deposito Mudharabah

Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada BMT yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu

menurut perjanjian antara penyimpan (shahibul mal) dengan

BMT yang bersangkutan (Anshori, 2007). Dilihat dari sudut biaya

dana, maka dana yang bersumber dari simpanan dalam bentuk

38

38

deposito ini merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan

dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan.

Sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi

tetap (Sudarsono, 2005). Berbeda dengan giro, dana deposito akan

mengendap diBMT karena para pemegangnya (deposan) tertarik

dengan tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh BMT dan adanya

keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo bila dia (deposan) tidak

ingin memperpanjang jangka waktu simpanannya, maka dananya

dapat ditarik kembali.

4. Tabungan Mudharabah

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga BMT yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Berbeda dengan simpanan giro yang dapat digunakan oleh para

pengusaha atau para pedagang untuk melakukan transaksi,

tabungan lebih ditujukan untuk maksud berjaga-jaga atau

keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu bila dibandingkan

dengan giro atau deposito, peranan tabungan dalam komposisi

sumber dana BMT relatif lebih kecil. Tingkat fluktuasi dana

tabungan ini dianggap sangat kecil dan tidak selabil dana yang

bersumber dari giro.

39

39

Dahlan Siamat (2005: 301) menyatakan tabungan adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan

cek dan bilyet giro.

Dengan melihat beberapa pengertian di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa :

a. BMT adalah suatu badan yang dapat menerima simpanan

dana masyarakat (operasi kredit pasif) dan memberikan kredit

kepada masyarakat (operasi kredit aktif).

b. BMT sebagai perantara kredit dimana BMT memberikan

kredit kepada masyarakat dengan uang yang didapat dari

masyarakat.

c. BMT sebagai lembaga keuangan yang dapat memberikan

kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran

uang dan juga merupakan tempat penghimpun dana dari yang

menyalurkannya kepada masyarakat.

d. Giro Wadiah adalah sebagai simpanan yang dipercayakan

penyimpannya kepada BMT yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, perintah

pembayaran lainnya dan pemindahbukuan.

e. Deposito Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian antara nasabah penyimpanan dengan BMT.

40

40

f. Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang

disepakati tidak dapat ditarik dengan cek dan bilyet giro.

C. Kerangka Penelitian

Bauran Promosi (Promotion Mix) yang sesuai akan meningkatkan

jumlah nasabah, sehingga tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai.

Untuk memperjelas faktor-faktor yang akan mempengaruhi peningkatan

jumlah nasabah pada BMT di kota Salatiga dan Kab. Semarang, penulis

membuat kerangka penelitian sebagai berikut:

H1

H2

H3

H6

H4

H5

H5

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran teoritis

Advertising (iklan)

Salles Promotion(Promosi Penjualan)

PeningkatanJumlah Nasabah

Public Relation(Hubungan Masyarakat)

Personal Selling(penjualan secara pribadi)

Direct Marketing

(Pemasaran Langsung)

41

41

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (1999: 51) hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah

penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Adapun hipotesis yang diajukan dan diuji kebenarannya dalam

penelitian ini adalah :

H1= Advertising (Iklan) berpengaruh positif Terhadap Peningkatan Jumlah

Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang

H2= Personal Selling (Penjualan Secara Pribadi) berpengaruh positif

Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan

Kab. Semarang

H3= Public Relation (Hubungan Masyarakat) berpengaruh positif

Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan

Kab. Semarang

H4= Salles Promotion (Promosi Penjualan) berpengaruh positif Terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.

Semarang

H5= Direct Marketing (Penjualan Langsung) berpengaruh positif Terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.

Semarang

H6= Bauran Promosi Produk Simpanan Syariah (Advertising, Sales

Promotion, Public Relation, Personal Selling dan Direct Marketing)

secara bersama – sama (simultan) berpengaruh positif terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.

Semarang”.

42

42

Dari hipotesis diatas maka dapat dibuat persamaan matematis sebagai

berikut:

Y1= bo+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e

Di mana:

Y = Jumlah Nasabah

bo = konstanta persamaan regresi

b1,2,3,4,5 = koefisien garis regresi

X1 =advertising

X2 = salles promotion

X3 = public relation

X4 = personal selling

X5 = direct marketing

e = Residual atau prediction error

43

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan rancangan berisi rumusan tentang objek

atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur

pengumpulan data dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu

(Sutama, 2011:25). Berikut rancangan metode-metode penulisan yang

digunakan dalam penelitian ini:

A. Jenis Penelitian

Menurut pendekatan analisis data yang akan digunakan, penelitian

ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan

teknik statistik (Sugiyono, 2006). Penelitian yang sering menggunakan

cara ini adalah deskriptif (survei), korelasional, eksperimen, dan kausal

komparatif (Iqbal, 2007). Di mana penulis akan menggunakan analisis

pada data-data yang akan diolah dengan metode statistic kemudian

hasilnya akan disajikan secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah

untuk difahami dan disimpulkan, kemudian data hasil pengolahan statistik

akan dijabarkan secara deskriptif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa BMT di kota Salatiga

dan Kab. Semarang. Tempat penelitian ini dipilih karena berawal dari

44

keingintahuan peneliti untuk mengetahui pengaruh bauran promosi

produk simpanan terhadap peningkatan jumlah nasabah. Penelitian ini

akan dilaksanakan di:

Tabel 3.1

Daftar nama BMT yang diteliti

No. Nama BMT

1 BMT Anda Salatiga

2 BMT RAMA Salatiga

3 BMT Al-Mu’awwanah Bringin

4 BMT Al-Ishlah Salatiga

5 BMT Mitra Usaha Karangjati

6 BMT Sumber Mulia Tuntang

7 BMT Bina Insani Bergas

8 BMT Amal Mulia Suruh

9 BMT Inti Muamalat Bandungan

10 BMT Mandiri Sejahtera Bawen

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai

dengan Agustus 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut

45

Bawono (2006), populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan

subjek penelitian untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh

peneliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah nasabah

BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang tahun 2014.

Tabel 3.2

Daftar Nama – nama BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang

Nama-nama BMT Kota Salatiga Nama-nama BMT Kab. Semarang

1. BMT AL-ISLAH 1. AL FATTAH

2. BMT ANDA 2. AL HIKMAH

3. BMT KIS 3. AL IJTIHAD

4. BMT RAMA 4. AL MUAWANAH

5. BMT MUHAJIRIN 5. AMAL MULIA

6. ASSA’ADAH

7. BINA INSANI

8. BINA USAHA

9. BLATER

10. FAJAR MULIA

11. HUBBUL WATHON

12. INTI MUAMALAT

13. MANDIRI

14. MANDIRI SEJAHTERA

15. NABILA

16. SUMBER MULIA

Sumber: http://forumbaitulmaal-jateng.blogspot.co.id

46

Sedangkan jumlah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang

yang kita ambil adalah 10 BMT, dengan perkiraan lebih dari 250

nasabah penabung aktif per BMT, maka total populasi yang akan

diambil adalah 2.500 nasabah.

2. Sampel

Menurut Bawono (2006), Sampel adalah objek atau subjek

penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal

ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga di dalam

menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang

dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi.

Sugiono (2006) mengemukakan untuk menentukan berapa

jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan rumus Slovin :

= 1 +Keterangan :

n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir dalam penelitian ini 10%

Sedangkan menurut Bawono (2006: 29) dalam penentuan

jumlah sampel, dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

47

s = P

(P.e2)+ 1

s = 2.500

(2.500.0,12)+ 1

s = 2.500

26

S = 96,153 ≈ 97 ≈ 100

Keterangan:

s : jumlah sampel yang dicari

P : jumlah populasi

e : eror atau tingkat kesalahan yang diyakini

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random

sampling technique sehingga setiap anggota populasi mempunyai

peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut (Sugiyono, 2010):

a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT di Kota

Salatiga dan Kabupaten Semarang yang menjadi objek penelitian,

dalam bentuk angka-angka yang masih perlu dianalisis seperti:

48

data jumlah nasabah 2 sampai 3 tahun terakhir untuk mendukung

penelitian ini.

b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT di Kota

Salatiga dan Kabupaten Semarang yang menjadi objek penelitian,

dalam bentuk informasi baik berupa lisan maupun tulisan, yang

merupakan data pendukung dalam penelitian ini.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk

menjawab pertanyaan penelitian.Data primer biasanya diperoleh

dari survei lapangan yang menggunakan semua metode

pengumpulan data ordinal (Sugiyono, 2009).

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung atau peneliti arsip yang memuat peristiwa masa lalu.

Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data

statisitik (Sugiyono, 2009).

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006), teknik pengumpulan data adalah cara

yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Dalam penggunaan tenik pengumpulan data, peneliti memerlukan

49

instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi

lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Metode kuesioner atau angket

Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui.

b. Metode observasi

Kegiatan pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap

objek yang diteliti.

c. Metode dokumentasi

Objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi

jumlah nasabah bersumber pada tulisan (paper), tempat (place), dan

kertas atau orang (people).

F. Skala Pengukuran

Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala likert. Skala likert

adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau

fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang

umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling

banyak digunakan dalam riset berupa survey (Hasan, 2002).

Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner analisis

pengaruh bauran promosi produk simpanan syariah terhadap peningkatan

50

jumlah nasabah di BMT kota Salatiga dan Kab. Semarang diukur dengan

menggunakan skala ordinal, dengan tingkatan sebagai berikut:

Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1

Jawaban Tidak Setuju diberi nilai 2

Jawaban Setuju diberi nilai 3

Jawaban Sangat Setuju diberi nilai 4

G. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini

adalah:

a. Variabel Bebas (Independen)

Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat) (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebasnya adalah bauran promosi (advertaising,

sales promotion, public relation, personal selling dan direct

marketing).

51

b. Variabel terikat (Dependen)

Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah

peningkatan jumlah nasabah.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel,

sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran

tersebut (Sugiyono, 2010):

Agar konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep di atas

dioperasionalkan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau

sesuatu yang mempunyai nilai. Variabel tersebut meliputi variabel

independen dan variabel dependent. Variabel indenpenden meliputi:

1. Periklanan (Advertising), X1

Kotler (2007: 204) mengemukakan periklanan adalah

kegiatan meperkenalkan dan mempromosikan ide, barang,

ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan.

Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan

kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis

52

2. Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling), X2

Menurut Kotler (2007: 207), menyatakan bahwa penjualan

secara pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan

dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Penjualan secara

pribadi ini dibagi berdasarkan :

a. Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan

dengan cara melayani konsumen yang datang ke tempat

perusahaan.

b. Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan

diluar perusahaan dengan mendatangi perusahaan, kantor dan

lain-lain.

c. Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak

sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.

3. Hubungan Masyarakat (Public Relation), X3

Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa hubungan

masyarakat (humas) adalah membangun hubungan yang baik

dengan berbagai pelanggan perusahaan dengan publisitas yang

baik, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani

berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan.

Humas sangat berperan dalam menentukan citra perusahaan,

sehingga mendukung produknya.

53

4. Promosi Penjualan (Sales Promotion), X4

Kotler (2007: 205) menyatakan promosi penjualan terdiri

dari kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka

pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk /

jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh

konsumen atau pedagang. Pada saat ini para pengusaha banyak

menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi

penjualan yang sangat popular dan lebih efektif. Undian

berhadiah juga dilakukan pada bisnis perbankan.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing), X5

Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa pemasaran

langsung / direct marketing adalah hubungan langsung dengan

konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan

erat dengan konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing,

yaitu :

a. Sistem yang interaktif

b. Respon

c. Wilayah mana saja

d. Faktor yang dapat diukur

Direct marketing memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Menunjukkan target yang jelas

b. Personalisasi

c. Ungkapan mendorong tindakan segera

54

d. Strategi yang tidak terlihat

e. Keterukuran

H. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat berupa angket atau

kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan

variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Pengumpulan data-data kegiatan

promosi yang dikeluarkan oleh masing-masing BMT dengan penilaian

linkert scale. Skala linkert adalah skala respon psikometri terutama

digunakan dalam kuesioner untuk mendapatkan preferensi responden atau

sebuah pernyataan atau serangkaian laporan (Hasan, 2002). Mengacu pada

penelitian Triady (2012) data tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Bagian pertama berisi tentang identitas responden yang meliputi:

Nama BMT, Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jeni Pekerjaan,

Tingkat Pendidikan, Lama Menjadi Nasabah

2. Bagian kedua, berisi tentang pertanyaan-pertanyaan dengan kerangka

sebagai berikut:

X1: Advertising (periklanan)

adalah kegiatan memperkenalkan dan mempromosikan ide,

barang, ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara

lisan. Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat

dan kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk

tertulis. Variabel periklanan ini dapat diukur dengan banyaknya

55

tayangan TV/ Radio, kejelasan pesan iklan, billboard, frekwensi

iklan.

X2: Personal Selling

Penjualan secara pribadi adalah penyajian secara lisan

dalam percakapan dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

Personal selling dapat diukur menggunakan penampilan,

keramahaan, pengetahuan dan pengalaman petugas.

X3: Public Relations

Hubungan masyarakat (humas) adalah membangun

hubungan yang baik dengan berbagai pelanggan perusahaan

dengan publisitas yang baik, membangun citra perusahaan yang

baik, dan menangani berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak

menyenangkan. Humas sangat berperan dalam menentukan citra

perusahaan, sehingga mendukung produknya. Variabel ini diukur

dengan advantorial di media surat kabar, sponsorsip, wisata

bersama.

X4: Salles Promotion

Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang

beragam, biasanya berjangka pendek, dirancang untuk

mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih

cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Pada

saat ini para pengusaha banyak menggunakan undian berhadiah

sebagai salah satu alat promosi penjualan yang sangat popular dan

56

lebih efektif. Undian berhadiah juga dilakukan pada bisnis

perbankan. Dan variabel salles promotion ini dapet diukur dengan

menggunakan pengadaan undian, volume hadiah, pameran,

pemberian kupon/poin, dan hadiah.

X5: Direct Marketing

Direct marketing adalah hubungan langsung dengan

konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan

erat dengan konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing,

yaitu : sistem yang interaktif, respon, wilayah mana saja.

Y: Peningkatan Jumlah Nasabah

Seberapa besar pengaruh masing – masing strategi bauran

Promosi terhadap peningkatan jumlah nasabah pada masing-

masing BMT.

I. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum instrument diatas digunakan dalam penelitian, peneliti

terlebih dahulu melakukan pengujian instrument tersebut supaya

menghasilkan suatu penelitian yang akurat menggunakan uji reliabilitas

dan uji validitas.

1. Uji Reliabilitas

Menurut Hasan (2002), Reliabilitas adalah tingkat ketepatan,

ketelitian dan keakuratan sebuah instrument. Jadi reliabilitas

menunjukan apakah instrument tersebut secara konsisten memberikan

hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang

57

berlainan. Pada prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji

data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner

yang kita bagikan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Teknik yang digunakan dalam pengukuran

reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan

reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Bawono, 2006).

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang

valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Instrument yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Uji

validitas digunakan untuk mengungkap sahih atau tidaknya suatu

pertanyaan pada kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid/sahih jika

pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Bawono, 2006).

Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai

Corrected Item- Total Correlation (sebagai r hitung), suatu pertanyaan

dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel.

J. Alat Analisis

1. Metode Deskriptif

Data yang diperoleh mengenai objek penelitian yang merupakan

data kuantitatif output dari SPSS versi 20, kemudian dianalisis secara

58

deskriptif. Dengan metode penelitian deskriptif peneliti dapat melihat

atau menggambarkan bagaimana bauran promosi dapat meningkatkan

jumlah nasabah.

2. Metode kuantitatif

Metode kuantitatif yaitu melakukan pengelolaan data dengan

menggunakan:

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari:

1. Uji Multicollinearity (Multikolinearitas)

Multicollinearity adalah situasi di mana terdapat

korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang

lainnya.Masalah Multikolinearitas yang serius dapat

mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi

(Bawono, 2006).

Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan metode

VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Nilai VIF

tidak boleh lebih besar dari 10, sedangkan nilai Tolerance

adalah tidak boleh lebih besar dari 1 (Ghozali, 2010).

2. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas)

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

59

lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2010).

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala penyakit

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik

scatterplot. Jika pola pergerakan grafiknya beraturan, maka

cenderung ada gejala penyakit heterokendastisitas.

Sedangakan jika pergerakan grafiknya tidak beraturan, maka

tidak ada gejala penyakit heterokedastisitas (Bawono, 2006).

3. Uji Autocorrelation

Menurut Bawono (2006: 160) autokorelasi adalah

korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari

serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian

waktu (time series). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi ini dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson.

Ada beberapa asumsi yang mendasari uji Durbin

Watson menurut Bawono (2006):

a) Model regresi yang ada unsur intersep, apabila tidak ada

seperti dalam regresi titik pangkal, penting untuk

melakukan kembali regresi yang meliputi unsur intersep

untuk mendapatkan RSS.

60

b) Variabel independennya (X), adalah nonstokastik, atau

tetap dalam penyampelannya yang berulang.

c) Gangguan atau distribusi Ut ditimbulkan oleh skema

autoregresif: Ut = pUt-1 + €1

d) Model regresi tidak mengandung nilai lagged dari

variabel dependen sebagai satu variabel yang

independen. Jadi, pengujian tidak bisa diterapkan untuk

model jenis berikut:

Yt = β1 + β2 X2 + β3 X3 + …… + βk Xk + γYt-1 + Ut

Di mana Yt-1 adalah nilai lagged satu periode dari Y.

Model seperti ini dikenal sebagai model autoregresif.

4. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi, data variabel dependen dan independen yang

digunakan memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,

2010).

Ada beberapa cara untuk mengujinya, salah satunya

dengan teknik Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov

Smirnov adalah pengujian normalitas yang sering digunakan

karena uji ini sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan

persepsi diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain,

yang serig terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan

grafik.

61

Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov

adalah membandingkan distribusi data (yang akan diuji

normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi

normal baku adalah data yang telah ditransformasikan

kedalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi

sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara

data diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti

pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti

terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di

atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika

signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji

mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal

baku, berarti data tersebut tidak normal. Dan jika signifikansi

di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara data yang akan diuji dengan data nrmal

baku, artinya data yang akan diuji normal

(www.statistikian.com).

b. Uji Ketepatan Model

Dalam bab ini yang akan dibahas adalah uji ketepatan

model. Uji ketepatan model menggunakan Koefisien Determinasi

(R2). Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana tingkat

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen,

62

atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel

dependen (Bawono, 2006). Ciri-ciri nilai R2 adalah:

1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai

dengan 1, atau (0 ≤ R2≤ 1).

2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara

variabel independen dengan variabel dependen

c. Uji Hipotesis

1. Uji ttest (uji secara individual)

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

individu atau sendiri-sendiri. Langkah-langkah pengujiannya:

a. Menentukan hipotesis

Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho : β1≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen.

b. Menentukan t tabel

Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan

tingkat α 5% dan derajat kepercayaan (dk) = n – 1 – k.

63

Di mana:

n : jumlah data

k : jumlah variabel

c. Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi >

0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan.

Jika t hitung ≥ t tabel dan dan tingkat signifikansi <

0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang

signifikan.

2. Uji F (Uji secara bersama-sama atau simultan)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa jauh variabel independen atau bebas secara

bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen atau

terikat (Bawono, 2006). Langkah pengujiannya:

i. Menentukan hipotesis

H1: β1,β2,.... βn = 0, artinya variabel independen secara

parsial berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

H2: β1,β2,.... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel

dependen.

64

ii. Menentukan F tabel

Memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%

dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).

iii. Mencari F hitung dengan rumus

f = R2 / (k-1)

( 1 - R2 ) / ( n – k )

Di mana:

R2 = koefisien determinasi

K = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

iv. Pengambilan keputusan

Jika f hitung < f tabel dan tingkat signifikansi >

0,05, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Jika f hitung > f tabel dan tingkat signifikansi <

0,05, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang

signifikan antara variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap

65

variabel ndependent. Dalam regresi berganda terdapat 4

variabel, yaitu:

i. Variabel Bebas (X1), yaitu advertising

ii. Variabel Bebas (X2), yaitu personal selling

iii. Variabel Bebas (X3), yaitu public relation

iv. Variabel Bebas (X4), yaitu salles promotion

v. Variabel Bebas (X5), yaitu direct marketing

vi. Variabel Terikat (Y), yaitu Peningkatan Jumlah nasabah

Persamaan regresi berganda untuk menguji variabel di

atas dengan menggunakan rumus :

Y= bo+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e

Di mana:

Y = Jumlah Nasabah

bo = konstanta persamaan regresi

b1,2,3,4 = koefisien garis regresi

X1 =advertising

X2 = personal selling

X3 = public relation

X4 = salles promotion

X5 = direct marketing

e = Residual atau prediction error

66

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian

I. Gambaran Umum BMT

a. Pengertian BMT

Menurut Ridwan (2004) Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi

dalam Islam terutama bidang keuangan. Istilah BMT adalah

penggabungan dari baitul maal wa tamwil dan baitut tamwil.

Baitul maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya

mengelola dana yang bersifat Nirlaba (sosial). Sumber dana

diperoleh dari zakat, infaq, dan sadaqah atau sumber lain yang

halal. Kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustakhiq,yang

berhak atau untuk kebaikan. Adapun baitut tamwil adalah

lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive.

Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan

penyalurnya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investsi

yang dijalankan berdasarkan prinsip syari'at.

Dengan demikian BMT menggabungkan dua kegiatan yang

berbeda sifatnya, laba dan nirbala dalam satu lembaga. Namun

secara organisasi BMT tetap merupakan entitas (badan) yang

terpisah. Dalam perkembangannya, selain bergerak di bidang

67

keuangan, BMT juga melakukan kegiatan di sektor riil, sehingga

ada tiga jenis aktivitas yang dijalankan BMT, yaitu jasa keuangan,

sosial dan pengelolaan zakat, infaq dan sadaqah (ZIS) serta sektor

riil. Mengingat masing-masing memiliki kekhasannya sendiri,

Setiap aktivitas merupakan suatu entitas (badan) yang terpisah

artinya pengelolaan dana ZIS, jasa keuangan dan sektor riil tidak

bercampur satu sama lain. Penilaian kerjanya pun dipisahkan

sebelum menilai kinerja BMT secara keseluruhan (Ridwan:

2004).

Selain itu, yang mendasar adalah bahwa seluruh aktivitas

BMT harus dijalankan berdasarkan prinsip muamalah (ekonomi)

dalam islam. Pada hukum di Indonesia, badan hukum yang paling

mungkin untuk BMT adalah koperasi, baik serba usaha (KSU)

maupun simpan pinjam (KSP).

Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan

BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas

ibadah anggota (ibadah dalam arti luas). Sehingga mampu

berperan sebagai wakil pengabdi Allah SWT memakmurkan

kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya (Ridwan, 2004).

Titik tekan perumusan visi BMT adalah mewujudkan

lembaga yang profesional dan dapat meningkatkan kualitas

ibadah. Selain BMT mempunyai visi yang berdasrkan syari'at

68

Islam, maka BMT juga mempunyai misi yang menarik. Misi

BMT di antaranya membangun dan mengembangkan tataran

perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil

berkemakmuran, berkemajuan, serta berkeadilan berlandaskan

syari'ah dan ridha Allah SWT (Firman, 1999).

Dari pengertian di atas dapat kita pahami, bahwa misi BMT

bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba

modal pada segolongan orang-orang kaya saja, tetapi lebih

berorientasi pada prinsip ekonomi sosial atau ekonomi Islam.

Pada dasarnya memang visi dan misi BMT memang harus

berdasarkan ekonomi Islam akan tetapi BMT juga mempunyai

tujuan. Tujuan tersebut di antaranya meningkatkan kualitas dan

masyarakat pada umumnya.

Aspek sosial BMT (Baitul Maal wa Tamwil) beroerientasi

pada peningkatan kehidupan anggota yang tidak mungkin

dijangkau dengan prinsip bisnis. BMT berdasarkan pancasila dan

UUD 45 serta berlandaskan prinsip syari'ah Islam, keimanan,

keterpaduan (kaffah) kekeluargaan/koperasi, kebersamaan,

kemandirian dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan

BMT menjadi organisasi yang syah dan legal (Ridwan, 2004).

b. Produk BMT (Baitul Maal wa Tamwil)

Untuk dapat menarik minat anggota dalam menabung, maka

BMT perlu mengemas produknya ke dalam nama yang menarik

69

dan mudah diingat. Menurut Ridwan (2004) produk

penghimpunan dana BMT harus mampu menampung keinginan

nasabah. Jenis produk-produk dapat dikembangkan sebagai

berikut:

1. Tabungan Haji (Taji) yakni tabungan khusus menampung

keinginan masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji

dalam jangka panjang.

2. Tabungan qurban (Taqur), yakni tabungan yang disediakan

untuk para shohibul qurban, yaitu masyarakat disediakan

produk yang dapat membantu merencanakan ibadah

qurbannya.

3. Tabungan Pendidikan (Tapen), yakni tabungan yang

disediakan untuk membantu masyarakat dalam menyediakan

kebutuhan dana pendidikan di masa yang akan datang.

4. Tabungan berjangka Mudharabah (Tobah), yakni deposito

dengan berjangka waktu tertentu.

Masing-masing jenis tabungan tersebut memiliki jangka

waktu yang berbeda, sehingga nisbah bagi hasilnya pun sangat

mungkin juga berbeda.

Di sisi lain BMT (baitukl Maal wa Tamwil) mempunyai

banyak produk yang ditawarkan dalam rangka memperdayakan

ekonomi.

70

1. Al-Wadiah (Titipan/Simpanan)

Dalam tradisi fiqih Islam prinsip titipan atau simpanan

dikenal dengan sistem al-Wadiah. Al-Wadiah dengan

diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,

baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Antoniom,

1999).

Seperti yang telah dijelaskan pada ayat di bawah ini

(Soemarjo, 1971):

إن اللھ یأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أھلھا وإذا حكمتم بین الناس

سمیعا أن تحكموا بالعدل إن اللھ نعما یعظكم بھ إن اللھ كان

بصیرا

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamumenyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antaramanusia supaya kamu menetapkan dengan adil.Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah MahaMendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. An-Nisa’ : 58)

وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرھان مقبوضة فإن أمن

ھ ولیتق اهللا ربھ وال تكتموا بعضكم بعضا فلیؤد الذي اؤتمن أمانت

الشھادة ومن یكتمھا فإنھ ءاثم قلبھ واهللا بما تعملون علیم

Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalahtidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorangpenulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang

71

dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagiankamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yangdipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) danhendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; danjanganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, makasesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; danAllah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah : 283)

2. Al-Wakalah/ Wakil

Menurut Antoniom (1999) Wakalah atau wakilah

berarti penyerahkan pendelegasian, atau pemberian mandat.

Dalam bahasa Arab hal ini dapat dipahamui sebagai at-

Tafwiah.

Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai

berikut:

إن الناس قد جمعوا لكم فاخشوھم فزادھم إیمانا الذین قال لھم الناس

وقالوا حسبنا اللھ ونعم الوكیل .

Artinya: ”(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah danRasul) yang kepada mereka ada orang-orang yangmengatakan: "Sesungguhnya manusia[250] telahmengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itutakutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambahkeimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allahmenjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baikPelindung". (Al Imron:173)

3. Al-Kafalah/ Jasa Penjamin

Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi

kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam

72

pengertian lain kafalah juga berarti mengalihkan tanggung

jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada

tanggung jawab orang lain sebagai peminjam (Antoniom,

1999).

4. Ar-Rahn (Gadai)

Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si

peminjam sebagai jaminan atas peminjam yang diterimanya

barang yang ditanam tersebut memiliki nilai ekonomis.

Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan

untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian

piutangnya secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ar-rahn

adalah semacam jaminan hutang atau gadai (Antoniom,

1999).

Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai

berikut (Soemarjo, 1971).

وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرھان مقبوضة فإن أمن

بعضكم بعضا فلیؤد الذي اؤتمن أمانتھ ولیتق اهللا ربھ وال تكتموا

ادة ومن یكتمھا فإنھ ءاثم قلبھ واهللا بما تعملون علیمالشھ

Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalahtidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorangpenulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yangdipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagiankamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yangdipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) danhendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan

73

janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, makasesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; danAllah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah : 283)

Ayat tersebut di atas secara eksplisit menyebutkan

“Barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).”

Dalam dunia finansial, barang tanggungan biasa dikenal

sebagai jaminan/colloteral atau objek pegadain.

5. Al-Qordh (Pinjaman Kebajikan)

Al-Qordh adalah pemberian harta kepada orang lain

yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain

meminjam tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur

fiqih klasik. Qordh dikategorikan dalam aqd tadhawwui atau

akad saling bantu-membantu dan bukan transaksi komersial

(Antoniom, 1999).

Yang menjadi landasan dalil ayat ini adalah sebagai

berikut (Soemarjo, 1971):

وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى میسرة وأن تصدقوا خیر لكم إن

كنتم تعلمون

Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalamkesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebihbaik bagimu, jika kamu mengetahui”. (Al-Baqarah: 280)

74

c. Sistem Yang digunakan BMT

Secara umum sistem yang digunakan dalam BMT adalah

bagi hasil. Dalam hal ini bagi hasil biasa dikenal dengan istilah

profit sharing. Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti

pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan

distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai berupa

pembagian laba akhir tahun, bonus prestasi dan lain-lain.

Dalam mekanisme keuangan syari'ah model bagi hasil ini

berhubungan dengan usaha oengumpulan dana (funding) maupun

pelemparan produk penyertaan (finaning), terutama yang

berkaitan dengan produk penyertaan atau kerjasama usaha. Di

dalam pengembangan produknya, dikenal istilah shohibul maal

dan mudharib. Shabhibu maal merupakan pemilik dananya pada

lembaga keuangan syari'ah (bank dan BMT) untuk dikelola sesuai

dengan perjanjian. Sedangkan mudharib merupakan kelompok

orang tua atau badan yang memperoleh dana untuk dijadikan

modal atau investasi (Ridwan, 2004).

Dalam sistem ini BMT akan memerankan fungsi ganda

pada tahap funding, ia akan berperan sebagai mudharib dan

karenanya dana yang terkumpul harus dikelola secara optimal.

Namun pada financing, BMT akan berperan sebagai shahibul

maal dam karenanya ia harus menginvesttasikan dananya pada

usaha-usaha yang halal dan menguntungkan.

75

Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil ini harus

dijalankan secara transparan dan adil. Karena untuk mengetahui

tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan

kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang

terpercaya pada tahap perjanjian kerja sama ini disetujui oleh para

pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus

disepakati dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling

mengingatkan.

Untuk menentukan tingkat pembagian hasilnya, BMT akan

menghitung setiap bulan atau setiap periode tertentu sesuai

dengan periode perhitungan pendapatan usaha. Berapapun

pendapatan usaha, itulah yang kemudian didistribusikan kepada

para nasabah sehingga perlu mengetahui tingkat nisbah masing-

masing produk. Nisbah merupakan proposisi pembagian hasil

begitup ula dalam pembaiayaan bagi hasil. Debitur harus

melaporkan pembukuan usahanya sehingga dapat diketahui nilai

bagi hasilnya.

Nisbah ini akan ditetapkan dalam akad atau perjanjian

sebelum akad ditanda tangani, nasabah/anggota dapat menawar

sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan

sistem bunga, yakni nasabah pada pihak yang sealu dikalahkan,

karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak bank.

Kesepakatan tentang nisbah ini selanjutnya tertuang dalam akad

76

atas dasar laporan dari nasabah/anggota. Menejemen BMT akan

membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah tersebut

(Ridwan, 2004).

Secara umum prinsip bagi hasil dalam BMT dapat

dilakukan dalam empat akad, yaitu al-Musyarakah, al-

Mudharabah, al-Muzaraah dan al-Musaqah. Sesungguhnya

prinsip yang dipakai atau yang paling banyak dipakai adalah al-

Musyarakah dan al-Mudharabah, sementara al-Muzaraah dan al-

Musaqah dipergunakan khusus plantation financing atau

pembiayaan pertanian oleh beberapa BMT.

1. Al-Musyarakah

Istilah al-Musyarakah adalah syarikah atau syirkah

musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk usaha tertentu di mana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

(Sudarsono, 2003).

Landasan syari'ah/landasan hukumnya ada dalam QS.

An-Nisa’(4) : 12 dan As-shaad 24 (Soemarjo, 1971)

ولكم نصف ما ترك أزواجكم إن لم یكن لھن ولد فإن كان لھن ولد

فلكم الربع مما تركن من بعد وصیة یوصین بھا أو دین ولھن

إن كان لكم ولد فلھن الثمن الربع مما تركتم إن لم یكن لكم ولد ف

77

مما تركتم من بعد وصیة توصون بھا أو دین وإن كان رجل یورث

كاللة أو امرأة ولھ أخ أو أخت فلكل واحد منھما السدس فإن كانوا

لك فھم شركاء في الثلث من بعد وصیة یوصى بھا أو أكثر من ذ

دین غیر مضار وصیة من اللھ واللھ علیم حلیم

Artinya: “Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dariharta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidakmempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyaianak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yangditinggalkannya setelah dipenuhi wasiat yang mereka buatatau (dan) setelah dibayar hutangnya. Para isteri memperolehseperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidakmempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka paraisteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamutinggalkan setelah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)setelah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang meninggal,baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkanayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyaiseorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudaraperempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari keduajenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudaraseibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-samadalam bagian yang sepertiga itu, setelah dipenuhi wasiat yangdibuatnya atau (dan) setelah dibayar hutangnya dengan tidakmenyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuanAllah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun”. (AnNissa: 12)

قال لقد ظلمك بسؤال نعجتك إلى نعاجھ وإن كثیرا من الخلطاء

لیل لیبغي بعضھم على بعض إلا الذین آمنوا وعملوا الصالحات وق

ما ھم وظن داود أنما فتناه فاستغفر ربھ وخر راكعا وأناب

Artinya: “Daud berkata sesungguhnya dia telah berbuat zalimkepadapmu dengan meminta kambingmu itu untukditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnyakebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagianmereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali

78

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;dan amat sedikitlah mereka ini`. Dan Daud mengetahuibahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepadaTuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat”. (QS. As-Shaad: 24)

2. Al-Mudharabah

Mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah

perjanjian diantara paling sedikit dua pihak di mana satu

pihak pemilik modal (shahibul maal atau rab al maal)

mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain. Pengusaha

(mudharib) untuk menjalankan suatu aktifitas atau usaha

(Sudarsono, 2003).

Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai

berikut:

للیل ونصفھ وثلثھ وطائفة من إن ربك یعلم أنك تقوم أدنى من ثلثي ا

الذین معك واللھ یقدر اللیل والنھار علم أن لن تحصوه فتاب علیكم

فاقرءوا ما تیسر من القرآن علم أن سیكون منكم مرضى وآخرون

في األرض یبتغون من فضل اللھ وآخرون یقاتلون في یضربون

سبیل اللھ فاقرءوا ما تیسر منھ وأقیموا الصالة وآتوا الزكاة

ند وأقرضوا اللھ قرضا حسنا وما تقدموا ألنفسكم من خیر تجدوه ع

اللھ ھو خیرا وأعظم أجرا واستغفروا اللھ إن اللھ غفور رحیم

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwaengkau (Muhammad) berdiri (shalat) kurang dari dua pertigamalam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan(demikian pula) segolongan dari orang-orang yangbersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang.Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan

79

batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanankepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dariAl Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamuorang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumimencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang dijalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari AlQur’andan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat danberikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscayakamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasanyang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Danmohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S Al-Muzammil: 20)

فإذا قضیت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اللھ

واذكروا اللھ كثیرا لعلكم تفلحون

Artinya: “apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlahkamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlahAllah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Q.S Al-Jumu’ah: 10)

3. Al-Muzaraah

Al-Muzaraah adalah kerjasama pengolahan pertanian

antara pemilik lahan dengan penggarap di mana pemilik

lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk

ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu

(persentase) dari hasil panen (Sudarsono, 2003).

4. Al-Musaqah

Al-Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari

muzaraah di mana si penggarap hanya bertanggung jawab

atas penyiraman dan pemeliharaan, sebagai imbalan si

80

penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen

(Sudarsono, 2003).

II. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh strategi promotion mix

terhadap peningkatan jumlah anggota. Adapun responden yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 anggota pada BMT

(Baitul Maal wa Tamwil) Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka peneliti

akan mengidentifikasi bardasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan,

dan lamanya menjadi anggota. Berikut ini adalah gambaran umum

para responden

a. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent ValidPercent

CumulativePercent

ValidLaki-laki 44 44,0 44,0 44,0Perempuan 56 56,0 56,0 100,0Total 100 100,0 100,0

Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Identifikasi anggota berdasarkan jenis kelamin,

menunjukkan persentase anggota laki-laki sebesar 44% lebih

sedikit dari pada persentase anggota perempuan sebesar 56%.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, hal ini

dikarenakan anggota BMT Kota Salatiga dan Kabupaten

Semarang lebih banyak anggota perempuan dari pada anggota

81

laki-laki. Tetapi untuk perbedaannya tidak terlalu banyak, jadi

bisa dikatakan total anggotalaki-laki dan perempuan hampir sama

jumlahnya.

b. Identifikasi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Usia Responden

Frequency Percent ValidPercent

CumulativePercent

Valid

< 20 tahun 5 5.0 5.0 5.021 – 30 tahun 35 35,0 35,0 40,031 – 40 tahun 39 39.0 39.0 79.041 – 50 tahun 18 18.0 18.0 97.0

> 50 tahun 3 3,0 3,0 100,0Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa sebagian besar

anggota BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang berusia

antara 21 sampai 40 tahun dengan persentase sebesar 35% untuk

kisaran usia 21 sampai 30 dan 39% untuk kisaran usia 31 sampai

40 tahun. Usia tersebut merupakan usia produktif bagi seseorang

untuk bekerja dan menghasilkan uang.

c. Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent ValidPercent

CumulativePercent

Valid

Dibawah SMA 12 12.0 12,0 12,0SMA 45 45,0 45,0 57.0Diplomat 3/Sarjana 34 34.0 34,0 91.0

Pasca Sarjana 9 9.0 9,0 100,0Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

82

Identifikasi berdasarkan pendidikan anggota BMT kota

Salatiga dan Kabupaten Semarang lebih dominan yang

berpendidikan SMA dengan persentase sebesar 45%. Hal ini

dikarenakan kebanyakan orang yang berpendidikan diatas SMA

lebih memilih untuk menaruh uangnya di Bank-bank besar yang

menyediakan kartu debit maupun kartu kredit untuk nasabahnya.

d. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 4.4

Jenis Pekerjaan Responden

Frequency Percent ValidPercent

CumulativePercent

Valid

PNS 10 10.0 10.0 10.0

Pegawai swasta 37 37.0 37.0 47.0

Wiraswasta 37 37.0 37.0 84,0

Pegawai

BUMN9 9.0 9.0 93.0

Lainnya 7 7,0 7,0 100,0

Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan data diatas, maka anggota BMT di Kota

Salatiga dan Kab. Semarang didominasi oleh pegawai swasta dan

wiraswasta dengan prosentase masing-masing yaitu 37% untuk

anggota dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta dan 37% untuk

anggota dengan pekerjaan wiraswasta yang dalam hal ini adalah

pedagang.

83

e. Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota

Tabel 4.5

Lama Responden Menjadi Anggota

Frequency Percent ValidPercent

CumulativePercent

Valid

1 tahun 15 15.0 15.0 15.01-2 tahun 25 25.0 25.0 40.02-3 tahun 30 30.0 30.0 70.03-4 tahun 17 17.0 17.0 87.0Lebih dari 4tahun 13 13.0 13.0 100,0

Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan data diatas, yang telah menjadi anggota selama

2-3 tahun lebih mendominasi kisaran 30%.

B. Analisis Data

1. Hasil Uji Analisis

Agar penelitian ini menghasilkan data yang akurat, maka

instrument yang digunakan diuji terlebih dahulu menggunakan uji

validitas dan uji reliabilitas.Uji validitas dilakukan untuk

mengungkapkan apakah pertanyaan pada questioner yang digunakan

benar atau tidak, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk melihat

konsistensi pengukuran dari satu variabel (Bawono, 2006).

a. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabiltas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat

ukur sehingga dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama.

Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah

teknik alpha dan cronbach dengan nilai cronbach alpha lebih dari

84

0,60 (Bawono, 2006:68). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil uji reliabilitas data

Variabel Cronbach’sAlpha

StandarReliabilitas

Kesimpulan

Advertising 0.767

0.60

ReliablePersonal Selling 0.715 ReliablePublishing 0.728 ReliablePromotion 0.643 ReliableDirect Marketing 0.681 Reliable

Sumber: Data Primer yang diolah (2015)

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa semua

variabel independent mempunyai nilai cronbach’s alpha diatas

0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa pengukur masing-masing

variabel dari kuesioner yang digunakan peneliti dinyatakan

reliable sehingga item-item pada masing-masing konsep variabel

tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

b. Hasil Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat

suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar

mencerminkan variable yang diukur (Bawono, 2006:68). Menurut

Bawono (2006) Item kuisioner dinyatakan valid apabila pearson

correlation berbintang dua dengan tingkat signifikansi pada level

5% dan berbintang satu dengan tingkat signifikansi pada level

1%. Berikut merupakan tabel hasil pengujiannya:

85

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Data

Variabel PearsonCorelation

Significant(2-Tailed)

Kesimpulan

Advertising 0.248*-0.795** .000 ValidSalles promotion 0.373**-0.866** .000 ValidPublishing 0.357**-0.809** .000 ValidPersonal Selling 0.340**-0.850** .000 ValidDirect Marketing 0.409**-0.889** .000 Valid

Sumber: Data Primer yang dioalah (2015)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui semua pertanyaan yang

digunakan dalam kuesioner adalah valid, semua item pertanyaan

dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikansi

pada level 1% dan satu item pertanyaan pada variabel dependen

atau peningkatan jumlah anggota berbintang satu yang

menunjukkan signifikansi pada level 5%, sehingga tidak ada item

pertanyaan yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat

digunakan pada keseluruhan model pengujian.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multicollinearity (Multikolinieritas)

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya

korelasi di antara variabel bebas satu dengan variabel bebas

lainya. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF

(Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik

kolerasi.

Menurut Bawono (2006) Kedua nilai VIF dan Tolerance

saling berlawanan, apabila nilai tolerancenya besar maka nilai

86

VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF di sini tidak boleh lebih

besar dari 10 (sepuluh), jika lebih besar maka bisa dikatakan ada

gejala multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil

dari 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga

dengan nilai Tolerancenya tidak boleh lebih dari angka 1

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinieritas

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct Marketing Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std.Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372

2

(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372

3

(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606

a. Dependent Variable: % peningkatan

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig. PartialCorrelation

Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum

Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421

3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536

a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

87

Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai VIF masing-

masing variabel lebih kecil dari 10 (sepuluh) dan nilai

tolerancenya tidak ada yang lebih dari angka 1, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas pada semua

variabel.

b. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas)

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menentukan

efisiensi sampel, uji T-test dan T-tabel sehingga tidak

menyebabkan kesimpulan yang salah (Ghozali, 2010). Untuk

mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskendastisitas maka

dapat dilihat melalui uji white sebagai berikut

Tabel 4.9

Uji White

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Model SummaryModel R R Square Adjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 ,402a ,161 -,051 ,000219148a. Predictors: (Constant), x4x5, x12, x22, x32, DIRECTMARKETING, x42, PUBLIC RELATION, x1x4, x52, PERSONALSELLING, SALLES PROMOTION, x2x5, x1x5, PERIKLANAN,x1x3, x3x5, x3x4, x1x2, x2x4, x2x3

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Hasil perhitungan persamaan regresi White menghasilkan

nilai R2 sebesar 0,161, maka dapat diketahui besarnya X2 hitung,

yaitu 100 x 0,161 = 16,1. Sedangkan besarnya X2 tabel adalah

88

118,7520. Karena X2 tabel lebih > X2 hitung, maka gejala

penyakit hetroskedastisitas dalam model persamaan tidak ada.

c. Uji Autocorrelation

Menurut Bawono (2006: 160) autokorelasi adalah korelasi

(hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian

pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat

dilakukan dengan uji durbin Watson.

Tabel 4.10

Uji Autocorrelation

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

1 ,298a ,089 ,040 ,0159112 2,176a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLESPROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONb. Dependent Variable: % peningkatan

Diketahui:

Nilai DW test nya sebesar 2,067,

Nilai tabel dL = 1,57

Nilai tabel dU = 1,78

Nilai 4 - dU = 4 – 1,78 = 2,22

89

Karena nilai DW test di antara dU dan 4 - dU, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala penyakit autokorelasi

dalam model regresi.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat normalitas model

regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi

normal atau mendekati normal. Pengujian dilakukan dengan

analisa grafik, yaitu dengan melihat grafik kurva histogram dan

normal probality plot dan juga dengan melakukan uji Kolmogrov

Smirnov (Ghozali, 2010).

Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov

adalah membandingkan distribusi data (yang akan diuji

normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal

baku adalah data yang telah ditransformasikan kedalam bentuk Z-

Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov

Smirnov adalah uji beda antara data diuji normalitasnya dengan

data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di

bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika

signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang

signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah

bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji

mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku,

berarti data tersebut tidak normal. Dan jika signifikansi di atas

90

0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

data yang akan diuji dengan data nrmal baku , artinya data yang

akan diuji normal (www.statistikian.com)

Tabel 4.11

Tabel one sampel Kolmogorov Smirnov Test

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized

ResidualN 100

Normal Parametersa,bMean 0E-7Std.Deviation

,01550416

Most Extreme DifferencesAbsolute ,134Positive ,134Negative -,093

Kolmogorov-Smirnov Z 1,339Asymp. Sig. (2-tailed) ,055a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Berdasarkan hasil olah data diatas maka dapat dikatan

bahwa distribusi data dikatan normal karena nilainya di atas

0,05.

3. Hasil Uji Ketepatan Model/ Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Ketepatan Model digunakan untuk melihat tingkat

ketetapan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk

menaksir dari data yang dianalisa. Nilai ketetapan atau keaktualan

dapat diukur dari goodness of fit nya (Iqbal, 2002). Uji ini dapat

dilihat dari nilai koefisien diterminasinya. Berkaitan apakah uji

statistik dikatakan lolos atau tidak, tergantung dari tingkat

signifikansi dari hasi perhitungannya, jika hasil perhitungannya

91

berada di daerah kritis atau yang menolak H0 maka dikatakan bahwa

uji statistiknya lolos dan layak untuk uji selanjutnya. Berlaku

sebaliknya jika hasil perhitungan berada didaerah yang menerima H0,

maka dapat dikatakan bahwa uji statistiknya tidak lolos dan tidak

layak untuk uji selanjutnya.

Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen

terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat

R² pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh (Bawono,

2006). Apabila angka koefisien diterima (R²) semakin mendekati 1

berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai

model penduga terhadap variabel dependen.

Tabel 4.12

Koefisien Determinasi

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal

Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah

Nasabah

Model SummaryModel R R Square Adjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate1 ,298a ,089 ,040 ,01591122 ,296b ,088 ,049 ,01583553 ,286c ,082 ,053 ,0158049a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN,SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN,PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATION

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

92

Dari data diatas dapat diketahui bahwa:

Nilai koefisien korelasi (R) sebesar : 0,286. Hal tersebut

menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel

independen dan variabel dependen (karena mendekati angka 1).

Nilai koefisien Adjusted (R2) = 0,082 yang menjelaskan bahwa

hanya 8,2% Peningkatan Jumlah Nasabah bisa dijelaskan dari ke-

lima variabel independen (Advertising, Salles Promotion, Personal

Selling, Public Relation dan Direct Marketing). Sedangkan sisanya

(100% - 8,2% = 91,8%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

4. Uji Hipotesis

a. Uji ttest

Uji digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara

individual (Iqbal,2002). Berikut merupakan tabel koefisien

untuk melihat nilat t hitung yang akan dibandingkan dengan

nilai tabel.

Atau bisa juga dilihat dengan tabel sebagai berikut:

93

Tabel 4.13

Uji Secara Individual

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal

Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah

Anggota

VARIABEL B NILAI

t test

NILAI

t tabel

NILAI

SIGNIFIKAN

KET

Constant 0,057 2,990

1,2906

0,004 Signifikan

Periklanan .002 1,967 .052 Signifikan

Personal

Selling

.0052,484 .015

Signifikan

Public

Relation

.0021,736 .086

Signifikan

Salles

Promotion

.0450,323 .748

Tidak

Signifikan

Direct

Marketing

-,091c

-0.793 .430Tidak

Signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Artinya:

a. Pengaruh variabel Periklanan/ Advertising (X1) terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai

signifikansi dari variabel periklanan sebesar 0,052 pada

tingkat kesalahan 10% dan nilai t test sebesar 1,967 lebih

besar dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat dikatakan

bahwa secara empiris variabel periklanan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel peningkatan jumlah

nasabah. Hal tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa

hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Advertising

94

(Periklanan) berpengaruh positif terhadap Peningkatan

Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang

yaitu diterima.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fitri Maisya (2013) tentang pengaruh Periklanan, Promosi

Penjualan dan Hubungan Masyarakat Terhadap Keputusan

Menabung di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Cabang

Bukittinggi yang menyatakan bahwa periklanan yang

dilakukan oleh BNI Cabang Bukittingi mempengaruhi

keputusan menabung.

Hal tersebut tidak sesuai pula dengan teori yang

dikemukakan oleh Tjiptono (2008:225), “iklan adalah

bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada

informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk

yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa

yang menyenangkan akan mengubah fikiran seseorang

untuk melakukan pembelian.

b. Pengaruh variabel personal selling (X2) terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai

signifikansi dari variabel personal selling sebesar 0,015

yang lebih kecil dari α (0.05) pada tingkat kesalahan 5%

dan nilai t test sebesar 2,484 lebih besar dari t tabel sebesar

95

1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris

variabel personal selling berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut

berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang

menyatakan bahwa personal selling berpengaruh positif

terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota

Salatiga dan Kab. Semarang yaitu diterima.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Darna dan Dita

Pramudya Wardani (2013) tentang Pengaruh Bauran

Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Produk

Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X Syariah

Cabang Harmoni Jakarta, yang menyatakan bahwa Personal

Selling tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan pengambilan KPR Platinum iB.

Tetapi hal tersebut sesuai dengan pendapat yang

dikemukan oleh Tjiptono (2008) yang menyebutkan bahwa

“Personal Selling adalah komunikasi langsung antara

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu

produk kepada calon pelanggan dan membentuk

pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka

kemudian akan mencoba dan membeli”.

96

c. Pengaruh variabel Publisitas/ Public Relation (X3) terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai

signifikansi dari variabel publisitas (Public Relation)

sebesar 0,086 yang berada pada tingkat kesalahan 10% dan

nilai t test sebesar 1,736 lebih besar dari t tabel sebesar

1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris

variabel publisitas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti

dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan

bahwa Public Relation berpengaruh positif terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan

Kab. Semarang yaitu diterima.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) yaitu kegiatan

pameran atau event-event, sumbangan kemasyarakatan,

pemberian sponsorship pada acara-acara besar, penjalinan

hubungan yang baik dengan nasabah, dan pemberian

majalah atau bulletin bank dalam publisitas dapat

meningkatkan ketertarikan konsumen pada produk jasa

yang ditawarkan khususnya KPR Platinum iB sehingga

meningkat pula tingkat keputusan pengambilan KPR

Platinum iB oleh nasabah.

97

Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (1997:230)

bahwa public relation merupakan upaya menyeluruh dari

suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,

keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap

perusahaan tersebut. Sehingga konsumen akan mencoba dan

akhirnya membeli produk tersebut.

d. Pengaruh variabel Salles Promotion (X4) terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai

signifikansi dari variabel Salles Promotion sebesar 0,748

yang lebih besar dari α (0.05) dan nilai t test sebesar 0,323

lebih kecil dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat

dikatakan bahwa secara empiris variabel Salles Promotion

tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel

peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat

disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan

bahwa Salles Promotion berpengaruh positif terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan

Kab. Semarang yaitu ditolak.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) tentang

tentang Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan

Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada

98

Bank X Syariah Cabang Harmoni Jakarta, yang menyatakan

bahwa promosi penjualan (salles promosi) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pengambilan

KPR Platinum iB (Y).

Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang

dikemukakan Tjiptono (2008), “promosi penjualan adalah

bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai

insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian

produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah

barang yang dibeli pelanggan.

e. Pengaruh variabel direct marketing (X5) terhadap

Peningkatan Jumlah Nasabah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai

signifikansi dari variabel direct marketing sebesar 0,430

yang lebih besar dari α (0.05) dan nilai t test sebesar -0,793

lebih kecil dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat

dikatakan bahwa secara empiris variabel direct marketing

tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel

peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan

bahwa direct marketing (Penjualan Langsung) berpengaruh

positif terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota

Salatiga dan Kab. Semarang yaitu ditolak.

99

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Heri Abrianto dan Astrid Oktavia (2015) tentang

“Analisis Pengaruh bauran Promosi Kartu Prabayar

Terhadap Minat Beli Nasabah pada PT Bank Indonesia

(Persero) Tbk Cabang Jatinegara” yang menyatakan bahwa

Pemasaran Langsung (Direct Marketing) memiliki

hubungan positif dengan minat beli nasabah.

Berdasarkan hasil uji t diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi

peningkatan jumlah anggota adalah variabel personal selling

(X2), yang ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,484.

Dengan demikian strategi bauran promosi BMT di Kota

Salatiga dan Kab.Semarang dilakukan dengan memberikan

layanan dalam mengatasi keluhan dari pelanggan, bersikap

ramah dan membantu permasalahan yang dihadapi pelanggan.

Sifat penjualan perseorangan ini lebih luwes dalam menghadapi

pelanggan karena tenaga penjualan dapat secara langsung

menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan

perilaku masing-masing pembeli. Selain itu, tenaga penjualan

juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap

penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian-

penyesuaian ditempat pada saat itu juga.

100

b. Uji Ftest

Uji F digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel

independen (Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal

Selling, dan Direct Marketing) secara simultan (bersama-sama)

berpengaruh terhadap variabel dependen (Peningkatan Jumlah

Nasabah) pada BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang

(Ghozali, 2001).

Tabel 4.14

Uji Secara Serempak

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

ANOVAa

Model Sum ofSquares

df MeanSquare

F Sig.

1Regression ,002 5 ,000 1,827 ,115b

Residual ,024 94 ,000Total ,026 99

2Regression ,002 4 ,001 2,281 ,066c

Residual ,024 95 ,000Total ,026 99

3Regression ,002 3 ,001 2,843 ,042d

Residual ,024 96 ,000Total ,026 99

a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION,PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATIONd. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Dari data di atas, diketahui nilai F hitung sebesar 2,843

dengan tingkat probabilitas (signifikansi) sebesar 0,042. Karena

Probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan f hitung lebih besar dari f

101

tabel sebesar 2,195, maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi peningkatan jumlah nasabah, atau dengan

demikian variabel Advertising, Personal Selling, Public

Relation, Salles Promotion, dan Direct Marketing secara

bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan jumlah

nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dengan

kata lain H6 yang menyatakan bahwa bauran promosi

(Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct Marketing) produk simpanan syariah secara bersama-

sama berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah nasabah

BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dapat diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa nasabah sebelum

memutuskan untuk memilih dan menggunakan produk simpanan

syariah yang dimiliki oleh BMT, nasabah akan mengevaluasi

segala yang berhubungan dengan Advertising, Salles

Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct Marketing

dari BMT tersebut terhadap produk tabungan syariah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) yang dalam hasil

penelitiannya menyatakan bahwa secara bersama-sama terdapat

pengaruh yang signifikan antar bauran promosi yang terdiri

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct Marketing terhadap proses keputusan pembelian

konsumen.

Kotler (2007), menjelaskan bahwa bauran promosi

menjadi kegiatan promosi atau pemilihan jenis kegiatan promosi

yang paling efektif untuk memberi keputusan dan ketertarikan

produk yang ditawarkan. Keaneka ragaman produk membuat

konsumen sulit menentukan produk mana yang akan dipilih.

Dalam satu kategori produk saja terdapat bermacam- macam

produk dari beberapa penjual yang bersaing untuk mendapat

konsumen. Bauran promosi berguna untuk mengenali dan

102

membedakan barang dan jasa dari penjual yang satu dengan

barang dan jasa dari penjual yang lain, sehingga memudahkan

konsumen untuk mengindentifikasikan barang dan jasa yang

akan dibeli. Jadi promosi dengan bauran promosi yang kuat

akan memudahkan konsumen memilih produk dan menambah

rasa percaya diri dalam melakukan keputusan pembeli pada

produk tersebut.

c. Analisis Regresi Berganda

Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang

bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan

nilai variabel dependen dengan variabel independen yang lebih

dari satu (minimal dua variabel). Kondisi variabel independen

dalam mempengaruhi variabel dependen dapat bersifat positif

atau negative (Ghozali, 200

103

Tabel 4.14

Hasil Analisis Regresi Berganda

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal

Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah

Anggota

xCoefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig. CollinearityStatistics

B Std.Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372

2

(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372

3

(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606

a. Dependent Variable: % peningkatan

Excluded Variablesa

Model Beta In T Sig. PartialCorrelation

Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum

Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421

3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536

a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

104

Dari hasil pengujian-pengujian tersebut dapat dibuat

persamaan matematis sebagai berikut:

Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3 X3+ β4X4 + β5 X5+e

Y= 0,057+0,002X1+0,005X2+0,002X3+ 0,045 X4 – 0,091 X5+e

Di mana:

Y = Peningkatan Jumlah Nasabah

X1 = Advertising

X2 = Personal Selling

X3 = Public Relation

X4 = Salles Promotion

X5 = Direct Marketing

Artinya:

Nilai constant (β0) : 0,057 menyatakan bahwa ketika

variabel independen (advertising, personal selling, dan public

relation) dianggap konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka

variabel Peningkatan Jumlah Nasabah sebesar 0,057 dengan

asumsi cateris paribus.

Koefisien regresi Periklanan/ Advertising (X1) sebesar

0,002, diartikan bahwa jika advertising mengalami peningkatan

1 satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan

mengalami kenaikan sebesar 0,002 Berarti untuk setiap

kontribusi yang diberikan oleh variabel independen Perikalanan

(X1) yang meliputi brosur, leaflet, majalah, radio, dan internet

105

baik dari segi gambar, informasi, maupun penempatannya akan

mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar 0,002

dengan asumsi bahwa variabel personal selling (X2), publisitas

(X3), promosi penjualan (X4) dan direct marketing (X5) adalah

konstan.

Koefisien regresi Personal Selling (X2) sebesar 0,005

diartikan bahwa jika personal selling mengalami peningkatan 1

satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan

mengalami kenaikan sebesar 0,005. Berarti untuk setiap

kontribusi yang diberikan oleh variabel independen Personal

Selling (X2) yang meliputi penggunaan personal selling/ armada

penjualan/ marketing people untuk memasarkan produknya

secara efektif baik dari segi penjelasan yang jelas dan informatif

guna meningkatkan jumlah nasabah ini akan mempengaruhi

sebesar 0,005 dengan asumsi bahwa variabel periklanan (X1),

publisitas (X3), promosi penjualan (X4) dan direct marketing

(X5) adalah konstan.

Koefisien regresi Publisitas/ Public Relation (X3) sebesar

0,002, diartikan bahwa jika publisitas/ Public Relation

mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel Peningkatan

Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan sebesar 0,002.

Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan oleh variabel

independen Publisitas (X3) yang meliputi penjalinan hubungan

106

yang baik dengan nasabah, pemberian sponsor pada acara-acara

besar, pemberian sumbangan pada kegiatan kemasyarakatan,

pemberian majalah atau bulletin bank, dan pengadaaan event-

event atau pameran-pameran dalam penjualan produk simpanan

khususnya produk simpanan syariah akan mempengaruhi

peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar 0,002 dengan asumsi

bahwa periklanan (X1), personal Selling (X2), promosi penjualan

(X4), dan direct marketing (X5) adalah konstan.

Koefisien regresi Salles Promotion/ Promosi Penjualan

(X4) sebesar 0,045, diartikan bahwa jika Salles Promotion/

Promosi Penjualan mengalami peningkatan 1 satuan, maka

variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan

sebesar 0,045. Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan

oleh variabel independen promosi penjualan (X4) yang meliputi

pemberian souvenir, margin spesial yang ringan, pembebasan/

potongan biaya administrasi dan biaya non operasional lainnya

pada saat promosi, serta pengadaan pengadaan kegiatan undian

akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar

0,045 dengan asumsi bahwa variabel Periklanan (X1), Personal

Selling (X2), Publisitas (X3), dan Direct Marketing (X5) adalah

konstan.

Koefisien regresi Direct Marketing/ Pemasaran Langsung

(X5) sebesar -0,091, diartikan bahwa jika Direct Marketing/

107

Pemasaran Langsung mengalami peningkatan 1 satuan, maka

variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami

penurunan sebesar 0,091. Berarti untuk setiap kontribusi yang

diberikan oleh variabel independen Direct Marketing/

Pemasaran Langsung melalui interaksi informasi dan promosi

produk simpanan syariah melalui surat, telepon, e-mail, dan alat

penghubung lain untuk berkomunikasi dengan nasabah tertentu

akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah sebesar -0,091

atau bisa diartikan sebagai penurunan sebesar 0,091, dengan

asumsi bahwa variabel Periklanan (X1), Personal Selling (X2),

Publisitas (X3), dan Salles Promotion (X4) adalah konstan.

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan analisis data mengenai pengaruh bauran

promosi (promotion mix) produk simpanan syariah terhadap

peningkatan jumlah nasabah (studi kasus pada bmt kota salatiga dan

kab. Semarang dalam 2 tahun terakhir), maka penelitian ini

menyimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengujian Koefisien Regresi (Uji T) atau uji secara

individu bahwa tidak semua variabel bauran promosi

mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah. Hanya untuk

variabel Promosi/ Advertaising (X1), Personal Selling/ Penjualan

Secara Pribadi (X2), dan Publisitas/ Public Relation (X3) yang

berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Jumlah

Nasabah (Y). Sedangkan variabel Salles Promotion (X4) dan

Direct Marketing (X5) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Y).

2. Dari hasil pengujian model regresi (Uji F) atau uji secara

serempak membuktikan bahwa variabel bauran promosi yang

meliputi Advertising, Personal Selling, Public Relation, Salles

Promotion, dan Direct Marketing secara simultan (bersama-sama)

sangat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

109

peningkatan jumlah nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.

Semarang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian

dan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pihak BMT agar lebih meningkatkan lagi bauran promosi yang

dilakukan khususnya dalam dimensi Advertising, Personal

Selling, Public Relation, Salles Promotion, dan Direct Marketing,

sehingga kelima dimensi tersebut tidak lagi memiliki hubungan

yang lemah terhadap minat beli nasabah. Agar bauran promosi

yang dilakukan oleh BMT dapat membuat nasabah menjadi lebih

berminat dan terdorong untuk menggunakan Produk Simpanan

Syariah serta meningkatkan citra BMT.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis faktor-faktor

lainnya diluar model penelitian ini, dari keseluruhan yang

mempengaruhi minat beli nasabah pengguna produk simpanan

yang dimiliki BMT. Sehingga penelitian tidak hanya dari sisi

bauran promosi saja, namun juga dari bauran pemasaran lain

seperti faktor harga dan produk atau faktor kemudahan sehingga

analisis yang dihasilkan dapat lebih menyeluruh.

110

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mal An. 2010. Corporate Governance Perbankan Syariah diIndonesia.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Abrianto, Heri; Astrid Oktavia.2015. Analisis Pengaruh Bauran Promosi KartuPrabayar Terhadap Minat Beli Nasabah pada PT Bank NegaraIndonesia (Persero) Tbk Cabang Jatinegara, Jurnal Akuntansi,Keuangan, dan Perbankan, Vol. 1 (3). Politeknik Negeri Press: Jakarta.

Amir, M. Taufiq,. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta : PT Raja GrafindoPersada.

Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syari’ah di Indonesia. Yogyakarya:Gadjah Mada University Press .

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah; dari Teori ke Praktik.Jakarta: Gema Insani.

Antoniom, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum.Tazkia Institut: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asmoro, Ayu Afrillya. 2011. Pengaruh Variabel-variabel Bauran PromosiTerhadap Minat Pembelian. Skripsi. Surabaya : UniversitasPembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analisys dengan SPSS. Salatiga: STAINSalatiga pers

Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. CvAlvabeta: Bandung.

Darna; Dita Pramudya Wardani. 2013. Pengaruh Bauran Promosi TerhadapKeputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB padaBank X Syariah Cabang Harmoni-Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Vol. 12(1):1-10. Politeknik Negeri Jakarta Press: Jakarta.

Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia.

Firman, Asmeldi. 1999. Panduan Praktis BMT. Mizan: Jakarta.

Firman, Susilo. 2007. Manajemen Perbankan Syaria: Graha Ilmu

111

Ghozali, Imam.2001. Aplikasi Analisis Multivariat 2. Semarang:Badan PenerbitUndip.

Hasan, M. Iqbal, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian DanAplikasinya. Ghalia Indonesia:Bogor.

Hasan, Iqbal. 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Pt.Rineka Cipta.

Hiam. 2002. Alih Bahasa Maulana (1996). Paradigma Pendidikan Islam.Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Husein, umar.2005. Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.

Imam,Wahjono, Sentot. 2010. Manajemen Pemasaran Bank.Yogyakarta : GrahaIlmu.

Jayusman, Indra. 2012. Pengaruh Promotion Mix Terhadap Peningkatan JumlahNasabah Bank (Studi Kasus PD BPR Marunting Batu Aji Kab.Pangkalan Bun). Universitas Antakusuma Pangkalan Bun KalimantanTengah.

Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers

Kartajaya, Hermawan.2004.On MarketingMark Plus & Co. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.

Kartajaya, Hermawan, dan Syakir, M. Sula. 2006. Syariah Marketing. Bandung:PT Mizan Pustaka.

Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung. 2007. Bank Syariah : Teori,Praktik, dan Peranannya. Jakarta: Celestial Publishing.

Kotler, Phillip. 2007. Manajemen Pemasaran.Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhallindo.

Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007. Managemen Pemasaran Jilid IEdisi Ke 13. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip; Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi BahasaIndonesia. Jakarta: Erlangga.

112

Maisya, Fitri. 2013. Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, dan HubunganMasyarakat Terhadap Keputusan Menabung di PT. Bank NegaraIndonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi. Jurnal. Universitas Negeri PadangPress: Padang.

Perdana, Alan. 2010. Penerapan Bauran Promosi Dalam Meningkatkan JumlahNasabah pasa Asuransi Bumi Putra Syariah Syurakarta. UniversitasSebelas Maret Surakarta.

Prof. H. Soemarjo, SH. 1971. Al Qur’an dan Terjemahnya. YayasanPenyelenggara Penerjemah Al-Quran Raja Fard: Jakarta.

Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen BMT . UII press: Yogyakarta.

Rohmad, Wahid. 2008. Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran TerhadapKebutusan Nasabah Dalam Mengambil Pembiayaan Murabahah PadaBMT Palur Karanganyar Pada tahun 2007. UIN Sunan Kali JagaJogjakarta.

Sandy, Febryan. 2012. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap KeputusanPembelian. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 9 No. 2.

Saputro, Nugroho. 2011. Efektifitas Strategi Pemasaran Produk Bmt JogjatamaDalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif. (Penelitian). STMIKAMIKOM Yogyakarta.

Shimp, Christopher H.. 2003. Service Marketing, Second Edotion, Usa: PrenticeInternational.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi DanIlustrasi. Edisi 1, Ekonisa: Yogyakarta.

Sudarsono, Heri. 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi DanIlustrasi. Edisi 2, Ekonisa: Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:CV Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RD, Alfabeta,Bandung.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

Sugiyono. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif: Toeri DanAplikasi. Bandung.

Sunarto, Zulkifli. 2003. Panduan Praktis Transaksi perbankan Syariah Jakarta:Zikrul Hakim.

113

Tjiptono, Fandi. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi 2. CV. Andi Offset.Yogyakarta.

Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. CV. Andi Offset.Yogyakarta.

Wahjono, 2010. Pengantar Manajemen Pemasaran. Penerbit Bpfe: Yogyakarta.

http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogrov-smirnov.html?m=1

http://forumbaitulmaal-jateng.blogspot.co.id/2015/01/daftar-anggota-pbmti-korwil-jateng.html?=1

114

Lampiran

115

ANGKET / QUESIONER

I. Isilah identitas Bapak/Ibu/Sdr (i) sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin

Pria

Wanita

2. Usia responden

Di bawah 20 tahun

21 - 30 tahun

31 – 40 tahun

41 – 50 tahun

di atas 50 tahun

3. Tingkat Pendidikan

Dibawah SMA

SMA

Diplomat 3/ Sarjana

Pasca Sarjana

4. Jenis pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pegawai swasta

Wiraswasta

Pegawai BUMN

Lainnya, sebutkan ………..

116

5. Lama Menjadi Nasabah

≤ 1 tahun

1-2 tahun

2-3 tahun

3-4 tahun

≥ 4 tahun , sebutkan ………..

6. Pilihlah salah satu jawaban pertanyaan di bawah ini yang dianggap

paling tepat dengan memberi tanda X :

Seberapa penting strategi promosi dalam meningkatkan Jumlah nasabah

pada BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dari hasil wawancara agar

dibubuhkan tanda (X) pada kolom:

1) Sangat Tidak Setuju (STS)

2) Tidak Setuju (TS)

3) Setuju (S)

4) Sangat Setuju (SS)

A. Variabel Bauran Promosi (Promotion Mix)

No. Pernyataan STS TS S SS

Periklanan (Advertising)

1. Informasi mengenai Produk

Simpanan Syariah yang dimiliki

BMT mudah saya dapatkan

2. Pesan Promosi Produk

Simpanan Syariah yang

disampaikan BMT mudah saya

pahami

3. Pesan Promosi Produk

117

Simpanan Syariah yang dibuat

BMT menarik bagi saya

4. Ketersediaan brosur mengenai

fasilitas yang ditawarkan oleh

BMT

Personnal Selling

1. Staff BMT memberikan

pelayanan yang baik bagi saya

2. Manager BMT yang

memberikan waktu luang

kepada saya untuk memberikan

sejumlah informasi

3. Manajer BMT ramah dalam

memberikan informasi bagi saya

Public Relations

1. Para nasabah sering diundang

oleh BMT dalam event-event

tertentu

2. Berita-berita yang berhubungan

dengan BMT membantu saya

untuk mendapatkan informasi

tentang BMT

3. Situs BMT membantu saya

dalam memberikan informasi

4. Sponsorsip yang diikuti oleh

BMT membantu saya

memperoleh informasi

Salles promotion

1. Pemberian kupon/ poin

mempengaruhi saya dalam

118

memilih Produk Simpanan BMT

2. Pemberian hadiah langsung

mempengaruhi saya dalam

memilih Produk Simpanan BMT

Direct Marketing

1. BMT dalam mempromosikan

Produk Tabungan Syariah via

telemarketing mempengaruhi

saya memilih BMT

2. BMT dalam mempromosikan

Produk Tabungan Syariah via

social media mempengaruhi

saya memilih BMT

B.Variabel Peningkatan Jumlah Nasabah

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya menjadikan BMT sebagai

pemenuhan kebutuhan saya

untuk menabung

2. BMT menjadi pertimbangan

saya untuk menyimpan dana

saya pada saat mempunyai dana

lebih

3. Keputusan saya untuk

menabung di BMT adalah

keputusan yang tepat

4. Saya berkeinginan menyimpan

kembali uang saya di BMT di

waktu yang akan datang

119

1. Gambaran umum responden

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent ValidPercent

CumulativePercent

ValidLaki-laki 44 44,0 44,0 44,0

Perempuan 56 56,0 56,0 100,0Total 100 100,0 100,0

Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Usia RespondenFrequency Percent Valid

PercentCumulative

Percent

Valid

< 20 tahun 5 5.0 5.0 5.021 – 30 tahun 35 35,0 35,0 40,031 – 40 tahun 39 39.0 39.0 79.041 – 50 tahun 18 18.0 18.0 97.0> 50 tahun 3 3,0 3,0 100,0

Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Tingkat Pendidikan RespondenFrequency Percent Valid

PercentCumulative

Percent

Valid

Dibawah SMA 12 12.0 12,0 12,0SMA 45 45,0 45,0 57.0

Diplomat 3/Sarjana

34 34.0 34,0 91.0

Pasca Sarjana 9 9.0 9,0 100,0Total 100 100,0 100,0

Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

120

Jenis Pekerjaan RespondenFrequency Percent Valid

PercentCumulative

Percent

Valid

PNS 10 10.0 10.0 10.0Pegawai swasta 37 37.0 37.0 47.0

Wiraswasta 37 37.0 37.0 84,0Pegawai BUMN 9 9.0 9.0 93.0

Lainnya 7 7,0 7,0 100,0Total 100 100,0 100,0

Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Lama Responden Menjadi AnggotaFrequency Percent Valid

PercentCumulative

Percent

Valid

1 tahun 15 15.0 15.0 15.01-2 tahun 25 25.0 25.0 40.02-3 tahun 30 30.0 30.0 70.03-4 tahun 17 17.0 17.0 87.0

Lebih dari 4tahun

13 13.0 13.0 100,0

Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

121

2. Uji Relibilitas

Advertising (Periklanan)

Reliability StatisticsCronbach's

AlphaCronbach's

Alpha Basedon

StandardizedItems

N ofItems

,768 ,767 4

Selles Promotiom (Promosi Penjualan)

Reliability StatisticsCronbach's

AlphaCronbach's

Alpha Basedon

StandardizedItems

N ofItems

,635 ,643 2

Public Relation (Publisitas)

Reliability StatisticsCronbach's

AlphaCronbach's

Alpha Basedon

StandardizedItems

N ofItems

,717 ,728 4

122

Personal Selling (Promosi Penjualan)

Reliability StatisticsCronbach's

AlphaCronbach's

Alpha Basedon

StandardizedItems

N ofItems

,715 ,715 3

Direct Marketing (Pemasaran Langsung)

Reliability StatisticsCronbach's

AlphaCronbach's

Alpha Basedon

StandardizedItems

N ofItems

,662 ,681 2

123

3. Validitas

Advertising (Periklanan)

Correlationsp1 p2 p3 p4 PERIKLANAN

p1

PearsonCorrelation

1 ,595** ,354** ,248* ,723**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,013 ,000N 100 100 100 100 100

p2

PearsonCorrelation

,595** 1 ,542** ,430** ,842**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100

p3

PearsonCorrelation

,354** ,542** 1 ,538** ,795**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100

p4

PearsonCorrelation

,248* ,430** ,538** 1 ,708**

Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100

PERIKLANAN

PearsonCorrelation

,723** ,842** ,795** ,708** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Item-Total StatisticsScale Mean

if ItemDeleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deletedp1 10,74 1,406 ,494 ,356 ,752p2 10,70 1,222 ,685 ,497 ,646p3 10,58 1,297 ,605 ,410 ,693p4 10,43 1,480 ,498 ,317 ,748

124

Personal Selling (Promosi Penjualan)

Correlationsp5 p6 p7 PERSONAL

SELLING

p5Pearson Correlation 1 ,506** ,340** ,782**

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000N 100 100 100 100

p6Pearson Correlation ,506** 1 ,522** ,850**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100

p7Pearson Correlation ,340** ,522** 1 ,762**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000N 100 100 100 100

PERSONALSELLING

Pearson Correlation ,782** ,850** ,762** 1Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Item-Total StatisticsScale Mean

if ItemDeleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deletedp5 7,11 ,685 ,489 ,264 ,684p6 6,70 ,616 ,627 ,395 ,506p7 6,39 ,745 ,495 ,280 ,672

125

Public Relation (Publisitas)

Correlationsp8 p9 p10 p11 PUBLIC

RELATION

p8

PearsonCorrelation

1 ,583** ,357** ,185 ,732**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,066 ,000N 100 100 100 100 100

p9

PearsonCorrelation

,583** 1 ,605** ,261** ,809**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,009 ,000N 100 100 100 100 100

p10

PearsonCorrelation

,357** ,605** 1 ,412** ,791**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100

p11

PearsonCorrelation

,185 ,261** ,412** 1 ,633**

Sig. (2-tailed) ,066 ,009 ,000 ,000N 100 100 100 100 100

PUBLICRELATION

PearsonCorrelation

,732** ,809** ,791** ,633** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Item-Total StatisticsScale Mean

if ItemDeleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deletedp8 9,68 1,331 ,465 ,341 ,685p9 9,51 1,364 ,656 ,520 ,577p10 9,40 1,313 ,599 ,435 ,598p11 9,06 1,532 ,345 ,171 ,749

126

Selles Promotiom (Promosi Penjualan)

Correlationsp12 p13 SALLES

PROMOTION

p12

PearsonCorrelation

1 ,373** ,787**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100

p13

PearsonCorrelation

,373** 1 ,866**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100

SALLESPROMOTION

PearsonCorrelation

,787** ,866** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Item-Total StatisticsScale Mean

if ItemDeleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deletedp12 3,35 ,270 ,373 ,139 .p13 2,94 ,178 ,373 ,139 .

127

Direct Marketing (Pemasaran Langsung)

Correlations

p14 p15 DIRECTMARKETING

p14Pearson Correlation 1 ,409** ,781**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100

p15Pearson Correlation ,409** 1 ,889**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100

DIRECTMARKETING

Pearson Correlation ,781** ,889** 1Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Item-Total StatisticsScale Mean

if ItemDeleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

ItemDeleted

p14 9,78 1,507 ,648 . ,906p15 9,36 1,142 ,767 . ,770DIRECTMARKETING

6,38 ,561 1,000 . ,562

128

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multicollinearity (Multikolinieritas)

Hasil Uji Multikolinieritas

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct

MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004

PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372

2

(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372

3

(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003

PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606

a. Dependent Variable: % peningkatan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig. PartialCorrelation

Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum

Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421

3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536

a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION

129

b. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas)

Uji White

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Model SummaryModel R R Square Adjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 ,402a ,161 -,051 ,000219148a. Predictors: (Constant), x4x5, x12, x22, x32, DIRECTMARKETING, x42, PUBLIC RELATION, x1x4, x52,PERSONAL SELLING, SALLES PROMOTION, x2x5, x1x5,PERIKLANAN, x1x3, x3x5, x3x4, x1x2, x2x4, x2x3

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

c. Uji Autocorrelation

Tabel Autocorrelation

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct

MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

1 ,298a ,089 ,040 ,0159112 2,176a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLESPROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONb. Dependent Variable: % peningkatan

130

d. Uji Normalitas

Tabel one sampel Kolmogorov Smirnov Test

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized

ResidualN 100

Normal Parametersa,b Mean 0E-7Std. Deviation ,01550416

Most Extreme DifferencesAbsolute ,134Positive ,134Negative -,093

Kolmogorov-Smirnov Z 1,339Asymp. Sig. (2-tailed) ,055a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.

Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

5. Hasil Uji Ketepatan Model

Koefisien Determinasi

Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct

MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah

Model SummaryModel R R Square Adjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 ,298a ,089 ,040 ,01591122 ,296b ,088 ,049 ,01583553 ,286c ,082 ,053 ,0158049a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING,PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONALSELLING, PUBLIC RELATIONb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING,PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONALSELLING, PUBLIC RELATION

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

131

6. Uji Hipotesisa. Uji ttest

Uji Secara IndividualAdvertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah AnggotaVARIABEL B NILAI

t testNILAIt tabel

NILAISIGNIFIKAN

KET

Constant 0,057 2,990

1,2906

0,004 SignifikanPeriklanan .002 1,967 .052 Signifikan

PersonalSelling

.0052,484 .015

Signifikan

PublicRelation

.0021,736 .086

Signifikan

SallesPromotion

.045 0,323 .748 TidakSignifikan

DirectMarketing

-,091c

-0.793 .430Tidak

Signifikan

b. Uji Ftest

Uji Secara SerempakAdvertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan

Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah NasabahANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,002 5 ,000 1,827 ,115b

Residual ,024 94 ,000

Total ,026 99

2

Regression ,002 4 ,001 2,281 ,066c

Residual ,024 95 ,000

Total ,026 99

3

Regression ,002 3 ,001 2,843 ,042d

Residual ,024 96 ,000

Total ,026 99

a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION,PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONd. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

132

c. Analisis Regresi Berganda

Hasil Analisis Regresi BergandaAdvertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal

Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan JumlahAnggota

xCoefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004

PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372

2

(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372

3

(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003

PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606

a. Dependent Variable: % peningkatan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)

Excluded Variablesa

Model Beta In t Sig. PartialCorrelation

Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum

Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421

3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536

a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION