Analisis Kualitatif
-
Upload
binta-mushthafa-rahma -
Category
Documents
-
view
771 -
download
78
description
Transcript of Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies
dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. (Ganjar, 2010). Untuk
mengidentifikasi apakah bahan baku tersebut merupakan asam salisilat, maka perlu
dilakukan Analisis kualitatif. Analisis kualitatif yang akan dilakukan meliputi
1. Uji organoleptis
2. Uji Kelarutan
3. Reaksi Esterifikasi
4. Reaksi Warna (Auterhoff, 1987).
Uji Organoleptis
Uji organoleptis meliputi bau, warna, dan rasa, Pemerian dari asam salisilat sendiri
yaitu berupa hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir tidak
berbau dan rasa agak manis dan tajam. (Depkes RI, 1979)
Uji Kelarutan
Menurut Farmakope Indonesia, asam salisilat larut dalam 550 bagian air dan dalam 4
bagian etanol 95%, larut dalam larutan ammonium asetat, dinatrium hidrogenfosfat,
kalium sitrat dan natrium sitrat. (Depkes RI, 1979).
Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol yang
menghasilkan ester. Asam salisilat jika direaksikan dengan metanol dan
menggunakan asam sulfat sebagai katalis, kemudian dipanaskan akan menghasilkan
ester dengan bau yang khas (Metil salisilat) (Auterhoff, 1987).
Reaksi esterifikasi Asam salisilat dengan Metanol
(Daniel, 2011)
Mekanisme Reaksi Esterifikasi
(Daniel, 2011)
Reaksi Warna
Reaksi warna dilakukan dengan cara penambahan reagen terhadap zat uji. Pada asam
salisilat, reaksi warna dilakukan dengan cara penambahan FeCl3 kedalam larutan
sehingga menghasilkan warna ungu lembayung. Fenol yang bereaksi dengan FeCl3
akan memberikan warna ungu, karena asam salisilat adalah senyawa yang
mengandung Fenol maka reaksi FeCl3 dengan asam salisilat juga akan memberikan
warna ungu, Namun ketika ditambahkan HCl maka warna akan hilang dan terbentuk
endapan asam salisilat. (Auterhoff, 1987)
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menghitung jumlah (kadar) absolute atau
relatif suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Salah satu cara analisis
kuantitatif yang dilakukan yaitu merupakan titrimetri. Metode titrimetri masih
dilakukan secara luas karena merupakan metode yang tahan, murah, dan mampu
memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. (Ganjar, 2010).
Titrasi yang dilakukan pada asam salisilat yaitu titrasi asam basa. Reaksi yang terjadi
pada titrasi asam basa yaitu reaksi netralisasi antara Asam dan Basa hingga
membentuk Garam dan air. Prinsip dari titrasi ini yaitu analit ditambahkan oleh titran
sedikit demi sedikit hingga mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen yaitu titik dimana
jumlah mol analit sama dengan jumlah mol titran dan hal ini terjadi secara
stoikiometri sehingga sukar diamati. Oleh karena itu pada titrasi diamati titik akhir
titrasi dimana satu tetes kelebihan analit akan mengakibatkan perubahan warna analit.
Penambahan indikator diperlukan dalam titrasi untuk mengamati terjadinya titik akhir
titrasi. Indikator asam-basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam
jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya larutan yang akan memberikan warna sesuai
dengan kondisi pH larutan tersebut. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa
adalah indikator yang memiliki warna-warna yang berbeda bergantung konsentrasi
[H+] dlm larutan → perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Indikator yang dipilih
untuk titrasi asam basa, adalah indikator yang mempunyai kisaran harga pH yang
berada pada sekitar harga pH titik ekivalen.
Asam Salisilat bersifat asam dapat direaksikan dengan Natrium Hidroksida yang
bersifat basa sehingga reaksi ini merupakan reaksi asam basa/penetralan. Karena
asam salisilat bersifat asam, maka digunakan NaOH yang bersifat basa sebagai titran.
Sebagai indikator, digunakan fenol merah yang memiliki trayek pH antara 6,8 – 8,4.
Pada saat suasana asam, larutan yang ditetesi fenol merah akan berwarna kuning dan
ketika menjadi basa, larutan akan berubah warna menjadi merah. (Jenkins, 1967).
Prosedur penetapan kadar asam salisilat:
1. Timbang 3 g Asam salisilat, larutkan dalam 15 ml etanol (95%) P hangat yang
telat dinetralkan terhadap larutan merah fenol P, tambahkan 20 ml air. Titrasi
dengan Natrium hidroksida 0,5 N menggunakan indikator larutan merah fenol
P. (Depkes RI, 1979)
2. Sebanyak 120 mg asam salisilat dilarutkan dalam 30 ml etanol (95%) dan 20
ml air. Dititrasi dengan menggunakan Natrium Hidroksida 0,1 M dan
digunakan 0,1 ml Fenol merah sebagai Indikator (British Pharmacopeia 2009)
3. Sebanyak 500 mg asam salisilat yang telah dikeringkan dilarutkan dengan 25
ml etanol yang telah dilarutkan dan kemudian dititrasi dengan menggunakan
0,1 mol/L Natrium Hidroksida dan teteskan 3 tetes fenol merah sebagai
indikator. (Japanese Pharmacopeia, 2006.)
DAFTAR PUSTAKA
Auterhoff, Harry dan Karl-Artur Kovar. 1987. Identifikasi Obat. Bandung: Penerbit
ITB.
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta:
Penerbit EGC.
British Pharmacopoeia Commission, 2009. British Pharmacopeia 2001 Volume 1.
London: The Department of Health
Daniel, Chairul Saleh dan Sujudi Hanef. 2011. Sintesis 2-Hidroksi-N-Fenil-
Benzamida Melalui Esterifikasi Asam Salisilat Dilanjutkan Amidasi dengan
Fenilamina. Universitas Mulawarman Samarinda
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Gandjar, G.I dan Rohman, A. 2010. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Japanese Pharmacopoeia 15th edition. 2006.
Jenkins, Glenn L. 1967. Quantitative Pharmaceutical Chemistry sixth edition. New
York: McGraw – Hill Book Company.