ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA SIMPANAN...

111
i ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA SIMPANAN DIRHAM BAROKAH DI KSPPS BMT ANDA SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) DISUSUN OLEH: CINDY AJENG NOVITASARI 64010-15-0019 PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA SIMPANAN...

  • i

    ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH

    PADA SIMPANAN DIRHAM BAROKAH DI KSPPS

    BMT ANDA SALATIGA

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

    DISUSUN OLEH:

    CINDY AJENG NOVITASARI

    64010-15-0019

    PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO dan PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Agama tanpa ilmu adalah buta, ilmu tanpa agama adalah lumpuh.

    PERSEMBAHAN

    Untuk kedua orang tuaku,

    Kakakku, semua saudaraku,

    Para Dosenku,

    Sahabat-sahabat seperjuanganku,

    dan Teman Spesialku yang selalu setia menunggu dan membantuku.

  • vi

    ABSTRAK

    Novitasari, Cindy Ajeng. 2018. Analisis Penerapan Akad Mudharabah

    Pada Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga. Tugas Akhir,

    Jurusan DIII Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Qi Mangku Bahjatulloh, Lc.,

    M.SI.

    Penelitian ini di latar belakangi oleh perkembangan industri keuangan

    syariah di Indonesia yang mengalami kemajuan pesat, Implikasi positif dari

    perkembangan tersebut adalah banyak berdirinya lembaga-lembaga keuangan

    syariah yang berupa lembaga keuangan bank dan non bank. BMT merupakan

    salah satu lembaga keuangan syariah yang ada di Indonesia yang beroperasi

    berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan dua fungsi utama yaitu baitul maal dan

    baitul tamwil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

    penerapan akad Mudharabah pada Simpanan Dirham Barokah, apakah sudah

    sesuai dengan akad yang digunakan atau belum. Objek penelitian ini dilakukan di

    KSPPS BMT ANDA Salatiga yang berlokasi di Jl. Merak No. 90 Mangunsari,

    Sidomukti, Salatiga.

    Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

    Menggunakan data sekunder berupa hasil wawancara dengan manajer, laporan

    keuangan dan perkembangan anggota Simpanan Dirham Barokah dari Tahun

    2015 sampai dengan Tahun 2017.

    Hasil dari penelitian adalah Simpanan Dirham Barokah merupakan

    simpanan untuk mempersiapkan anggota dalam merencanakan masa depan

    ataupun usahannya. Simpanan Dirham Barokah ini berlaku selama jangka waktu

    24 Bulan atau 2 Tahun dengan setoran Rp. 200.000 setiap bulannya. Produk ini

    merupakan modifikasi antara simpanan dengan deposito mudharabah. Dirham

    Barokah sudah sesuai dengan teori akad mudharabah, dimana adanya perjanjian

    akad antara pihak anggota dengan pihak BMT dengan menentukan besarnya

    nisbah bagi hasil, jangka waktu simpanan serta ketentuan dalam simpanan Dirham

    Barokah dengan tujuan kerja sama. Perhitungan bagi hasil menggunakan teknik

    revenue sharing.

    Kata Kunci: Mudharabah, Simpanan Dirham, KSPPS BMT ANDA.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis memanjatkan puji syukur

    kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

    menyelesaikan semua kegiatan penelitian yang digunakan untuk menulis Tugas

    Akhir ini.

    Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi

    salah satu syarat dalam menempuh jenjang Ahli Madya Jurusan Perbankan

    Syariah. Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

    yang penulis miliki masih menjadi kendala sehingga masih jauh dari sempurna.

    Dengan ini penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk

    menjadikan penulis memperbaiki segala kekurangan.

    Setiap mahasiswa semester 6 di IAIN Salatiga diwajibkan untuk

    melakukan kegiatan magang dan melakukan penelitian untuk membuat Tugas

    Akhir selama beberapa bulan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah, lebih

    tepatnya di BMT yang telah ditentukan tempatnya oleh mahasiswa itu sendiri,

    karena magang ini merupakan program kurikulum sebagai syarat untuk membuat

    Tugas Akhir di IAIN Salatiga.

    Pada kesempatan ini penulis memilih lokasi untuk magang sekaligus untuk

    melakukan penelitian di KSPPS BMT ANDA Salatiga yang berkedudukan di Jl.

    Merak No. 90 Mangunsari, Sidomukti, Salatiga. Dengan lama pelaksanaan 2

    bulan terhitung mulai tanggal 05 Maret 2018 sampai dengan 23 April 2018.

  • viii

    Adapun judul Tugas Akhir yang penulis ajukan adalah “Analisis

    Penerapan Akad Mudharabah pada Simpanan Dirham Barokah di KSPPS

    BMT ANDA Salatiga”. Dimana isi pembahasannya merupakan hasil pengamatan

    dan analisa penulis mengenai prosedur akad Mudharabah pada Simpanan Dirham

    Barokah, dengan menggunakan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara,

    observasi, dan dokumentasi selama melakukan magang dan penelitian.

    Selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari

    berbagai pihak, khususnya kedua Orang Tua yang memberikan semangat

    dukungan dan doa dengan penuh kesabaran dan pengorbanan memberikan

    dukungan moral maupun materi kepada penulis selama ini.

    Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Ari Setiawan, S.Pd,.M.M. selaku Ketua Program Studi D3 Perbankan

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

    3. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI. selaku dosen pembimbing yang

    selaku memberikan bimbingan, masukan, arahan dalam menyusun tugas akhir

    ini.

    4. Kepada Ibu dan Ayah yang selalu memberikan dukungan moral dan materi

    serta kasih sayang yang melimpah sehingga penulisan tugas akhir ini dapat

    terselesaikan.

    5. Teman terbaikku yang telah banyak membantu dan menemaniku selama

    pembuatan Tugas Akhir ini.

    6. Bapak Ibu dosen dan karyawan IAIN Salatiga.

  • ix

    7. Segenap karyawan KSPPS BMT ANDA Salatiga yang telah memberikan

    kesempatan pada penulis untuk mengenal dunia koperasi yang sesungguhnya,

    serta mengenalkan penulis pada lembaga-lembaga keuangan terkait dengan

    koperasi dalam kerjasama mereka

    8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 jurusan D3 Perbankan Syariah

    yang berjuang bersama penulis dalam penulisan tugas akhir.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih

    banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan

    yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    bersifat membangun sebagai bahan masukan bagi penulis yang mungkin berguna

    dimasa yang akan mendatang.

    Semoga atas segala bantuan dan bimbingan serta semangat yang diberikan

    mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah SWT.Dan semoga Tugas Akhir

    ini dapat memberikan sumbangan ilmu bagi lingkungan akademisi.

    Akhir kata, penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

    bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

    Salatiga, 31 Juli 2018

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

    PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv

    MOTTO dan PERSEMBAHAN ............................................................................. v

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................................................. vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

    BAB I ...................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang. ............................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah. ....................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian. ........................................................................................ 5

    D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6

    E. Metode Penelitian......................................................................................... 7

  • xi

    F. Sistematika Penulisan. ................................................................................. 8

    BAB II ................................................................................................................... 10

    LANDASAN TEORI ............................................................................................ 10

    A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 10

    B. Kerangka Teori........................................................................................... 17

    1. BMT ....................................................................................................... 17

    2. Prosedur .................................................................................................. 21

    3. Prinsip Akad. .......................................................................................... 21

    4. Prinsip Mudharabah ............................................................................... 26

    5. Konsep bagi hasil ................................................................................... 37

    BAB III ................................................................................................................. 42

    GAMBARAN OBJEK PENELITIAN .................................................................. 42

    A. Sejarah singkat KSPPS BMT ANDA Salatiga .......................................... 42

    B. Informasi umum koperasi .......................................................................... 45

    C. Visi dan Misi KSPPS BMT ANDA Salatiga ............................................. 46

    D. Struktur Organisasi Pengelola KSPPS BMT ANDA Salatiga ................... 47

    E. Deskripsi tugas masing-masing bagian. ..................................................... 47

    F. Wilayah kantor ........................................................................................... 50

    G. Produk-Produk ........................................................................................... 51

  • xii

    BAB IV ................................................................................................................. 61

    ANALISIS DATA ................................................................................................ 61

    A. Sejarah dan Prosedur Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA

    Salatiga. ...................................................................................................... 61

    B. Keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah dengan Akad

    Mudharabah .............................................................................................. 68

    C. Perhitungan Sistem bagi hasil sesuai akad Mudharabah pada produk

    simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga .................... 71

    BAB V ................................................................................................................... 77

    PENUTUP ............................................................................................................. 77

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 77

    B. Saran ........................................................................................................... 78

    Daftar Pustaka ....................................................................................................... 80

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 82

    Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... 83

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Fungsi BMT ..................................................................................... 20

    Gambar 2.2. Skema akad mudharabah ................................................................. 32

    Gambar 2.3. Skema Deposito mudharabah .......................................................... 36

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga....................................... 47

    Gambar 4.1. Skema Dirham Barokah ................................................................... 68

    Gambar 4.2. Dana Anggota BMT ANDA Salatiga............................................... 72

    Gambar 4.3. Simpanan Harian BMT ANDA Salatiga .......................................... 73

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Penelitian terdahulu.............................................................................. 14

    Tabel 3.1. Wilayah Kantor Cabang BMT ANDA................................................. 50

    Tabel 3.2. Nisbah Bagi Hasil Simpanan Berjangka .............................................. 55

    Tabel 4.1. Perkembangan Anggota Dirham Barokah ........................................... 67

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing.................................................................. 85

    Lampiran 2. Satuan Kredit kegiatan...................................................................... 88

    Lampiran 3. Surat Pernyataan Keanggotaan Dirham Barokah ............................. 89

    Lampiran 4. Surat Keterangan Magang ................................................................ 90

    Lampiran 5. Buku Setoran Dirham Barokah......................................................... 91

    Lampiran 6. Lembar Konsultasi ............................................................................ 92

    Lampiran 7. Permohonan Pembukaan Simpanan ................................................. 93

    Lampiran 8. Permohonan Menjadi Anggota ......................................................... 94

    Lampiran 9. Tanda Bukti Pengambilan Simpanan ............................................... 95

    Lampiran 10. Tanda Bukti Setoran Simpanan ...................................................... 95

    Lampiran 11. Surat Bukti Wawancara .................................................................. 96

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.

    Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia mengalami

    kemajuan pesat. Perkembangan industri keuangan syariah diawali dengan

    terbitnya Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-

    Undang No 7 tahun 1992, dan terbitnya Undang-Undang No 23 tahun 1999

    tentang Bank Indonesia. Perkembangan selanjutnya yaitu keluarnya fatwa

    tentang haramnya bunga bank yang dikeluarkan oleh MUI pada tahun 2003,

    keluarnya fatwa ini memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri

    perbankan syariah. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang

    mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima

    tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam

    mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. Hal ini dapat

    dilihat dari data statistik perbankan syariah Bank Indonesia (Januari 2010),

    jumlah unit kantor cabang syariah di Jawa Tengah mengalami peningkatan

    yang cukup pesat, yaitu mencapai 815 kantor cabang bank umum syariah dan

    268 kantor cabang bank konvensional yang membuka unit usaha syariah.

    Implikasi positif dari kebijakan pemerintah diatas adalah banyak

    berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah. Dalam perkembangannya

    sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga

    keuangan syariah yang berupa bank dan non bank. Lembaga keuangan

  • 2

    syariah yang berupa bank terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit

    Usaha Syariah (UUS) sedangkan lembaga keuangan syariah non bank antara

    lain berupa Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwill (BMT), Unit

    Simpan Pinjam Syariah (USPS). Fungsi dasar dari lembaga keuangan syariah

    yaitu sebagai lembaga perantara atau intermediasi yang menghubungkan

    antara pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan

    dana. (Kholim, 2004: 122-126)

    BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang ada di

    Indonesia yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan dua

    fungsi utama yaitu baitul maal dan baitul tamwil (Soemitra, 2009: 47). BMT

    menjadi salah satu lembaga keungan syariah yang melindungi masyarakat

    menengah kebawah dari sistem bunga yang diterapkan oleh lembaga

    konvensional serta dari rentenir yang mematok bunga tinggi pada

    nasabahnya. BMT berbeda dengan lembaga keuangan lain yang memberikan

    pembiayaan konsumtif sehingga perekonomian masyarakat cenderung

    konsumtif. BMT cenderung memberikan pembiayaan berupa modal kerja

    kepada masyarakat yang mempunyai usaha mikro agar masyarakat di dorong

    untuk lebih kreatif dan produktif. Sehingga dapat mengangkat perekonomian

    masayarakat menengah kebawah.

    Perkembangan BMT di Jawa Tengah sungguh sangat signifikan.

    Menurut PINBUK Jawa Tengah jumlah BMT tahun 2003 adalah 262 unit dan

    data tahun 2011 sebanyak 513 unit atau mengalami kenaikan sebesar 95,8 %.

    Kenaikan jumlah BMT tersebut ternyata tidak diimbangi dengan eksistensi

  • 3

    operasional BMT. Menurut penelitian dari Kholim bahwa ketidak eksistensi

    BMT dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu Prinsip – prinsip syariah belum

    sepenuhnya dipahami sumber daya manusianya dalam hal ini adalah

    personalia / pegawai dalam BMT, Sampai sekarang masih kesulitan mencari

    figur yang tepat untuk menduduki Dewan Pengawas Syariah, Sistem

    perbakan syariah dan proses pengelolaan yang dianut BMT belum banyak

    dipelajari oleh masyarakat, BMT dan lembaga keuangan syariah belum

    banyak dikenal masyarakat Islam sendiri, Dibutuhkan proses panjang

    mengenalkan kepada masyarakat mengenai system bagi hasil, Implementasi

    prinsip-prinsip syariah dalam operasional BMT hingga sekarang masih

    dihadapkan pada kendala teknis seperti konsep pengerahan, dan penyaluran

    dana yang perlu disempurnakan, Masih banyak pengelola BMT yang

    berorientasi pada profit oriented, Kedudukan BMT di mata tata hokum

    perbankan masih sangat lemah. (Kholim, 2004: 122-126)

    Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahannya pada

    sektor keuangan keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha

    perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah)

    serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan

    menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk

    mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan

    lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT

    bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan.

  • 4

    Fungsi Baitul Maal wat tamwil yang sebenarnya dalam konsepsi Islam

    merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah (Yunus, 2009:7) yang

    memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global, di

    mana denyut nadi perekonomian umat terpusat pada fungsi kelembagaan ini

    yang mengarah pada hidupnya fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi

    lainnya.Dalam hal perkembangan selanjutnya di Indonesia, didorong oleh

    rasa keprihatinan yang mendalam terhadap banyaknya masyarakat miskin

    (rata-rata beragama Islam) yang terjerat oleh rentenir dan juga dalam rangka

    usaha memberikan alternatif bagi mereka yang ingin mengembangkan

    usahanya, namun tidak dapat berhubungan secara langsung dengan perbankan

    Islam (baik BMI maupun BPRS) dikarenakan usaha nya tergolong kecil dan

    mikro.

    Pada akad mudharabah yaitu dimana BMT sebagai pemilik dana

    (shahibul maal) melakukan kerjasama dengan pihak nasabah (mudharib)

    yang memiliki keahlian untuk mengelola usaha yang produktif dan halal dan

    pembagian hasil keuntungan dari usaha dilakukan sesuai nisbah yang

    disepakati bersama, biasanya bentuk wanprestasi yang dilakukan nasabah

    dalam pembiayaan mudharabah dapat berupa penerima pembiayaan

    menggunakan pembiayaan di luar tujuan semula sebagaimana disebutkan

    dalam akad pembiayaan, penerima pembiayaan lalai memenuhi atau tidak

    memenuhi syarat-syarat dan ketentuan lain dalam akad pembiayaan (dan atau

    suatu penambahan, perubahan, pembaharuan, atau penggantinya) dan atau

  • 5

    terjadi pelanggaran terhadap atau kealpaan menurut syarat-syarat yang tertera

    dalam perjanjian agunan yang dibuat berkenaan dengan akad pembiayaan.

    Berdasarkan uraian diatas kemudian penulis tertarik untuk lebih lanjut

    melakukan penelitian di KSPPS BMT ANDA Salatiga untuk menjadi sebuah

    karya ilmiah yang berjudul “Analisis Penerapan Akad Mudharabah pada

    Simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga”.

    B. Rumusan Masalah.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok

    permasalahan dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana sejarah dan prosedur produk simpanan Dirham Barokah di

    KSPPS BMT ANDA Salatiga?

    2. Bagaimana keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah dengan

    Akad Mudharabah?

    3. Bagaimana perhitungan sistem bagi hasil sesuai akad Mudharabah pada

    produk simpanan Dirham Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga?

    C. Tujuan Penelitian.

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui sejarah dan prosedur produk simpanan Dirham

    Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

    2. Untuk mengetahui keterkaitan antara produk Simpanan Dirham Barokah

    dengan Akad Mudharabah

    3. Untuk mengetahui perhitungan bagi hasil produk simpanan Dirham

    Barokah di KSPPS BMT ANDA Salatiga.

  • 6

    D. Kegunaan Penelitian.

    Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah:

    1. Bagi penulis.

    a) Sebagai syarat kelulusan program studi D3 Perbankan Syariah untuk

    mendapat gelar Amd.

    b) Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang

    Simpanan Dirham Barokah yang menggunakan akad Mudharabah di

    BMT.

    c) Mempraktikkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan.

    2. Bagi BMT

    a) Sebagai bahan informasi bagi BMT dalam mengambil keputusan dan

    kebijakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Simpanan

    Dirham Barokah.

    b) Untuk menjaga citra baik sebuah BMT.

    c) Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan antar sesama BMT.

    3. Bagi IAIN Salatiga

    Sebagai referensi ilmiah bagi penulisan lebih lanjut padamasalah

    yang berkaitan dengan Produk Simpanan dengan akad Mudharabah di

    BMT, serta memperkaya literatur kepustakaan.

  • 7

    E. Metode Penelitian.

    1. Jenis Penelitian.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian dengan

    pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu proses penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

    orang-orang dan perilaku yang diamati.

    2. Jenis Data.

    a) Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan

    secara langsung dari objek yang diteliti. Data primer diperoleh

    melalui wawancara dengan pegawai BMT, dokumentasi di BMT,

    dan hasil observasi pegawai BMT.

    b) Sekunder.

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara

    mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku atau dokumen

    publikasi tertentu, jurnal, majalah maupun akses data lewat internet

    maupun informasi-informasi lain yang dapat digunakan sebagai

    acuan untuk mendukung penelitian mengenai kualitas pelayanan

    pada BMT. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah dokumen yang berkaitan dengan simpanan di BMT, buku dan

    jurnal yang berkaitan dengan simpanan Mudharabah.

  • 8

    3. Teknik pengambilan data.

    a) Wawancara.

    Wawancara sendiri adalah cara pengumpulan data atau

    informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab

    lisan pula. Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data

    informasi. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

    yang diajukan kepada pegawai dan pimpinan di BMT untuk

    menjawab pertanyaan secara lisan.

    b) Dokumentasi.

    Mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku,

    surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya. Metode ini penulis

    gunakan untuk menambah data yang konkrit tentang apa yang

    diperoleh dari catatan dokumentasi BMT.

    c) Observasi.

    Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung

    terhadap obyek yang diteliti sekaligus mencatat secara sistematis,

    dengan demikian dapat mengetahui tentang data pada obyek

    penelitian. Penelitian yang diobservasi adalah tentang simpanan

    Mudharabah pada Dirham Barokah BMT.

    F. Sistematika Penulisan.

    Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang

    akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar hasil penelitian

  • 9

    memperoleh gambaran yang berurutan saling berkaitan dalam laporan. Sistem

    penulisan laporan adalah sebagai berikut :

    BAB I: PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, tujuan penelitian,

    kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II: LANDASAN TEORI

    Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan materi

    yang akan dibahas dalam laporan Tugas Akhir ini, dengan sumber dan

    referensi dari berbagai literatur.

    BAB III: GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

    Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat perkembangan BMT

    ANDA Salatiga, visi dan misi, tujuan pendirian BMT ANDA, struktur

    organisasi dan jenis produk.

    BAB IV: ANALISIS DATA

    Bab ini merupakan bagian inti dari penelitian, di dalamnya memberikan

    suatu analisis data dari data-data yang telah diteliti.

    BABV: PENUTUP

    Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan

    saran yang diberikan oleh penulis.

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Terkait dengan Tugas Akhir yang akan diteliti oleh penulis, ada

    beberapa penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan bahan pertimbangan

    maupun pembeda bagi penelitian ini, yaitu:

    Suripto, (2012) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Perlakuan

    Akuntansi Simpanan Berjangka Mudharabah Berdasarkan PSAK No. 105

    pada KJKS/BMT Di Kabupaten Pemalang” menyimpulkan bahwa perlakuan

    saat pembukaan simpanan berjangka mudharabah telah sesuai dengan esensi

    akad mudharabah seperti yang tercantum dalam PSAK No 15 tentang

    Akuntansi Mudharabah. Pencatatan akuntansi pada saat pembukaan simpanan

    berjangka mudharabah, pengakuan bagi hasil simpanan mudharabah serta

    pada saat penutupan simpanan mudharabah telah sesuai dengan PSAK No

    105. Perhitungan bagi hasil terhadap simpanan berjangka mudharabah yang

    ditarik sebelum jatuh tempo dengan cara konversi. Peneliti menemukan

    kekurangan dalam penelitian ini yaitu tidak adanya pencatatan terhadap

    simpanan berjangka mudharabah yang telah jatuh tempo dan belum diambil.

    Lasimun, (2013) dalam jurnal yang berjudul “Implementasi

    Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah dan Pembiayaan Mudharabah

    Mutlaqoh Pada BMT Ta’awun Cipulir“ menyimpulkan bahwa aplikasi

    pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Ta’awun adalah dengan menerapkan

  • 11

    pembiayaan Modal Kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa dan

    Investasi khusus yang mana pembiayaan dengan sumber dana khusus, di luar

    dana nasabah penyimpan biasa, yang digunakan untuk proyek-proyek yang

    telah ditetapkan oleh nasabah investor (shahibul maal). Melakukan sosialisasi

    produk-produk BMT kepada masyarakat khususnya pembiayaan mudharabah

    hal ini dikarenakan tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang

    mudharabah masih sangat rendah dan juga masih banyak yang belum

    mengerti dan salah faham tentang lembaga keuangan syariah dan

    menggangapnya sama saja dengan lembaga keuangan konvensional.

    Farizi, (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Inflasi, Suku

    Bunga, Likuiditas, Dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah”

    menyimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

    deposito mudharabah, tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap

    pertumbuhan deposito mudharabah, likuiditas diproksikan dengan Finance to

    Deposit Ratio (FDR). Rasio ini menunjukan seberapa besar kemampuan bank

    dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

    mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin

    tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank

    tersebut jika ada deposan menarik dananya sehingga kemungkinan suatu bank

    dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Hal ini akan turut

    mempengaruhi deposan dalam memilih dimana akan menghimpun dananya.

    Hasil penelitian menunjukkan Finance to Deposit Ratio tidak berpengaruh

    signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Hal ini berarti

  • 12

    sebagian besar dana pihak ketiga digunakan untuk pembiayaan, sehingga

    dapat dikatakan bahwa likuiditas bank syariah rendah. Namun ternyata

    pertumbuhan dana deposito mudharabah terlihat naik. Likuiditas Bank

    Rakyat Indonesia Syariah yang relatif rendah, tidak mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah karena dana titipan

    nasabah tersebut terlihat semakin mengalami kenaikan, dan tingkat bagi hasil

    tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah.

    Rachman, (2013) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh bagi hasil,

    bunga, ukuran bank dan jumlah cabang terhadap simpanan mudharabah”

    menyimpulkan bahwa tingkat bagi hasil, tingkat suku bunga, ukuran bank

    syariah dan jumlah kantor cabang berpengaruh secara simultan terhadap

    simpanan mudharabah di bank umum syariah. Tingkat bagi hasil secara

    parsial berpengaruh positif signifikan terhadap simpanan mudharabah di

    bank umum syariah, Tingkat suku bunga secara parsial berpengaruh negatif

    signifikan terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah, Ukuran

    bank syariah secara parsial tidak berpengaruh terhadap simpanan

    mudharabah di bank umum syariah, Jumlah kantor cabang secara parsial

    berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah.

    Aghnia, (2015) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor

    Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2006-

    2013” menyimpulkan bahwa Berdasarkan analisis regresi berganda dapat

    disimpulkan bahwa variabel bagi hasil tabungan mudharabah, bagi hasil

    deposito mudharabah, suku bunga tabungan bank konvensional, suku bunga

  • 13

    deposito 1 bulan bank konvensional dan inflasi secara parsial maupun

    bersama-sama berpengaruh terhadap simpanan mudharabah pada Bank

    Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 2006-2013. Dari hasil penelitian

    ditemukan bahwa bagi hasil tabungan mudharabah bagi hasil deposito

    mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap 150 simpanan

    mudharabah, variabel suku bunga tabungan dan suku bunga deposito bank

    konvensional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap simpanan

    mudharabah, variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    simpanan mudharabah Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 2006-2013.

    Mawaddah (2011) dalam jurnal yang berjudul “Rancang Bangun Sistem

    Informasi Simpan Pinjam Mudharabah pada Koperasi Baitul Maal Wat

    Tamwil Ar-Rum” menyimpulkan bahwa dengan sistem informasi simpan

    pinjam mudharabah yang dikembangkan dapat mengelola data simpanan,

    data pinjaman dan data angsuran, data rekening tabungan sehingga membantu

    dalam peningkatan kinerja dalam memberikan pelayanan simpan pinjam yang

    baik kepada masyarakat atau anggota. Laporan-laporan yang diperlukan

    pihak KBMT, sudah dapat dicetak berdasarkan periode tertentu agar

    memudahkan dan mempercepat dalam mengambil keputusan. Beban tenaga

    yang ada menjadi lebih ringan karena pengarsipan dan pengolahan data yang

    masuk lebih cepat dan akurat.

    Natalia (2014) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh tingkat bagi hasil

    deposito bank syariah dan suku bunga deposito bank umum terhadap jumlah

    simpanan deposito mudharabah (studi pada PT. Bank Syariah Mandiri

  • 14

    periode 2009-2012)” menyimpulkan bahwa Variabel tingkat bagi hasil

    deposito bank syariah dan suku bunga deposito bank umum berpengaruh

    secara simultan terhadap simpanan deposito mudharabah di Bank Syariah

    Mandiri. Variabel tingkat bagi hasil deposito bank syariah secara statistik

    berpengaruh negatif signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.

    Variabel suku bunga deposito bank umum secara statistik tidak berpengaruh

    signifikan terhadap simpanan deposito mudharabah.

    Tabel 2.1. Penelitian terdahulu

    No Variabel Peneliti Hasil

    1 Variabel:

    Simpanan

    Berjangka

    mudharabah,

    PSAK No.15

    Suripto (2012) Analisis

    Perlakuan Akuntansi Simpanan

    Berjangka Mudharabah

    Berdasarkan PSAK No. 105

    pada KJKS/BMT Di Kabupaten

    Pemalang

    Perlakuan saat pembukaan

    simpanan berjangka

    mudharabah, pengakuan

    bagi hasil telah sesuai

    dengan PSAK N0.15

    2 Variabel:

    mudharabah

    muqayyadah,

    mudharabah

    muthlaqoh

    Lasimun (2013) Implementasi

    Pembiayaan Mudharabah

    Muqayyadah dan Pembiayaan

    Mudharabah Mutlaqoh Pada

    BMT Ta’awun Cipulir

    Aplikasi yang digunakan

    adalah penyaluran modal

    kerja, serta melakukan

    sosialisasi pembiayaan

    mudharabah kepada

    masyarakat karena

    minimnya pengetahuan

    masyarakat.

    3 Variabel

    independen:

    inflasi, suku

    Farizi (2016) Pengaruh Inflasi,

    Suku Bunga, Likuiditas, Dan

    Bagi Hasil Terhadap Deposito

    Inflasi tidak berpengaruh

    terhadap pertumbuhan

    deposito mudharabah,

  • 15

    bunga, likuiditas,

    bagi hasil

    Variabel

    dependen:

    deposito

    mudharabah

    Mudharabah tingkat suku bunga

    berpengaruh positif

    terhadap pertumbuhan

    deposito mudharabah,

    Finance to Deposit Ratio

    tidak berpengaruh

    signifikan terhadap

    pertumbuhan deposito

    mudharabah

    4 Variabel

    independen: bagi

    hasil, bunga,

    ukuran bank,

    jumlah cabang

    Variabel

    dependen:

    simpanan

    mudharabah

    Rachman (2013) Pengaruh bagi

    hasil, bunga, ukuran bank dan

    jumlah cabang terhadap

    simpanan mudharabah

    Tingkat bagi hasil, tingkat

    suku bunga, ukuran bank

    syariah dan jumlah kantor

    cabang berpengaruh

    secara simultan terhadap

    simpanan mudharabah di

    bank umum syariah

    5 Variabel:

    Simpanan

    Mudharabah

    Aghnia (2015) Analisis Faktor-

    Faktor Yang Mempengaruhi

    Simpanan Mudharabah Bank

    Syariah Mandiri 2006-2013

    Variabel bagi hasil

    tabungan mudharabah,

    bagi hasil deposito

    mudharabah, suku bunga

    tabungan bank

    konvensional, suku bunga

  • 16

    deposito 1 bulan bank

    konvensional dan inflasi

    secara parsial maupun

    bersama-sama

    berpengaruh terhadap

    simpanan mudharabah

    6 Variabel: Simpan

    Pinjam

    mudharabah

    Mawaddah (2011) Rancang

    Bangun Sistem Informasi

    Simpan Pinjam Mudharabah

    pada Koperasi Baitul Maal Wat

    Tamwil Ar-Rum

    sistem informasi simpan

    pinjam mudharabah yang

    dikembangkan dapat

    mengelola data simpanan,

    data pinjaman dan data

    angsuran, data rekening

    tabungan sehingga

    membantu dalam

    peningkatan kinerja dalam

    memberikan pelayanan

    simpan pinjam yang baik

    kepada anggota.

    7 Variabel

    independen: bagi

    hasil deposito,

    suku bunga

    deposito

    Variabel

    dependen:

    simpanan

    Natalia (2014) Pengaruh tingkat

    bagi hasil deposito bank syariah

    dan suku bunga deposito bank

    umum terhadap jumlah

    simpanan deposito mudharabah

    (studi pada PT. Bank Syariah

    Mandiri periode 2009-2012)

    Variabel tingkat bagi hasil

    deposito bank syariah

    secara statistik

    berpengaruh negatif

    signifikan terhadap

    simpanan deposito

    mudharabah. Variabel

    suku bunga deposito bank

    umum secara statistik

  • 17

    deposito

    mudharabah

    tidak berpengaruh

    signifikan terhadap

    simpanan deposito

    mudharabah.

    Sumber: Suripto (2012), Drs.Lasimun (2013), Fauzan Al Farizi

    (2016), Rizki Aulia Rachman (2013), Miftakhul Aghnia (2015), Anggi

    Mawaddah (2011), Evi Natalia (2014).

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu waktu

    yang digunakan untuk melakukan penelitian, objek penelitian, masalah yang

    akan dilakukan penelitian, pada penelitian ini lebih menekankan pada aspek

    bagi hasil dari Simpanan Dirham Barokah, serta jenis penelitian yang

    menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

    B. Kerangka Teori

    1. BMT

    BMT berasaskan pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip

    syari’ah islam, keimanan, keterpaduan, kekeluargaan, kebersamaan,

    kemandirian, dan profesionalisme. Dengan demikian keberdaan BMT

    menjadi organisasi yang sah dan legal. Sebagai lembaga keuangan syariah,

    BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. Keimanan

    menjadi landasan atas keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang.

    Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di

    dunia dan di akhirat. Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk

    mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama. Kemandirian berarti

    BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung pada uluran tangan

  • 18

    pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi

    anggota dan masyarakat, untuk itulah pengelolaannya harus professional.

    Ciri-ciri utama BMT, yaitu: Berorientasi bisnis, mencari laba

    bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk

    anggota dan lingkungannya. Bukan lembaga sosial tetapi dapat

    memanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan

    sedekah bagi kesejahteraan orang banyak. Ditumbuhkan dari bawah

    berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya. Milik bersama

    masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik

    orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu. (Ridwan, 2004: 129-

    132)

    Lembaga ini merupakan lembaga keuangan mikro yang berdasarkan

    prinsip syariah dan berlandaskan ajaran Islam. Secara etimologis Baitul

    Maal wat Tamwil terdiri dari dua arti yakni Baitul Maal yang berarti

    “rumah uang” dan Baitul Tamwil dengan pengertian “rumah pembiayaan”.

    Rumah uang dalam artian ini adalah pengumpulan dana yang berasal dari

    infaq, zakat, ataupun shodaqah, dan pembiayaan yang dilakukan adalah

    berdasarkan prinsip bagi hasil, yang berbeda dengan sistem perbankan

    konvensional yang mendasarkan pada sistem bunga.

    Secara operasional BMT dijalankan dengan organisasi seperti

    koperasi. Keanggotaan awal minimal 20 orang anggota. Baitul Maal

    memiliki prinsip sebagai penghimpun dan penyalur dana zakat, infaq dan

    shadaqah, dalam arti bahwa Baitul Maal hanya bersifat “menunggu”

  • 19

    kesadaran umat untuk menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqahnya

    saja tanpa ada sesuatu kekuatan untuk melakukan pengambilan ataupun

    pemungutan secara langsung kepada mereka yang sudah memenuhi

    kewajiban tersebut. Selain sumber dana tersebut BMT juga menerima dana

    berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf serta sumber -sumber dana yang

    bersifat sosial.

    a) Fungsi, Tujuan, Visi, Misi, dan Pengelolaan Usaha BMT.

    Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi (Huda, 2016: 37-

    39) , yaitu baitul mal dan baitut tamwil. Berikut ini penjelasannya:

    1) Baitul Maal (bait = rumah, al-maal = harta) menerima titipan dana

    ZIS (Zakat, Infaq, dan Sedekah) serta mengoptimalkan

    ditribusinya dengan memberikan santunan kepada yang berhak

    (ashnaf) sesuai dengan peraturan dan amanat yang diterima.

    2) Baitut Tamwil ( bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta)

    melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan

    investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro

    dan kecil, terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan

    menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.

    \

  • 20

    Gambar 2.1. Fungsi BMT

    BMT bertujuan mewujudkan kehidupan keluarga dan

    masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. Selain

    fungsi dan tujuan diatas, BMT juga memiliki visi dan misi. Visi BMT

    adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat,

    damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha

    BMT serta POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah) yang maju

    berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati-

    hatian. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMA dan BMT

    yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan

    berkehati-hatian sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar

    BMT yang selamat, damai, dan sejahtera. (Huda: 2016: 37-39)

    BMT

    Baitul Maal Baitut Tamwil

    Fungsi Sosial

    Zakat, Infaq, Sedekah,

    dan Wakaf Tunai

    Fungsi Bisnis

    Bagi Hasil, Jual Beli, Jasa,

    dan Sektor Riil

  • 21

    Untuk mencapai tujuan, visi dan misi BMT, ada beberapa upaya

    yang harus dilakukan, yaitu:

    1) Mengembangkan kegiatan simpan pinjam dengan prinsip bagi

    hasil/syariah.

    2) Mengembangkan lembaga dan bisnis POKUSMA, yaitu

    kelompok simpan pinjam yang khas binaan BMT.

    3) Jika BMT telah berkembang cukup mapan, memprakarsai

    pengembangan Badan Usaha Sektor Riil (BUSRIL) dari sejumlah

    POKUSMA sebagai badan usaha pendamping.

    2. Prosedur

    Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun

    secara sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus

    diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan. (Puspitawati,

    2011: 23)

    Pendapat lain mengatakan bahwa prosedur adalah urutan kegiatan

    klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau

    lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi

    perusahaan yang terjadi berulang. (Mulyadi, 2010: 5)

    3. Prinsip Akad.

    a) Pengertian Akad.

    Kata akad berasal dari al-a’qd, yang berarti mengikat,

    menyambung atau menghubungkan (ar-rabt). Sebagaimana menurut

  • 22

    segi etimologi lain, akad berarti ikatan antara dua perkara, baik ikatan

    secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun

    dari dua segi.

    Beberapa definisi yang diberikan untuk akad, di antaranya adalah:

    1. Menurut Pasal 262 Mursyd al-Hairan, akad merupakan pertemuan

    ijab yang diajukan oleh salah satu pihak dengan qabul dari pihak

    lain yang menimbulkan akibat hukum pada objek akad.

    2. Adapun pengertian lain, akad adalah pertemuan ijab dan qabul

    sebagai pernyataan kehendak dua pihak atau lebih untuk

    melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya. (Anwar, 2010)

    Dalam dunia perbankan syariah, akad yang dilakukan memiliki

    konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan itu

    berdasarkan Hukum Islam. Seringkali nasabah berani melanggar

    kesepakatan atau perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu

    berdasarkan hukum positif saja. Tetapi tidak demikiandalam Islam,

    perjanjian tersebut memiliki pertanggung jawaban hingga yaumil

    qiyāmah. (Antonio, 2001: 29-30)

    b) Rukun dan Syarat Akad.

    Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang,

    pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi

    ketentuan akad, sebagaimana dalam hal:

    1. Rukun, yang mencakup: penjual, pembeli, barang, harga dan ijab-

    qabul.

  • 23

    2. Syarat, yang meliputi:

    a. Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang

    dan jasayang haram menjadi batal demi adanya hukum Islam.

    b. Harga barang dan jasa harus jelas.

    c. Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan

    berdampak pada biaya transportasi.

    d. Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam

    kepemilikan.Tidak boleh menjual sesuatu yang belum

    dimiliki atau dikuasai, seperti yang terjadi pada transaksi

    short sale dalam pasar modal. (Antonio, 2001: 29-30)

    c) Objek Akad

    Dalam hukum perjanjian Islam obyek akad di maksudkan sebagai

    suatu hal yang karenanya akad dibuat dan berlaku akibat-akibat

    hukum akad. Obyek akad dapat berupa benda, manfaat benda, jasa

    atau pekerjaan, atau sesuatu yang lain yang tidak berkenaan dengan

    syariah. Benda meliputi benda bergerak dan tidak bergerak maupun

    benda berbadan dan benda tidak berbadan.

    Para ahli Hukum Islam mensyaratkan beberapa syarat pada

    obyek akad (Anwar, 2010: 191) , diantaranya adalah:

    1) Obyek akad dapat diserahkan atau dapat dilaksanakan.

    Obyek akad disyaratkan harus dapat diserahkan apabila

    obyek tersebut berupa barang seperti dalam akad jual beli, atau

    dapat dinikmati maupun dapat diambil manfaatnya apabila obyek

  • 24

    itu berupa manfaat benda seperti dalam sewa menyewa benda

    (ijārah almanāfi’). Apabila obyek akad berupa sesuatu perbuatan

    seperti mengajar, melukis, mengerjakan suatu pekerjaan, maka

    pekerjaan itu harus mungkin dan dapat dilaksanakan.

    2) Obyek akad harus tertentu atau dapat ditentukan.

    Obyek tersebut tertentu dan dapat ditentukan. Dasar

    ketentuan ini adalah bahwa Nabi SAW melarang jual beli kerikil.

    Dengan jual beli kerikil dimaksudkan jual beli dengan cara

    melemparkan batu kerikil pada obyek jual beli, dimana obyek

    yang terkena batu kerikil tersebut itulah jual beli yang terjadi. Hal

    ini hampir mirip dengan judi dimana seseorang memasang

    sejumlah uang, kemudian menggulirkan sebuah bola kecil,

    kemudian roda atau bola kecil tersebut berhenti atau masuk

    lobang, maka itulah obyek yang dia menangkan. Disini terjadi

    ketidak tentuan atau ketidak jelasan obyek. Dari larangan ini di

    abstraksikan ketentuan umum bahwa suatu obyek akad harus

    tertentu atau dapat ditentukan.

    Obyek akad itu tertentu artinya di ketahui dengan jelas oleh

    para pihak sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan

    sengketa. Apabila obyek tidak jelas secara mencolok sehingga

    dapat menimbulkan persengketaan, maka akadnya tidak sah.

    Ketidak jelasan kecil (sedikit) yang tidak membawa kepada

    persengketaan tidak membatalkan akad. Ahli-ahli hukum Hanafi

  • 25

    menjadikan akad kebiasaan dalam masyarakat sebagai

    menentukan mencolok atau tidaknya suatu ketidak jelasan.

    3) Obyek akad dapat di transaksikan menurut syara’

    Suatu obyek dapat di transaksikan dalam hukum Islam

    apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut:

    a) Tujuan obyek tersebut tidak bertentangan dengan transaksi,

    dengan kata lain sesuatu tidak dapat di transaksikan apabila

    transaksi tersebut bertentangan dengan tujuan yang di

    tentukan untuk sesuatu tersebut. Dalam hukum Islam, ada

    tiga jenis pemilikan dilihat dari segi pemiliknya, yaitu: (1)

    milik pribadi/individual. (2) milik negara, misalnya: gedung

    atau kendaraan, dianggap tidak dapat dijual kecuali setelah

    dicabut dari daftar millik negara. (3) milik umum/

    masyarakat, yakni barang yang tidak dimiliki oleh

    masyarakat atau biasanya dalam kitab fiqih disebut sebagai

    milik Allah.

    b) Sifat atau hakikat dari obyek itu tidak bertentangan dengan

    transaksi, dengan kata lain sesuatu tidak dapat ditransaksikan

    apabila sifat atau hakikat sesuatu itu tidak memungkinkan

    transaksi. Yakni, sesuatu juga tidak dapat di transaksikan

    apabila sifat atau hakikat sesuatu itu memang tidak dapat

    menerima transaksi atau tidak dapat menerima akibat hukum

    akad. Untuk dapat di transaksikan dan dapat menerima akibat

  • 26

    hukum akad, suatu obyek, apabila berupa benda, harus

    merupakan benda bernilai dalam pandangan syariat Islam dan

    benda yang dimiliki.

    c) Obyek akad tidak bertentangan dengan ketertiban umum.

    Obyek yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum

    lebih tertuju kepada obyek yang berupa melakukan atau tidak

    melakukan sesuatu. Adapun obyek berupa benda yang

    bertentangan dengan ketertiban umum syar’i seperti narkoba

    atau VCD porno dimasukkan dalam kategori benda yang

    tidak bernilai pada pandangan syari’at Islam

    4. Prinsip Mudharabah

    a) Definisi Mudharabah

    Mudharabah berasal dari kata dharab, berarti memukul atau

    berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah

    proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.

    Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua

    pihak di mana pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

    modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan

    usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang

    dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh

    pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

    pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan

    atau kelailaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas

  • 27

    kerugian tersebut. (Antonio, 2001: 95). Sedangkan secara singkat

    mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang

    kepada orang yang berniagan sehingga ia mendapatkan presentase

    keuntungan (Ascarya, 2007: 60-61).

    Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih

    untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan

    modal sebesar 100% yang disebut sebagai Shahibul Maal, dan pihak

    lainnya sebagai pengelola usaha, disebut dengan Mudharib. Bagi hasil

    yang dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah yang disepakati

    antara pihak-pihak yang bekerja sama. (Ismail, 2011: 83)

    Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul

    maal dalam manajemen proyek.Sebagai orang kepercayaan,mudharib

    harus bertindak hatihati dan bertanggung jawab atas kerugian yang

    terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha

    halal.Sedangkan, shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal

    dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal.

    Mudharabah adalah akad yang telah oleh umat muslim sejak

    Zaman Nabi, bahkan telah dipraktikan oleh bangsa Arab sebelum

    turunya Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi sebagai

    pedagang, ia melakukan akad mudharabah dengan Khodijah.Dengan

    demikian, ditinjau dari segi hukum Islam, maka praktik mudharabah

    ini diperbolehkan, baik menurut Al-Quran, Sunnah, maupun Ijma’.

    Dalam praktik Mudharabah antara Khodijah dengan Nabi, saat itu

  • 28

    Khodijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi

    Muhammad SAW, ke luar negeri. Dalam kasus ini, Khodijah berperan

    sebagai pemilik modal (Shohibul Maal) sedangkan Nabi Muhammad

    Saw, berperan sebagai pelaksana usaha (Mudhorib), dengan begitu

    bentuk kontrak antar dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai

    pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk

    dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan

    untuk mendapatkan untung disebut akad Mudharabah.

    Mudharabah mempunyai 2 jenis yaitu, pertama, Mudharabah

    Muthlaqah, merupakan akad perjanjian antara dua pihak yaitu

    shahibul maal dan mudharib, yang mana shahibul maal menyerahkan

    sepenuhnya atas dana yang diinvestasikan kepada mudharib untuk

    mengelola usahanya sesuai dengan prinsip syariah. Shahibul maal

    tidak memberikan batasan jenis usaha, waktu yang diperlukan, strategi

    pemasarannya, serta wilayah bisnis yang diperlukan. Kedua,

    Mudharabah Muqayyadah, merupakan akad kerjasama usaha antara

    dua pihak yang mana pihak pertama sebagai pemilik dana (Shahibul

    Maal ) dan pihak kedua sebagai pengelola dana (Mudharib). Shahibul

    maal menginvestasikan dananya kepada mudharib, dan memberi

    batasan atas penggunaan dana yang diinvestasikan. Batasannya antara

    lain mencakup tempat dan cara investasi, jenis investasi, objek

    investasi, jangka waktu. (Ismail, 2011: 84)

  • 29

    Nisbah keuntungan harus dibagi untuk kedua pihak. Salah satu

    pihak tidak diperkenankan mengambil seluruh keuntungan tanpa

    membagi kepada pihak yang lain, selain itu proporsi keuntungan

    masing- masing pihak harus diketahui pada waktu akad dan proporsi

    tersebut harus dari keuntungan.

    b) Rukun Mudharabah

    Faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah

    adalah:

    1. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)

    2. Objek mudharabah (modal dan kerja)

    3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab qabul)

    4. Nisbah keuntungan. (Karim, 2011: 205)

    c) Dasar hukum Mudharabah

    Dasar hukum Mudharabah berasal dari Q.S. Al-Muzammil:20

    Artinya: .....sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka

    bumi mencari sebagian dari karunia Allah, (QS. Al Muzammil:20)

    Hadis Rasulullah SAW:

    “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Abbas Bin Abdul Muthalib

    jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia

    mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan,

    menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-

    paru basah. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang

    bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah

  • 30

    syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun

    memperbolehkannya.” (HR.Thabrani)

    d) Jenis-jenis Mudharabah

    Prinsip mudharabah dibagi menjadi dua, yaitu:

    1) Mudharabah Muthlaqah

    Mudharabah Muthlaqah merupakan akad perjanjian antara

    dua pihak yaitu Shahibul Maal dan Mudharib, yang mana

    shahibul maal menyerahkan sepenuhnya atas dana yang

    diinvestasikan kepada mudharib untuk mengelola usahanya sesuai

    dengan prinsip syariah. Shahibul maal tidak memberikan batasan

    jenis usaha, waktu yang diperlukan, strategi pemasarannya, serta

    wilayah bisnis yang dilakukan. Shahibul maal memberikan

    kewenangan yang sangat besar kepada mudharib untuk

    menjalankan aktivitas usahanya asalkan sesuai dengan prinsip

    syariah islam.

    2) Mudharabah Muqayyadah.

    Mudharabah Muqayyadah merupakan akad perjanjian

    antara dua pihak yaitu Shahibul Maal atau pemilik dana dan

    Mudharib atau pengelola dana. Shahibul maal menginvestasikan

    dananya kepada mudharib dan memberi batasan atas penggunaan

    dana yang diinvestasikannya. Batasannya antara lain berkaitan

    dengan tempat, cara investasi, jenis investasi, objek investasi, dan

    jangka waktu investasi.

  • 31

    e) Manfaat akad Mudharabah.

    Manfaat akad mudharabah adalah sebagai berikut:

    1) Lembaga keuangan akan menikmati peningkatan bagi hasil pada

    saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

    2) Lembaga keuangan akan lebih selektif dan hati-hati mencari

    usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena

    keuntungan yang konkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan

    dibagikan.

    3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas

    usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

    4) Prinsip bagi hasil dalam akad mudharabah ini berbeda dengan

    prinsip bunga tetap dimana lembaga keuangan akan menagih

    penerima pembiayaan satu jumlah bunga tetap berapapun

    keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan

    terjadi krisis ekonomi. (Muhammad, 2002: 104)

  • 32

    f) Skema akad Mudharabah.

    Gambar 2.2. Skema akad mudharabah

    Keterangan:

    1) Mudharib dan shahibul maal melaksanakan kerja sama usaha.

    Bagi hasil ditetapkan sesuai dengan presentase nisbah yang telah

    diperjanjikan antara Mudharib dan shahibul maal.

    2) Shahibul maal menyerahkan modal 100%, artinya semua usaha

    akan dibiayai oleh modal milik shahibul maal.

    3) Mudharib sebagai pengusaha atas dasar keahliannya akan

    mengelola dana investasi dalam sebuah proyek atau dalam sebuah

    usaha riil.

  • 33

    4) Pendapatan akan hasil usaha proyek tersebut akan dibagi sesuai

    dengan nisbah yang telah diperjanjikan.

    5) Pada saat jatuh tempo perjanjian,maka modal yang telah

    diinvestasikan oleh shahibul maal akan dikembalikan semuanya

    (100%) oleh mudharib dan akad mudharabah telah berakhir.

    g) Simpanan atau TabunganMudharabah.

    Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat

    kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk

    Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan atau bentuk lainnya

    yang dipersamakan dengan itu. Tabungan atau Simpanan Mudharabah

    merupakan produk penghimpunan dana oleh lembaga keuangan

    syariah yang menggunakan akad mudharabah muthlaqah. Lembaga

    keuangan syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai

    shahibul maal. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan

    mudharabah secara mutlak kepada mudharib, tidak ada batasan baik

    dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sektor usaha, dan

    tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah islam. (Ismail, 2011:

    89).

    Investasi Mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh

    pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk

    melakukan suatu usaha. Hasil usaha yang dilaksanakan oleh pengelola

    dana atau pengguna dana akan dibagi dengan pemilik dana dengan

    pembagian sesuai kesepakatan di antaranya.

  • 34

    Lembaga keuangan akan membayar bagi hasil kepada nasabah

    setiap akhir bulan, sebesar sesuai dengan nisbah yang telah

    diperjanjikan pada saat pembukaan rekening tabungan mudharabah.

    Bagi hasil yang akan diterima nasabah akan selalu berubah pada akhir

    bulan.perubahan bagi hasil ini disebabkan akrena adanya fluktuasi

    pendapatan lembaga keuangan dan fluktuasi tabungan nasabah.

    Bagi hasil tabungan mudharabah sangat dipengaruhi oleh

    beberapa hal, antara lain:

    1) Pendapatan lembaga keuangan

    2) Total investasi mudharabah muthlaqah.

    3) Total investasi tabungan mudharabah.

    4) Rata rata saldo tabungan mudharabah.

    5) Nisbah tabungan mudharabah yang ditetapkan sesuai dengan

    perjanjian.

    6) Metode penghitungan bagi hasil yang diberlakukan.

    7) Total pembiayaan lembaga keuangan. (Ismail, 2011: 89)

    h) Deposito Mudharabah

    Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang

    ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip

    syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu,

    sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan

    nasabah investor. (Ismail, 2011: 91)

  • 35

    Deposito, mudah di prediksi ketersediaan dananya karena

    terdapat jangka waktu dalam penempatannya. Sifat deposito yaitu

    penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya sehingga

    pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang

    diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding tabungan

    mudharabah.

    Deposito merupakan dana yang dapat diambil sesuai dengan

    perjanjian berdasarkan jangka waktu yang disepakati. Penarikan

    deposito hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, misalnya

    deposito diperjanjikan jangka waktunya satu bulan, maka deposito

    dapat dicairkan setelah satu bulan jatuh tempo.

  • 36

    Gambar 2.3. Skema Deposito mudharabah

    Keterangan:

    1. Nasabah investor menempatkan dananya dalam bentuk deposito

    mudharabah

    2. Bank syariah menyalurkan dana nasabah investor kedalam bentuk

    pembiayaan.

    3. Bank syariah memperoleh pendapatan atas penempatan dananya

    dalam bentuk pembiayaan.

  • 37

    4. Bank syariah akan menghitung bagi hasil atas dasar revenue

    sharing, yaitu pembagian bagi hasil atas dasar pendapatan

    sebelum dikurangi biaya.

    5. Pada tanggal valuta, yaitu tanggal penempatan deposito, nasabah

    akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah

    diperjanjikan.

    6. Pada saat jatuh tempo maka dana nasabah akan dikembalikan

    seluruhnya.

    5. Konsep bagi hasil

    Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan

    oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan

    pihak bank syariah. Dalam hal ini terdapat dua pihak yang melakukan

    perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak

    atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing

    pihak yang melakukan akad perjanjian. Pembagian hasil usaha dalam

    perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu

    persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam menentukan bagi hasil

    atas usaha yang dikerjasamakan. (Ismail, 2011: 93)

    a) Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil

    1) Investment Rate

    Merupakan persentase dana yang diinvestasikan kembali oleh

    bank syariah baik kedalam pembiayaan maupun penyaluran dana

    lainnya. Kebijakan ini diambil karena adanya ketentuan dari Bank

  • 38

    Indonesia, bahwa sejumlah persentase tertentu atas dana yang

    dihimpun dari masyarakat, tidak boleh diinvestasikan, akan tetapi

    harus ditempatkan dalam giro wajib minimum untuk menjaga

    likuiditas bank syariah. Giro Wajib Minimum (GWM) merupakan

    dana yang wajib dicadangkan oleh setiap bank untuk mendukung

    likuiditas bank. (Ismail, 2011: 94)

    Misalnya giro wajib minimum sebesar 8% maka total dana

    yang dapat diinvestasikan oleh bank syariah maksimum sebesar

    92%. Hal ini akan mempengaruhi terhadap bagi hasil yang

    diterima oleh nasabah investor.

    2) Total dana investasi

    Total dana investasi yang diterima oleh bank syariah akan

    mempengaruhi bagi hasil yang diterima oleh nasabah investor.

    Total dana yang berasal dari investasi mudharabah dapat dihitung

    dengan menggunakan saldo minimal bulanan atau saldo harian.

    Saldo minimal bulanan merupakan saldo minimal yang pernah

    mengendap dalam satu bulan. Saldo minimal akan digunakan

    sebagai dasar perhitungan bagi hasil. Saldo harian merupakan

    saldo rata-rata pengendapan yang dihitung secara harian,

    kemudian nominal saldo harian digunakan sebagai dasar

    perhitungan bagi hasil.

  • 39

    3) Jenis dana

    Investasi mudharabah dalam penghimpunan dana, dapat

    ditawarkan dalam beberapa jenis yaitu tabungan mudharabah,

    deposito mudharabah, dan Sertifikat Investasi mudharabah

    antarbank syariah (SIMA). Setiap jenis dana investasi memiliki

    karakteristik yang berbeda-beda, sehingga akan berpengaruh pada

    besarnya bagi hasil.

    4) Nisbah

    Nisbah merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam

    akad kerja sama usaha (mudharabah dan musyarokah) yang telah

    disepakati antara bank dan nasabah investor. Karakteristik nisbah

    akan berbeda-beda dilihat dari beberapa segi antara lain:

    a. Persentase nisbah antarbank syariah akan berbeda, hal ini

    tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah.

    b. Persentase nisbah akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang

    dihimpun. Misalnya, nisbah antara tabungan dan deposito akan

    berbeda.

    c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada

    besarnya persentase nisbah bagi hasil. Misalnya nisbah untuk

    deposito berjangka dengan jangka waktu satu bulan akan

    berbeda denagn deposito berjangka dengan jangka waktu tiga

    bulan dan seterusnya.

  • 40

    5) Metode perhitungan bagi hasil

    Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan

    bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung dengan mengunakan

    konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan menggunakan

    profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan revenue sharing

    dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya.

    Bagi hasil dengan profit/loss sharing dihitung berdasarkan

    persentase nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum pajak.

    6) Kebijakan akuntansi

    Kebijakan akuntansi akan berpengaruh pada besarnya bagi

    hasil. Beberapa kebijakan akuntansi yang akan mempengaruhi

    bagi hasil antara lain penyusutan. Penyusutan akan berpengaruh

    pada laba usaha bank. Bila bagi hasil menggunakan metode

    profit/loss sharing maka penyusutan akan berpengaruh pada bagi

    hasil, akan tetapi bila menggunakan revenue sharing maka

    penyusutan tidak mempengaruhi bagi hasil.

    b) Metode perhitungan bagi hasil

    1) Bagi hasil dengan menggunakan revenue sharing

    Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue

    sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas

    penjualan dan/atau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi

    dengan biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dengan

  • 41

    mengalikan nisbah yang telah ditentukan dengan pendapatan

    bruto.

    Contoh berikut untuk mempermudahkan penjelasan:

    Nisbah yang telah ditetapkan adalah 10% untuk bank dan

    90% untuk nasabah. Dalam hal bank sebagai mudharib dan

    nasabah sebagai shahibul maal bila bank syariah mendapatkan

    pendapatan Rp. 10.000.000,- maka bagi hasil yang diterima oleh

    bank adalah 10% X Rp. 10.000.000,- = Rp. 1.000.000,- dan bagi

    hasil yang diterima oleh nasabah sebesar Rp. 9.000.000,-

    Pada umumnya bagi hasil terhadap investasi dana dari

    masyarakat mengunakan revenue sharing.

    2) Bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing.

    Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss

    sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha.

    Kedua pihak, bank syariah maupun nasabah akan memperoleh

    keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut menanggung

    kerugian bila usahanya mengalami kerugian.

    Dalam contoh tersebut, misalnya total biaya Rp. 9.000.000,-

    maka:

    a. Bagi hasil yang diterima oleh nasabah adalah 90% X (Rp.

    10.000.000 - Rp.9.000.000) = Rp. 900.000,-

    b. Bagi hasil untuk bank syariah sebesar 10% X (Rp. 10.000.000

    - Rp.9.000.000) = Rp. 100.000,-

  • 42

    BAB III

    GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

    A. Sejarah singkat KSPPS BMT ANDA Salatiga

    Amanah, Nikmat, Dunia Akhirat menjadi landasan pendirian Koperasi

    Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA agar bisa melayani seluruh

    lapisan masyarakat dalam pengelolaan keuangan yang sesuai dengan prinsip-

    prinsip Syariah. Berawal dari komitmen para pendiri.

    Koperasi Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA untuk tetap

    konsisten memegang amanah dalam mengelola keuangan para Anggota

    Koperasi Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA, mampu bangkit dan

    berkembang menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah terdepan dalam

    melayani segenap lapisan masyarakat.

    Dengan menjunjung tinggi profesionalisme dalam penerapan prinsip-

    prinsip Syariah, Koperasi Jasa Keuangan Syariah KSPPS BMT ANDA siap

    menjadi mitra bisnis terpercaya dalam pengelolaan keuangan.

    KSPPS BMT ANDA bergerak di bidang pengelolaan keuangan berbasis

    Syariah dengan kegiatan pengumpulan dana yang ada pada anggota yang

    berbentuk simpanan berbasis syariah, melakukan pembiayaan barang

    konsumtif dan pembiayaan pengembangan usaha anggota koperasi.

    Koperasi Serba Usaha ANDA sebagai koperasi yang berdiri sejaktahun

    1998 diharapkan dapat bergerak diberbagai sektor usaha, telahdisahkan oleh

    Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor:

  • 43

    004/BH/kwk.1132/X1998. Kemudian pada tahun 2003 disempurnakan ke

    Badan Hukum tingkat Propinsi dengan SK Nomor

    :07/BH/PAD/KDK.II/IV/2003 dan pada tahun 2012 diadakan perubahan

    Anggaran dasar menjadi KSPPS BMT ANDA dengan Nomor:

    35/PAD/XIV/X/2012.

    Pada awal perkembangan KSPPS BMT ANDA baru memiliki kantor

    secara kontrak ditahun 1998. Kemudian pada tahun 2002 KSPPS BMT ANDA

    membuka kantor cabang karanggede di Jl.Prawirodigdoyo dan kantor cabang

    di pasar Ampel.

    Pada tahun 2008 terdapat peningkatan terhadap KSPPS BMT ANDA,

    yakni dari kantor dengan status Hak Milik (HM) yakni di Jl. Ahmad Yani

    Salatiga. Tahun 2010 KSPPS BMT ANDA merambah kepada pelayanan lain

    diluar produk simpanan dan pembiayaan, yakni PPOB (Payment Point On Line

    Bank) adalah pelayanan BMT melalui pembayaran Rekening Listrik dan

    Rekening Telepon secara online.

    Tahun 2011 KSPPS BMT ANDA meresmikan kantor baru, yakni pada

    Kantor Pusat KSPPS BMT ANDA di Salatiga dan kantor cabang KSPPS BMT

    ANDA berpindah lokasi dari Jl. Ahmad Yani ke Jl.Merak, dengan

    pertimbangan bahwa pada lokasi sebelumnya, kantor yang tidak terlalu luas.

    Dan pada kantor cabang ampel berpindah dari wilayah Pasar Ampel ke Jl.

    Raya Ampel 100M Utara Pasar Ampel Boyolali.

    Sampai dengan tahun 2012, usaha yang dijalankan oleh KSPPS BMT

    ANDA tidak hanya sektor simpan pinjam dengan menggunakan pola syariah,

  • 44

    namun juga pada sektor-sektor yang lain, seperti pengelolaan arisan motor, jasa

    tempat pembayaran rekening listrik dan telepon, kerjasama dengan biro

    perjalanan haji dan umroh. Hal ini dilakukan agar koperasimempermudah

    anggota dalam mendapatkan motor dan pembayaran listrikdan telepon,

    melaksanakan ibadah haji dan umroh, serta meningkatkanpendapatan koperasi

    terutama pendapatan diluar simpan pinjam.

    Karena legalitas maka KSPPS BMT ANDA berubah nama menjadi

    KSPPS BMT ANDA Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan syariah, nama

    tersebut berubah pada tanggal 1 juni 2016. Meski berubah nama akan tetapi

    ketentuan-ketentuan sebelumnya masih tetap sama, yang membedakan BMT

    dibawah naungan OJK sedangkan KSPPS dibawah naungan Koperasi.

    Tujuan dari KSPPS BMT ANDA adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan

    lingkungan kerja pada umumnya.

    2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota

    dengan prinsip syariah.

    3. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan penyimpanan.

    4. Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota.

    5. Memperkuat posisi tawar menawar, sikap amanah dan jaringan

    komunikasi antar anggota.

  • 45

    B. Informasi umum koperasi

    Nama : Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

    Amanah Nikmat Dunia Akhirat (ANDA)

    Akta pendirian : Departemen Koperasi Pengusaha Kecil & Menengah RI

    Kantor Wilayah Jawa Tengah, Kepala Kantor

    Departemen Kotamadya Salatiga. Nomor

    :004/BH/KWK 11.32/X tertanggal 20 oktober 1998

    Akta perubahan AD : No 01 Notaris Sari Nurhidayati, S.H.,M.Kn. tertanggal

    05 Maret 2016

    Pengesahan AD : Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah

    Republik Indonesia Nomor: 033/PAD/XIV/III/2016,

    tertanggal 28 maret 2016

    SIUP : Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa

    Tengah Nomor : 518.21/TD-SISPK/XIV/IX/2016,

    tertanggal 01 September 2016

    NPWP : 1.648.406.5-505

    TDP : Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan

    Terpadu Satu Pintu Kotamadya Salatiga No

    11.13.2.64.00048 tertanggal 08 agustus 2017

    Alamat : Jalan Merak Nomor 90 Cabean Mangunsari Sidomukti

    Salatiga Jawa Tengah

    Telp. : (0298) 314345

    Asosiasi Profesi : Perhimpunan Baitul Maal Wat Tamwil Indonesia

  • 46

    (PBMTI) Ikatan Koperasi Syariah Indonesia

    (IKOSINDO)

    e-mail : [email protected]

    Penialian kesehatan : Cukup sehat (2016)

    Audit : KAP Tarmidzi Achmad

    C. Visi dan Misi KSPPS BMT ANDA Salatiga

    1. Visi KSPPS BMT ANDA Salatiga

    Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Yang Maju, Professional Dan

    Mensejahterakan Anggota.

    2. Misi KSPPS BMT ANDA Salatiga

    a) Menjalankan operasional Koperasi sesuai standar koperasi yang sehat.

    b) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

    c) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan system syariah.

    d) Memberikan pembiayaan pada anggota untuk tujuan produktif.

    e) Mengusahakan program pendidikan dan pembinaan agama secara

    intensif kepada anggota.

    f) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemajuan lingkungan kerja.

    g) Menciptakan sumber pembiayaan anggota dengan prinsip syariah.

    h) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. Merekrut dan

    mengembangkan pegawai professional dalam lingkungan kerja yang

    sehat.

    mailto:[email protected]

  • 47

    D. Struktur Organisasi Pengelola KSPPS BMT ANDA Salatiga

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi BMT ANDA Salatiga

    Struktur organisasi pengelola KSPPS BMT ANDA Salatiga:

    Kepala Cabang : Bambang Sulistya D, S.Sos., M.M

    Customer Service : Maftukhatul Khanifah, A.Md

    Teller : Ika Apriastuti, S.Hum

    Marketing : Muhammad Yazid

    Indira Vika Zelly

    Nurul Indrawati

    Ahmad Dumyati

    E. Deskripsi tugas masing-masing bagian.

    1. Manajer.

    a) Manajer mempunyai tugas mengelola kantor cabang,

    bertanggungjawab terhadap operasional BMT.

  • 48

    b) Manajer berfungsi merumuskan strategi dan taktik operasional dalam

    rangka melaksanakan keputusan pengurus atau keputusan

    musyawarah tahunan.

    c) Dapat juga mengusulkan pemberhentian dan pengangkatan karyawan.

    d) Melakukan fungsi kontrol atau pengawasan terhadap kinerja

    karyawan.

    e) Manajer melaporkan kinerjanya kepada pengurus dalam periode

    waktu tertentu, minimal enam bulan sekali.

    2. Customer Service (CS)

    a) Melayani nasabah memberikan informasi produk dan layanan serta

    melaksanakan transaksi operasional sesuai dengan kewenangannya,

    berdasarkan instruksi nasabah dan kebijakan serta aturan yang telah

    ditetapkan.

    b) Sebagai petugas yang menerima dan menangani keluhan nasabah serta

    melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk

    penyelesaiannya.

    c) Memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan kerja terutama

    tempat kerja, tempat tunggu nasabah, tempat brosur, dan area banking

    hall.

    d) Menyimpan dan mengelola peralatan kerja dengan baik dan rapi.

    e) Memahami produk dan layanan yang diberikan terkait dengan

    operasional layanan.

  • 49

    3. Kasir/Teller.

    a) Bagian ini merupakan bagian yang berkaitan langsung dengan

    masalah keuangan.

    b) Pada setiap hari, kasir harus melakukan pembukuan dan penutupan

    kas.

    c) Bagian ini bertugas membuat, merencanakan kebutuhan kas harian,

    mencatat semua transaksi kas serta merekapnya dalam catatan uang

    keluar dan masuk.

    4. Pemasaran

    a) Bagian ini menjadi ujung tombak BMT dalam merebut pasar.

    b) Berfungsi dalam merencanakan sistem dan strategi pemasaran;

    meliputi: segmentasi pasar, taktis operasional, sampai pada

    pendampingan anggota/nasabah.

    c) Menarik kembali pinjaman yang sudah digulirkan

    d) Menjemput simpanan dan tabungan anggota

    e) Dalam keadaan tertentu (pada tahap awal dan modal masih terbatas),

    fungsi marketing dapat dirangkap oleh manajer /direktur

    f) Bagi organisasi yang sudah berkembang, bagian marketing dapat

    dibagi menjadi bagian funding atau penghimpunan dana dan financing

    atau pembiayaan. Selanjutnya pada bagian funding dapat terdiri dari

    funding officer-funding officer dan pada bagian financing dapat terdiri

    dari account officer-account officer. Kedua bagian ini dikepalai oleh

    kepala bagian marketing.

  • 50

    F. Wilayah kantor

    KSPPS BMT ANDA memiliki beberapa kantor diberbagai daerah sebagai

    berikut:

    Tabel 3.1. Wilayah Kantor Cabang BMT ANDA

    No. Nama Cabang Alamat Tahun Berdiri

    1. Pusat Salatiga Jl. Merak No. 90

    Mangunsari,

    Sidomukti, Salatiga.

    2002

    2. Cabang Ampel Jl. Raya Ampel-

    Salatiga KM. 0,5

    Ampel Boyolali. Telp.

    085641968290.

    2002

    3. Cabang Ambarawa Jl. Pemuda No. 157-A

    Pojoksari Ambarawa.

    Telp 085747480583

    2004

    4. Cabang Sunggingan Kompleks Pasar

    Sunggingan Boyolali.

    Telp. (085641968290).

    2002

    5. Cabang Juwangi Jl. Juwangi-Godong

    KM. 1. Telp.

    085712227175.

    6. Cabang Karanggede Jl. Prawiro Digdoyo

    Pasar Karnggede,

    Boyoali. Telp

    (0298)601505.

    2002

  • 51

    Lokasi perusahaan tersebut dipilih sebagai tempat yang strategis karena:

    1. Terletak di tepi jalan raya yang memudahkan arus transportasi.

    2. Dekat dengan para nasabah sehingga mempermudah nasabah untuk

    menabung dan mengambil uang.

    3. Dekat dengan sumber tenaga kerja, sehingga memudahkan mencari tenaga

    kerja baru.

    4. Mempunyai fasilitas penunjang seperti telepon, listrik dan komputer.

    5. Terletak di tengah kawasan pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi.

    G. Produk-Produk

    1. Produk Simpanan

    a) Si Berkah(Simpanan Berkala Mudharabah)

    1) Si Qurban (Simpanan Qurban)

    2) Si Munik (Simpanan Nikah)

    3) Si Wali (Simpanan Walimah)

    4) Si Pendi (Simpanan Pendidikan)

    5) Si Fitri (Simpanan Idul Fitri)

    Keunggulan Produk Simpanan:

    1) Setoran dapat dilakukan setiap saat, dan penarikan disesuaikan

    dengan jenis simpanan masing-masing dengan jangka waktu yang

    disepakati bersama

    2) Setoran minimal Rp. 25.000,- setiap bulannya

    3) Nisbah bagi hasil 40% dan diberikan setiap bulan langsung

    menambah saldo simpanan

  • 52

    4) Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor BMT ANDA

    atau dilayani di rumah/ tempat usaha

    b) Si Haji (Simpanan Haji/Umroh)

    Adalah simpanan untuk melaksanakan ibadah haji/umroh

    Fasilitas:

    1) Menggunakan Akad Wadiah Yad Dhamanah (dimana si penerima

    titipan (KJKS BMT ANDA) dapat memanfaatkan barang titipan

    tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk

    mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat, saat si

    pemilik menghendakinya.

    2) Jangka waktu fleksibel yang bisa dipilih antara 36 bulan, 48

    bulan, dan 60 bulan sesuai dengan jadwal keberangkatan Ibadah

    Umroh

    3) Free Update informasi harga Paket Umroh starting daerah

    keberangkatan by SMS

    4) Pengurusan dokumen keberangkatan

    5) Memperoleh buku Simpanan Haji/Umroh dari KJKS BMT

    ANDA

    Persyaratan dan Ketentuan Pembukaan Produk Simpanan Umroh

    Mabrur:

    1) Minimal Saldo pembukaan Rp.400.000,-

    2) Tidak dapat diambil kembali kecuali untuk pembayaran Paket

    Umroh yang telah ditentukan besaran harganya.

  • 53

    3) Perorangan

    a. Mengisi formulir permohonan

    b. Menyerahkan fotokopi identitas KTP/SIM yang masih

    berlaku

    4) Lembaga/Instansi/Perusahaan

    a. Mengisi formulir permohonan

    b. Fotokopi KTP/Paspor/SIM dari Pengurus Badan Usaha atau

    yang dikuasakannya

    c. Fotokopi Akta Pendirian/Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

    Tangga beserta perubahannya (jika ada),

    d. NPWP

    e. Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

    f. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

    g. Surat Kuasa Asli untuk Pembukaan Rekening Simpanan

    Berjangka yang ditandatangani oleh Pemberi Kuasa dan

    Pemegang Kuasa ditandatangani diatas materai.

    h. Materai 2 buah @Rp.6000,-

    c) Simpanan Berjangka Syariah

    Salah satu produk unggulan KJKS BMT ANDA adalah Simpanan

    Berjangka Syariah yaitu investasi yang dikelola dalam jangka waktu

    tertentu dengan system bagi hasil kompetitif. Diperuntukkan bagi

    Anggota Koperasi Perorangan maupun Lembaga dan atau Perusahaan

    dimana Pihak Pemilik Dana (Shohibul Maal) memberikan keleluasaan

  • 54

    penuh dengan pihak Pengelola Dana (Mudharib) untuk mengelola

    dana secara profesional yang dianggap baik dan menguntungkan

    sesuai prinsip-prinsip Syariah dalam jangka waktu yang ditentukan

    bersama dengan keuntungan dan kerugian disepakati di muka.

    Fasilitas Simpanan Berjangka Syariah:

    1) Akad Mudharabah Mutlaqah yaitu kerjasama antara dua pihak

    dimana shahibul maal (pemilik dana) menyediakan modal dan

    memberikan kewenangan penuh kepada mudharib (pengelola

    dana) dalam menentukan jenis investasi, sedangkan keuntungan

    dan kerugian dibagi menurut kesepakatan dimuka.

    2) Jangka waktu fleksibel yang bisa dipilih antara 3 bulan, 4 bulan, 6

    bulan, 12 bulan dan 24 bulan.

    3) Automatic Roll Over (Perpanjangan Secara Otomatis) apabila

    pada waktu jatuh tempo belum dicairkan

    4) Bisa dijadikan sebagai Agunan Pembiayaan

    5) Bagi Hasil Simpanan Berjangka Syariah bisa ditransfer ke

    Rekening Simpanan Harian

    6) Nisbah Simpanan Berjangka Syariah lebih tinggi dari Simpanan

    Harian Mudharobah

    7) Setoran dan penarikan simpanan bisa langsung dilakukan di

    kantor layanan KJKS BMT ANDA, di rumah maupun di tempat

    usaha.

    Nisbah bagi hasil sebagai berikut:

  • 55

    Tabel 3.2. Nisbah Bagi Hasil Simpanan Berjangka

    No. Jangka Waktu Nisbah

    1. 1 bulan 35%

    2. 3 bulan 40%

    3. 4 bulan 42,5%

    4. 6 bulan 45%

    5. 12 bulan 48%

    6. 24 bulan 60%

    Persyaratan dan Ketentuan Pembukaan Simpanan Berjangka Syariah

    1) Minimal Saldo pembukaan Rp.1.000.000,-

    2) Setoran dan penarikan simpanan bisa langsung dilakukan di

    kantor layanan KJKS BMT ANDA, di rumah maupun di tempat

    usaha.

    3) Perorangan

    a. Mengisi formulir permohonan

    b. Menyerahkan fotokopi identitas KTP/SIM yang masih

    berlaku

    4) Lembaga/Instansi/Perusahaan

    a. Mengisi formulir permohonan

    b. Fotokopi KTP/Paspor/SIM dari Pengurus Badan Usaha atau

    yang dikuasakannya

    c. Fotokopi Akta Pendirian/Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

    Tangga beserta perubahannya (jika ada),

    d. NPWP

    e. Fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

  • 56

    f. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

    g. Surat Kuasa Asli untuk Pembukaan Rekening Simpanan

    Berjangka yang ditandatangani oleh Pemberi Kuasa dan

    Pemegang Kuasa ditandatangani diatas materai.

    h. Materai 2 buah @ Rp.6000,-

    d) Simpanan Dirham Barokah

    Simpanan Dirham Barokah adalah simpanan yang digunakan untuk

    mempersiapkan masa depan atau usaha para anggota.

    Persyaratan:

    1) Fotokopi KTP

    2) Materai Rp. 6.000,-

    3) Mengisi formulir pendaftaran

    4) Peserta simpanan dirham minimal 90 orang

    5) Setoran Rp. 200.000,- per bulan selama 24 bulan

    6) Simpanan hanya dapat diambil satu bulan setelah akhir periode

    atau setoran terakhir

    7) Disediakan Door prize menarik untuk seluruh peserta yang diundi

    setiap 8 bulan sekali

    8) Grand prize satu buah sepeda motor di akhir periode

    e) Simpanan Pensiun

    Diperuntukkan bagi perusahaan maupun perorangan untuk

    mensejahterakan karyawan atau anggota pada saat setelah pensiun.

    1) Untuk mensejahterakan karyawan setelah pensiun

  • 57

    2) Setoran minimal Rp. 25.000,- per bulan

    3) Pengambilan minimal 5 tahun

    4) Nisbah bagi hasil 60% diberikan setiap bulan langsung

    menambah saldo.

    f) TAMARA (Simpanan Masa Depan Sejahtera)

    Adalah simpanan untuk mempersiapkan masa anggota.

    Ketentuan dari TAMARA adalah:

    1) Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor atau dilayani

    dirubah/tempat usaha.

    2) Setoran pertama minimal Rp. 10.000,

    3) Saldo minimal/saldo mengendap Rp.10.000,

    4) Nisbah bagi hasil 35 % dan diberikan setiap bulan langsung

    menambah saldo simpanan.

    2. Produk Pembiayaan

    a) Pembiayaan Mudharabah

    Pembiayaan mudharabah adalah suatu