ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR …€¦ · ABSTRAK . Rahmi Azizah,...

128
ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR DAKWAH SERPONG - TANGERANG SELATAN DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PERIODE 2012-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) RAHMI AZIZAH NIM: 1112046100067 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Transcript of ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR …€¦ · ABSTRAK . Rahmi Azizah,...

  • ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR DAKWAH

    SERPONG - TANGERANG SELATAN DALAM PERSPEKTIF BALANCED

    SCORECARD PERIODE 2012-2015

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    RAHMI AZIZAH

    NIM: 1112046100067

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1438 H/ 2017 M

  • LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Hari ini Selasa, 28 Februari 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:

    1. Nama : Rahmi Azizah

    2. NIM : 1112046100067

    3. Jurusan : Perbankan Syariah

    4. Judul Skripsi : Analisis Kinerja Baitul Maal Wattamwil (BMT) Mekar

    Dakwah SerpongTangerang Selatan dalam Perspektif

    Balanced Scorecard Periode 2012-2015

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

    bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi

    tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 28 Februari 2017

    PANITIA UJIAN:

    1. Ketua : A. M. Hasan Ali, M.A.

    NIP. 19751201 200501 1 005 (…..........................)

    2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.

    NIP. 19731215 200501 1 002 (..............................)

    3. Pembimbing : A. M. Hasan Ali, M.A.

    NIP. 19751201 200501 1 005 (..............................)

    4. Penguji I : Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.

    NIP. 19560712 198103 1 003 (..............................)

    5. Penguji II : Sofyan Rizal, SE, M. Si.

    NIP. 19760430 201101 1 002 (..............................)

    iii

  • ABSTRAK

    Rahmi Azizah, 1112046100067, Analisis Kinerja Baitul Maal Wattamwil (BMT)

    Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan dalam Perspektif Balanced Scorecard

    Periode 2012-2015, Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

    2012.

    Sektor keuangan memiliki peran penting dalam menstimulasi perekonomian

    nasional dan masyarakat khususnya pada masyarakat usaha mikro agar memiliki

    dasar perekonomian yang kuat. Hal ini dapat dimulai dari masyarakat menengah

    kebawah yang kemudian menjadikan lembaga keuangan mikro sebagai instrumen

    yang strategis dan efektif untuk menjangkau usaha mikro. BMT merupakan salah satu

    lembaga keuangan berbasis syariah yang diklasifikasikan merupakan lembaga

    terkecil dalam ruang lingkup lembaga keuangan syariah yang berorientasi pada

    masyarakat miskin, menengah kebawah. Namun adanya preferensi masyarakat

    terhadap permodalan pada lembaga informal seperti money lender menghambat

    perkembangan BMT.

    Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan mengevaluasi kinerja BMT

    Mekar Dakwah agar dapat berekspansi, kemudian melihat pengaruh dominan pada

    indikator kinerja berdasarkan metode balanced scorecard. Jenis data yang digunakan

    yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dan

    kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka, literatur dan

    laporan keuangan.

    Hasil penelitian menunjukkan penilaian kinerja BMT Mekar Dakwah periode

    2012-2015 menggunakan metode balanced scorecard berdasarkan kriteria nilai akhir

    skor kinerja digolongkan pada kondisi koperasi “sangat sehat”, dengan kategori „A‟

    dengan total skor 75,07. Kinerja empat perspektif menunjukkan pengaruh masing-

    masing terhadap kinerja BMT. Pada perspektif keuangan, kontribusi sebesar 50,52%

    dengan nilai 12,63. Pada perspektif pelanggan, kontribusi yang diberikan terhadap

    BMT Mekar Dakwah sebesar 77,52% dengan nilai 19,38. Perspektif Bisnis Internal

    mendominasi dengan 89,52% dengan nilai 22,38 terhadap penilaian kinerja.

    Perspektif terakhir Pembelajaran dan Pertumbuhan memiliki kontribusi sebesar

    82,80% dengan nilai 20,70.

    Kata Kunci: Kinerja, Balanced Scorecard, BMT

    Pembimbing: A. M. Hasan Ali, MA

    v

  • ABSTRACT

    The financial sector has an important role in stimulating the national economy,

    especially in the micro business in order to have a strong economic base. It can be

    started from the public medium that turns the microfinance institutions as an instrument

    of strategic and effective way to reach out to micro-enterprises. BMT is one of the

    Islamic financial institutions classified the smallest institutions within the scope of

    Islamic financial institutions are oriented to the poor, middle and lower. But the people's

    preference to capital on informal institutions such as money lenders inhibit the

    development of BMT.

    This study aims to plan and evaluate the performance of BMT Mekar Dakwah order to

    be able to expand then look at the dominant effect on the performance indicators of the

    balanced scorecard method. The type of data used are primary and secondary data. The

    primary data obtained through interviews and questionnaires, while secondary data

    obtained through the study of literature, literature and financial reports.

    The results showed the performance assessment for the period 2012-2015 BMT Mekar

    Dakwah using balanced scorecard method is based on the criteria of the final value of

    the performance score is classified at the cooperative condition "very healthy", with 'A'

    category on 75.07 score. Performance four perspectives demonstrate the influence of

    each on the performance of BMT. On the financial perspective, a contribution of 50.52%

    with a value of 12.63. At the customer's perspective, the contribution made to the BMT

    Mekar Dakwah of 77.52% with a value of 19.38. Internal Business Perspective

    dominates with 89.52% with a value of 22.38 against the performance appraisal. Last

    Learning and Growth perspective has contributed 82.80% to the value of 20.70.

    Keywords: Performance, Balanced Scorecard, BMT

    vi

  • Data Pribadi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Rahmi Azizah

    Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Mahasiswa

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Alamat : Jl. Ampera Kodiklat TNI Serpong, Tangerang Selatan

    Telepon : 085770505072

    Email : [email protected]

    Pendidikan Formal

    1. SDN Dwiguna Tahun 2000-2006

    2. MTsN 1 Tangerang Selatan Tahun 2006-2009

    3. MAN 1 Tangerang Selatan Tahun 2009-2012

    4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2017

    Pendidikan Non Formal

    1. Insan Madina (2006)

    2. Nurul Fikri, 2012

    3. Training of Professional, 2014

    4. Sharia Banking Training Centre, 2015

    Pengalaman Organisasi

    1. Himpunan Mahasiswa Prodi Muamalat FSH UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, 2013-2014

    2. Sekertaris Umum Gerakan Mahasiswa Peduli Anak Bangsa

    (GEMPA), 2013-2015

    3. Co-founder Gerakan Mahasiswa Pediat FSH Anak Bangsa

    (GEMPA), 2012

    4. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Uin Syarif Hidayatullah

    Jakarta, 2013

    vii

    mailto:[email protected]

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

    dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga

    penulis dapat meneyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS KINERJA BAITUL

    MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR DAKWAH SERPONG- TANGERANG

    SELATAN DALAM PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PERIODE 2012-

    2015” dengan baik. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini

    penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D, Dekan Fakutas Syariah dan Hukum UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. AM Hasan Ali, MA, Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing penulis. Banyak ucapan

    yang tidak bisa diungkapkan dengan kata teruntuk bapak, semoga Allah swt

    senantiasa menjaga dan memberikan rahmat.

    3. Abdur Rauf, M.A, Sekretaris Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah swt senantiasa memberi umur

    bermanfaat.

    4. Dr. Arief Mufraini, LC., Dekan Fakutas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    5. Ketua Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta, Adhitya Ginanjar, M.Si.

    viii

  • 6. Sekertaris Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta, Fitri Damayanti, M.Si.

    7. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    dengan ikhlas memberikan ilmu baik teoritis maupun ilmu kehidupan kepada

    penulis.

    8. Staf karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah berbaik hati

    memberikan referensi kepada penulis dan kemudahan dalam surat menyurat.

    9. Pak Ismail dan jajarannya di BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan.

    10. Orang tua penulis, Drs. Syukri HM. Hasan, MA dan Siti Nurhidayati, Amd.

    Kebahagiaan terbesar adalah menjadi anakmu. Semoga kita lengkap berkumpul di

    syurga-Nya.

    11. Kakak dan adik-adik penulis, Nur Syifa „Ummahat, S.Pd, Hikmatussaidah,

    Muhammad Shihab Tibyan. Seperti bunga, kalian memberi kesan indah dengan

    cara masing-masing.

    12. Amigo, gadis-gadis kesayangan. Anis Khaerunnisa, Betari Tyas Maharani, Dian

    Octaviani, Laeli Sayidah Izati, Marliana Fitriani. Makasih buat tahun-tahun

    berharga. Semoga kisah kita menjadi buku tanpa akhir, pelangi tanpa ujung, laut

    tanpa tepi (fier). Best friend ‘till Jannah.

    13. Gerakan Mahasiswa Peduli Anak Bangsa (GEMPA). Terima kasih untuk bukan

    hanya menjadi penyalur ego atau menemukan jati diri. Kita menjadi „kita‟ ketika

    bersama. Mengurangi kesombongan, mengakui kelemahan untuk dapat bersama.

    Satukan tekad, ciptakan kepedulian!

    ix

  • 14. KKN Lebah 2015. Ketua jomblo, Panji. Bestie, Anis, Tyas. Ibu-ibu komplek,

    Bidara, Devi, Tika, Nunu, Nisa, Ida. Syekh syahid. Trijel, Bogel, Miko, Dennis.

    Sodaraan yang juga tijel, Kiki, Upi. Kalian luar biasa. Kedung banyak cerita!

    15. Perbankan Syariah angkatan 2012, terkhusus PSB dan Deti Rahmani. Makasih atas

    kesan hidup yang takkan terlupa. Ucapan tersingkat, tulus.

    Jakarta, Januari 2017

    Rahmi Azizah

    x

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

    ABSTRAK .................................................................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ iii

    LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6

    C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ........................................................ 6

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

    E. Kerangka Pemikiran dan Konsep ................................................................... 8

    F. Sistematika Penulisan ................................................................................... 10

    BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 1

    A. Kinerja .......................................................................................................... 12

    1. Pengertian Kinerja.................................................................................... 12

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ............................................. 14

    xi

  • 3. Kriteria Pengukuran Kinerja .................................................................... 16

    4. Manfaat Pengukuran Kinerja ................................................................... 17

    B. Studi Terdahulu............................................................................................. 18

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 23

    A. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 23

    B. Jenis Penelitian.............................................................................................. 23

    C. Sumber Data Penelitian................................................................................. 23

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 24

    E. Penentuan Sampel ........................................................................................ 25

    F. Lokasi Objek Penelitian ................................................................................ 26

    G. Teknik Pengolah Data ................................................................................... 26

    1. Uji Validitas ............................................................................................ 27

    2. Uji Reliabilitas.......................................................................................... 27

    3. Uji Analisis Data ..................................................................................... 28

    H. Metode Penelitian ......................................................................................... 28

    1. Pengertian Balanced Scorecard ............................................................... 29

    2. Sejarah Singkat Balanced Scorecard ....................................................... 30

    3. Keunggulan Balanced Scorecard ............................................................. 31

    4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................... 34

    1. Perspektif Keuangan............................................................................ 34

    2. Perspektif Pelanggan ........................................................................... 38

    3. Perspektif Bisnis Internal .................................................................... 40

    xii

  • 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ......................................... 41

    5. Hubungan Antar Empat Perspektif ......................................................... 42

    6. Pembobotan Perspektif BSC ................................................................... 42

    7. Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan ............................... 45

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 46

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 46

    B. Analisis data dan Hasil Pembahasan ............................................................... 52

    C. Kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong Menurut Balance Scorecard............. 53

    1. Perspektif Keuangan ................................................................................... 53

    2. Perspektif Pelanggan .................................................................................. 57

    3. Perspektif Bisnis Internal ........................................................................... 60

    4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ................................................ 62

    BAB V : PENUTUP .................................................................................................. 66

    A. Kesimpulan ..................................................................................................... 66

    B. Saran................................................................................................................ 68

    Daftar Pustaka

    Lampiran

    xiii

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Tingkat kemiskinan Periode 1976-2015 ................................................... 3

    Gambar 1.2 Kerangka konsep ....................................................................................... 9

    Gambar 3.1 Model Generik dari Proporsi Nilai Pelanggan ........................................ 39

    Gambar 3.2 Hubungan Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard ....................... 42

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Mekar Dakwah Serpong ................................ 51

    xiv

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kriteria penilaian rasio likuiditas koperasi syariah ..................................... 35

    Tabel 3.2 Ukuran Rasio Modal terhadap Total Aktiva ............................................... 36

    Tabel 3.3 Ukuran Rentabilitas Aset dan Modal .......................................................... 37

    Tabel 3.4 Ukuran AETR ............................................................................................. 41

    Tabel 3.5 Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan ................................... 45

    Tabel 4.1 Uji validitas ................................................................................................. 52

    Tabel 4.2 Uji reliabilitas.............................................................................................. 53

    Tabel 4.3 Rasio Kas .................................................................................................... 54

    Tabel 4.4 Rasio modal pada aktiva ............................................................................. 55

    Tabel 4.5 Rasio rentabilitas aset.................................................................................. 56

    Tabel 4.6 Rasio rentabilitas modal .............................................................................. 57

    Tabel 4.7 Indeks atribut produk dan jasa .................................................................... 58

    Tabel 4.8 Indeks hubungan dengan mitra ................................................................... 59

    Tabel 4.9 Indeks citra dan Reputasi ............................................................................ 59

    Tabel 4.10 Rasio inovasi ............................................................................................. 60

    Tabel 4.11 Rasio operasi pelayanan ............................................................................ 61

    Tabel 4.12 Sistem informasi ....................................................................................... 63

    Tabel 4.13 Indeks motivasi karyawan......................................................................... 63

    Tabel4.14 Pengukuran Kinerja BMT Mekar Dakwah menggunakan Balanced

    Scorecard .................................................................................................................... 65

    Tabel 5.1 Tabel total skor kinerja ............................................................................... 66

    xv

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 setelah Cina, India dan

    Amerika memiliki potensi besar menjadi negara maju. Salah satu indikator negara

    maju adalah Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia

    (IPM). IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu umur panjang (hidup sehat),

    pengetahuan dan standar hidup layak1. Pada dimensi umur panjang dan pengetahuan,

    titik tolaknya terdapat pada standar hidup layak.

    Menurut Menurut Stewart (2002), terdapat 2 (dua) pendekatan utama dalam

    melihat pembangunan manusia. Pendekatan pertama menekankan pada standar

    kelayakan kebutuhan dasar atau Basic Needs atau dikenal dengan nama Basic Needs

    Approach yang menyatakan, bahwa tujuan akhir pembangunan manusia adalah

    jaminan kebutuhan dasar yang layak bagi setiap orang. Melalui pemenuhan

    kebutuhan dasar secara layak, maka setiap orang memiliki kesempatan untuk hidup

    lebih panjang dengan lebih sehat serta memiliki tingkat pengetahuan yang memadai

    dan menjadikannya lebih produktif. Sementara pendekatan kedua menekankan pada

    peningkatan kemampuan dan potensi manusia yang dipopulerkan melalui konsep

    1

    Diakses melalui https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26#subjekViewTab1|accordion-

    daftar- subjek1

    1

    http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26#subjekViewTab1|accordion-daftar-http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26#subjekViewTab1|accordion-daftar-

  • 2

    Amartya Sen mengenai kapabilitas atau kemampuan atau dikenal dengan Sen’s

    Capabilities Approach (Stewart, 2002:10).

    Penetapan standar hidup layak juga dijadikan penentu penetapan upah minimum

    agar pekerja memenuhi kebutuhan hidup hal ini diatur oleh UU No. 13 tahun 2003

    tentang Ketenagakerjaan. Meski standar kebutuhan hidup layak telah diatur

    sedemikian sistematis oleh pemerintah melalui UU No. 13 tahun 2003 menjadi salah

    satu indikator IPM yang juga menjadi dasar penetapan kemiskinan suatu negara, tetap

    saja kemiskinan di Indonesia masih mengalami perlambatan penurunan.

    Pada periode 1976–1996, Indonesia memiliki tren penurunan yang cukup

    signifikan dari kisaran 40% menjadi 11,7%. Tren penurunan ini terputus saat

    Indonesia dihantam krisis keuangan Asia tahun 1997–1998. Mulai awal tahun

    2000, tren penurunan tingkat kemiskinan mulai kembali lagi namun dengan

    penurunan yang melambat dibandingkan dengan periode pra-krisis pada

    tahun 1997–1998. Perlambatan penurunan tingkat kemiskinan ini terus

    berlanjut hingga awal dimulainya periode pemerintahan SBY-Boediono pada

    tahun 2009 seperti ditunjukan pada gambar dibawah2.

    2 Diakses melalui: http://www.tnp2k.go.id/ pada 3 Maret 2016 pukul 15.12.

    http://www.tnp2k.go.id/

  • 3

    Gambar 1.1Tingkat kemiskinan Periode 1976-2015

    Permasalahan utama dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia saat

    ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara

    merata di seluruh wilayah Indonesia, adanya disparitas pendapatan antar daerah

    menjadi bukti pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Selain itu kemiskinan juga

    merupakan sebuah hubungan sebab akibat (kausalitas melingkar)3

    yang bahkan dapat

    berdampak pula pada stabilitas suatu negara karena berbanding lurus dengan tingkat

    kriminalitas suatu negara4. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks

    membutuhkan intervensi semua pihak secara bersamaan dan terkoordinasi, maka

    penanganan yang dibutuhkan adalah penanganan yang berkelanjutan dan memiliki

    prospek jangka panjang sehingga masyarakat dapat diberdayakan, tidak hanya

    berdampak sesaat.

    3

    Widodo Wahyu, “Efektivitas Program Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan

    dalam Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sangihe (Suatu Studi di Kampung Taloarane

    Kecamatan Manganitu Kab. Sangihe)”, Jurnal (2014), h.2. 4

    Abbas, Anwar, “Modul Dasar-dasar Ekonomi Islam”, 2012, h.112.

  • 4

    Peran dunia usaha dalam masyarakat yang pada umumnya belum optimal dapat

    menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan

    kemiskinan. Hal ini dapat dijadikan solusi yang besifat sistemik dan menyeluruh.

    Maka masalah kemiskinan dapat dimulai dari mengoptimalkan dunia usaha, salah

    satunya dengan mendorong masyarakat khususnya masyarakat kecil menengah

    memiliki dan mengembangkan usaha mikro.

    Adanya ketimpangan akses terhadap modal untuk usaha mikro dari lembaga-

    lembaga keuangan formal seperti perbankan, menyebabkan pelaku usaha mikro

    bergantung pada sumber-sumber informal. Bank dan lembaga keuangan menganggap

    sektor usaha mikro memiliki potensi, tetapi bank terhalang dengan kendala prinsip

    prudent dalam penyaluran pembiayaan. Umumnya, pelaku usaha mikro unbankable

    karena tidak memiliki aset legal dan memadai untuk dijaminkan pada pihak bank5.

    Padahal meski nominalnya kecil, pembiayaan tersebut terbukti sangat membantu para

    nasabah untuk mengembangkan usahanya.

    Sektor keuangan memiliki peran penting dalam menstimulasi perekonomian

    nasional dan masyarakat khususnya pada masyarakat usaha mikro agar memiliki

    dasar perekonomian yang kuat hal ini dapat dimulai dari masyarakat menengah

    kebawah yang kemudian menjadikan lembaga keuangan mikro sebagai instrumen

    yang strategis dan efektif untuk menjangkau usaha mikro, masyarakat miskin

    5 Hidayati, Nadiah, “Realisasi Pembiayaan Mikro Syariah di KJKS BMT UGT Sidogiri Koja

    Jakarta”, Jurnal Iqtishodia Edisi Jum‟at, 24 Desember 2014, h.28.

  • 5

    dan/atau berpenghasilan rendah agar usaha yang dimiliki berkembang sehingga

    masyarakat dapat diberdayakan secara berkelanjutan.

    BMT (Baitul Maal Wattamwil) (selanjutnya disebut BMT) merupakan salah satu

    lembaga keuangan berbasis syariah yang jika di klasifikasikan merupakan lembaga

    terkecil dalam ruang lingkup lembaga keuangan syariah yang berorientasikan pada

    masyarakat miskin, menengah kebawah. Terkadang hal-hal kecil seringkali

    dipinggirkan padahal jika dirunut, hal-hal besar berawal dari hal kecil yang dilakukan

    secara sistematis, berkelanjutan, efisien dan efektif. Maka lembaga terdekat yang

    dapat „bersentuhan‟ langsung dengan masyarakat saat ini adalah BMT karena

    keberadaannya yang „merakyat‟, penyaluran modal yang dapat dilakukan secara

    professional terhadap pembiayaan mikro dan persyaratannya yang cenderung tidak

    memberatkan.

    Karena tingkat kompleksifitas yang tinggi pada usaha mikro di pasar, maka

    penelitian ini dilakukan di BMT Mekar Da‟wah yang berada dekat pasar demi

    melihat seberapa besar impact lembaga keuangan syariah terhadap ekonomi yang

    dekat dengan rakyat atau ekonomi kerakyatan khususnya pada usaha mikro di pasar

    Serpong-Tangerang Selatan.

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk membahas penelitian terkait

    “ANALISIS KINERJA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) MEKAR

    DAKWAH SERPONG- TANGERANG SELATAN DALAM PERSPEKTIF

    BALANCED SCORECARD PERIODE 2012-2015”

  • 6

    B. Identifikasi Masalah

    1. Adanya preferensi masyarakat pada money lender.

    2. Usaha Mikro yang Unbankable menyulitkan pengusaha mikro untuk mendapatkan

    modal di perbankan.

    3. Kinerja Lembaga Keuangan Syariah dalam eksistensinya pada mitra.

    C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

    1. Batasan Masalah

    Agar penelitian ini terarah pada adanya identifikasi masalah, maka penelitian ini

    diarahkan pada Analisis Kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

    berdasarkan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal

    dan perspektif pembelajaran dan petrtumbuhan berdasarkan indikator masing-

    masing perspektif. Pada periode yang diteliti yaitu pada rentang waktu 2012-2015

    agar terfokus pada permasalahan yang terbaru.

    2. Rumusan Masalah

    a. Bagaimana analisis kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

    berdasarkan perspektif dalam metode Balanced Scorecard?

    b. Mengetahui hasil kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

    berdasarkan tabel total skor kinerja?

  • 7

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Mengetahui bagaimana rancangan kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-

    Tangerang Selatan berdasarkan perspektif dalam metode Balanced Scorecard.

    b. Mengetahui hasil kinerja BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangerang Selatan

    berdasarkan tabel total skor kinerja.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Teoritis

    Bagi Akademisi

    Hasil Penelitian diharapkan mampu memberi pengetahuan terkait teori hingga

    praktik kinerja khususnya pada BMT Mekar Dakwah Serpong-Tangsel.

    Bagi Penulis

    Dalam rangka menunaikan perintah Allah SWT dan RasulNya, hasil

    penelitian juga diharapkan mampu menginterpretasikan sedikit ilmu yang

    diterima selama masa kuliah.

    b. Manfaat Praktis

    Bagi Lembaga Terkait

    Penelitian diharapkan mampu menjadi bahan acuan aktifitas pengelolaan

    BMT Mekar Dakwah.

    Bagi Pemerintah

  • 8

    Penelitian diharapkan mampu menjadi bahan tambahan evaluasi kinerja

    terkait regulasi pada lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah.

    E. Kerangka Pemikiran dan Konsep

    1. Kerangka Pemikiran

    Penelitian ini menganalisis kinerja BMT Mekar Dakwah berdasarkan empat

    perspektif dengan indikator penilaian masing-masing, yaitu perspektif keuangan

    dengan indikator rasio likuiditas dinilai dari rasio kas, rasio solvabilitas

    berdasarkan rasio modal terhadap aktiva dan rasio rentabiitas berdasarkan

    rentabilitas aset dan modal. Perspektif kedua yaitu perspektif pelanggan dengan

    indikator customer value preposition. Perspektif ketiga yaitu bisnis internal

    dengan penilaian inovasi berdasarkan NGR dan operasi pelayanan berdasarkan

    AETR. Perspektif keempat yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

    dengan indikator Tingkat pendidikan karyawan, sistem informasi lembaga dan

    motivasi karyawan. Kemudian dianalisis menggunakan tabel total skor kinerja.

  • 9

    2. Kerangka Konsep

    Gambar 1.2 Kerangka konsep

    ANALISIS KINERJA BMT BERDASARKAN METODE BALANCED

    SCORECARD

    Perspektif

    Pelanggan

    Perspektif

    Pembelajaran dan

    Pertumbuhan

    Perspektif

    Bisnis Internal

    Perspektif

    Keuangan

    INDIKATOR PENILAIAN

    Atribut produk

    dan jasa

    Hubungan

    dengan

    pelanggan

    Citra dan

    reputasi

    Tingkat

    Pendidikan

    Sistem

    Informasi

    Motivasi

    Karyawan

    Inovasi:(NGR)

    Operasi

    pelayanan :

    (AETR)

    Rasio Likuiditas:

    Rasio kas

    Rasio

    Solvabilitas:

    Rasio modal

    pada aktiva

    Rasio

    Rentabiitas:

    Rentabilitas

    aset dan ekuitas

    ANALISIS BERDASARKAN TABEL TOTAL SKOR KINERJA

  • 10

    F. Sistematika Penulisan

    BAB I : PENDAHULUAN

    Penjelasan yang erat hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab

    selanjutnya, berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

    BAB II: LANDASAN TEORI

    Menyajikan kajian kepustakaan dengan membahas tentang landasan teori yang

    relevan dan diseleksi atas dasar pertimbangan bahwa teori tersebut dapat membantu

    penulis memahami dan menafsirkan data. Kemudian bab-bab berikutnya dibahas

    review studi terdahulu yang mendeskripsikan hasil penelusuran penulis terhadap studi

    atau penelitian terdahulu yang serumpun.

    BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

    Menyajikan data penelitian berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang

    diteliti secara objektif dalam arti tidak ikut campur dengan opini dan disajikan secara

    jelas dan lengkap.

  • 11

    BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

    Analisis terhadap data penelitian yang ada, dideskripsikan guna menjawab masalah

    penelitian. dalam kasus analisis juga dilakukan interpretasi terhadap penemuan

    penelitian, modifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru. Uraian-uraian

    tersebut harus memuat jawaban yang rinci atas masalah secara proporsional dengan

    tujuan agar dapat menjelaskan masalah yang penulis teliti.

    BAB V : PENUTUP

    Kesimpulan ditarik dari uraian pembuktian yang telah ditulis dan berkaitan erat

    dengan pokok masalah yang memuat jawaban masalah berdasarkan data yang

    diperoleh. Kesimpulan harus ringkas, jelas dan tidak memuat hal-hal yang baru diluar

    masalah berdasarkan data yang diteliti namun harus konsisten antara rumusan

    masalah dengan tujuan penelitian.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kinerja

    1. Pengertian Kinerja

    Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

    dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

    sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya1. Mathis dan Jackson

    menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

    dilakukan pegawai.2

    Sedangkan menurut Rivai dan Basri, kinerja adalah hasil atau tingkat

    keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam

    melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar

    hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

    telah disepakati bersama.3

    Sedangkan Sudarmanto (2009) berpendapat bahwa kinerja merupakan catatan

    hasil yang diproduksi atau dihasilkan atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-

    1

    Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung:

    PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 67 2

    Mathis, R.L. & J.H. Jackson. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya

    Manusia. Terjemahan Dian Angelia. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 65 3

    Rivai, Vethzal & Basri, Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja

    Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.50.

    12

  • 13

    aktivitas selama periode waktu tertentu dan seperangkat perilaku yang relevan

    dengan tujuan organisasi.

    Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan kegiatan seseorang atau kelompok

    dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mencapai

    tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu4. Menurut (Stephen Robbins dalam

    Rai, 2008), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah

    dilakukan dibandingkan dengan kiteria yang telah ditetapkan bersama.

    Menurut Werther dan Davis (1996: 346), pengukuran kinerja dapat dilakukan

    dengan menggunakan sistem penilaian (rating) yang relevan. Rating tersebut harus

    mudah digunakan sesuai dengan yang akan diukur, dan mencerminkan hal-hal

    yang memang menentukan kinerja. Pengukuran kinerja juga berarti

    membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja sebenarnya

    yang terjadi. Pengukuran kinerja dapat bersifat subyektif atau obyektif. Obyektif

    berarti pengukuran kinerja dapat juga diterima, diukur oleh pihak lain selain yang

    melakukan penilaian dan bersifat kuantitatif. Sedangkan pengukuran yang bersifat

    subyektif berarti pengukuran yang berdasarkan pendapat pribadi atau standar

    pribadi orang yang melakukan penilaian dan sulit untuk diverifikasi oleh orang

    lain (Werther dan Davis dalam Venda).

    Menurut Siegal, dalam Cahyo (2009) penilaian kinerja adalah penentuan secara

    periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

    4 Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta:PT Bumi

    Aksara,2006), cet.1, h.121

  • 14

    karyawannya berdasarkan sasaran, kriteria dan standar yang telah ditetapkan

    sebelumnya. Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan

    kinerja perusahan merupakan suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam

    periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan demikian

    penilaian kinerja perusahaan adalah suatu proses atau sistem penilaian mengenai

    pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan berdasarkan standar tertentu.5

    Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai berdasarkan

    periode tertentu dan dievaluasi berdasarkan standar tertentu.

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

    Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan oleh faktor-

    faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Sistem penilaian kinerja yang efekif sebaiknya mengandung indikator kinerja,

    yaitu :

    a. Memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada perspektif

    pelanggan,

    b. Menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang

    mengesahkan pelanggan

    c. Memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang

    mempengaruhi pelanggan

    5 Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kineja Perbankan Syariah dengan Metode Balance Scorecard, h.

    172.

  • 15

    d. Menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota

    organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan.6

    Faktor lain yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan

    (ability) dan faktor motivasi (motivation)7. Menurut Keith Davis (1964:484) dalam

    Anwar prabu Mangkunegara (2011:67) dirumuskan bahwa faktor-faktor yang

    dapat mempengaruhi kinerja antara lain kemampuan dan motivasi dimana:

    Human Performance = Ability + Motivation

    a. Faktor Kemampuan (Ability = Knowledge + Skill)

    Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan

    potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + Skill). Artinya, pegawai

    yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai

    untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari,

    maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh

    karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

    keahliannya (the right man on the right place, the right man on the right job).

    b. Faktor Motivasi (Motivation = Attitude + Situation)

    Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

    situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

    pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

    6 Aida Fitria, Skripsi, Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

    Negeri Jakarta, Tahun 2014. h. 17. 7

    Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung:

    PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 67

  • 16

    Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk

    berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang

    pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental,

    fisik, tujuan dan situasi). Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu

    secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta

    mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

    Menurut A. Dale Timple yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara

    (2006:15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

    Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang.

    Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-

    tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

    Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh banyak

    indikator, baik internal maupun eksternal dimana masing-masing faktor memiliki

    subfaktor pembentuk.

    3. Kriteria Pengukuran Kinerja

    Ukuran kinerja merupakan alat ukur yang harus bersifat objektif sehingga

    diperlukan adanya kriteria yang sama. Dengan kriteria yang diharapkan

    memberikan hasil yang dapat dibandingkan secara objektif dan adil. Kriteria suatu

    ukuran kinerja menurut Armstrong dan Baron (1998: 272) seharusnya adalah:

  • 17

    a. Dikaitkan dengan tujuan strategis dan mengukur apa yang secara organisasional

    penting dan mendorong kinerja bisnis

    b. Relevan dengan sasaran dan akuntabilitas tim dan individu yang

    berkepentingan

    c. Memfokuskan pada output yang terukur dan penyelesaian tugas dan bagaimana

    tingkah laku mereka

    d. Mengindikasi data yang akan tersedia sebagai dasar pengukuran

    e. Dapat diverifikasi, dengan mengusahakan informasi yang akan menginformasi

    tingkat seberapa jauh harapan dapat dipenuhi

    f. Menjadi setepat mungkin dalam hubungan dengan maksud pengukuran dan

    ketersediaan data

    g. Mengusahakan dasar untuk umpan balik dan tindakan

    h. Bersifat komprehensif, mecakup semua aspek kinerja sehingga keluarga ukuran

    tersedia

    4. Manfaat Pengukuran Kinerja

    Menurut Mulyadi, tujuan pokok pengukuran kinerja yaitu untuk memotivasi

    karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar

    perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil

    yang dinginkan.8

    8

    Mulyadi, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, (Jakarta : Salemba Empat,

    2001), h. 416

  • 18

    B. Studi Terdahulu

    No Aspek

    Perbandingan

    Studi Terdahulu

    Rencana Skripsi

    1. Judul Penerapan Metode Balanced

    Scorecard sebagai Alat ukur

    kinerja Perusahaan (Studi: AJB

    Bumi Putera 1912 Divisi

    Syariah).9

    Analisis Kinerja BMT

    Mekar Dakwah Serpong

    dalam Perspektif

    Balanced Scorecard

    Fokus Penelitian ini mengevaluasi

    kinerja AJB Bumi Putera 1912

    yang difokuskan pada Divisi

    Syariah menggunakan empat

    perspektif

    Penelitian ini

    menganalisis kinerja

    BMT Mekar Dakwah

    Serpong dalam perspektif

    Balanced Scorecard

    Metode

    penelitian

    Metode penelitian ini

    menggunakan alat evaluasi

    kinerja, yaitu Balanced

    Scorecard.

    Pada dasarnya, penelitian

    ini tidak menggunakan

    metode yang berbeda

    karena menggunakan alat

    ukur kinerja berdasarkan

    empat perspektif yakni

    Balanced Scorecard.

    9

    Fitria, Aida, “Penerapan Metode Balanced Scorecard sebagai Alat ukur kinerja

    Perusahaan (Studi: AJB Bumi Putera 1912 Divisi Syariah)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

    Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).

  • 19

    Waktu/Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada

    tahun 2014 di AJB Bumiputera.

    Penelitian ini

    dilaksanakan pada tahun

    2016 di BMT Mekar

    Dakwah Serpong -

    Tangerang Selatan

    2. Judul Analisis Pengukuran Kinerja

    Peruahaan dengan Metode

    Balanced Scorecard (Studi

    Kasus Pada PT. Bank Jateng

    Cabang Utama Semarang)10

    Analisis Kinerja BMT

    Mekar Dakwah Serpong

    dalam Perspektif

    Balanced Scorecard.

    Fokus Penelitian ini menganalisis

    pengukuran kinerja PT Bank

    Jateng Cabang Utama Semarang

    jika diukur dengan

    menggunakan konsep Balanced

    Scorecard..

    Penelitian ini

    menganalisis kinerja

    BMT Mekar Dakwah

    Serpong.

    Metode

    Penelitian

    Metode penelitian ini

    menggunakan alat evaluasi

    kinerja, yaitu Balanced

    Penelitian ini

    menggunakan metode

    yang sama karena

    10 Laksmita, Venda Arsenia,” Analisis Pengukuran Kinerja Peruahaan dengan Metode

    Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Bank Jateng Cabang Utama Semarang)”, (Skripsi

    S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011).

  • 20

    Scorecard. menggunakan alat ukur

    kinerja berdasarkan

    empat perspektif yakni

    Balanced Scorecard.

    Waktu/Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada

    tahun 2011 di kota Semarang.

    Penelitian ini

    dilaksanakan pada tahun

    2016 di BMT Mekar

    Dakwah, Serpong -

    Tangerang Selatan.

    3. Judul Efektivitas Kinerja dengan

    Konep Balanced Scorecard

    dalam Perspektfi Pelanggan

    pada BMT al Fath IKMI di

    Tangerang Selatan11

    .

    Analisis Kinerja BMT

    Mekar Dakwah Serpong

    dalam Perspektif

    Balanced Scorecard.

    Fokus Penelitian ini berfokus pada

    efektivitas kinerja pada satu

    perspektif.

    Penelitian ini

    menganalisis kinerja

    BMT Mekar Dakwah

    Serpong dengan empat

    perspektif.

    11 Ilham, Yuliandi,”Efektivitas Kinerja dengan Konep Balanced Scorecard dalam

    Perspektfi Pelanggan pada BMT al Fath IKMI di Tangerang Selatan”, Skripsi S1 Fakultas

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).

  • 21

    Metode

    Penelitian

    Metode yang digunakan adalah

    Balanced Scorecard.

    Pada dasarnya, penelitian

    ini tidak menggunakan

    metode yang berbeda

    karena menggunakan alat

    ukur kinerja Balanced

    Scorecard.

    Waktu/Tempat Penelitian ini dilakukan di BMT

    al Fath IKMI di Tangerang

    Selatan pada tahun 2014.

    Penelitian ini

    dilaksanakan pada tahun

    2016 di BMT Mekar

    Dakwah Serpong -

    Tangerang Selatan.

    4. Judul Rancangan dan Evaluasi Kinerja

    pada PT Bank Muamalat

    Indonesia (BMI) Tbk Cabang

    Serang dengan Balanced

    Scorcard.12

    Analisis Kinerja BMT

    Mekar Dakwah Serpong

    dalam Perspektif

    Balanced Scorecard.

    Fokus Penelitian Penelitian berfokus pada

    Evaluasi kinerja dan strategi PT

    Bank Muamalat Indonesia

    (BMI) Tbk Cabang Serang.

    Penelitian ini

    menganalisis kinerja

    BMT Mekar Dakwah

    Serpong

    12

    Gustika, Ade, “Rancangan dan Evaluasi Kinerja pada PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk

    Cabang Serang dengan Balanced Scorcard”, (Jurnal Institut Pertanian Bogor (IPB), 2011)

  • 22

    Metode

    Penelitian

    Metode yang digunakan adalah

    Evaluasi berdasarkan balanced

    Scorcard.

    Pada dasarnya, penelitian

    ini tidak menggunakan

    metode yang berbeda

    karena menggunakan alat

    ukur kinerja berdasarkan

    empat perspektif yakni

    Balanced Scorecard.

    Waktu/Tempat Penelitian ini dilakukan di PT

    Bank Muamalat Indonesia

    (BMI) Tbk Cabang Serang pada

    tahun 2011.

    Penelitian ini

    dilaksanakan pada tahun

    2016 di BMT Mekar

    Dakwah Serpong -

    Tangerang Selatan.

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

    deskriptif yang menggambarkan realitas objek penelitian melalui penerjemahan

    angka yang dideskripsikan pada penjelasan sesuai dengan hasil hitung pada indikator

    yang mempengaruhi kinerja objek penelitian.

    B. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kuantitatif

    yang kemudian diinterpretasikan secara deskriptif yang untuk memberikan gambaran

    rinci dan pengaruh pada kinerja objek penelitian, baik pada faktor internal maupun

    faktor eksternal. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan terhadap kajian empiris

    untuk mengumpulkan, menganalisa dan menampilkan data dalam bentuk numerik

    daripada naratif (Robert Donmoyer dalam Given, 2008: 713). Sedangkan penelitian

    deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek

    yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best 1982:119).

    C. Sumber Data Penelitian

    Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer (primary source) dan data

    sekunder (secondary source). Adapun rincian dari sumber data yang dimaksud

    adalah:

    23

  • 24

    1. Data Primer

    Data ini berkaitan dengan objek dalam penelitian ini yaitu respon dari para

    pelanggan BMT Mekar Dakwah Serpong terhadap kinerja yang telah diberikan.

    Selain itu respon yang didapat dari hasil wawancara terbuka dengan karyawan

    setempat. Objek utama dalam penelitian ini adalah mitra dan karyawan BMT

    Mekar Dakwah Serpong.

    2. Data Sekunder

    Data ini diperoleh dari studi pustaka yaitu, pengumpulan data dengan cara

    membaca dan mempelajari buku literatur serta sumber lainnya yang relevan

    dengan penelitian ini, seperti jurnal terkait penelitian, surat kabar, majalah, artikel

    dan sumber tertulis lainnya. Pada penelitian ini, data sekunder yang digunakan

    pada laporan keuangan BMT Mekar Dakwah Serpong periode 2012-2015.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan melalui survei pada beberapa cara yaitu sumber data

    primer (kuesioner) yang disebar kepada mitra pengguna jasa BMT Mekar Dakwah

    Serpong, wawancara terhadap pengawas pelaksanaan dan tinjauan pustaka.

    Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

    mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data,

  • 25

    angket disebarkan kepada para responden1. Melalui kuesioner, informasi yang

    diperoleh memiliki reliabilitas dan validitas yang tinggi2

    Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya jawab langsung kepada

    responden. Wawancara merupakan alat yang baik untuk meneliti pendapat,

    keyakinan, motivasi perasaan dan proyeksi seseorang terhadap masa depannya3.

    Tinjauan pustaka metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur

    literatur yang relevan guna memperoleh gambaran teoritis mengenai konsep penilaian

    kinerja Balanced Scorecard. Kemudian menganalisis laporan keuangan dengan

    penentuan bobot berdasarkan penerjemahan visi dan misi BMT Mekar Dakwah

    Serpong.

    E. Penentuan Sampel

    Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik pemilihan

    sampel probabilitas, yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana (simple random

    sampling), pemilihan sampel yang memberikan kesempatan yang sama dan bersifat

    tidak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Rumus yang

    menentukan besarnya sampel yang diinginkan menggunakan rumus Slovin

    (Umar,1997), yaitu :

    =

    70.

    1 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) h,

    2 Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 182 3

    Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 83

  • 26

    Keterangan :

    n = Ukuran sampel

    N = Ukuran Populasi

    e = Persentase kelonggaran karena kesalahan pengambilan yang masih dapat

    ditolerir atau diinginkan.

    N = 1 + Ne2

    1731 = 1 + 1731 (0.1 )

    =95 Mitra. Untuk analisis perspektif pelanggan, maka mitra yang dijadikan sampel

    berjumlah 95 mitra.

    Sedangkan untuk merepresentasikan kepuasan karyawan pada sistem kinerja

    dilakukan pada seluruh karyawan bertugas, sebanyak 6 orang.

    F. Lokasi Objek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di KJKS BMT Mekar Dakwah Serpong, yang beralamat di

    Jalan Kantor Pos Giro RT/RW 01/03 Serpong.

    G. Teknik Pengolah Data

    Data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang kemudian dideskriptifkan.

    Data kuantitatif dianalisis menggunakan metode balanced scorecard, sedangkan data

    pendeskriptifan data diolah dengan bantuan SPSS versi 2.0 dengan beberapa tahap

  • 27

    pengujian. Pengujian yang pertama adalah statistik deskriptif, statistik deskriptif

    dimaksudkan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

    menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

    membuat kesimpulan yang berkalu unntuk umum4. Pengujian instrumen yang

    digunakan adalah:5

    1. Uji Validitas

    Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Suatu

    kuesioner dinyatakan sah apabila mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

    diukur oleh kuesioner tersebut. uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai

    r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel jika r dihitung >

    dari r tabel (pada taraf signifikan 5%) maka pertanyaan dinyatakan valid.

    2. Uji Reliabilitas

    Salah satu tahap dalam penelitian ini adalah perancangan instrumen pengukuran

    yang dilengkapi dengan uji reliabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur suatu

    kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

    dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

    konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).

    4 Sugiyono, Metde Penelitian Kualitatif, kuantitatif dan R&D, (Jakarta, CV. Alphabeta, 2009), h.

    147. 5

    Fitria, Aida, Penetapan Metode Balance Scorecard sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan,

    Skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum (Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta,

    2014), h.147.

  • 28

    Pengukuran reliabilitas menggunakan metode one shot (pengukuran sekali saja)

    dengan uji statistik cronbach’s alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu

    variabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

    cronbach’s alpha >0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2006).

    3. Uji Analisis Data

    Analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah dan

    karyawan yang dapat diukur dengan menggunakan uji analisis faktor. Analisis

    faktor merupakan salah satu metode reduksi data yang bertujuan

    menyederhanakan sekumpulan data yang saling berkorelasi menjadi kelompok –

    kelompok variabel lebih kecil (faktor) agar dapat dianalisis dengan mudah.

    Selanjutnya nilai rata – rata tersebut diberikan skor bobot nilai mengacu pada skala

    likert. Skala likert adalah penilaian pernyataan seseorang terhadap sesuatu dengan

    lima tingkat jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), Netral (N),

    setuju (S), sangat setuju (SS), dengan skor nilai secara berurutan satu (1) sampai

    dengan lima (5) (Mas‟ud dalam Zudia,2010).

    H. Metode Penelitian

    Metode penelitian ini menggunakan metode evaluasi standar Balanced Scorecard

    dengan penjelasan kualitatif yang menjelaskan data kuantitatif. Balanced Scorecard

    adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara

  • 29

    keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap

    keberhasilan.

    1. Pengertian Balanced Scorecard

    Balanced Scorecard (selanjutnya akan disingkat BSC) berasal dari dua kata

    yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang)

    berarti adanya keseimbangan antara performa keuangan dan non-keuangan,

    performa jangka pendek dan performa jangka panjang, antara performa yang

    bersifat internal dan performa yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu

    skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performa seseorang. Kartu

    skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan

    oleh seseorang di masa depan.

    BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan

    visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan yang juga menjadi

    salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan

    dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.

    Dari definisi tersebut, pengertian sederhana dari Balanced Scorecard adalah

    kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan

    keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan

    jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal.

  • 30

    2. Sejarah Singkat Balanced Scorecard

    Konsep Balanced Scorecard (selanjutnya akan disingkat BSC) adalah

    pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert Kaplan

    (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990.6

    Awalnya Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang

    kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek

    keuangan.Selanjutnya, Balanced Scorecard mengalami perkembangan pada

    implementasinya, tidak hanya sebagai alat ukur kinerja eksekutif.7

    Kemudian pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riset kantor akuntan

    publik KPMG, mensponsori study tentang “Mengukur Kinerja Organisasi Masa

    Depan” (Kaplan and Norton ,1996: vii). Studi ini didorong oleh kesadaran bahwa

    pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua perusahaan

    untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. Balanced scorecard

    digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja

    keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka

    panjang.

    6 Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.3. 7

    Mulyadi, Balanced Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipat ganda kinerja keuangan, h.2

  • 31

    Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif

    masa depan, diperlukan ukuran yang komprehensif yang mencakup empat

    perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan

    pertumbuhan. Ukuran ini disebut dengan balanced scorecard. Berdasarkan

    pendekatan balanced scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh eksekutif

    harus merupakan akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan

    pelanggan, pelaksanaan proses bisnis internal yang produktif proses bisnis

    internal, pembelajaran dan pertumbuhan membangun personel yang produktif dan

    berkomitmen.

    3. Keunggulan Balanced Scorecard

    Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard (Selanjutnya disingkat BSC)

    dalam sistem perencanaan strategis (Mulyadi, 2001) adalah mampu menghasilkan

    rencana strategis, yang memiliki karakteristik yaitu komprehensif, koheren,

    seimbang dan terukur.

    BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi

    manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja

    organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-

    hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah

    pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi.

    BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi

  • 32

    kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu pada keuangan, pelanggan,

    proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

    Menurut Suwardi, pengukuran kinerja dengan balance scorecard mempunyai

    beberapa kelebihan8, yaitu :

    a. Strategik. Balanced scorecard tidak hanya menuntut personel untuk

    merumuskan sasaran yang bersifat strategik dalam tahap perencanaan strategik,

    tetapi juga untuk mencari inisiatif-inisiatif strategik dalam mewujudkan sasaran

    strategik yang telah ditetapkan.

    b. Komprehensif. Balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak

    hanya pada aspek kuantitatif saja, tetapi juga pada aspek kualitatif. Aspek

    finansial dilengkapi dengan aspek pelanggan, inovasi dan pertumbuhan

    merupakan fokus pengukuran integral. Keempat perspektif ini menyediakan

    keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba pada pengukuran

    internal seperti produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan trade off yang

    dilakukan oleh manajer terhadap ukuran tersebut untuk mendorong manajer

    untuk mencapai tujuan perusahaan.

    c. Koheren. Didalam menghasilkan perencanaan strategik diantara berbagai

    sasaran diperlukannya suatu personel untuk membangun hubungan sebab akibat

    (casual relationship). Koheren berarti adanya hubungan sebab akibat antara

    8

    Suwardi Luis dan Prima A. Bromo, Step by Step in Casading Balanced Scorecard,

    (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) h.48.

  • 33

    keluaran yang dihasilkan sistem perumusan straegik dengan keluaran sistem

    perencanaan strategik. Sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem

    perencanaan strategik merupakan penerjemahan visi, tujuan dan strategi yang

    dihasilkan perumusan strategik.

    d. Seimbang. Seimbang berarti adanya keseimbangan pemusatan antara interen

    dan ekstern, pemusatan proses dan orang yakni pemusatan yang seimbang

    diantara keempat perspektif.

    e. Terukur. Balanced scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang tidak

    mudah diukur: pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan

    pertumbuhan dengan menentukan ukuranmya agar dapat dikelola sehingga

    dapat diwujudkan. Hasil dari perencanaan strategik berupa ketrukuran sasaran

    strategik memungkinkan ketercapaian berbagai sasaran strategik dari

    perencanaan sistem tersebut.9

    Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik

    menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategic yang dihasilkan oleh sistem

    tersebut. Semangat untuk menentukan ukuran dan untuk mengukur berbagai

    sasaran strategik di keempat perspektif tersebut dilandasi oleh keyakinan:

    If we can measure it, we can manage it.

    If we can manage it, we can achieve it.

    9 Mulyadi, Balanced Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda

    kinerja keuangan,h.18-24

  • 34

    4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

    Operasional variabel adalah melekatkan pada arti variabel dengan cara

    menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mengukur variabel

    itu. Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala

    dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian dapat

    dilakukan secara benar, sesuai dengan penelitian. Operasional variabel dalam

    penelitian ini meliputi variabel yang berkaitan dengan balanced scorecard.

    Balanced scorecard menyeimbangkan faktor keuangan dengan non keuangan,

    hasil yang didapatkan dengan alasan mengapa hasil didapatkan, jangka pendek

    dengan jangka panjang, faktor external dengan faktor internal menggunakan empat

    perspektif, yaitu :

    a. Perspektif Keuangan

    Pengukuran kinerja melalui perspektif keuangan dapat dilihat dari siklus

    bisnis perusahaan dengan skala rasio. Rasio yang dipakai dalam penelitian ini

    yaitu dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.

    Cara penghitungan pada perspektif keuangan ini juga mengacu pada

    Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengaah Republik

    Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian

    Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dan

    Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengaah Republik

  • 35

    Indonesia Nomor : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian

    Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah.

    1) Rasio Likuiditas

    Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

    kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

    perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

    Pengukuran yang dilakukan yaitu dengan Rasio Kas.

    Rasio Kas dinilai representatif karena variabel kas+bank merupakan alat

    likuid yang segera dapat digunakan,10

    maka rasio kas (current ratio)

    bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat

    melunasi hutang jangka pendeknya.11

    Kas + Bank = Kewajiban Lancar

    × 100%

    Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Rasio Likuiditas Koperasi Syariah

    Prosentase Rasio Kriteria

    56 Tidak Likuid

    (14-20) dan (46-56) Kurang Likuid

    (21-25) dan (35-45) Cukup Likuid

    26-34 Likuid

    Sumber: Peraturan Menteri KUKM NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

    10

    Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pedoman Penilaian

    Kesehatan KJKS dan UJKS Koperasi, (Jakarta: Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

    Menengah, 2007), h. 26 11

    Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard,

    h.184.

  • 36

    2) Rasio Solvabilitas

    Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuuhi

    kewajiban keuangannya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi.

    Rasio modal pada aktiva dinilai dapat merepresentasikan kekayaan KJKS

    atau UJKS Koperasi yang dapat mendatangkan penghasilan.12

    Rumusnya

    adalah:

    Rasio Modal pada Aktiva

    Modal Sendiri = Total Aktiva

    × 100%

    Tabel 3.2 Ukuran Rasio Modal terhadap Total Aktiva

    Prosentase Rasio Kriteria

    < 0 Sangat Rendah

    0 < < 5 Rendah

    5 < < 10 Cukup

    10 < < 15 Baik

    15 < < 20 Sangat Baik

    Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008

    12 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pedoman Penilaian Kesehatan

    KJKS dan UJKS Koperasi, h. 4

  • 37

    3) Rasio Rentabilitas

    Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba/keuntungan.

    Rasio rentabilitas dinilai representatif karena rentabilitas merupakan

    kemampuan Koperasi Simpan Pinjam untuk memperoleh sisa hasil usaha

    dan atau kemampuan Unit Simpan Pinjam koperasi untuk memperoleh hasil

    usaha.13

    Rumusnya:

    a) Rentabilitas Aset

    Rentabilitas aset merepresentasikan kemampuan KJKS atau UJKS

    menghasilkan pada tingkat aset tertentu.

    b) Rentabilitas Modal

    SHU sebelum pajak = Total Aktiva

    × 100%

    Rentabilitas modal merepresentasikan kemampuan KJKS atau UJKS

    menghasilkan pada tingkat modal tertentu.

    SHU bagian anggota = Total modal sendiri

    × 100%

    Tabel 3.3 Ukuran Rentabilitas Aset dan Modal

    Prosentase Rasio Kriteria

    < 5% Rendah

    5% - 7,5% Kurang

    13 13

    Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pedoman Penilaian

    Kesehatan KJKS dan UJKS Koperasi, h. 5

  • 38

    7,5% - 10% Cukup

    > 10% Tinggi

    Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008

    b. Perspektif Pelanggan

    Perspektif pelanggan dalam balanced scorecard merupakan suatu indikator

    pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki, yang telah diidentifikasikan

    oleh perusahaan. Segmen pasar adalah sumber pendorongpenghasilan tujuan

    finansial perusahaan. Suatu pernyataan manajemen terkini adalah pentingnya

    costumer focus dan costumer satisfaction. Sehingga, apabila servis perusahaan

    tidak memuaskan para pelanggan, maka mereka akan mencari produsen lain

    yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini

    akan dapat menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini

    kinerja keuangan perusahaan terlihat baik.

    Nilai dari sebuah produk harus ditentukan dan ditonjolkan yang dominan.

    Atribut – atribut yang membentuk proporsi nilai adalah atribut produk atau jasa

    (product or service attribute), hubungan pelanggan (customer relationship) dan

    cita dan reputasi (image and reputation). Adapun proposisi nilai pelanggan

    tersusun dari tiga macam atribut yang dikategorikan sebagai berikut:

    a) Product/Service Attributes (atribut produk dan jasa). Meliputi fungsi dari

    produk atau jasa, harga, dan kualitas. Costumer memiliki kecenderungan

    yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Perusahaan harus dapat

  • 39

    c. Perspektif Bisnis Internal

    mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang

    ditawarkan;

    b) Costumer Relationship (hubungan pelanggan). Hubungan pelanggan

    berhubungan dengan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan

    yang meliputi dimensi waktu pesan dan penyerahan, serta bagaimana

    perasaan pelanggan setelah membeli produk atau jasa dari perusahaan;

    c) Image and Reputation (citra dan reputasi). Menggambarkan faktor-faktor

    intangible yang menarik pelanggan untuk terus berhubungan dengan

    perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan

    dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.

    Gambar 3.1

    Model Generik dari Proporsi Nilai Pelanggan14

    Nilai = Atribut Produk

    dan Jasa

    + Citra + Hubungan dengan

    Pelanggan

    Fungsionalis Mutu Harga Waktu

    14 Venda Arsenia Laksmita, ”Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode

    Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT. Bank Jateng Cabang Utama Semarang),” (Skripsi S1

    Fakultas Ekonomi, Universitas Diponedoro Semarang , 2011), h.25, dalam Kaplan dan Norton,

    2000.

  • 40

    c. Perspektif Bisnis Internal

    Dalam perspektif bisnis internal, pengukuran kinerja yang dilakukan dilihat

    dari:

    1) Inovasi, dimaksudkan untuk melihat bagaimana perusahaan melakukan

    inovasi terhadap produk dan jasa yang dilakukan untuk memuaskan

    konsumen. NGR dinilai dapat merepresentasikan inovasi karena NGR

    mengukur peningkatan jaringan unit kerja dengan cara membandingkan

    peningkatan jaringan unit kerja terhadap total unit kerja pada periode

    tertentu, maka semakin meningkat rasio NGR (Network Growth Ratio) maka

    semakin baik. Rumus yang digunakan yaitu :

    NGR ( ) =

    Delta Unit Kerja

    Total Unit Kerja × 100%

    2) Operasi Pelayanan merupakan proses menghasilkan dan mendistribusikan

    produk atau jasa kepada pelanggan. Untuk mengukur seberapa besar tingkat

    kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabah. Pengukuran dapat

    dilakukan dengan menggunakan rasio Administrative Expense to Total

    Revenue (AETR) yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas

    serta ketepatan waktu proses atas transaksi yang dilakukan. AETR dinilai

    representatif karena menunjukkan pengendalian biaya administrasi terhadap

    tingkat pelayanan. 15

    Rumus yang digunakan adalah:

    15 Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard, h.105.

  • 41

    AETR =

    Biaya Administrasi Total Pendapatan × 100%

    Tabel 3.4 Ukuran AETR16

    Prosentase Rasio Skor

    > 12% 0

    10% - 12% 80

    8,5% - 10% 100

    < 8,5% 90

    d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Perspektif ini mengukur kinerja dari sisi sumber daya manusia yang dimiliki

    BMT. Pengukuran dilakukan dengan melihat indeks pada hasil kuesioner,

    meliputi :

    1) Tingkat Pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan

    karyawan yang berhubungan dengan kepuasan karyawan dalam bekerja.

    2) Sistem Informasi, hal ini dilihat dari bagaimana kemudahan sistem informasi

    di perusahaan. Peningkatan kualitas karyawan dan produktivitas karyawan

    juga dipengaruhi oleh akses terhadap sistem informasi yang dimiliki oleh

    perusahaan.

    3) Motivasi Karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap

    perusahaan.

    16 Rangkuti, Freddy, SWOT Balanced Scorecard, h.105.

  • 42

    5. Hubungan Antar Empat Perspektif

    Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif menjadi satu kesatuan yang

    tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator

    pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab

    akibat.

    Gambar 3.2

    Hubungan Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard17

    6. Pembobotan Perspektif BSC

    Pada sub bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa kelebihan metode balanced

    scorecard adalah komprehensif, artinya tidak hanya dilihat pada satu aspek. Maka

    agar seimbang, sebelum dilakukan pengukuran sebaiknya dilakukan pemberian

    17 Venda Arsenia Laksmita, ”Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced

    Scorecard (Studi Kasus pada PT. Bank Jateng Cabang Utama Semarang),” (Skripsi S1 Fakultas

    Ekonomi, Universitas Diponedoro Semarang , 2011), h.25, dalam Kaplan dan Norton, 2000, h. 28.

  • 43

    bobot terlebih dahulu. Pemberian bobot dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

    pengaruh indikator masing masing perspektif.

    Besarnya nilai pembobotan menentukan skor akhir pengukuran kinerja karena

    hasil pembobotan akan dikalikan dengan pencapaian kinerja. Target yang

    ditetapkan pada keempat perspektif adalah sama karena memiliki pengaruh yang

    sama maka bobot yang diberikan sebesar 25% pada tiap indikator. Namun

    pembobotan berbeda diukur pada tiap indikator perspektif.

    Bobot maksimal masing masing indikator dilihat pada masing-masing pedoman

    yang tertera pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

    Menengaah Republik Indonesia Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang

    Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

    Koperasi dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengaah

    Republik Indonesia Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman

    Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan

    Syariah Koperasi dan standar ketentuan Bank Indonesia.

    Pada perspektif keuangan, sasaran strategis dilihat dari tiga rasio yaitu rasio

    likuiditas yang bertujuan untuk pemenuhan kewajiban segera dengan ukuran hasil

    pencapaian pada rasio kas ber bobot 25%, rasio solvabilitas yang direpresentasikan

    oleh rasio modal terhadap total aktiva sebagai ukuran hasil dengan bobot 25%,

    bertujuan bagi pemenuhan kewajiban saat perusahaan dilikuidasi. Rasio terakhir

    yaitu rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan BMT memperoleh laba yang

  • 44

    direpresentasikan oleh rentabilitas aset dan rentabilitas modal sebagai ukuran hasil

    berbobot 50% karena BMT merupakan lembaga nirlaba.

    Pada perspektif pelanggan di representasikan oleh atribut produk dan jasa, hubungan

    dengan pelanggan kemudian citra dan reputasi yang diukur oleh indeks data primer

    (kuesioner) dengan jumlah keseluruhan pertanyaan sebanyak 12 butir menggunakan

    skala likert dengan bobot maksimal sebesar 5,00. Perspektif bisnis internal dibagi

    oleh dua sasaran strategik dengan bobot yang sama yaitu 50% inovasi dan

    operasional pelayanan karena memiliki pengaruh yang sama. Perspektif terakhir

    dilihat dari pembelajaran dann pertumbuhan BMT yang ditinjau dari tiga sasaran

    stratejik yaitu tingkat pendidikan dengan bobot 35%, sistem informasi 30% dan

    motivasi karyawan 35%. Tingkat pendidikan dan motivasi karyawan memiliki bobot

    yang lebih tinggi karena visi BMT mengedepankan sumber daya yang solid. Teknik

    pengukuran yang menggunakan indeks dari kuesioner. Bobot maksimal sekaligus

    target yang digunakan adalah 5,00. Tabel berikut merepresentasi secara lugas:

  • 45

    7. Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan

    Tabel 3.5 Pembobotan Perspektif BSC dan Target Penetapan

    Sasaran Strategik dan

    Target

    Ukuran Strategik Bobot

    (%)

    Target Ukuran Hasil

    (Lag Indicator)

    Ukuran Pendorong

    (Lead Indicator)

    Per

    spek

    tif

    Keu

    an

    ga

    n

    (25

    %)

    Rasio

    Likuiditas

    (25%)

    Rasio Kas

    Pemenuhan kewajiban

    segera

    100

    34%

    Rasio

    Solvabilitas

    (25%)

    Rasio Modal terhadap

    Aktiva

    Pemenuhan kewajiban

    saat perusahaan

    dilikuidasi

    100

    20%

    Rasio

    Rentabilitas

    (50%)

    Rentabilitas Aset

    Kemampuan

    memperoleh laba

    50

    >10% Rentabilitas Ekuitas

    50

    Per

    spek

    tif

    Pel

    an

    gg

    an

    (25%

    )

    Customer

    value

    proposition

    (100%)

    Atribut produk dan jasa

    Cara menghasilkan

    tujuan finansial

    30

    5,00 Hubungan dengan

    pelanggan

    40

    Citra dan reputasi

    30

    Per

    spek

    tif

    Bis

    nis

    Inte

    rnal

    (25

    %)

    Inovasi

    (50%)

    NGR

    Kepuasan konsumen

    100

    2,28%

    Operasi

    Pelayanan

    (50%)

    AETR

    Pendistribusian

    produk dan jasa

    100

    8,5% -

    10%

    Per

    spek

    tif

    Pem

    bel

    aja

    ra

    n

    Per

    tum

    bu

    han

    (2

    5%

    ) Tingkat

    Pendidikan

    (35%)

    Indeks tingkat pendidikan

    Kepuasan karyawan

    dalam bekerja

    100

    100%

    Sistem

    Informasi

    (30%)

    Indeks sistem informasi

    Kemudahan sistem

    informasi

    100

    5,00 Motivasi

    Karyawan

    (35%)

    Indeks motivasi

    karyawan

    Semangat dalam

    bekerja

    100

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian

    1. Sejarah Berdiri BMT Mekar Dakwah

    Objek penelitian yang diangkat ialah BMT Mekar Dakwah Serpong. BMT

    Mekar Dakwah Serpong yang merupakan cabang dari BMT Taruna Al- Qur‟an

    Yogyakarta (BMT Jogjatama, red) didirikan pada tanggal 26 Februari 2004

    dengan No. Akta Pendirian 518/7/BH/Dis/KUK. Manajemen Taruna Yogyakarta

    mengalami kendala cukup berat yang menyebabkan bulan Juni 2004 penanganan

    BMT Mekar Dakwah terpisah dari BMT Taruna Al-Qur‟an Yogyakarta sebagai

    induk, sehingga diambil alih sebuah komunitas yang peduli syariah di Jakarta.

    Pembenahan manajemen itu dilaksanakan oleh Tim Counterpart hingga

    mengalami perkembangan yang positif sehingga cukup layak dianggap sebuah

    lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah. Meskipun kondisi baik dari

    eksternal maupun internal BMT Mekar Dakwah mengalami pasang surut tetapi

    kinerja operasional membaik walau sering terjadi pergantian pengurus, pengelola

    dan lokasi usaha. Pergantian tersebut mulai terbentuk tim kinerja BMT yang solid

    menginjak tahun 2008. Pemulihan keadaan yang semakin solid terlihat pada

    tahun 2009. Kinerja dari BMT baik di Baitul Maal tertata rapi dan pada sisi Baitul

    Tamwil menunjukan peranannya. BMT Mekar Dakwah Serpong semakin diakui

    serta dipercaya, bahkan menjadi lembaga yang mendapat tempat sendiri. Fungsi

    46

  • 47

    BMT dalam pemberdayaan ekonomi umat dari sosial dan bisnis, BMT

    Mekar Dakwah Serpong berkembang dengan adanya program-program

    kemaslahatan umat, didukung oleh lembaga-lembaga yang bersinergi dengan

    BMT, baik lembaga keuangan pendidikan, sosial, pemerintah, dan lainnya.

    2. Visi, Misi dan Tujuan

    a. Visi

    Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang handal karena

    kualitas pelayanan dan kinerja operasional, dalam pengembangan dan

    pemberdayaan sumber dayanya hingga berkesinambungan dan selalu berusaha

    sesuai prinsip syariah.

    b. Misi

    1) Meningkatkan taraf hidup dan kemampuan, baik sosial maupun ekonomi

    masyarakat melalui muamalah sesuai syariah.

    2) Meningkatkan baik kuantitas, maupun kualitas pelayanan dan kinerja

    operasional dalam bermuamalah.

    3) Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai

    pihak, baik di Serpong Tangerang Selatan, hingga skala nasional.

    4) Usaha yang memiliki keunggulan kompetitif, accountable, serta terpercaya

    dalam bermuamalah dan tetap dalam koridor yang sesuai dengan prinsip

    syariah,

    5) Mewujudkan lembaga yang ideal bagi pengembangan diri dan pembentukan

  • 48

    sumber daya yang selalu konsisten dalam menerapkan kinerjanya sesuai

    dengan prinsip syariah.

    c. Tujuan

    Membentuk sumber daya yang berkemampuan, berwawasan, dan

    professional didalam menerapkan muamalah yang sesuai dengan prinsip syariah.

    Meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas dalam penerapan usaha demi

    kemaslahatan bersama.

    3. Filosofi, Prinsip, dan Fungsi BMT Mekar Dakwah

    a. Filosofi BMT Mekar Dakwah

    1) Kepedulian, terhadap kondisi yang terjadi baik simpati maupun empati.

    2) Membantu/Menolong, baik materi atau non materi sesuai kemampuan.

    3) Pembinaan, dalam hal ruhiah maupun jasmaniah dalam bermuamalah.

    4) Pengawasan, atau menjaga sumber daya agar tetap sesuai syariah.

    5) Pemberdayaan, baik ekonomi dan sosial didalam penerapan

    kinerjanya/bermuamalah tetap sesuai dengan prinsip syariah.

    b. Prinsip BMT Mekar Dakwah

    1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam melaksanakan segala

    kegiatan muamalah agar tetap susuai prinsip-prinsip syariah.

    2) Keterpaduan dalam segala yang berhubungan dengan muamalah baik dari

    nilai-nilai spiritual, moral, etika, sikap, pengetahuan dan lainnya.

    3) Kekeluargaan, yakni lebih mementingkan kepentingan bersama dan serta

  • 49

    kebersamaan, dalam satu kesatuan visi, misi dan tujuan BMT. Kemandirian

    yang tidak terpengaruh oleh kepentingan pihak tertentu.

    4) Profesionalisme dalam bekerja yang selalu dilandasi keimanan dalam

    bermuamalah dalam menjadikan sifat rasulullah SAW sebagai tauladan.

    5) Istiqomah dalam bekerja dan selalu berusaha sesuai prinsip syariah.

    6) Silaturahmi dengan berbagai pihak/jaringan kerja selalu dijaga.

    c. Fungsi BMT Mekar Dakwah

    1) Fungsi sosial, yakni BMT sebagai institusi dakwah yang memiliki

    kepedulian tinggi hingga kualitas spiritual dan moral meningkat.

    2) Fungsi ekonomis, yakni BMT sebagai perantara manajemen dan keuangan

    berbagai pihak demi kemaslahatan bersama.

    3) Fungsi Ilmu Pengetahuan, yakni BMT jadi tempat pengembangan sumber

    daya insani khususnya dalam muamalah sesuai syariah.

    4) Fungsi pengembangan, yakni BMT motivator, pengaruh dan juga

    pengembangan potensi sosial dan ekonomi masyarakat.

    4. Target, Motto, dan Jargon BMT Mekar Dakwah

    a. Target/Sasaran BMT Mekar Dakwah

    1) Letak lokasi usaha meliputi: lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga

    pendidikan dan lembaga usaha.

    2) Pelaku usaha meliputi: perorangan, kelompok/komunitas serta badan usaha

    dari mikro hingga menengah khususnya dan bila dimungkinkan makro,

  • 50

    baik formal maupun non formal.

    3) Alokasi/Jenis usaha meliputi: produktif dan konsumtif.

    4) Sektor usaha meliputi: bidang jasa, perdagangan, industri kecil dan

    menengah, konsumtif dan lain-lain.

    5) Bentuk usaha meliputi: dana kebajikan, dana talangan/bantuan, kemitraan

    dan pemberdayaan.

    6) Jangka waktu meliputi: jangka pendek, menengah dan panjang.

    7) Wilayah usaha meliputi: Kecamatan Serpong khususnya hingga Kabupaten

    Tangerang bahkan hingga skala nasional.

    b. Motto BMT Mekar Dakwah

    Motto BMT Mekar Dakwah yaitu: “Jujur Bermitra, Profesional Bekerja”

    c. Jargon BMT Mekar Dakwah

    Jargon BMT Mekar Dakwah yaitu: “Mekar Raih Prestasi, Bismillah!!!”

    5. Identitas Lembaga

    Nama : BMT Mekar Dakwah

    Tanggal Berdiri : 12 Februari 2004

    Akta Pendirian : 01/KUS-SMD/II/2004

    Badan Hukum : 518/7/BH/DISKUK/2004

    Domisili : 50