Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
-
Upload
pjjkemenkes -
Category
Education
-
view
3.239 -
download
21
Transcript of Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi kesehatan ibu hamil sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat gizi yang baik? Factor factor apa saja yang mnyebabkan kondisi ibu hamil dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan bersama teman sekelas.
Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik, dianatarnya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana seorang bidan melakukan analsis masalah kesehatan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi seorang bidan karena bidan harus mampu melkaukan analsisi maslaah kesehatan agar pembangunan kesehatan masyarakat dapat terwujudkan.
PENGERTIAN
Analisis masalah adalah langkah selanjutnya dari analisis situasi yang telah dipelajari. Analisis masalah merupakan proses sistematis untuk melihat suatu keadaan atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam konteks sosial yang lebih luas.
Analisis masalah membantu untuk memahami dan mengidentifikasi permasalahan kunci dalam suatu masyarakat, kaitan antar berbagai faktor sosial, potensi yang ada, dan siapa yang memiliki akses terhadap sumber daya.
Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi masalah utama dan mengembangkan ‘pohon masalah’ melalui analisis sebab-akibat. Cara analisis ‘pohon masalah’ akan mengurai penyebab-penyebab masalah utama hingga kita mengetahui akar penyebabnya.
Dalam pelajaran ini isu kesehatan reproduksi menjadi contoh untuk melakukan analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas. Sementara kerangka determinan kesehatan dari Hendrik L. Blum digunakan dalam analisis masalah untuk mengidentifikasi faktor penyebab langsung dan tidak langsung dari
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2 3Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
masalah kesehatan reproduksi.
Kondisi Kesehatan Reproduksi di Indonesia
Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang harus dicapai oleh setiap negara, termasuk Indonesia sampai dengan tahun 2015, berkaitan dengan peningkatan kesehatan masyarakat adalah: (1) mengurangi 2/3 dari angka tingkat kematian anak dibawah usia lima tahun, (2) mengurangi ¾ dari angka kematian ibu, (3) menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS, malaria serta penyakit menular utama lainnya.
Bagi Indonesia, tantangan terberat yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah:
1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah, sehingga menjadi kendala untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak.
2. Kondisi geografis, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang sulit dijangkau oleh akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan penempatan tenaga kesehatan (dokter dan bidan).
3. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada tindakan kuratif daripada preventif dan promotif, yang dapat dilihat dari prioritas pendirian rumah-rumah sakit di kota-kota Kabupaten/Propinsi.
4. Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama ini lebih difokuskan pada program-program kesehatan, sementara masalah determinan dan persoalan-persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang mendapat prioritas.
Dampak dari kebijakan pengelolaan kesehatan selama ini yang berlangsung secara top down telah mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, dalam mengambil peran dan inisiatif dalam sistem pengelolaan kesehatan. Dalam banyak hal, posisi masyarakat selama ini hanya diperankan sebagai pendukung kegiatan-kegiatan kesehatan melalui proses mobilisasi massa, misalnya pada saat program posyandu, pekan imunisasi nasional, dan kegiatan seremonial lainnya.
Lambatnya upaya penurunan AKI danAKB, serta berbagai penyakit epidemik lainnya di Indonesia merupakan indikator kurangnya perhatian pemerintah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
dan pelibatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan system pengelolaan kesehatan. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 AKI adalah 307 per 100.000 KH (MOH, 2007) dan berdasarkan SDKI 2007 turun menjadi 228 per 100.000 KH. Penyebab utama kematian ibu (46,7%) disebabkan komplikasi yang terjadi selama atau segera setelah persalinan. Semua itu akibat 65,7% ibu hamil di pedesaan yang dirawat oleh dukun bayi dan anggota keluarga yang tidak terlatih serta tidak mendapatkan pelayanan kebidanan esensial yang dibutuhkan. Akibat keterlambatan pertolongan ini, 27% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan pada masa nifas, disusul oleh eklampsia (23 %), infeksi (11%) dan selebihnya karena penyebab lain (SDKI 2007; SKRT 2001).
Sekitar 15% dari semua kehamilan akan membutuhkan pelayanan kebidanan akibat komplikasi yang membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Akan tetapi, pelayanan kesehatan dasar yang menyangkut kebidanan darurat yang komprehensif hanya ada di rumah sakit Kabupaten dan pusat-pusat pelayanan rujukan. Puskesmas yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat sering kali tidak dilengkapi dengan pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif. Pengabaian fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif akan berdampak pada upaya penurunan kematian ibu di Indonesia.
Tabel 1
Persentase jenis penyakit selama kehamilan, 2002
Masa Kehamilan Masa Persalinan Masa NifasPenyakit Penyakit Penyakit
Pucat 9,8 Partus Lama 9,2 Deman Tinggi 7,5Deman Tinggi 5,4 Perdarahan 4,4 Perdarahan 1Perdarahan 2,5 Kejang-kejang 0,2Ederma 2,5Hipertensi 0,9Disuria 0,7Jaundice 0,5Kejang-kejang 0,3
Sumber : SDKI, 2002
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4 5Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
Pada tabel 1 di atas dilaporkan bahwa jenis penyakit yang sering diderita pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, seperti partus lama (9,2%) dan infeksi (deman dan deman tinggi=7,5%) berhubungan dengan jenis pertolongan dan tempat persalinan. Persalinan dengan pertolongan dukun bayi sering kali berakibat pada deman dan infeksi akibat tidak diikutinya prosedur kelahiran yang aman.
Angka Kematian Bayi dan Anak juga tidak jauh berbeda dengan Angka Kematian Ibu (MMR). Berdasarkan Data SDKI 2007, Angka Kematian Bayi (IMR) masih sebesar 34 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab utama dari kematian bayi adalah tetanus neo partum (44,8%), ISPA ( 33,2%) dan selebihnya karena penyebab lain. Sementara jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 15,6% dari jumlah kelahiran. Penyebab utama dari BBLR adalah kekurangan gizi sebelum dan selama masa kehamilan.
Selain persoalan kesehatan perempuan, bayi dan anak balita, penyakit lain yang mengancam kelangsungan hidup masyarakat pedesaan pada usia produktif adalah TBC. Pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002, penyakit TBC masih menduduki peringkat kedua penyebab kematian pada penduduk kelompok usia 15-34 tahun. Peringkat yang sama juga terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun. Penyakit epidemik lainnya yang menunjukkan kecenderungan meningkatkan kematian di berbagai wilayah di Indonesia pada tiga tahun terakhir adalah malaria dan deman berdarah. Ironinya, banyak kasus TBC, malaria dan deman berdarah yang tidak terdeteksi lebih dini karena kurangnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan serta biaya tes yang tinggi.
Persoalan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di Indonesia semakin kompleks akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, yang dampaknya masih dirasakan sampai saat ini. Naiknya berbagai kebutuhan pokok dan dihapusnya subsidi pelayanan kesehatan dan pendidikan akan semakin mempersulit kehidupan masyarakat, terutama yang berada di pedesaan dengan pendapatan di bawah $ 1 per hari.
Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia, tampak dari posisi kesehatan masyarakat Indonesia yang menduduki ranking 63 dari 178 negara (Kompas, 2012). Kondisi ini bila tidak segera dilakukan upaya-upaya strategis akan semakin memperburuk keadaan, dan akan berdampak serius dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
Faktor Determinan Kesehatan Reproduksi
Dalam ilmu kesehatan masyarakat kerangka pikir Hendrik L. Blum menjadi dasar pemetaaan masalah kesehatan dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhinya. Masalah kesehatan terkait dengan derajat kesakitan yang terdiri dari kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas). Determinan derajat kesakitan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian yaitu (1) genetika dan kependudukan (2) lingkungan kesehatan (3) perilaku kesehatan dan (4) program dan pelayanan kesehatan.
DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan menunjuk pada suatu kondisi yang diukur pada kesakitan dan kematian. Untuk mengetahui berapa besar derajat kesehatan angka kesakitan digunakan perhitungan kuantitaif yaitu prevalensi dan insidens.
Prevalensi = jumlah kasus baru dan lama dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, kalau dalam satu tahun ada 100 orang yang sakit dari jumlah 100.000 penduduk maka angka prevalens di daerah tersebut pada adalah 0.1%
Insidens = jumlah kasus baru dalam kurun waktu tertentu (dalam persen), misalnya, ada 50 orang yang sakit diantara 1000 penduduk selama 1 bulan, maka insidens sakit daerah tersebut adalah 5%.
Perilaku Kesehatan
Lingkungan kesehatan
Program dan Sarana Pelayanan Kesehatan
Derajat Kesehatan:
Morbiditas dan Mortalitas
Genetika (keturunan)/Kependudukan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6 7Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
Untuk mengetahui angka kematian, indikator kuantitatif yang biasa digunakan adalah:
1. CDR (Crude Death Rate atau angka kematian kasar)
2. ASDR (Age Specific Death Rate atau angka kematiankelompok umur tertentu)
3. IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi=AKB)
4. MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu = AKI)
5. DSDR (Disease Specific Death Rate atau Angka Kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu)
Angka-angka tersebut dapat diperoleh melalui hasil penelitian besar atau yang biasa dilakukan oleh BPS. Mengapa demikian, karena untuk menentukan Angka Kematian Ibu misalnya, diperlukan angka pembagi yang sangat besar yaitu 100.000 kelahiran, dan angka itu hanya diperoleh pada tingkat propinsi. Permasalahannya adalah ketika diminta untuk menghitung (misal angka kematian) di tingkat yang kecil wilayahnya seperti kabupaten, kecamatan atau bahkan desa. Kalau ini menjadi keharusan maka yang dilakukan adalah menghitung jumlah kematian secara absolut, artinya dihitung sejumlah yang ada. Untuk lebih melihat ketajaman angka tersebut dan keperluan intervensi program maka dari jumlah kematian tersebut dicari masing-masing penyebabnya.
Analisis Masalah Kesehatan Reproduksi
Dalam melakukan analisis masalah kesehatan reproduksi maka dapat digunakan teknik ‘pohon masalah’ dengan beberapa langkah sebagai berikut:
Langkah I :
Carilah atau tentukan INTI MASALAH yang akan diatasi. Identifikasi inti masalah diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah dilakukan lebih dahulu. Misalnya inti masalah kesehatan adalah banyaknya kasus berat bayi lahir rendah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
(BBLR) di suatu daerah.
Langkah II:
Carilah PENYEBAB LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Gunakan kerangka Blum tentang determinan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab langsung. Misalnya kekurangan gizi saat hamil (perilaku kesehatan), kehamilan usia dini (kependudukan) atau riwayat melahirkan lebih dari 4 kali (perilaku kesehatan).
Langkah III:
Carilah PENYEBAB TIDAK LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Sebagai contoh dalam Diagram 4.1. pendidikan rendah dan keluarga miskin adalah penyebab tidak langsung yang terkait determinan kependudukan; tidak mengikuti program KB dan gagal KB penyebab tidak langsung yang terkait determinan pelayanan kesehatan; menikah dini adalah determinan perilaku kesehatan.
Langkah IV:
Carilah AKIBAT dari inti masalah kesehatan. Dalam contoh diagram masalah, akibat dari kasus BBLR adalah kematian bayi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas
Diagram 4.1. Masalah BBLR
Keterangan:
: Penyebab langsung
: Penyebab tidak langsung
: Akibat dari inti masalah
Kualitas pelayanan KB Keterbatasan
akses ke posyandu/bidan
Akses pendidikan terbatas
Pendidikan rendah
Keluarga miskin
Tidak mengikuti program KB
Gagal KB Menikah dini
Pantangan makan saat hamil
Jarak kehamilan terlalu dekat; kurang dari 2 tahun
Riwayat melahirkan lebih dari 4 kali
Kurang gizi saat hamil
Kehamilan usia dini
Banyaknya kasus BBLR
Kematian bayi