Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph
-
Upload
yusrasaskia -
Category
Documents
-
view
476 -
download
7
Transcript of Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph
Praktikum Kimia Dasar 2012
KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH
Yusra Saskia Nabila123020127
Asisten: Galuh Permata Sari
Tujuan Percobaan :
1. Untuk mengetahui Normalitas, Molalitas, dan persen dalam larutan.
2. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat larutan
baku.
3. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik yaitu
Asidimetri dan Alkalimetri.
4. Mengetahui jenis larutan indikator.
Prinsip Percobaan : Berdasarkan metode Alkalimetri dan Asidimetri, dimana
pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator
sebagai penunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif.
Berdasarkan teori Asam-Basa Arrhenius
Asam : zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam larutan
Basa : zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan
Berdasarkan Browsted Lowry
Asam : Donor proton (ion hidrogen)
Basa : Akseptor proton (ion hidrogen)
Berdasarkan teori Lewis
Asam : Senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas
Basa : Senyawa yang dapat memberi pasangan elektron bebas
Praktikum Kimia Dasar 2012
Metode Percobaan :
Gambar 1. Metode Percobaan Pengukuran pH
Pengukuran pH dengan menggunakan indikator universal, kertas lakmus, dan pH meter.
Larutan Lakmus Biru Indikator Universal pH meter
Larutan A Larutan B
Larutan C
Praktikum Kimia Dasar 2012
Gambar 2. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa “Alkalimetri”
Analisis Kuantitatif Asam-Basa
ALKALIMETRI
Praktikum Kimia Dasar 2012
Gambar 3. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa “Asidimetri”
Analisis Kuantitatif Asam-Basa
ASIDIMETRI
Praktikum Kimia Dasar 2012
Hasil Pengamatan :
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengukuran pH
No Larutan Lakmus IndikatorUniversal pH Meter Keterangan
1 A Biru → Merah 0 0,03 Asam
2 B Biru → Biru 12 13,05 Basa
3 C Biru → Biru 7 8,41 Basa
(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)
Tabel 2. Hasil Percobaan Analisis Kuantitatif Asam-Basa
No Percobaan Hasil
1 Alkalimetri a. VHCl = 10,25 ml
NHCl = 0,12 N
b. VHCl = 26,85 ml
NNaOH = 0,123 N
c. VNaOH = 12,25 ml
NCH3COOH = 0,06 N
% CH3COOH = 14,5 %
2 Asidimetri a. VNaOH = 21,55 ml
NNaOH = 0,116 N
b. VHCl = 25,3 ml
NHCl = 0,1173 N
c. VNaOH = 7,9 ml
NCH3COOH = 0,037 N
% CH3COOH = 8,79 %
(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)
Pembahasan :
Dari hasil pengamatan pengukuran pH diperoleh hasil pada larutan A yaitu
merupakan larutan asam karena kertas lakmus yang berwarna biru berubah
Praktikum Kimia Dasar 2012
menjadi merah lalu dengan menggunakan indikator universal diperoleh angka pH
0 dan yang terakhir dengan pH meter di dapat hasil yang lebih akurat yaitu 0,03.
Larutan B merupakan larutan basa karena kertas lakmus biru yang digunakan
tetap berwarna biru, angka pH yang diperoleh dengan menggunakan indikator
universal adalah 12 sedangkan menggunakan pH meter yaitu 13,05. Larutan C
merupakan larutan basa karena kertas lakmus biru tidak berubah warna, angka pH
menggunakan indikator universal menunjukan pH 7 sedangkan menggunakan pH
meter diperoleh angka pH 8,41.
Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu : Terasa masam, Bersifat korosif, Dapat
memerahkan kertas lakmus biru, Larutan dalam air dapat mengantarkan arus
listrik, Menyebabkan perkaratan logam (korosif). Contoh larutan Asam : Air
jeruk, Hidrogen Klorida/Asam Klorida (HCL), Tembaga(II) Sulfat (CuSO4),
Alumunium Sulfat (AlSO4). Ciri-ciri umum larutan basa yaitu : Rasanya pahit,
Bersifat licin, Dapat membirukan kertas lakmus merah, Larutan dalam air dapat
mengantarkan listrik, Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik).
Contoh larutan basa : Air Sabun, Amoniak (NH3), Soda Api/Natrium Hidroksida
(NaOH),Natrium Karbonat (Na2CO3). (wikipedia,2012)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. (wikipedia,2012)
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna
jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Warna kertas lakmus dalam
larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam
kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing
kertas lakmus tersebut sbagai berikut.
Praktikum Kimia Dasar 2012
1. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah.
2. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.
3. Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
4. Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
5. Fenolftalin dalam larutan asam berwarna - dan dalam larutan basa
berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Larutan
indikator universal yang biasa digunakan dalam laboratorium terdiri dari metal
jingga (trayek : 2,9-4,0), metal merah (trayek : 4,2-6,3), bromtimol biru (trayek :
6,0-7,6), dan fenolftalein (trayek : 8,3-10,0). Indikator-indikator itu memberi
warna yang berbeda bergantung pada pH larutan.
Praktikum Kimia Dasar 2012
IndikatorTrayek Perubahan
WarnaPerubahan Warna
Lakmus 5,5-8,0 Merah-biruMetil Jingga 2,9-4,0 Merah-kuningMetil Merah 4,2-6,3 Merah-kuning
Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning-biruFenolftalein 8,3-10,0 Tidak berwarna-merah
pH meter adalah suatu piranti pengukur voltase yang dirancang untuk
digunakan dengan sel-sel yang beresistansi-tinggi. Ada dua tipe yang biasa
tersedia di pasar, potensiometer dan pembacaan langsung. Pengukuran pH yang
paling akurat yaitu dengan menggunakan pH meter karena tingkat ketelitiannya
lebih tinggi. pH meter menggunakan elektroda yang sifatnya sensitive terhadap
ion-ion dalam larutan. pH meter dapat langsung menunjukkan nilai pHnya secara
teliti dengan nominal yang ada di belakang koma (Bishop, 2000).
Dari ketiga indikator ini jika digunakan tingkat ketelitian yang tinggi yaitu
pH meter karena menunjukan angka pH dengan ketelitian dua angka dibelakang
koma sedangkan lakmus hanya bisa menentukan larutan tersebut asam atau basa
tanpa bisa mengetahui berapa angka pH dari larutan tersebut juga satu jenis kertas
lakmus tidak bisa dipakai langsung untuk mendeteksi sekaligus asam dan basa
nya larutan tersebut. Jadi misalnya suatu larutan menggunakan lakmus biru
berubah jadi merah berarti larutan tersebut adalah asam. Tetapi jika warna lakmus
tidak berubah tetap berwarna biru, kita tidak tahu larutan itu bersifat netral atau
basa, utnuk mengetahuinya kita harus mencobanya lagi dengan menggunakan
kertas lakmus merah. Pada indikator universal kita bisa mengetahui angka pH tapi
tingkat ketelitiannya rendah karena penentuanyna dengan menyamakan warna
yang tertera pada bungkus indikator universal yang mana angka pH tidak akan
sama antara satu orang dengan orang yang lainnya karena menggunakan indera
penglihatan yang ketajaman satu orang dengan orang yang lainnya akan berbeda.
Trayek perubahan warna dari beberapa indikator
Praktikum Kimia Dasar 2012
Dari hasil pengamatan analisis kuantitatif asam basa, yaitu alkalimetri dan
asidimetri. Percobaan alkalimetri pada percobaan pertama menggunakan HCl
sebagai pentitrasi dan N2B4O7 sebagai titrat diperoleh VHCl 10,25 ml dan
konsentrasi HCl 0,12 N. Pada percobaan kedua menggunakan HCl sebagai
pentitrasi dan NaOH sebagai titrat diperoleh VHCl 26,85 ml dan konsentrasi NaOH
0,123 N. Pada percobaan ketiga menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan
CH3COOH sebagai titrat diperoleh NNaOH 12,25 ml, konsentrasi CH3COOH 0,06
N, dan persen CH3COOH sebanyak 14,5 %. Percobaan asidimetri pada percobaan
pertama menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan H2C2O4 sebagai titrat
diperoleh VNaOH 21,55 ml dan konsentrasi NaOH 0,116 N. Pada percobaan kedua
menggunakan NaOH sebagai pentitrasi dan HCl sebagai titrat diperoleh VHCl 25,3
ml dan konsentrasi HCl 0,1173 N. Pada percobaan ketiga menggunakan NaOH
sebagai pentitrasi dan CH3COOH sebagai titrat diperoleh NNaOH 7,9 ml,
konsentrasi CH3COOH 0,037 N, dan persen CH3COOH sebanyak 8,79 %.
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah
yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan larutan dengan suatu larutan lain
yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan yang ada dalam labu buret disebut
pentiter, Pentiter adalah larutan dalam buret yang diteteskan secara perlahan
melalui kran ke dalam labu erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain
(Brady,1999). Larutan yang ada dalam erlenmeyer disebut titran, titran adalah
reagensia (suatu larutan standar) yang ditambahkan dari dalam sebuah buret untuk
bereaksi dengan analitnya. Larutan standar adalah suatu larutan yang
konsentrasinya telah ditetapkan dengan akurat. (syukri, 1999)
Indikator adalah suatu zat yang mempunyai warna dalam keadaan asam atau
basa berlainan. (Brady, 1999)
Praktikum Kimia Dasar 2012
Macam-macam indikator
No Indikator Perubahan Warna Rentang pH
1 Asam Pikrat Tak Berwarna - Kuning 0,1 – 0,8
2 Timol Biru Merah – Kuning 1,2 – 2,8
3 2,6-Dinitofenol Tak Berwarna – Kuning 2,0 – 4,0
4 Metil Kuning Merah – Kuning 2,9 – 4,0
5 Bronfenol Biru Kuning - Biru 3,0 – 4,6
6 Metil Orange Merah – Kuning 3,1 – 4,4
7 Bromkresol Hijau Kuning – Biru 3,8 – 5,4
8 Metil Merah Merah – Kuning 4,2 – 6,2
9 Litmus Merah – Biru 4,5 – 8,3
10 Metil Ungu Ungu - Hijau 4,8 – 5,4
11 p-Nitrofenol Tak Berwarna - Kuning 5,0 – 7,0
12 Bromkresol Ungu Kuning – Ungu 5,2 – 6,8
13 Bromtimul Biru Kuning – Biru 6,0 - 7,6
14 Netral Merah Merah – Kuning 6,8 – 8,0
15 fenol merah Kuning – Merah 6,8 – 8,4
16 p-α Naftol ftalein Kuning – Biru 7,0 – 9,0
17 Fenoptalein Tak Berwarna – Merah 8,0 – 9,6
18 Timolftalen Tak Berwarna – Biru 9,3 – 10,6
19 Alizarin Kuning Kuning – Merah Lembayung 10,1 – 12
20 1,3,5 –Trinitrobenzen Tak Berwarna - Orange 12 – 14
Pemakaian indikator fenolptalein dan metil merah tidak bisa ditukar
penggunaannya karena mempunyai rentang pH masing-masing, metil merah
memiliki rentang pH 4,2 sampai 6,2 (bersifat asam), dan fenolptalein memiliki
rentang pH 8,0 sampai 9,6 (bersifat basa). Fenolftalein adalah indikator khas
untuk titrasi asam-basa, tidak berwarna dalam larutan asam dan merah muda
dalam larutan basa.
Praktikum Kimia Dasar 2012
Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku basa
untuk menentukan konsentrasi asam yang ada. Alkalimetri adalah analisis
volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk menentukan konsentrasi
basa yang ada. Perbedaan antara asidimetri dan alkalimetri adalah asidimetri
mencari konsentrasi asam sedangkan alkalimetri mencari konsentrasi basa, selain
itu larutan standar yang digunakan berbeda alkalimetri menggunakan larutan baku
asam sedangkan asidimetri menggunakan larutan baku basa. Pada alkalimetri
indikator yang digunakan adalah metil merah (MM) sedangkan pada asidimetri
adalah fenolptalein (PP).
TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah titik dimana pada saat larutan berubah
warna, titik dimana mol asam = mol basa dan sebaliknya yang ditandai dngan
perubahan pH dapat dilihat dari berubahnya warna indikator dan harus segera
dihentikan penitrasiannya. Sedangkan TET (Titik Eqivalen Titrasi) adalah jumlah
titran yang terpakai saat titrasi, jumlah titran (yang diburet) yang equivalen (tepat)
bereaksi dengan sampel.
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat
dan teliti yang dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi dari larutan lain.
Larutan baku dibedakan menjadi dua, yaitu larutan baku primer dan larutan baku
sekunder.
Larutan baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang
digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku
dimana kadarnya atau konsentrasinya dapat diketahui secara langsung dari hasil
penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat. Adapun syarat-syarat
larutan standar primer ialah :
1. Mempunyai kemurnian yang tinggi ( 100 % )
2. Mempunyai rumus molekul yang pasti
3. Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
Praktikum Kimia Dasar 2012
4. Mempunyai berat ekivalen tinggi sehingga kesalahan penimbangan dapat
diabaikan
5. Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu
dilakukan pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu
sebelum ditimbang
6. Mudah diperoleh
Biasanya zat standar primer memiliki massa molar ( Mr ) yang besar, hal ini
untuk memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat
dalam jumlah besar memiliki kesalahan relatif yang lebih kecil dibanding dengan
menimbang zat dalam jumlah yang kecil.
Larutan baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh
baku primer kareana sifatnya yang tidak stabil, larutan yang konsentrasinya
ditentukan dengan cara pembakuan . Adapun syarat – syarat larutan standar
sekunder :
1. Derajat kemurniannya lebih rendah dari larutan primer
2. Berat ekivalennya tinggi
3. Larutan relatif stabil didalam penyimpanan
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang bertahan terhadap
perubahan pH bila suatu asam atau basa ditambahkan, aau bila larutan diencerkan.
(Underwood,1983). Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya
hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.Larutan
penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa
lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini
disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Larutan penyangga dibagi dua, yaitu :
Larutan penyangga yang bersifat asam yaitu larutan yang mempertahankan pH
pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara
lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
Praktikum Kimia Dasar 2012
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium(Na),
kalium, barium, kalsium. Sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa adalah
larutan yang mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari
asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah
dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
(wikipedia,2012)
DUPLO adalah melakukan percobaan secara dua kali. Sebelum dilakukan
DUPLO pada percobaan kita kurang yakin dengan hasil percobaan titrasi yang
kita dapatkan. Percobaan dilakukan secara DUPLO atau percobaan dilakukan
secara dua kali, karena untuk memperoleh hasil yang akurat dari analisis
kuantitatif asam dan basa ini, akan diperoleh Vrata-rata.
Pada percobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang dilakukan
praktikan yang menyebabkan tidak akuratnya hasil titrasi yang didapat antara lain
adalah kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi, kurang tepat pada saat
pembuatan larutan N2B4O7 dan H2C2O4 seperti pada saat penimbangan, terjadi
perubahan skala buret yang tidak konstan, kurangnya ketelitian dalam
memperhatikan perubahan warna indikator, terlalu banyak meneteskan indikator
PP atau MM.
Aplikasi dalam bidang pangan mengenai analisis kuantitatif dan pengukuran
pH adalah dapat menentukan persen boraks yang ada dalam bakso atau dalam
bahan pangan lain yang biasa dikonsumsi sehari-hari, menentukan persen cuka
yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, membuat garam dapur (NaCl)
dari pencampuran antara NaOH dan HCl, mengetahui zat-zat yang dapat dijadikan
bahan aditif makanan, membuat soda kue (Natrium Bikarbonat) untuk
pengembang kue, pembuatan yogurt dan pembuatan nata de coco. Juga untuk
mengawatkan makanan dengan cara diasamkan.
Praktikum Kimia Dasar 2012
Kesimpulan :
Dari percobaan yang dilakukan, praktikan dapat menentukan pH larutan
dan dapat mengetahui konsentrasi larutan yang di uji, mengetahui alat pengukur
pH, dan dapat mengetahui cara melakukan titrasi.
Pada pengukuran pH, sampel A dapat memerahkan lakmus biru, pada
indikator universal menunjukkan 0, dan pada pH meter menunjukkan 0,03 berarti
sampel A memiliki sifat asam. Pada sampel B, lakmus biru tidak berubah,
menunjukkan angka 12 pada indikator universal, dan pada pH meter menunjukkan
13,05 berarti sampel B memiliki sifat basa. Pada sampel C, lakmus biru tidak
berubah, menunjukkan angka 7 pada indikator universal, dan pada pH meter
menunjukkan 8,41 berarti sampel C memiliki sifat basa.
Pada percobaan alkalimetri didapatkan konsentrasi HCl 0,12 N,
konsentrasi NaOH 0,123 N, konsentrasi CH3COOH 0,06 N, dan didapatkan
persen cuka sebesar 14,5%. Pada percobaan asidimeter didapatkan konsentrasi
NaOH 0,116 N, konsentrasi HCl 0,1173 N, konsentrasi CH3COOH 0,037 N, dan
didapatkan persen cuka sebesar 8,79%.
Praktikum Kimia Dasar 2012
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Wikipedia.com. Larutan Penyangga. Diakses : 5 Desember
2012
Bishop, B. Carl. 2000. Standard and Microscale Experiment in General
Chemistry, United State of America, Harcourt
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta
E. T. Sutrisno dan I. S. Nurminabari.2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Universitas Pasundan, Bandung.
Fatih, Ahmad. 2011. Kamus Lengkap Kimia. Panji Pustaka, Yogyakarta.
Ratna, dkk. 2009.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
smk/kelas_x/konsentrasi-larutan-2/ratna. Diakses: 5 Desember 2012
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB, Bandung.
Praktikum Kimia Dasar 2012
LAMPIRAN
Pengukuran pH
No Larutan Lakmus IndikatorUniversal pH Meter Keterangan
1 A Biru → Merah 0 0,03 Asam
2 B Biru → Biru 12 13,05 Basa
3 C Biru → Biru 7 8,41 Basa
(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)
Analisis Kuantitatif Asam-Basa
No Percobaan Hasil
1 Alkalimetri d. VHCl = 10,25 ml
NHCl = 0,12 N
e. VHCl = 26,85 ml
NNaOH = 0,123 N
f. VNaOH = 12,25 ml
NCH3COOH = 0,06 N
% CH3COOH = 14,5 %
2 Asidimetri d. VNaOH = 21,55 ml
NNaOH = 0,116 N
e. VHCl = 25,3 ml
NHCl = 0,1173 N
f. VNaOH = 7,9 ml
NCH3COOH = 0,037 N
% CH3COOH = 8,79 %
(Sumber : Yusra Saskia Nabila, Kel. E, Meja 6, 2012)
1. Alkalimetri
Diketahui:
a. HCl : V1 = 9,7 ml V N2B4O7 = 25 ml
V2 = 10,8 ml N N2B4O7 = 0,05 N
Praktikum Kimia Dasar 2012
Ditanyakan: N HCl?
Jawab:
V HCl=V 1+V 22
V HCl=9,7 ml+10,8 ml2
V HCl = 10,25 ml
HCl = Na2B4O7
V1N1 = V2N2
10,25 x N1 = 25 x 0,05
N1 =25× 0,05
10,25
N1 = 0,12 N
b. Diketahui:
HCl : V1 = 26,1 ml V NaOH = 25 ml
V2 = 27,6 ml N HCl = 0,11 N
Ditanyakan: N NaOH?
Jawab:
V HCl=V 1+V 22
V HCl=26,1 ml+27,6 ml2
V HCL = 26,85 ml
HCL = NaOH
V1N1 = V2N2
26,85 ml x 0,12 = 25 ml x N2
Praktikum Kimia Dasar 2012
N2 = 26,85× 0,12
25
N2 = 0,123 N
c. Diketahui:
NaOH : V1 = 12,5 N NaOH = 0,107 N
V2 = 12 Mr CH3COOH = 60
Ditanyakan : i. Konsentrasi CH3COOH (N) ?
ii. % CH3COOH ?
Jawab:
V NaOH=V 1+V 22
V NaOH=12,5 ml+12 ml2
V NaOH = 12,25 ml
i. NaOH = CH3COOH
V1N1 = V2N2
12,25ml x 0,123 = 25 x N2
N2 = 12,25× 0,123
25
N2 = 0,06 N
ii. %Cuka=FP × (V . N ) NaOH × Mr .Cuka
V . Cuka ×1000×100 %
%Cuka=
100025
× (12,25 ×0,123 ) ×60
25 × 1000×100 %
%Cuka=40 ×1,51×6025000
×100 %
%Cuka= 362425000
×100 %
Praktikum Kimia Dasar 2012
%Cuka=14,5 %
2. Asidimetri
a. Diketahui:
NaOH : V1 = 22 ml V H2C2O4 = 25 ml
- V2 = 21,1 ml N H2C2O4 = 0,1 N
Ditanyakan: N NaOH?
Jawab:
V NaOH=V 1+V 22
V NaOH=22 ml+22,1 ml2
V NaOH = 21,55 ml
NaOH = H2C2O4
V1N1 = V2N2
21,55 x N1 = 25 x 0,1
N1 = 25× 0,121,55
N1 = 0,116 N
b. Diketahui:
HCl : V1 = 25 V NaOH = 25 ml
V2 = 25,6 N NaOH = 0,19 N
Ditanyakan: N HCl?
Jawab:
V HCl=V 1+V 22
V HCl=25 ml+25,6 ml2
V HCl = 25,3 ml
Praktikum Kimia Dasar 2012
NaOH = HCl
V1N1= V2N2
25,3 x 0,116 = 25 x N2
N2 = 25,3× 0,116
25
N2 = 0,1173 N
c. Diketahui:
CH3COOH: V1 = 8,8 ml N NaOH = 0,21 N
V2 = 7 ml Mr CH3COOH = 60
V CH3COOH = 25 ml
Ditanyakan: i. Konsentrasi CH3COOH (N) ?
ii. % CH3COOH ?
Jawab:
V NaOH=V 1+V 22
V NaOH=8,8 ml+7 ml2
V NaOH = 7,9 ml
i. CH3COOH = NaOH
V1N1 = V2N2
25 x N1 = 7,9 x 0,116
N1 = 7,9× 0,116
25
N1 = 0,04 N
iii. %Cuka=FP × (V . N ) NaOH × Mr .Cuka
V . Cuka ×1000×100 %
%Cuka=
100025
× (7,9 ×0,116 )× 60
25 ×1000× 100 %
Praktikum Kimia Dasar 2012
%Cuka=2199,3625000
×100 %
%Cuka=8,79 %