ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI...

59
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdirinya IDB (Islamic Development Bank) pada sidang menteri keuangan di Jeddah tahun 1975, menjadi titik awal gagasan pendirian bank-bank syariah di berbagai negara. Pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an, bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, serta Turki (Antonio, 2001:21). Pada tahun 1985, sistem perbankan syariah dalam lingkup internasional mampu memobilisasi dana sebesar US $ 5 milyar yang sampai tahun 1999 telah meningkat menjadi US $ 80 milyar. Beberapa institusi keuangan konvensional, seperti Citibank, JP morgan, Deutsche Bank, ABN Amro dan American Express telah mengenalkan

description

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANGBaca selengkapnya di http://www.contohmakalah77.com

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdirinya IDB (Islamic Development Bank) pada sidang

menteri keuangan di Jeddah tahun 1975, menjadi titik awal

gagasan pendirian bank-bank syariah di berbagai negara. Pada

akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an, bank-bank

syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk,

Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, serta Turki (Antonio,

2001:21).

Pada tahun 1985, sistem perbankan syariah dalam lingkup

internasional mampu memobilisasi dana sebesar US $ 5 milyar

yang sampai tahun 1999 telah meningkat menjadi US $ 80

milyar. Beberapa institusi keuangan konvensional, seperti

Citibank, JP morgan, Deutsche Bank, ABN Amro dan American

Express telah mengenalkan produk tanpa bunga kepada

konsumennya. Demikian pula perusahaan-perusahaan

multinasional seperti General Motors, IBM, dan Daewoo

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 2

Corporation yang telah memulai menggunakan jasa keuangan

tanpa bunga ini (Haron dan Ahmad, 2000 :1)

Berkembangnya bank syariah di kancah internasional,

memberi pengaruh bagi pengembangan bank syariah di

Indonesia. Mengingat Indonesia berpenduduk 88 persen muslim

(Sensus Penduduk, 2000), maka pantaslah bila awal

pendiriannya kental dengan peluang captive market yang

dimiliki Indonesia.

Awal tahun 1980-an, diskusi mengenai ekonomi Islam

mulai dilakukan. Bahkan uji coba dalam relatif terbatas telah

dilakukan. Diantaranya adalah BaitutTamwil Salman Bandung

dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta. Prakarsa lebih khusus bagi

pendirian bank Islam baru dimulai tahun 1990. MUNAS IV MUI

( Majelis Ulama Indonesia ) pada agustus 1990 membentuk

kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia

(Antonio, 2001: 24).

1 Mei 1992 berdirilah bank syariah pertama di Indonesia;

Bank Muamalat Indonesia, dengan total komitmen modal disetor

Rp 106.126.382.000,- Namun, perangkat hukum operasinya

dalam UU No.7 tahun 1992 belum memuat sistem syariah yang

memadai. Baru di era reformasi, UU No.10 tahun 1998 memuat

secara rinci landasan operasi bank syariah dan memberi arahan

bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 3

atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank

syariah (Antonio, 2001: 25).

Pengesahan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

membuka peluang yang kian luas bagi pengembangan bank

syariah. Bukan hanya menyebut bank syariah dan bank

konvensional secara berdampingan, tapi undang-undang ini juga

memuat prinsip produk perbankan syariah seperti murabahah1,

salam2, istisna3, mudharabah4, musyarakah5 dan ijarah6.

Undang-undang ini memberikan efek perlakuan yang sama

diantara bank syariah dan konvensional, padahal saat itu baru

ada satu bank syariah dan sekitar 70 BPR syariah7.

Perkembangan syariah dapat dilihat dari jaringan kantor

perbankan syariah, yang di tahun 1998 baru ada satu bank

umum dengan 10 kantor cabang; 1 kantor cabang pembantu;

serta 19 kantor kas, menjadi 2 bank umum syariah dengan 123

kantor; 7 unit usaha syariah pada bank umum konvensional

yang tersebar dengan 39 kantor; serta 85 BPRS. Diakhir tahun

1 Jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Contoh dalam aplikasi perbankan: Produk pembiayaan barang-barang investasi domestik maupun luar negri seperti melalui L/C (Antonio,2001:101-107)2 Pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka, Contoh dalam aplikasi perbankan: Pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu relatif pendek, yaitu 2-6 bulan. (Antonio,2001:111)3 Kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. (Antonio,2001:115)4 Dijelaskan lebih lengkap dalam bab II 5 Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. (Antonio,2001:90)6 Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. (Antonio,2001:117)7 Jumlah ini sangat kecil dibanding dengan 400 bank konvensional dan 8000 BPR konvensional

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 4

2003 jumlah bank syariah telah genap sepuluh buah. Apabila

dilakukan pembedaan dengan menggunakan konsep full Islamic

banking dan konsep Dual Banking System, hingga tahun 2000

terdapat dua bank dengan konsep full islamic Banking (Bank

Muamalat dan bank Syariah Mandiri) dan dua bank

konvensional yang membuka branch syariah (Bank IFI dan BNI

Syariah). Sepanjang tahun 2001 – 2003 terdapat enam bank

konvensional lainnya yang membuka branch syariah.(lihat tabel

1.1)

Tabel 1.1

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 5

Jumlah Kantor Bank Syariah

2001 – Desember 2003

Kelompok Bank

2001 2002 2003

KP/ UUS KC KCP KK KP/

UUS

KC KCP KK KP/

UUS

KC KCP KK

Bank Umum Syariah

Islamic Commercial Banks :

1. Bank Muamalat Indonesia

2. Bank Syariah Mandiri

2

1

1

36

13

23

5

5

0

43

37

6

2

1

1

43

13

30

11

7

4

59

46

13

2

1

1

74

33

41

20

8

12

113

80

33

Unit Usaha Syariah

Islamic Banking Unit:

1. Bank IFI

2. Bank Negara indonesia

3. Bank Jabar

4. Bank Rakyat Indonesia

5. Bank Danamon

6. Bank Bukopin

7. Bank Intl Indonesia

8. HSBC

3

1

1

1

-

-

-

-

-

12

1

10

1

-

-

-

-

-

0

0

0

0

-

-

-

-

-

0

0

0

0

-

-

-

-

-

6

1

1

1

1

1

1

1

-

25

1

12

3

2

5

2

-

-

0

0

0

0

0

0

0

-

-

0

0

0

0

0

0

0

-

-

8

1

1

1

1

1

1

1

1

42

1

12

4

11

10

2

2

0

6

0

5

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Bank Perkreditan Rakyat

Syariah

Islamic Rural Banks

81 0 83 0 0 0 84 0 0 0

TOTAL 86 48 5 43 91 68 11 59 94 116 26 113

Sumber : Statistik Perbankan Syariah Desember 2003, Bank Indonesia

Ket : KP = Kantor Pusat UUS = Unit Usaha Syariah KC = Kantor Cabang KCP = Kantor Cabang Pembantu KK = Kantor Kas

Selain itu perkembangan bank syariah terlihat dari jumlah

dana pihak ketiga dan pembiayaan yang diberikan. Jumlah dana

pihak ketiga yang dikumpulkan bank syariah meningkat tajam

dari Rp. 463,45 miliar di tahun 1997 menjadi Rp. 4,33 triliun

pada oktober 2003. Pembiayaan yang disalurkan bank syariah

juga mengalami peningkatan dari Rp. 490,20 miliar di tahun

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 6

1997 menjadi Rp 4,68 triliun pada oktober 2003. Sejalan dengan

itu, profit yang dikumpulkan meningkat dari Rp. 25,14 miliar di

tahun 2000 menjadi Rp 88,935 triliun pada November 2003.

Akhir desember 2002 total aset perbankan syariah berjumlah

4.045.235 juta, meningkat sebesar 48,789% dibandingkan posisi

Desember 2001. Namun, ditinjau dari perbankan nasional,

peran perbankan syariah amatlah kecil dibandingkan Bank

konvensional. Total aset perbankan syariah hingga maret 2003

hanya menyumbangkan 0,42 % dari total aset perbankan

nasional. Lebih lengkap disajikan dalam tabel 1.2 dan 1.3

Tabel 1.2

Pangsa Perbankan Syariah terhadap Total Bank

Maret 2003

Perbankan Syariah Total BankNominal % terhadap

Total Aset 4.63 0.42 % 1100Dana Pihak 3.32 0.40 % 833.4Kredit 3.66 0.87 % 420.52LDR/FDR*) 110.22NPL 3.96

*) FDR = Financing extended/Deposit Fund LDR = Credit extended/Deposit Fund Sumber : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia,Maret 2003

Tabel 1.3

Komposisi Dana Pihak Ketiga (Deposit Fund)

Perbankan Syariah

(juta rupiah)

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003*)

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 7

Giro Wadiah 78.122 68.008 86.703 219.413 299.982 358.964 548.350

Tabungan Mudharabah 98.671 102.836 175.250 336.051 590.872 815.308 10252.202

Deposito Mudharabah 286.664 221.075 324.614 483.539 915.512 1.743.454 2.534.426

Total 463.457 221.075 324.614 483.539 915.512 1.743.454 4.334.978

Pertumbuhan (%) - 15.43 49.67 77.13 73.86 61.52 48.57

*) sampai Agustus 2003Sumber : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia

Grafik 1.1

Pertumbuhan Dana Pihak ketiga Perbankan Syariah

Sumber : Tabel 1.3

Dalam upaya pengembangan sistem perbankan syariah

yang sehat dan mampu menjawab tantangan masa mendatang,

Bank Indonesia menyusun “Cetak Biru Pengembangan

Perbankan Syariah di Indonesia” ( Biro Perbankan Syariah BI,

2002). Sasaran pengembangan perbankan syariah sampai tahun

2011 tersebut memuat :

- Terpenuhi prinsip syariah dalam operasional ;

- Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional

perbankan syariah;

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 8

- Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif

dan efisien, serta

- Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya

kemanfaatan masyarakat luas.

Dalam upaya mewujudkan sasaran tersebut, Bank

Indonesia mencanangkan langkah-langkah strategis yang

pelaksanaanya dibagi dalam empat focus area, yakni :

mendorong kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah secara

konsisten, menyempurnakan regulasi dan sistem pengawasan

yang sesuai dengan karakteristik perbankan syariah,

mendukung terciptanya efisiensi operasional dan daya saing

bank syariah, serta meningkatkan kestabilan sistem, peran, dan

kemanfaatan perbankan syariah bagi perekonomian secara

umum.

Seperti dalam perbankan konvensional, perbankan syariah

juga bergantung pada depositor yang menyimpan uangnya di

bank. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat

mengenai perbankan syariah, tingkat bagi hasil menjadi salah

satu insentif depositor untuk menyimpan uangnya di bank

syariah. Bahkan, penelitian Erol dan El-Bdour (1989) di Sudan

dan Turki membuktikan bahwa agama bukanlah alasan utama

depositor menyimpan uangnya di bank syariah. Penelitian Haron

et.al.(1994); dan Gerrad dan Cunningham(1997), membuktikan

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 9

bahwa alasan agama dan profit menjadi pertimbangan utama

penabung bank syariah di Malaysia dan Singapura.

Di Indonesia ,penelitian Potensi dan Preferensi Perilaku

Masyarakat di Pulau Jawa terhadap Bank Syariah dilakukan oleh

Bank Indonesia (2000) bekerja sama dengan beberapa

universitas negeri8. Dari hasil penelitian tersebut diketahui

bahwa dari 4.025 responden9, 94 persen berpandangan bahwa

sistem bagi hasil adalah sistem yang dinilai universal dan dapat

diterima, serta menguntungkan.

Dari penjelasan diatas, menjadi penting kini untuk

mengetahui faktor-faktor apa yang memotivasi depositor untuk

menyimpan dananya di bank syariah, dan mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya penghimpunan

dana pihak ketiga bank syariah di Indonesia khususnya

simpanan mudharabah.

Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut, penulis mencoba

menganalisis berbagai variabel yang menentukan besarnya

simpanan tabungan dan deposito mudharabah perbankan

syariah di Indonesia, untuk itu penulis mengambil judul :

“ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI

8 Penelitian ini berjudul “Potensi,Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Pulau Jawa” dilaksanakan melalui kerjasama BI dengan LP-IPB di wilayah Jawa Barat, LP-UNDIP di wilayah Jateng&DIY, dan UNIBRAW di wilayah Jatim.9 Dengan 2% responden non muslim

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 10

INDONESIA PERIODE 1993.I – 2003.IV MENGGUNAKAN

PENDEKATAN KOINTEGRASI DAN ERROR CORRECTION

MECHANISM (ECM) ”

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis

mengidentifikasikan permasalahan yang ada sebagai berikut :

1. Apa saja variabel – variabel yang mempengaruhi

besarnya simpanan mudharabah perbankan syariah di

Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang?

2. Dari sekian banyaknya variabel yang menentukan

besarnya simpanan mudharabah perbankan syariah,

variabel apa saja yang secara signifikan menentukan

besarnya simpanan mudharabah perbankan syariah di

Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang?

3. Apakah motif dan kecenderungan utama masyarakat

menyalurkan dana pihak ketiganya (dalam bentuk

mudharabah) ke perbankan syariah ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 11

1.3.1 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Memperoleh model regresi yang dapat menjelaskan apa

saja variabel yang mempengaruhi besarnya simpanan

mudharabah perbankan syariah di Indonesia dalam

jangka pendek dan jangka panjang.

2. Mengetahui variabel apa saja yang secara signifikan

menentukan besarnya simpanan mudharabah

perbankan syariah di Indonesia dalam jangka pendek

dan jangka panjang.

3. Mengetahui motif dan kecenderungan utama

masyarakat menyalurkan dana pihak ketiganya (dalam

bentuk mudharabah) ke perbankan syariah

1.3.2 MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi praktisi, khususnya dari pihak perbankan syariah ,

hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan dalam

mengevaluasi dan menentukan kebijakan perbankan

yang harus dikembangkan guna meningkatkan

partisipasi muslim dalam menyimpan dananya di

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 12

perbankan syariah, khususnya penghimpunan

simpanan mudharabah.

2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan

menambah referensi untuk penelitian sejenisnya,

pemasyarakatan ilmu ekonomi syariah dan memacu

motivasi untuk melakukan penelitian sejenis.

1.4 KERANGKA PEMIKIRAN

1.4.1 Teori Tingkat Bunga

1.4.1.1 Teori Klasik tentang Tingkat Bunga: Loanable

Funds

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat

bunga, makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula keinginan

masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Artinya, pada

tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat terdorong untuk

mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi

guna menambah tabungan (Nopirin, 1992:70-72). Sedangkan

bunga adalah”harga” dari (penggunaan) loanable funds, atau

bisa diartikan sebagai dana yang tersedia untuk dipinjamkan

atau dana investasi, karena menurut teori klasik bunga

adalah”harga” yang terjadi di pasar investasi.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 13

Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga.

Semakin tinggi tingkat bunga(tingkat bunga kredit), maka

keinginan untuk melakukan investasi juga semakinkecil.

Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran

investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi

tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan

untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos untuk

penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga,

maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi,

sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.

Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya

tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila

keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan

pengusaha untuk melakukan investasi.

Secara grafik, keseimbangan tingkat bunga dapat

digambarkan sebagai berikut:

Grafik 1.3

Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi

i0

i1

Investasi 1

i Tabungan

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Investasi 0

0

BAB I PENDAHULUAN 14

Sumber :

Nopirin (1992:71)

1.4.1.2 Teori Keynes tentang Tingkat Bunga : Liquidity

Preference

Keynes dalam teori menyebutkan bahwa tingkat suku

bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.

Menurut teori ini, ada tiga motif mengapa seseorang bersedia

untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga,

dan spekulasi (Budiono, 1982: 82). Tiga motif inilah yang

merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi

istilah liquidity preference, artinya permintaan akan uang

menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa

umumnya orang menginginkan dirinya tetap liquid untuk

memenuhi tiga motif tersebut.

Teori Keynes Menekankan adanya hubungan langsung

antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat

bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan

spekulasi. Dalam hal ini, permintaan besar apabila tingkat

bunga rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga

tinggi.

S0 S1 Penawaran dana / Loanable Funds

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 15

1.4.1.3 Sintesis Klasik dan Keynesian : Analisis IS – LM

Seorang ekonom kenamaan Inggris, Sir John Hicks,

menekankan bahwa tingkat suku bunga bisa dikatakan benar-

benar merupakan tingkat bunga keseimbangan bagi suatu

perekonomian, apabila tingkat bunga tersebut memenuhi

keseimbangan di pasar dana investasi (loanable funds) dan

sekaligus keseimbangan di pasar uang. Alat analisis yang

digunakan oleh John Hicks adalah kurva IS-LM.

Kurva IS menyatakan bahwa tabungan tidak hanya

ditentukan oleh tingkat bunga, namun juga oleh tingkat

pendapatan (Marginal propensity to save), yaitu tabungan akan

naik apabila pendapatan nasional naik. Sebaliknya, pendapatan

(Y) akan naik bila investasi (I) akan naik apabila tingkat suku

bunga(i) turun. Dari hubungan semua variabel tersebut dapat

diturunkan kurva IS yang menunjukkan tingkat bunga

keseimbangan di pasar dana investasi (loanable funds) pada

setiap tingkat pendapatan (Y). Sedangkan kurva LM

menunjukkan tingkat bunga keseimbangan yang terjadi di pasar

uang (sebagai aktiva) pada setiap tingkat pendapatan

nasional(Y) (Yuniawan,1998). Berikut ini penjelasan gambarnya

dalam grafik 1.4 :

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Tingkat Bunga ( r)

BAB I PENDAHULUAN 16

Grafik 1.4

Hubungan Tingkat Bunga dan Pendapatan Nasional

Jadi tingkat bunga keseimbangan yang sesungguhnya,

menurut sintesis Hicks adalah tingkat bunga yang merupakan

tingkat bunga keseimbangan di pasar investasi dan sekaligus

merupakan keseimbangan di pasar uang.

1.4.2 Teori Permintaan Uang dalam Islam (Karim,2002:150-

157)

Y0

Ye

r e

LM

IS

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 17

Dalam Islam, hanya dikenal dua motif permintaan akan

uang, yaitu motif transaksi dan motif berja-jaga. Karena Islam

melarang tindakan spekulasi, instrumen moneter tidak

menggunakan variabel yang mengarah kepada motif spekulasi.

Penggunaan instrumen pengganti suku bunga dimaksudkan

untuk mencapai tujuan yang penting dan mendesak serta

mendorong investasi yang produktif dan efisien.

1.4.2.1 Permintaan Uang Mazhab Iqtishaduna

Permintaan akan uang ditujukan hanya untuk memenuhi

dua tujuan pokok, yaitu untuk transaksi atau berjaga-jaga.

Secara matematis, formula permintaan akan uang dituliskan

sebagai berikut :

Md = Md trans + Md prec

Permintaan akan uang untuk transaksi merupakan fungsi

tingkat pendapatan seseorang. Semakin tinggi tingkat

pendapatan, permintaan akan uang untuk memfasilitasi

transaksi barang dan jasa juga meningkat.

Fungsi permintaan akan uang untuk motif berjaga-jaga

(meliputi juga permintaan akan uang untuk investasi dan

tabungan) ditentukan oleh besar kecilnya harga barang tangguh

untuk pembelian barang tidak tunai. Apabila harga bayar

tangguh meningkat, permintaan akan uang riil berkurang

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

+ -

BAB I PENDAHULUAN 18

karena orang lebih senang memegang barang yang pada waktu

mendatang harganya meningkat. Pada masa Rasulullah,

permintaan akan uang dilandasi hanya oleh dua motif, yaitu

untuk transaksi dan berjaga-jaga.

Md = Md tr + Mdpr ; apabila Md tr turun maka Mdpr naik

Meningkatnya permintaan akan uang untuk transaksi

meningkatkan velositas (peredaran) uang V naik yang

selanjutnya mengakibatkan meningkatnya harga bayar tangguh

Pt/Po.

Setiap fungsi permintaan akan uang untuk transaksi dan

berjaga-jaga dapat dituliskan sebagai berikut :

Md trans = f (Y)

Md prec = f (Y, Pt/Po )

Dalam formula permintaan uang dibawah terlihat bahwa

variabel bebas pendapatan (Y) mempunyai koefisien yang positif

dan harga bayar tangguh mempunyai koefisien negatif.

Md = f (Y , Pt/Po)

1.4.2.2 Mazhab Mainstream

Seperti mazhab pertama, mazhab ini berpendapat

permintaan akan uang dalam Islam hanya dikenal untuk

transaksi dan untuk berjaga-jaga. Perbedaannya terletak pada

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 19

perilaku permintaan akan uang untuk berjaga-jaga dan variabel

yang mempengaruhi.

Landasan filosofis teori dasar permintaan akan uang

adalah arahan islam agar sumber-sumber daya dimanfaatkan

maksimum dan efisien. Dalam hal ini, hoarding money atau

penimbunan kekayaan merupakan kejahatan penggunaan uang.

Strategi utama mazhab mainstream adalah pengenaan

pajak terhadap aset produktif yang menganggur (dues of iddle

cash) dengan tujuan mengalokasikan sumber dana pada

kegiatan usaha produktif.

Kebijakan ini berdampak pada pola permintaan akan uang

untuk motif berjaga-jaga. Semakin tinggi tinggi pajak yang

dikenakan terhadap aset produktif yang dianggurkan,

permintaan terhadap aset ini akan berkurang. Secara sederhana

dapat dianalogikan sebagai berikut. Ahmad yang memiliki

kekayaan berupa tanah yang hanya dianggurkan tidak

mendapatkan nilai tambah dari kekayaannya. Agar tanah

tersebut memiliki nilai tambah, Ahmad harus mengelola tanah

itu secara produktif. Instrumen yang digunakan adalah pajak

terhadap tanah yang dianggurkan tersebut.Artinya, Ahmad akan

terkena resiko pembebanan pajak apabila tanah miliknya tetap

dianggurkan.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 20

Secara matematis, permintaan akan uang untuk mazhab

kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Md = Md tr + Mdpr

Md trans = f (Y)

Md prec = f (Y, μ )

Tingkat dues of iddle fund diwakili oleh nilai μ. Semakin

tinggi nilai μ, semakin kecil permintaan uang untuk berjaga-jaga

karena biaya resiko untuk membayar pajak terhadap uang

tersebut menjadi naik. Secara ilmiah, dalam kondisi seperti ini

orang akan berusaha memperkecil jumlah pajak terhadap

pemerintah dengan mengurangi kekayaan yang menganggur.

Sebaliknya, apabila nilai relatif rendah, tindakan memegang

atau menyimpan uang tunai relatif tidak beresiko. Tinggi

rendahnya tingkat resiko menyimpan uang tunai (Ω)

dipengaruhi oleh besarnya dues of iddle fund (μ ) dikurangi

resiko investasi (ψ).

Ω = μ – ψ

1.4.2.3 Mazhab Alternatif

Permintaan akan uang dalam mazhab ini erat kaitannya

dengan konsep endogenous uang dalam islam. Secara

sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 21

“ keberadaan uang pada hakikatnya adalah representasi

volume transaksi yanga da dalam sektor riil.” Teori ini kemudian

menjembatani pertumbuhan uang di sektor moneter dan

pertumbuhan nilai tambah uang di sektor riil.

Islam menganggap bahwa perubahan nilai tambah uang

tidak dapat didasarkan semata-mata pada perubahan waktu,

melainkan melalui pemanfaatan uang tersebut secara ekonomis.

Artinya, nilai uang tidak harus selalu bertambah seiring dengan

pertambahan waktu, tetapi pertambahan nilai itu bergantung

pada usaha yang dilakukan. Secara makro ekonomi, nilai

tambah uang dan jumlahnya hanyalah representasi perubahan

dan pertambahan di sektor riil. Konsep ini menjadikan landasan

sistem moneter Islam selalu berpijak pada sektor mikroekonomi.

Menurut M.A. Choudhury (1997:41-185) permintaan akan

uang adalah representasi keseluruhan kebutuhan transaksi

dalam sektor riil. Semakin tinggi kapasitas dan volume sektor

riil, semakin meningkat permintaan akan uang. Variabel yang

mempengaruhi permintaan akan uang adalah variabel sosio-

ekonomi (X), Kebijakan pemerintah dalam regulasi ekonomi (Y)

dan informasi objektif masyarakat akan kondisi riil

perekonomian. Tidak seperti teori exogeneous. Uang dalam

literatur konvensional, mahzab alternatif berpendapat,

permintaan akan uang dan penawaran akan uang dipengaruhi

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 22

oleh besarnya pembagian keuntungan (profit sharing) atau

tingkat keuntungan yang diharapkan (expexted rate of profit).

Tinggi rendahnya expected rate of profit merupakan

representasi prospek pertumbuhan aktual ekonomi.

Expected rate of profit merupakan harapan perolehan

keuntungan dari investasi uang disektor rill. Jika investasi

meningkat permintaan uang tunai menurun. Apabila expected

rate of profit meningkat, penawaran investasi juga akan

meningkat artinya, peningkatan expected rate of profit akan

meyakinkan orang bahwa pemegangan uang secara berlebih

akan menghilangkan kesempatan mendapatkan keuntungan

bisnis.

Secara matematis M.A Choudhury memformulasikan

permintaan uang sebagai berikut :

Permintaan akan uang sebagai manifestasi aktual

kapasistas transaksi sektor riil adalah penjumlahan total

permintaan akan uang oleh individu atau lembaga keuangan. Y

adalah pendapatan riil, p adalah tingkat harga-harga atau

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 23

inflasi, rb menunjukkan profit sharing antara sohibul maal dan

mudharib dalam bank (b ) atau lembaga keuangan (b). S adalah

total pengeluaran nasional, R = reserve requirement yang

dikeluarkan bank sentral kepada bank-bank umum.

Dari formula diatas terlihat bagaimana hubungan antara

variabel-variabel yang ada terhadap permintaan uang atau

terhadap penawaran uang. Variabel bebas y, pendapatan riil

yang dimiliki oleh seorang individu akan berhubungan secara

positif dengan banyaknya permintaan uang. Sedangkan variabel

independen p adalah harga-harga. Inflasi memiliki hubungan

yang berbanding terbalik dengan banyaknya permintaan akan

uang. Jika harga barang secara umum/tingkat inflasi semakin

tinggi, orang cenderung memilih menyimpan uang dalam bentuk

barang, artinya permintaan akan uang menurun sedangkan

permintaan akan barang meningkat. S, sebagai variabel

pengeluaran nasional, berhubungan secara positif dengan

permintaan akan uang sedangkan X, dan Y masing-masing

adalah variabel untuk sosio-ekonomi dan kebijakan pemerintah

θ. Sebagai induced-knowledge adalah pengetahuan masyarakat

akan kondisi objektif tiap-tiap variabel.

Kualitas pengetahuan ini juga akan berpengaruh terhadap

besaran permintaan uang yang diinginkan oleh seorang pelaku

ekonomi.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 24

1.5 METODE PENELITIAN

1.5.1 Metodologi Penelitian

Analisis dilakukan pada fungsi matematis antara variabel-

variabel yang diduga mempengaruhi besarnya simpanan

mudharabah menggunakan model kointegrasi dan model

dinamis Error Correction Mechanism (ECM)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah

bulanan Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Special

Report Indocommercial dari PT.Capricorn Indonesia Consult

Inc., Paper: Mutasowifin (2003), serta hasil penelitian yang

sudah ada yang berhubungan, untuk kemudian diolah dengan

program E-views 3.0 dan Microsoft Excel 2000.

1.5.2 Deskripsi Variabel

1.5.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Al-

Mudharabah (Trust Financing, Trust Investment ). Secara teknis

pengertian mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara

dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal,

sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha

dibagi (bagi hasil) sesuai kesepakatan dalam kontrak. Aplikasi

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 25

dalam perbankan syariah diterapkan pada time deposit

(tabungan berjangka) dan saving deposit (tabungan).

Mudharabah adalah elemen Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan

syariah. Dana Pihak Ketiga yang tercatat secara aggregat dalam

Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia ini terdiri atas giro

wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah.

Dalam penelitian ini penulis mengambil tabungan mudharabah

dan deposito mudharabah sebagai variabel dependen.

1.5.2.2 Variabel Independen

1. Tingkat Bagi Hasil

Merupakan tingkat bagi hasil perbankan syariah dalam

transaksi mudharabah. Tidak seperti tingkat suku bunga

dalam perbankan konvensional yang lebih ditentukan oleh

naik turunnya tingkat suku bunga SBI dan kondisi pasar, bagi

hasil dipengaruhi oleh profit yang diperoleh oleh peminjam

dana mereka.

Data bagi hasil sebelum tahun 2000 hanya berasal dari

satu bank syariah yaitu Bank Muamalat yang diolah dari

laporan keuangan tahunan. Data setelah tahun 2000

menggunakan proxy tingkat imbalan deposito investasi

mudharabah dalam tabel tingkat indikasi imbalan sertifikat

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 26

IMA (Investasi Mudharabah Antarbank) yang dilaporkan

dalam Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia10.

2. Tingkat Suku Bunga Konvensional

Data tingkat bunga konvensional yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga SBI (Sertifikat

Bank Indonesia) tiga bulan dari Statistik Ekonomi dan

Keuangan Bank Indonesia.

3. Pendapatan Nasional

Data pendapatan nasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Gross Domestic Product (GDP)

triwulanan pada harga berlaku. Data diperoleh dari Statistik

Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia.

4. Jumlah Kantor Cabang dan Kantor cabang pembantu Bank

syariah

Variabel kantor cabang dan kantor cabang pembantu ini

diduga berpengaruh kepada akses penyimpan dana untuk

menyimpan dananya di perbankan syariah. Berdasarkan

penelitian Bank Indonesia (2000) diketahui bahwa

kemudahan dan kedekatan lokasi kantor bank syariah dengan

pusat kegiatan masyarakat menentukan akses masyarakat

terhadap bank syariah.

10 Cara penghitungan bagi hasil dan mekanisme penerbitan sertifikat IMA (Investasi Mudharabah Antarbank) dalam PUAS (Pasar Uang antarbank Syariah) akan dijelaskan dalam bab 3.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 27

Data jumlah kantor cabang dan kantor cabang pembantu

diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia

1.5.2.3 Metode Interpolasi

Untuk data yang tidak dapat diperoleh secara langsung

dalam bentuk kuartalan, maka dilakukan interpolasi data,

seperti model interpolasi linear yang dikembangkan oleh

Insukindro (1993:142) :

Yt1 = ¼ Yt – 4,5/12 (Yt-Yt-1) .….

……………(1.1)

Yt2 = ¼ Yt – 1,5/12 (Yt-Yt-1) …..…………….

(1.2)

Yt3 = ¼ Yt + 1,5/12 (Yt-Yt-1) ……..…...……..

(1.3)

Yt4 = ¼ Yt + 4,5/12 (Yt-Yt-1) ………..…...…..

(1.4)

Dimana Ytn = data kuartal ke n dari tahun t, Yt adalah data

tahun t.

Dalam penerapan metode interpolasi perlu diperhatikan

bahwa metode ini hanya cocok diterapkan pada data yang

bersifat aliran (flow) dan tidak pada data yang bersifat kumulatif

(stock)11.

11 Stok adalah kuantitas pada waktu tertentu dan flow adalah kuantitas per unit waktu.(Parkin,1995:130)

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

(+) ( - )

BAB I PENDAHULUAN 28

1.5.3 Model Ekonometrika

1.5.3.1 Model Dasar

Proses pengolahan data dilakukan dengan metode

ekonometrik sehingga diketahui hubungan masing-masing

variabel. Untuk analisis data, digunakan metode deskriptif

kuantitatif dengan menggunakan model matematik dan model

ekonometrik. Model yang digunakan dalam analisis ini adalah

model kointegrasi dan model dinamis Error Correction

Mechanism (ECM).

Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada model yang digunakan oleh Sudi Haron &

Norafifah Ahmad (2000) dalam penelitiannya mengenai

pengaruh suku bunga konvensional dan tingkat bagi hasil bank

syariah di sistem perbankan Malaysia, yaitu:

IsSD = f ( IsSDp, SDr )

Dimana :

IsSD = Total simpanan mudharabah di bank Islam

IsSDp = Tingkat Bagi hasil simpanan mudharabah di bank

Islam

SDr = Tingkat suku bunga bank konvensional

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 29

Selain model diatas, penulis juga mengacu model yang

digunakan Muhammad Ghafur (2003)12 dalam penelitiannya

mengenai pengaruh tingkat bagi hasil, suku bunga konvensional

dan pendapatan terhadap simpanan mudharabah di Bank

Muamalat Indonesia (BMI).yaitu:

SM = f (TBH, TSB, GDP)

Dimana :

SM = Total simpanan mudharabah di BMI

TBH = Tingkat bagi hasil tabungan mudharabah di BMI

TSB = Tingkat suku bunga bank konvensional

GDP = Pendapatan Nasional (GDP)

Dari kedua model diatas, penulis memodifikasinya dengan

menambah variabel jumlah kantor :

SM = f (TBH, TSB, GDP, JK)

Dimana :

SM = Total simpanan mudharabah perbankan syariah

TBH = Tingkat Bagi Hasil Tabungan Mudharabah

perbankan syariah

TSB = Tingkat suku bunga Bank konvensional

GDP = Pendapatan Nasional (GDP)

JK = Jumlah Kantor Cabang (KC) dan Kantor Cabang

Pembantu (KCP)

12 Dalam paper Muhammad Ghafur, ia menggunakan model ADL (Autoregressive Distributed Lags) menggnakan data tahunan dari 1993 sampai 2001 dengan lag ADL(4,4)

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 30

Persamaan diatas kemudian diolah dengan Model

kointegrasi dan model ECM (Error Correction Mechanism).

1.5.3.2 Model Dinamis ECM (Error Correction

Mechanism)13 (Koop,2000:161)

Apabila kita melakukan uji kointegrasi, kita perlu suatu

model untuk proses penyesuaian yang dinamis terhadap

variabel-variabel dalam model, yang disebut mekanisme koreksi

error (Error Correction Mechanism/ ECM)14, dapat diuraikan

dalam langkah sebagai berikut :

Fungsi SM diestimasi menggunakan Ordinary Least

Square menurut persamaan sebagai berikut :

Yt = α0 + α1 X3t + α2 X2t + … + αn Xnt + ut

………………..(1.5)

Diperoleh :

SMt = α0 + α1 GDPt + α2 JKt + α3 TBHt + α4 TSBt + ut

………..(1.6)

Dimana :

SMt = Total simpanan mudharabah perbankan syariah

pada periode t

13 Sebelum melakukan estimasi ECM, harus dipastikan Y dan X terkointegrasi (Koop,2000:161)14 ECM merupakan salah satu properti statistik dimana kita tidak perlu menghawatirkan masalah spurious regression yang terjadi.Apabila variabel Y dan X terkointegrasi, equilibrium error akan stasioner. Artinya kita dapat menggunakan estimasi OLS dan melakukan test menggunakan t-stast dan p-values dengan metode standar (Koop,2000:160)

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 31

TBHt = Tingkat bagi hasil tabungan mudharabah

perbankan syariah

pada periode t

TSBt = Tingkat suku bunga bank konvensional pada

periode t

GDPt = Pendapatan nasional (GDP)

JKt = Jumlah Kantor Cabang (KC) dan Kantor Cabang

Pembantu (KCP)

ut = residual pada periode t

Kemudian dari persamaan (1.6) diperoleh nilai residual (ut

).Kemudian dihitung nilai ut-1 yang lalu digunakan sebagai

explanatory variable pada persamaan ECM menurut

persamaan15 :

ΔYt = β0 + β1ΔX1 + β2ΔX2 + … + βnΔXn + EC t-1 + vI ………….

(1.7)

Diperoleh :

ΔSMt =β0 +β1ΔGDPt +β2ΔJKt +β3ΔTBHt +β4ΔTSBt +EC t-1 + vI

…… (1.8)

Dimana :

ΔYt = First difference dari variabel simpanan

mudharabah pada periode t

15 berdasarkan tehnik simple estimasi ECM dengan dua langkah proses OLS (Koop,2000:161)

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 32

ΔX1,2,…,n= First difference dari variabel bebas ( GDP,

Jumlah Kantor,

Tingkat Bagi Hasil, dan Tingkat Suku Bunga )

pada periode t

EC t-1 = Koreksi kesalahan

Vt = residual periode t

Pengujian-pengujian statistik dilakukan untuk

memperkuat hasil penelitian yaitu uji stasioneritas dengan

menggunakan metode Augmented Dickey Fuller test, uji

multikolinearitas dengan metode pengujian korelasi parsial

antara explanatory variabel, uji autokorelasi dengan metode

Durbin-Watson d Test dan Run Test, uji parsial (t-stat), uji

keseluruhan (F-stat), uji koefisien determinasi; dan uji

kointegrasi dengan Engle-Granger Test.

1.6 Metode Analisis

1.6.1 Pengujian Statistik

1.6.1.1 Uji Stasioneritas

Uji ini dilakukan untuk mendeteksi data apakah benar-

benar bersifat stasioner, karena ternyata data tidak stasioner

berarti terdapat ketidakstabilan model time series yang

memungkinkan untuk dapat menimbulkan gangguan

autokorelasi pada model ekonometrik.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 33

Uji Unit Root Augmented Dickey Fuller 16

(Gujarati,2003:814 - 817)

Pengujian stasioner17 tidaknya data yang akan dianalisis,

dilakukan dengan mengunakan pengujian unit root. Prosedur

pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Misalnya model time series memiliki bentuk seperti :

(1)Yt = b1 Yt-1 + e 1t (tanpa intercept)

(2)Yt = a2 + b1 Yt-1 + e 1t (dengan intercept)

(3)Yt = a3 + b1 Yt-1 + c3t + e 1t (dengan intercept dan trend

waktu)

Ho: b1= 0 (terdapat unit root, Variabel Y tidak stasioner)

H1: b1 ≠ 0 (tidak terdapat unit root, Variabel Y stasioner)

Dengan menggunakan tabel Dickey Fuller yang sesuai dengan

model time series (2) , null hypothesis yang menyatakan adanya

sifat stasioner dalam model (2) akan ditolak apabila nilai t-

statistik yang diperoleh berkaitan dengan koefisien regresi

model ini lebih kecil dari tabel dickey-fuller pada tingkat

signifikansi tertentu.

16 Apabila model (3) dimodifikasi dengan bentuk first difference dari variabel independennya, maka disebut augmented dickey-fuller (ADF) test. Tes statistik ADF memiliki asimtot distribusi yang sama dengan statistik DF, sehingga critical value DF tetap digunakan (Gujarati, 2003:817) 17 Proses stokastik disebut stasioner bila mean dan variance-nya konstan dalam rentangan waktu dan nilai covariance diantara dua periode waktu hanya bergantung pada jarak lag diantara dua periode waktu dan tidak pada waktu aktual pada saat covariance tersebut dihitung. (Gujarati,2003: 797)

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 34

1.6.1.2 Uji Kointegrasi (Gujarati,2003:822-824;

Koop,2000:156)

Uji ini dikembangkan berdasarkan adanya persepsi model

data yang tidak stasioner dapat terjadi kointegrasi jangka

panjang antara tiap variabel yang diuji. Uji ini disebut Engle-

Granger18 Test dengan langkah :

Langkah Pertama :

Estimasi tiap parameter dari persamaan regresi dengan

menggunakan model Ordinary Least Square (OLS) dari X

terhadapY dan peroleh nilai residualnya.

Yt = α0 + α1 Xt1 + α2 Xt2 + ut

Langkah Kedua :

Lakukan uji stasioneritas (Unit Root Test) pada residual

menggunakan ADF critical value.

Apabila hipotesis Unit Root ditolak maka disimpulkan

bahwa Y dan X terkointegrasi dan apabila hipotesis unit root

tidak ditolak, maka kointegrasi tidak terjadi.

1.6.1.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) (Gujarati, 2003:81-

87)

18 Rob Engle dan Clive Granger memperoleh hadiah nobel economics tahun 2003 karena perhatian mereka terhadap pentingnya stasioneritas dalam data time series.

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 35

Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan

dari model yang dipakai. Koefisien determinasi (R2) yaitu angka

yang menunjukkan besarnya kemampuan varians19 atau

penyebaran dari variabel-variabel bebas yang menerangkan

variabel tidak bebas atau angka yang menunjukkan seberapa

besar variabel tidak bebas dipengaruhi oleh variabel-variabel

bebasnya.

Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0

hingga 1 (0 < R <1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka

model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan

antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.

1.6.1.4 Uji t-statistik (Gujarati, 2003: 129-133)

Uji t- statistik digunakan untuk menguji pengaruh parsial

dari variabel –variabel independen terhadap variabel

dependennya. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis:

H0 : βi = 0, variabel bebas tidak mempengaruhi variabel

tidak bebas

H1 : βi ≠ 0, variabel bebas mempengaruhi variabel tidak

bebasnya

Dengan menguji dua arah dalam signifikansi ½ , dan

derajat kebebasan (degree of freedom, df ) = n – k (n = jumlah

19 varians atau standar deviasi memberikan indikasi seberapa dekat atau luasnya nilai X tersebar disekitar nilai rata-ratanya.(Gujarati,2003:880)

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 36

observasi dan k = jumlah parameter termasuk konstanta), maka

hasil pengujian akan menunjukkan :

H0 : diterima bila t-stat < t-tabel

H1 : ditolak bila t-stat > t-tabel

1.6.1.5 Uji F-statistik (Gujarati, 2003:254-259)

Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikansi

pengaruh dari semua variabel bebas secara keseluruhan

terhadap variabel tidak bebasnya.

Hipotesa yang digunakan adalah :

Ho : β0 = β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0 , Semua variabel

bebas secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak

bebasnya.

H1 : Salah satu βn ≠ 0 ,Semua variabel bebas secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya

Dengan tingkat keyakinan = α dan df = (k-1) (N-k)

Hasil pengujian akan menunjukkan :

- Apabila nilai F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak ; artinya

setiap variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel tidak bebasnya.

- Apabila F-hitung F-tabel, maka Ho diterima ; artinya

variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 37

terhadap variabel tidak bebasnya.

1.6.1.6 Pengujian Alternatif Lag20 dengan Akaike

Information Criterion (AIC) (Gujarati, 2003:537)

Dari beberapa model lag yang menjadi alternatif, harus

diketahui lag mana yang memberikan hasil estimasi terbaik21.

Dalam penelitian ini digunakan Akaike Information Criterion

(AIC)22 sebagai dasar pemilihan. Kriteria Informasi ini telah

telah umum digunakan dalam data time series untuk

menentukan lag yang tepat. AIC dirumuskan sebagai :

Dimana :

e = natural logaritma ( e ~ 2,7183)

n = Total jumlah observasi sampel

k = jumlah variabel dalam model, termasuk intercept

= sample Residual Sum of Square (RSS)

Dari beberapa model alternatif lag, masing-masing

dihitung nilai AIC nya. Semakin rendah angka perhitungan AIC

semakin baik performance dari model tersebut.

20 Uji ini dilakukan mengingat disamping simple model ECM , ECM dapat pula menggunakan lag seperti ADL(p,q), bahkan ECM dikenal juga sebagai restricted version dari ADL.(Koop,2000:161)21 Selain pengukuran R2 dan adjusted R2 sebagai pengukuran Goodness of fit22 Selain AIC, metode yang populer juga adalah Schwarz Information Criterion (SIC) yang juga digunakan untuk mengetahui dari beberapa alternatif model, manakah yang memberikan sample performance terbaik. Hasil SIC biasanya tidak jauh berbeda dari hasil AIC.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 38

1.6.2 Pengujian Masalah dalam Regresi Linear

1.6.2.1 Masalah Multikolinier (Gujarati,2003:341-375)

Multikolinear menunjukkan gejala adanya hubungan

linear atau hubungan yang pasti diantara explanatory variabel

(variabel penjelas) dalam model regresi. Gejala ditunjukkan oleh

beberapa faktor, namun yang paling mendukung penjelasan

adanya multikolinier dalam model yaitu apabila nilai R2 dari

hasil regresi sangat tinggi namun sebagian besar explanatory

variabel tidak menjelaskan hubungan yang signifikan terhadap

variabel yang dijelaskan, melalui perbandingan antara nilai t-

stat dan F-stat dengan t-tabel dan F-tabel (Gujarati, 2003:354)

Karena pengukuran besarnya R2 dan jumlah t-stat

signifikan bersifat relatif, maka dilakukan pengujian tambahan

dengan memperhatikan korelasi parsial diantara regresor dalam

bentuk matriks. Rule of Thumb dari pengukuran ini adalah

semakin tingginya nilai korelasi parsial sepasang regresor,

maka terdapat multikolinearitas (ibid, 355).

1.6.2.2 Masalah Autokorelasi23 (Gujarati, 2003:441-490)

Autokorelasi adalah korelasi diantara anggota observasi.

Masalah autokorelasi dalam model menunjukkan adanya

23 Pada data Cross Section disebut spatial autocorrelation

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 39

hubungan korelasi antara variabel gangguan (error term) dalam

suatu model24 yang terjadi karena beberapa faktor :

1. Inersia, data observasi dipengaruhi oleh data sebelumnya.

Misalnya data observasi saat terjadi kelesuan ekonomi

sehingga data time series berikutnya dipengaruhi data

sebelumnya walaupun perekonomian sudah membaik.

2. Bias spesifikasi dengan mengeluarkan atau tidak memasukan

variabel bebas tertentu yang sebenarnya turut

mempengaruhi variabel tidak bebasnya menurut teori

ekonomi, walaupun hasil perhitungan kuantitas tidak

mendukung.

3. Bias spesifikasi berupa bentuk model yang tidak tepat

4. Manipulasi data akibat data secara sistematis tidak tersedia

untuk periode yang diharapkan, seperti penggunaan interpolasi,

ekstrapolasi, dan transformasi data.

5. Non stasioneritas pada data time series yang digunakan.

Gejala ini dapat terdeteksi melalui graphical method

dengan mem-plot waktu dan residual. Sedangkan Uji formal

yang dapat dilakukan adalah uji Durbin-Watson d Test dan Run

Test25.

24 Ketidakberadaan masalah autokorelasi penting karena merupakan salah satu asumsi CLRM (Classical Linear Reggression Model) 25 Untuk model yang memasukkan nilai lag dari dependen variabel (yang dikenal dengan autoregressive model), tes ini inapplicable (Gujarati,2003:468) dan karena mengunakan dw-test memiliki kemungkinan jatuh di indecision area,maka penulis melakukan uji autokorelasi kedua yaitu Run Test.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

0 dL dU 2 4 – dU 4 – dL 4

Zone of Indecicision

Zone of Indecicision

No not reject H0 or H0* or both Reject H0*

evidence of negative autocorrelation

Reject H0 evidence of positive autocorrelation

BAB I PENDAHULUAN 40

Durbin Watson Test (Gujarati, 2003:467-472)

Ketentuan yang berlaku untuk melihat apakah suatu

model mempunyai masalah korelasi berdasarkan pada daerah

kritis di bawah ini :

Gambar 1.1

Nilai Batas Kritis DW - Stat

Sumber : Figure

12.10 ,Basic Econometrics 4th ed., Damodar Gujarati, 2003:469

Dengan hipotesa :

H0 : No positive autocorrelation

H0* : No negative autocorrelation

Ketentuan :

dL = Batas kritis bawah

dU = Batas kritis atas

4-dU = batas kritis atas (dilihat dari batas maksimum)

4-dL = batas kritis bawah (dilihat dari batas minimum)

Ketentuan penilaian batas kritis yang menjelaskan ada

atau tidaknya masalah serial korelasi dalam model

adalahsebagai berikut :

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 41

Tabel 1.6

Penilaian Batas Kritis Durbin Watson Test

Hipotesa nol (H0) Kriteria Nilai

Kritis

Kesimpulan

Tidak ada positif

autokorelasi

Tidak ada positif

autokorelasi

Tidak ada negatif

autokorelasi

Tidak ada negatif

autokorelasi

Tidak ada autokorelasi

0 < d < dL

dL d dU

4 – dL < d <4

4 – dU d 4 – dL

dU < d < 4 – dU

Ho ditolak

Autokorelasi tidak

jelas

Ho ditolak

Autokorelasi tidak

jelas

Ho diterima

Sumber : Table 12.6, Basic Econometrics 4rd edition, Damodar

Gujarati, 2003:470

Uji Run (Gujarati, 2003: 465-467)

Uji ini menguji kemungkinan terjadinya autokorelasi

dalam model ekonometrika. Penulis memilih melakukan tes ini

disamping durbin watson test karena model yang variabelnya

memakai metode interpolasi atau ekstrapolasi serta

menggunakan autoregressive model merupakan model yang

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 42

sebaiknya tidak menggunakan durbin watson test karena

kemungkinan jatuh di indecision areanya lebih besar.

Uji ini dilakukan dengan menampilkan residual (ut) dan

residual yang telah distandarisasi (ut / varians) dari persamaan

ekonometrik yang diperoleh. Melihat residual yang random ini

dapat kita bedakan kedalam kelompok positif dan negatif26.

Seperti :

(- - - - - - -)( + + + + + + + + + + + + +)(- - - - - - - - - -)(+ + + +

+ + + +)

kemudian dari hasil pengelompokan tersebut dihitung:

n = total jumlah observasi

n1 = jumlah simbol +

n2 = jumlah simbol –

k = jumlah run

Dengan asumsi n1 > 10 dan n2 > 10, dihitung :

Mean E (k) = 2n1n2 + 1

n1 + n2

Variance : 2k = 2n1n2(2n1n2 – n1 – n2 )

(n1 + n2)2 (n1 +n2 –1)

Kenudian nilai 2k dibandingkan dengan hipotesa :

Ho : Tidak terdapat autokorelasi

26 Prediksi sederhana dapat dilihat dari jumlah run. Run yang terlalu banyak menunjukkan autokorelasi positif, run yang terlalu sedikit menunjukkan autokorelasi positif (Gujarati, 2003:465)

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 43

H1 : Terdapat autokorelasi

Apabila nilai k berada pada interval

(E(k) – (t-tabel)k ≤ k ≤ E(k) + (t -tabel)k) Ho tidak ditolak,

tidak terdapat autokorelasi.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV

DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi dan Studi

Pembangunan

Draft Skripsi

Disusun Oleh

Erna Rachmawati

B1B99035

Menyetujui

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 44

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Ekonomi dan Studi pembangunan

Dr. Hj. Rina Indiastuti, SE., MSIE Ekki Syamsulhakim, SE.,MApplEc NIP. 131 565 297 NIP. 132 240 319

Tabel 1.4

Daftar Bank Syariah di Indonesia beserta Produk

perbankannya

November 2003

Nama Bank Nama Produk Nominal

Pembayaran

pertama

Bank Syariah Penuh

( Full Islamic Bank)

1. Bank Muamalat

Indonesia

Umat Saving

Haji Arafah Saving

Mudharabah

Deposit

Fulinves Deposit

BMI Wadiah Giro

Rp. 50.000,-

Tergantung

keberangkatan

Rp 1.000.000,-

(individu dan

korporasi)

Rp. 2.000.000,-

atau US$ 1,000

(Individu dan

korporasi)

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 45

Rp. 500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

2. Bank Syariah Mandiri Tabungan Bank

Syariah Mandiri

Tabungan Haji

Mabrur

Deposito Syariah

Mandiri

Giro Syariah

Mandiri

Rp.25.000,-

Rp.500.000,-

Rp.500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

Rp.500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

3Bank dengan Cabang

Syariah

(Conventional Banks

having Syariah Bank

Branvhes)

1. Bank IFI Syariah Tabungan Multi

Manfaat

Multi Investasi

Deposito

Mudharabah

Giro Aman Multi

Manfaat

Rp.50.000,-

Rp.500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

Rp.500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 46

2. Bank Negar Indonesia

(BNI) Syariah

Tabungan Syariah

Plus BNI

Tabungan Haji

Mudharabah

Deposito

Mudharabah BNI

Giro Wadiah BNI

Rp.25.000,-

Rp.1.000.000,-

Rp.1.000.000,-

(individu dan

korporasi)

Rp.500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

3. Bank Jabar Syariah Tabungan

Mudharabah

Tabungan Wadiah

Deposito

Mudharabah

Giro Wadiah

Rp.50.000,-

Rp.20.000,-

Rp.1.000.000,-

(individu dan

korporasi)

Rp.1.000.000,-

(individu dan

korporasi)

4. Bank Danamon Syariah Tabungan Bagi

Hasil

Deposito Titipan

Tabungan Titipan

Haji

Deposito Bagi

Hasil

Giro Titipan

Rp.50.000,-

Rp.50.000,-

Rp.100.000,-

Rp.1.000.000,-

(individu)

Rp.5.000.000,-

(korporasi)

Rp.500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 47

5. Bank BRI (Bank Rakyat

Indonesia) Syariah

Tabungan

Mudharabah

Tabungan Haji

Mudharabah

Deposito

Mudharabah

Giro Wadiah

Rp.50.000,-

Rp.500.000,-

Rp.2.500.000,-

(individu dan

korporasi)

Rp.1.000.000,-

(individu)

Rp.5.000.000,-

(korporasi)

6. Bank Bukopin Syariah Tabungan Wadiah

Tabungan Haji

Wadiah

Deposito

Mudharabah

Giro Wadiah

Rp.25.000,-

Rp.500.000,-

Rp.8.000.000,-

(individu)

Rp.8.000.000,-

(korporasi)

Rp.500.000,-

(individu)

Rp.1.000.000,-

(korporasi)

7. Bank BII (Bank

Internasional Indonesia)

Syariah

Tabungan Platinum

Mudharabah

Deposito Platinum

Mudharabah

Giro Platinum

Wadiah

Rp.100.000.000,-

Rp.100.000.000,-

(individu)

Rp.100.000.000,-

(korporasi)

Rp.100.000.000,-

(individu)

Rp.100.000.000,-

(korporasi)

Sumber : Tabel 3 dalam Special Reports, Business Profile

Indocommercial, No.333 19th November 2003

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  BESARNYA SIMPANAN MUDHARABAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 1993.I –2003.IV DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 48