Analisis Masalah Dan LI TRI

4
Analisis Masalah 1. Apa hubungan jenis kelamin dan umur dengan keluhan yang diderita? 2. Apa saja efek samping dari obat penurun panas pada kasus ? 3. Bagaimana intrepretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan laboratorium? a. HBsAg 4. Epidemiology ? Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia dan dianggap sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi cirroshis hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer. Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma hepatoselluler (hepatoma). Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi terjadi pada usia balita dimana respon imun belum berkembang secara sempurna. Pada saat ini didunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier) HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia. Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi Hepatitis B berkisar antara 2,50- 36,17 %(Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45,g% pengidap adalah karena infeksi perinatal. 5. Pathogenesis

description

b

Transcript of Analisis Masalah Dan LI TRI

Page 1: Analisis Masalah Dan LI TRI

Analisis Masalah

1. Apa hubungan jenis kelamin dan umur dengan keluhan yang diderita?

2. Apa saja efek samping dari obat penurun panas pada kasus ?

3. Bagaimana intrepretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan laboratorium?

a. HBsAg

4. Epidemiology ?

Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia dan dianggap sebagai

persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain prevalensinya

tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi cirroshis

hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer. Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B akan

menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan

mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma hepatoselluler (hepatoma). Kemungkinan akan

menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi terjadi pada usia balita dimana respon imun belum

berkembang secara sempurna. Pada saat ini didunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta

orang pengidap (carier) HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk

Indonesia. Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi

Hepatitis B berkisar antara 2,50-36,17 %(Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi virus

hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45,g% pengidap adalah karena infeksi

perinatal.

5. Pathogenesis

Pada manusia hati merupakan target organ bagi virus hepatitis B. VirusHepatitis B (VHB) mula-mula melekat pada reseptor spesifik dimembran sel heparkemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Dalam sitoplasmaVHB melepaskan mantelnya, sehingga melepaskan nukleokapsid. Selanjutnyanukleokapsid akan menembus dinding sel hati. Di dalam inti asam nukleat VHBakan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes danberintegrasi; pada DNA tersebut. Selanjutnya DNA VHB memerintahkan gel hatiuntuk membentuk protein bagi virus baru dan kemudian terjadi pembentukanvirus baru. Virus ini dilepaskan ke peredaran darah, mekanisme terjadinyakerusakan hati yang kronik disebabkan karena respon imunologik penderitaterhadap infeksi. Apabila reaksi imunologik tidak ada atau minimal maka terjadikeadaan karier sehat.Gambaran patologis hepatitis akut tipe A, B dan Non A dan Non B adalahsama yaitu adanya peradangan akut diseluruh bagian hati dengan nekrosis sel hati disertai infiltrasi sel-sel hati dengan histiosit. Bila nekrosis meluas (masif)terjadi hepatitis akut fulminan.Bila penyakit menjadi kronik dengan peradangan dan fibrosis meluas

Page 2: Analisis Masalah Dan LI TRI

didaerah portal dan batas antara lobulus masih utuh, maka akan terjadi hepatitiskronik persisten. Sedangkan bila daerah portal melebar, tidak teratur dengannekrosis diantara daerah portal yang berdekatan dan pembentukan septa fibrosis

yang meluas maka terjadi hepatitis kronik aktif.

6. Manifestasi Klinis

Sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal seperti malaise,

anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. Pemeriksaan laboratorium

menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar transaminase serum. Pada tes serologis didapatkan

HBsAg (+), Ig M Anti HBc (+).Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi klinis

hepatitis B dibagi 2 yaitu :

1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individuyang sistem imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virushepatitis B dari tubuh kropes.Hepatitis B akut terdiri atas 3 yaitu :a. Hepatitis B akut yang khasb. Hepatitis Fulminanc. Hepatitis Subklinik2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individudengan sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untukmenghilangkan VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.Hepatitis B akut yang khasBentuk hepatitis ini meliputi 95 % penderita dengan gambaran ikterus yang jelas.Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu :1. Fase Praikterik (prodromal)Gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi, anoreksia,mual, nyeri didaerah hati disertai perubahan warna air kemih menjadi gelap.Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati (kadar bilirubin serum,SGOT dan SGPT, Fosfatose alkali, meningkat).2. Fase lkterikGejala demam dan gastrointestinal tambah hebat disertai hepatomegali dansplenomegali. timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada minggukedua. setelah timbul ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan laboratoriumtes fungsi hati abnormal.3. Fase PenyembuhanFase ini ditandai dengan menurunnya kadar enzim aminotransferase.pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri, pemeriksaanlaboratorium menjadi normal.Hepatitis FulminanBentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besarmempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhirdengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala ikterus yangberat, tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi pada pemeriksaanfisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun hingga koma, mual danmuntah yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal akut dengan anuriadan uremia.Hepatitis KronikKira-kira 5-10% penderita hepatitis B akut akan mengalami Hepatitis B kronik.Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukkan perbaikan yangmantap.

Page 3: Analisis Masalah Dan LI TRI

Learning Issue

HBV

Pemeriksaan biokimiawi hepar

Daftar Pustaka

1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3706/

fkmfazidah.pdf;jsessionid=8D4DFC9D149FEFD6FBA3B96CE94C0185?sequence=1

(diunduh 4 April 2015)