Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

24
“ANALISIS BAHAN BAKU ISONIAZID (INH) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV DAN IR” I. TUJUAN Analisis kualitatif dan kuantitatif bahan baku Isoniazid (INH) menggunakan Spektrofotometri UV dan IR. II. PRINSIP 1. Spektrofotometri Inframerah Radiasi inframerah (2500-50000 nm atau 4000- 2000 cm-1 ) dapat menyebabkan terjadinya vibrasi dan / rotasi suatu gugus fungsional dalam molekul sehingga gugus fungsi yang berlainan dalam suatu struktur kimia masing- masing akan menunjukkan spektrum serapan inframerah yang karakteristik. 2. Spektrofotometri UV Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi ultraviolet pada panjang gelombang yang sesuai, maka molekul tersebut akan mengabsorpsi cahaya uv yang mengakibatkan transisi elektronik yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan 1

Transcript of Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

Page 1: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

“ANALISIS BAHAN BAKU ISONIAZID (INH) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV DAN IR”

I. TUJUAN

Analisis kualitatif dan kuantitatif bahan baku Isoniazid (INH)

menggunakan Spektrofotometri UV dan IR.

II. PRINSIP

1. Spektrofotometri Inframerah

Radiasi inframerah (2500-50000 nm atau 4000-2000 cm-1 ) dapat

menyebabkan terjadinya vibrasi dan / rotasi suatu gugus fungsional

dalam molekul sehingga gugus fungsi yang berlainan dalam suatu

struktur kimia masing-masing akan menunjukkan spektrum serapan

inframerah yang karakteristik.

2. Spektrofotometri UV

Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi ultraviolet pada panjang

gelombang yang sesuai, maka molekul tersebut akan mengabsorpsi

cahaya uv yang mengakibatkan transisi elektronik yaitu promosi

elektron-elektron dari orbital keadaan dasar berenergi lemahke orbital

keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang saat

absorpsi yang terjadi bergantung pada kekuatan elektron yang terikat

dalam molekul

3. Hukum Lambert-Beer

Menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan

jumlah cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan

logaritma cahaya yang ditransmisikan.

1

Page 2: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

A = a . b . c = log = 2 – log %T

Dimana :

A = absorban

a = absorbtivitas

b = jalannya sinar pada larutan

c = konsentrasi larutan

%T= persen transmitan

III. TEORI DASAR

Isoniazid adalah hidrazid dari asam isokotinat yang merupakan

suatu analog sintetik piridoksin. Isoniazid adalah obat anti-tuberkulosis

yang paling paten, tetapi tidak pernah diberikan sebagai obat tunggal

dalam pengobatan tuberkulosis aktif. Isoniazid secara invitro bersifat

tuberkulostatik dan tuberkulosit dengan konsentrasi hambat minimum

(KHM) sekitar 0,025-0,05 µg/ml. Isoniazid aktif terhadap bakteri

intraselular. Isoniazid khusus untuk pengobatan Mycobacterium

tuberkulosis, walaupun Mycobacterium kansasi resisten pada kadar

obat yang lebih tinggi.

Monografi isoniazid menurut Farmakope indonesia Edisi IV tahun

1995 :

Gambar 1 . Isoniazid

2

Page 3: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

Nama : Isoniazid / Sinonim : INH; Isonicotinic Acid

Hydrazid

Nama Lain : Isoniazidum

Rumus kimia : C6H7N3O

Berat Molekul : 137,14

Isoniazid mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari

102,0% C6H7N3O, dihitung terhadap zat yang telah dikkeringkan.

Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk hablur

putih; tidak berbau, perlahan-lahan di pengaruhi oleh

udara dan cahaya.

Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam ethanol;

sukar larut dalam kloroform dan eter.

Baku pembanding : isoniazid BPFI; lakukan pengeringan pada suhu

1050C selama 4 jam sebelum digunakan.

Jarak lebur : isoniazid antara 1700 sampai 1730.

pH : isoniazid antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan dengan

larutan 1 dalam 10.

Identifikasi :

a. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan

dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum

hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada isoniazid

BPFI.

b. Masukkan lebih kurang 50 mg kedalam labu ukur 500 ml,

tambahkan air sampai tanda batas. Masukkan 10 ml larutan ini ke

dalam labu ukur 100 ml, tambahkan 2 ml asam klorida 0,1 N,

encerkan dengan air sampai tanda batas; spektrum serapan ultraviolet

larutan menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada panjang

gelombang yang sama seperti pada isoniazid BPFI.

Spektrofotometri inframerah merupakan suatu metode yang

mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang

3

Page 4: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

berada pada daerah panjang gelombang 2,5-5,0 μm atau 4000-200 cm-

1 . Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri inframerah

adalah kaiser (Giwangkara, 2007)

Radiasi inframerah dapat menyebabkan terjadinya gerak rotasi, yaitu

berputar pada porosnya dan gerak vibrasi, yaitu bergetar pada

tempatnya (Giwangkara, 2007)

Ada dua jenis vibrasi yaitu stretching vibration dan bending

rotation. Vibrasi ulur adalah vibrasi yang mengakibatkan perubahan

panjang ikatan suatu ikatan. Vibrasi ulur ada 2 macam yaitu simetri

dan asimetri. Vibrasi tekuk adalah vibrasi yang mengakibatkan

perubahan sudut ikatan antara dua ikatan. Vibrasi tekuk ada 4 jenis

yaitu, vibrasi goyangan, vibrasi guntingan, vibrasi kibasan dan vibrasi

pelintiran (Sliverstein, 1991).

Instrumen atau bagian dari spektrofotometer inframerah adalah

(Conley, 1972) :

a. Sumber cahaya inframerah : merupakan batang yang dipanaskan

oleh listrik berupa Nernst glowed dan globar.

b. Monokromator : yang digunakan biasanya adalah prisma dan

grating.

c. Detektor : jika 2 kawat logam berbeda dihubungkan antara ujung

kepala dan ekor menyebabkan adanya arus yang mengalir dalam

kawat. Arus sebanding dengan intensitas radiasi thermopile.

Metode analisis menggunakan spektrofotometer disebut

spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa

yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh

suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan

menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan

detektor foto tube. Benda bercahaya seperti matahari atau bohlam

listrik memancarkan spektrum yang lebar terdiri atas panjang

gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya

tampak itu mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan

4

Page 5: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

karenanya menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan (vision).

Dalam analisis secara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang

gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200 –

380 nm), daerah visible (380 – 700 nm), daerah inframerah (700 –

3000 nm) (Khopkar,1990).

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri

dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar

dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer

adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang

diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi

secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau

diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Ernawaty, 2011).

Suatu grafik yang menghubungkan antara banyaknya sinar yang

diserap dengan frekuensi (panjang gelombang) sinar merupakan

spektrum absorpsi. Transisi yang dibolehkan untuk suatu molekul

dengan struktur kimia yang berbeda adalah tidak sama sehingga

spektra absorpsinya juga berbeda. Dengan demikian, spektra dapat

digunakan sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk analisis

kualitatif. Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang

tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi,

sehingga spektra absorpsi juga dapat digunakan untuk analisis

kuantitatif  (Rohman dkk, 2007).

Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur

transmitan / absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang

gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu

panjang gelombang tunggal (Ernawaty, 2011). Komponen utama dari

spektrofotometer dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

5

Page 6: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

Diagram komponen utama spektrofotometer

Instrumentasi dari spektrofotometer dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi

daerah spektrum yang mana alat tersebut dirancang untuk

beroperasi.

2. Suatu monokromator, yakni sebuah piranti untuk memencilkan pita

sempit panjang gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan

oleh sumber cahaya.

3. Suatu wadah untuk sampel ( dalam hal ini digunakan kuvet ).

4. Suatu detektor, yang berupa transduser yang merubah energi

cahaya menjadi suatu isyarat listrik.

5. Suatu amplifier (pengganda) dan rangkaian yang berkaitan yang

membuat isyarat listrik itu memadai untuk dibaca.

6. Suatu sistem baca dimana diperagakan besarnya isyarat listrik yang

ditangkap (Day dan Underwood, 1996).

Spektrofotometer digunakan terutama untuk analisa kuantitatif,

tetapi dapat juga untuk analisa kualitatif. Penggunaan untuk analisa

kuantitatif didasarkan pada hukum Lambert-Beers yang menyatakan

hubungan empirik antara intensitas cahaya yang ditransmisikan

dengan tebalnya larutan (Hukum Lambert / Bouguer), dan hubungan

antara intensitas tadi dengan konsentrasi zat (Hukum Beers) (Roth et

al., 1994).

6

Page 7: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

A = log Io/It = e . b . c = a . b . c

dengan :

A = serapan

Io = intensitas sinar yang datang

It = intensitas sinar yang diteruskan (ditransmisikan)

e = absorbtivitas molekuler / konstanta ekstingsi (L.mol-1.cm-1

a = daya serap (L.g-1.cm-1)

b = tebal larutan / kuvet (cm)

c = konsentrasi (g.L-1 , mg.mL-1).

Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis

kuantitatif suatu zat biasanya merupakan panjang gelombang dimana

zat yang bersangkutan memberikan serapan yang maksimum (l

maks), sebab keakuratan pengukurannya akan lebih besar (Ingle dan

Stanley, 1988). Hal tersebut dapat terjadi karena pada panjang

gelombang maksimum (l maks) bentuk serapan pada umumnya landai

sehingga perubahan yang tidak terlalu besar pada kurva serapan tidak

akan menyebabkan kesalahan pembacaan yang terlalu besar pula

(dapat diabaikan).

Serapan yang optimum untuk pengukuran dengan spektrofotometri

berkisar antara 0,2 – 0,8 (Willard et al., 1974). Namun menurut

literatur lain, serapan sebesar 2 – 3 relatif masih memberikan hasil

perhitungan yang cukup baik (untuk campuran), walaupun disarankan

agar serapan berada di bawah 2 untuk hasil yang lebih baik (Paira et

al., 1979).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan

metode spektrofotometri. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus

diperhatikan:

a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis

7

Page 8: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

b. Waktu operasional (operating time)

c. Pemilihan panjang gelombang

d. Pembuatan kurva baku

e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan (Rohman dan

Gandjar, 2007).

Gambar Spektrofotometer UV-Vis

IV. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Batang pengaduk

2. Beaker glas

3. Corong

4. Gelas ukur

5. Labu ukur

6. Pipet tetes

7. Spatel

8. Spektrofotometri infra red

9. Spektrofotometer uv visible

10. Timbangan analitik

b. Bahan

1. Aquades

2. Isoniazid

3. Kalium bromida P ( KBr )

8

Page 9: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

V. PROSEDUR

a. spektrofotometer infra merah

KBr kering ditimbang sebanyak 250 mg. Isoniazid

ditimbang sebanyak 2 mg. Keduamya digerus sampai halus

dengan menggunakan mortir agate dan homogen selama 5 menit.

Alat cetak disiapkan. Bagian lempeng besi dibersihkan dengan tisu

lensa. Satu bagian lempeng dimasukkan ke dalam cetakan

menggunakan pinset. Bagian kasar menghadap ke bawah. KBr

yang telah dihaluskan, dimasukkan ke dalam alat cetak dan

digoyangkan. Bagian lempeng lain dimasukkan ke dalam alat

pencetak, dengan bagian mengkilap menghadap ke bawah

(sampel). Dimasukkan silinder (alat tekan) ke dalam alat cetak dan

ditekan perlahan hingga mampat. Alat pencetak disimpan diatas

penekan hidrolik dan dihubungkan dengan selang pompa vakum.

Pompa vakum dinyalakan dan penekan hidrolik dipompa sampai

60 kNewton. Pertahankan penekan sampai ± 5 menit. Alat pompa

dimatikan, penekan hidrolik dikendurkan perlahan dan selang

vakum dilepas. Alat pencetak dilepas dan dibalik. Kemudain

silinder ditekan sampai cakram KBr keluar. Cakram KBr diambil

menggunakan pinset dan diletakkan ke dalam tempat sampel

didalam alat spektrofotometer. Lalu alat dinyalakan. Spektrum

yang terbentuk diamati.

b. spektrofotometer uv

Baku

5 mg INH BPFI di larutkan dalam 20 ml aquades, lalu di

lakukan pengenceran, sehingga di peroleh kensentrasi 12,5 ppm.

Di masukan kedalam alat spektrofotometer uv , Setelah itu di ukur

9

Page 10: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

absorbansinya. Bila belum mendapatkan kurva yang linear maka

larutan di encerkan kembali. Di dapatkan absorbansi linear baku.

Sample INH

50 mg sample INH di larutka dalam 50 ml aquadest, di lakukan

pengenceran hingga di dapatkan konsentrasi sebesar 10 ppm. Di

masukan kedalam alat spektrofotometer uv, lalu di ukur

absorbansinya. Pengukuran absorbansi di llakukan triplo.

VI. DATA PENGAMATAN

a. Spektrun serapan infra red

750150022503000375045001/cm

45

60

75

90

105

%T

3303,61

3116,51

2354,62

1334,27

664,00

Gambar 1. Spektrum inframerah sampel Isoniazid

10

Page 11: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

Gambar 2. Spektrum inframerah standar Isoniazid

Frekuensi

(sampel)

Frekuensi

(standar)

Perkiraan

gugus fungsi

1666,5 - C = O

1554,63 - Cincin aromatik

2354 - C - H

3303,61 3304,38 N-H (amin primer dan sekunder)

3116,51 3111,12N-H (amin primer dan sekunder),

= CH (aromatis)

11

Page 12: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

b. Spektrum serapan uv – visible

Pada konsentrasi larutan 12,5 ppm menghasilkan absorbansi 0.4

pada panjang gelombang 263 nm. Pengukuran di coba pada 6, 8, 10

dan 14 ppm. Konsentrasi larutan standart yang di ambil adalah 10 ppm

Konsentrasi ( ppm ) A1 A2 A3 RATA – RATA A

6 0.195 0.1941 0.1942 0.1944

8 0.2717 0.2218 0.2717 0.2717

10 0.341 0.3411 0.3412 0.3411

12 0.4129 0.4127 0.4128 0.4128

14 0.4567 0.4564 0.4561 0.4564

y = ax + b

Y = 0.33255 x + 0.00273

R = 0.996

Konsentrasi sample INH yang di buat :

12

Page 13: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

C sample = 50 mg50 ml

=50.000 µg50 ml

= 1000 ppm

Untuk mendapatkan konsentrasi 50 ppm, maka :

X ml x 1000 ppm

20 ml = 50 ppm

X = 1 ml

Untuk konsentrasi 10 ppm, maka dari larutan sample dengan

konsentrasi 50 ppm diambil 4 ml, untuk di larutkan dengan 20 ml

aquades

Konsentrasi ( ppm ) Absorbansi

10 0.3267

10 0.3269

10 0.3269

Rata - rata 0.3268

Y = 0.033255 x + 0.00273

0.3268 = 0.033255 x + 0.00273

X = 0.3268−0.00273

0.033255

X = 9.82 ppm

% = 9.82 ppm10 ppm

x100 % = 98,2 %

VII. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu mengenai analisis bahan baku Isoniazid

( INH ) dengan menggunakan spektrofotometri uv dan infra red.

13

Page 14: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

Terdapat 2 analisis yang di lakukan pada praktikum kali ini. Yaitu

analisis kualitatif dengan menggunakan spektrofotometri infra red

untuk menentukan gugus fungsi yang terdapat dalam bahan baku yang

di analisis dan analisis kuantitatif dengan menggunakan

spektrofotometri uv untuk menentukan seberapa besar kadar yang

terkandung dalam bahan baku yang di analisis.

Uji kualitatif menggunakan instrumen spektrofotometri inframerah.

Prinsip dari spektrofotometri inframerah yaitu radiasi inframerah

(2500-50000 nm atau 4000-200 cm-1) dapat menyebabkan terjadi

vibrasi dan/rotasi suatu gugus fungsional dalam molekul sehingga

gugus fungsi yang berlainan dalam suatu struktur kimia masing-

masing akan menunjukkan spektrum serapan inframerah yang

karakteristik. Spektrum inframerah sangat bermanfaat untuk

identifikasi suatu zat atau menentukan gugus fungsi yang ada dalam

suatu senyawa. Secara sederhana, identifikasi suatu zat dilakukan

dengan membandingkan spektrumnya dengan spektrum dari zat

standar. Bila zat yang diperiksa sama dengan standar, maka posisi dan

intensitas relatif dari puncak-puncak resapan harus sama. Tahapan

yang di lakukan dalam analisis kualitatif ini yang yaitu sampel INH

sebanyak 2 mg yang telah dikeringkan digerus sampai halus.

Kemudian KBr sebanyak 250 mg yang telah dikeringkan dalam oven

150o C digerus bersama sampel hingga halus dan homogen di tempat

yang kelembabannya rendah. Karena diharapkan tidak ada molekul air

yang masuk ke dalam sampel maupun KBr yang akan mempengaruhi

identifikasi gugus fungsi dalam sampel tersebut. KBr digunakan

karena tidak ada pita serapannya pada daerah 4000-400 cm-1 hanya

terkadang terlihat ada serapan pada 3448cm-1 dan 1639 cm-1 oleh

karena pengaruh air oleh KBr, karena itu sebelum digunakan KBr

dikeringkan terlebih dahulu. Keuntungan lainnya lempeng ini dapat

digunakan dalam jangka lama, artinya pembacaan yang sama mampu

diberikan walaupun sudah dibentuk sejak lama (selama ditempatkan

14

Page 15: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

pada kondisi yang sesuai). Kemudian pencetak disiapkan dan serbuk

sampel dimasukkan ke dalam alat pencetak. Lalu pencetak tersebut

divakum dan ditekan dengan penekan hidraulik. Selanjutnya cakram

KBr dikeluarkan dari pencetak dan diletakkan pada spektrofotometer.

Selanjutnya spektrum yang di dapatkan dari sample di analisis gugus

fungsinya lalu di bandingkan dengan gugus gungsi yang terdapat

pada spektrum sample standar. Dari hasil yang diperoleh,

Frekuensi

(sampel)

Frekuensi

(standar)

Perkiraan

gugus fungsi

1666,5 - C = O

1554,63 Cincin aromatik

2354 - C - H

3303,61 3304,38 N-H (amin primer dan sekunder)

3116,51 3111,12N-H (amin primer dan sekunder),

= CH (aromatis)

dapat dipastikan bahwa zat yang diuji merupakan isoniazid, karena

memiliki serapan inframerah yang mirip walaupun tidak identik. Hal

ini dapat disebabkan perubahan kimia dan fisika yang terjadi pada saat

penyiapan sampel.

Untuk uji kuantitatif analisis yang di lakukan dengan menggunakan

spektrofotometri uv vis. Apabila dalam alur spektrofotometer terdapat

senyawa yang mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan

kekuatan radiasi yang mencapai detektor. Parameter kekuatan energi

radiasi yang diabsorpsi oleh molekul adalah absorban (A) yang dalam

batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding dengan banyaknya

molekul yang mengabsorpsi radiasi. Senyawa yang tidak

mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak dapat juga ditentukan

15

Page 16: Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Isoniazid.docx

dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak, apabila ada reaksi

kimia yang dapat mengubahnya menjadi kromofor atau dapat

disambungkan dengan suatu pereaksi kromofor.

Analisis kuantitatif yang digunakan menggunakan metode regresi

yaitu dengan menggunakan persamaan regresi yang didasarkan pada

harga serapan dan konsentrasi standar yang dibuat dalam beberapa

konsentrasi, paling sedikit menggunakan 5 rentang konsentrasi yang

meningkat yang dapat memberikan serapan yang linier, kemudian

diplot menghasilkan suatu kurva yang disebut dengan kurva kalibrasi.

Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung berdasarkan kurva tersebut.

Prosedurnya yaitu sebanyak 50 mg sampel kemudian ditambahkan

aquades sebanyak 50 ml. Selanjutnya laturan yang telah di dapatkan di

lakukan pengenceran hingga mencapai konsentrasi 10 ppm. lalu di

ukur absorbansi dari larutan yang telah di encerkan sebanyak 3 kali.

Selanjutnya absorbandi yang di dapatkan di hitung dengan

menggunakan rumus, Kadar yang di dapatkan sebesar 98,2 %, Kadar

termasuk kedalam kadar Isoniazid yang seharusnya yaitu dalam

rentang 98,0 % - 102,0 %.

VIII. KESIMPULAN

Dari Analisis kualitatif dengan menggunakan spektrofotometri

Infra red di dapatkan gugus fungsi C = O, C – H , dan N- H ( amin

primer dan sekunder) dapat dipastikan bahwa zat yang diuji

merupakan isoniazid, karena memiliki serapan inframerah yang mirip

walaupun tidak identik. sementara untuk analisis kuantitatif dengan

menggunakan spektrofotometer uv di dapatkan kadar sebesar 98,2 %,

Kadar termasuk kedalam kadar Isoniazid yang seharusnya yaitu dalam

rentang 98,0 % - 102,0 %.

16