ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki...

29
ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI RUMAH POTONG HEWAN-UNGGAS DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR ELISA MASIMPAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

Transcript of ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki...

Page 1: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH

DARI RUMAH POTONG HEWAN-UNGGAS DI KOTA DAN

KABUPATEN BOGOR

ELISA MASIMPAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

Page 2: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat
Page 3: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Analisis Nilai Tambah

Hasil Samping dan Limbah dari Rumah Potong Hewan-Unggas di Kota dan

Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi

Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari Karya Tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2017

Elisa Masimpan

NIM B04120078

Page 4: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat
Page 5: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

ABSTRAK

ELISA MASIMPAN. Analisis Nilai Tambah Hasil Samping dan Limbah dari

Rumah Potong Hewan di Kota dan Kabupaten Bogor . Dibimbing oleh EKO

SUGENG PRIBADI dan DORDIA ANINDITA ROTINSULU.

Rumah Potong Hewan-Unggas (RPH-U) adalah kompleks bangunan

dengan rancangan dan tata letak khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan

higienis tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong hewan bagi kebutuhan

masyarakat umum. Kegiatan pemotongan di RPH-U menghasilkan limbah yang

harus diolah secara benar agar masih dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alur pembuangan limbah dari RPH-U

dan untuk menganalisis nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan limbah dan

hasil samping RPH-U. RPH-U yang menjadi tempat penelitian terdiri dari RPH-U

Bubulak yang terletak di wilayah Kota Bogor; RPH-U Cibinong, RPH-U Ciseeng,

dan RPH-U PT Ciomas Adisatwa yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor.

Hasil samping terdiri dari kepala, ceker, kulit, hati, ampela, dan usus dijual

terpisah dari karkas yang dijual ke pedagang di pasar tradisional dengan harga

yang beragam. Bulu dan darah yang merupakan limbah, memiliki manfaat sebagai

bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha

terlibat dalam penanganan limbah tersebut, seperti pengepul bulu, dan pemilik

kolam ikan. Bulu diangkut oleh pihak ketiga dan dikirimkan ke pabrik pakan

tepung bulu dalam bentuk basah. Nilai tambah yang diperoleh pengepul bulu

adalah Rp. 383,33/kg bulu basah.

Kata-kata kunci: analisis nilai tambah, hasil samping, limbah, RPH-U

Page 6: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

ABSTRACT

ELISA MASIMPAN. Value-Added Analysis of By-Products and Waste Material

Produced by Poultry Slaughterhouses in District and Bogor City. Supervised by

EKO SUGENG PRIBADI and DORDIA ANINDITA ROTINSULU.

Poultry slaughterhouse is specific design and construction buildings that is

complies to specific technical and hygiene requirements and used as poultry

slaughter activity for public consumption. Slaughtering activity produces more

waste materials and can be generated value-added economically if they are

managed properly. This research aimed to know the disposal plot of waste

material from poultry slaughterhouse and to analyze the value-added of

processing waste material and by-product produced by poultry slaughterhouse.

Four poultry slaughterhouses were observed, namely RPH-U Bubulak located at

Bogor City area; RPH-U Cibinong, RPH-U Ciseeng, and RPH-U Ciomas

Adisatwa located at Bogor District. By-products consist of head, feet, skin, liver,

gizzard, and intestines were sold separately from carcass and were sold to the

seller in traditional market. Feathers were utilized as feather meal raw materials

for poultry feed and blood was utilized as fish feed, so that they had value-added

remainly. Some third parties who were involved in the waste material processing,

were feathers collector and fish pond owner. Wet feathers were picked up by third

party and distributed to feather meal factory to be processed as feather meal.

Value-added obtained by feathers collector is Rp. 383,33/kg wet feathers.

Keywords: by-product, poultry slaughterhouse, value added analysis, waste

materials

Page 7: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH

DARI RUMAH POTONG HEWAN-UNGGAS DI KOTA DAN

KABUPATEN BOGOR

ELISA MASIMPAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

Page 8: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat
Page 9: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat
Page 10: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat
Page 11: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan kasih-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2016 ini ialah nilai

tambah asal limbah RPH-U, dengan judul Analisis Nilai Tambah Hasil Samping

dan Limbah dari Rumah Potong Hewan-Unggas di Kota dan Kabupaten Bogor .

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Eko S. Pribadi, MS., drh.

dan Ibu Dordia Anindita Rotinsulu, MSi., drh. yang tiada hentinya membimbing,

memberi semangat, serta memberi arahan selama penelitian dan pembuatan karya

tulis ini, serta Ibu Dr Wiwin Winarsih, MSi., APVet., drh. sebagai pembimbing

akademik yang selalu memberi semangat dan arahan. Di samping itu,

penghargaan penulis sampaikan kepada Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota

dan Kabupaten Bogor, Dinas Pertanian Kota dan Kabupaten Bogor, RPH-U

Bubulak, RPH-U Cibinong, RPH-U Ciseeng, RPH-U PT Ciomas Adisatwa, serta

pihak-pihak lain yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan

terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Papa Ruben Palidan,

Mama S. Palinggi, Adik Yehezkiel Palidan serta seluruh keluarga dan teman-

teman yaitu Vania, Wira, Fany, Sonya, Martha, Betris, dan Ivana; Abiyoga,

Grimaldie, dan How Care; serta Intan Anindita dan Ummi Hani sebagai teman

seperjuangan, atas dukungan baik secara materi dan moril hingga saat ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat .

Bogor, Januari 2017

Elisa Masimpan

Page 12: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat
Page 13: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

METODE 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 4

Responden 5

Pengambilan dan Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Karakteristik Rumah Potong Hewan-Unggas 6

Hasil Samping RPH-U 7

Limbah RPH-U 8

KESIMPULAN DAN SARAN 13

Kesimpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

RIWAYAT HIDUP 15

Page 14: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

DAFTAR TABEL

1 Hasil samping dan limbah dari industri perunggasan serta potensi

pemanfaatannya 3

2 Model analisis nilai tambah 5

3 Penjualan dan harga produk samping RPH-U 8

4 Penanganan limbah cair dari RPH-U 8

5 Penanganan limbah padat RPU 9

6 Analisis nilai tambah limbah bulu terhadap usaha Bu Hj. Warti per hari 11

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir perjalanan hasil samping dan limbah dari RPH-U 7

2 Saluran pembuangan limbah RPH-U Bubulak sebelum dialirkan ke

Sungai Cisadane 9

3 Bangkai ayam di RPH-U Bubulak 11

Page 15: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

PENDAHULUAN

Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di

dunia yang berdasarkan data tahun 2014 mencapai 252,20 juta jiwa dengan

tingkat pertumbuhan 1,4 % per tahun. Angka yang tinggi ini diikuti pertumbuhan

kebutuhan sumber protein hewani secara nasional. Salah satu sumber protein

hewani yang populer di Indonesia adalah daging ayam. Kebutuhan daging ayam

pada tahun 2014 mencapai 4,4 kg per kapita per tahun (BPS 2014). Tingginya

angka kebutuhan terhadap daging ayam sudah seharusnya diikuti dengan

perkembangan di sektor pendukung dalam industri perunggasan, termasuk tempat

pemotongan ayam dan Rumah potong hewan-unggas (RPH-U). Menurut

Direktorat Jenderal Peternakan (2013), dari tahun 2007 – 2011 Provinsi Jawa

Barat memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap total hasil ayam ras

pedaging nasional untuk memenuhi kebutuhan sumber protein hewani

masyarakat.

Kegiatan di RPH-U merupakan salah satu kegiatan yang menghasilkan

hasil utama berupa karkas ayam; hasil samping berupa jeroan, kepala dan kaki

(ceker); serta limbah yang berwujud padat dan cair. Hasil samping merupakan

barang yang dihasilkan selain karkas yang masih memiliki nilai jual dan dijadikan

bahan pangan oleh masyarakat.

Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan unggas berupa

bulu, kulit ceker, bangkai ayam, dan karkas tidak layak jual. Sedangkan limbah

cair yang dihasilkan berupa darah, feses, serta air bekas pemrosesan. Limbah

padat yang dihasilkan lebih mudah ditangani dibandingkan limbah cair. Salah satu

contoh penanganan limbah padat adalah bulu ayam yang dapat diolah menjadi

kemoceng (pembersih debu), dan tepung bulu ayam sehingga bulu ayam dianggap

masih memiliki nilai ekonomi. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan

pemotongan unggas antara lain, darah, air sisa pencelupan dan pencucian ayam,

serta pencucian peralatan. Saat ini, darah merupakan limbah yang dimanfaatkan

sebagai bahan pakan oleh peternak ikan lele. Limbah padat berupa bangkai ayam

dan karkas tidak layak jual juga dimanfaatkan oleh peternak ikan lele untuk

dijadikan bahan pakan. Darah yang ditampung dari proses pemotongan diolah

dengan proses pemanasan pada suhu tinggi sebelum diberikan untuk ikan lele.

Tujuan dari proses pemanasan adalah untuk mematikan organisme berbahaya

yang mencemari darah.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mata rantai hasil samping dan

pengelolaan limbah dari RPH-U di Kota dan Kabupaten Bogor dan menghitung

nilai ekonominya.

Page 16: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

2

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini menjadi informasi mengenai alur pengeluaran

hasil samping dan pengelolaan limbah dari RPH-U, dan nilai tambah ekonomi

dari kedua komponen tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Rumah Potong Hewan-Unggas

Rumah Potong Hewan (RPH) berdasarkan Permentan Nomor 13 Tahun

2010 adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan rancangan dan

syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan bagi konsumsi

masyarakat umum. Bangunan RPH-U merupakan tempat bagi usaha pemotongan

ayam skala besar (Murtidjo 2003). Rumah pemotongan unggas juga tidak bisa

didirikan di sembarang lokasi, dan harus mengikuti ketentuan SNI 01-6160-

1999 (Rahayu et al. 2011).

Kegiatan pemotongan unggas tak mungkin luput dari keberadaan bahan

buangan atau limbah. Limbah utama yang dihasilkan adalah darah, bulu, tulang,

dan ayam mati. Bagian lain yang tidak sengaja ikut terbuang menjadi limbah

adalah kepala ayam dan lemak yang terdapat di dalam rongga perut, ampela dan

ekor. Biasanya kepala ikut terbuang bersama bulu pada saat pencabutan bulu.

Limbah berupa lemak ikut terbuang bersama air yang mengalir pada saat

pencucian. Perbandingan limbah yang dihasilkan dari aktivitas pemotongan ayam

adalah darah sekitar 3,5%, limbah usus sekitar 5%, serta limbah ayam mati sekitar

0,5% dari jumlah ayam yang dipotong dalam satu hari (Voslarova et al. 2007;

Bolu dan Adakeja 2008). Limbah bentuk lain yang dihasilkan adalah limbah cair

yang berasal dari proses pencelupan ayam, pencucian ayam dan peralatan.

Pembuangan air limbah (efluen) yang mengandung nutrien yang tinggi ke

perairan umum akan menimbulkan eutrofikasi dan mengancam ekosistem

perairan. Untuk mencegah hal itu maka diperlukan cara agar komposisi padatan

organik tersuspensi dapat dikurangi. Cara yang dapat digunakan antara lain

memasang saringan pada saluran masuk dan keluar kolam penampung air limbah,

atau membuat fasilitas digester biogas untuk menghasilkan biogas sehingga dapat

mengganti bahan bakar LPG yang dibutuhkan perusahaan (Singgih dan Kariana

2010).

Limbah dari RPH-U, baik yang cair maupun padat, dapat bertindak sebagai

media pertumbuhan dan perkembanganbiakan mikroba sehingga limbah tersebut

mudah mengalami pembusukan. Selain itu, limbah- limbah tersebut, terutama

bulu unggas yang tercemar, dapat pula menjadi media perantara bagi virus Avian

Influenza untuk menginfeksi manusia (Soejoedono dan Handharyani 2007).

Jika limbah dari produksi hewan langsung dipaparkan ke tanah dalam

jumlah yang besar, limbah tersebut akan mencemari lingkungan, termasuk air

tanah (Tymczyna et al. 2010). Apabila mikroba tanah berada dalam jumlah tinggi,

limbah dengan kadar protein tinggi dapat menjadi penyebab hilangnya kadar

nitrogen sebanyak 50% dari total nitrogen yang hilang dari tanah dalam beberapa

bulan. Selain itu, bahan organik dalam limbah cair dapat menghambat pelepasan

Page 17: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

3

nitrogen melalui pengikatan protein (Dewi et al. 2014). Kadar NO3 yang tinggi

akibat pencemaran limbah, terutama limbah yang berasal dari RPH-U ke tanah

maupun sungai, dan di dalam air minum dapat mengakibatkan sindrom baby blue,

kanker dan penyakit saluran pernapasan pada manusia, serta aborsi fetus pada

ternak (Kelleher et al. 2002).

Sebagian besar dari jenis hasil samping yang meliputi lemak, usus, kepala,

tulang sisa dari proses pengolahan daging tanpa tulang (boneless), kulit, hati,

ampela dan ceker/kaki ayam masih mempunyai nilai jual yang tinggi dan

dibutuhkan oleh pengguna tertentu. Limbah yang dihasilkan mempunyai potensi

untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber protein, energi/lemak dan

mineral dalam pemeliharaan ternak unggas dan ruminansia. Pemanfaatan hasil

samping dan limbah asal RPH-U disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Hasil samping dan limbah dari industri perunggasan serta potensi

pemanfaatannya (Sams 2001)

Jenis hasil samping dan

limbah

Persentase

dari total

berat

hidup

Manfaat

Kotoran unggas – Pakan daur ulang asal kotoran yang

diolah dengan pengeringan

menggunakan panas, pupuk bagi

lahan pertanian

Bulu 7–8 Bahan untuk bantal, hiasan

dekoratif, perlengkapan olahraga,

pakan bulu

Kepala 2,5–3,0 Bahan pakan

Darah 3,2–3,7 Bahan pakan

Ampela dan proventrikulus 3,5–4,2 Dapat dijadikan bahan makanan,

sumber enzim chitinolytic

Ceker 3,5–4,0 Sup, minyak/lemak ayam

Usus dan kelenjar 8,5–9,0 Bahan pakan, minyak/lemak ayam

Bulu ayam mengandung sekitar 91% protein (keratin), 1% lemak, dan 8%

air. Rangkaian asam amino yang terkandung dalam bulu ayam sama dengan bulu

unggas lainnya, serta serupa dengan keratin dari cakar reptil. Rangkaian asam

amino terdiri dari cysteine, glutamine, proline dan serine. Sedangkan histidine,

lysine, tryptophan, glutamic acid dan glycine tidak ditemukan. Serine (16%)

merupakan asam amino yang paling berlimpah dalam bulu ayam (Kannappan dan

Bharathi 2012). Kendala utama pengolahan limbah bulu untuk dijadikan bahan baku pakan

ternak tingginya kadar keratin dan zat ini sangat sulit untuk dicerna. Salah satu teknik yang sering digunakan pada pembuatan pakan bulu adalah proses hydrothermal, yaitu bulu dihancurkan dengan tekanan tinggi pada suhu yang tinggi. Namun, proses hydrothermal ini dapat menghancurkan struktur asam amino esensial seperti methionine, lysine, tyrosine, tryptophan yang akhirnya menyebabkan rendahnya daya cerna dan turunnya nilai nutrisi pakan (Ekta dan Rani 2012).

Page 18: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

4

Limbah lainnya seperti lemak ayam yang terbuang mengandung lemak/

minyak yang cukup tinggi jumlahnya. Oleh sebab itu, untuk dapat digunakan

sebagai pakan ternak, maka pengolahan ayam mati sebaiknya dilakukan setelah

pencabutan/ pembuangan bagian bulu dan pengurangan/ penurunan kandungan

lemak. Kandungan lemak dalam limbah padat maupun cair dapat

dikurangi/diturunkan melalui proses perebusan. Jumlah lemak yang dihasilkan

sebagai limbah dari proses pemotongan ayam di RPU tergantung kepada umur

dan ukuran/berat ayam yang dipotong. Jumlah limbah dalam bentuk lemak dari

seekor ayam segar utuh diperkirakan sekitar 7,80 –17,7% dari bobot ayam

tersebut. Selanjutnya, dari satu ekor ayam pedaging berukuran sedang (berat

sekitar 2 – 3 kg) dapat menghasilkan sekitar 100 g lemak yang menempel di

bagian ampela dan ekor, dan sekitar 2,10% lemak yang terdapat di bagian dada.

Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan ke dalam kelompok

padatan yang mengapung di atas permukaan air. Berdasarkan PermenLH tahun

2006, Kadar minyak dan lemak maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan

rumah potong hewan adalah 15 mg/l.

Nilai Tambah

Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu bahan baku yang

disebabkan oleh proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam

suatu rantai produksi. Berdasarkan definisi tersebut, nilai tambah adalah selisih

lebih antara nilai produk dengan biaya pemasukan, tidak termasuk upah tenaga

kerja (Kemenkeu 2012). Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas

ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi. Bila komponen biaya antara

(biaya pengeluaran dan faktor produksi) yang digunakan nilainya semakin besar,

maka nilai tambah produk tersebut akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya,

jika biaya antaranya semakin kecil, maka nilai tambah produk akan semakin besar

(Makki et al. 2001).

Menurut Soekartawi (2005), nilai tambah diartikan sebagai penambahan

nilai suatu bahan baku karena adanya penambahan fungsional seperti perlakuan

dan jasa yang menyebabkan bertambahnya kegunaan dan nilai bahan utama

pertanian. Sumber-sumber nilai tambah dapat diperoleh dari pemanfaatan faktor-

faktor produksi (tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan pengelolaan). Karena

itu, untuk menjamin agar proses produksi berjalan efektif dan efisien, maka nilai

tambah yang diciptakan perlu disebarkan secara adil. Analisis nilai tambah

merupakan metode perkiraan perubahan nilai bahan baku yang mendapat

perlakuan tambahan.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di empat RPH-U yang berada di Kota dan Kabupaten

Bogor, yakni RPH-U Bubulak, RPH-U Ciseeng, RPH-U Cibinong, dan RPH-U

PT Ciomas Adisatwa. Penelitian dimulai dari Januari hingga Juni 2016.

Page 19: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

5

Penelusuran berikutnya dilakukan terhadap tapak penyebaran berdasarkan data

yang diperoleh dari RPH-U.

Responden

Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah RPH-U Terpadu

Bubulak yang berada di Kota Bogor; dan RPH-U Ciseeng, RPH-U Cibinong, dan

RPH-U PT Ciomas Adisatwa yang berada di wilayah Kabupaten Bogor.

Pengambilan dan Analisis Data

Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan setiap

pelaku di titik-titik mata rantai pengolahan hasil samping dan limbah yang berasal

dari RPH-U dan dengan cara mencatat data dan informasi dari segala sumber.

Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, informasi dari instansi terkait, serta

berbagai media baik cetak maupun elektronik.

Analisis data dilakukan untuk mendapatkan angka nilai tambah dari

berbagai tahapan dari proses pengolahan hasil samping dan limbah usaha RPH-U

dengan menggunakan kerangka penghitungan dari Hayami et al. (1987) yang

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Model analisis nilai tambah (Hayami et al. 1987)

Faktor Peubah Nilai

Pemakaian, hasil dan harga

(1) Hasil (kg/hari) A

(2) Pemakaian bahan baku (kg/hari) B

(3) Pemakaian tenaga kerja (HKP) C

(4) Faktor perubah D = A/B

(5) Koefisien tenaga kerja E = C/B

(6) Harga hasil (Rp/kg) F

(7) Upah tenaga kerja (Rp/HKP) G

Pemasukan dan keuntungan

(8) Harga bahan baku H

(9) Harga pemasukan lain I

(10) Nilai hasil J = D × F

(11) Pendapatan lain K

(12) a. Nilai tambah L = (J – H – I ) + K

b. Rasio nilai tambah M% = L/J × 100%

(13) a. Pemasukan tenaga kerja N = E × G

b. Bagian tenaga kerja O% = N/L × 100%

(14) a. Keuntungan P = L – N

b. Tingkat keuntungan Q% = P/J × 100%

Definisi istilah

1. Hasil merupakan barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi.

2. Pemasukan merupakan barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku adalah

barang yang dijadikan sebagai pemasukan utama produksi.

3. Harian kerja pria (HKP) adalah waktu yang digunakan oleh tiap tenaga kerja dalam satu hari. Pria yang

bekerja selama delapan jam tiap hari dihitung sebagai satu HKP.

4. Faktor perubah menunjukkan banyaknya hasil yang dihasilkan dari satu satuan pemasukan.

5. Koefisien tenaga kerja menunjukkan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satu satuan

pemasukan.

Page 20: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

6

6. Harga hasil adalah nilai dari produk yang dihasikan.

7. Upah tenaga kerja adalah imbalan bagi tenaga kerja (dalam satuan HKP).

8. Harga bahan baku adalah nilai bahan baku yang digunakan.

9. Harga pemasukan lain adalah nilai dari penggunaan pemasukan lain selain pemasukan utama.

Pemasukan lain yang termasuk dalam pelaku usaha pengolah hasil samping atau limbah RPH-U adalah

biaya operasional yang meliputi biaya perjalanan, biaya sewa tempat, biaya retribusi, biaya listrik dan

air dan biaya cicilan kendaraan.

10. Nilai hasil adalah nilai dari produk yang dihasikan dari penggunaan satu satuan pemasukan.

11. Pendapatan lain adalah jumlah biaya selain biaya penjualan yang didapatkan sebagai pemasukan.

Pendapatan lain yang dimaksud dalam usaha pengolah hasil samping atau limbah RPH-U adalah upah

yang diberikan oleh pelaku usaha RPH-U.

12. Nilai tambah adalah penambahan nilai yang terjadi pada suatu barang karena barang tersebut telah

mengalami proses lebih lanjut. Rasio nilai tambah adalah perbandingan nilai tambah dengan nilai hasil.

13. Pemasukan tenaga kerja adalah nilai imbalan bagi tenaga kerja dalam satu satuan HKP. Bagian tenaga

kerja adalah perbandingan pendapatan tenaga kerja dengan nilai tambah.

14. Keuntungan adalah selisih nilai hasil dan pemasukan. Keuntungan didapatkan dengan menghitung

selisih nilai tambah dengan pendapatan tenaga kerja. Tingkat keuntungan adalah perbandingan

keuntungan dengan nilai output.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karateristik Rumah Potong Hewan-Unggas

RPH-U merupakan tempat pemotongan ayam dengan daya tampung

pemotongan yang lebih besar dari pada tempat pemotongan ayam (TPnA). Sistem

pemotongan ayam di RPH-U pun lebih modern dibandingkan TPnA. Walau

demikian, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. RPH-U yang

diamati dalam penelitian ini adalah RPH-U Bubulak yang terletak di Kota Bogor;

RPH-U Ciseeng, RPH-U Cibinong, dan RPH-U PT Ciomas Adisatwa yang

terletak di Kabupaten Bogor.

Jenis unggas yang dipotong sebagian besar adalah ayam pedaging ras.

Hanya RPH-U Cibinong yang selain memotong ayam pedaging ras, juga

memotong ayam kampung jantan. Ayam- ayam yang dipotong berasal dari

berbagai tempat di dalam dan luar wilayah Jabodetabek. Bahkan beberapa

diantaranya berasal dari luar Pulau Jawa. Pengangkutan ayam- ayam tersebut

menggunakan truk.

Daya tampung pemotongan di tiap RPH-U berkisar antara 1000 hingga

lebih dari 5000 ekor tiap kali pemotongan. Daya tampung pemotongan di RPH-U

Bubulak dan RPH-U PT Ciomas Adisatwa sebanyak lebih dari 5000 ekor,

sedangkan RPH-U Ciseeng dan RPH-U Cibinong berkisar antara 1000 hingga

2000 ekor. Waktu pemotongan ayam tiap RPH-U juga beragam, sesuai dengan

kebijakan pengguna masing- masing RPH-U.

RPH-U menggunakan sistem pemotongan yang lebih modern dan sangat

terstruktur. Semua RPH-U yang menjadi responden memiliki sistem pemisahan

antara ruang bersih dan ruang kotor. Sistem pemisahan ini sangat diperlukan agar

karkas terjaga kebersihannya. Sebagian besar RPH-U telah menerapkan sistem

pemisahan antara saluran pembuangan darah dengan saluran pembuangan air

bekas pemrosesan, kecuali untuk RPH-U Ciseeng yang belum menerapkan sistem

ini. Adapun diagram alir perjalanan hasil samping dan limbah dari RPH-U pada

studi ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 21: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

7

Gambar 1 Diagram alir perjalanan hasil samping dan limbah dari RPH-U

Hasil Samping RPH-U

Hasil samping yang dimaksud di sini merujuk pada istilah jeroan yang

biasanya dijadikan bahan makanan oleh masyarakat Indonesia. Di beberapa

negara seperti Amerika dan Australia, jeroan yang meliputi ginjal, hati, usus,

esofagus, dan proventrikulus digunakan sebagai bahan pakan hewan. Bahan baku

pakan ini telah digunakan sebagai pengganti bahan pakan berbahan dasar ikan

untuk pakan ayam petelur (layers) (Salami dan Oyewole 1994). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Seong et al. (2015), jeroan memiliki kandungan air

yang cukup tinggi yaitu berkisar 76% – 83%. Ampela memiliki kandungan lemak

terkecil di antara jeroan lainnya, yaitu 0,81%, sedangkan jantung memiliki

kandungan lemak tertinggi, yaitu 4,53%. Kandungan protein dan kalori tertinggi

terdapat pada hati, masing- masing sebesar 17,70% dan 1426 cal/g.

Page 22: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

8

Hasil samping (by product) yang dihasilkan oleh RPH-U antara lain usus,

ceker, hati, ampela (gizzard), jantung, kepala, dan kulit. Hasil samping tersebut

dijual oleh pihak pengguna RPH-U ke pasar- pasar tradisional yang berada di

Kota dan Kabupaten Bogor. Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan hasil

samping menjadi milik pengguna RPH-U. Penjualan dan harga hasil samping

tersebut disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Penjualan dan harga produk samping RPH-U

Hasil Samping Penjualan Kisaran Harga Jual

(dalam rupiah)

Usus Dijual ke pedagang dalam keadaan

kotor atau bersih

1000/kg (dalam

keadaan kotor) –

9000/kg (dalam

keadaan bersih)

Ceker Dijual ke pasar dan pedagang 10000/kg –

14000/kg

Jantung Dijual bersama hati dan ampela -

Kulit Dijual ke pasar 10000/kg -

22000/kg

Kepala Dijual ke pasar 5000/kg – 7000/kg

Hati Dijual bersama ampela dan jantung

ke pasar, dijual ke pedagang hasil

samping

1500/pasang –

12000/kg

Ampela Dijual bersama hati dan jantung ke

pasar, dijual ke pedagang hasil

samping

-

Semua RPH-U menjual hasil samping ke pasar tradisional ataupun kepada

pedagang yang menjual hasil samping tersebut dengan harga yang beragam.

Setelah hasil samping dan karkas dipisahkan, hasil samping dibawa ke pasar

untuk dijual kepada pedagang dan beberapa pedagang sengaja datang untuk

mengambil hasil samping tersebut.

Limbah RPH-U

Limbah yang dihasilkan dari proses pemotongan ayam di RPH-U dapat

dibagi menjadi limbah cair dan padat. Pengelompokan ini dilihat dari wujud

limbah yang dihasilkan. Limbah cair meliputi darah, air bekas proses pemotongan,

dan feses. Limbah padat meliputi bulu, kulit ceker dan bangkai ayam. Tiap jenis

limbah ditangani oleh pihak pengguna RPH-U dengan cara yang berbeda- beda.

Air utamanya digunakan untuk proses pencelupan, pelepasan bulu,

pencucian ayam sebelum dan sesudah pengeluaran organ dalam (eviserasi),

pendinginan, pembersihan peralatan dan sarana, serta untuk mendinginkan

peralatan mekanik seperti kompresor dan pompa (Jayathilakan et al. 2012).

Pengelolaan limbah cair dari RPH-U dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 23: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

9

Tabel 4 Penanganan limbah cair dari RPH-U Jenis Limbah Cair Pengelolaan

Darah Diolah menjadi pakan ikan, dibuang melalui saluran

pembuangan khusus

Air bekas pemrosesan Dibuang melalui saluran pembuangan khusus (IPAL)

Feses Dialirkan ke saluran pembuangan

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa tidak semua RPH-U memanfaatkan

darah sebagai bahan pakan. Beberapa RPH-U membuang darah hasil pemotongan

ke saluran pembuangan khusus. Saluran pembuangan ini bermuara ke sungai

dekat tempat masing- masing RPH-U berada, yaitu s. Ciliwung (RPH-U

Cibinong), dan parit di belakang RPH-U Ciseeng. Pengelola RPH-U tidak

mengetahui namanya.

Darah dari RPH-U Bubulak diambil secara cuma- cuma oleh Pak Badur

yang merupakan karyawan RPH-U Bubulak. Pak Badur dan kakaknya memiliki

kolam lele yang berada di daerah Parung, Jawa Barat. Darah yang ditampung

dijadikan bahan pakan untuk lele setelah diolah melalui proses pemanasan selama

beberapa jam. Pemilik ternak ikan (lele) juga mengambil darah yang berasal dari

RPH-U PT Ciomas Adisatwa untuk dijadikan pakan.

Semua RPH-U menangani air bekas pemrosesan dan manur dengan cara

yang sama. Air bekas pemrosesan dan manur dialirkan ke saluran pembuangan

khusus sebelum dialirkan ke sungai. Saluran pembuangan yang dimiliki oleh

RPH-U Bubulak terdiri atas beberapa lapis kemudian bermuara ke sungai

Cisadane. Saluran pembuangan RPH-U Bubulak dapat dilihat di Gambar 2.

Gambar 2 Saluran pembuangan limbah RPH-U Bubulak sebelum dialirkan ke

Sungai Cisadane

Limbah cair perlu ditangani secara baik dan benar oleh pengelola RPH-U.

Kesalahan dalam penanganan limbah cair dapat mempengaruhi kondisi

lingkungan sekitar RPH-U. Darah yang tidak terkumpul, lemak terlarut, dan feses

Page 24: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

10

merupakan penyebab utama tingginya kadar BOD (Biological Oxygen Demand)

dalam limbah cair RPU (ASABE 1999).

Limbah padat RPH-U lebih mudah ditangani dibandingan limbah cair.

Manfaat limbah padat pun lebih banyak, sehingga tidak dibuang begitu saja.

Limbah padat RPH-U terdiri dari kulit ceker, bulu, bangkai ayam, dan karkas

yang tidak layak jual. Penanganan terhadap limbah padat RPH-U disajikan dalam

Tabel 5.

Tabel 5 Penanganan limbah padat RPU

Jenis Limbah Padat Penanganan

Kulit ceker Dibuang ke kolam lele, terbawa bersama bulu, dibuang

Bulu Diberikan kepada pemilik kolam ikan, diberikan kepada

tengkulak (pengepul bulu)

Bangkai ayam Diberikan kepada pemilik kolam lele, dibakar

(insinerasi)

Karkas tidak layak jual Diberikan kepada pemilik ternak, dibakar (insinerasi)

Bulu dihasilkan sebanyak 5 – 7% dari total berat ayam dewasa hidup. Bulu

tersusun lebih dari 90% keratin, yang merupakan protein berserat dan tidak larut

(Schimdt dan Line 1996; Swetlana dan Jain 2010). Bulu unggas yang selama ini

menjadi limbah RPH-U ternyata dapat dijadikan tepung bulu untuk pakan unggas.

Pakan tersusun tepung bulu dibuat dengan cara melakukan proses pemanasan

pada suhu 115˚ - 145˚C yang cukup untuk membunuh bakteri, virus, dan

mikroorganisme lain. Pakan yang disusun dari tepung bulu merupakan produk

protein yang bebas dari kemungkinan ancaman organisme berbahaya (biohazard)

dan ancaman kesehatan lingkungan (Hamilton 2012).

Pengepul bulu yang memasok bulu sebagai bahan baku ke pabrik pembuat

pakan tersusun tepung bulu memiliki peran yang penting. Pengepul bulu juga

membantu pihak pengguna RPH-U menangani limbah padat sehingga tidak

menjadi masalah bagi lingkungan, terutama lingkungan di dalam RPH-U.

Keempat RPH-U memberikan bulu- bulu yang menjadi limbah padat

secara cuma- cuma kepada pengepul bulu. Limbah bulu dari RPH-U Bubulak

ditampung oleh seorang pengepul bulu bernama Ibu Hj Warti. Selain mengambil

bulu dari RPH-U Bubulak, Ibu Hj Warti juga mengambil bulu dari beberapa unit

usaha tempat pemotongan ayam (TPnA) di Kota Bogor. Salah satu TPnAnya

adalah TPnA Berkah Putra. Ibu Hj Warti memasok bulu basah ke pabrik pembuat

tepung bulu ayam; dengan berat total mencapai tiga ton/hari. Ibu Hj Warti

memasok sebanyak 90 ton bulu basah per bulan. Ibu Hj Warti memasok ke pabrik

tepung bulu yang berlokasi di daerah Tangerang. Sama halnya dengan RPH-U

Bubulak, RPH-U PT Ciomas Adisatwa juga memberikan bulu kepada pengepul

bulu secara cuma-cuma. Pengepul yang menampung bulu diberi uang dari pihak

RPH-U PT Ciomas Adisatwa sebagai balas jasa karena pihak RPH-U merasa

terbantu dalam menangani limbah bulu yang menjadi keluhan masyarakat.

Selain bulu, bangkai ayam dan karkas tidak layak jual juga merupakan

limbah padat yang dihasilkan RPH-U. Menurut Pak Badur, salah seorang

karyawan di RPH-U Bubulak, bangkai ayam tersebut adalah ayam- ayam yang

mati dalam perjalanan dari tempat asalnya. Akan tetapi, jumlah ayam yang mati

akibat pengangkutan tersebut tidak banyak, dan tidak selalu ada di tiap kloter

Page 25: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

11

pengangkutan. Bangkai ayam dan karkas tidak layak jual dari RPH-U Bubulak

diambil oleh Pak Badur yang memiliki usaha kolam ikan lele. Bangkai ayam yang

dikumpulkan akan dijadikan pakan bagi ikan lele. RPH-U Cibinong dan RPH-U

Ciseeng juga memberikan bangkai ayam dan karkas tidak layak jual kepada

pemilik kolam ikan secara cuma- cuma. RPH-U PT Ciomas Adisatwa tidak

memberikan bangkai ayam dan karkas tidak layak jual kepada pihak manapun.

Penanganan terhadap bangkai ayam dan karkas tidak layak jual di RPH-U PT

Ciomas Adisatwa dilakukan dengan cara pembakaran (insinerasi) menggunakan

Gambar 3 Bangkai ayam di RPH-U Bubulak

insinerator. Akan tetapi, karena banyak pihak yang menginginkan bangkai ayam

dan karkas tidak layak jual untuk dijadikan pakan ikan lele, maka pihak pengelola

RPH-U mengizinkan untuk mengeluarkan limbah padat tersebut setelah ada

kontrak antara kedua belah pihak dan kedua limbah tersebut harus dicacah terlebih

dahulu sebelum diserahkan ke pihak penampung. Pada waktu-waktu tertentu,

Manajemen RPH-U akan melakukan peninjauan mendadak ke lokasi pihak

pengambilan limbah bangkai ayam dan karkas tidak layak jual untuk memastikan

limbah yang mereka terima benar-benar untuk dijadikan pakan ikan lele.

Analisis Nilai Tambah RPH-U

Limbah yang dihasilkan dalam proses pemotongan ayam di RPH-U dapat

memiliki nilai tambah. Awalnya, limbah hanya dianggap sebagai buangan yang

tidak memiliki nilai jual sedikitpun, bahkan dianggap tidak berguna sama sekali.

Tanpa adanya penanganan khusus terhadap limbah tersebut, lingkungan dapat

tercemar, bahkan beberapa jenis limbah dapat menjadi media penularan penyakit

berbahaya. Disinilah peran penting pelaku usaha lain yang memanfaatkan limbah

untuk diolah menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai jual. Menurut Hayami et

al. (1987), analisis nilai tambah pengolahan produk pertanian dapat dilakukan

dengan cara sederhana, yaitu melalui perhitungan nilai tambah per kilogram bahan

baku untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk tertentu.

Dalam penelitian ini, ada seorang pelaku usaha yang mengumpulkan

limbah bulu. Bulu yang dikumpulkan dikirim ke pelaku usaha pembuat tepung

bulu. Pengepul bulu yang berhasil diwawancarai adalah Ibu Hj. Warti yang

mengumpulkan limbah bulu dari RPH-U Bubulak. Ibu Hj. Warti juga

mengumpulkan bulu dari beberapa unit usaha pemotongan ayam (TPnA) yang

berada di Kota Bogor.

Page 26: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

12

Analisis nilai tambah terhadap limbah bulu RPH-U perlu dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar nilai tambah yang diperoleh oleh pelaku usaha

tersebut. Analisis nilai tambah dari usaha Ibu Hj. Warti disajikan di dalam Tabel

6.

Tabel 6 Analisis nilai tambah limbah bulu terhadap usaha Ibu Hj. Warti per hari

Faktor Peubah

Ibu Hj. Warti (Bulu Basah)

I Pemakaian, hasil, harga

1 Hasil (kg/hari) 3000

2 Pemakaian bahan baku (kg/hari) 3000

3 Pemakaian tenaga kerja (HKP) 4

4 Faktor perubah 1

5 Koefisien tenaga kerja (HKP/kg) 0,0013

6 Harga hasil (Rp/kg) 500

7 Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HKP) 33333,33

II Pendapatan dan Keuntungan

8 Harga bahan baku (Rp/kg) 0

9 Harga pemasukan lain (Rp/kg) 127,78

10 Pendapatan lain (Rp/kg) 11,11

11 Nilai hasil (Rp/kg) 500

12 a. Nilai tambah (Rp/kg) 383,33

b. Rasio nilai tambah 77%

13 a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) 44,44

b. Bagian tenaga kerja 12%

14 a. Keuntungan (Rp/kg) 338,89

b. Tingkat keuntungan 68%

Ibu Hj. Warti mengumpulkan limbah bulu dalam keadaan basah (tidak

dikeringkan), dan menjualnya kepada pelaku usaha lain, yaitu pabrik tepung bulu

tetap dalam keadaan basah. Dengan demikian, faktor konversinya bernilai 1 yang

berarti tiap 1 kg bulu basah yang dikumpulkan akan menghasilkan 1 kg bulu

basah siap jual.

Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha Ibu Hj. Warti berjumlah empat

orang pria. Keempat tenaga kerja tersebut bertugas mengangkut bulu di tiap-tiap

RPH-U. Tenaga kerja tersebut diberi upah sebanyak Rp. 1.000.000,00 per bulan.

Koefisien tenaga kerja dari usaha Ibu Hj. Warti adalah 0,0013 HKP/kg, yang

berarti diperlukan 0,0013 HKP atau setara dengan 0,0104 jam (37,4 detik) untuk

mengolah 1 kg bulu basah. Harga input bahan baku bernilai Rp 0 karena seluruh bulu yang diperoleh

oleh Ibu Hj. Warti diperoleh secara cuma- cuma oleh RPH-U. Pihak RPH-U

memberikan secara cuma- cuma karena bulu dianggap sebagai buangan yang

tidak diinginkan, bahkan pihak RPH-U merasa terbantu oleh kehadiran usaha

pengepul bulu dalam mengangani limbah bulu tersebut.

Page 27: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

13

Biaya input lain yang harus dikeluarkan oleh usaha Bu Hj. Warti senilai

Rp.320.000,00 per hari, dengan rincian biaya pengangkutan bulu sebesar Rp.

300.000,00 dan cicilan kendaraan sebesar Rp. 20.000,00.

Nilai tambah yang diperoleh oleh usaha Bu Hj. Warti adalah Rp. 383,33,

yang dihitung dengan mengurangi nilai output dengan harga input bahan baku dan

input lain, kemudian ditambahkan dengan pendapatan lain. Keuntungan yang

diperoleh oleh usaha Bu Hj. Warti adalah Rp. 338,89/kg.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan ayam di RPH-U

dibedakan menjadi limbah cair dan limbah padat. Limbah cair terdiri dari darah,

air bekas proses pemotongan ayam; serta feses. Limbah padat terdiri dari kulit

ceker, bulu, bangkai ayam, dan karkas tidak layak jual. Beberapa limbah memiliki

manfaat sebagai bahan pakan bagi ternak, sehingga memiliki nilai tambah.

Beberapa pelaku usaha terlibat dalam penanganan limbah tersebut, seperti

pengepul bulu, dan pemilik kolam ikan. Keberadaan pelaku usaha tersebut

memiliki peranan yang penting bagi RPH-U dalam usaha menangani limbah yang

dihasilkan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian serupa di RPH-U berbeda di daerah lain untuk

mengetahui alur perjalanan limbah dari RPH-U. Selain itu, perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai analisis nilai tambah ekonomik pada pelaku

usaha lanjutan dari usaha pengepul bulu, yaitu usaha pembuat tepung bulu dan

pembuat pakan ayam, sehingga nilai tambah secara keseluruhan mulai dari awal

hingga akhir dapat diketahui. Perlu juga ada penelitian mengenai keberadaan

mikroorganisme patogen di limbah RPH-U serta ketahanannya terhadap

antibiotika yang dapat mempengaruhi kesehatan hewan, manusia, serta

lingkungan sekitar RPH-U. Selain itu, pihak pengelola RPH-U perlu mengadakan

perjanjian tertulis dengan pihak ketiga yang mengambil bangkai ayam sebagai

pakan ikan lele untuk menghindari penyalahgunaan bangkai tersebut.

DAFTAR PUSTAKA.

[ASABE] American Society of Agricultural and Biological Engineers. 1999.

Manure production and characteristics. Standard ASAE D384.1 Dec 99

(DCN 00160). Michigan: American Society of Agricultural Engineers.

Page 28: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

14

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Data perkiraan jumlah penduduk beberapa

negara tahun 2000-2014 [internet]. [diunduh 13 Oktober 2016]. Tersedia

pada: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/960.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Data konsumsi rata-rata per kapita beberapa

macam bahan makanan penting tahun 2007-2014 [internet]. [diunduh 13

Oktober 2016]. Tersedia pada:

https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/950.

Bolu SA, Adakeja A. 2008. Effects of poultry offal meal and soybean meal

mixtures in the performance and carcass quality of broiler chicks. Afr J

Food, Agric Nutr and Develop. 8(4): 441 – 550.

Dewi EK, Nuraini Y, Handayanto E. 2014. Manfaat biomasa tumbuhan lokal

untuk meningkatkan ketersediaan nitrogen tanah di lahan kering Malang

Selatan. JTSL. 1(1):17-26.

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2013. Total Produksi Nasional

Daging. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan.

Ekta T dan Rani G. 2012. Rapid conversion of chicken feather to feather meal

using dimeric keratinase from Bacillus licheniformis ER-15. J Bioprocess

Biotechniueq. 2:4.

Hamilton CR. 2012. Real and perceived issues involving animal proteins.

Research and Nutritional Services. Darling International Incorporated

U.S.A.

Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar M. 1987. Agricultural marketing and

processing in Upland Java: a perspective from a Sunda Village. Bogor (ID):

CGPRT Centre.

Jayathilakan K, Sultana K, Radhakrishna K, Bawa AS. 2012. Utilization of

byproducts and waste materials from meat, poultry and fish processing

industries: a review. J Food Sci Technol. 49(3):278–293.

Kannappan S dan Bharathi D. 2012. Exploration on amino acid content and

morphological structure in chicken feather fiber. JTATM. 7:3.

Kelleher BP, Leahy JJ, Henihan AM, O’Dwyer TF, Sutton D, Leahy MJ. 2002.

Advances in poultry litter disposal technology – a review. Bioresource

Technology. 83:27–36.

[Kemenkeu] Kementrian Keuangan RI. 2012. Kajian nilai tambah produk

pertanian [internet]. Tersedia pada:

http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/kajian-nilai-tambah-produk-pertanian.

Makki MF, Hartono S, Masyhuri. 2001. Nilai tambah agroindustri pada sistem

agribisnis kedelai di Kalimantan Selatan. JAE. 7(2): 1-10.

Murtidjo BA. 2003. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Rahayu I, Sudaryani T, Santosa H. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Depok (ID):

Penebar Swadaya. (205-206).

Salami RI dan Oyewole SOO. 1994. Replacement of fish meal by sun dried

visceral offal meal in the diets of broiler starter and finisher. J. Anim. Prod.

24(1): 37-42.

Sams AR. 2001. Poultry Meat Processing. Boca Raton (US): Taylor & Francis.

(19-32).

Schmidt WF dan Line MJ. 1996. Physical and chemical structures of poultry

feather fibre fractions in fibre process development. In: Proceedings of the

Page 29: ANALISIS NILAI TAMBAH HASIL SAMPING DAN LIMBAH DARI … · bahan pakan ternak, dan masih memiliki nilai tambah. Beberapa pelaku usaha ... bahan pangan oleh masyarakat. Limbah padat

15

TAPPI Nonwoven conference 11-13 March, Charlotte, North Carolina,

Atlanta, GA: Technical Association of the Pulp and Paper Industry, 135-140.

Seong PN, Cho SH, Park KM, Kang GH, Park BY, Moon SS, dan Ba HV. 2015.

Characterization of chicken by-products by mean of proximate and

nutritional compositions. Korean J Food Sci Anim Resour. 35(2): 179–188..

Singgih ML, Kariana M. 2008. Peningkatan produktivitas dan kinerja lingkungan

dengan pendekatan green productivity pada rumah pemotongan ayam.

[internet]. Tersedia pada: http://personal.its.ac.id/files/pub/3846-moses-ie-

20080811%20PENINGKATAN%20PRODUKTIVITAS%20DAN%20KIN

ERJA%20LINGKUNGAN%20%20moses%20&%20mera.pdf.

Soejoedono RD, Handharyani E. 2007. Flu Burung. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya. (25-26).

Soekartawi. 2005. Analisis Usaha Tani. Jakarta (ID): UI Press. (57-58)

Suradi K. 2009. Perubahan sifat fisik daging ayam broiler post mortem

selama dalam temperatur ruang di . Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

[laporan penelitian]. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Swetlana N dan Jain PC .2010. Feather degradation by strains of Bacillus

isolated from decomposing feathers. Brazilian Journal of

Microbiology. .41 http://dx.doi.org/10.1590/S1517-83822010000100028.

Tymczyna L, Chmielowiec-Korzeniowska A, Saba. L. 2010. Effect of a pig

farm on the physical and chemical properties of a river and ground water.

Pol. J. Environ. Stud. 9: 97-102.

Voslarova EB, Janackova L, Rubesova A, Kozak I, Bedanova L, Steinhauser V,

Vecerek. 2007. Mortality rates in poultry species and categories during

transport for slaughter. Acta Vet Brno. 76:101-108.

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 28 September 1994 di Bekasi, Jawa Barat.

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bapak Ruben

Palidan dan ibu Sattu Palinggi.

Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1998 Di TK Nusantara

Bekasi. Kemudian melanjutkan tahap sekolah dasar di SD Strada Bhakti Wiyata II

Bekasi. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Katolik

Rajawali Makassar dan lulus pada tahun 2009. Tingkat pendidikan SMA

diselesaikan oleh penulis dari SMA Negeri 5 Makassar pada tahun 2012.

Setelah lulus SMA, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Sarjana

Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan di Fakultas

Kedokteran Hewan. Selama menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam

Himpunan Profesi Ruminansia FKH IPB.