Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

23
ANALISIS BUKTI FISIK PADA TULANG DAN GIGI 1. ISOLASI DNA Isolasi DNA tulang melalui beberapa tahapan. Pertama, tulang dihancurkan sampai berupa bubukan halus dengan mesin bor Makita dengan kecepatan tertentu sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran 100 µm. Sebanyak 1 g bubuk tulang didekalsifikasi dengan 10 ml EDTA 0.5 M (pH 7.5), selanjutnya divorteks, diinkubasi pada suhu 56°C dalam alat ultrasonik selama 2 jam. Proses dekalsifikasi dipantau dengan menambahkan larutan amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan proses dekalsifikasi dihentikan setelah larutan jernih. Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang sudah didekalsifikasi menggunakan 4 metode, yaitu metode Maxim (silika/guanidium tiosianat), peranti (kit) DNAZol, piranti Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam dapur NaCl. DNA dapat diisolasi dari semua contoh tulang dan gigi kontrol, semua tulang dan gigi dengan perlakuan 3 bulan dipaparkan pada udara luar dan ditanam di dalam tanah, tulang korban yang sudah membusuk, dan tulang korban yang terendam di dalam air sungai selama 3 bulan. DNA yang dihasilkan diukur menggunakan peranti DNA DipStick kit dari INVITROGEN, dengan hasil berrentang dari > 10 ng/mg untuk tulang kontrol and 5 ng-10 ng/mg untuk sampel tulang yang diteliti dan yang dari korban telah membusuk. Semua sampel gigi menghasilkan DNA > 10 ng/mg. Sesuai dengan perhitungan, dimana jumlah osteocyt dalam tulang adalah

Transcript of Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

Page 1: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

ANALISIS BUKTI FISIK PADA TULANG DAN GIGI

1. ISOLASI DNA

Isolasi DNA tulang melalui beberapa tahapan. Pertama, tulang dihancurkan

sampai berupa bubukan halus dengan mesin bor Makita dengan kecepatan tertentu

sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran  100 µm. Sebanyak 1 g bubuk tulang

didekalsifikasi dengan 10 ml EDTA 0.5 M (pH 7.5), selanjutnya divorteks, diinkubasi

pada suhu 56°C dalam alat ultrasonik selama 2 jam. Proses dekalsifikasi dipantau dengan

menambahkan larutan amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan proses dekalsifikasi dihentikan

setelah larutan jernih. Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang sudah didekalsifikasi

menggunakan 4 metode, yaitu metode Maxim (silika/guanidium tiosianat), peranti (kit)

DNAZol, piranti Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam dapur NaCl. DNA

dapat diisolasi dari semua contoh tulang dan gigi kontrol, semua tulang dan gigi dengan

perlakuan 3 bulan dipaparkan pada udara luar dan ditanam di dalam tanah, tulang korban

yang sudah membusuk, dan tulang korban yang terendam di dalam air sungai selama 3

bulan.

DNA yang dihasilkan diukur menggunakan peranti DNA DipStick kit dari

INVITROGEN, dengan hasil berrentang dari > 10 ng/mg untuk tulang kontrol and 5 ng-

10 ng/mg untuk sampel tulang yang diteliti dan yang dari korban telah membusuk. Semua

sampel gigi menghasilkan DNA > 10 ng/mg. Sesuai dengan perhitungan, dimana jumlah

osteocyt dalam tulang adalah sekitar 20.000 – 26.000 per mm3 (menurut Frost et al.)

maka dengan prosedur yang efektif (powdering dan isolasi), micrograms dari DNA

secara potensial dapat diekstraksi dari satu gram of tulang/gigi, meskipun dari korban

yang telah membusuk sekalipun, sampel DNA masih dapat dianalisis, tetapi dalam

kebanyakan kasus DNAnya sudah tidak mungkin/ sesuai lagi untuk analisis RFLP. Satu-

satunya yang masih memungkinkan ialah dianalisis menggunakan PCR.

Jadi dari penelitian ini terbukti bahwa sisa-sisa manusia masih dapat diidentifikasi

dengan DNA typing/profiling menggunakan PCR-based multiplex short tandem repeat

profiling dari isolasi DNA tulang dan gigi yang merupakan bagian dari tubuh manusia

yang paling bertahan terhadap proses pembusukan. Metode preparasi tulang untuk isolasi

DNA yang dihasilkan dari riset ini mempunyai keuntungan: pertama proses dekalsifikasi

dipercepat dari 7 hari (metode konvensionil) menjadi 2 jam; kedua: sejumlah besar mata

Page 2: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

bor dapat disiapkan dan disterilkan terlebih dahulu secara murah dan disimpan tanpa

risiko kontaminasi. Secara teoritis, adalah mungkin untuk membersihkan dan

mensterilkan mata bor yang telah terpakai untuk dapat dipakai pada sampel lain, tetapi

karena relatif murahnya harga mata bor yang digunakan dan mempertimbangkan

kepentingan untuk menghindari kontaminasi, maka tidak dianjurkan untuk menggunakan

kembali mata bor tersebut.

Pada tahap kedua dilakukan visualisasi DNA pada gel agarosa konvensional

menggunakan metode pengecatan perak dan perancangan primer menggunakan perangkat

lunak pangkalan data (database) the Human Genebank dengan sekuen: 5-

CTGATGGTTGGCCTCAAGCCTGTG-3 (Indrasex1) dan 5-TAAAGAGA-

TTCATTAACTTGACTG-3 (Indrasex2) dari Genset Singapore Biotechnology Pte

Ltdyang dapat menghasilkan produk PCR X-spesifik dan Y-spesifik menggunakan gel

agarosa biasa. Dari agarosa gel elektroforesis tampak pita khas pada 977 pb-X spesifik

dan 788 pb-Y spesifik. Jadi primer yang dirancang menghasilkan pita yang cukup jelas

separasinya, yaitu 189 pb (X-Y).

Metode preparasi tulang untuk isolasi DNA yang dihasilkan mempunyai

keuntungan, yaitu proses dekalsifikasi dipercepat dari 7 hari (metode konvensi-onal)

menjadi 2 jam. Sejumlah besar mata bor dapat pula disiapkan dan disteril-kan terlebih

dahulu secara murah dan disimpan tanpa risiko kontaminasi. Metode baru pengecatan

perak pada gel agarosa biasa dapat digunakan karena separasinya lebih jelas.

Kepekaannya kira-kira 2.5 kali lebih baik dibandingkan dengan pewarna etidium

bromida. Karena kecepatan stabilitas dan kesederhanaannya, maka metode ini cocok

untuk aplikasi klinis rutin. Penggunaan poliakrilamida, etidium bromida yang karsinogen

dan transluminator ultraviolet dan film polaroid yang mahal juga dapat dihindari.

Identifikasi tulang manusia dengan teknik PCR menggunakan primer akan

menghasilkan 977 pb X-spesifik dan 788 pb Y-spesifik. Teknik ini lebih unggul

dibandingkan dengan penggunaan kuar (probe) Y spesifik, seperti pHY10. Teknik ini

juga lebih murah dan juga ada kontrol internalnya untuk meyakinkan bahwa hasilnya

tidak semua negatif.

Page 3: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

2. PENENTU JENIS KELAMIN

Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada berbagai tulang yang ditemukan,

misalnya tengkorak (kepala dan wajah), tulang panggul, ataupun tulang paha. Sebagai

contoh, tulang dibagian dahi yang lebih tegak bentuknya biasanya dimiliki oleh

perempuan, sementara tulang dahi laki-laki lebih menjorok ke belakang. Variabel-

variabel lain yang diamati misalnya sudut rahang, tonjolan pada dagu, tonjolan pada

bagian belakang tengkorak, bentuk orbita (bagian mata), tonjolan glabella (di bagian

dahi), dsb. tulang panggul dan tulang paha pun mempunyai kekhasan masing-masing

yang mencirikan pemiliknya laki-laki ataukah perempuan. Derajad femininitas dan

maskulinitas ini tentu tidak sama pada tiap orang, dan tidak sama pada tiap bagian tulang,

karenanya dilakukan penjumlahan dari berbagai variabel yang dilihat, untuk kemudian

ditentukan apakah ciri-ciri tulang itu lebih mendekati feminin (perempuan) ataukah

maskulin (laki-laki). Jadi, meskipun sudah tidak ada rambut, ataupun baju yang

ditemukan pada tulang-belulang itu yang dapat mencirikan apakah dia laki-laki atau

perempuan, masih saja dapat dilakukan identifikasi jenis kelaminnya. Identifikasi umur

dilakukan melalui pengamatan terhadap sutura (persambungan antara tulang-tulang), dan

terhadap gigi. Sebagai contoh, tulang-tulang pada tengkorak manusia di bagian kepala

dan wajah itu terdiri dari banyak tulang-tulang kecil yang saling bersambung membentuk

menjadi satu kesatuan. Tentu kita tahu bahwa seorang bayi yang baru lahir di bagian

ubun-ubunnya sangat lembek. Ini disebabkan karena tulang-tulangnya belum menutup,

masih ada celah-celah di antara tulang yang lambat laun akan menutup sejalan dengan

bertambahnya usia. Keadaan seperti ini adalah untuk mempermudah si ibu ketika

melahirkan si bayi. Penutupan celah antara tulang-tulang satu dengan yang lain

kecepatannya tidak sama, dan ini menjadi dasar untuk menentukan umur dari seorang

individu. Semakin tua semakin tidak kelihatan suturanya, karena sudah terjadi

persambungan antar tulang yang sempurna (disebut dengan osifikasi). Identifikasi umur

melalui gigi dapat dilakukan misalnya apabila korban masih dalam taraf pertumbuhan,

dan belum semua gigi permanennya muncul. Kemunculan gigi tidak berbarengan dan

adanya jenis-jenis gigi yang sudah tumbuh pada si korban dapat menjadi dasar untuk

mengidentifikasi umurnya. Apabila sudah berumur, identifikasi umur dapat dibantu

dengan melihat taraf keausan gigi. Ini disebabkan karena semakin tua semakin parah

Page 4: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

tingkat keausan gigi manusia, meskipun ini juga dipengaruhi oleh jenis makanan yang

biasa dimakan si individu. Apabila dia berasal dari suku bangsa yang suka makan

makanan keras, tentu derajad keausan giginya akan beda dengan suku bangsa pemakan

makanan lembek (processed food). Rekonstruksi tinggi badan dilakukan melalui

pengukuran tulang-tulang panjang, misalnya tulang paha, tulang kering, dan lengan atas.

Pengukuran ini dilakukan secara standar, artinya ada cara yang baku dalam tata cara

pengukuran (disebut dengan antropometri, atau khususnya osteometri apabila pengukuran

dilakukan pada tulang). Setelah panjang tulang ditemukan, lalu dipergunakan rumus-

rumus untuk menentukan tinggi badannya. Memang, tinggi badan itu biasanya berupa

“range” (rentang tinggi badan), tetapi nilainya akan semakin mendekati apabila tulang

yang ditemukan lengkap.

Terakhir adalah upaya untuk merekonstruksi wajah dari tengkorak. Patut

diketahui bahwa seringkali untuk menangkap seorang pelaku kejahatan, polisi harus

mengetahui dulu siapa si korban. Apabila seorang korban kejahatan berupa tulang

belulang ditemukan di hutan, atau dikubur di suatu tempat yang tidak berpenghuni;

apabila diketahui identitasnya (misalnya ditemukan KTP, atau baju ada yang mengenali),

maka dari sana dikembangkan penyidikan untuk mencari siapa pelaku pembunuhan.

Tetapi apabila tidak diketahui identitasnya, polisi akan kesulitan melacak pelaku. Siapa

yang akan ditanyai? Karenanya sering dilakukan upaya untuk merekonstruksi wajah si

korban ketika hidup. Setelah diidentifikasi “ras”, jenis kelamin, dan umur, maka dapat

dilakukan rekonstruksi wajah misalnya menggunakan “clay” (semacam lempung khusus

untuk rekonstruksi wajah), dan tebal-tipisnya jaringan lunak (daging dan kulit pada

wajah) disesuaikan dengan tabel-tabel yang disediakan untuk “ras”, dan jenis kelamin

tertentu. Sehingga akhirnya akan tampak wajah dalam bentuk 3 dimensi (patung), yang

bisa difoto dan disebarkan ke berbagai tempat, dengan harapan akan ada yang

mengenalinya. Cara lain adalah dengan membuat ilustrasi gambar, yang juga

mendasarkan pada tabel-tabel sesuai dengan “ras” dan jenis kelamin. Rekonstruksi wajah

dari tengkorak ini memang tergolong rendah akurasinya, yaitu antara 65% -75%

keberhasilannya. Akan tetapi, ini merupakan upaya terakhir untuk mencoba mencari tahu

siapa sebenarnya si korban yang tidak diketahui identitasnya itu.

Page 5: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

Gambar-gambar di bawah ini adalah contoh rekonstruksi wajah dari tengkorak.

Gambar 1.: Tengkorak yang diberi “tissue marker”, untuk menentukan tebal-tipisnya daging di bagian-bagian wajah dan kepala.

Gambar 2.: Contoh tengkorak yang sudah mulai ditempeli dengan “clay”

Page 6: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

Gambar 3: Contoh tengkorak yang wajahnya telah direkonstruksi

Identifikasi terhadap gigi geligi juga dapat digunakan untuk menentukan usia korban, jenis

kelamin, dan ras. Sebagai penentu umur, gigi dilihat berdasarkan proses pertumbuhannya. Antara

usia 15 tahun dan 22 tahun dapat dilihat dari perkembangan geraham bungsu yang

pertumbuhannya bervariasi. Bila gigi geligi  sudah aus dan emailnya menipis hingga

menyembulkan lapisan tulang gigi, maka korban bisa diperkirakan berusia sekitar 40 tahun.

ANALISIS BUKTI FISIK DENGAN RAMBUT

Pada kasus-kasus criminal yang menyangkut tindakan kekerasan seperti pembunuhan,

pemerkosaan, perkelahian, pengguguran kandungn dan lain-lain, sangat diperlukan untuk

ketelitian penyidik ditempat kejadian peristiwa (TKP). Untuk memperhatikan adanya benda-

benda kecil yang berasal dari manusia ataupun jasad hidup lainnya, yang dapat membantu

penpengusutan suatu perkara.

Ada peribahasa yang mengatakan, “ all fleshis grass “, iniberarti bahwa unsur-unsur

yang dijumpai didalam bumi dan angkasa, dapat juga ditemukan pada tubuh manusia. Hal

inimemberi implikasi bagi kita untuk mencari dan mengukurnya. Pada tempat kejadian

peristiwa sering dijumpai benda-benda ataupun zatzatyang sedikit autaupun kecil adalah bercak-

Page 7: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

cak darah, bercak-cak cairan mani (semen), air ludah, rambut ataupu jaringan tubuh lainnya pada

tubuh sikorban, sipelaku kejahatan maupaun di sekitart tempat kejadian peristiwa. Bahan-bahan

ini dijumpai dalam jumlah yang sangat sedikit, tetapi semakin cermat dan terrampil seseorang,

ahli, semkin banyaklah dapat diungkapkan bebagai hal sangat berarti. Dalam tulisan ini dapat

membatasi diri untuk mengungkapkan rambut yang berasal dari manusia saja. Pemeriksaan

rambut ditemui pada tempat kejadian peristiwa, pada senjata, pakaian dan lain-lain. Pada kasus

kejahatan seksusal terutama pameriksaan bestiality sering kali pemeriksan rambut di perlukan

dan memegang peranan sangat penting. Pemeriksaan rambut yang teliti dapat mengungkapkan,

apakah rambut berasal dari tubuh si korban sendiri, rambut sitersangka ataupun bukanlah rambut

manusia.

CARA PEMERIKSAAN RAMBUT

Pada pemeriksaan rambut haruslah di perhatikan hal- hal pokok sebagai berikut :

1. Struktur rambut

Disini ditentukan terlebih dahulu apakah yang di periksa itu benar-benar rambut atau

hanya serat lain.

2. Bila benar rambut, hendaknya diselidiki asalnya, ataukah rambut manusia atau binatang .

3. Bila rambut berasal dari manusia , hendaknya dapat ditentukan :

- Suku bangsa ( Race )

- Jenis kelaminya

- Situasi dan hal-hal lain suatu kejadian

4. Apakah kejadian ada hubungan dengan kejahatan

5. Bila rambut jenazah, kemungkinan dapat ditentuksan namanya sesuda kematian .

STRUKTUR RAMBUT

Rambut terdiri dari akar rambut ( root, bulb atau knob ), batang rambut ( =shaft) dan ujung

rambut (=tip). Struktur rambut manusia maupun hewan terdiri dari bagian kutikula, korteks dan

medulla. Kutikula (cutikula) adlah zona yang paling luar terdiri dari sisik-sisik keratin dan

mempunyai bentuk yang tertentu. Pada manusia sisik-sisik itu rata (flat). Korteks (Cortex)

adalah bagian dari zona tengah dengan ketebalan yang vermacam-macam dan terdiri dari serat-

serat keratin yang memanjang dan mengandung bentuk yang tetentu. Inilah yang memberikan

Page 8: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

warna pada rambut. Medulla (medullary canal, central shaft ) adalah zona yang palinh dalam.

Pada binatang bagian ini terdiri dari banyak benar zat pigmen. Medulla ini biasanya sempit,

kadang-kadang tidak ada atau terputus-putus. Akar rambut mempunyai bentuk yang serupa

dengan rambut, kecuali bentuknya lebih besar. Ujung rambut melancip dan biasanya non

medullated. Pada serat (liber) tidak didapati kutila sama skali, terutama serat sintetik biasanya

homogen. Pada pemeriksaan mikroskopik, penampung melintang serat tidak mempunyai kutila

dan tidak ada bentuk yang dapat diperbandingkan dengan rambut.

PEMERIKSAAN ASAL RAMBUT

Dari rupa kutila dan medulla, bentuk relatif dari medulla dan koteks dan dari penampang-

penampang melintang dari pada rambut, dapatlah diduga asal rambut. Disini dicantumkan

perbedaan rambut manusia dan rambut binatang.

VARIABEL RAMBUT MANUSIA RAMBUT BINATANG

Perabaan Halus dan tipis Kasar dan tebal

Kutila Sisiknya kecil, rata

serrated dan sekitar batang

rambut padat

Sisik besar, bentuk

polyhedral, berombak

dan sekitar batang

rambut tidak padat

Medula Sempit, kadang-kadang

tidak ada, terputus-putus atau

kontinu

Lebar, selalu ada dan

kontinu

Korteks Tebal, 4-10 kali lebar

medulla

Tipis, jarang sekali sam

pai dua kali lebar medulla

Pigmen Lebih banyak dipinggir

korteks

Bentuk seragam (uniform)

letak ditepi atau di tengah

Tes preciptin Khas untuk manusia Khas untuk binatang

Page 9: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

IDENTIFIKASI RAMBUT

Data-data penting yang dapat dikumpulkan untuk maksud identifikasi rambut termasuk :

1. Suku bangsa (race)

2. umur

3. Jenis Kelamin

4. Lokasi Rambut 5. Hal penting lainnya.

1. Suku bangsa

Menurut Parikh hal ini sering dapat dikenal dari :

- Warna rambut

- Panjang rambut

- Bentuk dan susunan rambut

Walaupun demikian ingin kami kemukakan di sini, bahwa hal ini tidaklah mudahlah

mengingat banyakknya perkawinan antar suku bangsa, sehingga tidak lagi memberikan

rambut yang khas.

Rambut orang Indian biasanya :

- Berwarna hitam

- Panjang dan halus

Rambut orang cina dan jepang biasanya :

- bewarna hitam

- panjang dan tebal

Rambut orang Negro biasanya :

- seperti wol

- pendek dan kriting

Orang Negro menata rambutnya dalam bentuk spiral, sedangkan suku bangsa lainnya

membiarkan lurus saja. Pada penampang melintang, rambut yang ditata spiral

menunjukkan bentuk bulat lonjong (oval) atau rata, sedangkan rambut yang lurus

bentuknnya melingkar (circular).

2. Umur

Page 10: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

Hal ini kadang-kadang dapat ditentukan dari pemeriksaan rambut. Rambut lanugo bayi

baru lahir adalah halus, lunak, seperti kapas, tidak berpigmen, tidak mempunyai medulla

dengan pinggir yang licin dengan sisik rata rambut ini akan diganti dengan rambut yang

kurang halus, berpigmen, bermedulla dan bentuk yang lebih kompleks.

Pertumbuhan rambut pada daerah ketiak dan kemaluan dapat diperkirakan umur

seseorang.

3. Jenis Kelamin

Penentuan jenis kelamin seseorang dimungkinkan dengan mempelajari sekschromatin

dari sel-sel rambut kepala. Sebagai tambahan, jambang dan kumis pri adalah rambut yang

dapat dipastikan berasal dari pria.

Sifat dan distribusi rambut dapt juga membantu penentuan jenis kelamin. Rambut pada

umumnya tebal, lebih kasar dan lebih berat dari pada rambut wanita.

4. Lokasi rambut

Rambut dari bagian tubuh yang berlainnan kadang-kadang mempunyai bentuk khas,

seperti rambut kepala, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis, rambut mata seperti

lukisan dibawah ini :

- rambut kepala panjang dengan ujung yang rata, ujungnya seiring tumpul, karena

dipangkas secara teratur dan membulat kembali setelah seminggu dipangkas.

Biasa diberi minyak rambut sehingga dapat diduga rambut kepala.

Juga sering jumpa zat pewarna kepada rambut pewarna kepala. Rambut kepala

mempunyai penampang melintang yang berbulay lonjong atau melingkar.

- rambut ketiak dan rambut kemaluan pendek, gemuk, bergelombang dan keriting.

Diameternya silih berganti membesar mengecil panjang rambut .

- rambut ketiak menunjukkan lapisan yang penuh lemak dibawah pemeriksaan

mikroskop, disebabkan ekskresi sudorifiric.

- Kumis berpenampang melintang sgitiga.

- Rambut mata berbentuk fusfiform dan mempunyai ujung yang halus.

Page 11: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

5. Hal penting lainnya

Pemeriksaan rambut adalah sangat penting untuk identifikasi. Walaupun seseorang tidak

dapat mengatakan, bahwa sehelai rambut itu berasal dari individu tertentu, namun dengan

pengamatan yang sangat cermat dapat ditetapkan bahwa rambut itu berasal dari orang

yang tertentu di antara beberapa pilihan.

- warna rambut sulit ditentukan pada sehelai rambut saja, tetapi harus jumlah yang

cukup.

Penentuan menjadi lebih gampang, seandainya rambut tersebut mempunyai

tanda-tanda tertentu seperti uban, rambut yang diwarnai, rambut kriting, atau

rambut palsu.

Penentuan golongan darah menurut system ABO, sekarang sudah dapat

ditentukan, walaupun dari1 (satu) helai rambut yang diambil dari bagian tubuh

manapun, sehingga dapat membantu identifikasi. Parasit tertentu dapat

memberikan perubahan struktur dari pada korteks dan medulla rambut.

Pada jenazah, selama rambut belum membusuk, ia merupakan bahan berarti untuk

identifikasi, sedangkan bagian-bagian tubuh lainnya sudah membusuk.

Unsur-unsur yang merupakan komposisi rambut dapat ditentukan oleh Neutron

Activation Analysis. Dengan cara ini dapat diketahui, bahwa rambut manusia

terdiri dari 29 unsur-unsur antara lain, keratin, pigmen dan medulla yang berisiZn,

As, Si, Pb, Fe,Na, Cl, Au, Mo, Tu dan sebagainya.

Hanya Zn mempunyai konsentrasi yang tetap sepanjang umur manusia,

sedangkan unsru-unsr lainnya berubah sesuai usia dan perubahan hidupnya.

BAHAN BUKTI KRIMINAL

Pemerikasaan yang teliti dari rambut menentukan nilai penyidikan yang berharga

seperti cara tindak kejahatan dan sebab kematian. Munurut “Locard’s priciples of exchange”,

bulu binatang dapat ditentukan pada tubuh manusia dan sebaliknya seperti pada kasus

bestiality. Demikian pada kasus pemerkosaan dan kejahatan seksual lainnya, rambut kemlauan

dari pelaku kejahatan dapat ditemukan pada tubuh si korban maupun sebaliknya.

Pada kasus-kasus kejahatan seksusal, rambut kemaluan harus disisir untuk

mengumpulkan rambut si pria.

Page 12: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

Perlukaan pada rambut memberikan perubahan-perubahan khas. Luka pada kepala

umpamanya, dapat merusak rambut kepala sewaktu mendapat pukulan dan indikasi untuk ini

dapat dilihat dengan ruptur pada lapisan korteks, rambut dapat terbakar atau hangus selama

luka bakar atau luka tembak.

Rambut yang hanggus membengkak, hitam, rapuh, terpelintir atau berkeriting dan

mempunyai bau tertentu akibat pembakaran keratin. Zat korban dapat ditemui di sini.

Pada pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat :

Lebarnya rambut yang terbakar adalah lebih besar dari normal dan memberikan

gambaran-gambaran vakuolisasi. Ujung rambut dapat memberikan keterangan cara rambut

terlepas. Pangkalan rambutan biasanya bulat, tetapi bila dicabut secara paksa akan mendapat

ruptur dari “sheath” rambut dan bentuk pangkal rambut (bulb) menjadi irreguler.

Rambut kepala yang sehat dapat mengangkat tubuh korban dan kulit kepala dapat

tercabut dari tengkorak kepala. Rambut yang jatuh sendiri, akarnya atrofi dan “sheath” akar

menghilang. Rambut yang dipotong menunjukkan ujung yang terpotong tajam. Sesudah

seminggu menjadi empat persegi, sesudah dua minggu menjadi halus dan sesudah satu bulan

menjadi bulat kembali.

Pada kasus-kasus pembunuhan, beberapa nilai rambut pelaku kejahatan sering

tergenggam oleh sikorban. Ini membantu identifikasi sipenjahat. Adanya rambut yang ditemui

pada senjata memberikan hubungan antara senjata dan korban.

Pemeriksaan yang teliti diharapkan benar untuk mendeteksi adanyan rambut untuk

menunjukkan penyerangan oleh pelaku. Hendaknya diteliti pula adanya Lumpur, bercak semen,

bercak darah dan bercak ludah. Lumpur yang ditemui di kepala menunjukkan adanya

pemgumpulan, adanya cairan mani menunjukkan kematian asfiksi.

Pada kasus keracunan, terutama logam, seandainya orang itu tidak dapat segera mati,

zat racun pada rambut masih dapat ditemui untuk waktu tertentu. Pada kasus-kasus begini

pemeriksaan kimiwi dapat menentukan adanya racun pada orang hidup maupun adanya

penggalian jenazah.

Untuk itu rambut harus diperiksa dengan akar-akarnya, sebaiknya dengan bantuan

pinset. Minimal dibutuhkan 15 helai rambut. Dengan cara menganalisa panjangnya rambut dari

pangkal sampai ujung rambut dapat ditaksir dosis Arsen.

Page 13: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

SAAT SEJAK KEMATIAN

Rambut berhenti tumbuh sejak kematian, tetapi disebabkan pengerutan kulit, dapt

ditemui pertumbuhan rambut pada muka. Angka pertumbuhannya adalah 0,4 mm/hari.

Dengan demikian dapat ditentukan lamanya orang itu meninggal, seandainya waktu

sesudah dicukur terakhir kali diketahui. Penglepasan rambut terjadi 48-72 jam sesudah

meninggal, disebabkan proses pembusukan.

Jenazah yang dikubur dalam liang yang dangkal, akan mengalami perubahan warna

rambut kepala dalam waktu 1-3 bulan. Jenazah yang dikubur lebih dalam akan liang lahat yang

dangkal, akan mengalami perubahan kepala 6-12 bulan.

PEMERIKSAAN

1. Cara penentuan golongan darah rambut

- Ambil sehelai rambut, dicuci dengan aquadest dan kemudian dengan aceton.

- Setelah dikeringkan, lalu dipotong-potong kira-kira dalam ukuran 1-2 cm.

- Semua potongan dimasukkan dalam mortir, laludigurus, supaya lapisan luarnya

rusak.

- Gurusan rambut tersebut dimasukkan dalam 3 tabung reaksi.

Tabung pertama ditambah dengan anti serum A Tabung kedua

ditambah dengan anti serum B

Tabung ketiga ditambah dengan anti serum H (O).

Ketiga tabung tersebut didiamkan di dalam es (tempetatur 40c) selama satu

malam.

- Anti serum dibuang, lalu dicuci dengan Nacl dan ditempatkan pada suhu 560c,

selama 10 menit.

- Cairan dipindahkan ke tabung lian dan pada masing-masing tabung dimasukkan

suspensi erithrosit yang sesuai.

- Tunggu lima menit, lalu dipusign dalam sentrifuge dengan kecepatan

1.000 putaran permenit, selama satu menit.

- Lihatlah apakah ada aglunitasi.

Page 14: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

2. Cara penentuan sex chromatin.

Reaksi Feulgen – Schiff

Dengan hidrolisis asam gugus-gugus aldehide dibebaskan dari sugar deoxyrebose dan

deoxy pentose. Dengan reagen schiff ditunjukkan gugus aldehide itu berasal adalah

reaksi Fulgen, dapat diandalkan dan spesifik. Paling cocok untuk menentukan apakah

inklusi basofil mengandung DNA atau tidak.

Larutan Schiff

Basic Fuchsin………………………………………………………….. 1 gram

Aquadest 100 C ……………………………………………………… 200 ml

Dikocok 5 menit, dinginkan hingga 50 C lalu disaring

Hydrochloric acid 1N …………………………………………………. 20 ml

Dinginkan hingga 25 C

Sudium metabilsufite …………………………………………………… 1 gram

Kocok selama 1 menit

Simpan dalam keadaan gelap pada suhu 0-4 C

Larutan bisulfite segar

Larutan potassium Bisulfite 10% ……………………………………….. 5 ml

Hydrochloride acid 1 N ………………………………………………… 5 ml

Air ……………………………………………………………………... 90 ml

Larutan light green 1 %

Caranya :

- Dehidrasi

- Cuci dalam larutan HCL suhu 60 C selama 8 menit

- Cuci dalam HCL 1 N yang dingin

- Cuci sebentar dalam aquadest

- Masukkan larutan schiff selama kira-kira 1 jam

- Cuci dalam larutan bisulfit segar

Page 15: Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut

- Cuci dalam air mengalir selama 15 menit - Counterstain dengan light green 1 %

- Dehidrasi dan segera ditutup.

Hasilnya : DNA berwarna ungu.

3. Cara pemeriksaan kultikula

- Rambut yang akn diperiksa dimasukkan dalam ether alcohol dengan perbandingan

yang sama, supaya kotoran rambut dapat dibersihkan.

- Film yang belum di-expose difiksasi di dalam larutan hypo dikamar gelap.

- Kemudian dicuci dengan air.

- Ambil objek gelas, letakkan sepotong rambut di atas satu tetes acidum aceticum

glacial.

- Film dengan permukaan emulsi menghadap keatas, diletakkan diatas rambut.

- Gelas objek lain dibasahkan dengan acid aceticum glacial, diletakkan diatas film,

ditindih dengan benda berat selama ½-1 jam.

- Kedua kaca objek dipisahkan.

- Film akan menempel pada kaca objek yang sebelah atas, pelan, lalu dilihat dibawah

microskop.

- Tampak gambaran kultikula.