ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT...

118
i ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN NILAI ISLAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Aulia Dara Oktaviani NIM: 1112086000008 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Transcript of ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT...

Page 1: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

i

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL

WAT TAMWIL (BMT) DENGAN MENGGUNAKAN DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN NILAI ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Aulia Dara Oktaviani

NIM: 1112086000008

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

i

Page 3: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

ii

Page 4: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

iii

Page 5: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aulia Dara Oktaviani

NIM : 1112086000008

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu

mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan

sumber asli atau tanpa izin pemilikkarya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung

jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata

memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini,

maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 Desember 2017

Aulia Dara Oktaviani

NIM. 1112086000008

Page 6: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Aulia Dara Oktaviani

2. Nama Panggilan : Dara

3. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 04 Oktober 1994

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jl. Abdul Wahab No.52, Sawangan

Kota Depok

6. Status : Belum Menikah

7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Telepon : 081288393924

9. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK (1999-2000) : TK Ketilang Ciputat

2. SD (2000-2006) : SDN 01 Sawangan

3. SMP (2006-2009) : MTs. Islamiyah Yadair

4. SMA (2009-2012) : SMA AL-Hasra

5. S1 (2012-2017) : Universitas Syarif Hidayatullah

Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Marjuki Djoebair

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 29 September 1961

Pekerjaan : Karyawan

2. Ibu : Mulyati

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Desember 1963

Pekerjaan : Karyawati

Page 7: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan efektifitas

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dengan metode Data Envelopment Analysis

(DEA) dan Nilai Islam selama periode 2014 sampai dengan 2016. Studi kasus

yang menjadi objek penelitian ini yaitu 3 Baitul Maal wat Tamwil Munawarah,

Baitul Maal wat Tamwil Mekar Da’wah dan Baitul Maal wat Tamwil UMJ

dengan metode pemilihan sampel yang dipilih dalam penelititan ini adalah

purposive sampling. Data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan yang

diterbitkan masing-masing BMT. Pengukuran tingkat efektifitas dalam penelitian

ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis dan Nilai Islam dengan

variabel input yang terdiri dari hak pihak ketiga, beban tenaga kerja, sedangkan

untuk variabel outputnya terdiri dari pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan

operasional lainnya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat efisiensi BMT Selama

periode penelitian yaitu 2014 – 2016 dengan metode Data Envelopment Analysis

(DEA) mengalami fluktuasi. Pada hasil analisis tingkat efektifitas dengan Nilai

Islam didapatkan hasil bahwa Nilai Islam mempengaruhi tingkat efektifitas BMT,

dengan tingkat efektifitas paling baik adalah BMT Munawarah.

Kata kunci : Efisiensi, Efektifitas, Baitul Maal Wa Tamwil Data Envelopment

Analysis (DEA), Nilai Islam

Page 8: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

vii

ABSTRACT

This study aims to analyze the level of efficiency and effectiveness of Baitul

Maal Wa Tamwil (BMT) with Data Envelopment Analysis (DEA) and Islamic

Value during 2014 to 2016. Case study which became the object of this research

is 3 Baitul Maal wat Tamwil Munawarah, Baitul Maal wat Tamwil Mekar

Da’wah and Baitul Maal wat Tamwil UMJ with sample selection method chosen

in this research is purposive sampling. Secondary data is sourced from the

financial statements of every issue of Baitul maal wa tamwil. Measurement of

effectiveness level in this research using Data Envelopment Analysis and Islamic

Value with input variable consisting of third party rights, workload, while for

variable of output consist of fund management revenue and other operating

income.

The results of this study indicate that the efficiency level of BMT During the

study period 2014 - 2016 with the method of fluctuation Analysis of Envelopment

Analysis Data (DEA). In the results of effectiveness analysis with Islamic Values

obtained the result that the value of Islamic influence Effectiveness BMT, with the

best level of effectiveness is BMT Munawarah.

Keywords: Efficiency, Effectiveness, Data Envelopment Analysis (DEA), Islamic

Value, Baitul Maal Wa Tamwil

Page 9: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL

WAT TAMWIL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

DAN NILAI ISLAM” ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu

tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya

dalam hidup penulis berupa cahaya Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.Walaupun waktu, tenaga dan pikiran

telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki,

demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan,

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang

menjadikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya, Ibu Siti dan Ayah Juki terima kasih untuk semua

kesabaran, keperdulian dan nasehat kecil sebagai dorongan saya agar

menyelesaikan skripsinya secepatnya. Semoga Allah masih

memberikan banyak waktu untuk saya membalas kasih sayang kalian.

3. Kepada tante saya tersayang, Aan Hanjani yang selalu menyemangati,

yang tidak putus mendoakan keponakanya untuk selalu bersabar dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada The Only Exception Ahmad Danu Nurakbar, yang selalu setia

menemani dalam susah dan senangku, selalu sabar dengan sikap dan

sifatku, menjadi tempat berbagi saling bertukar pikiran, masih hadir

hingga saat ini dan masih tetap jadi orang yang istimewa

Page 10: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

ix

5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA., AK., CA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

6. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Syariah, dan Ibu RR. Tini Anggraeni, ST, M.Siselaku Sekretaris

Jurusan Ekonomi Syariah yang telah tulus danikhlas memberikan

layanan kepada penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Bapak Dr. Ir H. Roikhan MA, MM sebagai penemu hahslm dan selaku

dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan, motivasi dan

kesabarannya selama penulis menyusun skripsi.

8. Seluruh Dosen Jurusan Ekonomi Syariah danseluruh Karyawan dan

para staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih yang telah membantu kelancaran perkuliahan dan

membantu dalam mengurus berkas-berkaspenulils.

9. Seluruh Karyawan Baitul Maal Wa Tamwil di Wilayah Pamulang,

Ciputat dan Serpong Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan

izin penulis melakukan peneliti.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan, Lutfhiana Andini, Nina Astriana, Kurnia

Ayu, Nisrina Khairunisa, Iriane Sakinnah terima kasih untuk semua

pembelajaran kehidupan tawa canda suka dukanya, Semoga

persahabatan kita dapat terus terjalin dengan baik

11. Yang tersayang bisa disebut bagian keluarga yang lain ibu dan ayah,

Febriani Ramadhana perempuan yang selalu mau direpotin, yang selalu

sabar ngajarin saya untuk cepat menyelesaikan skripsi ini, selalu setia

dari senang maupun duka.

12. Para Pelatih Sanggar Trisna Manggala, Kak Anggi, Shinta, Nendi, Aqil

dan Rara yang selalu menghibur saat kelam dan selalu mengingatkan

penulis untuk tidak pernah nyerah dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

x

13. Teman-teman Mahasiswa/I Jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2012,

terima kasih untuk waktunya selama perkuliahan banyak peristiwa yang

menyenangkan, semoga pertemanan kita tetap terjalin baik.

14. Untuk mba rince yang udah kasih waktu dan tempat untuk segala waktu

kosongnya aku, makasih supportnya yaaa

Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti

untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,

harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiinn.

Jakarta, 10 Desember 2017

Penulis

Page 12: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……………….…………………... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF…………........... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI …………………………. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH…………… iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... v

ABSTRACT................................................................................................... vi

ABSTRAK ………….................................................................................... vii

KATA PENGANTAR …….......................................................................... viii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. x

DAFTAR TABEL………............................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……............................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Keuangan ……....................................................... 8

B. Lembaga Keuangan Syariah ………...................................... 9

C. Baitul Maal wat Tamwil......................................................... 11

D. Efisiensi ……………………………………………………. 23

Page 13: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

xii

E. Efektifitas ………………………………………………….. 26

F. Nilai Islam ………………………………………… 28

G. Penelitian Terdahulu ………………………………………. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional....................... 33

B. Populasi dan Sampel............................................................. 35

C. Jenis dan Sumber Data ..................................................... 36

D. Metode Pengumpulan Data ................................................ 36

E. Metode Analisis ..………................................................... 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data...................................................................... 50

B. Analisis dan Pembahasan .................................................... 53

C. Kriteria Uji H…………………. ......................................... 62

D. Hasil Perhitungan Uji H dan Analisis ................................... 75

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan............................................................................. 85

B. Implikasi .......................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 90

Page 14: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini....................... 32

Tabel 4.1 Variabel Input Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil……..……. 50

Tabel 4.2 Variabel Input Beban Tenaga Kerja ……..………................. 51

Tabel 4.3 Variabel Output Pendapatan Pengelolaan Dana .................. 52

Tabel 4.4 Variabel Output Pendapatan Operasioanl Lainnya …............ 52

Tabel 4.5 Tingkat Efisiensi Batil Maal Wa Tamwil Munawarah, Mekar

Da’wah dan UMJ ......... 54

Tabel 4.6 Tingkat Efisiensi Baitul Maal Wa Tamwil Munawarah 56

Tabel 4.7 Tingkat Efisiensi Baitul Maal Wa Tamwil Mekar Da’wah…. 58

Tabel 4.8 Tingkat Efisiensi Baitul Maal Wa Tamwil UMJ………….. 60

Page 15: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

xiv

Tabel 4.9 Data Variabel Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Tahun

2014-2016……………………..……………………….. 63

Tabel 4.10 Data Variabel Beban Tenaga Kerja Tahun 2014-2016

………………………………………………………………. 63

Tabel 4.11 Data Variabel Pendapatan Pengelolaan Dana Tahun 2014-

2016…………………………………………………….. 63

Tabel 4.12 Data Variabel Pendapatan Operasional Lainnya Tahun 2014-

2016 ………………………………………….. 64

Tabel 4.13 Hasil Besaran Laju Uji H Variabel Hak Pihak Ketiga Atas

Bagi Hasil ……………………………………………….. 64

Tabel 4.14 Hasil Besaran Laju Uji H Variabel Beban Tenaga Kerja…. 65

Tabel 4.15 Hasil Besaran Laju Uji H Variabel Pendapatan Pengelolaan

Dana…………………………………………………………. 66

Tabel 4.16 Hasil Besaran Laju Uji H Variabel Pendapatan Operasional

Lainnya………………………………………………............ 66

Tabel 4.17 Hasil Uji H Rata-Rata Laju………………………………….. 67

Tabel 4.18 Bobot Nilai …………………………………………………. 68

Tabel 4.19 Perhitungan Uji H Variabel Input Hak Pihak Ketiga atas

Bagi Hasil………………………………..………………. 69

Tabel 4.20 Perhitungan Uji H Variabel Input Beban Tenaga Kerja

………….. 70

Tabel 4.21 Perhitungan Uji H Variabel Output Pendapatan Pengelolaan

Dana ……………………………………………………… 72

Tabel 4.22 Perhitungan Uji H Variabel Output Pendapatan Operasional

Lainnya ……..……………………………………………… 73

Tabel 4.23 Efektifitas H pada Input 1 Baitul Maal Wa Tamwil

Munawarah………………………………………………. 76

Tabel 4.24 Efektifitas H pada Input 1 Baitul Maal Wa Tamwil Mekar 75

Page 16: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

xv

Da’wah ……………………………………………………..

Tabel 4.25 Efektifitas H pada Input 1 Baitul Maal Wa Tamwil UMJ…... 76

Tabel 4.26 Efektifitas H pada Input 2 Baitul Maal Wa Tamwil

Munawarah…………………………………………………. 78

Tabel 4.27 Efektifitas H pada Input 2 Baitul Maal Wa Tamwil Mekar

Da’wah …………………………………………………….. 78

Tabel 4.28 Efektifitas H pada Input 2 Baitul Maal Wa Tamwil UMJ ... 79

Tabel 4.29 Efektifitas H pada Output 1 Baitul Maal Wa Tamwil

Munawarah………………………………………………. 80

Tabel 4.30 Efektifitas H pada Output 1 Baitul Maal Wa Tamwil Mekar

Da’wah …………………………………………………….. 80

Tabel 4.31 Efektifitas H pada Output 1 Baitul Maal Wa Tamwil

UMJ…... 81

Tabel 4.32 Efektifitas H pada Output 2 Baitul Maal Wa Tamwil

Munawarah………………………………………………. 82

Tabel 4.33 Efektifitas H pada Output 2 Baitul Maal Wa Tamwil Mekar

Da’wah …………………………………………………….. 82

Tabel 4.34 Efektifitas H pada Output 2 Baitul Maal Wa Tamwil UMJ .. 83

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Tingkat Efisiensi 3 Baitul Maal wat Tamwil 2014-2016 55

Page 17: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

xvi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Laba Rugi BMT UMJ 2014 90

Lampiran 2 Laporan Laba Rugi BMT UMJ 2015 91

Lampiran 3 Laporan Laba Rugi BMT UMJ 2016 92

Lampiran 4 Hasil Olah Data DEAWIN BMT Mekar Da’wah 93

Page 18: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

xvii

Lampiran 5 Hasil Olah Data DEAWIN BMT Munawarah 95

Lampiran 6 Hasil Olah Data DEAWIN BMT UMJ 97

Lampiran 7 Laporan Keuangan BMT Munawarah 99

Lampiran 8 Laporan Keuangan BMT Mekar Da’wah 100

Page 19: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor keuangan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki

peranan penting dalam mendorong peningkatan perekonomian nasional dan

ekonomi masyarakat. Perkembangan dan kemajuan pada sektor keuangan, baik

bank maupun lembaga keuangan bukan bank perlu dipertahankan. Dalam aspek

kelembagaan, organisasi, regulasi (kebijakan), dan sumber daya manusia (SDM)

perlu adanya peningkatan dan perbaikan, khususnya pada lembaga keuangan

bukan bank. Di Indonesia banyak berkembang lembaga keuangan bukan bank

yang melakukan kegiatan usaha bidang keuangan yang banyak membantu kepada

masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut perlu dikembangkan terutama secara

kelembagaan dan legalitasnya karena telah banyak membantu peningkatan

perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan

rendah.

Semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara semakin meningkat

pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

proyek pembangunan, namun dana pemerintah yang bersumber dari APBN sangat

terbatas, untuk menutupi kebutuhan tersebut, pemerintah menggandeng dan

mendorong pihak swasta untuk ikut serta berperan aktif dalam membiayai

pembangunan potensi ekonomi bangsa. Pihak swasta baik individual maupun

kelembagaan memiliki pendanaan terbatas untuk memenuhi operasional dan

Page 20: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

2

pengembangan usahanya. Terbatasnya kemampuan financial lembaga Negara dan

swasta tersebut, maka perbankan nasional memegang peran penting dan strategis

dalam kaitanya dengan persediaan permodalan pengembangan sektor produktif.

Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan yang tugas pokoknya adalah

menghimpun dana dari masyarakat, diharapkan dengan dana tersebut dapat

memenuhi kebutuhan dan pembiayaan yang tidak disediakan dari lembaga yang

sebelumnya.

Perbankan sebagai lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan dewasa

ini tidak hanya berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial

intermediary), namun juga sebagai industri penyedia jasa keuangan (fnansial

industry) dan instrument kebijakan moneter yang utama.

Perkembangan sistem keuangan syariah ditandai dengan didirikannya

berbagai lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya berbagai instrument

keuangan berbasis syariah sekitar tahun 1960-an banyak cendikiawan muslim dari

Negara-negara islam sudah mulai melakukan pengkajian ulang atas penerapan

sistem hukum Eropa ke dalam industry keuangan dan sekaligus memperkenalkan

penerapan prinsip syariah islam dalam industry keuanganya. Sekarang sistem

keuangan syariah telah tersebar ke berbagai Negara, baik di Eropa, Amerika,

Timur Tengah, Afrika maupun kawasan Asian lainnya.

Menurut asep, pada 2013 ada sekitar 4500 BMT yang beroperasi di

Indonesia, dengan asset mencapai Rp. 8 Triliuin di Jawa Barat sendiri junlah

BMT yang beroperasi mencapai 291 dengan asset Rp. 900 Miliar

(Republika.co.id, 10 Maret 2015). Munculnya begitu banyak BMT di Indonesia

Page 21: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

3

tidak didukung oleh faktor-faktor yang dapat mendukung suatu BMT untuk dapat

terus berkembang dan berjalan dengan baik. Fakta di lapangan menunjukan

banyak BMT yang tenggalam dan bubar disebabkan berbagai hal, antara lain

karena manajemen yang kurang professional, pengelola yang tidak amanah

memunculkan ketidakpercayaan masyarakat sehingga memicu penarikan dana

secara besar-besaran dan kesulitan modal (Santoso, 2003)

Selain kelemahan internal BMT yang telah disebut diatas, BMT juga

dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. BMT tidak dapat lagi mengandakan

modal kepercayaannya pada sentimen masyarakat tentang isu-isu syariah, seperti

keharaman riba dan sistem bunga menjalankan sistem ekonomi berdasarkan

syariat islam (Sadrah dkk, 2004). Apalagi Bank Syariah dan BPRS-BPRS dengan

fasilitas dan permodalanya yang kuat semakin mempersempit ruang gerak BMT-

BMT. Oleh karena itu mau tidak mau BMT harus meningkatkan efisiensi

usahanya agar mampu bersaing dan bertahan hidup.

Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan

(input). Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada

merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi

dilakukan, lembaga keuangan dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan

tingkat output yang optimal dengan tingkat output yang ada atau dengan cara

mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan

menganalisa alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat

ketidakefisienan

Page 22: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

4

Efektifitas merupakan ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses.

Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses

tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses

sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman. Wujud dari efisiensi dan efektifitas

kerja pada umumnya tercermin pada tingkat produktivitas kerja, yaitu adanya

hasil yang dicapai sebanding dengan proses-proses kegiatan yang dilakukan,

dimana terdapat ratio antara output dengan input.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang penelitian dibuat pembatasan masalah,

pembatasan masalah dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu

meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Input yang digunakan adalah Hak Pihak Ketiga Atas Bagi

Hasil dan Beban Tenaga Kerja

b. Variabel Output yang digunakan adalah Pendapatan Pengelolaan Dana

dan Pendapatan Operasional Lainnya

c. Variabel Nilai Islam yang digunakan adalah Hak Pihak Ketiga Atas

Bagi Hasil, Beban Tenaga Kerja, Pendapatan Pengelolaan Dana, dan

Pendaptan Operasional Lainnya.

d. Periode yang digunakan adalah tahun 2014 sampai dengan 2016.

e. Objek penelitian adalah BMT Munawarah, BMT Mekar Da’wah dan

BMT UMJ

Page 23: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

5

f. Tempat Penelitian adalah Ciputat, Pamulang, dan Serpong.

2. Rumusan Masalah

Dengan batasan masalah tersebut, hal ini akan menarik untuk dikaji

sehingga timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana tingkat efisiensi BMT menggunakan Metode Data

Envelopment Analysis?

b. Bagaimana tingkat efektifitas BMT dengan Nilai Islam sebagai nilai

tambah ibadah berdasarkan Metode Hahslm?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tingkat efisiensi BMT dengan menggunakan metode Data

Envelopment Analysis

2. Mengetahui tingkat efektifitas BMT dengan Nilai Islam sebagai nilai

tambah ibadah berdasarkan Metode Hahslm

D. Manfaat Penelitian

Penellitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya:

1. Bagi Akademis

a. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan nambah menambah wawasan penulis tentang

BMT dan metode analisis BMT dilihat dari faktor internal eksternal dan

religiusitas serta untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah. Selain itu, dalam

penelitian ini penulis mencoba menjelaskan teori Hahslm.

Page 24: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

6

b. Manfaat Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pembanding dan

referensi bagi penelitian-penelitian di masa yang akan datang.

2. Manfaat Bagi Praktisi atau Operasional

Manfaat bagi otoritas BMT (Pemerintah, Bank Indonesia dan Koperasi

syariah lainnya) sangat menaruh perhatian terhadap terpeliharanya suatu sistem

bmt yang sehat, kuat, efisiensi dan efektif dalam rangka pembangunan ekonomi

dan kemakmuran masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan

oleh otoritas bmt untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektifitas. Selanjutnya

manfaat bagi perusahaan atau bmt, hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan

referensi bagi manajeman bmt dalam rangka meningkatkan kinerja BMT yang di

pimpin mengambil langkah-langkah strategis dan mengeluarkan kebijakan

perusahaan.

3. Manfaat bagi masyarakat dalam hal ini nasabah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran (awareness)

masyarakat pengguna jasa terhadap tingkat efisiensi dan efektifitas lembaga bmt

dan dapat dimanfaatkan sebagai acuan pemilihan penempatan dana. Dengan

demikian, mereka dapat memilih BMT yang tepat untuk memenuhi kebutuhan

transaksinya serta berkinerja baik.

Page 25: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

7

4. Manfaat Penelitian selanjutnya

Dapat menjadi rujukan atau tambahan pustaka dalam penelitian tugas akhir

dan juga diharapkan dapat memperbaiki kekurangan analisis tingkat efisiensi bmt

dengan menggunakan metode analisis BMT diihat dari faktor internal, eksternal

dan religiusitas.

Page 26: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Keuangan

Menurut SK Menkeu RI No. 792 tahun 1990, lembaga keuangan

adalah semua badan yang kegiatanya bidang keuangan, melakukan

penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna

membiayai investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga

keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun tidak

berarti membatasi kegiatan pembiayain lembaga keuangan. Dalam

kenyataanya, kegiatan usaha lembaga keuangan bisa diperuntukan bagi

investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan kontribusi barang

dan jasa. Adapula menurut Dahlan Siamat, lembaga keuangan adalah badan

usaha yang kekayaanya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan

(clains) dibandingkan dengan asset nonfinansial atau asset riil.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa lembaga keuangan adalah

setiap perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang

keuangan. Sesuai dengan sistem keuangan yang ada, maka dalam

operasionalnya lembaga keuangan dapat berbentuk lembaga keuangan

konvensional dan lembaga keuangan syariah secara esensial berbeda dengan

lembaga keuangan konvensional baik dalam tujuan, mekanisme, kekuasaan,

ruang lingkup serta tanggung jawab.

Page 27: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

9

Lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan.

Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dana dari unit surplus

ekonomi, baik sektor usaha, lembaga pemerintah maupun individu (rumah

tangga) untuk penyediaan dana bagi unit ekonomi lain. Intermediasi

keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari unit ekonomi surplus ke

unit ekonomi defisit. Lembaga intermediasi berperan sebagai intermediasi

denominasi, intermediasi risiko, intermediasi jatuh tempo, intermediasi

informasi dan intermediasi mata uang.

B. Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah didirikan dengan tujuan mempromosikan

dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip islam, syariah dan tradisinya

ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait.

Adapun yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum islam

dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang

dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetepan

fatwa dibidang syariah. Prinsip syariah yang dianut oleh lembaga keuangan

syariah dilandasai oleh nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan dan

keuniversalan. Sistem keuangan di Indonesia dilaksanakan dengan dual

system, yaitu konvensional dan syariah. Dari sisi pemenuhan prinsip syariah,

otoritas ada tangan Dewan Syariah Nasional MUI sedangkan secara

kelembagaan pada lembaga keuangan yang beroperasi sesuai syariah, Bank

Indonesia dan Departeman Keuangan melakukan pengawasan dari sisi

Page 28: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

10

operasional. Disamping itu, untuk menengahi persengketaan yang terjadi

pada lembaga keuangan syariah ada Badan Arbitrase Syariah Nasional.

Selain itu sistem keuangan di indonesia dijalankan oleh dua jenis

lembaga keuangan, yaitu

a. Lembaga Keuangan Bank, yaitu lembaga keuangan yang memberikan

jas keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan

disamping menyalurkan dana atau memberikan pembiayaan/kredit

juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam

bentuk simpanan. Lembaga keuangan bank secara operasional dibina

dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia.

Lembaga keuangan bank terdiri dari, yaitu Bank Umum Syariah dan

Bank Pembiayan Rakyat Syariah.

b. Lembaga Keuangan Non-bank, yaitu lembaga keuangan yang lebih

banyak jenisnya dari lembaga keuangan bank. Lembaga keuangan non

bank secara operasional dibina dan diawasi oleh Departeman

Keuangan yang dijalankan oleh Bapepam LK. Sedangkan pembinaan

dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah dilakukan

oleh Dewan Syariah Nasional MUI. Lembaga Keuangan nonbank

terdiri dari, yaitu Pasar Modal (capital market), Pasar Uang (money

market), Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun, Perusahaan Modal

Ventura, Lembaga Pembiayaan, Perusahan Penggadaian, dan

Lembaga Keuangan Syariah Mikro. Kemudian Lembaga keuangan

Page 29: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

11

syariah mikro terdiri dari, yaitu Lembaga Pengelola Zakat (BAZ dan

LAZ), Lembaga Pengelola Wakaf dan Baitul Mal wat Tamwil (BMT).

C. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Di Indonesia sendiri setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI)

timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasio-

nalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka

muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR

Syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasional daerah.

Disamping itu kehidupan masyarakat yang hidup berkecukupan muncul

kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan

hanya dipengaruhi oleh aspek syiar islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya

ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu peran BMT agar mampu lebih aktif dalam

memperbaiki kondisi tersebut.

Pada tahun 1970 Pemerintah mencanangkan program kredit bimbingan

misal atau intensifikasi yang melibatkan BRI melalui BRI Unit Desa sebagai

penyalur kredit mini dan midi. Namun karena terjadi kemacetan, sejak tahun 1984

penyaluran kredit dan tabunan baru yangbernama Kredit Umum dan Pedesaan

(Kupedes) dan Simpanan Pedesaan (Simpedas) yang bersifat komersial. Pada

masa itutelah ada beberapa lembaga keuangan mikro yang dibentuk oleh

pemerintah daerah, seperti Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP) di Jawa

Barat, Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah, Kredit Usaha Rakyat

Kecil (KURK) di Jawa Timur, Lumbung Pitih Nagari (LPN) di Sumatera Barat

dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali (Usman dkk, 2004)

Page 30: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

12

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) termasuk ke dalam kelompok LKM non

formal dengan badanhukum koperasi. Sejarah berdirinya BMT di Indonesia

bermula oleh Aktivis Masjid Salman ITB Bandung yang mendirikan Koperasi

Jasa Keahlian Teknosa pada tahun 1980. Koperasi inilah yang kemudian menjadi

cikal bakal BMT yang berdiri pada tahun 1984 yang kemudian berkembang

semakin pesat oleh dukungan badan hukum usaha koperasi dan kesadaran

masyarakat akan sistem tabungan dan pinjaman yang terbebas dari adanya unsur

bunga.

Baitul mal wat tamwil adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya

berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-

usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul

Mal wat Tamwil juga bisa menerima titpan zakat, infak, sedekah, serta

menyalurkanya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

Pengembangan BMT sendiri merupakan hasil prakarsa dari Pusat Inkubasi

Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (PINBUK) yang merupakan badan pekerja

yang dibentuk oleh Yayasan Inkubasi Usaha Kecil dan Menengah (YINBUK).

YINBUK sendiri dibentuk oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua

Umum Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Direktur Utama

Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan akta notaries Leila Yudoparipurno,

SH.No 5 tanggal 13 Maret 1995.

Page 31: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

13

Selain itu, kegiatan operasional BMT diawasi oleh Dewan Pengawas

Syariah (DPS). Fungsi utama DPS yaitu sebagai penasehat, pemberi saran,

pemberi fatwa kepada pengurus dan pengelola mengenai hal hal yang terkait

dengan syariah seperti penetapan produk (Ridwan, 2004). Dengan demikian

produk yang dikeluarkan oleh BMT harus mendapatakan persetujuan dari DPS

terlebih dahulu. Selain DPS berfungsi sebagai mediator antara BMT dengan

Dewan Syariah Nasional atau Dewan Pengawaas Syariah Propinsi. Menurut

AD/ART BMT pasal 15, BMT tunduk kepada keputusan-keputusan Dewan

Pengawas Syariah PINBUK pusat, Dewan pengurus Syariah PINBUK propinsi,

dan Dewan Pengawas Syariah PINBUK kabupaten/kota serta Dewan Pengawas

Syariah BMT.

Dewan Pengawas Syariah merupakan bagian Dewan Syariah Nasional

(DSN). Karenanya fatwa DSN menjadi bagian dari pengawasan syariah oleh DPS.

Dengan demikian yang paling berwenang dalam merumuskan fatwa mengenai

sistem keuangan syariah adalah DSN. Sedangkan DSN hanya berfungsi sebagai

pelaksanan atas fatwa tersebut.

Rifqi Muhammad dalam bukunya menyatakan sebenarnya Baitul Mal Wa

Tamwil itu konsep industri perbankan syariah yang menekankan adanya

kosentrasi usaha perbankan yang tidak hanya mengelola unit bisnis saja, namun

juga mengelola unit sosial yang meiliki fungsi intermediasy unit antara pihak yang

kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Dari paparan di atas, dapat

disimpulkan bahwa Baitul Mal wat Tamwil merupakan lembaga mikro yang

bergerak dibidang penghimpunan dan penyaluran dana yang bertujuan untuk

Page 32: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

14

membantu masyarakat kecil dalam hal mengembangkan usahanya maupun

manutupi kebutuhanya.

Pada dasarnya kegiatan Baitul Mal wat Tamwil terdiri atas dua lembaga

yaitu:

A. Baitul Maal

Baitul Maal merupakan lembaga keuangan pertama yang ada pada

zaman Rasulullah. Lembaga ini pertama kali hanya berfungsi untuk

menyimpan harta kekayaan Negara dari zakat, infak, shadaqoh dan pajak

dan harta rampasan perang. Selain itu baitul maal berorientasi sosial

keagamaan yang usaha utamanya menampung serta menyalurkan harta

masyarakat. Harta yang merupakan sumber pendapatan Negara di simpan di

masjid dalam waktu singkat untuk kemudian di distribusikan kepada

msyarakat hingga tidak tersisa sedikit pun. Dalam hal pendistribusian harta

Baitul Maal, sekalipun berada dalam kendali dan tanggung jawab, para

pejabat Baitul Maal tidak mempunyai wewenang dalam membuat suatu

keputusan terhadap harta baitul maal yang berupa zakat dan Ushr.

B. Baitul Tamwil

Baitul Tamwil merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan ataupun deposito dan

menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia

perbankan.

Menurut Dewi (2007), kegiatan BMT meliputi:

Page 33: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

15

a. Penghimpunan dana dari masyarakat/anggota dalam bentuk simpanan

pokok maupun sukarela.

b. Pemberian pembiayaan kegiatan usaha ekonomi kepada masyarakat

c. Menerima titipan dan mengelola pemanfaatan Zakat, Infak. Shadaqah

menurut ketentuan syariah.

1. Tujuan BMT

Tujuan didirikannya sebuah BMT adalah meningkatkan kualitas usaha

ekonomi untuk kesejahteraan angora pada khususnya dan measyarakat pada

umumnya serta mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat disekitar BMT

yang selamat, damai dan sejahtera. Anggota BMT harus diberdayakan

(empowering) agar mampu mandiri. Pemberian pinjaman modal tersebut

diharapkan dapat digunakan dengan baik oleh naasabah untuk memajukan

usahahnya.

2. Sifat BMT

BMT memiliki sifat bisnis dan social. Sifat bisnis dimaksud agar

perngelolaan BMT dapat dijalankan secara profesional, sehingga mencapai

tingkat kinerja maksimal. Aspek bisnis BMT menjadi kunci sukses dalam

pengembangan BMT dalam bentuk hasil yang kompetitif kepada para

deposannya serta mampu meningkatkan kesejateraan para pengelola sejajar

dengan lembaga lainnya. Sedangkan aspek social BMT berorientasi pada

peningkatan kehidupan anggota yang tidak mungkin dijangkau dengan prinsip

bisnis.

Page 34: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

16

3. Mekanisme Penghimpun Dana BMT

Jumlah dana yang dapat dihimpun melalui BMT sesungguhnya tidak batas.

Namun demikian, BMT harus mampu mengidentikasi berbagai sumber dana dan

mengemasnya ke dalam produk-produknya sehingga memilki nilai jual yang

layak. Sistem bagi hasil adalah pola pembiayaan keuntungan maupun kerugian

antara BMT dengan anggota penyimpan berdasarkan perhitungan yang

disepakati bersama. BMT biasanya berada di lingkungan masjid, Pondok

Pesantren, Majelis Taklim, pasar maupun dilingkungan pendidikan. Prinsip

simpanan di BMT akad wadi’ah dan mudharabah.

a. Prinsip Wadi’ah

Wadi’ah berarti titipan. Jadi prinsip simpanan wadi’ah merupakan

akad penitipan barang atau uang kepada BMT. Akad Wadi’ah ditinjau dari

boleh tidaknya penerima titipan untuk memanfaatkan titipan tersebut

dibedakan kedalam dua macam, yaitu:

1) Wadi’ah al-Amanah

Wadi’ah al-Amanah yaitu akad yang menyatakan bahwa penerima

titipan tidak boleh memanfaatkan barang yang dititipkan. Atas pengembang-

an produk ini, BMT dapat mensyaratkan adanya jasa (fee) kepada penitip

(muwadi’), sebagai imbalan atas pengaman, pemeliharaan dan administrasi-

nya

2) Wadiah ad Dhamanah

Wadiah ad Dhamanah yaitu akad yang menyatakan bahwa penerima

titipan boleh memanfaatkan barang yang dititipan dengan syarat, apabila

Page 35: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

17

pemilik sewaktu-waktu ingin mengambil barangnya kembali, barang

tersebut harus dalam keadaan seperti semula

b. Prinsip Mudharabah

Prinsip mudharabah merupakan akad kerjasama modal dari pemilik

dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudhorib ) atas dasar bagi

hasil. Berbagai sumber dana tersebut pada prinsip dikelompokan menjadi

tiga bagian: dana pihak pertama (modal/equity), dana pihak kedua

(pinjaman pihak luar) dan dana pihak ketiga (simpanan)

1) Dana Pihak Pertama (DP I)

Dana pihak pertama sangat diperlukan BMT terutama pada saat

pendirian. Dana ini dapat terus dikembangkan, seiring dengan

perkembangan BMT.

2) Simpanan Pokok Khusus (Modal Penyertaan)

Simpanan Pokok Khusus yaitu simpanan modal penyertaan, yang

dapat dimiliki oleh individu maupun lembaga dengan jumlah setiap

penyimpanan tidak harus sama, dan jumlah dana tidak mempengaruhi suatu

dalam rapat.

3) Simpanan Pokok

Simpanan pokok yang harus dibayar saat menjadi anggota BMT.

Besarnya simpanan pokok harus sama.

4) Simpanan Wajib

Page 36: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

18

Simpanan ini menjadi sumber modal yang mengalir terus setiap

waktu. Besar kecilnya sangat tergantung pada kebutuhan permodalan dan

anggotanya. Besarya simpanan wajib setiap anggota sama (Ridwan, 2004).

5) Dana PIhak Kedua (DP II)

Dana ini bersumber dari pinjaman pihak luar. Dana ini bersifat tidak

terbatas. Dengan demikian, kemampuan BMT dalam menanamkan

kepercayaan pada calon investor akan sangat berpengaruh terhadap besarnya

DP II.

6) Dana Pihak Ketiga (DP III)

Dana ini merupakan dana suka rela atau tabungan dari para anggota

BMT. Jumlah dana dan sumber ini tidak terbatas. Dilihat dari cara

pengembalianya sumber dana ini dapat dibagi menjadi tabungan dan

deposito.

4. Prospek BMT

Dari usaha menumbuhkan BMT dari bawah, peran BMT dalam membangun

ekonomi rakyat banyak dan ekonomi Indonesia semakin jelas. Secara ringkas

tujuan dan dampak positif yang ditimbulkan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menyalurkan dana usaha untuk bisnis mikro dan kecil dengan sistem

bagi hasil dan jual beli serta dengan prosedur yang mudah dan cepat.

b. Membantu modal kerja dan modal investasi skala mikro sebagai upaya

peningkatan kualitas hidup rakyat banyak.

c. Tempat berlatih manajemen ekonomi syariah menjadi mediator antara

muzaki dan mustahik

Page 37: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

19

d. Sangat mudah mendirikan karena tanpa modal besar, peralatan dan

kantor mewah.

e. Modal tenaga kerja keahlian kita rajut sebagai mozaik utuh sambil

diiringin do’a kepadanya.

5. Mekanisme Penyaluran Dana BMT

Kegiatan operasional yang tidak kalah penting dalam BMT adalah kegiatan

penyaluran dana/pembiayaan. Dalam kegiatan penyaluran dananya, secara garis

besarnya pembiayaan BMT dapat dibedakan menurut tujuan penggunaanya:

a. Jual Beli

Jual beli yaitu akad antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi

jual beli dimana objeknya adalah barang dan harga. Penerapan akad jual beli

ini dalam transaksi BMT tampak dalam produk pembiayaan murabahah,

salam, dan istishna. Adapun pengertian dari jenis-jenis pembiayaan tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Murabahah, yaitu jual beli barang sebesar harga pokok barang

ditambah margin keuntungan yang telah disepakati.

2) Salam, yaitu jual beli barang dengan pemesanan dengan syarat-syarat

tertentu dan pembayaraan tunai terlebih dahulu secara penuh.

3) Istishna, yaitu jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan

barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang telat disepakati

dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

20

b. Bagi hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan Profit

sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba.

Secara definisi profit sharing diartikan, distribusi beberapa bagian laba pada

para pegawai dari suatu perusahaan. Lebih lanjut dikatakan, hal itu dapat

berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang

diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya atau dapat berbentuk pembayaran

mingguan atau bulanan. Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan

karakteristik umum dan landasan bagi operasional bank islam secara

keseluruhan.

Prinsip bagi hasil dalam simpanan/ tabungan tersebut menetapkan

tingkat keuntungan/pendapatan bagi tiap-tiap pihak. Pembagian keuntungan

dilakukan melalui tingkat perbandingan rasio, bukan ditetapkan dalam

jumlah yang pasti. Bagi Hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam

perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik modal

(Shahibul Mal) dan pengelola (Mudharib). Proses penentuan tingkat bagi

hasil diperlukan kesepakatan kedua belah pihak, yang terungkap dalam

nisbah bagi hasil.

Implementasi dari akad bagi hasil dalam transaksi Lembaga Keuangan

Syariah (LKS) inilah yang lebih dikenal di masyarakat karena memang

fungsinya sebagai pengganti bunga (Suhendi, 2004). Dalam prakteknya

BMT dapat menggunakan akad ini dalam hal sisi sekaligus, yaitu sisi

penghimpnan dana (funding) dan sisi penyaluran dana (lending). Penerapan

Page 39: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

21

akad bagi hasil dalam bentuk penghimpunan dana melalui produk

simpanan, sedangkan dalam penyaluran dana adalah pada produk

pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah. Adapun pengertian

dari jenis-jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerjasama atau dua pihak atau lebih,

pemilik pertama modal (shahibul maal) mempercayaan suatu modal

kepada pengelola (mudharib) dengan suatu akad atau perjanjian

keuntungan (Karim, 2004). Bentuk kerjasama ini berupa modal 100%

dari shahibul maal dengan keahlian dari mudharib.

2) Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah merupakan bentuk kerjasama yang melibatkan dua

pihak atau lebih yang masing-masing pihak memberikan kontibusi

dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung

bersama sesuai kesepakatan (Antonio, 2001).

c. Sewa Menyewa

Sewa menyewa yaitu perjanjian yang objeknya merupakan manfaat atas

suatu barang atau pelayanan, sehingga bagi pihak yang menerima manfaat

berkewajiban membayar uang sewa/upah (ujrah) (Suhendi, 2004). BMT

menggunakan akad ini dalam produk penyalurandana berupa

d. Prinsip Jasa

Pembiayaan ini disebut jasa karena pada prinsipnya dasar akadnya adalah

ta’awun dan tabaru’i. Yakni akad yang tujuanya tolong menolong dalam hal

Page 40: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

22

kebajikan. Adapun pengertian dari jenis-jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Al Wakalah/ Wakil

Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, maupun pemberian

mandate atau amanah. Dalam kontrak BMT, berarti BMT menerima

amanah dari investor yang akan menanamkan modalnya kepada

nasabah.

2) Kafalah/Garansi

Kafalah berarti jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada

pihak lain untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak yang

ditanggung.

3) Al Hawalah / Pengalihan Piutang

Al Hawalah berarti pengalihan hutang dari orang yang

berhutang kepada si penanggung.

4) Ar-Rahn / Gadai

Ar-Rahn menahan salah satu harta milik peminjam sebagai

jaminan atas pembiayaan yang diterimanya.

e. Pinjam-meminjam yang Bersifat Sosial

Dalam operasional BMT transaksi pinjam-meminjam ini dikenal dengan

nama pembiayaan qardh, yaitu pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan

kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman sekaligus ataupun

dicicil dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Produk jasa

Page 41: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

23

merupakan produk yang saat ini banyak dikembangkan oleh Lembaga Keuangan

Syariah (LKS) termasuk BMT.

C. Efisiensi

Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan

benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio

output (keluaran) dan atau input (masuk) atau jumlah keluaran yang dihasilkan

dari satu input yang digunakan. Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila:

1. Menggunakan jumlah input yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan

jumlah unit input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan

menghasilkan output yang sama.

2. Menggunakan jumlah unit input yang sama dapat menghasilkan jumlah

output yang lebih besar (Syafroedin dalam Muharram dan Purvitasari,

2000).

Ditinjau dari Teori Ekonomi, ada dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi

teknik dan efisiensi ekonomi (Ghafur, 2007). Efisiensi ekonomi mempunyai

sudut pandang makro yang mempunyai jangkauan lebih luas dibandingkan

dengan efisiensi teknik yang bersudut pandang mikro. Pengukuran efisiensi

teknik cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional proses konversi

input menjadi output. Akibatnya usaha untuk meningkatkan efisiensi teknis

hanya memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu dengan

pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal.

Suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dikatakan efisien secara teknik

apabila menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau

Page 42: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

24

memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang minimal.

Dalam efisiensi ekonomis, untuk proses produksi, produsen menghadapi kendala

besarnya harga input, sehingga harus dapat memaksimalkan penggunaan input

sesuai dengan anggaran yang tersedia yang juga harus mempertimbangkan

besarnya harga output.

Menurut Muharram dan Purvitasari (2007), pengukuran efisiensi dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:

1. Pendekatan rasio

Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara

menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan. Pendekatan

rasio akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat memproduksi

jumlah output yang maksimal dengan input yang seminimal mungkin.

Efisiensi =

Chu-Fen Li (2007) melihat pendekatan rasio sebagai ”the most critical

limitation of the financial ratio is that they fail to consider the multiple

input-output...” Oleh karena itu pendekatan ini belum mampu menilai

kinerja lembaga keuangan secara menyeluruh.

2. Pendekatan regresi

Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model

dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input

tertentu. Persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut:

Y = f (X ,X , X , X ,......................X n

Dimana Y = output, X = input

Page 43: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

25

Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output,

karena hanya satu indicator output yang dapat ditampung dalam sebuah

persamaan regresi.

3. Pendekatan frontier

Pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu pendekatan frontier parametrik dan non parametrik. Pendekatan

parametrik dapat diukur dengan tes statistik parametrik seperti

menggunakan Stochastic Frontier Approach (SFA) dan Distribution Free

Approach (DFA). Pendekatan frontier non-parametrik diukur dengan tes

statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan metode Data

Envelopment Analysis (DEA). Menurut Ghozali dan Castellan (2002), tes

parametrik adalah suatu tes yang modelnya mensyaratkan asumsi khusus

tentang distribusi populasi harus normal, sedangkan tes statistik non

parametrik adalah tes yang modelnya tidak mensyaratkan distribusi khusus

pada data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode non-

parametrik DEA.

Menurut Allen N Berger dan Loretta Mester (1997) dalam Afnan

(2009), ada tiga pendekatan konsep dasar model efisiensi sector financial

yaitu cost efficiency, standard profit efficiency, dan alternative profit

efficiency. Cost efficiency mengukur tingkat biaya suatu bank dibandingkan

dengan best practiced bank’s cost yang menghasilkan output yang sama

dengan kondisi yang sama. Standard profit efficiency mengukur bagaimana

bank menghasilkan keuntungan yang maksimal dengan cenderung dengan

Page 44: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

26

tingkat khusus dari harga input dan output. Sedangkan alternative profit

efficiency mengukur bagaimana bank mendapatkan pendapatan maksimum

dengan tingkat output dibanding dengan harga output.

D. Efektifitas

Efektifitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran

yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.

Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupunsasran seperti yang telah

ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H.Emerson yang dikutip Soewarno

Handayaningrat S. (1994:16) yang menyatakan bahwa “Efektifitas adalah

pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”

Sedangkan Georgopolous dan Tannembaum (1985:50), mengemukakan:

“Efektifitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan

suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi

juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran. Dengan kata lain,

penilaian efektifitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan.”

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektifitas, dapat disimpulkan

bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana

target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :“Efektifitas

adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan

waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin

tinggi efektifitasnya”.

Page 45: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

27

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

intermediasi. Pendekatan ini digunakan karena mempertimbangkan fungsi Baitul

Maal Wa Tamwil sebagai financial intemediation yang menghimpun dana lalu

menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan. Meskipun tidak ada kesepakatan

umum dalam pendekatan yang digunakan serta dalam hal menentukan input

output, Berger dan Humprey (1997) dalam Muharram dan Purvitasari (2007)

menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih

tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan sebagai financial

intermediation.

Dengan demikian pendekatan intermediasi yang digunakan dalam penelitian

ini mengasumsikan bahwa BMT bertujuan untuk memaksimalkan output untuk

mencapai efisiensi dalam fungsi intermediasi. Dalam pendekatan intermediasi,

BMT ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan transformasi

berbagai bentuk dana yang dihimpun sebagai input kedalam berbagai bentuk

pembiayaan sebagai output serta mempunyai peran penting sebagai financial

intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkannya ke

deficit unit. Model yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan model

orientasi output (output-oriented model). Karena dalam pendekatan intermediasi,

fungsi intermediasi lembaga keuangan dalam hal ini BMT akan tercapai apabila

BMT mampu menghimpun dan menyalurkan dana dari surplus unit ke deficit unit

secara optimal. Oleh karena itu model yang digunakan dalam orientasi output

adalah dengan maksimalisasi output.

Page 46: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

28

Pengukuran efisiensi dengan menggunakan metode DEA membutuhkan

adanya variabel input dan output. Menurut Purwantoro (2004) identifikasi

pengukuran perbandingan efisiensi kinerja merupakan langkah pertama dan

terpenting karena hasil evaluasi kinerja nantinya akan sangat bergantung pada

pemilihan variabel input output yang dipakai. Dalam pendekatan intermediasi,

variabel input ditransformasikan menjadi berbagai bentuk output yang dihasilkan

dari input-input yang ada sebelumnya.

E. Nilai Islam

Nilai islam pada hakikatnya dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran

tentang bagaimana seharusnya manusia menjalankan kehidupannya di dunia ini,

yang satu prinsp dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang

utuh tidak dapat dipisahan. Nilai keislaman merupakan bagian dari nilai material

yang terwujud dalam kenyataan pengalaman rohani dan jasmani. Luasnya materi

ajaran agama islam secara kaffah haruslah dipahami oleh seorang mukmin yang

ingin mengamalkan ajaran islam, akan tetapi dari kesemuanya itu yang juga

penting untuk diketahui adalah pemahaman tentang nilai-nilai atau unsur yang

terkandung dalam agama islam. Ketaatan kepada kekuasaan Allah SWT yang

mutlak itu mengandung makna sebagai penyerahan diri secara total kepadanya.

Dan bila manusia telah bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah,

berarti ia telah berada dalam dimensi kehidupan yang dapat mensejahterakan

kehidupan didunia dan membahagaiakan kehidupan di akhirat.

Adapun nilai-nilai islam apabila ditinjiau dari sumbernya, maka dapat

digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:

Page 47: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

29

1) Nilai Ilahi

Nilai ilahi adalah nilai yang bersumber dari Al-Qur’an an hadits. Nilai

ilahi dalam aspek teologi (kaidah keimanan) tidak akan pernah mengalami

perubahan, dan tidak kecenderungan untuk berubah atau mengikuti selera

hawa nafsu manusia.

2) Nilai Insani

Nilai insani adalah nilai yang tumbuh dan berkembang atas

kesepakatan manusia. Nilai insani ini akan terus berkembang kearah yang

lebih maju dan lebih tinggi. Nilai ini bersumber dari ra’yu, adat istiadat dan

kenyataan alam. Perlu kita ketahui, sumber nlai-nilai yang tidak berasal dari

Al-Qur’an dan Hadits, dapat digunakan sepanjang tidak menyimpang atau

dapat menunjang sistem nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits.

F. Penelitian Terdahulu

1. Luqman Harun Zulfidar (2012),

Penelitian ini mengukur tentang “Analisis Efisiensi Baitul Maal Wa Tamwil

di Kota Surakarta Tahun 2011 dengan Metode Data Envelopment Analysis

(DEA)” yang menggunakan modal, biaya sebagai varibael input, sedangkan

tenaga kerja, pendapatan, dan pembiayaan sebagai variabel output.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari BMT di Kota

Surakarta yang telah diteliti tidak semua mencapai efisiensi 100%. Dari 9

BMT yang diteliti terdapat 4 BMT yang sudah mencapai efisiensi 100%,

yaitu BMT At-Taubah, BMT Raharjo, BMT Sejahtera Banjarsari. Diketahui

pula jumlah BMT yang belum mencapai efisiensi 100% atau dapat

Page 48: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

30

dikatakan inefisiensi terdapat 5 BMT, yaitu BMT Pedagang Pasar Surakarta

sebesar 37,69%, BMT Mawaddah Aisyiyah sebesar 90,47%, BMT Rindang

Rizky sebesar 66,49%, BMT Surya Buana sebesar 66,90%, dan BMT

Wanita Melati Harapan sebesar 97,46%. Sesuai hasil pengujian dengan

menggunkan One Sample T Test dalam menguji hipotesis, menunjukan

bahwa ternyata Ho diterima sedangkan Ha ditolak, sehingga dalam

penelitian ini secara keseluruhan BMT di Kota Surakarta pada Tahun 2011

belum memiliki skal efisiensi 100%.

2. Rifki Ali Akbar (2010)

Penelitian ini mengukur tentang “Analisis Efisiensi Baitul Maal Wa Tamwil

dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) studi pada BMT Bina

Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada Tahun 2009) yang menggunakan

simpanan, beban, dan pendapatan lain sebagai variabel input, sedangkan

pembiayaan dan kas sebagai variabel output. Metode Data Envelopment

Analysis (DEA) dapat digunakan untuk mengukur efisiensi relatif suatu Unit

Kegiatan Ekonomi (UKE) yang memiliki input-output yang sama, termasuk

didalamnya untuk membandingan efisiensi relative seluruh kantor cabang

suatu Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Perhitungan skor efisiensi seluruh

kantor cabang BMT BUS pada Tahun 2009 menunjukan terdapat 5 kantor

cabang yang efisiensi secara relatif terhadap seluruh kantor caang yang

lainnya. Kelima kantor cabang tersebut adalah Kantor Cabang Biora, Kantor

Cabang Purwodadi, Kantor Cabang Tawangharjo, Kantor Cabang

Nambuhan dan Kantor Cabang Kendal. Sedangkan 26 kantor cabang

Page 49: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

31

lainnya mengalami inefisiensi. Nilai efisiensi relatif dengan metode Data

Envelopment Analysis (DEA) yang menggunakan asumsi variabel return to

scale (VRS) dengan menggunakan model orientasi maksimalisasi output

menghasilkan referensi kantor cabang yang efisien untuk dijadikan acuan

bagi kantor cabang yang inefisien. Kantor cabang yang dapat dijadikan

referensi adalah kantor cabang Biora, kantor cabang Purwodadi, kantor

cabang Tawangharjo, kantor cabang Nambuhan dan kantor cabang Kendal.

3. Vini Sapta Dini Eka Puti Noor (2013)

Penelitian ini mengukur tentang “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank

Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data

Envelopment Analysis (DEA)” yang menggunakan jumlah aset tetap,

simpanan, dan beban operasional lainnya sebagai variabel input, sedangkan

kredit atau pembiayaan sebagai varibel output. Metode Data Envelopment

Analysis (DEA) dapat mengidentifikasi unit yang inefisien serta

memberikan acuan terhadap bank syariah dan bank konvensional agar bulan

atau tahun kedepan bisa bekerja lebih efisien dilihat dari acuan yang telah

dianalisa. Salah satu kelebihan metode DEA yaitu manajemen dapat

memfokuskan pada perbaikan kinerja selanjutnya. Implikasi bisnis bagi

bank syariah dan bank bank konvensional yaitu dapat memberi perhatian

lebih terhadap kinerja efisiensi dalam operasional perbankan. Berdasarkan

hasil analisis menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), bahwa baik

bank konvensional dan bank syariah belum dapat mencapai efisiensi penuh.

Pencapain semua target variabel simpanan, beban operasional lainnya, asset

Page 50: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

32

tetap dan pembiayaan/kredit memang sulit dilakukan namun paling tidak

manajemen dapat fokus pada beberapa variabel dan manajemen mengetahui

target ideal variabel tersebut. Sehingga manajemen bank dapat

meningkatkan efisiensinya. Peneliti serta pembaca diharapkan untuk dapat

melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan kinerja efisiensi pada bank-

bank yang ada baik menggunakan variabel yang sama ataupun berbeda.

Penggunakan variabel dalam penelitian dapat dirangkum seperti tercantum

dalam table 2.1 sebagai berikut:

Table 2.1

Variabel yang digunakan dalam peneltian ini

Variabel Input Variabel Output

Hak Pihak Ketiga

Beban Tenaga Kerja

Pendapatan Pengelolaan Dana

Pendapatan Operasional Lainnya

Page 51: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Pengukuran efisiensi dengan menggunakan metode DEA dapat dilakukan

dengan cara, menentukan variabel-variabel input dan output. Selanjutnya

menentukan orientasi model, apakah bertujuan untuk meminimalkan input atau

memaksimalkan output. Hubungan variabel input dengan output apakah bersifat

Constant return to scale (CRS) merupakan aspek yang penting dalam teknik

DEA. Dalam penelitian ini menggunakan variabel input dan output sebagai

berikut:

a. Variabel Input dalam Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi. Proses transformasi

bentuk input menjadi output pada pendekatan ini, terkait dengan fungsi BMT

sebagai financial intermediation dimana berbagai input yang dimiliki sebagai

berikut :

1) Beban Tenaga Kerja

Beban tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi klasik yang

selalu dibutuhkan dalam semua jenis bidang usaha termasuk BMT, tenaga

kerja bahkan dianggap sebagai faktor produksi yang paling penting diantara

faktor-faktor produksi lainnya. Beban tenaga kerja merupakan usaha fisik

Page 52: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

34

atau mental yang dkeluarkan karyawan untuk mengelola produk. Biaya

tenaga kerja atau beban personalia adalah harga yang dibebankan untuk

penggunaan biaya tenaga kerja manusia (Saepullah, 2013)

Dalam Islam terkait dengan tenaga kerja melihat hubungan majikan

dan pekerja dalam kedudukan yang setara dan saling membutuhkan.

Hubungan keduanya adalah mittra dalam bekerja, majikan adalah orang

yang memilki dana dan membutuhkan kerja manusia, sementara pekerja

adalah pemilik tenaga yang memerlukan dana, karenanya harus diatur agar

masing-masing dari keduanya menjalankan tugasnya dengan baik dan

mendapatkan bagianya secara benar.

2) Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil

Dana Syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi

dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana pihak

bank mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut

dengan pembagian hasil investasi sesuai kesepakatan. Hak pihak ketiga atas

bagi hasil tidak bisa dikelompokan sebagai beban (ketika untung) atau

pendapatan (ketika rugi). Namun, hak pihak ketiga atas bagi hasil

merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana atas

investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syariah. Sistem bagi hasil

koperasi dengan pemilik dana tabungan dan deposito menggunakan revenue

sharing, sedangkan bagi-hasil untuk pembiayaan pihak lain ditentukan

sesuai musyawarah yang ditetapkan dalam akad perjanjian.

Page 53: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

35

b. Variabel Output dalam Penelitian

1) Pendapatan Pengelolaan Dana

Pendapatan baitul maal dapat diartikan sebagai kegiatan operasional

BMT yang menghimpun dana dari masyarakat untuk kepentingan

kesejahteraan umat.

2) Pendapatan Operasional Lainnya

Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendapatan non-

operasional yaitu pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utama bmt

atau pendapatan. Pendapatan operasional lainnya juga mereflesikan

kemampuan BMT dalam memanfaatkan faktor-faktor inputnya dalam

menghasilkan pendapatan BMT.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini merupakan Tiga cabang BMT di Tangerang

Selatan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive

sampling artinya pemilihan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan (judgement

sampling) yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya

diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini diambil

berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

1. Kantor BMT yang telah berdiri sebelum tahun 2010

2. Kantor BMT yang telah mengeluarkan laporan keuangan pada tahun

2014, 2015 dan 2016

Berdasarkan kriteria diatas kantor cabang yang memenuhi untuk dijadikan

objek penelitian sebanyak.

Page 54: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

36

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

Laporan Keuangan masing-masing cabang BMT Wilayah Tangerang Selatan

pada tahun 2014, 2015 dan 2016. Data sekunder yang dibutuhkan antara lain:

1. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tiap kantor cabang yang dimiliki BMT

Wilayah Tangerang Selatan yang diperoleh dari laporan keuangan pada

tahun 2014, 2015 dan 2016

2. Beban tenaga kerja yang diperoleh dari laporan laba/rugi dalam laporan

keuangan BMT Wilayah Tangerang Selatan yang bersangkutan selama

periode penelitian

3. Pendapatan pengelolaan dana yang diperoleh dari laporan laba/rugi dalam

laporan keuangan BMT Wilayah Tangerang Selatan yang bersangkutan

selama periode penelitian

4. Pendapatan operasional lain tiap kantor cabang yang dimiliki BMT Wilayah

Tangerang Selatan yang diperoleh dari laporan keuangan selama periode

penelitian

D. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode dokumentasi, yaitu metode yang menghimpun informasi

dan data melalui studi pustaka dan eksplorasi literatur-literatur dan laporan

keuangan yang dibuat oleh BMT yang bersangkutan. Dari seluruh populasi

diambil sampel secara keseluruhan, namun karena keterbatasan yang dimiliki

maka penelitian ini tidak dapat mengambil keseluruhan sampel dari populasi

Page 55: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

37

dikarenakan beberapa populasi menolak dijadikan sampel dalam penelitian ini,

maka jumlah sampel dalam penelitian ini hanya 3 Baitul Maal wat Tamwil, yaitu

BMT Munawarrah, BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ

E. Metode Analisis

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah Data

Envelopment Analysis (DEA). Menurut Cooper, et al. (1999) melihat teknik

DEAsebagai “such as mathematical programming which can handle large

numbers ofvariables and constrains…” Dengan demikian metode DEA dapat

mengatasi keterbatasan metode rasio dan regresi yang tidak dapat menggunakan

banyak input dan output. Penelitian ini menggunakan asumsi VRS (Variabel

return toscale) sehingga semua unit yang diukur akan menghasilkan perubahan

pada berbagai tingkat output, selain itu memperhatikan bahwa suatu teknologi

dapat juga ke dalam kondisi VRS membuka kemungkinan bahwa skala produksi

mempengaruhi efisiensi. Ataupun asumsi Constant return to scale (CRS)

sehingga penambahan satu input akan diikuti oleh penambahan satu output.

Sebagai dasar pengukuran efisiensi perusahaan maka studi ini menggunakan

analisis DEA yaitu alat analisis yang didasari teknik programasi linear untuk

mengukur efisiensi relatif dari sekumpulan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang

dapat diperbandingkan. Metode ini merupakan prosedur yang dirancang secara

khusus untuk mengukur efisiensi relatif yang menggunakan banyak input dan

banyak output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin

dilakukan. Efisiensi relatif UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding UKE lain

dalam sampel (Dendawijaya, 2001). Pada analisis yang menggunakan DEA,

Page 56: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

38

setiap sektor dapat menentukan pembobotan masing-masing dan menjamin bahwa

pembobotan dipilih akan menghasilkan ukuran efisiensi yang terbaik.

1. Model DEA CCR (Charnes-Choper-Rhodes) dan Model DEA BCC

(Bankers-Charnes-Choper)

Model DEA CCR yang dibangun oleh Charnes, Choper, dan Rhodes dikenal

juga dengan nama CRS (Constant Retrun to Scale). Pada model ini diperkenalkan

suatu ukuran efisiensi untuk masing-masing Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang

merupakan rasio maksimum antara output yang terbobot dengan input yang

terbobot (Hadinata dan Manurung, 2006). Tiap-tiap bobot nilai yang digunakan

dalam rasio tersebut ditentukan dengan batasan bahwa rasio yang sama untuk

setiap UKE harus memiliki rasio yang kurang dari 1 atau sama dengan satu.

Model DEA BCC yang dikenal sebagai Variabel return to scale (VRS)

mengasumsikan bahwa setiap penambahan satu unit input tidak berarti diikuti

dengan penambahan satu unit output, penambahan outputnya bisa lebih besar

daripada satu atau kurang dari satu. Suatu proses produksi dikatakan efisien

apabila jika penggunaan sejumlah input tertentu dapat menghasilkan jumlah

output yang optimal atau untuk menghasilkan jumlah output tertentu digunakan

input yang minimal (Kurnia, 2004 ).

2. Formulasi DEA

Formulasi secara umum dengan menggunakan DEA adalah, misalnya akan

dilakukan perbandingan efisiensi dari sejumlah Unit Kegiatan Ekonomi

(UKE).Setiap UKE menggunakan m jenis input untuk menghasilkan s jenis

Page 57: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

39

output.Misalnya Xij > 0 merupakan jumlah input i yang digunakan oleh UKE j,

dan misalkan Yrj > 0 merupakan jumlah output r yang dihasilkan oleh UKE j.

Variabel keputusan (decision variabel) dari kasus tersebut adalah bobot

yang harus diberikan pada setiap input dan output oleh UKE k. Vik adalah bobot

yang diberikan pada input i oleh unit kegiatan k dan Urk adalah bobot yang

diberikanpada output r oleh UKE k. Sehingga Vik dan Urk merupakan variabel

keputusan,yaitu variabel yang nilainya akan ditentukan melalui interaksi program

linear fraksional, satu formulasi program linear untuk setiap UKE dalam sampel.

Fungsi tujuan (objective function) dari setiap program linear fraksional tersebut

adalah rasio dari output tertimbang total (total weighted output) dari UKE k dibagi

dengan input tertimbang totalnya (Dendawijaya, 2001). Formulasi fungsi tujuan

tersebut adalah:

Memaksimumkan

Zk = ∑

(1)

Kriteria universalitas mensyaratkan unit kegiatan ekonomi k untuk memiliki

bobot dengan batasan atau kendala bahwa tidak ada satu unit kegiatan ekonomi

lain yang akan memiliki efisiensi lebih besar 1 atau 100 %, jika unit kegiatan

ekonomi lain tersebut menggunakan bobot yang dipilih oleh unit kegiatan

ekonomi ksehingga formulasi selanjutnya adalah:

Page 58: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

40

≤ 1 ; j = 1, ………… , n (2)

Program linear fraksional kemudian ditransformasikan ke dalam linear biasa

(ordinary linear program) dan metode simpleks untuk menyelesaikan-

nya.Transformasi tersebut adalah sebagai berikut:

Memaksimumkan

Zk = ∑ (3)

Dengan batasan atau kendala

.∑ - .∑

≤ 0 ; j = 1, ………… , n (4)

.∑ = 1 (5)

Urk ≥ 0 ; r = 1, ……………… , S

Vrk ≥ 0 ; i = 1, ……….……… , S

Rumus di atas mengasumsikan kedua teknologi Constant return to scale

dimana:

Yrk = Jumlah output r yang dihasilkan oleh sektor k

Xik = Jumlah input i yang diperlukan oleh sektor k

Yrj = Jumlah output r yang dihasilkan oleh sektor j

Xij = Jumlah input i yang diperlukan oleh sektor j

S = Jumlah sektor yang dianalisis

m = Jumlah input yang digunakan

Vik = Bobot tertimbang dari output r yang dihasilkan tiap sektor k

Zk = Nilai yang dioptimalkan sebagai indikator efisiensi relatif dari sektor k

Page 59: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

41

Sedangkan program linear yang menunjukkan asumsi Variabel return to

scale (VRS) adalah:

DEA memaksimumkan Zk = .∑

Dengan batasan:

.∑ - ∑

≤ 0 ; j = 1, …………, n

.∑ = 1

Urk≥ 0 ; r = 1, …………, n

Vik≥ 0 ; r = 1, …………, n

U0 adalah penggal yang dapatbernilai positif ataupun negative.

Analisis DEA didesain secara spesifik untuk mengukur efisiensi relative

suatu unit produksi dalam kondisi terdapat banyak input maupun banyak output,

yang biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran

efisiensi lainnya. (Silkman, 1986; Nugroho, 1995; Ari Wibowo, 2004;

LendroKurniawan, 2005). Selama ini kita mengenal dua bentuk analisis yang

lazimdigunakan untuk mengukur efisiensi yaitu analisis rasio dan analisis regresi.

Analisis rasio mengukur efisiensi dengan cara memperbandingkan antara

input yang digunakan dengan output yang dihasilkan seperti digambarkan dalam

persamaan berikut:

Efisiensi =

Persamaan rasio akan menunjukkan tingkat efisiensi yang semakin besar,

bilamana terjadi kondisi dimana nilai input yang digunakan semakin kecil tetapi

output tetap. Atau sebaliknya, dengan nilai input tetap, semakin besar nilai output

Page 60: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

42

yang dihasilkan. Kelemahan analisis rasio terlihat pada kondisi dimana terdapat

banyak input dan banyak output yang akan diperhitungkan, karena bila dilakukan

penghitungan secara serempak, maka berkonsekuensi menimbulkan banyak hasil

penghitungan. Sehingga seringkali interpretasi yang dilakukan menjadi tidak

tegas. (Silkman, 1986; Nugroho, 1995; Ari Wibowo, 2004; Lendro

Kurniawan,2005). Ketika dicoba melalui penghitungan indeks gabungan, maka

hasilnya cenderung menunjukkan informasi yang rinci.

Analisis yang kedua, yaitu Analisis Regresi. Analisis regresi menyusun

suatu model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input

tertentu, seperti digambarkan dalam persamaan sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3, …………, Xn)

Persamaan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat

digunakan untuk memprediksi tingkat output yang dihasilkan oleh sebuah unit

kegiatan ekonomi pada tingkat input tertentu. Unit Kegiatan Ekonomi yang

bersangkutan akan dinilai efisien bila mampu menghasilkan jumlah output lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah output hasil estimasi. Sebagaimana dalam

analisis rasio, analisis regresi juga tidak mampu mengatasi kondisi banyak output,

Karena hanya satu indikator output yang bisa ditampung dalam sebuah persamaan

regresi.

Bila dilaksanakan penggabungan banyak output dalam 1 indikator, maka

informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986; Nugroho,1995;

Ari Wibowo, 2004; Lendro Kurniawan, 2005).

Page 61: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

43

Jadi, secara singkat, berbagai keunggulan dan kelemahan metode DEA

adalah:

1. Keunggulan DEA

a. Bisa menangani banyak input dan output

b. Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan

output.

c. Unit Kegiatan Ekonomi dibandingakan secara langsung dengan

sesamanya.

d. Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel

input-output dari setiap sampelnya.

e. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.

2. Keterbatasan DEA

a. Bersifat simple specific

b. Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa

berakibat fatal.

c. Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi

bukan produktivitas absolut.

d. Uji hipótesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

Dalam DEA, efisiensi dinyatakan dalam rasio antara total input dengan total

output tertimbang. Dimana setiap unit kegiatan ekonomi diasumsikan bebas

menentukan bobot untuk setiap variabel input maupun variable output yang ada,

asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan yaitu (Silkman, 1986;

Nugroho, 1995; Ari Wibowo, 2004; Lendro Kurniawan, 2005).

Page 62: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

44

1. Bobot tidak boleh negative

2. Bobot harus bersifat universal atau tidak menghasilkan indikator efisiensi

yang di atas normal atau lebih besar dari nilai 1, bilamana dipakai unit

kegiatan ekonomi yang lainnya.

Angka efisiensi yang diperoleh dengan model DEA memungkinkan untuk

mengidentifikasi unit kegiatan ekonomi yang penting diperhatikan dalam

kebijakan pengembangan kegiatan ekonomi yang dijalankan secara kurang

produktif. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, suatu perusahaan yang rasional akan

selalu berupaya untuk memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya.

Sejalan dengan ini, perusahaan yang rasional akan selalu meningkatkan

kapasitas produksinya sampai diperoleh suatu nilai keseimbangan profit yang

maksimal dalam marginal revenue (sebagai fungsi output) masih melebihi

marginal cost (sebagai fungsi input). Sehingga perusahaan-perusahaan haruslah

sensitif terhadap isu yang berhubungan dengan “skala hasil” (yang umum disebut

dengan return toscale). Suatu perusahaan akan memiliki salah satu dari kondisi

return to scale, yaitu increasing return to scale (IRS), constant return to scale

(CRS) dan de creasing return to scale (DRS) (Erwinta Siswandi dan Wilson

Arafat, 2004).

Jika suatu perusahaan ada dalam kondisi IRS berarti penambahan 1% input

akan menambahkan lebih dari 1% output dan oleh karenanya perusahaan tersebut

pasti akan terus menambah kapasitas produksinya. Hal sama juga akan dilakukan

perusahaan untuk tetap menjaga hasil produksinya pada kondisi normal, apabila

perusahaan tersebut mencapai kondisi CRS. Kondisi ini berarti bahwa

Page 63: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

45

penambahan 1% input akan menghasilkan penambahan 1% output dengan catatan

penambahan revenue masih melebihi incremental cost. Akhirnya, perusahaan

akan secara normal mulai menurunkan inputnya bilamana dari hasil penghitungan

berada pada kondisi DRS, yang berarti jika input ditambah 1%, maka output akan

kurang dari 1 persen.

Menurut Roland dan Terje (2000) dalam Erwinta Siswandi dan

WilsonArafat, (2004) bahwa model DEA mampu menyoroti suatu tingkat

efisiensi perusahaan relatif terhadap benchmark atas kompetitor atau pesaing.

Sebagaimana hal tersebut di atas, ahli ekonomi Sangat mudah mengidentifikasi

bahwa sebuah perusahaan yang berada dalam kondisi IRS selalu ingin

memperluas persaingan untuk meningkatkan posisinya dibandingkan posisi

perusahaan yang berada dalam kondisi CRS dan DRS. Kondisi tersebut dapat

diperoleh dengan cara sebagai berikut :

1. Kondisi IRS bilamana nilai ∑λ < 1dari model CCR dan jelas λ

tersebut adalah nilai hasil penghitungan dari DEA.

2. Kondisi CRS bilamana nilai efisiensi CCR = 1 atau ∑λ = 1 untuk

modelCCR.

3. Kondisi DRS bilamana nilai ∑λ > 1 dari model CCR.

Data Envelopment Analysis (DEA) memiliki beberapa nilai manajerial.

Pertama, DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE

yang lain di dalam sampel. Angka efisiensi ini dapat dijadikan dasar oleh

manajemen untuk mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan

merencanakan tindakan perbaikan bagi UKE yang tidak/kurang efisien.

Page 64: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

46

Kedua, jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi<100%), maka DEA dapat

menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficient

reference set, efisiensi=100%) dan seperangkat angka pengganda (multipliers)

yang dapat digunakan oleh manajemen untuk menyusun strategi perbaikan.

Informasi tersebut dapat dijadikan dasar bagi manajemen untuk membuat UKE

hipótesis yang menggunakan input yang lebih sedikit dan menghasilkan output

paling tidak sama atau lebih banyak dibandingkan UKE yang tidak efisien,

sehingga UKE hipótesis tersebut akan memiliki efisiensi yang sempurna jika

menggunakan bobot input dan bobot output dari UKE yang efisien. Pendekatan

tersebut memberi arah strategis bagi manajemen untuk meningkatkan efisiensi

relatif suatu UKE yang tidak efisien melalui pengenalan terhadap input yang

terlalu banyak digunakan serta output yang produksinya terlalu rendah

(Dendawijaya, 2001). Sehingga manajemen tidak hanya mengetahui UKE yang

tidak efisien, tetapi ia juga mengetahui seberapa besar tingkat input dan output

yang harus disesuaikan agar memiliki efisiensi yang lebih tinggi.

3. Uji H

Metodologi memiliki fleksibilitas dalam penetuan variable yang akan di uji.

Hal ini untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi interpretasi dari hasil olah

data yang dilakukan. Secara procedural proses rekayasa metodologi H ini

dilakukan dari pengumpulan data dari obyek yang dijadikan sampel dalam

implementasi teori ini (Aziz, 2015)

Page 65: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

47

1) Pertama, melakukan pendataan untuk memperoleh besaran dari obyek

yang akan ditinjau dalam nilai, harga, indeks, presentase atau nominal

yaitu dalam bentuk harga asli.

2) Kedua, meninjau laju besaran obyek yang akan dihitung dalam skala

persentase berupa selisih dari harga awal dengan harga berikutnya

atau perbedaan dari besaran pertama dengan besaran kedua dan

selanjutnya

3) Ketiga, membuat pola rata-rata dari obyek yang akan ditinjau dengan

perspektif teori ini dibandingkan dari obyek-obyek lain yang sejenis

atau meninjau posisi obyek yang dikomparasi dengan rata-rata obyek

yang sejenis.

4) Setelah memperoleh nominal, lahu dan rata-rata, selanjutnya

dibutuhkan data lain daro obyek yang sama berupa data yang berasal

intangible atau berkaitan dengan nilai religiusitas untuk didapatkan

besaran bobotnya dibandingkan dengan obyek lain. Cara melakukan

nilai bobot ini yaiitu:

Rumus

H = a.h

(SxLxM)

a = constant (rata-rata selisih x total )

h = straight (positif/negative)

S = variabel x1, x2, x3

L = asumsi 1

M = bobot (0,1 dan 0,2)

H = k+- (x*1*bobot)

Page 66: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

48

a) Membuat rasio bobot berdasarkan data lain dari obyek yang

sama kemudian dibandingkan dengan bobot dari obyek lain

dengan data yang untuk diperoleh ranking atau urutan bobot

antara obyek utama dengan obyek pembanding.

b) Selain menggunakan sumber data dari obyek yang diteliti,

dikombinasikan dengan expert adjustment/ wawancara

terstruktur dengan pakar sains yang memiliki otoritas untuk

menilai bobot suatu obyek.

c) Kemudian melakukan perankingan obyek berdasarkan bobot

yang diperoleh dari berbagai sumber data tersebut, sehingga

urutan tersebut juga mempresentasikan besaran bobot dari obyek

yang diteliti tersebut.

5) Selanjutnya setelah diperoleh data nominal, laju, dan bobot maka

dilakukan penghitungan berupa perkalian dari data obyek tersebut

berupa : nominal x laju x bobot

6) Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan dari obyek yang diteliti

maka dilakukan matriks untuk memperoleh kategori hasil sesuai

format dalam hal ini obyek akan dikategorikan dalam formasi straight,

loads dan impact

a) Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turn)

b) Jika hasil lebih besar dari 0,1 adalah load

c) Jika hasil lebih besar dari rata – rata nilai berarti impact

Page 67: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

49

4. Kerangka Berpikir

Laporan Keuangan Baitul Maal wat Tamwil

Tahun 2014 - 2016

Baitul Maal Tamwil

1. Variabel Input

Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil

Beban Tenaga Kerja

2. Variable Output:

Pendapatan Pengelolaan Dana

Pendapatan Operasional lainnya

Tingkat Efektifitas

(Bobot Nilai Islam)

Kesimpulan

Saran

Tingkat Efisiensi

(Persentase DEA)

Interprtasi Efisiensi

DEA

Interpretasi Efektifitas

Nilai Islam

Page 68: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

50

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Tiga BMT di Tangerang Selatan merupakan objek dari

penelitian ini, dimana sampel tersebut yaitu BMT Munawarah, BMT Mekar

Dakwah, dan BMT UMJ, sampel tersebut diambil karena telah menyediakan data

laporan keuangan selama periode tahun 2014-2016. Perhitungan efisiensi ke tiga

BMT tersebut dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)

dan Nilai Islam, menggunakan dua variabel input dan dua variabel output yaitu :

hak pihak ketiga atas bagi hasil, beban tenaga kerja, pendapatan pengelolaan dana

dan pendapatan operasional lainnya.

Tabel 4.1

Variabel Input Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil BMT Munawarah, BMT

Mekar Dakwah, dan BMT UMJ

Tahun 2014-2016 (jutaan rupiah)

Tahun

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

BMT Munawarah BMT Mekar Dakwah BMT UMJ

2014 1.245.509.585 14.900.867 11.184.964

2015 1.147.585.941 12.229.460 9.592.046

2016 1.071.489.464 28.009.557 22.378.985

Data diolah 2017

Page 69: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

51

Tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah variabel input hak pihak ketiga atas

bagi hasil pada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ mengalami penurunan pada

tahun 2015 namun kembali naik pada tahun 2015. Sedangkan pada jumlah

variabel input hak pihak ketiga atas bagi hasil BMT Munawarah mengalami

penurunan setiap tahun.

Tabel 4.2

Variabel Input Beban Tenaga Kerja BMT Munawarah, BMT Mekar

Dakwah dan BMT UMJ

Tahun 2014-2016 (jutaan rupiah)

Data diolah 2017

Tabel 4.2 menunjukan jumlah variabel input beban tenaga kerja BMT

Munawarah, BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ pada tahun 2014-2016 setiap

BMT terus mengalami kenaikan

Tabel 4.3

Variabel Output Pendapatan Pengelolaan dana BMT Munawarah, BMT

Mekar Dakwah dan BMT UMJ

Tahun 2014-2016(jutaan rupiah)

Tahun Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

BMT Munawarah BMT Mekar

Dakwah

BMT UMJ

2014 1.508.372.767 127.937.000 220.295.300

2015 1.841.496.128 165.700.000 237.130.400

2016 1.881.881.879 208.800.000 321.379.998

Page 70: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

52

Tahun Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

BMT

Munawarah

BMT Mekar

Dakwah

BMT

UMJ

2014 4.072.776.689 303.880.591 517.159.865

2015 4.380.815.176 328.849.453 545.538.856

2016 4.408.211.648 441.920.776 643.081.158

Data diolah dengan 2017

Tabel 4.3 menunjukan jumlah variabel output pengelolaan dana BMT

Munawarah, BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ pada tahun 2014-2016 terus

mengalami peningkatan.

Tabel 4.4

Variabel Output Pendapatan Operasional Lainnya BMT Munawarah, BMT

Mekar Dakwah dan BMT UM

Tahun 2014-2016 (jutaan rupiah)

Tahun Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

BMT

Muanwarah

BMT Mekar

Dakwah

BMT

UMJ

2014 338.341.677 196.615.234 54.859.782

2015 398.589.389 348.337.716 55.181.868

2016 342.764.888 310.539.582 60.873.183

Data diolah dengan 2017

Table 4. menunjukan bahwa jumlah variabel output pendapatan

operasional lainnya pada BMT Munawarah dan BMT Mekar Dakwah mengalami

penurunan pada tahun 2016. Sedangkan pada BMT UMJ terus mengalami

kenaikan sepanjang tahun 2014 – 2016.

Page 71: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

53

B. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi BMT menggunakan

Data Envelopment Analysis (DEA)

Perhitungan efisiensi pada BMT Munawarah, BMT Mekar Da’wah, dan

BMT UMJ dengan metode Data Envelopment Analysis ini menggunakan empat

variabel yaitu hak pihak ketiga atas bagi hasil dan beban tenaga kerja sebagai

variabel input, sedangkan pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan

operasional lainnya sebagai variabel output. Perhitungan DEA dilakukan dengan

software DEAWIN.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan perhitungan efisiensi

menggunakan Data Envelopment Analysis pada penelitian ini yaitu apabila suatu

periode Baitul Maal Wa Tamwil dinyatakan sudah efisiensi jika bernilai 100%,

sedangkan dinyatakan inefisiensi bernilai antara 0% sampai 100%. Di samping itu

juga terdapat angka aktual dan angka target, angka aktual adalah angka input dan

output yang dimiliki sedangkan angka target adalah angka yang disarankan oleh

perhitungan DEA supaya input dan output tersebut menjadi efisiensi. Sedangkan

To Gain dan To Achieve adalah persentase dalam penambahan target agar

mencapai target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.

Page 72: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

54

Tabel 4.5

Tingkat Efisiensi Baitul Maal Wa Tamwil Munawarah, Mekar Da’wah, UMJ

(dalam persentase)

Sumber : Data diolah DEAWIN

Berdasarkan data tabel 4.5 diatas, dapat dilihat tingkat efisiensi tiga Baitul

Maal Wa Tamwil, untuk BMT Munawarah pada tahun 2014-2016 telah efisiensi

100%, pada BMT Mekar Da’wah terdapat dua tahun yang mengalami efisiensi

100% yaitu pada tahun 2014-2015 , namun pada tahun 2016 mengalami

inefisiensi sebesar 8.52%. sedangkan pada BMT UMJ pada tahun 2014-2015 telah

mengalami efisiensi 100%, namun pada tahun 2016 merupakan inefisiensi

terbesar yaitu 14.76%.

Tingkat efisiensi untuk BMT Munawarah merupakan tingkat efisiensi yang

dianggap lebih baik dibanding dengan BMT lainnya, karena setiap tahun

mengalami tingkat efisiensi 100%, hal tersebut dipengaruhi jika kita melihat

masing-masing variabel, maka BMT Munawarah memiliki rata-rata tingkat

pertumbuhan tahun ke tahun (year of the year) yang besaranya tidak terlalu

berfluktuasi tajam dan baik

Baitul Maal Wa

Tamwil

Tahun

2014 2015 2016

Munawarah 100 100 100

Mekar Da’wah 100 100 91.48

UMJ 100 100 85.24

Page 73: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

55

Gambar 4.1

Tingkat Efisiensi 3 Baitul Maal wat Tamwil

2014 – 2016 (dalam persen)

Data diolah 2017

Dari gambar 4.1 dapat terlihat bahwa rata-rata tingkat efisiensi masing-

masing BMT yaitu BMT Mekar Da’wah dan BMT UMJ mengalami masa

fluktuasi selama periode pengamatan. Berdasarkan gambar tersebut juga dapat

dilihat bahwa tingkat efisiensi terendah yaitu pada tingkat efisiensi sebesar 85.24

yang terjadi pada tahun 2016 pada BMT UMJ. Target Input dan Output Baitul

Maal Wa Tamwil

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat efisiensi metode Data Envelopment

Analysis (DEA) berasumsikan CRS (Constant Return to Scale) dengan

menggunakan software DEAWIN, dapat digambarkan pencapaian nilai

efisiensinya pada tiap-tiap tahun.

a. Target Input dan Output BMT Munawarah

75

80

85

90

95

100

105

2014 2015 2016

BMT Munawarah

BMT Mekar Da'wah

BMT UMJ

Page 74: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

56

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat efisiensi metode Data

Envelopment Analysis (DEA) berasumsi CRS (Constant Return to Scale)

dengan menggunakan software DEAWIN, dapat digambarkan pencapaian

nilai efisiensinya pada tiap-tiap tahun.

Tabel 4.6

Tingkat Efisiensi BMT Munawarah

(dalam jutaan rupiah)

Variabel Tingkat

Efisiensi

Actual Target To

Gain

Achieved

2014 Hak Pihak

Ketigak Atas

Bagi Hasil

100%

1.245.509.585 11.245.509.585 0.0% 100.0%

Beban

Tenaga Kerja

1.508.372.767 1.508.372.767 0.0% 100.0%

Pendapatan

Pengelolaan

Dana

4.072.776.689 4.072.776.689 0.0% 100.0%

Pendapaatan

Operasioanl

Lainnya

338.341.677 338.341.677 0.0% 100.0%

2015 Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

100%

1.147.585.941 1.147.585.941 0.0% 100.0%

Beban

Tenaga Kerja

1.841.496.128 1.841.496.128 0.0% 100.0%

Pendapatan

Pengeolaan

Dana

4.380.815.176 4.380.815.176 0.0% 100.0%

Page 75: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

57

Pendapatan

Operasional

Lainnya

3.98.589.389 398.589.389 0.0% 100.0%

2016 Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

100%

1.071.489.464 1.071.489.464 0.0% 100.0%

Beban

Tenaga Kerja

1.881.881.879 1.881.881.879 0.0% 100.0%

Pendapatan

Pengelolaan

Dana

4.408.211.648 4.408.211.648 0.0% 100.0%

Pendapatan

Operasional

Lainnya

342.764.888 342.764.888 0.0% 100.0%

Data diolah 2017

Pada tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian

sebenarnya oleh BMT Munawarah sama dengan nilai target atau nilai yang

seharusnya dicapai. Pada kolom to Gain atau persentase berapa persen nilai aktual

yang harusnya ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga

menunjukan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan

ataupun dikurangan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved

atau pencapaian aktual terhadapat target adalah 100%, artinya BMT Munawarah

telah mencapai target efisiensinya.

b. Target Input dan Output BMT Mekar Dakwah

Berdasarkan perhitungan tingkat efisiensi pada BMT Mekar Da’wah

maka didapatkan hasil:

Page 76: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

58

Tabel 4.7

Tingkat Efisiensi BMT Mekar Da’wah

(dalam jutaan rupiah)

Variabel Tingkat

Efisiensi

Actual Target To

Gain

Achieved

2014 Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

100%

14.900.867 14.900.867 0.0% 100.0%

Beban

Tenaga Kerja

127.937.000 127.937.000 0.0% 100.0%

Pendapatan

Pengelolaan

Dana

303.880.591 303.880.591 0.0% 100.0%

Pendapatan

Operasioanl

Lainnya

196.615.234 196.615.234 0.0% 100.0%

2015 Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

100%

12.229.460 12.229.460 0.0% 100.0%

Beban

Tenaga Kerja

165.700.000 165.700.000 0.0% 100.0%

Pendapatan

Pengeolaan

Dana

328.849.453 328.849.453 0.0% 100.0%

Pendapatan

Operasional

Lainnya

348.337.716 348.337.716 0.0% 100.0%

2016 Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

28.009.557 20.962.484 25.2% 74.8%

Page 77: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

59

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa BMT Mekar Da’wah

mengalami tingkat tingkat efisiensi 100% pada tahun 2014 dan 2015,

sedangkan tingkat efisiensi yang rendah pada tahun2016 BMT Mekar

Da’wah tingkat efisiensinya hanya sebesar 91.48%, dimana pada saat itu

BMT Mekar Da’wah dapat meningkatkan efisiensinya dengan cara

menetapkan target hak pihak ketiga atas bagi hasil menjadi 20.962.484 juta

rupiah atau mengurangi 25.2% dari 28.009.557 juta rupiah. Variabel beban

tenaga ditetapkan target 191.000.406 juta rupiah atau mengurangi 8.5% dari

208.800.000.

c. Target Input dan Output BMT UMJ

Berdasarkan perhitungan tingkat efisiensi pada BMT UMJ maka

didapatkan hasil :

Beban

Tenaga Kerja

91.48%

208.800.000 191.000.406 8.5% 91.5%

Pendapatan

Pengelolaan

Dana

441.920.776 441.920.776 0.0% 100.0%

Pendapatan

Operasional

Lainnya

310.539.582 310.539.582 0.0% 100.0%

Page 78: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

60

Tabel 4.8

Tingkat Efisiensi BMT UMJ

(dalam jutaan rupiah)

Variabel Tingkat

Efisiensi

Actual Target To Gain Achieved

2014

Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

100%

10.875.436 10.875.436 0.0% 100.0%

Beban Tenaga

Kerja

220.295.300 220295.300 0.0% 100.0%

Pendapatan

Pengelolaan

Dana

517.159.865 517.159.865 0.0% 100.0%

Pendapaatan

Operasioanl

Lainnya

54.859.782 54.859.782 0.0% 100.0%

2015 Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

100%

11.092.337 11.092.337 0.0% 100.0%

Beban Tenaga

Kerja

237.130.400 237.130.400 0.0% 100.0%

Pendapatan

Pengeolaan

Dana

545.538.856 545.538.856 0.0% 100.0%

Pendapatan

Operasional

Lainnya

55.181.868 55.181.868 0.0% 100.0%

Page 79: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

61

2016 Hak Pihak

Ketiga Atas

Bagi Hasil

86.16%

83.105.266 13.523.454 83.7% 16.3%

Beban Tenaga

Kerja

321.379.998 273.934.166 14.8% 85.2%

Pendapatan

Pengelolaan

Dana

643.081.158 643.081.158 0.0% 100.0%

Pendapatan

Operasional

Lainnya

60.873.183 68.217.382 12.1% 89.2%

Data diolah 2017

Berdasarkan Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa BMT UMJ mengalami

tingkat efisiensi 100% pada tahun 2014-2015 dan yang terendah pada tahun 2016,

dimana pada saat itu BMT UMJ dapat meningkatkan efisiensinya dengan cara

menetapkan target hak pihak ketiga atas bagi hasil menjadi 13.523.454 jutaan

rupiah atau mengurangi 16,3% dari 83.105.266 jutaan rupiah. Variabel beban

tenaga kerja ditetapkan target 273.934.166 jutaan rupiah atau mengurangi 85,2%

dari 321.379.998 jutaan rupiah, sedangkan untuk variabel pendapatan operasional

lainnya ditetapkan target sebesar 68.217.382 jutaan rupiah atau meningkatkan

89,2% dari 60.873.183 jutaan rupiah.

Page 80: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

62

2. Hasil perhitungan dan Analisis Tingkat Efektifitas Baitul Mal Wa

Tamwil dengan Nilai Islam

Perhitungan tingkat efektifitas menggunakan metode Nilai Islam dilakukan

pada Tiga BMT yaitu BMT Munawarah, BMT Mekar Da’wah, dan BMT UMJ

dengan dilakukan Uji H. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didapatkan

dari hasil perhitungan tingkat efektifitas dengan nilai islam dengan menggunakan

kriteria : (Aziz, 2015)

d. Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turn)

e. Jika hasil diatas rata-rata adalah load

f. Jika hasil diatas dari rata-rata nilai berarti impact

C. Kriteria Uji H

Uji H dilakukan guna mendapatkan hasil perhitungan efektifitas dengan

metode Nilai Islam. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan Uji

H : (Aziz, 2015)

1. Melakukan pendataan guna memperoleh besaran dari obyek yang diteliti

berupa nilai, indeks, persentase atau nominal dalam bentuk harga asli.

Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data asli laporan

keuangan pada variabel input 1 adalah hak pihak ketiga atas bagi hasil,

variabel input 2 adalah beban tenaga kerja, variabel output 1 adalah

pendapatan pengelolaan dana dan variabel output 2 adalah pendapatan

operasional lainnya masing-masing bmt.

Page 81: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

63

Tabel 4.9

Data Variabel Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil

Tahun 2014-2016 (jutaan rupiah)

BMT

Munawarah

BMT Mekar

Da’wah

BMT

UMJ

2014 1.245.509.585 14.900.867 10.875.436

2015 1.147.585.941 12.229.460 11.092.337

2016 1.071.489.464 28.009.557 83.105.266

Tabel 4.10

Data Variabel Beban Tenaga Kerja

Tahun 2014-2016 (jutaan rupiah)

BMT

Munawarah

BMT

Mekar Da’wah

BMT

UMJ

2014 1.508.372.767 127.937.000 220.295.300

2015 1.841.496.128 165.700.000 237.130.400

2016 1.881.881.879 208.800.000 321.379.998

Tabel 4.11

Data Variabel Pendapatan Pengelolaan Dana

Tahun 2014-2016 (jutaan rupiah)

BMT

Munawarah

BMT

Mekar

Dakwah

BMT

UMJ

2014 4.072.776.689 303.880.591 517.159.865

2015 4.380.815.176 328.849.453 545.538.856

2016 4.408.211.648 441.920.776 643.081.158

Page 82: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

64

Table 4.12

Data Variabel Pendapatan Operasional Lainnya

Tahun 2014-2016 (jutaan rupiah)

BMT

Munawarah

BMT

Mekar Dakwah

BMT

UMJ

2014 338.341.677 196.615.234 54.859.782

2015 398.589.389 348.337.716 55.181.868

2016 342.764.888 310.539.582 60.873.183

2. Meninjau laju besaran dari obyek yang diteliti dengan menghitung selisih

besaran pertama dengan besaran kedua dan selanjutnya. Dalam penelitian

ini selisih didapatkan berasal dari perhitungan:

atau

Perhitungan selisih untuk mendapatkan besaran laju objek, dilaksanakan

pada data asal, dimana dalam penelitian ini menggunakan data laporan

keuangan selama periode 2014 - 2016 pada masing-masing vairabel

penelitian. Maka didapatkan hasil:

Tabel 4.13

Hasil Besaran Laju Uji H

Variabel Input 1 Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil

Baitul Mal Wa

Tamwil

Laju 1 Laju 2

BMT Munawarah -0.078621349 -0.066310046

BMT Mekar Dakwah -0.179278629 1.290334733

BMT UMJ 0.01994412 6.492133173

Page 83: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

65

Tabel tersebut merupakan tabel hasil perhitungan besaran laju pada

variabel hak pihak ketiga atas bagi hasil, dimana laju 1(-0.078621349)

merupakan hasil perhitungan data tahun 2015 (1.147.585.941) dikurang dengan

data tahun 2014 (1.245.509.585) lalu dibagi dengan data tahun 2014

(1.245.509.585) dan dimana laju 2 (-0.066310046) merupakan hasil perhitungan

data tahun 2016 (1.071.489.464) dikurangkan dengan data tahun 2015

(1.147.585.941) lalu dibagi dengan data tahun 2015 (9592046). Dan begitu

seterusnya untuk perhitungan BMT-BMT yang lain.

Tabel 4.14

Hasil Besaran Laju Uji H

Variabel Input 2 Beban Tenaga Kerja

Baitul Mal Wa Tamwil Laju 1 Laju 2

BMT Munawarah 0.220849493 0.021930945

BMT Mekar Dakwah 0.295168716 0.26010863

BMT UMJ 0.076420605 0.355288052

Tabel tersebut merupakan tabel hasil perhitungan besaran laju pada variabel beban

tenaga kerja, dimana laju 1 (0.220849493) merupakan hasil perhitungan data

tahun 2015 (1.841.496.128) dikurang dengan data tahun 2014 (1.508.372.767)

lalu dibagi dengan data tahun 2014 (1.508.372.767) dan dimana laju 2

(0.021930945) merupakan hasil perhitungan data tahun 2016 (1.881.881.879)

dikurangkan dengan data tahun 2015 (1.841.496.128) lalu dibagi dengan data

tahun 2015 (1.841.496.128).

Page 84: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

66

Tabel 4.15

Hasil Besaran Laju Uji H

Variabel Pendapatan Pengelolaan Dana

Baitul Mal Wa

Tamwil

Laju 1 Laju 2

BMT Munawarah 0.075633532 9.063928716

BMT Mekar Dakwah 0.082166689 0.34383917

BMT UMJ 0.054874697 0.178799917

Tabel tersebut merupakan tabel hasil perhitungan besaran laju pada variabel

pendapatan pegelolaan dana, dimana laju 1 (0.054874697) merupakan hasil

perhitungan data tahun 2015 (545.538.856) dikurang dengan data tahun 2014

(517.159.865) lalu dibagi dengan data tahun 2014 (517.159.865), dan dimana laju

2 (0.178799917) merupakan hasil perhitungan data tahun 2016 (643.081.158)

dikurangkan dengan data tahun 2015 (545.538.856) lalu dibagi dengan data tahun

2015 (545.538.856).

Tabel 4.16

Hasil Besaran Laju Uji H

Variabel Pendapatan Operasional Lainnya

Baitul Mal Wa

Tamwil

Laju 1 Laju 2

BMT Munawarah 0.178067664 -0.140055161

BMT Mekar Dakwah 0.771672057 -0.108510024

BMT UMJ 0.005871077 0.103137411

Data diolah 2017

Page 85: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

67

Tabel tersebut merupakan tabel hasil perhitungan besaran laju pada variabel

pendapatan operasional lainnya, dimana laju 1 (0.005871077) merupakan

hasil perhitungan data tahun 2015 (55.181.868) dikurang dengan data tahun

2014 (54.859.782) lalu dibagi dengan data tahun 2014 (54.859.782), dan

dimana laju 2 (0.103137411) merupakan hasil perhitungan data tahun 2016

(60.873.183) dikurangkan dengan data tahun 2015 (55.181.868) lalu dibagi

dengan data tahun 2015 (55.181.868).

3. Membuat pola rata-rata besaran obyek dikomparasikan dengan rata-rata

obyek sejenis lainnya. Perhitungan rata-rata laju objek dengan cara :

X laju =

Maka hasil perhitungan yang didapatkan adalah

Tabel 4.17

Hasil Uji H Rata-Rata Laju

X Rata-Rata

I1

X Rata-Rata

I2

X Rata-Rata

O1

X Rata-Rata

O2

-0,1675 -0,1726 0,0934 4,4260

0,0434 -0,0728 2,7418 0,0114

-0.2222 -0,1110 0,0852 0,1326

4. Setelah mendapatkan nominal, laju dan rata-rata laju, selanjutnya

dibutuhkan data lain yang berasal dari nilai religiusitas dalam bentuk

besaran bobot dibandingkan dengan obyek lain.

Page 86: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

68

Tabel 4.18

Bobot Nilai Islam

Baitul Maal Wa Tamwil Bobot Nilai Islam

BMT Munawarah 0.80

BMT Mekar Dakwah 0.60

BMT UMJ 0.40

Data diolah 2017

Tabel tersebut memperlihatkan bobot nilai islam atau nilai religiusitas yang

didapatkan nilai religiusitas tersebut melalui perbandingan dan konfirmasi Nilai

Ibadah yang dilakukan oleh masing-masing BMT. Nilai Ibadah yang tertinggi

terdapat pada BMT Munawarah, hal ini disebabkan bahwa Baitul Maal Wa

Tamwil tersebut telah memuat peraturan menghentikan aktifitas selama 15 menit

pada waktu shalat dzuhur dan ashar, artinya BMT Munawarah mengutamakan

shalat tepat waktu sehingga mendapatkan nilai ibadah atau nilai islam yang tinggi

dibandingkan dengan BMT lainnya. Sedangkan bobot nilai BMT Mekar Dakwah

adalah sebesar 0.6. BMT UMJ adalah sebesar 0.4

5. Dilakukan perhitungan berupa perkalian dari obyek berupa:

Dimana :

Bobot = Nilai Religiusitas / Nilai Ibadah

Rata – rata laju = k1 + k2 + …….+kn

n

H = Bobot x Rata – Rata Laju x Nominal Last year

Page 87: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

69

Nominal last year = X3 (X pada periode/tahun terakhir data laporan

keuangan)

Tabel 4.19

Perhitungan Uji H

Variabel Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil

BMT Bobot X

Rata2

X Last Nilai H ERROR RATA2

ERROR

TINGKAT

ERROR

BMT

Munawarah -0.8 -0,0724 1.071.489.464 62116 0.057972 0,583892

BMT

Mekar

Dakwah

-0.6 0,5555 28.009.557 -93360 -0,333316 -0.525919 0,192603

BMT UMJ -0.4 3,2560 83.105.266 -1082375 -1,302415 -0,776495

Tabel tersebut merupakan perhitungan Uji H yang dilakukan untuk BMT

Munawarah, BMT Mekar Dakwah, dan BMT UMJ dimana I1 adalah Input 1 yang

berarti variabel hak pihak ketiga atas bagi hasil. Penentuan bobot nilai islam

dalam variabel input, akan berbeda dengan output. Bobot nilai islam untuk input

akan dilakukan invers, hal tersbeut diasumsikan bahwa BMT akan dikatakan

efektifitas pada input jika menggunakan input dibawah rata-rata yang ditentukan,

berbeda dengan output, dimana BMT akan efektifitas dikatakan apabila

menghasilkan output diatas rata-rata. Bobot nilai untuk BMT Munawarah sebesar

-0,8 merupakan invers dari bobot nilai islam 0,8, bobot nilai islam BMT Mekar

Dakwah sebesar -0,6 merupakan invers dari bobot nilai islam 0,6, bobot nilai

islam BMT UMJ sebesar -0,4 merupakan invers dari bobot nilai islam 0,4.

Page 88: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

70

Sedangkan X rata-rata (-0.072465698) merupakan hasil dari perhitungan

besaran laju 1 sampai dengan besaran laju 3 dibagi dengan jumlah seluruh besaran

laju. Tabel X Last (1.071.489.464)) merupakan nilai atau data variabel hak pihak

ketiga atas bagi hasil pada tahun 2016, dan nilai H (62.116.985) merupakan hasil

perhitungan bobot (-0,8) dikalikan dengan X rata-rata (-0,0724) dan X last

(1.071.489.464). Sedangkan Error (0,057972) merupakan hasil pembagian Nilai H

(62116985) dengan X last (1.071.489.464). Rata-rata error (-0,525919911)

merupakan nilai rata-rata seluruh eror, dimana seluruh nilai eror ditambahkan dan

bagi 3 (0,057972+ (-) 0,333316 +(-) 1,302415 : 3). Sedangkan tingkat eror

(0,583892) merupakan hasil dari perhitungan selisih antara rata-rata eror dengan

eror (0,057972 – (-) 0,525919).

Tabel 4.20

Perhitungan Uji H

Variabel Beban Tenaga Kerja

BMT Bobot X Rata2 X Last Nilai H ERROR RATA2

ERROR

TINGKAT

ERROR

BMT

Munawarah -0,8 0,121390 1.881.881.879 -31209 -0,097112 0,019566

BMT Mekar

Dakwah -0,6 0,277638 20.880.000 -313489 -0,166583 -0,116679 -0,049904

BMT UMJ -0,4 0,215854 321.379.998 -12028 -0,086341 -0,030337

Data diolah 2107

Tabel tersebut merupakan perhitungan Uji H yang dilakukan untuk BMT

Munawarah, BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ dimana I2 adalah Input 2 yang

berarti variabel beban tenaga kerja. Penentuan bobot nilai islam dalam variabel

Page 89: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

71

input, akan berbeda dengan output. Bobot nilai Islam untuk input akan dilakukan

invers, hal tersebut diasumsikan bahwa BMT akan dikatakan efektiitas pada input

jika menggunakan input dibawah rata–rata yang ditentukan, berbeda dengan

output, dimana BMT akan efektifitas apabila menghasilkan output diatas rata–

rata. Bobot nilai untuk BMT Munawarah sebesar -0,8, bobot nilai BMT Mekar

Dakwah sebesar -0,6 dan untuk BMT UMJ sebesar -0,4. Sedangkan X rata-rata

(0,121390) merupakan hasil perhitungan dari besaran laju 1 sampai laju 2 dengan

jumlah seluruh besaran laju. Tabel X Last (1.881.881.879) merupakan nilai atau

data variabel beban tenaga kerja pada tahun 2016 dan nilai H (-31209) merupakan

hasil perhitungan bobot dikalikan dengan X rata-rata dan X last (-0,8 x 0,121390 x

1.881.881.879). Sedangkan Error (-0,097112) merupakan hasil dari pembagian

nilai H dengan X last (-31209 : 1.881.881.879). Rata-rata error (-0,116679)

merupakan nilai rata-rata seluruh error, dimana seluruh nilai ditambahkan dan

dibagi 3 (-0,097112 + (-)0,166583 + (-)0,086341 : 3). Dan untuk tingkat error

(0,019566) merupakan hasil dari nilai error dikurangkan dengan nilai rata-rata

error ((-)0,097112 – (-)0,0116679).

Page 90: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

72

Tabel 4.21

Perhitungan Uji H

Variabel Pengelolaan Dana

BMT Bobot X Rata2 X Last Nilai H ERROR RATA2

ERROR

TINGKAT

ERROR

BMT

Munawarah 0.8 4,569781 44.088.211.648

1.61179 3,655824 2,379037

BMT Mekar

Da’wah 0.6 0,21300 441.920.776 56478 0,127801 1,276787 -1,148985

BMT UMJ 0.4 0,116837 643.081.158 30054 0,046734 -1,230005

Data diolah 2017

Tabel tersebut merupakan perhitungan Uji H yang dilakukan untuk BMT

Munawarah, BMT Mekar Da’wah, dan BMT UMJ dimana O1 adalah output yang

berati variabel pendapatan pengelolaan dana. Bobot nilai Islam untuk output

pedapatan pengelolaan dana yaitu BMT Munawarah sebesar 0,8 bobot nilai islam

BMT Mekar Dakwah sebesar 0,6 dan bobot nilai islam BMT UMJ bobot nilai

islam sebesar 0,4. Sedangkan X rata-rata (4,569781) merupakan hasil dari

perhitungan besaran laju 1 sampai dengan besaran laju 2 dibagi dengan jumlah

seluruh besaran laju. Tabel X last (44.088.211.648) merupakan nilai atau data

pada tahun terakhir yaitu 2016, dan nilai H (1,61179) merupakan hasil

perhitungan bobot dikalikan dengan X rata-rata dan X last (0,8 x 44.088.211.648).

Sedangkan Error (3,655824) merupakan nilai rata-rata seluruh eror, dimana

seluruh nilai eror ditambakan kemudian dibagi 3 (3,655824 + 0,127801 +

0,046734 : 3).

Page 91: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

73

Tabel 4.22

Perhitungan Uji H

Variabel Pendapatan Operasional Lainnya

BMT Bobot X

Rata2 X Last Nilai H ERROR

RATA2

ERROR

TINGKAT

ERROR

BMT

Munawarah 0.8 0,01900 342.764.888 5211740 0,015205

-0,063446

BMT Mekar

Dakwah 0.6 0,33158 310.539.582 61781418 0,198994 0,07865 0,12029

BMT UMJ 0.4 0,05450 60.873.183 14508033 0,021801 -0,056850

Data diolah 2107

Tabel tersebut merupakan perhitungan Uji H yang dilakukan untuk BMT

Munawarah, BMT Mekar Dakwah, dan BMT UMJ dimana O2 adalah output 2

yang berarti variabel pendapatan operasional lainnya. Bobot nilai BMT

Munawarah sebesar 0,8, bobot nilai BMT Mekar Dakwah sebesar 0,6 dan bobot

nilai BMT UMJ sebesar 0,4. Sedangkan X rata-rata (0,05450) merupakan hasil

dari perhitungan besaran laju 1 dan laju 2 dibagi dengan jumlah seluruh besaran

laju. Tabel X last (60.873.183) merupakan nilai atau data variabel pendapatan

operasional lainnya pada tahun 2016, dan nilai H (14508033) merupakan hasil

perhitungan bobot dikalikan dengan X rata-rata dan X last (0,8 x 0,05450 x

60.873.183). Sedangkan Error (0,021801) merupakan hasil pembagian dari Nilai

H dengan X last (14508033 : 60.873.183). Rata-rata Error (0,07865) merupakan

seluruh nilai rata-rata seluruh eror, dimana seluruh nilai eror ditambahkan dan

dibagi 3 (0,015205 + 0,19894 + 0,0218081 : 3). Dan untuk perhitungan tingkat

Page 92: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

74

error (-0,056850) merupakan hasil dari perhitungan selisih antara rata-rata error

dengan error (0,07865 – 0,021801).

6. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan obyek yang diteliti maka dilakukan

matriks guna mendapatakan hasil dari Nilai Islam dan selanjutnya dilakukan

kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis. Dalam penelitian ini, menggunakan

data variable input dan variable output yang juga digunakan dalam analisis

efisiensi metode Data Envelopment Analisys terdiri dari hak pihak ketiga atas bagi

hasil, beban tenaga kerja, pendapatan pengelolaan dana dan pendapatan

operasional lainnya.

Tabel tersebut memperlihatkan bobot nilai islam atau nilai religiusitas yang

didapatkan nilai religiusitas tersebut melalui perbandingan dan konfirmasi Nilai

Ibadah yang dilakukan oleh masing-masing BMT. Nilai Ibadah yang tertinggi

terdapat pada BMT Munawarah, hal ini disebabkan bahwa Baitul Maal Wa

Tamwil tersebut telah memuat peraturan menghentikan aktifitas selama 15 menit

pada waktu shalat dzuhur dan ashar, artinya BMT Munawarah mengutamakan

shalat tepat waktu sehingga mendapatkan nilai ibadah atau nilai islam yang tinggi

dibandingkan dengan BMT lainnya. Sedangkan bobot nilai BMT Mekar Dakwah

adalah sebesar 0.6. BMT UMJ adalah sebesar 0.4

D. Hasil Perhitungan Uji H dn Analisis

Uji H dilakukan pada masing-masing variable yang digunakan pada

penelitian ini. Berdasarkan perhitungan Uji H yang dilakukan peneliti, maka

didapatkan hasil sebagai beikut:

1. Uji H pada Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil

Page 93: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

75

Uji H yang dilakukan pada variable input hak pihak ketiga atas bagi hasil

didapatkan hasilnya:

Table 4.23

Efektifitas H pada Input 1 BMT Munawarah

Sumber : Data diolah 2017

Dimana nilai uji H1 adalah hasil straight dengan nilai postif karena

hasil berada diatas rata-rata matriks, H2 adalah hasil loads dengan nilai 0,58

karena memiliki selisih rata-rata matriks sebesar 0,58 dan H3 adalah hasil

impact dengan konklusi ada dampak karena memberikan kontribusi diatas

rata-rata.

Table 4.24

Efektifitas H pada Input 1 BMT Mekar Da’wah

Sumber: Data Diolah 2017

Dimana hasil Uji H1 adalah hasil straight dengan nilai positif

karena berada diatas rata-rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil

loads dengan nilai 0,19 adalah memiliki selisih dengan rata-rata

BMT Munawarah (I1)

(H1) HASIL STRAIGHT (+)

(H2) HASIL LOADS 0,58

(H3) HASIL IMPACT IMPACT

BMT Mekar Da’wah (I1)

(H1) HASIL STRAIGHT (+)

(H2) HASIL LOADS 0,19

(H3) HASIL IMPACT IMPACT

Page 94: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

76

matriks sebesar 0,19 dan H3 adalah impact dengan konklusi ada

dampak karena memberikan kontribusi diatas rata-rata.

Table 4.25

Efektifitas H pada Input 1 BMT UMJ

Sumber: Data diolah dengan 2017

Dimana hasil uji H1 adalah hasil straight dengan nilai negatif Karena

berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil loads

dengan nilai -0,7 adalah karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

sebesar -0,7 dan H3 adalah impact dengan konklusi tidak ada dampak

karena tidak memberikan kontribusi dibawah rata – rata.

Dari seluruh hasil Uji H pada variable input hak pihak ketiga atas bagi

hasil pada masing-masing bmt dapat diketahui bahwa BMT Munawarah,

dan BMT Mekar Dakwah memiliki dampak dalam kontribusi

pengembangan hak pihak ketiga atas bagi hasil, namun untuk BMT UMJ

tidak memiiki dampak karena tidak memiliki kontribusi diatas rata-rata.

Berdasarkan nilai islam artinya bahwa BMT Munawarah, dan BMT Mekar

Da’wah sudah efektif berdasarkan nilai islam, sedangkan BMT UMJ tidak

efektif berdasarkan nilai islam, tingkat efektif terbaik dimiliki oleh BMT

Munawarah, hal ini dikarenakan memiliki selisih paling besar dengan rata-

rata matriks sebesar, BMT Mekar Dakwah telah dapat mengoptimalkan

BMT UMJ (I1)

(H1) HASIL STRAIGHT (-)

(H2) HASIL LOADS -0,7

(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT

Page 95: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

77

penggunaan variable input hak pihak ketiga atas bagi hasil sehingga hasil

yang didapatkan postif, artinya BMT Mekar Da’wah tidak memberikan

beban yang melebihi rata-rata pada variable input bagi hasil kepada

deposan, sedangkan BMT UMJ tidak memiliki dampak dalam kontribusi

pengembangan hak pihak ketiga atas bagi hasil berdasarkan nilai islam yaitu

-0,7 artinya bahwa BMT UMJ kurang dapat mengoptimalkan penggunaan

variabel input hak pihak ketiga atas bagi hasil, dimana BMT Munawarah

memberikan beban yang besar terhadap perusahaan melalui bagi hasil

kepada deposan.

1) Uji H pada Beban Tenaga Kerja

Uji H selanjutnya dilakukan pada variabel input kedua yaitu beban

tenaga kerja, berdasarkan Uji H yang dilakukan pada masing – masing

BMT, maka didapatkan hasil :

Table 4.26

Efektifitas H pada Input 2 BMT Munawarah

Sumber: data diolah dengan 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

positif, karena berada diatas rata–rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil

loads bernilai 0,01 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

sebesar 0,01 dan H3 adalah hasil impact dimana memberikan konklusi ada

BMT Munawarah (I2)

(H1) HASIL STRAIGHT (+)

(H2) HASIL LOADS 0,01

(H3) HASIL IMPACT IMPACT

Page 96: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

78

dampak karena memberikan kontribusi diatas rata–rata.

Tabel 4.27

Efektifitas H pada Input 2 BMT Mekar Da’wah

Sumber: data diolah dengan 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

negartif karena berada dibawah rata – rata, sedangkan H2 adalah hasil

loads bernilai -0,04 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

sebesar -0,04 dan H3 adalah impact dengan konklusi tidak ada dampak

karena tidak memberikan kontribusi dibawah rata–rata

Tabel 4.28

Efektifitas H pada Input 2 BMT UMJ

BMT UMJ (I2)

(H1) HASIL STRAIGHT ( - )

(H2) HASIL LOADS -0,03

(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT

Sumber: data diolah dengan 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah

hasil loads bernilai -0,03 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

sebesar -0,03 dan H3 adalah impact dengan konklusi tidak ada dampak

BMT Mekar Da’wah (I2)

(H1) HASIL STRAIGHT (-)

(H2) HASIL LOADS -0.04

(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT

Page 97: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

79

karena tidak memberikan kontribusi dibawah rata – rata.

Dari seluruh hasil Uji H pada masing – masing BMT yang dilakukan

pada variabel input beban tenaga kerja, memberikan hasil bahwa terdapat

satu Baitul Mal wat Tamwil yang memiliki dampak terhadap

pengembangan variabel beban tenaga kerja yaitu BMT Munawarah.

Sedangkan untuk BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ tidak memiliki

dampak terhadap perkembangan variable beban tenaga kerja. Hal ini

menunjukkan bahwa BMT Mekar Dakwah dan BMT Munawarah telah

efektif dalam variabel beban tenaga kerja, artinya BMT-BMT tersebut telah

mengoptimalkan beban tenaga kerja sehingga tidak memberikan beban

melebihi rata – rata yang akan berpengaruh terhadap efektifitas.

2) Uji H pada Pendapatan Pengelolaan Dana

Uji H selanjutnya dilakukan pada variabel output satu yaitu

pendapatan pengelolaan dana, berdasarkan Uji H yang dilakukan pada

masing–masing Baitul Maal Wa Tamwil, maka didapatkan hasil :

Tabel 4.29

Efektifitas H pada Output 1 BMT Munawarah

BMT Munawarah (O1)

(H1) HASIL STRAIGHT (+)

(H2) HASIL LOADS 2

(H3) HASIL IMPACT IMPACT

Sumber: Data diolah 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

positif karena berada diatas rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil

Page 98: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

80

loads bernilai 2 karena memiliki selisih dengan rata-rata matriks sebesar 2

dan H3 adalah hasil impact dimana konklusi ada dampak karena

memberikan kontribusi diatas rata–rata.

Tabel 4.30

Efeftifitas H pada Output 1 BMT Mekar Da’wah

BMT Mekar Da’wah (O1)

(H1) HASIL STRAIGHT (-)

(H2) HASIL LOADS -1,1

(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT

Data diolah 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

negative karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah

hasil loads bernilai -1,1 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

sebesar -1,1 dan H3 adalah hasil impact dimana konklusi dampak karena

tidak memberikan kontribusi dibawah rata – rata.

Tabel 4.31

Efektifitasa H pada Output 1 BMT UMJ

BMT UMJ (O1)

(H1) HASIL STRAIGHT (-)

(H2) HASIL LOADS -1,2

(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT

Sumber data diolah 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah

hasil loads bernilai -1,2 karena memiliki selisih dengan rata– rata matriks

Page 99: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

81

sebesar -1,2 dan H3 adalah hasil impact dimana konklusi tidak ada dampak

karena tidak memberikan kontribusi dibawah rata – rata.

Dari seluruh hasil Uji H pada variabel output pendapatan

pengelolaan dana pada masing-masing BMT dapat diketahui bahwa hanya

BMT Munawarah yang memiliki dampak dalam kontribusi pengembangan

pendapatan pengelolaan dana berdasrkan nilai islam karena berada diatas

rata-rata matriks, sedangkan BMT Mekar Da’wah dan BMT UMJ tidak

memiliki dampak dalam kontribusi pengembangan variabel pendapatan

pengelolaan dana berdasarkan nilai islam atau belum efektif pada variabel

pendapatan pengelolaan dana.

2. Uji H pada Pendapatan Operasional Lainnya

Uji H selanjutnya dilakukan pada variabel output dua yaitu

pendapatan operasional lainnya, berdasarkan Uji H yang dilakukan pada

masing–masing Baitul Mal Wa Tamwil, maka didapatkan hasil :

Tabel 4.32

Efektifitas H pada Output 2 BMT Munawarah

BMT Muanwarah (O2)

(H1) HASIL STRAIGHT (-)

(H2) HASIL LOADS -0,06

(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT

Sumber data diolah 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah

hasil loads bernilai -0,06 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

Page 100: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

82

sebesar -0,06 dan H3 adalah impact dengan konklusi tidak ada dampak

karena tidak memberikan kontribusi diatas rata – rata

Tabel 4.33

Efektifitas H pada Output 2 BMT Mekar Da’wah

BMT Mekar Da’wah (O2)

(H1) HASIL STRAIGHT (+)

(H2) HASIL LOADS 0,12

(H3) HASIL IMPACT IMPACT

Sumber : Data diolah 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

positif karena berada diatas rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah hasil

loads bernilai 0,12 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

sebesar 0,12 dan H3 adalah hasil impact dimana konklusi ada dampak

karena memberikan kontribusi diatas rata – rata.

Tabel 4.34

Efektifitas H pada Output 2 BMT UMJ

BMT UMJ (O2)

(H1) HASIL STRAIGHT (-)

(H2) HASIL LOADS 0,05

(H3) HASIL IMPACT NO IMPACT

Sumber : Data diolah 2017

Hasil tersebut menyatakan dimana H1 adalah hasil straight bernilai

negatif karena berada dibawah rata – rata matriks, sedangkan H2 adalah

hasil loads bernilai -0,05 karena memiliki selisih dengan rata – rata matriks

sebesar -0,05 dan H3 adalah hasil impact dengan konklusi tidak ada

dampak karena tidak memberikan kontribusi diatas rata–rata. Berdasarkan

Page 101: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

83

hasil Uji H pada variabel output kedua yaitu pendapatan operasional

lainnya pada masing – masing BMT, dapat dijelaskan bahwa BMT Mekar

Da’wah yang efiktif karena berdampak dalam kontribusi pengembangan

variabel pendapatan operasional lainya diatas rata-rata matriks.

Dari seluruh hasil Uji H pada variabel input maupun output pada

masing – masing bmt dapat diketahui bahwa BMT Munawarah memiliki

tingkat efektifitas yang baik dibandingkan dengan BMT lainnya, hal ini

sejalan dengan hasil pengukuran tingkat efektif dengan Data Envelopment

Analysis. Untuk BMT Mekar Da’wah belum efektif pada variabel beban

tenaga kerja dan variabel pendapatan operational lainnya . BMT UMJ belum

efektif padake empat variabel.

Berdasarkan hasil dari seluruh Uji H yang dilakukan pada masing–

masing variabel yang diteliti pada setiap BMT, maka dapat disimpulkan

bahwa nilai Islam (bobot nilai ibadah) akan mempengaruhi tingkat

efektifitas BMT, sehingga apabila sebuah BMT ingin meningkatkan

tingkat efektifitas BMT nya maka dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan bobot nilai Islam. Semakin baik nilai ibadah yang

didapatkan, maka bobot yang didapatkan semakin besar dan akan

mempengaruhi hasil perhitungan tingkat efektifitas BMT.

Page 102: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

84

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Tingkat efisiensi pada BMT dengan menggunakan Data Envelopment

Analysis (DEA) pada BMT Munawarah selama periode penelitian yaitu

tahun 2014-2016, memperlihatkan bahwa nilai aktual atau nilai

pencapaian sebenarnya oleh BMT Munawarah sama dengan nilai target

atau nilai yang seharusnya dicapai. Pada kolom to Gain atau persentase

berapa persen nilai aktual yang harusnya ditambahkan atau dikurangkan

untuk mencapai target juga menunjukan 0% yang berarti tidak ada nilai

aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai

target. Begitu juga dengan kolom Achieved ataupun pencapaian aktual

terhadap target adalah 100% artinya BMT Munawarah telah mencapai

target efisiensinya. Pada BMT Mekar Dakwah terlihat mengalami tingkat

efisiensi 100% pada tahun 2014 dan 2015, sedangkan mengalami

inefisiensi pada taun 2016 yaitu sebesar 91.48% untuk mengurangi

variabel hak pihak ketiga atas bagi hasil sebesar 25.2%. Dan pada BMT

UMJ mengalami tingkat efisiensi 100% pada tahun 2014-2015 dan yang

Page 103: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

85

terendah pada tahun 2016 untuk mengurangi sebesar 83,7% variabel hak

pihak ketiga atas bagi hasil, untuk mengurangi variable beban tenaga

kerja 14,8% dan mengurangi variable pendapatan operasional lainnya

sebesar 12,1%.

2. Tingkat efektifitas BMT berdasarkan nilai islam, berdasarkan hasil Uji H

menunjukan bahwa dari ketiga BMT yang menjadi objek penelitian,

hanya BMT Munawarah memiliki efektifitas dan dapat memberikan

kontribusi terhadap perkembangan seluruh variabel baik input dan output,

sedangkan BMT Mekar Da’wah dan BMT UMJ pada beberapa variabel

berdasarkan Nilai Islam belum efektif, dengan demikian Nilai Islam dapat

mempengaruhi tingkat efiktifitas BMT, meningkatkan efefktifitas BMT

dengan meningkatkan bobot Nilai Ibadah atau Nilai Islam, semain besar

bobot Nilai Ibadah atau Nilai Islam yang didapatkan maka akan semakin

memberikan pengaruh terhadap tingkat efekektifitas tersebut pada

masing-maisng variabel.

B. Implikasi

1. Bagi manajeman bmt dapat meningkatkan kinerja keuangannya dengan

baik dengan menggunakan variabel-variabel yang sesuai dengan

penelitian ini, agar dapat meningkatkan efisiensinya. Peningkatan tingkat

efisiensi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan atau mengurangi

besaran input dan output masing-masing BMT

Page 104: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

86

sesuai dengan target input atau target output berdasarkan hasil

perhitungan dalam penelitian ini disetiap tahunnya dan mempertahankan

target input dan target output yang telah 100% tercapai dengan baik.

2. Penelitian ini memberikan perspektif yang lain, bahwa tingkat efektifitas

Baitul Maal Wa Tamwil tidak hanya dapat dilihat dengan metode Data

Envelopment Analysis tetap juga dapat dilihat dari perspektif ibadah,

efektifitas dengan Nilai Islam akan semakin baik jika nilai-nilai islam

tidak hanya tertanam pada segi operasional BMT, tetapi nilai-nilai juga

dapat tertanam pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja pada

BMT, sehingga BMT tidak hanya efektif dengan pengukuran pendekatan

konvensional namun juga melalui pendekatan syariah atau nilai islam.

3. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada sampel yang terpilih, dan pada

beberapa variabel input dan output saja, disarankan pada penelitian

selanjutnya dapat menggunakan sampel lebih banyak lagi, dan

menambahkan variabel input dan variabel output yang belum terdapat

dalam penelitian ini.

Page 105: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

87

DAFTAR PUSTAKA

Andri Soemitra, Bank Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009)

Aziz, Mochamad Roikhan. (2015). Islamic Economics Methodology. Journal of

Research Islamic Economics Culture (RIEC) Vol 1, No 1.

Aziz, Mochamad Roikhan. (2016). Islam dan Pengetahuan. Jakarta : Esa Alam

Aziz, Mochamad Roikhan. (2015). Hahslm Islamic Economics Methodology. Proceeding

ICOSEC : Developing Countries Readiness Toward Global. Universitas Negeri

Solo.

Aziz, Mochamad Roikhan. (2012). New Paradigm on Islamic Kafah in Islamic

Economics. Jurnal Signifikan, Vol 1 No 2.

Aziz, Mochamad Roikhan. (2010). New Paradigm on Sinlammim Kaffah in Islamic

Economics. Jurnal Signifikan, Vol 9 No 2.

Aziz, Mochamad Roikhan. “Teori H dalam Islam sebagai Wahyu dan Turats”. Jurnal

UIN Syarif Hidayatullah. 2015

Aziz, Mochamad Roikhan. (2008). The Root of Mathematics and Science is Level

Compared With Religious Thinking. Proceeding, UIN Syarif Hidyatullah.

Jakarta.

Chapra, M. Umer, Sistem Moneter Islam, (terj.Toward a Just Monetary System,

Jakarta: Gema InsaniPress, 2000)

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, hlm 5

Indra Darmawan, Pengantar Uang dan Perbankan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999)

hlm. 5-6

Iswardhono, Uang dan bank (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1999) hlm. 6-10

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008) hlm. 13

Laporan Keuangan Baitul Maal Wa Tamwil Munawarah, Pamulang Tahun 2014-

2016

Page 106: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

88

Laporan Keuangan Baitul Maal Wa Tamwil Mekar Dakwah, Serpong Tahun 2014-

2016

Laporan Keuangan Baitul Maal Wa Tamwil UMJ, Ciputat Tahun 2014-2016

M. Ali hasan, Berbagai macam Transaksi dalam islam; Fiqih Muamalah, Jakarta:

Rajawali Pers, 2003)

M. Manullang, Ekonomi Moneter, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983) hlm. 18-24

M. Nadratuzzaman Hosen dan AM. Hasan Ali, Kamus Populer Keuangan dan

Ekonomi Islam, (Jakarta; Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES)

Martin, John D, dkk., Dasar-Dasar Manajeman Keuangan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1994)

Muchdarsyah Sinungan,Uang dan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995) hlm. 6-9

Pinbuk Pusat, Pedoman dan Cara Pembentukan BMT Balai Usaha Mandiri Terpadu,

Jakarta, hlm 1

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi; Pengantar Teori, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004) hlm. 268-270

Simonangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, (Bogor Selatan,

Ghalia Indonesia, 2000)

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskriptif dan Ilustrasi

(Yogyakarta: Penerbit Ekonisia FE UI,2003)

Syarif Wijaya, Lembaga-lembaga Keuangan dan Bank (Yogyakarta:BPFE-

Yogyakarta, 2000) hlm. 6

Veithzal Rivai dkk, Bank dan Financial Institution Management, hlm 20

Page 107: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

89

Page 108: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

90

Page 109: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

91

Page 110: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

92

Page 111: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

93

Page 112: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

94

Page 113: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

95

Page 114: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

96

Page 115: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

97

Page 116: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

98

Page 117: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

99

Page 118: ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · yang berjudul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS BAITUL MAAL WAT

100