ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

85
ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA LANSKAP UNTUK KAWASAN PERUMAHAN, PUSAT PERBELANJAAN DAN HOTEL DI KOTA MAKASSAR ISWAL FAJAR SULTAN G111 13 332 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

Page 1: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA

LANSKAP UNTUK KAWASAN PERUMAHAN, PUSAT

PERBELANJAAN DAN HOTEL DI KOTA MAKASSAR

ISWAL FAJAR SULTAN

G111 13 332

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

ii

ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA

LANSKAP UNTUK KAWASAN PERUMAHAN, PUSAT

PERBELANJAAN DAN HOTEL DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Agroteknologi

Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

ISWAL FAJAR SULTAN

G111 13 332

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

iii

Page 4: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

iv

Page 5: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

v

RINGKASAN

Iswal Fajar Sultan (G111 13 332) Analisis pengadaan dan penggunaan sumber

daya lanskap untuk kawasan perumahan, pusat perbelanjaan dan hotel di Kota

Makassar dibimbing oleh Tigin Dariati dan Hari Iswoyo

Pencanangan Makassar menuju kota dunia ikut mempengaruhi aktivitas

pembangunan Kota Makassar. Berdasarkan Permen PU No.5 Tahun 2008 Tentang

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

Perkotaan, maka kawasan-kawasan perumahan dan bisnis mengoptimalkan ruang

terbuka hijau mereka dalam berbagai bentuk, seperti taman, plaza dan areal dengan

penataan lanskap untuk mencapai fungsi dan estetika.Konsekuensi dari penataan

lanskap yang dilakukan adalah adanya kebutuhan sumber daya (resource) yang

terkait dengan kegiatan perencanaan, perancangan, pembangunan hingga

pengelolaan karya lanskap tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

potensi pengadaan dan penggunaan sumber daya lanskap di Kota Makassar.

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk survei. Pengumpulan data dan informasi

dilakukan dengan teknik eksplorasi atau metode jelajah langsung dan observasi,

wawancara kepada pihak perancang dan pengelola. Berdasarkan informasi yang

diperoleh dari ketiga lokasi diketahui bahwa penggunaan sumber daya lanskap

(perencanaan, perancangan dan pelaksana) masih didominasi oleh sumber daya

lanskap dari Jawa. Demikian juga untuk penyedia soft material dan hard material

lebih banyak mendatangkan material-material lanskap dari Pulau Jawa. Hal ini

disebabkan karena harga yang lebih murah dibandingkan penyedia lokal. Penyedia

material di Kota Makassar kesulitan dalam menyediakan material lanskap dalam

jumlah besar, hal ini karena terbatasnya lahan yang dapat digunakan.

Kata Kunci : Sumber Daya Lanskap, perumahan, pusat perbelanjaan, hotel,

Page 6: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Maha

Pemilik dari segala pemilik karena atas Kehendak, Rahmat dan Hidayah-Nyalah

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula Salam serta

Salawat senantiasa penulis haturkan kepada Nabiullah Muhammad SAW sebagai

Suri Tauladan umat manusia.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:

1. Ibunda Sriwati dan Ayahanda Sultan yang senantiasa melimpahkan doa-doa

terbaik untuk penulis. Juga sebagai motivator terbesar bagi penulis serta

senantiasa melimpahkan kasih sayang dan dukungan yang tiada hentinya

kepada penulis, beserta seluruh keluarga besar yang tidak sempat penulis

sebutkan satu persatu.

2. Ibu Tigin Dariati S.P., MES dan Bapak Dr. Hari Iswoyo, SP. M.Si selaku

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing,

memberi arahan serta nasehat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

3. Ibu Dr. Ifayanti Ridwan Saleh, SP., MP. selaku penasihat akademik dan juga

selaku penguji, Ibu Cri Wahyuni Brahmiyanti, SP., M.Si. dan Ibu Dr. Ir.

Novaty Eny Dungga, MP. selaku penguji yang banyak memberikan masukan

kepada penulis pada saat seminar.

4. Para Dosen dan Staf Pengajar Mata Kuliah, yang telah memberi ilmu dan

pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

5. Bapak Faisal Mahyuddin, Bapak Junardi, Bapak Irdam selaku narasumber

terkait pengadaan sumber daya lanskap kawasan Mall Ratu Indah, Citra Land

dan Hotel Maxone.

6. Bapak Said, Ibu Hania, Bapak Mail, Bapak Sukin, Pak Hendri, Pak

Saharullah, Pak H. Serang dan Pak Saenal yang telah memberi informasi

terkait pengadaan dan pemenuhan sumber daya lanskap di Sulawesi Selatan,

khususnya Makassar.

Page 7: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

vii

7. Terima Kasih kepada Firnawati yang tidak hentinya memberikan semangat,

motivasi dan bantuan dalam penelitian ini.

8. Terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini, terkhusus kepada Nursyamsih Taufik, Inda

Ridayani Ari, Kurniawan, Muh. Nasrul, Yopie Brian, Shofliyah Dwi Cahyani,

yang telah banyak membantu selama penelitian dan penyelesaian tugas akhir

ini.

9. Terima kasih kepada Muhammad Rizky, Hendra Triantoro, Moh. Dwika

Maharditya, Raiyan Ardansyah, Novianto Pambudi, Ahmad Maulana dan

Satria Dwi Cahya, S.E yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

10. Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRO-UH), KKN Tematik Pulau

Miangas dan tim Asisten Klimatologi, tempat penulis dalam berproses dan

belajar. Lembaga yang telah banyak mengajarkan banyak hal kepada penulis.

11. Teman-teman Agroteknologi 2013, Teman-Teman Katalis 2013, Adinda

Sintesis 014, serta kakanda Viabilitas 012, yang telah memberikan banyak

ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama ini.

12. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Dengan sangat rendah hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun dari pembaca

sangat diharapkan oleh penulis demi perkembangan dan kemajuan ilmu

pengetahuan nantinya Semoga makalah skripsi ini dapat memberi manfaat bagi

para pembaca terutama bagi penulis. Aamiin.

Akhir Qalam Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, November 2017

Penulis

Page 8: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

2.1 Sumber Daya Lanskap ......................................................................... 4

2.1.1 Soft Material................................................................................ 6

2.1.2 Hard Material .............................................................................. 8

2.2 Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Lanskap ......................... 11

2.3 Lanskap Kota ....................................................................................... 13

2.4 Lanskap Hotel ...................................................................................... 14

2.5 Lanskap Perumahan ............................................................................. 16

2.6 Lanskap Pusat Perbelanjaan ................................................................. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 20

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 20

3.2 Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 20

3.3 Metode Penelitian................................................................................. 20

3.3.1 Inventarisasi dan Wawancara .................................................... 20

3.3.2 Analisis ....................................................................................... 21

3.4 Bagan Penelitian................................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 23

4.1 Inventarisasi Kondisi Umum di Lokasi Studi ..................................... 23

4.1.1 Hotel Maxone .............................................................................. 23

Page 9: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

ix

4.1.2 Mall Ratu Indah........................................................................... 23

4.1.3 Citra Land.................................................................................... 24

4.2 Sumber Daya Lanskap ......................................................................... 26

4.2.1 Soft Material................................................................................ 26

4.2.2 Hard Material .............................................................................. 33

4.2.3 Sumber Daya Manusia ................................................................ 36

4.2.3.1 Perencanaan dan Desain ..................................................... 36

4.2.3.2 Pengerjaan, Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman ........... 37

4.3 Penyedia Lokal Sumber Daya Lanskap ............................................... 39

4.3.1 Soft Material................................................................................ 39

4.3.2 Hard Material .............................................................................. 42

4.4 Analisis SWOT .................................................................................... 45

4.4.1 Analisis Faktor Internal ............................................................... 46

4.4.2 Analisis Faktor Eksternal ............................................................ 46

4.4.3 Strategi Pengembangan Pengadaan dan Penggunaan Sumber daya

lanskap di kawasan Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan Hotel di

Makassar ..................................................................................... 47

4.5 Pembahasan .......................................................................................... 49

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 54

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 54

5.2 Saran ..................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55

LAMPIRAN .................................................................................................... 57

Page 10: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

x

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian .............................................. 21

2. Jenis tanaman di Hotel Maxone ................................................................. 27

3. Jenis tanaman di Mall Ratu Indah .............................................................. 28

4. Jenis tanaman di Citra Land ....................................................................... 30

5. Hard material Maxone Hotel ..................................................................... 35

6. Hard materia Mall Ratu Indah ................................................................... 35

7. Hard material Citra Land........................................................................... 35

8. Beberapa sumber daya lokal penyedia soft material ................................. 40

9. Beberapa sumber daya lokal penyedia hard material ................................ 42

10. Klasifikasi isu strategi Pengadaan dan Penggunaan sumber daya lanskap di

kawasan Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan Hotel di Makassar............. 48

11. Matriks rangkuman .................................................................................... 49

Page 11: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

xi

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Lokasi Studi Hotel Maxone ....................................................................... 23

2. Lokasi Studi Mall Ratu Indah .................................................................... 24

3. Lokasi Studi Citra Land ............................................................................. 25

4. Grafik Sumber/asal soft material yang digunakan di lokasi studi ............. 26

5. Grafik Penggunaan hard material .............................................................. 33

6. Gambar hard material di Citra Land yang didatangkan dari Pulau Jawa .. 36

7. Grafik Keterlibatan tenaga professional perencanaan/perancangan lanskap

Di Lokasi studi ........................................................................................... 37

8. Grafik Pengerjaan, pengelolaan dan pemeliharaan taman ......................... 38

Lampiran

2. Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Maxone Hotel ................................... 59

3. Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Mall Ratu Indah ................................ 60

4. Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Citra Land ......................................... 61

5. Jenis Tanaman di Hotel Maxone ................................................................ 62

6. Jenis Tanaman di Mall Ratu Indah............................................................. 65

7. Jenis Tanaman di Citra Land...................................................................... 70

Page 12: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Pertanyaan Wawancara .............................................................................. 59

Page 13: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki ragam

dan tingkat aktivitas yang tinggi. Pencanangan Makassar menuju kota dunia ikut

mempengaruhi aktivitas pembangunan Kota Makassar. Aktivitas-aktivitas

pembangunan tersebut antara lain pembangunan pusat-pusat perbelanjaan (mall),

kompleks perumahan serta pembangunan hotel-hotel.

Selama dua tahun terakhir jumlah hotel dan perumahan di Kota Makassar

terus bertambah. Aktivitas pembangunan baik itu perumahan, pusat perbelanjaan

dan hotel tentu memiliki kriteria masing-masing. Persaingan bisnis yang ketat

menjadi tantangan besar untuk menjaga eksistensi mereka. Kehadiran Permen PU

No.5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka

Hijau di Kawasan Perkotaan, mendorong kawasan-kawasan perumahan dan bisnis

tersebut untuk mengoptimalkan ruang terbuka hijau mereka dalam berbagai wujud,

utamanya sebagai taman, plaza dan areal dengan penataan lanskap yang menarik

untuk mencapai fungsi dan estetika lanskap yang lebih baik.

Konsekuensi dari penataan lanskap yang dilakukan adalah adanya

kebutuhan sumber daya (resource) yang lebih siap yang terkait dengan kegiatan

perencanaan, perancangan, pembangunan hingga pengelolaan karya lanskap

tersebut. Sumber daya yang dimaksud antara lain berupa elemen kasar, elemen

lunak (tanaman), hingga sumber daya manusia mencakup tenaga ahli perancangan

lanskap hingga tenaga kerja yang terlibat.

Page 14: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

2

Penyedia tanaman hias di Kota Makassar sudah cukup banyak. Tetapi,

berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap pengusaha tanaman hias dan

elemen pelengkap lanskap di Makassar, diperoleh informasi bahwa secara umum

pemenuhan kebutuhan sumber tanaman masih bergantung kepada pengadaan dari

luar Makassar, terutama untuk tanaman hias dan elemen pelengkap lanskap. Hal ini

menjadi suatu peluang sekaligus tantangan untuk mengetahui mengapa Makassar

belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

Peluang pelaksanaan kegiatan arsitektur lanskap di Kota Makassar cukup

besar dengan giatnya pembangunan fisik untuk kebutuhan kota, pusat-pusat

perbelanjaan, kompleks perumahan, dan hotel-hotel banyak dibangun. Untuk

memperindah tempat tersebut dan agar lebih nyaman bagi pengguna dan

pengunjung fasilitas-fasilitas tersebut, saat ini banyak dilengkapi dengan taman-

taman. Salah satu kompleks perumahan di Makassar yang memiliki kawasan hijau

yang luas yaitu Perumahan Citra Land. Sedangkan untuk pusat perbelanjaan dengan

ruang terbuka yang memiliki taman-taman yang cukup tertata adalah Mall Ratu

Indah. Hotel Maxone merupakan salah satu hotel di Kota Makassar yang memiliki

ruang terbuka hijau cukup besar dan tertata dengan baik. Dengan demikian,

pemilihan lokasi studi didasari oleh alasan-alasan tersebut.

Selain pemenuhan kebutuhan tanaman hias dan elemen pelengkap lanskap

lainnya di Kota Makassar, informasi tentang sumber daya manusia dalam bidang

lanskap juga perlu diketahui. Dengan demikian informasi tentang penggunaan jasa

konsultan perencanaan lanskap hingga kontraktor pelaksana pekerjaan lanskap juga

perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana sumber daya manusia lokal dalam

bidang lanskap telah termanfaatkan.

Page 15: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

3

Berdasarkan hal tersebut dilakukan studi untuk mengetahui penggunaan

sumber daya lanskap oleh pengguna jasa dan material lanskap seperti hotel, mall

dan perumahan di kota Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Belum adanya data lengkap mengenai sumberdaya yang banyak digunakan

untuk lanskap kawasan hotel, mall dan perumahan di Kota Makassar

2. Kemampuan penyedia jasa dan material lanskap di kota Makassar untuk

memenuhi kebutuhan kawasan hotel, mall dan perumahan di Makassar

3. Tantangan dan hambatan para penyedia jasa dan material lanskap dalam

memenuhi kebutuhan kawasan-kawasan komersil tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui potensi pemanfaatan sumber daya material dan jasa

lanskap di kota Makassar

2. Untuk mengetahui permasalahan yang terkait dengan penyediaan sumber

daya jasa dan material lanskap di kota Makassar

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak

yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya jasa dan material lanskap, baik pihak

pengguna maupun pihak penyedia sumber daya.

Page 16: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Lanskap

Arsitektur Lanskap merupakan suatu ilmu dan seni yang digunakan untuk

merencanakan (planning), mengatur (design), serta mengatur lahan, penyusunan

elemen-elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya,

dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan

sumber daya hingga pada akhirnya dapat tersaji suatu lingkungan yang fungsional

dan estetis (Hakim, 2000).

Menurut Suharto (dalam Susanti, 2000) lanskap mencakup semua elemen

pada wajak/karakter tapak, baik elemen alami (natural landscape), elemen buatan

(artificial landscape) dan penghuni atau makhluk hidup yang ada di dalamnya

(termasuk manusia). Berarti juga sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk

mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan. Dari pengertian–

pengertian beberapa ahli diatas dapat dikatakan bahwa Lanskap merupakan suatu

perencanaan antara manusia dan lingkungan yang mencakup semua elemen alam,

baik yang buatan maupun yang alamiah, dengan memperhatikan aspek estetika

untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan.

Dalam merancang sebuah taman agar dapat berfungsi secara maksimal dan

estetis, perlu dilakukan pemilihan dan penataan secara detail terhadap elemen-

elemennya (Arifin, 2006). Menurut Sulistyantara (2002) elemen taman, atau

disebut juga unsur taman, adalah apa saja yang berkaitan dengan taman. Elemen

taman dapat dibedakan berdasarkan karakternya menjadi :

Page 17: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

5

Material Lunak (soft material) terdiri dari tanaman dan satwa yang ada di

lahan maupun yang diadakan pada taman. Manusia juga dapat dipandang sebagai

elemen lunak yaitu yang berkepentingan langsung (pemilik) maupun yang tidak

langsung. Dalam merencanakan taman, unsur manusia (sosial) sangat perlu di

perhatikan.

Material Keras (hard material) mencakup semua elemen taman yang

sifat/karakternya keras dan tidak hidup seperti: tanah, batuan, pekerasan/paving,

jalan setapak, pagar, bangunan taman, dan bangunan rumah. Elemen ini juga

memunculkan karakter yang kaku, keras, gersang dan sebagainya.

Hakim dan Utomo (2008) menyatakan bahwa elemen Lanskap pada

dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu: elemen keras perkerasan dan bahan statis,

dan elemen lembut tanaman dan air. Elemen lembut tidak mempunyai bentuk yang

tetap dan selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan

bentuk dan ukuran yang selalu berubah. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk,

tekstur, warna, dan ukurannya. Perubahan ini disebabkan oleh tanaman merupakan

mahluk yang selalu tumbuh dan dipengaruhi oleh faktor alam dan tempat

tumbuhnya. Berdasarkan masa daunnya tanaman tropis di bagi menjadi dua macam,

yakni: (1) tanaman yang menggugurkan daun (decideous plants) dan (2) tanaman

yang hijau sepanjang tahun (evergreen).

Dalam kaitannya dengan perencanaan Lanskap, tata hijau (planting design)

merupakan suatu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan luar. Penataan

dan perancangan tanaman mencakup; habitat tanaman, karakteristik tanaman,

fungsi tanaman, dan peletakan tanaman (Hakim dan Utomo, 2004).

Page 18: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

6

Elemen pembentuk taman sering juga disebut sebagai unsur taman yang

merupakan segala bentuk benda ataupun keadaan yang berhubungan dengan taman.

Elemen atau unsur pembentuk taman, selaras dengan namanya, secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi penampilan dan kualitas suatu taman.

Bilamana elemen taman tersebut didasarkan pada karakter atau kesan

kekerasannya, dibedakan menjadi elemen taman bahan keras (hard material) dan

elemen taman bahan lunak (soft material) (Handayani, 2009).

2.1.1 Soft Material

Elemen lunak adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan

vegetasi, seperti pepohonan, perdu dan rerumputan. Penggunaan tanaman sangat

berperan terhadap hasil penataan suatu Lanskap. Elemen tanaman memiliki

beberapa sifat khas yang membedakannya dengan berbagai elemen lainnya.

Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa tanaman merupakan

elemen yang hidup dan tumbuh. Setiap peletakan unsur tanaman dalam Lanskap

harus memiliki tujuan dan fungsi yang jelas. Tanaman dalam penataan Lanskap

memiliki tiga fungsi utama: (1) fungsi arsitektural, yaitu pemanfaatan tanaman

untuk membentuk bidang-bidang tegak terutama dalam membentuk ruang; (2)

fungsi lingkungan, yaitu fungsi tanaman yang lebih ditekankan untuk menciptakan

kenyamanan dan keamanan dari faktor-faktor gangguan lingkungan, seperti polusi,

erosi dan lain-lain; dan (3) fungsi estetis tanaman, yaitu untuk memberikan nilai-

nilai keindahan dalam mendukung kedua fungsi di atas (Handayani, 2009).

Vegetasi merupakan material Lanskap yang hidup dan terus berkembang.

Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk tanaman,

tekstur,dan warna selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan

Page 19: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

7

kuantitas ruang terbuka terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan

tanaman jadi dalam perancangan lanskap, tanaman sangat erat hubungannya

dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman (Sukawi, 2008).

Pohon atau perdu dapat berdiri sendiri sebagai elemen skluptural pada

lanskap atau dapat digunakan sebagai enclosure, sebagai tirai penghalang

pemandangan yang kurang baik, menciptakan privasi, menahan suara atau angin,

memberi latar belakang suatu obyek atau memberi naungan yang teduh di musim

panas. Rumput tidak hanya digunakan sebagai elemen permukaan, tetapi dapat juga

digunakan sebagai penahan erosi serta memberi berbagai variasi warna dan tekstur.

Dalam perencanaan tapak, tanaman dapat dikategorikan berdasarkan : jenis (besar

kecilnya pohon, perdu /semak, rumput), fungsi (fungsi ekologis pohon, fungsi fisik

pohon, fungsi estetis pohon), bentuk dan struktur (tinggi dan lebar pohon),

ketahanan (keadaan tanah, iklim, topografi, penyakit), warna batang, bunga serta

buahnya (berguna atau tidak). Penyusunan tanaman didasarkan pada hubungan di

antara tanaman tersebut, dalam hal ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya. Tanaman

dapat disusun menjadi taman atau tempat bernaung, memberi tirai pemandangan,

menahan angin atau memberi bayangan. Jenis tanaman sangat penting digunakan

sebagai elemen rancangan. Tanaman dapat membentuk suatu ruang, memberi

privasi, atau sebagai titik tangkap perhatian. Tanaman dapat memberi keteduhan,

sebagai penahan angin, ataupun sebagai penutup tanah, dapat juga menyaring atau

memberi batas pemandangan, dan mempunyai pola bayangan yang menarik

sepanjang siang hari (Sukawi, 2008).

Pemilihan jenis tanaman maupun cara pengaturan penanamannya harus

mengikuti rencana penanaman yang disusun untuk memenuhi fungsi serta

Page 20: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

8

estetikanya. Apabila pola pengelompokan serta susunan jenis tanaman, ukuran,

bentuk, tekstur, dan warnanya masing-masing telah diketahui dengan baik maka

perencana dapat menyusun sendiri tata tanamnya berdasarkan satu atau beberapa

sifat tanaman- tanaman tersebut (Sukawi, 2008).

Jenis vegetasi dapat juga dikelompokan dalam hubungannya dengan

keadaan topografi atau kerena adanya struktur arsitektural atau dapat juga

membentuk suatu transisi antara permukaan lahan dan bangunan. Batas antara lahan

perkerasan dan vegetasi yang sudah ada adalah 1,80 m, namun hal ini masih dapat

bervariasi bergantung ukuran pohon dan kondisi tapak (Sukawi, 2008).

Perletakan pohon, perdu, semak, ground cover dan rumput dapat menahan

pantulan sinar dari perkerasan, air dan menahan jatuhnya sinar ke daerah yang

membutuhkan keteduhan. Sebagai elemen peralihan Untuk memperlembut garis-

garis bangunan sebagaimana bahan-bahan tersebut memasuki bidang permukaan

tanah dan untuk mengurangi perluasan yang terlihat dari daerah yang diperkeras

yang luas. Bahan-bahan tersebut dapat menghalangi pemandangan buruk atau

mengalihkan perhatian ke tempat lain (Sukawi, 2008).

2.2.2 Hard Material

Elemen keras (hardscape) merupakan unsur tidak hidup dalam lanskap dan

berfungsi sebagai unsur pendukung untuk meningkatkan kualitas lanskap tersebut.

Elemen keras dapat berupa lampu-lampu taman, bangku dan meja taman, gazebo,

kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain (Handayani, 2009)

Elemen keras (hard material) yang berupa perkerasan, bangunan dan

sebagainya. Dalam pembentukan perkerasan, dua hal yang perlu di perhatikan

adalah fungsi dan estetika. Fungsi, yaitu kegunaan dan pemanfaatan serta waktu

Page 21: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

9

pemakaian pada siang atau malam hari. Sedangkan estetika, yaitu bentuk desain,

ukuran/patokan umum, material (bentuk, tekstur, dan warna), keamanan konstruksi,

atau pola (pattern) (Hakim dan Utomo, 2003).

Elemen hard material terdiri atas: bangunan taman, material batu-batuan,

perkerasan dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk bangunan taman antara lain shelter,

gazebo, pergola, bangku, jembatan, lampu jalan setapak, plaza, kolam dan

perpipaan. Pada taman rekreasi biasanya ditambahkan dengan bangunan toilet,

perkantoran, pusat informasi, gudang dan mushola (Arifin dan Nurhayati, 2005)

Santoso (2010), hard material atau elemen keras suatu taman merupakan

salah satu elemen penyususn taman. Dalam suatu taman, elemen keras tidak

berubah baik dalam bentuk, warna ataupun ukurannya. Elemen keras dihadirkan

dalam suatu taman diperuntukan sebagai pelengkap keindahan penampilan suatu

taman. Adapun elemen hard material antara lain :

1. Batu-batuan

Dihadirkan untuk menambah kesan alami dan indah.

2. Potongan-potongan Kayu

Dihadirkan untuk lebih membuat taman terasa alami.

3. Lantai atau Perkerasan

Elemen keras taman ini berpengaruh kuat pada kesan keseluruhan taman,

dikarenakan bahan, warna maupun teksturnya ikut berpengaruh terhadap

terciptanya suasana tertentu dari ruangan yang bersangkutan.

4. Jalan Setapak

Merupakan elemen taman yang ditujukan agar pengguna taman mudah

bergerak.

Page 22: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

10

5. Tangga

Tangga dalam taman dapat berupa tangga dari rumah ke taman atau tangga

antar bagian taman.

6. Dinding/pagar

Dinding/pagar dalam taman berfungsi dalam mengontrol, memberi arah dan

suasana, serta pembatas ruang taman atau penutup efektif.

7. Gazebo/shelter

Difungsikan sebagai tempat istirahat sejenak atau tempat berteduh. Agar

elemen taman ini nampak indah dan menyatu dengan elemen taman lainnya,

maka gazebo atau shelter sebaiknya :

a) Sesuai dengan desain atau gaya taman

b) Proporsional dalam ukuran

c) Bahan tahan cuaca dan mudah perawatannya

d) Struktur kuat dan kokoh

e) Letakkan pada tempat yang cocok

8. Pergola

Merupakan elemen keras taman yang berfungsi sebagai peneduh di taman

yang dirambati beberapa tumbuhan merambat/melilit. Sering digunakan

sebagai garasi atau penghubung antar ruang yang berjauhan

9. Kolam dan Air terjun

Fungsi dihadirkannya kolam atau air terjun dalam suatu taman adalah :

a) Menambah kesejukan

b) Menambah ketenangan

c) Merubah suasana

Page 23: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

11

10. Bangku Taman

11. Bak Tanaman

12. Lampu Hias (lampu taman)

2.2 Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Lanskap

Perencanaan lanskap adalah seni menciptakan lingkungan fisik luar yang

menyokong tindakan manusia, dimana proses perencanaan dimulai dengan

memahami orang-orang yang akan menggunakan tapak tersebut dan kebijakan yang

ada. Dalam perencanaan tapak, tidak ada satupun elemen yang dapat diubah tanpa

memberikan pengaruh yang luas. Tapak bukanlah sekedar kumpulan dari bangunan

dan jalan, tetapi juga merupakan sistem dari struktur, permukaan, ruang, makhluk

hidup, iklim, dan lain-lain (Lynch, 1981 dalam Gani, 2010).

Proses perencanaan dan perancangan lanskap melibatkan tenaga professional

dalam desain lanskap, yang tidak hanya memahami orang-orang yang akan

menggunakan tapak tetapi juga memahami aspek-aspek penting dari peruntukan

bentang lanskap yang akan direncanakan. Menurut Knudson (1980 dalam

Setiawan, 2008) menyatakan bahwa perencanaan adalah proses mengumpulkan dan

menginterpretasikan data, memproyeksikannya ke masa depan, mengidentifikasi

masalah dan memberi pendekatan yang beralasan untuk memecahkan masalah-

masalah tersebut.

Inventarisasi adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan

fakta mengenai sumber daya alam untuk perencanaan pengelolaan sumber daya

tersebut. Kegiatan inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang

jenis-jenis tumbuhan yang ada di suatu daerah. Kegiatan inventarisasi meliputi

kegiatan eksplorasi dan identifikasi (Kintom, 2013)

Page 24: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

12

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik

individu yang beranekaragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson.

Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi

berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke

dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan

upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (Tjitrosoepomo, 2005).

Pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bertujuan untuk menjaga dan

merawat areal taman dengan segala elemen taman yang ada di dalamnya agar

kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan tujuan desain.

Pemeliharaan fisik merupakan bagian dari pengelolaan dan pemeliharaan lanskap.

Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan sesuai dengan tujuan dan desain awal.

Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan untuk menjaga kondisi taman agar

tetap terjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pemeliharaan

fisik meliputi pemeliharaan elemen keras dan elemen lunak (Arifin, 2006).

Bentuk kegiatan pemeliharaan fisik, meliputi penyiraman, pemangkasan,

penggemburan tanah, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,

penyulaman, dan pemindahan tanaman. Kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan

untuk mempertahankan kualitan keindahan dan kenyamanan taman.

Dalam melakukan pengelolaan lanskap, terdapat 4 faktor yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu pengelolaan lanskap (Arifin, 2006),

antara lain:

1. Faktor Fisik, meliputi sumberdaya lahan-taman, iklim, peralatan, dan bahan-

bahan pemeliharaan.

2. Faktor Biologi, meliputi jenis tanaman dan hewan atau satwa liar.

Page 25: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

13

3. Faktor Sosial Budaya, meliputi organisasi pengelola, sumber daya manusia,

perilaku pengunjung dan pengalaman berekreasi.

4. Faktor Ekonomi, meliputi ketersediaan dana dan kemampuan pengguna atau

masyarakat.

2.3 Lanskap Kota

Lanskap kota merupakan lanskap buatan manusia sebagai akibat dari

aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Lanskap kota terjadi karena adanya pengorganisasian ruang yang

mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari. Lanskap kota merupakan suatu

wajah bentang alam kota, tidak semata-mata sebagai lingkungan pertamanan dalam

arti sempit, tetapi mencakup segala hal ruang luar (exterior, outdoor) baik yang

alami maupun yang buatan dengan segala elemennya, baik keras (hardscape)

maupun lunak (softscape) (Simonds dan Starke, 2006).

Kota adalah tempat yang dapat dipandang dan dirasakan dari berbagai

macam sudut pandang yang dapat menggambarkan keaktifan, keberagaman, dan

kompleksitasnya. Selain itu, kota merupakan tempat tinggal dari beberapa ribu

penduduk atau lebih (Branch, 1995).

Tarigan (2005) mengemukakan beberapa pandangan tentang kota sebagai

sebuah pusat, yaitu sebagai berikut.

1) Kota adalah pusat pemerintahan.

2) Kota merupakan sebuah pusat perdagangan (kegiatan ekonomi dan industri

yang berkembang).

3) Kota merupakan pusat pelayanan jasa (administrasi bagi warga kota itu

sendiri).

Page 26: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

14

4) Kota merupakan pusat prasarana perkotaan yang meliputi jalan, listrik,

persampahan, dan lain-lain.

5) Kota merupakan sebuah fasilitas sosial yang meliputi fasilitas pendidikan,

olahraga, rekreasi, dan lain-lain.

6) Kota merupakan pusat komunikasi dan pangkalan transportasi, artinya dari

kota tersebut masyarakat dapat berhubungan dengan banyak tujuan dengan

berbagai pilihan alat penghubung.

7) Kota merupakan pusat lokasi tempat pemukiman yang tertata dengan baik.

Menurut Simonds dan Starke (2006), lanskap kota yang ideal adalah kota-

kota yang diwujudkan sebagai suatu seni umum tiga dimensi, serta dalam kerangka

pola-pola dan bentuk dari ruang-ruang terbuka yang penuh arti. Lanskap kota

tersebut tercermin dalam plaza, alun-alun, lapangan, gedung, dan air mancur seperti

yang terdapat pada kota-kota lama di Eropa pada abad ke–18 yang masih

meninggalkan kesan memikat sampai sekarang.

2.4 Lanskap Hotel

Hotel merupakan bangunan yang mengakomodasi kepentingan manusia

dengan menyediakan jasa penginapan serta pelayanan yang menyertainya (Joseph,

1974). Selanjutnya disebutkan bahwa hotel dengan kualitas tinggi dapat berfungsi

sebagai civic centres dan membentuk citra penting dari kota tempatnya berdiri.

Badan Pusat Statistik (1996 dalam Zoraida, 2005) mendefinisikan hotel

sebagai suatu usaha mempergunakan suatu bangunan/sebagian daripadanya yang

disediakan dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh

pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Selanjutnya disebutkan dasar

Page 27: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

15

persyaratan penilaian suatu hotel tergolong berbintang (satu sampai lima) atau non

bintang di antaranya adalah :

1. Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel, kondisi bangunan, dan sebagainya.

2. Bentuk pelayanan yang diberikan.

3. Klasifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan, kesejahteraan pegawai, dan

sebagainya.

4. Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis,

kolam renang, dan sebagainya.

Menurut Hill (1995), hotel kelas atas dituntut untuk menyajikan hardscape

(elemen keras) dan softscape (elemen lunak/vegetasi) yang memiliki kualitas

tinggi. Banyak hotel yang membanggakan kualitas lanskap yang dimilikinya

sehingga dilengkapi dengan fasilitas pemeliharaan yang lengkap, bahkan dengan

nurseri tanaman.

Lanskap sebuah hotel dapat meningkatkan kualitas hotel tersebut. Taman

pada hotel dapat diasosiasikan dengan fungsi taman sebagai area rekreasi dan nilai

estetis yang dihasilkannya. Nilai estetis lanskap yang ingin dicapai pada hotel

adalah tinggi, sehingga biasanya tercipta suatu lanskap yang sangat detail dan

memerlukan pemeliharaan yang intensif. Hal ini menyebabkan pengelolaan lanskap

sebuah hotel penting (Zoraida, 2005).

Pengelolaan lanskap hotel mencakup aspek pemeliharaan (maintenance),

manajemen dan administrasi. Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga

dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar

kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang

sesuai dengan desain semula (Sternloff & Warren, 1984 dalam Zoraida, 2005).

Page 28: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

16

Hotel-hotel yang memiliki area luar yang luas memanfaatkannya untuk area

parkir dan dikelilingi dengan taman. Keberadaan tanaman-tanaman pada hotel yang

didekorasi dengan tata letak yang baik, mampu menjadi daya tarik tersendiri buat

para tamu hotel (Ridwan, 2014).

2.5 Lanskap Perumahan

Perumahan merupakan sekumpulan atau kesatuan rumah yang terpisah di

atas petak-petak lahan individual atau sebagai kompleks rumah gandeng,

condominium, atau apartemen (Laurie, 1986).

Kumpulan rumah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti

sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber air bersih, lampu jalan,

lapangan tempat bermain anak-anak, sekolah, tempat ibadah, balai pertemuan, dan

pusat kesehatan masyarakat, serta harus bebas banjir merupakan standar perumahan

yang baik. Pada dasarnya standar arsitektur bangunan untuk perumahan umum

ditujukan untuk dapat menyediakan rumah tinggal agar dapat memenuhi

persyaratan rumah tinggal yang sehat dan menyenangkan (Chandra, 2007).

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992, pemukiman

diartikan sebagai suatu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik

yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai tempat

tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan. Penataan jalur hijau di dalam kawasan pemukiman memungkinkan

pencapaian kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya

Aspek yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan

pemukiman, antara lain aspek ekonomi, sosial, serta ekologi dari kawasan yang

dibangun. Semakin sempitnya lahan perkotaan mengakibatkan pembangunan

Page 29: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

17

permukiman banyak mengalami kendala, salah satunya adalah penyediaan ruang

terbuka. Ruang terbuka mencakup pengertian ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang

terbuka lainnya yang berupa kawasan tanpa bangunan diantara kawasan terbangun.

Ruang terbuka berperan sebagai penyeimbang antara daerah yang terbangun

dengan daerah terbuka (Kastoer, 1995 dalam Amanda, 2012).

Laurie (1986) dalam Dahria, (2015), menyatakan bahwa lanskap

permukiman adalah perubahan bentuk historis dari situasi, dimana taman

dipertahankan dalam wujud rumahnya sendiri sampai wujud lainnya (taman

lingkungan) serta permukiman–permukiman ditata dalam suatu kawasan yang lebih

luas seperti pembangunan kota-kota baru. Pelaksanaan pembangunan setiap

perumahan harus sesuai dengan proporsi yang ditetapkan, yaitu 60 % untuk

konstruksi dan 40 % untuk ruang terbuka, dengan perbandingan 1 : 3 : 6 untuk

perumahan rumah mewah, rumah menengah, dan rumah sederhana.

Sedangkan Koefisien Dasar Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah

angka prosentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan

yang diperuntukan bagi pertamanan/penghijauan/pertanian dan luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai (Zaki, 2014)

2.6 Lanskap Pusat Perbelanjaan (Mall)

Mall adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa

departement store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah makan

dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama mall atau

pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall),

dengan fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya

interaksi antar pengunjung dan pedagang (Utama, 2016)

Page 30: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

18

Menurut Green Building Council Indonesia (2014), ada beberapa ringkasan

kriteria yang menjadi penilaian utama untuk sertifikasi terhadap bangunan sebagai

green building salah satunya yaitu tentang tepat guna lahan, sebagai berikut :

1. Adanya area Lanskap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari struktur

bangunan dan struktur sederhana bangunan taman (hardscape) di atas

permukaan tanah atau di bawah tanah dengan kriteria sebagai berikut :

a) Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimal 10% dari luas total

lahan.

b) Untuk renovasi utama (major renovation), luas areanya adalah minimal

50% dari ruang terbuka yang bebas basement dalam tapak.

2. Memilih daerah pembangunan yang dilengkapi minimal delapan dari 12

prasarana sarana kota.

3. Terdapat minimal 7 (tujuh) jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian

jalan utama sejauh 1500 m dari tapak.

4. Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak satu unit parkir per 20

pengguna gedung hingga maksimal 100 unit parkir sepeda

5. Adanya area Lanskap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari

bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas

minimal 40% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah

termasuk yang tersebut di Prasyarat 1, taman di atas basement, roof garden,

terrace garden, dan wall garden.

6. Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas atap yang tidak digunakan

untuk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas tajuk.

Page 31: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

19

7. Desain Lanskap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan

kaki menunjukkan adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari.

8. Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota

dari lokasi bangunan hingga 50%, yang dihitung menggunakan nilai

intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari.

9. Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi debit limpasan

air hujan

Page 32: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2017 di

kawasan komersial perumahan (Citra Land), hotel (Maxone Hotel), mall (Mall Ratu

Indah), Pengusaha tanaman hias (nursery) dan Pengusaha hard material (Furniture

Lanskap) di Makassar.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang diperlukan adalah daftar wawancara dan peta kota Makassar.

Alat-alat yang diperlukan, antara lain, alat tulis, kamera, alat perekam suara dan

perangkat komputer untuk kegiatan di lapangan dan pengolahan data

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk survey. Pengumpulan data dan

informasi dilakukan dengan teknik eksplorasi atau metode jelajah langsung dan

observasi, wawancara kepada pihak perancang dan pengelola. Data yang diperoleh

kemudian dianalisis dengan metode SWOT

3.3.1 Invetarisasi dan Wawancara

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data primer. Data primer diperoleh

melalui hasil survei lapangan, dan wawancara. Wawancara dilakukan kepada pihak

pengelola dan pemilik kawasan yang telah ditentukan. Hal yang diwawancarai

berupa nama tanaman, jumlah tanaman, asal tanaman dan desainer taman. Data

diperoleh dengan melakukan survei lapang untuk melihat secara langsung keadaan

biofisik tapak saat ini serta dilakukan pula wawancara terhadap pihak yang

Page 33: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

21

berhubungan dengan pengembangan tapak. Pihak pihak yang diwawancarai antara

lain:

1. Desainer dan pengelola taman (Citra Land, Maxone Hotel, dan Mall ratu

Indah)

2. Pengusaha tanaman di kota Makassar

3. Pengusaha Hard Material / Furniture Lanskap

Tabel 1. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian

Jenis Data Sumber Data Cara Pengambilan Data

Data Primer berupa :

SDM

Jenis Tanaman

Jenis hard

material

Pengelola Ruang Terbuka

Hijau (RTH) / Taman Mall :

Ratu Indah

Hotel Maxone

Perumahan Citra Land

1. Wawancara

2. Survei Lapang

Data Primer berupa :

Jenis tanaman

Jenis hard

material

Pengusaha Tanaman

Pengusaha hard material /

Furniture Lanskap

1. Wawancara

2. Survei Lapang

3. Dokumen Responden

3.3.2 Analisis

Tahap analisis merupakan tahapan pengolahan data yang telah

diinventarisasi. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Page 34: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

22

3.4 Bagan Penelitian

Alur atau bagan dari penelitian ini sebagai berikut :

IDENTIFIKASI SUMBER DAYA LANSKAP

(JASA DAN MATERIAL)

PENGGUNA PENYEDIA

JASA MATERIAL

PEMENUHAN

KEBUTUHAN

JASA MATERIAL

LOKAL REGIONAL NASIONAL LOKAL REGIONAL NASIONAL

Page 35: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Inventarisasi Kondisi Umum di Lokasi Studi

4.1.1 Hotel Maxone

Hotel Maxone salah satu kawasan perhotelan di Makassar yang menjadikan

konsep taman sebagai salah satu daya tarik dengan menawarkan hotel yang nyaman

dan asri. Desainer Hotel Maxone berasal dari Outsourching Jakarta. Pemilihan jasa

outsourching dari Jakarta didasari oleh kepercayaan owner pada pengalaman dari

pihak outsourching itu sendiri. Luas ruang terbuka hijau Maxone hampir mencapai

setengah dari luas hotel itu sendiri. Desainer Maxone menerapkan konsep

perhotelan yang nyaman dan asri, dengan penataan tanaman yang menyajikan

keindahan dan kenyamanan pada hotel.

Gambar 1 Lokasi Studi Hotel Maxone

Pengelolaan taman di Hotel Maxone sendiri berada dalam tanggung jawab

Executive Housekeeper yang dikepalai oleh Bapak Irdham. Akan tetapi jika

terdapat tanaman yang mati atau akan diganti maka pihak outsourching

bertanggung jawab atas itu, sebab mereka masih terikat kontrak dengan pihak hotel.

4.1.2 Mall Ratu Indah

Mall Ratu Indah (Mari) salah satu kawasan Mall di Makassar yang memiliki

ruang terbuka hijau yang cukup luas. Mall ini sendiri untuk pertamanannya atau

ruang terbuka hijaunya didesain pada tahun 1999 oleh PT. PP (Perumahan

Page 36: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

24

Pembangunan) yang berasal dari jawa. Desainer menerapkan konsep semi informal

yang dimana desain ini terdapat unsur tegasnya yang dipadukan dengan taman-

taman atau tanaman. Taman – taman atau tanaman yang dikerjakan diperuntukan

untuk memanjaakan pandangan mata pengunjung, dan memperindah mall itu

sendiri. Pada dasarnya desain Mari adalah desain yang tetap dipertahankan dari

desain awal tetapi untuk jenis tanaman diganti sesuai dengan kondisi tanaman itu

sendiri dengan pertimbangan pihak owner mall. Mari memiliki RTH kurang lebih

20% dari luas mall secara keseluruhan.

Pengelolaan taman di Mall Ratu Indah menjadi salah satu aspek yang

diprioritaskan oleh pihak mall. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya divisi khusus

yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pemeliharaan taman. Selain itu

setiap tahunnya dilakukan lelang untuk pengelolaan taman di Mall Ratu Indah

untuk satu tahun berikutnya.

Gambar 2 Lokasi Studi Mall Ratu Indah

4.1.3 Citra Land

Citra Land adalah salah satu kawasan perumahan di Makassar yang

menjadikan konsep taman sebagai salah satu daya tarik dengan menawarkan

perumahan yang nyaman dan asri. Desain perumahan Citra Land dikerjakan oleh

seorang Lulusan Universitas Indonesia pada jurusan Arsitektur. Setelah desain

ditetapkan maka digunakan jasa konsultan yang bertugas untuk memberi saran dan

Page 37: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

25

pendapat tentang bagaimana konsep lanskap yang digunakan. Sebelumnya,

pengelolaan lanskap pada kawasan Citra Land berada dalam tanggung jawab pihak

konsultan lanskap, akan tetapi dengan berbagai pertimbangan pengelolaan laskap

Citra Land diserahkan kepada seorang ahli Arsitektur Lanskap asal Malang,

kemudian setelah 4 tahun dilanjutkan oleh Bapak Junardin, S.P.,MS yang

sebelumnya bekerja bersama ahli Arsitektur lanskap asal Malang. Bapak Junardin

merupakan salah satu alumni Unhas Jurusan Budidaya Pertanian Minat Arsitektur

Lanskap.

Pemilihan jasa desainer dari Jawa didasari oleh pengalaman dari desainer

itu sendiri dan juga lisensi yang dimilikinya. Desainer Citra Land mengusung tema

The Art of Living Green, dapat dikatakan bahwa Citra Land menyajikan perumahan

atau lingkungan yang hijau dan memiliki seni. Tema The Art of Living Green betul-

betul memberikan kawasan perumahan yang sangat berbeda, konsep lingkungan

hijau memberikan suasana yang nyaman dan asri dan juga seni akan penataan

tanaman-tanaman, penataan rumah-rumah yang tertata rapi.

Gambar 3 Lokasi Studi Citra Land

Page 38: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

26

4.2 Sumber Daya Lanskap

4.2.1 Soft Material

Soft material menjadi elemen yang sangat penting dalam sebuah taman.

Seiring dengan kemajuan di perkotaan yang semakin pesat, tak dapat dihindari

hadirnya bangunan-bangunan yang terus mengurangi luasan ruang terbuka hijau.

Hal ini menjadikan pihak-pihak pelaku bisnis untuk terus berinovasi terhadap

konsep yang mereka tawarkan, salah satunya yaitu dengan mengahadirkan konsep

taman atau lingkungan yang hijau sebagai salah satu daya tarik yang dimiliki.

Maxone Hotel, Mall Ratu Indah dan Citra Land adalah beberapa lokasi yang

menjadikan lingkungan yang hijau sebagai daya tarik utama mereka. Pemenuhan

soft material/tanaman yang digunakan didatangkan baik dari dalam maupun luar

Kota Makassar.

Gambar 4 Grafik Sumber/Asal Soft material yang digunakan di Lokasi Studi

12%

94%

3%0% 2% 0%

88%

4%

97%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Maxone Hotel Mall Ratu Indah Citra Land

Lokal Regional Nasional

Page 39: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

27

Daftar tanaman yang digunakan di Hotel Maxone dan daerah asal

pengadaanya dapat dilihat pada Tabel 2 dan lampiran 5

Tabel 2 Jenis Tanaman yang digunakan Hotel Maxone

No. Nama Tanaman Nama Latin Asal

Tanaman

1 Agave Agave Americana L Jawa

2 Andong Merah Cordyline fruticosa (L.) A.Chev. Jawa

3 Aralia Osmoxylon lineare 'Yellow' Jawa

4 Asoka Merah Ixora coccinea L. Jawa

5 Bakung Air Mancur Hymenocallis Speciosa Jawa

6 Balibong - Jawa

7 Bawang Bawangan Zephyranthes spp Jawa

8 Bayam Merah Aerva sanguinolenta (L) Bl. Makassar

9 Bodhi Ficus religiosa L Jawa

10 Dadap Madura Buaya Erythirna variegata L. Var.

Orientalis (L.) Merr Jawa

11 Flamboyan Merha Delonix regia Jawa

12 Hanjuang Cordyline Makassar

13 Iris Neomarica longifolia Jawa

14 Kamboja Fosil Plumeria sp Jawa

15 Kana President Hijau Canna indica Jawa

16 Kana President Kuning Canna indica Jawa

17 Kana President Merah Canna indica Jawa

18 Kayu Putih Melaleuca leucadendra Jawa

19 Ketapang Kencana Terminalia mantaly Jawa

20 Koptri Azadirachta indica Jawa

21 Landep Barleriae Prionitis L Jawa

22 Lili Brazil Dianella tasmanica Makassar

23 Love Grass Eragrostis tef Jawa

24 Marble Echinodorus cordifolius 'Marble

Queen' Jawa

25 Melati Gambir Jasminum officinale Jawa

26 Palm Kanari Phoenix canariensis Jawa

27 Palm Kol Licuala grandis Jawa

28 Palm Kuning Dypsis lutescens Jawa

29 Palm Kurma Phoenix dactylifera Jawa

30 Palm Lontar Borassus flabellifer Makassar

31 Palm Moleri Livistona muelleri palm Jawa

32 Palm Sadeng Saribus rotundifolius Jawa

33 Palm Wasingtonia Washingtonia robusta Jawa

34 Pandan Duri Kuning Pandanus tectorius Jawa

35 Philodendron Phoilodendron sp Jawa

36 Pisang Heliconia Heliconia colinsiana Jawa

37 Pisang Kalatea Calathea lutea Makassar

38 Pulai Alstonia scholaris Jawa

Page 40: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

28

No. Nama Tanaman Nama Latin Asal

Tanaman

39 Puring Zet Codiaeum sp. Jawa

40 Rowelia Tegak Ruellia malacorperma Jawa

41 Sakura Pink Prunus serrulata Lindl Jawa

42 Sarbena - Jawa

43 Sikas Cycas Jawa

44 Solobium Schizolobium parahyba Jawa

45 Tabebuya Kuning Tabebuia caraiba Jawa

46 Tabebuya Pink Tabebuia impetiginosa Jawa

47 Talas Cente Alocasia macrorrhiza schott Jawa

48 Ubi Kuning Ipomoea batatas marguerite Makassar

49 Yukka Yucca aloifolia Jawa

Sumber: Data Sekunder Setelah diolah, 2017

Untuk soft material pada Hotel Maxone, tanaman yang ditanam sebagian

besar didatangkan dari Pulau Jawa meskipun ada juga beberapa yang diperoleh di

Makassar. Meskipun tanaman yang digunakan tersedia di Makassar, akan tetapi

untuk kebutuhan dalam jumlah yang besar ketersediaan tanaman di Kota Makassar

tidak mencukupi.

Beberapa penggunaan tanaman berasal dari jawa dengan alasan lebih

mudahnya mendatangkan tanaman dalam jumlah banyak dan juga ada beberapa

tanaman yang belum ada di Makassar misalnya tanaman Koptri. Maxone Hotel juga

menggunakana tanaman dari Kota Makassar. Tanaman-tanaman ini banyak

digunakan di trotoar jalan Hotel Maxone. Selain itu, untuk mengganti tanaman yang

mati atau menambah jumlah tanaman, tanaman yang digunakan juga berasal dari

Kota Makassar.

Daftar tanaman yang digunakan di Mall Ratu Indah dan daerah asal

pengadaanya dapat dilihat pada Tabel 3 dan lampiran 6.

Tabel 3 Jenis Tanaman yang digunakan Mall Ratu Indah

No Nama Tanaman Nama Latin Asal

Tanaman

1 Agave Agave Americana L Makassar

2 Asoka Ixora coccinea L. Makassar

3 Bambu Hias Bambusa sp Jawa

Page 41: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

29

No Nama Tanaman Nama Latin Asal

Tanaman

4 Bunga Kertas Bougainvillea Makassar

5 Cemara Kipas Platycladus orientalis Makassar

6 Daun Philo Phoilodendron sp Makassar

7 Dracaena Dracaena sp Makassar

8 Glodokan Tiang Polyalthia longifolia Makassar

9 Hanjuang Cordyline Makassar

10 Iris Neomarica longifolia Makassar

11 Jatimas Cordia subcordata Makassar

12 Kacang Hias Arachis pintoi Makassar

13 Kaktus Cactaceae Makassar

14 Kamboja Plumeria sp Makassar

15 Kelapa Sawit Elais guinensiss Jacq Makassar

16 Ketapang Kencana Terminalia mantaly Jawa

17 Ki Hujan Samanea saman Makassar

18 Krokot Hijau Portulaca Oleracea L. Makassar

19 Krokot Merah Portulaca Oleracea L. Makassar

20 Krokot Putih Portulaca Oleracea L. Makassar

21 Lidah Mertua Sansevieria Makassar

22 Lili Paris Chlorophytum comosum Makassar

23 Lontar Borassus flabellifer Jeneponto

24 Marble Echinodorus cordifolius 'Marble

Queen' Makassar

25 Melati Jepang Hijau Pseuderanthemum reticulatum Makassar

26 Melati Jepang Putih Pseuderanthemum reticulatum Makassar

27 Nanas Hias Ananas bracteatus Makassar

28 Nyanyian India Dracaena Reflexa Variegata Makassar

29 Ophiopogan Ophiopogon japonicus Makassar

30 Paku Kelabang Nephrolepis exaltata Makassar

31 Palem Bajul - Makassar

32 Palem Botol Hyophorbe lagenicaulis Makassar

33 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcata Makassar

34 Palem Kenari Phoenix canariensis Makassar

35 Palem Kipas Livistona saribus Makassar

36 Palem Kuning Dypsis lutescens Makassar

37 Palem Putri Roystonea regia Makassar

38 Palem Segitiga Dypsis lutescens Makassar

39 Palem Waregu Rhapis humilis Makassar

40 Pandan Bali Cordyline australis Makassar

41 Pandan Kuning Pandanus tectorius Makassar

42 Patah Tulang Euphorbia tirucalli Makassar

43 Pisang Heliconia Heliconia colinsiana Makassar

44 Pohon Daun Kupu-Kupu Bauhinia purpurea L Makassar

45 Pohon Jambu Syzygium aqueum Makassar

46 Pohon Sri Kaya Annona squamosa Makassar

47 Pucuk Merah Syzygium oleina Makassar

Page 42: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

30

No Nama Tanaman Nama Latin Asal

Tanaman

48 Puring Codiaeum sp. Makassar

49 Rumput Gajah Mini Pennisetum purpureum schamach Makassar

50 Sambang Darah Excoecaria cochinchinensis Makassar

51 Spider Lili Lycoris radiata Makassar

52 Tanjung Mimusops elengi Makassar

53 Ubi Hias Ipomoea batatas marguerite Makassar

54 Vernonia Vernonia arborea Scherb.Ham Makassar

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2017

Soft material pada kawasan Mall Ratu Indah menggunakan tanaman yang

sebagian besar berasal dari Makassar, hanya kurang lebih 3 jenis tanaman yang

didatangkan dari Jawa. Mall Ratu Indah menggunakan tanaman dari Makassar

karena kebutuhan tanaman tersebut dapat disanggupi di Makassar. Mall Ratu Indah

ini sendiri menjadikan Tanaman Lontar sebagai vocal point. Tanaman lontar dipilih

untuk menunjukkan karakteristik Sulawesi Selatan. Pada Mari terdapat 6 pohon

tanaman lontar yang ditanam.

Daftar tanaman yang digunakan di Citra Land dan daerah asal

pengadaannya dapat dilihat pada Tabel 4 dan lampiran 7

Tabel 4 Jenis Tanaman yang digunakan Citra Land

No Nama Tanaman Nama Latin Asal Tanaman

1 Adam Hawa Rhoeo discolor Jawa

2 Agave Agave Americana L Jawa

3 Alang Alang Imperata cylindrica Jawa

4 Amarilis Amaryllis Jawa

5 Bambu Hias Bambusa sp Jawa

6 Batavia Jatropha pandurifolia Jawa

7 Bayam Merah Aerva sanguinolenta (L) Bl. Jawa

8 Belimbing Averrhoa carambola Jawa

9 Bintaro Cerbera manghas Jawa

10 Bunga Pukul 8 Turnera ulmifolia Jawa

11 Bunga Pukul 9 Portulaca grandiflora Jawa

12 Bunga Terkini Euphorbia Jawa

13 Bunga Terompet Allamanda cathartica Jawa

14 Dadap Merah Erythrina crista-galli Jawa

15 Daun Miana Coleus benth Jawa

16 Difenbachia Dieffenbachia amoena Jawa

17 Dresena Marginata Dracaena marginata Jawa

Page 43: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

31

No Nama Tanaman Nama Latin Asal Tanaman

18 Dresena Reflexa Dracaena reflexa Jawa

19 Glodokan Tiang Polyalthia longifolia Jawa

20 Hanjuang Cordyline Jawa

21 Iris Neomarica longifolia Jawa

22 Jarak Ricinus communis Jawa

23 Jepetan Kuku Cauchy Murtopo Jawa

24 Kacang Hias Arachis pintoi Jawa

25 Kamboja Plumeria sp Jawa

26 Kana Kana Varigata Jawa

27 Kastuba Euphorbia pulcherrima Jawa

28 Kelapa Cocos nucifera Jawa

29 Kembang Kertas Bougainvillea Jawa

30 Ki Hujan Samanea saman Makassar

31 Krokot Hijau Portulaca Oleracea L. Jawa

32 Krokot Merah Portulaca Oleracea L. Jawa

33 Lili Laba Laba Lycoris radiata Jawa

34 Lili Paris Chlorophytum comosum Jawa

35 Lontar Borassus flabellifer Makassar

36 Melati Jepang Pseuderanthemum reticulatum Jawa

37 Nanas Hias Ananas bracteatus Jawa

38 Oleander Nerium oleander Jawa

39 Ophioponn Jaburan Ophiopogon japonicus Jawa

40 Pakis Aji Cycas rumphii Jawa

41 Paku Kelabang Nephrolepis exaltata Jawa

42 Palem Kuning Dypsis lutescens Jawa

43 Palem Merah Cyrtostachys renda Jawa

44 Palem Putri Roystonea regia Jawa

45 Palem Sabal Sabal palmetto Jawa

46 Pandan Pandanus amaryllifolius Jawa

47 Pandan Bali Cordyline australis Jawa

48 Pandan Kuning Pandanus tectorius Jawa

49 Peperonia Scandes False philodendron varigata Jawa

50 Philo Jari Pinnatifidum Sp Jawa

51 Pisang Heliconia Heliconia colinsiana Jawa

52 Pisang Kipas Ravenala madagascariensis Jawa

53 Pohon Jambu Syzygium aqueum Jawa

54 Pohon Mangga Mangifera indica Jawa

55 Pohon Pisang Musa paradisiaca Jawa

56 Pohon Pisang

Kalatea Calathea lutea Jawa

57 Pucuk Merah Syzygium oleana Jawa

58 Puring Codiaeum sp. Jawa

59 Puring Garuda Codiaeum sp. Jawa

60 Puring Kerupuk Codiaeum sp. Jawa

61 Puring Spagethi Codiaeum sp. Jawa

Page 44: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

32

No Nama Tanaman Nama Latin Asal Tanaman

62 Reulia Ungu Ruellia angustifolia Jawa

63 Sambang Darah Excoecaria cochinchinensis Jawa

64 Sri Rejeki Aglaonema Jawa

65 Tabebuya Tabebuia Jawa

66 Taiwa Beauty Cuphea hyssopifolia Jawa

67 Talas Colocasia esculenta Jawa

68 Tri Color Dracaena marginata tricolor Jawa

69 Ubi Hias Ipomoea batatas marguerite Jawa

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2017

Citra Land dengan tema The Art of Living Green yang menyajikan

lingkungan yang asri, hal ini pasti membutuhkan tanaman dalam jumlah yang

banyak dan beragam. Tanaman yang ditanam di Citra Land sebagian besar

didatangkan dari Pulau Jawa, meskipun tanaman yang digunakan adalah jenis

tanaman yang juga tersedia di Makassar, akan tetapi untuk kebutuhan dalam jumlah

yang besar ketersediaan tanaman di Kota Makassar tidak dapat mencukupi dan juga

harga tanaman yang didatangkan dari Pulau Jawa lebih murah dibanding di kota

Makassar.

Citra Land menggunakan tanaman lokal sebagai landmarknya yaitu pohon

lontar, hal ini untuk menunjukkan ciri khas tanaman daerah Sulawesi Selatan. Citra

Land juga menitikberatkan konsep taman yang edukatif, dimana pada beberapa

klaster di Citra Land sendiri memiliki tema taman klasternya masing-masing.

Konsep edukasi dapat dilihat berupa adanya Botani Garden dan tanaman yang ada

diberikan label nama tanaman. Hal ini ditujukan agar orang-orang yang tinggal di

perumahan tersebut dapat mengenal jenis– jenis tanaman yang ditanam di kawasan

Citra Land.

Page 45: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

33

4.2.2 Hard Material

Selain soft material kehadiran hard material di dalam sebuah taman tentu

sangat dibutuhkan. Selain untuk menghindari konsep yang monoton, hard material

menjadi elemen-elemen untuk melengkapi fasilitas di dalam sebuah taman.

Pada kawasan Maxone Hotel, Mall Ratu Indah dan Citra Land masing-

masing menghadirkan hard material yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengn

konsep bangunan dan konsep taman, serta aktivitas pengguna didalam kawasan

tersebut.

Gambar 5 Grafik Penggunaan hard material

Jumlah hard material yang digunakan bergantung pada ketersediaan hard

material yang dibutuhkan. Di Mall Ratu Indah seluruhnya menggunakan hard

material yang berasal dari kota Makassar dan sekitarnya (lokal) hal ini disebabkan

karena hard material yang dibutuhkan seluruhnya tersedia di Kota Makassar selain

itu jumlah yang dibutuhkan juga sedikit. Di Citra Land dan Maxone Hotel hard

material yang digunakan sebagian berasal dari Kota Makassar sebagian pula

berasal dari luar Kota Makassar. Hal ini disebabkan oleh hard material yang

63%

100%

50%

38%

0%

50%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Maxone Hotel Mall Ratu Indah Citra Land

Lokal Regional / Nasional

Page 46: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

34

dibutuhkan tidak semua tersedia di Kota Makassar. Sehingga pihak pengelola

mendatangkan dari luar Kota Makassar.

Hard material merupakan salah satu kebutuhan dalam suatu pertanaman.

Maxone Hotel yang mengusung tema hotel yang asri dan sejuk juga memadukan

dengan hard material yang cocok dengan tata letak tanamannya. Hard material

yang digunakan pada Maxone Hotel sendiri itu beragam, sesuai dengan kebutuhan

yang diperuntukan dan juga ditambah dengan nilai estetika yang dapat

menyesuaikan dengan tamannya. Hard material pada kawasan ini didatangkan dari

Jawa dan juga Makassar.

Pada kawasan Mall Ratu Indah hard material yang digunakan seluruhnya

didatangkan dari Makassar dan sekitarnya, sebab kebutuhan hard material yang

tidak terlalu beragam dan juga hard material yang diinginkan untuk penyesuaian

konsep taman dapat dengan mudah didapatkan di Makassar.

Sedangkan Citra Land sendiri sama halnya dengan Hotel Maxone yang

menggunakan hard material yang dapat diperoleh dari Makassar dan juga dari

Jawa. Akan tetapi hard material yang digunakan sebagian besar berasal dari Pulau

Jawa. Sebab penggunaan hard material di kawasan Citra Land adalah bagian dari

konsep pembangunan atau desain perumahan. Berikut daftar hard material di

kawasan Maxone Hotel, Mall Ratu Indah dan Citra Land. Konsep pembangunan

yang terencana dan terikat, menjadi salah satu alasan mengapa hard material yang

digunakan di Citra Land sebagian besar didatangkan dari Pulau Jawa.

Page 47: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

35

Tabel 5 Hard material Maxone Hotel

No Jenis Hard material Asal

1 Air Mancur Makassar

2 Gazebo Jawa

3 Lampu Taman Makassar

4 Pavling Blok Makassar

5 Bangku Taman Jawa

6 Playground Jawa

7 Pot Tanaman Makassar

8 Batu Taman Makassar

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2017

Tabel 6 Hard material Mall Ratu Indah

No Jenis Hard material Asal

1 Pot Tanaman Makassar

2 Lampu Taman Makassar

3 Kolam Ikan Makassar

4 Batu Alam Makassar

5 Air Mancur Makassar

6 Pevling Blok Makassar

7 Bangku Taman Makassar

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2017

Tabel 7 Hard material Citra Land

No Jenis Hard material Asal

1 Patung Kuda Jawa

2 Tugu Manusia Jawa

3 Lampu Taman Makassar

4 Ornamen Median Makassar

5 Pot Tanaman Makassar

6 Batu Taman Makassar

7 Air Mancur Jawa

8 Playground Jawa

9 Ornamen Taman Jawa

10 Bangku Taman Jawa

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2017

Page 48: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

36

a b

c d

Gambar 6 Beberapa Hard Material di Citra Land yang didatangkan dari Pulau

Jawa

4.2.3 Sumber Daya Manusia

4.2.3.1 Perencanaan dan Desain

Proses perencanaan lanskap merupakan aspek penting dari kegiatan

penataan lanskap, sehingga perencanaan lanskap harus dilakukan secara cermat dan

professional. Dalam praktiknya, perencanaan lanskap meliputi kegiatan survey,

inventarisasi, analisis dan sintesis, sketching (pembuatan sketsa), dan terwujudnya

konsep perencanaan hingga pembuatan desain dan rancangan lanskap. Selain itu

desain juga dilengkapi dengan rancangan anggaran biaya (RAB) yang harus dibuat

secara detail. Dengan demikian perencanaan menjadi tahapan yang sangat penting

dalam membuat desain lanskap. Dibutuhkan tenaga ahli yang profesional dan

memahami konsep taman yang akan dibangun.

Berikut ini hasil pengamatan pada lokasi studi yang terkait dengan tenaga

professional yang terlibat dalam kegiatan perencanaan dan desain lanskap.

Page 49: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

37

Gambar 7 Grafik Keterlibatan Tenaga Profesional Perencanaan/Perancangan

Lanskap di Lokasi Studi

Seluruh lokasi studi adalah kawasan domain publik sehingga terikat oleh

peraturan yang terkait dengan penerapann standar keamanan dan kenyamanan.

Oleh sebab itu seluruh pihak yang terlibat dalam proses perencanaan dan desain

adalah konsultan yang telah memiliki pengalaman atau jam terbang yang lebih

banyak.

4.2.3.2 Pengerjaan, Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman

Proses pengerjaan sebuah taman tentu membutuhkan waktu, biaya serta

tenaga ahli. Untuk kebutuhan perusahaan-perusahaan besar tentu pemilihan pekerja

taman menjadi petimbangan yang sangat penting dan memperhatikan kriteria-

kriteria yang dibutuhkan. Tidak hanya untuk pengerjaan taman, pada tahapan

pengelolaan dan pemeliharaan taman juga dibutuhkan tenaga-tenaga yang ahli

didalam bidangnya. Untuk proses pemeliharaan taman pada umumnya dilakukan

oleh pihak kedua yang dipekerjakan oleh pekerja taman sebelumnya. Akan tetapi

setalah melalui bimbingan atau proses belajar tentang teknik pemeliharaan yang

dilakukan pada taman tersebut.

0% 0%20%

100% 100%

80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Maxone Hotel Mall Ratu Indah Citra Land

Lokal Regional / Nasional

Page 50: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

38

Gambar 8 Grafik Pengerjaan, Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman

Penggunaan sumber daya lanskap pada kawasan Hotel Maxone, dalam

bidang pengerjaan taman, penanaman dan perawatan/pemeliharaan taman adalah

tanggung jawab dari pihak outsourching, sebab bentuk kerja sama yang dilakukan

adalah dalam bentuk kontrak kerja yang terikat. Untuk tahap awal pekerjaan taman

adalah tanggung jawab dari pihak outsourching, meliputi desain taman, penanaman,

dan pemeliharaan awal. Sebagian besar pekerja didatangkan dari Pulau Jawa atau

dari pihak outsourching sendiri. Adapun untuk penduduk lokal Makassar hanya

sebagian kecil, itupun untuk tujuan pemeliharaan selanjutnya atau pemeliharaan

jangka panjang.

Untuk Mall Ratu Indah dari segi sumber daya lanskap bagian pekerja yang

meliputi penanaman, dan juga pemeliharaan itu menggunakan orang-orang yang

berasal dari Makassar. Penanggung jawab taman di Mall Ratu Indah adalah pihak

luar yang terikat kontrak kerja per satu tahun. Penanggung jawab taman

bertanggung jawab untuk pemeliharaan tanaman termasuk mangganti tanaman

yang mati atau tanaman yang sudah tua. Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman

0%

100%

50% 50%

100%

0%

100%

0%0%

100% 100%

0%0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Lokal Regional/Nasional Lokal Regional/Nasional

Pengerjaan Taman Perawatan dan Pengelolaan

Maxone Hotel Mall Ratu Indah Citra Land

Page 51: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

39

dilakukan setiap hari, pemangkasan dilakukan per minggu serta per tiga bulan,

sedangkan untuk mengganti tanaman dilakukan setiap kali ada tanaman yang mati.

Penggunaan sumber daya lanskap pada kawasan Citra Land, dalam bidang

pengerjaan taman, penanaman dan perawatan/pemeliharaan taman adalah tanggung

jawab dari pihak kontraktor lanskap, sebab bentuk kerja sama yang dilakukan

adalah dalam bentuk kontrak kerja yang terikat. Untuk tahap awal desain dikerjakan

oleh Desainer Arsitek lalu diserahkan kepada Kontraktor Lanskap untuk

mengerjakan bidang Lanskapnya. Kontraktor Lanskap bertanggung jawab meliputi

desain taman, penanaman, dan pemeliharaan awal. Sebagian besar pekerja

didatangkan dari Pulau Jawa atau dari pihak kontraktor itu sendiri. Sedangkan

untuk penduduk lokal Makassar digunakan setalah 4 tahun berlalu (ketika Bapak

Junardin dirujuk sebagai Ahli Lanskap), dalam hal ini pekerja lokal sudah dipercaya

untuk melalukan desain taman, penanaman, pengelolaan dan juga pemeliharaan

jangka panjang

4.3 Penyedia Lokal Sumber Daya Lanskap

Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan di beberapa nursery di kota

Makassar yang menyediakan soft dan hard material diperoleh informasi tentang

pengadaan tanaman dan hard material yang digunakan sebagai elemen lanskap.

Berikut data tentang informasi soft material dan hard material.

4.3.1 Soft Material

Soft material menjadi elemen yang sangat penting dalam sebuah taman.

Seiring dengan kemajuan di perkotaan yang semakin pesat, tak dapat dhindari

hadirnya bangunan-bangunan yang terus mengurangi luasan ruang terbuka hijau.

Hal ini menjadikan pihak-pihak pelaku bisnis untuk terus berinovasi terhadap

Page 52: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

40

pemenuhan ruang terbuka hijau. Salah satu cara yang dilakukan untuk memenuhi

ruang terbukan hijau dengan pengadaan tanaman-tanaman.

Pengadaan tanaman-tanaman yang diperuntukkan untuk kebutuhan taman

pribadi maupun kebutuhan hobi, Pengadaan soft material/tanaman merupakan

upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen berikut informasi

pengadaan tanaman di Kota Makassar.

Berikut adalah informasi penyedia lokal dari soft material lanskap di Kota

Makassar.

Tabel 8 Beberapa Sumber Lokal Penyedia Soft material

No. Nama

Penyedia

Lokasi

Menjual Asal Tanaman

Asal Tanaman

Lokal Regional Nasional

1 Pak Said Panaikang

Malang, Kediri,

Jakarta, Tanjung dan

Takalar

15% 10% 75%

2 Taman

Firdaus Panaikang Malang dan Tanjung 60% 0% 40%

3 Pak Mail Tanjung

Bunga

Malang, Makassar

dan Malino 45% 20% 35%

4 Pak Sukin Tanjung

Bunga

Malang, Kediri,

Sidrap, Malino,

Enrekang, Makassar

dan Takalar.

45% 30% 25%

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2017

1. Pak Said (Panaikang)

Tanaman yang dijual didatangkan dari Jawa (Malang, Kediri dan Jakarta),

Tanjung dan juga Takalar. Untuk tanaman jenis pohon banyak didatangkan dari

Jawa misalkan pohon cemara. Tanaman yang ada untuk dijual dan juga untuk

disewakan. Selain itu ditempat ini juga menyediakan jasa pembuatan taman untuk

kawasan rumah, mall, serta untuk kebutuhan taman instan dekorasi dalam ruangan.

Pembuatan taman juga meliputi pengadaan hard material (berupa pot bunga alam)

yang diperoleh di Makassar.

Page 53: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

41

2. Taman Firdaus (Panaikang)

Tanaman yang dijual berasal dari Jawa (Malang) dan Tanjung. Tanaman

jenis bunga – bunga dan pohon banyak ia datangkan dari Pulau Jawa. Salah satu

yang ia datangkan dari Jawa itu bunga mawar. Ibu Hania juga memiliki karyawan

yang difokuskan ke dekorasi (taman instan) untuk acara pernikahan. Ibu Hania juga

banyak melakukan dekorasi di beberapa kampus dan juga hotel. Sedangkan untuk

penyewaan tanaman, ibu hania tidak menyewakan tanaman yang ia jual.

3. Pak Mail (Tanjung Bunga)

Tempat ini mendatangkan tanamannya dari Jawa, Makassar dan Malino.

Pak Mail dapat melakukan pengerjaan taman yang meliputi pengadaan soft material

dan hard material. Hard material disini juga ia peroleh dari Makassar. Pengadaan

hard material berdasarkan permintaan pembeli. Selain memperjual belikan

tanamannya biasanya ia juga sewakan untuk keperluan dekorasi dalam ruangan.

Selain mendatangkan dari jawa, disini juga melakukan pembibitan sendiri. Selain

itu Pak Mail juga menerima jasa untuk pengerjaan taman skala rumah.

4. Pak Sukin (Tanjung Bunga)

Tempat ini mendatangkan tanamannya dari Malang, Kediri, Sidrap,

Enrekang, Takalar. Seperti pak Mail ditempat ini juga dapat melakukan pengerjaan

taman. Pengadaannya juga meliputi hard dan soft material. Hard material juga

disediakan berdasakan permintaan pembeli, misalnya untuk kebutuhan pembuatan

taman. Ia bahkan melalukan pembibitan sendiri untuk memperbanyak tanaman

yang ia perjual belikan ataupun disewakan. Pak Sukin ini juga menyuplai

tanamannya ke penjual tanaman di Panaikang Makassar.

Page 54: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

42

4.3.2 Hard Material

Selain soft material kehadiran hard material di dalam sebuah taman tentu

sangat dibutuhkan. Selain untuk menghindari konsep yang monoton, hard material

menjadi elemen untuk melengkapi fasilitas di dalam sebuah taman.

Pengadaan hard material yang diperuntukkan untuk kebutuhan taman

pribadi maupun kebutuhan hobi. Pengadaan hard material merupakan upaya yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berikut informasi pengadaan

hard material di Kota Makassar.

Berikut adalah informasi penyedia lokal dari hard material lanskap di

Makassar.

Tabel 9 Beberapa Sumber Lokal Penyedia Hard material

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2017

Deskripsi spesifik pengadaan material yang disusun adalah sebagai berikut:

1. H. Serang (Takalar)

Gazebo yang dibuat Oleh H.Serang merupakan gazebo yang diproduksi

sendiri. Para pengrajin yang dipekerjakan sebagaian berasal dari Pulau Jawa dan

sebagian adalah warga lokal (Takalar). Pengerjaan gazebo tersebut lebih

dipercayakan pada pekerja dari Pulau Jawa. Adapun warga lokal, adalah membantu

sebagian pekerjaan yang dianggap dapat dikerjakan oleh warga lokal, misalnya

memotong kayu, mengamplas, dan mengecat. Sedangkan pekerja dari Pulau Jawa

No Nama Penjual

Pekerja Hard

Material Asal Bahan Baku

Jenis Hard material Lokal Regional/N

asional

Lokal Regional/

Nasional

1 H. Serang Meubel

( Takalar)

50% 50% 0% 100% Ayunan, Gazebo Ukuran

Kecil, Sedang Dan Besar.

2 Pak Saenal

(Takalar)

0% 100% 60% 40% Pergola, Ayunan, Jungkat

Jungkit, Gazebo Ukuran

Kecil, Sedang Dan Besar.

3 Pak Hendri

(Maros)

50% 50% 100% 0% Air Mancur dan Pot

Tanaman

4 Pak Saharullah

(Makassar) 100% 0% 100% 0%

Air Mancur dan Pot

Tanaman

Page 55: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

43

yang akan menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga menjadi sebuah gazebo. Bahan

baku utama untuk pembuatan gazebo yaitu kayu berasal dari daerah Takalar dan

Bulukumba. Di tempat ini diproduksi gazebo dalam berbagai ukuran, dari yang

berukuran kecil hingga besar. Harganya pun bergantung pada ukuran gazebo itu

sendiri.

Gazebo yang dibuat di tempat ini, dikerjakan berdasarkan permintaan

pembeli, selanjutnya setelah selesai dikerjakan gazebo tersebut akan diantarkan

langsung ke pemesan. Untuk memudahkan distribusi gazebo, maka gazebo yang

dibuat bersifat bongkar pasang. Setelah tiba di lokasi pemesan, gazebo dipasang

kembali. Di tempat ini tidak ada pembuatan gazebo yang bersifat permanen.

Tempat ini juga dapat membuat gazebo sesuai desain yang diinginkan tapi ini

terbatas dengan kemampuan pekerjanya.

2. Pak Saenal (Takalar)

Pak Saenal adalah seorang pengrajin meuble asal Kota Jepara. Seluruh

pekerjanya pun berasal dari Jepara. Bahan baku dalam pembuatan gazebo berasal

dari sekitar Kabupaten Takalar, Bulukumba, Enrekang, Jayapura dan Jepara. Di

tempat ini juga membuar gazebo yang berukuran kecil hingga berukuran besar.

Harganya pun bervariasi, tergantung ukuran, jenis kayu dan tingkat kesulitan

pembuatan gazebo.

Gazebo yang dibuat di tempat Pak Saenal dikerjakan di tempat Pak Saenal,

kemudian dianrtarkan ke pemesan. Sama halnya dengan gazebo yang di produksi

oleh H.Serang, gazebo yang dibuat olek Pak Saenal juga dapat dibongkar pasang.

Setelah tiba dilokasi pemesan, gazebo dipasang kembali. Pak Saenal juga melayani

pengerjaan gazebo di rumah pelanggan, jika pelanggannya memiliki bahan bakunya

Page 56: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

44

sendiri. Tempat ini juga menerima pengerjan gazebo sesuai desain yang diinginkan

pembelinya. Selain membuat gazebo, salah satu hard material yang juga dapat

dikerjakan oleh Pak Saenal adalah pembuatan pergola.

3. Pak Hendri (Maros)

Pak Hendri adalah seorang pengrajin pot bunga dan air mancur di

Kabupaten Maros, akan tetapi Pak Hendri berasal dari Pulau Jawa. Di tempat ini ia

mempekerjakan orang Jawa, Maros dan Makassar. Teknik pembuatan pot bunga

yang diproduksi oleh Pak Hendri berbeda dengan yang dibuat pengrajin pada

umumnya yaitu menggunakan teknik cor, Pak Hendri memproduksi pot bunga

dengan menggunakan teknik cetak. Bahan utama yang ia gunakan adalah tanah.

Tanah tersebut kemudian dicetak mengikuti bentuk pot yang diinginkan kemudian

selanjutnya dilapisi dengan campuran semen dan pasir. Keunggulan dari teknik ini

adalah pot bunga yang dihasilkan lebih tahan lama. Untuk pemasarannya, hard

material yang dihasilkan oleh Pak Hendri telah dipasarkan ke beberapa daerah,

seperti Makassar, Maros, Pangkep, Pare-Pare, Pinrang, Selayar hingga ke Sulawesi

Barat. Pak Hendri juga bekerja sama dengan salah satu penjual tanaman di daerah

Pangkep untuk pemasaran pot bunga dan air mancur yang diproduksi olehnya.

Dalam pembuatan pot Bunga atau air mancur, tempat ini dapat membuat sesuai

desain yang diinginkan. Hard material ini dipergunakan pada kawasan pertamanan,

perumahan, kantor, hotel dan juga median jalan.

4. Pak Saharullah (Makassar)

Pak Saharullah adalah penduduk asli Makassar, seorang pengrajin hard

material. Sama halnya dengan Pak Hendri hard material yang ia buat juga berupa

pot bunga dan air mancur. Ditempat ini ia memperkerjakan orang Makassar. Pot

Page 57: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

45

bunga dan air mancur yang diproduksi oleh Pak Saharullah, dibuat dengan

menggunakan teknik cor. Sehingga bahan baku utama yang digunakan adalah

campuran semen dan pasir, yang kemudian dituang ke dalam media cetakan.

Kelemahan dari teknik ini yaitu pot bunga yang dihasilkan mudah retak atau pecah.

Hard material ini biasa dibeli dan dipergunakan pada kawasan perkantoran, hotel

dan taman serta untuk kebutuhan perumahan. Dalam pembuatan pot bunga atau air

mancur, tempat ini tidak dapat membuat sesuai desain yang diinginkan. Beberapa

daerah pemasarannya antara lain Makassar, Pangkep dan Barru.

4.4 Analisis SWOT

Analisis mengenai potensi dan kendala (secara internal eksternal)

Pengadaan dan Penggunaan sumber daya lanskap dikawasan Perumahan, Pusat

Perbelanjaan dan Hotel di Makassar didasarkan atas data yang telah diperoleh dari

hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, baik yang berupa data primer dan

data sekunder. Analisis SWOT meliputi kekuatan, peluang, kelemahan dan

ancaman. Dimana metode ini menunjukan hasil kinerja dengan menentukan

kombinasi faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT membandingkan antara

faktor internal, yaitu kekuatan (strengths), dan kelemahan (weakness). Dengan

faktor eksternal yaitu peluang (opportunity), dan ancaman (threats).

Sesuai dengan metodologi analisis SWOT, maka kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weakness) disusun berdasarkan analisis faktor internal. Sementara

peluang (opportunity) dan ancaman (threats) disusun berdasarkan analisis faktor

eksternal. Secara terperinci analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal

adalah sebagai berikut:

Page 58: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

46

4.4.1 Analisis Faktor Internal

Beberapa faktor lingkungan internal yang mempengaruhi Pengadaan dan

Penggunaan sumber daya lanskap dikawasan Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan

Hotel di Makassar, yaitu faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness).

Adapun faktor kekuatan (strengths) tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tanaman yang digunakan dapat tumbuh dan dibudidayakan di Makassar

2. Lokasi yang dipilih adalah kawasan yang mengedepankan konsep tata hijau

3. Kawasan yang dipilih berada di lokasi yang strategis

4. Digunakannya Sumber Daya Manusia Lokal dan Penyedia Tanaman Hias

dan Elemen Lanskap secara bertahap.

Sedangkan faktor kelemahan (weakness) adalah sebagai berikut:

1. Sumber tanaman masih didatangkan dari luar Makassar

2. Kemampuan penyedia lokal masih kurang

3. Kurangnya keterampilan Sumber Daya Manusia Lokal

4.4.2 Analisis Faktor Eksternal

Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi Pengadaan dan Penggunaan

sumber daya lanskap dikawasan Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan Hotel di

Makassar yaitu peluang (opportunity) dan kelemahan (treaths). Adapun faktor

peluang (opportunity) yang berpengaruh adalah sebagai berikut :

1. Industri tanaman hias yang mulai diminati masyarakat Makassar

2. Kebutuhan soft material semakin meningkat

3. Jumlah tenaga lanskap di Kota Makassar sudah cukup banyak.

4. Meningkatnya wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang lanskap

Sedangkan faktor ancaman (treaths) yang berpengaruh adalah sebagai berikut :

Page 59: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

47

1. Adanya jaminan tanaman jika didatangkan dari luar.

2. Harga tanaman di Jawa dan biaya yang digunakan lebih murah

3. Jumlah penduduk Kota Makassar yang semakin meningkat

4.4.3 Strategi Pengembangan Pengadaan dan Penggunaan sumber daya

lanskap dikawasan Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan Hotel di

Makassar

Mengacu pada hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal, maka

dirumuskan strategi Pengadaan dan Penggunaan sumber daya lanskap dikawasan

Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan Hotel di Makassar. Pada tahap akhir, dilakukan

identifikasi dengan menggunakan matriks SWOT, yang akan menghasilkan empat

strategi dan akan menjadi strategi pengembangan Pengadaan dan Penggunaan

sumber daya lanskap dikawasan Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan Hotel di

Makassar yaitu :

1) Strategi S-O, merupakan pertemuan antara kekuatan dan peluang, yaitu

mengoptimalkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-

besarnya.

2) Strategi S-T, merupakan pertemuan antara kekuatan dan ancaman, yaitu

mengoptimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

3) Srategi W-O, merupakan pertemuan antara kelemahan dan peluang, yaitu

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang sebesar-

besarnya.

4) Strategi W-T, merupakan pertemuan antara kelemahan dan ancaman, yaitu

dengan meminimalkan kelemahan untuk mencegah/mengatasi ancaman.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10.

Page 60: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

48

Tabel 10 Klasifikasi isu strategi Pengadaan dan Penggunaan sumber daya lanskap dikawasan Perumahan, Pusat Perbelanjaan dan Hotel di Makassar Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Tanaman yang digunakan dapat tumbuh dan

dibudidayakan di Makassar

2. Lokasi yang dipilih adalah kawasan yang

mengedepankan konsep tata hijau

3. Kawasan yang dipilih berada di lokasi yang

strategis

4. Digunakannya Sumber Daya Manusia Lokal

dan Penyedia Tanaman Hias dan Elemen

Lanskap secara bertahap.

1. Sumber tanaman masih didatangkan dari luar

Makassar

2. Kemampuan penyedia lokal masih kalah

3. Kurangnya keterampilan Sumber Daya Manusia

Lokal

4. Kurangnya lahan kosong yang tersedia untuk

budidaya tanaman hias.

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Industri tanaman hias yang mulai diminati

masyarakat Makassar

2. Kebutuhan soft material semakin meningkat

3. Jumlah tenaga lanskap di Kota Makassar sudah

cukup banyak.

4. Meningkatnya wawasan dan pengetahuan

masyarakat tentang lanskap

1. Perlunya diadakan suatu workshop untuk

meningkatkan pengetahuan dan wawasan

teknik-teknik budidaya tanaman hias

2. Adanya suatu kegiatan sebagai sarana

pengembangan dalam membudidayakan

tanaman hias

1. Pelatihan untuk memanfaatkan Sumber daya

manusia local dalam memenuhi tenaga lanskap di

Makassar

2. Sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan

pengadaan tanaman hias dalam jumlah banyak .

Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T

1. Adanya jaminan tanaman jika didatangkan dari

luar.

2. Harga tanaman di Jawa dan biaya yang

digunakan lebih murah

3. Jumlah penduduk Kota Makassar yang semakin

meningkat

1. Diadakannya sosialisasi tentang bagaimana

mengurangi biaya dan harga tanaman hias

yang lebih murah.

2. Membentuk suatu Lembaga yang bertugas

untuk memberikan informasi terkait jenis-

jenis tanaman hias baru.

3. Membentuk lembaga yang bertugas untuk

memberikan informasi kepada masyarakat

tentang penataan taman, penjualan tanaman

hias dan elemen lanskap lainnya

1. Menentukan suatu lokasi yang dijadikan sebagai

sentra perbanyakan tanaman hias

2. Memberdayakan penyedia lokal tanaman hias di

Makassar dengan cara pelatihan-pelatihan

budidaya tanaman hias.

3. Melakukan studi banding ke daerah-daerah yang

dianggap menjadi sumber tanaman hias diluar

Kota Makassar.

Page 61: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

49

4.5 Pembahasan

Bila diakumulasikan hasil studi penggunaan sumber daya lanskap untuk

seluruh komponen dari semua lokasi, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan

sumber daya yang berasal dari luar Makassar dan luar regional Sulawesi lebih

dominan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 15. Matriks rangkuman sumberdaya

lanskap pada lokasi studi sebagai berikut:

Tabel 11 Martiks Rangkuman sumberdaya lanskap pada lokasi studi

No Lokasi Perencanaan

dan Desain

Elemen Lanskap Pekerja

Taman

Pengelola dan

Pemeliharaan

Taman Soft

Material

Hard

Material

1 Maxone

Hotel

100%

Nasional

10%

Lokal,

90%

Nasional

100%

Nasional

100%

Nasional

50% Lokal,

50% Nasional

2 Mall Ratu

Indah

100%

Nasional

93%

Lokal,

2%

Regional,

5%

Nasional

50%

Lokal,

50%

Nasional

100%

Lokal 100% Nasional

3 Citra Land

20% Lokal,

80%

Nasional

3%

Lokal,

97%

Nasional

50%

Lokal,

50%

Nasional

100%

Nasional 100% Nasional

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2017

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari ketiga lokasi diketahui

bahwa penggunaan sumber daya lanskap masih didominasi oleh orang-orang jawa.

Penggunaan sumber daya lanskap yang masih didominasi mencakup konsultan

lanskap, pekerja lanskap hingga ke pemenuhan soft material. Jika dilihat jenis-jenis

elemen lanskap yang digunakan khususnya soft material yang didatangkan dari luar

Makassar banyak diantaranya yang begitu mudah didapatkan di Makassar, akan

tetapi yang menyebabkan mereka juga didatangkan dari Jawa adalah harga yang

lebih murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak, selain itu adanya garansi

penggantian tanaman jika dalam proses pengiriman terdapat tanaman yang mati,

Page 62: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

50

dan juga pemikiran mendatangkan semua tanaman dari Jawa yang sesuai dengan

rencana untuk mempermudah atau lebih efisien dalam pemenuhan kebutuhan

tanaman. Tanaman-tanaman misalnya jenis lili paris yang digunakan pada Citra

Land sendiri dapat dengan mudah dijumpai di Makassar, namun untuk pengadaan

dalam jumlah yang banyak serta keragaman jenis tanaman membuat pihak pemilik

lebih memilih mendatangkan dari Pulau Jawa. Pihak kontraktor yang berasal dari

luar Kota Makassar juga menjadi salah satu alasan mengapa sebagian besar

kebutuhan pembangunan didatangkan dari Pulau Jawa, sebab pada umumnya

pembangunan lanskap taman adalah bagian dari tahapan pembangunan perumahan

maupun hotel.

Seperti yang telah dijelaskan bahwa konsultan lanskap yang berasal dari

Jawa masih menjadi pilihan utama hal ini menjadi masalah yang serius, kawasan

yang berada di Makassar ini mengandalkan orang-orang luar. Padahal ada baiknya

jika menggunakan konsultan dari Makassar itu sendiri. Namun pemilihan konsultan

dari luar Makassar (jawa) didasari oleh fakta yang mendukung, konsultan lanskap

yang berasal dari jawa memiliki keterampilan dan keahlian serta pengalaman yang

lebih dibandingkan dengan jasa konsultan lanskap di Makassar. Padahal, tingkat

kepercayaan masyarakat adalah dengan memperhatikan hal-hal tersebut, yakni

keahlian dan pengalaman kerja sebagai tolak ukur kualitas dari desainer lanskap.

Salah satu alasan mengapa beberapa pihak jarang menggunakan konsultan lanskap,

bahkan terbilang jarang digunakan di Kota Makassar, dapat dikaitkan dengan tidak

adanya Jurusan atau program studi bidang Arsitektur Lanskap di kota Makassar

atau wilayah sulawesi, hal inilah yang juga menjadi salah satu penyebab mengapa

belum dikenalnya orang-orang konsultan lanskap yang berasal dari Makassar.

Page 63: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

51

Di Universitas Hasanuddin (Unhas) sendiri terdapat bidang ilmu Arsitektur

Lanskap. Bidang ilmu arsitektur lanskap adalah bagian dari Departemen Budidaya

Pertanian., program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian. Jumlah mahasiswa

yang mengambil bidang ilmu atau minat arsitektur lanskap setiap tahunnya

bervariasi dan cenderung meningkat. Saat ini di Departemen Budidaya Pertanian,

minat Arsitektur Lanskap dapat diambil pada Semester 5. Saat ini Arsitektur

Lanskap di Unhas memiliki Studio Lanskap yang membantu dalam proses

pembelajaraan mahasiswa, penggunaan software dan tidak lupa juga kegiatan

magang di suatu kawasan maupun praktek lapang yang ditujukan agar kemampuan

atau wawasan mengenai Arsitektur Lanskap lebih banyak. Lulusan-lulusan dari

Arsitektur Lanskap Unhas telah banyak yang melanjutkan studinya lebih lanjut dan

ada pula yang telah bekerja di bidang-bidang lanskap, misalnya saja Junardi yang

bekerja sebagai Konsultan Lanskap di Citra Land,

Minat Arsitektur Lanskap pada Departemen Budidaya Pertanian, tidaklah

sepopuler dengan Jurusan Arsitektur Lanskap di universitas-universitas di Pulau

Jawa, misalnya di Institut Pertanian Bogor atau Universitas Trisakti. Tak banyak

yang mengetahui tentang adanya bidang ilmu Arsitektur lanskap di Kota Makassar,

hal ini dapat disebabkan karena Arsitektur Lanskap di Fakultas Pertanian, Unhas

hanya menjadi bidang ilmu untuk menampung minat mahasiswa, berbeda halnya

dengan Universitas di Pulau Jawa yang menjadikan Arsitektur Lanskap adalah

sebuah Jurusan ataupun program studi.

Dari segi soft material pun masih banyak yang didatangkan dari Pulau Jawa

khususnya Kota Malang, berdasarkan hasil wawancara terhadap penjual tanaman

(nursery) di Makassar, dikatakan bahwa untuk memasok tanaman-tanaman yang

Page 64: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

52

dijual masih mengandalkan dari tanaman yang didatangkan dari Pulau Jawa, salah

satu alasan mengapa lebih memilih mendatangkannya dari Pulau Jawa berkaitan

dengan kemampuan pihak nursery dari Pulau Jawa (kota Malang, misalnya) untuk

menyuplai tanaman dalam jumlah banyak dan juga dengan harga yang lebih murah.

Pada penyedia tanaman lokal juga masih cukup signifikan dalam mendatangkan

tanaman dari jawa, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau kurang

mampunya sumber daya manusia unutk memperbanyak suatu tanaman yang

significan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Makassar untuk memenuhi

kebutuhan tanaman dalam jumlah yang banyak serta jenis yang beragam belum

cukup memadai. Akan tetapi dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

bahwa jumlah tanaman yang didatangkan dari Pulau Jawa mulai mengalami

penurunan, hal ini dikarenakan beberapa penjual tanaman sudah mampu melakukan

perbanyakan tanaman secara mandiri. Hal ini tentu menjadi salah atu bentuk

kemajuan dalam memnuhi kebutuhan soft material di Kota Makassar khususnya,

Bukan berarti tanaman di nursery didominasi oleh tanaman yang didatangkan dari

jawa, pihak nursery juga mendatangkan tanaman dari sekitar kota Makassar

misalnya saja dari Malino.

Untuk hard material masih ada beberapa produsen di Maros ataupun di

Takalar yang menggunakan sumber daya manusia dari Jawa, bahkan tidak hanya

sebagai pekerja melainkan sebagai pemilik usaha. Pengadaan hard material berupa

pot tanaman dan air mancur di Maros pun didirikan oleh orang luar (jawa) dan

memperkejakan orang lokalnya, sedangkan di Takalar hard material berupa gazebo

pun dibuat oleh orang Jepara, ia mendirikan sendiri usaha pembuatan gazebo,

alasan mengapa orang-orang luar digunakan karena orang-orang jawa memiliki

Page 65: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

53

tingkat ketelitian yang tinggi, ahli dalam membuat gazebo dengan desain-desain

yang rumit dan juga tingkat kerapian yang lebih baik dibandingkan orang lokal.

Pengadaan tanaman oleh orang lokal bukannya kalah oleh orang jawa,

orang-orang lokal di tempat pengadaan tanaman panaikang maupun di tanjung

bunga memiliki kemampuan atau keterampilan untuk melalukan perbanyakan

tanaman. Namun keterampilan yang dimiliki oleh pengusaha tanaman tidak

dibarengi dengan informasi teknologi tentang cara perbanyakan tanaman. Selain itu

tempat pembibitan atau nursery atau pun lahan untuk membibitkan saat ini

tergolong kecil dan tidak mendukung untuk dapat membibitkan tanaman dengan

jumlah yang banyak. Informasi tanaman yang sedang booming ataupun terbaru pun

juga lambat diketahui oleh orang-orang lokal, biasanya info tanaman yang sedang

booming atau terbaru lebih dulu diketahui oleh orang-orang jawa.

Page 66: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

54

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pemanfaatan sumber daya material baik hard material maupun soft material

dan jasa lanskap di lokasi studi yaitu Kawasan Maxone Hotel, Mall Ratu

Indah dan Citra Land masih didominasi oleh pihak-pihak dari Pulau Jawa

(diluar kota Makassar).

2. Penyedia jasa Lanskap di Kota Makassar memiliki potensi pengetahuan dan

kemampuan untuk mendesain tanaman dan memperbanyak tanaman untuk

memenuhi kebutuhan tanaman lanskap, akan tetapi masih kalah bersaing

dengan penyedia jasa dari Jawa karena kurangnya pengalaman dan kurang

dikenal, serta tidak memiliki sertifikat keahlian di bidang lanskap.

3. Permasalahan yang terkait dengan penyediaan sumber daya jasa dan

material lanskap di kota Makassar berupa belum mampunya penyedia

tanaman untuk memproduksi dalam jumlah yang banyak karena

keterbatasan lahan serta biaya produksi yang tinggi sehingga harga jualnya

pun lebih mahal.

5.2 Saran

Hasil analisis tentang pengadaan dan penggunaan sumber daya lanskap di

Kota Makassar dapat menjadi acuan penting dalam menentukan kebijakan

khususnya pemanfaatan potensi kota Makassar dalam memenuhi kebutuhan sumber

daya lanskap. Baik untuk kebutuhan pembangunan fasilitas public maupun oleh

pihak swasta yang telah mendapat izin dari pemerintah.

Page 67: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

55

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, A. 2012. Pengelolaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya Lingkup

Pt Bogor Raya Development, Skripsi. IPB. Bogor.

Arifin, HS. 2006. Pengelolaan Taman dan Pemeliharaan Taman pada Lanskap

Industri.Rajawali Press. Jakarta.

Arifin, H. S. dan Nurhayati, H. S. A. 2005. Pemeliharaan Taman. Edisi Revisi.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Branch, M.C. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Erlangga. Jakarta

Dahria, R. 2015. Evaluasi Pengelolaan Lanskap Kawasan Permukiman Alam

Sutera Serpong Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. IPB. Bogor

Gani, H. 2010. Konsep Perencanaan Lanskap Kota Banjarmasin Berbasis

Bioregion. Skripsi pada Departemen Arsitektur Lanskap, IPB, Bogor.

Green Building Council Indonesia, 2014. Perangkat Penilaian Greenship Greenship

Rating Tools. Indonesia

Handayani, Sri, 2009. Arsitektur Lanskap, Modul Kuliah Arsitektur UPI, Jakarta

Hakim, R. 2000. Thesis Analisis Kebijakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota

DKI Jakarta, Institut Teknologi Bandung. Bandung

Hakim, R. dan H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap:

Prinsip-Unsur dan Aplikasi. Bumi Aksara, Jakarta.

_____ dan _____. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. Bumi

Aksara. Jakarta

_____ dan _____. 2008. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap: Prinsip,

Unsur dan Aplikasi Desain .Bumi Aksara. Jakarta

Hill, W.F. 1995. Landscape Handbook for the Tropics. Garden Art Press, Suffolk.

Joseph, R. 1974. Hotel. Dalam : The Encyclopedia Americana Internasional Ed.

(Vol. 14). Americana Coperation, New York.

Kintom, N., 2013. Inventarisasi Tumbuhan Bawah Di Kawasan Penambangan

Emas Desa Hulawa Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara.

Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Laurie, M. 1986. Arsitektur Pertanaman (2nd ed). California; Berkeley.

Republik Indonesia. 1992. Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan

dan Permukiman. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat

Negara. Jakarta

Ridwan, A. 2014. Studi Analisis Kebutuhan Air Sektor Nondomestik Kategori

Hotel Di Wilayah Kecamatan Ujung Pandang. Unhas. Makassar.

Santoso, B. B. 2010. Bahan Ajar : Pengantar Arsitektur Pertamanan. Universitas

Mataram. Mataram.

Page 68: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

56

Setiawan, A.N. 2008. Perencanaan Lanskap Kawasan Pemukiman Bantaran Sungai

Berbasis Bioregion. Skripsi pada Departemen Arsitektur, Lanskap, IPB,

Bogor.

Simonds, J.O, B.W Starke. 2006. Landscape Architecture. New York (US):

McGraw- Hill Book Company. New York.

Sukawi, 2008. Bahan Ajar : Fungsi dan Peran Vegetasi dalam Lanskap. Universitas

Diponegoro. Semarang

Sulistyantara, B. 2002. Taman Rumah Tinggal. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanti, A. 2000, Pedoman Pengembangan Objek Wisata Agro, Gramedia. Jakarta.

Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah (Edisi Revisi). Bumi

Aksara. Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta

Utama, I, W, P. 2016. Beach Mall Di Gianyar. Skripsi. Universitas Udayana. Bali.

Zaki, K. 2014. Studi Tentang Taman Di Perumahan yang Berada Di Kabupaten Dan

Kota Bandung. Jurnal Penelitian. Bandung.

Zoraida, F.R. 2005. Pemeliharaan Lanskap Hotel Jakarta Hilton Internasional.

Skripsi. IPB. Bogor.

Page 69: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

57

LAMPIRAN

Page 70: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara

ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245 Telepon (0411) 586200, 584200 Faximile. (0411)

585188 Iswal Fajar Sultan / G111 13 332 / [email protected]

58

Identitas

Nama :

Tempat tinggal :

Umur :

Jabatan :

Pendidikan terakhir :

1. Siapa yang mendesain untuk taman di (perumahan, hotel, mall) ini ?

Individua tau Perusahaan ? Asal dari mana ?

2. Mengapa bapak / Ibu memilih menggunakan jasa desain lanskap dari

orang atau perusahaan ?

3. Apakah ada jenis tanaman khusus yang diinginkan pihak hotel / mall /

perumahan ?

4. Mengapa memilih jenis tersebut ? dari mana asal tanamannya ?

5. Bagaimana konsep desain dan pemeliharaannya ?

6. Secara umum dari mana asal tanaman yang digunakan, apakah berasal dari

dalam atau luar kota Makassar?

7. Mengapa tanaman didatangkan dari luar kota Makassar ?

8. Seberapa besar pengaruh keberadaan taman terhadap bisnis Bapak / Ibu ?

9. Nilai apa yang ingin dicapai dengan menghadirkan konsep lanskap seperti

(taman) ?

10. Bagaimana teknik pengelolaan khususnya perawatan tanaman itu sendiri ?

11. Apakah pihak desainer yang berasal dari luar juga membawa pekerjanya

dari luar atau menggunakan pekerja lokal ?

12. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan taman ini ?

13. Untuk pekerjaan taman itu sendiri, apakah juga didatangkan dari luar kota

Makassar ?

14. Untuk kawasan perumahan, apakah taman didepan rumah sudah termasuk

didesain atau pemilik rumah bias menggunakan jasa orang untuk taman

rumahya ?

--- Terima Kasih ---

Page 71: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

59

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Maxone Hotel

Lampiran Gambar 1 Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Maxone Hotel

Page 72: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

60

Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Mall Ratu Indah

Lampiran Gambar 2 Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Mall Ratu Indah

Page 73: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

61

Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Citra Land

Lampiran Gambar 3

Dokumentasi Kegiatan di Kawasan Citra Land

Page 74: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

62

Lampiran 5 Jenis Tanaman di Hotel Maxone.

1. Agave

2. Andong

3. Aralia

4. Asoka

5. Bakung Air Mancur

6. Balibong

7. Bawang Bawangan

8. Bayam Merah

9. Bodhi

10. Dadap Buaya Madura

11. Flamboyan

Merah

12. Hanjuang

13. Iris

14. Kamboja Fosil

15. Kana Hijau

16. Kana Kuning

17. Kana Merah

18. Kayu Putih

Page 75: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

63

19. Ketapang Kencana

20. Koptri

21. Landep

22. Lili Brazil

23. Love Grass

24. Marble

25. Melati Gambir

26. Palem Kenari

27. Palem Kol

28. Palem Kuning

29. Palem Kurma

30. Palem Lontar

31. Palem Moreli

32. Palem Sadeng

33. Palem Washingtonia

34. Pandang Kuning

35. Philodendron

36. Pisang Heliconia

Page 76: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

64

37. Pisang Kalatea

38. Pulai

39. Puring Zet

40. Reulia

41. Sakura Pink

42. Sabrena

43. Sikas

44. Solobium

43. Sikas

45. Tabebuya Kuning

46. Tabebuya Pink

47. Talas Sente

48. Ubi Hias

49. Yukka

Page 77: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

65

Lampiran 6 Jenis Tanaman di Mall Ratu Indah.

1. Agave

2. Asoka

3. Bambu Hias

4. Bunga Kertas

5. Cemara Kipas

6. Daun Philo

7. Dracaena

8. Glodokan Tiang

9. Hanjuang

10. Iris

11. Kacang Hias

12. Jatimas

Page 78: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

66

13. Kaktus

14. Kamboja

15. Kelapa Sawit

16. Ketapang Kencana

17. Ki Hujan

18. Krokot Merah

19. Krokot Hijau

20. Krokot Putih

21. Lidah Mertua

22. Lili Paris

23. Lontar

24. Marble

Page 79: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

67

25. Melati Jepang Hijau

26. Melati Jepang Putih

27. Nanas Hias

28. Nyanyian India

29. Ophiopogan

30. Paku Kelabang

31. Palem Bajul

32. Palem Botol

33. Palem Ekor

Tupai

34. Palem Kenari

35. Palem Kipas

36. Palem Kuning

Page 80: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

68

37. Palem Putri

38. Palem Segitiga

39. Palem Waregu

40. Pandan Bali

41. Pandan Kuning

42. Patah Tulang

43. Pisang Heliconia

44. Pohon Daun Kupu -

KUpu

45. Pohon Jambu

46. Pohon Srikaya

47. Pucuk Merah

48. Puring

Page 81: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

69

49. Rumput Gajah Mini

50. Sambang Darah

51. Spider Lily

52. Tanjung

53. Ubi Hias

54. Vermonia

Page 82: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

70

Lampiran 7 Jenis Tanaman di Citra Land.

2. Agave

1. Adam Hawa 3. Alang - Alang

4. Amarilis 5. Bambu Hias

6. Batavia

7. Bayam Merah

8. Belimbing

9. Bintaro

10. Bunga Pukul 8

11. Bunga Pukul 9

12. Bunga Terkini

13. Bunga Terompet

14. Dadap Merah

15. Daun Miana

16. Difenbachia

17. Drexena Margianata

18. Drexena Reflaxa

Page 83: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

71

19. Glodokan Tiang

20. Hanjuang

21. Iris

22. Jarak

23. Jepetan Kuku

24. Kacang Hias

25. Kamboja

26. Kana

27. Kastuba

28. Kelapa

29. Kembang Kertas

30. Ki Hujan

31. Krokot Hijau

32. Krokot Merah

33. Lili Laba - Laba

34. Lili Paris

35. Lontar

36. Melati Jepang

Page 84: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

72

37. Nanas Hias

38. Olender

39. Ophiopon Jaburan

40. Pakis Aji

41. Paku Kelabang

42. Palem Kuning

43. Palem Merah

44. Palem Putri

45. Palem Sabar

46. Pandan

47. Pandan Bali

48. Pandan Kuning

49. Peperoni Scandes

50. Philo Jari

51. Pisang Heliconia

52. Pisang Kipas

53. Pohon Jambu

54. Pohon Mangga

Page 85: ANALISIS PENGADAAN DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA …

73

55. Pohon Pisang

56. Pohon Pisang Kalatea

57. Pucuk Merah

58. Puring

59. Puring Garuda

61. Puring Spagheti

60. Puring Kerupuk

62. Reulia Ungu

63. Sambang Darah

64. Sri Rejeki

65. Tabebuya

66. Taiwan Beauty

67. Talas

68. Tri Color

69. Ubi Hias