ANALISIS KUANTITATIF

download ANALISIS KUANTITATIF

of 13

Transcript of ANALISIS KUANTITATIF

ANALISIS KUANTITATIFClick to YUSLIANA EKAWATI, S.Pd, ELVIN edit Master subtitle style

19770717 200501 2 002

M.Pd

FORMULA YG DIANALISIS DG TEORI TES KLASIK DAYA

BEDA INDEKS KESUKARAN EFEKTIVITAS DISTRAKTOR VALIDITAS DAN

DAYA BEDA

Penentuan daya beda butir biasanya dilakukan dengan menggunakan indeks korelasi, diskriminasi, dan indeks keselarasan item. ketiga cara tersebut yang paling sering digunakan adalah indeks korelasi. Ada empat macam teknik korelasi yang biasa digunakan untuk menghitung daya beda, yaitu : (1) teknik point biserial, (2) teknik biserial, (3) teknik phi, dan (4) teknik tetrachorik

Dari

DAYA BEDA DGN INDEKS DISKRIMINASIBrennan (1972) sebagaimana dikutip Yen W.M dalam Encyclopedia of Educational Research memperkenalkan cara untuk menghitung Indeks diskriminasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: U/n1 = proporsi kelompok atas yg menjawab benar L/n2 = proporsi kelompok bawah yg menjawab benar

DAYA BEDA DG INDEKS KORELASI1.

Korelasi point biserial, rumusnya:

.Dimana

x x , mean total skor peserta yang memiliki jawaban benar. x adalah mean skor total Sx, adalah standar deviasi skor total, p adalah proporsi peserta ujian yang menjawab benar pada butir tes sedangkan q adalah 1 p.

DAYA BEDA DG INDEKS KORELASI2. Korelasi biserial

"y"

pada rumus korelasi biserial di atas melambangkan ordinat p dalam kurva normal. adalah mean skor dari peserta tes yang memiliki jawaban benar, adalah mean skor total, Sx adalah deviasi standar total, p adalah proporsi peserta ujian yang menjawab benar butir tes

+

EVALUASI BUTIR DG DAYA BEDAEbel & Frisbie, memberikan patokan indeks daya beda sebagai berikut: INDEKS DAYA BEDA > 0,40 0,30 0,39 0, 20 0,29 < 0,19 EVALUASI BUTIR BUTIR YG SANGAT BAIK (DITERIMA) SEDIKIT (TIDAK PERLU) REVISI PERLU REVISI BUTIR DIELIMINASI (DITOLAK)

INDEKS KESUKARAN Saifudin

Azwar merumuskan:

P

adalah indeks kesukaran butir, n1 adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar adalah banyaknya siswa yang menjawab butir soal tersebut.

N

KATEGORI TINGKAT KESUKARAN

Kategori Mudah Sedang Sukar

Tingkat Kesukaran (p) p > 0,70 0,30 p 0,70 p < 0,30

Evaluasi Item Ditolak Diterima Ditolak

EFEKTIVITAS PENGECOHefektivitas distraktor dapat Menurut Azwar (1987)

dilihat dari dua kriteria, yaitu ; (a) distraktor dipilih oleh peserta tes dari kelompok rendah, dan (b) pemilih distraktor tersebar relatif propohrsional pada masing-masing distraktor yang ada. Menurut

Fernandes (1984) suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 2 % peserta tes (Kartowagiran, 2007 : 10).

EVALUASI PENGECOHKriteria keputusan bahwa suatu pengecoh yg dapat diterima apabila : Pengecoh

pada butir soal itu proporsinya merata/ relatif sama. Jumlah idealnya sekitar subyek yang menjawab dengan salah dibagi dengan banyaknya pengecoh. tingkat kesukaran pada butir soal tersebut sedang, maka proporsi pengecohnya minimal 0,02. tingkat kesukaran butir soal tersebut mudah, proporsinya bisa kurang dari 0,02, asalkan pengecoh satu dengan yang lain relatif sama.

Apabila

Apabila

VALIDITAS & RELIABILITASSaifuddin Azwar (2007: 153), menyatakan bahwa dalam penyusunan tes prestasi belajar yg biasanya hanya untuk keperluan lokal, analisis validitas dan reliabilitas item jarang diperlukan. Kita dpt menyandarkan pengujian kualitas tes yg disusun dari hasil pengujian validitas isi dan pada pengujian reliabilitas (keseluruhan) tes.

Keputusan Analisis Kuantitatif

Item soal diterima apabila karakteristik item soal memenuhi semua kriteria. Item soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah tetapi memiliki daya beda dan distribusi pengecoh item yang memenuhi kriteria, butir soal tersebut dapat diterima atau dipilih. soal direvisi, apabila salah satu atau lebih dari ketiga kriteria karakteristik item soal tidak memenuhi kriteria. soal ditolak, yaitu jika item soal memiliki karakteristik yang tidak

Item

Item