ANALISIS KOMBINASI

Oleh David Firna Setiawan

Latar Belakang• Tanpa disadari, orang kadang kala dihadapkan pada permasalahan “menentukan

kombinasi”. Seperti tukang roti yang ingin membuat roti, harus menentukan kombinasi bahan yang pas untuk menciptakan rasa yang pas bagi konsumennya. Seorang ibu rumah tangga/koki yang sedang memasak resep baru harus menentukan kombinasi yang pas antara bumbu-bumbu untuk menciptakan rasa masakan yang pas sesuai lidah mereka dan orang – orang yang mencicipi masakan mereka dan masih banyak lagi.

• Pada awalnya, mereka melakukan coba-coba sehingga akhirnya menemukan kombinasi yang pas terhadap kuantitas bahan-bahan atau bumbu-bumbu sehingga dihasilkan rasa yang pas pula.

• Begitu pula dalam pendidikan, tidak akan ada sebuah media,metode, teori, maupun model pembelajaran yang bisa digunakan secara mutlak dan terus menerus untuk menerangkan cabang ilmu tertentu. Disadari atau tidak, para pengajar seringkali harus menggunakan kombinasi tertentu untuk meramu media, metode, teori serta model pembelajaran agar apa yang mereka terangkan kepada siswa bisa diterima dan dimengerti.

• Oleh sebab itu, analisis kombinasi menjadi penting dalam rangka menentukan kuantitias relatif dari berbagai input guna menghasilkan kombinasi yang tepat agar nilai output menjadi maksimal.

Obyektivitas dan Subyektivitas Analisis Kombinasi

• Seorang ilmuan harus memiliki sifat obyektif dalam menilai sesuatu. Sikap ini tercermin dari apa yang dikemukakan harus berdasarkan data empiris. Oleh sebab itu, analisis kombinasi pada dasarnya juga menekankan pada obyektivitas. Tetapi kadangkala, karena keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan fikiran dari seseorang, maka tidak salah jika analisis kombinasi didasarkan pada pandangan subyektif.

• Sebagai contoh, seorang penjual roti ingin membuat roti rasa durian. Untuk menciptakan rasa roti yang pas, apakah mereka perlu bertanya kepada para pembeli bahwa bagaimana roti rasa durian yang pas menurut mereka? Maka sudah barang tentu ada variasi jawaban yang luar biasa banyaknya. Oleh sebab itu, penjual roti tersebut bisa saja memperkirakan terlebih dahulu semuanya, setelah produk jadi, baru pembeli merasakan hasilnya, apakah pas (enak) atau kirang enak. Jika kurang enak, maka perlu ditanyakan dari segia manisnya, gurihnya atau rasanya (misal rasa duriannya belum terasa) dan sebaginya.

• Tetapi bisa juga analisis kombinasi mutlak harus ditentukan berdasarkan pandangan obyektif. Misalnya, pada restoran makanan cepat saji, para pembelilah yang menentukan kombinasi menu sesuai dengan selera mereka berdasarkan berbagai satuan menu yang telah disediakan pemilik restoran.

• Berdasarkan penjelasan diatas, analisis kombinasi dapat dijelaskan secara sederhana melalui bagan dibawah ini