ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun...

59
ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI BESI TRADISIONAL DI KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH NUR AJENI NIM: 07C20101081 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH - ACEH BARAT 2014

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun...

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA

PANDAI BESI TRADISIONAL DI KECAMATAN KUALA

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

NUR AJENI

NIM: 07C20101081

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT

2014

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Tenaga Kerja pada Usaha Pandai Besi

Tradisional di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya

Nama : NNuurrAAjjeennii

Nim : 07C20101081

Program Studi : Ekonomi dan Studi Pembangunan

Menyetujui;

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Drs. T. Razali Rasyid Yayuk EW , SE,.M.Si

Mengetahui;

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Ekonomi

Zulbaidi, MM Yayuk EW, SE, M.Si

Tanggal Kelulusan : 21 September 2014

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa
Page 4: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

v

ABSTRAK

Nur Ajeni :Pengaruh Pengembangan Usaha Pandai Besi Tradisional Terhadap

Pendapatan Tenaga Kerja di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Dibawah

bimbinganT.Razali Rasyid dan Yayuk, EW

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pengembangan

Usaha Pandai Besi Tradisional Terhadap Pendapatan Tenaga Kerja di Kecamatan

Kuala Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Peut

Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, sedangkan yang menjadi objek dalam

penelitian adalah pengaruh pengembangan usaha pandai besi, jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 34 orang dengan metode yang digunakan Purposive

Sampling.

Hasil penelitian berdasarkan hasil uji-F atau simulat menunjukkan bahwa

semua variabel yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan

keluarga dalam pengembangan usaha pandai besi di Kecamatan Kuala Kabupaten

Nagan Raya. Hal ini karena diperoleh nilai FhitungFtabelpada tingkat signifikan =

5%, dan variabel yang domiman dalam penlitian ini adalah variabel Produk karena

mempunyai nilai koefisien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel lain.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada pemerintah daerah

Kabupaten Nagan Raya untuk memberikan subsidi atau bantuan kepada perajin

pandai besi untuk mengembangkan usahanya, sehingga dengan adanya bantuan

tersebut para perajin pandai besi dalam mengembangkan usaha pandai besi

trdisional dapatmeningkatkan pendapatan Tenaga Kerja, dengan demikian

peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja atau perajin pandai besi tradisional dapat

terwujudkan dimasa-masa yang akan datang.

Kata Kunci : Pengembangan Usaha Pandai Besi, Tradisional, Pendapatan

Tenaga Kerja

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu ciri perkembangan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

perkembangan sektor industrinya, pengalaman dari perkembangan ekonomi yang

telah berlangsung di negara maju menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi

harus dengan perkembangan sektor industri. Kegiatan ekonomi pedesaan dapat

dikembangkan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh desa itu sendiri,

baik potensi fisik maupun potensi non fisiknya. Jadi, sangat tergantung pada

potensi alam dan manusianya yang terdapat di desa. Disamping itu, pada dasarnya

setiap manusia mempunyai daya adaptasi untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya dengan menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Manusia dapat menjadikan sumber daya alam sebagai kekayaan yang dapat

mendukung kehidupannya ( Muhammad Ibrahim, hal 47. 2004).

Perekonomian di desa tidak hanya berfokus pada masalah pertanian semata,

tetapi lebih dari itu termasuk pada sektor jasa dan industri, serta perdagangan

namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini

berarti bahwa ekonomi desa dapat dipacu melalui ketersediaan sumber daya alam

yang dikelola oleh sumber daya manusia yang merupakan elemen penting dalam

sektor perekonomian desa (Wisadirsono, hal, 32. 2004).

Pertumbuhan industri terutama industri kecil sekarang ini tumbuh pesat, hal

ini disebabkan karena industri kecil telah diakui sebagai penunjang utama dalam

pembangunan regional, industri juga sangat terkait erat dengan tradisi sebagian

besar anggota masyarakat dalam sektor ekonomi kerakyatan, dilihat dari posisi

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

2

sosial ekonomi dari sektor industri kecil di Indonesia, menunjukkan bahwa

sebagian besar kegiatannya berlokasi di daerah pedesaan dengan sifat dan metode

usaha yang sangat tradisional. Selain itu, sektor industri kecil ini pada umumnya

masih tergantung pada pasaran lokal serta pola musiman.

Industri rumah tangga dikategorikan sebagai industri kecil, tetapi

bagaimana pun juga dalam proses atau aktivitas sehari-hari industri ini melibatkan

tenaga kerja yang mayoritas berasal dari desa setempat (desa dimana lokasi

industri itu berada), termasuk penyediaan alat-alat kerja keperluan sehari-hari

seperti pisau, parang, pisau toreh dan lain-lain. Meskipun demikian, minat

masyarakat terhadap alat-alat kerja sehari-hari yang diproduksi secara tradisional

masih sangat tinggi. Sebab, ketersediaan alat-alat kerja produksi dari luar daerah,

belum tentu sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan penduduk setempat

(Sudisma, hal. 21, 2007).

Pada hakekatnya konsep dasar pendapatan merupakan proses arus yaitu

“penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu”.

Teguh Wahyono (2011, h. 32) menyebutnya sebagai produk perusahaan dan

besarnya diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pelanggan

(konsumen). Laba akan timbul bilamana jumlah rupiah aktiva menunjukkan

pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya yang dibebankan.

Pekerjaan Pandai besi merupakan pekerjaan yang sudah lama ditekuni dan

memiliki peminat yang cukup banyak, namun masih ada beberapa kendala yang

sering dihadapi oleh para pengrajin pandai besi seiring dengan perkembangan

globalisasi yang menggeser produk hasil kerajinan masyarakat di Indonesia.

Pandai besi adalah salah satu industri rumah tangga yang sedang berkembang di

Kabupaten Nagan Raya, dimana pengrajin pandai besi ini menggeluti

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

3

pekerjaannya sudah cukup lama dan bersifat turun temurun dari nenek moyang

mereka, bahkan pemasarannya sampai ke luar dari daerah Kabupaten Nagan

Raya. Hal ini menunjukkan banyaknya peminat hasil kerajinan tersebut. karya

pengrajin pandai besi di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sangatlah

berbeda dengan hasil pendapatan Tenaga Kerja atau pengrajin Pandai Besi di

daerah lain di mana pengrajin di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya lebih

mengandalkan kualitas dari hasil produksinya dan tidak terlalu mengandalkan

bentuk atau model seperti pengrajin pandai besi di daerah lain. Berdasarkan uraian

diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pendapatan Tenaga Kerja pada Usaha Pandai Besi Tradisional di

Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat merumuskan

permasalahan yaitu Bagaimana Pengaruh Pengembangan usaha pandai besi

tradisional terhadap pendapatan Tenaga Kerja di Kecamatan Kuala Kabupaten

Nagan Raya?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan/menganalisis

bagaimana Pengaruh Pengembangan usaha pandai besi tradisional terhadap

pendapatan Tenaga Kerja di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

4

a. Manfaat Tioritis

Manfaat Teoretis dapat menerapkan pengetahuan dan menambah wawasan

bagi penulis serta dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan, acuan dan

informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan serta dapat dijadikan sebagai

solusi meningkatkan pendapatan Tenaga Kerja usaha pandai besi di

Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

1.5 Rumusan Hipotesis

Dari latar belakang di atas, Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa Usaha

pandai besi tradisional dapat meningkatkan pendapatan Tenaga Kerja di

Kecamatan Kuala Raya Kabupaten Nagan Raya.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagian pertama terdiri dari pendahuluan terdapat sub-sub bab yang meliputi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, Rumusan hipotesis, Sistematika

Penulisan.

Bagian kedua merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang Pengertian Usaha

Kecil, Pengertian Pendapatan, Pengertian Tradisional, Pengembangan

Pendapatan Usaha Pandai besi, Hambatan-hambatan yang dihadapi Pandai

Besi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan yaitu Tempat Usaha,

Modal, Tenaga Kerja

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

5

Bagian ketiga adalah metode penelitian yaitu Pendekatan dan Jenis Penelitian,

Tempat dan Waktu Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Bagian keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan yaitu Usaha Pandai Besi,

Sifat dari Pandai Besi, Kerangka Konseptual, Deskripsi Data, Hasil Analisis

Data, Hasil Penelitian.

Bagian kelima adalah penutup yaitu Kesimpulan dan Saran.

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang

dimilikinya kepada sektor produksi. atau pendapatan adalah hasil berupa uang

atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor

produksi. Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh

suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang

dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang dihasilkan

suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Pendapatan (revenue) diartikan

sebagai aliran masuk kas yang terjadi akibat adanya penjualan barang atau

penyerahan jasa yang dihasilkan (Payaman .S, hal 22. 2005).

Pendapatan merupakan faktor penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada

pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan

adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa

dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan

sewa (Sudisma, hal. 12. 2007).

Menurut Teguh Wahyono (2011, h. 32) hakekat konsep dasar pendapatan

merupakan proses arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama

jangka waktu tertentu, menyebutnya sebagai produk perusahaan dan besarnya

diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pelanggan

(konsumen). Laba akan timbul bilamana jumlah rupiah aktiva menunjukkan

pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya yang dibebankan.

Berikut ini adalah pengertian pendapatan menurut pendapat :

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

7

1. Kuswandi (2003, h.110)

- Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode; arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan modal (ekuitas) dan tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal

- Pendapatan adalah pemasukan dari penjualan produk dan pelayanan.

2. T.Wahyudi (2007, h.23)

- Pendapatan adalah determinan primer dari seberapa banyak orang yang

memilih untuk mengkonsumsi. Pendapatan adalah hasil dari aktivitas

bisnis, seperti pendapatan sewa atau penjualan

- Pendapatan merupakan penjumlahan dari masing-masing efek pada

industri

3. Teguh Wahyono (2011, h.67)

- Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan

- Pendapatan merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh

adanya transaksi dengan pihak ketiga. Pendapatan adalah peningkatan

ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa

kepada pembeli.

- Pendapatan merupakan penambahan modal yang dipergunakan dalam

aktivitas usaha

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa secara luas

pendapatan dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan

investasi. Dalam hal ini termasuk juga perubahan net asset yang timbul dari

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

8

kegiatanproduksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan

investasi, kecuali kontribusi modal dan penyesuaian modal.

Karakteristik Pendapatan dapat ditinjau dari 2 aspek yaitu :

1. Aspek fisik : pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses

menghasilkan laba.

2. Aspek moneter : pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari

kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.

2.2 Pengertian Tradisional

Tradisi Bahasa Latin yaitu traditio, diteruskan atau kebiasaan, dalam

pengertian yang paling sederhana menurut Ariwiadi (2001, h.12) Tradisional

adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari

kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya pada satu negara, kebudayaan,

waktu tertentu atau penganut agama.

Menurut Ariwiadi (2001, h.16) hal yang paling mendasar dari tradisi adalah

adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun

(sering kali) lisan, karena tanpa adanya informasi ini, suatu tradisi dapat punah.

Dalam pengertian lain menurut Zuhdi (2005, h. 43) tradisi adalah adat-istiadat

atau kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat. Dalam

suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara atau model

“ tindakan ” yang sudah ada merupakan pilihan yang terbaik untuk memenuhi

kebutuhan atau menyelesaikan persoalan. Biasanya sebuah tradisi tetap saja

dianggap sebagai cara atau model terbaik selagi belum ada alternatif lain, dengan

informasi semua itu akan jelas bagi pewaris.

Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan respon terhadap

berbagai persoalan dalam masyarakat berdasarkan tradisi. Didalamnya terkandung

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

9

metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau

berpedoman pada tradisi. Tradisi selalu di kontrol oleh nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain tradisional adalah setiap tindakan

dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi.

Seseorang akan merasa yakin bahwa suatu tindakannya adalah betul dan

baik, bila dia bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma

yang berlaku. Dan sebaliknya, dia akan merasakan bahwa tindakannya salah atau

keliru atau tidak akan dihargai oleh masyarakat jika ia berbuat diluar tradisi atau

kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Di samping itu berdasarkan pengalaman

atau kebiasaannya dia akan tahu persis mana tindakan yang menguntungkan dan

mana yang tidak. Di mana saja masyarakatnya tindakan cerdas atau kecerdikan

seseorang bertitik tolak pada tradisi masyarakatnya.

Dari uraian diatas akan dapat dipahami bahwa sikap tradisional adalah

bahagian terpenting dalam sitem tranformasi nilai-nilai kebudayaan. Artinya jika

ada perubahan di dalam masyarakat, namun anggota masyarakat tidak serta merta

meninggalkan tradisinya. Tradisi tetap berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kita

harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari

generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis. Artinya proses mentransfer atau

pewarisan kebudayaan merupakan interaksi langsung (berupa pendidikan) dari

generasi tua kepada generasi muda berdasarkan nilai dan norma yang berlaku.

2.3 Pengembangan Pendapatan Usaha Pandai besi

Pendapatan usaha pandai besi adalah jumlah uang yang diterima dari hasil

penjualan hasil produksi besi yang telah di olah menjadi peralatan pertanian, alat

pelengkapan memasak seperi pisau dapur dan sebagainya, untuk membuat

peralatan jenis lain juga tergantung pada permintaan. Perubahan musim sangat

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

10

tergantung pada permintaan, seperti peralatan pertanian dibutuh pada saat-saat

tertentu dalam daur penanaman padi seperti sekop, parang, cangkul, garu, dan

mata bajak dibutuhkan selama musim tanam, alat-alat penyiang selama periode

bertumbuh, dan pisau pemanen (ani-ani) atau arit selama musin panen. Biasanya,

warga desa membeli alat-alat pertanian baru dan memperbaiki yang lama persis

sebelum awal musim hujan, sehingga menciptakan satu lonjakan tajam

permintaan sehingga sehingga pendapatan usaha pandai besi dapat meningkatkan

taraf hidup keluarganya.

Kegiatan produksi pandai besi di perdesaan dapat dikembangkan melalui

organisasi dengan skala yang tidak relatif besar, dengan cara mengembangkan

industri kecil atau kerajinan rakyat seperti usaha pandai besi yang tidak terlalu

membutuhkan modal besar maupun teknologi yang relatif canggih. Pandai besi

adalah salah satu industri rumah tangga yang sedang berkembang. Besi yang telah

diolah dengan hasil produksi yang lebih mengandalkan bentuk atau modelnya,

ketahanan atau kualitas hasil produksinya sangat berpengaruh terhadap tingkatan

harga produksi besi. Pengembangan usaha pandai besi umumnya bersifat turun

temurun dari nenek moyang atau belajar keahlian pandai besi secara generasi ke

generasi.

Hasil produksi usaha pandai besi selalu untuk dijual, maka untuk

menaikkan harga produksi tergantung kepada perbandingan harga yang akan

diterimanya untuk hasil-hasil usaha pandai besi dan biaya untuk memproduksinya.

Masyarakat harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran dan penerimaan.

Masyarakat usaha pandai besi selalu menjual hasil produksinya seperti peralatan

pertanian dan sebagainya di pasar dengan harga yang lebih tinggi dari pada biaya

yang dikeluarkan oleh produksi usaha pandai besi, sehingga pendapatan dari hasil

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

11

usaha pandai besi yang dikembangkan secara maksimal sehingga otomatis derajat

kesejahteraan masyarakat di pedesaan juga turut meningkat.

2.4 Hambatan-hambatan yang dihadapi Pandai Besi

Pada umumnya sikap mental masyarakat desa, hakekat dari hidup adalah

bahwa manusia hidup untuk bekerja keras agar dapat makan dan beribadah kepada

penciptanya, dengan harapan dapat memperoleh kehidupan yang selaras dan

seimbang. Sikap pasrah diri, kurang motivasi untuk maju dan sulit diajak

melakukan perubahan termasuk beberapa hambatan-hambatan terhadap sikap

yang masih dimiliki oleh masyarakat di pedesaan.

Perajin pandai besi di desa dengan rata-rata pendidikan rendah, memiliki

sikap kurang menerima pembaharuan. Meskipun menerima pembaharuan tersebut,

namun sangat lambat untuk menerima dan menyikapi pembaharuan yang

diterimanya. Karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki, maka itu

menjadi sulit bagi masyarakat untuk menerimanya dan diajak untuk maju, di sisi

lain sebenarnya masyarakat desa juga bercita-cita untuk maju, untuk mencapai

cita-cita tersebut, lambat laun terjadi perubahan paradigma tentang perubahan

pendidikan. Sehingga masyarakat menguatkan kesadaran untuk lebih maju dan

hidup lebih baik, perajin usaha pandai besi yang lebih cerdas sehingga

bertambahnya pengetahuan dan pengalaman merupakan salah satu asset bagi

masyarakat untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Pertumbuhan pendapatan keluarga yang ada di desa memerlukan serangkaian

kegiatan yang meliputi kegiatan supervisi, riset, informasi dan pengembangan

yang terus menerus atau berkesinambungan, disamping itu. Perlu dilakukan

bentuk-bentuk pelatihan dan pendidikan bagi para perajin usaha pandai besi yang

dilakukan oleh pemerintah setempat, sehingga kendala-kendala yang dihadapi

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

12

oleh perajin usaha pandai besi dapat meningkatkan taraf hidup yang lebih

sejahtera.

Mengenai industri kecil atau yang lazim disebut industri rumah tangga (home

industry) seperti usaha pandai besi, biasanya dilakukan atau diproses dalam space

yang kecil atau terbatas, seperti modal yang tidak terlalu besar, teknologi masih

sederhana, termasuk tenaga kerja yang biasanya berasal dari keluarga sendiri.

Walaupun ada tenaga bantuan dari luar, jumlahnya tidak banyak. Karena

berproses dalam skala yang terbatas, maka outputnya pun tidak banyak, seperti

yang dihasilkan oleh industri besar. Tetapi mengenai mutu atau kualitas tentu

tidak dapat dikatakan selalu jelek karena banyak industri kecil yang sangat

menjaga mutu produknya demi menjaga image mereka di pasaran (Sudirman, hal.

2004).

2.5 Pengertian Usaha Kecil

Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi

usaha kecil dan menurut kategori, menurut Sudisman (2001, h. 91) tentang usaha

kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan

maksimal Rp. 1 miliar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 juta. Kedua,menurut kategori,

usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. Badan Pusat

Statistik (BPS) mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya yaitu

sebagai berikut :

1. Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang

2. Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang

3. Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang,

4. Industri besar dengan pekerja 100 orang.

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

13

Kendati beberapa definisi mengenai usaha kecil, namun agaknya usaha kecil

mempunyai karakteristik yang hampir seragam adalah sebagai berikut :

1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan

operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang

merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan serta

memanfatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.

2. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal,

sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari

modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat,

pedagang perantara, bahkan renternir.

3. Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum memiliki status badan

hokum.

4. Dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian

dari seluruh indutri kecil bergerak pada kelompok usaha industri

makanan, minuman dan tembakau.

2.6 Pembangunan Industri di Desa

Daerah pedesaan di Indonesia merupakan wilayah yang potensial untuk

landasan pembangunan nasional. Hal ini jika dilihat dari segi kekayaan alam dan

sumber daya manusia yang tersedia.

Potensi tenaga kerja di pedesaan dapat direkrut dan dibina serta diarahkan

untuk mengelola industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Dengan demikian,

arus urbanisasi ke kota yang diakibatkan oleh ketidakadaan sumber mata

pencaharian di desa, dapat dicegah.

Mengembangkan usaha industri di pedesaan akan sama interestnya dengan

usaha industri di perkotaan apabila industri tersebut dapat dikelola secara cermat

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

14

dan terencana, dengan tetap memperbaiki potensi pendukungnya, seperti: potensi

desa yang bersumber dari alam di sekitar desa tersebut, inilah faktor utama yang

mesti menjadi pertimbangan bagi pihak masyarakat yang berniat untuk membuka

industri di desa. Dengan demikian, struktur ekonomi pedesaan akan menguat atau

mengalami perubahan apabila pertumbuhan didasarkan pada sumber daya alam

yang tersedia serta pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh anggota masyarakat

desa.

Sejauh ini perekonomian pedesaan relatif dapat menciptakan kesempatan

kerja serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Meskipun demikian,

faktor yang perlu diperhatikan adalah masyarakat perlu dilindungi atau dilayani

dari kondisi fluktuasi pesat yang bisa saja merugikan masyarakat sendiri.

Disinilah sebenarnya fungsi pemerintah dalam usaha untuk mengimplementasikan

fungsi sebagai salah satu variable utama dalam rangka pergeseran masyarakat

desa dari kondisi kemiskinan dan keterpurukan.

Kegiatan perekonomian di pedesaan dapat dikembangkan melalui organisasi

dengan skala yang tidak relatif tidak terlalu besar, dengan cara mengembangkan

industri kecil atau kerajinan rakyat yang tidak terlalu membutuhkan modal besar

maupun teknologi yang super canggih. Sekalipun dalam skala kecil dan

menengah, kegiatan ekonomi di pedesaan serta dapat menciptakan bentuk

manajemen untuk pembangunan pedesaan, mulai dari soal-soal yang berkaitan

dengan pemberian izin, mengundang investor atau pemodal, serta pihak-pihak lain

yang dianggap mampu mengambil bagian dalam pertumbuhan perekonomian

tersebut.

Pertumbuhan ekonomi di desa memerlukan serangkaian kegiatan yang

meliputi kegiatan supervisi, riset, informasi dan pengembangan yang terus

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

15

menerus atau berkesinambungan. Di samping itu, perlu pula dilakukan bentuk-

bentuk pelatihan dan pendidikan bagi para pelaku ekonomi maupun pemerintah

setempat. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinkronisasi tugas dan kepentingan

antar para pihak.

Menurut Muhammad Ibrahim (2003, h.95) Sasaran-sasaran yang perlu

dikembangkan guna mengubah struktur ekonomi desa antara lain:

1. Tersedia pasar desa yang berfungsi sebagai tempat transaksi atas barang-

barang yang diproduksi. Pasar desa ini juga merupakan tempat

pengumpulan barang-barang komoditi yang dihasilkan oleh masing-

masing desa. Pasa desa ini juga dimaksudkan sebagai tempat yang paling

tepat untuk mengukur supply demand sehingga harga dapat ditentukan.

Dengan demikian maka pasar desa ini dapat memainkan peranan dan

menentukan rencana produk yang akan diberi pada masyarakat desa. Hal

yang juga perlu untuk diperhatikan bahwa pasar desa ini tidak boleh

berhenti. Sebaliknya, harus dilakukan secara terus-menerus.

2. Pemberian fasilitas kredit

3. Pengembangan industri kecil guna menarik tenaga terlatih untuk tetap

tertarik bekerja di desa

4. Mengembangan usaha koperasi guna meningkatkan pendapatan

masyarakat dan pendapatan desa guna mendukung usaha-usaha ekonomi

setempat.

Dalam tujuan pembangunan industri, bukanlah suatu tujuan yang berdiri

sendiri melainkan saling terikat dengan tujuan pembangunan nasional karena

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sasaran pembangunan nasional,

yaitu guna menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila.

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

16

Oleh sebab itu, proses industrialisasi lebih dimantapkan guna mendukung

berkembangnya industri disegala bidang, termasuk industri yang dibangun dan

dikelolah masyarakat pedesaan.

Pengertian industri menurut Rustam Evendi (2004, h.30) diartikan sebagai

perusahaan yang membuat atau menghasilkan barang-barang. Defenisi yang

dimuat dalam kamus bahasa Indonesia tersebut, tidak memberikan batasan

mengenai besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dikategorikan sebagai

industri. Ini dapat diartikan bahwa bagaimanapun skala perusahaan yang membuat

atau menghasilkan suatu barang, sudah dapat dikatakan industri.

Mengenai industri kecil atau yang lazim disebut industri rumah tangga

(home industry), biasanya dilakukan atau diproses dalam space yang kecil atau

terbatas, seperti modal yang tidak terlalu besar, teknologi yang juga tidak terlalu

modern, termasuk tenaga kerja yang biasanya berasal dari keluarga sendiri.

Walaupun ada tenaga bantuan dari luar, jumlahnya tidak banyak. Karena

berproses dalam skala yang terbatas, maka outputnya pun tidak banyak, seperti

yang dihasilkan oleh industri besar atau raksasa. Tetapi mengenai mutu atau

kualitas tentu tidak dapat dikatakan selalu jelek karena banyak industri kecil yang

sangat menjaga mutu produknya demi menjaga image merekadi pasaran.

Ada tiga hal mendasar yang seringkali menjadi permasalahan dalam

mengelolah industri pedesaan. Pertama produksi, kedua manajemen dan terakhir

adalah pemasaran. Ketiga unsur ini menjadi elemen yang saling berhubungan

tanpa ada penekanan pada satu unsur saja. Artinya, ketiga unsur ini sama-sama

berperan dalam kelangsungan hidup industri di pedesaan.

Dalam operasional sehari-hari elemen-elemen produksi, yaitu manajemen

dan pemasaran tersebut berkembang menjadi beberapa sub elemen sebagai faktor

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

17

penentu proses pertumbuhan industri seperti permodalan, tenaga ahli atau terlatih

yang siap pakai, komunikasi dan informasi yang akurat dan berimbang.

Mekanisme ekonomi pasar akan selalu membutuhkan suatu jaminan tentang

kapasitas dan kualitas yang memiliki syarat dalam usaha memenuhi permintaan

pasar tersebut dan jaminan tentang kesinambungan produksi atau supply

komoditas. Bagaimanapun juga, ketersediaan produk akan berdampak terhadap

kondisi pasar, atau dengan kata lain tidak memenuhi tingkat permintaan.

Industri di pedesaan sangat membantu penyerapan tenaga kerja setempat,

karena rata-rata tenaga kerja berasal dari masyarakat setempat. Dengan adanya

industri pada suatu desa, diharapkan dapat membantu masyarakat kecil dalam

rangka memperbaiki kondisi perekonomian di keluarga. Hal ini dapat menjadi

dampak berantai secara sosial ekonomis pada tenaga kerja yang terserap tersebut.

Hal lain yang juga sering menjadi penghambat dalam proses produksi di

pedesaan adalah tidak dimilikinya keterampilan memadai pada masyarakat desa

dalam melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan industri tertentu,

tetapi hal ini dapat diminimalisir dengan cara memberikan training atau latihan

yang singkat tetapi padat mengenai teknologi tepat guna yang dapat diaplikasikan

dalam proses produksi. Faktor keterampilan ini sangat tergantung pada proses

transfer pengetahuan dan penyuluhan teknis. Ini diperlukan untuk menjamin agar

kualitas hasil industri, dapat memenuhi standar pasar.

Dengan perubahan ini diperkirakan akan terjadi peningkatan pendapatan

masyarakat karena terjadi pergeseran mata pencaharian dan meningkatkan

kuantitas dan kualitas berbagai macam pelayanan masyarakat sebagai akibat

pergeseran-pergeseran tersebut. Apabila usaha industri dapat berjalan baik, maka

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

18

nilai tambah yang dihasilkan akan berdampak terhadap nilai ekonomis dari

kemampuan produktif masyarakat desa.

Pemerintah dan instansi terkait, dalam hal ini departemen tenaga kerja dan

perindustrian serta instansi-instansi terkait lainnya diharapkan dapat terlibat secara

langsung dan terus menerus dalam memotivasi, memberikan pelatihan atau

workshop, maupun dalam pemasaran hasil industri pedesaan agar terencana dan

tepat sasaran. Selain itu, kemauan dan tekad baik daripada pemodal maupun

lembaga-lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan lainnya dapat

memfasilitasi dengan modal kerja dengan sistem pinjaman lunak sehingga tidak

membebani pengusaha industri kecil di pedesaan (Ngalim Purwanto, hal. 2008).

2.7 Konsep Masyarakat Desa

Masyarakat merupakan kekuatan potensial impersonal yang mempengaruhi

lingkungan dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya. Menurut

Wisadirsono (2004, h. 23) masyarakat merupakan suatu periode perubahan

kebudayaan dan akumulasi budaya. Jadi, masyarakat bukan hanya sekedar jumlah

penduduk saja melainkan sebagai suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar

mereka, sehingga menimbulkan suatu realita tertentu yang mencakupi ciri-ciri

tersendiri. Dari hubungan antar mereka ini terbentuk suatu kumpulan manusia

yang kemudian menghasilkan suatu kebudayaan.

Masyarakat setempat atau sering disebut dengan istilah community,

menunjukkan pada warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suku bangsa.

Community atau masyarakat setempat tidak lainmerupaka suatu wilayah

kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat sosial tertentu. Adapun dasar-

dasar dari masyarakat atau community, ditentukan oleh adanya komunitas dan

perasaan masyarakat setempat tersebut.

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

19

Secara singkat, pada masyarakat setempat (community) memiliki ciri-ciri

lain: menunjuk pada masyarakat bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti

grafis) dan batas-batas tertentu, dimana factor utama yang menjadi dasar adalah

interaksi yang tak bebas diantara para anggota-anggotanya dibandingkan dengan

penduduk di luar batas wilayahnya, atau dengan kesimpulan bahwa masyarakat

setempat oleh suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat

hubungan sosial tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah perasaan

emosional yang nyaris sama.

Dalam masyarakat modern, masyarakat dibagi ke dalam dua jenis

masyarakat yaitu masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat

perkotaan (urban community). Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai

hubungan yang lebih erat dan lebih membutuhkan dibandingkan hubungan

mereka dengan masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan berkelompok atas

dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup

dari pertanian, meskipun banyak pula diantara mereka yang bekerja berusaha

dibidang usaha lain. Tetapi inti pekerjaan penduduk desa sebenarnya adalah

pertanian.

Penduduk pedesaan di Indonesia pada umumnya juga berkebun, tetapi

apabila ditinjau dari segi kehidupan sangat terikat dan sangat tergantung dari

tanah. Karena tergantung pada tanah, maka kepentingan pokok juga sama.

Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan atau urban community

adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Selain itu, hal

yang membedakan dengan masyarakat desa adalah terletak pada sifat serta ciri

kehidupan, terutama terhadap keperluan hidup.

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

20

Khusus mengenai masyarakat desa, ada beberapa pendapat mengenai hal

ini. Salah satunya didefinisikan sebagai berikut: suatu masyarakat yang bersifat

homogen, tertib dan tentram dalam kehidupan sosialnya, menerima keadaan dan

hidup tanpa ada perselisihan serta menolah segala bentuk pembaharuan, padahal

dalam fakta yang berkembang, opini tidak selalu benar.

Di pedesaan jarang ditemukan keluarga inti atau keluarga batin (nuclear

family) yaitu suatu keluarga yang terdiri dari atas suami, istri dan anak-anak. Pada

umumnya didalam suatu rumah atau satu keluarga yang di diami oleh suami, istri

dan anak-anak mereka ditambah beberapa orang kerabat yang ikut bertempat

tinggal disitu, seperti cucu, saudara atau keponakan, dan keluarga yang lain.

Keluarga yang sering ditemukan di pedesaan adalah keluarga yang luas atau

extended family yang secara operasional sering disebut sebagai rumah tangga

dengan jumlah anggota keluarga sekitar empat hingga enam orang. Jadi

masyarakat ini lebih menjelaskan sifat kekeluargaan dan keterikatan sosial yang

ditandai oleh suatu keakraban (masyarakat gemeinscaft)

Pada umumnya desa di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus sebagai

berikut :

1. Pada tepi desa ada pintu gerbang yang biasanya terbuat dari kayu, pintu

gerbang ini sebagai batas desa.

2. Tepi desa biasanya dikelilingi dengan tanaman bambu.

3. Terdapat balai desa yang menjadi kantor bagi kepala desa dan perangkat

desa lainnya.

4. Ada lumbung desa.

5. Kehidupan yang tenang dan damai serta penduduknya yang akrab satu sama

lain.

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

21

6. Biasanya ditandai dengan model perkampungan yang memanjang sepanjang

jalan-jalan yang ada di desa dan pada perkampungan yang saling

berhubungan satu sama lain.

7. Dipimpin oleh seorang kepala desa dengan beberapa perangkat desa.

8. Sebagian besar masyarakatnya hidup dari bertani dan beternak.

Menurut Sajogya Pudjiwati (2000, h.109) masyarakat desa memiliki ciri khas

sebagai berikut :

1. Jumlahnya kecil dengan tempat tinggal terpencil, jauh dari keramaian kota

2. Relatif bersifat homogen dengan rasa persatuan yang kuat.

3. Memiliki sistem sosial yang teratur dengan perilaku tradisionalnya.

4. Kuat rasa persaudaraan.

5. Taat pada ajaran-ajaran agama dan patuh pada pemuka masyarakat.

Berdasarkan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari,

maka masyarakat desa dapat dibagi kedalam beberapa tipe, yaitu:

1. Tipe masyarakat desa pertanian, tipe ini tampak pada sebagian besar

masyarakat di desa yang memiliki sumber mata pencaharian pokok

dibidang pertanian, baik sebagai petani pemilik, penggarap maupun buruh

tani.

2. Tipe masyarakat desa nelayan, masyarakat desa dengan tipe seperti ini

ditandai dengan sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian

hidup sebagai penangkap ikan di laut atau sebagai nelayan di laut dan

berbudidaya ikan di darat atau di tambak.

3. Tipe masyarakat desa industri, tipe masyarakat ini ditandai dengan

sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian dibidang industri, baik

industri kecil seperti anyaman, industri makanan kecil atau ringan dan

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

22

industri besar seperti pabrik besar yang sifatnya corporate.

Dalam beberapa periode terakhir terjadi kecenderungan dimana masyarakat

desa mulai mencoba usaha lain diluar bidang pertanian. Peralihan aktivitas mata

pencaharian penduduk ini dilatarbelakangi oleh pemahaman mereka bahwa

bidang lain seperti misalnya industri, lebih potensial menghasilkan uang. Selain

itu, waktu bekerja yang tidak tergantung pada musim dan kondisi alam juga

merupakan salah satu pertimbangan penduduk berhubungan dengan penghasilan

usaha ini. Tetapi bagaimanapun juga, mayoritas penduduk desa masih tetap

bermata pencaharian dibidang pertanian dan peternakan, serta bidang usaha lain

yang masih berkaitan dengan kedua bidang tersebut.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

2.8.1 Tempat Usaha

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam usaha pandai besi adalah tempat

pengolahan produksi pandai besi. Tempat merupakan sebagai modal dasar

pembangunan memerlukan optimasi dalam pemanfaatannya dengan melihat

kesesuaian lahan antara aspek fisik dasar yang ada dengan kegiatan yang dapat

dikembangkan yaitu usaha pandai besi. Hal ini dikarenakan tempat merupakan

salah satu syarat untuk dapat berlangsungnya proses produksi di bidang usaha

pandai besi. Menurut Sugito (2003, h.69) tempat usaha pandai besi merupakan

tempat memproduksi hasil pandai besi yang telah diolah dijadikan barang-barang

bermanfaat yang ingin digunakan oleh masyarakat.

Penggunaan tempat usaha pandai besi perlu dikelola serta direncanakan

fungsi dan penggunaan sesuai dengan karakteristik usaha pandai besi tersebut

sehingga mampu meredam konflik dimasa yang akan datang.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

23

2.8.2 Modal

Istilah modal dalam ilmu ekonomi merupakan konsep yang pengertiannya

berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran yang

dianut. Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan atau

perkembangan pada abad ke-16 dan 17 istilah modal dipergunakan untuk

menunjukkan stok uang yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang

kemudian dijual guna memperoleh keuntungan, atau stok komoditi itu sendiri.

Istilah saham dan istilah modal sering dipakai secara sinonim.

Menurut Ryanto (2000, h.14) menuliskan dalam bukunya definisi modal

menurut beberapa penulis “Pengertian modal dari beberapa penulis yaitu sebagai

berikut :

1. Litge mengartikan modal hanyalah dalam artian uang (geldkapital).

2. Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas,

di mana modal itu meliputi baik modal dalam bentuk uang (geldkapital),

maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-

barang dagangan, dan lain sebagainya. Kemudian ada beberapa penulis

yang menekankan pada kekuasaan menggunakannya, yaitu antara lain J.B.

Clark.

3. Amon von Komorzynsky, yang memandang modal sebagai kekuasaan

menggunakan barang-barang modal yang belum digunakan, untuk

memenuhi harapan yang akan dicapainya.

4. Meij mengartikan modal sebagai “kolektivitas dari barang-barang modal”

yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan yang dimaksud

dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

24

tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk

pendapatan.

5. Polak mengartikan modal ialah sebagai kekuasan untuk menggunakan

barang-barang modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca

sebelah kredit. Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah

barang-barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi

yang terdapat di neraca sebelah debit.

6. Bakker mengartikan modal ialah baik yang berupa barang-barang kongkret

yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca

sebelah debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang

itu yang tercatat di sebelah kredit.

Modal merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai pendukung utama dalam

setiap usaha, baik usaha dagang maupun usaha lainnya. Menurut Kuswandi,

(2003, h.42) Modal di lihat dari bentuknya dapat dibagi menjadi yaitu :

1. Modal nyata atau modal kongkret : modal yang disetor para investor,

bankir atau pihak lain dalam bentuk uang, saham, atau sejenisnya yang

dapat langsung di catat jumlahnya dalam pencatatan akutansi sebagai

modal atau kewajiban

2. Modal Abstrak : modal yang di dapat perusahaan dari para investor, bankir

atau pihak lain yang baru berupa promise atau janji, dimana jumlahnya

belum dicatat dalam akutansi sebagai modal atau kewajiban, contoh : kredit

likuiditas dimana perusahaan setelah mendapat persetujuan tidak langsung

mencairkan kreditnya tetapi digunakan sesuai kebutuhannya, atau dicairkan

sedikit demi sedikit, selama belum dicairkan bisa dimasukan dalam modal

abstrak. Jika dilihat dari fungsi kerjanya aktiva modal dibagi menjadi:

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

25

a. Modal Kerja : modal yang penggunaannya untuk kegiatan operasional

perusahaan, seperti pembelian bahan baku

b. Modal Tetap : modal yang penggunaannya untuk menunjang kegiatan

operasional, seperti pembelian alat produksi dan gedung.

Rendahnya produktivitas tanaman pangan per hektar disebabkan karena

sulitnya petani mengadopsi teknologi baru. Penguasaan teknologi yang terbatas

ini sebagian besar disebabkan karena lemahnya permodalan dan terbatasnya

keterampilan berusaha tani.

2.8.3 Tenaga Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Bambang Marhijanto (2001,

h.23) tenaga kerja berarti orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu pekerja,

pegawai dan sebagainya atau orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik

didalam maupun di luar hubungan kerja, yang termasuk dalam tenaga kerja sektor

industri kecil seperti perajin pandai besi adalah tenaga kerja manusia, tenaga kerja

ternak dan tenaga kerja manusia Teguh Wahyono (2011, h. 23). Tenaga kerja

manusia tediri tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja hewan

digunakan untuk pengolahan tanah dan angkutan. Sedangkan tenaga kerja

mekanik digunakan untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan, penanaman

serta panen. Tenaga kerja mekanik bersifat substitusi sebagai pengganti tenaga

kerja manusia atau tenaga kerja ternak. Banyak dari penduduk Indonesia

merupakan tenaga kerja pada sektor pertanian. Oleh karena itu petani sebagai

sumber daya manusia, memegang peranan inti di dalam pembangunan pertanian.

Peranan petani adalah memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil

yang bermanfaat serta mempelajari dan menerapkan metode baru yang diperlukan

agar usaha taninya lebih produktif.

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

26

Menurut Zaeni Asyhadie (2007, h.34) tenaga kerja adalah setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik

untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Menurut Payaman

Simanjuntak, (2000, h.24) tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah

atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan

lain, seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pengertian tenaga kerja dan

bukan tenaga kerja menurutnya ditentukan oleh umur atau usia. Menurut

Soeparmoko (2001, h. 21) sumber daya manusia menyangkut manusia yang

mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut, mampu bekerja

berarti mampu melakukan kagiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa

kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhikebutuhan

masyarakat. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia, dengan kata

lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok penduduk dalam

usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power. Secara singkat, tenaga

kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja. Pengertian tenaga kerja

mencakup penduduk yang sudah bekerja atau sedang bersekolah dan mengurus

rumah tangga. Tiga golongan yang disebut terakhir, walaupun sedang tidak

bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut

bekerja.

Berikut ini adalah pengertian tenaga kerja yang dikemukakan oleh :

1. Ahman dan Epi Indriani (2003, h.91)

- Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat

bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja

- Tenaga kerja adalah angkatan kerja yang terdiri dari penduduk usia kerja

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

27

- Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang memasuki usia kerja. Tenaga

kerja adalah penduduk dalam usia kerja

- Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

dalam kegiatan produksi selain faktor alam, tenaga kerja, modal, dan

ketrampilan

- Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja dan

memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan

kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga. Tenaga

kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu

negara, namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.

2. UU Tenaga Kerja, 2004

- Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk negara-

negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju,

tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.

Secara teoritis dikenal ada tiga jenis perlindungan kerja menurut Zaeni

Asyhadie, (2007, h. 78) yaitu sebagai berikut :

1. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan

usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja atau

buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya sebagaimana

manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan

anggota keluarga. Perlindungan sosial disebut juga dengan kesehatan

kerja.

2. Perlindungan teknis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan

usaha-usaha untuk menjaga agar pekerja/buruh terhindar dari bahaya

kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

28

dikerjakan. Perlindungan ini lebih sering disebut sebagai keselamatan

kerja.

3. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan

dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja atau buruh suatu

penghasilan yang cukup guna memnuhi keperluan sehari-hari baginya dan

keluarganya, termasuk dalam hal pekerja atau buruh tidak mampu bekerja

karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini biasanya

disebut dengan jaminan sosial.

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah usaha pengrajin pandai besi yang

menjadi objek penelitian yang peneliti lakukan. Kesemua unit usaha berada pada

satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian yang dilakukan. Populasi dalam penelitian ini yang diambil oleh

penulis adalah, jumlah usaha pandai besi yang ada di Kecamatan Kuala

Kecamatan Nagan. Sampel merupakan bagian dari populasi yang penulis ambil

menjadi obyek dalam penelitian ini, Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh

usaha pandai besi yang terdapat di Desa Simpang Peut Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya dengan jumlah dusun sebanyak 3 (tiga) dusun yaitu dusun

Beringin Jaya, Dusun Keumangan dan dusun Ingin Jaya. Metode yang digunakan

Purposive Sampling. Jumlah populasi adalah 34 perajin pandai besi, karena

jumlah populasi hanya 34 maka seluruh populasi dijadikan sampel.

Tabel 1

Jumlah Populasi dan Sampel Usaha Pandai Besi di Kecamatan Kuala

No Nama Usaha Pandai Besi Populasi Sampel

1 Zulkifli 2 2

2 Itajib 3 3

3 Silet 3 3

4 Samsuir 2 2

5 Agam 3 3

6 Utoh Agam 4 4

7 Hasan 4 4

8 Hasan Basri 2 2

9 Utoh Amri 3 3

10 Asbi 2 2

11 Jamaluddin 3 3

12 Dahlan 3 3

Jumlah 34 34 Sumber Data : Data Primer (diolah 2014)

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

30

Pengembangan usaha pandai besi yang dilakukan di Desa Simpang Peut

Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dari 3 dusun, maka dusun Ingin Jaya

yang memiliki usaha pandai besi sebanyak 12 Tempen (tempat usaha Pandai Besi)

atau yang ada mengembangan usaha pandai besi sedangkan dusun kemangan dan

dusun beringin jaya memang tidak sama sekali memiliki usaha pandai besi.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jumlah Data dalam penelitian ini bersumber dari hasil data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari tukang pandai besi atau penelitian

lapangan dengan mempertanyatakan daftar pertanyaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS)

dan instansi pemerintah, Perpustakaan Universitas Teuku Umar (UTU) dan

Perpustakaan Daerah serta perpustakaan umum.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa

metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian perpustakaan (Library Research) yaitu dengan cara membaca

buku atau teori-teori yang dapat mendukung penulisan karya akhir.

2. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data dengan

mengadakan penelitian lapangan, agar data yang diperoleh lebih

objektif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

31

a. Observasi (Pengamatan) merupakan metode atau cara-cara yang

menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai

tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung atau pengumpulan data yang bersumber dari sampel

(responden).

b. Wawancara (interview) merupakan percakapan antara dua orang atau

lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan

dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana

pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh

orang yang diwawancarai.

c. Quistioner (Kuesioner) merupakan menyebarkan daftar pertanyaan

tertulis untuk mendapatkan yang dapat mendukung penelitian, dengan

alternatif jawaban yang dibagikan kepada responden yaitu seluruh

perajin pandai besi di desa Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten

Nagan Raya.

3.3 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, deskriptif

yang disiapkan dalam bentuk tabulasi.

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Usaha Pandai Besi

Menurut Sudirman (2004, hl.62) Usaha pandai besi merupakan usaha

rumah tangga yang bergerak di bidang pengolahan besi menjadi peralatan rumah

tangga, pertanian dan lainnya, usaha pandai besi juga disebut sebagai kerajinan

masyarakat dalam bentuk barang-barang yang berasal dari besi untuk tujuan

perekonomian atau sumber mata pencaharian.

Usaha pandai besi tergolong dalam home industry, usaha ini telah

dilakukan sejak zaman dahulu hingga saat ini, usaha ini telah menjadi sebagai

lapangan kerja bagi beberapa individu di desa. Usaha ini juga telah menunjukkan

manfaat bagi masyarakat, baik kebutuhan alat-alat rumah tangga maupun sebagai

alat-alat pertanian.

Perekonomian usaha pandai besi masih rendah tingkat kesejahteraan jika

dilihat secara realitas sisi kehidupan mereka, untuk melihat secara empiris

bagaimana sebenarnya tingkat perekonomian mereka diperlukan sebuah

penelitian. Kita harapkan kedepan akan ada perhatian khusus untuk memajukan

sektor industri ini, Skripsi ini menjadi bagian dari perhatian ini, semoga usaha

pandai besi ini tetap maju dan terus berkembang, sehingga kesejahteraan keluarga

pengrajin meningkat dan masyarakat pada umumnya.

4.3 Sifat dari Pandai Besi

Pandai besi disebut sebagai seorang Utoh (ahli) besi atau tukang besi,

membuat parang, badik, pisau, sabit dan perangkat alat rumah tangga lainnya

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

33

menjadi buah karya produksi para pandai besi di daerah ini dari dulu hingga

sekarang.

Selain menghasilkan barang-barang perangkat alat rumah tangga yang

sengaja dijual kepasaran, ada pula kelompok kerja yang hanya khusus menerima

barang-barang pesanan tertentu saja, kelompok kerja yang sudah berjalan lebih

dari 10 tahun hanya membuat barang sesuai pesanan saja. Biasanya barang yang

dipesan itu adalah barang-barang pusaka seperti kris, badik, parang panjang

(samurai) dan lain-lain. Para pemesan barang-barang pusaka tersebut biasanya

membawa sendiri bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan senjata pusaka

tersebut, hal ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas dari barang yang dipesan.

Meskipun banyak kelompok kerja yang mempunyai spesifikasi dalam barang

hasil kerajinan yang dihasilkan, tetapi ada pula kelompok kerja yang tidak

mempunyai spesifikasi hasil kerajinan, dalam artian semua jenis kerajinan bisa

dikerjakan, tergantung permintaan pasar.

Ada pembagian kerja tradisional pandai besi yang dilakukan oleh pandai

besi di Desa Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, yang

digunakan di seluruh Tempen (tempat pandai besi), yang mengenali empat jenis

pekerjaan atau peran berdasarkan tugas. Seperti dibawah ini digunakan istilah-

istilahnya yaitu :

1. Empu ( Kelompok Tukang )

Kepala kelompok kerja Utoh atau guru pandai besi. Dia mengatur produksi

setiap peralatan yang dibuat di Utoh, persis sebagaimana dalang

mengorkestrasi pertunjukan wayang atau spesialis upacara mengorkestrasi

sebuah persembahan sesajen. Selama produksi, Utoh mengambil posisi

berjongkok di antara tungku api dan paron.

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

34

2. Panjak ( Tukang Pukul Palu )

Pengayun palu. Ada dua atau tiga orang panjak dalam satu perapen. Selama

bekerja, panjak mengambil tempat di belakang paron, menghadap empu.

Ketika empu meletakkan batang besi merah panas di atas paron, panjak

mengayunkan palunya di atas kepala, mengentakkannya ke bawah dengan

pukulan keras, mengubah bentuk batang logam itu dan sekaligus

meningkatkan kepadatannya. Jika digunakan dua atau tiga panjak, mereka

menempa secara bergantian, menciptakan nada dua atau tiga ketukan yang

terdengar seperti musik. Kata panjak memiliki arti lain dalam bahasa Jawa,

yaitu penabuh gamelan.

3. Tukang ubub ( Peniup Api )

Peniup puputan. Tukang ubub duduk di atas panggung puputan dan

menurunkan batang ubub dengan irama dua ketukannya sendiri. Dia

melakukan ini sementara batang logam sedang dipanaskan di tungku api, dan

mengambil jeda rehat saat panjak sedang menempa besi.

Pekerjaan tukang ubub paling mudah untuk dipelajari dan paling ringan

secara fisik. Beberapa jam latihan saja sudah cukup untuk menguasai tugas

itu. Pekerjaan ini biasanya dilalukan oleh anak laki-laki yang baru mulai

bekerja di perapen. Kadang-kadang itu dilakukan okeh orang buta atau

bahkan seorang perempuan.

4. Tukang kikir

Tukang asah. Tukang kikir mengasah atau menggerinda bagian pinggiran alat

untuk membuatnya tajam. Dia bisa jadi mengerjakan tugas finishing lainnya,

seperti menggosok permukaan alat dengan ampelas, atau memoles bagian

luarnya dengan lapisan pelindung antikarat.

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

35

Tukang kikir duduk terpisah dari pekerja lainnya, di sebuah sudut perapen

atau di tempat yang teduh di bawah lis atap persis di luar perapen. Sembari

bekerja, dia terkadan duduk bersila, dan terkadang duduk dengan satu kaki

menjulur menahan rak kecil tempat bersandarnya alat yang sedang

dikerjakan.

1.4 Kerangka Konseptual

Batasan-batasan mengenai pedesaan didasarkan pada dua hal, menurut

seorang ahli Sosiologi Pedesaan dari Amerika, Paul H. Lands (Wisadirana 2005,

h.20) yaitu :

1. Berdasarkan statistik

Pedesaan adalah daerah yang penduduk lebih dari 2500 orang dan merupakan

tempat dimana pergaulannya di tandai dengan keakraban dan

keramahtamahan.

2. Berdasarkan ekonomi

Pedesaan adalah daerah yang pokok kehidupan masyarakatnya berasal dari

pertanian. Masyarakat pedesaan merupakan suatu masyarakat yang memiliki

tingkat kekerabatan atau tingkat keterikatan emosional yang tinggi dalam

kelompok sosialnya, dimana gejala tersebut disebut dengan sistem sosial.

Sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, serta dipacu

dengan pertambahan penduduk yang sifatnya signifikan, maka tidak dapat

dipungkiri bahwa nilai-nilai kekerabatan dan sistem sosial dalam masyarakat

pedesaan, mulai longgar. Kondisi seperti itu turut dipacu oleh meningkatnya

aktifitas ekonomi masyarakat yang mau tidak mau mutlak dilakukan agar

beban ekonomi keluarga dapat berkurang. Hal ini dapat dimengerti karena

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

36

masyarakat desa pun mulai menyadari betapa pentingnya menaikkan standar

kehidupan sosial mereka.

Penekanan bahwa desa tidak hanya melulu mengurus pertanian maupun

peternakan, ternyata sudah mulai dipahami oleh masyarakat pedesaan. Itulah

sebabnya masyarakat tidak hanya terpaku pada kedua sektor tersebut melainkan

mulai mencoba untuk mengembangkan potensi-potensi lokal yang dimiliki oleh

desa tersebut.

Soekanto (2004, h.38) mengemukakan bahwa suatu proses industrialisasi

yang berlangsung pada masyarakat agraris, merupakan perubahan yang akan

membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai lembaga-lembaga

kemasyarakatan akan ikut berpengaruh, misalnya hubungan kerja, sistem milik

tanah, hugungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat. Hal tersebut akan

mempengaruhi perilaku masyarakat dikehidupan sehari-hari.

Sektor ekonomi yang mulai marak diusahakan dan dikembangkan di

pedesaan adalah sektor industri rumah tangga, dengan fokus pengembangannya

mayoritas pada sumber daya lokal. Sekalipun demikian kelompok masyarakat

yang kreatif, kadangkala tidak terpaku hanya pada sumber daya alam lokal, tetapi

juga mencari bahan-bahan produksi yang berasal dari luar. Sedangkan

menyangkut tenaga kerja, mayoritas berasal dari masyarakat setempat. Karena

sifatnya industri rumah tangga, maka banyak hal menyangkut industri tersebut

seolah-olah terabaikan, tidak hanya pemerintah setempat tetapi juga oleh pemilik

industri.

Kekurang profesionalan tersebut jelas sangat berdampak terhadap kinerja

dan hasil produksi secara global. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa aktivitas

industri kecil di pedesaan sangat berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

37

serta peningkatan pendapatan masyarakat. Yang menjadi permasalahan sekarang

adalah bagaimana menciptakan sinegritas yang solid antara pemilik industri dan

pemerintah sebagai pihak yang dianggap dapat memberikan solusi yang tepat

dalam rangka pembinaan industri kecil di pedesaan.

Pemerintah dalam konteks ini dikoordinasikan dengan instansi, diharapkan

dapat berperan dalam memberikan pelatihan dan pendidikan, termasuk dalam

memberikan dana bantuan operasional yang sifatnya lunak. Tentunya hal ini

dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berkompoten.Apabila hal ini

dianggap serius oleh semua pihak, maka harapan agar industri kecil di pedesaan

dapat berkembang maksimal, dapat terwujud, sehingga otomatis derajat

kesejahteraan masyarakat di pedesaan juga turut meningkat.

Gambar 1

Kerangka Konseptual Usaha

Pembangunan pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar masyarakat yang lebih baik yang meliputi kebutuhan dasar untuk

kelangsungan hidup hayati (sandang, pangan dan papan) serta kebutuhan

Pengembangan Usaha

Masyarakat Pengrajin

Pandai Besi

Hasil Produksi Kelangsungan hidup

industri

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

38

pendidikan untuk meningkatkan derajat kehidupan dalam masyarakat. Dalam

upaya memenuhi kebutuhan hidup, manusia dalam melakukan kegiatan dan

memanfaatkan sumber daya alam sebagai sumber ekonomi dengan cara

mengeksploitasi sumber daya tersebut. Meskipun demikian, usaha eksploitasi

harus disesuaikan dengan skill atau kemampuan dari pihak yang mengelolahnya

karena kegiatan eksploitasi harus terus berkelanjutan pada jalur yang sebenarnya.

4.5 Deskripsi Data

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan sebelumnya bahwa perajin besi

yang ada di dusun ingin jaya desa Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten

Nagan Raya yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 34

orang, semua responden ini dapat diketahui menurut umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, masa kerja dan pendapatannya.

4.5.1 Umur Responden

Dari hasil jawaban 34 Responden dapat diketahui secara lengkap distribusi

responden menurut usia pada tabel berikut :

Tabel 1

Distrubusi Frekuensi Responden Menurut Umur

No Usia Responden (tahun) Jumlah Presentasi (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

20 – 24

25 – 29

30 – 34

35 – 39

40 – 44

45 – 49

50

2

4

6

5

5

10

2

6

11

18

15

15

29

6

Jumlah 34 100

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

39

Dari karakteristik responden menurut tingkat usia, responden terbanyak

adalah mereka yang memiliki tingkat usia 25-29 berjumlah 4 responden (11%),

30-34 berjumlah 6 responden (18%), 35-39 berjumlah 5 responden (15%), 40-44

berjumlah 5 responden (15%), 45-49 berjumlah 10 jiwa (29%) dan tingkat usia 20

– 24 tahun sebanyak 2 responden (6 %), sedangkan tingkat usia 5 sebanyak 2

responden (6 %)

4.5.2 Jenis Kelamin Responden

Dari hasil jawaban 34 Responden dapat diketahui secara lengkap distribusi

responden menurut jenis kelamin pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2

Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentasi (%)

1

2

Laki-laki

Perempuan

34

0

100

0

Jumlah 34 100

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Bila ditinjau dari segi kelamin dalam pengembangan usaha pandai besi

tradisional yang terdapat di Desa Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten

Nagan Raya, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah laki-laki yaitu

sebanyak 34 orang (100 %), sedangkan perempuan tidak ada yang melakukan

usaha pandai besi.

4.5.3 Masa Kerja Responden

Dari hasil jawaban 34 Responden dapat diketahui secara lengkap distribusi

responden menurut masa kerja pada tabel berikut :

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

40

Tabel 3

Waktu Kerja Perajin Pandai Besi Tradisional di Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya

Nama Usaha Pandai Besi Jam Kerja Jumlah Presentasi

(%)

Zulkifli

Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

2 6

Itajib Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

3 9

Silet Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

3 9

Samsuir Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

2 6

Agam Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

3 9

Utoh Agam Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

4 11

Hasan Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

4 11

Hasan Basri Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

2 6

Utoh Amri Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

3 9

Asbi Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

2 6

Jamaluddin Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

3 9

Dahlan Senin s/d Sabtu

10.00 s/d 16.00

3 9

Jumlah 34 100

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Waktu kerja perajin pandai besi tradisional di Desa Simpang Peut

Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, bekerja mulai pagi hingga sore yaitu

mulai jam 10.00 sampai dengan jam 16.00, semua kelompok pandai besi memiliki

jam yang sama untuk melakukan kegiatan dalam bekerja, cuma jam satu sampai

jam dua perajin pandai besi istirahat, melakukan shalat zuhur dan makan siang.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui Utoh Agam dan Utoh Hasan yang

memiliki 4 orang (11%) perajin besi yang paling banyak dan mulai bekerja dari

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

41

jam 10.00 sampai dengan jam 16.00, sedangkan Utoh Itajib, Silet, Agam, Amri,

Jamaluddin dan Utoh Dahlan berjumlah 3 orang (9%) masing-masing, hanya Utoh

Zulkifli, Samsuir, Hasan Basri dan Asbi berjumlah 2 orang (6%).

4.5.4 Pendapatan Responden

Dari segi pendapatan juga diketahui bahwa pandai besi yang ada didesa

Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya yang menjadi responden

dalam penelitian ini mempunyai pendapatan yang berbeda. Perbedaan tingkat

pendapatan ini tergantung pada kualitas ketahanan pandai besi yang telah diolah

menjadi alat-alat keperluan masyarakat.

Sehingga juga akan menentukan besarnya pendapatan tetap perbulan yang

mereka akan terima dalam bentuk upah perbulan, untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4

Jumlah Responden Menurut Pendapatan

No Nama Usaha

Pandai Besi

Pendapatan

Responden/Bulan

(Rp)

Jumlah

Keterangan

1 2 3 4 5

1 - Zulkifli

- Siteh

2.000.000

1.500.000

1

1

Tukang

Anggota

2 - Itajib

- Yunus

- Gapi

3.000.000

1.600.000

1.100.000

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

3 - Silet

- Rijal

- Isa

1.600.000

1.000.000

500.000

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

4 - Samsuir

- Arfan

2.000.000

1.600.000

1

1

Tukang

Anggota

5 - Agam

- Siyong

- Endang

3.000.000

1.500.000

500.000

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

6 - Utoh Agam

- Boloe

- Idris

- Megang

2.000.000

1.000.000

1.000.000

1.000.000

1

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

Anggota

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

42

1 2 3 4 5

7 - Hasan

- Sicek

- Hasyem

- Ma’andah

3.000.000

1.500.000

1.100.000

1.100.000

1

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

Anggota

8 - Hasan Basri

- Saifun

1.500.000

1.100.000

1

1

Tukang

Anggota

9 - Utoh Amri

- Muhammad

- Mi’an

3.000.000

1.000.000

500.000

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

10 - Asbi

-Nasrul

1.600.000

1.500.000

1

1

Tukang

Anggota

11 - Jamaluddin

- Majid

- Tamren

2.500.000

1.500.000

1.500.000

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

12 - Dahlan

- Hamdani

- Zainal

3.000.000

1.500.00

500.000

1

1

1

Tukang

Anggota

Anggota

Jumlah 34 Orang

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan Rp. 3.000.000 sebanyak

5 orang, Pendapatan Rp.2.000.000 s/d Rp. 2.500.000,- sebanyak 4 orang,

Pedapatan Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 1.600.000 sebanyak 12 orang, Pendapatan Rp.

1.000.000- Rp.1.100.000 s/d Rp. 1.100.000 sebanyak 9 orang dan hanya 4 orang

yang berpendapatan Rp. 500.000,-. Berdasarkan penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan Perajin Pandai Besi di Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya sebesar Rp. 1.600.000,-

4.6 Hasil Analisis Data

4.6.1 Data Frekuensi

Variabel penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu kualitas produk,

promosi dan harga, data dari variabel ini diungkap menggunakan kuesioner.

Gambaran dari masing-masing variabel sikap konsumen terhadap pengembangan

usaha pandai besi tradisional terhadap pendapatan keluarga dalam pembelian alat-

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

43

alat petanian yang berguna bagi masyarakat dapat dilakukan dengan analisis

deskriptif.

a. Produk

Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka terlihat tanggapan responden

terhadap produk.

Tabel 5

Tanggapan Responden Terhadap Produk

No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah

J % J % J % J % J % J %

1

Bentuk sesuai

dengan pesanan atau

pemusiman

mempengaruhi

pendapatan keluarga

- - - - 3 9 6 1

8

2

5

7

3

3

4 100

2

Kualitas yang kuat

mempengaruhi

pendapatan keluarga

- - - - 3 9 1

4

4

1

1

7

5

0

3

4 100

3

Ukuran sesuai

dengan keinginan

konsumen

mempengaruhi

pendapatan keluarga

- - - - 4 12 1

8

5

3

1

2

3

5

3

4 100

4

Warna tidak

berkarat dapat

mempengaruhi

pendapatan keluarga

2 6 2 6 7 21 1

0

2

9

1

3

3

8

3

4 100

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Jawaban responden terhadap variabel kualitas produk untuk masing-masing

pertanyaan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa :

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

44

1. Pertanyaan bentuk sesuai dengan pesanan atau pemusiman mempengaruhi

pendapatan keluarga dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS)

73 %, yang menjawab Setuju (S) 18 %, yang menjawab Netral (N) 9 %,

yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) sama

sekali tidak ada.

2. Pertanyaan Kualitas yang kuat mempengaruhi pendapatan keluarga dari 34

responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) 50 %, yang menjawab Setuju

(S) 41 %, yang menjawab Netral (N) 9 %, yang menjawab Tidak Setuju

(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) sama sekali tidak ada.

3. Pertanyaan Ukuran sesuai dengan keinginan konsumen mempengaruhi

pendapatan keluarga dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS)

35 %, yang menjawab Setuju (S) 53 %, yang menjawab Netral (N) 12 %,

tidak ada sama sekali yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak

Setuju (STS).

4. Pertanyaan Warna tidak berkarat dapat mempengaruhi pendapatan keluarga

dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) 35 %, yang menjawab

Setuju (S) 53 %, yang menjawab Netral (N) 12 %, tidak ada sama sekali

yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

b. Promosi

Berdasarkan klasifikasi jawaban kuesioner yang diberikan kepada 34

responden dapat dilihat pengaruh promosi terhadap produksi tabel 6 dibawah ini

dapat dilihat pengaruh promosi terhadap produksi

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

45

Tabel 6

Tanggapan Responden Terhadap Promosi

No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah

J % J % J % J % J % J %

1

Pemasaran

dilakukan ditempat

pandai besi

mempengaruhi

pendapatan

keluarga

- - - - 9 26 13 39 12 35 34 100

2

Pemasaran keliling

dapat

mempengaruhi

pendapatan

keluarga

- - - - 8 24 11 32 15 44 34 100

3

Pemasaran yang

dilakukan dipasar

tradisional

mempengaruhi

pendapatan

keluarga

- - - - 13 38 10 29 11 32 34 100

4

Pemasaran yang

dilakukan di luar

daerah atau kota

mempengaruhi

pendapatan

keluarga

- - - - 11 32 10 29 13 39 34 100

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Jawaban responden terhadap variabel promosi untuk masing-masing

pertanyaan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa :

1. Pertanyaan Pemasaran dilakukan ditempat pandai besi mempengaruhi

pendapatan keluarga dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS)

35%, yang menjawab Setuju (S) 39 %, yang menjawab Netral (N) 26 %,

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

46

yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan yang menjawab Sangat Tidak

Setuju (STS) tidak ada.

2. Pertanyaan Pemasaran keliling dapat mempengaruhi pendapatan keluarga

dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) 44 %, yang

menjawab Setuju (S) 32 %, yang menjawab Netral (N) 24 %, yang

menjawab Tidak Setuju (TS) dan yang menjawab Sangat Tidak Setuju

(STS) tidak ada.

3. Pertanyaan Pemasaran yang dilakukan dipasar tradisional mempengaruhi

pendapatan keluarga dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS)

32 %, yang menjawab Setuju (S) 29 %, yang menjawab Netral (N) 38 %,

tidak ada menjawab Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

4. Pertanyaan Pemasaran yang dilakukan di luar daerah atau kota mempengaruhi

pendapatan keluarga dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS)

39 %, yang menjawab Setuju (S) 29 %, yang menjawab Netral (N) 32 %,

yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan yang menjawab Sangat Tidak

Setuju (STS) tidak ada sama sekali.

c. Harga

Harga merupakan salah satu indikator penguatan dan keberlangsungan

dalan usaha pandai besi yang digeluti oleh masyarakat Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dengan

memberikan daftar pertanyaan ( kuesioner ) yang diberikan kepada 34 responden

terhadap variabel harga yang menjadi suatu acuan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

47

Tabel 7

Pengaruh Harga terhadap Pengembangan Usaha Pandai Besi

No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah

J % J % J % J % J % J %

1

Harga yang relatif

terjangkau yang

ditawarkan

mempengaruhi

pendapatan keluarga

- - - - 9 26

13 38 12 35 34 100

2

Garansi yang

ditawarkan dapat

mempengaruhi

pendapatan keluarga

- - - - - - 20 59 14 41 34 100

3

Penambahan

pengkreditan

mempengaruhi

pengembangan

usaha pandai besi

terhadap pendapatan

keluarga

- - - - 8 24 15 44 11 32 34 100

4

Ansuran biaya atau

cicilan dapat

mempengaruhi

pendapatan keluarga

- - - - - - 20 59 14 41 34 100

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Jawaban responden terhadap variabel desain tradisional untuk masing-

masing pertanyaan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa :

1. Pertanyaan Harga yang relatif terjangkau yang ditawarkan mempengaruhi

pendapatan keluarga pandai besi dari 34 responden yang menjawab Sangat

Setuju (SS) 35 %, yang menjawab Setuju (S) 38 %, yang menjawab Netral

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

48

(N) 26 %, yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan yang menjawab Sangat

Tidak Setuju (STS) tidak ada.

2. Pertanyaan Garansi yang ditawarkan dapat mempengaruhi pendapatan keluarga

pandai besi dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) 41 %,

yang menjawab Setuju (S) 59 %, yang menjawab Netral (N) dan yang

menjawab Tidak Setuju (TS) serta yang menjawab Sangat Tidak Setuju

(STS) tidak ada.

3. Pertanyaan Penambahan pengkreditan mempengaruhi pengembangan usaha

pandai besi terhadap pendapatan keluarga dari 34 responden yang menjawab

Sangat Setuju (SS) 32 %, yang menjawab Setuju (S) 44 %, yang

menjawab Netral (N) 24 %, yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan yang

menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) tidak ada.

4. Pertanyaan Ansuran biaya atau cicilan dapat mempengaruhi pendapatan keluarga

pandai besi dari 34 responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) 41 %,

yang menjawab Setuju (S) 59 %, yang menjawab Netral (N) dan yang

menjawab Tidak Setuju (TS) serta yang menjawab Sangat Tidak Setuju

(STS) tidak ada.

4.6.2 Analisa Data Closs-Tabulasi (Tabel Silang)

Dari hasil keseluruhan pertanyaan ke empat variabel tersebut maka dapat

dilihat Analisa silang antara produk, promosi dan harga dengan tanggapan

responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8

Produk, Promosi dan harga terhadap tanggapan

No Variabel STS TS N S SS Jumlah

J % J % J % J % J % J %

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

49

1 Produk - - - - 4 12 13 38 17 50 34 100

2 Promosi - - - - 10 29 11 33 13 38 34 100

3 Harga - - - - 4 12 17 50 13 38 34 100

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

1. Dari hasil keseluruhan pertanyaan tersebut pada variabel produk yang

Sangat Setuju (SS) 50 %, yang menjawab Setuju (S) 38 %, yang

menjawab Netral (N) 12 %, yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan yang

menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) tidak ada. Berdasarkan tabulasi di

atas responden yang menjawab Setuju dan Sangat Setuju (SS) sebesar 88

%, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk mempengaruhi

pengembangan usaha pandai besi tradisional terhadap pendapatan keluarga

di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

2. Dari hasil keseluruhan pertanyaan tersebut pada variabel promosi yang

menjawab Sangat Setuju (SS) 38 %, yang menjawab Setuju (S) 33 %,

yang menjawab Netral (N) 29 %, tidak ada yang menjawab Tidak Setuju

(TS) dan yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS). Berdasarkan tabulasi

di atas responden yang menjawab Setuju dan Sangat Setuju (SS) sebesar

71 %, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk mempengaruhi

pengembangan usaha pandai besi tradisional terhadap pendapatan keluarga

di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

3. Dari hasil keseluruhan pertanyaan tersebut pada variabel harga yang

menjawab Sangat Setuju (SS) 38 %, yang menjawab Setuju (S) 50 %,

yang menjawab Netral (N) 12 %, yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan

yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) tidak ada. Berdasarkan tabulasi

di atas responden yang menjawab Setuju dan Sangat Setuju (SS) sebesar

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

50

88 %, maka dapat disimpulkan bahwa harga mempengaruhi

pengembangan usaha pandai besi tradisional terhadap pendapatan keluarga

di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Dari masing-masing jumlah keseluruhan variabel yang menjawab Sangat

Setuju (SS) 42 %, yang menjawab Setuju (S) 40,3 %, yang menjawab Netral (N)

17,6 %, yang menjawab Tidak Setuju (TS) dan yang menjawab Sangat Tidak

Setuju (STS) tidak ada, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Produk yang di hasilkan oleh perajin usaha pandai besi tradisional

berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan keluarga usaha pandai besi

secara signifikan dimana pengaruhnya adalah positif karena produk yang

dihasilkan seperti alat-alat pertanian dan lain-lain memiliki kualitas yang

bagus, dari segi warna, bentuk dan ukuran sesuai dengan yang diingikan

oleh konsumen.

b. Promosi yang dilakukan oleh perajin usaha pandai besi berpengaruh secara

nyata terhadap perkembangan usaha pandai besi dalam pendapatan

keluarga secara signifikan dimana pengaruhnya adalah positif dimana

promosi bertambah baik, misalnya dengan pemasaran keliling dan

pemasaran kepasar-pasar maka pendapatan keluarga setiap bulannya akan

mengalami peningkatan atau penambahan.

c. Harga yang di jual berpengaruh secara nyata terhadap pengembangan

usaha pandai besi terhadap pendapatan keluarga secara signifikan, dimana

pengaruhnya adalah positif, karena harga yang relatif terjangkau dan ada

garansi dan penambahan pengkreditan jangka waktu satu bulan dalam

pengkreditan hasil perajin pandai besi tradisional. Hal ini juga

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

51

menambahkan bahwa hipotesi yang diajukan dalam penelitian ini dapat

diterima.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Pengembangan Usaha Pandai

Besi Tradisional Terhadap Pendapatan Tenaga Kerja di Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengaruh Pengembangan usaha pandai besi tradisional terhadap pendapatan

Tenaga Kerja di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya sangat

berpengaruh pada pemusiman. Sebab pada saat musim tanam dan musim

panen masyarakat banyak memerlukan peralatan sehingga pendapatan

keluarga usaha pandai besi meningkat.

2. Dari hasil Hipotesis dapat diketahui bahwa Pengembangan Usaha Pandai Besi

Tradisional terhadap Pendapatan Tenaga Kerja di Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya dengan rata-rata 4,02 persen, sedangkan Pendapatan

penjualan dengan rata-rata 3,85 persen,

5.2 Saran

1. Dihimbau kepada pemerintah setempat untuk lebih memberikan perhatian dan

kontribusinya kepada para pengrajin pandai besi yang terdapat di dusun Ingin

Jaya Desa Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, demi

kelangsungan usaha kerajinan pandai besi tersebut yang sudah berlangsung

secara turun temurun.

2. Perlu diadakan pelatihan kepada para pengrajin pemula agar sistem regenerasi

dikalangan pengrajin pandai besi tetap berjalan dan kelompok pengrajin

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

53

pandai besi tidak terhenti sampai disini saja. Bagi para pengrajin senior agar

mengadakan perekrutan tenaga kerja baru diluar keluarga sendiri.

3. Untuk meningkatkan pendapatan tenaga kerja dari unit usaha perajin besi

sebaiknya dilakukan penyuluhan yang intensif oleh Dinas terkait sehingga

akan meningkatkan produksi dari tidak hanya terfokus pada pembuatan

kerajinan tradisional saja namun mampu berkreatifitas untuk menghasilkan

berbagai bentuk lainnya.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

DAFTAR PUSTAKA

Ahman dan Epi Indriani, dkk. 2003. Pengertian Tenaga Kerja di Indonesia. Kurnia

Esa. Jakarta

Gujarati, 2006. Pengenalan Analisis Regresi, Aksara, Jakarta.

Kuswandi, 2003, Pendapatan Rugi dan Laba, Pratama Media, Jakarta.

Muhammad Ibrahim, 2004. Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Grasindo,

Jakarta

Ngalim Purwanto, 2008. Variabel dalam Penelitian Kuantitatif. Alfabeta. Jakarta

Payaman Simanjuntak, 2005. Pengertian Tenaga Kerja, Pratama Media, Jakarta.

Rustam Evendi, 2004. Pengembangan Industri. Tiga Serangkai, Solo

Ryanto, 2006. Pengertian Modal dalam Simpan Pinjam Perempuan. Graha

Mustika. Jakarta

Sudirman, 2004, Indikator-Indikator Perekonomian Indonesia, Armico, Bandung

Soeparmoko, 2008, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, BPEF-GM,

Yogyakarta.

Soekanto, 2004. Penggunaan Tempat Usaha, Penerbit PD Mahkota, Jakarta.

Sadli, Mohd, 2006, Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan, Gramedia,

Jakarta.

Sajogya Pudjiwati, 2004. Kehidupan Masyarakat Perdesaan. Pramedia Jogyakarta

Sogiyono, 2007, Penelitian Kuantitatif. Alfabeta, Jakarta

Sugito, 2003. Pengembangan Usaha Tradisional. Yayasan Duta Kencana.

Surabaya

Sudisma, 2007. Pengembangan Usaha Kecil Menengah, Bina Aksara. Jakarta

Teguh Wahyono, 2011, Pendapatan Umum, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 13, 2004. Tentang Tenaga Kerja.

Wiranto, 2005, Pengantar Ilmu Ekonomi, Alumni, Bandung.

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN TENAGA KERJA PADA USAHA PANDAI …repository.utu.ac.id/727/1/I-V.pdf · namun tetap berfokus pada karakter dan potensi desa yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa

57

Wahyudi, T. 2007, Pengantar Ekonomi Manajemen, Gramedia, Jakarta.

Wisadirsono, 2004. Pengaruh Kebudayaan dalam Masyarakat. Armiko. Bandung

Wisadirana, 2005. Dasar-Dasar Pengertian Perdesaan. Erlangga. Jakarta

Zaeni Asyhadie, 2007, Hukum Kerja (Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan

Kerja), Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Zuhri, 2005. Usaha dan Nilai Tradisional dalam Masyarakat. Banda Aceh