ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB...

69
ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI UBI KAYU (Manihot utilisima) DI DESA BUMI AGUNG MARGA KECAMATAN ABUNG TIMUR KABUPATEN LAMPUNG UTARA (Skripsi) Oleh Othi Pratiwi FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI UBI KAYU

(Manihot utilisima) DI DESA BUMI AGUNG MARGA KECAMATAN

ABUNG TIMUR KABUPATEN LAMPUNG UTARA

(Skripsi)

Oleh

Othi Pratiwi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI UBI KAYU DI

DESA BUMI AGUNG MARGA KECAMATAN ABUNG TIMUR

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Oleh

Othi Pratiwi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani, risiko harga

dan risiko produksi usahatani serta perilaku petani terhadap risiko usahatani ubi

kayu. Penelitian ini merupakan penelitian survei, dan dilakukan di Desa Bumi

Agung Marga, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara pada bulan

Febuari 2018. Ukuran responden adalah 46 orang petani ubi kayu yang dipilih

secara acak sederhana. Pada penelitian ini pendapatan usahatani dianalisis

menggunakan analisis pendapatan, risiko harga dan risiko produksi dianalisis

menggunakan analisis koefisien variasi dan untuk mengetahui perilaku petani

terhadap risiko digunakan analisis fungsi utilitas kuadratik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa usahatani ubi kayu menguntungkan dengan nilai pendapatan

Rp 15.146.206,10 /ha dan R/C 3,30. Risiko produksi memiliki nilai CV 0,057 dan

L 20.061 yang berarti bahwa risiko produksi rendah karena CV<0,5 dan L>1.

Risiko harga memiliki nilai CV 0,135 dan L 644,695 yang artinya risiko harga

rendah karena CV<0,5 dan L>1. Seluruh petani ubi kayu berperilaku netral dalam

menghadapi risiko usahatani ubi kayu.

Kata kunci : petani, pendapatan, risiko, ubi kayu.

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

ABSTRACT

ANALYSIS OF REVENUES AND RISKS OF CASSAVA FARMING IN

BUMI AGUNG MARGA VILLAGE, ABUNG TIMUR DISTRICT, NORTH

LAMPUNG REGENCY

By

Othi Pratiwi

This study aims to analyze farm income, price and production risks, and farmer

behavior on the risk of cassava farming. This research is a survey research, carried

out in Bumi Agung Marga Village, Abung Timur District, North Lampung

Regency in February 2018. Size of respondent was 46 cassava farmers who were

chosen randomly. In this study farm income was analyzed using income analysis,

price risk and production risk were analyzed using coefficient of variation

analysis and to determine the behavior of farmers against risk used quadratic

utility function analysis. The results showed that cassava farming was profitable

with an income value of Rp. 15,146,206.10 / ha and R / C of 3.30. Production risk

has a CV value of 0.057 and L 20.061 which means that the production risk is low

because the CV <0.5 and L> 1. The price risk has a CV value of 0.135 and L

644.695 which means the risk is low because the CV <0.5 and L> 1 . All cassava

farmers behave neutral in facing the risk of cassava farming.

Key words: cassava, farmers, risk, income

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI UBI KAYU

(Manihot utilisima) DI DESA BUMI AGUNG MARGA KECAMATAN

ABUNG TIMUR KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Oleh

OTHI PRATIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
Page 6: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro 22 Oktober 1995, dari pasangan

Bapak Edi Saputra dan Ibu Elia Hamdi. Penulis merupakan

anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan

studi tingkat Taman Kanak – Kanak (TK) di TK Pertiwi

Kota Metro pada tahun 2002, tingkat Sekolah Dasar (SD) di

SDN 3 Metro Pusat pada tahun 2008, tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)

di SMPN 1Metro pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN

1 Metro tahun 2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Seleksi

Masuk Bersama Perhuruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Penulis melaksanakan kegiatan homestay (Praktik Pengenalan Pertanian) selama 7

hari di Dusun 2 Wonoharjo Kabupaten Tanggamus pada tahun 2014, Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Buyut Baru, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten

Lampung Tengah selama 40 hari pada bulan Januari hingga Maret 2017.

Selanjutnya, pada Juli 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT

PERTANI PERSERO Cabang Lampung selama 30 hari. Selama masa

perkuliahan, penulis pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah Dasar-dasar

Akuntansi pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dan tahun ajaran

2017/2018.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

Penulis pernah menjadi tenaga surveyor dalam Survei Konsumen (SK) Bank

Indonesia (BI) periode Juli sampai Desember tahun 2018. Selama menjadi

mahasiswi di Universitas Lampung, penulis pernah aktif sebagai anggota

Universitas Lampung di bidang III (Minat Bakat dan Kreatifitas) Himpunan

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta)pada periode tahun

2014hingga tahun 2018.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SANWACANA

Bismillahirahmannirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Analisis Pendapatan dan

Risiko Usahatani Ubi Kayu (Manihot Utilisima) di Desa Bumi Agung Marga

Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara”. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung , atas arahan,bantuan, dan nasehat

yang telah diberikan.

3. Bapak Dr.Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku pembimbing pertama yang

memberikan bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, dan semangat kepada

penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S., selaku pembimbing kedua yang

memberikan bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, dan semangat kepada

penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof Dr,Ir.Wan Abbas Zakaria,M.S., selaku penguji bukan

pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, nasihat untuk perbaikan

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

skripsi.

6. Bapak Rio Tedi Prayitno, S.P, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik atas

arahan, saran, dan motivasi selama menjadi mahasiswi agribisnis.Seluruh

dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis dan staf/karyawan yang telah memberikan

bantuan dan kerjasamanya selama ini.

7. Orangtuaku tercinta Bapak Edi Saputra dan Ebok Elia Hamdi, kakakku Elsa

Puspita, adik-adikku Eria Ratiana dan Tiara Utami, dan keluarga besarku

tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, bantuan

moril dan materil, serta doa yang tiada henti.

8. Mba Iin, Shinta, Mas Bu dan Mas Boim yang selalu membantu selama

perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.

9. Satria Nugraha Haris yang selalu menemani dan memberikan semangat,

motivasi, saran serta dukungannya selama ini.

10. Sahabatku dari jaman gak enak yang selalu ada kapanpun Peggi Ayu, Novia

Setyaningrum dan Putri Chrisna atas bantuan, semangat, dukungan dan

motivasinya.

11. Sahabat-sahabat yang nama kelompoknya ganti terus tapi sekarang namanya

“SEKELIK HALIMAH” Vero, Suci, Iis, Hafia, Amma, Matski dan Dete yang

selalu ada dan memberikan semangat, motivasi, bantuan dalam meyelesaikan

skripsi.

12. Agribisnis C, Olpa, Uuk, Widi, Ocha, Lena, Neni, Nana, Reza, Shofyan,

Rendi, Novia C, Pual, Resti, Pingki, Fira, Nate, Naul,Marina, Rahmi, Marita,

Oka, dan teman teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

13. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Devira, Febrina, Geasti, Viona

Tiara, Kiki D, Dwi Febrina, Yohana, Panda, Yances, Adek, Abu, Ine, Ayunir,

Syendita, Karina dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per

satu, terimakasih atas nasihat, kebersamaan, dan bantuan yang diberikan

kepada penulis selama ini.

14. Atu dan kiyai Agribisnis 2011, 2012 dan 2013, serta adik–adik angkatan 2015

dan 2016 atas dukungan dan bantuan kepada penulis.

15. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Segala

kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama proses penulisan

skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan

yang telah diberikan. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Othi Pratiwi

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .................... 7

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7

1. Konsep Agribisnis .................................................................................. 7

2. Pengertian Usahatani ............................................................................. 8

3. Tri Tunggal Usahatani ......................................................................... 10

4. Faktor Sosial Ekonomi Petani ............................................................. 12

5. Pendapatan Petani ................................................................................ 13

6. Risiko Usahatani .................................................................................. 16

7. Perilaku Petani Terhadap Risiko ......................................................... 17

B. Kajian Penelitian Terdahulu .................................................................... 19

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 26

III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 27 A. Konsep Dasar .. . .................................................................................... 27

B. Batasan Operasional............................................................................ 29

C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian .......................... 31

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data .......................................... 32

E. Metode Analisis Data ............................................................................ 33

1. Analisis Pendapatan ........................................................................... 33

2. AnalisisBesamya Risiko.................................................................... 34

3. Analisis Perilaku Petani Menghadapi Risiko .................................... 37

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ................................. 41 A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Utara ..................................... 41

1. Keadaan Geografi .............................................................................. 41

2. Keadaan Iklim ................................................................................... 42

3. Keadaan Demografi .......................................................................... 43

4. Keadaan Pertanian ............................................................................. 43

B. Gambaran Umum Kecamatan Abung Timur ........................................ 44

1. Keadaan Geografi .............................................................................. 44

2. Keadaan Demografi ........................................................................... 44

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

ii

3. Keadaan Pertanian ............................................................................ 45

C. Gambaran Umum Desa Bumi Agung Marga ......................................... 46

1. Keadaan Geografi.............................................................................. 46

2. Keadaan Demografi ........................................................................ 46

3. Keadaan Pertanian ............................................................................ 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 48 A. Keadaan Umum Petani Responden ....................................................... 48

1. Umur Petani Responden .................................................................... 48

2. Pendidikan Petani Responden .......................................................... 49

3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden ............................ 50

4. Pengalaman Berusahatani Ubi Kayu Petani Responden ................... 50

5. Pekerjaan Sampingan Petani Responden .......................................... 51

6. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan Petani Responden ....... 52

B. Keragaan Usahatani .............................................................................. 53

1. Pola Tanam........................................................................................ 53

2. Budidaya Ubi Kayu di Daerah Penelitian ......................................... 54

3. Penggunaan Sarana Produksi ............................................................ 56

C. Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Kayu ............................................ 62

D. Risiko Usahatani ................................................................................... 65

1. Risiko Harga ...................................................................................... 65

2. Risiko Produksi ................................................................................. 68

E. Analisis Perilaku Petani Ubi Kayu Terhadap Risiko ............................ 71

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 74 A. Kesimpulan ........................................................................................... 74

B. Saran ..................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77

LAMPIRAN ..................................................................................................... 79

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi, luas panen dan produktivitas ubi kayu di Indonesia tahun

2011-2016 ..................................................................................................... 1

2. Produksi, luas panen dan produktivitas ubi kayu berdasarkan

kabupaten/kota tahun 2016 ............................................................................ 2

3. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu di Lampung Tahun

2012-2016. ..................................................................................................... 3

4. Perkembangan harga ubi kayu di Provinsi Lampung .................................... 4

5. Variabel dan batasan operasional usahatani ubi kayu .................................... 29

6. Skala utilitas dan nilai rupiah dari CE ........................................................... 40

7. Luas panen tanaman palawija di Kabupaten Lampung Utara tahun 2017 .... 43

8. Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman palawija di Kecamatan

Abung Timur ................................................................................................. 45

9. Produksi ubi kayu di Kecamatan Abung Timur menurut desa tahun 2017 ... 47

l0.Sebaran petani ubi kayu responden berdasarkan kelompok umur di

Desa Bumi Agung Marga Tahun 2018 ......................................................... 48

11 .Sebaran petani ubi kayu responden berdasarkan tingkat pendidikan di

Desa Bumi Agung Marga Tahun 2018 ......................................................... 49

12.Sebaran petani ubi kayu responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

di Desa Bumi Agung Marga Tahun 2018.......................................................52

13.Sebaran petani ubi kayu responden berdasarkan pengalaman

berusahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung MargaTahun 2018 .................. 51

14.Sebaran petani ubi kayu responden berdasarkan pekerjaan sampingan

di Desa Bumi Agung Marga Tahun 2018 ..................................................... 52

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

iv

15.Sebaran petani ubi kayu responden berdasarkan luas lahan dan status

kepemilikan lahan di Desa Bumi Agung Marga Tahun 2018 ....................... 52

16. Rata-rata penggunaan bibit per usahatani dan per hektar oleh petani

ubi kayu responden di Desa Bumi Agung Marga ....................................... 56

17. Rata-rata penggunaan pupuk per usahatani dan per hektar dalam satu

kali musim tanam ........................................................................................ 57

18. Rata-rata penggunaan pestisida per usahatani dan per hektar dalam

satu kali musim tanam ................................................................................ 58

19. Penggunaan tenaga keija rata-rata per usahatani dan per hektar dalam satu

musim

tanam usahatani ubi kayu di desa Bumi Agung Marga dalam Satuan Hari

Orang Keija (HOK) ................................................................................... ...60

20. Rata-rata nilai penyusutan peralatan untuk usahatani ubi kayu di Desa

Bumi Agung Marga Tahun 2018 ................................................................ 61

21 .Rata-rata penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani ubi kayu di

Desa Bumi Agung Marga tahun 2018 ........................................................ 63

22 . Rata-rata penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani ubi kayu di

Desa Bumi Agung Marga dengan harga jual simulasi ............................... 65

23. Risiko harga ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga .................................... 66

24. Simulasi risiko harga ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga....................... 68

25. Risiko produksi ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga ............................... 69

26. Simulasi risiko produksi ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga ................. 70

27. Perilaku petani terhadap risiko usahatani ubi kayu di Desa Bumi

Agung Marga .............................................................................................. 72

28. Simulasi perilaku petani terhadap risiko usahatani ubi kayu di Desa Bumi

Agung Marga .............................................................................................. 73

29 . Identitas petani ubi kayu Desa Bumi Agung Marga Kec. Abung Timur

Kab. Lampung Utara ................................................................................... 80

30. Penguasaan lahan usahatani di Desa Bumi Agun Marga ............................. 81

31. Penggunaan bibit dan pupuk pada usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung

Marga ..............................................................................................................82

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

v

32. Penggunaan pestisida pada usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung

Marga .............................................................................................................84

33. Penyusutan peralatan usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga .......86

34. Penggunaan tenaga kerja usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga 88

35. Penerimaan usahatani ubi kayu du Desa Bumi Agung Marga tahun 2018 ...95

36. Total biaya usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga tahun 2018 ....96

37. Pendapatan usahatani ubikayu di Desa Bumi Agung Marga tahun 2018 .....98

38. Keuntungan usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga ......................99

39. Keuntungan usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga dengan

harga simulasi ..............................................................................................100

40. Risiko harga dan risiko pendapatan usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung

Marga Tahun 2018 .......................................................................................101

41. Risiko harga dan risiko pendapatan usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung

Marga dengan harga dan produksi simulasi .................................................103

42 Produksi dan biaya usahatani ubi kayu per hektar di Desa Bumi Agung

Marga ..............................................................................................................111

43. Nilai CE petani responden di Desa Bumi Agung Marga ..............................112

44. Pendapatan petani per hektar diestimasi dengan nilai CE ............................115

45. Perilaku petani terhadap risiko usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung

Marga tahun 2018 ........................................................................................116

46. Produksi dan biaya usahatani ubi kayu per hektar di Desa Bumi Agung

Marga dengan angka simulasi ........................................................................117

47. Simulasi nilai CE petani responden di Desa Bumi Agung Marga ................118

48. Simulasi pendapatan petani per hektar diestimasi dengan nilai CE ..............121

49. Simulasi perilaku petani terhadap risiko usahatani ubi kayu di Desa Bumi

Agung Marga ...............................................................................................122

i72

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

vi

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Bagan alir analisis pendapatan dan risiko usahatani ubi kayu di Desa Bumi

Agung Marga Kecamatan Abung Timur Lampung Utara .......................... 26

2. Skema penentuan Certainly Equivalent (CE) ............................................. 39

3. Pola tanam ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga...................................... 53

4. Fluktuasi rata-rata harga ubi kayu 5 musim tanam terakhir di

Desa Bumi Agung Marga (Rp/Kg) ............................................................. 66

5. Simulasi fluktuasi rata-rata harga ubi kayu 5 musim tanam terakhir di

Desa Bumi Agung Marga (Rp/Kg) ............................................................. 67

6. Fluktuasi Rata-Rata Produksi Ubi Kayu 5 Musim Tanam Terakhir di

Desa Bumi Agung Marga (Kg) ................................................................... 67

7. Simulasi fluktuasi Rata-Rata Produksi Ubi Kayu 5 Musim Tanam

Terakhir di Bumi Agung Marga (Kg).......................................................68

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara subtropis yang sangat cocok sebagai

tempat tumbuh tanam bagi tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu

(Manihot utilissima). Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan

di Indonesia yang menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung

(Ginting 2002). Menurut Hafsah (2003) sebagian besar produksi ubi

kayu di Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

(85–90 persen), sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk gaplek, chips,

dan tepung tapioka. Data perkembangan produksi ubi kayu di Indonesia

berdasarkan luas lahan dan produktivitas secara umum dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu di Indonesia

Tahun 2011-2016.

Tahu

n Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produktivitas (ton/ha)

2011 24.044.025 1.184.696 20,30

2012 24.177.372 1.129.688 21,40

2013 23.546.452 1.065.752 22,69

2014 23.436.384 1.003 .94 21,99

2015 21.790.956 949.916 22,94

2016 20.744.674 867.495 23,91

Sumber : Badan Pusat Statistik,2017

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

2

Berdasarkan BPS (2017), menunjukkan bahwa terdapat lima provinsi

teratas yang merupakan sentra produksi ubi kayu terbesar di Indonesia,

yaitu Provinsi Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan

Sumatera Utara. Provinsi Lampung merupakan sentra produksi utama ubi

kayu di Indonesia. Lampung merupakan provinsi penghasil ubi kayu

terbesar. Kebun ubi kayu banyak tersebar di Kabupaten Lampung Tengah,

Lampung Timur, dan Lampung Utara. Data produksi, luas panen dan

produktivitas ubi kayu di Provinsi Lampung menurut kabupaten dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu berdasarkan

Kabupaten/Kota Tahun 2016.

No Kabupaten/Kota

Produksi Luas Panen Produktivitas

(Ton) (Ha) (Ton/Ha)

1 Lampung Tengah 1.730.156 68.720 24,91

2 Lampung Utara 1.477.496 48.716 30,32

3 Lampung Timur 1.294.150 52.289 24,75

4 Tulang Bawang Barat 742.569 29.289 25,35

5 Tulang Bawang 494.615 19.886 24,87

6 Way Kanan 383.891 13.643 28,13

7 Lampung selatan 137.150 5.828 23,53

8 Mesuji 64.488 2.298 28,06

9 Pesawaran 123.129 5.488 22,43

10 Lampung Barat 3.264 131 24,91

11 Pringsewu 16.360 707 23,14

12 Tanggamus 8.158 344 23,73

13 Bandar Lampung 1678 64 26,21

14 Metro 807 27 29,90

Total 6.481.382 247.571 342,13

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2017.

Pada lima tahun terakhir, produksi ubi kayu di Provinsi lampung mengalami

penurunan. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh semakin

mengecilnya luas lahan pertanian yang ditanami oleh ubi kayu.

Berdasarkan data BPS Provinsi Lampung (2017), Kabupaten Lampung

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

3

Utara menempati urutan kedua setelah Lampung Tengah dengan jumlah

produksi 1.477.496 ton dan urutan pertama untuk jumlah produktivitas

ubikayu yaitu 30,32 ton/ha.

Lampung Utara merupakan salah satu sentra produksi ubikayu di

Provinsi Lampung. Produksi ubi kayu di Lampung Utara semula selalu

mengalami peningkatan, pada tahun 2015 terjadi penurunan produksi

ubikayu dikarenakan penyempitan luas lahan yang dipakai untuk

usahatani ubi kayu di Lampung Utara. Data produksi, luas panen dan

produktivitas ubi kayu di Lampung Utara selama lima tahun terakhir

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas ubi kayu di Lampung

Utara Tahun 2012-2016.

Tahun Produksi

(Ton)

Luas Panen

(Ha)

Produktivitas

(Ton/Ha)

2012 1.357.275 51.782 26,21

2013 1.556.199 58.545 26,58

2014 1.999.026 74.537 26,81

2015 1.526.969 54.170 28,18

2016 1.477.496 48.129 30,69

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2017.

Salah satu sentra penghasil ubi kayu di Lampung Utara adalah Desa

Bumi Agung Marga Kecamatan Abung Timur. Berdasarkan BPS (2017)

Desa Bumi Agung Marga memiliki luas areal panen dan produksi ubi

kayu tertinggi di Kecamatan Abung Timur dengan produktivitas sebesar

29 ton/ha. Kebutuhan ubi kayu harian bervariasi antara 200-1000 ton ubi

kayu per hari per pabrik yang di dominasi pabrik tepung tapioka. Harga

ubi kayu selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun pada akhir

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

4

tahun 2016 harga ubi kayu mengalami penurunan. Penurunan harga ini

merata di setiap provinsi termasuk Provinsi Lampung khusunya

Kabupaten Lampung Utara. Berikut data perubahan harga ubi kayu di

Lampung selamas 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkembangan harga ubi kayu di Provinsi Lampung

Tahun Harga Rata-Rata (Rp)

2012 900

2013 1000

2014 1100

2015 1500

2016 700

Sumber : Outlook Ubikayu,2016.

Adanya penurunan harga dan fluktuasi produksi ubi kayu tentu akan

berpengaruh terhadap keberlangsungan usahatani ubi kayu di Desa Bumi

Agung Marga Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu adanya kajian analisis risiko dan

perilaku petani dalam menghadapi risiko pada usahatani ubi kayu di Desa

Bumi Agung Marga Kecamatan Abung Timur Lampung Utara.

B. Permumusan Masalah

Ubi kayu dibagi menjadi dua jenis yaitu ubi kayu racun dan ubi kayu

makan. Ubi kayu makan dapat dijadikan berbagai macam bahan

makan olahan diantaranya keripik ubi kayu, ubi kayu rebus, kerupuk

ubi kayu, combro, dan getuk. Ubi kayu racun dapat dijadikan

sebagai bahan baku industri seperti industri pengolahan tepung

tapioka dan bahan baku bio ethanol. Di Kabupaten Lampung Utara,

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

5

khususnya Desa Bumi Agung Marga, ubi kayu banyak diolah

menjadi tepung tapioka oleh pabrik-pabrik pengolahan yang ada di

daerah sekitas Desa Bumi Agung Marga. Petani ubi kayu langsung

menjual hasil panennya kepada pabrik dengan harga yang telah

disepakati bersama.

Rendahnya harga ubi kayu setahun terakhir ini yang semula berkisar Rp

1.100 / kg pada akhir tahun 2016 mengalami penurunan hingga Rp

650/kg pada tahun 2017. Penurunan harga tersebut dikarenakan produksi

ubi kayu yang berlebihan diakibatkan panen raya yang berbarengan di

Kabupaten Lampung Utara, selain itu kebijakan pemerintah untuk impor

tapioka dari Thailand dan Vietnam menyebabkan perusahaan-perusahaan

pengolah ubi kayu enggan membeli ubi kayu dengan harga tinggi karena

harga tapioka impor lebih murah dibandingkan tapioka lokal, sehingga

konsumen lebih memilih untuk membeli tapioka impor, itulah yang

membuat harga ubi kayu jatuh. Harga jual ubi kayu Rp 700/kg belum

harga bersih yang diterima oleh petani karena belum dipotong ongkos

cabut, angkut dan bongkar oleh pabrik. Berdasarkan uraian di atas maka

dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian yaitu sebagai berikut

:

1. Berapa pendapatan usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga

Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara?

2. Bagaimana risiko harga dan risiko produksi usahatani ubi kayu di

Desa Bumi Agung Marga Kecamatan Abung Timur Kabupaten

Lampung Utara?

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

6

3. Bagaimana perilaku petani terhadap risiko pada usahatani ubi kayu

di Desa Bumi Agung Marga Kecamatan Abung Timur Kabupaten

Lampung Utara?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung

Marga Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara.

2. Mengetahui risiko harga dan risiko produksi usahatani ubi kayu di

Desa Bumi Agung Marga Kecamatan Abung Timur Kabupaten

Lampung Utara.

3. Menganalisis perilaku petani terhadap risiko pada usahatani ubi

kayu di Desa Bumi Agung Marga Kecamatan Abung Timur

Kabupaten Lampung Utara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat, antara lain :

1. Sebagai bahan untuk informasi dan acuan bagi petani dalam

upaya peningkatan pendapatan dan pengambilan keputusan

dalam kegiatan usahatani ubi kayu.

2. Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi penelitian

berikutnya.

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Agribisnis

Agribisnis merupakan suatu kegiatan yang utuh dan tidak dapat terpisah

antara satu kegiatan dan kegiatan lainnya, mulai dari proses produksi,

pengolahan hasil, pemasaran dan aktifitas lain yang berkaitan dengan

kegiatan pertanian (Soekartawi, 2001). Agribisnis adalah suatu kesatuan

sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling terkait erat, yaitu

subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi (subsistem agribisnis

hulu), subsistem usahatani atau pertanian primer, subsistem pengolahan,

subsistem pemasaran, serta subsistem jasa dan penunjang (Badan

Agribisnis, 1995).

Agribisnis terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem hulu, subsistem

usahatani dan subsistem hilir. Subsistem agribisnis hulu (upstream

agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana

produksi bagi pertanian, seperti industri dan perdagangan agrokimia

(pupuk, pestisida, dll), industri agrootomotif (mesin dan peralatan), dan

industri benih/bibit. Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yang

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

8

merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang

dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk

pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha

tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-obatan,

usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan.

Subsistem agibisnis hilir (down-stream agribusiness) yang berupa kegiatan

ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan,

baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di

pasar domestik maupun di pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang

termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini antara lain adalah industri

pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan

serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa boga, industri farmasi

dan bahan kecantikan, dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya.

Disamping ketiga subsistem di atas, diperlukan subsistem keempat sebagai

bagian dari pembangunan sistem agribisnis. Subsistem penunjang adalah

seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga-

keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi,

lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah.

2. Pengertian Usahatani

Menurut Mubyarto (1989), usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber

alam yang terdapat ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian

tumbuh, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah

itu, sinar matahari, bangunan- bangunan yang didirikan diatasnya dan

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

9

sebagainya. Mubyarto (1989) juga mengatakan bahwa usahatani itu identik

dengan pertanian rakyat.

Salah satu ciri usahatani adalah adanya ketergantungan kepada keadaan

alam dan lingkungan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh produksi yang

maksimal, petani harus mampu memadu faktor-faktor produksi tenaga

kerja, pupuk dan bibit yang digunakan. Ketiga faktor produksi ini saling

berkaitan satu sama lain dalam mempengaruhi produksi untuk

menghasilkan produktivitas yang baik dan optimal. Lebih lanjut Firdaus

(2009) menyatakan bahwa usahatani adalah organisasi dari alam (lahan),

tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan

pertanian. Organisasi tersebut ketatalaksanaanya berdiri sendiri dan sengaja

diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang sebagai pengelolaanya.

Usahatani dapat dikelompokkan berdasarkan corak dan sifat, organisasi,

pola serta tipe usahatani. Berdasarkan corak dan sifatnya, usahatani dapat

dilihat sebagai usahatani subsisten dan usahatani komersial. Usahatani

komersial merupakan usahatani yang menggunakan keseluruhan hasil

panennya secara komersial dan telah memperhatikan kualitas sertakuantitas

produk, sedangkan usahatani subsisten hanya memanfaatkan hasil panen

dari kegiatan usahataninya untuk memenuhi kebutuhan petaniatau

keluarganya sendiri. Usahatani berdasarkan organisasinya, dibagi menjadi

tiga yaitu usaha individual, usaha kolektif dan usaha kooperatif.

a) Usahatani individual

Usahatani individual merupakan kegiatan usahatani yang seluruh proses

usahataninya dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

10

perencanaan, mengolah tanah hingga pemasaran, sehingga faktor produksi

yang digunakan dalam kegiatan usahatani dapat ditentukan sendiri dan

dimiliki secara perorangan (individu).

b) Usahatani kolektif

Usahatani kolektif merupakan kegiatan usahatani yang seluruh proses

produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya

dibagi dalam bentuk natura maupun keuntungan.

c) Usahatani koorperatif

Usahatani kooperatif ialah usahatani yang tiap proses produksinya

dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap

penting dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi,

pemberantasan hama, pemasaran hasil dan pembuatan saluran.

Berdasarkan polanya, usahatani terdiri dari tiga macam pola, yaitu pola

khusus, tidak khusus, dan campuran. Pola usahatani khusus merupakan

usahatani yang hanya mengusahakan satu cabang usahatani; pola usahatani

tidak khusus merupakan usahatani yang mengusahakan beberapa cabang

usaha bersama-sama tetapi tetapi dengan batas yang tegas; sedangkan pola

usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang

secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas

(Suratiyah, 2008).

3. Tri Tunggal Usahatani

Tri Tunggal Usahatani adalah suatu konsep yang di dalamnya terdapat tiga

fondasi atau modal dasar dari kegiatan usahatani. Tiga modal dasar

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

11

tersebut adalah petani, lahan dan tanaman atau tenak. Dari pengertian

tersebut, petani memiliki suatu kedudukan yang memegang alih dalam

menggerakkan kegiatan usahatani. Kemudian lahan diperlukan sebagai

tempat untuk menjalankan usahatani. Sedangkan tanaman, merupakan

komoditas yang dibudidayakan dalam kegiatan usahatani. Berikut

penjelasan mengenai masing-masing modal dasar yang terdapat di dalam

tri tunggal usahatani menurut (Hernanto,1991).

1. Petani

Bahwa yang disebut petani adalah orang yang menggantungkan

hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya.

Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu petani pemilik lahan,

petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani.

2. Tanah

Tanah merupakan sumber daya alam fisik yang mempunyai peranan

penting dalam segala kehidupan manusia karena diperlukan manusia

untuk pertanian.Tanah memiliki kriteria-kriteria dalam peranannya

sebagai media tanam untuk menunjang tumbuh dan berkembangnya

tanaman. Kriteria-kriteria tersebut meliputi kesesuaian tanah untuk

ditanami jenis tertentu, kemampuan tanah untuk berproduksi, dan

kemampuan tanah untuk diolah secara berlanjut tempat tinggal dan

hidup, kemudian untuk melakukan kegiatan pertanian.

3. Tanaman dan Ternak

Tanaman dan ternakmerupakan semua subyek usahatani dan hewan

yang di budidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk

usaha itu.Umumnya petani di Indonesia selain bercocok tanam di lahan

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

12

ataupun ladang mereka juga memiliki ternak atau ikan yang dipelihara

dalam menunjang kegiatan usahataninya.

4. Faktor Sosial Ekonomi Petani

Dalam usahatani salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu faktor sosial

ekonomi petani antara lain adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman

usahatani, luas lahan, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap kinerja

petani.

1. Umur

Bagi petani yang lebih tua bisa jadi mempunyai kemampuan

berusahatani yang konservatif dan lebih mudah lelah. Sedangkan

petani muda mungkin lebih miskin dalam pengalaman dan keterampilan

tetapi biasanya sifatnya lebih progresif terhadap inovasi baru dan relatif

lebih kuat.

2. Tingkat Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan petani dan keterbatasan teknologi

modern merupakan dua faktor penyebab utama yang menyebabkan

kemiskinan di sektor pertanian di Indonesia. Keterbatasan dua faktor

produksi tersebut yang sifatnya komplementer satu sama lain

mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas yang pada akhirnya

membuat rendahnya tingkat pendapatan riil petani sesuai mekanisme

pasar yang sempurna (Tambunan,2003).

3. Pengalaman Berusahatani

Belajar dengan mengamati pengalaman petani lain sangat penting,

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

13

karena merupakan cara yang lebih baik untuk mengambil keputusan

dari pada dengan cara mengolah sendiri informasi yang ada, misalnya

seorang petani dapat mengamati dengan seksama dari petani lain yang

lebih mencoba sebuah inovasi baru dan ini menjadi proses belajar

secara sadar. Mempelajari pola perilaku baru, bisa juga tanpa disadari.

4. Luas Lahan

Luas lahan yang selalu digunakan dalam skala usaha pertanian

tradisional karena komunitas yang ditanam oleh petani tradisional selalu

seragam yakni jagung dan tanaman keras yang sejenisnya. Dengan

demikian pedoman luas lahan juga secara otomatis mengaju pada nilai

modal, aset dan tenaga.

5. Jumlah Tanggungan Keluarga

Terdapat hubungan yang nyata yang dapat dilihat melalui keengganan

petani terhadap resiko dengan jumlah anggota keluarga. Keadaan

demikian sangat beralasan, karena tuntutan kebutuhan uang tunai rumah

tangga yang besar, sehingga petani harus berhati-hati alam bertindak

khususnya berkaitan dengan cara-cara baru yang riskan terhadap risiko.

Jumlah anggota keluarga yang besar seharusnya memberikan dorongan

yang kuat untuk berusaha tani secara intensif dengan menerapkan

teknologi baru sehingga akan mendapatkan pendapatan (Soekartawi,

2002).

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

14

5. Pendapatan Usahatani

Seorang petani melakukan kegiatan usahatani bertujuan untuk memperoleh

pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Berhasilnya

kegiatan usahatani dapat diketahui dari besarnya pendapatan yang diperoleh.

Usaha untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan meningkatkan

produksi. Agar memperoleh produksi yang maksimum dari usahatani,

diperlukan usaha dalam memadu faktor-fakor produksi dengan keterampilan

manajemen tertentu. Besar kecilnya pendapatanyang diterima petani

dipengaruhi oleh tingkat kecakapan petani mengelola usahataninya dari

sumber produksi yang tersedia (Ibramsyah, 2006).

Soekartawi, dkk (1986) menjelaskan bahwa pendapatan bersih usahatani

adalah selisih antara pendapatan kotor dan pengeluaran total usahatani.

Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total

usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak

dijual. Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua masukan yang habis

dipakai atau dikeluarkan dalam produksi. Pendapatan bersih usahatani

mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani daripenggunaan faktor-

faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal miliksendiri atau modal

pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani.

Menurut Hernanto (1994), pendapatan adalah penerimaan dari suatu hasil

usaha yang telah dikurangi dengan biaya-biaya selama proses produksi.

Pendapatan merupakan suatu bentuk imbalan untuk jasa pengelolaan

(petani) yang menggunakan input dalam kegiatan usahatani yang meliputi

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

15

lahan, tenaga kerja, dan modal yang dimiliki. Menurut Suratiyah (2008),

biaya dan pendapatan dipengaruhi oleh duafaktor yaitu faktor internal

eksternal dan faktor manajemen.

Faktor internal maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya

dan pendapatan. Faktor internal meliputi umur petani, tingkat pendidikan

dan pengetahuan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal.

Faktor eksternal terdiri dari input yang meliputi ketersediaan dan harga,

serta output yang meliputi permintaan dan harga. Faktor manajemen

berkaitan dengan bagaimana seorang petani sebagai manajer dalam kegiatan

usahataninya, mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan

ekonomis sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang

maksimal.

Biaya adalah semua nilai dari korbanan ekonomis yang digunakan untuk

kegiatan usahatani.Nilainya dinyatakan dengan uang, semua yang telah

dikeluarkan dalam pengelolaan usahatani misalnya bibit, pestisida, dan

pengeluaran lainnya yang merupakan biaya usahatani. Biaya tetap adalah

biaya yang dikeluarkan dalam usahatani dan besarnya tidak dipengaruhi oleh

besar kecilnya produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah

biaya yang dikeluarkan yang besarnya sangat dipengaruhi oleh produksi

yang dihasilkan (Soekartawi, 1993). Secara matematis rumus pendapatan

yaitu :

π = Y. Py – ΣXi.Pxi – BTT...............................................(1)

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

16

Keterangan :

Π = pendapatan (Rp)

Y = hasil produksi (Kg)

Py = harga hasil produksi (Rp)

Xi = faktor produksi

Pxi = harga faktor produksi (Rp)

BTT = biaya tetap total (Rp)

Pendapatan juga dapat dihitung menggunakan rumus (Soekartawi, 1995) :

𝜋 = TR-TC.........................................................................(2)

Keterangan :

Π = keuntungan/pendapatan

TR = total revenue (total penerimaan)

TC = total cost (total biaya)

6. Risiko Usahatani

Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani selalu dihadapkan dengan

situasi risiko dan ketidakpastian dimana besar kecilnya risiko yang dialami

seorang petani tergantung pada keberanian untuk mengambil suatu

keputusan. Dalam usahatani risiko sulit untuk diduga karena faktor-faktor

yang mempengaruhi kegiatan usahatani sebagian besar belum dikuasai

secara sempurna oleh manusia, misalnya faktor iklim dan perubahannya

(Rodjak, 2002).

Kegiatan pada sektor pertanian yang menyangkut proses produksi selalu

dihadapkan dengan situasi risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty).

Pada risiko peluang terjadinya kemungkinan merugi dapat diketahui

terlebih dahulu, sedangkan ketidakpastian merupakan sesuatu yang tidak

bisa diramalkan sebelumnya karena peluang terjadinya merugi belum

diketahui. Sumber ketidakpastian yang penting di sektor pertanian adalah

fluktuasi hasil pertanian dan fluktuasi harga. Ketidakpastian hasil pertanian

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

17

disebabkan oleh faktor alam seperti iklim, hama dan penyakit serta

kekeringan sehingga produksi menjadi gagal dan berpengaruh terhadap

keputusan petani untuk berusahatani berikutnya (Soekartawi, Rusmadi,dan

Damaijati, 1993).

Menurut Harwood et al. (1999) dan Moschini dan Hennessy (1999),

beberapa sumber risiko yang dapat dihadapi oleh petani diantaranya adalah:

(1) Risiko Produksi; (2) Risiko Pasar atau Harga; (3) Risiko Kelembagaan;

(4) Risiko Kebijakan; (5) Risiko Finansial. Secara statistik, pengukuran

risiko dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam (variance) atau

simpangan baku (standard deviation). Pengukuran dengan ragam dan

simpangan baku menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan penyimpangan

pengamatan sebenarnya di sekitar nilairata-rata yang diharapkan. Besarnya

keuntungan yang diharapkan (E) menggambarkan jumlah rata-rata

keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku (V)

merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau

merupakan risiko yang ditanggung petani.Selain itu penentuan batas bawah

sangat penting dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui

jumlah hasil terbawah di bawah tingkat hasil yang diharapkan. Batas

bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah

yang mungkin diterima oleh petani(Kadarsan, 1995).

7. Perilaku Petani terhadap Risiko

Dalam bidang pertanian, kegiatan proses produksi selalu dihadapkan dengan

situasi risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Pada risiko peluang

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

18

terjadinya kemungkinan merugi dapat diketahui terlebih dahulu, sedangkan

ketidakpastian merupakan sesuatu yang tidak bisa diramalkan sebelumnya

karena peluang terjadinya merugi belum diketahui. Ketidakpastian hasil

pertanian disebabkan oleh faktor alam seperti iklim,hama dan penyakit serta

kekeringan (Soekartawi, Rusmadi, dan Damaijati,1993).

Menurut Debertin (1986) dalam Soekartawi dkk (1993), salah satu

permasalahan dalam mengahadapi risiko dan ketidakpastian adalah

beragamnya sikap dan perilaku individu untuk mengambil keputusan

yangberisiko tersebut. Pada umumnya tidak ada satu pun individu yang

berani mengambil risiko tanpa adanya harapan untuk memperoleh hasil

yang besar. Setiap individu memiliki keputusan yang berbeda dalam

mengahadapi risiko dan ketidakpastian. Keputusan untuk mengalokasikan

input dalam kegiatan usahatani sangat dipengaruhi oleh perilaku petani

terhadap risiko yang harus dihadapi. Hal tersebut bergantung pada sikap dan

perilaku individu serta keadaan lingkungannya. Menurut Kadarsan (1995)

sikap petani terhadap risikoterdiri atas tiga jenis yaitu : (1) petani yang

menghindari risiko (riskaverse), (2) petani yang netral terhadap risiko (risk

neutral), dan (3) petaniyang menyukai risiko (risk prefer).

Menurut Debertin (1986) bentuk fungsi utilitas ada tiga macam, yaitu:

a) Fungsi utilitas untuk risk averter atau enggan terhadap risiko, dengan

pertambahan yang semakin menurun dengan semakin besarnya

pendapatan.

b) Fungsi utilitas untuk risk neutral atau netral terhadap risiko mempunyai

kemiringan yang konstan.

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

19

c) Fungsi utilitas untuk risk taker atau berani terhadap risiko, akan

bertambah dengan pertambahan yang semakin meningkat dengan makin

bertambahnya pendapatan.

Model fungsi utilitas dapat dirumuskan dalam bentuk polinomial atau

kuadratik, karena dapat dideferensialkan sampai turunan ke dua, sehingga

persamaannya dapat ditulis sebagaiberikut :

U = τ1 + τ2 M + τ3 M2 ...............................................................(3)

Keteranagan:

U = Utilitas bagi pendapatan yang diharapkan (dalam util)

τ1 = Intersep

τ2 = Koefisien pendapatan indiferen

τ3 = Koefisien risiko petani

M = Pendapatan yang diharapkan pada titik keseimbangan (nilai

rupiah dari certainty equivalent (CE)

Koefisien τ3 menunjukkan reaksi perilaku petani terhadap risiko, yaitu :

1) Apabila τ3 > 0, berarti pengambil keputusan berani menanggungrisiko (risk

take),

2) Apabila τ3 < 0, berarti pengambil keputusan enggan terhadap risiko(risk

averter),

3) Apabila τ3 = 0, berarti pengambil keputusan netral terhadap risiko(risk

neutral).

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian ini. Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi

bagi penelitian untuk menjadi pembanding dengan penelitian yang dilakukan

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

20

dengan penelitian sebelumnya, untuk mempermudah dalam pengumpulan data

dan metode analisis data yang digunakan dalampengolahan data.

Hasil penelitian tentang “Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Manihot

esculenta crantz)” oleh Muizah (2013),dengan metode analisis Retrun Cost

Ratio (Rasio R/C) menunjukkan bahwa rata-rata biaya eksplisit sebesar Rp.

7.824.782 per musim tanam dengan jumlah rata-rata penerimaan ubi kayu

dalam satu kali proses produksi sebesar Rp. 16.858.800 per musim tanam. Dari

rata-rata biaya eksplisit tersebut diperoleh pendapatan ubi kayu rata-rata

sebesar Rp. 9.034.018 per musim tanam dari luas lahan rata-rata 1.344

hektar.Nilai R/C 7.5 > 1 yang mengartikan bahwasanya usahatani ubi kayu di

Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

layak untuk kembangkan.

Hasil penelitian tentang “Risiko Pendapatan Pada Usahatani Jeruk Siam di

Kabupaten Sambas” oleh Kurniati (2014) dengan metode koevisien variasi

menunjukkan bahwa besarnya pendapatan total petani dari usahatani jeruk

siam per hektar pertahun adalah sebesar Rp 18.492.410. Variabilitas nilai rata-

rata pada risiko pendapatan petani jeruk siam adalah 0,809 atau 80,9%. Faktor

yang bersifat menurunkan risiko pendapatan adalah kemampuan manajerial

sedangkan faktoryang bersifat meningkatkan risiko pendapatan usahatani jeruk

siam adalah luaslahan dan harga pupuk NPK.

Hasil penelitian tentang “Perilaku Petani Terhadap Risiko Usahatani Kedelai

Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas “oleh Kurniati (2014) dengan

metode Moscardi dan de Janvry (1977) menunjukkan sebagian besar petani

berperilaku netral menghadapi risiko (risk neutral) yakni sebesar 48,39%,

sedang yang berperilaku takut dalam menghadapi risiko (risk averter) ada

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

21

38,71% dan sisanya 12,9% yang menyukai risiko (risk taker). Petani yang

bersifat netral terhadap risiko (risk neutral) yaitu petani yang memiliki sikap

rasional dalam menghadapi risiko, peluang usaha mempunyai harapan

keuntungan yang bakal diperoleh dan juga peluang risiko mungkin juga terjadi.

Hasil penelitian tentang “Analisis Risiko Usahatani Bawang Merah Di Desa

Klikiran Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes” oleh Pujiharto (2006)

dengan metode prinsip Bernoulli dan Neumann- Morgenstern,menunjukkan

bahwa faktor yang mempengaruhi perolehan pendapatan petani dalam

mengusahakan bawang merah adalah harga jual dan besarnya biaya produksi.

Faktor resiko yang timbul dalam mengusahakan bawang merah lebih

disebabkan faktor teknis (harga yang berfluktuatif) petani hanya sebagai

penerima harga (price taker). Ditambah lagi pemerintah belum memberikan

proteksi secara penuh (adanya impor bawang merah, belum ada penetapan

harga dasar) sehingga seringkali petani mengalami kerugian akibat fluktuasi

harga. Faktor non teknis yang terjadi berupa serangan hama penyakit dan

perubahan cuaca. Sebagian besar 76,666 persen petani di Desa Klikiran

memiliki kecenderungan bersikap netral terhadap risiko (risk netral).

Hasil penelitian tentang “Perilaku Petani Terhadap Risiko Usahatani Cabai

Merah di Kabupaten Tanggamus” oleh Mardliyah (2013) dengan metode

Struges dalam Cansera menunjukkan bahwa mayoritas petani cabai berperilaku

netral terhadap risiko, yaitu 65,86% untuk petani cabai yang menggunakan

pelastik mulsa dan 72,98% untuk petani cabai yang tidak menggunakan

pelastik mulsa , sedangkan perilaku berani untuk petani cabai yang

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

22

menggunakan pelastik mulsa sebesar 4,88% dan petani cabai yang tidak

menggunakan pelastik mulsa sebesar 5,40%.

Hasil penelitian tentang “Analisis Risiko Usahatani Padi Di Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Karang Anyar” oleh Renthiandy (2013) dengan

metode koefisien variasi (CV) menunjukkan rata rata biaya total yang

dikeluarkan oleh petani padi di Kecamatan Karanganyar Kabupaten

Karanganyar untuk masa tanam kedua sebesar Rp 10.219.859 per hektar,

sedangkan rata-rata penerimaan total yang diperoleh petani padi di Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Karanganyar sebesar Rp 5.254.460 per hektar,

sehingga rata-rata pendapatan yang diperoleh petani padi di Kecamatan

Karanganyar Kabupaten Karanganyar sebesar Rp 15.474.319 per hektar. Nilai

koefisien variasi (CV) untuk risiko produksi sebesar 0,53 dan risiko harga

sebesar 0,05 yang dapat diartikan usahatani padi di Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Karanganyar memiliki risiko produksi dan risiko harga yang

rendah. Sedangkan nilai koefisien variasi (CV) untuk risiko pendapatan sebesar

0,73 yang dapat diartikan usahatani padi di Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Karanganyar memiliki risiko pendapatan yang tinggi.

Hasil penelitian tentang “Analisis Efisiensi Produksi dan Perilaku Petani

Terhadap Risiko pada Usahatani Jagung di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan” oleh Saputra (2017) dengan metode Bernoulli dan

Neumann, menunjukkan bahwa usahatani jagung di Kecamatan Natar

menguntungkan petani. Pendapatan atas biaya tunai usahatani jagung yang

didapatkan oleh petani dalam semusim sebesar Rp11.110.327,19 per hektare

dan pendapatan atas biaya total adalah sebesar Rp8.174.835,60 per hektare

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

23

dengan nilai R/C atas biaya tunai sebesar 2,96 dan nilai R/C atas biaya total

sebesar 1,95. Mayoritas petani jagung di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan berperilaku netral dalam menghadapi risiko dan hanya 1,72

persen berperilaku enggan dalam menghadapi risiko, serta tidak dijumpai

petani yang berperilaku berani dalam menghadapi risiko pada usahatani jagung

di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Hasil penelitian tentang “Analisis Pendapatan Dan Risiko Usahatani Kubis

Pada Lahan Keringdan Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kecamatan Gisting

kabupaten Tanggamus” oleh Aini (2015) dengan metode analisis produktivitas

dan pendapatan usahatani, analisis koefisien variasi (CV), analisis fungsi

utilitas dengan teknik Neuman Morgenstern dan analisis regresi logistik.,

menunjukkan bahwa produktivitas dan pendapatan usahatani kubis pada lahan

sawah tadah hujan lebih besar dibandingkan dengan produktivitas dan

pendapatan usahatani kubis pada lahan kering. Risiko usahatani kubis pada

lahan kering lebih besar dibandingkan dengan risiko pada lahan sawah tadah

hujan, dimana risiko usahatani kubis diakibatkan oleh cuaca dan hama

penyakit. Pada lahan kering sebesar 93,18 persen petani berperilaku netral dan

6,82 persen berperilaku enggan terhadap risiko, sedangkan pada lahan sawah

tadah hujan sebesar 41,94 persen petani berperilaku netral dan 58,06 persen

petani berperilaku enggan terhadap risiko, serta tidak dijumpai petani yang

berperilaku berani terhadap risiko pada lahan kering maupun pada lahan sawah

tadah hujan.

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

24

Hasil penelitian tentang “Analisis Risiko Produksi dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi nya pada Usahatani Jagung di Kecamatan Mempawah Hulu

Kabupaten Landak” oleh Kurniati (2014) dengan metode koefisien variasi

(CV) menunjukkan bahwa risiko produksi pada usahatani jagung di

Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak rendah dengan CV sebesar

0,086. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi adalah temaga kerja,

dengan nilai koefisien -0.027 dan nilai probabilitas 0,09. Besarnya jumlah

tenaga kerja berpengruh signifikan terhadap tingkat variasi hasil produksi

jagung, sehingga berarti penambahan tenaga kerja mempengaruhi risiko

produksi jagung.

Hasil penelitian tentang “Analisis Risiko Usahatani Salak Organik di Desa

Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem” oleh Mahayani

(2017). Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif.

faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani salak organik dapat

dianalisis melalui metode OLS (Ordinary Least Square).dan mrtode koefisien

variasi (CV) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani dalam usahatani salak organik di Sibetan adalah luas lahan

dan memiliki koefisien positif yang artinya setiap penambahan variabel luas

lahan akan meningkatkan perolehan pendapatan usahatani salak organik. Rata-

rata biaya usahatani salak organik tahun 2016 sebesar Rp 2.784.050,93, rata-

rata penerimaan usahatani salak organik Rp 9.493.215,20 sehingga rata-rata

pendapatan yang diterima petani sebesar Rp 6.709.164,27. Risiko usahatani

salak organik di Desa Sibetan panen raya tahun 2016 diperoleh hasil KV risiko

produksi sebesar 0,50, KV risiko harga sebesar 0,11, dan KV risiko pendapatan

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

25

sebesar 0,55 yang berarti risiko produksi dan risiko pendapatan tinggi

sedangkan risiko harga yang diterima oleh petani rendah.

Hasil penelitian tentang “Risiko Usahatani Bawang Merah di Kabupaten

Bantul” oleh Lawalata (2017) ,model analisis yang digunakan dalam penelitian

adalah dengan menggunakan koefoisien variasi (CV) untuk melihat risiko

pendapatan. Analisis regresi linier berganda dengan model Ordinary Least

Square (OLS) untuk melihat faktor yang berpengaruh terhadap pendaptan,

risiko pendapatan dan perilaku petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

risiko produksi sebesar 0,8518 dan risiko pendapatan sebesar 1,2416. Baik

risiko produksi maupun risiko pendapatan usahatani bawang merah di

Kabupaten Bantul tergolong tinggi. Petani bawang merah di Kabupaten Bantul

mayoritas memiliki perilaku risk averter sebanyak 44 petani (73,33%) ,Risk

Taker sebanyak 1 petani (1,67%) dan Risk Neutral sebanyak 15petani ( 25%).

Umur petani, pendidikan, pendapatan usahatani bawang merah dan pendapatan

luar usahatani bawang merah siginifikan dan mempengaruhi perilaku petani

terhadap risiko.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Usahatani ubi kayu tidak terlepas dari 3 unsur yaitu tanah dan faktor

produksi sebagai input usahatani, petani, dan tanaman ubi kayu sebagai

output, yang satu sama lainnya saling berhubungan. Dalam usahatani ubi

kayu, tanah dan faktor produksi dikalikan harga input akan mengahsilkan

biaya produksi dan hasil produksi ubi kayu dikalikan harga output dapat

mendatangkan penerimaan dimana selisih penerimaan dan biaya produksi

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

26

akan menghasilkan pendapatan usahatani. Di dalam usahatani terdapat

risiko yang diantaranya adalah risiko pendapatan dan risiko produksi.

Berdasarkan harga output dan jumlah produksi petani per hektar dapat

dianalisis bagaimana perilaku petani terhadap risiko, apakah petani

tersebut berani, netral ataupun enggan terhadap risiko pada usahatani ubi

kayu. Alur kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.Bagan alir analisis pendapatan dan riosiko usahatani ubi kayu

di Desa Bumi Agung Marga Kecamatan Abung Timur

Lampung Utara

Tanah dan

Faktor Produksi

Produksi Ubi

Kayu

Petani

Biaya Produksi Penerimaan

Usahatani Ubi

Kayu

Perilaku Petani

Terhadap Risiko

1. Berani

2. Netral

3. Enggan

Risiko Usahatani Pendapatan

Harga input Harga output

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

27

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar

Konsep dasar merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel-

variabel yang akan diteliti, serta informasi penting untuk memperoleh

dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

Usahatani merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh petani

untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal

yang bertujuan untuk menghasilkan produksi suatu komoditas dan

pendapatan di sektor pertanian.

Usahatani ubikayu adalah suatu bentuk organisasi produksi yang

dilakukan di daerah ladang dengan komoditi ubi kayu dengan tujuan

menghasilkan komoditas ubikayu dan mendapatkan pendapatan bagi

petani.

Risiko adalah suatu keadaan yang memungkinkan terjadinya keadaan

merugi, dimana peluang terjadinya sudah diketahui terlebih dahulu.

Ketidakpastian adalah keadaan di mana bisa terdapat lebih dari satu hasil

dari suatu keputusan dan peluang dari tiap hasil itu tidak diketahui.

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

28

Varian (ragam) adalah ukuran satuan usaha dari suatu usahatani yang

menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usahatani ubi kayu.

Standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran satuan risiko terkecil yang

menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usahatani.

Koefisisen variasi adalah perbandinagn risiko yang harus ditanggung petani

dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah

modal yang ditanamkan dalam proses produksi.

Perilaku petani dalam menghadapi risiko adalah suatu peristiwa yang

mempengaruhi keputusan petani dalam mengambil risiko yang berhubungan

dengan usahataninya. Perilaku petani dalam menghadapi risiko dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu enggan, netral, dan berani terhadap risiko.

Enggan terhadap risiko merupakan perilaku petani dimana petani sebagai

pengambil keputusan akan menghindari risiko dan bersedia mengorbankan

sejumlah pendapatan atau potensi pendapatan yang lebih besar guna

mengurangi peluang merugi atau pendapatan yang rendah.

Berani terhadap risiko merupakan perilaku petani dimana petani sebagai

pengambil keputusan tidak ingin melepaskan potensi pendapatan yang lebih

besar walaupun mengandung keadaan yang berisiko cukup besar.

Netral terhadap risiko yaitu perilaku petani dimana petani sebagai pengambil

keputusan bersikap ragu-ragu atau tidak tegas dalam memilih tindakan pada

keadaan yang mengandung risiko atau tidak mengandung risiko.

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

29

B. Batasan Operasional

Batasan operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti,atau menspesifikan kegiatan yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Pada penelitian ini hal

yang berhubungan dengan variabel dan batasan operasional usahatani ubi

kayu dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Variabel dan batasan opersional usahatani ubi kayu

No Variabel Batasan Operasional Unit/

satuan

1 Luas lahan Lahan yang digunakan petani

untuk melakukan usahatani ubi

kayu secara monokultur selama

satu musim tanam

Ha

2 Usia petani Usia petani ubi kayu responden

sampai pada saat melakukan

kegiatan usahatani ubi kayu

Tahun

3 Penididkan

petani Jenjang pendidikan terakhir

yang pernah di tempuh oleh

petani ubi kayu

Tahun

4 Pengalaman

usahatani Lamanya petani ubi kayu

dalam melakukan usahatani ubi

kayu hingga saat ini

Tahun

5 Jumlah tanggungan

keluarga Jumlah anggota keluarga yang

menjadi tanggung jawab petani

Orang

(org)

6 Bibit Bahan tanam yang digunakan untuk

memperbanyak dan atau

mengembangbiakkan tanaman ubi kayu

Batang

(btg)

7 Pupuk urea Banyaknya pupuk urea yang

digunakan oleh petani pada

proses produksi ubi kayu dalam

satu kali musim tanam.

Kg

8 Pupuk

kandang

Banyaknya pupuk kandang yang

digunakan oleh petani pada proses

produksi ubi kayu dalam satu kali

musim tanam.

Kg

9 Pupuk SP36 Banyaknya pupuk SP36 yang

digunakan oleh petani pada proses

produksi ubi kayu dalam satu kali

musim tanam.

Kg

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

30

Tabel 5. Lanjutan

No Variabel Batasan Operasional Unit/

satuan

10 Pupuk NPK Banyaknya pupuk NPK yang

digunakan oleh petani pada proses

produksi ubi kayu dalam satu kali

musim tanam.

Kg

11. Biaya penyusutan

alat

Besarnya pengurangan nilai suatu

alat setiap tahunnya, didapat

dengan mengurangi harga beli

alat tersebut dengan nilai sisa dan

dibagi umur ekonomis alat.

Rp/

musim

tanam

11 Tenaga kerja Faktor produksi yang digunakan

dalam budidaya ubi kayu dari

pengolahan lahan hingga pasca

panen

HOK

12 Biaya total Jumlah uang yang harus

dikeluarkan oleh petani untuk

melakukan usahatani ubi kayu

meliputi biaya tunai dan biaya

yang diperhitungkan

Rp/

musim

tanam

12 Biaya Tunai Biaya yang dikeluarkan secara

tunai pada saat proses produksi

berlangsung, seperti pembelian

bibit, pupuk, obat-obatan, upah

tenaga kerja dll,

Rp/

musim

tanam

14 Biaya yang

diperhitungkan Biaya yang tidak langsung

dikeluarkan oleh petani namun

jumlahnya diperhitungkan

seperti biaya penyusutan alat -

alat pertanian dan biaya tenaga

kerja dalam keluarga

Rp/

musim

tanam

15 Produksi Jumlah produksi ubi kayu yang

dihasilkan oleh petani setiap

satu musim tanam

Kg/Ha

16 Harga Nilai yang diberikan untuk hasil

produksi ubi kayu per kilogram

Rp/kg

17 Penerimaan Hasil produksi ubi kayu (kg)

dikalikan dengan harga jual ubi

kayu per kilogram per musim

tanam

Rp/

musim

tanam

18 Pendapatan Penerimaan yang diperoleh

petani ubi kayu setelah

dikurangi seluruh biaya yang

dikeluarkan selama proses

produksi ubi kayu

Rp/

musim

tanam

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

31

C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Bumi Agung Marga Kecamatan Abung

Timur Kabupaten Lampung Utara. Lokasi ditentukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Abung Timur

Kabupaten Lampung Utara merupakan sentra tanaman ubi kayu yang

diusahakan oleh rakyat. Pemilihan Desa Bumi Agung Marga sebagai

lokasi penelitian karena Desa Bumi Agung Marga adalah desa yang

memiliki produksi, luas areal tanam dan produktivitas ubikayu

tertinggi di Kecamatan Abung timur Kabupaten Lampung Utara.

Responden petani ubi kayu dalam penelitian ini cenderung homogen

dalam hal: (1) semua petani menggunakan teknik budidaya yang

sama yaitu monokultur , (2) semua petani menghasilkan produk yang

sama, (3) semua petani bermaksud menjual produknya, dan (4)

semua petani mencari keuntungan dalam menjual produknya.

Populasi petani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga berjumlah 325

petani. Penentuan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan

rumus perhitungan

sampel mengacu pada Issac dan Michael dalam Sugiarto (2003):

n =

.......................................................................(4)

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

S2 = Variasi sampel (5% = 0,05)

Z = Distribusi Z (90% = 1,645)

d = simpangan baku (5% = 0,05)

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

32

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut maka

jumlah sampel adalah :

n =

= 46,39 orang ≈ 46 orang

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh petani responden di

daerah penelitian, yaitu sebanyak 46 responden petani ubi kayu di Desa

Bumi Agung Marga yang akan dipilih secara acak menggunakan tabel

bilangan acak sehingga seluruh populasi mempunyai peluang yang sama

untuk dijadikan sampel. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan

Febuari 2018.

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer dikumpulkan dengan teknik wawancara

langsung kepada petani ubi kayu dengan menggunakan daftar

pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data

sekunder diperoleh dari berbagai kepustakaan dan instansi-instansi

pemerintah yang terkait dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut

Singarimbun dan Effendi (1995), metode survei dibatasi pada penelitian yang

datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh

populasi melalui kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.Menurut

Muhammad Ali (2010) ,metode survei pada dasarnya merupakan

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

33

pemeriksaan secara teliti tentang fakta atau fenomena perilaku dan sosial

terhadap subyek dalam jumlah besar. Dalam riset pendidikan, survai bukan

semata-mata dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi, seperti

tentang pendapat atau sikap, tetapi juga untuk membuat deskripsi

komprehensif maupun untuk menjelaskan hubungan antar berbagai variabel

yang diteliti.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Pendapatan

Tujuan pertama dalam penelitian dapat dijawab dengan melakukan

analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat pendapatan petani ubi

kayu. Pendapatan diperoleh dengan menghitung selisih antara

penerimaan yang diterima dari hasil usaha dengan biaya produksi

yang dikeluarkan dalam satu tahun oleh Soekartawi (1995)

dirumuskan sebagai berikut:

TR – TC...........................................................................(5)

..............................................(6)

Keterangan :

π = Pendapatan (Rp)

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

Py = Harga hasil produksi (Rp/Kg)

Σxi = Jumlah faktor produksi ke i ( i = 1,2,3,….n)

Pxi = Harga produksi ke i (Rp)

Y = Produksi (Kg)

BTT = Biaya tetap total (Rp)

(Y.Py)

i

BTT

∑ Xi .Pxi

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

34

Untuk mengetahui apakah usahatani ubi kayu menguntungkan atau tidak

bagipetani, maka digunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya

yangdirumuskan sebagai berikut :

R/C =

.......................................................................................(7)

Keterangan :

R/C = Nisbah antara penerimaan dengan biaya

PT = Penerimaan total

BT = Biaya total yang dikeluarkan oleh petani

Jika diperoleh R/C > 1, maka usahatani ubi kayu yang diusahakan

mengalamikeuntungan. Jika R/C < 1, maka usahatani ubi kayu yang

diusahakanmengalami kerugian. Jika R/C = 1, maka usahatani ubi kayu

yangdiusahakan berada pada titik impas atau tidak untung dan tidak rugi.

2. Analisis Besarnya Risiko

Tujuan kedua dalam penelitian dapat dijawab dengan melakukan

langkah yang pertama menggunakan hasil rataan atau mean dengan

rumus yang dikemukakan oleh Kadarsan (1995) sebagai berikut:

E = ∑

...................................................................(8)

n

Keterangan:

E = Nilai rata-rata pendapatan/produksi (mean)

Ei= Hasil bersih per hektar pada tahun ke-i

n = jumlah pengamatan

Untuk mengukur risiko secara statistik dipakai ukuran ragam

(variance)atau simpangan baku (standar deviation). Kedua cara ini

menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan berserakannya pengamatan

sebenarnya di sekitar nilai-nilai harapan yang diharapkan.

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

35

Ukuran keragaman (variance) menurut Hernanto (1993) rumusnya

adalah :

V2 =

......................................................................(9)

Simpangan baku (standar deviation) rumusnya adalah :

V = √ ...........................................................................(10)

Koefisien variasi (variance) merupakan perbandingan risiko yang harus

ditanggung petani ubi kayu dengan jumlah pendapatan ataupun produksi

yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan

dalam proses produksi. Hubungan ini biasanya di ukur dengan koefisien

variasi (CV) dan batas bawah keuntungan / pendapatan (L). Semakin besar

nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung

petani semakin besar bila dibandingkan dengan keuntungannya. Menurut

Kadarshan (1995) rumus koefisien variasi adalah sebagai berikut :

CV =

.........................................................................................(11)

keterangan :

CV = koefisien variasi pendapatan/produksi

V = Standard deviation

E = rata-rata pendapatan/produksi

Dalam pengambilan keputusan investasi hal lain yang perlu

dipertimbangkan dalah perhitungan batas bawah hasil yang tertinggi.

Penentuan batas bawah ini penting bagi petani untuk mengetahui jumlah

hasil terbawah dibawah tingkat hasil yang diharapkan, yaitu sebagai

pertimbangan lanjutan dalam mengambil keputusan untuk mengusahakan

tanaman ubi kayu yang berisikodengan melihat nilai terendah dari hasil

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

36

yang akan didapatkan. Rumus batas bawah keuntungan adalah sebagai

berikut :

L = E - 2V.......................................................................... ............(12)

Keterangan :

L = batas bawah

E = rata-rata pendapatan/produksi

V = simpangan baku pendapatan/produksi

Untuk analisis risiko pendapatan, nilai batas bawah menunjukkan nilai

pendapatan terendah yang mungkin diterima oleh petani. Apabila nilai

batas bawah pendapatan ini sama dengan atau lebih dari nol, maka petani

tidak akan pernah mengalami kerugian. Sebaliknya jika nilai batas bawah

pendapatan kurang dari nol dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses

produksi ada peluang kerugian yang akan diderita oleh petani.

Apabila nilai CV > 0,5 maka nilai L < 0, begitu pula jika nilai CV ≤

0,5 maka nilai L ≥ 0. Hal ini menunjukkan bahwa apabila CV > 0,5

maka risiko pendapatan pada usahatani ubi kayu yang ditanggung

petani semakin besar dengan menanggung kerugian sebesar L,

sedangkan nilai CV ≤ 0,5 maka petani ubi kayu akan selalu untung

atau impas dengan pendapatan sebesar L.

Untuk analisis risiko produksi, nilai batas bawah produksi menunjukkan

jumlah produksi terendah yang mungkin diterima oleh petani. Apabila

nilai CV > 0,5 maka nilai L < 0, begitu pula jika nilai CV ≤ 0,5 maka

nilai L ≥ 0. Hal ini menunjukkan bahwa apabila CV > 0,5 maka risiko

produksi usahatani padi yang ditanggung petani semakin besar dengan

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

37

menanggung kerugian sebesar L, sedangkan nilai CV ≤ 0,5 maka petani

akan selalu untung atau impas dengan produksi sebesar L.

3. Analisis Perilaku Petani Menghadapi Risiko

Tujuan ketiga dalam penelitian dapat dijawab dengan melakukan

analisis. menggunakan fungsi utilitas . Sikap petani terhadap risiko

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam mengalokasikan

faktor-faktor produksi yaitu apabila petani berani menanggung risiko

maka akan lebih optimal dalam mengalokasikan faktor produksi

sehingga efisiensi juga lebih tinggi. Perilaku petani dalam

pengambilan keputusan terhadap risiko dalam pertanian dapat diukur

dengan fungsi utilitas. Model fungsi utilitas dapat dirumuskan dalam

bentuk polinominal atau kuadratik. Di Indonesia, bentuk kuadratik

telah digunakan oleh beberapa penulis terdahulu salah satunya yaitu

Soekartawi dkk. (1993), dengan persamaan sebagai berikut:

U = τ1 + τ2 M + τ3 M2 ..................................................(13)

Keteranagan:

U = Utilitas bagi pendapatan yang diharapkan (dalam util)

τ1 = Intersep

τ2 = Koefisien pendapatan indiferen

τ3 = Koefisien risiko petani

M = Pendapatan yang diharapkan pada titik keseimbangan (nilai

rupiah dari certainty equivalent (CE)

Dimana nilai τ3 hasil regresi menunjukkan sikap petani terhadap risiko,

yaitu :

τ3 = 0 : Netral terhadap risiko

τ3 < 0 : Enggan terhadap risiko

τ3 > 0 : Berani terhadap risiko

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

38

Penentuan utilitas dilakukan berdasarkan prinsip Bernoulli dan teknik

Neumann Morgenstern. Pembentukan fungsi utilitas dilakukan dengan

menghubungkan skala utilitas sehingga setiap petani akan memiliki

Certainly equivalent (CE) yang berbeda. Certainly equivalent (CE)

merupakan nilai keseimbangan antara kondisi yang tidak pasti dengan

kondisi yang pasti.

Masing-masing petani memiliki kurva utilitas yang berbeda karena

adanya perbedaan pemberian nilai pada jumlah penerimaan yang

diharapkan. Prosedur penentuan fungsi utilitas seperti yang

dilakukan dalam penelitian Damarjati dan Soekartawi (1992)

sebagai berikut:

a. Dalam proses penentuan nilai CE, hal pertama yang dilakukan adalah

penentuan harga netral yang merupakan harga yang diperoleh pada

saat proses wawancara. Harga ini disebut harga pada kondisi netral

karena kondisi tidak mengandung risiko. Berdasarkan Tingkat Harga

Netral (THN), ditentukan tingkat harga tertinggi yang mungkin

diperoleh dengan kemungkinan 50 persen berhasil dicapai dan 50

persen gagal. Tingkat harga pada kondisi ini disebut Tingkat Harga

Optimistik (THO), sedangkan tingkat harga terendahnya disebut

Tingkat Harga Pesimistik (THP). Dengan probabilitas 0,5 dan 0,5

maka THN dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

THN =

.........................................................................(14)

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

39

b. Skema penentuan nilai CE dijelaskan melalui Gambar 2

Q1

(a,i) = e*

Q2 Q3

(a,e*) = c* (e*,i) = g*

Q4 Q5 Q6 Q7

(a,c*) = b* (e*,c*) = d* (e*,g*) =f* (e*,i) = h*

Gambar 2. Skema penentuan Certainly Equivalent (CE)

Sumber : Soekartawi dkk, 1992

c. Pada Gambar 2, diketahui bahwa a adalah THP, i adalah THO sehingga

THN adalah e* dimana e* adalah tingkat harga pada keseimbangan

(CE). Semuanya ditentukan pada tahap pertama sebagai Q1 . Pada proses

Q2, a tetap sebagai THP sedangkan THOadalah e*, maka THN adalah

c =

sehingga diperoleh harga keseimbangan c*.

d. Pada Q3 THO adalah i dan THP adalah e* sehingga diperoleh THN

adalah setengah dari jumlah e* dan i, sehingga diperoleh harga

keseimbangan g*. Dalam menentukan harga keseimbangan (CE)

pada proses selanjutnya yaitu Q4 sampai Q7 dilakukan hal yang sama

dengan penentuan pada Q2 dan Q3.

e. Nilai CE ditentukan sebanyak 9 kali yaitu dari a sampai h*, dengan

demikian terdapat 9 skala untuk indeks utilitas. Titik a merupakan nilai

terendah diberi nilai 0 dan titik i sebagai nilai

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

40

tertinggi diberi nilai 8. Skala utilitas dan nilai rupiah dari CE dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Skala utilitas dan nilai rupiah dari CE

Alternatif Certainly Equivalent Skala Utilitas dari CE

Pilihan (CE)

a a 0

i i 8

( a,i ) e* 0,5(0) + 0,5 (8) = 4

( a,e) c* 0,5(0) + 0,5 (4) = 2

( e,i ) g* 0,5(4) + 0,5 (8) = 6

( a,c) b* 0,5(0) + 0,5 (2) = 1

( e,c) d* 0,5(2) + 0,5 (4) = 3

(e,g ) f* 0,5(4) + 0,5 (6) = 5

( g,i ) h* 0,5(6) + 0,5 (8) = 7

Sumber : Soekartawi dkk, 1992

f. Dengan probabilitas 50 persen berhasil dan 50 persen gagal, maka

nilai CE yang diperoleh dapat ditentukan utilnya seperti pada Tabel

6. Dengan mengetahui indeks utilitas yang didasarkan pada nilai CE

kemudian diregresi dengan regresi kuadratik. Hasil regresi akan

menunjukkan koefisien risiko (τ3), maka fungsi utilitas U= τ1 + τ2M

+ τ3M2 dapat diestimasi untuk kemudian ditentukan perilaku masing-

masing petani terhadap risiko.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

41

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umun Kabupaten Lampung Utara

1. Keadaan Geografi

Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 16 Kabupaten /

Kota di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Lampung

Utara terletak diantara 4,340 - 5,06

0 Lintang Utara dan 104,30

0 –

105,080 Bujur Timur, dengan luas wilayah 2.725,63 km

2, yang

merupakan 7,72 % dari luas wilayah Provinsi Lampung. Secara

administratif , batas wilayah Kabupaten Lampung Utara meliputi:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat

Kabupaten Lampung Utara telah mengalami tiga kali pemekaran

sehingga wilayah yang semula seluas 19.368,50 km² kini tinggal

2.765,63 km². Pemekaran wilayah pertama terjadi dengan terbentuknya

Kabupaten Lampung Barat berdasarkan UU RI Nomor 6 Tahun 1991,

sehingga Wilayah Lampung Utara berkurang 6 kecamatan yaitu:

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

42

Sumber Jaya, Balik Bukit, Belalau, Pesisir Tengah, Pesisir Utara dan

Pesisir Utara.

Pemekaran kedua tejadi dengan terbentuknya Kabupaten Tulang

Bawang berdasarkan UU RI Nomor 2 Tahun 1997. Wilayah Lampung

Utara kembali mengalami pengurangan sebanyak 4 kecamatan yaitu:

Menggala, Mesuji, Tulang Bawang Tengah dan Tulang Bawang Udik.

Pemekaran ketiga terjadi dengan terbentuknya Kabupaten Way Kanan

berdasarkan UURI Nomor 12 Tahun 1999. Lampung Utara kembali

berkurang 6 kecamatan yaitu: Blambangan Umpu, Pakuan

Ratu,Bahuga, Baradatu, Banjit dan Kasui. Kabupaten Lampung Utara,

saat ini tinggal 8 kecamatan yaitu: Kotabumi, Abung Utara, Abung

Timur, Abung Barat, Sungkai Utara, Sungkai Utara, Tanjung Raja dan

Bukit Kemuning. Hingga saat ini Kabupaten Lampung Utara memiliki

23 kecamatan.

2. Keadaan Iklim

Kabupaten Lampung Utara merupakan daerah tropis dengan bulan

basah 6-8 bulan dan bulan kering 2-4 bulan kering per tahun.

Kabupaten Lampung Utara memiliki curah hujan rata-rata 182,54

mm/bulan. Suhu harian rata-rata berkisar antara 22,40 C sampai 34,2

0

C dan intensitas sinar matahari merata sepanjang tahun. Rata-rata

kelembaban udara di Kabupaten Lampung Utara adalah 81,625% per

tahun dan rata-rata tekanan udara 1007,09 mlbar per tahun.

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

43

3. Keadaan Demografi

Berdasarkan Lampung Utara dalam Angka (2017) penduduk Kabupaten

Lampung Utara berjumlah 612.100 jiwa yang terdiri dari 310.870

penduduk laki-laki dan 310.230 penduduk perempuan. Penduduk di

Lampung Utara mengalami peningkatan 0,53 persen Kepadatan

penduduk di Kabupaten Lampung Utara mencapai 224 jiwa/km2.

4. Keadaan Pertanian

Kabupaten Lampung Utara merupakan kabupaten yang memiliki

potensi pertanian yang baik. Berdasarkan Lampung Utara dalam angka

(2017) Luas panen tanaman jagung, kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar 70.676 Ha dimana luas panen

terbesar adalah tanaman ubi kayu sebesar 48.129 Ha. Rincian luas

panen tanaman palawija di Lampung Utara dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Luas panen tanaman palawija di Kabupaten Lampung Utara

tahun 2017.

Komoditas Luas panen (ha)

Jagung 21.387

Kedelai 287

Kacang Tanah 395

Kacang hijau 213

Ubi kayu 48.129

Ubi jalar 265

Jumlah 70.676

Sumber : Lampung Utara dalam angka 2017

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

44

B. Gambaran Umum Kecamatan Abung Timur

1. Keadaan Geografi

Kecamatan Abung Timur memiliki luas 104,47 Ha atau sekitar 3,83

persen dari total luas Lampung Utara. Secara administratif , batas

wilayah Kecamatan Abung Timur meliputi:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sungkai Selatan

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abung Surakarta

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Abung Selatan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kotabumi

Kecamatan Abung Timur terdiri dari 12 desa dan 52 dusun. Kecamatan

Abung Timur berada di ketinggian 37 m dari permukaan laut dan

berjarak 12 km dari ibukota Kabupaten Lampung Utara. Dengan

topografi berupa dataran maka banyak di manfaatkan untuk lahan

pertanian sehingga sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai

petani. Kecamatan Abung Timur termasuk kecamatan yang berpotensi

di Kabupaten Lampung Utara (BPS Kabupaten Lampung Utara, 2017).

2. Keadaan Demografi

Berdasarkan Kecamatan Abung Timur dalam Angka (2017), jumlah

penduduk Kecamatan Abung Timur adalah 34.234 jiwa. Jumlah penduduk

laki-laki adalah 17.358 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan

adalah 16.876 jiwa. Kepadatan penduduk di 12 desa cukup beragam,

kepadatan penduduk tertinggi di Desa Sidomukti dengan kepadatan

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

45

sebesar 678 jiwa/km2 dan terendah di Desa Bumi Agung Marga dengan

kepadatan sebesar 121 jiwa/km2.

3. Keadaan Pertanian

Sebagian besar wilayah Kecamatan Abung Timur merupakan dataran

rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 37 m di atas permukaan

laut. Tanaman palawija merupakan tanaman yang banyak di tanam oleh

masyarakat sekitar. Luas lahan, produksi dan produktivitas tanaman

palawija di Kecamatan Abung Timur dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman palawija

di Kecamatan Abung Timur

Komoditas

Luas panen

(ha) Produksi (ton)

Produktivitas

(ton/ha)

Jagung 3.363 18.497 5,50

Ubi kayu 5.012 145.348 29,00

Ubi jalar 10 100 10,00

Kacang tanah 22 28 1,27

Kacang hijau 8 8 1

Jumlah 8.415 163.981 46,77

Sumber : Abung Timur dalam Angka, 2017

Tabel 8 menjelaskan bahwa tanaman palawija yang ditanam di

Kecamatan Abung Timur meiputi jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang

tanah, dan kacang hijau. Berdasarkan Kecamatan Abung Timur Dalam

Angka (2017), Kecamatan Abung Timur merupakan sentra produksi

ubi kayu dengan luas tanam sebesar 5.012 Ha dan produksi sebesar

145.348 ton.

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

46

C. Gambaran Umum Desa Bumi Agung Marga

1. Keadaan Geografi

Desa Bumi Agung Marga merupakan salah satu desa yang ada di

Kecamatan Abung Timur. Desa Bumi Agung Marga memiliki luas

23,57 km2 dan merupakan desa terluas di Kecamatan Abung Timur,

desa ini terdiri dari 5 dusun yang tersebar di masing-masing perbatasan

wilayah. Desa Bumi Agung Marga merupakan ibukota Kecamatan

Abung Timur

yang berjarak 0,1 km dari kecamatan dan berjarak 12 km dari ibukota

Kabupaten. Batas wilayah Desa Bumi Agung Marga meliputi:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gedung Nyapah

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Banjar Agung

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pungguk Lama

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Way Abung 3

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di Desa Bumi Agung Marga pada tahun 2016 yaitu

sebanyak 2.873 jiwa dengan komposisi penduduk berjenis kelamin laki

– laki sebanyak 1.314 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan

sebanyak 1.559 jiwa. Desa Bumi Agung Marga memilki kepadatan

penduduk sebesar 121 jiwa/km2 yang artinya setiap satu km

2 ditempati

sebanyak 121 jiwa.

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

47

3. Keadaan Pertanian

Desa Bumi Agung Marga merupakan daerah dataran rendah dengan

ketinggian berkisar antara 0 – 37 m di atas permukaan laut. Desa Bumi

Agung Marga merupakan sentra produksi ubi kayu di Kecamatan

Abung timur dengan jumlah produksi 22.127 ton. Data produksi ubi

kayu di Kecamatan Abung Timur berdasarkan desa dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Produksi ubi kayu di Kecamatan Abung Timur menurut desa tahun 2017

Nama Desa Produksi (ton)

Banjar Agung 3.886

Bumi Agung Marga 22.127

Peraduan Waras 13.514

Penagan Ratu 16.965

Gedung Nyapah 12.383

Pungguk Lama 8.642

Surakarta 15.747

Sumber Agung 9.048

Sidomukti 3.509

Bumi Jaya 10.585

Rejo Mulyo 19.169

Papan Rejo 9.773

Jumlah 145.348

Sumber : Kecamatan Abung Timur dalam angka,2017

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Usahatani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga menguntungkan bagi

petani. Pendapatan atas biaya tunai usahatani ubi kayu yang didapatkan

oleh petani adalah Rp15.122.019,15 per hektar dan pendapatan atas

biaya total adalah sebesar Rp10.208.631,57 per hektar. Nilai R/C atas

biaya tunai sebesar 3,30 dan nilai R/C atas biaya total sebesar 1,89.

2. Risiko produksi dan risiko harga pada usahatani ubi kayu di Desa

Bumi Agung Marga tergolong kecil dilihat dari nilai CV < 0,5 dan

L>1. Nilai koefisien variasi (CV) produksi yaitu sebesar 0,057 dan

batas bawah (L) produksi yaitu 19.258,479 kg per hektar, sedangkan

koefisien variasi (CV) harga yaitu sebesar 0,135 dan batas bawah (L)

harga ubi kayu yaitu Rp 644,695.

3. Seluruh responden petani ubi kayu di Desa Bumi Agung Marga

bersifat netral terhadap risiko usahatani, artinya seluruh petani

tidak berani dan tidak pula enggan terhadap risiko usahatani.

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

75

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat

diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mencegah risiko akibat perubahan harga dan produksi dalam

usahatani ubi kayu, petani diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan dalam menerapkan teknik budidaya ubi kayu dan

mengoptimalkan penggunaan sarana poduksi pertanian yang sesuai

dengan anjuran dari oleh BPTP (Balai Penelitian dan

Pengembangan Pertanian) Provinsi Lampung.

2. Peneliti lain sebaiknya membahas lebih lanjut terkait hubungan

besarnya risiko dengan prilaku petani dalam menghadapi risiko

usahatani ubi kayu.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

76

DAFTAR PUSTAKA Aini,H N.,Prasmatiwi FE dan Sayekti WD. 2015. Analisis Pendapatan Dan

Risiko Usahatani Kubis Pada Lahan Keringdan Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kecamatan Gisting kabupaten Tanggamus. (JIIA). 3 (1).

Ali,Muhamad.2010.Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan.Pustaka

Cendikia Utama. Bandung Badan Agribisnis.1995. Sistem Strategi dan Program Pengembangan

Agribisnis. Jakarta. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, 2014. Teknik Budidaya Ubi

Kayu. Lampung Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung ,2017. Lampung Utara Dalam

Angka.Badan Pusat Statistik. Bandar Lampung Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara ,2017. Kecamatan Abung

Timur Dalam Angka.Badan Pusat Statistik. Bandar Lampung Badan Pusat Statistik, 2017. Luas lahan, Produksi dan Produktivitas Tanaman

Ubi kayu di Indonesia . Statistik Indonesia Tahun 2017. Badan Pusat Statistik. Jakarta

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung ,2017. Produksi Ubikayu Luas

Panen,Produksi,dan Produktivitas Ubi Kayu berdasarkan Kabupaten/KotaTtefan Pusat Statistik. Bandar Lampung

BPTP Lampung, 2011. Teknik Budidaya Ubi Kayu. Bandar Lampung. Budiningsih,Sulistyani.20O6. Analisis Risiko Usahatani Bawang Merah Di

Desa Klikiran Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Jurnal Pertanian.Vol. 08, No. 1. Purwokerto.

Debertin, D.L. 1986. Agricultural Production Economics. Macmillan

Publishing Company. New York. Ginting, E. 2002.Teknologi Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Ubi

Kayu menjadi Produk antara untuk Mendukung Agroindustri. Buletin Palawija No.4:67-83. Jakarta.

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

77

Firdaus, Muhammad.2008. Manajemen Agribisnis.Bumi Aksara Jakarta Hafsah, M.J. 2003. Bisnis Ubi Kayu Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.

Jakarta. Harwood, J., Heifner,R., Coble, K., Perry, J., dan Agapi, S. 1999. Managing

Risk in Farming Concepts, Research, and Analysis. Agricultural Economic Report no. 774. US Department of Agriculture. 130 hal.

Hernanto,F. 1991. Ilmu Usahatani. Swadaya. Jakarta __________. 1993. Ilmu Usahatani. Swadaya. Jakarta. __________. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Ibramsyah, Cn. 2006. Analisis Pendapatan Pola Usahatani Padi di

Kecamatan Musi Raw as. Jurnal Kajian Ekonomi, Volume 5 Nomor 1. 2006

Kadarsan, H. W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan perusahaan

Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2017. Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi.

Kementerian Pertanian. Jakarta Kurniati D, Hartono S, dan Widodo S. 2014. Risiko Pendapatan Pada

Usahatani Jeruk Siam Di Kabupaten Sambas. Jurnal Social Economic of Agriculture. 3 (2) :12-19. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jsea/article/view/9052/8996. [29 Oktober 2017]

Lawalata M, Darwanto DH, dan Hartono S. 2017. Risiko Usahatani Bawang

Merah di Kabupaten Bantul. Agrica. 10 (2) : 56-73. http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica/article/view/924/1133. [25 Oktober 2017]

Mubyarto.1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. Edisi Ke-tiga,

LP3S. Muizah R, Supardi S, dan Awami SN. 2013. Analisis Pendapatan Usahatani

Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) (Studi Kasus Desa Mojo Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati). Mediagro. 9 (2) : 55-67 https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/view/1334/1439. [29 Oktober 2017]

Pusat Data dan Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian (2016). Outlook

Ubi Kayu.ISSN: 1907-1507. Rodjak, A. 2002. Manajemen Usahatani. Penerbit Pustaka Giratuna.

Bandung

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI …digilib.unila.ac.id/54749/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

78

Saputra I, Lestari DAH, dan Nugraha A. Analisis Efisiensi Produksi Dan Perilaku Petani Dalam Menghadapi Risiko Pada Usahatani Jagung Di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. JIIA. 6(2) : 117-124 http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/2776/2322. [20 Oktober 2017]

Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. LP3S, Jakarta. Soekartawi, Rusmiadi, dan E. Damaijati. 1993. Risiko dan Ketidakpastian

dalam Agribisnis (Teori dan Aplikasi}. Raja Grafindo Persada .Jakarta.

Soekartawi, 1992, Analisis Usaha Tani, UI-Press, Jakarta. ________, 1993, Agribisnis Teori dan Aplikasinya, Raja Garfindo Persada,

Jakarta. ________, 1995. Analisis Usahatani.UI Press. Jakarta. ________, 2001. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta. ________, 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil

Pertanian Teori dan Aplikasinya PT Raja Grafindo PerkasaJakarta. Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Petani Kecil.

Universitas Indonesia, Jakarta. Sugiarto, D., S,Sunaryanto., dan D.S. Oetomo. 2003. Teknik Sampling.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suratiyah. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia,

Beberapa Isu Penting. Ghalia Indonesia. Jakarta. Thamrin, Muhammad. 2013-Jna/zsis Usahatani Ubi Kayu (Manihot

utilissima). Jurnal Agribisnis. Vol. 18,No. 1. Medan.