ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI...

101
ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DENGAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN DAERAH (Studi pada Kabupaten Pemalang) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Disusun oleh : EVI KIRANA KHALISTYOWATI 106082002596 JURUSAN AKUNTANSI / PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M i

Transcript of ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI...

Page 1: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DENGAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN DAERAH

(Studi pada Kabupaten Pemalang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Disusun oleh :

EVI KIRANA KHALISTYOWATI

106082002596

   JURUSAN AKUNTANSI / PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

i  

Page 2: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DENGAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN DAERAH

(Studi pada Kabupaten Pemalang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Evi Kirana Khalistyowati 106082002596

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Yusro Rahma, SE,. M.Si NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19800506 200801 2 016

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

ii  

Page 3: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Hari ini Jumat Tanggal 24 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan ujian komprehensif atas nama Evi Kirana Khalistyowati NIM

106082002596 dengan judul skripsi “ANALISIS KORELASI PENERIMAAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DENGAN INFRASTRUKTUR

PEMBANGUNAN DAERAH (Studi pada Kabupaten Pemalang)”.

Memperhatikan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 September 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Reskino, SE, Ak., M.Si Rini, SE, Ak., M.Si Penguji II Penguji III

Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si Penguji I

iii  

Page 4: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Hari ini Tanggal 26 Bulan November Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan ujian

Skripsi atas nama Evi Kirana Khalistyowati NIM 106082002596 dengan judul skripsi

“ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

(PAD) DENGAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN DAERAH (Studi Pada

Kabupaten Pemalang)”. Memperhatikan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 November 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM Yusro Rahma, SE., M.Si Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin, SE, Ak., M.Si Rini, SE, Ak., M.Si Penguji I Penguji II

iv  

Page 5: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Daftar Riwayat Hidup

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Evi Kirana Khalistyowati

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Maret 1988

3. Alamat : Jl. Kenari 9 AE 5 no 2 Rt 001/021 Reni Jaya,

Kec Pamulang, Tangerang Selatan 15417

4. Telepon : 08561114189

II. PENDIDIKAN

1. SD (1995-2000) : SD Muhammadiyah 12 Pamulang

2. SMP (2000-2003) : SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

3. SMA (2003-2006) : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

4. S1 (2006-2010) : UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah

1. Nama : Sosiosa Soegra

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 14 September 1956

3. Alamat : Jl. Kenari 9 AE 5 no 2 Rt 001/021 Reni Jaya,

Kec Pamulang, Tangerang Selatan 15417

Ibu

1. Nama : Sri Handayani

2. Tempat & Tanggal Lahir : Pemalang, 7 Juli 1957

3. Alamat : Jl. Kenari 9 AE 5 no 2 rt 001/021 Reni Jaya,

Kec Pamulang, Tangerang Selatan 15417

vi  

Page 6: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

“ CORRELATION ANALYSIS OF REGIONAL REAL INCOME BY LOCAL DEVELOPMENT INFRASTRUCTURE. ”

(Study On Distric Pemalang)

ABSTRAC

This study purpose to analyze the correlation between regional real income (PAD) with the regional development infrastructure at the district Pemalang. Obtained data that the source of regional real income and infrastructure development facility that has been done for three years from 2007 to 2009. Result of correlation analysis showed that the relationship between variables annual increase to be stronger, but the overall relationship between variables for three years still show a weak relationship or low.

Key word: Corrrelation, Regional Real Income, Regional Development Infrastructure

vii  

Page 7: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

“ ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DENGAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN DAERAH.”

(Studi Pada Kaupaten Pemalang).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi yang terjadi antara

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah pada Kabupaten Pemalang. Data yang diperoleh yaitu sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dan Infrastruktur Pembangunan fasilitas daerah yang telah dilakukan selama tiga tahun yaitu dari tahun 2007-2009. Hasil uji analisis korelasi menunjukan bahwa pertahunnya hubungan antar variabel mengalami kenaikan menjadi semakin kuat, namun hubungan secara keseluruhan selama tiga tahun antar variabel masih tetap menunjukan hubungan yang lemah atau rendah.

Kata Kunci: Korelasi, Pendapatan Asli Daerah, Infrastruktur Pembangunan Daerah

viii  

Page 8: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan taufik, inayah serta hidayah-Nya yang tiada ternilai dan tak tertandingi

kepada hamba-hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya

untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Adalah suatu hal yang tidak dipungkiri betapa besar nikmat yang dicurahkan

Allah SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penggarapan penulisan

skripsi ini dengan judul : “Analisis Korelasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah ( Studi pada Kabupaten

Pemalang)”

Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

guna menyelesaikan studi program strata satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Disamping itu

penulis juga mencoba untuk menyumbangkan pikiran dalam usaha mengembangkan

ilmu pengetahuan bidang perpajakan.

Dan dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak dibantu oleh beberapa

pihak, baik berupa sumbangan pikiran, tenaga, moril maupun materiil. Maka dengan

penuh ketulusan dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terima

kasih kepada:

1. Kedua Orangtuaku terutama Ibundaku (Sri Handayani) tercinta dengan penuh

kasih, ketulusan dan kesabaran serta perhatiannya telah memberikan supportnya

yang terbaik dan tiada terhingga bagi penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat Selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr, Abdul Hamid, MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis.

ix  

Page 9: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

5. Ibu Yessi Fitri, SE, MSi, AK Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis.

6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM Selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Yusro

Rahma, SE., M.Si Selaku Dosen Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas serta

kesabarannya dalam membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Pemimpin, staf perpustakaan, dan pegawai akademik dan jurusan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Segenap staf Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

telah berkenan memberikan data kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teruntuk budeku ( Sri Prihatienigsih ), terima kasih karena telah banyak

menolong penulis dalam membantu dan menemani penulis selama mencari data

di Pemalang. Serta kakaku Ecklivia Vina dan keponakanku Alisha Putri terima

kasih karena selalu menanyakan kapan selesainya skripsi ini dan pada akhirnya

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk sahabat-sahabat tercinta, teman seperjuangan dan sahabat sejati Capee Dee

(Chaerunnisa, Apriliana, Emma Jahrona B, Endah Nilam R, Dina Anggraeni, dan

Eneng Fitri Z) yang telah sabar dengan tulus menerima sahabatmu ini dengan

segala sifat baik dan buruknya.

11. Untuk 3 orang sahabat (Cecep Malik, Rizky Maulana, dan Ario Febrianto) yang

selalu punya mimpi, walau terkadang terlalu banyak mimpi, tapi memberikan

penulis semangat bahwa bermimpi itu indah dan dengan mimpi maka masa depan

pun ada.

12. Untuk sahabat-sahabat angakatan tahun 2006 yang telah sama-sama berjuang

selama 4 tahun dan yang tak dapat disebutkan satu persatu.

x  

Page 10: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas

segala budi baik mereka semua dengan ganjaran yang setimpal dan berlipat ganda.

Amin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa “Tak ada gading yang tak retak” dan

“Tak ada mawar yang tak berduri”, penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh

karenanya kritik serta saran yang konstruktif sangat penulis harapkan.

Jakarta, 26 September 2010

Penulis

xi  

Page 11: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ……………………………. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ………………………………. iv

SURAT PERYATAAN ………………………………………………………. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………….. vi

ABSTRAC …………………………………………………………………….. vii

ABSTRAK …………………………………………………………………….. viii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… xi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………......... xv

DAFTAR GANBAR …………………………………………………………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang …………………………………………………….. 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ……………………………... 6

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemerintah Daerah ………………………………………………... 8

1. Urusan Pemerintah Daerah ………………………………….... 9

2. Penyelenggaraan Pemerintahan ………………………………. 10

3. Perangkat Daerah …………………………………………….. 11

B. Otonomi Daerah ………………………………………………….. 12

1. Daerah Otonom ………………………………………………. 13

2. Otonomi Kabupaten ………………………………………….. 15

xii  

Page 12: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

C. Sumber Pendapatan Daerah ………………………………………. 17

1. Pendapatan Asli Daerah ………………………………………. 18

2. Dana Perimbangan …………………………………………….. 21

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ………………………. 23

D. Pendapatan Asli Daerah ………………………………………….. 23

1. Pajak Daerah …………………………………………………… 24

2. Retribusi Daerah ……………………………………………….. 29

3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ……………………………. 31

4. Pos-pos Lain Pendapatan ………………………………………. 32

E. Infrastruktur Daerah ………………………………………………. 33

F. Pembangunan Daerah ……………………………………………… 37

G. Penelitian Terdahulu ………………………………………………. 40

H. Kerangka pemikiran ……………………………………………….. 42

I. Hipotesis …………………………………………………………… 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………….. 43

B. Metode Penentuan Sampel …………………………………………. 43

C. Metode Pengumpulan Data ………………………………………… 44

D. Metode Analisis Data ………………………………………………. 45

1. Analisis Kuantitatif ……………………………………………… 45

2. Korelasi Pearson …………………………………………………. 46

E. Operasional Variabel …………………………………………………. 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek penelitian ……………………………….... 51

1. Kondisi Geografis Kabupaten Pemalang ………………………... 51

2. Perekonomian Daerah …………………………………………... 53

3. Prasarana dan Sarana Daerah …………………………………… 53

xiii  

Page 13: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

4. Pemerintahan Daerah Kabupaten Pemalang ……………………. 56

5. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD) ……………………………………………………… 58

6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) ………. 59

B. Hasil dan Pembahasan ……………………………………………… 60

1. Korelasi Pearson ………………………………………………... 60

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ………………………………………………………… 72

B. Implikasi ……………………………………………………………. 73

C. Saran ………………………………………………………………... 74

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 75

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 77

xiv  

Page 14: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 40

4.1 Data Pendapatan Asli Daerah Tahun 2007 ................................... 61

4.2 Data Infrastruktur Pembangunan Daerah Tahun 2007................... 62

4.3 Korelasi Tahun 2007 ..................................................................... 63

4.4 Data Pendapatan Asli Daerah Tahun 2008 .................................... 64

4.5 Data Infrastruktur Pembangunan Daerah Tahun 2008................... 65

4.6 Korelasi Tahun 2008 ....................................................................... 66

4.7 Data Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009 ..................................... 67

4.8 Data Infrastruktur Pembangunan Daerah Tahun 2009.................... 68

4.9 Korelasi Tahun 2009 ...................................................................... 69

4.10 Korelasi Tahun 2007 sampai 2009 ................................................. 70

xv  

Page 15: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 42

4.1 Pola Organisasi Pemerintah Kabupaten Pemalang ...................... 57

xvi  

Page 16: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

xvii  

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Surat Penelitian .............................................................................. 77

2 Surat Rekomendasi Penelitian ....................................................... 78

3 Surat Izin Melakukan Penelitian dari BAPPEDA ......................... 79

4 Rekapitulasi Laporan dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2007-2009 ......................................................... 80

5 Data Pembangunan Daerah Tahun Anggaran

2007-2009 .................................................................................... 85

6 Hasil Korelasi ............................................................................... 88

 

Page 17: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia adalah cabang utama pada pemerintahan yang

menganut sistem presidensial. Pemerintah Indonesia dikepalai oleh seorang

presiden yang dibantu beberapa menteri yang tergabung dalam suatu kabinet.

Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan

pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah

daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah Indonesia merupakan

pemerintah pusat, yang mempunyai kewenangan yaitu mencakup

kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan,

peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan lainnya seperti

kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan

nasional secara makro, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi

tinggi strategis, konservasi dan standardisasi nasional. Sedangkan pemerintah

daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah

dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonnesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan daerah

1  

Page 18: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam sebuah pemerintahan daerah, tentu bahwa itikad untuk

mengembangkan daerahnya menjadi daerah yang maju sangatlah tinggi, hal

tersebut dapat ditunjang dengan perbaikan infrastruktur atau dari segi sumber

daya daerah itu sendiri dapat ditingkatkan sehingga daerah tersebut memiliki

kemajuan dari segi pembangunan daerahnya.

Tujuan pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya untuk

memungkinkan daerah untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya agar

berdaya guna dan berhasil dalam penyelenggaraan pemerintahaan, pelayanan

kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan, namun permasalahan

umum yang dihadapi daerah dalam pembiayaan pembangunan adalah

kecilnya proporsi dana pembangunan yang berasal dari kewenangan otonomi

daerah (Sofwani:2002:1).

Otonomi daerah memeberikan kewenangan yang luas dan hendaknya

diberikan secara kondusif untuk pembangunan daerah itu sendiri, oleh karena

itu diperlukan adanya pemahaman akan wawasan pembangunan untuk

kesejahteraan masyarakat sehingga dapat mencapai sasaran untuk

meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat melalui pembangunan

daerah, dimana pembangunan daerah itu sendiri bergantung pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Susanto:2005:2).

2  

Page 19: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Pemerintah perlu memfasilitasi berbagai aktivitas peningkatan

perekonomian, salah satunya dengan membuka kesempatan berinvestasi.

Infrastruktur pembangunan dan pemberian berbagai fasilitas kemudahan

dilakukan untuk meningkatkan daya tarik berinvestasi, karena semakin tinggi

tingkat investasi modal diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan

publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi publik

terhadap pembangunan yang tercermin dari adanya peningkatkan Pendapatan

Asli Daerah (Priyo:2004:3).

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

pengelolaan keuangan daerah, sumber-sumber pendapatan daerah dapat

diklasifikasikan yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan,

dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Dimana sumber Pendapatan Asli

Daerah didapat dari pajak daerah, retribusi daerah, Hasil perusahaan milik

Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pos-pos

pendapatan lain-lain yang sah.

Salah satu tujuan utama desentralisasi fiskal adalah menciptakan

kemandirian daerah. Dalam perspektif ini, pemerintaah daerah diharapkan

mampu menggali sumber-sumber keuangan lokal, khususnya melalui

Pendapatan Asli Daerah (Sidik:2002:4).

3  

Page 20: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Menurut data statistik yang diambil terakhir pada tahun 2009

Kabupaten Pemalang memiliki luas daerah 1.115,31 Km² yaitu terdiri dari 14

kecamatan, 11 kelurahan dan 211 desa. Kabupaten Pemalang merupakan

daerah yang dikelilingi oleh sebagian daerah pantai, sebagian daerah

pegunungan, sebagian hutan jati dan sebagian daerah pertanian yang luas.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pemalang, sudah

tentu apabila dimaksimalkan maka dapat dijadikan penerimaan Pendapatan

Asli Daerah dan dari penerimaan tersebut dapat digunakan salah satunya

untuk pembangunan daerah termasuk infrastruktur daerah.

Menurut Susanto 2005 tentang penelitiannya mengenai Kontribusi

Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pembangunan yang berstudi

kasus di Kabupaten Pemalang, menerangkan bahwa dari sumber-sumber

Pendapatan Asli Daerah memiliki kontribusi terhadap belanja pembangunan

(fisik dan non fisik) di Kabupaten Pemalang, namun kontribusi tersebut masih

kecil dengan rata-rata persentase 29,93%.

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian yang

dilakukan oleh susanto adalah bahwa susanto mengambil kontribusi antara

pengeluaran yang berkenaan dengan pembangunan secara keseluruhan baik

itu secara fisik (seperti bangunan) dan non fisik (seperti pendidikan) dengan

Pendapatan Asli Daerah, sedangkan penulis melakukan penelitian hanya pada

pembangunan secara fisik, yaitu mengenai korelasi yang terjadi antara

Pendapatan Asli Daerah dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

pembangunan infrastruktur daerah.

4  

Page 21: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Menurut Ahmad Sofwani 2002 tentang penelitiannya mengenai

Mobilisasi Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah Dalam Rangka

Pembangunan Daerah dengan studi pada Kabupaten Muara Enim. Dari hasil

penelitian tersebut dikatakan bahwa dari sumber-sumber Pendapatan Asli

Daerah, penghasilan dari pajak daerah memiliki kenaikan secara signifikan

antara target yang ingin dicapai dengan realisasinya pada tahun 1998 sampai

2001 untuk pembangunan daerah di kabupaten Muara Enim.

Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan Ahmad Sofwani

adalah bahwa Ahmad Sofwani meneliti dari sudut kebijakan yang dilakukan

Pemerintah Kabupaten Muara Enim tentang mobilisasi Pendapatan Asli

Daerah untuk pembangunan daerahnya, sedangkan penulis melakukan hasil

rill berupa angka-angka untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara

Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah

Kabupaten Pemalang.

Menurut Priyo Hari Adi 2004 tentang penelitiannya mengenai

Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja Pembangunan

dan Pendapatan Asli Daerah dengan studi pada Kabupaten seJawa-Bali. Dari

hasil penelitiannya memiliki kesimpulan bahwa antara pertumbuhan ekonomi

daerah, belanja pembangunan dan pendapatan asli daerah memiliki hubungan

yang saling terkait, dimana pertumbuhan ekonomi daerah mempengaruhi

pendapatan asli daerah dan belanja pembangunan memberikan dampak positif

terhadap pendapatan asli daerah juga pada pertumbuhan ekonomi daereah.

5  

Page 22: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Perbedaan penelitan oleh Priyo Hari Adi dengan penelitian yang

dilakukan penulis yaitu luasnya cakupan pembahasan yang dilakukan Priyo

Hari Adi, sedangkan penulis hanya mengambil masalah mengenai Pendapatan

Asli Daerah dan belanja untuk pembangunan dimana dalam penelitian ini

penulis meneliti tentang Infrastruktur Pembangunan Daerah pada Kabupaten

Pemalang.

Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai sumber-sumber

pendapatan asli daerah dan dampaknya bagi perkembangan suatu daerah,

penulis ingin mengetahui, bagaimana hubungan yang terjadi antara

pendapatan daerah dengan pengeluaran daerah, sehingga suatu daerah dapat

dikatakan maju apabila Pendapatan Asli Daerahnya baik atau menaik. Dari

hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Korelasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Dengan

Infrastruktur Pembangunan Daerah” (Studi pada Kabupaten Pemalang)

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. Apakah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki korelasi

terhadap infrastruktur pembangunan daerah?

2. Berapa besar korelasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

infrastruktur pembangunan daerah?

6  

Page 23: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

7  

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis korelasi antara Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) dan

infrastruktur daerah Kabupaten Pemalang

2. Untuk menganalisis penghasilan yang diterima Kabupaten Pemalang dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang

Memberikan informasi mengenai seberapa besar hubungan yang terjadi

antara Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah

dan seberapa kuat hubungan yang terjadi diantara keduanya sehingga

dapat dilakukan perbaikan oleh Pemrintah Daerah Kabupaten Pemalang.

2. Bagi Penulis/Peneliti

Untuk mengetahui bagaimana suatu daerah dapat membangun

infrastruktur daerahnya untuk perkembangan daerahnya dari sumber-

sumber pendapatan daerah serta sebagai penambahan ilmu diluar pelajaran

yang ada di perkuliahan.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan dengan penelitian ini masyarakat tahu bagaimana dan

darimana sebuah daerah mendapatkan pemasukan guna mengembangkan

infrastruktur daerahnya, sehingga dengan begitu masyarakat dapat lebih

membantu Pemerintah Daerah untuk memaksimalkan pendapatannya.

 

Page 24: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemerintahan Daerah

Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan

Daerah, menyatakan bahwa pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan

urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan dalam suatu daerah terbagi

menjadi:

1. Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi

dan DPRD Provinsi.

2. Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota dan DPRD Kabupaten/Kota

Pembentukan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota ditetapkan

dengan undang-undang. Pembentukan daerah dapat pula berupa

penggabungan dari beberapa daerah atau bagian daerah yang mengalami

pemekaran menjadi dua daerah atau lebih. Daerah dapat dihapus dan digabung

dengan daerah lain apabila daerah yang bersangkutan tidak mampu

8  

Page 25: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

menyelenggarakan otonomi daerah. Penghapusan dan penggabungan daerah

beserta akibatnya ditetapkan dengan undang-undang.

Untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus

bagi kepentingan nasional, Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus

dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota.

1. Urusan Pemerintahan Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38

Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,

pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota,

penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria

eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan

keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan

berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan.

Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan

daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Sedangkan

urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan

berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

9  

Page 26: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah, pemerintahan daerah diberi kewenangan untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya berdasarkan asas

otonomi. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan

pemerintahan daerah lainnya, hubungan tersebut dapat meliputi hubungan

kewewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, hubungan

keuangan yang mencakup pendapatan daerah yang termasuk pula dalam

pendapatan dari pemerintah pusat, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya

alam, dan sumber daya lainnya, dan hubungan tersebut harus dilaksanakan secara

adil dan selaras.

2. Penyelenggaraan Pemerintahan

Penyelenggara pemerintahan dalam Peratuan Pemerintah No 38

Tahun 2007 adalah Presiden dibantu oleh wakil presiden, dan oleh menteri

negara. Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan

DPRD. Untuk pemerintahan daerah provinsi yang terdiri atas pemerintah

daerah provinsi dan DPRD provinsi, untuk pemerintahan daerah kabupaten

atau daerah kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan

DPRD kabupaten/kota. Dalam menyelenggarakan pemerintahan,

pemerintah pusat menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan

dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan

dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah

menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.

10  

Page 27: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan

kewajiban dimana otoritas tersebut digunakan untuk mengembangkan

daerahnya menuju daerah yang berkembang. Hak dan kewajiban tersebut

dapat diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan

dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah

yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan

keuangan daerah dimaksud harus dilakukan secara efisien, efektif,

transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan

perundang-undangan.

3. Perangkat Daerah

Dalam Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 dasar utama

penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah

adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani, namun tidak berarti

bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam

organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-

kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan

daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan,

jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis,

jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan

urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh

karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-

masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Perangkat daerah

provinsi dan kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat

11  

Page 28: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah, khusus untuk

kabupaten/kota ditambah kecamatan, dan kelurahan. Susunan organisasi

perangkat daerah ditetapkan dalam Peraturan daerah dengan

memperhatikan faktor-faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan

Pemerintah.

B. Otonomi Daerah

Pengertian otonom secara bahasa adalah berdiri sendiri atau dengan

pemerintahan sendiri. Sedangkan daerah adalah suatu wilayah atau lingkungan

pemerintah. Dengan demikian pengertian secara istilah otonomi daerah adalah

wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang mengatur dan

mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri.

Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan pada suatu

wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan

wilayah/daerah masyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan

pengaturan perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan

ideologi yang sesuai dengan tradisi adat istiadat daerah lingkungannya

(Otonomi Daerah di Indonesia: 2010).

Pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

meliputi kemampuan si pelaksana, kemampuan dalam keuangan, ketersediaan

alat dan bahan, dan kemampuan dalam berorganisasi. Otonomi daerah tidak

mencakup bidang-bidang tertentu, seperti politik luar negeri, pertahanan

keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama. Bidang-bidang tersebut

12  

Page 29: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

tetap menjadi urusan pemerintah pusat. Pelaksanaan otonomi daerah berdasar

pada prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan, dan keanekaragaman.

1. Daerah Otonom

Dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 daerah otonom adalah

ketentuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,

berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah otonom dapat terwujud

dengan dijalankannya asas desentralisasi, karena pemerintah menghendaki

agar urusan-urusan pemerintah dapat diserahkan kepada daerah yang

selanjutnya merupakan tanggung jawab daerah sepenuhnya. Dan hal ini

memungkinkan suatu kabupaten untuk menganut dan mengatur rumah

tangganya sendiri, dimana pemerintah daerah diberi kebebasan untuk

merealisasikan prakarsa pembangunan daerah dan tetap harus bertanggung

jawab.

Adapun teknik yang digunakan untuk menentukan bidang mana

yang menjadi urusan pemerintah pusat dan bidang mana yang menjadi

wewenang pemerintah daerah, disebutkan Kaho (1991:15) dalam Susanto:

2005 yaitu:

a. Sistem Residu

Dalam sistem ini, secara umum telah dibentuk terlebih dahulu

tugas-tugas yang menjadi wewenang pemerintah pusat, sedangkan

sisanya menjadi urusan rumah tangga daerah.

13  

Page 30: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

b. Sistem Materil

Dalam sistem ini, tugas pemerintah daerah ditetapkan satu persatu

secara limitatif atau terinci, sedangkan diluar tugas merupakan urusan

pemerintah pusat

c. Sistem Formal

Dalam sistem ini, daerah boleh mengatur dan mengurus segala

sesuatu yang dianggap penting bagi daerahnya, asal saja tidak

mencakup urusan yang diatur dan diurus oleh pemerintah pusat atau

pemerintah daerah yang lebih tinggi tingkatannya. Dengan kata lain,

urusan rumah tangga daerah dibatasi oleh peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi tingkatannya.

d. Sistem Otonomi Riil

Dalam sistem ini, penyerahan urusan-urusan atau tugas dan

kewewenangan didasarkan pada faktor yang nyata atau riil sesuai

dengan kebutuhan atau kemampuan yang nayta dari daerah atau

pemerintah pusat serta pertumbuhan kehidupan masyarakat yang

terjadi.

e. Prinsip Otonomi yang Nyata, Dinamis dan Bertanggung Jawab

Prinsip ini merupakan salah satu variasi dari sistem otonomi riil.

Esensi dari otonomi yang nyata dan bertanggung jawab dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Otonomi daerah itu harus riil dan nyata dalam arti pemberian

otonomi kepada daerah harus didasarkan pada faktor-faktor,

14  

Page 31: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

perhitungan-perhitungan, dan tindakan-tindakan atau

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang benar-benar dapat menjamin

daerah yang bersangkutan secara nyata mampu mengurus rumah

tangganya sendiri.

2) Otonomi daerah itu harus merupakan otonomi yang bertanggung

jawab, dalam arti pemberian otonomi itu harus benar-benar sejalan

dengan tujuannya, yaitu melancarkan pembangunan yang tersebar

diseluruh pelosok negara dan serasi atau tidak bertentangan dengan

pengarahan-pengarahan yang diberikan dalam GBHN, serasi

anatara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atas keutuhan

Negara Kesatuan.

2. Otonomi Kabupaten

Dalam Peraturan Pemerinah Republik Indonesia No 45 tahun 1992

tentang penyelenggaraan otonomi daerah dengan titik berat pada

kabupaten/kota, semua urusan yang dapat diserahkan menjadi urusan

rumah tangga kabupaten/kota, yaitu:

a. Urusan-urusan yang sifatnya telah menetap didaerah

b. Urusan-urusan yang menyangkut kepentingan langsung dari

masyarakat dan sangat dipengaruhi kondisi linkgungan suatu daerah.

c. Urusan-urusan yang dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat atau

menurut sifatnya merupakan tanggung jawab masyarakat

d. Urusan-urusan yang dalam pelaksanaannya banyak mempergunakan

sumber daya manusia

15  

Page 32: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

e. Urusan-urusan yang memberikan penghasilan bagi daerah dan

potensial untuk dikembangkan dalam rangka penggalian sumber-

sumber penghasilan asli yang baru bagi daerah yang bersangkutan

f. Urusan-urusan yang dalam penyelenggaraannya memerlukan

penanganan dan pengambilan keputusan segera

Sedangkan urusan-urusan pemerintah yang tidak dapat diserahkan

kepada kabupaten/kota yaitu:

a. Bidang pertahanan keamanan

b. Bidang peradilan

c. Bidang luar negeri

d. Bidang moneter

e. Sebagai urusan pemerintah umum yang menjadi wewenang, tugas dan

kewajiban kepala wilayah

f. Urusan pemerintah lainnya yang secara nasional lebih berdaya guna

dan berhasi; guna jika tetap diurus oleh pemerintah

Dengan adanya pembatasan untuk mengatur kewewenangan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah, diharapkan dari hal tersebut

pemerintah daerah dapat mengembangkan sumber daya yang ada dan

mendanai kebutuhan daerahnya walau dalam kebanyakan kondisi masih

banyak daerah yang masih menggantungkan pendapatan dari pemerintah

pusat yang digunakan untuk pembangunan daerah sehingga dengan begitu

daerah tersebut pun tidak dapat melakukan secara maksimal untuk

pembangunan daerahnya.

16  

Page 33: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

C. Sumber Peneriman Pendapatan Daerah

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara

optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan

pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan

mengacu kepada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 yang mengatur

perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,

dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian

kewenangan antara Pemerintah dan Daerah. Semua sumber keuangan yang

melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah

menjadi sumber keuangan daerah.

Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang

antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai

dengan urusan pemerintah yang diserahkan, kewenangan memungut dan

mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi

hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana

perimbangan lainnya, hak untuk mengelola kekayaan Daerah dan

mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber

pembiayaan. Dengan hak-hak tersebut pemerintah daerah dapat mendanai

keperluan-keperluan yang menjadi kepentingan utama dari daerah tersebut

yaitu dengan penggunaan sumber pendapatan daerah. Sumber pendapatan

daerah terdiri atas:

17  

Page 34: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Elita Dewi (2002:2) Pendapatan asli daerah merupakan

pendapatan yang diterima oleh setiap daerah yang terdiri dari sumber-

sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yaitu:

a. Pajak daerah

Undang-Undang No 28 Tahun 2009 menyebutkan pajak daerah

adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Dalam undang-undang tersebut yang termasuk

dalam pajak daerah yaitu:

1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran dan Rumah Makan

3) Pajak Hiburan

4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

7) Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

18  

Page 35: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

b. Retribusi daerah

Menurut Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang pajak

daerah dan retribusi daerah menyatakan retribusi daerah adalah

pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin

tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah

Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Menurut

Undang-Uundang No 28 tersebut retribusi daerah terdiri dari:

1) Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau

diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

badan.

2) Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.

3) Retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah

Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,

penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau

fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan.

19  

Page 36: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

c. Hasil perusahaan milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan

Daerah lainnya yang dipisahkan

Perusahaan daerah adalah suatu badan usaha yang dibentuk oleh daerah untuk mengembangkan perekonomian daerahnya untuk menambah penerimaan daerah (Ermaya:1998:86) dalam Susanto 2005

Yang dimaksud hasil perusahaan daerah adalah bagian

keuntungan atau laba bersih perusahaan daerah yang berupa

pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang

disetor ke kas daerah, baik bagi perusahaan daerah yang modalnya

untuk seluruhnya terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan

maupun bagi perusahaan daerah yang modalnya sebagian terdiri dari

kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis penerimaan yang termasuk

hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, antara

lain bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah (Strategi

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah:2010).

Barang daerah atau semua aset-aset yang dimiliki oleh suatu

daerah, merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan selain

fungsinya untuk pendapatan daerah, aset daerah juga perlu dikelola

dengan baik dan penuh tanggung jawab karena dapat digunakan

sebagai sumber pembiayaan dan pendapatan bagi pembangunan

daerah. Maka dari itu adanya peraturan atau kebijakan dari

Pemerintah Daerah tersebut untuk dapat melakukan penilaian serta

pengelolaan aset daerah dengan baik, yang sudah tentu hasilnya dapat

digunakan untuk mengoptimalkan suatu daerah.

20  

Page 37: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah hasil daerah

yang diperoleh dari usaha di luar kegiatan dan pelaksanaanya tugas

daerah. Undang-undang No 25 Tahun 1999 menyebutkan lain-lain

pendapatan yang sah yaitu:

1) Hibah

2) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan

3) Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah

4) Penerimaan Jasa Giro

5) Rupa-rupa Pendapatan (pengalihan dari pos ukuran kas dan

perhitungan).

2. Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan

daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dan bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah serta antar-Pemerintah Daerah (Saiful:2009:4). Terdiri dari:

a. Dana Bagi Hasil

Dana bagi hasil ada yang bersumber dari pajak yaitu:

1) Pajak Bumi dan Bangunan

90%: 16,2% provinsi; 64,8% kabupaten/kota; 9% biaya

pembangunan

21  

Page 38: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

100%: 65% dibagi merata keseluruh kabupaten/kota; 35%

dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten dan kota

2) BPHTB

80%: 16% provinsi; 64% kabupaten/kota

20%: dibagikan merata keseluruh kabupaten/kota

3) PPh pasal 25, 29, dan 21 wajib pajak orang pribadi dalam negeri

40%: provinsi

60%: kabupaten/kota

b. Dana Alokasi Umum (DAU)

DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. Prinsip-prinsip DAU:

1) Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26%

dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN

2) DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal

(kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah) dan

alokasi dasar (dihitung berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri

sipil daerah)

c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

DAK bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan

kepada daerah tertntu dengan tujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional

22  

Page 39: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Menurut Saiful Rahman (2009:3) Pemerintah Daerah dapat

melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar

negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah pusat setelah

memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah

dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik

Pemerintah dan/atau milik swasta. Pemerintah daerah dapat memiliki

BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan,

dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan peraturan daerah yang

berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah

dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah

yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah. Penyusunan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan

daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah yang berpedoman pada

Peraturan Pemerintah.

D. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari

sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (Elita:2002:2). Peranan pendapatan asli daerah menjadi lebih penting

lagi karena Pemerintah Daerah diharapkan dapat mengelola rumah tangganya

sendiri dengan bertumpu kepada penerimaan yang berasal dari daerahnya

23  

Page 40: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

sendiri. Jadi dapat disimpulkan pendapatan asli daerah merupakan suatu

penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber di wilayahnya sendiri

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai salah satu pendapatan daerah dalam kaitan pelaksanaan

otonomi daerah, pendapatan asli daerah harus betul-betul dominan dan

mampu memikul beban kerja yang diperlukan hingga pelaksanaan otonomi

daerah tidak dibiayai dari subsidi atau dari sumbangan pihak ketiga atau

pinjaman daerah. Jenis Pendapatan asli daerah terdiri dari 4, yaitu :

1. Pajak Daerah

Dengan adanya perubahannya Undang-Undang pajak yang baru

sehingga pengertian pajak menurut KUP adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan kontribusi dari

masyarakat yang harus dipaksakan sehingga nantinya kontribusi dari

masyarakat tersebut dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran umum

atau dapat digunakan untuk pembangunan baik di Negara maupun

pembangunan di daerah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan

pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk

membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.

24  

Page 41: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Ditinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak dapat di bagi menjadi dua

jenis yaitu pajak negara yang terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM),

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB), Pajak Bea Masuk dan Cukai

Sedangkan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam pasal 1 menerangkan

pajak daerah terdiri dari:

a. Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan hotel.

Hotel merupakan bangunan yang khusus disediakan bagi seseorang

untuk dapat menginap atau beristirahat dengan memperoleh pelayanan

dan fasilitas lainnya dengan pungutan biaya, termasuk bangunan yang

dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan

dan perkantoran.

b. Pajak Restoran dan Rumah Makan

Pajak restoran dan rumah makan adalah pajak yang dikenakan

atas pelayanan di restoran dan/atau rumah makan. Restoran atau

25  

Page 42: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

rumah makan merupakan tempat dimana seseorang dapat menyantap

hidangan berupa makanan dan minuman dengan pungutan biaya.

c. Pajak Hiburan

Pajak hiburan adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan

hiburan. Hiburan merupakan semua jenis permainan, permainan

ketangkasan, dan/atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun,

yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut

bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga.

d. Pajak Reklame

Pajak rekalme adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan

rekame. Reklame merupakan benda, alat, perbuatan atau media yang

menurut bentuk dan corak ragamnya utuk komersial, dipergunakan

untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan sesuatu

barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat,

dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang

dilakukan pemerintah.

e. Pajak Penerangan Jalan

Pajak penerangan jalan adalah pajak yang dikenakan atas

penggunaan tenaga lstrik dengan ketentuan bahwa di wilyah daerah

tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh

pemerintah daerah. Penerangan jalan merupakan penggunaan tenaga

listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayarkan

oleh pemerintah daerah dalam hal tenaga listrik disediakan oleh PLN,

26  

Page 43: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

maka pungutan pajak penerangan jalan dilakukan oleh PLN.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemungutan pajak penerangan jalan

tersebut diatur dengan keputusan Menteri Dalam Negeri

mempertimbangkan Menteri Keuangan.

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

Pajak pengambilan bahan golongan C adalah pajak yang dipungut

atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan galian golongan

C terdiri dari asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu

apung, batu permata, bentonil, dolomit, feldspar, garam batu (halite),

grafi, granit/andesif, hips, klasit, kaolin, leusit, magnesit, mika,

marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit,

pospat ph, palk, tanah serap (fiuler earth), tanah biatomek, tanah liat,

tawas (akum), teras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit.

g. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan adalah

pajak yang dikenakan terhadap pengambilan dan pemanfaatan sir, baik

air bawah tanah maupun air permukaan untuk dipergunakan bagi

orang pribadi atau badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga

dan pertanian masyarakat. Air bawah tanah merupakan air yang

berada diperut bumi, termasuk mata air yang muncul secara alamiah

diatas permukaan tanah. Air permukaan merupakan air yang berada

diatas permukaan bumi, tidak termasuk air laut.

27  

Page 44: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang pelaksanaan pemungutan jenis-jenis pajak tertentu oleh

masing-masing daerah, yang dengan peraturan perundang-undangan

tersebut pemerintah daerah mempunyai kewewenangan dan keleluasaan

untuk mengelola sumber-sumber penerimaan pajak di daerah, upaya

peningkatan pajak dilakukan di dalam kerangka perbaikan sistem

perpajakan secara keseluruhan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan

menurut Sitompul (1996:278) dalam Susanto 2005 antara lain:

a. Menghapus pajak daerah yang tidak memuaskan

b. Memperbaiki kinerja pajak daerah yang ada

c. Meningkatkan wewenang pemerintah daerah

d. Meningkatkan administrasi pajak daerah

e. Meningkatkan pajak daerah yang baru konvensional

f. Meningkatkan pajak daerah yang baru non konvensional

Sementara itu menurut Bachrul Elmi (2002:46) upaya yang dapat

dilakukan guna meningkatkan penerimaan dari pos pajak daerah antara

lain:

a. Upaya meningkatkan penerimaan pajak melalui intensifikasi dan

ekstensifikasi terhadap jenis-jenis pajak tertentu, antara lain dengan

memberi emudahan lapangan usaha baru

b. Peranan aprasial Avluation terhadap aset-aset daerah

c. Fungsi cara mengalokasikan penerimaan pajak untuk membiayai

kegiatan yang produktif.

28  

Page 45: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

2. Retribusi Daerah

Menurut Undang-undang N0 28 Tahun 2009 mengenai pajak

daerah dan retribusi menjelaskan bahwa retribusi daerah adalah pungutan

Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah juga berfungsi

sebagai pembayaran atas pemakaian jasa baik secara langsung maupun

tidak langsung. Disebutkan dalam undang-undang tersebut retribusi dapat

dikelompokan lagi kedalam beberapa bagian, yaitu:

a. Retribusi Jasa Umum

Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau

diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

badan. Jenis-jenis retribusi umum seperti yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah No 66 Tahun 2001 antara lain :

1) Retribusi pelayanan kesehatan

2) Retribusi pelayanan persampahan atau kesehatan

3) Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte

catatan sipil

4) Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

5) Retribusi parkir di tepi jalan umum

6) Retribusi pelayanan pasar

7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor

29  

Page 46: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

8) Retribusi penggantian biaya cetak peta

9) Retribusi pengujian kapal perikanan.

b. Retribusi Jasa Usaha

Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial. Subyek

Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang

bersangkutan. Jenis-jenis retribusi jasa usaha yang diatur dalam

Peratran Pemerintah No 66/2001 antara lain :

1) Retribusi pemakaian kekayaan daerah

2) Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan

3) Retribusi tempat pelelangan

4) Retribusi terminal

5) Retribusi tempat khusus parkir

6) Retribusi tempat penginapan atau pesanggarahan atau vila

7) Retribusi penyedotan kakus

8) Retribusi pelayanan pelabuhan kapal

9) Retribusi tempat rekreasi dan olah raga

10) Retribusi penyebrangan di atas air

11) Retribusi pengolahan limbah cair

12) Retribusi penjualan produksi usaha daerah.

30  

Page 47: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

c. Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah

Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan

yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan

pengawasanatas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber

daya alam, barang, prasarana, sarana, dan fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 antara lain :

1) Retribusi izin mendirikan bangunan

2) Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol

3) Retribusi izin gangguan

4) Retribusi izin trayek.

3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan

Ermaya (1998:86) dalam Susanto 2005, menerangkan adapun ciri

pokok perusahaan daerah adalah adanya kesatuan produksi (regional) di

masyarakat luas termasuk memberi jasa, menyelenggarakan pemanfaatan

umum dan memupuk pendapatan. Jenis usaha yang dikelola pemerintah

daerah sangat beraneka ragam, hal ini tergantung pada kebutuhan dan

kemampuan masing-masing daerah.

Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah

rangkaian kegiatan dan tindakan yang meliputi perencanaan penentuan

31  

Page 48: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

kebutuhan, penganggaran, pengadaaan, penyimpanan, penyaluran

inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan dan

perubahan status hukum serta penata usahaannya. Barang daerah yang

dipisahkan adalah barang milik daerah baik barang bergerak maupun tidak

bergerak yang dikelola oleh Perusahaan atau Badan Usaha Milik Daerah.

Jenis dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yaitu:

a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

daerah/BUMD

b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

pemerintah/BUMN

4. Pos Lain-Lain Pendapatan

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah hasil daerah yang

diperoleh dari usaha di luar kegiatan dan pelaksanaanya tugas daerah.

Undang-undang No 25 Tahun 1999 menyebutkan lain-lain pendapatan

yang sah yaitu:

a. Hibah

b. Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan

c. Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah

d. Penerimaan Jasa Giro

e. Rupa-rupa Pendapatan (pengalihan dari pos ukuran kas dan

perhitungan).

32  

Page 49: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

E. Infrastruktur Daerah

BAPPENAS menyebutkan Infrastruktur pembangunan merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional dan roda penggerak pertumbuhan

ekonomi. Infrastruktur juga mempunyai peran yang penting dalam

memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta diyakini sebagai pemicu

pembangunan suatu kawasan. Jaringan transportasi dan telekomunikasi dari

Sabang sampai Merauke merupakan salah satu perekat utama Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan tulang punggung distribusi barang, maupun

jasa, serta merupakan aspek penting dalam peningkatan produktivitas sektor

produksi.

Ketersediaan sarana perumahan dan permukiman, seperti layanan air

minum dan sanitasi secara luas dan merata serta pengelolaan sumber daya air

yang berkelanjutan, turut menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan fasilitas

dan layanan infrastruktur yang berkualitas, baik dalam bentuk pengaturan

dengan kerangka regulasi maupun rehabilitasi dan peningkatan kapasitas dan

fasilitas infrastruktur yang rusak, serta pembangunan baru melalui kerangka

investasi dan pelayanan umum. Namun, ketersediaan infrastruktur masih

tetap belum memadai yang ditunjukkan dengan banyaknya kecelakaan di

sektor transportasi, terjadinya krisis listrik, serta lamanya pemulihan

infrastruktur akibat bencana gempa, tanah longsor, banjir, dan semburan

lumpur yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Ketimpangan akibat

terbatasnya kemampuan pembiayaan pemerintah, tingginya kebutuhan

33  

Page 50: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

masyarakat akan infrastruktur, dan adanya potensi pengikutsertaan investasi

swasta dalam pembangunan infrastruktur mendorong pemerintah untuk

melakukan reformasi dalam mempercepat pembangunan infrastruktur.

“ Dukungan layanan infrastruktur yang baik akan mendorong

pertumbuhan investasi dan kemudahan mobiltas barang dan jasa”, demikian

yang dikatakan Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto dalam

sambutannya pada orientasi wartawan tahun 2008. Beliau menambahkan

bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut maka

perlu ditetapkan prioritas-prioritas pembangunan, antara lain adalah

penanggulangan kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, revitalisasi

pertanian dan pedesaan, mitigasi dan penanggulangan bencana, serta

pengurangan kesenjangan.

Berbagai program pembangunan pada berbagai bidang telah

dilakukan, tetapi masih banyak daerah yang tertinggal dalam berbagai aspek.

Salah satu yang menyebabkan ketertinggalan tersebut adalah minimnya akses

warga desa terhadap berbagai sarana penunjang kehidupan. Infrastruktur yang

mendukung aktivitas ekonomi serta infrastruktur lainnya sangat terbatas

bahkan dalam banyak kasus tidak tersedia. Kondisi ini yang menyebabkan

umumnya pertumbuhan ekonomi di daearah tertinggal sangat rendah bahkan

mengalami stagnasi. Daerah tertinggal dimaknai sebagai daerah kabupaten

yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan

daerah lain dalam skala nasional yang penentuannya menggunakan enam

kriteria dasar yang diolah dengan menggunakan data Potensi Desa (PODES)

34  

Page 51: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

2003 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2002 dan data

Keuangan Kabupaten 2004 dari Departemen Keuangan:

1. Perekonomian masyarakat

2. Sumber daya manusia

3. Prasarana (infrastruktur)

4. Kemampuan keuangan daerah

5. Aksesibilitas

6. Karakteristik khusus daerah (bencana alam, konflik, dan perbatasan

negara).

Dalam website bataviase.co.id dengan judul Benahi Infrastruktur

Daerah Tertinggal tahun 2009 mengatakan bahwa ada beberapa indikator

daerah tertinggal. Pertama, pertumbuhan ekonomi dengan acuan

penghasilannya belum layak. Kedua, infrastruktur dasar meliputi, jalan,

irigasi, dan listrik. Ketiga, kualitas SDM terdiri dari tingkat pendidikan dan

kesehatan masyarakat yang masih di bawah standar rata-rata. Selain ttu, daya

beli masyarakat terhadap pasar masih rendah. Kalau masih banyak

pengangguran, sekolah sedikit, dan prasarana pendukung lainnya masih

kurang, maka daerah atau desa tersebut masih digolongkan daerah tertinggal.

Pada Kabupaten Pemalang, peningkatan daerah dilakukan semata-

mata untuk membuat kabupaten itu sendiri dapat bersaing dengan daerah lain

sehingga dengan begitu Pemalang menjadi daerah yang memiliki

perkembangan yang sangat baik, hal ini dapat dijangkau salah satunya dengan

cara yaitu perbaikan dalam sektor infrastruktur daerah agar jauh dari prinsip

35  

Page 52: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

daerah tertinggal. Kabupaten Pemalang selama beberapa tahun ini telah

merubah banyak daerahnya, berusaha agar daerahnya dapat bersaing dengan

daerah lainnya yang telah maju. Salah satu usaha yang dapat terlihat yaitu

Kabupaten Pemalang banyak mengubah infrastruktur daerahnya terutama

jalan raya dan penerangan jalan, selain itu untuk dapat meningkatkan

pendapatan daerahnya, Kabupaten Pemalang meningkatkan kualitas di obyek

wisata sebagai daya tarik baik turis lokal maupun turis mancanegara. Dalam

rancangan APBD dapat dirinci dengan sistematis seberapa besar Kabupaten

Pemalang melakukan perbaikan dalam segi infrastruktur pada dinas berikut:

1. Dinas Pendidikan

a. Pembangunan sekolah untuk usia dini

b. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP

c. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar

d. Penambahan ruang kelas baru SMP/MTs

e. Pembangunan gedung sekolah menengah

f. Penambahan ruang kelas menengah

g. Pembangunan Lab. dan ruang pratikum untuk sekolah menengah

h. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah

2. Dinas Kesehatan

a. Pembangunan puskesmas

b. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu

c. Program untuk peningkatan sarana dan prasarana RSUD

36  

Page 53: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

3. Dinas Pekerjaan Umum

a. Pembangunan jalan dan jembatan

b. Pembangunan saluran drainase

c. Pembangunan/peningkatan infrastruktur

d. Pembangunan infrastruktur desa

e. Pembangunan jaringan air bersih/air minum

f. Pembangunan sumur-sumur air tanah

g. Perbaikan perumahan karena bencana alam

h. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat

i. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya

4. Dinas Perhubungan

a. Pembangunan gedung terminal

b. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi

c. Pembangunan parkir dan rest area

d. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang

menimbulkan polusi

F. Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah adalah suatu kegiatan yang sangat luas

bidangnya karena mencakup berbagai aspek dan juga termasuk berbagai

proses dalam usaha mengelola manusia menjadi suatu kelompok yang kuat

dan makmur yang hidup dalam kawasan suatu daerah (Simarmata:2008:2).

Tujuan dari sebuah pembangunan yaitu untuk menciptakan suatu daerah yang

dapat memaksimalkan potensi daerahnya itu sendiri seperti sumber daya alam

37  

Page 54: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

yang terkandung dalam suatu daerah dapat dilindungi atau dengan sebuah

pembangunan dapat meningkatkan pendapatan daerah tersebut sehingga

masyarakat dapat diberdayakan dengan menambahkan lapangan kerja

sehingga terjadilah kesejahteraan masyarakat, dengan memisahkan

pembangunan antar daerah dan antar sub daerah serta warga masyarakat

dapat terjadi kemerataan dan keadilan tanpa mencampuri urusan yang tidak

terkait di dalamnya dan dengan demikian dapat tercapai Good Governance.

Menurut Dadang Solihin (2005:12) dalam diskusinya mengenai

perencanaan pembangunan daerah, menerangkan bahwa strategi tidak dapat

dipisahkan dari sebuah kebijakan dan kebijakan dari pelaksanaannya. Dengan

demikian mencapai tujuan, pemerintah daerah perlu melakukan perncanaan

atau strategi pembangunan daerah guna mencapai tujuan. Untuk mencapai

sebuah pembangunan daerah yang baik, dapat dilakukan dengan tiga tahap

perencanaan yaitu:

1. Perumusan dan penentuan tujuan, sebuah daerah dapat menentukan pada

bagian potensi manakah dari daerah tersebut yang ingin dikembangkan,

dengan perencanaan tersebut tujuan dari pembangunan daerah pun dapat

dimaksimalkan

2. Pengujian atau pilihan yang tersedia, dari rancangan yang telah

dicanangkan dapat dipilih kembali untuk lebih memfokuskan

pembangunan daerah agar semakin lebih optimal.

3. Pemilihan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan dan disepakati bersama, setelah semuanya telah ternencana

38  

Page 55: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

39  

dengan baik pemerintah daerah dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang

tentunya telah disepakati bersama dan mampu mengoptimalkan potensi

daerahnya dengan pembangunan tersebut.

Pembangunan daerah pada Kabupaten Pemalang dilakukan dengan

kebijakan pemerintah dengan memilah mana yang terbaik untuk daerahnya,

seperti pada sektor obyek wisata, Kabupaten pemalang memaksimalkan

daerahnya yang berada dekat pantai sebagai daya tariknya atau daerah

pegunungannya sebagai obyek wisata agar menarik para wisatawan untuk

berkunjung, atau pada sektor transportasi, pendidikan dan yang lainnya agar

dapat memajukan perkembangan daerahnya.

Page 56: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

G. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Ahmad Sofwani

Mobilisasi sumber-sumber PAD dalam rangka pembangunan daerah (studi Muara Enim)

• Meneliti tentang PAD

• Pembangunan daerahnya secara keseluruhan, sedangkan penelitian ini hanya pembangunan secara fisik

• Analisis data kualitatif

• Dari target penerimaan pajak daerah untuk tahun 1998 sebesar Rp.2.406.998.500, terealisasi sebesar Rp.2.359.974.209, pada tahun 1999 realisasi penerimaan pajak daerah mencapai Rp.2.845.799.528 dan target yang ditentukan untuk tahun yang sama yaitu sebesar Rp.2.690198.500. Namun untuk tahun 2000 dari target Rp.3.050.198.500, realisasinya justru menurun menjadi Rp.2.780.438.342. Sedangkan pada tahun 2001 realisasi penerimaannya sebesar Rp.10.642.288.410 dari target sebesar Rp.7.230.000.000.

2 Priyo Hari Adi

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah, belanja pembangunan, dan

• Meneliti tentang hubungan antar variabel

• Meneliti

• Tidak meneliti pertumbuhan ekonomi daerah

• Tidak meneliti belanja

• Analisis deskriptif

• Analisis jalur (path analysis)

• Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah mempunyai dampak yang signifikan terhadap peningkatan PAD,sayangnya pertumbuhan

40  

Page 57: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

41  

PAD (studi kota se Jawa-Bali)

mengenai PAD

pembangunan ekonomi Pemda kabupaten dan kota masih kecil, akibatnya penerimaan PADnya pun kecil

• Terkait dengan PAD penerimaan yang menjadi andalan adalah retribusi dan pajak daerah. Tingginya retribusi bisa jadi merupakan indikasi semakin tingginya itikad pemerintah untuk memberikan layanan publik yang lebih berkualitas

• Belanja pembangunan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap PADmaupun pertumbuhan ekonomi

3 Susanto Kontribusi PAD terhadap besarnya belanja pembangunan daerah (studi kasus Kabupaten Pemalang)

• Meneliti di Kab. Pemalang

• Menilti tentang PAD

• Tidak meneliti tentang kontribusi

• Tidak meneliti belanja pembangunan

• Analisis deskriptif

• Menunjukan bahwa pelaksanaan pengelolaan PAD pada pemerintah kabupaten Pemalang memberikan kontribusi terhadap belanja pembangunan daerah

• Kontribusi PAD terhadap belanja pembangunan daerah masih rendah dengan persentase rata-rata 29,93%

Page 58: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

H. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini penulis mengkaji hubungan variabel bebas

(independen variabel) Pendapatan Asli Daerah, terhadap variabel terikat

(dependen variabel) infarstruktur pembangunan daerah yang mengambil studi

pada Kabupaten Pemalang. Dimana dalam penelitian ini model yang

digunakan adalah korelasi pearson.

Penelitian ini menerangkan bagaimana salah satu dari sumber

penerimaan pendapatan daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah memiliki

hubungan dengan infrastruktur pembangunan suatu daerah. Kerangka berfikir

ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangaka Pemikiikiran

Pendapatan Asli Daerah

(X)  

Infrastruktur Pembangunan Daerah (Kabupaten Pemalang)

(Y)

I. Hipotesis

Ha: Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki hubungan atau korelasi

dengan infastruktur pembangunan daerah di Kabupaten Pemalang.

 

42  

Page 59: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menganalisis mengenai

hubungan atau korelasi antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan

infrastruktur pembangunan sebuah daerah, dimana dalam penelitian ini penulis

mengambil studi pada Kabupaten Pemalang. Data diambil pada Dinas

Penglolaan Pendapatan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) yang berada di Jl.

Surohadi Kusumo No1, Kabupaten Pemalang. Penulis mengambil data-data

yang berkaitan selama tiga tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel pada Kabupaten

Pemalang dimana sampel yang diambil secara time series. Time series

merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam

suatu interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan atau

tahunan dan tidak boleh ada data yang hilang dari tahun-tahun tersebut

(Husein:2008:42).

43  

Page 60: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

C. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode

penelitian dengan menggunakan riset korelasi. Menurut (Fox:1969) riset

korelasi (Corellational Study) yaitu penelitian untuk menentukan tingkat

hubungan antara variabel-variabel yang berrbeda dalam suatu populasi, sifat

perbedaan yang utama adalah untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar

deskripsi (Husein:2008:42). Dalam penelitian ini penulis menggunakan:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama

baik individu atau perseorangan (Husein:2008:42), dalam hal ini penulis

melakukan observasi secara langsung ke Kabupaten Pemalang,

mendatangi dan melihat langsung keadaan Kabupaten Pemalang yang

semakin berkembang.

Selain itu penulis juga melakukan sedikit wawancara dengan

bagian yang berkepentingan dan dengan melalui penelitian terhadap

Kabupaten Pemalang. Dari wawancara yang dilakukan diharapkan peneliti

dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subyek yang

diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam subyek penelitan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih

lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh

pihak lain bisa dalam bentuk tabel atau diagram-diagram

(Husein:2008:42). Dalam penelitian ini penulis melakukan studi

44  

Page 61: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

kepustakaan yang akan berguna untuk mengetahui biaya-biaya

pembangunan, pendapatan daerah, dan apa saja yang telah dilakukan

Kabupaten Pemalang dalam hal meningkatkan pembangunannya.

D. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis sebuah data diperlukannya sebuah metode-

metode yang dapat membuktikan hasil penelitian secara akurat. Dalam

penelitain ini penulis menggunakan metode analisis sebagai berikut:

1. Analisis Kuantitatif

Penulis menyederhanakan dalam menjelaskan masalah dan

pemecahannya dengan memakai angka-angka supaya penulisan dapat

dibaca dan dimengerti dengan mudah sehingga pembaca dapat menyerap

inti dan menginterpretasikan permasalahan dengan akurat. Dalam hal ini

penulis menggunakan analisis statistik parametrik, dimana data yang

penulis observasi pada Kabupaten Pemalang dapat diinterpretasikan

permasalahannya dengan akurat, dimana data yang penulis observasi pada

objek penelitian diolah dengan pengujian statistik kasus dua sampel yang

saling berhubungan.

2. Korelasi Pearson

Menurut Dwi Priyatno (2008:53) korelasi adalah metode untuk

mengetahui tingkat keeratan hubungan dua peubah atau lebih yang

digambarkan oleh besarnya koefisien korelasi. Korelasi Pearson adalah

suatu bentuk rumus yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Di mana

45  

Page 62: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

variabel bebas ini merupakan pemberian dari hasil suatu observasi

sehingga variabel bebas tersebut tidak lagi Random atau acak, untuk

penelitian lebih lanjut perlu dilakukan uji kerandoman data sampel.

( )( )( ) ( )2222 ∑∑∑ ∑ −−

ΣΣ−Σ=

YYnXXn

YXXYnr  

Keterangan:

r = Koefisien korelasi yang dicari

Σxy = Jumlah perkalian variabel x dan y

Σx = Jumlah nilai variabel x

Σy = Jumlah nilai variabel y

Σx² = Jumlah pangkat dua nilai variabel x

Σy² = Jumlah pangkat dua nilai variabel y

n = Banyaknya sampel

Untuk mengukur seberapa besar hubungan yang terjadi menurut

Duwi (2008:54) dapat diukur dengan standar yang dimana apabila hasil

korelasi mendekati nilai 1,000 maka dapat dikatakan bahwa korelasi yang

terjadi antar variabel sangat kuat. Berikut standar korelasi:

0,00-0,199 = Sangat Rendah

0.20-0,399 = Rendah

0,40-0,599 = Sedang

0,60-0,799 = Kuat

0,80-1,000 = Sangat Kuat

46  

Page 63: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

E. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian

variabel yang digunakan dalam penulisan. Hal ini diperlukan agar ada

kesamaan makna atas suatu variabel yang mungkin mempunyai makna ganda

(Abdul Hamid:2007:33).

1. Pendapatan Asli daerah

Pendapatan asli daerah atau disingkat dengan PAD merupakan

hasil pendapatan yang didapat oleh suatu daerah untuk membiayai seluruh

kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah setempat. Sedangkan

menurut Elita Dewi, 2002 Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan

yang diterima oleh setiap daerah yang terdiri dari sumber-sumber dalam

wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan

asli daerah sendiri terdiri dari beberapa sumber pendapatan diantaranya

yaitu:

a. Pajak daerah

UU No 28 Tahun 2009 menyebutkan pajak daerah adalah iuran

wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai menyelenggarakan pemerintahan daerah

dan pembangunan daerah. Pajak daerah terdiri diantaranya yaitu:

47  

Page 64: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

1) Pajak hotel

2) Pajak restoran

3) Pajak hiburan

4) Pajak reklame

5) Pajak penerangan jalan

6) Pajak pengambilan bahan galian golongan C

7) Pajak pemanfaatan air bawah tanah

b. Retribusi daerah

Menurut UU No 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan

retribusi daerah menyatakan retribusi daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan. Menurut UU No 28 tersebut

retribusi daerah terdiri dari:

1) Retribusi jasa umum yang bertujuan memberikan pelayanan untuk

kepentingan dan kemanfaatan umum

2) Retribusi jasa usaha yaitu pelayanan yang disediakan pemerintah

dengan prinsip komersial, dan

3) Retribusi perizinan tertentu yaitu pemerintah daerah memberikan

perizinan tertentu kepada orang pribadi atau badan untuk

memanfaatkan atau menggunakan salah satu fasilitas daerah guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

lingkungan.

48  

Page 65: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

lainnya yang dipisahkan

Yang dimaksud hasil perusahaan daerah adalah bagian

keuntungan atau laba bersih perusahaan daerah yang berupa

pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang

disetor ke kas daerah, baik bagi perusahaan daerah yang modalnya

untuk seluruhnya terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan

maupun bagi perusahaan daerah yang modalnya sebagian terdiri dari

kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis penerimaan yang termasuk

hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, antara lain

bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah (Strategi

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah:2010).

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah hasil daerah

yang diperoleh dari usaha di luar kegiatan dan pelaksanaanya tugas

daerah. Undang-undang No 25 Tahun 1999 menyebutkan lain-lain

pendapatan yang sah yaitu:

1) Hibah

2) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan

3) Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah

4) Penerimaan Jasa Giro

49  

Page 66: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

50  

2. Infastruktur Pembangunan Daerah

Dalam sebuah artikel berjudul Percepatan Pembangunan

infrastruktur, Infrastruktur mempunyai peran yang penting dalam

memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta diyakini sebagai

pemicu pembangunan suatu kawasan. Dalam kepemerintahan Kabupaten

Pemalang, infrastruktur pembangunan daerahnya meliputi diantaranya:

a. Dinas pendidikan, yaitu dana yang digunakan dalam rangka

memperbaiki fasilitas dalam menunjang pendidikan, seperti:

pembangunan sekolah, pembangunan ruang kelas, perpustakaan,

laboratorium dan perpustakaan.

b. Dinas kesehatan, yaitu dana yang digunakan untuk memperbaiki

sistem serta fasilitas rumah sakit untuk kenyamanan dalam

pelayanannya, seperti: pembangunan puskesmas, pengadaan sarana

dan prasarana posyandu, dan pambangunan untuk peningkatan sarana

dan prasarana RSUD

c. Dinas pekerjaan umum, yaitu dana yang digunakan untuk

memperbaiki fasilitas daerah sampai kepelosok desa guna menunjang

kepentingan umum, seperti: pembangunan jalan dan jembatan, saluran

drainase, pembangunan infrastruktur desa, dan lain-lain.

Page 67: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis Kabupaten Pemalang

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu wilayah di Propinsi

Jawa Tengah yang terletak di utara Jawa Tengah bagian barat sekitar 140

Km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten

Pemalang terletak diantara 109º 17´ 30" Bujur Timur dan 8º 52´ 30" – 7º

20´ 11´ Lintang Selatan dengan batas-batas administrasi Kabupaten

Pemalang adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Pekalongan

Sebelah Selatan : Kabupaten Purbalingga

Sebelah Barat : Kabupaten Tegal

Luas wilayah Kabupaten Pemalang 111.530,570 Ha atau 1.115,31

Km², Kabupaten Pemalang terdiri dari 14 Kecamatan dan 11 Kelurahan

serta 211 Desa dengan perincian sebagai berikut: Kecamatan Pemalang, 13

desa dan 7 kelurahan; Kecamatan Taman, 19 Desa dan 2 Kelurahan;

Kecamatan Petraukan, 19 Desa dan 1 Kelurahan; Kecamatan Comal, 17

Desa dan 1 Kelurahan; Kecamatan Ampelgading, 16 Desa; Kecamatan

Bodeh, 19 Desa; Kecamatan Randudongkal, 18 Desa; Kecamatan

51  

Page 68: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Bantarbolang, 17 Desa; Kecamatan Moga, 10 Desa; Kecamatan Belik, 12

Desa; Kecamatan Watukumpul, 15 Desa; Kecamatan Pulosari, 12 Desa;

Kecamatan Warungpring, 6 Desa.

Wilayah Kabupaten Pemalang yang seluas 111.530,570 Ha. Seluas

38.694,216 Ha dari seluruh luas daerah merupakan tanah Sawah;

Bangunan dan sekitarnya 14.875,200 Ha; Tegalan/kebun 17.951,975 Ha;

Ladang/huma 233,091 Ha; Tambak/kolam 1.451,54 Ha; Hutan 29.972,88

Ha; Perkebunan 774,21 Ha; Lain-lain 10.006,54 Ha.

Secara umum wilayah Kabupaten Pemalang beriklim tropis suhu

rata-rata dengan suhu minimum 26,05º C dan maksimum 27,53º C.

Penyebaran curah hujan di Kabupaten pemalang adalah sebagai berikut:

a. 2000 – 3000 mm/tahun, meliputi wilayah pantai, Kecamatan Pemalang,

Taman, Ampelgading, Petarukan, Comal dan Ulujami

b. 3000 – 4000 mm/tahun, meliputi wilayah:

Kecamatan Randudongkal, Bantarbolang, Bodeh, Watukumpul.

c. 4000 – 5000 mm/tahun meliputi wilayah:

Kecamatan Pulosari dan Watukumpul

d. Lebih dari 6000 mm/tahun, meliputi wilayah:

Kecamatan Moga dan Watukumpul

52  

Page 69: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

2. Perekonomian Daerah

Struktur perekonomian Kabupaten Pemalang masih didominasi

oleh sektor pertanian dalam arti luas, yang meliputi sektor pertanian

tanaman pangan/perkebunan, peternakan dan perikanan. Sektor yang

memberikan kontribusi terbesar kedua setelah pertanian adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Selanjutnya kontribusi terbesar ketiga

adalah sektor industri pengolahan.

Struktur perekonomian Kabupaten Pemalang terus mengalami

pergeseran meskipun tingkat perubahannya relatif kecil dan lambat.

Dominasi sektor primer (pertanian) dalam perekonomian akibat kurang

berkembangnya sektor industri, perdagangan dan jasa pada pasca krisis.

Pergeseran struktur ekonomi dapat teridentifikasi dari perubahan peranan

dan kontribusi antara primer, sekunder dan tersier. Kedepan Kabupaten

Pemalang mengharapkan pendapatan perkapita terus meningkat sejalan

dengan pertumbuhan pendapatan perkapita Jawa Tengah yang diikuti

dengan pemerataan pendapatan yang makin baik, dengan meniadakan

ketimpangan baik antar wilayah, antar kecamatan maupun antar desa-kota.

3. Prasarana dan Sarana Daerah

Sampai dengan saat ini, Kabupaten Pemalang telah berhasil

membangun infrastruktur yang sangat memadai untuk mendukung

berbagai kegiatan pembangunan dan investasi. Sarana dan prasarana

(infrastruktur) tersebut antara lain berupa jalan beraspal sampai pelosok

53  

Page 70: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

daerah, terminal bus, sejumlah pasar, maupun pasar agropolitan di desa

Gombong Kecamatan Belik.

Sesuai dengan posisi wilayah, Kabupaten Pemalang dilalui oleh

jalan arteri primer (jalan Negara) yang menghubungkan Provinsi Jawa

Barat dan Provinsi Jawa Timur, jalan ini sangat penting karena orientasi

perhubungan dan perkembangan wilayah mengarah kejalan arteri ini. Jalur

jalan arteri primer juga dihubungkan dengan jalan kearah selatan (Jalan

Provinsi) yang menuju kewilayah Jawa Tengah bagian selatan, juga

adanya jalan-jalan sekunder (Kabupaten) maupun jalan lain yang

menghubungkan pusat-pusat kecamatan dengan wilayah disekitarnya.

Perbaikan dalam infrastruktur pembangunan pada Kabupaten

Pemalang juga dapat dilihat pada dinas pekerjaan umum yang sesuai

laporannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

2006-2011 menyatakan pencapaian yang telah dilakukan sampai tahun

2010 adalah sebagai berikut:

a. Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan indikator

pertumbuhan jalan-jalan baru baik jalan kabupaten maupun jalan desa

sebesar 1,5% pertahun.

b. Program rehabilitasi jalan atau jembatan, dengan indikator tes dan

pemeliharaan jalan kabupaten/desa mengalami pengurangan persentase

kerusakan jalan-jalan kondisi rusak berat berkurang dari 40% menjadi

20%.

54  

Page 71: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

c. Program pembangunan saluran drainase, dengan indikator

pertumbuhan saluran drainase dan gorong-gorong sebesar 5%

pertahun.

d. Program pengembangan dan pengolahan irigasi, rawa dan jaringan

pengairan lainnya, dengan indikator pengembangan dan

pengolahannya meningkat 5% pertahun.

e. Program penyediaan dan pengelolaan air baku, dengan indikator

meningkatnya kualitas aliran dan pusaran air baku 10% pertahun,

meningkatnya volume dan distribusi air baku 10% pertahun.

f. Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau

dan sumber daya lainnya, dengan indikator berkurangnya kawasan

kritis di daerah tangkapan sungai 5% pertahun, meningkatnya

konservasi air tanah dan sumber air 5% pertahun, dan 60% sungai dan

waduk berfungsi dengan baik.

g. Program pengembangan kinerja, pengelolaan air minum dan air

limbah, dengan indikator 20% prasarana dan sarana air minum bagi

masyarakat berpenghasilan rendah meningkat, dan sarana serta

prasarana pengelolaan limbah meningkat 10%.

h. Program pengendalian banjir, dengan indikator resiko terjadinya banjir

berkurang 30%.

i. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, dengan

indikator 30% wilayah strategis dan cepat tumbuh berkembang.

55  

Page 72: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

56  

j. Program pembangunan infrastruktur pedesaan, dengan indikator

pertumbuhan infrastruktur pedesaan dalam mendukung produktifitas

masyarakat desa meningkat sebesar 20%.

4. Pemerintahan Daerah Kabupaten Pemalang

Penyelenggaran pemerintahan daerah Kabupaten Pemalang adalah

Pemerintah Kabupaten Pemalang dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kabupaten Pemalang. Pemerintah Kabupaten Pemalang terdiri

atas bupati dan Perangkat Daerah yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas

Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan Kelurahan sebagai

penyelenggaran pemerintahan. Hubungan antara pemerintah daerah dan

DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat

kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara lembaga

pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar,

keduanya tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalam pembuatan

kebijakan daerah berupa peraturan daerah. Hubungan kemitraan bermakna

bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra kerja

dalam membuat kebijakan daerah untuk pelaksanaan desentralisasi sesuai

dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu

membangun suatu hubungan kerja yang bersifat saling mendukung bukan

merupakan lawan atau pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi

masing-masing.

Page 73: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Gambar 4.1 Pola Organisasi Pemerintah Kabupaten Pemalang

Garis Komando

Garis pertanggungjawaban

Garis koordinasi

BUPATI

WAKIL

SEKRETARIAT DAERAH (unsur staf)

STAF AHLI

LEMBAGA LAIN (pelaksanaan per UU)

LEMTEKDA DINAS DAERAH

KECAMATAN SEKRETARIAT DPRD

DPRD

KELURAHAN 57  

Page 74: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Dari tabel diatas pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten

Pemalang sesuai dengan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menggambarkan

hubungan yang bersifat hirarkis maupun koordinasi penyelenggaraan

pemerintah daerah.

5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Pemalang mempunyai kedudukan yaitu merupakan unsur

pelaksana Pemerintah Kabupaten dibidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah yang dipimpin oleh seorang kepala Bupati

melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Pemalang.

Tugas pokok dari DPPKAD yaitu melaksanakan kewenangan

otonomi daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset

daerah. Adapun fungsi DPPKAD, yaitu:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah

b. Pelaksanaan pelayanan penunjang penyelenggaran Pemerintah Daerah

di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah

c. Pelaksanaan penyusunan rencana program, monitoring dan evakuasi di

bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah

d. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan anggaran

pendapatan dan belanja daerah.

58  

Page 75: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Badan perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur

penunjang Pemerintah Kabupaten dibidang perencanaan pembangunan

daerah yang dipimpin oleh seorang kepala, yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten

Pemalang.

Badan perencanaan pemabngunan memiliki fungsi yaitu untuk

membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang

perencanaan pembangunan daerah. Sedangkan fungsi dari lembaga

BAPPEDA yaitu:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan

daerah, statistik dan penanaman modal

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah,

statistik dan penanaman modal

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan

daerah, statistik dan penanaman modal

d. Pelaksanaan penyusunan perencanaan rencana dan program,

monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan

pembangunan daerah, statistik, dan penanaman modal

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

59  

Page 76: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

B. Hasil dan Pembahasan

1. Korelasi Pearson

Korelasi Pearson merupakan korelasi sederhana yang biasa

dilakukan pada sampel yang relatif kecil atau sederhana yang mengaitkan

dua variabel untuk mengukur hubungan diantara keduanya. Korelasi

dilakukan pada Pendapatan Asli Daerah dengan infrastruktur

pembangunan yang ada di Kabupaten Pemalang, penelitian akan korelasi

tersebut diambil dari data Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal

daerah untuk infrastruktur pembangunan daerah dalam APBD selama tiga

tahun yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2009. Korelasi dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar atau kuat hubungan antara kedua variabel yaitu

antara Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah

di Kabupaten Pemalang.

Berikut akan disajikan data-data yang berhubungan dengan

penelitian berserta hasil dari penelitian antara pendapatan asli daerah dan

infrastruktur pembangunan daerah pertahun dari tahun 2007 sampai tahun

2009 dan hasil korelasi secara keseluruhan selama tiga tahun:

60  

Page 77: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.1. Pendapatan Asli Daerah

Uraian 2007

(Rp)

PAJAK DAERAH

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian Golongan C

7. Pajak Parkir

8. Pajak Sarang Burung Walet

RETRIBUSI DAERAH

HASIL PERUSAHAAN MILIK DAERAH DAN HASIL

PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH

1. Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah

2. Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

TOTAL

108.865.050

83.615.700

47.732.888

334.576.483

8.388.328.215

56.310.600

8.251.900

265.100.000

32.179.733.471

939.192.680

1.888.752.577

11.566.879.444

55.867.339.008

Sumber: Dispenda Pemalang

61  

Page 78: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.2 Infrastruktur Pembangunan Daerah

Uraian 2007 (Rp)

A. Dinas Pendidikan 1. Pembangunan sekolah untuk usia dini 2. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP 3. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar 4. Penambahan ruang kelas baru SMP/MTs 5. Pembangunan gedung sekolah menengah 6. Penambahan ruang kelas menengah 7. Pembangunan labroratorium dan ruang pratikum untuk sekolah

menengah 8. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah

B. Dinas Kesehatan 1. Pembangunan puskesmas 2. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu 3. Program untuk peningkatan sarana dan prasarana RSUD

C. Dinas Pekerjaan Umum 1. Pembangunan jalan dan jembatan 2. Pembangunan saluran drainase 3. Pembangunan/peningkatan infrastruktur 4. Pembangunan infrastruktur desa 5. Pembangunan jaringan air bersih/air minum 6. Pembangunan sumur-sumur air tanah 7. Perbaikan perumahan karena bencana alam 8. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat 9. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya

D. Dinas Perhubungan 1. Pembangunan gedung terminal 2. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi 3. Pembangunan parkir dan rest area 4. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang

menimbulkan polusi TOTAL

530.147.000 604.423.200 427.800.000

5.136.000.000 794.500.000 633.848.400 604.500.000

465.000.000

2.076.102.000

48.000.000 16.567.411.000

23.543.961.800

484.400.000 8.019.528.000

825.000.000 750.000.000 275.000.000 90.000.000

--

--

33.000.000 99.900.000

62.008.521.400

Sumber: BAPPEDA Pemalang

62  

Page 79: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Pada tahun 2007 data pendapatan asli daerah dan infrastruktur

pembangunan daerah jelas terlihat bahwa pada tahun tersebut lebih besar

total pengeluaran untuk pembangunannya, hal ini dapat terjadi karena

banyak pendapatan di luar Pendapatan Asli daerah yang pada tahun 2007

memiliki kontribusi sehingga pembangunan dapat dilaksanakan seperti

dari Dana Alokasi Umum (DAU). Dari data tersebut sehingga dapat

diambil hubungan atau korelasi untuk tahun 2007 yaitu:

Tabel 4.3 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

pendapatan asli daerah Pearson Correlation 1 -.148

Sig. (2-tailed) .852

N 4 4

infrastruktur pembangunan

daerah

Pearson Correlation -.148 1

Sig. (2-tailed) .852

N 4 4

Sumber: Olah Data SPSS

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) di dapat korelasi antara

Pendapatan Asli daerah dengan Infrastruktur pendapatan daerah adalah

-0,148. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara

Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah.

Sedangkan arah hubungan adalah negatif, ini berarti menunjukan bahwa

Pendapatan Asli Daerah jauh lebih rendah daripada Infrastruktur

Pembangunan Daerah.

63  

Page 80: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.4 Pendapatan Asli Daerah

Uraian 2008

(Rp)

PAJAK DAERAH

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian

Golongan C

7. Pajak Parkir

8. Pajak Sarang Burung Walet

RETRIBUSI DAERAH

HASIL PERUSAHAAN MILIK DAERAH DAN

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH

1. Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah

2. Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG

SAH

TOTAL

160.750.150

89.898.100

50.505.900

412.933.450

9.318.122.835

51.093.200

10.966.900

230.400.000

35.496.806.899

770.000.000

2.898.628.919

17.392.144.267

66.882.900.620

Sumber: Dispenda Pemalang

64  

Page 81: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.5 Infrastruktur Pembangunan Daerah Uraian 2008

(Rp) B. Dinas Pendidikan

1. Pembangunan sekolah untuk usia dini 2. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP 3. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar 4. Penambahan ruang kelas baru SMP/MTs 5. Pembangunan gedung sekolah menengah 6. Penambahan ruang kelas menengah 7. Pembangunan labroratorium dan ruang pratikum untuk

sekolah menengah 8. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah

C. Dinas Kesehatan 1. Pembangunan puskesmas 2. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu 3. Program untuk peningkatan sarana dan prasarana RSUD

C. Dinas Pekerjaan Umum 1. Pembangunan jalan dan jembatan 2. Pembangunan saluran drainase 3. Pembangunan/peningkatan infrastruktur 4. Pembangunan infrastruktur desa 5. Pembangunan jaringan air bersih/air minum 6. Pembangunan sumur-sumur air tanah 7. Perbaikan perumahan karena bencana alam 8. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat 9. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya

D. Dinas Perhubungan 1. Pembangunan gedung terminal 2. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi 3. Pembangunan parkir dan rest area 4. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang

menimbulkan polusi

TOTAL

-------

-

2.260.500.000-

10.640.849.500

7.628.310.000 500.000.000

4.746.377.000 3.539.251.000

295.000.000 215.000.000

--

260.000.000

120.000.000 245.862.000

--

30.451.149.500Sumber: BAPPEDA Pemalang

65  

Page 82: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Pada tahun 2008 pendapatan dari PAD jauh lebih besar dari pada

pengeluaran untuk pembangunan daerah, hal tersebut disebabkan karena

semkin baiknya sistem pemungutan pajak daerahnya sehingga bila

dibandingkan dengan tahun lalu pendapatan asli daerah tahun 2008 jauh

lebih besar. Dari data tahun 2008 berikut korelasi yang terjadi.

Tabel 4.6 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

pendapatan asli daerah Pearson Correlation 1 .825

Sig. (2-tailed) .382

N 4 3

infrastruktur pembangunan

daerah

Pearson Correlation .825 1

Sig. (2-tailed) .382

N 3 3

Sumber: Olah Data SPSS

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) diperoleh korelasi antara

Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah adalah

0,825. Hal ini menunjukan bahwa hubungan yang terjadi sangat kuat

antara kedua variabel. Sedangkan arah hubungan adalah positif, yang

berarti semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah maka semakin meningkat

Infrastruktur Pembangunan Daerah.

66  

Page 83: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.7 Pendapatan Asli Daerah

Uraian 2009

(Rp)

PAJAK DAERAH

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian

Golongan C

7. Pajak Parkir

8. Pajak Sarang Burung Walet

RETRIBUSI DAERAH

HASIL PERUSAHAAN MILIK DAERAH DAN HASIL

PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH

1. Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah

2. Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG

SAH

TOTAL

169.348.487

161.193.508

31.190.500

367.502.680

10.780.814.060

67.744.500

14.449.500

190.270.000

39.554.382.955

1.877.363.682

3.892.290.828

24.660.623.928

81.767.174.628

Sumber: Dispenda Pemalang

67  

Page 84: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.8 Infrastruktur Pembangunan Daerah

Uraian 2009 (Rp)

A. Dinas Pendidikan 1. Pembangunan sekolah untuk usia dini 2. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP 3. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar 4. Penambahan ruang kelas baru SMP/MTs 5. Pembangunan gedung sekolah menengah 6. Penambahan ruang kelas menengah 7. Pembangunan labroratorium dan ruang pratikum

untuk sekolah menengah 8. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah

B. Dinas Kesehatan 1. Pembangunan puskesmas 2. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu 3. Program untuk peningkatan sarana & prasarana

RSUD C. Dinas Pekerjaan Umum

1. Pembangunan jalan dan jembatan 2. Pembangunan saluran drainase 3. Pembangunan/peningkatan infrastruktur 4. Pembangunan infrastruktur desa 5. Pembangunan jaringan air bersih/air minum 6. Pembangunan sumur-sumur air tanah 7. Perbaikan perumahan karena bencana alam 8. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana

sehat 9. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya

D. Dinas Perhubungan 1. Pembangunan gedung terminal 2. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi 3. Pembangunan parkir dan rest area 4. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair

yang menimbulkan polusi

TOTAL

869.268.000 441.000.000

1.057.500.000-

1.323.000.000 525.000.000 425.000.000

-

4.868.300.000-

4.876.614.000

9.450.000

310.000.000 1.516.053.000 1.033.000.000 3.961.700.000

--

112.930.000

752.400.000

835.000.000 - --

22.916.215.000

Sumber: BAPPEDA Pemalang

68  

Page 85: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Pada tahun 2009 tingkat pendapatan yang digunakan untuk

pembangunan daerah masih relatif besar, dibandingkan dengan tahun lalu

pada Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat dari sisi pajak daerah

mengalami peningkatan yang cukup besar, hal ini menunjukan bahwa

pajak daerah telah mengalami perbaikan sehingga dapat dipungut dengan

maksimal. Dari data 2009 dapat berikut adalah korelasi yang terjadi

Tabel 4.9 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

Pendapatan Asli Daerah Pearson Correlation 1 .694

Sig. (2-tailed) .512

N 4 3

Infrastruktur Pembangunan

Daerah

Pearson Correlation .694 1

Sig. (2-tailed) .512

N 3 3

Sumber: Olah Data SPSS

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) diperoleh korelasi antara

Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah adalah

0,694. Hal ini menunjukan hubungan yang terjadi kuat antara Pendapatan

Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan daerah. Sedangkan arah

hubungan adalah positif, yang berarti menunjukan hubungan semakin

tinggi Pendapatan Asli Daerah maka akan semakin meningkat

Infrastruktur Pembangunan Daerahnya.

Bila dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2008,

korelasi yang terjadi menurun dari 0,825 menjadi 0,694 hal ini disebabkan

69  

Page 86: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

karena pada tahun 2009, pembangunan yang terjadi jauh lebih banyak dari

pembangunan di tahun 2008 yaitu dalam dinas pendidikan, pada tahun

2008 tidak ada pembangunan di dinas pendidikan karena dirasa masih

cukkup dan tidak membutuhkan pembangunan, namun di tahun 2009

pembangunan di dinas pendidikan diadakan kembali sehingga hal tersebut

mengakibatkan total pembangunan di tahun 2009 jauh lebih kecil dari

tahun 2008 dan hal tersebut juga menunjukan bahwa korelasi yang terjadi

kurang baik karena semakin menurun tingkat kekuatannya.

Berikut akan disajikan hasil uji statistik korelasi selama tiga tahun

secara keseluruhan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan yang terjadi

selama tiga tahun:

Tabel 4.10 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

Pendapatan Asli Daerah Pearson Correlation 1 .048

Sig. (2-tailed) .883

N 12 12

Infrastruktur Pembangunan

Daerah

Pearson Correlation .048 1

Sig. (2-tailed) .883

N 12 12

Sumber: Olah Data SPSS

Dari hasil olah data SPSS, menunjukan untuk korelasi antara

Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastuktur Pembangunan Daerah secara

keseluruhan selama tiga tahun dapat dilihat bahwa hasil dari uji korelasi

70  

Page 87: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

71  

menunjukan hubungan yang terjadi sangat rendah yaitu sebesar 0,048 nilai

tersebut masih menjauhi dari nilai 1 yang menunjukan bahwa antar

variabel memiliki keterkaitan yang sangat kuat, sedangkan hubungan yang

terjadi antara Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan

Daerah menunjukan nilai yang masih jauh dari dari nilai tersebut sehingga

menunjukan bahwa keterkaitan hubungan diantara keduanya masih sangat

rendah.

 

Page 88: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap hubungan antara Pendapatan

Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah pada Kabupaten Pemalang selama

tiga tahun dan hasil dari uraian analisis serta pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dilihat dari sumber pendapatan yang diterima oleh daerah, sebagian besar pendapatan

tersebut di gunakan untuk membiayai pembangunan daerah seperti contohnya pada pajak

daerah yang dipungut dari masyarakat, menurut beberapa penelitain terdahulu

menyatakan bahwa pajak daerah memiliki kontribusi kuat dalam pembangunan daerah.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli daerah memiliki hubungan

dengan infrastruktur pembangunan daerah pada Kabupaten Pemalang.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik korelasi maka

didapat hasil selama tiga yaitu pada tahun 2007 total pendapatan jauh lebih kecil daripada

pengeluarannya sehingga mengakibatkan hubungan yang terjadi antara keduanya sebesar

-0,148, hal ini menunjukan hubungan yang sangat rendah diantara kedua variabel lalu

pada tahun 2008 hubungan tersebut menaik sebesar 0,825, hal ini menunjukan hubungan

yang semakin menguat antara kedua variabel karena Pemerintah Daerah dari Kabupaten

Pemalang mulai dapat menarik pendapatannya dengan lebih baik, walau pada tahun 2009

hubungan antara keduanya mengalami penurunan menjadi 0,694 namun masih dapat di

kategorikan sebagai hubungan yang kuat, hal tersebut dapat terjadi karena meski pada

tahun 2009 pendapatan Asli Daerah menaik namun infrastruktur yang dibangun pada

72  

Page 89: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

tahun tersebut jauh lebih kecil di banding tahun sebelummnya. Namun apabila dilihat

hubungan secara keseluruhan selama tiga tahun, hubungan yang terjadi antara Pendapatan

Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan daerah masihlah sangat rendah yaitu

sebesar 0.048.

B. Implikasi

Kedua variabel yang saling berhubungan yaitu: Pendapatan Asli Daerah dan

Infrastruktur Pembangunan Daerah, baik secara masing-masing ataupun bersama-sama kedua

variabel memiliki keterkaitan hubungan yang kuat. Dengan adanya Pendapatan Asli Daerah

maka Kabupaten Pemalang dapat membiayai pembangunan daerahnya, dan dengan

diadakannya Infrastruktur Pembangunan Daerah maka mendorong Pemerintah daerah untuk

lebih memaksimalkan pendapatan daerahnya, sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten

Pemalang dapat semakin memajukan dan mengembangkan daerahnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis mengajukan saran-saran dengan harapan dapat

memberikan manfaat serta alternatif pemecahan atau mengatasi masalah yang dihadapi oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang

Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang hendaknya mengoptimalkan

upayanya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, dengan jalan dapat

meningkatkan SDM yang berhubungan dengan Pendapatan Asli Daerah. Selain itu

peningkatan dalam pajak daerahnya karena pajak merupakan sumber pendapatan terbesar

bagi suatu daerah.

2. Bagi Peneliti

73  

Page 90: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

74  

Para peneliti diharapkan dapat mengembangkan dan meneliti lebih lanjut tentang

hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dengan Infrastruktur Pembangunan Daerah.

3. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini masyarakat mengetahui hal-hal yang menjadi

sumber-sumber pendapatan daearah dimana salah satunya adalah Pendapatan Asli Daerah

yang digunakan untuk membiayai Infrastruktur Pembangunan Daerah Kabupaten

Pemalang.

 

Page 91: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

DAFTAR PUSTAKA

Adi Priyo Hari, “Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja

Pembangunan dan PAD” (studi kasus kota/kabupaten se Jawa-Bali), 2004. Bachrul Elmi, “Keuangan Pemerintah Daerah Otonomi di Indonesia”, Jakarta:

Universitas Indonesia Press, 2002.

BAPPENAS, “Percepatan Pembangunan Infrastruktur”, Bagian IV, 2008. B. Ricson Simarmata, “Strategi Pembangunan Daerah: Bagaimana Pemerintah

Daerah Seharusnya?”, 2008.

Dewi Elita, “Identifikasi Sumber-sumber PAD dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah”, Digilib USU, 2002.

Ermaya Suradinata, “Manajeman Pemerintah dan Otonomi Daerah”, Bandung:

Ramadhan, 1998.

Josef Riwu Kaho, “Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia: Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah”, Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 1991.

Lutfi Achmad, “Evolusi Penarikan Pajak Daerah di Indonesia: Suatu Tinjauan Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Pajak Daerah Di Indonesia”, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Universitas Indonesia, 2006.

Mardiasmo, Perpajakan, Yogyakarta: Andi Ofset, 2009.

Mitra Pustaka UNTIRTA: “Strategi Meningkatkan PAD”, 2010.

Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 9 tahun 2009, Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Pemalang tahun 2006-2011.

Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Otonomi pada Kabupaten/Kota.

Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah. Peratutan Pemerintah No 66 Tahun 2001 Tentang Jenis-jenis Retribusi Daerah.

75  

Page 92: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

76  

Priyatno Duwi, 2008, “Mandiri Belajar SPSS (statistical Product and Service Solution untuk Analisis Data & Uji Statistik”), cetakan ke 2, Yogyakarta: Media Kom, 2008.

Profil Kelembagaan ( perangkat daerah Kabupaten Pemalang ). SETDA Kabupaten Pemalang 2009

R Sitompul, “Keuangan Negara”, Jakarta: Erlangga, 1996.

Saiful Rahman Yuniarto, “Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah”, Jakarta, 2009.

Sofwani Ahmad, “Mobilisasi sumber-sumber PAD dalam rangka pembangunan daerah” (studi kasus kabupaten Muara Enim), 2002.

Solihin Dadang, “Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses”, Jakarta, 2005.

Suandy Erly, “Perpajakan”, Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Susanto, “Kontribusi PAD Terhadap Besarnya Belanja Pembangunan Daerah” (studi kasus Kota Pemalang), 2005.

Umar Husein, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, PT Raja Grasindo Persada, Jakarta, 2008.

Undang-Undang No 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang No 25 Tahun 1999 Tentang Lain-lain PAD yang Sah. Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Daerah Otonom. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah. Undang-Undang No 38 Tahun 2007 Tentang pembagian urusan pemerintahan

antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

Wikipedia, “Otonomi Daerah di Indonesia”, 2010. www.bataviase.co.id, “Benahi Infrastruktur Daerah Tertingga”, Business News,

2009.

Page 93: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi
Page 94: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.2 Infrastruktur Pembangunan Daerah

Uraian 2007 (Rp)

A. Dinas Pendidikan 1. Pembangunan sekolah untuk usia dini 2. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP 3. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar 4. Penambahan ruang kelas baru SMP/MTs 5. Pembangunan gedung sekolah menengah 6. Penambahan ruang kelas menengah 7. Pembangunan labroratorium dan ruang pratikum untuk sekolah

menengah 8. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah

B. Dinas Kesehatan 1. Pembangunan puskesmas 2. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu 3. Program untuk peningkatan sarana dan prasarana RSUD

C. Dinas Pekerjaan Umum 1. Pembangunan jalan dan jembatan 2. Pembangunan saluran drainase 3. Pembangunan/peningkatan infrastruktur 4. Pembangunan infrastruktur desa 5. Pembangunan jaringan air bersih/air minum 6. Pembangunan sumur-sumur air tanah 7. Perbaikan perumahan karena bencana alam 8. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat 9. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya

D. Dinas Perhubungan 1. Pembangunan gedung terminal 2. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi 3. Pembangunan parkir dan rest area 4. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang

menimbulkan polusi TOTAL

530.147.000 604.423.200 427.800.000

5.136.000.000 794.500.000 633.848.400 604.500.000

465.000.000

2.076.102.000

48.000.000 16.567.411.000

23.543.961.800

484.400.000 8.019.528.000

825.000.000 750.000.000 275.000.000 90.000.000

--

--

33.000.000 99.900.000

62.008.521.400

Sumber: BAPPEDA Pemalang

Page 95: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.5 Infrastruktur Pembangunan Daerah Uraian 2008

(Rp) A. Dinas Pendidikan

1. Pembangunan sekolah untuk usia dini 2. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP 3. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar 4. Penambahan ruang kelas baru SMP/MTs 5. Pembangunan gedung sekolah menengah 6. Penambahan ruang kelas menengah 7. Pembangunan labroratorium dan ruang pratikum untuk

sekolah menengah 8. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah

B. Dinas Kesehatan 1. Pembangunan puskesmas 2. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu 3. Program untuk peningkatan sarana dan prasarana RSUD

B. Dinas Pekerjaan Umum 1. Pembangunan jalan dan jembatan 2. Pembangunan saluran drainase 3. Pembangunan/peningkatan infrastruktur 4. Pembangunan infrastruktur desa 5. Pembangunan jaringan air bersih/air minum 6. Pembangunan sumur-sumur air tanah 7. Perbaikan perumahan karena bencana alam 8. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat 9. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya

C. Dinas Perhubungan 1. Pembangunan gedung terminal 2. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi 3. Pembangunan parkir dan rest area 4. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang

menimbulkan polusi

TOTAL

-------

-

2.260.500.000-

10.640.849.500

7.628.310.000 500.000.000

4.746.377.000 3.539.251.000

295.000.000 215.000.000

--

260.000.000

120.000.000 245.862.000

--

30.451.149.500Sumber: BAPPEDA Pemalang

Page 96: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Tabel 4.8 Infrastruktur Pembangunan Daerah

Uraian 2009 (Rp)

A. Dinas Pendidikan 1. Pembangunan sekolah untuk usia dini 2. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP 3. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar 4. Penambahan ruang kelas baru SMP/MTs 5. Pembangunan gedung sekolah menengah 6. Penambahan ruang kelas menengah 7. Pembangunan labroratorium dan ruang pratikum

untuk sekolah menengah 8. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah

B. Dinas Kesehatan 1. Pembangunan puskesmas 2. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu 3. Program untuk peningkatan sarana & prasarana

RSUD C. Dinas Pekerjaan Umum

1. Pembangunan jalan dan jembatan 2. Pembangunan saluran drainase 3. Pembangunan/peningkatan infrastruktur 4. Pembangunan infrastruktur desa 5. Pembangunan jaringan air bersih/air minum 6. Pembangunan sumur-sumur air tanah 7. Perbaikan perumahan karena bencana alam 8. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana

sehat 9. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya

D. Dinas Perhubungan 1. Pembangunan gedung terminal 2. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi 3. Pembangunan parkir dan rest area 4. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair

yang menimbulkan polusi

TOTAL

869.268.000 441.000.000

1.057.500.000-

1.323.000.000 525.000.000 425.000.000

-

4.868.300.000-

4.876.614.000

9.450.000

310.000.000 1.516.053.000 1.033.000.000 3.961.700.000

--

112.930.000

752.400.000

835.000.000 - --

22.916.215.000

Sumber: BAPPEDA Pemalang

Page 97: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Rekapitulasi Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2007 (Dalam Satuan Rupiah)

Uraian Target Anggaran

Setelah Perubahan Tahun 2007

Realisasi Anggaran Sampai Bulan

Desembet Tahun 2007

Selisih Kurang (Lebih)

%

PENDAPATAN 659.965.625.000 686.287.450.612 26.321.825.612 3,99 PENDAPATAN ASLI DAERAH 52.026.512.000 55.867.339.008 3.840.827.008 7,38 Hasil Pajak Daerah 8.295.000.000 9.292.780.836 997.780.836 12,03 Hasil Retribusi Daerah 30.403.460.000 32.179.733.471 1.776.273.471 5,84 Retribusi Jasa Umum 26.110.950.000 27.520.044.915 1.409.094.915 5,40 Retribusi Jasa Usaha 3.754.810.000 3.970.221.903 215.411.903 5,74 Retribusi Perijinan Tertentu 537.700.000 689.466.653 151.766.653 28,23 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 2.668.592.000 2.827.945.257 159.353.257 5,97 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 10.659.460.000 11.566.879.444 907.419.444 8,51 DANA PERIMBANGAN 567.495.500.000 579.358.400.088 11.862.900.088 2,09 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 40.443.613.000 51.061.711.516 10.618.098.516 26,25

Page 98: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Rekapitulasi Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2008 (Dalam Satuan Rupiah)

Uraian Target Anggaran

Setelah Perubahan Tahun 2008

Realisasi Anggaran Sampai Bulan Desembet

Tahun 2008

Selisih Kurang (Lebih)

%

PENDAPATAN 728.278.846.000 757.055.740.510 28.776.894.510 3,95 PENDAPATAN ASLI DAERAH 53.748.798.000 66.882.900.620 13.134.102.620 24,44 Hasil Pajak Daerah 8.669.000.000 10.324.670.535 1.655.670.535 19,10 Hasil Retribusi Daerah 30.041.211.000 35.497.456.899 5.456.245.899 18,16 Retribusi Jasa Umum 27.159.500.000 31.923.007.365 4.763.507.365 17,54 Retribusi Jasa Usaha 2.305.211.000 2.640.961.842 335.750.842 14,56 Retribusi Perijinan Tertentu 576.500.000 933.487.692 356.987.692 61,92 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 3.238.858.000 3.668.628.919 429.770.919 13,27 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 11.799.729.000 17.392.144.267 5.592.415.267 47,93 DANA PERIMBANGAN 621.476.077.000 631.081.770.628 9.605.693.628 1,55 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 53.053.971.000 59.091.069.262 6.037.098.262 11,38

Page 99: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Rekapitulasi Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2009 (Dalam Satuan Rupiah)

Uraian Target Anggaran

Setelah Perubahan Tahun 2009

Realisasi Anggaran Sampai Bulan

Desembet Tahun 2009

Selisih Kurang (Lebih)

%

PENDAPATAN 790.930.142.000 829.065.372.640 38.135.230.640 4,82 PENDAPATAN ASLI DAERAH 69.871.265.000 81.767.174.628 11.895.909.628 17,03 Hasil Pajak Daerah 10.596.000.000 11.782.513.235 1.186.513.235 11,20 Hasil Retribusi Daerah 32.030.001.000 39.554.382.955 7.524.381.955 23,49 Retribusi Jasa Umum 27.921.256.000 33.816.778.629 5.895.522.629 21,11 Retribusi Jasa Usaha 3.407.745.000 4.685.383.176 1.277.638.176 37,49 Retribusi Perijinan Tertentu 701.000.000 1.052.221.150 351.221.150 50,10 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5.494.290.000 5.769.654.510 275.364.510 5,01 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 21.750.974.000 24.660.623.928 2.909.649.928 13,38 DANA PERIMBANGAN 680.608.113.000 700.946.926.606 20.338.813.606 2,99 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 40.450.764.000 46.351.271.406 5.900.507.406 14,59

 

Page 100: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Hasil Korelasi Tahun 2007

Tabel 4.3 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

pendapatan asli daerah Pearson Correlation 1 -.148

Sig. (2-tailed) .852

N 4 4

infrastruktur pembangunan

daerah

Pearson Correlation -.148 1

Sig. (2-tailed) .852

N 4 4

Sumber: Olah Data SPSS

Hasil Korelasi Tahun 2008

Tabel 4.6 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

pendapatan asli daerah Pearson Correlation 1 .825

Sig. (2-tailed) .382

N 4 3

infrastruktur pembangunan

daerah

Pearson Correlation .825 1

Sig. (2-tailed) .382

N 3 3

Sumber: Olah Data SPSS

Page 101: ANALISIS KORELASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4012/1/EVI... · daerah kabupaten/kota, sistem pemerintahan indonesia terbagi menjadi

Hasil Korelasi Tahun 2009

Tabel 4.9 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

Pendapatan Asli Daerah Pearson Correlation 1 .694

Sig. (2-tailed) .512

N 4 3

Infrastruktur Pembangunan

Daerah

Pearson Correlation .694 1

Sig. (2-tailed) .512

N 3 3

Sumber: Olah Data SPSS

Hasil Korelasi dari TAhun 2007-2009

Tabel 4.10 Correlations

Pendapatan Asli

Daerah

Infrastruktur

Pembangunan

Daerah

Pendapatan Asli Daerah Pearson Correlation 1 .048

Sig. (2-tailed) .883

N 12 12

Infrastruktur Pembangunan

Daerah

Pearson Correlation .048 1

Sig. (2-tailed) .883

N 12 12

Sumber: Olah Data SPSS