Analisis Keuangan Kapsel Pegagan

26

Click here to load reader

description

Kapita Selekta Analisis keuangan cream ekstrak daun pegagan

Transcript of Analisis Keuangan Kapsel Pegagan

MAKALAHANALISIS KEUANGAN PRODUKSI KRIMEKSTRAK DAUN PEGAGAN

Disusun oleh kelompok 6 :1. Ratih Puspa Sari14080621592. Nevira Meilasari14080621673. Wahyu Pramudya14080621754. Erlita Nur Arifana14080621835. Muhammad Fikarrotala14080621916. Zaini Miftah14080622107. Muhammad Alfian1408062265

Dosen Pengampu:Zainab, M.Si., Apt

PROFESI APOTEKER XXIXUNIVERSITAS AHMAD DAHLANYOGYAKARTA2015KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Analisis Keuangan Produksi Krim Ekstrak Daun Pegagan dengan lancar.Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kerja sama serta kekompakan teman teman kelompok analisis keuangan sehingga dapat kami persembahkan makalah ini yang berjudul Analisis Keuangan Produksi Krim Ekstrak Daun Pegagan Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima kritik serta saran yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 25 Februari 2015Penulis

DAFTAR ISI

MAKALAHiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I1PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Tujuan2BAB II3TINJAUAN PUSTAKA3A.Obat Tradisional3B.Monografi dan Karakteristik Bahan Baku dan Pengisi5C.Analisa keuangan8BAB III10PEMBAHASAN10A.Biaya Bahan Baku10B.Fix Cost per Bulan11C.Variabel Cost per Bulan11BAB IV14KESIMPULAN14DAFTAR PUSTAKA15

2

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman flora dan fauna ke-2 (dua) setelah Brazil. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100-150 famili tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, dengan adanya trend back to nature masyarakat kini mulai melirik obat tradisional sebagai alternative obat untuk mengobati penyakitnya. Pengembangan dan pemanfaatan tanaman herbal sebagai obat tradisional pengganti terapi obat-obat sintetik telah banyak dilakukan.Obat tradisional memiliki berbagai keuntungan antara lain aktivitasnya yang kurang drastis, khasiatnya yang lebih lengkap hingga efek sampingnya yang sangat kecil (BPOM, 1994). Obat tradisional telah diterima secara luas hampir seluruh negara di dunia.Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat tradisional untuk pengobatan primer (WHO, 2003).Salah satu tanaman berkhasiat adalah daun pegagan (Centella asiatica L.)merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai anti aging dalam sediaan krim.Perkembangan industri obat tradisional kian berkembang pesat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru dan bukti-bukti ilmiah tentang potensi dan efektifitas suatu tanaman obat.Untuk itu Industri Obat Tradisional perlu melakukan suatu analisis keuanngan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu (Kasmir, 2011).Dalam makalah ini kami melakukan analisis keuangan produksi yang mencakup seluruh biaya oprasional yang digunakan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitasnya sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai. Melalui analisis laporan keuangan dapat diketahui keberhasilan tercapainya prestasi perusahaan yang ditunjukkan oleh sehat tidaknya laporan keuangan tersebut, yang merupakan dasar penilaian prestasi atau hasil kerja seluruh departemen yang ada diperusahaan.Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan mencakup pemutaran modal dan biaya yang digunakan dalam operasional perusahaan.

B. Tujuan1. Mengelola dana yang tersedia oleh perusahaan, agar dapat digunakan secara maksimal untuk memperoleh laba yang tinggi.2. Mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam mengelola aset perusahaan.3. Menjamin likuiditas dan solvabilitas asset perusahaan tercapai dengan baik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Obat TradisionalObat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu yang diakui dunia internasional. Untuk itu sistem mutu hendaklah dibangun, dimantapkan dan diterapkan sehingga kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Dengan demikian penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional Indonesia agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Mengingat pentingnya penerapan CPOTB maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri obat tradisional baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPOTB melalui langkah-langkah dan pentahapan yang terprogram. Dengan adanya perkembangan jenis produk obat bahan alam tidak hanya dalam bentuk Obat Tradisional (Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, maka Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik ini dapat pula diberlakukan bagi industri ya ng memproduksi Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Pengertian Obat Tradisional berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 1992 adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik, atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Adapun beberapa jenis Obat Tradisional adalah sebagai berikut :1. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut.Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk seduhan, pil, atau cairan.Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur.Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah secara uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.Selain adanya klaim khasiat yang dibuktikan secara empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.2. Obat Herbal Terstandar (Standarized Based Herbal Medicine)Merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, hewan, maupun mineral. Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal dari jamu. Obat herbal terstandar umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis.Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak yang higienis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)Merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandar ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit.

B. Monografi dan Karakteristik Bahan Baku dan Pengisi1. ACIDUM STEARICUM(Asam Stearat) Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin. Kelarutan : praktis tidak larut air; larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. Suhu lebur : tidak kurang dari 54 Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan Zat tambahan.2. CERA ALBA(Malam Putih) Pemerian : zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan; bau khas. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin; larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. Suhu lebur : 62 sampai 64 Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan Zat tambahan.3. VASELINUM ALBUM(Vaselin Putih) Pemerian : Masa lunak, lengket, bening, putih ; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah. Jarak lebur antara 38 dan 56 Zat organik asing jika dipanaskan, menguap, uap tidak berbau tajam. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan Zat tambahan.4. TRIAETHANOLAMINUM(TEA) Pemerian cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik. Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P. Bobot jenis 1,120 sampai 1,128 Indeks bias 1,481 sampai 1,486 Kadar air tidak lebih dari 0,5 % Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan Zat tambahan.5. PROPYLENGLYCOLUM(Propilenglikol) Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak manis; higroskopik. Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak. Bobot per ml 1,035 g sampai 1,037 g. Jarak didih pada suhu 185 sampai 189 tersuling tidak kurang dari 95,0% v/v. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan Zat tambahan.6. AQUA DESTILLATA(Air suling) Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa Sisa penguapan tidak lebih dari 0,001 % b/v; penguapan dilakukan di atas tangas air hingga kering. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.7. Uraian Tumbuhana. Botani Pegagan (Cantella asiatica)Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Pegagan hijau sering dijumpai di daerah persawahan, di sela-sela rumput, di tanah yang agak lembab baik yang terbuka atau agak ternaungi, juga dapat ditemukan di dataran rendah sampai daerah dengan ketinggian 2500 m dpl (Depkes RI, 1977). Tumbuhan ini tidak berbatang, menahun, mempunyai rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap, panjang 10-80 cm, akar keluar dari setiap buku-buku, banyak percabangan yang membentuk tumbuhan baru, daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar yang terdiri dari 2-10 helai daun. Helaian daun berbentuk ginjal, tepi bergerigi atau beringgit, kadang agak berambut.Bunga tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bunga bersama-sama keluar dari ketiak daun, berwarna merah muda atau putih. Buah kecil bergantung, berbentuk lonjong, pipih, panjang 2-2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit. Daunnya dapat dimakan sebagai lalap untuk penguat lambung. Pegagan dapat diperbanyak dengan pemisahan stolon dan biji (Depkes RI, 1977)b. Klasifikasi IlmiahDivisio : Spermatophyta Kelas : Dicotyledone Ordo : Umbillales Famili : Umbillferae (Apiaceae) Genus : Centella Species : Centella asiatica (Nurendah, 1982).

C. Analisa keuangan1. Break Even Point (BEP)Break Even Point (BEP) adalah titik waktu dimana biaya operasional bulanan sama banyak dengan pendapatan total bulan tersebut. Dengan diketahuinya titik impas maka perusahaan dapat menentukan luas produksi minimal agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu:a. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :

b. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :

2. Return On Invesment (ROI)Return On Invesment (ROI) adalah total nilai biaya yang diinvestasikan (ditanamkan pada sebuah bisnis) telah kembali, yang berasal dari akumulasi keuntungan setiap bulannya. Secara sistematis ROI dirumuskan sebagai berikut:

3. Pay Back Period (PBP)Pay Back Period(PBP) adalah suatu metode dalam penentuan jangka waktu yang dibutuhkan dalam menutupi initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang dihasilkan dari proyek tersebut. Semakin pendek payback period dari periode yang disyaratkan perusahaan maka proyek investasi tersebut dapat diterima. Rumus payback period adalah sebagai berikut :

BAB IIIPEMBAHASAN

Formula krim ekstrak daun pegagan :R/ Ekstrak pegagan 200 gramAsam stearat120 gram Malam putih (cera alba)16 gram Vaselin putih 64 gramTEA12 gramPropilen Glikol64 gramCitrus 20 mlNipagin1,5 gramAquadest 525 gramPerhitungan bahan baku untuk 30 jar, sbb :Ekstrak Pegagan 200 gram x 250/gram= Rp 50.000,00Asam stearat120 gram x 300/gram = Rp 36.000,00Malam putih (cera alba)16 gram x 400/gram = Rp 6.400,00Vaselin putih 64 gram x 300/gram = Rp 19.200,00TEA12 gram x 850/gram = Rp 10.200,00Propilen Glikol64 gram x 300/gram = Rp 19.200,00Citrus 10 ml x 3000/ml= Rp 30.000,00Nipagin1,5 gram x 100/gram = Rp 150,00Aquadest 525 gram x 3/gram = Rp 1.575,00

A. Biaya Bahan BakuBahanJumlah (30 jar)1 Batch (30 jar/hari) x 30 HariHarga SatuanHarga Total

Ekstrak Pegagan200 g6 kgRp250.000,00/kgRp 1.500.000,00

Asam stearat120 g3.6 kgRp300.000,00/kgRp 1.080.000.00

Malam putih (cera alba)16 g0.48 kgRp400.000,00/kgRp 192.000,00

Vaselin putih64 g1,92 kgRp300.000,00/kgRp. 576.000,00

TEA12 g0.36 kgRp850.000,00/kgRp 306.000,00

Propilen Glikol64 g1,92 kgRp300.000,00/kgRp 576.000,00

Citrus10 ml0,3 LRp3.000.000,00/LRp 900.000,00

Nipagin1,5 g 45 gRp 10.000,00/100 gRp 4.500,00

Aquadest525 ml15,75 LRp 3.000,00/LRp 47.250,00

TOTALRp 5.181.750,00

B. Fix Cost per BulanJenis pengeluaranHarga satuan/hariTotal Harga/bulan

PemeliharaanRp 16.666,67Rp 500.000,00

Gaji Apoteker (1 orang)Rp 83.333,33Rp 2.500.000,00

Gaji Karyawan (5 orang)Rp 200.000,00/5 orangRp 6.000.000,00

Jumlah TotalRp 9.000.000,00

C. Variabel Cost per BulanJenis pengeluaranHarga satuan/hariTotal Harga/bulan

Biaya Produksi Rp 172.725,00Rp 5.181.750,00

Kemasan primer (Jar)Rp 60.000,00Rp 1.800.000,00

Kemasan sekunder (karton)Rp 60.000,00Rp 1.800.000,00

Kemasan tersier (karton)Rp 30.000,00Rp 900.000,00

LeafletRp 20.000,00Rp 600.000,00

Air, Listrik, TeleponRp 25.000,00Rp 750.000,00

TransportasiRp 25.000,00Rp 750.000,00

PromosiRp 50.000,00Rp 1.500.000,00

Jumlah TotalRp13.281.750,00

Dari tabel tersebut biaya total pengeluaran per batch yang dibutuhkan adalah :Modal=Fix cost + Variable cost= Rp 108.000.000,-/tahun + Rp. 159.381.000,-/tahun= Rp 267.381.000,-/tahun

Harga Jual Per botol= = = Rp. 24.757,5/jar

Harga Penjualan= Harga Jual per Jar x indeks= Rp 24.757,5 x 1,43= Rp 35.403,225 Rp 36.000,-/jar

Omset 1 Tahun= Rp 36.000,-/jar x 10.800 jar= Rp 388.800.000,-/tahun

Pajak 1%= 1% x Omset= 1/100 x Rp. 388.800.000,-/tahun= Rp. 3.888.000,-/tahun

Laba Bersih= Omset Modal Pajak 1%= (Rp. 388.800.000 Rp. 267.381.000 Rp. 3.888.000)/tahun= Rp. 117.531.000,-/tahun

PBP= = = 2,3 tahun

ROI= = = 43,96 %

BEP== = Rp. 183.029.304,5/tahun

BEP== = 0,47 unit= 47%

Target Penjualan= = 5.084 jar/tahun= 424 jar/bulan

Dari hasil analisis perhitungan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama satu tahun adalah sebesar Rp.117.531.000,-. Harga jual krim ekstrak daun pegagan per-jar adalah Rp. 36.000,-.Hasil penjualan produk mencapai BEP yaitu perusahaan tidak akan mengalami kerugian namun juga belum mendapatkan keuntungan pada nilai Rp.183.029.304,5,- dan 47%. Nilai ROI sebesar 43,96%, yang berarti bahwa perusahaan telah menggunakan dana yang telah diinvestasikan secara efektif (> 18%). Modal perusahaan yang telah diinvestasikan kembali pada 2,3 tahun yang berarti perusahaan memiliki nilai PBP yang baik karena kurang dari 5 tahun.

BAB IVKESIMPULAN

1. Harga jual krim ekstrak daun pegagan per-jar adalah Rp.36.000,-.2. Laba yang diperoleh perusahaan selama satu tahun adalah Rp.117.531.000,-.3. BEP tercapai pada nilai Rp. 183.029.304,5,-/tahun dan 47%.4. PBP adalah sebesar 2,3 tahun.5. ROI perusahaan efektif pada nilai 43,96%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia,Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.BPOM, 1994, Kepmenkes RI No. 659/Men.Kes/SK/X/1991 tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.Depkes RI, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid 1, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal 34-39.Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.Nurendah, P.S. 1982.Laporan Penelitian Sifat Ekbolik Komponen Jamu yang Digunakan terhadap Kehamilan. Puslitbang Farmasi, Badan Litbangkes Depkes RI.Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.WHO, 2003, Traditional medicine Report by the Secretariat, Fifty-Six World Health Assembly, Provisional Agenda Item 14.10

1