ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/2821/1/TM151231_KEKE...ANALISIS...
Transcript of ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/2821/1/TM151231_KEKE...ANALISIS...
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF
SKRIPSI
KEKE FEBRIANSARI
NIM. TM. 151231
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
KEKE FEBRIANSARI NIM. TM. 151231
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019
NOTA DINAS
PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
PERSEMBAHAN
Ya Allah... Engkau telah menganugerahkan setitik ilmu kepada hamba Mu ini Sebagai ungkapan terima kasih, ku persembahkan skripsi ini untuk
orang-orang yang aku sayangi Ayahandaku Purwoto dan Ibundaku Yuliawati
Adik ku tersayang Retno Dwi Aryani, Ragil Hadi Pranowo, dan Kendy Aminarty
Serta Kuku Edy Susanto dan Seluruh Anggota Keluargaku Terima kasih atas pengorbanan lahir dan batin serta mendidik dan
mendo’akan Penulis tanpa rasa pamrih Para sahabat dan seluruh temant-teman seperjuangan khususnya mahasiswa Matematika angkatan 2015B dan orang-orang yang
mencintai ilmu pengetahuan Terima kasih untuk segalanya
Semoga secercah keberhasilan ini akan menjadi amal ibadah dan kesuksesan pada masa yang akan datang
Amin ya Robbal’Alamin
MOTTO
بقوم لا یغیر ما بقوم حتى یغیروا ما بأنفسھم وإذا أراد الله إن الله
)١١: الرعد (لھ وما لھم من دونھ من وال سوءا فلا مرد
Artinya: sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS.Ar-rad ayat 11). (Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2002. hlm.337-338)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan pihak–pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. 2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sekaligus dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Sunarto, M.Pd dan Ibu Yusmarni, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Marni Zulyanty, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Ahmad Syukri selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Jambi yang telah memberikan izin untuk mengadakan riset penelitian dan memberikan kemudahan kepada Penulis untuk memperoleh data di lapangan.
6. Ibu Deis Surya Enita, S.Pd selaku guru mata pelajaran Matematika di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Jambi yang telah banyak membantu dan memberi motivasi kepada Penulis.
7. Sahabat-sahabat Mahasiswa Tadris Matematika Angkatan 2015 terutama kelas B yang telah menjadi patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi, 2019 Penulis
Keke FebrianSari TM.151231
ABSTRAK
Nama : Keke FebrianSari
Jurusan : Tadris Matematika
Judul : Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Ditinjau dari Gaya Kognitif
Skripsi ini membahas tentang apa saja kesalahan serta penyebab kesalahan yang
dilakukan siswa kelas VII MTs Negeri 3 Kota Jambi dalam menyelesaikan soal
essay pada materi segiempat ditinjau dari gaya kognitif field independence dan
field dependence yang dimiliki siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sedangkan pengumpulan data
menggunakan metode observasi, tes dan wawancara. Peneliti menggunakan
triangulasi teknik dan waktu untuk menguji keabsahan data. Subjek penelitian
menggunakan snowball sampling, dipilih 5 subjek penelitian yaitu 2 subjek
memiliki gaya kognitif field independence dan 3 subjek memiliki gaya kognitif
field dependence. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya
kognitif field independence cenderung melakukan kesalahan keterampilan proses
dan menarik kesimpulan, sedangkan field dependence cenderung melakukan
kesalahan memahami masalah, menggunakan rumus, keterampilan proses dan
menarik kesimpulan. Adapun penyebab kesalahan siswa dalam penelitian ini yaitu
kurang menguasai materi, kurang teliti dan terburu-buru dalam mengerjakan soal.
Kata kunci : kesalahan, gaya kognitif, segiempat
ABSTRACT
Name : Keke FebrianSari
Study Program/Departement : Mathematics Education
Title : Analysis of Student Errors in Solving Math
Problems Observed from Cognitive Style
The aims of this study were to investigate what are the mistakes and causes of
mistakes made by the seventh class Islamic State Junior High School (MTsN) 3 of
Jambi City in completing the essay question a quadrangle material observed from
field independence and field dependence cognitive styles that students have. This
research is a kind of descriptive research with a qualitative approach, while data
has been collected by observation, test dan interview. Researchers use technic
triangulation and time triangulation to test the validity of the data. The subject of
research using a snowball sampling technique selection, five research subjects
selected, two subjects have field independence cognitive style and three subjects
have to field dependence cognitive style. The results showed that students who
have field independence cognitive style make a process skill errors and encoding
errors, whereas field dependence makes a comprehension errors, the formula’s
error, a process skill errors and encoding errors. As for the cause of students
mistakes in this research that’s a lack of real understanding material, inaccurate
and a hurry to solve problems.
Key words : errors, cognitive style, quadrangle
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii NOTA DINAS ....................................................................................................iii PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................v PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................vi PERSEMBAHAN ..............................................................................................vii MOTTO .............................................................................................................viii KATA PENGANTAR .......................................................................................ix ABSTRAK .........................................................................................................x ABSTRACT .......................................................................................................xi DAFTAR ISI ......................................................................................................xii DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1 B. Fokus Permasalahan ...........................................................................6 C. Rumusan Masalah ..............................................................................6 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ....................................................................................8 1. Analisis Kesalahan .......................................................................8 2. Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika ...........9 3. Segiempat .....................................................................................11 4. Gaya Kognitif ...............................................................................12
B. Studi Relevan ......................................................................................17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian .....................................................20 B. Setting dan Subjek Penelitian .............................................................20 C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................23 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................24 E. Teknik Analisis Data ..........................................................................25 F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................26
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ...................................................................................29 B. Temuan Khusus dan Pembahasan ......................................................35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................89 B. Saran ...................................................................................................89
C. Kata Penutup ......................................................................................90 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................92 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................96 CURRICULUM VITAE ...................................................................................197
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan Field Dependence dan Independence ...............................14 Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2018/2019 ............................21 Tabel 4.1. Persentase Perolehan Hasil Gaya Kognitif Siswa ..............................31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Lembar Kerja Siswa Pertama .........................................................3 Gambar 1.2. Lembar Kerja Siswa Kedua............................................................4 Gambar 2.1. Gambar Sederhana � ......................................................................16 Gambar 2.2. Gambar Rumit yang Menyembunyikan Gambar Sederhana � ......16 Gambar 2.3. Gambar Sederhana dalam Gambar Rumit ......................................16 Gambar 3.1. Google Map MTs Negeri 3 Kota Jambi .........................................21 Gambar 4.1. Pelaksanaan Tes GEFT ..................................................................30 Gambar 4.2. Observasi Guru saat Kegiatan Pendahuluan ..................................32 Gambar 4.3. Observasi Guru saat Kegiatan Inti .................................................33 Gambar 4.4. Observasi Guru saat Kegiatan Penutup ..........................................34 Gambar 4.5. Observasi Siswa saat Proses Belajar ..............................................34 Gambar 4.6. Soal Tes Tertulis Nomor 1 Tahap 1 ...............................................35 Gambar 4.7. Jawaban S1 Soal Nomor 1 Tahap 1 ...............................................36 Gambar 4.8. Soal Tes Tertulis Nomor 2 Tahap 1 ...............................................37 Gambar 4.9. Jawaban S1 Soal Nomor 2 Tahap 1 ...............................................37 Gambar 4.10. Soal Tes Tertulis Nomor 3 Tahap 1 .............................................39 Gambar 4.11. Jawaban S1 Soal Nomor 3 Tahap 1 .............................................39 Gambar 4.12. Jawaban S2 Soal Nomor 1 Tahap 1 .............................................41 Gambar 4.13. Jawaban S2 Soal Nomor 2 Tahap 1 .............................................42 Gambar 4.14. Jawaban S2 Soal Nomor 3 Tahap 1 .............................................44 Gambar 4.15. Jawaban S3 Soal Nomor 1 Tahap 1 .............................................46 Gambar 4.16. Jawaban S3 Soal Nomor 2 Tahap 1 .............................................48 Gambar 4.17. Jawaban S3 Soal Nomor 3 Tahap 1 .............................................49 Gambar 4.18. Jawaban S4 Soal Nomor 1 Tahap 1 .............................................52 Gambar 4.19. Jawaban S4 Soal Nomor 2 Tahap 1 .............................................53 Gambar 4.20. Jawaban S4 Soal Nomor 3 Tahap 1 .............................................55 Gambar 4.21. Jawaban S5 Soal Nomor 1 Tahap 1 .............................................57 Gambar 4.22. Jawaban S5 Soal Nomor 2 Tahap 1 .............................................58 Gambar 4.23. Jawaban S5 Soal Nomor 3 Tahap 1 .............................................60 Gambar 4.24. Soal Tes Tertulis Nomor 1 Tahap 2 .............................................62 Gambar 4.25. Jawaban S1 Soal Nomor 1 Tahap 2 .............................................62 Gambar 4.26. Soal Tes Tertulis Nomor 2 Tahap 2 .............................................63 Gambar 4.27. Jawaban S1 Soal Nomor 2 Tahap 2 .............................................63 Gambar 4.28. Soal Tes Tertulis Nomor 3 Tahap 2 .............................................64 Gambar 4.29. Jawaban S1 Soal Nomor 3 Tahap 2 .............................................65 Gambar 4.30. Jawaban S2 Soal Nomor 1 Tahap 2 .............................................66 Gambar 4.31. Jawaban S2 Soal Nomor 2 Tahap 2 .............................................67 Gambar 4.32. Jawaban S2 Soal Nomor 3 Tahap 2 .............................................68 Gambar 4.33. Jawaban S3 Soal Nomor 1 Tahap 2 .............................................70 Gambar 4.34. Jawaban S3 Soal Nomor 2 Tahap 2 .............................................71 Gambar 4.35. Jawaban S3 Soal Nomor 3 Tahap 2 .............................................73 Gambar 4.36. Jawaban S4 Soal Nomor 1 Tahap 2 .............................................74 Gambar 4.37. Jawaban S4 Soal Nomor 2 Tahap 2 .............................................75
Gambar 4.38. Jawaban S4 Soal Nomor 3 Tahap 2 .............................................77 Gambar 4.39. Jawaban S5 Soal Nomor 1 Tahap 2 .............................................79 Gambar 4.40. Jawaban S5 Soal Nomor 2 Tahap 2 .............................................80 Gambar 4.41. Jawaban S5 Soal Nomor 3 Tahap 2 .............................................82
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen GEFT ..............................................................................97 Lampiran 2 Validasi Instrumen GEFT ................................................................109 Lampiran 3 Hasil GEFT ......................................................................................110 Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran......................................117 Lampiran 5 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran..........................................119 Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Tes.............................................................................127 Lampiran 7 Soal Tes Essay I ...............................................................................128 Lampiran 8 Soal Tes Essay II .............................................................................132 Lampiran 9 Rubrik Penilaian ..............................................................................136 Lampiran 10 Instrumen Wawancara ...................................................................137 Lampiran 11 Validasi Instrumen Penelitian ........................................................139 Lampiran 12 Lembar Jawaban Soal Tes Essay Siswa ........................................151 Lampiran 13 Hasil Wawancara ...........................................................................164 Lampiran 14 Surat Izin Riset ..............................................................................192 Lampiran 15 Dokumentasi ..................................................................................194 Lampiran 16 Kartu Bimbingan Skripsi ...............................................................195
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting setiap
individu. Pendidikan merupakan salah satu proses mengubah perilaku dan
kemampuan manusia. Pendidikan mampu mengubah pola pikir masyarakat
untuk melakukan pembaharuan ataupun inovasi dalam berpikir yang
selanjutnya menjadikan inovasi dalam bertindak.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 2 dan
3 tentang Dasar, Fungsi, dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional bahwa
Pendidikan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan adalah proses pendewasaan anak agar tercapainya
kemampuan untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat dalam diri
anak. Hal terpenting dalam pendidikan adalah sebuah proses, karena
dengan proses kita dapat mengetahui sejauh mana langkah kita dalam
mewujudkan dan mengembangkan potensi dalam diri melalui kreativitas,
aktif, dan mandiri. Salah satunya melalui pembelajaran matematika di
sekolah.
Menurut Susanto (2016:185) Matematika adalah salah satu disiplin
ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi,
memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam
dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan Kurniasih (2015) mengungkapkan bahwa “matematika memiliki peran penting dalam membantu anak-anak lebih memahami proses merubah keadaan nyata ke dalam bahasa matematika” (hal. 38), atau istilah yang digunakan yaitu mathematizing. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan
penting di sekolah, yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah, dan Perguruan Tinggi. Matematika menjadi dasar dari
perhitungan yang melatih siswa untuk terampil dalam berhitung, berpikir
kritis, dan efisien. Oleh karena itu matematika sangat berperan penting
dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika bukan merupakan ilmu yang hanya sekedar menghafal
rumus-rumus, dan menghitung dengan cepat, melainkan dengan rumus-
rumus yang ada kita harus mampu mengembangkan, mengaplikasikan, dan
menggunakan dengan tepat untuk membantu dalam menyelesaikan soal.
Sebab dengan ketepatan dan ketelitian dalam menghitung akan
mengurangi tingkat kesalahan dalam menyelesaikan soal. Kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal belum maksimal dan berakibat pada
tingkat kesalahan masih tinggi.
Penelitian yang dilakukan Evi, Halini, dan Romal (2015) pada saat
guru memberikan penjelasan tentang suatu materi, tidak semua siswa
dapat memahaminya dengan baik. Siswa yang belum memahami materi
cenderung berdiam diri dan sukar untuk bertanya kembali kepada gurunya.
Akibatnya pada saat guru memberikan latihan soal siswa masih banyak
melakukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal sangatlah penting bagi seorang guru untuk meneliti
dan mengidentifikasi apa saja jenis-jenis kesalahan siswa serta apa saja
faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan tersebut. Dengan
demikian, informasi tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
matematika tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan
belajar mengajar dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa.
Adapun penelitian lainnya yaitu Futri Maya (2018) berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukannya dengan salah satu guru yang mengajar
matematika di kelas VIII A SMP Negeri 17 Kota Jambi diperoleh bahwa
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-
soal matematika. Menurut guru tersebut kesulitan siswa dalam
mempelajari matematika terlihat dari kesalahan-kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal. Namun tidak dipungkiri bahwa banyaknya kesalahan
yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika akan
berdampak pada rendahnya prestai mateamtika siswa.
Beberapa hasil penelitian TIMSS (Trends International Mathematics
and Science Study) dan PISA (Programme for International Student
Assesment) menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik di Indonesia
terhadap matematika masih pada kategori rendah atau dibawah rata-rata.
Banyak faktor yang menjadikan tingkat kesalahan masih tinggi salah
satunya adalah kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita. Sebelumnya
peneliti melakukan praktek kompetensi mengajar di salah satu sekolah di
Jambi yaitu di MTs Negeri 3 Kota Jambi. Disana peneliti mendapatkan
keterangan bahwa banyak siswa MTs Negeri 3 Kota Jambi yang mengeluh
dikarenakan seringkali mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal
matematika sehingga siswa seringkali melakukan kesalahan-kesalahan
dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Salah satu kesalahan yang
sering dilakukan oleh siswa MTs Negeri 3 Kota Jambi yaitu kesalahan
penggunaan materi lain seperti bentuk aljabar pada persamaan linear satu
variabel dalam menyelesaikan masalah luas bangun datar. Sebenarnya hal
tersebut dapat diatasi dengan melihat apakah mereka sebenarnya sudah
memahami materi dasarnya yaitu aljabar. Tetapi kenyataannnya, masih
banyak kesalahan tersebut terjadi. Perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 1.1 Lembar Kerja Siswa
Gambar 1.1 lembar kerja siswa dalam menyelesaikan soal materi
aljabar yaitu dimana siswa diminta untuk menyederhanakan bentuk aljabar.
Pada gambar diatas soal bagian b siswa sudah mampu menjabarkan aljabar
perkalian dengan konstanta, hanya saja saat penjabaran telah dikerjakan
siswa mendapat kesalahan saat jawaban akhir. Seharusnya jawaban akhir
yang diharapkan adalah 4�� − ��. Tetapi pada gambar diatas siswa malah
menjumlahkan suku aljabar yang sejenis seharusnya suku aljabar yang
sejenis tersebut dikurangkan bukan ditambah. Jadi kesalahan siswa pada
gambar diatas yaitu kesalahan pengoperasian dalam matematika.
Gambar 1.2 Lembar Kerja Siswa
Gambar 1.2 lembar kerja siswa dalam menyelesaikan soal materi
aljabar yaitu dimana siswa diminta untuk menyederhanakan bentuk aljabar.
Pada gambar diatas siswa sudah mampu mengelompokkan suku aljabar
yang sejenis. Tetapi siswa melakukan kesalahan pada jawaban akhir.
Sebenarnya siswa telah mencapai jawaban yang dharapkan, tetapi karena
penilaian jawaban yang benar selalu di akhir sehingga jawaban siswa
tersebut menjadi salah. Seharusnya jawaban yang diharapkan adalah
16�� + 5� + 7�� . Tetapi siswa tersebut malah menjumlahkan suku
aljabar yang tidak sejenis. Jadi kesalahan siswa pada gambar diatas yaitu
kesalahan prinsip dalam matematika.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti berpendapat bahwa masalah
kesalahan belajar dalam matematika akan saling berkaitan antara objek
dasar yang dimiliki matematika dengan langkah-langkah untuk
menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Kesalahan yang
dilakukan siswa dapat berawal dari kelemahan pemahaman pada objek
dasar matematika sehingga menyebabkan timbulnya hambatan pada proses
pemecahannya. Dalam menyelesaikan masalah matematika siswa
melakukan proses berpikir sehingga siswa dapat menemukan jawaban.
Proses berpikir adalah proses yang dimulai dari penerimaan informasi baik
dari dunia luar atau dari dalam diri siswa, pengolahan, penyimpanan, dan
pemanggilan informasi dari dalam ingatan serta pengubahan struktur-
struktur kognitif. Dalam proses berpikir terjadi pengolahan antara
informasi yang masuk dengan skema (struktur kognitif) yang ada di dalam
otak manusia.
Secara alamiah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
berbeda- beda sehingga ada kemungkinan kesalahan yang ditimbulkan
juga berbeda- beda. Selain itu, siswa juga dapat berbeda dalam cara
pendekatan terhadap situasi belajar, dalam cara menerima, mengorganisasi
dan menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka. Siswa memiliki
cara-cara sendiri yang disukai dalam menyusun apa yang dilihat, diingat,
dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan individual yang menetap dalam
cara menyusun dan mengelola informasi serta pengalaman-pengalaman
tersebut dikenal dengan gaya kognitif.
Menurut Driver (1987) Cognitive style is defined as a habitual
pattern in thinking or information processing. Hal senada juga
disampaikan Messick (1997:444) bahwa gaya kognitif pada dasarnya
menunjukkan cara khas yang dipilih seseorang dalam memahami,
mengingat, memikirkan, dan memecahkan masalah. Adapun menurut Liu,
Magjuka, dan Lee (2008:829) Cognitive style has been regarded as one of
the important variabels to predict individual cognitive functioning.
Sedangkan menurut Darmono (2012) Gaya kognitif adalah cara yang
disukai individu yang relatif tetap kaitannya dengan menerima, memproses
informasi serta dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Darmono (2012) mengungkapkan bahwa gaya kognitif terbagi atas
dua bagian, yakni gaya kognitif field independence (FI) dan field
dependence (FD), yangmana jenis gaya kognitif tersebut berdasarkan
psikologi siswa. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya kognitif tipe FD atau
FI dikemukakan Witkin sebagai berikut: (1) Siswa yang memiliki gaya
kognitif tipe FD cenderung mempersepsi suatu pola sebagai keseluruhan.
Sukar baginya untuk memusatkan perhatian pada satu aspek situasi atau
menganalisis suatu pola menjadi bermacam-macam. (2) Siswa yang
memiliki gaya kognitif tipe FI cenderung mempersepsi bagian-bagian
yang terpisah dari suatu pola menurut komponen-komponenya. Oleh
karena itu, dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi
segiempat akan timbul beberapa pendapat yang berlainan dari masing-
masing siswa yang menentukan benar atau salahnya jawaban siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai “Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif.”
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian yang mendalam mengenai
kesalahan dan kekeliruan siswa dalam mengerjakan soal cerita
berdasarkan gaya kognitif agar kesalahan dan kekeliruan siswa dapat
diminimalisir atau dicegah.
B. Fokus Permasalahan
Berdasarkan judul penelitian maka batasan penelitian adalah sebagai
berikut
1. Menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
di MTs Negeri 3 Kota Jambi khususnya siswa dengan gaya kognitif
field dependence dan field independence.
2. Siswa kelas VII MTs Negeri 3 Kota Jambi tahun ajaran 2018/2019
dan penelitian ini menggunakan soal berbentuk essay pada materi
segiempat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kesalahan yang terjadi dalam menyelesaikan soal
essay pada materi segiempat ditinjau dari gaya kognitif?
2. Apa fakor penyebab kesalahan siswa kelas VII MTs Negeri 3 Kota
Jambi yang terjadi dalam menyelesaikan soal essay pada materi
segiempat ditinjau dari gaya kognitif ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi dalam
menyelesaikan soal essay pada materi segiempat.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa kelas VII MTs
Negeri 3 Kota Jambi dalam menyelesaikan soal essay pada materi
segiempat ditinjau dari gaya kognitif.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Dapat digunakan sebagai bahan pembanding dan sebagai referensi
penelitian yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan dalam
pengerjaan soal-soal pada pokok bahasan segiempat.
b. Dapat dijadikan informasi bagi para siswa sebagai subjek penelitian
untuk mengoreksi diri sendiri dan mampu meminimalisir kesalahan
yang dibuat dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pokok
bahasan segiempat atau materi lain berdasarkan gaya kognitif yang
mereka miliki.
c. Dapat dijadikan informasi bagi para guru atau calon guru tentang
kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan soal-soal yang berkaitan
dengan pokok bahasan segiempat berdasarkan gaya kognitif yang
dimiliki siswa, sehingga bisa mencari solusi untuk meminimalisir
kesalahan tersebut agar tidak terulang kembali.
d. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata
Satu (S1) pada Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Analisis Kesalahan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1996:44) analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa dan untuk mengetahui keadaaan
yang sebenarnya-benarnya. Sedangkan menurut Satori dan Komariyah
(2014:200) analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau
fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga
susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan
karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih
dimengerti duduk perkaranya. Spradley (Sugiyono,2016:333) juga
menyatakan bahwa analisis dalam penelitian jenis apapun adalah
merupakan cara berpikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara
sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar
bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan.
Wijaya (Rahmania,2016:166) menyatakan kesalahan adalah bentuk
penyimpangan pada sesuatu hal yang telah dianggap benar atau bentuk
penyimpangan terhadap sesuatu yang telah disepakati/ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan menurut Dewi dan Kusrini (2014:197)
menyatakan bahwa kesalahan merupakan penyimpangan dari hal yang
sudah diketahui kebenarannya. “Kesalahan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dapat menjadi salah satu petunjuk untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi” (Widodo,
2015:54).
Jadi analisis kesalahan adalah sebuah upaya penyelidikan terhadap
suatu peristiwa penyimpangan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan
suatu peristiwa penyimpangan itu bisa terjadi. Dalam pembelajaran,
seorang guru sebaiknya melakukan analisis terhadap kesalahan yang
dilakukan oleh siswa. Analisis yang dilakukan berupa mencari tahu jenis
dan penyebab kesalahan siswa.
2. Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Menurut John K.Lannin dkk (Educ Stud Math,2007) kesalahan
siswa adalah gelaja dari penyakit yang mungkin penyakit serius atau lebih
dari satu penyakit. Menurut Karnasih (2015:41) kesalahan membaca
masalah (reading) yaitu tidak mengetahui kata kunci atau simbol,
kesalahan memahami masalah (comprehension) yaitu dapat membaca
masalah dengan baik tetapi tidak dapat memahami arti dari kata-kata,
simbol atau pertanyaan, kesalahan transformasi (transformation) yaitu
tidak dapat mentrasnformasi kalimat kedalam bentuk matematis, kesalahan
keterampilan proses (process skill) yaitu dapat memilih operasi yang
sesuai tetapi tidak dapat menyelesaikan operasi dengan akurat, kesalahan
penulisan jawaban (encoding) yaitu dapat menunjukkan operasi yang
benar tetapi menulis jawaban dengan tidak benar.
Menurut Bunga (2015:13) kesalahan membaca yaitu siswa tidak
dapat memaknai kalimat yang mereka baca secara tepat, kesalahan
memahami soal yaitu siswa tidak menuliskan apa yang diketahui,
menuliskan yang diketahui tidak sesuai dengan permintaan soal,
menuliskan yang ditanyakan tidak sesuai dengan permintaan soal, tidak
menuliskan yang ditanyakan dalam soal, tidak mengetahui maksud
pernyataan., kesalahan menggunakan rumus yaitu siswa tidak mengetahui
metode yang akan digunakan, kesalahan keterampilan proses yaitu siswa
kurang mampu memahami materi operasi pada bentuk aljabar, dan
kesalahan menarik kesimpulan yaitu siswa menuliskan jawaban akhir yang
tidak sesuai dengan konteks soal, dan tidak menuliskan jawaban akhir.
Faktor penyebab siswa mengalami kesalahan meliputi : tidak bisa
menyusun makna kata yang dipikirkan kedalam bentuk kalimat
matematika, kurang teliti, lupa, kurang latihan mengerjakan soal-soal
bentuk cerita dengan yang bervariasi, kurang memahami soal.
Sedangkan menurut Amalia (2017:21) dalam penelitiannya
menyebutkan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika,
yaitu: (a) kesalahan dalam memahami soal, yang terjadi jika siswa dalam
menemukan hal yang diketahui atau ditanyakan tidak dapat menuliskan
apa yang dikehendaki; (b) kesalahan dalam menggunakan rumus, yang
terjadi jika siswa tidak mampu mengidentifikasi rumus atau metode apa
yang akan digunakan atau diperlukan dalam menyelesaikan soal; (c)
kesalahan ketrampilan proses, terjadi jika siswa tidak dapat menyelesaikan
perhitungan dengan baik; dan (d) kesalahan dalam menarik kesimpulan,
terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari
soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena
siswa beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau
tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Faktor penyebab kesalahan terjadi
adalah tidak dapat memahami soal dengan baik, kurangnya penguasaan
materi, masih bingung langkah untuk mengerjakan soal, kehabisan waktu
untuk menyelesaikan soal, kurang teliti dalam mengerjakan soal, terburu-
buru dalam mengerjakan soal, tidak sempat menuliskan kesimpulan, dan
tidak terbiasa menuliskan kesimpulan.
Adapun dalam penelitian Rahmania (2016:167) menjelaskan
kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika meliputi: (1) kesalahan
konsep, yaitu kesalahan yang dibuat siswa dalam menggunakan konsep-
konsep terkait dengan materi, (2) kesalahan prinsip, yaitu kesalahan dalam
menggunakan aturan-aturan atau rumus-rumus matematika atau salah
dalam menggunakan prinsip-prinsip yang terkait dengan materi, dan (3)
kesalahan operasi, yaitu kesalahan karena siswa tidak dapat menggunakan
operasi atau perhitungan dengan benar.
Menurut uraian di atas, maka letak kesalahan pada penelitian ini
dikategorikan sebagai berikut: (a) kesalahan dalam memahami masalah,
siswa dikatakan melakukan kesalahan memahami soal apabila siswa tidak
mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam
soal atau siswa mampu memahami soal, tetapi belum menangkap
informasi yang terkandung dalam pertanyaan, sehingga siswa tidak dapat
mengerjakan soal dan menemukan penyelesainnya; (b) kesalahan dalam
menggunakan rumus/prinsip, siswa dikatakan melakukan kesalahan dalam
menggunakan rumus apabila siswa telah memahami soal yang diberikan
akan tetapi siswa tidak mampu mengidentifikasi operasi atau metode apa
yang akan digunakan atau diperlukan dalam menyelesaikan soal yang
diberikan; (c) kesalahan keterampilan proses/operasi, siswa dikatakan
melakukan kesalahan keterampilan proses dimana siswa tidak mengetahui
prosedur yang dibutuhkan untuk mengerjakan operasi atau metode secara
akurat; dan (d) kesalahan dalam penarikan kesimpulan, siswa tidak
memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak membuat
kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa
hasil perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada.
3. Segiempat
a. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah suatu segi empat yang keempat sudutnya
berbentuk siku-siku dan sisi-sisi yang saling berhadapan sama panjang.
Sifat-sifat persegi panjang, antara lain:
(1) Panjang sisi-sisi yang berhadapan sama
(2) Keempat sudutnya siku-siku
(3) Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama
panjang
b. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segi empat yang setiap panjang sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar. Sifat-sifat jajargenjang, antara
lain:
Rumus:
� = � × �
� = 2(� + �)
Keterangan:
� = luas
� = keliling
� = panjang
� = lebar
(1) Sisi-sisi yang berhadapan pada suatu jajargenjang sama panjang
dan sejajar
(2) Sudut-sudut berhadapan pada suatu jajargenjang sama besar
(3) Sudut-sudut yang berdekatan pada suatu jajargenjang jumlahnya
180°
(4) Diagonal-diagonal suatu jajargenjang saling membagi dua sama
panjang
Dari beberapa penjelasan diatas, peneliti akan melakukan tes
berupa soal berbentuk uraian dengan pokok bahasan segiempat dan
didalamnya akan memuat beberapa komponen aljabar. Misalnya
panjang suatu persegi panjang ���� adalah 2� + 3 �� dan
seterusnya.
4. Gaya Kognitif
a. Pengertian Gaya Kognitif
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, cara seseorang dalam bertingkah
laku, menilai, berpikir dan membuat kesalahan berbeda pula. Gaya
kognitif berdasarkan kajian psikologis adalah cara setiap individu
dalam menerima, mengorganisasikan, mengolah informasi dan
menyusunnya berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
Woolfolk (1993:128) mengemukakan bahwa gaya kognitif
adalah bagaimana seseorang menerima dan mengorganisasikan
informasi dari dunia sekitarnya. Adapun Winkel (1996:147)
mengemukakan pengertian gaya kognitif sebagai cara khas yang
digunakan seseorang dalam mengamati dan beraktivitas mental di
bidang kognitif, yang bersifat individual dan kerapkali tidak disadari
dan cenderung bertahan terus, hal ini menandakan bahwa gaya
kognitif tidak dapat dimanipulasi, artinya seseorang yang memiliki
Rumus:
� = � × �
� = 2(�� + ��)
Keterangan:
� = luas � = tinggi
� = keliling � = alas
gaya kognitif tertentu sangat sulit untuk diubah menjadi gaya kognitif
yang lain. Gaya kognitif hanya bisa diberdayakan, artinya
memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh seseorang dengan gaya
kognitif tertentu dan meminimalisir kekurangan yang dimilikinya.
Sedangkan menurut Liu, Magjuka, dan Lee (2008:829) Cognitive style
has been regarded as one of the important variabels to predict
individual cognitive functioning.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat dikatakan
bahwa yang dimaksud dengan gaya kognitif adalah cara seseorang
dalam memproses, menyimpan, maupun menggunakan informasi
untuk menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya.
b. Jenis-jenis Gaya Kognitif
Mengenai jenis-jenis gaya kognitif, Winkel (1996:147)
membedakan dalam beberapa jenis berdasarkan kecenderungan,
seperti:
1) Cenderung bergantung pada medan atau pola sebagai keseluruhan
(field dependence) atau cenderung tidak tergantung pada medan
(field independence).
2) Kecenderungan konsisten atau mudah meninggalkan cara yang
telah dipilih dalam mempelajari sesuatu.
3) Kecenderungan luas atau sempit dalam pembentukan konsep.
4) Cenderung sangat atau kurang memperhatikan perbedaan antara
objek-objek yang diamati.
Menurut Olivia (2018:5), gaya kognitif yang paling banyak
dikemukakan oleh para ahli yakni:
a) Field dependence-independence.
b) Reflection-impulsivity.
c) Conceptualization style.
d) Breadth of categorization
e) Metaphoric sensitivity.
Dari beberapa jenis gaya kognitif yang dikemukakan di atas,
maka gaya kognitif field dependence (FD) dan field independence (FI)
beserta implementasinya dalam pembelajaran, akan menjadi fokus
dalam penelitian ini. Alasan pemilihan gaya kognitif ini dikarenakan
gaya kognitif FD dan FI merupakan tipe gaya kognitif yang
mencerminkan cara analisis seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang akan
melihat apa sajakah kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika, sementara penyelesaian tersebut
membutuhkan kemampuan analisis.
Witkin (Desmita,2014:214) mengatakan bahwa orang yang
mempunyai gaya kognitif field independence merespon suatu tugas
cenderung bersandar atau berpatokan pada syarat-syarat dari dalam
diri sendiri, sedangkan orang yang memiliki gaya kognitif field
dependence melihat syarat lingkungan sebagai petunjuk dalam
merespon suatu stimulus. Witkin, Moore, Goodenough & Cox (1977)
mengemukakan bahwa orang yang memiliki gaya kognitif field
independence lebih suka memisahkan bagian-bagian dari sejumlah
pola dan menganalisis pola berdasarkan komponen-komponennya,
sedangkan orang yang memiliki gaya kognitif field dependence
cenderung memandang suatu pola sebagai keseluruhan, tidak
memisahkan ke dalam bagian-bagiannya. Winkel (1996:147)
mengemukakan bahwa orang yang bergaya kognitif field dependence
cenderung memandang suatu pola sebagai keseluruhan dan kerap
lebih berorientasi pada sesama manusia serta hubungan sosial,
sedangkan orang yang bergaya kognitif field independence cenderung
untuk lebih memperhatikan bagian dan komponen dalam suatu pola
dan kerap pula lebih berorientasi pada penyelesaian penyelesaian
tugas daripada hubungan sosial.
Untuk lebih jelasnya Witkin (Desmita,2014:149) memaparkan
perbedaan karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif field
dependence (FD) dan field independence (FI) pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Perbedaan Field Dependence dan Field Independence
Field Dependence (FD) Field Independence (FI) 1. Lebih baik pada materi
pembelajaran dengan muatan sosial
1. Mungkin perlu bantuan memfokuskan perhatian pada materi dengan muatan sosial
Field Dependence (FD) Field Independence (FI)
2. Memiliki ingatan lebih baik untuk informasi sosial
2. Mungkin perlu diajarkan bagaimana menggunakan konteks untuk memahami informasi sosial
3. Memiliki struktur, tujuan dan penguatan yang didefinisikan secara jelas
3. Cenderung memiliki tujuan diri yang terdefinisikan dan penguatan
4. Lebih terpengaruh kritik 4. Tidak terpengaruh kritik 5. Memiliki kesulitan besar dalam
memperlajari materi terstruktur 5. Dapat mengembangkan
strukturnya sendiri pada situasi tak terstruktur
6. Mungkin perlu diajarkan bagaimana menggunakan mnemonik
6. Biasanya lebih mampu memecahkan masalah tanpa instruksi dan bimbingan eksplisit
7. Cenderung menerima organisasi yang diberikan dan tidak mampu untuk mengorganisasi kembali
8. Mungkin memerlukan instruksi lebih jelas mengenai bagaimana memecahkan masalah
Berdasarkan tabel 2.1 diketahui perbedaan ciri-ciri dari masing-
masing individu field dependence (FD) maupun field independence
(FI). Meskipun terdapat dua kelompok gaya belajar yang berbeda
tetapi tidak dapat dikatakan bahwa siswa field dependence (FD) lebih
baik dari pada siswa field independence (FI).
Setiap gaya belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan,
menurut Desmita (2014:148), siswa yang memiliki gaya belajar field
dependence (FD) lebih kuat mengingat informasi-informasi sosial
seperti percakapan atau interaksi antar pribadi. Selain itu, siswa field
dependence (FD) akan merasakan kesulitan untuk melepaskan diri
dari keadaan yang mengacaukannya. Berbeda dengan siswa yang
memiliki gaya belajar field independence (FI), siswa ini lebih mudah
mengurai hal-hal kompleks dan lebih mudah memecahkan masalah
dan siswa ini akan merasakan kesulitan untuk memecahkan masalah
sosial yang merupakan objek yang rumit dan kurang terstruktur.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ada kemungkinan perbedaan
antar siswa bergaya kognitif field dependence (FD) dan field
independence (FI) dalam menyelesaikan soal segiempat.
c. The Group Embedded Figure Test (GEFT)
The Group Embedded Figure Test (GEFT) adalah instrumen
yang sering digunakan untuk mengukur derajat wilayah
ketergantungan seseorang (degree of field-dependency). GEFT
merupakan tes perseptual yang menggunakan gambar. GEFT
digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh Witkin
(Desmita,2014:220). Seseorang yang menjalani tes ini dihadapkan
pada sekumpulan gambar-gambar rumit dan sederhana. Pada setiap
gambar rumit terdapat salah satu dari gambar-gambar sederhana.
Tugas yang harus dikerjakan adalah mempertebal gambar sederhana
yang termuat dalam gambar rumit dan telah ditetapkan dalam gambar
sederhana. Untuk melihat ilustrasi dari tes GEFT ini dapa melihat
contoh gambar dibawah ini.
Pada Group Embedded Figures Test (GEFT) yang merupakan
objek dari persepsi adalah gambar sederhana. Lingkungan yang
mengacau adalah gambar rumit. Dalam Group Embedded Figures
Test (GEFT) terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama mencakup
tujuh buah gambar, bagian kedua dan ketiga masing-masing terdiri
dari sembilan gambar. Bagian pertama untuk latihan, sehingga
hasilnya tidak diperhitungkan sebagai gaya kognitif. Alokasi waktu
untuk mengerjakan bagian pertama adalah lima menit. Bagian kedua
dan ketiga merupakan tes gaya kognitif sesungguhnya, dimana waktu
yang dialokasikan untuk menyelesaikan kedua bagian tersebut
masing-masing sepuluh menit. Untuk menentukan kelompok siswa
yang mempunyai gaya kognitif field dependence (FD) dan field
independence (FI), subjek yang nilainya 0-11 dikategorikan sebagai
subjek field dependence (FD) dan subjek yang nilainya 12-18
dikategorikan sebagai field independence (FI).
B. Studi Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan menggunakan analisis kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau dari gaya kognitif siswa
telah dibahas oleh kalangan dengan berbagai latar belakang masalah yang
berbeda-beda. Sejauh pengamatan dan penelaah yang penulis lakukan
terdapat skripsi dan jurnal-jurnal yang mempunyai tema relevan, diantaranya:
1. Hasil penelitian Rahmania tahun 2016 dengan judul : “analisis kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita persamaan linier satu variabel”.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Subjek dalam penelitian ini
adalah satu siswa kelas VII-A MTs Al-Anwar Paculgowang.
Pengumpulan data penelitian menggunakan metode tes dan wawancara.
Peneliti menggunakan triangulasi waktu untuk menguji keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan
subjek adalah kesalahan konsep yang meliputi kesalahan dalam
memahami konsep persegipanjang, konsep luas persegipanjang, serta
konsep sisi persegipanjang. Kesalahan prinsip dan operasi tidak dapat
diselidiki lebih lanjut karena subjek melakukan kesalahan dalam
menerjemahkan soal ke dalam model matematika, sehingga subjek tidak
dapat melakukan tahap penyelesaian berikutnya dengan benar.
2. Hasil penelitian Amalia tahun 2017 dengan judul : “analisis kesalahan
berdasarkan prosedur Newman dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau
dari gaya kognitif mahasiswa”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kesalahan mahasiswa berdasarkan prosedur Newman
dalam menyelesaikan soal cerita Newman ditinjau dari gaya Kognitif
mahasiswa dan mendeskripsikan penyebab kesalahan mahasiswa
berdasarkan prosedur Newman dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau
dari gaya Kognitif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan matematika
semester VI tahun pelajaran 2016/2017. Pengumpulan data dilakukan
dengan tes, observasi, wawancaara dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa tipe field independent (FI)
melakukan kesalahan memahami masalah, ketrampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Sedangkan tipe field dependent (FD) melakukan
kesalahan memahami masalah, kesalahan transformasi ketrampilan proses,
dan pengambilan kesimpulan. Penyebab kesalahan-kesalahan berdasarkan
prosedur Newman ditinjau dari gaya kognitif adalah tidak dapat
memahami soal dengan baik, kurangnya penguasaan materi, masih
bingung langkah untuk mengerjakan soal, kehabisan waktu untuk
menyelesaikan soal, kurang teliti dalam mengerjakan soal, terburu-buru
dalam mengerjakan soal, tidak sempat menuliskan kesimpulan, tidak
terbiasa menuliskan kesimpulan.
3. Hasil penelitian Videlis Fery Hariadi tahun 2018 dengan judul : “ analisis
miskonsepsi siswa dengan gaya kognitif field dependence pada konsep
bilangan pecahan kelas VII. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana miskonsepsi siswa field dependence beserta
penyebabnya. Jenis penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Subjek
penelitian adalah siswa field dependence di kelas VII SMP N 17 Kota
Jambi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive samapling yang bertujuan untuk menemukan siswa yang
bergaya kognitif field dependence dan mengalami miskonsepsi. Instrumen
yang digunakan untuk mengidentifikasi gaya kognitif siswa digunakan
Group Embedded Figure Test (GEFT) dan untuk menemukan siswa yang
mengalami miskonsepsi digunakan tes diagnostik pilihan ganda
dilengkapi dengan CRI. Alat pengumpulan data menggunakan tes urain
untuk melihat miskonsepsi dan wawancara diagnostik untuk menggali
miskonsepsi yang terjadi beserta penyebabnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa field dependence mengalami miskonsepsi
pada beberapa konsep pada materi bilangan pecaha, diantaranya a)
miskonsepsi berkaitan dengan memahami konsep pecahan sebagai bagian
dari keseluruhan pada model pecahan berupa partisi objek, b) miskonsepsi
dalam menentukan nilai pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan, c)
miskonsepsi berkaitan dengan mengurutkan bilangan pecahan, d)
miskonsepsi dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan, e) miskonsepsi dalam menyelesaikan operasi perkalian dan
pembagian pecahan. Terdapat beberapa penyebab miskonsepsi pada siswa
field dependence diantaranya, a) siswa tidak dapat mengkonversikan
pecahan dengan benar dalam mengerjakan operasi pecahan, b) siswa tidak
mampu menafsirkan petunjuk soal yang tersirat pada gambar (tidak
tertulis secara jelas), c) siswa tidak mampu menghubung-kan konsep-
konsep yang berhubung untuk menyelesaikan soal, d) Prakonsepsi/
konsepsi awal siswa yang keliru.
Dari tiga studi relevan diatas peneliti dapat menyimpulkan persamaan
dan perbedaan dengan judul penelitian yaitu: persamaan penelitian diatas
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti kesalahan siswa. Perbedaan
penelitian Rahmania dengan penelitian ini adalah pada materi yang
digunanakan, yaitu Rahmania menggunakan materi persamaan linier satu
variabel. Penelitian Amalia menggunakan prosedur Newman Error, dan
penelitian Videlis Fery Hariadi hanya menggunakan gaya kognitif field
dependence.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut
Moleong (2014:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi tindakan, dan lain-lain yang disajikan dalam
bentuk deskripsi kata-kata dengan menggunakan berbagai metode ilmiah.
Menurut Sugiyono (2016:16) penelitian kualitatif lebih bersifat
deskriptif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar,
sehingga tidak menekankan pada angka.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin
menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal terkait materi
segiempat.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus.
Menurut Creswell (Sugiyono,2016:15) case studies are qualitative
strategy in which the researcher explores in depth a program, event,
activity, process, or one or more individuals. The case (s) are bounded by
time and activity, and researchers collect detailed information using a
variety of data collection procedures over sustained period of time.
Peneliti menggunakan studi kasus dan mengumpulkan data secara
langsung dari orang di sekitar penelitian.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Jambi yaitu MTs
Negeri 3 Kota Jambi yang beralamat di Jalan Eka Jaya Kelurahan Talang
Bakung Kecamatan Pal Merah Kota Jambi. Peneliti memilih MTs Negeri
3 Kota Jambi sebagai tempat penelitian karena disana peneliti sebelumnya
telah melakukan praktek kompetensi mengajar dan juga lebih mudah untuk
meminta izin melakukan penelitian disana. Selain itu, siswa MTs juga
lebih mudah untuk diajak berkomunikasi, sehingga dapat mempermudah
peneliti dalam melakukan wawancara untuk menelusuri lebih dalam
mengenai kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita
matematika.
Gambar 3.1 Google Map MTs Negeri 3 Kota Jambi
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa/i kelas VII di MTs Negeri 3
Kota Jambi Tahun pelajaran 2018/2019. Distribusi siswa berdasarkan
kelas dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2018/2019
No Kelas Jumlah Siswa 1. VII A 39 2. VII B 40 3. VII C 39 4. VII D 39 5. VII E 37 6. VII F 34 7. VII G 39
Jumlah 267 Sumber: Dokumentasi Data MTsN 3 Kota Jambi
Peneliti memilih siswa kelas VII karena materi tes yang akan
dilakukan merupakan materi dasar tentang bangun datar dan materi
tersebut hanya ada di kelas VII. Pada penelitian ini dalam menentukan
subjek penelitian tidak dipilih secara acak, tetapi pemilihan sampel dengan
teknik snowball sampling. Adapun yang akan menjadi subjek penelitian
adalah dari 267 siswa kelas VII MTs Negeri 3 Kota Jambi, dibagi menjadi
dua kelompok berdasarkan tes GEFT yaitu siswa dengan gaya kognitif
field dependence sebanyak 245 siswa dan siswa dengan gaya kognitif field
independence sebanyak 22 siswa, karena kebanyakan siswa memiliki gaya
kognitif field dependence dibandingkan gaya kognitif field independence
(hasil persentase pada tabel 4.1) sehingga pemilihan subjek berdasarkan
kelompok gaya kognitif di ambil 5 siswa yang terdiri dari 3 siswa dengan
gaya kognitif field dependence dan 2 siswa dengan gaya kognitif field
independence. Kelima siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Faniza Syafitri, nomor urut 91 kelas VII B, subjek dengan gaya
kognitif field independence, memiliki skor GEFT yaitu 16 dan mampu
berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 1 (S1).
b. Muallimatul Amna, nomor urut 170 kelas VII B, subjek dengan gaya
kognitif field independence, memiliki skor GEFT yaitu 16 dan mampu
berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 2 (S2).
c. Reyfan Faiz D, nomor urut 220 kelas VII G, subjek dengan gaya
kognitif field dependence, memiliki skor GEFT yaitu 11 dan mampu
berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 3 (S3).
d. Satrio Herlambang, nomor urut 243 kelas VII G, subjek dengan gaya
kognitif field dependence, memiliki skor GEFT yaitu 11 dan mampu
berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 4 (S4).
e. Indra Wisnu S, nomor urut 114 kelas VII G, subjek dengan gaya
kognitif field dependence, memiliki skor GEFT yaitu 11 dan mampu
berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 5 (S5).
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. Sumber yang dimaksud
dapat berupa benda-benda atau sumber manusia. Teknik pengumpulan
data primer ini tergantung dari jenis data yang diperlukan tentang
manusia, maka peneliti dapat memperolehnya dengan menyiapkan
seperangkat alat instrumen untuk melakukan observasi langsung
terhadap subjek atau setting yang diteliti.
Oleh karena itu, data primer yang peneliti maksud dalam
penelitian ini adalah data-data yang menyangkut hal-hal tentang:
1) Bagaimana bentuk kesalahan yang terjadi dalam menyelesaikan
soal essay pada materi segiempat ditinjau dari gaya kognitif
2) Apa faktor penyebab kesalahan siswa kelas VII MTs Negeri 3 Kota
Jambi yang terjadi dalam menyelesaikan soal essay pada materi
segiempat ditinjau dari gaya kognitif
b. Data Sekunder
Menurut Husain (2009:42) data sekunder merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan dengan baik oleh
pihak pengumpul data primer atau pihak lain dari tangan kedua, ketiga,
dan seterusnya, artinya melewatin satu atau lebih pihak yang bukan
penelitian sendiri. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
terdapat di MTs Negeri 3 Kota Jambi adalah historis MTs Negeri 3
Kota Jambi.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto (2010:172) sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh, dan dalam penelitian kualitatif
sumber utamanya adalah kata-kata, dokumen dan lain-lain. Sumber data
ini digunakan untuk mempermudah proses penelitian. Adapun yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII, dan guru
yang mengajar di kelas VII tahun ajaran 2018/2019
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan penelitian, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data berupa observasi, tes, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Arikunto (2010:272) dalam menggunakan observasi cara
yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dengan
menggunakan metode ini peneliti dapat melihat secara langsung berbagai
aktifitas yang berlangsung atau hal-hal yang berkaitan dengan gambaran
umum seperti kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:316) wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.
Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur artinya setiap responden diberi pertanyaan yang
sama dan pengumpul data mencatatnya ataupun merekamnya. Peneliti
melakukan wawancara kepada subjek penelitian yaitu 3 siswa yang
memiliki gaya kognitif field dependence dan 2 siswa yang memiliki gaya
kognitif field independence.
Selain itu juga diberikan soal tes dalam penelitian ini. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes GEFT dan tes diagnostik. Tes
GEFT dilakukan untuk mengetahui gaya kognitif yang dimiliki siswa
kelas VII. Menurut Oemar Hamalik dalam Endang Poerwanti dkk
(2008:316) tes diagnostik merupakan tes yang diberikan sesudah materi
pembelajaran disajikan, dan tes diagnostik dalam penelitian ini adalah soal
tes essay materi segiempat.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274) dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Sedangkan menurut Sugiyono (2016:326) dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Adapun data-data
dokumentasi yang diteliti adalah historis dan geografis dan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.
4. Triangulasi
Triangulasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan. Penelitian ini peneliti menggunakan
triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Triangulasi teknik dilakukan
untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang diperoleh dengan tes, wawancara serta teori dari sumber data dicek
kembali dengan teknik observasi. Sedangkan triangulasi waktu dilakukan
dengan cara memberikan tes di waktu yang berbeda ada di pagi hari dan
siang hari.
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman
(Sugiyono,2016:334) adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data lapangan dengan
observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya data hasil
penelitian tersebut direduksi dengan cara memilah hal pokok yang
mendukung penelitian serta data yang kurang sesuai direduksikan. Proses
reduksi ini mempermudah peneliti mengumpulkan data selanjutnya bila
data masih diperlukan.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah penyajian data.
Penyajian data dilakukan menggambarkan hasil reduksi dalam bentuk teks
yang bersifat naratif atau uraian singkat tentang kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika ditinjau dari gaya kognitif. Menurut
Sugiyono (2016:339) penyajian data ini berfungsi memudahkan peneliti
dalam memahami dan menarik kesimpulan sementara.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya setelah menyajikan data adalah penarikan
kesimpulan (Sugiyono,2016:343). Penarikan kesimpulan dilakukan
dengan cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara.
Dari kegiatan ini dapat ditarik kesimpulan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh siswa untuk tiap-tiap jenis gaya kognitif sehingga
(persentase) permasalahan dan tujuan dari penelitian ini dapat dijawab.
Kesimpulan akhir mungkin tidak muncul hingga pengumpulan data
berakhir. Penarikan kesimpulan berkaitan dengan besarnya kumpulan
catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan dan kecakapan peneliti.
Apabila ada data baru akan mengubah kesimpulan sementara hingga
segera melakukan perbaikan data yang diperoleh. Hal ini terus dilakukan
sampai seluruh data dikumpulkan.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2016:370-371) triangulasi teknik atau metode
berarti teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, dan
triangulasi waktu merupakan kapan dilaksanakannya trianggulasi atau
metode pengumpulan data.
Uji keabsahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Kredibilitas
Menurut Sugiyono (2016:365) kredibilitas merupakan validitas
internal dalam penelitian kualitatif. Uji kredibilitas data atau kepercayaan
terhadap hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan enam teknik yaitu
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi
dengan teman, analisis kasus negatif, dan member check.
Uji kredibilitas dalam penelitian ini tidak menggunakan semua
teknik, hal ini dengan pertimbangan kehadiran peneliti untuk melakukan
penelitian dapat mengganggu kenyamanan guru. Oleh karena itu, peneliti
hanya menggunakan teknik peningkatan ketekunan, triangulasi, dan
menggunakan bahan referensi yaitu sebagai berikut:
a. Peningkatan Ketekunan
Peningkatan ketekunan dalam penelitian ini dilakukan secara
lebih cermat dan berkesinambungan agar kepastian data dan urutan
peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Selain itu, dengan
meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data telah ditemukan itu salah atau tidak dan juga
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis
tentang apa yang diamati.
b. Triangulasi
Triangulasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan. Penelitian ini peneliti
menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Triangulasi
teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang diperoleh dengan tes, wawancara serta teori
dari sumber data dicek kembali dengan teknik observasi. Sedangkan
triangulasi waktu dilakukan dengan cara memberikan tes di waktu
yang berbeda ada di pagi hari dan siang hari.
c. Menggunakan bahan referensi
Menggunakan bahan referensi dalam penelitian ini adalah
sebagai pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan
oleh peneliti. Adapun bahan referensi yang dapat digunakan peneliti
berupa wawancara, catatan hasil observasi, kumpulan teori, dan
sebagainya.
2. Uji Depenebility
Menurut Sugiyono (2016:374) uji reliabilitas atau depenebility
adalah keabsahan data dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
proses peneliti oleh auditor independen. Penelitian ini peneliti melakukan
uji reliabilitas dengan audit secara langsung oleh pembimbing mulai dari
masalah atau fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data,
melakukan analisis, melakukan uji keabsahan data sampai membuat
kesimpulan.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis MTs Negeri 3 Kota Jambi
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Jambi adalah salah satu dari
enam MTs Negeri yang ada di kota Jambi. Madrasah ini di negerikan pada
tahun 25 Oktober 1993 berdasarkan SK Menteri Agama Nomor : 244
Tahun 1993 tentang Pembukaan dan Penegerian Madrasah MTs Swasta
Al – Hidayah Talang Bakung Jambi menjadi MTsN Talang Bakung Kota
Jambi dan berdasarkan KMA Nomor 681 Tahun 2016 MTsN Talang
Bakung berubah menjadi MTsN 3 Kota Jambi. Gedung sekolah MTs
Negeri 3 Kota Jambi berlokasi di Jalan Eka Jaya Kel. Talang Bakung Kota
Jambi. Luas tanah yang dimiliki sekolah ini adalah 4071 �� (dalam
proses sertifikasi) dan 1867 �� (sudah sertifikasi). Gedung sekolah
memiliki 20 ruang belajar. Selain itu, ruangan lain yang ada di area
gedung sekolah antara lain ruang kepala sekolah/tata usaha, ruang guru,
ruang koperasi, ruang UKS, ruang OSIS, ruang Pramuka, ruang
perpustakaan, kantin, musholla, labor komputer, laboratorium, dan kamar
mandi/WC. Letak MTs Negeri 3 Kota Jambi yang berada di tepi jalan dan
di kelilingi rumah warga sehingga suasana belajar sangat kondusif karena
posisi sekolah tidak di tepi jalan raya. Hanya saja saat pulang sekolah
sangat macet karena jalan di depan sekolah hanya untuk bisa dilalui oleh
dua kendaraan sepada motor, jika kendaraan mobil masuk sudah
dipastikan membuat kemacetan saat pulang sekolah.
MTs Negeri 3 Kota Jambi membuka tujuh kelas VII, enam kelas
VIII, dan tujuh kelas IX. Untuk setiap kelas berisi rata-rata 38 sampai 40
siswa. Hal ini membuat proses pembelajaran kurang efektif. Selain itu,
setiap ruang kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu meja dan kursi siswa,
meja dan kursi guru, papan tulis, dan kipas angin. Adanya fasilitas seperti
ini juga dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar. Seperti
sekolah pada umumnya, setiap kelas diampu oleh satu guru wali kelas.
Hubungan antara guru dengan siswa di sekolah ini dapat dikatakan baik
karena hubungan antara keduanya terjalin dengan akrab.
2. Deskripsi Data Group Embedded Figures Test (GEFT)
Penelitian ini menggunakan instrumen Group Embedded Figures
Test (GEFT) untuk mengkategorikan siswa berdasarkan gaya kognitif.
Instrumen ini tidak diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan
karena GEFT merupakan instrumen baku. Secara lengkap instrumen
GEFT yang diujikan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pengerjaan tes GEFT oleh siswa calon subjek penelitian ini
dilakukan pada tanggal 25 Februari 2019 sampai 02 Maret 2019 di kelas
VII MTs Negeri 3 Kota Jambi yang berjumlah 267 siswa.
Gambar 4.1 Pelaksanaan Tes GEFT
Untuk menentukkan kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif
field dependence dan field independence berdasarkan rumusan yang
digunakan oleh Desmita (Videlis,2018:58) yaitu untuk skor 0 sampai 11
dikategorikan sebagai kelompok field dependence (FD) dan untuk skor 12
sampa 18 dikategorikan sebagai kelompok field independence (FI). Hasil
tes GEFT di kelas VII MTs Negeri 3 Kota Jambi pada tahun ajaran
2018/2019 dapat dilihat pada Lampiran 2, sedangkan persentase hasil Tes
GEFT dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.1
Persentase Perolehan Hasil Gaya Kognitif Siswa
Gaya Kognitif Frekuensi Persentase
Field Dependence 245 91,76%
Field Independence 22 8,24%
Total 267 100%
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelas VII MTs Negeri
3 Kota Jambi mayoritas siswa memiliki gaya kognitif field dependence
yakni sebesar 91,76% dari jumlah siswa, yang artinya siswa-siswa tersebut
terlalu bergantung pada lingkungnya, mereka memiliki ingatan lebih baik
untuk informasi sosial, memiliki kesulitan besar dalam mempelajari materi
terstruktur dan mungkin perlu diajarkan bagaimana menggunakan
mnemonik.
3. Deskripsi Data Observasi
Observasi dilakukan di kelas VII B dan VII G MTs Negeri 3 Kota
Jambi selama dua kali dengan jumlah siswa di setiap kelas 40 orang.
Alasan observasi hanya dilakukan di dua kelas saja karena subjek
penelitian berada di dua kelas tersebut. Observasi proses belajar mengajar
di kelas dilakukan terhadap cara guru mengajar dan kegiatan siswa pada
materi segiempat.
a. Data Observasi Terhadap Guru Mengajar
1) Kegiatan Pendahuluan
Guru selalu mengucapkan salam setiap mengawali pelajaran di
kelas. Di awal pelajaran, guru tidak menunggu suasana kelas kondusif
terlebih dahulu karena pada waktu guru memasuki kelas, siswa
langsung diam dan mempersiapkan untuk menerima pelajaran,
diantaranya dengan membuka buku pegangan siswa dan buku tulis.
Setelah itu guru memberitahu kepada siswa materi apa yang akan
dipelajari. Dalam mengajar, guru menggunakan buku pegangan
berupa buku pelajaran matematika kelas VII terbitan Penerbit
Erlangga yang juga dimiliki oleh siswa.
Gambar 4.2 Observasi Guru saat Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan apersepsi dilakukan oleh guru pada awal pelajaran
segiempat dengan mengenalkan bentuk-bentuk bangun yang ada di
dalam kelas seperti papan tulis, meja, jendala dan lain sebagainya.
Guru juga mengingatkan kembali apa saja rumus persegi panjang,
persegi, jajargenjang, layang-layang, dan lain sebagainya yang mana
materi tersebut sudah dipelajari oleh siswa pada masa dibangku
sekolah dasar. Guru tidak memberikan tujuan pembelajaran secara
langung. Namun, rencana kegiatan untuk pertemuan ini selalu
disampaikan secara urut dan jelas kepada siswa.
Motivasi diberikan dengan cara memberitahu kepada siswa
tentang salah satu manfaat materi ini, yaitu luas bangun datar dan
keliling bangun datar. Hal ini dilakukan untuk menambah antusias
siswa dalam mempelajari materi ini.
2) Kegiatan Inti
Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada
siswa selama mengajar materi segiempat. Guru tidak pernah
membentuk kelompok diskusi atau menggunakan metode
pembelajaran lain. Guru tidak memanfaatkan fasilitas LCD yang
tersedia di sekolah, guru lebih memilih menggunakan fasilitas yang
ada di dalam kelas untuk menunjukkan bentuk dari segiempat.
Gambar 4.3 Observasi Guru saat Kegiatan Inti
Guru selalu mengambil contoh soal dari buku pegangan siswa
dalam menjelaskan materi yang disampaikan kemudian menjelaskan
kembali bagaimana cara untuk mengerjakan. Dalam menjelaskan guru
memberikan pertanyaan untuk memancing siswa agar ikut bersama-
sama menjawab soal. Untuk soal yang lainnya, guru menyerahkan
kepada siswa untuk dikerjakan mandiri dengan berdiskusi dengan
teman sebangkunya.
Guru tidak pernah menghimbau siswa untuk mencatat, tetapi
kadang-kadang guru memberi waktu siswa untuk menyalin catatan
dari papan tulis. Guru menjelaskan materi melalui buku pegangan
siswa yang telah dimiliki semua siswa. sesekali guru menjelaskan
materi dengan mengambil contoh dan memisalkan sesuatu dengan
benda sekitar yang mudah digunakan sehingga memudahkan siswa
untuk mengerti.
Saat kegiatan mengerjakan latihan soal, guru berkeliling dan
sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan siswa. Setelah
mengerjkan latihan soal, guru memerintah siswa untuk
mengumpulkan ke depan. Guru tidak pernah menawarkan kepada
siswa untuk mengerjakan latihan di papan tulis.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru tidak memberikan kesimpulan
tentang apa yang dipelajari pada setiap pertemuan. Evaluasi seperti
kuis tidak diberikan, melainkan hanya memberikan pekerjaan rumah
yang terdapat pada buku pegangan siswa yang
pertemuan berikutnya dan dikoreksi oleh guru. ulangan harian
diberikan saat materi selesai per bab. Kemudian guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
Gambar 4.4
b. Data Observasi
Pada umumnya sebagian besar siswa kelas VII B maupun kelas
VII G mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan cukup baik. Saat
guru memasuki ruang kelas siswa diam dan mempersiapkan pelajaran
dengan baik. Siswa memperhatikan guru yang sedang
dan mencatat pelajaran, namun terdapat beberapa siswa yang kurang
memperhatikan. Mereka sibuk bermain rubrik yang ada di dalam laci
meja mereka, membaca komik yang diselipkan di buku pegangan
siswa, namun tidak ada siswa yang berbicara sendiri
Gambar 4.5
kuis tidak diberikan, melainkan hanya memberikan pekerjaan rumah
yang terdapat pada buku pegangan siswa yang kemudian dibahas pada
pertemuan berikutnya dan dikoreksi oleh guru. ulangan harian
diberikan saat materi selesai per bab. Kemudian guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
Gambar 4.4 Observasi Guru saat Kegiatan Penutup
Data Observasi Terhadap Siswa
Pada umumnya sebagian besar siswa kelas VII B maupun kelas
VII G mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan cukup baik. Saat
guru memasuki ruang kelas siswa diam dan mempersiapkan pelajaran
dengan baik. Siswa memperhatikan guru yang sedang
dan mencatat pelajaran, namun terdapat beberapa siswa yang kurang
memperhatikan. Mereka sibuk bermain rubrik yang ada di dalam laci
meja mereka, membaca komik yang diselipkan di buku pegangan
siswa, namun tidak ada siswa yang berbicara sendiri dengan temannya.
Gambar 4.5 Observasi Siswa saat Proses Belajar
kuis tidak diberikan, melainkan hanya memberikan pekerjaan rumah
kemudian dibahas pada
pertemuan berikutnya dan dikoreksi oleh guru. ulangan harian
diberikan saat materi selesai per bab. Kemudian guru menutup
Pada umumnya sebagian besar siswa kelas VII B maupun kelas
VII G mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan cukup baik. Saat
guru memasuki ruang kelas siswa diam dan mempersiapkan pelajaran
dengan baik. Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
dan mencatat pelajaran, namun terdapat beberapa siswa yang kurang
memperhatikan. Mereka sibuk bermain rubrik yang ada di dalam laci
meja mereka, membaca komik yang diselipkan di buku pegangan
dengan temannya.
Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru berkaitan dengan
hal-hal yang belum dimengerti kurang. Terlihat hanya beberapa siswa
saja yang bertanya kepada guru, kebanyakan diantara mereka lebih
suka bertanya kepada teman-temannya atau hanya diam saat ditanya
guru. Untuk keaktifan menjawab pertanyaan yang diajukan guru
secara bersama-sama atau secara sendirian apabila ditunjuk guru untu
menjawab pertanyaan.
Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, ada yang
dikerjakan secara individu dan ada juga yang mengerjakan dengan
teman sebangku atau teman lain di depan atau di belakang bangku.
Kemudian saat guru menyuruh mengumpulkan tugas, siswa tertib saat
mengumpulkan tugas di depan kelas.
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Bentuk Kesalahan yang Terjadi dalam Menyelesaikan Soal Essay pada
Materi Segiempat Ditinjau dari Gaya Kognitif
Berikut ini akan dipaparkan hasil tes uraian dan wawancara pada
setiap nomor soal dari kelima subjek penelitian.
a. Subjek 1 (S1) Tahap I
Untuk soal nomor 1 subjek diminta untuk menghitung luas tanah
berbentuk persegi panjang yang diketahui keliling dan lebarnya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.6 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1.
Gambar 4.7 Jawaban S1 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.7 jawaban S1 diatas, terlihat S1 dapat memahami
masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang ditanya dengan
tepat. S1 dapat menuliskan rumus yang digunakan dengan tepat, dan
menyelesaikan perhitungan serta menuliskan kesimpulan dengan baik
dan tepat. Hal ini berarti S1 tidak mengalami kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S1 berikut ini.
Petikan 1 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S1 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S1 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S1 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S1 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
bangunan berbentuk persegi panjang yang diketahui luas serta
perbandingan panjang dan lebar. Diharapkan subjek dapat
menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.8 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.9 Jawaban S1 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.9 jawaban S1 diatas, terlihat S1 dapat memahami
masalah tetapi menuliskan rumus yang akan digunakan kurang
lengkap. S1 tidak dapat menyelesaikan perhitungan dengan baik dan
tidak menuliskan kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S1 mengalami
kesalahan dalam menggunakan rumus, keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S1 berikut ini.
Petikan 2
Peneliti : Dapatkah kamu menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut? Jelaskan!
S1 : Pertama kita menggunakan rumus luas untuk mencari nilai � agar mendapatkan nilai panjang dan lebar yang sebenarnya. Kemudian yang kedua baru kita menggunakan rumus keliling.
Peneliti : Kamu tadi menyebutkan menggunakan rumus keliling, mengapa kamu tidak menuliskan rumus tersebut di lembar jawaban kamu?
S1 : Karena saya belum mendapatkan nilai panjang dan lebar yang sebenarnya, maka saya tidak menuliskan rumus keliling bu.
Peneliti : Untuk operasi hitungnya mengapa tidak kamu selesaikan?
S1 : Saya lupa bu untuk operasi perkalian aljabar. Jadi tidak saya lanjutkan bu.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan kesimpulan? S1 : Karena hasilnya saya belum dapat bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S1 terkendala
pada operasi perkalian aljabar dan tidak bisa mendapatkan hasilnya
sehingga tidak menuliskan kesimpulan. Hal ini berarti S1 mengalami
kesalahan keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S1 mengalami kesalahan keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dalam
mengerjakan soal dan kurang menguasai materi aljabar. Sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Amalia (2017:21) menyebutkan
bahwa kesalahan keterampilan proses terjadi jika siswa tidak dapat
menyelesaikan perhitungan dengan baik. Dan kesalahan menarik
kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang
ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil
perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa S1 pada
soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
taman kota berbentuk persegi panjang yang diketahui sisi-sisinya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.10 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.11 Jawaban S1 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.11 jawaban S1 diatas, terlihat S1 dapat
memahami masalah tetapi tidak menuliskan rumus yang akan
digunakan, S1 tidak melakukan perhitungan sama sekali dan tidak
menuliskan kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S1 mengalami
kesalahan dalam menggunakan rumus/prinsip, keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S1 berikut ini.
Petikan 3
Peneliti : Dapatkah kamu menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut? Jelaskan!
S1 : Yang saya tahu hanya menggunakan rumus keliling bu, karena yang ditanya pada soal mencari nilai keliling.
Peneliti : Adakah rumus yang lain yang dapat digunakan selain rumus yang kamu sebutkan?
S1 : Sepertinya ada bu, tapi saya tidak tahu rumus apa untuk mencari nilai � agar dapat mencari nilai panjang yang sebenarnya.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan rumus keliling pada lembar
jawabanmu?
S1 : Karena saya belum mendapatkan nilai panjang yang sebenarnya makanya saya tidak menuliskan rumus kelilingnya bu.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan kesimpulan? S1 : Karena hasilnya saya belum dapat bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S1 tidak
memahami sifat persegi panjang sehingga tidak bisa mencari nilai �
untuk mencari panjang yang sebenarnya dan pada akhirnya tidak bisa
mencari nilai keliling dan membuat kesimpulan. Hal ini berarti S1
mengalami kesalahan menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S1 mengalami kesalahan menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan
karena kurang menguasai materi persegi panjang. Sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Amalia (2017:21) kesalahan
menggunakan rumus terjadi jika siswa tidak mampu mengidentifikasi
rumus atau metode apa yang akan digunakan atau diperlukan dalam
menyelesaiakan soal, kesalahan keterampilan proses terjadi jika siswa
tidak dapat menyelesaikan perhitungan dengan baik, dan kesalahan
menarik kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali
apa yang ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari
hasil perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa S1 pada
soal nomor 3 mengalami kesalahan menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
b. Subjek 2 (S2) Tahap I
Untuk soal nomor 1 subjek diminta untuk menghitung luas tanah
berbentuk persegi panjang yang diketahui keliling dan lebarnya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.6 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1.
Gambar 4.12 Jawaban S2 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.12 jawaban S2 diatas, terlihat S2 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S2 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S2 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S2 berikut ini.
Petikan 4 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S2 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S2 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S2 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S2 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
bangunan berbentuk persegi panjang yang diketahui luas serta
perbandingan panjang dan lebar. Diharapkan subjek dapat
menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.8 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.13 Jawaban S2 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.13 jawaban S2 diatas, terlihat S2 dapat
memahami masalah tetapi tidak menuliskan rumus yang akan
digunakan, S2 tidak melakukan perhitungan sama sekali dan tidak
menuliskan kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S2 mengalami
kesalahan dalam menggunakan rumus/prinsip, keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S2 berikut ini.
Petikan 5
Peneliti : Dapatkah kamu menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut? Jelaskan!
S2 : Yang saya tahu hanya menggunakan rumus keliling bu, karena yang ditanya pada soal mencari nilai keliling.
Peneliti : Adakah rumus yang lain yang dapat digunakan selain rumus yang kamu sebutkan?
S2 : Sepertinya ada bu, tapi saya tidak tahu rumus apa untuk mencari nilai � agar dapat mencari nilai panjang dan lebar yang sebenarnya.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan rumus keliling pada lembar jawabanmu?
S2 : Karena saya belum mendapatkan nilai panjang dan lebar yang sebenarnya makanya saya tidak menuliskan rumus kelilingnya bu.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan kesimpulan? S2 : Karena hasilnya saya belum dapat bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S2 tidak
memahami rumus luas persegi panjang dengan baik sehingga tidak
bisa mencari nilai � untuk mencari panjang dan lebar yang sebenarnya
dan pada akhirnya tidak bisa menentukan nilai keliling dan
kesimpulan. Hal ini berarti S2 mengalami kesalahan menggunakan
prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S2 mengalami kesalahan menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan
karena kurang menguasai materi persegi panjang. Sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmania (2016:167)
menyebutkan bahwa kesalahan operasi/keterampilan proses terjadi
karena siswa tidak dapat menggunakan operasi atau perhitungan
dengan benar. Dan menurut Amalia (2017:21) kesalahan dalam
menggunakan rumus terjadi jika siswa tidak mampu mengidentifikasi
rumus atau metode apa yang akan digunakan atau diperlukan dalam
menyelesaikan soal, kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa
tidak memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak
membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa
beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan
atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa S2 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan menggunakan
prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
taman kota berbentuk persegi panjang yang diketahui sisi-sisinya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.10 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.14 Jawaban S2 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.14 jawaban S2 diatas, terlihat S2 tidak
menuliskan yang diketahui dengan tepat. S2 tidak menuliskan rumus
yang akan digunakan dan tidak menuliskan kesimpulan jawaban. Hal
ini berarti S2 mengalami kesalahan memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S2 berikut ini.
Petikan 6
Peneliti : Dapatkah kamu menjelaskan atau menyebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut?
S2 : Hanya satu yang saya ketahui bu, nilai lebarnya saja 10 ��. Selain itu saya tidak tahu untuk nilai yang lainnya disimbolkan menggunakan apa.
Peneliti : Untuk mencari nilai keliling bisa? S2 : Tidak bu, karena tidak tahu nilai panjangnya. Peneliti : Kesimpulannya mengapa tidak dibuat?
S2 : Hasilnya saja belum dapat bu, bagaimana mau menulis kesimpulan.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S2 tidak
memahami konsep sisi persegi panjang dan sifat persegi panjang yang
pada akhirnya tidak bisa mencari nilai panjang yang sebenarnya.
Karena nilai panjang tidak bisa didapatkan maka nilai keliling tidak
dapat dicari. Kemudian karena hasilnya tidak didapatkan maka S2
tidak menuliskan kesimpulan. Hal ini berarti S2 mengalami kesalahan
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S2 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang menguasai materi
persegi panjang. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rahmania (2016:167) menyebutkan bahwa kesalahan
operasi/keterampilan proses terjadi karena siswa tidak dapat
menggunakan operasi atau perhitungan dengan benar. Dan menurut
Amalia (2017:21) kesalahan dalam memahami soal terjadi jika siswa
dalam menemukan hal yang diketahui atau ditanyakan tidak dapat
menuliskan apa yang dikehendaki, kesalahan dalam menggunakan
rumus terjadi jika siswa tidak mampu mengidentifikasi rumus atau
metode apa yang akan digunakan atau diperlukan dalam
menyelesaikan soal, kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa
tidak memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak
membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa
beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan
atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa S2 pada soal nomor 3 mengalami kesalahan dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan.
c. Subjek 3 (S3) Tahap I
Untuk soal nomor 1 subjek diminta untuk menghitung luas tanah
berbentuk persegi panjang yang diketahui keliling dan lebarnya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.6 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1.
Gambar 4.15 Jawaban S3 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.15 jawaban S3 diatas, terlihat S3 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S3 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S3 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S3 berikut ini. Petikan 7
Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S3 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S3 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S3 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S3 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
bangunan berbentuk persegi panjang yang diketahui luas serta
perbandingan panjang dan lebar. Diharapkan subjek dapat
menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.8 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.16 Jawaban S3 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.16 jawaban S3 diatas, terlihat S3 dapat
memahami masalah dan menggunakan rumus yang tepat. S3
menyelesaikan perhitungan dengan baik dan tepat tetapi tidak
menuliskan kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S3 mengalami
kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S3 berikut ini.
Petikan 8 Peneliti : Kesimpulannya mengapa tidak kamu tuliskan? S3 : Lupa bu, tadi terburu-buru.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S3 terlalu
terburu-buru mengerjakan soal sehingga lupa untuk menuliskan
kesimpulan. Hal ini berarti S3 mengalami kesalahan dalam penarikan
kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S3 mengalami kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan terlalu terburu-buru
mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Amalia (2017:21) kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa
tidak memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak
membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa
beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan
atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa S3 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan dalam penarikan
kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
taman kota berbentuk persegi panjang yang diketahui sisi-sisinya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.10 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.17 Jawaban S3 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.17 jawaban S3 diatas, terlihat S3 tidak
menuliskan yang diketahui dengan tepat. S3 tidak menggunakan tahap
yang benar dalam mencari nilai keliling dan tidak menuliskan
kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S3 mengalami kesalahan
memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S3 berikut ini.
Petikan 9
Peneliti : Dapatkah kamu menjelaskan atau menyebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut?
S3 : Hanya satu yang saya ketahui bu, nilai lebarnya saja 10 ��. Selain itu saya tidak tahu untuk nilai yang lainnya disimbolkan menggunakan apa.
Peneliti : Nilai panjang sama dengan 2 �� dapat darimana? S3 : Sembarang tadi menulisnya bu. Peneliti : Untuk mencari nilai keliling bisa? S3 : Tidak bu, karena tidak tahu nilai panjangnya. Peneliti : Kesimpulannya mengapa tidak dibuat?
S3 : Hasilnya saja belum dapat bu, bagaimana mau menulis kesimpulan.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S3 tidak
memahami konsep sisi persegi panjang dan sifat persegi panjang yang
pada akhirnya tidak bisa mencari nilai panjang yang sebenarnya.
Karena nilai panjang tidak bisa didapatkan maka nilai keliling tidak
dapat dicari. Kemudian karena hasilnya tidak didapatkan maka S3
tidak menuliskan kesimpulan. Hal ini berarti S3 mengalami kesalahan
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S3 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang menguasai materi
persegi panjang. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rahmania (2016:167) menyebutkan bahwa kesalahan prinsip yaitu
kesalahan dalam menggunakan aturan-aturan atau rumus-rumus
matematika atau salah dalam menggunakan prinsip-prinsip yang
terkait dengan materi seperti tidak memahami sifat persegi panjang,
kesalahan operasi/keterampilan proses terjadi karena siswa tidak dapat
menggunakan operasi atau perhitungan dengan benar. Dan menurut
Amalia (2017:21) kesalahan dalam memahami soal terjadi jika siswa
dalam menemukan hal yang diketahui atau ditanyakan tidak dapat
menuliskan apa yang dikehendaki, dan kesalahan menarik kesimpulan
terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang ditanyakan
dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya,
karena siswa beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan
penyelesaian dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya
karena siswa tidak mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu
menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa S3 pada soal nomor 3 mengalami
kesalahan dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
d. Subjek 4 (S4) Tahap I
Untuk soal nomor 1 subjek diminta untuk menghitung luas tanah
berbentuk persegi panjang yang diketahui keliling dan lebarnya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.6 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1.
Gambar 4.18 Jawaban S4 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.18 jawaban S4 diatas, terlihat S4 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S4 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S3 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S4 berikut ini.
Petikan 10 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S4 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S4 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S4 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S4 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
bangunan berbentuk persegi panjang yang diketahui luas serta
perbandingan panjang dan lebar. Diharapkan subjek dapat
menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.8 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.19 Jawaban S4 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.19 jawaban S4 diatas, terlihat S4 dapat
memahami masalah tetapi menuliskan rumus belum lengkap. S4 tidak
dapat menyelesaikan perhitungan dengan baik dan tidak menuliskan
kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S4 mengalami kesalahan dalam
menggunakan rumus/prinsip, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S4 berikut ini.
Petikan 11
Peneliti : Dapatkah kamu menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut? Jelaskan!
S4 : Pertama kita menggunakan rumus luas untuk mencari nilai � agar mendapatkan nilai panjang dan lebar yang sebenarnya.
Kemudian yang kedua baru kita menggunakan rumus keliling.
Peneliti : Kamu tadi menyebutkan menggunakan rumus keliling, mengapa kamu tidak menuliskan rumus tersebut?
S4 : Karena saya belum sempat menuliskannya bu. Belum saya substitusikan nilai � ke dalam nilai panjang dan lebar.
Peneliti : Apakah proses perhitungan yang kamu lakukan sudah benar? S4 : Saya rasa sudah bu.
Peneliti : Coba perhatikan kembali jawaban kamu, mengapa 135 nya menjadi negatif?
S4 : Karena pindah ruas bu. Peneliti : Kalau pindah ruas berarti 15�� juga bernilai negatif bukan?
S4 : Oh iya bu, saya baru ingat bu. Berarti salah pengerjaan saya bu.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan kesimpulan? S4 : Karena hasilnya saya belum dapat bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S4 terlalu
terburu-buru dan kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga salah
melakukan operasi perhitungan aljabar dan tidak bisa mendapatkan
kesimpulan. Hal ini berarti S4 mengalami kesalahan dalam
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S4 mengalami kesalahan keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Rahmania (2016:167) menyebutkan bahwa
kesalahan operasi/keterampilan proses terjadi karena siswa tidak dapat
menggunakan operasi atau perhitungan dengan benar. Dan menurut
Amalia (2017:21) kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa
tidak memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak
membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa
beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan
atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa S4 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
taman kota berbentuk persegi panjang yang diketahui sisi-sisinya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.10 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.20 Jawaban S4 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.20 jawaban S4 diatas, terlihat S4 tidak
menuliskan yang diketahui dengan tepat. S4 tidak menuliskan rumus
yang akan digunakan dan tidak menuliskan kesimpulan jawaban. Hal
ini berarti S4 mengalami kesalahan memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S4 berikut ini.
Petikan 12
Peneliti : Dapatkah kamu menjelaskan atau menyebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut?
S4 : Hanya satu yang saya ketahui bu, nilai lebarnya saja 10 ��. Selain itu saya tidak tahu untuk nilai yang lainnya disimbolkan menggunakan apa.
Peneliti : Untuk mencari nilai keliling bisa? S4 : Tidak bu, karena tidak tahu nilai panjangnya. Peneliti : Kesimpulannya mengapa tidak dibuat?
S4 : Hasilnya saja belum dapat bu, bagaimana mau menulis kesimpulan.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S4 tidak
memahami konsep sisi persegi panjang dan sifat persegi panjang yang
pada akhirnya tidak bisa mencari nilai panjang yang sebenarnya.
Karena nilai panjang tidak bisa didapatkan maka nilai keliling tidak
dapat dicari. Kemudian karena hasilnya tidak didapatkan maka S4
tidak menuliskan kesimpulan. Hal ini berarti S4 mengalami kesalahan
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S4 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang menguasai materi
persegi panjang. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rahmania (2016:167) menyebutkan bahwa kesalahan
operasi/keterampilan proses terjadi karena siswa tidak dapat
menggunakan operasi atau perhitungan dengan benar. Dan menurut
Amalia (2017:21) kesalahan dalam memahami soal terjadi jika siswa
dalam menemukan hal yang diketahui atau ditanyakan tidak dapat
menuliskan apa yang dikehendaki, kesalahan menggunakan rumus
terjadi jika siswa tidak mampu mengidentifikasi rumus atau metode
apa yang akan digunakan atau diperlukan dalam menyelesaikan soal,
kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan
kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan
dari hasil perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa S4 pada
soal nomor 3 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
e. Subjek 5 (S5) Tahap I
Untuk soal nomor 1 subjek diminta untuk menghitung luas tanah
berbentuk persegi panjang yang diketahui keliling dan lebarnya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.6 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1.
Gambar 4.21 Jawaban S5 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.21 jawaban S5 diatas, terlihat S5 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S5 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S3 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S5 berikut ini.
Petikan 13 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S5 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S5 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S5 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S5 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
bangunan berbentuk persegi panjang yang diketahui luas serta
perbandingan panjang dan lebar. Diharapkan subjek dapat
menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.8 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.22 Jawaban S5 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.22 jawaban S5 diatas, terlihat S5 dapat
memahami masalah tetapi menuliskan rumus yang akan digunakan
kurang lengkap. S5 tidak dapat menyelesaikan perhitungan dengan
baik dan tidak menuliskan kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S5
mengalami kesalahan dalam menggunakan rumus/prinsip,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S5 berikut ini.
Petikan 14
Peneliti : Dapatkah kamu menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut? Jelaskan!
S5 : Pertama kita menggunakan rumus luas untuk mencari nilai � agar mendapatkan nilai panjang dan lebar yang sebenarnya. Kemudian yang kedua baru kita menggunakan rumus keliling.
Peneliti : Kamu tadi menyebutkan menggunakan rumus keliling, mengapa kamu tidak menuliskan rumus tersebut?
S5 : Karena saya belum mendapatkan nilai panjang dan lebar yang sebenarnya, maka saya tidak menuliskan rumus keliling bu.
Peneliti : Untuk operasi hitungnya mengapa tidak kamu selesaikan?
S5 : Saya lupa bu untuk operasi perkalian aljabar. Jadi tidak saya lanjutkan bu.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan kesimpulan? S5 : Karena hasilnya saya belum dapat bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S5 terkendala
pada operasi perkalian aljabar dan tidak bisa mendapatkan hasilnya
sehingga tidak menuliskan kesimpulan. Hal ini berarti S5 mengalami
kesalahan keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S5 mengalami kesalahan keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang menguasai
materi aljabar. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Amalia (2017:21) menyebutkan bahwa kesalahan keterampilan proses
terjadi jika siswa tidak dapat menyelesaikan perhitungan dengan baik.
Dan kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa tidak
memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak
membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa
beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan
atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa S5 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
taman kota berbentuk persegi panjang yang diketahui sisi-sisinya saja.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.10 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.23 Jawaban S5 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.23 jawaban S5 diatas, terlihat S5 dapat
memahami masalah tetapi tidak menuliskan rumus yang akan
digunakan, S5 tidak melakukan perhitungan sama sekali dan tidak
menuliskan kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S5 mengalami
kesalahan dalam menggunakan rumus/prinsip, keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S5 berikut ini.
Petikan 15
Peneliti : Dapatkah kamu menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut? Jelaskan!
S5 : Yang saya tahu hanya menggunakan rumus keliling bu, karena yang ditanya pada soal mencari nilai keliling.
Peneliti : Adakah rumus yang lain yang dapat digunakan selain rumus yang kamu sebutkan?
S5 : Sepertinya ada bu, tapi saya tidak tahu rumus apa untuk mencari nilai � agar dapat mencari nilai panjang yang sebenarnya.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan rumus keliling pada lembar jawabanmu?
S5 : Karena saya belum mendapatkan nilai panjang yang sebenarnya makanya saya tidak menuliskan rumus kelilingnya bu.
Peneliti : Mengapa kamu tidak menuliskan kesimpulan? S5 : Karena hasilnya saya belum dapat bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S5 tidak
memahami sifat persegi panjang sehingga tidak bisa mencari nilai �
untuk mencari panjang yang sebenarnya dan pada akhirnya tidak bisa
mencari nilai keliling dan membuat kesimpulan. Hal ini berarti S5
mengalami kesalahan menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S5 mengalami kesalahan menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan
karena kurang menguasai materi persegi panjang. Sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmania (2016:167)
menyebutkan bahwa kesalahan operasi/keterampilan proses terjadi
karena siswa tidak dapat menggunakan operasi atau perhitungan
dengan benar. Dan menurut Amalia (2017:21) kesalahan dalam
menggunakan rumus terjadi jika siswa tidak mampu mengidentifikasi
rumus atau metode apa yang akan digunakan atau diperlukan dalam
menyelesaikan soal, kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa
tidak memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak
membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa
beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan
atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa S5 pada soal nomor 3 mengalami kesalahan menggunakan
prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
f. Subjek 1 (S1) Tahap II
Untuk soal nomor 1 subjek diminta menentukan ukuran
sebenarnya untuk alas dan tinggi dinding berbentuk jajargenjang yang
diketahui luas dan perbandingan alas dan tinggi. Diharapkan subjek
dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.24 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1.
Gambar 4.25 Jawaban S1 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.25 jawaban S1 diatas, terlihat S1 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S1 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S3 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S1 berikut ini.
Petikan 16 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S1 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S1 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S1 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S1 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
keramik berbentuk jajargenjang yang diketahui luas serta ukuran alas.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.26 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.27 Jawaban S1 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.27 jawaban S1 diatas, terlihat S1 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S1 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S1 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S1 berikut ini.
Petikan 17 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S1 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S1 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S1 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 2.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S1 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
lukisan berbentuk jajargenjang yang diketahui luas, tinggi dan alas
lainnya. Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan
pemahaman dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat
melihat dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam
menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.28 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.29 Jawaban S1 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.29 jawaban S1 diatas, terlihat S1 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S1 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S1 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S1 berikut ini.
Petikan 18 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S1 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S1 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S1 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 3.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S1 tidak mengalami kesalahan.
g. Subjek 2 (S2) Tahap II
Untuk soal nomor 1 subjek diminta menentukan ukuran
sebenarnya untuk alas dan tinggi dinding berbentuk jajargenjang yang
diketahui luas dan perbandingan alas dan tinggi. Diharapkan subjek
dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.24 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1.
Gambar 4.30 Jawaban S2 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.30 jawaban S2 diatas, terlihat S2 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S2 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S2 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S2 berikut ini.
Petikan 19 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S2 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S2 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S2 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S2 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
keramik berbentuk jajargenjang yang diketahui luas serta ukuran alas.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.26 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2
Gambar 4.31 Jawaban S2 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.31 Jawaban S2 diatas, terlihat S2 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S2 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S2 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S2 berikut ini.
Petikan 20 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S2 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S2 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S2 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 2.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S2 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
lukisan berbentuk jajargenjang yang diketahui luas, tinggi dan alas
lainnya. Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan
pemahaman dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat
melihat dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam
menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.28 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.32 Jawaban S2 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.32 Jawaban S2 diatas, terlihat S2 dapat
memahami masalah, menggunakan rumus yang tepat akan tetapi salah
menuliskan nilai alas pada rumus. S2 menuliskan kesimpulan tetapi
belum tepat. Hal ini berarti S2 mengalami kesalahan keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S2 berikut ini.
Petikan 21
Peneliti : Bagaimana tahapan-tahapan operasi hitung yang kamu lakukan untuk setiap rumus yang digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?
S2 :
Pertama kita mencari nilai � untuk mencari nilai alas sebenarnya menggunakan rumus luas, setelah didapatkan kemudian kita substitusikan nilai � kedalam nilai alas lainnya. Kedua setelah didapatkan nilai alas baru kita mencari nilai keliling.
Peneliti : Tadi kamu menyebutkan substitusikan nilai �. Tetapi di lembar jawaban kamu tidak ada.
S2 : Oh iya, saya terburu-buru bu. Jadinya lupa substitusikannya.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S2 kurang teliti
dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga lupa untuk
mensubstitusikan nilai � pada nilai alas lainnya. Hal ini berarti S2
mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S2 mengalami kesalahan keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Amalia (2017:21) menyebutkan bahwa
kesalahan keterampilan proses terjadi jika siswa tidak dapat
menyelesaikan perhitungan dengan baik. Dan kesalahan menarik
kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang
ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil
perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa S2 pada
soal nomor 3 mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
h. Subjek 3 (S3) Tahap II
Untuk soal nomor 1 subjek diminta menentukan ukuran
sebenarnya untuk alas dan tinggi dinding berbentuk jajargenjang yang
diketahui luas dan perbandingan alas dan tinggi. Diharapkan subjek
dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.24 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1
Gambar 4.33 Jawaban S3 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.33 Jawaban S3 diatas, terlihat S3 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S3 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S2 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S3 berikut ini.
Petikan 22 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S3 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri.
Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan?
S3 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S3 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S3 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
keramik berbentuk jajargenjang yang diketahui luas serta ukuran alas.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.26 Soal Tes Tertulis Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2
Gambar 4.34 Jawaban S3 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.34 jawaban S3 diatas, terlihat S3 dapat
memahami masalah, menggunakan rumus yang tepat, akan tetapi
salah menuliskan nilai tinggi dan alas pada rumus. S3 menuliskan
kesimpulan tetapi belum tepat. Hal ini berarti S3 mengalami kesalahan
dalam memahami konsep soal, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S3 berikut ini.
Petikan 23
Peneliti : Bagaimana tahapan-tahapan operasi hitung yang kamu lakukan untuk setiap rumus yang digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?
S3 :
Pertama kita mencari nilai tinggi untuk mendapatkan nilai alas yang lainnya dengan menggunakan rumus luas. Setelah mendapatkan nilai tinggi kemudian disubstitusikan kedalam nilai alas lainnya. Kedua setelah kita mendapatkan nilai alas lainnya, kita mencari nilai kelilingnya.
Peneliti : Apakah semua proses perhitungan yang kamu lakukan sudah benar? S3 : Sepertinya sudah bu.
Peneliti : Coba diperhatikan kembali soalnya. Yang kamu masukan tadi nilai tinggi pada rumus luas itu berapa?
S3 : 20 bu. Peneliti : Coba dilihat kembali pada bagian diketahui, nilai 20 itu milik siapa? S3 : Oh iya bu milik alas yang lainnya. Saya tadi tidak fokus bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S3 kurang teliti
dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga salah dalam
melakukan perhitungan dan menuliskan kesimpulan. Hal ini berarti S3
mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S3 mengalami kesalahan keterampilan proses dan
menarik kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Amalia (2017:21) menyebutkan bahwa
kesalahan keterampilan proses terjadi jika siswa tidak dapat
menyelesaikan perhitungan dengan baik. Dan kesalahan menarik
kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang
ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil
perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa S3 pada
soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
lukisan berbentuk jajargenjang yang diketahui luas, tinggi dan alas
lainnya. Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan
pemahaman dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat
melihat dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam
menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.28 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.35 Jawaban S3 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.35 Jawaban S3 diatas, terlihat S3 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S3 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S3 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S3 berikut ini.
Petikan 24 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S3 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S3 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S3 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 3.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S3 tidak mengalami kesalahan.
i. Subjek 4 (S4) Tahap II
Untuk soal nomor 1 subjek diminta menentukan ukuran
sebenarnya untuk alas dan tinggi dinding berbentuk jajargenjang yang
diketahui luas dan perbandingan alas dan tinggi. Diharapkan subjek
dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.24 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1
Gambar 4. 36 Jawaban S4 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.36 Jawaban S4 diatas, terlihat S4 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S4 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S4 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S4 berikut ini.
Petikan 25 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S4 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S4 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S4 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S4 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
keramik berbentuk jajargenjang yang diketahui luas serta ukuran alas.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.26 Soal Tes Tertulis Soal Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.37 Jawaban S4 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.37 jawaban S4 diatas, S4 dapat memahami
masalah, menggunakan rumus yang tepat, akan tetapi salah
menuliskan nilai tinggi dan alas pada rumus. S4 menuliskan
kesimpulan tetapi belum tepat. Hal ini berarti S4 mengalami kesalahan
dalam memahami masalah, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S4 berikut ini.
Petikan 26
Peneliti : Bagaimana tahapan-tahapan operasi hitung yang kamu lakukan untuk setiap rumus yang digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?
S4 :
Pertama kita mencari nilai tinggi untuk mendapatkan nilai alas yang lainnya dengan menggunakan rumus luas. Setelah mendapatkan nilai tinggi kemudian disubstitusikan kedalam nilai alas lainnya. Kedua setelah kita mendapatkan nilai alas lainnya, kita mencari nilai kelilingnya.
Peneliti : Apakah semua proses perhitungan yang kamu lakukan sudah benar?
S4 : Sepertinya sudah bu.
Peneliti : Coba diperhatikan kembali soalnya. Yang kamu masukan tadi nilai tinggi pada rumus luas itu berapa?
S4 : 20 bu.
Peneliti : Coba dilihat kembali pada bagian diketahui, nilai 20 itu milik siapa?
S4 : Oh iya bu milik alas yang lainnya.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S4 kurang teliti
dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga salah dalam
melakukan perhitungan dan menuliskan kesimpulan. Hal ini berarti S4
mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S4 mengalami kesalahan keterampilan proses dan
menarik kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Amalia (2017:21) menyebutkan bahwa
kesalahan keterampilan proses terjadi jika siswa tidak dapat
menyelesaikan perhitungan dengan baik. Dan kesalahan menarik
kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang
ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil
perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa S4 pada
soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
lukisan berbentuk jajargenjang yang diketahui luas, tinggi dan alas
lainnya. Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan
pemahaman dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat
melihat dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam
menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.28 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.38 Jawaban S4 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.38 jawaban S4 diatas, terlihat S4 tidak
menuliskan yang diketahui dengan tepat. S4 menggunakan rumus
yang tepat tetapi salah menuliskan nilai tinggi pada rumus luas. S4
menuliskan kesimpulan tetapi belum tepat. Hal ini berarti S4
mengalami kesalahan memahami masalah, keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S4 berikut ini.
Petikan 27
Peneliti : Dapatkah kamu menjelaskan atau menyebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut?
S4 : Ada luas dengan nilai 72 ���, alas satu sama dengan 4�, alas dua
sama dengan 10 �� dan tinggi �
�
Peneliti : Tetapi di lembar jawaban kamu menuliskan nilai tingginya 2� S4 : Ya ampun bu, salah tulis saya bu.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S4 kurang teliti
dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga salah dalam
menuliskan nilai tinggi. Hal ini berarti S4 mengalami kesalahan dalam
memahami masalah, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S4 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan
karena kurang teliti dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal.
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmania
(2016:167) menyebutkan bahwa kesalahan operasi/keterampilan
proses terjadi karena siswa tidak dapat menggunakan operasi atau
perhitungan dengan benar. Dan menurut Amalia (2017:21) kesalahan
dalam memahami soal terjadi jika siswa dalam menemukan hal yang
diketahui atau ditanyakan tidak dapat menuliskan apa yang
dikehendaki, kesalahan menarik kesimpulan terjadi jika siswa tidak
memperhatikan kembali apa yang ditanyakan dari soal dan tidak
membuat kesimpulan dari hasil perhitungannya, karena siswa
beranggapan bahwa hasil perhitungannya merupakan penyelesaian
dari permasalahan yang ada atau penyebab lainnya karena siswa tidak
mendapatkan hasilnya sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan
atau tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa S4 pada soal nomor 3 mengalami kesalahan dalam memahami
konsep soal, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
j. Subjek 5 (S5) Tahap II
Untuk soal nomor 1 subjek diminta menentukan ukuran
sebenarnya untuk alas dan tinggi dinding berbentuk jajargenjang yang
diketahui luas dan perbandingan alas dan tinggi. Diharapkan subjek
dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman dalam memahami
masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses, dan
menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat dengan mudah
dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.24 Soal Tes Tertulis Nomor 1
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 1
Gambar 4.39 Jawaban S5 Soal Nomor 1
Dari gambar 4.39 Jawaban S5 diatas, terlihat S5 dapat
memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan yang
ditanya dengan tepat. S5 dapat menuliskan rumus yang digunakan
dengan tepat, dan menyelesaikan perhitungan serta menuliskan
kesimpulan dengan baik dan tepat. Hal ini berarti S5 tidak mengalami
kesalahan.
Adapun potongan transkrip wawancara S5 berikut ini.
Petikan 28 Peneliti : Apakah soal ini kamu mengerjakannya sendiri? S5 : Iya bu, saya mengerjakannya sendiri. Peneliti : Selama mengerjakannya apakah kamu mengalami kesulitan? S5 : Tidak ada bu
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S5 terbukti
mengerjakan sendiri soal tersebut dan merasa tidak mengalami
kesulitan selama mengerjakan soal nomor 1.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 1 adalah S5 tidak mengalami kesalahan.
Untuk soal nomor 2 subjek diminta untuk menghitung keliling
keramik berbentuk jajargenjang yang diketahui luas serta ukuran alas.
Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan pemahaman
dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat melihat
dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam menyelesaikan
soal cerita.
Gambar 4.26 Soal Tes Tertulis Soal Nomor 2
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 2.
Gambar 4.40 Jawaban S5 Soal Nomor 2
Dari gambar 4.40 Jawaban S5 diatas, S5 dapat memahami
masalah, menggunakan rumus yang tepat, akan tetapi salah
menuliskan nilai tinggi dan alas pada rumus. S5 tidak menuliskan
kesimpulan jawaban. Hal ini berarti S5 mengalami kesalahan dalam
memahami masalah, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S5 berikut ini.
Petikan 29
Peneliti : Bagaimana tahapan-tahapan operasi hitung yang kamu lakukan untuk setiap rumus yang digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?
S5 :
Pertama kita mencari nilai tinggi untuk mendapatkan nilai alas yang lainnya dengan menggunakan rumus luas. Setelah mendapatkan nilai tinggi kemudian disubstitusikan kedalam nilai alas lainnya. Kedua setelah kita mendapatkan nilai alas lainnya, kita mencari nilai kelilingnya.
Peneliti : Apakah semua proses perhitungan yang kamu lakukan sudah benar?
S5 : Sepertinya sudah bu.
Peneliti : Coba diperhatikan kembali soalnya. Yang kamu masukan tadi nilai tinggi pada rumus luas itu berapa?
S5 : 20 bu.
Peneliti : Coba dilihat kembali pada bagian diketahui, nilai 20 itu milik siapa?
S5 : Oh iya bu milik alas yang lainnya. Saya tadi tidak fokus bu. Peneliti : Kesimpulan yang kamu peroleh, mengapa tidak kamu tuliskan?
S5 : Saya tadi buru-buru mau keluar bu,
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S5 kurang teliti
dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga salah dalam
melakukan perhitungan dan tidak menuliskan kesimpulan. Hal ini
berarti S5 mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 2 adalah S5 mengalami kesalahan keterampilan proses dan
menarik kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Amalia (2017:21) menyebutkan bahwa
kesalahan keterampilan proses terjadi jika siswa tidak dapat
menyelesaikan perhitungan dengan baik. Dan kesalahan menarik
kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang
ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil
perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa S5 pada
soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Untuk soal nomor 3 subjek diminta untuk menghitung keliling
lukisan berbentuk jajargenjang yang diketahui luas, tinggi dan alas
lainnya. Diharapkan subjek dapat menyelesaikan soal berdasarkan
pemahaman dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses, dan menarik kesimpulan. Sehingga peneliti dapat
melihat dengan mudah dimana letak kesalahan subjek dalam
menyelesaikan soal cerita.
Gambar 4.28 Soal Tes Tertulis Nomor 3
Berikut lembar jawaban tes tertulis soal nomor 3.
Gambar 4.41 Jawaban S5 Soal Nomor 3
Dari gambar 4.41 Jawaban S5 diatas, terlihat S5 tidak
menuliskan yang diketahui dengan tepat. S5 tidak menuliskan rumus
yang akan digunakan dan tidak menuliskan kesimpulan jawaban. Hal
ini berarti S5 mengalami kesalahan memahami masalah,
prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan.
Adapun potongan transkrip wawancara S5 berikut ini.
Petikan 30
Peneliti : Dapatkah kamu menjelaskan atau menyebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut?
S5 : Ada luas sama dengan 72 ���, sisi �� sama dengan 4� dan sisi �� sama dengan 10 ��.
Peneliti : Hanya itu saja? Terus �
� nilai apa?
S5 : Tidak tahu saya bu.
Peneliti : Dapatkah kamu menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut? Jelaskan!
S5 : Yang saya tahu pasti menggunakan rumus keliling bu. Tapi selebihnya saya tidak tahu proses perhitungannya.
Peneliti : Kesimpulan mengapa tidak kamu tulis?
S5 : Hasilnya saja saya tidak dapat bu. Jadi saya tidak bisa menuliskan kesimpulan.
Dari potongan wawancara diatas terlihat bahwa S5 tidak
memahami konsep sisi jajargenjang dan pada akhirnya tidak bisa
mencari nilai alas yang sebenarnya. Karena nilai alas tidak bisa
didapatkan maka nilai keliling tidak dapat dicari. Kemudian karena
hasilnya tidak didapatkan maka S5 tidak menuliskan kesimpulan. Hal
ini berarti S5 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan.
Triangulasi dari hasil wawancara dan observasi tes untuk soal
nomor 3 adalah S5 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang menguasai materi
jajargenjang. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Amalia (2017:21) menyebutkan bahwa kesalahan dalam memahami
soal, yang terjadi jika siswa dalam menemukan hal yang diketahui
atau ditanyakan tidak dapat menuliskan apa yang dikehendaki,
kesalahan dalam menggunakan rumus, yang terjadi jika siswa tidak
mampu mengidentifikasi rumus atau metode apa yang akan digunakan
atau diperlukan dalam menyelesaikan soal, dan kesalahan menarik
kesimpulan terjadi jika siswa tidak memperhatikan kembali apa yang
ditanyakan dari soal dan tidak membuat kesimpulan dari hasil
perhitungannya, karena siswa beranggapan bahwa hasil
perhitungannya merupakan penyelesaian dari permasalahan yang ada
atau penyebab lainnya karena siswa tidak mendapatkan hasilnya
sehingga tidak perlu menuliskan kesimpulan atau tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan. Dan menurut Rahmania (2016:167)
kesalahan operasi, yaitu kesalahan karena siswa tidak dapat
menggunakan operasi atau perhitungan dengan benar. Sehingga dapat
dikatakan bahwa S5 pada soal nomor 3 mengalami kesalahan dalam
memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan.
2. Faktor Penyebab Kesalahan Siswa Kelas VII MTs Negeri 3 Kota
Jambi yang Terjadi dalam Menyelesaikan Soal Essay pada Materi
Segiempat Ditinjau dari Gaya Kognitif
a. Subjek 1 (S1) Tahap I
S1 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan, dan pada soal nomor 3 mengalami
kesalahan menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena subjek kurang teliti
dalam mengerjakan soal, kurang menguasai materi aljabar dan kurang
menguasai materi persegi panjang. Sesuai dengan penelitian Amalia
(2017:21) faktor penyebab kesalahan terjadi adalah tidak dapat
memahami soal dengan baik, kurangnya penguasaan materi, masih
bingung langkah untuk mengerjakan soal, kehabisan waktu untuk
menyelesaikan soal, kurang teliti dalam mengerjakan soal, terburu-
buru dalam mengerjakan soal, tidak sempat menuliskan kesimpulan,
dan tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Berdasarkan hasil
observasi pembelajaran di dalam kelas juga menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru berkaitan dengan hal-hal
yang belum dimengerti kurang. Maka faktor penyebab kesalahan S1
pada soal nomor 2 dan 3 yaitu kurang teliti dan kurang menguasai
materi.
b. Subjek 2 (S2) Tahap I
S2 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan menggunakan
prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan kesimpulan, dan
pada soal nomor 3 mengalami kesalahan dalam memahami masalah,
menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan penarikan
kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang menguasai materi
persegi panjang. Sesuai dengan penelitian Bunga (2015:13) faktor
penyebab siswa mengalami kesalahan meliputi : tidak bisa menyusun
makna kata yang dipikirkan kedalam bentuk kalimat matematika,
kurang teliti, lupa, kurang latihan mengerjakan soal-soal bentuk cerita
dengan yang bervariasi, kurang memahami soal. Berdasarkan hasil
observasi pembelajaran di dalam kelas juga menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru berkaitan dengan hal-hal
yang belum dimengerti kurang. Maka faktor penyebab kesalahan S2
pada soal nomor 2 dan 3 yaitu kurang menguasai materi karena
kurang latihan mengerjakan soal-soal bentuk cerita dengan yang
bervariasi.
c. Subjek 3 (S3) Tahap I
S3 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan dalam penarikan
kesimpulan, dan pada soal nomor 3 mengalami kesalahan dalam
memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus, keterampilan
proses dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang
teliti, terlalu terburu-buru mengerjakan soal dan kurang menguasai
materi persegi panjang. Sesuai dengan penelitian Amalia (2017:21)
faktor penyebab kesalahan terjadi adalah tidak dapat memahami soal
dengan baik, kurangnya penguasaan materi, masih bingung langkah
untuk mengerjakan soal, kehabisan waktu untuk menyelesaikan soal,
kurang teliti dalam mengerjakan soal, terburu-buru dalam
mengerjakan soal, tidak sempat menuliskan kesimpulan, dan tidak
terbiasa menuliskan kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi
pembelajaran di dalam kelas juga menunjukkan bahwa keaktifan
siswa dalam bertanya kepada guru berkaitan dengan hal-hal yang
belum dimengerti kurang. Maka faktor penyebab kesalahan S3 pada
soal nomor 2 dan 3 yaitu kurang teliti, terburu-buru mengerjakan soal
dan kurang menguasai materi.
d. Subjek 4 (S4) Tahap I
S4 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan, dan pada soal nomor 3 mengalami
kesalahan dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan
karena kurang teliti, terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal dan
kurang menguasai materi persegi panjang. Sesuai dengan penelitian
Bunga (2015:13) faktor penyebab siswa mengalami kesalahan
meliputi : tidak bisa menyusun makna kata yang dipikirkan kedalam
bentuk kalimat matematika, kurang teliti, lupa, kurang latihan
mengerjakan soal-soal bentuk cerita dengan yang bervariasi, kurang
memahami soal. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di dalam
kelas juga menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam bertanya
kepada guru berkaitan dengan hal-hal yang belum dimengerti kurang.
Maka faktor penyebab kesalahan S4 pada soal nomor 2 dan 3 yaitu
kurang teliti, terburu-buru mengerjakan soal dan kurang menguasai
materi.
e. Subjek 5 (S5) Tahap I
S5 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan, dan pada soal nomor 3 mengalami
kesalahan menggunakan prinsip/rumus, keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang menguasai
materi aljabar dan kurang menguasai materi persegi panjang. Sesuai
dengan penelitian Amalia (2017:21) faktor penyebab kesalahan terjadi
adalah tidak dapat memahami soal dengan baik, kurangnya
penguasaan materi, masih bingung langkah untuk mengerjakan soal,
kehabisan waktu untuk menyelesaikan soal, kurang teliti dalam
mengerjakan soal, terburu-buru dalam mengerjakan soal, tidak sempat
menuliskan kesimpulan, dan tidak terbiasa menuliskan kesimpulan.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di dalam kelas juga
menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru
berkaitan dengan hal-hal yang belum dimengerti kurang. Maka faktor
penyebab kesalahan S5 pada soal nomor 2 dan 3 yaitu kurang
menguasai materi.
f. Subjek 2 (S2) Tahap II
S2 pada soal nomor 3 mengalami kesalahan keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
Amalia (2017:21) faktor penyebab kesalahan terjadi adalah tidak
dapat memahami soal dengan baik, kurangnya penguasaan materi,
masih bingung langkah untuk mengerjakan soal, kehabisan waktu
untuk menyelesaikan soal, kurang teliti dalam mengerjakan soal,
terburu-buru dalam mengerjakan soal, tidak sempat menuliskan
kesimpulan, dan tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Maka faktor
penyebab kesalahan S2 pada soal nomor 3 yaitu kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal.
g. Subjek 3 (S3) Tahap II
S3 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
Amalia (2017:21) faktor penyebab kesalahan terjadi adalah tidak
dapat memahami soal dengan baik, kurangnya penguasaan materi,
masih bingung langkah untuk mengerjakan soal, kehabisan waktu
untuk menyelesaikan soal, kurang teliti dalam mengerjakan soal,
terburu-buru dalam mengerjakan soal, tidak sempat menuliskan
kesimpulan, dan tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Maka faktor
penyebab kesalahan S3 pada soal nomor 2 yaitu kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal.
h. Subjek 4 (S4) Tahap II
S4 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan, dan pada soal nomor 3 mengalami
kesalahan dalam memahami konsep soal, keterampilan proses dan
penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dan
terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal. Sesuai dengan penelitian
Bunga (2015:13) faktor penyebab siswa mengalami kesalahan
meliputi : tidak bisa menyusun makna kata yang dipikirkan kedalam
bentuk kalimat matematika, kurang teliti, lupa, kurang latihan
mengerjakan soal-soal bentuk cerita dengan yang bervariasi, kurang
memahami soal. Maka faktor penyebab kesalahan S3 pada soal nomor
2 dan 3 yaitu kurang teliti dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan
soal.
i. Subjek 5 (S5) Tahap II
S5 pada soal nomor 2 mengalami kesalahan keterampilan proses
dan penarikan kesimpulan, dan pada soal nomor 3 mengalami
kesalahan dalam memahami masalah, menggunakan prinsip/rumus,
keterampilan proses dan penarikan kesimpulan. Hal ini disebabkan
karena kurang teliti, terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal dan
kurang menguasai materi jajargenjang. Sesuai dengan penelitian
Amalia (2017:21) faktor penyebab kesalahan terjadi adalah tidak
dapat memahami soal dengan baik, kurangnya penguasaan materi,
masih bingung langkah untuk mengerjakan soal, kehabisan waktu
untuk menyelesaikan soal, kurang teliti dalam mengerjakan soal,
terburu-buru dalam mengerjakan soal, tidak sempat menuliskan
kesimpulan, dan tidak terbiasa menuliskan kesimpulan. Berdasarkan
hasil observasi pembelajaran di dalam kelas juga menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru berkaitan dengan hal-hal
yang belum dimengerti kurang. Maka faktor penyebab kesalahan S5
pada soal nomor 2 dan 3 yaitu kurang teliti, terlalu terburu-buru
dalam mengerjakan soal dan kurang menguasai materi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan data, temuan penelitian, dan pembahasan
penelitian yang telah diuraikan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan gaya kognitif yang dimiliki oleh lima siswa kelas VII
MTs Negeri 3 Kota Jambi yang dipilih sebagai subjek penelitian, tipe
kesalahan yang terjadi pada siswa dalam mengerjakan soal essay pada
materi segiempat ditinjau dari gaya kognitif siswa adalah
a. Siswa dengan gaya kognitif field independence (FI) cenderung
melakukan kesalahan keterampilan proses yaitu pada operasi
hitung aljabar dan kesalahan menarik kesimpulan yaitu hasil yang
diperoleh tidak tepat atau tidak mendapatkan hasil perhitungan
sama sekali.
b. Siswa dengan gaya kognitif field dependence (FD) cenderung
melakukan kesalahan memahami masalah yaitu pada konsep sisi
persegi panjang maupun jajargenjang, kesalahan menggunakan
rumus yaitu pada sifat persegi panjang, kesalahan keterampilan
proses yaitu pada operasi hitung aljabar, dan kesalahan menarik
kesimpulan yaitu hasil yang diperoleh tidak tepat atau tidak
mendapatkan hasil perhitungan sama sekali.
2. Penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal essay pada
materi segiempat ditinjau dari gaya kognitif adalah sebagai berikut:
a. Kurang menguasai materi.
b. Kurang teliti dalam mengerjakan soal.
c. Terburu-buru dalam mengerjakan soal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang
diajukan peneliti diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya memberikan contoh soal yang bervariasi baik
jenis maupun bentuknya sehingga dapat meminimalisir
kesalahan siswa dengan gaya kognitif field dependence.
b. Guru dapat menginformasikan kepada orang tua mengenai gaya
kognitif siswa agar lebih mengarahkan siswa dalam belajar
menurut gaya kognitifnya masing-masing.
c. Dari temuan, kesalahan dan penyebab kesalahan pada siswa,
guru dapat merancang model pembelajaran yang sesuai dengan
masing-masing gaya kognitif siswa agar dapat meminimalisir
kesalahan yang terjadi.
2. Bagi Siswa
a) Siswa harus lebih teliti dalam mengerjakan soal.
b) Siswa harus lebih peduli dan memperhatikan konsep pada
materi dalam pembelajaran matematika.
c) Siswa harus lebih aktif menggali informasi misalnya bertanya
atau berdiskusi, serta lebih rajin mengulang pelajaran yang telah
diajarkan oleh guru.
3. Bagi Peneliti Lain
Dari hasil penelitian diketahui bahwa siswa tidak dapat terlepas
dari kesalahan baik siswa yang memiliki gaya kognitif field
independence dan field dependence. Maka dari itu, penelitian tentang
kesalahan penting untuk dikembangkan, agar dapat mengetahui
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti lain mungkin dapat
menganalisis lebih lanjut mengenai kesalahan-kesalahan siswa yang
ditemukan dari penelitian ini atau dapat melakukan penelitian dengan
tema yang sama tetapi dengan sudut peninjauan yang berbeda, misalnya
ditinjau dari gaya belajar, tingkat berfikir dan lain-lain.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah dan penuh rasa syukur atas kehadiran Allah SWT,
berkat nikmat kesehatan dan karunia ilmu pengetahuan, yang telah
menuntun kehidupan kita tetap dijalannya. Akhirnya karya tulis berupa
skripsi ini selesai, walaupun kandungannya sangat sederhana dan isinya
masih dangkal dipahami, namun demikianlah kemampuan peneliti yang
bisa tercangkau.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan peneliti.
Oleh karena itu, selalu diharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari pembaca demi perbaikan selanjutnya.
Kemudian kepada semua pihak, peneliti mengucapkan terima kasih
yang tek terhingga atas segala bantuan yang diberikan, semoga Allah
meridhoi jerih payahnya. Akhirnya dengan doa mudah-mudahan skripsi ini
dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan pendidikan serta para
pembaca.
Jambi, 2019
Penulis
Keke FebrianSari TM.151231
DAFTAR PUSTAKA
Akramunnisa, Tahmir, S., Dassa, A. (2017). Ability analysis based on math
problem completing the early math skills and cognitive style on class
VIII SMPN 13 Makassar. Jurnal Daya Matematis. 5(1), 14-26.
Alamolhodaei, Hasan. (1996a). A study in higher education calculus and
students learning styles. Center for Science Education and Department of
Mathematics: Glasgow University in Mathematics Aducation.
Alamolhodaei, Hasan. (1996b). Convergent/divergent cognitive styles and
mathematical problem solving. Mahhad: Ferdowsi University of
Mashhad.
Aldarmono. (2012). Identifikasi gaya kognitif (Cognitive Style) peserta didik
dalam belajar. Jurnal Mabsut. 1(3).
Amalia, S.R. (2017). Analisis kesalahan berdasarkan prosedur newman dalam
menyelesaikan soal cerita ditinjau dari gaya kognitif mahasiswa.
Aksioma: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. 8(1), 17-30.
Amir, M. F. (2015). Analisis kesalahan mahasiswa PGSD Universitas
Muhammadiyah Sidoardjo dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan
linier. Jurnal Edukasi. 1(2), 131-145.
Anastasi, Anne & Urbina, Susana. (1997). Psychologycal testing 7th. New
Jersey: Pretince Hall.
Andriani, Parhaini. (2015). Penalaran aljabar dalam pembelajaran matematika.
Jurnal Beta. 8(1), 1-13.
Anggito, Albi & Setiawan, Johan. (2018). Metodologi penelitian kualitatif.
Jawa Barat: CV Jejak.
Arikunto, Suharsimi. (1999). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. (1997). Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Desmita. (2014). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Dewi, S.I.K., Kusrini. (2014). Analisis kesalahan siswa kelas VIII dalam
menyelesaikan soal pada materi faktorisasi bentuk aljabar SMP Negeri 1
Kamal semester gasal tahun ajaran 2013/2014. Mathedunesa: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika. 3(2), 197-202.
Evi, Halini, N., Romal, I. (2015). Analisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika materi pecahan bentuk aljabar di kelas
VIII SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Untan.
Fery, V.H. (2018). Analisis miskonsepsi siswa dengan gaya kognitif field
dependence pada konsep bilangan pecahan kelas VII. Pendidikan
Matematika Universitas Jambi.
Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hamidi. (2004). Metode penelitian kualitatif: aplikasi praktis pembuatan
proposal dan laporan penelitian. Malang: UMM Press.
Hodojo, Herman. (2001). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
matematika. Malang: UM PRESS.
Imswatama, A., Muhassanah, N. (2016). Analisis kesalahan mahasiswa dalam
menyelesaikan soal geometri analitik bidang materi garis dan lingkaran.
Suska Journal of Mathematics Education. 2(1), 1-12.
Iqbal, Hasan. (2004). Analisis data penelitian dengan statistik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
J. Riding, Richard & G. Rayner, Stephen. (2000). International persepectives
on individual differences. US of America: Ablex Publishing Corporation.
K. Lannin, John dkk. (2007). How students view the general nature of their
errors. Educ Stud Math 66:43-59. doi : 10.1007/s10649-006-9067-8.
Karnasih, Ida. (2015). Analisis kesalahan newman pada soal cerita matematis.
Jurnal Paradikma FMIPA Unimed Medan. 8(1), 1-13.
Kelvin, S., Rosemary, S. (2009). Educational psychology, 2nd. Switzerland: A
Global Text.
Kurniasih, Sani. (2015). Strategi-strategi pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Liu, X, Magjka, R.J., Lee, Seung-hee. (2008). The effect of cognitive
thinking styles, conflict management on online students’ learning and
virtual team performance. British Journal of Educational Technology.
5(39). doi : 10.1111/j.1467-8535.2007.00775.x.
Martinis, Yamin. (2010). Strategi pembelajaran berbasis tingkat satuan
pendidikan. 4th Edition. Jakarta: Putra Grafika.
Maryadi. (2010). Pedoman penulisan skripsi FKIP. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mattew B.M., & Huberman. (1992). Analisis data kualitatif diterjemahkan
oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press.
Maya, Futri. (2018). Analisis kesalahan siswa berdasarkan prosedur Newman
dalam menyelesaikan soal matematika berbasis TIMSS konten geometri
pada kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Jambi. Pendidikan Matematika
Universitas Jambi.
Miles, M.B., Huberman, A.M. (1992). Analisis data kualitatif: Buku Sumber
Tentnag Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Moleong, L.J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Mulyono, Abdurrahman. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyono, Abdurrahman. (2012). Anak berkesulitan belajar teori, diagnosis,
dan remediasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
N. Saracho, Olivia. (2018). Cognitive style and early education. New York:
Routledge.
Nasution. (2013). Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar.
Jakarta: Bina Aksara
Nawawi, H., Hadari, M. M. (1992). Instrumen penelitian bidang sosial.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rahmania, L., Rahmawati, A. (2016). Analisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita persamaan linier satu variabel. Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika. 1(2), 165-174.
Riwayadi, S., Anisyah, S.N. (1996). Kamus lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya: PT. Sinar Terang.
Satori, D., Komariah, A. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabet.
Soedjadi, R. (2000). Kiat pendidikan matematika di Indonesia. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. (2000). Metoda statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. (2016). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 (2003).
Uno, Ahmad. (2008). Teori belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Widodo, S.A., Sujadi, A.A. (2015). Analisis kesalahan mahasiswa dalam
memecahkan masalah trigonometri. Jurnal Sosiohumaniora. 1(1), 51-63.
Winkel, W.S. (1996). Psikologi pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo.
Witkin, H.A., Moore, C.A., Goodenough, D.R & Cox, P.W. (1977). Field-
dependent and field-independent cognitive style and educational
implications. Review of Educational Research 47.1-64.
Woolfok, A.E. (1993). Educational psycology, 5th edition. Singapore: Allyn
and Baco.
97Lampiran 1 Instrumen Group Embedded Figure Test (GEFT)
Instrumen Group Embedded Figure Test (GEFT)
Nama : ………………………………..
Kelas : …………………………………
Jenis Kelamin : …………………………………
Tanggal (hari ini) : …………………………………
Waktu : 25 menit
PENJELASAN
Tes ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan anda dalam menemukan bentuk
sederhana yang tersembunyi pada gambar rumit.
Gambar berikut merupakan gambar sederhana yang diberi nama “X”
Bentuk sederhana diberi nama “X” tersembunyi di dalam gambar yang lebih rumit di
bawah ini
Coba temukan bentuk sederhana “X” tersebut pada gambar rumit dan tebalkanlah dengan
pensil bentuk yang anda temukan. Bentuk yang ditebalkan bentuk yang ukurannya sama
atau perbandingan dan arah menghadap yang sama dengan bentuk sederhana “X”
98Lanjutan
Jika anda selesai baliklah halaman ini untuk memeriksa jawaban anda.
JAWABAN
Sekarang cobalah soal praktis yang lain, cari dan telusuri bentuk sederhana namakan “Y”
dalam kompleks dibawah ini:
“Y”
Bentuk sederhana yang diberi nama “Y” tersembunyi di dalam gambar rumit yang lebih
rumit di bawah ini
99Lanjutan
JAWABAN:
Pada halaman-halaman berikut, akan ditemukan soal-soal di atas. Pada setiap halaman
anda akan melihat sebuah gambar rumit dan kalimat dibawahnya merupakan kalimat
yang menunjukkan bentuk sederhana yang tersembunyi di dalamnya.
Untuk mengerjakan setiap soal, lihatlah sampul belakang dari buku ini untuk melihat
bentuk sederhana yang harus ditemukan. Kemudian berilah garis tebal pada bentuk yang
sudah ditemukan di gambar rumit.
Perhatikan pokok-pokok berikut ini:
1. Lihat kembali pada bentuk sederhana jika dianggap perlu.
2. Hapus semua kesalahan.
3. Kerjakan soal-soal secara urut, jangan melompati sebuah soal kecuali anda benar-
benar tidak bisa menjawabnya.
4. Banyaknya bentuk yang ditebalkan hanya satu saja. Jika anda melihat lebih dari
satu bentuk sederhana yang tersembunyi pada gambar rumit, maka yang perlu
ditebali hanya satu saja.
5. Bentuk sederhana yang tersembunyi pada gambar rumit, mempunyai ukuran,
perbandingan , dan arah menghadap yang sama dengan bentuk sederhana pada
gambar belakang.
Jangan membalik halaman sebelum ada instruksi
100Lanjutan
SESI PERTAMA
1.
Carilah bentuk sederhana “B”
2.
Carilah bentuk sederhana “G”
3.
Carilah bentuk sederhana “D”
4.
Carilah bentuk sederhana “E”
101Lanjutan
5.
Carilah bentuk sederhana “C”
6.
Carilah bentuk sederhana “F”
7.
Carilah bentuk sederhana “A”
SILAHKAN BERHENTI
Tunggu pada instruksi lebih lanjut
102Lanjutan
Carilah bentuk sederhana “E”
SESI KEDUA
1.
Carilah bentuk sederhana “G”
2.
Carilah bentuk sederhana “A”
3.
Carilah bentuk sederhana “G”
4.
103Lanjutan
Carilah bentuk sederhana “D”
Teruskan ke halaman berikutnya
5.
Carilah bentuk sederhana “B”
6.
Carilah bentuk sederhana “C”
7.
Carilah bentuk sederhana “E”
8.
104Lanjutan
Teruskan ke halaman berikutnya
9.
Carilah bentuk sederhana “H”
SILAHKAN BERHENTI
Tunggu pada instruksi lebih lanjut
105Lanjutan
Carilah bentuk sederhana “E”
SESI KETIGA
1.
Carilah bentuk sederhana “F”
2.
Carilah bentuk sederhana “G”
3.
Carilah bentuk sederhana “C”
4.
106Lanjutan
Carilah bentuk sederhana “C”
Teruskan ke halaman berikutnya
5.
Carilah bentuk sederhana “B”
6.
Carilah bentuk sederhana “E”
7.
Carilah bentuk sederhana “A”
8.
107Lanjutan
Teruskan ke halaman berikutnya
9.
Carilah bentuk sederhana “A”
SILAHKAN BERHENTI
Tunggu pada instruksi lebih lanjut
108Lanjutan
BENTUK-BENTUK SEDERHANA
A B C
D E F
G H
109Lanjutan
109Lampiran 2 Validasi Instrumen Penelitian
110
Lampiran 3 Hasil Tes GEFT Siswa Kelas VII
Hasil Tes GEFT
No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas Skor
GEFT
Jenis Gaya
Kognitif
1 A. Anisa Nada F Perempuan VII C 11 FD
2 A. Zamzami H Laki-Laki VII C 8 FD
3 Abdal Jafar S Laki-laki VII A 6 FD
4 Abdillah Samudra Laki-laki VII E 7 FD
5 Adhira S.Y Laki-Laki VII F 1 FD
6 Adi Pradana Laki-Laki VII F 0 FD
7 Adis Firjatuiah P Laki-Laki VII C 13 FI
8 Aditiya Alif M Laki-laki VII E 4 FD
9 Afra Nafilah M Perempuan VII E 14 FI
10 Agung Patria W Laki-laki VII B 2 FD
11 Agus Rawika Putri Perempuan VII D 2 FD
12 Ahmad Riki F Laki-Laki VII D 1 FD
13 Aini Mawar P Perempuan VII G 4 FD
14 Aisyah Firli R Perempuan VII E 4 FD
15 Aisyah Zahira A Perempuan VII A 11 FD
16 Aji Prasetyo Laki-Laki VII G 0 FD
17 Akbar Alfattah Laki-laki VII E 4 FD
18 Alif Muyassar Laki-Laki VII F 3 FD
19 Aliffia Dinda Opalioni Perempuan VII F 2 FD
20 Alvito Heriansyah Laki-laki VII A 7 FD
21 Amanda F Perempuan VII E 0 FD
22 Amar Hidayat Laki-laki VII B 5 FD
23 Amelia Perempuan VII D 1 FD
24 Ammar Fakhri
Nurhabibi Laki-Laki VII F 4 FD
25 Ananda Angelia P Perempuan VII D 5 FD
26 Ananda Aprilia Perempuan VII C 3 FD
27 Ananda Kimiko Laki-Laki VII G 7 FD
28 Anandha Nichkyta Laki-Laki VII D 6 FD
29 Andi Elvina N Perempuan VII G 3 FD
30 Andika Rohim Dwi K Laki-laki VII A 5 FD
31 Anggi Asdiani Perempuan VII G 3 FD
32 Anggi Fadhillah S Perempuan VII B 3 FD
33 Anggi Larasati Perempuan VII B 4 FD
34 Anggun Naurah H Perempuan VII D 1 FD
35 Anisa Aulia Perempuan VII D 3 FD
36 Anisa Aulia Nita Perempuan VII A 1 FD
37 Anisa Diviani Perempuan VII C 15 FI
38 Anjelia Traneza P Perempuan VII A 6 FD
111 Lanjutan
39 Annisa Diana Faika Perempuan VII G 5 FD
40 Annisa Ramadhani Perempuan VII C 2 FD
41 Annisaul Husna Perempuan VII B 13 FI
42 Aprodi Gilang P Laki-laki VII B 2 FD
43 Ardy Septian Laki-Laki VII G 3 FD
44 Ario Candika Laki-Laki VII G 0 FD
45 Aris Munandar Laki-laki VII A 7 FD
46 Arya Sakti V Laki-Laki VII G 11 FD
47 Arya Tantowijaya Laki-Laki VII F 5 FD
48 Asyavina Alfita Perempuan VII C 10 FD
49 Athallah Haqiqi Laki-laki VII E 11 FD
50 Athiyyah Naila Fauziah Perempuan VII F 2 FD
51 Audry Alfahreza Laki-Laki VII F 5 FD
52 Aulia Ramadani Perempuan VII E 7 FD
53 Auliya Maulina Perempuan VII A 3 FD
54 Aulya Widiastuti Perempuan VII B 5 FD
55 Aurilia Novriyanti Perempuan VII E 2 FD
56 Ayu Wulandari Perempuan VII F 0 FD
57 Azel Khairun N Perempuan VII A 5 FD
58 Aziz Ramadan Laki-laki VII A 3 FD
59 Azizah Arshadini Perempuan VII A 15 FI
60 Bagus Erlangga Laki-Laki VII D 0 FD
61 Bambang RS Laki-laki VII A 3 FD
62 Bela Dwi Annisa Perempuan VII D 4 FD
63 Bonda Gilang R Laki-Laki VII C 13 FI
64 Bulan Murtika Perempuan VII D 4 FD
65 Bunga Asifah Sahara Perempuan VII C 9 FD
66 Cindy Aprilia W Perempuan VII E 2 FD
67 Cyndri Syifa P Perempuan VII E 8 FD
68 Daaniyah Indah Sari Perempuan VII D 0 FD
69 Dandi Tasrif Laki-Laki VII D 2 FD
70 Dani Farras S Laki-Laki VII D 2 FD
71 Dea Alifiah Novelina Perempuan VII C 7 FD
72 De'Ajeng Catriva T Perempuan VII E 3 FD
73 Dedek Arfin Laki-laki VII E 9 FD
74 Dendra Aji S Laki-laki VII E 1 FD
75 Depi Novita Sari Perempuan VII C 9 FD
76 Desi Indriani Perempuan VII F 2 FD
77 Desy Febriani Perempuan VII F 0 FD
78 Dimas Aditya Laki-Laki VII G 4 FD
79 Dimas Andika S Laki-Laki VII F 3 FD
80 Dina Tri Hafsari Perempuan VII G 1 FD
81 Dinda Nurindah Sari Perempuan VII G 6 FD
112 Lanjutan
82 Dipati Satya Laki-Laki VII D 0 FD
83 Diva Octavia R Perempuan VII D 3 FD
84 Diyah Alvinatun Perempuan VII B 6 FD
85 Dwi Andini Putri Perempuan VII G 4 FD
86 Dwi Syafitri Perempuan VII A 4 FD
88 Dzahbi Mumtas H Laki-Laki VII F 1 FD
89 Elga Fitri Astuti Perempuan VII E 8 FD
90 Fajriana Putri A Perempuan VII C 15 FI
91 Faniza Syafitri Perempuan VII B 16 FI
92 Farhan Nurfadilah Laki-Laki VII G 1 FD
93 Fathur Rahman P Laki-laki VII B 9 FD
94 Fatimah Hazarah Perempuan VII A 5 FD
95 Febby Dian Nafisa Perempuan VII F 6 FD
96 Fela Yolanda Perempuan VII G 2 FD
97 Fitri Oktariana S Perempuan VII C 11 FD
98 Friska Ananda L Perempuan VII C 6 FD
99 Galang Alfinta Laki-Laki VII G 1 FD
100 Galang Handoko Laki-Laki VII C 8 FD
101 Geriel Dinorick Laki-Laki VII G 8 FD
102 Ghatfan Asabiq A Laki-laki VII E 6 FD
103 Giya Regita Perempuan VII C 6 FD
104 Habib Khalaf M Laki-Laki VII G 6 FD
105 Hafna Ilmy Muhalla A Perempuan VII C 13 FI
106 Halimatus Sa'diah Perempuan VII C 3 FD
107 Hasna Wati Perempuan VII G 1 FD
108 Ika Ayunda Safitri Perempuan VII C 12 FI
109 Ila Calista Perempuan VII E 6 FD
110 Imron Junaidi Laki-Laki VII F 3 FD
111 Inaya Rizka K Perempuan VII B 12 FI
112 Indah Khoirunnisa Perempuan VII F 0 FD
113 Indah Safitri Perempuan VII E 14 FI
114 Indra Wisnu S Laki-Laki VII G 11 FD
115 Iqbal Khairullah Laki-Laki VII D 4 FD
116 Irfan Rahman Laki-laki VII B 0 FD
117 Isnaini Perempuan VII C 1 FD
118 Isya Nailah S Perempuan VII A 2 FD
119 Jihan Fisya Calista Perempuan VII F 3 FD
120 Jingga Fitriani Perempuan VII E 0 FD
121 Jira An Natasya S Perempuan VII F 0 FD
122 Juwita Perempuan VII A 0 FD
123 Kairo RD Laki-Laki VII G 6 FD
124 Khairul Azmi Laki-laki VII A 5 FD
125 Khoir Affandi Laki-laki VII E 4 FD
113 Lanjutan
126 Laudya Bunga Z Perempuan VII B 6 FD
127 Lia Aulia Muharoma Perempuan VII F 1 FD
128 Lia Widiawati Perempuan VII B 8 FD
129 Limia Syariah Perempuan VII D 3 FD
130 Livia Dwi Utami Perempuan VII B 2 FD
131 Lutfi Akbar Laki-laki VII B 1 FD
132 Lutfi Oktavianto Laki-laki VII B 1 FD
133 M. Agung Riski Laki-laki VII B 4 FD
134 M. Alfandri Laki-laki VII B 8 FD
135 M. Ambo Ilham Laki-Laki VII D 3 FD
136 M. Angger A Laki-Laki VII D 4 FD
137 M. Ardi Nugroho Laki-laki VII E 14 FI
138 M. Arif Ilcham Laki-Laki VII G 10 FD
139 M. Arya Andhika Laki-laki VII E 10 FD
140 M. Defit Akbar Laki-laki VII E 6 FD
141 M. Defrian Laki-Laki VII C 10 FD
142 M. Dwiki Elo L Laki-laki VII A 8 FD
143 M. Elfansyah S Laki-laki VII E 3 FD
144 M. Fadillah Laki-laki VII B 12 FI
145 M. Faiz Alghifari Laki-laki VII A 6 FD
146 M. Faiz Karimi Harja Laki-laki VII B 6 FD
147 M. Fakhri A.Syarjawi Laki-laki VII A 3 FD
148 M. Farid Saputra Laki-Laki VII F 1 FD
149 M. Fathur R Laki-laki VII A 14 FI
150 M. Firman Rahmando Laki-Laki VII D 3 FD
151 M. Fitra Al Habsyi Laki-Laki VII C 10 FD
152 M. Gilang Permana Laki-Laki VII C 13 FI
153 M. Hafiz Pratama Laki-Laki VII F 2 FD
154 M. Hamka Laki-laki VII E 6 FD
155 M. Ilyas Laki-laki VII B 10 FD
156 M. Iqbal Kurniawan Laki-Laki VII C 12 FI
157 M. Julian Syaputra Laki-laki VII A 4 FD
158 M. Maulana Rizki Laki-Laki VII F 2 FD
159 M. Nazril Saputra Laki-laki VII B 1 FD
160 M. Radhee Rabbani Laki-laki VII A 3 FD
161 M. Rif'an Azizi Laki-Laki VII C 11 FD
162 M. Rival Irsyad Laki-laki VII A 5 FD
163 M. Septiandy Laki-Laki VII D 4 FD
164 M. Valent Diyu Pratama Laki-Laki VII F 3 FD
165 M. Zacky Saputra Laki-laki VII B 9 FD
166 Maitsa 'Aliyyah Perempuan VII A 5 FD
167 Marsya Agustin F Perempuan VII E 6 FD
168 Maulidiyah S Perempuan VII G 6 FD
114 Lanjutan
169 Melisah Laro Perempuan VII C 5 FD
170 Muallimatul Amna Perempuan VII B 11 FD
171 Mu'ammar Rafi Laki-Laki VII D 2 FD
172 Munifatu Zuhroh Perempuan VII C 3 FD
173 Mutiara Azzahra Perempuan VII E 8 FD
174 Nabil Pratama R Laki-Laki VII C 10 FD
175 Nabila Perempuan VII B 6 FD
176 Nabila Khairunisa Perempuan VII B 7 FD
177 Nabilah Julianti Perempuan VII F 1 FD
178 Naila Fibry Ananta Perempuan VII C 8 FD
179 Najwa Baminsyam Perempuan VII F 2 FD
180 Najwa Wiranda Perempuan VII A 4 FD
181 Nanda Aprilia P Perempuan VII C 13 FI
182 Nanda Yunita Perempuan VII G 1 FD
183 Naunal Dzaky K Laki-Laki VII C 13 FI
184 Naya Viana Dewi Perempuan VII G 2 FD
185 Nayla Ashilah B Perempuan VII E 3 FD
186 Nayla Kalsum S Perempuan VII A 3 FD
187 Nazwa Ellsandy V Perempuan VII E 6 FD
188 Nefan Septiawan Laki-laki VII E 9 FD
189 Nezza Nirinda P Perempuan VII A 3 FD
190 Nia Ramadhani Perempuan VII E 13 FI
191 Nigita Putri R Perempuan VII D 4 FD
192 Nova Dianti Perempuan VII D 4 FD
193 Novelia Rianti Perempuan VII B 1 FD
194 Novi Anggraini Perempuan VII C 7 FD
201 Pandu Riyadi Laki-laki VII A 9 FD
202 Pramudya Pradipa Laki-Laki VII D 5 FD
203 Putra Suryanto Laki-Laki VII G 1 FD
204 Qharina Zaharra S Perempuan VII B 9 FD
205 R. Raihan Yuri F Laki-laki VII B 4 FD
206 Racka Aditya Muti R Laki-Laki VII F 0 FD
207 Raffi Firmansyah Laki-laki VII A 3 FD
208 Rahma Kamila B Perempuan VII G 8 FD
209 Rahmadani Perempuan VII G 3 FD
210 Rastu Amin Laki-laki VII A 2 FD
211 Razif Juliandika Laki-laki VII E 4 FD
212 Razya Putra Ramadhan Laki-Laki VII C 11 FD
213 Regina Fortunatap Perempuan VII C 9 FD
214 Regita Abyudaya Perempuan VII D 0 FD
215 Reno Rolikha Laki-laki VII B 1 FD
216 Rensi Wijayanti Perempuan VII F 1 FD
217 Resi Leoni Perempuan VII C 10 FD
115 Lanjutan
218 Resti Widiyani Perempuan VII A 4 FD
219 Revan Ilhamsyach Laki-laki VII B 6 FD
220 Reyfan Faiz D Laki-Laki VII G 16 FI
221 Reyka Febriyana P Perempuan VII E 4 FD
222 Reza Rafka Laki-laki VII E 10 FD
223 Rico Ahmad F Laki-Laki VII G 0 FD
224 Ridho Adi P Laki-Laki VII D 0 FD
225 Ridho Desta F Laki-Laki VII F 0 FD
226 Ridho Meinaldi Laki-Laki VII G 3 FD
227 Rifkah Amalya Laki-Laki VII D 2 FD
228 Rifkah Amalya Perempuan VII D 3 FD
229 Rihha Datul A Perempuan VII G 2 FD
230 Rini Fitriyani Perempuan VII A 1 FD
233 Rofidah Fatimah M Perempuan VII F 7 FD
234 Rosa Amalia Perempuan VII A 4 FD
235 Rullyarti Perempuan VII D 0 FD
236 Sadefwa Bayu S Laki-laki VII B 9 FD
237 Salma Eka Putri Perempuan VII B 5 FD
238 Salsa Nabila P Perempuan VII A 4 FD
239 Salwa Alya S Perempuan VII F 0 FD
240 Salwa Eka Putri Perempuan VII C 8 FD
241 Sanda Agustina C Perempuan VII E 2 FD
242 Sasbila Gita Cahyani Perempuan VII B 8 FD
243 Satrio Herlambang Laki-Laki VII G 11 FD
244 Sekar Chairunnisa Perempuan VII F 1 FD
245 Shalsa Al Zalira Perempuan VII D 1 FD
246 Shifa Tiara Salsabila Perempuan VII F 1 FD
247 Sigit Bayu S Laki-laki VII E 0 FD
248 Siti Mira Wati Perempuan VII B 6 FD
249 Siti Nadya Salsabila Perempuan VII G 7 FD
250 Sri Wahyuni Perempuan VII B 1 FD
251 Suci Ramadha P Perempuan VII B 7 FD
252 Surya Dwi Saputra Laki-Laki VII F 1 FD
253 Syakirah Rahadatul A Perempuan VII E 14 FI
254 Syarifah Nabillah Perempuan VII D 3 FD
255 Syellyana Calista Perempuan VII D 5 FD
256 Tasya Oktaviani P Perempuan VII D 2 FD
257 Tata Natasya Perempuan VII C 3 FD
258 Tiara Anggraini Perempuan VII B 7 FD
259 Tri Bestari Ningsih Perempuan VII A 0 FD
260 Umi Khoirunnisa Perempuan VII F 0 FD
261 Vallencia Haziba Perempuan VII G 6 FD
262 Varrel Laki-Laki VII G 4 FD
116 Lanjutan
263 Vira Afiani Perempuan VII D 0 FD
264 Y. Fariel Safta W Laki-Laki VII D 4 FD
265 Zaki Ramadhan Laki-Laki VII D 1 FD
266 Zalfa Zahira Perempuan VII B 2 FD
267 Zulfitrah Fadlullah AH Laki-Laki VII G 3 FD
119Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
120Lanjutan
121Lanjutan
122Lanjutan
123Lanjutan
124Lanjutan
125Lanjutan
126Lanjutan
128Lampiran 7 Soal Tes Essay I
SOAL TES PEMECAHAN MASALAH I
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Siswa :
Kelas/Semester : VII/Genap
Waktu : 1 x 45 menit
Satuan Pendidikan : MTsN3 Kota Jambi
Materi Pokok : Segiempat
Petunjuk:
1. Isikan identitas kalian pada kolom yang tersedia.
2. Kerjakan soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh sesuai dengan
kemampuan kalian.
3. Kerjakan secara runtut dan sistematis.
4. Tidak diperkenankan bekerjasama dengan teman.
Kerjakan soal-soal dibawah ini!
1. Diketahui keliling sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang adalah .
Jika diketahui lebar tanah tersebut ialah , tentukan luas sebidang tanah
tersebut!
2. Luas bangunan yang berbentuk persegi panjang adalah . Jika perbandingan
panjang dan lebarnya adalah , tentukan keliling bangunan tersebut ?
3. Sebuah taman kota berbentuk persegi panjang seperti gambar dibawah ini.
Tentukan keliling taman kota tersebut!
129Lanjutan
No Uraian Jawaban
1.
MemahamiMenghitung luas tanah berbentuk persegi panjang yang diketahui kelilingdan lebarnya.
Diketahui:
Ditanya : berapakah luasnya?TransformasiUntuk mencari nilai panjang dan lebar menggunakan rumus keliling persegipanjang
Untuk mencari luas menggunakan
Ketrampilan proses
Menentukan luas persegi panjang
Menarik kesimpulanJadi, luas sebidang tanah tersebut adalah
2.
MemahamiMencari keliling bangunan berbentuk persegi panjang yang diketahui luasserta perbandingan panjang dan lebar
Diketahui:
Ditanya: keliling bangunan tersebut?Transformasi
Penyelesaian Masalah I
130Lanjutan
Untuk mencari nilai panjang dan lebar menggunakan rumus luas persegipanjang
Untuk mencari keliling menggunakan
Keterampilan proses
Substitusikan nilai ke dalam
Sehingga keliling bangunan tersebut
Menarik kesimpulanJadi bangunan tersebut mempunyai keliling
3.
MemahamiMencari keliling taman kota berbentuk persegi panjang yang diketahuisisi-sisinya..
Diketahui:
Ditanya:Keliling taman tersebut?TransformasiMenentukan keliling persegi panjang menggunakan rumus
Ketrampilan proses(sifat persegi panjang)
131Lanjutan
Substitusikan nilai ke dalam
Sehingga keliling persegi panjang
Menarik kesimpulanJadi taman kota tersebut mempunyai keliling .
136Lampiran 9 Rubrik Penilaian
No KriteriaSkala
1 2 3 41. Pemahaman
perintahsoal
Siswatidakpahamperintahsoal
Siswa mengertiperintah soaltetapimenuliskanapa yangdiketahui danyangditanyakantidak sesuai
Siswa mengertiperintah soaltetapimenuliskanapa yangdiketahui atauyangditanyakantidak sesuai
Siswamengertiperintah soalsertamenuliskanapa yangdiketahui danyangditanyakansesuai
2. Penggunaanrumus
Siswatidakmengetahuirumusyangakandigunakan
Siswamenuliskanrumus yangdigunakantetapi belumtepat/lengkap
Siswamenuliskanrumus yangdigunakandenganlengkap tetapiada sedikitkesalahan
Siswamenuliskanrumus dengantepat/lengkap
3. Ketrampilanproses
Siswatidakpahammenjabarkanrumusyangdigunakan
Siswa mengertipenjabaranrumus yangdigunakannamun terdapatbeberapakesalahandalam operasiperhitungan
Siswa mengertipenjabaranrumus yangdigunakannamun terdapatsedikitkesalahandalam operasiperhitungan
Siswamengertipenjabaranrumus yangdigunakan dandapatmenyelesaikannya dengantepat
4. Menarikkesimpulan
Siswatidakmampumembuatkesimpulan
Siswa mampumembuatkesimpulantetapi tidaktepat
Siswa cukupmampumembuatkesimpulannamun kurangtepat
Siswa mampumembuatkesimpulandengan tepat
RUBRIK PENILAIAN
137Lampiran 10 Instrumen Wawancara
Masalah yang dikaji : Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif
Materi wawancara : Proses penyelesaian pemecahan masalah materi
segiempat
Karakteristik subjek : Siswa dengan gaya kognitif Field Dependent dan
Field Independent
Waktu : Setelah subjek menyelesaikan masalah
Tempat : Tergantung kemauan subjek dan situasi (sekolah,
rumah, dan tempat lain)
Tujuan : Mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan
pemecahan masalah pada materi segiempat
No TahapanKesalahan Panduan Wawancara1. Kesalahan dalam memahami
soalIndikator:a. Siswa gagal untuk
menjelaskan ataumenyebutkan apa yangdiketahui dari soal tersebut
b. Siswa gagal menjelaskanatau menyebutkan apa yangditanyakan
c. Siswa gagal menjelaskanhal-hal yang diketahuisudah cukup untukmenjawab pertanyaanteresbut
1. Dapatkah kamu menjelaskan ataumenyebutkan apa yang diketahuidari soal tersebut?
2. Dapatkah kamu menjelaskan ataumenyebutkan apa yang ditanyakandari soal tersebut?
3. Apakah hal-hal yang diketahuisudah cukup untuk menjawabpertanyaan tersebut?
2. Kesalahan dalam menggunakanrumus/transformasiIndikator:a. Siswa gagal untuk
menjelaskan rumus yangakan digunakan untuk
1. Dapatkah kamu menentukan rumusapa yang digunakan untukmenyelesaikan soal tersebut?Jelaskan!
2. Mengapa kamu menggunakanrumus tersebut? Adakah rumus
DESKRIPSI INSTRUMEN PEDOMANWAWANCARA
PEDOMANWAWANCARA
138Lanjutan
menyelesaikan soal tersebut
b. Siswa gagal memberikanalasan untuk rumus yangdigunakan dalammenyelesaikan soal tersebut
yang lain yang dapat digunakanselain rumus yang kamu tuliskan?
3. Kesalahan keterampilan prosesIndikator:a. Siswa tidak dapat
mengetahuitahapan-tahapan operasihitung yang dilakukanuntuk setiap rumus yangakan digunakan dalammenyelesaikan soal tersebut
b. Siswa tidak mengetahuiapakah semua prosesperhitungan yang dilakukansudah benar atau belum
c. Siswa tidak mengetahuiapakah hasil perhitunganyang diperoleh sudahmampu menjawabpertanyaan tersebut
1. Bagaimana tahapan-tahapanoperasi hitung yang kamu lakukanuntuk setiap rumus yang digunakandalam menyelesaikan soal tersebut?
2. Apakah semua proses perhitunganyang kamu lakukan sudah benar?
3. Apakah hasil perhitungan yangkamu peroleh sudah mampumenjawab pertanyaan tersebut?
4. Kesalahan dalammenyimpulkanIndikator:a. Siswa tidak menemukan
kesimpulan yang diperolehdari proses pengerjaan soalyang sudah dilakukan
1. Kesimpulan apa yang kamu perolehdari proses pengerjaan soal yangsudah kamu lakukan?
139 Lampiran 11 Validasi Instrumen Penelitian
140 Lanjutan
141 Lanjutan
142 Lanjutan
143 Lanjutan
144 Lanjutan
145 Lanjutan
146 Lanjutan
147 Lanjutan
148 Lanjutan
149 Lanjutan
150 Lanjutan
194Lampiran 15 Dokumentasi
DOKUMENTASI
Siswa Mengerjakan Tes GEFT Subjek Penelitian Mengerjakan Soal Tes Essay
Siswa Mengerjakan Soal Tes Essay Wawancara S1
Wawancara S2 Wawancara S3
Wawancara S4 Wawancara S5
195Lampiran 16 Kartu Bimbingan Skripsi
196Lanjutan