ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

19
Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X 35 | Febriyanti Umi Khabibah 1 , Suhartono 2 , Rokhmaniyah 3 , 35-53 ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA KELAS IV SDN 4 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2020/2021 Febriyanti Umi Khabibah 1 , Suhartono 2 , Rokhmaniyah 3 Universita Sebelas Maret E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 Abstrak Komunikasi berkaitan dengan keterampilan berbahasa, salah satunya menulis. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran manulis masih perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran kaidah ejaan, kesalahan ejaan dalam karangan, dan alasan terjadi kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas IV. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian ini yaitu pembelajaran kaidah ejaan di kelas IV dengan menyelipkannya dalam materi tertentu yang ada hubungannya dengan kebahasaan. Kesalahan ejaan dalam karangan siswa yaitu pemakaian huruf (vokal, konsonan, diftong, kapital, miring, dan tebal), penulisan kata (dasar, berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan, serta kata ganti), pemakaian tanda baca (titik, koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik, dan penulisan unsur serapan mengenai penulisan unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Alasan terjadinya kesalahan ejaan yaitu faktor internal dan eksternal. Kata kunci: analisis, kelas IV, kesalahan ejaan Abstract Communication is related to language skills. One of them is writing. In fact, writing learning outcomes still need to be improved. The study aimed to describe the learning of spelling rules, spelling errors, and factors for spelling errors in student’s essays of fourth grade. The research was qualitative approach with a case study method. The results showed that spelling rules were delivered in certain materials having something to do with linguistic rules. Spelling errors in student’s essay were the letters (vowels, consonants, diphthongs, capitals, italics, and bold), the words (root words, affixes, repetition, word combinations, prepositions, particle words, abbreviations and acronyms, numbers, and pronouns), the punctuation marks (period, comma, colon, hyphen, dash, question mark, exclamation mark, and quotation mark), and the loan words (adopted foreign words then adjusted into Indonesian language rules). The factors in spelling errors were internal and external factors. Keywords: analysis, fourth grade, spelling errors

Transcript of ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Page 1: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

35 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN

SISWA KELAS IV SDN 4 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2020/2021

Febriyanti Umi Khabibah

1, Suhartono

2, Rokhmaniyah

3

Universita Sebelas Maret

E-mail: [email protected], [email protected]

2,

[email protected]

Abstrak Komunikasi berkaitan dengan keterampilan berbahasa, salah satunya menulis. Fakta di

lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran manulis masih perlu ditingkatkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran kaidah ejaan, kesalahan ejaan

dalam karangan, dan alasan terjadi kesalahan ejaan dalam karangan siswa kelas IV.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil

penelitian ini yaitu pembelajaran kaidah ejaan di kelas IV dengan menyelipkannya dalam

materi tertentu yang ada hubungannya dengan kebahasaan. Kesalahan ejaan dalam karangan

siswa yaitu pemakaian huruf (vokal, konsonan, diftong, kapital, miring, dan tebal), penulisan

kata (dasar, berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata partikel, singkatan

dan akronim, angka dan bilangan, serta kata ganti), pemakaian tanda baca (titik, koma, titik

dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik, dan penulisan unsur

serapan mengenai penulisan unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan

dengan kaidah bahasa Indonesia. Alasan terjadinya kesalahan ejaan yaitu faktor internal dan

eksternal.

Kata kunci: analisis, kelas IV, kesalahan ejaan

Abstract

Communication is related to language skills. One of them is writing. In fact, writing learning

outcomes still need to be improved. The study aimed to describe the learning of spelling

rules, spelling errors, and factors for spelling errors in student’s essays of fourth grade. The

research was qualitative approach with a case study method. The results showed that spelling

rules were delivered in certain materials having something to do with linguistic rules.

Spelling errors in student’s essay were the letters (vowels, consonants, diphthongs, capitals,

italics, and bold), the words (root words, affixes, repetition, word combinations, prepositions,

particle words, abbreviations and acronyms, numbers, and pronouns), the punctuation marks

(period, comma, colon, hyphen, dash, question mark, exclamation mark, and quotation mark),

and the loan words (adopted foreign words then adjusted into Indonesian language rules). The

factors in spelling errors were internal and external factors.

Keywords: analysis, fourth grade, spelling errors

Page 2: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

36 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa bertujuan untuk

mencapai kemampuan berbahasa yakni

menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Melalui kegiatan mengarang siswa

dilatih untuk terampil berbahasa yang

mencakup beberapa hal seperti tata bahasa,

tata bunyi, kosa kata, dan ejaan. Aspek

kebahasaan khususnya ejaan, siswa dituntut

untuk menerapkan ejaan pada setiap kata

yang dirangkai ke dalam kaIimat sesuai

dengan aturan yang berlaku yakni PUEBI

(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Menurut Permendikbud RI nomor 50 tahun

2015, PUEBI membahas tentang

pemakaian huruf, penulisan kata,

pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur

serapan. Adapun bentuk karangan antara

lain karangan deskripsi, narasi,

argumentasi, persuasi, dan eksposisi.

Karangan narasi menurut Akhyar

(Purwo, 2019: 2) adalah wacana yang

berusaha mengisahkan suatu peristiwa

sehingga tampak seolah-olah pembaca

melihat atau mengalami sendiri peristiwa

tersebut. Karangan narasi mencakup unsur

kronologis di dalamnya sehingga siswa

dapat menghasilkan karangan sesuai urutan

peristiwa berdasarkan pengalamannya

sendiri. Selanjutnya, Pitaloka, Purnamasari

dan Arifin (2019: 12) mengemukakan

bahwa karangan teks deskripsi merupakan

suatu gagasan tertulis yang

menggambarkan suatu objek dengan

mengungkapkan rincian khusus yang

ditimbulkan sehingga membuat pembaca

seolah-olah ikut menyaksikan sesuatu yang

digambarkan atau menghidupkan kesan dan

daya khayal pada pembaca.

Menurut Nugraheni (2017) karangan

eksposisi memiliki maksud untuk

memperluas wawasan dengan definisi,

contoh, dan lain-lain. Selanjutnya,

karangan persuasi memiliki tujuan untuk

mengajak atau membujuk pembaca agar

mau mengikuti kemauan atau ide penulis

dengan disertai alasan bukti dan contoh

konkret. Selain itu, beliau juga menyatakan

pendapatnya mengenai karangan

argumentasi, bahwa karangan argumentasi

memiliki tujuan untuk memberikan

pendapat.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa

hasil pembelajaran menulis masih perlu

ditingkatkan. Berdasarkan hasil wawancara

kepada guru kelas IV, guru kerap kali

masih menemukan permasalahan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

untuk kegiatan menulis. Pernyataan

tersebut juga didukung oleh hasil penelitian

Ardianto (2018) bahwa bentuk kesalahan

penulisan ejaan dan tanda baca pada hasil

karangan siswa sekolah dasar sebanyak 252

kesalahan penulisan dari 139 data dan

telah diklasifikasikan sesuai kategori

pembahasa. Hal ini senada dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Alfiana

(2018) bahwa terdapat kesalahan ejaan

dalam karangan siswa kelas IV sekolah

dasar yakni 1) Kesalahan penggunaan tanda

baca pada karangan satu sebanyak 85

kesalahan dan karangan dua sebanyak 56

kesalahan. 2) Kesalahan penulisan kata

pada karangan satu sebanyak 35 kesalahan

dan karangan dua sebanyak 22 kesalahan.

3) kesalahan penggunaan huruf kapital

pada karangan satu sebanyak 162 kesalahan

dan karangan dua sebanyak 89 kesalahan.

Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan

oleh Pitaloka, dkk. (2019) juga

menunjukkan masih adanya kesalahan pada

penulisan khususnya ejaan yakni kesalahan

penulisan huruf kapital sebanyak 1343,

kesalahan penulisan kata sebanyak 362, dan

kesalahan penggunaan tanda baca sebanyak

369 dengan persentase 11,09%, 2,99%, dan

3,04%. Hal ini berarti guru disarankan agar

menekankan dan memberikan contoh

Page 3: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

37 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

penggunaan ragam bahasa yang sesuai

dengan kaidah penulisan yakni PUEBI baik

secara lisan maupun tulisan. Fenomena

kesalahan ejaan masih ditemukan pada

jenjang SMP sederajat, SMA sederajat, dan

perguruan tinggi. Hal ini selaras dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ginting (2019) yaitu “In conclusion, most

of the students have considerabIe difficulty

in forming the correct form of the words”.

Artinya sebagian besar siswa masih

mengalami kesulitan yang cukup besar

untuk membentuk kata yang benar. Dengan

demikian, kita perIu memahami faktor apa

saja yang menyebabkan kesalahan dalam

berbahasa

Kesalahan ejaan termasuk kesalahan

berbahasa dalam keterampilan tulis. Hal ini

tentu berpengaruh pada kualitas sebuah

karangan. Menurut Hamlan (2018)

kesalahan berbahasa yaitu suatu proses

kerja yang digunakan oleh guru dan peneliti

bahasa dengan langkah-langkah yaitu

pengumpulan data, identifikasi kesalahan,

penjelasan kesalahan, dan pengklasifikasian

kesalahan. Ketika karangan sudah

sempurna menurut segi isi maka belum

tentu karangan dapat dianggap sebagai

karangan yang baik. Jika masih banyak

kesalahan ejaan karena tidak

memperhatikan ejaan yang benar.

Ironisnya, siswa terkadang tidak tahu apa

yang harus dilakukan saat berkaitan dengan

pembelajaran menulis. Mereka mengalami

kesulitan menggunakan ejaan yang benar

dalam membuat sebuah karangan.

Penyebab dari kesalahan ejaan yang terjadi

antara lain siswa masih kurang memahami

tentang ejaan, kurang terbiasa

menggunakan ejaan yang benar, dan faktor

lingkungan sekitar.

Berdasarkan permasalahan tersebut

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang dapat mengungkapkan berbagai

macam kesalahan dalam karangan terutama

masalah ejaan. Masalah yang akan diteliti

oleh penulis adalah kesalahan pemakaian

huruf, kesalahan penulisan kata, dan

kesalahan pemakaian tanda baca dalam

karangan siswa pada mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas IV SDN 4 Kutosari

Kabupaten Kebumen. Adapun tujuan

penelitian ini yaitu mendeskripsikan

kesalahan ejaan dan alasan terjadi

kesalahan ejaan dalam karangan siswa serta

pembelajaran kaidah ejaan di kelas IV

SDN 4 Kutosari tahun ajaran 2020/2021.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode studi kasus.

Menurut Sugiyono (2019: 18) penelitian

kualitatif adalah pendekatan penelitian

yang mendeskripsikan peristiwa secara

alamiah tanpa ada tambahan atau

pengurangan data, dan peneliti bersifat

sebagai instrumen kunci. Selanjutnya,

Rahardjo (2017: 3) mengatakan bahwa

studi kasus adalah metode penelitian yang

memfokuskan pada satu fenomena saja

yang dipilih dan ingin dipahami secara

mendalam tentang suatu program,

peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat

perorangan, sekelompok orang, lembaga,

atau organisasi dan biasanya peristiwa yang

dipilih berkaitan dengan kasus yakni hal

yang aktual, bukan sesuatu yang sudah

lewat. Data penelitian ini adalah data

kualitatif dan kuantitatif. Sumber data

penelitian ini yaitu informan (guru dan

siswa kelas IV A) dan dokumen.

Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu purposive sampling.

Menurut Sidiq dan Choiri (2019: 122)

purposive sampling (sampling bertujuan)

yaitu teknik sampling yang digunakan oleh

peneliti jika peneliti mempunyai

pertimbangan-pertimbangan tertentu di

Page 4: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

38 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

dalam pengambilan sampelnya. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampel jenuh Pengumpulan data pada

penelitian ini observasi, tes, wawancara,

dan dokumentasi. Penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Selanjutnya, teknik

analisis data yaitu pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan

simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menyajikan

kesalahan-kesalahan ejaan pada karangan

siswa kelas IV A SDN 4 Kutosari. Data

yang telah terkumpul dalam penelitian ini

adalah 46 karangan. Karangan pertama

berjumlah 20 dan kedua 26 karangan.

Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari

20 Februari 2021 sampai 7 April 2021.

Data penelitian didapatkan melalui

observasi selama pembelajaran melalui

WhatsApp group. Selain itu, data juga

diperoleh melalui wawancara dan studi

dokumen. Wawancara dilakukan pada guru

dan siswa kelas IV A SDN 4 Kutosari.

Hasil penelitian ini berdasarkan

penilaian karangan yang dibuat oleh siswa

kelas IV A dengan mengacu pada Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau

PUEBI. Selain itu, peneliti juga membahas

tentang pelaksanaan pembelajaran yang ada

di kelas IV A dan alasan-alasan atau faktor

yang menyebabkan terjadinya kesalahan

ejaan dalam karangan siswa.

Tabel 1

Frekuensi dan Persentase Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa

No Aspek Kesalahan Ejaan Frekuensi Persentase

1 Pemakaian Huruf 1.525 56,04%

2 Penulisan Kata 583 21,43%

3 Pemakaian Tanda baca 605 22,23%

4 Penulisan Unsur Serapan 8 0,30%

Jumlah 2.721 100%

Grafik 1

Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa Kelas IV A SDN 4 Kutosari

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui kesalahan ejaan yang paling banyak

ditemukan yaitu kesalahan pemakaian huruf yakni 56,04%, kemudian kesalahan penulisan kata

21,43%, pemakaian tanda baca 22,23%, dan yang paling sedikit adalah kesalahan penulisan unsur

serapan yakni 0,30%.

0,00% 20,00% 40,00% 60,00%

Pemakaian Huruf

Pemakaian Tanda Baca

Grafik Kesalahan Ejaan

Page 5: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

39 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

Pembelajaran Kaidah Ejaan di Kelas IV

Pembelajaran yang dilakukan di SD

Negeri 4 Kutosari adalah pembelajaran daring.

Namun, sewaktu-waktu dapat melakukan

kegiatan luring berupa kunjungan jika

dianggap perlu. Pembelajaran tentang kaidah

ejaan disampaikan dengan cara menyelipkan ke

dalam materi tertentu yang masih ada

hubungannya dengan kaidah kebahasaan.

Contohnya ketika menulis kalimat dalam

paragraf, menuliskan kata sulit dalam bentuk

tabel dan dapat memahami artinya,

menceritakan cerita rakyat yang dibuat dengan

bahasa daerahnya, menceritakan daerah asal

dan keunikan dari setiap rumah adat, membuat

laporan tertulis mengenai keragaman di

Indonesia, menceritakan tokoh-tokoh yang

terdapat pada teks fiksi, menuliskan keragaman

karakteristik individu berdasarkan ciri fisik

anggota keluarga, membuat cerita, praktek

melakukan wawancara, membaca teks bacaan,

dan lain-lain.

Pembelajaran daring di kelas IV A

menggunakan WhatsApp group. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru kelas IV A,

siswa sudah pernah disarankan untuk membeli

buku tentang kaidah kebahasaan atau mencari

sumber tentang kaidah ejaan di internet.

Walaupun demikian, di dalam pembelajaran

masih terjadi beberapa kesalahan ejaan.

Dengan demikian, pembelajaran kaidah ejaan

di kelas IV dilaksanakan dengan menyelipkan

pembelajaran kaidah ejaan ke dalam materi-

materi tertentu yang dapat dikaitkan dengan

ejaan sehingga belum tersentuh secara

menyeluruh.

Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

kesalahan pemakaian huruf, penulisan kata,

pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur

serapan pada karangan siswa. Karangan yang

dibuat oleh siswa berdasarkan pada studi

dokumen dan tes membuat karangan yaitu

argumentasi, narasi, persuasi, dan ekposisi.

1. Kesalahan Pemakaian Huruf

Kesalahan pemakaian huruf pada

karangan siswa, seperti penggunaan huruf

vokal, konsonan, diftong, kapital, miring,

dan tebal. Di dalam penelitian ini terdapat

1.525 kesalahan pemakaian huruf dalam

karangan siswa. Kesalahan tersebut meliputi

kesalahan penggunaan huruf vokal 21

kesalahan, huruf konsonan yang berjumlah

20 kesalahan, penggunaan diftong 11

kesalahan, huruf kapital sebanyak 1.200

kesalahan, kesalahan penggunaan huruf

miring ada 59 kasus dan huruf tebal 214

kesalahan. Berdasarkan uraian tersebut,

kesalahan pemakaian huruf yang paling

banyak terjadi adalah kesalahan penggunaan

huruf kapital. Hal ini selaras dengan

penelitian Alfina (2018) bahwa kesalahan

pada penggunaan huruf kapital merupakan

kesalahan berbahasa Indonesia dengan

tataran ejaan yang paling dominan.

Penelitian ini relevan dengan hasil

penelitian Pitaloka, dkk. (2019) bahwa

terjadi kesalahan pemakaian huruf kapital

pada karangan, yaitu kesalahan penulisan

huruf kapital di awal dan tengah kalimat,

huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,

dan bahasa, dan huruf pertama nama

geografi. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh Alfiana (2018) juga relevan

dengan penelitian ini, bahwa terjadi

kesalahan pemakaian huruf kapital pada

judul karangan, huruf pertama awal kalimat,

dipakai pada tengah kalimat, huruf pertama

nama geografi, huruf pertama nama bulan,

hari, dan nama orang. Walaupun demikian,

di dalam penelitian ini didapatkan

kesalahan-kesalahan lainnya selain yang

sudah disebutkan di dalam penelitian yang

relevan.

Berdasarkan data ada 2 orang yang

mengalami kesalahan pemakaian huruf

Page 6: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

40 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

vokal, huruf konsonan 1 orang, diftong 7

orang, huruf kapital 26 orang, huruf miring

17 orang, dan huruf tebal 9 orang. Penelitian

ini mendeskripsikan kesalahan penggunaan

ejaan dalam karangan siswa sekolah dasar

kelas IV A.

a. Kesalahan Penggunaan Vokal

Berikut ini beberapa kesalahan dari

beberapa kata atau kalimat yang kurang

tepat :

1) Huruf a seperti huruf u

a) Sekiranya sudah jam 13.00 alcu

Pergi untulc bermain bersumu

teman-temanlcu.

2) Huruf a seperti o

a) Setelah selesai sholat aku Pergi

lce lcamar mondi untulc mondi

dan jugo aku gosok gigi agar

gigiku selalu bersih.

3) Huruf u seperti huruf a

a) aku disana bermain dengan

saudaraka

b) ... aka balik ke rumah saudaraka.

Contoh data di atas menunjukkan

adanya kesalahan penggunaan huruf.

Pembetulan pada kata tersebut menjadi

bersama, aku, mandi, juga, dan

saudaraku. Jadi, kesalahan penggunaan

huruf vokal yang ditemukan yaitu huruf

a seperti u, huruf a seperti o, dan huruf

u seperti a.

b. Kesalahan Penggunaan Konsonan

Berikut ini beberapa data berkaitan

kesalaha penggunaan huruf konsonan.

1) Setelah selesai sholat aku Pergi lce

lcamar mondi untulc mondi dan

jugo aku gosok gigi agar gigiku

selalu bersih.

2) Biasanya alcu menonto Televisi

sambil memalcan cemilan.

3) Sekiranya sudah jam 13.00 alcu

Pergi untulc bermain bersumu

teman-temanlcu.

Contoh data penggunaan huruf

konsonan di atas mengindikasikan

bahwa terdapat kesalahan. Pembetulan

penggunaan huruf pada data tersebut

yaitu ke, kamar, aku, memakan, untuk,

dan teman-temanku. Jadi, kesalahan

penggunaan huruf konsonan yaitu huruf

k seperti gabungan huruf l dan c.

c. Kesalahan Pemakaian Diftong

Berikut ini beberapa contoh kalimat

yang mengalami kesalahan pemakaian

diftong.

1) ... karena sedang hamil jadi harus

ku bantu agar tidak kecapean.

2) Sehabis tidur saya sholat ashar dan

ngaji bersama sodara.

3) ... aku lakukan tergolong otodidak.

4) ... ada teman belajar yang rame

rame,dirumah sepi dan bosan.

Di dalam bahasa Indonesia ada

empat diftong, yaitu ai, au, ei, dan oi.

Data di atas menunjukkan adanya

kesalahan diftong dan pembetulannya

yakni, diftong ai (kecapaian & ramai-

ramai) dan au (saudara & autodidak).

d. Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital

Kesalahan pemakaian huruf kapital

ditemukan dalam karangan siswa.

Adapun penjelasan lebih lanjut adalah

sebagai berikut:

1) Penulisan Judul

Beberapa kesalahan huruf kapital

pada penulisan judul karangan:

a) Berlibur ke PanTai bersama

keluarga

b) aku pergi ke rumah saudaraku

c) Perjalananku Ke Sungai dengan

keluarga ku

Huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama pada setiap kata

(termasuk unsur kata ulang

sempurna) di dalam penulisan judul,

kecuali kata tugas, seperti di, ke,

dari, dan, yang, dan untuk, yang

Page 7: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

41 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

tidak terletak di posisi awal. Selain

itu, jika judul ditulis huruf besar

semua maka kata tugas juga ditulis

dengan huruf besar. Penulisan judul

di atas kurang tepat. Oleh karena itu,

pembetulan dari data tersebut yaitu,

Berlibur ke Pantai Bersama

Keluarga, Aku Pergi ke Rumah

Saudaraku, dan Perjalananku ke

Sungai dengan Keluargaku.

2) Penulisan dalam Kata/Kalimat

Beberapa kesalahan penulisan

huruf kapital pada kata/kalimat

dalam karangan:

1) Penjelasan tentang Materi

pelajaran Kurang jelas.

2) aku bangun pagi jam 06.00.

3) Setelah aku nyiciPin em Rasanya

enak kata aku

4) ibu ku berkata “Fabian Janganlah

kau bercanda”.

5) Aku Dan KeluARgAku Pun

suDAH SamPAi Di PAnTAi.

6) Harga karcis di pantai GLagah

6.000.

7) Aku menjawab “Okelah kalo

begitu, Mari kita Masak”

Huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama awal kalimat, baik

kalimat tidak langsung atau kalimat

dalam petikan langsung. Oleh karena

itu, huruf yang ada di tengah atau di

akhir kata tidak ditulis dengan huruf

kapital, kecuali kata tersebut sudah

diatur dalam PUEBI agar dituliskan

dengan huruf besar. Pembetulan dari

data di atas, yaitu (1) Penjelasan

tentang materi pelajaran kurang

jelas, (2) Aku bangun pagi jam

06.00, (3) Setelah aku nyicipin, “Em

rasanya enak.” kata Aku, (4) Ibuku

berkata “Fabian janganlah kau

bercanda.”, (5) Aku dan keluargaku

pun sudah sampai di pantai, (6)

Harga karcis di Pantai Glagah

Rp6.000,00, dan (7) Aku menjawab,

“Okelah kalo begitu, mari kita

masak!”

Data tersebut menunjukkan

adanya kesalahan penggunaan huruf

kapital. Huruf kapital seharusnya

digunakan pada huruf pertama tapi

ada yag menuliskan di tengah kata

atau kalimat. Selain itu, ada juga

yang menuliskan dengan huruf kecil

di awal kalimat. Hal ini tidak sesuai

dengan Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia yang berlaku saat

ini.

3) Nama Bulan

Beberapa kesalahan pemakaian

huruf kapital pada penulisan nama

bulan:

a) Mulai tanggal 14 maret 2020

sekolah dilibutkan ...

b) ... Pada tangal novembe 2016.

Huruf kapital digunakan sebagai

huruf pertama pada nama bulan.

Data di atas menunjukkan kesalahan

penggunaan huruf kapital pada nama

bulan karena dituliskan dengan huruf

kecil. Adapun pembetulannya adalah

Maret dan November.

4) Nama Hari

Beberapa kesalahan pemakaian

huruf kapital pada penulisan nama

hari:

a) Jika hari minggu aku

membersihkan rumah bersama.

b) Hari minggu aku berlibur ke

PanTai bersama keluarga, tetaPi

mbah saya tidak di ajak.

Huruf kapital digunakan sebagai

huruf pertama pada nama hari. Data

di atas menunjukkan kesalahan

penggunaan huruf kapital pada nama

Page 8: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

42 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

hari karena dituliskan dengan huruf

kecil. Adapun pembetulan dari data

tersebut adalah Minggu.

5) Nama Orang

Beberapa kesalahan pemakaian

huruf kapital pada penulisan nama

orang:

a) ... aku Pergi ke elsam dan belaJar

dengan bu indri

b) Halo nama saya Namira syaukiya

ashari.

c) Aku belajar bersama syifa,

Revina, sabrina, ines, Shinaz,

yusuf, Rafi, dan Radit.

Huruf kapital digunakan sebagai

huruf pertama unsur nama orang,

termasuk julukan. Data di atas

menunjukkan adanya kesalahan

penulisan nama orang. Pembetulan

dari data tersebut yaitu Bu Indri,

Syaukiya Ashari, Syifa, Sabrina,

Ines, dan Yusuf. Kesalahan yang

ditemukan yaitu siswa menuliskan

nama orang dengan huruf kecil.

6) Nama Geografi

Beberapa kesalahan pemakaian

huruf kapital pada penulisan nama

geografi:

a) Aku keliling alun alun kelaten

terlebih dahulu.

b) ... yg di kebumen dan Ci

Lacap sudah meninggal semua

c) Aku Naik Kereta ke jakarta

menemui mbah ku

Huruf kapital digunakan sebagai

huruf pertama nama geografi. Data

di atas menunjukkan kesalahan

penggunaan huruf kapital pada nama

geografi karena dituliskan dengan

huruf kecil. Adapun pembetulan dari

data tersebut adalah Kelaten,

Kebumen, dan Jakarta.

7) Kata yang Menunjukkan

Kekerabatan dalam Penyapaan

Beberapa kesalahan pemakaian

huruf kapital pada penulisan kata

yang menunjukkan kekerabatan

dalam penyapaan:

a) Tidak sekolah tatap muka dengan

Bu guru.

b) “Pandemi belum berlalu”, kata

ibuku.

Huruf kapital digunakan sebagai

huruf pertama kata penunjuk

hubungan kekerabatan dalam

penyapaan atau pengacuan. Hal ini

sesuai dengan data kedua. Oleh

karena itu, awal huruf kata Ibuku

ditulis dengan huruf kapital. Apabila

istilah tersebut bukan penyapaan

atau pengacuan maka ditulis dengan

huruf kecil. Hal ini sesuai dengan

data pertama pada kata bu guru

ditulis dengan huruf kecil.

e. Kesalahan Penggunaan Huruf Miring

Kesalahan penggunaan huruf miring

dalam karangan siswa masih ditemukan.

Berikut ini beberapa contoh data yang

berkaitan dengan kesalahan penggunaan

huruf miring:

1) Kalau lagi asyik ... dijemput gasik.

2) ... ibu guru melalui WhatsApp dan

classroom.

3) ... karena pembelajarannya lewat

youtube.

4) Setelah pembelajaran online selesai,

ada tugas yang harus ... guru.

5) ... orang tua dengansystem daring

Huruf miring dipakai untuk

menuliskan ungkapan atau kata dalam

bahasa daerah atau bahasa asing. Di

dalam data di atas terdapat bahasa

daerah dan bahasa asing, tetapi tidak

ditulis dengan huruf miring. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi kesalahan

penulisan huruf miring dan

Page 9: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

43 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

pembetulannya yaitu gasik, WhatsApp,

Classroom, Youtube, online, dan system.

f. Kesalahan Penggunaan Huruf Tebal

Kesalahan penggunaan huruf tebal

masih ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data yang

berkaitan dengan kesalahan penggunaan

huruf tebal:

1) Belajar Dirumah Saat Pandemi

2) BELAJAR DI SAAT PANDEMI

3) Belajar dari Rumah

Huruf tebal dipakai untuk

menegaskan bagian-bagian karangan,

seperti judul karangan. Data di atas

menunjukkan kesalahan peggunaan

huruf tebal pada penulisan judul

karangan. Pembetulan dari data terebut,

yaitu Belajar di Rumah Saat Pandemi,

BELAJAR DI SAAT PANDEMI, dan

Belajar dari Rumah.

2. Kesalahan Penulisan Kata

Kesalahan penulisan kata yang

terjadi pada karangan siswa yaitu,

kesalahan menuliskan kata dasar,

berimbuhan, bentuk ulang, gabungan

kata, kata depan, kata partikel,

singkatan dan akronim, angka dan

bilangan, serta kata ganti. Di dalam

penelitian ini ditemukan 583

kesalahan penulisan kata.

Kesalahan penulisan kata dasar

sebanyak 168 kesalahan, kata

berimbuhan 62 kesalahan, bentuk

ulang 48 kesalahan, gabungan kata 88

kesalahan, kata depan 128 kesalahan,

kata partikel 11 kesalahan, singkatan

dan akronim 7 kesalahan, angka dan

bilangan berjumlah 10 kesalahan, dan

kesalahan kata ganti berjumlah 62

kesalahan. Berdasarkan uraian

tersebut dapat diketahui bahwa

kesalahan yang sering terjadi pada

penulisan kata yaitu penulisan kata

dasar.

Hasil penelitian ini relevan dengan

penelitian yan telah dilakukan oleh

Alfiana (2018) bahwa terjadi

kesalahan penulisan kata berimbuhan

(awalan dan akhiran ditulis serangkai

dan awalan digabung). Selain itu,

Pitaloka, dkk. (2019) juga melakukan

penelitian yang relevan yakni terjadi

kesalahan penulisan kata pada

karangan siswa mengenai kesalahan

penulisan preposisi di, ke, dan dari,

kesalahan penulisan kata dasar dan

kata bentukan. Namun, di balik itu

semua terdapat kesalahan yang lain

pada penelitian ini.

Berdasarkan data hasil penelitian

terdapat kesalahan penulisan kata

dalam karangan siswa. Kesalahan

penulisan kesalahan kata dasar

dilakukan oleh 21 orang, kata

berimbuhan 20 orang, bentuk ulang 16

orang, gabungan kata 19 orang, kata

depan 23 orang, kata partikel 7 orang,

singkatan dan akronim 3 orang, angka

dan bilangan 8 orang, dan kata ganti

18 orang. Adapun kesalahan penulisan

kata adalah sebagai berikut:

a. Kesalahan Penulisan Kata

Dasar

Kesalahan kata dasar

ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data

berkaitan kesalahan penulisan kata

dasar:

1) Aku sangat sangat lincah jadi

setiap hari aku bersemangat.

2) ... kita bentuk bentuk yg cantik

dan rapih.

3) ... aku makan mie rebus

bersama kakak

4) Ayahku juga memberi nasehat

untuk selalu berdoa

5) lalu aku lanjud dengan makan

makan disana.

Page 10: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

44 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

6) Tidak beda lauh dengan saat

belajar di sekolah ...

7) Aku jadi kesulitan saat inggin

bertanya dengan ibu guru.

8) Disana aku naik turrun tangga

9) ... Zil pinjem uang pas duitny

500 rupiah doang

10) ... kalau ada pertanyaan yang

susuah aku meminta tolaong

kakak atau mamas.

Kata dasar ditulis sebagai satu

kesatuan dan menggunakan huruf

yang benar sesuai dengan kaidah

kebahasaan. Data di atas

menunjukkan kesalahan penulisan

kata dasar karena kekurangan

huruf atau kelebihan huruf

sehingga kata menjadi salah.

Pembetulan penulisan data

tersebut, yaitu rapi, mi, nasihat,

lanjut, jauh, ingin, turun, pinjam,

susah, dan tolong. Selain itu, ada

kata yang ditulis rangkap dua,

yang seharusnya cukup ditulis

satu, yakni kata sangat.

b. Kesalahan Penulisan

Berimbuhan

Kesalahan kata berimbuhan

ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data

berkaitan kesalahan penulisan kata

berimbuhan:

1) Kegiatan belajar di lakukan

secara daring ....

2) aku dansemuanya tebangun

untuk salat.

3) ... setelah itu aku pulang

kerumah dan mengejarkan

tugas

4) Pengamalanku Saat liburan

5) ... aku melihat PersiaPPan

makan makan.

6) Setelah itu aku

bengerjakantugas sekolah

yang diberikan oleh bapak ibu

guru.

7) Namun ketika pandemi seperti

ini ibu guru mengawasi

mengunakan zoom meeting.

8) keliburanku di Karate dan di

rumah

9) ... buguru mnyenangkan

seperti menari ,menyayi,

menyeritakan awal masa

belajar pandemi

10) pelak sanaan dirumah salah

satu siswa.

Kata berimbuhan artinya kata

dasar tersebut memiliki awalan,

sisipan, akhiran, atau gabungan

awalan dan akhiran. Data di atas

adalah beberapa contoh data yang

menunjukkan kesalahan siswa

dalam menuliskan kata

berimbuhan. Hal ini membuktikan

bahwa kesalahan penulisan kata

berimbuhan dikarenakan oleh

kekurangan huruf atau kelebihan

huruf sehingga kata berimbuhan

menjadi salah. Adapun

pembetulan dari kata yang

dimaksud adalah dilakukan,

terbangun, mengerjakan,

pengalamanku, persiapan,

mengerjakan, menggunakan,

liburanku, menyenangkan,

menyanyi, menceritakan, dan

pelaksanaan.

c. Kesalahan Penulisan Bentuk

Ulang

Kesalahan penulisan bentuk

ulang ditemukan dalam karangan

siswa. Berikut ini beberapa contoh

data berkaitan kesalahan penulisan

bentuk ulang:

1) Tapi adek”ku malah pada

bermain trek”kan, boneka, dan

lain”.

Page 11: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

45 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

2) ... kita bentuk bentuk yg

cantik dan rapih.

3) Tetapi semua keluargaku mau

bersiap siap untuk pulang naik

mobil.

4) ... sungguh sangat bosan sekali

hari hariku seperti ini.

5) Kita harus bersungguh.

Bentuk ulang ditulis dengan

menggunakan tanda hubung (-) di

antara unsur-unsurnya. Data di

atas menunjukkan bentuk kata

ulang ditulis dengan tidak

menggunakan tanda hubung. Hal

ini membuktikan bahwa terjadi

kesalahan penulisan bentuk ulang.

Pembetulan dari bentuk ulang

tersebut, yaitu adik-adikku, truk-

trukkan, lain-lain, bentuk-bentuk,

bersiap-siap, dan hari-hariku.

Selain itu, ada juga bentuk ulang

yang kurang tepat karena kurang

kata, yakni bersungguh. Bentuk

ulang yang benar yaitu

bersungguh-sungguh.

f. Kesalahan Penulisan Gabungan

Kata

Kesalahan penulisan gabungan

kata ditemukan dalam karangan

siswa. Berikut ini beberapa contoh

data berkaitan kesalahan penulisan

gabungan kata:

1) Sekolah yang

sangatkurindukan.

2) ... dan rindu untukmemakai

lagi baju seragam olah raga.

3) Disini aku benar-benar dilatih

mandiri untuk belajar dan

bertanggungjawab

4) ... tetapi ada kalanya

orangtuaku sedang sibuk

bekerja

5) ... menerapkan sistem belajar

jarak jauh atau disebut luring.

6) Terimakasih kepada guru

kelasku terutama bu Indri yang

membimbing dan memberi

tugas walaupun lewat online.

7) Saya tidak dapat bertemu

dengan teman-teman dan juga

ibu bapak guru.

Ada beberapa kesalahan yang

terjadi dalam penulisan gabungan

kata. Gabungan kata yang lazim

ditulis secara terpisah. Pada data di

atas ada gabungan kata lazim yang

ditulis serangkai. Adapun

pembetulan dari gabungan kata

mengacu data tersebut adalah

sangat kurindukan, orang tuaku,

belajar jarak jauh atau disebut

daring, dan terima kasih.

Selanjutnya, gabungan kata yang

dapat menimbulkan salah

pengertian ditulis dengan

membubuhkan tanda hubung di

antara unsur-unsurnya. Di dalam

data tersebut belum menyertakan

tanda hubung. Pembetulan

gabungan kata berdasarkan data di

atas yaitu bapak ibu-guru. Di sisi

lain, gabungan kata yang

penulisannya terpisah tetap ditulis

terpisah jika mendapat awalan atau

akhiran. Pada data di atas

ditemukan penulisan kata yang

mendapat awalan ditulis serangkai.

Oleh karena itu, penulisan yang

betul menjadi bertanggung jawab.

Selain itu, gabungan kata yang

sudah padu ditulis serangkai. Data

di atas menunjukkan penulisan

gabungan kata yang dimaksud

ditulis terpisah oleh siswa. Adapun

gabungan kata yang betul adalah

olahraga.

g. Kesalahan Penulisan Kata Depan

Page 12: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

46 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

Kesalahan kata depan

ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data

berkaitan kesalahan penulisan kata

depan:

1) Beberapa hari dirumah aku

sudah mulai bosan.

2) Pada siang hari semua keluarga

ku kerumah aku untuk bermain

3) ada yg dikamar ke satu

4) Tapi aku mainan diruang tamu

dan tertidur.

5) Dipertengahan bulan maret

sekolahku di liburkan,semua

kegiatan ....

Penulisan kata depan di, ke,

dari ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya. Dilihat dari data di

atas penulisan kata depan masih

kurang tepat karena ditulis

serangkai dengan kata yang

mengikutinya. Adapun pembetulan

kesalahan penulisan kata depan

yaitu di rumah, ke rumah, di kamar,

dan di pertengahan bulan.

h. Kesalahan Penulisan Kata

Partikel

Kesalahan kata partikel

ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data

berkaitan kesalahan penulisan kata

partikel:

1) lagi lagi aku dan adek

menghabiskan kuenya saja lah.

2) akuPun Pamit Sama Saudaraku

3) Ibuku lah yang rajin menjadi

bel sekolah yang memberi

Kata partikel -lah ditulis

serangkai dengan kata yang

mendahuluinya. Data di atas

menunjukkan adanya kesalahan

penulisan kata partikel lah karena

ditulis terpisah. Pembetulan

partikel lah pada data tersebut yaitu

sajalah dan Ibukulah. Selanjutnya,

kata partikel pun ditulis terpisah

dengan kata yang mendahuluinya.

Di dalam data tersebut partikel pun

ditulis serangkai. Pembetulan dari

data di atas yaitu aku pun dan saya

pun.

i. Kesalahan Penulisan Singkatan

dan Akronim

Kesalahan penulisan singkatan

dan akronim ditemukan dalam

karangan siswa. Berikut ini

beberapa contoh data berkaitan

kesalahan penulisan singkatan dan

akronim:

1) Untung kakak ku hampir tamat

smk ....

2) ... aku diceritakan dari bkc awal

samPai sekarang ....

3) Setelah shalat, aku menonton tv

sebentar.

Singkatan yang terdiri atas

huruf awal setiap kata yang bukan

nama diri ditulis dengan huruf

kapital tanpa tanda titik. Data di

atas menunjukkan adanya

kesalahan penulisan singkatan

karena ditulis dengan huruf kecil.

Pembetulan dari kesalahan tersebut

yaitu SMK, BKC, dan TV.

j. Kesalahan Penulisan Angka dan

Bilangan

Kesalahan penulisan angka dan

bilangan ditemukan dalam

karangan siswa. Berikut ini

beberapa contoh data berkaitan

kesalahan penulisan angka dan

bilangan:

1) Di kelasku 4.A, sudah

dibuatkan 3 ruang belajar

2) Aku sekolah di SD Negeri

Kutosari 4 Kebumen, Jawa

Tengah kelas IV A.

Page 13: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

47 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

3) Waktu itu saya masih duduk

dibangku sekolah kelas 3

semester 2.

4) 2 anak omku sudah meninggal.

5) Harga karcis di pantai GLagah

6.000.

6) ... Zil pinjem uang pas duitny

500 rupiah doang

Bilangan tingkat dapat ditulis

dengan angka romawi. Dari data di

atas dapat dilihat bahwa siswa

menuliskan bilangan tingkat

dengan angka arab. Pembetulan

dari data tersebut yaitu IV A dan

III. Selanjutnya, penulisan SD

Negeri Kutosari 4 Kebumen

menjadi SD Negeri 4 Kutosari.

Dalam kasus ini penulisan angka

pada nama sekolah dasar kurang

tepat.

Selanjutnya, bilangan pada awal

kata ditulis dengan huruf. Data ke-4

menunjukkan bahwa bilangan di

awal kata ditulis dengan angka. Hal

ini tidak sesuai dengan PUEBI.

Pembetulan dari kalimat tersebut

yaitu dua anak omku sudah

meninggal. Selain itu, angka dipakai

untuk menyatakan nilai uang.

Penulisan di atas belum sesuai

dengan PUEBI. Pembetulannya yaitu

Rp6.000,00 dan Rp500,00.

k. Kesalahan Penulisan Kata Ganti

Kesalahan kata ganti ditemukan

dalam karangan siswa. Berikut ini

beberapa contoh data berkaitan

kesalahan penulisan kata ganti:

a) Aku dan teman-teman ku belajar

dirumah.

b) Ibu ku pun terkadang tidak sabar

saat mengajariku.

c) Saat siang aku bermain dengan

adik dan menonton acara

kesukaan ku.

d) ... karena sedang hamil jadi harus

ku bantu agar tidak kecapean.

e) ... aku bersantai di mobil dan

akhir nya kami samPai dirumah.

f) Menurut ku pembelajaran ada

kekurangannya dan ada

kelebihannya.

g) harimau-harimau nya ada

banyak warna putih dan oren

Kata ganti ku ditulis serangkai

dengan kata yang mengikutinya atau

yang mendahuluinya, sedangkan -

nya ditulis serangkai dengan kata

yang mengikutinya. Pembetulan dari

data di atas, yaitu teman-temanku,

ibuku, kesukaanku, kubantu,

akhirnya, menurutku, dan harimau-

harimaunya.

3. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca

Kesalahan ejaan tentang pemakaian

tanda baca berjumlah 604 kesalahan.

Kesalahan pemakaian tanda baca ini

antara lain kesalahan penulisan titik

yaitu 211 kesalahan, kesalahan

penulisan tanda koma 324 kesalahan,

titik dua 5 kesalahan, tanda hubung 50

kesalahan, tanda pisah 5 kesalahan,

tanda tanya 2 kesalahan, tanda seru 3

kesalahan, dan tanda petik 4 kesalahan.

Kesalahan pemakaian tanda baca yang

paling banyak ditemukan yaitu

kesalahan pemakaian tanda koma

sebanyak 324 kesalahan dan kesalahan

yang paling sedikit yaitu 2 kesalahan

pemakaian tanda tanya.

Kesalahan tanda baca yang sudah

disebutkan di atas relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Alfiana

(2018) bahwa kesalahan yang terjadi

yaitu penggunaan tanda titik yang tidak

dipakai di akhir kalimat pernyataan.,

Tanda koma tidak dipakai di antara

unsur-unsur pemerincian, di belakang

kata atau ungkapan penghubung antar

Page 14: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

48 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

kalimat, dan untuk memisahkan anak

kalimat yang mendahului induk kalimat

- Selanjutnya, tanda hubung tidak dipakai

untuk menandai bagian kata yang

terpenggal oleh pergantian baris. Selain

itu, penelitian Pitaloka, dkk (2019) juga

rekevan, buktinya terjadi kesalahan

penggunaan tanda baca pada karangan

siswa meliputi: kesalahan penggunaan

tanda titik (.), kesalahan penggunaan

tanda koma (,), kesalahan penggunaan

tanda (:), kesalahan penggunaan tanda

(?), dan kesalahan penggunaan tanda

hubung (-).

Kesalahan pemakaian tanda baca

masih dilakukan oleh siswa kelas IV A

SDN 4 Kutosari. Kesalahan pemakaian

tanda titik dilakukan oleh 24 orang,

tanda koma 26 orang, titik dua 2 orang,

tanda hubung 11 orang, tanda pisah 2

orang, tanda tanya 1 orang, tanda seru 2

orang, dan tanda petik 3 orang. Berikut

penjelasan lebih lanjut kesalahan

pemakaian tanda baca:

a. Kesalahan Pemakaian Tanda Titik

Kesalahan pemakaian tanda titik

ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data

berkaitan kesalahan penulisan tanda

titik:

1) Aku ke pantai naik mobil.

Bersama keluargaku.

2) aku Pergi Ke Rumah Saudaraku

aku kesana PaKai mobil.

3) Setelah aku nyiciPin em Rasanya

enak kata aku

4) ibu ku berkata “Fabian Janganlah

kau bercanda”.

5) Semoga diawal tahun 2021 bisa

bertatap muka kembali ... cepat

pergi dan hilang,

6) Salam TAKJUB ....!!!!

7) Disana aku naik turrun tangga

8) “Pandemi belum berlalu”, kata

ibuku.

Tanda titik digunakan pada akhir

kalimat pernyataan. Data di atas

menunjukkan adanya kesalahan

pemakaian tanda titik. Kesalahan

lainnya ada tanda titik di tengah-

tengah kalimat yang belum selesai

atau tidak ada tanda titik setelah

kalimat pernyataan selesai.

Pembetulannya, yaitu (1) Aku ke

pantai naik mobil ersama

keluargaku. (2) Aku pergi ke rumah

saudaraku. Aku ke sana pakai mobil.

(3) Setelah aku nyicipin, “Em

rasanya enak.” kata aku. (4) Ibuku

berkata, “Fabian janganlah kau

bercanda.” (5) Semoga di awal tahun

2021 bisa bertatap muka kembali ...

cepat pergi dan hilang. (6) Salam

TAKJUB! (7) Di sana aku naik turun

tangga. (8) “Pandemi belum

berlalu.”, kata Ibuku.

b. Kesalahan Pemakaian Tanda

Koma

Kesalahan pemakaian tanda

koma ditemukan dalam karangan

siswa. Berikut ini beberapa contoh

data berkaitan kesalahan penulisan

tanda koma:

1) Jadi punya waktu bermain lebih

banyak dirumah.

2) Agar tidak bosan belajar

dirumah aku dan ibuku

membuat cemilan ...

3) Jika hari minggu aku

membersihkan rumah bersama.

4) Setelah itu aku membantu orang

tua ...

5) Setelah mendengar adzan aku

shalat ...

6) ... yang diampu oleh Ibu

Indriwali kelasku, ruang Kelas

Penjas 4.A yang diampu oleh

Page 15: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

49 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

Pak Reza guru penjasku, dan ...

Ibu Shindy guru PAI ku

7) ibu ku berkata “Fabian

Janganlah kau bercanda”.

8) Semoga diawal tahun 2021 bisa

bertatap muka kembali ... cepat

pergi dan hilang,

9) ... aku bangun padi makan dan

mandi.

10) OH iya, aku mau pergi, kita

kapan-kapan bertemu lagi ya.

11) Aku menjawab “Okelah kalo

begitu, Mari kita Masak”

12) ... sebelum datangnya virus

Corona. Tetapi semua kesedihan

ini ....

Tanda koma dipakai di antara

unsur-unsur dalam suatu

pemerincian. Pembetulan dari

beberapa kalimat di atas, yaitu ... aku

bangun pagi, makan, dan mandi.

Selanjutnya, tanda koma dipakai

sebelum kata penghubung, seperti

tetapi, melainkan, dan sedangkan,

dalam kalimat majemuk setara.

Pembetulannya, ... sebelum

datangnya virus Corona, tetapi

semua kesedihan ini ....

Di sisi lain, tanda koma juga

digunakan untuk memisahkan anak

kalimat yang mendahului induk

kalimatnya. Pembetulan dari data di

atas yaitu Agar tidak bosan belajar di

rumah, aku dan ibuku membuat

cemilan. Selanjutnya, tanda koma

digunakan di belakang kata atau

ungkapan penghubung antar kalimat.

Pembetulannya, yaitu (1) Jadi, punya

waktu bermain lebih banyak

dirumah. (2) Setelah itu, aku

membantu orang tua ... (3) Setelah

mendengar adzan, aku shalat ...

Kemudian, tanda koma juga

dipakai sebelum dan/ atau sesudah

kata seru. Pembetulan dari data di

atas, yaitu Oh, iya, aku mau pergi,

kita kapan-kapan bertemu lagi ya.

Seterusya, tanda koma digunakan

untuk memisahkan petikan langsung

dari bagian lain dalam kalimat.

Pembetulannya, yaitu (1) Ibuku

berkata, “Fabian janganlah kau

bercanda.” (2) Aku menjawab,

“Okelah kalo begitu, mari kita

masak!”

Tanda koma dipakai untuk

mengapit keterangan tambahan atau

keterangan aposisi. Pembetulannya,

yaitu ... yang diampu oleh Ibu Indri,

wali kelasku, ruang kelas penjas IV

A yang diampu oleh Pak Reza, guru

penjasku, dan ... Ibu Shindy, guru

PAI-ku. Tanda koma juga dapat

dipakai di belakang keterangan yang

terdapat pada awal kalimat untuk

menghindari salah baca/salah

pengertian. Pembetulannya yaitu

Jika hari minggu, aku membersihkan

rumah bersama. Selain itu, kesalahan

pemakaian tanda koma juga terjadi

ketika ditulis pada akhir kalimat.

Pembetulannya, semoga di awal

tahun 2021 bisa bertatap muka

kembali ... cepat pergi dan hilang.

c. Kesalahan Pemakaian Titik Dua

Kesalahan pemakaian tanda titik

dua ditemukan dalam karangan

siswa. Berikut ini beberapa contoh

data berkaitan kesalahan penulisan

tanda titik dua:

1) Pada pandemi aku selalu

pakemasker lakukan 3m

memakai mask, mencuci tangai

menjaga jarak

2) ... aku mulai mengerjakan dari

jam 08:30 sampai jam 11:30.

Tanda titik dua dipakai pada

akhir suatu pernyataan lengkap yang

Page 16: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

50 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

diikuti pemerincian atau penjelasan.

Data di atas menunjukkan bahwa

terjadi kesalahan pemakaian tanda

titik dua karena pernyataan lengkap

yang diikuti pemerincian tidak ada

tanda titik dua. Pembetulannya, yaitu

pada pandemi aku selalu pakai

masker lakukan 3M: memakai

masker, mencuci tangan, dan

menjaga jarak. Selain itu, ada

kesalahan penggunaan titik dua pada

penulisan jam, seharusnya

menggunakan tanda titik, 08.30

sampai jam 11.30.

d. Kesalahan Pemakaian Tanda

Hubung

Kesalahan pemakaian tanda

hubung ditemukan dalam karangan

siswa. Berikut ini beberapa contoh

data berkaitan kesalahan penulisan

tanda hubung:

1) guru penjasku, dan ... Ibu Shindy

guru PAI ku.

2) Perja

lananya naik-naik dan motornya

tidak bisa dinyalakan.

3) Setelah shol

at saya tidur.

4) Yang biasanya dilakukan di

sekolah sekarang tidak, karena

adanya Covid 19.

5) ... di kebumen dan Ci

Lacap sudah meninggal

semua

6) ... ayahku sehat dan panjjang

umur sampai aku mem

punyai anak

7) lagi lagi aku dan adek

menghabiskan kuenya saja lah.

Tanda hubung dipakai untuk

menandai bagian kata yang

terpenggal oleh pergantian baris.

Pembetulan dari data di atas meliputi

a) Perja-

lananya naik-naik dan motornya

tidak bisa dinyalakan.

b) Setelah shol-

at saya tidur.

c) ... di kebumen dan Ci-

lacap sudah meninggal semua

d) ... ayahku sehat dan panjjang

umur sampai aku mem-

punyai anak

Selanjutnya, tanda hubung

dipakai untuk manyambung unsur

kata ulang. Pembetulan dari data di

atas yaitu menjadi lagi-lagi. Tanda

hubung dupakai untuk merangkai

huruf dan angka. Data di atas tidak

menyertakan tanda hubung.

Pembetulan dari data di atas yaitu

Covid-19. Selain itu, tanda hubung

juga dipakai untuk merangkai kata

ganti -ku dengan singkatan yang

berupa huruf kapital. Pembetulan

dari data di atas yaitu guru penjasku,

dan ... Ibu Shindy guru PAI-ku.

e. Kesalahan Pemakaian Tanda

Pisah

Kesalahan pemakaian tanda

pisah ditemukan dalam karangan

siswa. Berikut ini beberapa contoh

data berkaitan kesalahan penulisan

tanda pisah:

1) Kemudian aku mandi, sarapan,

dan siap – siap untuk berangkat

sekolah.

2) ... yang diampu oleh Ibu

Indriwali kelasku, ruang Kelas

Penjas 4.A yang diampu oleh

Pak Reza guru penjasku, dan ...

Ibu Shindy guru PAI ku

3) Angat tidak enak sekali karena

tidak ada teman – teman yang

lengkap.

Kesalahan penggunaan tanda

pisah dari data di atas yaitu pada

bentuk ulang yang seharusnya

Page 17: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

51 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

menggunakan tanda hubung justru

menggunakan tanda pisah. Oleh

karena itu, pembetulan dari data di

atas yaitu siap-siap dan teman-

teman. Selanjutnya, tanda pisah

dapat digunakan untuk menegaskan

adanya keterangan aposisi atau

keterangan lainnnya. Pembetulan

dari data di atas yaitu berkaitan

dengan keterangan aposisi, Ibu

Indri–wali kelasku, Pak Reza–guru

penjasku, dan Bu Shindy–guru PAI-

ku.

f. Kesalahan Pemakaian Tanda

Tanya

Kesalahan pemakaian tanda

tanya ditemukan dalam karangan

siswa. Berikut ini beberapa contoh

data berkaitan kesalahan penulisan

tanda tanya:

1) Aku bertanya kepada ibuku “

Hari ini kita masak apa bu”.

2) Ibuku menjawab “Bagaimana

kalo kita nyayur sop nanti

lauknya ayam”.

Tanya tanya dipakai di akhir

kalimat tanya. Data di atas

menunjukkan adanya kalimat tanya,

tetapi tidak diakhiri tanda tanya.

Pembetulannya yaitu “Hari ini kita

masak apa Bu?” dan “Bagaimana

kalo kita nyayur sop nanti lauknya

ayam?”

g. Kesalahan Pemakaian Tanda Seru

Kesalahan pemakaian tanda seru

ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data

berkaitan kesalahan penulisan tanda

seru:

1) Amin amin...!!!.

2) Salam TAKJUB ....!!!!

3) Aku menjawab “Okelah kalo

begitu, Mari kita Masak”

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri

ungkapan atau pernyataan yang

berupa seruan. Data di atas

mengalami kesalahan tanda seru.

Pembetulan dari data di atas, yaitu

(1) Amin amin. (2) Salam TAKJUB!

(3) Aku menjawab “Okelah kalau

begitu, mari kita masak!”

h. Kesalahan Pemakaian Tanda

Petik

Kesalahan pemakaian tanda petik

ditemukan dalam karangan siswa.

Berikut ini beberapa contoh data

berkaitan kesalahan penulisan tanda

petik:

1) Setelah aku nyiciPin em

Rasanya enak kata aku

2) Di tengah jaLan saya meLihat

patung dan dibawahnya ada

tulisan Kulon Progo.

3) ... dan menyanyikan Lagu

Indonesia Raya, kemudian

bersiap belajar ....

Tanda petik dipakai untuk

mengapit petikan langsung yang

berasal dari pembicaraan, naskah,

atau bahan tertulis lain.

Pembetulannya dari data di atas

yaitu 1) Setelah aku nyicipin, “Em,

rasanya enak.” kata Aku. 2) Di

tengah jalan saya melihat patung dan

di bawahnya ada tulisan “Kulon

Progo.”

Selanjutnya, tanda petik dipakai

untuk mengapit judul lagu yang

dipakai dalam kalimat. Data di atas

menunjukkan kesalahan penggunaan

tanda petik pada penulisan judul

lagu. Pembetulannya, yaitu ... dan

menyanyikan lagu “Indonesia Raya”,

kemudian bersiap belajar ....

4. Kesalahan Penulisan Unsur Serapan

Kesalahan penulisan unsur serapan

dalam karangan siswa hanya sedikit

Page 18: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

52 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

terjadi yaitu kesalahan penulisan unsur

asing yang penulisan dan

pengucapannya disesuaikan dengan

kaidah bahasa Indonesia berjumlah 8

kesalahan.

Kesalahan penulisan unsur serapan

dalam karangan siswa hanya sedikit

terjadi yaitu kesalahan penulisan unsur

asing yang penulisan dan

pengucapannya disesuaikan dengan

kaidah bahasa Indonesia berjumlah 8

kesalahan. Beberapa data yang

mengalami kesalahan penulisan unsur

serapan yaitu:

a. Setelah mendengar adzan aku shalat

b. Setelah saya mendengar suara adzan

saya sholat dengan keluarga saya.

c. Sehabis tidur saya sholat ashar dan

ngaji bersama sodara.

Penulisan unsur serapan di atas

kurang tepat karena tidak sesuai dengan

PUEBI. Huruf sad (arab) menjadi s,

maka menjadi asar dan huruf zal (arab)

menjadi z, maka menjadi azan.

Alasan Terjadi Kesalahan Ejaan dalam

Karangan Siswa Kelas IV

Hasil penelitian yang dilakukan

menemukan beberapa faktor atau alasan-alasan

yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan

ejaan dalam karangan. Adapun faktor penyebab

terjadinya kesalahan ejaan antara lain:

terpengaruh dengan bahasa yang lebih dulu

dikuasainya, ketepatan dalam menerapkan

kaidah bahasa, pelaksanaan pembelajaran yang

kurang mendukung, kurang lancarnya dalam

menggunakan bahasa Indonesia, kemampuan

siswa untuk berpikir abstrak, kondisi tubuh

yang kurang sehat, lingkungan sekitar yang

kurang mendukung, pengaruh penggunaan

gawai atau televisi yang kurang bijak, lupa,

tidak tahu PUEBI, dan kurangnya literasi.

Hal ini relevan dengan peelitian yang

telah dilakukan oleh Khotimah dan Suryandari

(2016) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan siswa dalam

menulis karangan, yaitu 1) kurang lancarnya

mereka dalam mengeluarkan ide-ide

menggunakan bahasa Indonesia, 2) kurang

terbiasanya mereka menggunakan bahasa

Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari, 3)

kurangnya pemahaman siswa tentang tema

cerita, 4) kurangnya kemampuan mereka dalam

berpikir abstrak, dan 5) perkembangan kognisi

siswa yang baru mencapai tahap operasional

konkret. Selain itu, penelitian yang dilakukan

oleh Pitaloka, dkk. (2019) juga selaras dengan

hasil penelitian bahwa tiga kemungkinan

penyebab orang melakukan kesalahan

berbahasa yakni terpengaruh oleh bahasa yang

lebih dahulu dikuasainya, kekurangpahaman

pemakaian bahasa yang dipakainya, dan

pengajaran bahasa yang kurang tepat.

Selain itu, ditemukan faktor lain yang telah

disebutkan di atas yakni kondisi yang kurang

sehat, lingkungan sekitar yang kurang

mendukung, pengaruh penggunaan HP dan

televisi yang kurang bijak, dan kurangnya

literasi. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini

alasan terjadinya kesalahan ejaan dapat

dikelompokkan mejadi dua, faktor internal dan

eksternal.

SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini yaitu,

pertama pembelajaran kaidah ejaan di kelas IV

A SDN 4 Kutosari tahun ajaran 2020/2021

sudah diselipkan ke dalam materi tertentu yang

berkaitan dengan ejaan sehingga belum secara

menyeluruh. Kedua, kesalahan ejaan yang

terjadi dalam karangan siswa kelas IV SDN 4

Kutosari tahun ajaran 2020/2021 yaitu

kesalahan pemakaian huruf yang meliputi :

vokal, konsonan, diftong, kapital, miring, dan

tebal.

Selanjutnya, kesalahan penulisan kata

meliputi: kata dasar, berimbuhan, bentuk ulang,

gabungan kata, kata depan, kata partikel,

singkatan dan akronim, angka dan bilangan,

dan kata ganti. Lalu, kesalahan pemakaian

Page 19: ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM KARANGAN SISWA …

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

53 | Febriyanti Umi Khabibah1, Suhartono2, Rokhmaniyah3, 35-53

tanda baca meliputi: tanda titik, koma, titik

dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya,

tanda seru, dan tanda petik. Selain itu, di dalam

penelitian ini juga terdapat kesalahan penulisan

unsur serapan mengenai penulisan unsur asing

yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan

dengan kaidah bahasa Indonesia.

Kesalahan tersebut hendaknya dapat

dijadikan sebagai masukan, agar lebih teliti

dalam menerapkan penggunaan ejaan. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa

siswa harus ditingkatkan agar dapat menekan

kesalahan-kesalahan tersebut. Selain itu,

kesalahan ejaan ini dapat digunakan sebagai

evaluasi oleh siswa ataupun guru sehingga

dapat mengambil langkah yang tepat untuk

dapat mencegah terjadinya kesalahan ejaan

yang serupa. Hal ini dilakukan demi

meningkatkan kemampuan berbahasa

seseorang menjadi baik dan benar. Ketiga,

alasan terjadinya kesalahan ejaan ada dua,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiana, N. (2018). Analisis Kesalahan

Berbahasa Indonesia Tataran Ejaan

dalam Karangan Siswa. Prosiding

Konfereni Ilmiah Dasar, 1, 67-78.

Madiun: Universitas PGRI Madiun.

Diperoleh 29 September 2020, dari http:

//prosiding.unipma.ac.id/index.php/KID

Ardianto, S. (2018). Analisis Kemampuan

Menulis Karangan Narasi dengan Tema

Peristiwa dalam Kehidupan pada Muatan

Bahasa Indonesia. Jurnal Dinamika

Pendidikan Dasar,10 (2), 112-121.

Diperoleh pada tanggal 29 September

2020, dari

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php

/Dinamika/article/download/3897/2319

Ginting, S.A. (2019). Lexical Formation Error

in the Descriptive Writing of Indonesian

Tertiary EFL Learners. International

Journal of Linguistics, Literature and

Translation (IJLLT). 2 (1), 85-89.

Diperoleh 23 Oktober 2020, dari

https://eric.ed.gov/?q=analysis+of+indon

esian+spelling+errors&id=ED593440

Hamlan, K. A. K. (2018). Analisis Kesalahan

Penulisan Kata pada Karangan Deskripsi

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banawa

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

Jurnal Bahasa dan Sastra, 3 (3).

Diperoleh 29 September 2020, dari http:

//jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS

/article/view/10053

Nugraheni, M. M. D. I. (2017). Analisis

Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-

Guru Sekolah Dasar Kabupaten

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun

2015. Skripsi. Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Permendikbud RI Nomor 50 tentang Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia. (2015).

Pitaloka, T., Purnamasari, I. dan Arifin, Z.

(2019). Analisis Kesalahan Ejaan pada

Penyusunan Karangan Teks Deskriptif

Sekolah Dasar. Journal of Primary and

Children’s Education, 2 (1), 11-17.

Diperoleh 28 September 2020, dari http:

//jurnal.unw.ac.id

Purwo, A. (2019). Analisis Kesalahan Ejaan

dalam Karangan Siswa pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III

SDN 2 Mojoarum Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran

2018/2019. JURNAL PENA SD, 05 (01),

1-7. Diperoleh 28 September 2020, dari

https:

//jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.

php/pena-sd/article/view/1537

Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus dalam

Penelitian Kualitatif Konsep dan

Prosedurnya. Jurnal Ilmiah.

Malang:Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Diperoleh 15 November 2020 dari

http://repository.uin-malang.ac.id/1104/

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sidiq, U. dan Choiri, M. (2019). Metode

Penelitian Kualitatif di Bidang

Pendidikan. Ponorogo: Nata Karya.