ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU...

15
Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 203 ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU-KAYUAN DENGAN PERTANAMAN KELAPA (Cocos nucifera) DI SULUT (Studi Kasus di Kecamatan Mapanget Kota Manado) 1 La Ode Asier Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Adipura Kel. Kima Atas, Kec. Mapanget Kota Manado Telp. (0431) 3666683. Email : [email protected] / [email protected] RINGKASAN Di Sulawesi Utara secara umum perkebunan rakyat di dominasi dengan tanaman Kelapa (Cocos nucifera), sehingga ibukota provinsinya disebut sebagai Kota Nyiur melambai. Pemanfaatan lahan pada areal pertanaman kelapa tidak efisien oleh karena hanya menggunakan lahan sekitar 20% per hektarnya, dan 80% lainnya merupakan lahan yang tidak termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai finansial beberapa jenis tanaman kayu-kayuan dalam areal pertanaman kelapa. Cempaka (Elmerillia ovalis), jati (Tectona grandis), mahoni (Switenia macrophylla), nantu/nyatoh (Palaquium sp.). sebagai tanaman sela yang menjadi obyek peneltian. Hasilnya adalah tanaman sela pada umur 6 sampai dengan 7 tahun di dalam areal pertanaman kelapa dapat memberikan keuntungan antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal yang dikeluarkan, sedangkan besarnya biaya penerimaan dibandingkan dengan biaya produksi (R/C) ≥ 1, penerimaan lebih besar 3 hingga 5 kali dari pada modal yang digunakan sebagai biaya produksi. Ini menunjukkan bahwa tanaman sela sangat pantas untuk diusahakan sebagai tanaman pencegah erosi pada lokasi pertanaman berlereng, dan dapat meningkatkan pendapatan. Kata kunci : tidak efisien, pertanaman kelapa, finansial, tanaman sela, biaya produksi. 1 Makalah disampaikan dalam seminar dan pameran hasil-hasil penelitian dengan tema “Prospek Pengembangan Hutan Tanaman (Rakyat), Konservasi dan Rehabilitasi Hutan” diselenggarakan oleh BPK Manado bekerjasama dengan BPK Manokwari, BPDAS Tondano, ITTO, SEAMEO BIOTROP, Burung Indonesia, dan Harian Manado Post. Manado 24 Oktober 2012.

Transcript of ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU...

Page 1: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

203

ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU-KAYUAN DENGAN PERTANAMAN KELAPA (Cocos nucifera) DI SULUT

(Studi Kasus di Kecamatan Mapanget Kota Manado)1

La Ode Asier

Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Adipura Kel. Kima Atas, Kec. Mapanget Kota Manado

Telp. (0431) 3666683. Email : [email protected] / [email protected]

RINGKASAN

Di Sulawesi Utara secara umum perkebunan rakyat di dominasi dengan tanaman

Kelapa (Cocos nucifera), sehingga ibukota provinsinya disebut sebagai Kota Nyiur

melambai. Pemanfaatan lahan pada areal pertanaman kelapa tidak efisien oleh

karena hanya menggunakan lahan sekitar 20% per hektarnya, dan 80% lainnya

merupakan lahan yang tidak termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui besarnya nilai finansial beberapa jenis tanaman kayu-kayuan dalam

areal pertanaman kelapa. Cempaka (Elmerillia ovalis), jati (Tectona grandis),

mahoni (Switenia macrophylla), nantu/nyatoh (Palaquium sp.). sebagai tanaman

sela yang menjadi obyek peneltian. Hasilnya adalah tanaman sela pada umur 6

sampai dengan 7 tahun di dalam areal pertanaman kelapa dapat memberikan

keuntungan antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal yang dikeluarkan,

sedangkan besarnya biaya penerimaan dibandingkan dengan biaya produksi (R/C)

≥ 1, penerimaan lebih besar 3 hingga 5 kali dari pada modal yang digunakan

sebagai biaya produksi. Ini menunjukkan bahwa tanaman sela sangat pantas untuk

diusahakan sebagai tanaman pencegah erosi pada lokasi pertanaman berlereng,

dan dapat meningkatkan pendapatan.

Kata kunci : tidak efisien, pertanaman kelapa, finansial, tanaman sela, biaya

produksi.

1 Makalah disampaikan dalam seminar dan pameran hasil-hasil penelitian dengan tema

“Prospek Pengembangan Hutan Tanaman (Rakyat), Konservasi dan Rehabilitasi Hutan” diselenggarakan oleh BPK Manado bekerjasama dengan BPK Manokwari, BPDAS Tondano, ITTO, SEAMEO BIOTROP, Burung Indonesia, dan Harian Manado Post. Manado 24 Oktober 2012.

Page 2: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

204 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

I. Pendahuluan

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat

diperbaharui dan dapat dijadikan aset guna meningkatkan pendapatan asli

daerah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka total konsumsi kayu

untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor juga meningkat. Kebutuhan

kayu tersebut tidak dapat dipenuhi oleh produksi hutan alam seiring

menipisnya persediaan kayu yang tersedia. Hal tersebut mendorong

masyarakat untuk menanam pohon-pohon kehutanan/tanaman berkayu di

lahan miliknya yang biasa disebut hutan rakyat.

Istilah “hutan rakyat” tidak disebutkan di dalam UU No. 41/1999

tentang Kehutanan, tetapi istilah ini identik dengan hutan hak (istilah dalam

UU tersebut), yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas

tanah. Keputusan Menteri Kehutanan No.49/Kpts-II/1997 menyebutkan

lebih rinci bahwa hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah

yang dibebani hak milik atau hak lainnya, dengan luas minimum 0,25 ha

serta penutupan tajuk tanaman kayu lebih dari 50% atau jumlah pohon

minimum 500 batang/ha.

Di Sulawesi Utara secara umum perkebunan rakyat di dominasi dengan

tanaman Kelapa (Cocos nucifera),sehingga ibukota provinsinya disebut

sebagai Kota Nyiur melambai. Persebaran kelapa yang sudah didomestikasi

awalnya dilakukan oleh orang-orang Malaysia yang bermigrasi ke Pasifik

dan India yang dimulai pada 3000 tahun yang lalu. Tanpa disadari, ternyata

kelapa-kelapa liar di daerah tersebut sudah ada. Hal ini mendorong

terjadinya persilangan antara kelapa liar dan kelapa yang sudah

didomestikasi. Perlu diketahui pula bahwa navigator-navigator Polynesia,

Malaya, dan Arab juga memainkan peranan penting dalam penyebaran

lebih jauh ke Pasifik, Asia, dan Afrika Timur. Kelapa pun benar-benar

menyebar ke berbagai wilayah setelah penjelajah-penjelajah Eropa pada

abad 16 membawanya ke Afrika Barat, Karibia, dan pantai Atlantik.

Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai

ketinggian 30 m. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m

dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan

pertumbuhan.Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa

Page 3: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

205

pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal

usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F. Cook, Van Martius

Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific menurut Berry,

Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove.

Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang

menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000

ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika

dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas

(3.334.000 ha tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim,

Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tetapi

produksinya di bawah Philipina (2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha),

yaitu sebesar 2.346.000 ton.

Tanaman kelapa ditinjau dari sisi pemanfaatan lahan merupakan

tanaman yang tidak efisien oleh karena hanya menggunakan lahan sekitar

20% per hektarnya, dan 80% lainnya merupakan lahan yang tidak

termanfaatkan. Populasi tanaman kelapa berjumlah 140 per hektar dengan

jarak tanam 9 x 9m dengan luas perakaran hanya sekitar 1,5 – 2,0 meter

dari pangkal batang (Nursuestini,1990), dengan demikian luas lahan sisa

yang dapat difungsikan untuk tanaman sela adalah ± 9.760 m².

Di Sulawesi Utara luas areal pertanaman kelapa dalam diperkirakan

±271,359 ha, ini berarti terdapat lahan seluas ± 217.087 ha yang dapat

dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan usaha tani mulai dari pemanfaatan

tanaman palawija hingga penanaman tanaman tahunan.

Pada lahan-lahan yang memiliki tingkat kemiringan bergelombang

hingga berbukit (> 25%) seperti hampir pada umumnya di wilayah Sulawesi

Utara, pemanfaatan lahan sisa secara efisien diantara tanaman kelapa

akan meningkatkan pendapatan petani secara ekonomis, dan dapat

mengurangi bahaya erosi.

Hasil penelitian oleh Djafar, (1991) mengemukakan bahwa erosi

terjadi pada areal pertanaman kelapa dengan kemiringan lereng 20 % yang

diolah dan ditanami kacang tanah sebesar 53 kg/4,5m2atau 117,78 ton/ha,

sedangkan pada kemiringan yang sama dengan tanpa pengolahan erosi

yang terjadi sebesar 0,30kg/4,5m2atau 0,67 ton/ha. Dengan demikian

Page 4: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

206 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

pengolahan tanah pada areal pertanaman kelapa yang diolah pada

kemiringan ≥20% dapat menghasilkan erosi yang lebih besar daripada

tanpa pengolahan tanah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan informasi

mengenai pengaruh tanaman sela berupa kayu-kayuan dalam lokasi

pertanaman kelapa baik secara fisik maupun finansial. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai keuntungan (finansial)beberapa

jenis tanaman kayu-kayuan dalam areal pertanaman kelapa.

II. Bahan dan Metodologi

Penelitian dilakukan di Kelurahan Lapangan, Kecamatan Mapanget,

kota Manado pada bulan September 2012. Terpilihnya lokasi ini

berdasarkan hasil survei lapangan, dengan pertimbangan bahwa pada areal

pertanaman kelapa (milik masyarakat) terdapat beberapa kombinasi

dengan tanaman kayu-kayuan yaitu cempaka (Elmerillia ovalis), jati

(Tectona grandis), mahoni (Switenia macrophylla), nantu/nyatoh

(Palaquium sp.).

Peralatan yang digunakan dalam peneltian ini adalah, pita keliling,

haga hypsometer, tambang, alat tulis, tally sheet, kuestioner dan kamera.

Bahan-bahan yang digunakan adalah tegakan yang berada di lokasi

pengamatan.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, diskusi, terhadap

responden yang terpilih secara sengaja (purposive sampling) meliputi

informasi tentang jenis tanaman kombinasi, tahun tanam, dan luas lokasi

penanaman. Selain itu informasi lain tentang proses pengelolaan hutan

rakyat. Hasil wawancara terhadap responden yang terpilih kemudian

ditabulasi untuk dianalisis secara deskriftif.

Pengukuran langsung di lapangan meliputi dimensi pohon yaitu data

mengenai ukuran diameter pohon setinggi dada, tinggi pohon total, tinggi

pohon sampai cabang pertama, pada masing-masing jenis tanaman dalam

luasan 0,1 ha.Volume kayu dihitung dengan angka koreksi 1 untuk kelapa

(bentuk batangnya silindris) dan 0,7 untuk jenis lainnya (Soendjoto. 2008)

Page 5: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

207

Data yang terkumpul dari hasil pendataan dan pengukuran di lokasi

pengamatan dihitung dengan rumus :

1. Rumus umum untuk menaksir volume pohon (Dephut, 1992) adalah :

( )

atau V = g x h x f

Keterangan :

V = volume kayu d = diameter setinggi dada h = tinggi pohon g = luas penampang lintang pohon pada setinggi dada f = bilangan bentuk

2. Volume Tegakan

ÝR = Ŕ . X

Keterangan :

ÝR = Volume tegakan (m3) Ŕ = Rata – rata volume pohon per hektar (m3/ha) X = Luas lahan (ha)

Untuk mengetahui besaran persen keuntungan deskriptif dari modal

yang digunakan, dilakukan pendekatan dengan menggunakan formulasi

umum yaitu analisis ROI (Return On Investmen) (Halawane dkk,2011)

ROI

Besarnya penerimaan dari serangkaian pengeluaran (modal) yang

dinilai saat ini dikatakan layak dan menguntungkan apabila R/C rasio

(Analisis Revenue Cost Ratio)lebih besar dari 1.

R/C ratio

Page 6: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

208 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

III. Hasil dan Pembahasan

A. Hutan Rakyat

Areal hutan rakyat yang dikelola oleh masyarakat secara individual

(tingkat keluarga) pada lahan milik pada umumnya tersusun oleh satu jenis

tanaman yaitu pertanaman kelapa atau disebut sebagai kebun kelapa

(hutan rakyat murni), sedangkan areal yang tersusun lebih dari satu jenis

tanaman (polikultur) umumnya berupa kombinasi tanaman kelapa dengan

tanaman kayu-kayuan (Hutan rakyat campuran).

Di lokasi penelitian, hutan rakyat tidak mengelompok pada satu areal

tertentu tetapi terpencar di antara kompleks perumahan masyarakat.

Menurut Widayanti (2004), hutan rakyat tidak mengelompok pada suatu

areal tertentu tetapi tergantung letak, luas lahan, dan keragaman pola

usaha tani.

Pada lokasi pengamatan tanaman yang diusahakan secara teknis

umumnya tidak teratur, pemilik hanya membuat jarak dari satu pohon ke

pohon lainnya yaitu 4 x 5 m untuk jenis tanaman jati, dan jarak 2 x 3 m

untuk jenis mahoni, cempaka dan nantu/nyatoh di antara tanaman kelapa

(10 x 8 m). Petani pemilik memilih jenis tanaman yang diusahakan hanya

berdasarkan pengetahuan yang ada dan tidak melalui perencanaan yang

matang, melainkan ketersediaan bibit yang ada di sekitar wilayahnya.

Kurangnya pembinaan teknis berkaitan dengan sistem perencanaan

yang matang maka hasilnya tidak akan optimal. Simon (1995) diacu dalam

Widiarti (2008) mengatakan bahwa tanaman yang akan diusahakan harus

dirancang sejak awal dan dalam memilih jenis harus dipenuhi beberapa hal

agar jenis yang diusahakan/dikembangkan mendapat hasil yang optimal,

yaitu di antaranya harus memenuhi aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.

Hutan rakyat tidak hanya berperan secara ekonomi untuk

meningkatkan pendapatan dan memperluas lapangan kerja atau

kesempatan berusaha, tetapi juga berfungsi ekologis dalam

penanggulangan lahan kritis, konservasi tanah dan air, serta konservasi

flora dan fauna. Rahayu dan Awang (2003) mengemukakan bahwa hutan

rakyat ; (1) memberi kepastian tambahan pendapatan harian dari tanaman

berumur pendek dan tabungan dari tanaman berumur panjang, (2) lebih

Page 7: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

209

mudah dan murah dipelihara daripada perkebunan atau areal tanaman

semusim, karena menyediakan pakan ternak atau kayu bakar serta tidak

perlu dipupuk dan disiangi, (3) menguntungkan secara lingkungan, karena

bisa menumbuhkan mata air, mengurangi tanah longsor, dan meningkatkan

siklus hara.

Pertumbuhan pohon kayu pada areal hutan rakyat campuran

dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu tingkat kerapatan pohon, pola tanam

dan jenis tanaman yang diusahakan. Dari hasil wawancara dan pengamatan

langsung di lapangan menunjukkan bahwa pertumbuhan kayu yang

diusahakan dalam areal pertanaman kelapa tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap produksi buah kelapa yang ada. Hutan rakyat murni

tanaman kelapa di lokasi penelitian umumnya ditanam pada tahun 1975-

1976, menghasilkan buah pada usia antara 9-10 tahun. Jika dibandingkan

dengan jenis tanaman kayu-kayuan pada usia tersebut telah memberikan

hasil dari usaha penjarangan. Sehingga penanaman kayu sebagai tanaman

sela dalam setiap lokasi pertanaman kelapa menjadi pertimbangan agar

pemanfaatan lahan pada areal hutan rakyat murni (pertanaman kelapa)

dapat termanfaatkan secara optimal.

B. Produksi Hutan Rakyat

Menurut Setyamijaya (1982) bahwa kayu kelapa varietas dalam (cocos

nucifera), batangnya tinggi dan besar, dapat tumbuh mencapai 30-40 m.

Bagian pangkal membesar dan mempunyai umur hingga 100 tahun lebih.

Batang kelapa mempunyai kekuatan yang berbeda pada setiap bagian.

Umumnya bagian tepi lebih keras dibandingkan dengan bagian tengah.

Faktor tersebut disebabkan oleh adanya sel-sel pembuluh berkelompok

yang disebut vascular bundles dan menyebar lebih rapat pada bagian tepi

dibandingkan bagian tengah (Joseph 1987, diacu dalam Anonim 1993).

Sifat fisis dan mekanis kayu kelapa sangat beragam, baik arah vertikal

maupun arah horizontal. Pada batang yang sudah masak tebang pada

pangkal pohon bagian tengah batang berat jenisnya 0,25 dan pada bagian

tepi sekitar 0,90. Berat jenis batang kelapa pada ketinggian 19,5 m di atas

tanah bagian tengah batang sekitar 0,10 dan bagian tepi 0,25 (Richolson &

Page 8: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

210 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

Swarup 1975) diacu dalam (Widiatmoko 1987). Lebih jauh diterangkan

bahwa dengan tidak adanya mata kayu pada kayu kelapa, akan

mempertinggi kemungkinan pemanfaatan kayu kelapa untuk kayu laminasi

sebagai komponen struktural yang menarik dalamdesain arsitektur modern.

Gambar 1. Tumpukan batang kelapa (glugu) rakyat umur 40-50 th

Pengolahan kayu kelapa umumnya tidak mudah pelaksanaannya,

memerlukan pengalaman yang cukup dalam pola pemasarannya, utamanya

untuk kualitas ekspor. Dalam beberapa bulan terakhir terjadi sejumlah

klaim terhadap produk lantai kayu kelapa dari Indonesia yang diekspor ke

Amerika, Eropa dan Jepang. Porsi klaim umumnya mencapai lebih dari 40%

volume produk yang diekspor. Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi

eksportir kayu kelapa dan cenderung menghentikan usaha pihak penjual

maupun pembeli dalam penggunaan kayu kelapa. Alasan tunggal dalam

klaim tersebut adalah terjadinya perubahan dimensi dan bentuk produk

setelah mencapai negara tujuan atau pada saat penggunaan. Perubahan

bentuk dan dimensi sebagai akibat dari perubahan kelembaban antara

tempat produksi dan tempat penggunaan merupakan sifat natural dari

kebanyakan bahan kayu.

Namun pada kasus kayu kelapa atau juga kayu palma lainnya terdapat

perbedaan struktur dan komposisi anatomi yang sangat besar dibandingkan

dengan anatomi kayu tradisional dari kelompok daun jarum maupun daun

lebar. Perbedaan struktur anatomi tersebut beserta implikasinya tidak

banyak diketahui oleh kalangan pengolah kayu kelapa, sehingga tahapan

Page 9: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

211

dalam pengolahan kayu kelapa dilakukan persis sama sebagaimana

pengolahan pada kayu tradisional. (Balfas,2010).

Gambar 2. Contoh potongan kayu kelapa dengan tingkat kerapatan pada

masing-masing bagian lapisan

Selain kayu kelapa yang merupakan hasil produksi jangka panjang,

buah yang dapat difungsikan sebagai bahan baku dari bermacam – macam

manfaat, mulai dari sabut hingga menjadi kopra mempunyai banyak

kendala dalam produksinya. Data Dinas Perkebunan (2011) areal untuk

tanaman kelapa yang sudah tak produktif lagi (TBM), meningkat menjadi

32.526 Ha dibanding 2008 sebesar 28.886,90 Ha. Peremajaan sebanyak

115 ribu pohon kelapa telah dilakukan, tetapi produktivitas tak bisa

ditingkatkan. Tahun 2009 di Sulawesi Utara produksi per hektar mengalami

penurunan dari 1,21 ton per hektar menjadi 1,20 ton per hektar.

Tanaman kelapa memiliki stuktur fisik yang menyerupai payung

(mahkota), memiliki daun yang melengkung dan jaraknya dari permukaan

tanah makin melebar seiring dengan umur tanaman. Pada waktu hujan

lebat terjadi pelimpahan air pada mahkota tanaman, sebagian akan

mengalir melalui pelepah dan menguap (intersepsi), sebagian mengalir dari

daun ke batang (Stemflow) dan selanjutnya ke tanah, sedangkan

sebahagian lainnya akan mengalir melalui ujung-ujung daun dan akan jatuh

ke tanah (Throughfall) dengan aliran yang cukup deras, sehingga

menimbulkan energi kinetis yang dapat membongkar permukaan tanah

Page 10: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

212 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

berupa percikan sebagai pemicu adanya erosi terutama pada areal

pertanaman kelapa yang memiliki kemiringan lereng cukup terjal.

Untuk mengurangi Throughfall dan meningkatkan intersepsi dari

tanaman kelapa maka tanaman sela yang produktif seperti jenis kayu-

kayuan, buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dapat mengurangi

kerusakan lingkungan dan dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat.

Pada lokasi penelitian tanaman sela didominasi dengan tanaman

cempaka (Elmerillia ovalis), jati (Tectona grandis), mahoni (Switenia

macrophylla), nantu/nyatoh (Palaquium sp.). Penanaman dilakukan pada

enam hingga tujuh tahun yang lalu dengan perawatan yang kurang

maksimal. Pada tanaman kayu jati umumnya memiliki percabangan tanpa

pemangkasan,hal ini disebabkan oleh kurangnya bimbingan dari petugas

teknis. Untuk tanaman lainnya memiliki tingkat kerapatan yang agak padat,

dan sampai pada usia kini belum dilakukan penjarangan. Jenis tanaman

mahoni, sebagian mendapat serangan hama pucuk, sehingga untuk

mengoptimalkan pertumbuhannya diperlukan pembasmi hama yang tepat

dalam rangka menjaga proses pertumbuhannya hingga mencapai usia

penebangan.

Hasil pengukuran di lapangan, untuk tanaman cempaka, mahoni dan

nyatoh, memiliki keseragaman diameter hingga tinggi total dari masing-

masing pohon. Ukuran diameter setinggi dada, antara antara 12 – 31 cm,

dan tinggi total tanaman antara 6,5 – 20 m. Untuk tanaman jati diameter

setinggi dada antara 13–30 cm dengan tinggi total 15– 1 m. Volume

tegakan/ha rata-rata untuk masing – tanaman yang diusahakan dalam

lokasi pertanaman kelapa seperti pada Tabel 1.

Page 11: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

213

Tabel 1. Jumlah volume pohon untuk masing – masing tanaman

No Jenis Tanaman Volume Pohon

m3/ha

Luas Lahan

Ha Volume Tegakan (m

3)

1 Jati 282,72 3 846,16

2 Nyatoh/Nantu 194,86 1 194,86

3 Cempaka 65,46 1 65,46

4 Mahoni 257,73 1 257,73

Gambar 3. Tanaman nyatoh dan jati masing-masing umur 6 dan 7 th dalam lokasi pertanaman kelapa.

Gambar 4. Tanaman cempaka dan mahoni masing-masing umur 6 th dalam

lokasi pertanaman kelapa.

C. Analisis Biaya

Pemanfaatan lahan kosong dalam areal pertanaman kelapa yang cukup

luas akan memberikan nilai manfaat yang sangat tinggi pada pemiliknya.

Kayu yang dihasilkan dari tanaman sela akan meningkatkan pendapatan

Page 12: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

214 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

hingga jutaan rupiah/bulannya. Berikut perbandingan analisis keuntungan

dengan menggunakan formula yang sederhana dari tanaman kayu dalam

lokasi pertanaman kelapa.

1. Analisis penanaman kayu jati dengan asumsi :

a. Luas lahan 3 ha (tanah milik)

b. Jangka waktu budidaya 15 tahun

c. Jarak tanam diantara tanaman kelapa 4 x 5 m

d. Tingkat mortalitas 10%

e. Biaya investasi dihitung pada tahun pertama hanya untuk tanaman

sela meliputi pembelian bibit dan peralatan pertanian.

f. Biaya upah buruh tani (HOK) adalah 8 Jam/hari sebesar Rp. 50.000,-

g. Penerimaan berasal dari hasil penjarangan yang merupakan panen

pertama dari masing – masing tanaman sela.

2. Analisis penanaman kayu Nyato, Cempaka. dan Mahoni dengan asumsi :

a. Luas lahan 1 ha (tanah milik)

b. Jangka waktu budidaya 10 tahun

c. Jarak tanam diantara tanaman kelapa 2 x 3 m

Penerimaan berasal dari hasil penjarangan yang merupakan panen pertama

dari masing–masing tanaman sela. Analisis Biaya Pengusahaan Tanaman

Sela seperti pada Lampiran 1.

Analisis Biaya Penerimaan dan KeuntunganTanaman Sela dalam

pertanaman kelapa.

Tabel 6. Analisis Biaya Penerimaan dan Keuntungan Tanaman Sela dalam

Lokasi Pertanaman Kelapa

No. Hasil

Penjarangan Volume

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Penerimaan

(Rp)

Biaya

Produksi

(Rp)

Jumlah

Keuntungan

(Rp)

1 Jati 72 m3

3.000.000 216.000.000 34.500.000 181.500.000

2 Nyato/Nantu 68 m3 1.500.000 102.000.000 15.975.000 86.025.000

3 Cempaka 23 m3 2.500.000 57.500.000 15.975.000 41.525.000

4 Mahoni 72 m3 1.500.000 108.000.000 19.475.000 88.525.000

Page 13: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

215

Hasil penerimaan untuk masing-masing jenis tanaman yang berada di

dalam areal pertanaman kelapa memberikan tambahan keuntungan yang

memadai. Untuk mengetahui jumlah pendapatan yang diperoleh maka

dapat dilakukan Analisis Return On Investmen (ROI), dan untuk mengetahui

perbandingan penerimaan dengan biaya produksi yang telah dibelanjakan

dapat dilakukan Analisis Revenue Cost Ratio (R/C). Hasil analisis ROI dan

(R/C) dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Hasil Analisis ROI untuk Masing-masing Tanaman Sela

No. Jenis Tanaman

Sela Keuntungan (Rp)

Biaya Produksi

(Rp) ROI

1 Jati 181.500.000 34.500.000 5,26

2 Nyato/Nantu 86.025.000 15.975.000 5.40

3 Cempaka 41.525.000 15.975.000 2.60

4 Mahoni 88.525.000 19.475.000 4.55

Tabel 8. Hasil Analisis R/C untuk Masing-masing Tanaman Sela

No. Jenis Tanaman

Sela Penerimaan (Rp)

Biaya Produksi

(Rp) R/C

1 Jati 216.000.000 34.500.000 6,2

2 Nyato/Nantu 102.000.000 15.975.000 6,4

3 Cempaka 57.500.000 15.975.000 3,5

4 Mahoni 108.000.000 19.475.000 5,5

Dari Tabel 7 terlihat bahwa keuntungan yang diperoleh (ROI) dari

masing-masing tanaman sela antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal

yang dikeluarkan, sedangkan besarnya biaya penerimaan dibandingkan

dengan biaya produksi (R/C) ≥ 1. Tabel 8 menunjukkan penerimaan lebih

besar 3 hingga 5 kali dari pada modal yang digunakan sebagai biaya

produksi. Ini menunjukkan bahwa tanaman sela sangat pantas untuk

diusahakan sebagai tanaman pencegah erosi pada lokasi pertanaman

berlereng, dan dapat meningkatkan pendapatan.

Page 14: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

216 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Pertumbuhan kayu yang diusahakan dalam areal pertanaman kelapa

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi buah kelapa yang

ada. Penurunan produk buah sebagai bahan kopra disebabkan oleh

banyaknya tanaman kelapa tua yang belum diremajakan, pada tahun 2009

produksi per hektar terjadi penurunan dari 1,21 ton/ha menjadi 1,20

ton/ha. Penanaman kayu-kayuan atau buah-buahan yang produktif sebagai

tanaman sela dalam areal pertanaman kelapa dapat mengurangi besarnya

curah hujan sebagai Throughfall yang dapat menimbulkan erosi pada tanah-

tanah miring dan dapat meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan

masyarakat. Keuntungan yang diperoleh dari masing-masing tanaman sela

antara 2 hingga 5 kali lebih besar dari modal yang dikeluarkan, sedangkan

besarnya biaya penerimaan lebih besar 3 hingga 5 kali dari pada modal yang

digunakan sebagai biaya produksi.

B. Saran

Hasil penelitian ini akan lebih bermanfaat jika kajian aspek finansial

serta ekologinya dapat digali lebih dalam, sehingga dapat menjadi bahan

pertimbangan guna pemanfaatan lahan kosong pada areal pertanaman

kelapa secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Balfas, 2010. Perlakuan resin pada kayu kelapa (Cocos nucifera) (Resin Treatment on Coconut Wood). www.forda-mof.org.

Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

Djafar,M. 1991.Pengaruh kemiringan tanah dan pengelolaan tanah di bawah pertanaman kelapa terhadap erosi . Buletin Balika No 13. artikel -57, Balitka Manado.

Page 15: ANALISIS FINANSIAL KOMBINASI TANAMAN KAYU …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu……. La Ode Asir 205

Analisis Finansial Kombinasi Tanaman Kayu…….

La Ode Asir

217

Nursuestini, 1990. Usaha pengawetan tanah pada areal tanaman kelapa bertopografi miring dengan tanaman sela. Buletin Balitka No 12, artikel 11. Balitka Manado.

Soendjoto. M. Arief.dkk.2008. Keanekaragaman tanaman pada hutan rakyat di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Buletin BIODIVERSITAS 9(2):142-147. Banjarbaru.

Widayanti, W.T. 2004. Implementasi metode pengaturan hasil hutan pada pengelolaan hutan rakyat (studi di Desa Kedungkeris, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul). Jurnal Hutan Rakyat 6(2): 27-46.

Widiarti, dkk. 2008. Karakteristik hutan rakyat pola kebun campuran. Jurnal

Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.