ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN...

154
1 ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS ZAKAT NASIONAL PADA BAZNAS KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh : RATIH NURASRI 11140860000010 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1440 H/2019

Transcript of ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN...

Page 1: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

1

ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN

INDEKS ZAKAT NASIONAL PADA BAZNAS KOTA TANGERANG

SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

(S.E.)

Oleh :

RATIH NURASRI

11140860000010

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA

1440 H/2019

Page 2: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

ii

Page 3: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

iii

Page 4: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

iv

Page 5: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

v

Page 6: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ratih Nurasri

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 12 November 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Kranji No.59 RT/RW 004/006 Kel.

Ciganjur

Kec. Jagakarsa Kota Jakarta Selatan

Nomor Hp : 085215864999

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

2002 – 2007 : SD Islam Al-Fajar

2007 – 2011 : SMPN 163 Jakarta

2011 – 2014 : MAN 13 Jakata

2014 – 2019 : UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 2014

Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Divisi Eksternal

periode 2016 – 2017

Page 7: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

vii

ABSTRACT

This study aims to measure the achievements of zakat management activities and

provide an overview of the role of government and society or referred to as the

macro dimension and in the institutional perspective of zakat and the impact of

zakat on mustahik included in the micro dimension. The method used is

quantitative in calculating the value of the National Zakat Index (IZN) as an

instrument to measure the performance of zakat management in BAZNAS

districts or city. Through IZN it can provide indicative and pervariable indices.

Based on the calculation results of the BAZNAS Kota Tangerang Selatan IZN on

the macro dimension is worth 0.3 where this index is in the less good category and

the micro dimension is 0.66 this index is in the good category. So the results of

the BAZNAS Kota Tangerang Selatan IZN value in aggregate are These 0.516

values represent the performance achievements of the management of BAZNAS

Kota Tangerang Selatan in the Fairly Good category.

Keywords: Performance, Zakat, BAZNAS, National Zakat Index (IZN)

Page 8: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur capaian kegiatan pengelolaan zakat dan

memberikan gambaran sejauh mana peran pemerintah dan masyarakat atau

disebut sebagai dimensi makro serta dalam perspektif kelembagaan zakat maupun

dampak zakat terhadap mustahik yang termasuk dalam dimensi mikro. Metode

yang digunakan adalah kuantitatif dalam menghitung nilai Indeks Zakat Nasional

(IZN) sebagai instrumen untuk mengukur kinerja pengelolaan zakat pada

BAZNAS Kabupaten mapun Kota. Melalui IZN dapat memberikan indeks-indeks

perindikator dan juga pervariabel. Berdasarkan hasil perhitungan IZN BAZNAS

Kota Tangerang Selatan pada dimensi makro adalah bernilai 0,3 dimana indeks ini

berada pada kategori kurang baik dan pada dimensi mikro bernilai 0,66 indeks ini

berada pada kategori baik. Sehingga hasil nilai IZN BAZNAS Kota Tangerang

Selatan secara agregat adalah 0,516 nilai tersebut adalah menggambarkan capaian

kinerja pengelolaan zakat BAZNAS Kota Tangerang Selatan masuk dalam

kategori Cukup Baik.

Kata Kunci : Kinerja, Zakat, BAZNAS, Indeks Zakat Nasional (IZN)

Page 9: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW

yang telah berjuang hingga kita dapat menikmati indahnya Islam hingga saat ini,,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kinerja Zakat Daerah Dengan

Menggunakan Indeks Zakat Nasional Pada BAZNAS Kota Tangerang

Selatan”. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak

dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembacanya.

Proses penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari doa, bimbingan,

bantuan, dukungan, dan motivasi dari orang – orang yang terbaik yang ada di

sekeliling penulis. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa

terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat dan

pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan baik. Tanpa pertolongan-Mu maka penyelesaian skripsi ini akan

sulit terjadi.

2. Keluarga tercinta untuk segala kasih sayangnya yang tulus tiada henti,

yaitu Bapak, Ibu, dan Kakak yang selalu mendoakan, memberikan

semangat, membimbing, ketika penulis merasa lelah dan jenuh dalam

menyelesaikan skripsi. Kemudian juga kepada kakak dan abang yang

Page 10: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

x

selalu memberikan motivasi dengan berbagi pengalaman agar penulis

segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE.,

M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Indo Yama

Nasaruddin, SE., MAB selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

dan Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al-Arif, SE., M.Si selaku Wakil

Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

4. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Syariah dan Ibu Dwi Nur‟aini Ihsan, M.M selaku Sekretaris Program

Studi Ekonomi Syariah.

5. Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A sebagai penasehat akademik yang

selalu memberikan arahan, bimbingan, dan saran setiap semester dalam

kegiatan perkuliahan.

6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A dan Ibu RR Tini Anggareni,

ST., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan saran, motivasi,

dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah senantiasa

memberkahi dan membalas kebaikan bapak dan ibu.

7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu yang berharga dan bermanfaat bagi penulis. Serta

karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan pelayanan terbaik dan membantu selama perkuliahan.

Semoga Allah memberikan pahala yang banyak atas kebaikan bapak dan

ibu semuanya.

8. Terimakasih banyak kepada sahabat-sahabat perkuliahan Sherly Tia

Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

Yuliana, Infa Sekar Pramesti, Jatu Indri Puspitasari yang telah menemani

dan mengisi hari – hari perkuliahan sejak semester awal hingga sekarang.

Page 11: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

xi

Terimakasih atas kebahagiaan, perjuangan, dan kebersamaannya selama

ini.

9. Terimakasih banyak pula kepada sahabat-sahabat terbaik Indri

Kusumawardani, Nissa Mardhiana, serta Nuraini yang selalu ada untuk

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dalam menghilangkan kejenuhan.

10. Kelompok KKN 88 MAPAN yang telah melewati hidup satu bulan

bersama dengan suka duka, terimakasih atas pelajaran yang telah

diberikan.

11. Terimakasih kepada teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2014 atas

kebersamaan dan perjuangan yang telah dilalui bersama selama

perkuliahan berlangsung.

12. Terimakasih kepada pihak Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Jakarta dan Perpustakaan FEB selama penulis mengerjakan skripsi

disana.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman

yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran

serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamua’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Page 12: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSHIF .................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA ILMIAH ............. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................ 13

1. Konsep Zakat ............................................................................ 13

2. Pengelolaan Zakat Pada Masa Islam ......................................... 15

a. Pada Masa Rasulullah SAW ................................................. 15

b. Pada Masa Khulafa „Al-Rasyidin ......................................... 17

3. Macam-Macam Zakat ............................................................... 21

a. Zakat Fitrah ........................................................................... 21

b. Zakat Maal ............................................................................ 22

4. Pendistribusian Zakat ................................................................ 32

Page 13: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

xiii

5. Orang-Orang Yang Berhak Menerima Zakat (Mustahik Zakat) 35

6. Kinerja ....................................................................................... 37

7. Konsep Indeks Zakat Nasional.................................................. 39

a. Definisi Indeks Zakat Nasional (IZN)................................... 39

b. Tahapan Indeks Zakat Nasional (IZN) .................................. 42

c. Komponen Indeks Zakat Nasional (IZN) .............................. 43

d. Dimensi Makro ..................................................................... 45

e. Dimensi Mikro ...................................................................... 46

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 57

C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 61

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 62

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 64

D. Metode Analisis Data ...................................................................... 66

E. Definisi Operasional Indikator dan Variabel .................................. 80

F. Klasifikasi Dimensi, Indikator dan Variabel ................................... 83

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 85

1. Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Kota Tangerang Selatan............................................................ 85

2. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasioanal (BAZNAS)

Kota Tangerang Selatan ............................................................. 86

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 87

1. Perhitungan Indeks Variabel Dimensi Makro ............................ 87

a. Indeks Variabel Lembaga Zakat Resmi, Muzaki dan

Mustahik ............................................................................... 88

b. Indeks Variabel Rasio Jumlah Muzaki Individu Terhadap

Jumlah Rumah Tangga ........................................................... 88

c. Indeks Variabel Rasio Jumlah Muzaki Badan Terhadap

Jumlah Badan Usaha .............................................................. 88

2. Perhitungan Indeks Variabel Dimensi Mikro ............................. 89

a. Indeks Variabel Penghimpunan ............................................. 89

b. Indeks Variabel Pengelolaan ................................................. 90

c. Indeks Variabel Penyaluran ................................................... 90

d. Indeks Variabel Pelaporan ..................................................... 92

Page 14: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

xiv

e. Indeks Kesejahateraan CIBEST ............................................. 93

f. Modifikasi IPM ...................................................................... 99

g. Indeks Variabel Kemandirian dan Karakteristik Rumah

Tangga ................................................................................... 101

3. Perhitungan Indeks Indikator Dimensi Makro ........................... 104

a. Indeks Indikator Regulasi ...................................................... 104

b. Indeks Indikator Dukungan APBD ........................................ 105

c. Indeks Indikator Database Lembaga Zakat ........................... 105

4. Perhitungan Indeks Indikator Dimensi Mikro ............................ 106

a. Indeks Indikator Kelembagaan .............................................. 106

b. Indeks Indikator Dampak Zakat ............................................ 106

5. Perhitungan Indeks Dimensi Makro ........................................... 107

6. Perhitungan Indeks Dimensi Mikro ............................................ 109

7. Perhitungan Indeks Zakat Nasional (IZN) ................................. 110

C. Pembahasan Penelitian .................................................................... 112

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 115

B. Saran ................................................................................................ 116

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 118

LAMPIRAN ............................................................................................... 122

Page 15: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nisab dan Banyaknya Zakat Sapi .............................................. 26

Tabel 2.2. Nisab dan banyaknya Zakat Kambing ....................................... 27

Tabel 2.3. Komponen Indeks Zakat Nasional ............................................. 45

Tabel 2.4. Skor Indikator Kebutuhan Spiritual ........................................... 51

Tabel 2.5..Rumus Perhitungan Indeks CIBEST ......................................... 53

Tabel 2.6..Kriteria Indeks Kemandirian ...................................................... 56

Tabel 2.7. Penelitian Terdahulu .................................................................. 57

Tabel 3.1. Komponen Indeks Zakat Nasional ............................................. 67

Tabel 3.2. Skoring Dimensi Makro ............................................................. 68

Tabel 3.3. Skoring Dimensi Mikro ............................................................. 69

Tabel 3.4. Skor Indikator Kebutuhan Spiritual ........................................... 74

Tabel 3.5. Rumus Perhitungan Indeks CIBEST ......................................... 76

Tabel 3.6. Kriteria Indeks Kemandirian ...................................................... 78

Tabel 3.7. Definisi Operasional Indikator dan Variabel ............................. 80

Tabel 3.8. Klasifikasi Dimensi, Indikator, dan Variabel............................. 83

Tabel 4.1. Karakteristik Rumah Tangga Mustahik dan Kemandirian ........ 101

Tabel 4.2. Indeks Dimensi Makro ............................................................... 108

Tabel 4.3. Indeks Dimensi Mikro ............................................................... 110

Tabel 4.4. Indeks Zakat Nasional BAZNAS Kota Tangerang Selatan ....... 111

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Komponen IZN BAZNAS Kota Tangerang

Selatan ......................................................................................................... 112

Page 16: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Jumlah Penduduk Miskin Kota Tangerang Selatan ............... 2

Gambar 2.1. Kuadran CIBEST ................................................................... 50

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Komponen IZN .................................... 60

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan ........ 86

Gambar 4.2. Kuadran CIBEST Sebelum .................................................... 94

Gambar 4.3. Kuadran CIBEST Sesudah ..................................................... 97

Page 17: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan

Rata-Rata Lama Sekolah ....................................................... 122

Lampiran 2 : Data Garis Kemiskinan dan Data Hasil Survei Rata-rata

Lama Sekolah Mustahik Kota Tangerang Selatan ................ 123

Lampiran 3 : Data Mustahik Berdasarkan Indeks Kesejahteraan CIBEST 124

Lampiran 4 : Data Mustahik Untuk Aktivitas Spiritual .............................. 127

Lampiran 5 : Data Hasil Pengukuran Indeks Zakat Nasional BAZNAS

Kota Tangerang Selatan ........................................................ 130

Lampiran 6 : Kuesioner Lembaga BAZNAS Kabupaten/Kota .................. 132

Lampiran 7 : Kuesioner Pendataan Mustahik ............................................ 134

Page 18: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara besar dengan jumlah penduduk

terbesar ke empat di dunia. Negara tersebut memiliki sumber daya alam yang

melimpah serta wilayah yang luas meskipun Indonesia negara besar akan tetapi

belum semua penduduk indonesia mengalami kesejahteraan dalam mencukupi

kebutuhan dalam hidupnya. Saat ini kemiskinan masih saja tidak bisa lepas dari

Indonesia yang ditandai dengan kesejangan sosial, kesulitan dalam hal ekonomi,

serta tingkat kriminalitas yang tinggi. Kemiskinan saat ini masih terjadi di

Indonesia, berdasarkan data dari BPS bulan Maret 2017, jumlah penduduk miskin

di Indonesia mencapai 27,77 juta orang (10,64 persen), bertambah sebesar 6,90 ribu

orang dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 27,76 juta orang

(10,70 persen). Sedangkan pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin di

Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta

orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang

(10,64 persen).

Provinsi Banten memiliki 8 kabupaten/kota pada provinsinya. Diantara

Kabupaten/Kota tersebut terdapat Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan

merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga setelah Kabupaten

Page 19: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

2

Tangerang dan Kota Tangerang. Berdasarkan data BPS Jumlah Penduduk Miskin

Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013 sampai tahun 2017 sebagai berikut :

Gambar 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Tangerang Selatan

Berdasarkan Gambar 1.1. ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin

di Kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai tahun

2017. Peningkatan jumlah penduduk miskin terjadi pada tahun 2015, 2016 dan

2017. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 600 jiwa. Kemudian, berlanjut

pada tahun 2016 meningkat sebesar 490 jiwa. Lalu, meningkat juga pada tahun

2017 sebesar 2350 jiwa. Akan tetapi juga mengalami penurunan sebesar 110 jiwa

pada tahun 2014. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengurangi tingkat

kemiskinan yang terjadi di Kota Tangerang Selatan ini. Program pemerintah dalam

pengentasan kemiskinan serta mengurangi kesenjangan telah banyak dilaksanakan.

Misalnya, Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Peningkatan

Pendapatan Petani-nelayan kecil (P4K), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Beras

Miskin (Raskin), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lain lain. Namun,

Tahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017

Series1 25,4 25,29 25,89 26,38 28,73

23

24

25

26

27

28

29

dal

am r

ibu

jiw

a

Jumlah Penduduk Miskin

Page 20: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

3

dikarenakan ketidakjelasan kelompok sasaran, program penanggulangan

kemiskinan yang dilakukan selama ini menjadi kurang efektif dan rawan

penyimpangan (Farchatunnisa, 2017, 1).

Kemiskinan saat ini adalah suatu konsep yang multidimensi dan sulit

didefinisikan dalam definisi yang bersifat tunggal. Banyak pakar dari berbagai

disiplin ilmu telah mencoba mendefinisikan konsep kemiskinan ini. Namun belum

ada yang menyepakati definisi kemiskinan ini yang disepakati bersama. Perspektif

yang digunakanpun beragam mulai dari perspektif ekonomi, sosiologi hingga

perspektif moralitas (Beik dan Arsyianti, 2016, 68)

Langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kemiskinan yang saat ini

masih dirasakan oleh masyarakat akibat dari permasalahan ekonomi dan sosial hal

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan zakat. Zakat merupakan salah satu

pilar dalam rukun Islam sebagai bentuk tindakan sosial yang wajib dilakukan oleh

setiap Muslim (Muhammad, 2016, 250). Terkait dengan aspek ketuhanan

(hablunminallah) banyak ayat- ayat Al-Quran yang menyebutkan masalah zakat,

termasuk diantaranya 27 ayat yang menyandingkan kewajiban zakat dengan

kewajiban shalat secara bersamaan (Ali, 2006, 1). Bahkan Rasulullah menempatkan

zakat sebagai salah satu pilar utama dalam menegakkan agama Islam (HR. Sahih

Bukhari). Sedangkan terkait dengan aspek sosial (hablunminnaas), perintah zakat

dapat dipahami sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam upaya

mewujudkan kesejahteran sosial kemasyarakatan, sehingga zakat diharapkan dapat

meminimalisir kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin dengan

Page 21: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

4

meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada level individu yang akan terakumulasi

pada level masyarakat (Ali, 2006, 2).

Salah satu hikmah dan manfaat zakat dari sisi pembangunan umat, zakat

merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang

dikelola dengan baik dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus

pemerataan pendapatan. (Hafidhuddin, 2002, 14 )

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat menjelaskan bahwa lembaga pengelola zakat, di Indonesia

terdapat lembaga pengelolaan zakat Pengelolaan zakat terbagi menjadi dua yaitu

BAZ (Badan Amil Zakat) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat). BAZ merupakan

organisasi pengelolaan zakat yang di bentuk dengan kepengurusan yang terdiri atas

unsur pemerintah dan masyarakat. BAZ yang kepengurusannya berada di tingkat

nasional di sebut dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Serta Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memiliki kepengurusan yang berada pada tingkat

daerah kabupaten/kota yang disebut dengan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA).

Sedangkan LAZ merupakan organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk atas dasar

keinginan masyarakat itu sendiri sehingga kepengurusannya dikelola oleh suatu

masyarakat yang memiliki tujuan sama dalam hal perzakatan.

Organisasi pengelola zakat (OPZ) adalah organisasi intermediasi antara

pemberi zakat (Muzakki) dengan penerima zakat (Mustahiq). Fungsi OPZ seperti

lembaga keuangan, sehingga harus dikelola dengan prinsip-prinsip keuangan dan

professional. Hingga kini, Indonesia belum berhasil mengelola zakat, infak,

sedekah dan wakaf. Hal ini menunjukkan belum profesionalnya pengumpulan dan

Page 22: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

5

penyaluran ZIS. Beberapa hal menjadi penyebab belum profesionalnya manajemen

zakat. Pertama, pemahaman masyarakat yang masih tradisional. Kedua, karena

kemampuan manajemen organisasi pengelola zakat masih kurang (Muviyanti,

2017, 240)

Menurut Al-Qardhawi (2005, 93) dalam Ahmad Atabik (2015, 54)

menjelaskan bahwa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat

mendapatkan kesuksesan dalam mengelola zakat pada masa kontemporer ini,

khususnya apabila pengelolaan zakat ditangani oleh suatu lembaga zakat: pertama,

menetapkan perluasan dalam kewajiban zakat. Maksudnya, semua harta yang

berkembang mempunyai tanggungan wajib zakat dan berpotensi sebagai investasi

bagi penanganan kemiskinan. Kedua, mengelola zakat dari harta tetap dan tidak

tetap harus secara baik dan transparan, bisa dikelola oleh lembaga yang telah

ditunjuk oleh pemerintah. Ketiga, dalam pengelolaan zakat harus tertib administrasi

yang accountable dan dikelola oleh para penanggung jawab yang professional.

Keempat, di saat zakat telah dikumpulkan oleh amil (pengelola zakat), zakat harus

didistribusikan secara accountable juga, dengan memberikan kepada para

mustahiknya.

Dalam outlook zakat Indonesia ada beberapa penelitian yang telah di

lakukan oleh para peneliti lainnya diantaranya pertama studi PIRAC ( Public

Interest Research and Advocacy Center ) menunjukkan bahwa potensi zakat di

Indonesia memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei

yang dilakukan di 10 kota besar di Indonesia, PIRAC menunjukkan bahwa potensi

rata - rata zakat per muzaki mencapai Rp 684.550,00 pada tahun 2007, meningkat

Page 23: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

6

dari sebelumnya yaitu Rp 416.000,00 pada tahun 2004. Kedua PEBS FEUI

menggunakan pendekatan jumlah muzaki dari populasi Muslim Indonesia dengan

asumsi 95 persen muzaki yang membayar zakat, maka dapat diproyeksikan potensi

penghimpunan dana zakat pada tahun 2009 mencapai Rp 12,7 triliun (Indonesia

Economic Outlook (2010) dalam Outlook Zakat Indonesia 2018, 2017, 3). Selain

itu penelitian yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan

bahwa potensi zakat nasional dapat mencapai Rp 19,3 triliun (Outlook Zakat

Indonesia 2018, 2017, 3).

Kemudian pada pada penelitian Firdaus et al ( 2012, 65) menyebutkan

bahwa potensi zakat nasional pada tahun 2011 mencapai angka 3,4 persen dari total

PDB, atau dengan kata lain potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp

217 triliun. Jumlah ini meliputi potensi penghimpunan zakat dari berbagai area,

seperti zakat di rumah tangga, perusahaan swasta, BUMN, serta deposito dan

tabungan. Sedangkan menurut data Forum Zakat (FOZ) realisasi penghimpunan

yang diperoleh oleh OPZ formal pada tahun 2009 1,12 triliun sementara tahun 2011

mencapai 1,8 triliun.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Banten menyebut realisasi

penghimpunan zakat di Banten pada tahun 2016 baru mencapai angka Rp 50 miliar.

Angka ini terhitung hanya 1 persen dari total pontesi zakat yang mencapai Rp 50

triliun. Ketua BAZNAS Provinsi Banten, Prof Dr H Suparman Usman

mengatakan, total penghimpunan zakat yang diterima tersebut merupakan kalkulasi

penerimaan zakat tahun 2016 dari 8 kabupaten/kota dan Lembaga Amil Zakat

(LAZ). (https://www.kabar-banten.com/potensi-zakat-di-banten-rp-50-triliun/ diakses

Page 24: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

7

tanggal 22 Agustus 2017 pukul 21.15). Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa

realisasi penghimpunan zakat masih sedikit dari potensi penghimpunan zakat oleh

karena itu diperlukan sesuatu cara agar penghimpunan zakat dapat meningkat pada

setiap tahunnya. Setidaknya dapat mengurangi tingkat kemiskinan yang masih ada

sampai saat ini.

Pada realisasi zakat yang terkumpul dari Lembaga Amil Zakat (LAZ)

memperlihatkan belum optimalnya kegiatan pengumpulan dan pengelolaan zakat

oleh organisasi pengelola zakat (OPZ). Untuk mengukur kinerja pengumpulan dan

pengelolaan zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada tahun 2016

Pusat kajian strategis BAZNAS memiliki instrumen untuk mengukur kinerja

perzakatan pengelola Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang disebut Indeks

Zakat Nasional (IZN), melalui instrumen ini diharapkan Lembaga pengelola zakat

dapat meningkatkan kinerja perzakatan.

Berbagai faktor-faktor yang menjadi penyebab belum optimalnya dalam

pengelolaan zakat. mengidentifikasikannya menjadi 4 yaitu; (1) ketidakefektifan

organisasi pengumpul zakat, (2) kos administrasi yang tinggi untuk mengelola

zakat, (3) informasi tentang pentingnya membayar zakat yang tidak efektif dan (4)

ketidakpercayaan para muzaki (pembayar zakat) terhadap organisasi pengelola

zakat (OPZ) ( Hafidhuddin (2008) dalam Laela 2010, 127) . Kemudian menurut

Rahman tiga syarat untuk mencapai efektifitas OPZ yaitu (1) adanya ukuran zakat

yang jelas dan obyektif atas kekayaan bisnis (2) adanya standard praktik akuntansi

zakat dan (3) adanya sistem pengukuran kinerja (Rahman, 2006, 92)

Page 25: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

8

Potensi zakat yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan peluang bagi

terwujudnya kesejahteraan. Namun ini akan sulit tercapai jika masyarakat tidak

diberikan pengertian agar tercipta pemahaman yang lebih baik tentang kemiskinan,

zakat dan penggunaannya. Selain itu peran pemerintah dalam merespons

perkembangan kesadaran berzakat sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi

Indonesia perlu ditingkatkan dengan mewujudkan visi bersama antar pemerintah

dan amil zakat. Hal ini perlu dilakukan agar agenda pemberdayaan dan pengentasan

kemiskinan dapat berjalan secara sinergi serta berupaya melibatkan lembaga

keuangan agar tercipta satu kesatuan yang utuh dalam mengoptimalkan zakat

sebagai jaminan sosial di masyarakat (Noor, 2013:243-244).

Pembangunan sistem pengelolaan zakat yang melibatkan struktur

kemasyarakatan yang paling dekat dengan masyarakat itu sendiri harus tetap

dikerjakan dan dikembangkan walaupun membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Menggali dan mengembangkan potensi zakat memang membutuhkan waktu yang

panjang tetapi masyarakat harus optimis bahwa sistem zakat ini mampu

memberikan solusi bagi masalah kemiskinan yang sudah berlarut-larut. Potensi

zakat yang sudah ada harus tetap dipertahankan dan kesadaran untuk membayar

zakat harus semakin ditingkatkan sehingga peran zakat dalam proses mengentaskan

kemiskinan menjadi semakin diakui dan mendapat kepercayaan dari masyarakat

luas ( Firmansyah (2009) dalam Amalia dan Kasyful Mahalli 2012, 71)

Sebagaimana kita ketahui pengelolaan zakat dilakukan dengan cara

pengumpulan, pendistribusian serta pendayagunaan zakat namun pengelolaan zakat

saat ini masih belum optimal dan belum tepat sasaran. Saat ini masyarakat masih

Page 26: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

9

banyak yang belum percaya akan lembaga zakat itu sendiri, masyarakat lebih

senang untuk memberikan zakatnya kepada orang yang dikenal ketimbang

menggunakan jasa lembaga zakat. Hal itu menjadi salah satu permasalahan dalam

dunia perzakatan. Seharusnya lembaga zakat dikelola dengan manajemen yang baik

agar masyarakat percaya akan kehadiran lembaga zakat itu sendiri. Suatu hal yang

dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat akan kehadiran lembaga zakat

yaitu dengan pelaporan atau pengauditan dalam setiap penghimpunan hingga

pendistribusian zakat pada setiap tahunnya. Dengan adanya pelaporan

menunjukkan kinerja lembaga zakat pada tahap yang memberikan kepercayaan

kepada masyarakat. Selain itu masyarakat juga akan percaya kepada lembaga zakat

jika kinerja dari lembaga zakat itu baik. Kinerja lembaga zakat dalam hal

pengelolaannya dapat di evaluasi dengan menggunakan indeks zakat nasional yang

dibuat oleh pusat kajian strategis badan amil zakat nasional (BAZNAS). Indeks

zakat nasional (IZN) merupakan suatu alat ukur yang dapat mengevaluasi

perkembangan kondisi perzakatan pada tingkat nasional hingga daerah. Dalam

Indeks Zakat Nasional terdapat dua dimensi yaitu dimensi makro dan mikro. Pada

dimensi makro terdapat indikator yaitu regulasi, dukungan APBN, serta database

lembaga zakat. Kecuali indikator regulasi, serta dukungan APBN yang tidak

diturunkan kembali menjadi variabel namun untuk indikator database lembaga

zakat di turunkan lagi menjadi variabel yaitu database jumlah lembaga zakat resmi

(muzaki dan mustahik), rasio muzaki individu, rasio muzaki badan usaha.

Sedangkan pada dimensi mikro terdapat indikator kelembagaan dan dampak zakat.

Pada indikator kelembagaan diturunkan lagi menjadi variabel di antarannya yaitu

Page 27: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

10

penghimpunan, pengelolaan, penyaluran, dan pelaporan. Sedangkan untuk indikator

dampak zakat diturunkan menjadi variabel yaitu kesejahteraan material dan

spiritual (indeks kesejahteraan CIBEST), pendidikan dan kesehatan (modifikasi

IPM), dan kemandirian. Pada setiap dimensi, indikator serta variabel terdapat

bobot yang berbeda - beda sehingga dapat hitung dengan model estimasi

perhitungan yang sudah ada. Dengan adanya indeks zakat nasional diharapkan

dapat mengetahui sejauh mana kesejahteraan dari mustahik itu sendiri, serta

mengetahui kinerja dari lembaga zakat itu sendiri apakah sudah pada tahap yang

telah ditentukan oleh indeks zakat nasional.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis berkeinginan untuk meneliti

kinerja lembaga zakat dalam hal pengelolaan yang dilakukannya sejauh ini dengan

judul : “ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN

MENGGUNAKAN INDEKS ZAKAT NASIONAL PADA BAZNAS KOTA

TANGERANG SELATAN”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan

masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengukur kondisi kinerja pengelolaan zakat pada BAZNAS Kota

Tangerang Selatan yang menggunakan IZN dengan melalui capaian indikator

baik pada dimensi makro maupun dimensi mikro ?

Page 28: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

11

2. Bagaimana kesesuaian kinerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang

menggunakan IZN dengan melalui capaian indikator baik pada dimensi makro

maupun dimensi mikro ?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis kondisi kinerja pengelolaan zakat pada BAZNAS Kota

Tangerang Selatan yang menggunakan IZN dengan melalui capaian indikator

baik pada dimensi makro maupun dimensi mikro.

2. Untuk menganalisis kesesuaian kinerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan

yang menggunakan IZN dengan melalui capaian indikator baik pada dimensi

makro maupun dimensi mikro.

D. Manfaat Penelitian

a. Penulis

Penelitian ini untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang

ekonomi syariah khususnya tentang Indeks Zakat Nasional dan memberikan

informasi berharga bagi penulis mengenai gambaran indikator kinerja pada

pengelolaan zakat di BAZNAS Kota Tangerang Selatan

b. Institusi

Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada pemerintah atau lembaga

amil zakat yang berkepentingan mengenai kinerja BAZNAS dalam pengelolaan

zakat di BAZNAS Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, Penelitian ini

dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat regulasi daerah tentang

Page 29: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

12

pengelolaan zakat, hasil dari penelitian ini sebagai bahan informasi evaluasi

kinerja pengelolaan pada BAZNAS Kota Tangerang. Selatan

c. Akademisi

Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi tentang ilmu

pengetahuan dibidang ekonomi syariah pada penerapan mengukur kinerja

pengelolaan zakat oleh BAZNAS tingkat Kabupaten/Kota yang menggunakan

Intrumen Indeks Zakat Nasional.

Page 30: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Zakat

Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zakat

yang berarti suci, berkah, tumbuh dan terpuji. Sedangkan dari segi istilah fiqh,

zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada

orang yang berhak menerimanya, disamping berarti mengeluarkan jumlah

tertentu itu sendiri (Al-Qardhawi, 1995: 34). Menurut Wawan Shofwan

Shalehuddin (2011) dalam Nurul Huda, dkk (2015, 2) makna zakat dalam

syariah terkandung dua aspek di dalamnya. Pertama, sebab dikeluarkan zakat

itu karena adanya proses tumbuh kembang pada harta itu sendiri atau tumbuh

kembang pada aspek pahala yang menjadi semakin banyak dan subur

disebabkan mengeluarkan zakat. atau keterkaitan adanya zakat itu semata-mata

karena memiliki sifat tumbuh kembang seperti zakat tijarah dan zira‟aah.

Kedua, pensucian karena zakat adalah pensucian atas kerakusan, kebakhilan

jiwa, dan kotoran-kotoran lainnya sekaligus pensucian jiwa manusia dari dosa-

dosanya.

Menurut Hafidhuddin (2002, 7) bahwa hubungan antara pengertian zakat

menurut bahasa dan pengertian menurut istilah sangat erat sekali, harta yang

dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan

Page 31: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

14

bertambah, suci dan baik sebagaimana dinyatakan Allah dalam QS. At-Taubah

[9] ayat 103 dan QS. Ar-Ruum [30] ayat 39 :

Artinya : ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” ( QS At-Taubah [9] ayat 103)

Artinya : ” Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi

Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang

yang melipat gandakan (pahalanya).” (QS. Ar-Ruum [30] ayat 39)

Selain itu menurut UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,

bahwa zakat adalah harta yang wajib di keluarkan oleh seorang Muslim atau

badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai syariat

Islam.

Page 32: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

15

2. Pengelolaan Zakat Pada Masa Islam

a. Pada Masa Rasululalah SAW

Pengsyari‟atan zakat tampak seiring dengan upaya pembinaan tatanan

sosial yang baru dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah beliau berada di

Madinah. Sedangkan selama berada di Mekkah bangunan keislaman hanya

terfokus pada bidang aqidah, qashas dan akhlaq. Baru pada periode Madinah,

Nabi melakukan pembangunan dalam segala bidang, tidak saja bidang aqidah

dan akhlaq, akan tetapi juga memperlihatkan bangunan mua’amalat dengan

konteksnya yang sangat luas dan menyeluruh. Termasuk bangunan ekonomi

sebagai salah satu tulang punggug bagi pembangunan ummat Islam bahkan

ummat manusia secara keseluruhan. (Kementerian Agama, 2013, 19)

Nabi Muhammad SAW tercatat membentuk baitul maal yang melakukan

pengumpulan dan pendistribusian zakat dengan amil sebagai pegawainya dengan

lembaga ini, pengumpulan zakat dilakukan secara wajib bagi orang yang sudah

mencapai batas minimal. (Kementerian Agama, 2013, 19)

Pengelolaan zakat di zaman Rasulullah SAW, banyak ayat Al- Qur‟an

yang menjelaskan bahwa Allah SWT secara tegas memberi perintah kepada

Nabi Muhammad SAW untuk mengambil zakat. Al-Qur‟an juga menegaskan

bahwa zakat harus diambil oleh para petugas untuk melakukan hal tersebut.

Ayat-ayat yang turun di Madinah menegaskan zakat itu wajib dalam bentuk

perintah yang tegas dan instruksi pelaksanaan yang jelas. Juga terdapat berbagai

bentuk pertanyaan dan ungkapan yang menegaskan wajibnya zakat.

(Kementerian Agama, 2013, 20)

Page 33: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

16

Ulama berpendapat bahwa adanya porsi zakat yang diperuntukan bagi

„amil merupakan suatu indikasi bahwa zakat sewajarnya dikelola oleh lembaga

khusus zakat atau yang disebut dengan „amil bukan oleh individu muzaki

sendiri. Rasululah SAW pernah mempekerjakan seorang pemuda suku Asad,

yang bernama Ibnu Lutaibah, untuk mengurus zakat Bani Sulaim. Pernah pula

mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi amil zakat. Menurut

Yusuf Al-Qardawi, Nabi Muhammad SAW telah mengutus lebih dari 25 amil ke

seluruh plosok Negara dengan memberi peritah dengan pengumpulan sekaligus

mendistribusikan zakat sampai habis sebelum kembali ke Madinah.

(Kementerian Agama, 2013, 20)

Pembukuan zakat juga dipisahkan dari pendapat Negara lainnya,

pencatatan zakat juga dibedakan atara pemasukan dan pengeluaran, dimana

keduanya harus terperinci dengan jelas, meskipun tanggal penerimaan dan

pengeluaran harus sama. Selain itu, Nabi SAW berpesan pada para „amil agar

berlaku adil dan ramah, sehingga tidak mengambil lebih dari pada yang sudah

ditetapkan dan tidak berlaku kasar baik pada muzaki maupun mustahiq. Secara

garis besar dapat dikatakan bahwa pada zaman Nabi SAW pengelolaan zakat

bersifat terpusat dan ditangani secara terpusat, namun demikian pengelolaan

zakat pada saat itu secara institusional dianggap sederhana dan masih terbatas

dengan sifatnya yang teralokasi dan sementara, dimana jumlah zakat

terdistribusi akan tergantung pada jumlah zakat yang terkumpul pada daerah

atau kawasan tertentu, dan uang zakat yang terkumpul langsung didistribusikan

kepada para mustahiq tanpa sisa. (Kementerian Agama, 2013, 21)

Page 34: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

17

b. Pada Masa Khulafa‟ Al-Rasyidin

1. Abu Bakar Ash-Shidiq

Setelah Rasulullah SAW wafat, banyak kabillah – kabillah yang

menolak untuk membayar zakat dengan alasan bahwa zakat merupakan

perjanjian antara mereka dan Nabi SAW, sehingga setelah beliau wafat

maka kewajiban tersebut menjadi gugur. Abu bakar yang menjadi khalifah

pertama penerus Nabi SAW memutuskan untuk memerangi mereka yang

menolak membayar zakat dan menganggap mereka sebagai orang murtad.

Perang ini kemudian terkenal dengan sebutan Harbu Riddah atau perang

melawan pemurtadan. Perang ini tercatat sebagai perang pertama di dunia

yang dilakukan sebuah Negara demi membela hak kaum miskin atas orang

kaya (Kementerian Agama, 2012, 21). Menurut golongan ingkar zakat ini,

zakat tidak wajib ditunaikan pasca wafatnya Nabi SAW. Pemahaman yang

salah ini hanya terbatas di kalangan suku-suku Arab Baduwi. Suku-suku

Arab Baduwi ini menganggap pembayaran zakat sebagai hukuman atau

beban yang merugikan (Faisal, 2011, 248).

2. Umar bin Khattab

Setelah wafanya Abu Bakar dan dengan perluasan wilayah Negara

Islam yang mencakup dua kerajaan Romawi (Syria, Palestina, dan Mesir)

dan seluruh kerajaan Persia termasuk Irak, ditambah dengan melimpahnya

kekayaan Negara pada masa khilafah, telah memicu adanya perubahan

sistem pengelolaan zakat. Kedua faktor tersebut mengharuskan adanya

Page 35: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

18

intitusionalisasi yang lebih tinggi dari pengelolaan zakat. Perubahan ini

tercermin secara jelas pada masa khalifah Umar bin Khattab, Umar

mencontoh sistem administrasi yang diterapakan di Persia, dimana sistem

administrasi pemerintahan dibagi menjadi delapan provinsi, yaitu Mekkah,

Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Umar

kemudian mendirikan apa yang disebut Al-Dawawin yang sama fungsinya

dengan baitul maal pada zaman Nabi Muhammmad SAW dimana ia

merupakan sebuah badan audit Negara yang bertanggung jawab atas

pembukuan pemasukan dan pengeluaran Negara. Al-Dawawin juga

diperkirakan mencatat zakat yang didistribusikan kepada para mustahiq

sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pengembangan yang dilakukan

Umar terhadap baitul maal merupakan kontribusi Umar kepada dunia

Islam. Pada masa Umar pula sistem pemungutan zakat secara langsung

oleh Negara, yang dimulai dengan pemerintahan Abdullah bin Mas‟ud di

Kuffah dimana porsi zakat dipotong dari pembayaran Negara. Meskipun

hal ini pernah diterapkan Khalifah Abu Bakar, namun pada masa Umar

proses pengurangan tersebut menjadi lebih tersistematis (Kementerian

Agama, 2013, 22).

Pada masa Rasulullah SAW jumlah kuda di Arab masih sangat

sedikit, terutama kuda yang dimiliki oleh kaum muslimin karena

digunakan untuk kebutuhan pribadi dan jihad. Misalkan pada perang

badar, pasukan kaum muslim yang berjumlah 313 orang hanya memiliki

dua kuda. Pada saat pengepungan Bani Quraizha (5 H), pasukan kaum

Page 36: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

19

muslimin memiliki 36 kuda. Pada tahun yang sama, di Hudaibiyah mereka

mempunyai sekitar dua ratus kuda. Karena zakat dibebankan kepada

barang-barang yang memiliki produktivitas, maka seekor kuda yang

dimiliki kaum muslimin ketika itu tidak dikenakan zakat (Karim, 2010,68)

Pada periode selanjutnya perdagangan kuda dilakukan secara

besar-besaran di Syiria dan berbagai wilayah kekuasaan Islam lainnya,

beberapa kuda memiliki nilai jual yang tinggi, karena maraknya

perdagangan kuda pada saat itu, maka kaum muslimin menanyakan kepada

Gubernur Syiria yaitu Abu Ubaidah tentang kewajiban zakat kuda,

kemudian Abu Ubaid memberitahukan bahwa tidak dikenakan zakat atas

kuda. Kemudian muncul lah usul dari kaum muslimin kepada khalifah,

Umar, kemudian Umar menanggapinya dengan memberikan intruksi

kepada Gubernur untuk menarik zakat atas kuda dan mendistribusikan

kepada para fakir, miskin serta budak. (Karim, 2010,69).

Al-Mu’allaf Qulubuhum secara terminologi adalah sekelompok

orang yang dibujuk hatinya agar bergabung kepada Islam, atau agar

mereka menahan diri dari melakukan kejahatan terhadap orang Islam, atau

orang yang jasanya diharapkan untuk membantu dan membela kaum

muslimin (Sabiq, 1983, 328)

Beliau juga orang pertama yang meninjau kembali mustahiq zakat.

misalnya golongan yang diperuntukkan kepada orang yang dijinakkan

hatinya (al-Muallafatu Qulubuhum) mengenai syarat-syarat pemberiannya

(al-Akkad, 1978,169). Beliau berpendapat bahwa hikmah pemberian

Page 37: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

20

bagian zakat untuk golongan ini sudah tidak relevan lagi pada waktu itu.

Dalam hal ini, bukan berarti Umar menyampingkan ayat-ayat Allah SWT

tersebut, akan tapi beliau telah menemukan al-Fai (pemberian) lain yang

lebih khusus bagi mereka. Dari ayat itu sendiri mereka lebih kepada

golongan yang perlu dilindungi (diberdayakan) bukan lagi untuk

dilembutkan hatinya, karena sudah tidak perlu lagi untuk melembutkan

mereka karena mereka sudah kuat (At-Tamawi, 1976, 171).

3. Usman bin Affan

Pada masa Usman bin Affan, meskipun kekayaan Negara Islam

mulai melimpah dan jumlah zakat juga lebih dari mencukupi kebutuhan

para mustahiq, namun administrasi zakat justru mengalami kemunduran.

Hal ini justru dikarenakan kelimpahan tersebut, dimana Utsman memberi

kebebasan kepada „amil dan Individu untuk mendistribusikan zakat kepada

siapapun yang mereka nilai layak menerimanya. Zakat tersebut adalah

yang tidak kentara seperti zakat perdagangan, zakat emas, zakat perak, dan

perhiasan lainnya. Keputusan Utsman ini juga dilatarbelakangi oleh

keinginan meminimalkan biaya pengelolaan zakat dimana beliau menilai

bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dana zakat tersebut

akan tinggi dikarenakan sifatnya yang tidak mudah diketahui oleh aparat

Negara. (Kementerian Agama, 2013, 23).

Pengelolaan zakat pada masa „Usman dibagi menjadi dua macam:

(1) Zakat al-amwal az-zahirah (harta benda yang tampak), seperti binatang

ternak dan hasil bumi, dan (2) Zakat al-amwal al-batiniyah (harta benda

Page 38: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

21

yang tidak tampak atau tersembunyi), seperti uang dan barang perniagaan.

Zakat kategori pertama dikumpulkan oleh Negara, sedangkan yang kedua

diserahkan kepada masing-masing individu yang berkewajiban

mengeluarkan zakatnya sendiri sebagai bentuk self assessment (Permono,

1995, 131).

4. Ali bin Abi Thalib

Situasi politik pada masa kepemimpinan khalifah Ali bin Abi

Thalib berjalan tidak stabil, penuh peperangan dan pertumpahan darah.

Akan tetapi, Ali bin Abi Thalib tetap mencurahkan perhatiannya yang

sangat serius dalam mengelola zakat. Ia melihat bahwa zakat merupakan

urat nadi kehidupan bagi pemerintahan dan agama. Ketika Ali bin Abi

Thalib bertemu dengan orang-orang fakir miskin dan para pengemis buta

yang beragama non-muslim (Nasrani), ia menyatakan biaya hidup mereka

harus ditanggung oleh Baitul Mal. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga ikut

terjun langsung dalam mendistribusikan zakat kepada para mustahiq

(delapan golongan yang berhak menerima zakat) (Qodir, 1988,34).

3. Macam – Macam Zakat

Pada dasarnya zakat terbagi menjadi dua macam di antaranya adalah

(Kartika, 2006,21) :

a. Zakat Fitrah

Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib di keluarkan menjelang hari

raya idul fitri oleh setiap muslimin baik tua, muda, ataupun bayi yang baru

Page 39: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

22

lahir. Zakat ini biasanya di bentuk sebagai makanan pokok seperti beras.

Besaran dari zakat ini adalah 2,5kg atau 3,5liter beras yang biasanya di

konsumsi, pembayaran zakat fitrah ini bias dilakukan dengan membayarkan

harga dari makanan pokok daerah tersebut.

Zakat ini dikeluarkan sebagai tanda syukur kita kepada Allah karena

telah menyelesaikan ibadah puasa. Selain itu zakat fitrah juga dapat

menggembirakan hati para fakir miskin di hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah

juga dimaksudkan untuk membersihkan dosa yang mungkin ada ketika

seseorang melakukan puasa ramadhan.

b. Zakat Maal

Zakat maal merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang (juga

badan hukum) yang wajib di keluarkan untuk golongan tertentu, setelah di

miliki dalam jangka waktu tertentu, dan jumlah minimal tertentu. Dalam

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Pada

pasal 4 ayat 2 menyebutkan bahwa harta yang di kenai zakat maal berupa

emas, perak, uang, hasil pertanian dan perusahaan, hasil pertambangan, hasil

peternakan, hasil pendapatan dan jasa, serta rikaz.

Di masa Rasulullah SAW zakat hanya diwajibkan pada lima jenis harta

yaitu 1) emas dan perak; 2) barang perniagaan;3) binatang-binatang yang

mencari makan sendiri seperti unta, sapi dan kambing; 4) tanaman dari

tumbuh tumbuhan 5) barang logam dan barang-barang simpana jahiliyah.

Sementara itu di masa khulafaurrasyidin terdapat beberapa macam harta yang

diperlukan oleh kemaslahatan umat supaya diwajibkan zakat. Maka, di masa

Page 40: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

23

Umar bin Khattab difardhukan zakat atas barang yang dikeluarkan dari laut,

ambar, mutiara, mirjan dan lain-lain yang menjadi harta sebagaimana

diwajibkan zakat atas barang-barang yang dibawa keluar dan didatangkan ke

dalam negeri (Abdullah, 2015, 303).

Sebagaimana kita ketahui pada umumnya di masa terdahulu atau masa

ulama klasik harta yang wajib di zakati hanya di kategorikan meliputi zakat

emas dan perak, zakat perdagangan, zakat hewan ternak, zakat pertanian dan

zakat barang temuan dan barang tambang. Kemudian seiring perkembangan

zaman yang makin berkembang dan dunia perekonomian yang makin pesat

maka harta yang wajib di zakati kategori ruang lingkupnya semakin luas yang

mana kategori tersebut didapatkan dari hasil ijtihad para ulama kontemporer,

kategori zakat tersebut meliputi zakat madu dan produksi hewani, zakat

investasi, pabrik, gedung serta profesi.

Adapun kategori zakat maal sebagaimana berikut ini :

1. Zakat Emas dan Perak

Adapun syarat utama zakat pada emas dan perak adalah mencapai

nishab dan telah berlalu satu tahun. Berdasarkan hadist riwayat Abu

Dawud, nishab zakat emas adalah dua puluh misqal atau dua puluh dinar,

sedangkan nishab zakat perak adalah dua ratus dirham. Dua puluh misqal

atau dua puluh dinar, menurut Yusuf al-Qaradhawi (1991) adalah sama

dengan delapan puluh lima gram emas. Dua ratus dirham sama dengan

lima ratus sembilan puluh lima gram perak. (Hafidhuddin, 2002, 33)

Page 41: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

24

2. Zakat Perdagangan

Ada tiga syarat utama kewajiban zakat pada perdagangan yaitu sebagai

berikut : (Ibnu Majah (2002) dalam Didin Hafidhuddin, 2002, 34)

a. Niat Berdagang

Niat berdagang atau niat memperjual belikan komoditas-komoditas

tertentu ini merupakan syarat yang sangat penting.

b. Mencapai Nishab

Nishab dari zakat harta perdagangan adalah sama dengan nishab dari

zakat emas dan perak, yaitu senilai dua puluh misqal atau dua puluh dinar

emas atau dua ratus dirham perak. (Qaradhawi, 1991, 789)

c. Telah Berlalu Waktu Satu Tahun

3. Zakat Hewan Ternak

Zakat diwajibkan pada binatang ternak dikarenakan banyaknya

perkembangan harta pada bidang ini, baik dari binatang ternak itu sendiri

maupun keturunan-keturunannya. Selain itu, pada binatang ternak karena

banyaknya manfaat yang dapat diambil dari binatang ternak tersebut. Selain

itu penjaminannya tergolong gampang dan murah, sehingga zakat ditetapkan

pada jenis harta ini (Al-Ba‟iy,2006, 29)

Syarat-syarat mengeluarkan zakat binatang ternak : (Hasan, 2006, 29-31)

a. Sampai Nisab

Binatang Ternak yang dikeluarkan zakatnya harus mencapai

jumlah tertentu, yaitu sampai nisabnya (batas minimal dikenakan zakat),

tidak hanya asal sudah mempunyai beberapa ekor, sudah dikenakan zakat.

Page 42: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

25

b. Haul (Telah dimiliki satu tahun)

Bintang ternak itu dikeluarkan zakatnya sesudah sampai satu tahun.

Kententuan ini berlaku berdasarkan praktik yang telah berlaku, yang

pernah dilaksanakan Rasulullah dan khalifah sesudah beliau (Khalifah Abu

Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib).

Sebagai landasan haul itu adalah sabda Rasululah SAW yang artinya :

”Tidak dikenakan zakat harta, sehingga sampai satu tahun.” (HR Abu

Daud).

c. Binatang Gembala

Binatang ternak itu sengaja diurus sepanjang tahun, supaya dapat

diambil manfaatnya, seperti susunya, dagingnya, dan untuk

dikembangbiakkan. Binatang gembalaan harus diberi makan dan

minumnya, apakah pada padang rumput atau tempat yang khusus untuk

ternak itu, seperti kandang.

Binatang yang dipergunakan untuk keperluan pribadi (termasuk

tamu), tidak dikenakan zakatnya apakah untuk keperluan sawah (ladang)

atau angkutan (transportasi).

d. Tidak Dipekerjakan

Binatang ternak yang dipergunakan (dimanfaatkan) untuk

kepentingan pemiliknya, tidak dikenakan zakatnya, seperti menggarap

tanah pertanian, dijadikan sebagai alat untuk mengambil air guna

menyiram tanaman dan untuk alat angkutan. Sabda Nabi, yang artinya :

”Sapi yang dipekerjakan tidak dikenakan zakat.” (HR Abu „Ubaid).

Page 43: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

26

Binatang ternak yang wajib zakat : (Hasan, 2006, 31-36)

1. Zakat Sapi (Kerbau)

Adapun berdasarkan hadis Mu‟adz bin Jabal yang diriwayatkan

oleh Ahmad dari Msyruq, yaitu nabi memerintahkan Mu‟adz supaya

setiap 30 ekor sapi di ambil zakatnya seekor sapi yang berumur satu

tahun dan diatur sebagai berikut :

Tabel 2.1. Nisab dan Banyaknya Zakat Sapi

Nisab Sapi Banyaknya Zakat

30 ekor 1 ekor anak sapi jantan atau betina umur

1 tahun

40 ekor 1 ekor anak sapi betina umur 2 tahun

60 ekor 2 ekor anak sapi jantan

70 ekor 1 ekor anak sapi betina umur 2 tahun dan

1 ekor anak sapi jantan umur 1 tahun

80 ekor 2 ekor anak sapi betina umur 2 tahun

90 ekor 3 ekor anak sapi jantan umur 1 tahun

100 ekor 1 ekor anak sapi betina umur 1 tahun dan

2 ekor anak sapi jantan umur 1 tahun

110 ekor 2 ekor anak sapi betina umur 2 tahun dan

1 ekor anak sapi jantan umur 1 tahun

120 ekor 3 ekor anak sapi betina umur 2 tahun dan

3 ekor anak sapi jantan umur 1 tahun

Page 44: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

27

2. Zakat Kambing (Domba)

Zakat kambing (domba), wajib berdasarkan hadis dan ijma‟,

dalam hadis disebutkan, yang artinya :

”Zakat kambing (domba), bila sampai 40 ekor sampai 120 ekor, 1 ekor

kambing.” (HR Bukhari)

Lebih rinci dikemukakan sebagai berikut ini :

Tabel 2.2. Nisab dan Banyaknya Zakat Kambing

Nisab Kambing (Domba) Banyak Zakat

40 – 120 ekor 1 ekor kambing

121 – 200 ekor 2 ekor kambing

201 – 399 ekor 3 ekor kambing

121 – 499 ekor 4 ekor kambing

201 – 599 ekor 5 ekor kambing

Ada beberapa hal yang perlu diketahui pemilik kambing

(domba) pada saat mengeluarkan zakat, yaitu :

a. Mutu

Zakat yang diberikan tidak boleh cacat, seperti terluka,

terlalu tua, pincang dan sebagainya sebab cacat itu mengurangi

manfaat dan harganya, sebagaimana firman Allah, yang artinya :

”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu

memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya,

padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memincing-kan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah

Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (Al- Baqarah (2) : 267)

Page 45: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

28

b. Jenis Kelamin

Menurut Hanafi, zakatnya boleh betina dan boleh pula jantan

tidak ada perbedaan, demikian juga pendapat Malik. Sedangkan

pendapat menurut Hambali, tidak boleh dikeluarkan zakatnya jantan,

bila nisabnya (bilangannya) betina. Jadi, dilihat dari kambing yang

dizakati.

c. Umur

Umur kambing (domba) yang dijadikan zakat, ada perbedaan

pendapat. Malik memandang sama kambing dan domba, karena

jenisnya sama. Zakatnya sudah dipandang memadai kalau sudah

berumur satu tahun. Syafi‟i dan Ahmad mengatakan anak kambing

jantan umur satu tahun dan anak domba jantan umur enam bulan.

3. Zakat Kuda

Para ulama sependapat, bahwa kuda yang dipergunakan oleh

pemiliknya untuk kepentingan pribadi, seperti untuk tunggangan, alat

transportasi tidak dikenakan zakat. Demikian juga untuk kepentingan

perang mempertahankan negara, tidak dikenakan zakat.

Adapun kuda yang sengaja dikembangkan pada padang rumput

atau tidak, tetap dikeluarkan zakatnya. Demikian menurut pendapat

Abu Hanifah. Menurut Abu Hanifah nisabnya 5 ekor kuda (pendapat

yang dipandang kuat). Setiap ekor zakatnya 1 dinar, dan kalau dinilai

dengan uang (dirham) setiap 200 dirham zakatnya 5 dirham (1/40 dari

Page 46: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

29

harga). Atau sama saja dengan mengeluarkan zakat 2,5 % sebagaimana

zakat barang dagangan.

4. Zakat Pertanian dan Perkebunan

Dalam kajian fikih klasik, hasil pertanian adalah semua hasil pertanian

yang ditanam dengan menggunakan bibit biji-bijian yang hasilnya dapat

dimakan oleh manusia dan hewan serta yang lainnya. Sedangkan yang

dimaksud hasil perkebunan adalah buah-buahan yang berasal dari pepohonan

atau umbi-umbian. Sistem pengairan pertanian dan perkebunan objek zakat

mendapat perhatian lebih dalam kajian zakat karena kedua hal tersebut

berkaitan dengan volume persentase wajib zakatnya (Mufraini, 2006, 85-86)

Nisab zakat hasil pertanian dan perkebunan yaitu sebagai berikut :

(Mufraini, 2006, 87)

Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa zakat hasil pertanian dan

perkebunan tidak wajib dikeluarkan kecuali telah mencapai nisab tertentu

yaitu 5 Sha‟. Sedangkan bagi hasil bumi yang tidak dapat ditimbang seperti

kapas, linen dan sayur, maka nisabnya adalah senilai harga 5 Sha‟atau yang

setara dengan 200 dirham. Nisab tersebut dihitung setelah panen dan

keringnya buah. Untuk beberapa jenis buah tertentu diperbolehkan untuk

melaksanakan penaksiran sebelum masa panen tiba.

5. Zakat Barang Tambang dan Hasil Laut

Nisab zakat barang tambang dan hasik laut yaitu sebagai berikut :

(Mufraini, 2006, 116)

Page 47: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

30

a. Nisab barang tambang: mayoritas imam mazhab (Syafi‟i, Maliki, Hambali)

berpendapat bahwa nisab dari barang tambang sama seperti nisab emas

dan perak yaitu 85 gram atau 200 dirham.

b. Untuk harta karun tidak ada ketentuan nisabnya seperti halnya harta

rampasan perang, banyak ataupun sedikit wajib dikeluarkan zakatnya.

c. Nisab hasil laut sama dengan nisab barang tambang.

d. Nisab hasil industri perikanan juga di samakan (di-qiyaskan) dengan nisab

barang tambang.

6. Zakat Profesi

Ruang lingkup zakat profesi adalah seluruh pendapatan yang

dihasilkan seseorang yang biasanya dalam bentuk gaji, upah, honorarium, dan

nama lainnya yang sejenis sepanjang pendapatan tersebut tidak merupakan

suatu pengembalian (yield/return) dari harta, investasi, atau modal.

Pendapatan yang dihasilkan dari kerja profesi tertentu (dokter, pengacara)

masuk dalam ruang lingkup zakat ini sepanjang unsur kerja mempunyai

peranan yang paling mendasar dalam menghasilkan pendapatan tersebut

(Mufraini, 2006, 79)

Dengan demikian contoh-contoh yang termasuk ke dalam kategori

zakat profesi adalah : (Mufraini, 2006, 80)

a. Gaji, upah, honorarium dan nama lainnya (aktif income) dari pendapatan

tetap yang mempunyai kesamaan substansi yang dihasilkan oleh orang

dari sebuah unit perekonomian swasta ataupun milik pemerintah. Dalam

Page 48: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

31

sebuah negara Islam terminologi pendapatan ini disebut seabagai

Alu‟tiyaat (pemberian).

b. Pendapatan yang dihasilkan dari kerja profesi tertentu (pasif income)

seperti dokter, akuntan dan lain sebagainya, term pendapatan ini dikenal

dalam Negara Islam sebagai Al mal mustafaad (pendapatan tidak tetap).

Nisab zakat profesi yaitu sebagai berikut : (Mufraini, 2006, 80-81)

a. Para ahli fikih kontemporer berpendapat bahwa nisab zakat profesi di-

qiyaskan (analogikan) dengan nisab kategori asset wajib zakat keuangan

yaitu 85 gram emas atau 200 dirham perak dan dengan syarat

kepemilikannya telah melalui kesempurnaan masa haul.

b. Sedangkan untuk pendapatan dari hasil kerja profesi (pasif income) para

fuqaha berpendapat nisab zakatnya dapat di qiyas-kan (analogikan)

dengan zakat hasil perkebunan dan pertanian yaitu 750 kg beras (5 sha‟)

dari benih hasil pertanian dan dalam hal ini tidak disyaratkan

kepemilikan satu tahun ( tidak memerlukan masa haul). Hanya saja

setelah keluarnya UU Nomor 17 Tahun 2000 yang diberlakukan mulai

Tahun 2001 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 7 Tahun 1983

tentang Pajak Penghasilan (Pasal 4 ayat 3), maka kewajibannnya zakat

dari penghasilan profesional jenis ini harus dikalikan sebesar 2,5 %

sebaga tarif untuk setiap akhir masa haul. Hal ini dikarenakan UU

tersebut tidak secara jelas mendefinisikan penghasilan dari asset wajib

zakat yang dimaksud.

Page 49: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

32

4. Pendistribusian Zakat

Model pendistribusian harta zakat oleh muzaki ada dua cara yaitu dapat

dilakukan secara langsung kepada mustahik atau lewat lembaga zakat yang

nantinya akan disalurkan kepada mustahik (Al-Qaradawi, 1996, 510). Distribusi

zakat terkadang hanya bersirkulasi pada suatu tempat tertentu, ketika zakat tidak

dikelola secara keseimbangan dan diberikan langsung oleh si pemberi zakat

(muzaki) kepada mustahik. Hal ini salah satu faktor penyebabnya karena kurang

adanya lembaga zakat yang profesional, yang menyampaikan dana zakat

tersebut kepada umat yang membutuhkan juga berimplikasi pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat. (Hafidhuddin, 2002, 264).

Ada beberapa prinsip yang mendasari proses distribusi dalam Ekonomi

Islam yang terlahir dari Q.S Al Hasyr (59): 7 yang artinya “agar harta itu jangan

hanya beredar di antara golongan kaya di kalangan kamu”. Prinsip tersebut

yakni : (Ghofur: 2013,76-86)

a. Larangan riba dan gharar

Larangan terhadap riba bertujuan untuk menjauhkan manusia dari

tindakan mengambil harta atau hak milik orang lain dengan jalan yang tidak

baik menurut hukum Islam (Desmadi Saharuddin, 2015, 65)

Gharar diartikan sebagai ketidakpastian dalam transaksi. Islam

melarang seseorang bertransaksi atas suatu barang yang kualitasnya tidak

diketahui karena kedua belah pihak tidak tahu pasti apa yang mereka

transaksikan keadilan dalam distribusi diartikan sebagai suatu distribusi

Page 50: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

33

b. Keadilan dalam distribusi

Pendapatan dan kekayaan, secara adil sesuai dengan norma - norma

yang diterima secara universal. Keadilan distribusi dalam Ekonomi Islam

memiliki tujuan yakni agar kekayaan tidak menumpuk satu bagian kecil

masyarakat, tetapi selalu beredar dalam masyarakat. Keadilan distribusi

menjamin terciptanya pembagian yang adil dalam kemakmuran, sehingga

memberikan kontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik. Zakat, infak dan

sedekah merupakan salah satu hal yang dapat menciptakan distribusi yang

adil.

c. Konsep kepemilikan dalam Islam

Kepemilikan terhadap harta tidak menutup kewajiban untuk tidak

melupakan hak–hak orang miskin yang terdapat pada harta tersebut. Ketika

manusia menyadari bahwa dalam harta yang dimiliki terdapat hak orang lain,

secara langsung mempersempit jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Hal ini juga merupakan salah satu hikmah berzakat, berinfak, ataupun

bersedekah.

d. Larangan menumpuk harta

Menumpuk harta berlebihan akan berimbas pada rusaknya sistem

sosial dengan munculnya kelas - kelas yang mementingkan kepentingan

pribadi. Di samping itu penumpukan harta dapat melemahkan daya beli

masyarakat dan menghambat mekanisme pasar bekerja secara adil, karena

Page 51: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

34

harta tidak tersebar di masyarakat. Hal itu dapat dicegah melalui instrumen

ZIS. Mewajibkan bagi yang mendapatkan harta berlebih untuk mengeluarkan

zakat sebagai kompensasi bagi penyucian dan pembersih harta atas hak orang

lain.

Agar dana zakat yang disalurkan dapat berdaya guna dan berhasil guna,

maka pemanfaatannya harus selektif untuk konsumtif atau produktif. Masing-

masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif tersebut kemudian dibagi dua,

yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif, sedangkan yang berbentuk

produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan produktif kreatif.

(Fakhruddin, 2008, 314 – 315)

1. Konsumtif Tradisional

Pendistribusan zakat secara konsumtif tradisional adalah bahwa

zakat dibagikan kepada mustahiq dengan secara langsung untuk kebutuhan

konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang

kepada fakir miskin setiap idul fitri.

2. Konsumtif Kreatif

Pendistribusian zakat secara konsumtif kreatif adalah zakat yang

diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk

membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan

ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat - alat

sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti

sarung dan mukena, bantuan alat pertanian, seperti cangkul untuk petani,

gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya.

Page 52: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

35

3. Produktif Konvensional

Pendistribusian zakat secara produktif konvensional adalah zakat

yang diberikan dalam bentuk barang - barang produktif, di mana dengan

menggunakan barang - barang tersebut, para mustahiq dapat menciptakan

suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau

untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit dan sebagainya.

4. Produktif Kreatif

Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang

diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk

permodalan proyek sosial, seperti membangun sekolah, sarana kesehatan

atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau

bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.

5. Orang – orang yang berhak menerima zakat (mustahik zakat)

Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta kepada orang yang berhak

menerima bantuan zakat berdasarkan nisab (batasan harta yang di keluarkan

untuk mengeluarkan zakat) yang mana kepemilikan harta tersebut merupakan

milik individu selama satu tahun. Sebagaimana mana kita ketahui orang – orang

yang berhak menerima zakat (mustahik) sudah tercantum di dalam Al-Qur‟an

pada surat At-Taubah ayat 60 yang mana terdapat delapan golongan atau asnaf

yang berhak menerima dana zakat. Menurut Al-Arif (2015, 281) terdapat

delapan asnaf yang berhak menerima zakat sebagaimana berikut ini :

1. Fakir merupakan kondisi seseorang yang tidak mempunyai sumber

penghasilan sehingga hidupnya sehari-hari sangat kekurangan.

Page 53: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

36

2. Miskin merupakan kondisi seseorang yang mempunyai sumber penghasilan,

tetapi penghasilan yang diperoleh masih sangat kecil sehingga tidak mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Amil, yaitu individu, lembaga, atau institusi pengelolaan zakat. mereka

berhak menerima zakat untuk operasional dan biaya hidup mereka karena

amil juga manusia biasa yang mempunyai kebutuhan. Akan tetapi, besaran

jatah untuk amil dibatasi maksimal hanya 12,5 %. Diharapkan dengan

memasukkan amil sebagai salah satu asnaf penerima zakat, memacu mereka

untuk bekerja lebih baik lagi bagi kemaslahatan dan kesejahteraan umat.

4. Mualaf, yaitu individu yang baru saja masuk ke dalam Islam. Mereka berhak

menerima zakat karena masuknya mereka ke dalam Islam, mereka dikucilkan

dari kehidupan yang membuat mereka terkucil dalam hal ekonomi. Alasan

inilah yang menjadikan muallaf berhak untuk menerima zakat.

5. Riqab atau budak adalah manusia diperlakukan tidak layak yang dianggap

sebagai benda. Pada saat ini budak tidak ada lagi, tetapi kondisi yang

mendekat hal tersebut masih ada. Sebagai contoh, tenaga kerja Indonesia

(TKI), terutama wanita yangs sering menerima peralakuan yang tidak

manusiawi dari majikannya. Karena di beberapa negara, pembantu masih

dianggap sebagai budak, dan budak termasuk kelompok yang halal untuk

digauli.

6. Gharimin adalah individu yang terlilit utang dan utang tersebut dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan bukan untuk keperluan maksiat,

seperti judi. Pada konteks kekinian timbul pemikiran apakah asnaf ini dapat

Page 54: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

37

diperluas dengan utang yang dilakukan oleh negara, agar dana zakat mampu

pula membebaskan pemerintah dari utang yang membelit. Meskipun

perluasan konteks ini masih harus melalui berbagai kajian ilmiah.

7. Fisabilillah merupakan kondisi individu yang berjuang untuk menegakkan

agama Allah SWT. Hal ini terjadi pada para mujahid Islam di Palestina atau

Afghanistan yang berjuang untuk menegakkan agama Allah SWT. Dalam

melawan imprealisme Amerika Serikat dan sekutunya. Para mujahid ini

berhak untuk menerima zakat. Dana bagi pembangunan masjid, rumah sakit,

pesantren, madrasah, ataupun sekolah dapat dikategorikan sebagai perjuangan

di jalan Allah SWT. (fisabilillah), serta mampu memberikan kesegaran

spiritual kepada kaum Muslim yang membutuhkan.

8. Ibnu Sabil, yaitu individu yang sedang dalam perjalanan dan perjalanan yang

dilakukan adalah untuk kebajikan, bukan untuk maksiat. Seseorang yang

sedang dalam perjalanan dakwah berhak untuk mendapatkan zakat. asnaf ini

dapat pula di perluas menjadi beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa.

Buya Hamka dalam buku tafsir Hamka menyebutkan bahwa meskipun orang

tersebut di daerah asalnya adalah orang yang mampu, pada saat ia sedang

menempuh pendidikan di luar daerahnya, ia layak untuk menerima zakat

dalam bentuk beasiswa yang tetapi tidak hanya SPP, melainkan turut pula

biaya hidup dan buku.

6. Kinerja

Menurut Rue dan Byar (1981:375) dalam Ismail Nawawi (2013:212)

bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil. Sedangkan Menurut

Page 55: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

38

Suntoro (1999, 12) dalam Ismail Nawawi (2013, 212) bahwa kinerja adalah

hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu

organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam

rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Menurut Gibson,

Ivancevich dan Donnelly dalam Lijan Poltak (2012) dalam suatu organisasi atau

dalam masyarakat, para individu menyumbangkan kinerjanya kepada kelompok,

selanjutnya kelompok akan menyumbangkan kinerjanya kepada organisasi atau

masyarakat. Dalam organisasi yang efektif, manajemen selalu menciptakan

sinergi yang positif, yang menghasilkan satu keseluruhan menjadi lebih besar

dari jumlah seluruh komponen bagiannya.

Menurut Withmore, (1997) dalam Lijan Poltak (2012:6) kinerja

merupakan ekspresi potensi seseorang dalam memenuhi tanggung jawabnya

dengan menetapkan standard tertentu. Untuk meningkatkan kinerja yang

optimum perlu ditetapkan standard yang jelas, yang dapat menjadi acuan bagi

seluruh pegawai. Kinerja pegawai akan tercipta jika pegawai dapat

melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Menurut Prawirosentono (1999)

dalam Lijan Poltak (2012:9) kinerja organisasi atau lembaga sangat dipengaruhi

oleh kinerja individu, oleh sebab itu apabila kinerja organisasi ingin diperbaiki

tentunya kinerja individu perlu diperhatikan. Menurut Engkoswara (1992) dalam

Lijan Poltak (2012:10) kinerja pegawai haruslah terencana secara

berkesinambungan, sebab peningkatan kinerja pegawai bukan merupakan

Page 56: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

39

peristiwa seketika tetapi memerlukan suatu perencanaan dan tindakan yang

tertata dengan baik untuk kurun waktu tertentu.

7. Konsep Indeks Zakat Nasional (IZN)

a. Definisi Indeks Zakat Nasional (IZN)

Indeks Zakat Nasional (IZN) yaitu sebuah alat ukur yang dibentuk oleh

pusat kajian strategis BAZNAS pada tahun tahun 2016. IZN merupakan

sebuah alat ukur yang dibangun dengan tujuan untuk mengevaluasi

perkembangan kondisi perzakatan pada level agregat (nasioal dan provinsi).

IZN diharapkan mampu menjadi indikator yang dapat memberikan gambaran

sejauh mana zakat telah berperan terhadap kesejahteraan mustahik, dan juga

dapat menujukkan pada tahap apa institusi zakat telah dibangun, baik secara

internal kelembagaan, partisipasi masyarakat, maupun dari sisi dukungan

yang diberikan pemerintah. IZN pada akhirnya menjadi sebuah ukuran

standard yang dapat dipakai oleh regulator, lembaga zakat, dan juga

masyarakat dalam mengevaluasi perkembangan zakat secara nasional

(PUSKAS BAZNAS IZN, 2016, 17)

Penyusunan IZN menggunakan penelitian berbasis Mixed Methods.

Mixed methods research merupakan sebuah metodologi penelitian yang

menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitatif dalam melibatkan

proses mengumpulkan, menganalisis dan mengintegrasikan metode

kuantitatif (misalnya survei dan pembetukan model ekonomi) dan penelitian

kualitatif (misalnya Desk Study, FGD, wawancara). Metode ini adalah sebuah

pendekatan yang relatif baru yang sering kali digunakan sebagai standard

Page 57: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

40

dalam penelitian sosial sejak tahun 1980an (Tashakkori dan Tedlie, 2003).

Dalam kajian ini, metode kualitatif digunakan dalam menyusun komponen

pembentukan IZN, sedangkan metode kuantitatif di gunakan dalam

membentuk model estimasi penghitungannya (PUSKAS BAZNAS IZN,

2016, 19).

Terdapat tiga metode kualitatif yang digunakan dalam penyusunan

IZN yaitu Desk Study, Focus Group Discussion (FGD), dan Expert

Judgement. Desk Study merupakan kajian literatur yang dilakukan dengan

mengambil referensi dan literatur dari berbagai sumber yang terkait dengan

pengukuran indeks dan isu-isu yang berhubungan langsung dan tidak

langsung tentang zakat. Kajian literatur tidak hanya dari sisi penelitian terkait,

tetapi juga dilakukan dalam konteks mencari landasan syariah yang menjadi

dasar penyusunan setiap komponen dalam IZN (PUSKAS BAZNAS IZN,

2016, 19).

Pemerolehan informasi dan penyusunan IZN ini juga dilakukan

melalui mekanisme Focus Group Discussion yang dilakukan sebanyak 2 kali.

FGD melibatkan para pakar zakat yang berasal dari BAZNAS, Forum Zakat

(FOZ) dan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),

pakar ekonomi dari BI, dan juga akademisi dalam bidang ekonomi Islam.

Setelah proses FGD, metode expert judgement yaitu dengan meminta

masukan secara langsung dan tertulis khususnya dalam penentuan bobot dari

dimensi, indikator dan variabel yang terpilih, juga dilakukan untuk

Page 58: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

41

mendapatkan hasil kajian yang lebih valid (PUSKAS BAZNAS IZN, 2016,

19-20).

Sementara pada sisi kuantitatif, metode estimasi penghitungan yang

dilakukan dalam memperoleh nilai IZN menggunakan metode yang

dinamakan Multi-Stage Weighted Index. Metode ini menggabungkan

beberapa proses tahapan pembobotan yang diberikan pada setiap komponen

penyusun indeks. Metode ini menjadi pendekatan yang paling tepat karena

komponen penyusun IZN terdiri dari 3 bagian, yaitu: dimensi, indikator, dan

variabel. Sehingga pembobotan yang diberikan pada setiap komponen

tersebut harus dilakukan bertahap dan bersifat prosedural (PUSKAS

BAZNAS IZN, 2016, 20-21).

Dalam menentukan komponen-komponen yang membentuk IZN, tim

peneliti puskas juga menetapkan sebuah pedoman yang menjadi konsep dasar

dalam keseluruhan proses penyusunan yang dilakukan. Pedoman tersebut

kami singkat dengan istilah SMART, yaitu: (PUSKAS BAZNAS IZN, 2016,

21)

a. Spesific; komponen yang disajikan harus spesifik

b. Measurable; komponen yang disajikan harus dapat diukur

c. Applicabble; komponen yang disajikan dapat diaplikasikan

d. Reliable; komponen yang disajikan adalah dapat dipercaya

e. Timely; penghitungan yang dilakukan bersifat berkala

Page 59: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

42

Konsep dasar ini menjadi acuan yang sangat penting dalam proses

penyusunan IZN. Satu saja pedoman ini tidak dapat dilakukan, maka akan

sangat sulit membentuk sebuah ukuran indeks yang dapat berfungsi dengan

baik. Pedoman yang dibuat ini juga dimaksudkan agar IZN menjadi standard

yang dapat diimplementasikan tidak hanya ditingkat nasional, tetapi juga di

tingkat daerah sehingga ruang lingkup menjadi lebih luas dan dalam.

(PUSKAS BAZNAS IZN, 2016, 21)

b. Tahapan Penyusunan IZN

Kajian penyusunan IZN dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan

formulasi indeks dengan dimensi, indikator, dan variabel yang dapat

merefleksikan kondisi perkembangan zakat di Indonesia. Dalam kajian ini

pembahasan dimulai dengan pemilihan dimensi-dimensi yang akan

merefleksikan indeks yang akan disusun. Dimensi ini merupakan komponen

penyusun yang bersifat paling luas, menangkap keseluruhan bagian yang

menyusun IZN. Dimensi selanjutnya dijabarkan dalam indikator-indikator yang

menyusun dimensi tersebut. Setelah didapatkan dimensi dan indikator yang

menyusun IZN, kemudian dipaparkan lebih detail dalam bentuk variabel

terpilih (PUSKAS BAZNAS IZN, 2016, 21-22).

Langkah berikutnya adalah dengan memberikan pembobotan kepada

masing-masing dimensi, indikator dan juga variabel tersebut. Tahapan

pembobotan diperlukan untuk menentukan berapa proporsi kontribusi dari

setiap komponen penyusun indeks. Pembobotan yang diberikan harus melalui

Page 60: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

43

metode yang melibatkan masukan dari para ahli ekonomi dan perzakatan

(PUSKAS BAZNAS IZN, 2016, 22).

Setelah didapatkan seluruh komponen pembentuk IZN, beserta bobot

kontribusinya, maka langkah terakhir adalah menentukan metode kuantitatif

untuk menghitung indeks tersebut. Dalam penghitungan indeks, selain

ditentukan formula penghitungannya, juga diperlukan tahapan

menghitungnya. Hal ini dikarenakan, seperti disebutkan dalam bagian metode

penyusun, komponen pembentuk IZN terdiri dari beberapa bagian yang

dirinci lagi kedalam sub bagian sehingga proses penghitungan bersifat

multiple steps (PUSKAS BAZNAS, 2016, 22).

c. Komponen IZN

Adapun komponen IZN yang diperoleh, secara umum dibentuk oleh

dua dimensi yaitu dimensi makro dan dimensi mikro. Dimensi makro

merefleksikan bagaimana peran pemerintah dan masyarakat secara agregat

dalam berkontribusi membangun institusi zakat. Dimensi ini memiliki 3

indikator yaitu regulasi, dukungan anggaran pemerintah (APBN), dan

database lembaga zakat. Kecuali regulasi dan dukungan anggaran pemerintah,

indikator database lembaga zakat kemudian diturunkan kembali menjadi 3

variabel yaitu: jumlah lembaga zakat resmi, muzakki, dan mustahik, rasio

muzaki individu, dan rasio muzaki badan usaha. (PUSKAS BAZNAS IZN,

2016,23)

Page 61: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

44

Sementara itu dimensi mikro merupakan bagian yang disusun dalam

perspektif kelembagaan zakat dan penerima manfaat dari zakat atau mustahik.

Secara teknis penyusunan, dimensi mikro memiliki dua indikator yaitu

performa lembaga zakat dan dampak zakat terhadap mustahik. Indikator

performa lembaga zakat kemudian dibuat lebih terperinci ke dalam 4 variabel

yang mengukur performa lembaga dari aspek penghimpunan, pengelolaan,

penyaluran, dan pelaporan. Sedangkan indikator dampak zakat merupakan

gabungan 5 variabel yang melihat dampak secara ekonomi, spiritual,

pendidikan, kesehatan, dan kemandirian (PUSKAS BAZNAS IZN, 2016, 23)

Untuk pembobotan pada masing-masing dimensi, indikator, dan

variabel merupakan ketetapan dari para ahli ekonomi dan perzakatan yang

tidak dipublish bagaimana cara mendapatkan angka bobot tersebut. Yang

disebutkan dalam BAZNAS IZN (2016, 22) yaitu ”Tahapan pembobotan

diperlukan untuk menentukan berapa proporsi kontribusi dari setiap

komponen penyusun indeks. Pembobotan yang diberikan harus melalui

metode yang melibatkan masukan dari para ahli ekonomi dan perzakatan ”.

Berikut Tabel 2.3. Komponen Indeks Zakat Nasional : (PUSKAS BAZNAS

IZN, 2016, 24)

Page 62: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

45

Tabel 2.3. Komponen Indeks Zakat Nasional

Dimensi

Bobot

Kontribusi Indikator

Bobot

Kontribusi Variabel

Bobot

Kontribusi

Makro Regulasi (X11) 0.30 Regulasi 1.00

(X1) 0.40 Dukungan APBN (X12) 0.40 Dukungan APBN 1.00

Database Lembaga

Zakat (X13) 0.30

Database Jumlah Lembaga

Zakat Resmi, Muzaki dan

Mustahik (X131) 0.33

Database Jumlah Lembaga

Rasio Muzaki Individu (X132) 0.33

Rasio Muzaki Badan (X133) 0.33

Penghimpunan (X211) 0.30

Kelembagaan (X21) 0.40 Pengelolaan (X212) 0.20

Mikro 0.60 Penyaluran (X213) 0.30

Pelaporan (X214) 0.20

Dampak Zakat (X22) 0.60

Kesejahteraan Material dan

Spiritual (Indeks

Kesejahteraan CIBEST) (X221)

0.40

Pendidikan dan Kesehatan (

Modifikasi IPM) (X222)

0.40

Kemandirian (X223) 0.20

d. Dimensi Makro

Berdasarkan pada dimensi makro terdapat indikator pada dimensi

tersebut. Indikator tersebut terbagi menjadi tiga yaitu indikator regulasi,

indikator dukungan APBN, dan indikator database lembaga zakat. Salah satu

dari indikator tersebut memiliki sebuah turunan variabel lagi yaitu pada

Page 63: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

46

indikator database lembaga zakat. Sementara itu pada indikator regulasi dan

indikator dukungan APBN tidak memiliki turunan variabel. Dari indikator

database lembaga zakat turunan tiga variabel tersebut terdiri dari : database

jumlah lembaga zakat resmi, muzaki, dan mustahik kemudian rasio muzaki

individu serta rasio muzaki badan usaha. Pada setiap indikator dan variabel

tersebut memiliki bobot kontribusi di dalamnya yang dapat dilihat pada Tabel

2.3. di atas. Untuk mengetahui penjelasan pada setiap indikator dan variabel

tersebut selanjutnya dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.

1. Indikator Regulasi, Dukungan APBN dan Database Lembaga Zakat

Pada masing-masing setiap indikator regulasi, dukungan APBN

dan database lembaga zakat memiliki alat ukur berupa skala likert atau

skoring dimensi makro pada setiap indikator dan variabel didalamnya.

Skala likert atau skoring dimensi makro tersebut bersumber atau telah

disusun oleh Pusat Kajian Strategis BAZNAS. Pada skala likert atau

skoring dimensi makro tersebut terdapat kriteria-kriteria di dalamnya.

Sehingga pada penelitian ini, peneliti mengacu pada skala likert atau

skoring dimensi makro yang telah disusun oleh Pusat Kajian Strategis

Baznas. Adapun skala likert atau skoring dimensi makro tersebut dapat

dilihat pada lampiran dibelakang ini.

e. Dimensi Mikro

Berdasarkan pada dimensi mikro terdapat dua indikator pada dimensi

tersebut. Indikator tersebut terbagi menjadi dua yaitu, indikator kelembagaan

Page 64: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

47

dan indikator dampak zakat. pada indiator kelembagaan terdapat empat

turunan variabel lagi. Variabel tersebut terdiri dari, penghimpunan,

pengelolaan, penyaluran dan pelaporan. Kemudian pada indikator dampak

zakat memiliki tiga turunan variabel lagi di antaranya yaitu, kesejahteraan

material dan spiritual (indeks kesejahteraan CIBEST), pendidikan dan

kesehatan (modifikasi IPM) dan kemandirian. Pada setiap indikator dan

variabel memiliki bobot kontribusi didalamnya sebagaimana pada Tabel 2.3.

Untuk mengetahui penjelasan pada setiap indikator dan variabel selanjutnya

dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.

1. Indikator Kelembagaan

Pada dimensi mikro terdapat indikator kelembagaan yang mana

pada indikator tersebut memiliki turunan variabel lagi yang terbagi

menjadi empat variabel diantaranya yaitu : penghimpunan, pengelolaan,

penyaluran, dan pelaporan. Pada ke empat variabel tersebut memiliki alat

ukur berupa skala likert atau skoring dimensi mikro pada masing-masing

variabel di dalamnya. Skala likert atau skoring dimensi mikro tersebut

bersumber atau telah di susun oleh Pusat Kajian Strategis BAZNAS.

Sehingga pada penelitian ini, peneliti mengacu pada skala likert atau

skoring dimensi mikro yang telah di susun oleh Pusat Kajian Strategis

BAZNAS. Adapun skala likert atau skoring dimensi mikro tersebut dapat

di dilihat pada lampiran di belakang ini.

Page 65: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

48

2. Indikator Dampak Zakat

Dalam indikator dampak zakat memiliki turunan variabel lagi

pada indicator tersebut. Turunan variabel pada indikator tersebut memilki

tiga turunan variabel yang terdiri dari kesejahteraan material dan spiritual

(indeks kesejahteraan CIBEST), pendidikan dan kesehatan (modifikasi

IPM) serta kemandirian. Dari ketiga variabel tersebut memiliki sebuah

perhitungan dan penjelasan pada masing-masing variabel tersebut.

Adapun penjelasan dari ketiga variabel tersebut akan dijelaskan

sebagaimana berikut ini :

1. Model CIBEST

Pada kompenen IZN di indikator dampak zakat terdapat

variabel (Indeks Kesejahteraan CIBEST) pada dimensi mikro. Model

CIBEST (Center of Islamic Business and Economic Studies) adalah

upaya untuk mengembangkan pendekatan kesejahteraan kemiskinan

yang didasarkan pada konsepsi bahwa alat untuk mengukur

kesejahteraan dan kemiskinan tidak semata mata didasarkan pada

material semata, namun juga pendekatan spiritual. Hal ini didasarkan

pada konsep pemenuhan kebutuhan, dimana Al-Qur‟an dan Hadist

telah menggariskan bahwa pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri

atas dua hal, yaitu kebutuhan material dan spiritual. (Beik, I.S dan

Arsyianti, 2016, 196).

Page 66: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

49

Dalam model CIBEST, membagi kondisi suatu rumah tangga

atau keluarga ke dalam empat kemungkinan keadaan, diantaranya

yaitu : (Beik, I.S dan Arsyianti, 2015, 13)

Keluarga Sejahtera (Kuadran-I) : sebagai kategori tertinggi, dimana

rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan material dan spiritual

secara komplit.

Keluarga Miskin Material (Kuadran-II): jika keluarga hanya

mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya, tapi tidak mampu

memenuhi kebutuhan materialnya.

Keluarga Miskin Spiritual (Kuadran-III): jika keluarga hanya

mampu memenuhi kebutuhan materialnya, tapi tidak mampu

memenuhi kebutuhan spiritualnya.

Keluarga Miskin Absolut (Kuadran-IV): sebagai tingkat terendah,

dimana keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan material dan

spiritualnya.

Berdasarkan konsepsi ini, maka Beik, I.S dan Arsyianti (2016,

197) kemudian menyusun formula untuk menghitung indeks

kesejahteraan, indeks kemiskinan material, indeks kemiskinan

spiritual dan indeks kemiskinan absolut berdasarkan kuadran CIBEST.

Kuadran CIBEST sendiri disusun berdasarkan empat kemungkinan

keadaan sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Page 67: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

50

Gambar 2.1. Kuadran CIBEST

(Beik dan Arsyianti, 2015, 13)

Untuk mengetahui apakah suatu keluarga itu berkecukupan

secara material dan spiritual, maka besarnya kebutuhan material dan

kebutuhan spiritual harus dihitung terlebih dahulu. Rumah

tangga/keluarga dikatakan mampu secara material apabila pendapatan

mereka berada di atas nilai garis kemiskinan material atau MV.

Sebaliknya rumah tangga/keluarga dikatakan miskin secara material

apabila pendapatan mereka di bawah nilai MV. untuk menghitung

nilai MV dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari tiga

pendekatan. Pertama, melakukan survei kebutuhan minimal yang

harus dipenuhi oleh satu rumah tangga dalam satu bulan. Kedua, jika

di karenakan keterbatasan dana dan waktu survei tidak dapat

dilaksanakan, maka yang dapat dilakukan adalah dengan

memodifikasi pendekatan BPS terkait garis kemiskinan per kapita per

Page 68: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

51

bulan menjadi garis kemiskinan (GK) per rumah tangga per bulan.

Modifikasi ini dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai GK

tersebut dengan besaran jumlah rata-rata anggota keluarga/rumah

tangga di suatu wilayah pengamatan. Ketiga, menggunakan standar

nishab zakat penghasilan atau zakat perdagangan (Beik, I.S dan

Arsyianti, 2017, 91-92)

Sedangkan untuk mengukur nilai kebutuhan spiritual dapat di

gunakan dengan menggunakan skala likert. Pada skala likert tersebut

peneliti dapat melihat nilai garis kemiskinan spiritual atau SV. Berikut

Tabel 2.2. terdapat skor pelaksanaan ibadah shalat, zakat, puasa, skor

lingkungan keluarga/rumah tangga, dan skor kebijakan pemerintah :

(Beik, I.S dan Arsyianti, 2017, 93)

Tabel 2.4. Skor Indikator Kebutuhan Spiritual

No Variabel

Skala likert Standard

kemiskinan

1 2 3 4 5

1 Shalat

Melarang

orang lain

shalat

Menolak

konsep shalat

Melaksanakan

shalat wajib

tidak rutin

Melaksanakan

shalat wajib rutin

tetapi tidak selalu

berjamaah

Melaksanakan

shalat wajib

rutin berjamaah

dan melakukan

shalat sunnah Skor rata-rata

untuk keluarga

yang secara

spiritual

miskin adalah

3 (SV=3)

2 Puasa

Melarang

orang lain

Puasa

Menolak

konsep Puasa

Melaksanakan

puasa wajib

tidak penuh

Hanya

melaksanakan

puasa wajib secara

penuh

Melaksanakan

puasa wajib dan

puasa sunnah

3 Zakat dan

Infak

Melarang

orang lain

zakat dan

Menolak zakat

dan infak Tidak pernah

berinfak walau

Membayar zakat

fitrah dan zakat

Membayar zakat

fitrah, zakat

harta dan infak/

Page 69: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

52

infak sekali setahun harta shadaqah

4 Lingkungan

Keluarga

Melarang

anggota

keluarga

ibadah

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

keluarga

Medukung ibadah

anggota

keluarganya

Membangun

suana keluarga

yg mendukung

ibadah secara

bersama

5 Kebijakan

Pemerintah

Melarang

setiap

keluarga

ibadah

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

masyarakat

Mendukung

ibadah

Menciptakan

suana kondusif

untuk ibadah

Pada model CIBEST ini skala likert yang digunakan yaitu 1

sampai 5, di mana angka 1 diindikasi untuk nilai terburuk, dan angka

5 untuk penilaian paling baik. Meskipun angka 3 menjadi standard

minimal pada miskin spiritual, yang membedakan keluarga miskin

dan kaya secara spiritual, keluarga yang termasuk dalam penilaian

tersebut dianggap tidak memiliki kesadaran untuk menjalankan

ibadahnya secara rutin. Untuk penilaian 1 dan 2, dapat diasumsikan

bahwa mereka tidak mendukung ajaran agamanya, dan bahkan lebih

buruk lagi jika lingkungan dan pemerintah juga tidak mendukung.

(PUSKAS BAZNAS, 2017,15)

Garis kemiskinan spiritual atau Spritual Value (SV) bernilai 3.

Rumah tangga dikategorikan masuk dalam miskin spiritual apabila

skor SV kurang dari atau sama dengan 3. Hal ini di karena rumah

tangga tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan ibadah wajib.

(PUSKAS BAZNAS, 2017, 15)

Page 70: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

53

Perhitungan skor spiritual individu anggota rumah

tangga/keluarga di dasarkan pada rumus berikut ini : (Beik, I.S dan

Arsyianti, 2017, 94)

𝐻𝑖 𝑉𝑝𝑖 𝑉𝑓𝑖 𝑉𝑧𝑖 𝑉𝑕𝑖 𝑉𝑔𝑖

5

Keterangan :

𝐻𝑖 : skor aktual anggota keluarga ke-i

𝑉𝑝𝑖 : skor shalat anggota keluarga ke-i

𝑉𝑓𝑖 : skor puasa anggota keluarga ke-i

𝑉𝑧𝑖 : skor zakat dan infak anggota keluarga ke-i

𝑉𝑕𝑖 : skor lingkungan keluarga menurut anggota keluarga ke-i

𝑉𝑔𝑖 : skor kebijakan pemerintah menurut anggota keluarga ke-i

Tabel 2.5. Rumus Perhitungan Indeks CIBEST

Page 71: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

54

Beik, I.S dan Arsyianti (2015, 17)

2. Modifikasi IPM

Pada komponen IZN di indikator dampak zakat terdapat

variabel modifikasi IPM (pendidikan dan kesehatan) pada dimensi

mikro. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) merupakan suatu indikator penting

untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup

manusia (masyarakat/penduduk). Kemudian IPM diperkenalkan

oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun

1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human

Development Report (HDR). IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar

yaitu : umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standard

hidup layak.

Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat dapat diukur

dengan menggunakan angka harapan hidup saat lahir. Kemudian pada

dimensi pengetahuan dapat diujur dengan menggunakan harapan lama

sekolah dan rata-rata lama sekolah serta yang terakhir pada dimensi

standard hidup layak menggunakan produk nasional bruto perkapita.

Pada dimensi mikro pada IZN ini Indeks Pembangunan Manusia yang

digunakan menggunakan modifikasi IPM pada dimensi pendidikan

dan kesehatan atau dengan dimensi umur panjang dan hidup sehat

serta pengetahuan. Sehingga modifikasi IPM untuk dimensi kesehatan

dapat dirumuskan sebagai berikut (Putri, 2017, 17-18 ) :

Page 72: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

55

Modifikasi IPM untuk dimensi kesehatan

𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒𝑕𝑎𝑡𝑎𝑛

𝐴𝐻𝐻 𝐴𝐻𝐻

𝑚𝑖𝑛

𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠

𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

Keterangan :

AHH : Angka Harapan Hidup

AHHmin

: 20 (standard UNDP)

AHHmaks

: 85 (standard UNDP)

Modifikasi IPM untuk dimensi pendidikan

𝐼𝐻𝐿𝑆

𝐻𝐿𝑆 𝐻𝐿𝑆

𝑚𝑖𝑛

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

Keterangan :

𝐻𝐿𝑆 : Harapan Lama Sekolah

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

: 0 (standard UNDP)

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

: 18 (standard UNDP)

𝐼𝑅𝐿𝑆

𝑅𝐿𝑆 𝑅𝐿𝑆

𝑚𝑖𝑛

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

Keterangan :

𝑅𝐿𝑆 : Rata-rata lama sekolah

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

: 0 (standard UNDP)

Page 73: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

56

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

: 15 (standard UNDP)

𝐼𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛

𝐼𝐻𝐿𝑆

𝐼𝑅𝐿𝑆

2

Dengan demikian, Modifikasi IPM dapat dirumuskan sebagai

beikut :

3. Kemandirian

Pada komponen IZN di indikator dampak zakat terdapat

variabel kemandirian pada dimensi mikro. Pada variabel kemandirian,

variabel dilihat dari para penerima manfaat (mustahik). Kemandirian

para mustahik dilihat dari dua hal yaitu memiliki pekerjaan tetap atau

usaha/bisnis dan mempunyai tabungan. Pada variabel ini untuk

menentukan penilaiannya telah disiapkan alat berupa skala likert yang

telah dibentuk oleh pusat kajian strategis BAZNAS. Berikut Tabel 2.6.

skala likert pada variabel kemandirian:

Tabel 2.6. Kriteria Indeks Kemandirian

Kriteria

(1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = cukup, 4 = kuat, 5 = sangat kuat)

1 2 3 4 5

Page 74: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

57

Tidak memiliki

pekerjaan dan

usaha/bisnis

Memiliki pekerjaan

tidak tetap

(serabutan)

Hanya memiliki

salah satu dari

pekerjaan tetap atau

usaha/bisnis

Memiliki salah satu

dari pekerjaan tetap

atau usaha/bisnis dan

memiliki tabungan

Memiliki pekerjaan

tetap, usaha/bisnis

dan tabungan

(PUSKAS BAZNAS, 2017, 20)

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.7. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti/

Judul Penelitian

Metode Analisis Perbedaan Persamaan Hasil Penelitian

1 Hidayaneu

Farchatunissa,

Analisis Kinerja

BAZNAS Kota

Bandung Dengan

Pendekatan

Indeks Zakat

Nasional

Skripsi ini

membahas tentang

pengukuran indeks

kinerja lembaga

Zakat di BAZNAS

Kota Bandung

dengan

menggunakan

metode Indeks

Zakat Nasional.

Sampel

penelitian

dilakukan di

Kota Bandung

pada tahun 2017.

Tidak menulis

cara menghitung

indeks variabel,

indeks indikator,

indeks dimensi

makro dan

mikro, dan

indeks zakat

nasional.

Variabel,

indikator, dan

metode

penelitian

mengggunakan

metode IZN.

Berdasarkan penghitung

nilai IZN BAZNAS

Kota Bandung adalah

0,355 Nilai tersebut

menunjukkan bahwa

kinerja BAZNAS kota

Bandung kurang baik.

Nilai indeks pada

dimensi makro, adalah

0.047 dengan kategori

kinerja tidak baik,

sedangkan nilai indeks

pada dimensi mikro

yaitu 0,56 dan termasuk

dalam kategori kinerja

cukup baik

Page 75: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

58

2 Nadhia

Shalehanti,

Analisis Kinerja

BAZIS Kota

Jakarta Selatan

Skripsi ini

membahas tentang

pengukuran indeks

kinerja lembaga

Zakat di BAZIS

Kota Jakarta

Selatan dengan

menggunakan

metode Indeks

Zakat Nasional.

Sampel

penelitian

dilakukan di

Kota Jakarta

Selatan pada

tahun 2017.

Tidak menulis

cara menghitung

indeks variabel

dan indeks

indikator dampak

zakat.

Variabel,

indikator, dan

metode

penelitian

mengggunakan

metode IZN.

Berdasarkan penghitung

nilai IZN BAZIS Kota

Jakarta Selatan adalah

0,501 Nilai tersebut

menunjukkan bahwa

kinerja BAZIS kota

Jakarta Selatan Cukup

baik. Nilai indeks pada

dimensi makro, adalah

0.42475 dengan

kategori kinerja cukup

baik, sedangkan nilai

indeks pada dimensi

mikro yaitu 0,55 dan

termasuk dalam

kategori kinerja cukup

baik

3. Yunita

Hermawati

Putri,

Analisis Kinerja

Pengelolaan Zakat

Di Badan Amil

Zakat Nasional

(Baznas) Kota

Yogyakarta

Skripsi ini

membahas tentang

pengukuran indeks

kinerja lembaga

Zakat di BAZNAS

Kota Yogyakarta

dengan

menggunakan

metode Indeks

Zakat Nasional.

Sampel

penelitian

dilakukan di

Kota Yogyakarta

pada tahun 2017.

Tidak menulis

cara menghitung

indeks variabel,

indeks indikator

kelembagaan,

dan indeks

indikator dampak

zakat.

Variabel,

indikator, dan

metode

penelitian

mengggunakan

metode IZN.

Berdasarkan penghitung

nilai IZN BAZNAS

Kota Yogyakarta adalah

0.4338. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa

kinerja BAZNAS kota

Yogyakarta sudah

cukup baik. Nilai

indeks pada dimensi

makro, adalah 0.0495

dengan kategori kinerja

tidak baik, sedangkan

nilai indeks pada

dimensi mikro yaitu

0.69 dan termasuk

dalam kategori kinerja

baik

4. Ulfah Laelatul

Hilmiyah,

Analisis Kinerja

Perzakatan

BAZNAS

Kapubaten Bogor

Skripsi ini

membahas tentang

pengukuran indeks

kinerja lembaga

Zakat di BAZNAS

Kabupaten Bogor

dengan

menggunakan

metode Indeks

Zakat Nasional.

Sampel

penelitian

dilakukan di

Kabupaten Bogor

pada tahun 2017.

Tidak menulis

cara menghitung

indeks variabel.

Variabel,

indikator, dan

metode

penelitian

mengggunakan

metode IZN.

Berdasarkan penghitung

nilai IZN BAZNAS

Kabupaten Bogor

adalah 0.532 Nilai

tersebut menunjukkan

bahwa kinerja

BAZNAS Kabupaten

Bogor sudah cukup

baik. Nilai indeks pada

dimensi makro, adalah

0.4 dengan kategori

kinerja kurang baik,

sedangkan nilai indeks

pada dimensi mikro

Page 76: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

59

yaitu 0.62 dan termasuk

dalam kategori kinerja

baik

Page 77: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

60

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Komponen IZN

Page 78: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

61

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja dari Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan

kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dana zakat (mustahik) pada

program bantuan dana usaha serta mengukur sejauh mana kinerja dari lembaga

zakat ini dalam menjalankan organisasi yang telah dijalankan selama ini.

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian lapangan (Field Research)

yang mana peneliti mengamati secara langsung terhadap objek yang dilakukan agar

mendapatkan data dan informasi yang terjadi dilapangan. Penelitian ini di lakukan

secara langsung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang

Selatan dengan melibatkan pegawai BAZNAS serta mustahik yang mendapat

bantuan dana zakat dari program lembaga tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian empirik (berdasarkan

bukti-bukti atau data nyata) yang dilakukan secara sistematik tentang fenomena

sosial atau alam dengan menggunakan metode atau tehnik statistik, matematik

maupun perhitungan lainnya. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk

mengembangkan atau menerapkan model-model statistika/matematik, teori dan

Page 79: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

62

atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti tersebut (Asra, 2015,

25-26).

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008, 90).

Menurut Cooper (2003) dalam Sudaryono (2017, 165) populasi berkaitan dengan

seluruh kelompok orang, peristiwa atau benda yang menjadi pusat perhatian

penelitian untuk diteliti. Menurut Umar Sekaran (2006) dalam Suryani dkk (2015,

191) populasi terdiri dari elemen dan kelompok populasi. Elemen adalah salah satu

anggota populasi, sedangkan kelompok populasi merupakan kumpulan semua

elemen. Berdasarkan pada penjelasan pendapat tersebut, sehingga yang akan

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mustahik yang meneriman bantuan

modal usaha pada program bina usaha mandiri yang diberikan oleh BAZNAS Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2018.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008, 91). Selain itu sampel adalah sebagian dari

populasi yang akan diambil untuk diteliti dan hasil penelitiannya digunakan sebagai

representasi dari populasi secara keseluruhan (Suryani & Hendryadi, 2015, 192).

Pada penelitian ini sampel yang di gunakan adalah sebagian dari mustahik

BAZNAS Kota Tangerang Selatan yang menerima batuan modal usaha.

Page 80: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

63

Teknik pengambilan sampel dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

pengambilan sampel probabilitas dan pengambilan sampel nonprobabilitas.

Menurut Sugiyono (2008, 92) sampel probabilitas adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random

sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified

random sampling, cluster sampling. Sedangkan sampel nonprobabilitas adalah

teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini

meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling

Purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008, 96). Pada penelitian ini untuk menentukan

ukuran sampel yaitu dengan menggunakan rumus slovin. Metode pengumpulan

sampel yang digunakan dengan rumus slovin dengan tingkat kesalahan atau

toleransi eror 10 persen, sebagaimana berikut dengan rumus slovin yaitu : (Ruslan,

2006, 150)

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

Page 81: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

64

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

dapat ditolerir (10%)

Dengan populasi (N) sebanyak 2512 orang dan tingkat kesalahan (e) 10 %

maka besarnya sampel minimal yang bias mewakili penelitian ini adalah :

Pada rumus berikut besaran minimal sampel berdasarkan hasil perhitungan

rumus slovin adalah 96,17 atau dibulatkan menjadi 96 respoden. Namun pada

penilitian ini respoden yang digunakan sebanyak 100 orang.

C. Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data hal tersebut dapat dilakukan berdasarkan

sumber data yang digunakan. Terdapat dua kelompok penelitian menurut sumber

data yang digunakan yaitu :

a. Data Primer

Sumber data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti terhadap

sumber datanya. Pengumpulan data tersebut didapatkan oleh peneliti dengan

Page 82: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

65

cara mewawancara kepada respoden melalui tanya jawab kemudian

menyebarkan kuesioner (angket) kepada respoden yang ditemui. Hal tersebut

sebagaimana mana berikut :

1. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2018, 231) wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara di lakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada

pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan serta kepada mustahik yang

menerima zakat melalui bantuan modal usaha dari BAZNAS Kota Tangerang

Selatan yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2019,

data yang diambil pada laporan periode tahun 2018 BAZNAS Kota

Tangerang Selatan.

2. Kuesioner (angket)

Kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

respoden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008, 162). Pada penelitian ini

peneliti memberikan sebuah pertanyaan-pertanyaan tertulis secara langsung

kepada pihak BAZNAS Kota Tangerang Selatan serta mustahik yang

menerima zakat melalui bantuan modal usaha dari BAZNAS Kota Tangerang

Selatan sebagai respoden.

Page 83: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

66

b. Data Sekunder

Data yang di peroleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah

dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi

(Suryani dan Hendryadi, 2015, 171). Data sekunder dapat di peroleh melalui

sumber antara lain : Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS), Buku, Jurnal, Majalah, Surat Kabar dan lain sebagainya.

D. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan komponen Indeks Zakat Nasional

(IZN) yang dibentuk oleh Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional

(PUSKAS BAZNAS) yang dikeluarkan pada tahun 2016. Komponen Indeks

Zakat Nasional (IZN) terbagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi makro dan

dimensi mikro. Dimensi makro merefleksikan bagaimana peran pemerintah dan

masyarakat secara agregat dalam berkontribusi membangun institusi zakat.

Dimensi ini memiliki 3 indikator yaitu regulasi, dukungan anggaran pemerintah

(APBN), dan database lembaga zakat. Kecuali regulasi dan dukungan anggaran

pemerintah, indikator database lembaga zakat kemudian diturunkan kembali

menjadi 3 variabel yaitu: jumlah lembaga zakat resmi, muzakki, dan mustahik,

rasio muzaki individu, dan rasio muzaki badan usaha. Sedangkan pada dimensi

mikro merupakan bagian yang disusun dalam perspektif kelembagaan zakat dan

penerima manfaat zakat atau mustahik. Secara teknis penyusunan, dimensi

mikro memiliki dua indikator yaitu performa lembaga zakat dan dampak zakat

terhadap mustahik. Indikator performa lembaga zakat kemudian dibuat lebih

terperinci ke dalam 4 variabel yang mengukur performa lembaga dari aspek

Page 84: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

67

penghimpunan, pengelolaan, penyaluran, dan pelaporan. Sedangkan indikator

dampak zakat merupakan gabungan 5 variabel yang melihat dampak secara

ekonomi, spiritual, pendidikan, kesehatan, dan kemandirian (PUSKAS

BAZNAS IZN, 2016, 23 – 24). Berikut Tabel 3.1. Komponen Indeks Zakat

Nasional :

Tabel 3.1 Komponen Indeks Zakat Nasional

Dimensi

Bobot

Kontribusi Indikator

Bobot

Kontribusi Variabel

Bobot

Kontribusi

Makro Regulasi (X11) 0.30 Regulasi 1.00

(X1) 0.40 Dukungan APBN (X12) 0.40 Dukungan APBN 1.00

Database Lembaga

Zakat (X13) 0.30

Database Jumlah Lembaga

Zakat Resmi, Muzaki dan

Mustahik (X131) 0.33

Rasio Muzaki Individu (X132) 0.33

Rasio Muzaki Badan (X133) 0.33

Penghimpunan (X211) 0.30

Kelembagaan (X21) 0.40 Pengelolaan (X212) 0.20

Mikro 0.60 Penyaluran (X213) 0.30

Pelaporan (X214) 0.20

Dampak Zakat (X22) 0.60

Kesejahteraan Material dan

Spiritual (Indeks

Kesejahteraan CIBEST) (X221)

0.40

Pendidikan dan Kesehatan (

Modifikasi IPM) (X222)

0.40

Kemandirian (X223) 0.20

Page 85: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

68

1. Perhitungan pada Indeks Zakat Nasional (IZN)

Tahap pertama, membuat skoring skala likert dengan rentang 1-5 ,

dimana 1 menggambarkan kondisi paling buruk dan 5 kondisi paling baik.

Skoring ini dibuat untuk keseluruhan variabel penyusun Indeks : (PUSKAS

BAZNAS IZN, 2016. 25 – 28)

Tabel 3.2. Skoring Dimensi Makro

Dimensi Makro

No Variabel

Kriteria

(1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5= sangat kuat)

1 2 3 4 5

1

Regulasi

Daerah

(untuk

penghitungan

level provinsi)

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

di <25%

kab/kota

tersebut

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

sekurang-

kurangya di

25%

kab/kota di

provinsi

tersebut

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

sekurang-

kurangya di

50%

kab/kota di

provinsi

tersebut

Memiliki

Perda zakat

di tingkat

provinsi dan

Perda zakat

sekurang-

kurangya di

75%

kab/kota di

provinsi

tersebut

Memiliki Perda

zakat di tingkat

provinsi dan

Perda zakat di

seluruh

kab/kota di

provinsi

tersebut

2 APBD untuk

BAZNAS

daerah (untuk

penghitungan

level provinsi)

Rasio

kontribusi

APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

< 20%

Rasio

kontribusi

APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya

20%

Rasio

kontribusi

APBD

terhadap

operasional

biaya

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya

30%

Rasio

kontribusi

APBD

terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya

50%

Rasio

kontribusi

APBD terhadap

biaya

operasional

BAZNAS

daerah

sekurang-

kurangnya 75%

3 Jumlah Lembaga

Zakat Resmi,

Muzaki, dan

Mustahik

Tidak

memiliki

database

dari jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik

Memiliki 1

dari

database

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki, dan

mustahik

Memiliki 2

dari dabase

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik

per lembaga

Memiliki

dabase

jumlah

lembaga

zakat resmi,

jumlah

muzaki dan

mustahik

per lembaga

Memiliki

dabase jumlah

lembaga zakat

resmi, jumlah

muzaki dan

mustahik

lembaga zakat

resmi per

lembaga serta

Page 86: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

69

Keterangan :

Regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda)

Tabel 3.3. Skoring Dimensi Mikro

per lembaga per lembaga peta

persebarannya

4 Rasio Jumlah

Muzaki Individu

terhadap Jumlah

Rumah Tangga

Nasional

Rasio

jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah

tangga

Nasional <1

%

Rasio

jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah

tangga

Nasional

1-3,9 %

Rasio

jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah

tangga

Nasional

4-6,9 %

Rasio

jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah

tangga

Nasional

7-10 %

Rasio jumlah

muzaki

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

rumah

tangga

Nasional

>10 %

5 Rasio Jumlah

Muzaki Badan

terhadap Jumlah

Badan Usaha

Nasional

Rasio

jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah

badan usaha

<1 %

Rasio

jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah

badan usaha

1-1.9 %

Rasio

jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah

badan usaha

2-2.9 %

Rasio

jumlah

muzaki

badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah

badan usaha

3-3.9 %

Rasio jumlah

muzaki badan

terdaftar

(memiliki

NPWZ)

terhadap

jumlah badan

usaha ≥ 4 %

Dimensi Mikro

No Variabel

Kriteria

(1= sangat lemah, 2= lemah, 3= cukup, 4= kuat, 5= sangat kuat)

1 2 3 4 5

1 Penghimpunan Pertumbuha

n (YoY) < 5

%

Pertumbuha

n (YoY) 5 -

9 %

Pertumbuha

n (YoY) 10

- 14%

Pertumbuha

n (YoY) 15

- 19 %

Pertumbuhan

(YoY) > 20 %

2 Pengelolaan Tidak

memiliki

SOP

pengolaan

zakat,

rencana

stategis,

sertifikasi

ISO/

Memiliki

sekurang-

kurangya 1

dari SOP

pengolalan

zakat,

rencana

stategis,

seritfikasi

Memiliki

sekurang-

kurangya 2

dari SOP

pengolalan

zakat,

rencana

stategis,

serifikasi

Memiliki

sekurang-

kurangya 3

dari SOP

pengolalan

zakat,

rencana

stategis,

sertifikasi

Memiliki

SOP

pengolalan

zakat, rencana

stategis,

sertifikasi

ISO/

manajemen

mutu, dan

Page 87: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

70

Keterangan :

ACR = Allocation to Collection Ratio, PS = Program Sosial (Konsumtif), PE =

Program Ekonomi (Produktif), PD = Program Dakwah

manajemen

mutu, dan

program

kerja

tahunan

ISO/

manajemen

mutu, dan

program

kerja

tahunan

ISO/

manajemen

mutu, dan

program

kerja

tahunan

ISO/

manajemen

mutu, dan

program

kerja

tahunan

program kerja

tahunan

3 Penyaluran ACR <20 % ACR 20 –

49 %

ACR 50 –

69 %

ACR 70 –

89 %

ACR ≥ 90 %

PS > 12

bulan

PS 9-12

bulan

PS 6-<9

bulan

PS 3-<6

bulan

PS < 3 bulan

PE > 15

bulan

PE 12-15

bulan

PE 9-<12

bulan

PE 6-<9

bulan

PE < 6 bulan

Tidak ada

anggaran

untuk PD

PD minimal

dialokasika

n 0.1-<2.5

% anggaran

PD minimal

dialokasika

n 2.5-<7.5

% anggaran

PD minimal

dialokasika

n 7.5-<10%

anggaran

PD minimal

dialoaksikan ≥

10 %

anggaran

4 Pelaporan Tidak

memiliki

laporan

keuangan

Memiliki

laporan

keuangan

yang tidak

teraudit

Memiliki

laporan

keuangan

teraudit

tidak WTP

Memiliki

laporan

keuangan

teraudit

WTP dan

publikasi

pelaporan

berkala

Memiliki

laporan

keuangan

teraudit

WTP,

memiliki

laporan audit

syariah dan

publikasi

pelaporan

secara berkala

5 Indeks

Kesejahteraan

CIBEST (W)

Nilai Indeks

0 – 0.20

Nilai indeks

0.21 – 0.40

Nilai Indeks

0.41 – 0.60

Nilai Indeks

0.61 – 0.80

Nilai indeks >

0.80

6 Modifikasi IPM

(Indeks

Pembangnan

Manusia)

Nilai Indeks

0 – 0.20

Nilai Indeks

0.21 – 0.40

Nilai Indeks

0.41 – 0.60

Nilai Indeks

0.61 – 0.80

Nilai Indeks >

0.80

7 Kemandirian Tidak

memiliki

pekerjaan

dan usaha/

bisnis

Memiliki

pekerjaan

tidak tetap

(serabutan)

Hanya

memiliki

salah satu

dari

pekerjaan

tetap atau

usaha/

bisnis

Memiliki

salah satu

dari

pekerjaan

tetap atau

usaha/

bisnis dan

memiliki

tabungan

Memiliki

pekerjaan

tetap, usaha/

bisnis dan

tabungan

Page 88: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

71

Tahap kedua, menghitung indeks setiap variabel. Rumus yang dilakukan

untuk penghitungan indeks pada setiap variabel adalah :

𝐼𝑖

𝑆𝑖 𝑆

𝑚𝑖𝑛

𝑆𝑚𝑎𝑥

𝑆𝑚𝑖𝑛

Keterangan :

𝐼𝑖 : Indeks pada variabel i

𝑆𝑖 : Nilai skor aktual pada pengukuran variabel i

𝑆𝑚𝑎𝑥

: Skor maksimal

𝑆𝑚𝑖𝑛

: Skor minimal

Adapun nilai indeks yang dihasilkan akan berada pada rentang 0.00 –

1.00. Ini berarti semakin rendah nilai indeks yang didapatkan semakin buruk

kinerja perzakatan nasional, dan semakin besar nilai indeks yang diperoleh

berarti semakin baik kondisi perzakatan. Nilai 0.00 berarti indeks zakat nasional

yang diperoleh adalah paling rendah yaitu “nol”. Sedangkan nilai 1.00 berarti

nilai indeks paling tinggi, yaitu “sempurna”.

Tahap ketiga, kemudian mengalikan indeks yang diperoleh pada setiap

variabel dengan bobot masing-masing untuk memperoleh indeks pada indikator.

Dua indikator yaitu regulasi dan anggaran pemerintah tidak diturunkan ke

variabel yang lebih detail sehingga tidak memerlukan perhitungan khusus pada

Page 89: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

72

tahap ini. Sedangkan tiga indikator lain, yang diturunkan ke dalam beberapa

variabel, memiliki perhitungan khusus yaitu

X13 = 0.33X131 + 0.33X132 + 0.33X133

Keterangan :

X13 : Indeks Indikator Database Lembaga Zakat

X131 : Indeks Variabel Jumlah Lembaga Zakat Resmi, Muzakki, dan

Mustahik

X132 : Indeks Variabel Rasio Muzaki Individu Terhadap Jumlah Rumah

Tangga

X133 : Indeks Variabel Rasio Muzaki Badan Terhadap Jumlah Badan

Usaha Nasional

X21 = 0.30X211 + 0.20X212 + 0.30X213 + 0.20X214

Keterangan :

X21 : Indeks Indikator Kelembagaan

X211 : Indeks Variabel Penghimpunan

X212 : Indeks Variabel Pengelolaan

X213 : Indeks Variabel Penyaluran

X214 : Indeks Variabel Pelaporan

X22 = 0.40X221 + 0.40X222 + 0.20X223

Keterangan :

Page 90: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

73

X22 : Indeks Indikator Dampak Zakat

X221 : Indeks Variabel Kesejahteraan CIBEST (material dan spiritual)

X222 : Indeks Variabel Modifikasi IPM

X223 : Indeks Variabel Kemandirian

Untuk mendapatkan indeks variabel kesejahteraan material dan

spiritual (CIBEST), modifikasi IPM, dan kemandirian, berikut cara perhitungan

indeks-indeks tersebut :

1. Model CIBEST

Indeks kemiskinan yang digunakan dalam menentukan kondisi rumah

tangga mustahik adalah indeks kemiskinan Islami Center of Islamic Business

and Economics Studies (CIBEST) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang

dikembangkan oleh Beik dan Arsyianti (2015).

Pada model CIBEST terdapat kuadran CIBEST yang terbagi menjadi

empat kategori yaitu : kategori kesejahteraan, kemiskinan material,

kemiskinan spritual dan kemiskinan absolut. Pembagian kuadran pada model

CIBEST didasarkan pada kemampuan dan kondisi rumah tangga mereka di

dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya.

Kategori tersebut terbagi menjadi 4 kuandran di antaranya yaitu :

kuadran I (Sejahtera) dimana pada kuadran pertama ini rumah tangga mampu

memenuhi kebutuhan materialnya dan spriritualnya, pada kuandran II

(kemiskinan material) di mana rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan

spiritual akan tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan materialnya, pada

Page 91: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

74

kuandran III (kemiskinan spiritual) di mana rumah tangga mampu memenuhi

kebutuhan materialnya akan tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan

spritualnya, dan kuadran IV (Kemiskinan absolut) rumah tangga tidak mampu

memenuhi kebutuhan material serta spiritualnya secara sekaligus.

Suatu rumah tangga/keluarga dikatakan mampu secara material

apabila pendapatan mereka berada di atas nilai MV (Material Value).

Demikian sebaliknya, rumah tangga/keluarga dikatakan miskin secara

material apabila pendapatan mereka berada dibawah nilai MV. Nilai ini dapat

didasarkan pada nilai standard Garis Kemiskinan (GK) yang dikeluarkan oleh

pemerintah yaitu BPS. Maka Nilai MV dapat dihitung dengan Garis

kemiskinan di kalikan dengan jumlah anggota keluarga/rumah tangga

sehingga menjadi nilai MV (Garis kemiskinan material). Garis kemiskinan

Kota Tangerang Selatan berdasarkan BPS pada tahun 2017 sebesar Rp

494.784

Sedangkan pada kebutuhan spiritual untuk mengetahui apakah orang

tersebut sudah memenuhi kebutuhan spritualnya atau belum, dapat dihitung

dengan menggunakan Garis kemiskinan spiritual atau SV (Spiritual Value)

pada indikator kebutuhan spiritual yang sudah ada. Berikut Tabel 3.4. untuk

skor indikator kebutuhan spiritual :

Tabel 3.4. Skor Indikator Kebutuhan Spiritual

No Variabel

Skala likert Standard

kemiskinan

1 2 3 4 5

1 Shalat Melarang

orang lain Menolak

Melaksanakan

shalat wajib

Melaksanakan

shalat wajib rutin

Melaksanakan

shalat wajib

Skor rata-rata

untuk keluarga

Page 92: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

75

shalat konsep shalat tidak rutin tetapi tidak selalu

berjamaah rutin berjamaah

dan melakukan

shalat sunnah

yang secara

spiritual

miskin adalah

3 (SV=3)

2 Puasa

Melarang

orang lain

Puasa

Menolak

konsep Puasa

Melaksanakan

puasa wajib

tidak penuh

Hanya

melaksanakan

puasa wajib secara

penuh

Melaksanakan

puasa wajib dan

puasa sunnah

3 Zakat dan

Infak

Melarang

orang lain

zakat dan

infak

Menolak zakat

dan infak

Tidak pernah

berinfak walau

sekali setahun

Membayar zakat

fitrah dan zakat

harta

Membayar zakat

fitrah, zakat

harta dan infak/

shadaqah

4 Lingkungan

Keluarga

Melarang

anggota

keluarga

ibadah

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

keluarga

Medukung ibadah

anggota

keluarganya

Membangun

suana keluarga

yg mendukung

ibadah secara

bersama

5 Kebijakan

Pemerintah

Melarang

setiap

keluarga

ibadah

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

masyarakat

Mendukung

ibadah

Menciptakan

suana kondusif

untuk ibadah

(Beik dan Arsyianti, 2017, 93)

Berdasarkan indikator kebutuhan spiritual didapatkan garis kemiskinan

spiritual atau spiritual value (SV). Rumah tangga/keluarga dikategorikan

masuk dalam miskin spiritual apabila memiliki skor SV kurang dari atau sama

dengan 3. Hal ini karena rumah tangga tersebut belum mampu memenuhi

kebutuhan ibadah wajib. Perhitungan skor spiritual individu anggota rumah

tangga/keluarga di dasarkan pada rumus berikut ini :

𝐻𝑖 𝑉𝑝𝑖 𝑉𝑓𝑖 𝑉𝑧𝑖 𝑉𝑕𝑖 𝑉𝑔𝑖

5

Keterangan :

Page 93: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

76

𝐻𝑖 : skor aktual anggota keluarga ke-i

𝑉𝑝𝑖 : skor shalat anggota keluarga ke-i

𝑉𝑓𝑖 : skor puasa anggota keluarga ke-i

𝑉𝑧𝑖 : skor zakat dan infak anggota keluarga ke-i

𝑉𝑕𝑖 : skor lingkungan keluarga menurut anggota keluarga ke-i

𝑉𝑔𝑖 : skor kebijakan pemerintah menurut anggota keluarga ke-i

Tabel 3.5. Rumus perhitungan Indeks CIBEST

2. Modifikasi IPM

Dalam menghitung Indeks Zakat Nasional (IZN), komponen IPM

yang digunakan adalah dimensi kesehatan dan dimensi pendidikan. Setiap

dimensi IPM distandarisasi dengan nilai minimum dan maksimum

Page 94: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

77

berdasarkan United Nation Developent Programme-UNDP. Modifikasi IPM

dapat dirumuskan sebagai berikut (Putri, 2017, 17-18) :

Modifikasi IPM untuk dimensi kesehatan

𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒𝑕𝑎𝑡𝑎𝑛

𝐴𝐻𝐻 𝐴𝐻𝐻

𝑚𝑖𝑛

𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠

𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

Keterangan :

𝐴𝐻𝐻 : Angka Harapan Hidup

𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

: 20 (standard UNDP)

𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠

: 85 (standard UNDP)

Modifikasi IPM untuk dimensi pendidikan

𝐼𝐻𝐿𝑆

𝐻𝐿𝑆 𝐻𝐿𝑆

𝑚𝑖𝑛

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

Keterangan :

𝐻𝐿𝑆 : Harapan Lama Sekolah

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

: 0 (standard UNDP)

𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

: 18 (standard UNDP)

𝐼𝑅𝐿𝑆

𝑅𝐿𝑆 𝑅𝐿𝑆

𝑚𝑖𝑛

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

Keterangan :

Page 95: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

78

𝑅𝐿𝑆 : Rata-rata lama sekolah

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

: 0 (standard UNDP)

𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠

: 15 (standard UNDP)

𝐼𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛

𝐼𝐻𝐿𝑆

𝐼𝑅𝐿𝑆

2

Dengan demikian, Modifikasi IPM dapat dirumuskan sebagai beikut :

3. Kemandirian

Kemandirian para mustahik tersebut dilihat dari dua hal yaitu

memiliki pekerjaan tetap atau usaha/bisnis dan mempunyai tabungan. Untuk

menentukan penilaiannya maka telah disiapkan alatnya berupa skala likert

yang telah ditentukan di dalam Indeks Zakat Nasional. Adapun Skala likert

pada variabel kamandirian dapat dilihat pada Tabel 3.6. di bawah ini:

(PUSKAS BASNAS, 2017, 20)

Tabel 3.6. Kriteria Indeks Kemandirian

Kriteria

(1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = cukup, 4 = kuat, 5 = sangat kuat)

1 2 3 4 5

Tidak memiliki

pekerjaan dan

usaha/bisnis

Memiliki pekerjaan

tidak tetap

(serabutan)

Hanya memiliki

salah satu dari

pekerjaan tetap atau

usaha/bisnis

Memiliki salah satu

dari pekerjaan tetap

atau usaha/bisnis

dan memiliki

Memiliki pekerjaan

tetap, usaha/bisnis

dan tabungan

Page 96: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

79

tabungan

Tahap keempat, mengalikan indeks yang diperoleh pada setiap indikator

dengan bobot masing-masing, untuk memperoleh indeks pada dimensi makro

dan dimensi mikro,

X1 = 0.30X11 + 0.40X12 + 0.30X13

Keterangan :

X1 : Indeks Dimensi Makro

X11 : Indeks Indikator Regulasi

X12 : Indeks Indikator Dukungan APBD

X13 : Indeks Indikator Database Lembaga Zakat

X2 = 0.4X21 + 0.60X22

Keterangan :

X2 : Indeks Dimensi Mikro

X21 : Indeks Indikator Kelembagaan

X22 : Indeks Indikator Dampak Zakat

Tahap Terakhir, adalah mengalikan indeks yang diperoleh pada setiap

dimensi dengan bobot masing-masing untuk memperoleh Indeks Zakat Nasional,

yaitu :

IZN = 0.40X1 + 0.60X2

Keterangan :

IZN : Indeks Zakat Nasional

Page 97: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

80

X1 : Dimensi Makro

X2 : Dimensi Mikro

Hasil dari pengukuran indeks zakat nasional di bagi kedalam 5 kriteria

a. 0 – 0,2 = Tidak Baik

b. 0,21 – 0,4 = Kurang Baik

c. 0,41 – 0,6 = Cukup Baik

d. 0,61 – 0,8 = Baik

e. 0,81 – 1,0 = Sangat Baik

E. Definisi Operasional Indikator dan Variabel

Berikut definisi operasional indikator dan variabel dalam penelitian ini :

Tabel 3.7. Definisi Operasional Indikator dan Variabel

No Keterangan Definisi Operasional

1 Regulasi Adalah indikator dari dimensi makro dalam komponen IZN

yang menyatakan bahwa BAZNAS wilayah administratif

tersebut apakah telah memiliki regulasi berupa Peraturan

daerah tentang zakat sebagai payung hukum dalam

pelaksanaan pengelolaan zakat.

2 Dukungan APBN Adalah indikator dari dimensi makro dalam komponen IZN

yang menyatakan bahwa BAZNAS wilayah administratif

tersebut apakah dalam proses pengelolaan zakat mendapat

bantuan APBD untuk biaya operasional.

3 Database Lembaga Zakat Adalah indikator dari dimensi makro dalam komponen IZN

Page 98: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

81

yang menyatakan bahwa apakah BAZNAS wilayah

administratif tersebut telah memiliki database lembaga zakat

resmi, muzakki dan mustahik, rasio muzakki individu serta

rasio muzakki badan usaha.

4 Kelembagaan Adalah indikator dari dimensi mikro dalam komponen IZN

yang menyatakan bahwa BAZNAS wilayah administratif

tersebut telah melakukan proses-proses penghimpunan,

pengelolaan, penyaluran dan pelaporan sesuai dengan skoring

pada dimensi mikro.

5 Dampak Zakat adalah indikator dari dimensi mikro dalam komponen IZN

yang menyatakan bahwa BAZNAS wilayah administratif

tersebut telah melakukan proses kegiatan-kegiatan

pengeloaan data zakat mengenai kesejateraaan material dan

spritual (indeks kesejahteraan CIBEST), pendidikan dan

kesejahteraan (modifikasi IPM) serta kemandirian.

Lembaga Zakat resmi

Muzaki dan Mustahik

Adalah variabel dari turunan indikator database lembaga

zakat yang menyatakan apakah BAZNAS wilayah

administratif tersebut telah memiliki database lembaga zakat

resmi, muzaki, dan mustahik.

6 Rasio Muzaki Individu Adalah variabel dari turunan indikator database lembaga

zakat yang menyatakan apakah BAZNAS wilayah

administratif tersebut telah memiliki database rasio muzaki

individu terhadap rumah tangga nasional.

Rasio Muzaki Badan Adalah variabel dari turunan indikator database lembaga

zakat yang menyatakan apakah BAZNAS wilayah

administratif tersebut telah memiliki database rasio muzaki

badan terhadap jumlah badan usaha nasional.

Page 99: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

82

7 Penghimpunan Adalah variabel dari turunan indikator kelembagaan yang

menyatakan apakah BAZNAS wilayah administratif tersebut

telah melaksanakan penghimpunan sesuai dengan skoring

pada dimensi mikro dalam variabel penghimpunan.

8 Pengelolaan Adalah variabel dari turunan indikator kelembagaan yang

menyatakan apakah BAZNAS wilayah administratif tersebut

telah melaksanakan pengelolaan sesuai dengan skoring pada

dimensi mikro dalam variabel pengelolaan.

9 Penyaluran Adalah variabel dari turunan indikator kelembagaan yang

menyatakan apakah BAZNAS wilayah administratif tersebut

telah melaksanakan penyaluran sesuai dengan skoring pada

dimensi mikro dalam variabel penyaluran.

10 Pelaporan Adalah variabel dari turunan indikator kelembagaan yang

menyatakan apakah BAZNAS wilayah administratif tersebut

telah melaksanakan pelaporan sesuai dengan skoring pada

dimensi mikro dalam variabel pelaporan.

11 Kesejateraaan Material

dan Spritual (lndeks

kesejahteraan CIBEST)

Adalah variabel dari turunan indikator dampak zakat yang

menyatakan bahwa BAZNAS wilayah administratif tersebut

telah mengolah data indeks kesejahteraan CIBEST hasilnya

dinilai sesuai dengan skoring pada dimensi mikro dalam

variabel Kesejateraaan Material dan Spritual (lndeks

kesejahteraan CIBEST).

12 Pendidikan dan

Kesejahteraan (modifikasi

IPM)

Adalah variabel dari turunan indikator dampak zakat yang

menyatakan bahwa BAZNAS wilayah administratif tersebut

telah mengolah data modifikasi IPM hasilnya dinilai sesuai

dengan skoring pada dimensi mikro dalam variabel

pendidikan dan kesejahteraan (modifikasi IPM).

Page 100: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

83

13 Kemandirian

Adalah variabel dari turunan indikator dampak zakat yang

menyatakan bahwa BAZNAS wilayah administratif tersebut

telah mengolah data kemandirian hasilnya dinilai sesuai

dengan skoring pada dimensi mikro dalam variabel

kemandirian.

F. Klasifikasi Dimensi, Indikator, dan Variabel

Berikut klasifikasi dimensi, indikator, dan variabel penelitian ini :

Tabel 3.8. Klasifikasi Dimensi, Indikator, dan Variabel

No Dimensi Indikator Nama Variabel Notasi

Variabel

1 Makro X1

Regulasi X11

Dukungan APBN X12

Database Lembaga

Zakat X13

Database Jumlah

Lembaga Zakat

Muzakki dan Mustahik

X131

Rasio Muzakki

Individu X132

Rasio Muzakki Badan X133

2 Mikro X2

Kelembagaan X21

Penghimpunan X211

Pengelolaan X212

Penyaluran X213

Pelaporan X214

Dampak Zakat X22

Page 101: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

84

Kesejateraaan Material

dan Spritual (lndeks

kesejahteraan CIBEST)

X221

Pendidikan dan

Kesjahteraan

(modifikasi IPM)

X222

Kemandirian X223

Page 102: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

85

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang

Selatan

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan

merupakan badan amil bentukan pemerintah nonstruktural yang bertugas untuk

menghimpun, mengelola, menyalurkan dan melakukan pelaporan pada dana

zakat pada tingkat Kabupaten/Kota. BAZNAS Kota Tangerang Selatan

dibentuk melalui Keputusan Walikota No. 451.12/Kep 252-Huk./2010 Tanggal

23 Juli 2010 sebagai realisasi dari UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan

zakat di Kota Tangerang Selatan. Akan tetapi pada saat ini BAZNAS Kota

Tangerang Selatan sudah mengikuti aturan berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Zakat. Dengan mengikuti aturan UU yang telah di

perbaharui sehingga kemudian BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak

menggunakan lagi struktur yang terdahulu. Sebelum berganti nama sampai saat

ini menjadi BAZNAS Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2009 dulunya

dinamakan sebagai Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang

Selatan. BAZNAS Kota Tangerang Selatan membentuk UPZ (Unit

Pengumpulan Zakat) diantaranya di masjid, musholla, perusahaan maupun

diperangkat daerah seperti di dinas dan kecamatan yang ada pada wilayah

Page 103: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

86

administratif Kota Tangerang Selatan. Dengan dibentuknya UPZ diharapkan

dapat meminimalisir penghimpunan-penghimpunan zakat, sehingga tidak lagi

bersifat liar.

2. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota

Tangerang Selatan

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Berdasarkan Gambar 4.1. menunjukkan bahwa struktur organisasi

tertinggi pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah Ketua BAZNAS Kota

Tangerang Selatan. Kemudian Ketua BAZNAS Kota Tangerang Selatan

Page 104: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

87

membawahi 4 Wakil Ketua. Wakil Ketua terdiri dari Wakil Ketua I, Wakil

Ketua II, Wakil Ketua III, Wakil Ketua IV. Pada masing – masing Wakil Ketua

membawahi staf-staf yang lainnya.

B. Hasil Penelitian

1. Perhitungan Indeks Variabel Dimensi Makro

Dimensi makro dalam komponen penyusunan Indeks Zakat Nasional

menggambarkan bagaimana kontribusi pemerintah dan partisipasi masyarakat

terhadap zakat. Dimensi makro terdiri atas tiga indikator, yaitu regulasi (X11),

dukungan APBD (X12), dan database lembaga zakat (X13). Dua indikator yaitu

regulasi dan anggaran pemerintah tidak diturunkan ke variabel yang lebih detail

sehingga tidak memerlukan perhitungan khusus pada tahap ini. Untuk indikator

database lembaga zakat memiliki 3 variabel yaitu jumlah lembaga zakat resmi,

muzaki, dan mustahik (X131), rasio muzaki individu (X132), dan rasio muzaki

badan usaha (X133). Berikut hasil perhitungan indeks dimensi makro yang

diawali menghitung variabel – variabelnya :

a. Indeks Variabel Jumlah Lembaga Zakat Resmi, Muzaki, dan Mustahik

BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak memiliki database jumlah

lembaga zakat resmi serta tidak memiliki kelengkapan database terkait

jumlah muzaki dan mustahik per lembaga dari Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Berdasarkan Tabel 3.2. skoring makro, hal ini termasuk berskor 1. Maka,

Page 105: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

88

perhitungan indeks jumlah lembaga zakat resmi, muzakki, dan mustahik

sebagai berikut :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. indeks jumlah lembaga zakat resmi,

muzakki, dan mustahik bernilai 0 yang artinya kinerja lembaga zakat resmi,

muzakki, dan mustahik di BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak baik.

b. Indeks Variabel Rasio Jumlah Muzaki Individu Terhadap Jumlah Rumah

Tangga Kota Tangerang Selatan

Jumlah muzaki yang terdaftar pada BAZNAS Tangsel tidak memiliki

NPWZ terhadap Rumah Tangga Nasional. NPWZ adalah Nomor Pokok

Wajib Zakat. Berdasarkan Tabel 3.2. skoring dimensi makro, hal ini termasuk

berskor 1. Maka, perhitungan indeks rasio jumlah muzakki individu sebagai

berikut :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. indeks rasio jumlah muzakki individu

terhadap jumlah rumah tangga Tangerang Selatan bernilai 0 yang artinya

kinerja muzakki individu BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak baik.

c. Indeks Variabel Rasio Jumlah Muzaki Badan Terhadap Jumlah Badan Usaha

BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak memiliki jumlah muzaki

badan yang terdaftar pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan

Page 106: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

89

Tabel 3.2. skoring dimensi makro, hal ini termasuk berskor 1. Maka,

perhitungan indeks jumlah muzakki badan terhadap jumlah badan usaha :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. indeks rasio jumlah muzakki badan

terhadap jumlah badan usaha Kota Tangerang Selatan bernilai 0 yang artinya

kinerja muzakki badan usaha di BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak baik.

2. Perhitungan Indeks Variabel Dimensi Mikro

Dimensi mikro menggambarkan kinerja lembaga melalui aspek

kelembagaan dan dampak zakat terhadap mustahik. Komponen penyusun

dimensi mikro terdiri atas dua indikator yaitu indikator kelembagaan (X21) dan

indikator dampak zakat (X22). Indikator kelembagaan memiliki empat variabel

yaitu penghimpunan (X211), pengelolaan (X212), penyaluran (X213), dan

pelaporan (X214). Indikator dampak zakat memiliki tiga variabel yaitu indeks

kesejahteraan CIBEST (X221), modifikasi IPM (X222), dan kemandirian (X223).

Berikut hasil perhitungan indeks dimensi mikro yang diawali menghitung

variabel – variabelnya :

a. Indeks Variabel Penghimpunan

Berdasarkan laporan keuangan BAZNAS Kota Tangerang Selatan,

penghimpunan dana zakat tahun 2017 sebesar Rp 4.570.958.420,00

mengalami penurunan pada tahun 2018 sejumlah Rp 4.301.537.795,00. Yang

berarti penurunan YoY. Berdasarkan Tabel 3.3. skoring dimensi mikro, hal

Page 107: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

90

ini termasuk berskor 1. Maka, perhitungan indeks penghimpunan sebagai

berikut :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. Indeks penghimpunan bernilai 0 yang

artinya kinerja penghimpunan di BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak

baik.

b. Indeks Variabel Pengelolaan

Pada pengelolaan BAZNAS Kota Tangerang Selatan telah memiliki

program kerja, rencana strategis (Renstra), standar operasional prosedur

(SOP) berupa SOP keuangan, dan belum memiliki sertifikasi ISO. Yang

artinya, berdasarkan Tabel 3.3. skoring mikro, hal ini termasuk berskor 4

karena masuk ke dalam kategori memiliki sekurang-kurangnya 3 (BAZNAS

Tangerang Selatan telah memiliki SOP pengelolaan zakat, rencana strategis,

dan program kerja tahunan. Maka, perhitungan indeks pengelolaan sebagai

berikut :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. Indeks pengelolaan bernilai 0,75 yang

artinya kinerja pengelolaan BAZNAS Kota Tangerang Selatan baik.

c. Indeks Variabel Penyaluran

Pada penyaluran dana zakat BAZNAS Kota Tangerang Selatan

terdapat ACR, Program Sosial (PS), Program Ekonomi (PE), dan Program

Page 108: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

91

Dakwah (PD). ACR adalah Allocation to Collection Ratio yaitu rasio

perbandingan antara proporsi dana zakat yang disalurkan dengan dana zakat

yang dihimpun. Dana yang disalurkan Rp 3.027.906.688,00 dan dana zakat

yang dihimpun Rp 4.301.537.795,00 berarti ACR sebesar 70,39%.

Penyaluran dana zakat sebagian besar disalurkan kepada fakir miskin

sejumlah Rp 1.922.832.951,00. Berdasarkan Tabel 3.3. skoring dimensi

mikro, ACR BAZNAS Tangerang Selatan termasuk berskor 4.

Kemudian, untuk program sosial (PS) diadakan dilakukan jangka 3

bulan sampai 6 bulan berupa biaya temporer seperti biaya tunggakkan anak

sekolah, biaya hidup (bayar uang kontrakan), Ibnu Sabil (orang tidak punya

biaya untuk pulang kampung) seperti tiket. Selain itu, ada biaya regular

seperti beasiswa. Berdasarkan Tabel 3.3. skoring dimensi mikro, Program

Sosial (PS) BAZNAS Tangerang Selatan termasuk berskor 4. Program

Ekonomi (PE) dilakukan jangka 9 bulan sampai 12 bulan berupa bantuan

modal usaha sebesar Rp 500.000,00/mustahik. Yang artinya, berdasarkan

Tabel 3.3. skoring dimensi mikro, Program Ekonomi BAZNAS Kota

Tangerang Selatan termasuk berskor 3.

Untuk program dakwah/penyaluran Fii Sabilillah sebesar Rp

283.100.000,00. Sedangkan, APBD BAZNAS Kota Tangserang Selatan

sebesar Rp 600.000.000. Maka, program dakwah 47,18% dari APBD. Yang

artinya, berdasarkan Tabel 3.3. skoring dimensi mikro, program dakwah

BAZNAS Kota Tangerang Selatan pada tahun 2018 termasuk berskor 5.

Maka, perhitungan indeks pengelolaan sebagai berikut :

Page 109: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

92

a. Indeks ACR

𝐼

b. Indeks Program Sosial

𝐼

c. Indeks Program Ekonomi

𝐼

d. Indeks Program Dakwah

𝐼

Maka, untuk hasil indeks penyaluran BAZNAS Kota Tangerang

Selatan adalah :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. Indeks penyaluran bernilai 0,75 yang

artinya kinerja penyaluran BAZNAS Kota Tangerang Selatan baik.

d. Indeks Variabel Pelaporan

BAZNAS Kota Tangerang Selatan memiliki laporan keuangan

yang teraudit WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) belum dipublikasi

pelaporan secara berkala. Yang artinya, berdasarkan Tabel 3.3. skoring

Page 110: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

93

dimensi mikro, variabel pelaporan termasuk berskor 4. Maka perhitungan

indeks pelaporan sebagai berikut :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. Indeks pelaporan bernilai 0,75 yang

artinya kinerja pelaporan BAZNAS Kota Tangerang Selatan baik.

e. Indeks Variabel Kesejahteraan CIBEST

Indikator Indeks kesejahteraan CIBEST menggambarkan dampak

zakat terhadap tingkat pendapatan dan keimanan mustahik. Terdapat 4

kuadran pada model CIBEST. Kuadran I menggambarkan mustahik yang

kaya material dan spiritual. Kuadran II menggambarkan kondisi mustahik

yang miskin secara material tetapi kaya secara spiritual. Kuadran III

menggambarkan kondisi mustahik yang kaya secara material tetapi miskin

spiritual. Kuadran IV menggambarkan kondisi mustahik yang secara

material maupun spiritual miskin atau disebut dengan miskin absolut.

Berikut hasil perhitungan berdasarkan model CIBEST sebelum menerima

bantuan dana zakat :

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑚 𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑠 𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑎 𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

Page 111: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

94

Keterangan :

: Kuadran 1 (Indeks kesejahteraan)

𝑚 : Kuadran II (Indeks Kemiskinan Material)

𝑠 : Kuadran III (Indeks Kemiskinan Spiritual)

𝑎 : Kuadran IV (Indeks Kemiskinan Absolut)

Gambar 4.2. Kuadran CIBEST Sebelum

Berdasarkan data terdapat 57 rumah tangga mustahik yang masuk

dalam kategori sejahtera yaitu di kuadran I. Kuadran I terletak pada sumbu

positif baik pada garis kemiskinan material dan juga garis kemiskinan

spiritual. Hal ini menggambarkan bahwa sebanyak 57 rumah tangga

mustahik mampu memenuhi kebutuhan kebutuhan material dan kebutuhan

spiritualnya meskipun belum mendapatkan bantuan dana zakat dari

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Page 112: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

95

Berikutnya kuadran II menggambarkan rumah tangga mustahik

yang masuk dalam kategori miskin material. Kuadran II ini terletak di

sumbu negatif pada garis kemiskinan material dan terletak di sumbu positif

pada garis kemiskinan spiritual. Oleh karena itu, pada kuadran II

digambarkan bahwa sebanyak 27 rumah tangga mustahik mengalami

kondisi kemiskinan material yang artinya rumah tangga tersebut sudah

mampu mencukupi kebutuhan spiritual tetapi belum mampu mencukupi

kebutuhan material sebelum adanya bantuan dana zakat.

Kemudian, pada kuadran III, kuadran ini terletak di sumbu negatif

baik pada garis kemiskinan spiritual dan di sumbu positif pada garis

kemiskinan material, sehingga kuadran III menggambarkan kemiskinan

spiritual yang dialami rumah tangga mustahik. Sebelum mendapatkan

bantuan dana zakat, terdapat 11 rumah tangga yang masuk kedalam

kategori miskin spiritual. Artinya, 11 rumah tangga mustahik tersebut

sudah mampu memenuhi kebutuhan material tetapi belum mampu

memenuhi kebutuhan spiritual.

Kuadran IV adalah kuadran yang terakhir, terletak di sumbu negatif

baik pada garis kemiskinan spiritual dan juga garis kemiskinan material,

artinya rumah tangga yang masuk dalam kuadran IV dikategorikan

kedalam rumah tangga yang mengalami kemiskinan absolut. Kemiskinan

absolut menggambarkan rumah tangga mustahik yang tidak mampu

mencukupi kebutuhan material dan kebutuhan spiritualnya. Ditemukan

Page 113: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

96

sebanyak 5 rumah tangga mustahik masuk dalam kategori miskin absolut

ketika sebelum adanya bantuan zakat dari BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

Berikut hasil perhitungan berdasarkan model CIBEST sesudah

menerima bantuan dana zakat :

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑚 𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑠 𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑎 𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

𝑘𝑒 𝑢𝑎 𝑔𝑎

Keterangan :

: Kuadran 1 (Indeks kesejahteraan)

𝑚 : Kuadran II (Indeks Kemiskinan Material)

𝑠 : Kuadran III (Indeks Kemiskinan Spiritual)

𝑎 : Kuadran IV (Indeks Kemiskinan Absolut)

Gambar 4.3. Kuadran CIBEST Sesudah

Page 114: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

97

Berdasarkan data mustahik yang menerima bantuan zakat maka

terdapat 78 rumah tangga mustahik yang masuk dalam kategori sejahtera

yaitu di kuadran I. Kuadran I terletak pada sumbu positif baik pada garis

kemiskinan material dan juga garis kemiskinan spiritual. Hal ini

menggambarkan bahwa sebanyak 78 rumah tangga mustahik mampu

memenuhi kebutuhan kebutuhan material dan kebutuhan spiritualnya

setelah menerima bantuan zakat dari BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Berikutnya kuadran II menggambarkan rumah tangga mustahik

yang masuk dalam kategori miskin material. Kuadran II ini terletak di

sumbu negatif pada garis kemiskinan material dan terletak di sumbu positif

pada garis kemiskinan spiritual. Oleh karena itu, pada kuadran II

digambarkan bahwa sebanyak 20 rumah tangga mustahik mengalami

kondisi kemiskinan material yang artinya rumah tangga tersebut sudah

mampu mencukupi kebutuhan spiritual tetapi belum mampu mencukupi

Page 115: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

98

kebutuhan material walaupun setelah menerima bantuan zakat dari

BAZNAS Kota Tangerang Selatan.

Kemudian, pada kuadran III, kuadran ini terletak di sumbu negatif

baik pada garis kemiskinan spiritual dan di sumbu positif pada garis

kemiskinan material, sehingga kuadran III menggambarkan kemiskinan

spiritual yang dialami rumah tangga mustahik. Setelah mendapatkan

bantuan dana zakat, maka terdapat 2 rumah tangga yang masuk kedalam

kategori miskin spiritual. Artinya, 2 rumah tangga mustahik tersebut sudah

mampu memenuhi kebutuhan material tetapi belum mampu memenuhi

kebutuhan spiritual setelah menerima bantuan zakat.

Kuadran IV adalah kuadran yang terakhir, terletak di sumbu negatif

baik pada garis kemiskinan spiritual dan juga garis kemiskinan material,

artinya rumah tangga yang masuk dalam kuadran IV dikategorikan

kedalam rumah tangga yang mengalami kemiskinan absolut. Kemiskinan

absolut menggambarkan rumah tangga mustahik yang tidak mampu

mencukupi kebutuhan material dan kebutuhan spiritualnya. Berdasarkan

data tidak terdapat rumah tangga mustahik masuk dalam kategori miskin

absolut setelah menerima bantuan zakat dari BAZNAS Kota Tangerang

Selatan.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, indeks kesejahteraan (W)

CIBEST adalah 0,78. Yang artinya indeks tersebut masuk ke kondisi

Page 116: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

99

aktual antara 0,61 – 0,80 berskor 4. Maka indeks kesejahteraan CIBEST

(W) adalah :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. Indeks kesejahteraan CIBEST

bernilai 0,75 yang artinya kinerja pemberian dana zakat BAZNAS Kota

Tangerang Selatan baik.

f. Indeks Variabel Modifikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia, digunakan

indeks kesehatan dan indeks pendidikan. Oleh karena itu, hitung indeks

kesehatan terlebih dahulu dengan menggunakan Angka Harapan Hidup

Kota Tangerang Selatan tahun 2018 yang didapat dari website bps

(bps.go.id). Angka Harapan Hidup Tangerang Selatan tahun 2018 belum

dipublish. Oleh karena itu, peneliti menggunakan Angka Harapan Hidup

2017 sebesar 72,16. Angka Harapan Hidup maksimal dan minimal didapat

dari UNDP. Berikut perhitungan indeks kesehatan.

𝐼

Selanjutnya, menghitung Indeks Pendidikan dengan menggunakan

Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Kota Tangerang

Selatan tahun 2018. Data Harapan Lama Sekolah dan Rata – rata Lama

Sekolah tahun 2018 belum dipublish dari bps.go.id. Oleh karena itu,

peneliti menggunakan HLS Tangerang Selatan tahun 2017 sebesar 14,39

Page 117: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

100

sedangkan untuk data RLS di ambil dari hasil perhitungan data survei

mustahik sebesar 10,83 dalam lampiran 2. Angka HLS minimal dan

maksimal serta RLS minimal dan maksimal yang dipublish oleh bps

mengacu kepada UNDP. Berikut perhitungan Indeks Pendidikan :

𝐼

𝐼

𝐼

Maka Indeks Modifikasi IPM sebesar

𝐼 √

Berdasarkan hasil perhitungan IPM sebesar 0,61 yang artinya

berskor 4 karena nilai indeksnya 0,61 – 0,80. Maka, perhitungan indeks

modifikasi IPM sebagai berikut :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan, indeks modifikasi IPM adalah 0,75

yang artinya modifikasi IPM BAZNAS Kota Tangerang Selatan baik.

Page 118: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

101

g. Indeks Variabel Kemandirian dan Karakteristik Rumah Tangga

Variabel kemandirian menggambarkan sejauh mana zakat dapat

berdampak pada tingkat produktivitas dan menjadikan mustahik mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tabel 4.1. Kemandirian dan Karakteristik Rumah tangga

Karakteristik Data

Jumlah Presentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 25 25

Perempuan 75 75

Usia

26 - 40 25 25

41 - 55 47 47

56 - 70 28 28

Pendidikan

SD 12 12

SMP 19 19

SMA 66 66

S1 3 3

Pekerjaan

Pedagang 88 88

Wiraswasta 8 8

Page 119: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

102

Karakteristik Data

Jumlah Presentase

Guru 1 1

Karyawan 3 3

Ukuran Keluarga

1 – 3 orang 44 44

4 – 6 orang 52 52

>6 orang 4 4

Status pernikahan

Belum Menikah 4 4

Menikah 84 84

Duda/Janda 12 12

Kemandirian

Tidak memiliki pekerjaan dan usaha /bisnis 0 0

Memiliki pekerjaan tidak tetap (serabutan) 0 0

Hanya memiliki salah satu dari pekerjaan

tetap atau usaha /bisnis

24 24

Memiliki salah satu dari pekerjaan tetap atau

usaha / bisnis dan memiliki tabungan

76 76

Memiliki pekerjaan tetap, usaha/bisnis dan

tabungan

0 0

Page 120: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

103

Berdasarkan Tabel 4.1. mayoritas penerima bantuan dana zakat

yang diberikan oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan berjenis kelamin

perempuan sebesar 75 persen. Sedangkan rumah tangga dengan jenis

kelamin laki – laki sebesar 25 persen. Dari segi usia, mayoritas rumah

tangga berada pada usia produktif yaitu usia 26-40 tahun sebesar 25 persen

dan rentang usia 41-55 tahun terdapat sebesar 47 persen. Rumah tangga

yang berada pada usia tidak produktif atau lebih dari 56 tahun terdapat 28

persen.

Tingkat pendidikan responden hasil pengumpulan data mustahik

adalah sebagai berikut terdapat dalam tabel 4.1 yaitu pendidikan Sekolah

Dasar yaitu sebanyak 12 orang atau sebesar 12 persen. Rumah tangga

dengan pendidikan SMP terdapat sebanyak 19 orang atau sebesar 19

persen, sedangkan Pendidikan SMA terdapat sebanyak 66 orang atau

sebesar 66 persen, sedangkan lebih dari 3 orang atau 3 persen untuk rumah

tangga mustahik berpendidikan lebih dari SMA yaitu S1.

Mayoritas pekerjaan rumah tangga mustahik adalah pedagang

sejumlah 88 orang atau sebesar 88 persen, sedangkan pekerjaan sebagai

wiraswasta 8 orang atau 8 persen. Selanjutnya, untuk pekerjaan guru

sebanyak 1 orang atau sebesar 1 persen dan karyawan sejumlah 3 orang

atau sebesar 3 persen.

Variabel kemandirian mendapatkan skor empat artinya rata-rata

rumah tangga mustahik memiliki salah satu dari pekerjaan tetap atau

usaha/bisnis dan memiliki tabungan. Akan tetapi, untuk memberikan

Page 121: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

104

zakat kepada para mustahik, BAZNAS langsung menyerahkan tanpa

rekening tabungan. Yang artinya kemandirian BAZNAS Kota Tangerang

Selatan 2018 berskor 4. Berikut indeks kemandirian :

𝐼

Berdasarkan hasil perhitungan. Indeks kemandirian bernilai 0,75

yang artinya kinerja kemandirian BAZNAS Kota Tangerang Selatan baik.

3. Perhitungan Indeks Indikator Dimensi Makro

Setelah mendapatkan indeks setiap variabel makro, kemudian

menghitung indeks indikator dimensi makro dengan cara mengalikan indeks

variabel dengan bobot masing – masing variabel. Pada dimensi makro ada tiga

indikator yaitu regulasi, dukungan APBD, dan database lembaga zakat. Berikut

hasil perhitungan indeks indikator dimensi makro :

a. Indeks Indikator Regulasi (X11)

BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak memiliki Peraturan Daerah

yang mengatur tentang zakat. Kondisi aktual tidak terdapat Instruksi dari

Walikota Tangerang Selatan sehingga tidak ada Peraturan Daerah untuk

BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan Tabel 3.2. skoring dimensi

makro, regulasi termasuk berskor 1. Maka, perhitungan indeks indikator

regulasi sebagai berikut :

Page 122: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

105

Berdasarkan hasil perhitungan indeks indikator regulasi bernilai 0

yang artinya kinerja regulasi di BAZNAS Kota Tangerang Selatan tidak baik.

b. Indeks Indikator Dukungan APBD (X12)

BAZNAS Kota Tangerang Selatan dari tahun ketahun mendapat

alokasi APBD setiap tahun. APBD tahun 2018 sebesar Rp. 600.000.000,-.

Dengan biaya operasional BAZNAS Tangerang Selatan sebesar Rp

1.015.423.379,-. Biaya operasional dibebankan pada APBD melalui bantuan

hibah pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan. Maka, rasio kontribusi

APBD terhadap biaya operasional BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mencapai 59 %. Berdasarkan Tabel 3.2. skoring dimensi makro, dukungan

APBD termasuk berskor 4. Maka, perhitungan indeks indikator dukungan

APBD sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan. Indeks indikator dukungan APBD

bernilai 0,75 yang artinya kinerja dukungan APBD di BAZNAS Kota

Tangerang Selatan baik.

c. Indeks Indikator Database Lembaga Zakat (X13)

Hasil indeks variabel database jumlah lembaga zakat resmi, muzakki,

dan mustahik (X131) adalah 0, hasil indeks variabel rasio muzaki individu

(X132) adalah 0, hasil indeks variabel rasio muzaki badan (X133) adalah 0.

Maka, perhitungan indeks indikator database lembaga zakat sebagai berikut :

Page 123: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

106

X13 = 0,33X131 + 0,33X132 + 0,33X133

= 0,33(0) + 0,33(0) + 0,33(0)

= 0

Berdasarkan hasil perhitungan. indeks indikator database lembaga

zakat bernilai 0 yang artinya kinerja database lembaga zakat BAZNAS Kota

Tangerang Selatan tidak baik.

4. Perhitungan Indeks Indikator Dimensi Mikro

a. Indeks Indikator Kelembagaan (X22)

Hasil indeks variabel penghimpunan (X211) adalah 0. Hasil indeks

variabel pengelolaan (X212) adalah 0,75. Hasil indeks variabel penyaluran

(X213) adalah 0,75. Hasil indeks variabel pelaporan (X214) adalah 0,75. Maka,

perhitungan indeks indikator kelembagaan sebagai berikut :

X21 = 0,30X211 + 0,20X212 + 0,30X213 + 0,20X214

= 0,30(0) + 0,20(0,75) + 0,30(0,75) + 0,20(0,75)

= 0,525

Berdasarkan hasil perhitungan. indeks indikator kelembagaan bernilai

0,525 yang artinya kinerja kelembagaan zakat BAZNAS Kota Tangerang

Selatan baik.

b. Indeks Indikator Dampak Zakat (X22)

Hasil indeks variabel kesejahteraan material dan spiritual (Indeks

Kesejahteraan CIBEST) (X221) adalah 0,75. Hasil indeks variabel

modifikasi IPM (pendidikan dan kesehatan) (X222) adalah 0,75. Hasil

Page 124: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

107

indeks variabel kemandirian (X223) adalah 0,75. Maka, perhitungan indeks

indikator dampak zakat sebagai berikut :

X22 = 0,40X221 + 0,40X222 + 0,20X223

= 0,40(0,75) + 0,40(0,75) + 0,20(0,75)

= 0,75

Berdasarkan hasil perhitungan. indeks indikator dampak zakat

bernilai 0,75 yang artinya pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat

melalui program layanan mustahik oleh BAZNAS Kota Tangerang Selatan

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

5. Perhitungan Indeks Dimensi Makro

Hasil perhitungan berikutnya yaitu dengan mengalikan nilai indeks yang

diperoleh pada setiap indikator dengan bobot masing – masing untuk

memperoleh indeks pada dimensi makro. Indeks indikator regulasi adalah 0,

indeks indikator APBD adalah 0,75, indeks indikator database lembaga zakat

adalah 0. Berikut hitungan indeks dimensi makro, yaitu :

X1 = 0,30X11 + 0,40X12 + 0,30X13

= 0,30(0) + 0,40(0,75) + 0,30(0)

= 0,30

Berdasarkan hasil perhitungan, indeks dimensi makro sebesar 0,30,

indeks ini berada pada kategori kurang baik yaitu pada rentang 0,21-0,40. Indeks

dimensi makro didapatkan dari hasil perhitungan komponen penyusun dimensi

makro disajikan dalam Tabel 4.2. :

Page 125: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

108

Tabel 4.2. Indeks Dimensi Makro

Berdasarkan Tabel 4.2. menunjukkan bahwa dimensi makro

mendapatkan nilai indeks sebesar 0,3, artinya kinerja perzakatan ditinjau dari

sisi makro yaitu peran pemerintah dan partisipasi masyarakat Kota Tangerang

Selatan kurang baik. Berdasarkan indeks indikator regulasi mendapatkan nilai 0

karena Kota Tangerang Selatan tidak memiliki Peraturan Daerah (Perda) yang

mengatur tentang pengelolaan zakat.

Meskipun tidak memiliki Peraturan Daerah (Perda) Zakat tetapi

mendapatkan alokasi dana APBD melalui bantuan hibah pemda Kota

Tangerang Selatan untuk BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Biaya operasional

seluruhnya dibebankan pada anggaran pemerintah dan belanja daerah. Indeks

indikator database lembaga zakat juga nol yang artinya kinerja lembaga terkait

database lembaga zakat tidak baik. Hal ini dikarenakan semua indeks variabel

turunan database lembaga zakat bernilai nol. Indeks variabel jumlah lembaga

No Variabel Bobot Indeks Variabel Indikator Indeks Indikator Bobot Dimensi Indeks Dimensi

1 Regulasi (X11) 0 0.3

2 Dukungan APBD (X12) 0.75 0.4

3 Database Jumlah Lembaga ZAKAT Resmi (X131) 0.33 0 0

4 Rasio Muzaki Individu (132) 0.33 0 0

5 Rasio Muzaki Badan (X133) 0.33 0 0

Database Lembaga Zakat (X13) 0 0.3

Makro (X1) 0.3

Page 126: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

109

zakat resmi, muzaki, mustahik, dan jumlah rasio muzakki individu, serta jumlah

rasio muzakki badan usaha sebesar nol.

6. Perhitungan Indeks Dimensi Mikro

Hasil perhitungan berikutnya yaitu dengan mengalikan nilai indeks yang

diperoleh pada setiap indikator dengan bobot masing – masing untuk

memperoleh indeks pada dimensi mikro. Dimensi mikro menggambarkan

kinerja lembaga melalui aspek kelembagaan dan dampak zakat terhadap

mustahik. Komponen penyusun dimensi mikro terdiri atas dua indikator yaitu

indikator kelembagaan dan indikator dampak zakat. Indeks indikator

kelembagaan adalah 0,525 dan indeks indikator dampak zakat adalah 0,75.

Berikut hitungan indeks dimensi mikro, yaitu :

X2 = 0,40X21 + 0,60X22

= 0,40(0,525) + 0,60(0,75)

= 0,66

Berdasarkan hasil perhitungan, indeks dimensi mikro sebesar 0,66 indeks

ini berada pada kategori baik yaitu pada rentang 0,61-0,80. Indeks dimensi

mikro didapatkan dari hasil perhitungan komponen penyusun dimensi mikro

disajikan dalam Tabel 4.3 :

Page 127: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

110

Tabel 4.3. Indeks Dimensi Mikro

Berdasarkan Tabel 4.3. menunjukkan bahwa indeks dimensi mikro

bernilai 0,66 yang artinya kinerja lembaga BAZNAS Kota Tangerang Selatan

dari perspektif kelembagaan yang terdiri dari penghimpunan, pengelolaan,

penyaluran, dan pelaporannya serta dampak zakat yang terdiri dari indeks

kesejahteraan (CIBEST), Modifikasi IPM, dan kemandirian memiliki nilai

indeks variabel yang baik masing - masing sebesar 0,75 kecuali penghimpunan

mendapatkan 0 karena jumlah penghimpunan dana zakat pada tahun 2018 turun

dari jumlah penghimpunan zakat tahun 2017.

7. Perhitungan Indeks Zakat Nasional (IZN)

Hasil perhitungan berikutnya yaitu dengan mengalikan nilai indeks yang

diperoleh pada setiap dimensi dengan bobot masing-masing untuk memperoleh

indeks zakat nasional. Berikut hasil perhitungan IZN BAZNAS Kota Tangerang

Selatan :

Tabel 4.4. Indeks Zakat Nasional BAZNAS Kota Tangerang Selatan

No Variabel Bobot Indeks Variabel Indikator Indeks Indikator Bobot Dimensi Indeks Dimensi

6 Penghimpunan (X211) 0,3 0 0

7 Pengelolaan (X212) 0,2 0,75 0,15

8 Penyaluran (X213) 0,3 0,75 0,225

9 Pelaporan (X214) 0,2 0,75 0,15

Kelembagaan (X21) 0,525 0,4

10 CIBEST (X221) 0,4 0,75 0,3

11 IPM (X222) 0,4 0,75 0,3

12 Kemandirian (X223) 0,2 0,75 0,15

Dampak Zakat (X22) 0,75 0,6

Mikro (X2) 0,66

Page 128: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

111

Berdasarkan Tabel 4.4. menunjukkan bahwa hasil perhitungan Indeks

Zakat Nasional sebesar 0,516 yang artinya kinerja perzakatan BAZNAS Kota

Tangerang Selatan cukup baik karena berdasarkan kinerja pada aspek

kelembagaan dan dampak zakat berkontribusi dengan baik terhadap perzakatan

di Kota Tangerang Selatan. Meskipun pada sisi makro yaitu dilihat dari peran

pemerintah dan partisipasi masyarakat kurang baik.

Dimensi Indeks Dimensi Bobot

Makro (X1) 0,3 0,4

IZN 0,516

Mikro (X2) 0,66 0,6

Page 129: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

112

C. Pembahasan Penelitian

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Komponen IZN BAZNAS Kota Tangerang

Selatan

Berdasarkan Tabel 4.5. ini menunjukkan bahwa :

a. Indeks Zakat Nasional pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan senilai 0,516

yang artinya artinya kinerja perzakatan BAZNAS Kota Tangerang Selatan cukup

baik dengan indeks dimensi makro senilai 0,3 dan indeks mikro senilai 0,66.

Indeks dimensi makro pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan lebih kecil

dibandingkan indeks dimensi mikro karena nilai indeks indikator regulasi,

dukungan APBD, database lembaga zakat masing – masing bernilai 0; 0,75; dan

0. Hal ini dikarenakan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan, tidak terdapat

regulasi berupa peraturan daerah (Perda) dan tidak terdapat database jumlah

lembaga zakat resmi, muzakki, dan mustahik, tidak terdapat rasio muzaki

individu, dan juga tidak terdapat rasio muzaki badan. Hal ini menunjukkan

Indikator Indeks Indikator Bobot Dimensi Indeks Dimensi Bobot

Regulasi (X11) 0 0,3

Dukungan APBD (X12) 0,75 0,4

0

0

0

Database Lembaga Zakat (X13) 0 0,3

Makro (X1) 0,3 0,4

0 IZN 0,516

0,15

0,225

0,15

Kelembagaan (X21) 0,525 0,4

0,3

0,3

0,15

Dampak Zakat (X22) 0,75 0,6

Mikro (X2) 0,66 0,6

Page 130: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

113

bahwa kontribusi zakat pada ekonomi makro masih rendah walaupun dana

APBD tahun 2018 sebesar Rp 600.000.000,00.

b. Indeks dimensi mikro lebih besar dibandingkan makro dikarenakan nilai indeks

indikator kelembagaan dan dampak zakat masing – masing bernilai 0,525 dan

0,75. Hal ini dikarenakan pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam indeks

variabel yang ada pada dimensi mikro yang terdiri dari pengelolaan, penyaluran,

pelaporan, indeks kesejahteraan (CIBEST), modifikasi IPM, dan kemandirian

kecuali penghimpunan memiliki nilai indeks yang besar. Hal ini menunjukkan

bahwa perzakatan dalam dimensi mikro, yang berhubungan dengan pihak

mustahik dan muzaki, memiliki kontribusi yang baik untuk perzakatan Kota

Tangerang Selatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Hidayaneu (2017) di BAZNAS Kota Bandung, Nadhia (2017) di BAZIS

Kota Jakarta Selatan, Yunita (2017) di BAZNAS Kota Yogyakarta, Ulfah (2017)

di BAZNAS Kabupaten Bogor, yang menunjukkan bahwa indeks dimensi mikro

lebih besar dibandingkan dimensi makro dikarenakan tidak adanya regulasi.

Yang artinya, kontribusi dari sisi mikro seperti penghimpunan, pengelolaan,

penyaluran, pelaporan, indeks kesejahteraan (CIBEST) , modifikasi IPM, dan

kemandirian lebih besar.

Kesesuaian pelaksanaan kinerja indeks zakat nasional BAZNAS Kota

Tangerang Selatan pada dimensi makro berdasarkan metode IZN adalah kurang

baik dengan indeks senilai 0,3 dikarenakan belum ada regulasi berupa perda dan

database lembaga zakat. Tidak hanya di BAZNAS Kota Tangerang Selatan saja

Page 131: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

114

yang belum ada regulasi, menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Hidayaneu (2017) di BAZNAS Kota Bandung, Nadhia (2017) di BAZIS Kota

Jakarta Selatan, Yunita (2017) di BAZNAS Kota Yogyakarta, dan Ulfah (2017)

di BAZNAS Kabupaten Bogor juga belum terdapat regulasi.

Kesesuaian pelaksanaan kinerja indeks zakat nasional BAZNAS Kota

Tangerang Selatan pada dimensi mikro berdasarkan metode IZN adalah baik

dengan indeks senilai 0,66 dikarenakan indeks indikator kelembagaan dan

dampak zakat menghasilkan indeks yang bernilai baik dari variabel

penghimpunan, pengelolaan, penyaluran, pelaporan, indeks kesejahteraan

(CIBEST), modifikasi IPM, dan kemandirian. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hidayaneu (2017) di BAZNAS Kota

Bandung, Nadhia (2017) di BAZIS Kota Jakarta Selatan, Yunita (2017) di

BAZNAS Kota Yogyakarta, dan Ulfah (2017) di BAZNAS Kabupaten Bogor.

Page 132: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

115

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Indeks Zakat Nasional pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan senilai 0,516

yang artinya artinya kinerja perzakatan BAZNAS Kota Tangerang Selatan

cukup baik dengan indeks dimensi makro senilai 0,3 dan indeks mikro senilai

0,66. Indeks dimensi makro pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan lebih

kecil dibandingkan indeks dimensi mikro karena nilai indeks indikator

regulasi, dukungan APBD, database lembaga zakat masing – masing bernilai 0

untuk indikator regulasi , bernilai 0,75 untuk indikator dukungan APBD, dan

bernilai 0 untuk indikator database lembaga zakat. Sedangkan untuk dimensi

mikro pada indeks indikator kelembagaan dan indikator dampak zakat

menghasilkan nilai yaitu 0,525 untuk indikator kelembagaan dan bernilai 0,75

untuk indikator dampak zakat.

2. Dalam pelaksanaan kesesuaian kinerja BAZNAS Kota Tangerang Selatan pada

dimensi makro terhadap kinerja Indeks Zakat Nasional BAZNAS Kota

Tangerang Selatan adalah kurang baik dengan indeks senilai 0,3 dikarenakan

belum ada regulasi berupa Peraturan Daerah (PERDA) tentang wajib zakat

dan database lembaga zakat yang dimiliki oleh BAZNAS Kota Tangerang

Page 133: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

116

Selatan. Sedangkan pelaksanaan kesesuaian kinerja BAZNAS Kota Tangerang

Selatan pada dimensi mikro terhadap kinerja Indeks Zakat Nasional BAZNAS

Kota Tangerang Selatan adalah bernilai baik dengan indeks senilai 0,66

dikarenakan indeks indikator kelembagaan dan dampak zakat menghasilkan

indeks yang bernilai baik dari variabel-variabel penghimpunan dana,

pengelolaan, penyaluran, pelaporan, kesejahteraan material dan spiritual

(indeks kesejahteraan CIBEST), pendidikan dan kesehatan (modifikasi IPM),

serta kemandirian mustahik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran sebagai

berikut :

1. Bagi Walikota Kota Tangerang Selatan sebaiknya mengeluarkan Peraturan

Daerah (PERDA) tentang wajib zakat untuk aktifitas perzakatan di Kota

Tangerang Selatan, diharapkan dengan adanya PERDA tersebut

penghimpuan dana zakat akan lebih meningkat dan akan mesejahterakan

mustahik.

2. Bagi BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebaiknya memiliki database

jumlah lembaga zakat resmi, database muzaki, dan database mustahik.

BAZNAS Kota Tangerang Selatan sebaiknya juga memiliki jumlah

database muzaki individu terhadap rumah tangga nasional dengan memiliki

NPWZ (nomor pokok wajib zakat), serta memiliki database jumlah muzaki

badan terhadap badan usaha dengan memiliki NPWZ.

Page 134: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

117

3. Bagi peneliti berikutnya sebaiknya lebih mempertajam lagi dalam membuat

instrumen pengumpulan data yang berkaitan dengan analisa dampak zakat

terhadap mustahik baik dari perspektif ekonomi maupun sosiologi,

sehingga penelitian tersebut menambah khazanah mengenai dampak zakat

mulai dari perspektif ekonomi hingga sosiologi, dan penelitian tersebut

nantinya dapat diintegrasikan dari berbagai disiplin ilmu.

Page 135: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

118

DAFTAR PUSTAKA

Al – Qur‟an

Abdullah, Junaidi dan Aristoni. 2015. Reformulasi Harta Sebagai Sumber Zakat

Dalam Preskpektif Ulama Kontemporer. Jurnal Zakat dan Wakaf Vol.2 No. 2

Adamu Muhammad, Sani dan Ram Al-Jaffri Saad. 2016. Moderating Effect of Attitude

of Toward Zakat Payment on the Relationship Between Moral Reasoning and

Intention to Pay Zakat. Kuala Lumpur : Universiti Utara Malaysia

Al-Akkad, Abbas Mahmood. 1978. Kecemelangan Umar Ibn Khattab. Jakarta : Bulan

Bintang

Al-Ba‟iy, Abdul Al-Hamid Mahmud. 2006. Ekonomi Zakat. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Al Arif, M. Nur Rianto. 2015. Pengantar Ekonomi Syariah: Teori dan Praktik.

Bandung: Pustaka Setia.

Al-Qaradhawi, Yusuf. 1991. Fiqh Zakat. Beirut : Muassasah Risalah

Al-Qaradhawi, Yusuf. 1996. Hukm Az-Zakah. Bandung : Mizan

Al - Qardhawi,Yusuf. 1995. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, terjemahan,

Jakarta: Gema Insani Press

Amalia dan Kasyful Mahalli. 2012. Potensi Dan Peranan Zakat Dalam Mengetaskan

Kemiskinan Di Kota Medan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1 No.1

Asra, Abuzar dkk. 2016. Metode Penelitian Survei . Bogor: In Media.

Atabik, Ahmad. 2015. Manajamen Pengelolaan Zakat Yang Efektif Di Era

Kontemporer. Jurnal Zakat dan Wakaf Vol.2 No.1

At –Tamawi, Sulaiman Muhammad. 1976. Umar Ibn Al-Khattab Wa Usul As-Siyasati

Wa Al-Idarati Al-Hadisah. Kairo : Dar Al – Fikr Al- Arabi

Beik, Irfan Syauqi. 2016. Islamisasi Ilmu Ekonomi. Jurnal Ekonomi Islam Vol. 7 No.

2

Page 136: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

119

Beik, Irfan Syauqi dan Laily Dwi Arsyianti. 2017. Ekonomi Pembagunan Syariah.

Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Faisal. 2011. Sejarah Pengelolaan Zakat Di Dunia Muslim dan Indonesia (Pendekatan

Teori Investigasi-Sejarah Charles Peirce dan Defisit Kebenaran Lieven Boeve)

Lampung : IAIN Raden Intan

Fakhruddin. 2008. Fiqh & Manajemen Zakat Di Indonesia. Malang : UIN Malang

Press

Farchatunissa, Hidayaneu. 2017. Analisis Kinerja Baznas Kota Bandung dengan

Pendeketan Indeks Zakat Nasional. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Firdaus, M., Beik, I. S., Irawan, T., Juanda, B. (2012). Economic Estimation

andDeterminations of Zakat Potential in Indonesia (Working Paper Series)

Jeddah: Islamic Research and Training Institute.

Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta : Gema Insani

Hasan, M.Ali. 2006. Zakat dan Infak . Jakarta : Prenada Media Group

Hilmiyah, Ulfah Laelatul. 2017. Analisis Kinerja Perzakatan BAZNAS Kabupaten

Bogor. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Huda, Nurul dkk. 2015. Zakat Prespektif Mikro – Makro. Jakarta : Prenada Media

Group.

Kartika, Elsi. 2006. Pedoman Pengelolaan Zakat. Semarang : UNNES Press

Karim, Adiwarman Azwar. 2010. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Kementerian Agama Republik Indonesia. 2013. Modul Penyuluhan Zakat. Jakarta.

Laela, Sugiyarti Fatimah. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kinerja Organisasi Pengelola Zakat. Jurnal Islamic Finance & Business

Review Vol. 5 No.2

Mufraini, M.Arif. 2006. Akuntasi dan Manajamen Zakat. Jakarta : Prenada Media

Group

Page 137: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

120

Muhammad Ali, Nuruddin. 2006. Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal.

Jakarta: Rajawali.

Musviyanti. 2017. Pengukuran Kinerja Organisasi Pengelola Zakat: Studi pada

BAZNAS Kota Balikpapan dan LAZ Pupuk Kaltim. Jurnal Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda Vol.1

Nawawi, Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Jakarta :

Prenada Media Group.

Ngasifuddin, Muhammad. 2015. Konsep Sistem Pengelolaan Zakat Di Indonesia

Pengetas Kemiskinan Pendekatan Sejarah Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia

Vol. V No.2

Noor, Ruslan Abdul Ghofur. 2013. Konsep Distribusi Dalam Ekonomi Islam dan

Format Keadilan Ekonomi Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Qodir, Abdurrachman. 1998. Zakat dalam Dimensi Mahdhah Dan Sosial. Jakarta:

Raja Grafindo Persada

Permono, Sjechul Hadi. 1995. Pemerintah Republik Indonesia Sebagai Pengelola

Zakat. Jakarta: Pustaka Firdaus

Puskas BAZNAS. 2017. Dampak Zakat Terhadap Kesejahteraan Mustahik di

Indonesia. Jakarta : Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS).

Puskas BAZNAS. 2016. Indeks Zakat Nasional. Jakarta : Pusat Kajian Strategis Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Puskas BAZNAS. 2017. Outlook Zakat Indonesia 2018. Jakarta : Pusat Kajian

Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Putri, Yunita Hermawati. 2017. Analisis Kinerja Pengelolaan di Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Rahman, Abdul Rahim Abdul. 2006. Pre-Requisites for Effective Intregration of

Zakah Into Mainstream Islamic Financial System in Malaysia. Jurnal Islamic

Economic Studies, Vol. 14 No. 1 & 2

Page 138: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

121

Ruslan,, Rosady. 2006. Metode Penelitian Publlic Relations dan Komunikasi. Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada

Sabiq, Al-Sayyid. 1983. Fiqih al-Sunah. Beirut: Daarul Fikr, Jilid 1

Saharuddin, Desmadi. 2015. Pembayaran Ganti Rugi pada Asuransi Syariah. Jakarta:

Praneda Media Grup.

Shalehanti, Nadhia. 2017. Analisis Kinerja BAZIS Kota Jakarta Selatan. Bogor :

Institut Pertanian Bogor

Sinambela. Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai, Teori Pengukuran dan Implikasi.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Keempat. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Suryani & Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenada Media

Group.

www.bps.go.id

www.baznas.go.id

https://www.kabar-banten.com/potensi-zakat-di-banten-rp-50-triliun/

Page 139: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

122

Lampiran 1

Data Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah dan

Rata-rata Lama Sekolah

No Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Tahun)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kab Pandeglang 62.26 62.46 62.66 62.83 62.91 63.51 63.77 64.04

2 Kab Lebak 65.49 65.63 65.74 65.83 65.88 66.28 66.43 66.59

3 Kab Tangerang 68.79 68.86 68.92 68.96 68.98 69.28 69.37 69.47

4 Kab Serang 62.56 62.75 62.90 63.03 63.09 63.59 63.81 64.02

5 Kota Tangerang 71.07 71.08 71.09 71.09 71.09 71.29 71.34 71.38

6 Kota Cilegon 65.72 65.78 65.84 65.84 65.85 66.15 66.24 66.32

7 Kota Serang 67.20 67.22 67.23 67.23 67.23 67.33 67.36 67.38

8 Kota Tangerang Selatan 72.04 72.07 72.09 72.10 72.11 72.12 72.14 72.16

Provinsi Banten 68.50 68.68 68.86 69.04 69.13 69.43 69.46 69.49

No Kabupaten/Kota Harapan Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota (Tahun)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kab Pandeglang 11.23 11.81 12.17 12.86 13.38 13.39 13.40 13.41

2 Kab Lebak 10.35 10.83 10.96 11.55 11.88 11.90 11.91 11.92

3 Kab Tangerang 10.77 10.99 11.18 11.44 11.65 11.89 12.11 12.51

4 Kab Serang 10.74 11.23 11.72 12.09 12.35 12.36 12.37 12.38

5 Kota Tangerang 11.56 11.86 12.23 12.60 12.86 12.90 13.41 13.44

6 Kota Cilegon 11.78 11.88 12.18 12.67 13.07 13.10 13.11 13.12

7 Kota Serang 10.98 11.27 11.82 11.92 12.34 12.36 12.63 12.64

8 Kota Tangerang Selatan 12.08 12.43 12.79 13.24 13.58 13.61 14.08 14.39

Provinsi Banten 11.02 11.41 11.79 12.05 12.31 12.35 12.70 12.78

No Kabupaten/Kota Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota (Tahun)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kab Pandeglang 6.33 6.38 6.43 6.44 6.45 6.60 6.62 6.63

2 Kab Lebak 5.34 5.58 5.70 5.81 5.84 5.86 6.19 6.20

3 Kab Tangerang 7.85 7.96 8.07 8.18 8.20 8.22 8.23 8.24

4 Kab Serang 6.07 6.31 6.57 6.65 6.69 6.90 6.98 7.17

5 Kota Tangerang 9.64 9.75 9.76 9.82 10.20 10.20 10.28 10.29

6 Kota Cilegon 8.71 8.93 9.29 9.60 9.66 9.67 9.68 9.69

7 Kota Serang 8.32 8.39 8.48 8.56 8.58 8.59 8.60 8.61

8 Kota Tangerang Selatan - 10.87 11.09 11.48 11.56 11.57 11.58 11.77

Provinsi Banten 7.92 7.95 8.06 8.17 8.19 8.27 8.37 8.53

Page 140: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

123

Lampiran 2

Data Garis Kemiskinan

No Kabupaten/Kota Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (rupiah/kapita/bulan)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kab Pandeglang 190.256 202.483 209.655 219.592 230.364 237.111 247.073 267.752 285.822

2 Kab Lebak 174.367 185.573 197.985 205.787 214.047 219.177 228.146 246.389 261.880

3 Kab Tangerang 241.607 258.155 290.423 311.141 335.291 351.789 372.431 405.902 423.486

4 Kab Serang 180.526 192.128 204.788 211.846 218.862 223.190 232.856 256.660 269.652

5 Kota Tangerang 284.093 303.551 337.543 365.205 398.513 421.554 455.228 496.349 508.551

6 Kota Cilegon 230.354 246.662 261.962 277.875 295.100 306.253 323.935 347.949 373.147

7 Kota Serang 185.597 197.525 213.617 224.964 236.039 242.977 255.614 281.926 296.819

8 Kota Tangerang Selatan - 275.643 317.887 344.681 378.303 401.696 433.967 472.968 494.784

Provinsi Banten 222.292 233.214 236.521 251.161 288.733 315.819 336.483 367.949 386.753

Sumber Badan Pusat Statistik

Data Hasil Survei Rata-rata Lama Sekolah Mustahik Kota Tangerang Selatan

No Pendidikan Jumlah

(Orang)

Lama

Pendidikan

Total

Lama

Pendidikan

1 SD 12 6 72

2 SMP 19 9 171

3 SMA 66 12 792

4 D3 - 15 -

5 S1 3 16 48

TOTAL 100 - 1.083

Rata-Lama Sekolah 10,83

Page 141: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

124

Lampiran 3

Data Mustahik Berdasarkan Indeks Kesejahteraan Cibest

Sebelum Dan Sesudah Menerima Bantuan Zakat

Nilai Garis Kemiskinan Rp. 494.784 ,

No No Reg

Keluarga Jumlah

ART

Nilai Material

(MV)

Sebelum menerima Bantuan Zakat Sesudah menerima bantuan Zakat

Nilai Spiritual

(SV)

Pendapatan perbulan

Kondisi Material

Status Kuadran

Nilai Spiritual

(SV)

Pendapatan perbulan

Kondisi Material

Status Kuadran

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)

1 Reg-001 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.750.000 Miskin Kuadran 2

2 Reg-002 1 494.784 4 1.250.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

3 Reg-003 6 2.968.704 4 3.250.000 - Kuadran 1 4 5.000.000 - Kuadran 1

4 Reg-004 3 1.484.352 4 1.875.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

5 Reg-005 3 1.484.352 4,4 2.000.000 - Kuadran 1 4,4 3.250.000 - Kuadran 1

6 Reg-006 5 2.473.920 4 2.000.000 Miskin Kuadran 2 4 3.000.000 - Kuadran 1

7 Reg-007 4 1.979.136 3 2.500.000 - Kuadran 3 3,6 3.000.000 - Kuadran 1

8 Reg-008 4 1.979.136 4 1.500.000 Miskin Kuadran 2 4 1.875.000 Miskin Kuadran 2

9 Reg-009 3 1.484.352 4 1.875.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

10 Reg-010 4 1.979.136 3 2.500.000 - Kuadran 3 3,2 3.750.000 - Kuadran 1

11 Reg-011 6 2.968.704 4 1.500.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 Miskin Kuadran 2

12 Reg-012 5 2.473.920 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

13 Reg-013 8 3.958.272 4 4.250.000 - Kuadran 1 4 5.000.000 - Kuadran 1

14 Reg-014 4 1.979.136 4 1.500.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 - Kuadran 1

15 Reg-015 4 1.979.136 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 4.250.000 - Kuadran 1

16 Reg-016 5 2.473.920 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

17 Reg-017 4 1.979.136 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.000.000 - Kuadran 1

18 Reg-018 1 494.784 4 1.250.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

19 Reg-019 5 2.473.920 3 2.500.000 - Kuadran 3 3,4 3.750.000 - Kuadran 1

20 Reg-020 3 1.484.352 3 2.500.000 - Kuadran 3 3,6 5.000.000 - Kuadran 1

21 Reg-021 5 2.473.920 3 1.000.000 Miskin Kuadran 4 3,4 2.000.000 Miskin Kuadran 2

22 Reg-022 3 1.484.352 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

23 Reg-023 5 2.473.920 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 4.000.000 - Kuadran 1

24 Reg-024 3 1.484.352 4 1.750.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

25 Reg-025 4 1.979.136 4 1.875.000 Miskin Kuadran 2 4 3.125.000 - Kuadran 1

26 Reg-026 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

27 Reg-027 7 3.463.488 3 3.750.000 - Kuadran 3 3 5.000.000 - Kuadran 3

28 Reg-028 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

29 Reg-029 5 2.473.920 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

30 Reg-030 2 989.568 4 1.250.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

31 Reg-031 4 1.979.136 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 4.000.000 - Kuadran 1

32 Reg-032 5 2.473.920 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 Miskin Kuadran 2

33 Reg-033 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

34 Reg-034 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.750.000 Miskin Kuadran 2

35 Reg-035 3 1.484.352 4 1.750.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

36 Reg-036 5 2.473.920 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.500.000 - Kuadran 1

Page 142: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

125

No No Reg

Keluarga Jumlah

ART

Nilai Material

(MV)

Sebelum menerima Bantuan Zakat Sesudah menerima bantuan Zakat

Nilai Spiritual

(SV)

Pendapatan perbulan

Kondisi Material

Status Kuadran

Nilai Spiritual

(SV)

Pendapatan perbulan

Kondisi Material

Status Kuadran

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)

37 Reg-037 4 1.979.136 4 1.500.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 - Kuadran 1

38 Reg-038 2 989.568 4,4 1.250.000 - Kuadran 1 4,4 2.500.000 - Kuadran 1

39 Reg-039 4 1.979.136 4 1.750.000 Miskin Kuadran 2 4 2.500.000 - Kuadran 1

40 Reg-040 4 1.979.136 3 1.500.000 Miskin Kuadran 4 3,4 1.750.000 Miskin Kuadran 2

41 Reg-041 3 1.484.352 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 2.500.000 - Kuadran 1

42 Reg-042 5 2.473.920 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 Miskin Kuadran 2

43 Reg-043 4 1.979.136 3 2.500.000 - Kuadran 3 3,6 3.750.000 - Kuadran 1

44 Reg-044 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.500.000 - Kuadran 1

45 Reg-045 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

46 Reg-046 5 2.473.920 4,4 2.500.000 - Kuadran 1 4,4 3.125.000 - Kuadran 1

47 Reg-047 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.875.000 Miskin Kuadran 2

48 Reg-048 3 1.484.352 4 1.400.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 - Kuadran 1

49 Reg-049 1 494.784 4 1.250.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

50 Reg-050 2 989.568 4 1.250.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

51 Reg-051 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 3.750.000 - Kuadran 1

52 Reg-052 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.875.000 Miskin Kuadran 2

53 Reg-053 3 1.484.352 3 2.000.000 - Kuadran 3 3,8 2.000.000 - Kuadran 1

54 Reg-054 2 989.568 4 1.250.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

55 Reg-055 3 1.484.352 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

56 Reg-056 3 1.484.352 4 1.875.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

57 Reg-057 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

58 Reg-058 6 2.968.704 4 2.500.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 Miskin Kuadran 2

59 Reg-059 3 1.484.352 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.875.000 - Kuadran 1

60 Reg-060 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

61 Reg-061 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

62 Reg-062 3 1.484.352 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

63 Reg-063 3 1.484.352 4 1.750.000 - Kuadran 1 4 2.250.000 - Kuadran 1

64 Reg-064 3 1.484.352 4 1.875.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

65 Reg-065 3 1.484.352 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

66 Reg-066 7 3.463.488 4 2.500.000 Miskin Kuadran 2 4 3.125.000 Miskin Kuadran 2

67 Reg-067 3 1.484.352 4 1.750.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

68 Reg-068 4 1.979.136 3 1.250.000 Miskin Kuadran 4 3,4 1.875.000 Miskin Kuadran 2

69 Reg-069 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

70 Reg-070 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

71 Reg-071 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

72 Reg-072 3 1.484.352 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 2.500.000 - Kuadran 1

73 Reg-073 2 989.568 4 1.250.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

74 Reg-074 3 1.484.352 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

75 Reg-075 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.875.000 Miskin Kuadran 2

76 Reg-076 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

77 Reg-077 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.875.000 Miskin Kuadran 2

78 Reg-078 7 3.463.488 3 2.500.000 Miskin Kuadran 4 3,8 3.125.000 Miskin Kuadran 2

79 Reg-079 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

80 Reg-080 5 2.473.920 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

Page 143: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

126

No No Reg

Keluarga Jumlah

ART

Nilai Material

(MV)

Sebelum menerima Bantuan Zakat Sesudah menerima bantuan Zakat

Nilai Spiritual

(SV)

Pendapatan perbulan

Kondisi Material

Status Kuadran

Nilai Spiritual

(SV)

Pendapatan perbulan

Kondisi Material

Status Kuadran

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)

81 Reg-081 4 1.979.136 3 1.250.000 Miskin Kuadran 4 3,4 1.500.000 Miskin Kuadran 2

82 Reg-082 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

83 Reg-083 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 2.000.000 - Kuadran 1

84 Reg-084 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

85 Reg-085 3 1.484.352 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

86 Reg-086 6 2.968.704 4 2.000.000 Miskin Kuadran 2 4 2.500.000 Miskin Kuadran 2

87 Reg-087 3 1.484.352 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

88 Reg-088 4 1.979.136 3 2.000.000 - Kuadran 3 3,2 4.000.000 - Kuadran 1

89 Reg-089 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

90 Reg-090 4 1.979.136 4 2.000.000 - Kuadran 1 4 3.125.000 - Kuadran 1

91 Reg-091 3 1.484.352 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 2.500.000 - Kuadran 1

92 Reg-092 1 494.784 3 1.250.000 - Kuadran 3 3 3.750.000 - Kuadran 3

93 Reg-093 3 1.484.352 3 2.500.000 - Kuadran 3 3,6 3.750.000 - Kuadran 1

94 Reg-094 6 2.968.704 4 2.000.000 Miskin Kuadran 2 4 2.500.000 Miskin Kuadran 2

95 Reg-095 4 1.979.136 4 1.250.000 Miskin Kuadran 2 4 1.500.000 Miskin Kuadran 2

96 Reg-096 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 4.000.000 - Kuadran 1

97 Reg-097 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

98 Reg-098 4 1.979.136 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 3.750.000 - Kuadran 1

99 Reg-099 3 1.484.352 4 2.500.000 - Kuadran 1 4 2.500.000 - Kuadran 1

100 Reg-100 1 494.784 3 1.250.000 - Kuadran 3 4 2.000.000 - Kuadran 1

Page 144: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

127

Lampiran 4

Data Mustahik Untuk Aktifitas Spiritual Sebelum Dan Sesudah

Menerima Bantuan Zakat

No No Reg

Keluarga

Jumlah

ART

Sebelum menerima Bantuan Zakat Sesudah menerima bantuan Zakat

Sholat Puasa Zakat

Ling-

kungan

Keluarga

Ke-

bijakan

Peme-

rintah

Nilai

Spiritual

(SV)

Sholat Puasa Zakat

Ling-

kungan

Keluarga

Ke-

bijakan

Peme-

rintah

Nilai

Spiritual

(SV)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Reg-001 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 Reg-002 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Reg-003 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 Reg-004 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 Reg-005 3 5 5 4 4 4 4,4 5 5 4 4 4 4,4

6 Reg-006 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

7 Reg-007 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3,6

8 Reg-008 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

9 Reg-009 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

10 Reg-010 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3,2

11 Reg-011 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

12 Reg-012 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 Reg-013 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 Reg-014 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

15 Reg-015 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

16 Reg-016 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

17 Reg-017 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

18 Reg-018 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 Reg-019 5 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3,4

20 Reg-020 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3,6

21 Reg-021 5 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3,4

22 Reg-022 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 Reg-023 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

24 Reg-024 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

25 Reg-025 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

26 Reg-026 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

27 Reg-027 7 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3

28 Reg-028 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

29 Reg-029 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

30 Reg-030 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

31 Reg-031 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 145: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

128

No No Reg

Keluarga

Jumlah

ART

Sebelum menerima Bantuan Zakat Sesudah menerima bantuan Zakat

Sholat Puasa Zakat

Ling-

kungan

Keluarga

Ke-

bijakan

Peme-

rintah

Nilai

Spiritual

(SV)

Sholat Puasa Zakat

Ling-

kungan

Keluarga

Ke-

bijakan

Peme-

rintah

Nilai

Spiritual

(SV)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

32 Reg-032 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

33 Reg-033 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

34 Reg-034 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

35 Reg-035 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

36 Reg-036 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

37 Reg-037 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

38 Reg-038 2 5 5 4 4 4 4,4 5 5 4 4 4 4,4

39 Reg-039 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

40 Reg-040 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3,4

41 Reg-041 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

42 Reg-042 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

43 Reg-043 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3,6

44 Reg-044 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

45 Reg-045 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

46 Reg-046 5 5 5 4 4 4 4,4 5 5 4 4 4 4,4

47 Reg-047 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

48 Reg-048 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

49 Reg-049 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

50 Reg-050 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

51 Reg-051 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

52 Reg-052 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

53 Reg-053 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3,8

54 Reg-054 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

55 Reg-055 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

56 Reg-056 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

57 Reg-057 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

58 Reg-058 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

59 Reg-059 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

60 Reg-060 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

61 Reg-061 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

62 Reg-062 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

63 Reg-063 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

64 Reg-064 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

65 Reg-065 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

66 Reg-066 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

67 Reg-067 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

68 Reg-068 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3,4

Page 146: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

129

No No Reg

Keluarga

Jumlah

ART

Sebelum menerima Bantuan Zakat Sesudah menerima bantuan Zakat

Sholat Puasa Zakat

Ling-

kungan

Keluarga

Ke-

bijakan

Peme-

rintah

Nilai

Spiritual

(SV)

Sholat Puasa Zakat

Ling-

kungan

Keluarga

Ke-

bijakan

Peme-

rintah

Nilai

Spiritual

(SV)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

69 Reg-069 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

70 Reg-070 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

71 Reg-071 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

72 Reg-072 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

73 Reg-073 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

74 Reg-074 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

75 Reg-075 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

76 Reg-076 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

77 Reg-077 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

78 Reg-078 7 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3,8

79 Reg-079 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

80 Reg-080 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

81 Reg-081 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3,4

82 Reg-082 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

83 Reg-083 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

84 Reg-084 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

85 Reg-085 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

86 Reg-086 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

87 Reg-087 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

88 Reg-088 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3,2

89 Reg-089 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

90 Reg-090 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

91 Reg-091 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

92 Reg-092 1 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3

93 Reg-093 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3,6

94 Reg-094 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

95 Reg-095 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

96 Reg-096 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

97 Reg-097 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

98 Reg-098 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

99 Reg-099 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

100 Reg-100 1 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4

Page 147: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

130

Lampiran 5

Data Hasil Pengukuran Indek Zakat Nasional Baznas Kota Tangerang Selatan

BAZNAS Kabupaten/Kota : Kota Tangerang Selatan

No Indikator/Variabel Ketersediaan Keterangan

1 Regulasi Zakat Tingkat

Kabupaten/Kota

Tidak ada -

2 Dukungan APBD untuk Baznas

- Dukungan APBD Tahun 2017 Ada Rp. 500.000.000,-

- Biaya Operasional Tahun 2017 Rp. 873.423.850,-

- Dukungan APBD Tahun 2018 Ada Rp. 600.000.000,-

- Biaya Operasional Tahun 2018 Rp. 1.015.423.379,-

3 Database Lembaga Zakat a. Lembaga Zakat Resmi

yang diketahui adalah

Dompet Dhuafa, IZI,

Rumah Yatim, Nurul

Hayat, GYD dan

Rumah Zakat

Baznas Kota

Tangerang Selatan

belum mengeluarkan

rekomendasi

b. Jumlah Mustahik 2512 Jiwa

c. Jumlah Muzaki

Individu

Jumlah muzaki ada,

namun muzaki yang

terdaftar telah

memiliki NPWZ

belum ada

d. Jumlah Muzaki Badan

usaha

Jumlah Muzaki Badan

usaha ada namun

muzakki badan yang

terdaftar telah

memiliki NPWZ

belum ada

e. Rumah Tangga 406.291 RT (sumber

BPS)

f. Jumlah Total Badan

Usaha

892 Badan usaha

4 Kelembagaan

1, Penghimpunan dana Zakat

- Tahun 2017 Dana yang dihimpun Rp. 4.570.958.420,-

- Tahun 2018 Dana yang dihimpun Rp. 4.301.537.795,-

2. Pegelolaan

- Memiliki Program Kerja Ada

- Memiliki Rencana Strategis Ada

- Memiliki SOP Ada

Page 148: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

131

- Memiliki ISO Tidak Ada

3. Penyaluran Dana

- Tahun 2017 Dana yang disalurkan Rp. 3.226.127.000,-

- Tahun 2018 Dana yang disalurkan Rp. 3.027.906.688,-

Penyaluran untuk Program Sosial (PS) Ada Jangka 9-12 bulanan

Penyaluran untuk Program Ekonomi (PE) Ada Jangka 3-6 bulanan

Penyaluran untuk Program Dakwah (PD) Ada Rp. 283.100.000,-

4. Pelaporan Memiliki laporan keuangan

yang teraudit

WTP tahun 2018 tanpa

publikasi

Laporan Audit Syariah tidak ada

Page 149: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

132

Lampiran 6

KUESIONER LEMBAGA BAZNAS KABUPATEN/KOTA

BAZNAS Kabupaten/Kota : Kota Tangerang Selatan

No Indikator/Variabel Ketersediaan Keterangan

1. Regulasi Daerah

Peraturan daerah tentang Zakat Ada / Tidak ada * No Perda :

Tahun :

2, Dukungan APBN untuk Baznas

- Dukungan APBD Tahun 2017 Ada / Tidak ada * Rp . ...........................

- Biaya Operasional Tahun 2017 .Rp . ...........................

- Dukungan APBD Tahun 2018 Ada / Tidak ada * Rp . ...........................

- Biaya Operasional Tahun 2018 .Rp . ...........................

3. Database Lembaga Zakat

1. Daftar Lembaga Zakat Resmi

muzakki dan mustahik

Ada / Tidak ada * LAZ

1, ..............................

2, ..............................

3, ..............................

4, ..............................

5, ..............................

2. Rasio Muzakki Individu Jumlah mustahik

yang dalam database

..................... (jiwa)

Jumlah Muzakki

individu yang

memiliki NPWZ

dalam database

..................... (jiwa)

3. Rasio Muzakki Badan Usaha Jumlah muzakki

dalam badan usaha

(memiliki NPWZ

dalam database )

..................... (Jiwa)

Jumlah rumah tangga

Kota Tangsel

..................... (RT)

Jumlah badan usaha

Kota Tangsel

..................... (badan usaha)

4. A. Kelembagaan

1. Penghimpunan dana Zakat

Page 150: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

133

No Indikator/Variabel Ketersediaan Keterangan

- Tahun 2017 Dana yang dihimpun Rp.

- Tahun 2018 Dana yang dihimpun Rp.

2. Pengelolaan

Memiliki Program Kerja ada / tidak ada *

Memiliki Rencana Strategis ada / tidak ada *

Memiliki SOP ada / tidak ada *

Memiliki ISO ada / tidak ada *

3. Penyaluran Dana

- Tahun 2017 Dana yang disalurkan Rp.

- Tahun 2018 Dana yang disalurkan Rp.

Penyaluran untuk Program Sosial

(PS)

ada / tidak ada * Jangka ,,,,, bulan

Penyaluran untuk Program

Ekonomi (PE)

ada / tidak ada * Jangka ,,,,, bulan

Penyaluran untuk Program

Dakwah (PD)

ada / tidak ada * Rp.

4. Pelaporan

Laporan keuangan ada / tidak ada * Teraudit / tidak Teraudit *

(Terpublikasi) ada / tidak ada * Hasil Audit .........................

Page 151: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

134

LAMPIRAN 7

KUESIONER

I. Pengenalan Tempat dan Data Rumah Tangga

No Variabel Keterangan

1 Propinsi : Banten

2 Kabupaten/Kota : Kota Tangerang Selatan

3 Kecamatan : ..................................

4 Kelurahan : .................................

5 RT/RW : ...............

6 Nomor Rumah : ............... NIK ...............................................

7 Alamat : .................................................

8 Nama Kepala Keluarga : ................................................

9 Jenis Kelamin Laki-laki / Perempuan *

10 Tanggal Lahir : ...../......./ Umur : ...... Tahun

11 Jumlah Anggota RT : ............

12 Pendidikan : ......

1. Tidak pernah sekolah 2. SD 3. SLTP 4.SLTA

5. Diploma III 6. D4/S1

12 Pekerjaan (kemandirian) : ........... (1/2/3/4/5)

1. Tidak Memiliki Pekerjaan

2. Memiliki Pekerjaan tapi tidak tetap

3. Hanya memiliki satu pekerjaan/usaha bisnis

4. Memiliki salah satu pekerjaan tetap atau /usaha bisnis

dan memiliki tabungan

5. Memiliki pekerjaan tetap, usaha/bisnis dan memiliki

tabungan

13 Penghasilan perbulan

(Mustahik) Sebelum

Menerima Bantuan Zakat

: 1. Bulanan Rutin Rp. ..................................

2. Bulanan Non rutin Rp. ..................................

3. Pendapatan Tambahan Rp ..................................

Total Rp. ..................................

14 Penghasilan perbulan

(Mustahik) Sesudah

Menerima Bantuan Zakat

: 1. Bulanan Rutin Rp. ..................................

2. Bulanan Non rutin Rp. ..................................

3. Pendapatan Tambahan Rp ..................................

Total Rp. ..................................

15 Memiliki Tabungan dan

Simpanan/ di Bank

: Ya/Tidak

17 Aktifitas Kegiatan

Pembinan dan

Pendampingan dari

Page 152: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

135

Baznas

a. Mengikuti kegiatan

aktifitas pembinaan

spiritual

: Ya / Tidak

b. Mengikuti bimbingan

teknis peningkatan

usaha/bisnis

Ya/ Tidak

II. Penerimaan Bantuan dari Baznas Kota Tangerang Selatan

Jenis Bantuan

Nilai Bantuan

Zakat per

Keluarga (Rp)

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Keagamaan

4. Kemanusiaan

5 Bantuan modal

6 Bina Usaha Mustahik

Page 153: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

136

Evaluasi Kegiatan Ibadah spiritual mustahik sebelum dan sesudah menerima zakat

No Variabel

Sebelum Menerima

Zakat

Sesudah Menerima

Zakat KET

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Sholat

2 Puasa

3 Zakat dan Shadqah

4 Lingkungan Keluarga

5 Kebijakan Pemerintah

No Variabel Skala likert Standard

kemiskinan

1 2 3 4 5

1 Shalat

Melarang

orang lain

shalat

Menolak

konsep shalat

Melaksanakan

shalat wajib

tidak rutin

Melaksanakan

shalat wajib rutin

tetapi tidak selalu

berjamaah

Melaksanakan

shalat wajib

rutin berjamaah

dan melakukan

shalat sunnah

Skor rata-rata

untuk keluarga

yang secara

spiritual

miskin adalah

3 (SV=3)

2 Puasa

Melarang

orang lain

Puasa

Menolak

konsep Puasa

Melaksanakan

puasa wajib

tidak penuh

Hanya

melaksanakan

puasa wajib secara

penuh

Melaksanakan

puasa wajib dan

puasa sunnah

3 Zakat dan

Infak

Melarang

orang lain

zakat dan

infak

Menolak zakat

dan infak

Tidak pernah

berinfak walau

sekali setahun

Membayar zakat

fitrah dan zakat

harta

Membayar zakat

fitrah, zakat

harta dan infak/

shadaqah

4 Lingkungan

Keluarga

Melarang

anggota

keluarga

ibadah

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

keluarga

Medukung ibadah

anggota

keluarganya

Membangun

suana keluarga

yg mendukung

ibadah secara

bersama

5 Kebijakan

Pemerintah

Melarang

setiap

keluarga

ibadah

Menolak

pelaksanaan

ibadah

Menganggap

ibadah urusan

masyarakat

Mendukung

ibadah

Menciptakan

suana kondusif

untuk ibadah

Page 154: ANALISIS KINERJA ZAKAT DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Ananda, Khairunissa Anggraeni, Zety Nasyatia, Eka Putri Rahayu, Vinna

137