ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS...

212
ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KADOMAS KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2014 - 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penilitian Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh MAYANGSARI 6661112293 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2016

Transcript of ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS...

Page 1: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK

BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI

KELURAHAN KADOMAS KABUPATEN PANDEGLANG

TAHUN 2014 - 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penilitian Pada Konsentrasi Manajemen

Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

MAYANGSARI

6661112293

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2016

Page 2: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 3: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 4: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 5: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

“SUCCESS IS THE ABILITY TO GO FROM ONE

FAILURE TO ANOTHER WITH NO LOSS OF

ENTHUSIASM”

(Sir Winston Churchill, Great Britain Prime Minister on World War II)

“Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan ke

kegagalan yang lain tanpa kehilangan keinginan untuk berhasil”

...Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta yang tidak pernah

lelah memberikan doa dan dukungan serta adikku dan tak lupa untuk teman-teman

yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan doanya...

Page 6: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

ABSTRAK

Mayangsari, NIM 6661112293, Analisis Kepatuhan Masyarakat dalam

Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kelurahan

Kadomas Kabupaten Pandeglang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang

2016. Pembimbing I Rahmawati, S.Sos, M.Si, Pembimbing II Deden M Haris,

S.Sos, M.Si.s

Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, PBB-P2

Fokus penelitian ini adalah Kepatuhan Masyarakat dalam Membayar Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang, dan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan masyarakat dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Obyek penelitian adalah wajib

pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang. Sementara obyek sekunder adalah aparat dispenda, aparat

kelurahan, para Ketua RT, ketua RW dan wajib pajak. variabel dalam penelitian

kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan

perkotaan. Sedangkan indikator penelitian adalah Aspek yuridis, Aspek

psikologis, dan Aspek Sosiologis. Teknik pengumpulan data menggunakan

wawancara, studi kepustakaan, dan observasi. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif model

interaktif dari Miles dan Hubberman. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

kepatuhan masyarakat kelurahan kadomas dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) masih belum optimal. Hal ini

dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang akan pentingnya membayar PBB-P2 sebagai bentuk

kewajiban kepada Negara. Sedangkan saran yang dapat disampaikan untuk

penelitian tentang kepatuhan masyarakat membayar PBB-P2 di kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang yaitu agar lebih giatnya aparat keluarahan

ataupun dispenda dalam melakukan penagihan dan lebih giatnya memberikan

penyuluhan mengenai membayar PBB-P2 sebagai bentuk kewajiban wajib pajak.

Page 7: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

ABSTRACT

Mayangsari, NIM 6661112293, Public Compliance Analysis In Paying Of The

Tax On Land And Building Rural And Urban In The Village Kadomas

Pandeglang District. Study Program of Public Administration, Faculty of Social

and Political, University of Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, 2016. Advisor I

Rahmawati, S.Sos, M.Si, Advisor II Deden M Haris, S.Sos, M.Si.s

Keywords: Taxpayer Compliance, Land And Building Tax In Rural And Urban

(PBB-P2)

The focus of this research is the public compliance in paying tax on land and

building Rural and Urban in the Village Kadomas Pandeglang District. The

purpose of this research is to know how much the public compliance in paying tax

on land and building Rural and Urban (PBB-P2) in the Village of Kadomas

Pandeglang District, and to know the factors affecting the public compliance in

paying tax on land and building Rural and Urban (PBB-P2). This research is

using qualitative approach. The object of research is the Taxpayer Land and

Building Rural and Urban in the Village of Kadomas Pandeglang District. While

the secondary object is Department Of Local Revenue (Dispenda) officials,

Village officials, the head of the neighborhood association, the head of the pillars

of the citizens and taxpayers. The variables in the research is the public

compliance in paying tax on land and building Rural and Urban. While indicators

of the research is the juridical aspect, psychological aspect, and Sociological

Aspects. Techniques of collecting data using interviews, literature studies, and

observations. Data analysis techniques used in this research was qualitative data

analysis interactive model by Miles and Hubbermanr. Result of the research can

be concluded that public compliance Kadomas Village on paying land and

building tax Rural and Urban (PBB-P2) is still not optimal. This is because the

lack of public awareness of Village Kadomas at Pandeglang District for the

importance of paying tax on land and building Rural and Urban (PBB-P2) as a

form of responsibility to the State. Meanwhile suggestion which can be submitted

to the research about the public compliance to paying tax land and building Rural

and Urban (PBB-P2) in the Village Kadomas Pandeglang District is to be more

active Village officials or Department Of Local Revenue (Dispenda) in collecting

the taxes and more active to provide counseling regarding paying tax on land and

building Rural and Urban (PBB-P2) as a form of taxpayer liabilities.

Page 8: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Alhamdulilah, Puji syukur yang tak terhingga selalu kita panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan cinta-Nya yang telah

diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah

kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga juga para

sahabat. Dan atas berkat, rahmat, karunia, serta ridha-Nya pula penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Adapun dalam penulisan skripsi ini penulis buat dan sampaikan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara dengan “Analisis Kepatuhan

Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang”.

Proses pengerjaan penelitian ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak

pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan

ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada kedua orang tuaku tercinta yang tek henti selalu memberikan do’a, kasih

sayang, serta dukungan dan motivasi dalam pengerjaan penelitian skripsi ini yang

tak pernah ada habisnya.

Pada kesempatan ini juga suatu kebanggan bagi penulis ucapkan

terimakasih yang sedalam-dalamnya untuk berbagai pihak yang telah membantu

dan mendukung, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

Page 9: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

ix

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat., M.Pd, Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S Ikom., M.Ikom Selaku Wakil Dekan II

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si Sebagai Pembantu Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

6. Ibu Listiyaningsih, S.Sos., M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Bapak Riswandi, Ph.D Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Arenawati, S.Sos., M.Si Dosen Pembimbing Akademik Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 10: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

x

9. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses

pembuatan Skripsi.

10. Bapak Deden M Haris, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses

pembuatan Skripsi.

11. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dosen Penguji seminar dan sidang

skripsi yang telah memberikan motivasi dan masukan yang sangat

bermanfaat.

12. Seluruh Dosen dan seluruh Staf Tata Usaha Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

13. Bapak Andry Effendy, ST selaku Kasi Penagihan & Keberatan PBB-P2

dan BPHTB di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang, terima

kasih atas bantuannya yang telah banyak memberikan informasi mengenai

permasalahan penelitian.

14. Bapak Tb. Saepul Bahri, selaku Lurah Kadomas di Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang, yang memberikan data dan informasi yang

dibutuhkan selama wawancara dalam mencari data yang dibutuhkan

peneliti.

15. Seluruh pegawai di Kantor Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

yang telah membantu dalam proses penelitian.

16. Seluruh warga Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang yang telah

membantu dalam memberikan informasi dalam proses pencarian data.

Page 11: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xi

17. Terima kasih kepada kedua orang tua ku yang dengan sabar menghadapi

ku, mendidik dan mendoakan yang terbaik bagi anakmu, atas

dukungannya baik moril maupun materi.

18. Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan, teman-teman di kelas,

baik Reguler ataupun Non Reguler ANE angkatan 2011 yang telah

mengajarkan banyak hal dan saling berbagi cerita semasa kuliah.

19. Semua pihak yang ikut membantu dalam proses penyusunan skripsi yang

tidak dapat disebut satu-persatu.

Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini

masih terdapat kekurangan, baik materis maupun dalam bentuk penyajiannya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif guna

membangun kemajuan yang lebih baik lagi terhadap penelitian skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis

mengucapkan terimakasih.

Wassalam’mualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu.

Serang, Januari 2017

Penulis

Page 12: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN SKIRPSI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang ........................................................................................... 1

I.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 14

I.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 15

I.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 15

I.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 15

I.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 16

I.7 Sistematika Penulisan .............................................................................. 17

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI

DASAR

Page 13: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xiii

2.1 Deskripsi Teori ....................................................................................... 23

2.2 Pengertian Kepatuhan Pajak ................................................................... 23

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pajak .................. 27

2.2.2 Proses Kepatuhan Wajib Pajak ..................................................... 31

2.2.3 Ketidakpatuhan Pajak ................................................................... 32

2.2.4 Ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan .. 35

2.2.5 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak .................................................. 35

2.3 Konsep Pajak .......................................................................................... 37

2.3.1 Definisi Pajak ............................................................................... 38

2.3.2 Fungsi Pajak ................................................................................. 40

2.3.3 Syarat Pemungutan Pajak ............................................................. 42

2.3.4 Asas-Asas Pemungutan Pajak ...................................................... 43

2.3.5 Sistem Pemungutan Pajak ............................................................ 45

2.3.6 Pengelompokan Pajak................................................................... 47

2.3.7 Tata Cara Pemungutan Pajak ........................................................ 48

2.3.8 Hambatan Pemungutan Pajak ....................................................... 49

2.3.9 Hambatan dan Hapusnya Utang Pajak ......................................... 50

2.4 Pajak Daerah ........................................................................................... 50

2.4.1 Pajak Bumi dan Bangunan ........................................................... 53

2.4.2 Obyek Pajak Bumi dan Bangunan ................................................ 54

2.4.3 Pengecualian Obyek Pajak Bumi dan Bangunan ......................... 55

Page 14: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xiv

2.4.4 Subyek Pajak Bumi dan Bangunan .............................................. 55

2.4.5 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ............................... 56

2.4.6 Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak .................................... 56

2.4.7 Dasar Pemghitungan PBB ............................................................ 56

2.4.8 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan

Bangunan...................................................................................... 57

2.4.9 Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan ................................................ 57

2.4.10 Penagihan Pajak Terhutang dengan Surat Paksa ........................ 59

2.4.11 Dasar Hukum .............................................................................. 60

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 60

2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................... 62

2.4 Asumsi Dasar .......................................................................................... 66

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................................... 67

3.2 Fokus Penelitian ..................................................................................... 68

3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 69

3.4 Fenomena yang diamati .......................................................................... 70

3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................ 70

3.4.2 Definisi Operasional ..................................................................... 71

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 72

3.6 Informen Penelitian ................................................................................ 73

Page 15: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xv

3.7 Teknis Penolahan Data dan Analisis Data .............................................. 76

3.7.1 Teknik Pengolahan Data ............................................................... 76

3.7.2 Teknik Analisis Data .................................................................... 82

3.7.2.1 Sumber Data ..................................................................... 85

3.7.2.2 Uji Keabsahan Data.......................................................... 86

3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................... 88

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................... 89

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Pandeglang ................................... 89

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah .............................. 89

4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi DISPENDA ...... 89

4.1.2.2 Kedudukan ....................................................................... 90

4.1.2.3 Tugas Pokok ..................................................................... 90

4.1.2.4 Fungsi ............................................................................... 90

4.1.2.5 Rincian Tugas................................................................... 91

4.1.2.6 Struktur Organisasi........................................................... 94

4.1.2.7 Sumber Daya DISPENDA Kabupaten Pandeglang ......... 95

4.1.2.8 Kondisi Sarana dan Prasarana yang digunakan ............... 95

4.1.2.9 Target dan Realisasi Pendapatan ...................................... 97

4.1.2.10 Visi dan Misi .................................................................. 97

4.1.3 Gambaran Umum Kelurahan Kadomas ........................................ 98

Page 16: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xvi

4.1.3.1 Permasalahan dan Potensi Kelurahan Kadomas ............ 100

4.1.3.2 Tugas dan Fungsi Aparat Kelurahan Kadomas .............. 101

4.1.3.3 Kelompok Jabatan Fungsional ....................................... 102

4.1.3.4 Visi dan Misi Kelurahan Kadomas ................................ 104

4.2 Deskripsi Data ...................................................................................... 104

4.2.1 Data Informan Penelitian ........................................................... 106

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 108

4.3.1 Aspek Yuridis ............................................................................. 109

4.3.2 Aspek Psikologis ........................................................................ 117

4.3.3 Aspek Sosiologis ........................................................................ 124

4.4 Pembahasan .......................................................................................... 128

4.4.1 Aspek Yuridis ............................................................................. 129

4.4.2 Aspek Psikologis ........................................................................ 131

4.4.3 Aspek Sosiologis ........................................................................ 132

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 138

5.2 Saran ..................................................................................................... 138

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 142

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun

Anggaran 2015

Tabel 1.2 Rekapitulasi Laporan Realisasi PBB-P2 Per Kecamatan Tahun Pajak

2015 Per 31 Desember 2015

Tabel 1.3 Realisasi Penerimaan PBB-P2 Perkelurahan Kabupaten Pandeglang

Tahun Anggaran 2014-2015

Tabel 1.4 Evaluasi Penerimaan PBB-P2 Kelurahan Kadomas Kecamatan

Pandeglang Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014-2015

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

Tabel 3.2 Informan Penelitian

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Kadomas

Tabel 4.2 Jumlah Pegawai di Kantor Kelurahan Kadomas Tahun 2016

Tabel 4.3 Kodefikasi Informan Penelitian

Tabel 4.4 Ringkasan Pembahasan

Page 18: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Berfikir

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif

Page 19: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian Untuk Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang.

2. Surat Izin Rekomendasi Penelitian Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang.

3. Surat Izin Penelitian Untuk Kantor Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang.

4. Surat Pernyataan.

5. Member Check.

6. Dokumentasi.

7. Curriculum Vitae.

Page 20: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD

1945. Tujuan utamanya adalah untuk melaksanakan pembangunan nasional.

Maksudnya adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kepatuhan wajib pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang

dilakukan oleh pembayaran pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi

pembangunan yang diharapkan di dalamnya pemenuhannya diberikan secara

sukarela.

Kepatuhan wajib pajak menjadi aspek penting mengingat sistem

perpajakan Indonesia menganut sistem Self Asessment di mana dalam prosesnya

secara mutlak memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung,

membayar dan melapor kewajibannya. Kewajiban dan hak perpajakan menurut

Safri Nurmantu di atas dibagi ke dalam dua kepatuhan meliputi kepatuhan formal

dan kepatuhan material.

Kepatuhan formal dan material ini lebih jelasnya diidentifikasi kembali

dalam keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK/.04/2000. Menurut keputusan

Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000. Kepatuhan wajib pajak dapat

diidentifikasi dari :

Page 21: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

2

“Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2

tahun terakhir, tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,

kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda

pembayaran pajak, tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan

tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir,

dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal

terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada

pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang

paling banyak 5%. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun

terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian, atau pendapat dengan

pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal”.

Menurut Safri Nurmanto dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) mengatakan

bahwa kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana

wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya.

Era otonomi saat ini, menuntut daerahnya untuk berkreasi dalam mencari

sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah daerah, dalam

rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Dengan demikian

pemerintah daerah tidak hanya dituntut untuk mampu menyelenggarakan

pemerintah, pembangunan, dan pelayanan masyarakat akan tetapi secara finansial

mampu untuk segala kebutuhannya. Penyelenggaraan otonomi daerah perlu

menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan

dan keadilan, dan akuntabilitas serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman

daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur

tentang pemerintah daerah yaitu undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang

pemerintah daerah.

Page 22: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

3

Sejak di berlakukannya Undang-undang tersebut, maka pemerintah daerah

adalah penyelenggara urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan dewan

perwakilan rakyat daerah, menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya, dalam sistem dan prinsip negara kesatuan

republik indonesia. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem negara kesatuan republik

indonesia. Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Daerah otonom diharuskan untuk semaksimal mungkin membiayai rumah

tangganya sendiri dari potensi-potensi ekonominya yang terangkum dalam

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah.Dalam pembiayaan pembangunan suatu daerah,

pemerintahan daerah membutuhkan pajak sebagai salah satu sumber penerimaan

daerah. Dengan adanya pemberian otonomi daerah kepada pemerintah daerah dan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah memberikan lebih banyak

kewenangan kepada daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan untuk

Page 23: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

4

mengatur sumber-sumber penerimaan daerah sebagai wujud pelaksanaan otonomi

daerah.

Pemerintah daerah harus mampu mengembangkan dan memaksimalkan

segala sumber daya yang tersedia, guna membiayai penyelenggaraan pemerintah

daerah dan pembangunan daerah. Ada banyak sumber pendapatan daerah, namun

dari berbagai alternatif penerimaan daerah, salah satu upaya yang dilakukan

pemerintahan daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah adalah dengan

memberlakukannya pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak daerah merupakan

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Setiap daerah diberikan jenis sumber pendapatan

yang sama, akan tetapi tidak berarti setiap daerah memiliki jumlah pendapatan

yang sama dalam membiayai kewenangannya. Pendapatan daerah tergantung pada

kondisi yang dimiliki oleh setiap daerah, misalnya jumlah penduduk, luas

wilayah, kekayaan daerah, dan tingkat pertumbuhan ekonomi di setiap daerah.

Pemberian kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan

retribusi daerah telah mengakibatkan pemungutan berbagai jenis pajak dan

retribusi daerah yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Pemungutan ini harus dapat di pahami oleh masyarakat sebagai sumber

penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan undang-undang yang

mengatur tentang pajak daerah dan retribusi daerah yaitu undang-undang No.28

Page 24: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

5

Tahun 2009, undang-undang ini menjadi landasan hukum dalam pemungutan

pajak dan retribusi daerah yang kemudian memberikan kewenangan kepada

daerah untuk memungut atau tidak memungut suatu jenis pajak atau retribusi pada

daerahnya.

Setelah diundangkannya Undang-Undang tersebut, diputuskan bahwa

Pajak Bumi dan Bangunan diserahkan sepenuhnya kepada daerah menjadi salah

satu jenis Pajak Daerah. Undang- undang tersebut mulai berlaku secara efektif

pada tanggal 1 Januari 2010, sedangkan untuk peralihan PBB-P2 ke daerah diberi

tenggang waktu paling lama tanggal 1 Januari 2014. Berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah, bahwa

terdapat jenis-jenis Pajak Daerah di Kabupaten Pandeglang yaitu Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Mineral

Bukan Logam, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan

BPHTB. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang

merupakan pajak atas bumi dan/atau bangunan kecuali kawasan yang digunakan

untuk kegiatan perkebunan, perhutanan dan pertambangan. Penerimaan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) memiliki kontribusi yang

cukup signifikan terhadap perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten

Pandeglang.

Dengan adanya pelimpahan wewenang tersebut pemerintah daerah

berusaha membuat kebijakan-kebijakan untuk mencapai target yang ditetapkan

pemerintah pusat kepada masing-masing pemerintah daerah. Kebijakan yang

Page 25: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

6

ditetapkan pemerintah daerah antara lain adalah menetapkan target-target yang

harus dicapai oleh daerah di tingkat bawahnya, sampai dengan tingkat kelurahan.

Dimana pemungutan di tingkat kelurahan merupakan ujung tombak dari kegiatan

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

secara keseluruhan, karena di tingkat kelurahan para petugas pemungut akan

berhadapan langsung dengan masyarakat wajib pajak dan untuk itulah perananan

kepala daerah sangat dituntut keaktifannya dalam hal pemungutan pajak ini. Bagi

seorang kepala daerah perlu menetapkan data base, di mana saat daerah masing-

masing berada kemudiam dilakukan evaluasi bersama apa terjadi kemajuan atau

tidak. Berkenaan dengan itu, perlu adanya suatu pengakuan dan keberanian untuk

mengakui adanya kemunduran atau kemajuan untuk segera melakukan

penyesuaian-penyesuaian yang lebih strategis, konstruktif, dan progresif.

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai

salah satu komponen yang mendukung dan perimbangan mempunyai pengaruh

terhadap besarnya bagian dana perimbangan yang akan diterima oleh daerah

penghasilan. Oleh karena itu PBB-P2 perlu mendapat perhatian yang serius dan

pemerintah daerah dalam hal penangannya, sehingga nantinya akan dapat

memberikan sumbangan yang besar pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Mengingat pentingnya sumbangan yang diberikan oleh penerimaan PBB-P2 bagi

pembiayaan pembangunan, maka pemungutan PBB-P2 harus dilakukan secara

efektif, sehingga nantinya dapat memenuhi target pemungutan yang telah

ditetapkan. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

termasuk sumber keuangan negara dan pemungutannya sudah didasarkan pada

Page 26: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

7

undang-undang, ini berarti bahwa pemungutan pajak sudah disepakati bersama

antara pemerintah dengan masyarakat. Pajak sebagai salah satu sumber

penerimaan dalam negeri merupakan sektor yang potensial, penerimaan dari

sektor pajak ini selanjutnya dimanfaatkan oleh pemerintahan untuk membangun

sarana dan prasarana kepentingan umum. Mengingat betapa pentingnya peran

masyarakat dalam peran sertanya menanggung pembiayaan negara, maka dituntut

adanya kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak, kondisi masyarakat yang

kurang atau bahkan tidak mengerti pajak, serta tingkat perkembangan intelektual

masyarakat, sehingga mereka tidak melaksanakan kewajibannya dalam membayar

pajak. Mengingat kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 sangat penting

untuk meningkatkan penerimaan negara yang digunakan sebagaian besar untuk

daerah wajib pajak itu sendiri.

Perlawanan pajak yang diikuti anggapan yang salah oleh masyarakat

tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan akan sangat

merugikan bagi negara, oleh karena itu dalam rangka mengurangi atau bahkan

menghilangkan sama sekali hambatan-hambatan tersebut maka perlu diusahakan

suatu kondisi yang membuat masyarakat wajib pajak menjadi sadar, mau dan

mampu membayar pajak. Memberikan bimbingan dan penerangan kepada

masyarakat mengenai manfaat pajak merupakan langkah yang paling dalam

mensosialisasikan pajak tersebut.

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini pada hal-hal yang terkait dengan

kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2, maka peneliti mengambil

Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang sebagai lokasi penelitian. Kelurahan

Page 27: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

8

Kadomas Kabupaten Pandeglang kurang berjalan dengan baik luput dari adanya

masalah dalam kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PBB-P2, sehingga

adanya kecenderungan akan keengganan masyarakat di Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang dalam membayar pajak tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti harus melakukan penelitian ini

karena mengingat kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 merupakan

faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu upaya adanya

pemeriksaan pajak agar masyarakat dapat mematuhi kewajibannya. Sebagian

besar masyarakat yang tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar PBB-P2

otomatis merupakan hambatan dalam pemungutan pajak. hambatan dalam

pemungutan PBB-P2 ini bukanlah merupakan usaha nyata dari masyarakat,

namun karena kondisi masyarakat yang kurang sadar untuk membayar pajak atau

bahkan tidak tahu seluk beluk fungsi pembayaran itu sendiri.

Kelurahan Kadomas merupakan salah satu dari empat kelurahan yang

berada di wilayah Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang yang terdiri dari

Kelurahan pandeglang, kelurahan babakan dan kelurahan kabayan. Adapun

realisasi penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Pandeglang tahun 2015 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 28: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

9

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun

Anggaran 2015

No Jenis Pajak Daerah Target Realisasi Persentase

(%)

1 Pajak Hotel 2.297.500.000 2.783.304.809 121.1

2 Pajak Restoran 820.000.000 1.509.646.659 184.1

3 Pajak Hiburan 22.916.000 4.088.400 17.84

4 Pajak Reklame 760.000.000 854.461.417 112.4

5 Pajak Penerangan

Jalan 8.000.789.000 9.298.010.754 116.2

6 Pajak Parkir 50.750.000 56.045.437 110.4

7 Pajak Air Bawah

Tanh 146.000.000 70.316.617 48.16

8 Pajak Sarang Burung

Walet 95.900.000 - -

9 Pajak Mineral Bukan

Logam 35.000.000 48.309.350 138

10

Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB-

P2)

12.993.389.910 8.931.881.370 68.74

11

Pajak Bea Perolehan

Hak Atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB)

3.600.000.000 5.440.778.407 151.1

Sumber : Data DISPENDA Pajak Daerah Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) menempati urutan ketiga terendah

dengan target pencapaian sebesar Rp. 12.933.389.910 dan realisasi penerimaan

PBB-P2 hanya sebesar Rp. 8.931.881.370 atau setara dengan 68,74%.nh

Page 29: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

10

Tabel 1.2

Rekapitulasi Laporan Realisasi PBB-P2 Per Kecamatan Tahun Pajak 2015

Per 31 Desember 2015

No Kecamatan Target Realisasi %

1 Sumur 232.085.487 205.572.229 88,58

2 Cimangsu 289.650.428 289.777.327 100,04

3 Cibaliung 136.194.309 135.581.769 99,55

4 Cibitung 75.940.261 76.557.716 100,81

5 Cikeusik 337.503.672 340.338.148 100,84

6 Cigeulis 174.488.984 174.554.419 100,04

7 Panimbang 602.384.232 480.515.622 79,77

8 Sobang 207.117.370 179.142.321 86,49

9 Munjul 131.373.140 131.586.513 100,16

10 Angsana 122.513.595 123.687.137 100,96

11 Sidangresmi 113.320.102 107.127.363 94,54

12 Picung 187.027.357 168.624.337 90,16

13 Bojong 64.903.604 65.991.612 101,68

14 Saketi 198.814.139 184.878.796 92,99

15 Cisata 104.998.405 105.096.872 100,09

16 Pagelaran 286.110.168 227.474.560 79,51

17 Patia 67.652.192 67.652.192 100,00

18 Sukaresmi 229.570.637 207.695.267 90,47

19 Labuan 325.197.288 222.751.285 68,50

20 Carita 684.250.624 347.991.621 50,86

21 Jiput 201.257.761 197.096.739 97,93

22 Cikedal 176.476.651 176.736.779 100,15

23 Menes 186.355.406 161.074.977 86,43

24 Pulosari 104.558.569 98.790.199 94,48

25 Mandalawangi 240.054.418 240.301.142 100,10

26 Cimanuk 256.660.424 259.359.007 101,05

27 Cipeucang 150.997.218 150.997.218 100,00

28 Banjar 108.994.649 108.994.649 100,00

29 Kaduhejo 199.418.021 152.583.482 76,51

30 Mekarjaya 100.450.179 98.771.069 98,33

31 Pandeglang 475.940.299 192.286.072 40,40

32 Majasari 356.144.934 180.210.754 50,60

33 Cadasari 198.765.474 176.301.395 88,70

34 Karangtanjung 269.914.298 95.215.512 35,28

35 Koroncong 104.275.659 62.155.409 80,42

Total 7.701.359.954 6.193.771.470 80,42

Sumber : Data DISPENDA PBB-P2 Tahun 2015

Page 30: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

11

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2)

di Kecamatan Pandeglang menempati urutan yang rendah dibandingkan

kecamatan-kecamatan yang lain dengan perolehan target sebesar Rp.

475.940.299,- dan realisasi penerimaan Rp. 192.286.072 atau setara dengan 40,40

%.m

Tabel 1.3

Realisasi penerimaan PBB-P2 Perkelurahan Kabupaten Pandeglang Tahun

Anggaran 2014-2015

No Kelurahan 2014 % 2015 %

Target Realisasi Target Realisasi

1 Pandeglang 288.363.580 147.355.607 51,10 287.548.127 140.344.274 48,80

2 Kabayan 125.348.611 48.360.626 38,58 125.106.515 30.779.558 24,59

3 Kadomas 35.127.659 14.209.407 40,45 34.894.773 8.406.269 24,09

4 babakan 28.005.672 19.784.527 70,64 28.390.884 12.755.971 44,92

Total 476.845.522 229.710.167 48,17 475.940.299 192.286.072 40,40

Sumber : Data DISPENDA PBB-P2 Tahun 2015

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi pada tahun anggaran 2014

sampai dengan 2015 Kelurahan Kadomas terjadi penurunan penerimaan PBB-P2

terkecil dibandingkan dengan 3 (tiga) Kelurahan lain, yakni Kelurahan

Pandeglang, Kelurahan Kabayan dan Kelurahan Babakan, dengan realisasi

penerimaan sebesar Rp.14.209.407 (2014) atau setara dengan 40,45% dari target

Rp. 35.127.659. Sedangkan pada tahun anggaran 2015 Kelurahan Kadomas tidak

mencapai realisasi sebesar Rp. 8.406.269 atau setara dengan 24,09% dari target

sebesar Rp. 34.894.773.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa kepatuhan masyarakat dalam

membayar PBB-P2 pada tahun anggaran 2014 masih rendah, hal tersebut dapat

dilihat dari presentase sebanyak 40,45%. Sedangkan pada tahun anggaran 2015

Page 31: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

12

Kelurahan Kadomas mengalami penurunan yang sangat tinggi dilihat dari presen

tase sebanyak 24,09% .

Berdasarkan wawancara dengan pihak-pihak terkait dan hasil observasi

lapangan, dijumpai berbagai masalah yang terjadi terkait dengan penerimaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang diterima oleh

daerah, diantaranya :

Pertama, masih rendahnya kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2), hal tersebut terlihat dari

jumlah realisasi pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan 2 tahun

terakhir yang terhitung dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 yang belum

mencapai target.

Tabel 1.4

Evaluasi Penerimaan PBB-P2 Kelurahan Kadomas Kecamatan Pandeglang

Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014-2015

TAHUN SPPT TARGET SPPT REALISASI %

2014 2,398 Rp. 27.461.307 72 Rp. 524.117 45,1

2015 2,414 Rp. 27.848.697 42 Rp. 290.199 25,67

Sumber : Data Kelurahan Kadomas

Kurangnya kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 dapat

disebabkan olah banyak faktor antara lain seperti kurang giatnya aparat dalam

melakukan penagihan dan sikap apatis dari masyarakat itu sendiri dalam

membayar pajak.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak H.

Saepul Bahri selaku Lurah di Kelurahan Kadomas Kecamatan Pandeglang

Page 32: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

13

Kabupaten Pandeglang, beliau mengatakan bahwa kepatuhan masyarakat

sebenernya baik tetapi ada saja yang nakal kadang-kadang membayar pajak tidak

seberapa tetapi masyarakat acuh untuk membayar, masyarakat pun ada yang

peduli dan tidak peduli untuk membayar pajak, beliau juga mengatakan pihak

kelurahan sering mengadakan membinaan masyarakat dengan melalui RW dan

RT tetapi hasil tetap tidak maksimal. Namun kurangnya kepatuhan masyarakat

dalam membayar pajak bukan saja hanya disebabkan oleh kurang giatnya aparat

dalam melakukan penagihan, tetapi juga sikap apatis dari masyarakat.

Hal ini juga diperkuat dari wawancara yang peneliti lakukan dengan salah

satu wajib pajak yang bernama Bapak Yanto, beliau mengatakan bahwa memiliki

objek pajak yang bertipe semi permanen sudah 1 tahun ini tidak membayar pajak

bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan karena menurut bapak tersebut

sangat rugi untuk membayarnya. Namun sampai detik ini tidak ada aparat yang

melakukan penagihan pajak.

Selain itu kadang kala wajib pajak yang memiliki objek pajak berada di

luar kota, sehingga kepemilikan objek pajak tidak membayar pajak bumi dan

bangunan perdesaan dan perkotaan setiap tahun. Dan masyarakat yang

mempunyai objek pajak bertipe semi permanen pun tidak mau membayar pajak

karena menurut wajib pajak rugi untuk membayarnya berdasarkan wawancara

dengan Bapak H. Saepul Bahri selaku Lurah di Kelurahan Kadomas Kecamatan

Pandeglang Kabupaten Pandeglang.

Page 33: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

14

Ketiga, tidak adanya sanksi hukum yang ditegakan bagi masyarakat yang

tidak membayar PBB-P2. Hal tersebut diperkuat dari wawancara yang peneliti

lakukan dengan Bapak H. Saepul Bahri selaku Lurah di Kelurahan Kadomas

Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang, beliau mengatakan tidak ada

sanksi hukum yang tegas untuk masyarakat yang tidak membayar PBB-P2 namun

apabila masyarakat tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar hanya

dikenakan sanksi administrasi sebesar 2% perbulan.

Berdasarkan realisasi pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan

perkotaan tterhitung sejak tahun 2014 sampai dengan 2015, Kabupaten

Pandeglang dalam Realisasinya belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Dengan penerimaan terkecil didapatkan oleh Kelurahan Kadomas dengan jumlah

realisasi yang sangat kecil dibandingkan dengan kelurahan yang lainnya seperti

Kelurahan Pandeglang, Kelurahan Kabayan dan Kelurahan Babakan. Sehingga

peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang seberapa tinggi tingkat

kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan

perkotaan di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan hasil wawancara beserta

observasi awal maka peneliti mengidentifikasi masalah terkait dengan :

1. Masih rendahnya kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2).

Page 34: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

15

2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sehingga

kesadaran masyarakat masih rendah.

3. Tidak adanya sanksi hukum yang jelas bagi masyarakat yang tidak

membayar pajak.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti memberikan batasan masalah yaitu

pada Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan sebelumnya

dan berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana karakteristik pembayaran pajak di Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang?

2. Bagaimana sosialisasi pembayaran pajak di Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang?

3. Apa sanksi hukum bagi masyarakat bagi masyarakat yang tidak bayar

pajak di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu

hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian, pada dasarnya

Page 35: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

16

tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh

setelah selesai melakukan penelitian (Hasan, 2002:44).

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui

Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis terkait dengan kontribusi tertentu dalam penyelenggaraan

penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan dunia

akademis.

a. Memperbanyak ilmu pengetahuan dalam dunia akademis khususnya Ilmu

Administrasi Negara.

b. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia

akademis khususnya teori mengenai Analisis Kepatuhan Masyarakat

Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-

P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang, serta mengembangkan

ilmu yang di dapat selama perkuliahan khususnya ManajemenPublik.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dalam

penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, yaitu:

Page 36: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

17

a. Dapat memberikan pemahaman sekaligus informasi terkait dengan hal-hal

Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang. Sehingga penulis dapat mengetahui tingkat kepatuhan

masyarakat dalam membayar PBB-P2 yang dilaksanakan oleh masyarakat

setempat.

3. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi baik secara langsung

atau tidak bagi kepustakaan jurusan Ilmu Administrasi Negara dan bagi kalangan

penulis lainnya yang tertarik untuk mengeksplorasi kembali kajian tentang

Analisis Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah merupakan gambaran tentang ruang

lingkup masalah yang akan diteliti dan alasan penelitian yang dilakukan

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah menyebutkan tentang permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan obyek penelitian. Identifikasi masalah ini

dilakukan pada saat melakukan studi pendahuluan tentang permasalahan

yang akan diteliti

Page 37: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

18

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah memfokuskan pada masalah spesifik yang

akan diajukan dalam rumusan masalah. Pembatasan masalah dapat

diajukan dalam bentuk pernyataan. Selain itu pembatasan masalah juga

disertai lokus dan tujuan adanya permasalhan tersebut

1.4. Rumusan Masalah

Perumusan masalah menjelaskan tentang pertanyaan dan

pernyataan yang akan dibahas dalam penelitian.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini mengungkap tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, sesuai dengan perumusan

masalah yang telah ditetapkan

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini menjelaskan baik secara teoritis maupun

praktis tentang temuan penelitian. Sistematika penulisan menguraikan

tentang isi bab per bab secara singkat dan jelas dari keseluruhan penelitian

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

DASAR

2.1. Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan

permasalahan penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi.

Page 38: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

19

Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep maka peneliti akan

memiliki konsep penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan dengan

rinci untuk penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang

menjadi jawaban atas masalah yang telah dirumuskan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai

sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian.

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca

mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam

hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berpikir

dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikir

peneliti. Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model

penelitian.

2.4. Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Page 39: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

20

Bagian ini menguraikan mengenai pendekatan penelitian yang

digunakan. Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan tertentu

antara lain dapat berbentuk: ex post facto, exsperiment, survey, descriptitive,

case study, action research, dan sebagainya.

3.2. Fokus Penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang akan dilakukan.

3.3. Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan

tempat penelitian, serta alasan memilihnya.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan

jenis alat penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Dalam

penelitian kualitatif, instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

3.5. Informan Penelitian

Informan Penelitian dan key informant ataupun second informant,

menjelaskan tentang pihak-pihak mana saja yang dipilih secara langsung

untuk pengumpulan data-data penelitian.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data menjelaskan tentang teknik analisa beserta

rasionalisasinya. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan sifat data

Page 40: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

21

yang diteliti. Analisis data dilakukan melalui pengkodean dan

pengkodingan data (berdasarkan kategori data), interpretasi data, penulisan

hasil laporan dan keabsahan data.

3.7. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data menjelaskan tentang derajat ketepatan antara

data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh

peneliti.

3.8.Jadwal Penelitian

Menjelaskan jadwal penelitian secara rinci beserta tahapan penelitian

yang akan dilakukan. Jadwal penelitian ditulis dalam bentuk tabel.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari

instansi tempat penelitian dilaksanakan serta hal-hal lain yang terkait

dengan objek penelitian.

4.2. Deskripsi Data

Menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dioleh dari data

mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan.

4.3. Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

Pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan keterbatasan yang

Page 41: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

22

mungkin terdapat dalam pelaksanaan penelitiannya. Keterbatasan tersebut

kemudian dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian lebih lanjut

dalam bidang yang menjadi objek penelitiannya, demi pengembangan ilmu

pengetahuan.

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,

jelas dan mudah dipahami.

5.2. Saran-saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang

diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis

Page 42: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

23

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR

2.1 Deskripsi Teori

Ulber (90:2012)teori adalah satu set atau seperangkat konstruk (variabel)

yang saling berhubungan,definisi, dan proposisi yang menyajikan suatu

pandangan sistematis tentang fenomena dengan memrinci hubungan-hubungan di

anntara variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu. Teori

bukan saja membantu menjawab pertanyaan apa karakteristk suatu fenomena

tertentu (penelitian deskriptif) melainkan juga menjawab pertanyaan menngapa

dan bagaimana hubungan antara suatu fenomena dan fenomena lain.

2.2 Pengertian Kepatuhan Perpajakan

Berdasarkan sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia yaitu Self

Assessment System, dalam hal ini wajib pajak diberikan kebebasan secara penuh

untuk menghitung, menyetor, serta melaporkan besarnya pajak yang terhutang

berdasarkan Undang-Undang perpajakan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal ini

kepatuhan wajib pajak sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kesadaran

wajib pajak tentang pentingnya menerapkan perpajakannya sesuai dengan

Undang-Undang perpajakan yang berlaku di Indonesia. Berikut adalah beberapa

pengertian tentang kepatuhan wajib pajak ( Tax Compliance ) yang ada di

Indonesia :

Page 43: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

24

1. Pengertian Kepatuhan Pajak / Tax Compliance :

Pengertian Kepatuhan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia

(2010:138) dalam Siti Kurnia Rahayu menyatakan bahwa :

Istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam

perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan

merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan

perpajakan.

Pengertian Kepatuhan Pajak menurut Safri Nurmantu (2010:139) dalam

Siti Kurnia Rahayu menyatakan bahwa :

Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya.

Pengertian Pajak menurut Norman D, Nowak (2010:138) yang dikutip oleh

Moh. Zain (2004) dalam Siti Kurnia Rahayu menyatakan bahwa kepatuhan wajib

bajak memiliki beberapa pengertian yaitu :

Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,

tercermin dalam situasi dimana :

a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan

peraturan perudang-undangan perpajakan.

b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.

c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.

d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan

wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak taat, tunduk, sadar, dan

patuh untuk memenuhi kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku di

Indonesia.

Page 44: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

25

2. Pengertian Kepatuhan Material

Pengertian Kepatuhan Material menurut Sefri Nurmantu (2010:138) dalam

Siti Kurnia Rahayu menyatakan bahwa :

Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif

atau hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai

isi dan jiwa Undang-Undang Perpajakan. Kepatuhan material dapat juga

meliputi kepatuhan formal.

Pengertian kepatuhan material menurut Chaizi Nasucha (2006:111) dalam Siti

Kurnia Rahayu menyatakan bahwa :

Kepatuhan material wajib pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib

pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat

Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak

terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantife

atau pada hakikatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakannya serta

kepatuhan dalam hal melakukan penghitungan dan pembayaran pajak yang

terutang sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku di Indonesia.

3. Macam – macam Kepatuhan

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:138) dalam buku Perpajakan Indonesia

menyatakan bahwa ada dua macam kepatuhan, yaitu :

a. Kepatuhan Formal

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

perpajakan. Misalnya ketentuan batas waktu penyampaian Surat

Page 45: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

26

Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Tahunan tanggal 31 Maret.

Apabila wajib pajak telah melaporkan Surat Pemberitahuab Pajak

Penghasilan (SPT PPh) Tahunan sebelum atau pada tanggal 31 Maret.

b. Kepatuhan Material

Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara

substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material

perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.

Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal. Wajib pajak

yang memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak yang mengisi

dengan jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai

ketentuan dan menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu berakhir.

4. Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Indikator kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan dasar pemikiran menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:139) yang

menyatakan bahwa :

Kepatuhan material dapat meliputi kepatuhan formal, wajib pajak yang

memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak yang mengisi dengan

jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan

menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu berakhir.

Kepatuhan pajak menurut International Tax Glossary (1992:296) dalam

Nasucha (2004:131), adalah tingkatan yang menunjukkan wajib pajak patuh atau

tidak patuh terhadap aturan perpajakan di negaranya. Sedangkan menurut Hom

(1993:13) dalam Nasucha (2004:131), kepatuhan dalam perpajakan dapat

diartikan sebagai tingkat sampai dimana wajib pajak mematuhi undang-undang

perpajakan.

Page 46: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

27

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan perpajakan adalah

sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak taat, tunduk dan patuh melaksanakan

ketentuan perpajakan, memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan

hak perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Masalah

kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik bagi negara

maju maupun di negara berkembang. Karena jika wajib pajak tidak patuh maka

akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran,

pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya tindakan

tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang.

Wajib pajak patuh, adalah wajib pajak yang sadar pajak, paham hak dan

kewajiban perpajakannya dan diharapkan peduli pajak yaitu melaksanakan

kewajiban perpajakan dengan benar dan paham akan hak kewajiban

perpajakannya tentunya akan mendapat kemudahan dan fasilitas yang lebih

dibandingkan dengan pemberian pelayanan pada wajib pajak yang belum atau

tidak patuh.

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pajak

Menurut Silviani (1992:274-275) dalam Nasucha (2004:132), untuk

meningkatkan kepatuhan sukarela diperlukan keadilan dan keterbukaan dalam

penerapan peraturan perpajakan, kesederhanaan peraturan, prosedur perpajakan,

dan pelayanan yang baik serta cepat terhadap wajib pajak. Kesadaran dan

kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan tidak hanya tergantung kepada

Page 47: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

28

masalah-masalah teknis saja yang menyangkut metode pemungutan, tarif pajak,

teknis pemeriksaan, penyelidikan, penerapan sanksi sebagai perwujudan

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dan pelayanan

kepada wajib pajak selaku pihak pemberi dana bagi negara dalam hal membayar

pajak. Di samping itu juga tergantung kemauan wajib pajak juga, sampai sejauh

mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (Rahayu, 2009:141).

Menurut Salamun AT (1990:191), ada 6 hal yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak , yaitu :

1) Tarif pajak, pelaksanaan yang rapi, konsisten, dan konsekuen.

2) Ada tidak sanksi pelanggaran.

3) Pelaksanaan sanksi secara konsisten, konsekuen tanpa pandang bulu.

4) Pembelajaraan dan penggunaan dana untuk kepentingan umum dan

kesejahteraan masyarakat, maksudnya hasil dari pajak tersebut terlihat

masyarakat dan wujud nyata.

5) Pelayanan birokrasi pemerintah yang baik dan bersih tanpa ada kesulitan

dan pungutan liar, korupsi.

Poin nomor 1-4 adalah kewenangan Direktorat Jendral Pajak.

Selain itu menurut Andreoni et al. (1998:818-856) dalam Nasucha

(2004:278), menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh banyak

faktor, antara lain : pelayanan publik, kebijakan dan keuangan publik, penawaran

tenaga kerja, jenis pekerjaan bentuk organisasi, moral wajib pajak, struktur

Page 48: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

29

penghasilan pajak, tarif pajak, demografi, kondisi sosial masyarakat, penegakan

hukum, kompleksitas dan amnesti pajak.

Erard dan Feinstein (1994:70-89) dalam Nasucha (2004-140),

menggunakan teori psikologi yaitu rasa bersalah dan rasa malu dalam

hubungannya dengan kepatuhan pajak. Menurut mereka dalam melakukan

kewajiban perpajakannya, wajib pajak mengantisipasi rasa bersalah ketika

memikirkan penggelapan pajak dan lolos dari pengawasan dan perasaan malu

ketika memikirkan penggelapan pajak dan kemudian tertangkap. Kedua, adalah

persepsi wajib pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka

tanggung. Dalam ilmu psikologi, sistem perpajakan yang tidak adil mendorong

wajib pajak untuk menggelapkan pajak. Ketiga, adalah pengaruh dari tingkat

kepuasan terhadap pelayanan pemerintah.

Selain itu menurut Filho (1985:10) yang dikutip Nasucha (2004:32),

menyebutkan secara psikologis terdapat rintangan terhadap seseorang akan

kewajiban perpajakannya yang tersirat dalam sikap, kecenderungan, kepercayaan,

dan nilai-nilai yang tampak pada perilakunya. Hal tersebut akan berkembang

dalam masa pembentukannya. Nilai-nilai, ide yang dimiliki individu dipengaruhi

oleh pandangan moral dan hal tersebut mempengaruhi perilaku individu dan

persepsinya. Asumsi psikologi mengenai kepatuhan terhadap perpajakan secara

sederhana diakibatkan oleh kebiasaan, kecenderungan untuk melakukan sesuatu

yang lebih mudah dan ketidakacuhan (Brooks, 2001:16 dalam Nasucha 2004:33).

Page 49: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

30

Toshiyuki (2001: 6-18) dalam Nasucha (2004:34), membuat deskripsi

untuk mengukur kondisi kepatuhan wajib pajak berdasarkan pendekatan rasional

ekonomi, psikologi, dan sosiologi. Dimensi-dimensi kepatuhan termaksud adalah:

1. Kepatuhan wajib pajak yang mendasar.

2. Kondisi pelaporan pajak.

3. Kondisi pembayaran pajak.

4. Tanggapan para wajib pajak terhadap adanya pemeriksaan, serta

penagihan.

5. Kondisi pengelolaan keuangan.

6. Kondisi pekerja keuangan.

7. Kondisi organisasi non pemerintahan.

8. Pengertian rakyat selain wajib pajak mengenai perpajakan.

Menurut Nasucha dalam disertai penelitiannya, aspek-aspek tingkat

kepatuhan wajib pajak terdiri dari :

1. Aspek yuridis, yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari ketaatan

terhadap prosedur administrasi perpajakan yang ada. Aspek ini

meliputi laporan perkembangan penyampaian SPT, laporan

perkembangan penyampaian SPT secara persentase yang diisi

secara benar dan tidak benar, serta laporan perkembangan

penyampaian angsuran berdasarkan perkembangan SPT masa.

2. Aspek psikologis, yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari persepsi

wajib pajak dilihat dari persepsi wajib pajak terhadap penyuluhan,

pelayanan, dan pemeriksaan pajak.

3. Aspek sosiologis, yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari aspek

sosial perpajakan, antara lain kebijakan publik, kebijakan fiskal,

kebijakan perpajakan, dan administrasi perpajakan (Nasucha,

2004:148).

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yeng mempengaruhi kepatuhan pajak terdiri, prosedur perpajakan, persepsi wajib

pajak terhadap kebijakan dan pelayanan, dan sistem sosial dari perpajakan

tersebut. Percobaan yang dilakukan oleh Alm et al., (1992) dalam Nasucha

(2004:140), menunjukkan bahwa kepatuhan akan meningkat jika wajib pajak

merasa akan menerima manfaat dari pajak yang mereka bayarkan. Dikutip juga

Page 50: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

31

penelitian Webley et al., (1991) dalam buku yang sama, menemukan hal serupa

bahwa wajib pajak yang tidak puas atas kinerja pemerintah cenderung melakukan

penghindaran pajak. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Clotfelter

(1983) dan Feinstein (1991), menyatakan bahwa penghindaran pajak rendah pada

kepala rumah tangga statusnya hidup bersama dan usianya lebih dari 65 tahun,

tetapi tinggi pada kepala rumah tangga yang statusnya kawin. Selain itu, tingkat

kepatuhan tiap bidang-bidang usaha berbeda-beda. Tingkat ketidakpatuhan

tertinggi ada pada perusahaan perseorangan yang bergerak pada penjualan, diikuti

usaha jasa transportasi, komunikasi, dan utilitas. Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Baldry (1987) dan Friedland et al., (1978) menyimpulkan bahwa

laki-laki cenderung melakukan penghindaran pajak dibandingkan dengan wanita.

2.2.2 Proses Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Soekanto (1982) dalam buku Nasucha (2004:132), dari perspektif

hukum kepatuhan dapat mengandung empat proses utama berikut ini yaitu :

1. Indroctination, yaitu orang mematuhi hukum karena diindroktinasi untuk

berbuat seperti yang dikehendaki kaidah hukum. Umumnya terjadi melalui

proses sosialisasi sehingga orang mengetahui kaidah hukum tersebut.

2. Habituation, yaitu sikap lanjut dari proses sosialisasi dilakukan suatu sikap

dan perilaku yang terus-menerus dilakukan sehingga menjadi suatu

kebiasaan.

3. Utility, yaitu orang yang cenderung berbuat sesuatu karena merasakan atau

memperoleh manfaat dari sikap yang dilakukannya.

4. Group identification, yaitu kepatuhan hukum yang didasarkan pada

kebutuhan identifikasi dengan kelompok sosialnya.

Dalam Nasucha (2004:133), kepatuhan hukum sebagai derajat kualitatif dapat

dibedakan menjadi tiga proses sebagai berikut :

Page 51: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

32

1. Compliance, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada harapan adanya

imbalan dan sebagai usaha menghindarkan diri dari hukuman.

Kepatuhan akan muncul jika terdapat pengawasan yang efektif dari

penegak hukum.

2. Indentification, yaitu inisiatif dan motivasi untuk mematuhi hukum

adalah keuntungan yang diperoleh dari hubungan baik, sehingga

kepatuhan bergantung pada baik buruknya hubungan tersebut.

3. Internalization, yaitu yang penting dalam sistem hal orang percaya

bahwa tujuan yang akan dicapai oleh hukum hendak memberikan

imbalan baginya.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib

pajak merupakan proses yang harus disosialisasikan dan diperlukan pengawasan

yang efektif sehingga menjadi suatu kebiasaan dan dapat dirasakan manfaat atau

keuntungannya dan memberikan imbalan.

Masalah kepatuhan sangat dipengaruhi oleh motif wajib pajak untuk

memenuhi kewajiban perpajakannya. Masalah peningkatan kepatuhan merupakan

masalah yang rumit dan banyak menimbulkan perdebatan para ahli. Dua

pendekatan penting untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak menurut Hom

(1999:13) dalam Nasucha (2004:135), yaitu :

1. Pendekatan wortel dan tongkat.

Dapat didasarkan pada interpretasi rasional ekonomi. Wajib pajak

yang tidak patuh dapat dijelaskan dengan faktor tingkat tarif pajak,

probabilitas kemungkinan tertangkap menghindari pajak, denda

yang dikenakan, tingkat penolakan resiko.

2. Pendekatan warga yang bertanggung jawab.

Kebijakan kepatuhan yang berhasil harus memikirkan motivasi

yang lebih luas dari pada hadiah dan hukuman yang sederhana.

2.2.3Ketidakpatuhan Pajak

Dalam Nasucha (2004:132), ketidakpatuhan sebagai lawan kata kepatuhan

dapat didefinisikan secara sederhana sebagai ketidakmampuan wajib pajak untuk

Page 52: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

33

bertindak sesuai dengan peraturan atau undang-undang dan administrasi yang

berlaku tanpa penerapan kegiatan penegakan undang-undang.

Zhang Xin dalam Chin dan Choi dalam Nasucha (2004:33) menyebutkan

bahwa ketidakpatuhan merupakan perilaku yang melanggar hukum. Oleh karena

itu kontrol merupakan titik pangkal untuk memahami permasalahan

ketidakpatuhan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ketidakpatuhan

adalah sikap yang tidak taat, tidak mematuhi, tidak berdisiplin, dan tidak menuruti

terhadap perintah dan peraturan atau ketentuan yang berlaku. Ketidakpatuhan

wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat mempengaruhi

penerimaan pajak dan peningkatan penerimaan pajak. Untuk itu apabila terdapat

wajib PBB yang tidak memenuhi kewajibannya, maka selayaknya pejabat

administrasi dari suatu kantor pelayanan pajak untuk memberi sanksi sesuai

aturan yang ada.

Menurut Andreoni et al., (1998:818-822) dalam Nasucha (2004: 130-131),

menyatakan bahwa ketidakpatuhan wajib pajak merupakan persoalan yang sejak

dulu ada dari perpajakan itu sendiri. Mengkarakteristikan dan menerangkan pola-

pola dari ketidakpatuhan wajib pajak, kemudian menemukan cara-cara untuk

menguranginya merupakan langkah yang sangat penting.

Anderson (1979:114) dalam Nasucha (2004:259), ada lima faktor yang

menjadi penyebab ketidakpatuhan masyarakat terhadap suatu kebijakan, yaitu :

1. Ketidakpatuhan selektif terhadap hukum.

2. Keanggotaan seseorang dalam kelompok mempunyai gagasan

berbeda atau bertentangan dengan keinginan pemerintah.

Page 53: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

34

3. Keinginan untuk mencari keuntungan.

4. Ketidakpatuhan atau ketidakjelasan hukuman yang saling

bertentangan sehingga menjadi ketidakpatuhan terhadap hukum

atau kebijakan pemerintah.

Menurut Salamun AT (1990:191), sebab-sebab ketidakpatuhan wajib

pajak dalam melaksanakan kewajibannya secara umum dibagi kedalam 2 bagian,

yaitu :

1. Berasal dari individu:

a. Kondisi ekonomi/rendahnya tingkat pendapatan.

b. Tingkat pendidikan yang rendah.

c. Kesadaran moral yang rendah.

2. Berasal dari luar individu:

a. Sistem pemungutan itu sendiri.

b. Lemahnya sanksi yang diterapkan.

Selain itu dalam Nasucha (2004:260), ada beberapa penyebab lain dari

ketidakpatuhan masyarakat dalam perpajakan yaitu berkaitan dengan tanggapan

masyarakat atas sistem perpajakan, dan pelayanan pajak yang berkaitan dengan

kerumitan sistem dan prosedur, sistem informasi perpajakan yang belum terpadu

secara fungsional dan mandiri secara operasional. Selain itu ada beberapa faktor

yang dapat dianalisis sebagai penyebab rendahnya kepatuhan pajak. Misalnya

kurang berperannya pelaksana kebijakan pajak, yaitu para petugas pajak dalam

implementasi kebijakan untuk mensosialisasikan kebijakan pajak kepada

masyarakat wajib pajak seperti melalui media masa selain respon dari wajib pajak

itu sendiri.

Dalam Nasucha (2004:281), menyebutkan bahwa respon masyarakat

dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: Pertama, respek anggota masyarakat

terhadap keputusan lembaga pemerintah. Kedua, kesadaran untuk menerima

Page 54: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

35

kebijakan. Ketiga, keyakinan bahwa kebijakan dibuat secara sah oleh pejabat

melalui prosedur yang telah ditetapkan. Keempat, melaksanakan kebijakan

tersebut sesuai dengan kepentingan pribadi. Kelima, sanksi yang dikenakan

apabila tidak melaksanakan kebijakan tersebut. Keenam, penyesuaian waktu

khususnya bagi kebijakan yang mendapat penolakan dari masyarakat. Dari

keenam kebijakan, menerima atau menolak, mematuhi atau membangkang.

2.2.4 Ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan

Ketidakpatuhan wajib pajak dalam Undang-Undang PBB dapat dirinci

sebagai berikut :

a. Wajib pajak tidak menyampaikan SPOP walaupun sudah ditegur secara

tertulis (Pasal 9 Ayat (2) dan Pasal 10 Ayat (2) huruf a Undang-Undang

PBB).

b. Wajib pajak melaporkan data obyek pajak tidak benar (lebih kecil dari

hasil pemeriksaan Ditjen Pajak).(Pasal 10 Ayat (2) huruf b Undang-

Undang PBB).

c. Pajak terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau

kurang dibayar (Pasal 11 Ayat (3) Undang-Undang PBB).

Tolok ukur kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak tidak hanya dilihat

dari melaporkan tetapi dapat dilihat juga dari realisasi penerimaan pokok

ketetapan pada tahun berjalan yaitu dengan membandingkan antara realisasi

penerimaan pokok ketetapan dengan pokok ketetapan pada tahun tersebut.

2.1.5 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2007, wajib pajak adalah orang

pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungut

Page 55: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

36

pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan. Berikut adalah hak dan kewajibannya,

hak-hak wajib pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah

sebagai berikut:

1. Melaporkan beberapa masa pajak dalam 1 (satu) surat pemberitahuan

masa.

2. Mengajukan surat keberatan dan banding bagi wajib pajak dengan kriteria

tertentu.

3. Memperpanjang jangka waktu penyampaian surat pemberitahuan tahunan

pajak penghasilan untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada

direktur jenderal pajak.

4. Membetulkan surat pemberitahuan yang telah disampaikan dengan

menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat direktur jenderal pajak

yang belum melakukan tindakan pemeriksaan.

5. Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

6. Mengajukan keberatan kepada direktur jenderal pajak atas suatu:

a. Surat ketetapan kurang bayar.

b. Surat ketetapan kurang bayar tambahan.

c. Surat ketetapan pajak nihil.

d. Surat ketetapan pajak lebih bayar, atau

e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

7. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas surat

keputusan keberatan.

8. Menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan

hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undang perpajakan.

Kewajiban wajib pajak

1. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan

kepadanya diberikan Nomor Wajib Pajak, apabila telah memenuhi

persyaratan subjektif dan objektif.

2. Melaporkan usahanya pada kantor Direktor Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha dan

tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi pengusaha

kena pajak.

Page 56: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

37

3. Mengisi surat pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam

bahasa indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan

mata uang rupiah, serta menandatangani dan menyampaikan ke kantor

Direktorat Jenderal Pajak tempat wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan

atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

4. Menyampaikan surat pemberitahuan dalam bahasa indonesia dengan

menggunakan satuan mata uang selain rupiah yang diizinkan, yang

pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

5. Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan Surat

Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

6. Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada

adanya surat ketetapan pajak.

7. Menyelenggarakan pembukuan bagi wajib pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak , dan

melakukan pencatatan bagi wajib pajak orang pribadi yang melakukan

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

8. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang

menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak,

atau objek yang terutang pajak.

9. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.

10. Memberikan keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa.

2.3 Konsep Pajak

Pajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian yang cuma-cuma)

namun sifatnya dapat dipaksakan yaang harus dilaksanakan oleh rakyat

(masyarakat) kepada penguasa, namun bentuknya berupa padi, ternak atau hasil

tanaman lainnya. Pemberian tersebut digunakan untuk keperluan atau kepentingan

raja atau penguasa setempat. Sedangkan imbalan atau prestasi yang dikembalikan

kepada rakyat tidak ada oleh karena memang sifatnya hanya untuk kepentingan

sepihak seolah-olah ada tekanan secara psikologis karena kedudukan raja yang

lebih tinggi status sosialnya dibanding rakyat. Namun dalam perkembangannya,

sifat upeti yang diberikan oleh rakyat tidak lagi hanya untuk kepentingan

Page 57: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

38

penguasa saja, tetapi sudah mengarah kepada kepentingan rakyat itu sendiri.

Artinya pemberian yang dilakukan rakyat kepada penguasa digunakan untuk

kepentingan umum seperti untuk menjaga keamanan rakyat, memelihara jalan,

membangun saluran air serta kepentingan umum lainnya. Kemudian selanjutnya

dibuatkan suatu aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap

ada namun unsur keadilan lebih diperhatikan (dalam Nurfadilah, 2013).

2.3.1 Definisi Pajak

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah mendefinisikan pajak sebagai kontribusi wajib kepada Daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

mendefinisikan pajak sebagai salah satu sumber penerimaan Negara yang sangat

penting artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional sebagai

pengamalan pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat, dan oleh karena itu perlu dikelola dengan meningkatkan

peran serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Soemitro (dalam Mardiasmo 2013:1) menyatakan bahwa Pajak

adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Page 58: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

39

Menurut Soemitro (dalam Mardiasmo, 2011:1) mengatakan bahwa pajak

adalah “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum”.

Soemahamidjaja (dalam Darise, 2009:48) mengatakan bahwa Pajak adalah

iuran wajib, berupa uang atau barang, yang telah dipungut oleh penguasa

berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang

dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Sedangkan menurut

Adriani (dalam Bohari, 2012:23) menyatakan pengertian pajak bahwa Pajak

adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi

kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunannya untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada enam

unsur yang melekat dalam pengertian pajak, antara lain :

1. Iuran dari rakyat kepada Negara.

2. Berdasarkan undang-undang.

3. Sifatnya dapat dipaksakan.

4. Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh

pembayar pajak.

5. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah (tidak boleh dipungut oleh swasta).

6. Digunakan untuk membiayai rumah tang negara, yakni pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Page 59: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

40

2.3.2 Fungsi Pajak

Dalam pembuatan peraturan pajak daerah, harus didasarkan pada pemungutan

pajak secara umum yaitu demi meningkatkan kesejahteraan umum. Untuk

meningkatkan kesejahteraan umum tidak hanya memasukkan uang sebanyak-

banyaknya ke kas negara saja, tetapi juga harus mempunyai sifat mengatur untuk

meningkatkan kesejahteraan umum perlu ditingkatkan lagi serta pemungutannya

harus berdasar dan dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku. Pajak

dilihat dari fungsinya menurut Ilyas (2004:8) mempunyai dua fungsi yakni :

1. Fungsi Budgeter adalah fungsi yang letaknya di sektor publik yaitu fungsi

untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan

undang-undang berlaku pada waktunya akan digunakan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan dan bila ada sisa (surplus) akan digunakan sebagai tabungan

pemerintahan untuk investasi pemerintahan.

2. Fungsi Regulerend (mengatur) adalah suatu fungsi bahwa pajak-pajak

tersebut akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu letaknya diluar bidang keuangan. Fungsi regulerend ini umumnya

dapat dilihat di dalam sektor swasta.

3. Fungsi Demokrasi adalah suatu fungsi yang merupakan salah satu

penjelmaan atau wujud sistem gotong royong, termasuk kegiatan

pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia. Fungsi

demokrasi pada masa sekarang ini sering dikaitkan dengan hak seseorang

apabila akan memperoleh pelayanan dari pemerintah. Apabila seseorang

telah melakukan kewajibannya membayar pajak kepada negara sesuai

ketentuan yang berlaku, maka ia mempunyai hak pula untuk mendapatkan

pelayanan yang baik, pembayar pajak bisa melakukan protes (complain)

terhadap pemerintahan dengan mengatakan bahwa ia telah membayar

pajak, mengapa tidak mendapat pelayanan yang semestinya.

4. Fungsi Distribusi ialah fungsi yang lebih menekankan pada unsur

pemerataan dan keadilan dalam masyarakat. Hal ini dapat terlihat misalnya

dengan adanya tarif progresif yang mengenakan pajak lebih besar kepada

masyarakat yang mempunyai penghasilan banyak dan pajak yang lebih

kecil kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih sedikit

(kecil).

Page 60: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

41

Fungsi pajak bagian C dan D di atas sering kali disebut sebagai fungsi

tambahan karena fungsi tersebut bukan merupakan tujuan utama dalam

pemungutan pajak. Akan tetapi dengan perkembangan masyarakat modern fungsi

ketiga dan keempat menjadi fungsi yang juga sangat penting, tidak dapat

dipisahkan, dalam rangka kemaslahatan manusia serta keseimbangan dalam

mewujudkan hak dan kewajiban masyarakat.

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan

melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat

diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan

rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah,

yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan

pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan

pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan

dari sektor publik.

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.

Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Contohnya barang-barang mewah dikenakan pajak yang tinggi dalam

rangka mengurangi gaya hidup konsumtif, pajak yang tinggi dikenakan terhadap

minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras, serta pajak untuk

ekspor sebesar 0%, untuk mendorong ekspor produk indonesia di pasaran dunia.

Page 61: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

42

2.3.3 Syarat Pemungutan Pajak

Mardiasmo (2013:2) memaparkan bahwa agar pemungutan pajak tidak

menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus

memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang

dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan

diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya,

yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan

keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada

Majelis Pertimbangan Pajak.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis)

Di indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini

memberikan jaminan hukum untuk masyarakat keadilan, baik bagi negara

maupun warganya.

3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi

maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan

perekonomian masyarakat.

4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan

sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong

masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakkannya. Syarat ini ttelah

dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang baru.

Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk

menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-

undangan maupun adil dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945

yang berbunyi: “Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur

dengan undang-undang”, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan UU tentang pajak, yaitu :

Page 62: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

43

a. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU

tersebut harus dijamin kelancarannya.

b. Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara

umum.

c. Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib pajak.

Pemungutan pajak harus kerasahiaan bagi para wajib pajak mengganggu

kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan, maupun jasa.

Pemungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan

menghambatan lajunya usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat

kecil dan menengah. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan

pajak harus diperhitungkan, jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah

daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan

pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, wajib

pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari segi

penghitungan maupun dari segi waktu. Bagaimana pajak dipungut akan sangat

menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan

memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai

sehingga akan memberikan dapat positif bari para wajib pajak untuk

meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem

pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.

2.3.4 Asas-asas Pemungutan Pajak

Asas merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat, dasar atau

tumpuan untuk menjelaskan sesuatu permasalahan. Lazimnya suatu pemungutan

pajak itu harus dilandasi dengan asas-asas yang merupakan ukuran untuk

Page 63: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

44

menentukan adil tidaknya suatu pemungutan pajak. Mardiasmo (2013:7)

mengemukakan bahwa ada tiga asas pemungutan pajak, yaitu:

1. Asas Domisili (asas tempat tinggal)

Negara berhak menekankan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak

yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari

dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam

negeri.

2. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber

diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

3. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

Terdapat perbedaan dari ketiga asas diatas, dimana pada asas domisili dan

asas kebangsaan yang dijadikan landasan kewenangan negara dalam pengenaan

pajak adalah status subjek yang akan dikenakan pajak, yaitu apakah yang

bersangkutan berstatus sebagai penduduk atau berdomisili (asas domisili) atau

berstatus sebagai warga negara (asas kebangsaan). Disini asal muasal penghasilan

yang menjadi objek pajak tidaklah begitu penting. Pajak akan dikenakan terhadap

penghasilan yang diperoleh dimana saja. Sementara itu, pada asas sumber yang

menjadi landasannya adalah status objeknya yaitu apakah objek yang akan

dikenakan pajak bersumber dari negara itu atau tidak, status dari orang atau badan

yang memperoleh penghasilan tidak begitu penting. Pada asas ini penghasilan

yang dapat dikenakan pajak hanya terbatas pada penghasilan yang diperoleh dari

sumber-sumber yang ada di negara yang bersangkutan.

Dari ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang nomor 7

tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun

1994, khususnya yang mengatur mengenai subjek pajak dan objek pajak. Dapat

Page 64: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

45

disimpulkan bahwa indonesia menganut asas domisili dan asas sumber, sekaligus

dalam sistem perpajakannya. Indonesia juga menganut asas kebangsaan yang

parsial, yaitu khusus dalam ketentuan yang mengatur mengenai pengecualian

subjek pajak untuk orang pribadi.

2.3.5 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak merupakan kesatuan prosedur atau cara yang dapat

dilakukan dalam pemungutan suatu pajak. Pada umumnya sistem pemungutan

pajak dibagi atas empat menurut Mardiasmo (2011:7), yakni :

1. Official Assesment System

Official Assesment System yaitu sistem pemungutan pajak yang

menyatakan bahwa jumlah pajak yang terutang oleh wajib pajak dihitung

dan ditetapkan oleh aparat pajak atau fiskus. Dalam sistem ini utang pajak

timbul bila telah ada ketetapan pajak dari fiskus (sesuai dengan ajaran

formil tentang timbulnya utang pajak). Jadi dalam hal ini wajib pajak

bersifat pasif.

2. Semi Self Assesment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada fiskus dan

wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang.

3. Self Assesment System

Self Assesment System yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang

menghitung besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak diserahkan leh

fiskus kepada wajib pajak yang bersangkutan, sehingga dengan sistem ini

wajib pajak harus aktif untuk menghitung, menyetor dan melaporkan

kepada kantor Pelayanan Pajak (KPP), sedangkan fiskus bertugas

memberikan penerangan dan pengawasan.

4. With Holding System

With Holding System yaitu sistem pemungutan pajak yang menyatakan

bahwa jumlah pajak yang terutang dihitung oleh pihak ketiga (yang bukan

wajib pajak dan juga bukan aparat pajak/fiskus).

Perbedaan keempat sistem ini terletak pada pemegang tanggung jawab

(siapa) yang menetapkan besarnya pajak yang seharusnya terutang. Jika dalam

sistem offical-assessment penetapan besarnya jumlah pajak wajib pajak menjadi

Page 65: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

46

tanggung jawab Fiskus, sehingga segala resiko pajak yang akan timbul menjadi

tanggung jawab Fiskus, misalnya terlambat membayar atau melapor dikarenakan

keterlambatan Fiskus menetapkan besarnya jumlah pajak terutang wajib pajak

yang harus dibayar. Keterlambatan ini bisa saja dikarenakan terbatasnya petugas

pajak untuk menghitung jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Dalam

sistem semi Self Assessment System besarnya pajak terhutang ditentukan oleh

fiskus atau wajib pajak. Dalam sistem Self Assessment System, sistem pemungutan

pajak ini, besarnya pajak terhutang dihitung sendiri oleh wajib pajak, wajib pajak

bersifat aktif dengan melaporkan dan membayar sendiri pajak terhutang yang

seharusnya dibayar, dan pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan

pajak setiap saat kecuali oleh kasus-kasus tertentu saja seperti wajib pajak

terlambat melaporkan atau membayar pajak terhutang atau terdapat pajak yang

seharusnya dibayar tetapi tidak dibayar. Sedangkan dalam sistem With Holding

System besarnya pajak terhutang ditentukan oleh pihak ketiga, pihak ketiga disini

adalah pihak lain selain pemerintah dan wajib pajak.

Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk mengubah sistem

pemungutan pajaknya menjadi sistem Self Assessment System dimana penetapan

besarnya jumlah pajak yang seharusnya terutang menjadi tanggung jawab wajib

pajak itu sendiri, sehingga segala resiko pajak yang timbul menjadi tanggung

jawab wajib pajak itu sendiri pula. Di sini terlihat adanya pergeseran tanggung

jawab dari Fiskus kepada wajib pajak, yang tanpa disadari wajib pajak bahwa hal

ni akan menjadi beban berat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Fiskus dalam sistem self assessmenthanya bertugas mengawasi pelaksanaannya

Page 66: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

47

saja yaitu dengan melakukan pemeriksaan atas kepatuhan wajib pajak terhadap

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sistem self assessment

yang kini dianut indonesia memberikan kebebasan dan tanggung jawab yang

besar kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

2.3.6 Pengelompokan Pajak

Menurut Mardiasmo (2013:5) dalam hukum pajak terdapat berbagai

pembedaan jenis-jenis pajak yang terbagi dalam golongan-golongan besar.

Pembedaan dan pengelompokan ini mempunyai fungsi yang berlainan pula.

Berikut adalah penggolongan pajak:

1. Pengelompokan pajak menurut golongannya dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib

pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang

lain. Contoh : pajak penghasilan.

2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : pajak

pertambahan nilai.

2. Pengelompokan pajak menurut sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan

pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib

pajak. Contoh : pajak penghasilan.

2) Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : pajak

pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.

3. Pengelompokan pajak menurut lembaga pemungutannya dibedakan

menjadi dua yaitu :

1) Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : pajak

penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang

mewah dan bea materi.

2) Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Pajak

daerah terdiri atas :

a. Pajak provinsi, contoh pajak kendaraan bermotor dan pajak

bahan bakar kendaraan bermotor.

Page 67: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

48

b. Pajak kabupaten/kota, contoh : pajak hotel, pajak restoran,

dan pajak hiburan.

Berdasarkan pengelompokan pajak tersebut, pajak bumi dan bangunan

sektor perdesaan dan perkotaan termasuk pajak objektif, dikarenakan dalam

pengenaan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, besarnya

pajak tidak dipengaruhi oleh keadaan wajib pajak.

2.3.7 Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel :

1. Stelsel Nyata (riel stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata),

sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak

yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata

mempunyai kelebihan atau kebaikan dan kekurangan. Kebaikan stelsel ini

adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kelemahannya

adalah pajak yang dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan rill

diketahui).

2. Stelsel Anggapan (fictieve stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggaran yang diatur oleh undang-

undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun

sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah ditetapkan besarnya

pajak yang terutang untuk tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya

pajak yang terutang tuntuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini

adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu

pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar

tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

3. Stelsel Campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.

Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,

kemudian pada akhir tahun besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar

dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah.

Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali.

Berdasarkan tata cara pemungutan pajak yang telah dijelaskan

sebelumnya, dapat dikatakan bahwa dalam pemungutan pajak bumi dan bangunan

sektor perdesaan dan perkotaan, tata cara pemungutan yang digunakan adalah

Page 68: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

49

stelsel nyata, dimana pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan nyata)

sehingga pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode.

2.3.8 Hambatan Pemungutan Pajak

Hambatan dalam pemungutan pajak dapat dikelompokan menjadi :

1. Perlawanan pasif

Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan antara

lain :

a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat.

b. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat.

c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik.

2. Perlawanan aktif

Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara

langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak

bentuknya antara lain:

a. Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak

melanggar undang-undang.

b. Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar

undang-undang (menggelapkan pajak).

Berdasarkan hambatan dalam pemungutan pajak tersebut, dapat dikatakan

bahwa peran serta masyarakat dalam membayar pajak sangatlah penting,

dikarenakan tanpa peran serta dari masyarakat maka tujuan dari pemungutan

pajak yakni penerimaan pajak sesuai dengan target yang telah ditetapkan, tidak

akan tercapai. Sehingga tujuan dari pemerintah untuk melakukan pembangunan

yang adil dan merata, yang merupakan timbal balik dari hasil pemungutan pajak

pun tidak akan tercapai. Selain itu hambatan pemungutan pajak dengan

Page 69: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

50

perlawanan aktif, salah satunya usaha meringankan beban pajak dengan tidak

melanggar undang-undang, pemerintah sendiri telah memberikan solusi, yakni

dengan mengajukan keberatan atas pajak terhutang yang tidak sesuai dengan yang

seharusnya.

2.3.9 Hambatan dan Hapusnya Utang Pajak

Menurut Mardiasmo (2013:8) menyebutkan bahwa terdapat dua ajaran yang

mengatur timbulnya utang pajak :

1. Ajaran Formil

Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh

fiskus. Ajaran itu diterapkan pada official assessment system.

2. Ajaran Material

Utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang. Seseorang dikenal

pajak karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada self

assessment system.

Hapusnya utang pajak dapat disebabkan oleh beberapa hal :

1. Pembayaran

2. Kompensasi

3. Daluwarsa

4. Pembebasan dan penghapusan

2.4 Pajak Daerah

Dalam undang-undnag Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan

retribusi daerah yang merupakan revisi dari undang-undang no. 34 tahun 2000,

menjelaskan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-

undnag, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada pasal 2

Page 70: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

51

undang-undang tersebut menetapkan jenis-jenis pajak daerah yang terdiri atas

daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota sebagai berikut :

1. Jenis pajak provinsi terdiri atas :

a. Pajak kendaraan bermotor

Merupakan pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan

bermotor

b. Bea balik nama kendaraan bermotor

Pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat

perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi

karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke

dalam badan usaha.

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

Pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor

d. Pajak air permukaan

Pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan. Dimana

air permukaan adalah sumur air yang terdapat pada permukaan tanah,

tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun di darat

e. Pajak rokok

Pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah

2. Jenis pajak kabupaten/kota terdiri atas :

a. Pajak hotel

Pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas

penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terakit lainnya

dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk

pariwisata, wisma pariwisata, pesanggarahan, rumah penginapan dan

sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10

(sepuluh).

b. Pajak restoran

Pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah

fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut

bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung,

bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

c. Pajak hiburan

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan

adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau

keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.

d. Pajak reklame

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame

adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak

ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum

terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca,

didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

e. Pajak penerangan jalan

Page 71: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

52

Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik,

baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

f. Pajak mineral logam dan batuan

Pajak mineral logam dan batuan adalah pajak atas kegiatan

pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam

di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

g. Pajak parkir

Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar

badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha

maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaaan

tempat penitipan kendaraan bermotor.

h. Pajak air tanah

Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan

air tanah

i. Pajak sarang burung walet

Pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan

dan/atau pengusaha sarang burung walet.

j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan

Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang

digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan

pertambangan.

k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan

Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak atas

perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan hak atas tanah

dan/atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang

mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh

orang pribadi atau badan.

Undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah adalah bagian dari

bentuk reformasi kebijakan undang-undang perpajakan yang telah melalui proses

pembahasan untuk mendapatkan berbagai masukan. Undang-undang ini

merupakan upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak dan retribusi,

dengan memberikan daerah melalui perluasan objek pajak dan retribusi daerah.

Dalam UU ini disebutkan setidaknya lima jenis pajak provinsi dan sebelas pajak

kabupaten/kota. Perubahan pajak daerah dan retribusi daerah ini diharapkan tidak

hanya sekedar menambah kuantitas jenis pajak, akan tetapi harus dapat

Page 72: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

53

memberikan banyak perubahan di sisi substansi, sehingga meningkatkan kualitas

pelayanan dari pajak. Sehingga imbal manfaat dapat dirasakan oleh masyarakat

sebagai subjek itu sendiri.

Berdasarkan undang-undang tersebut, menjelaskan bahwa jenis pajak

kabupaten/kota terdiri atas sebelas pajak daerah, dimana salah satunya adalah

pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang memiliki potensi lebih

besar, dikarenakan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan

mempunyai wajib pajak terbesar dibandingkan dengan pajak daerah lainnya.

Disamping itu merupakan satu-satunya pajak yang mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun.

Pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang sendiri, dalam hal ini telah

melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak.

Salah satunya dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak bumi dan bangunan

sektor perdesaan dan perkotaan, pemerintah Kabupaten Pandeglang telah

melakukan sebagai persiapan, mulai dari peralihan pajak bumi dan bangunan dari

sektor perdesaan dan perkotaan yang sebelumnya merupakan pajak pusat,

pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang telah mempersiapkan dan

mengesahkannya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 57 tentang PBB-

P2.

2.4.1 Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pajak bumi dan bangunan perdesaan

Page 73: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

54

dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang

digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

2.4.2 Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Objek pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah bumi

dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang

pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Termasuk dalam pengertian

bangunan adalah :

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti

hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan suatu kesatuan

dengan kompleks bangunan tersebut.

b. Jalan tol

c. Kolam renang

d. Pagar mewah

e. Tempat olahraga

f. Galangan kapal, dermaga

g. Tanah mewah

h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;dan

i. Menara

Dalam menentukan klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-faktor sebagai

berikut :

a. Letak

b. Peruntukan

c. Pemanfaatan

d. Kondisi lingkungan dan lain-lain

Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai

berikut :

a. Bahan yang digunakan

b. Rekayasa

Page 74: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

55

c. Letak

d. Kondisi lingkungan dan lain-lain

2.4.3 Pengecualian Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Objek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan

perkotaan adalah objek pajak yang :

a. Digunakan oleh pemerintah dan daerah untuk kepentingan

penyelenggaraan pemerintahan

b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang

ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, yang

tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan

c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis

dengan itu

d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman

nasional, tanah penggembalan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara

yang belum dibebani suatu hak

e. Digunakan oleh perwakilan diplomatic dan konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbul balik

f. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang

ditetapkan dengan peraturan menteri keuangan

2.4.4 Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

Subjek pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah orang

pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau

memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau

memperoleh manfaat atas bangunan. Sedangkan wajib pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata

mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi,

dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Page 75: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

56

2.4.5 Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah nilai jual objek pajak

(NJOP). Besarnya NJOP ditetapkan setiap tiga tahun kecuali objek pajak tertentu

dapat ditetapkan setiap tahun sesaui dengan perkembangan wilayahnya.

Penetapan besarnya NJOP dilakukan oleh kepala daerah.

Dasar penghitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-rendahnya

20% dan setinggi-tingginya 100% dari NJOP. Besarnya persentase ditetapkan

dengan peraturan pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.

2.4.6 Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan yang tidak kena

pajak. Besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah kabupaten/kota setinggi-tingginya

Rp. 12.000.00,- dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu

kali dalam satu tahun pajak

b. Apabila wajib pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang

mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang

nilainya terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan objek pajak lainnya.

2.4.7 Dasar Penghitungan PBB

Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif pajak

dengan nilai jual kena pajak (NJKP). Sedangkan tarif pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan paling tinggi 0,3% dan ditetapkan dengan peraturan

daerah.

Pajak bumi dan bangunan = Tarif pajak x NJKP

= 0,3 % x (Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)

Page 76: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

57

2.1.4.8 Tempat Pembayaran PBB

Wajib pajak yang telah menerima surat pemberitahuan pajak terutang

(SPPT), surat ketetapan pajak (SKP), dan surat tagihan pajak (STP) dari kantor

pelayanan PBB atau disampaikan lewat pemerintahan daerah harus melunasinya

tepat waktu pada tempat pembayaran yang telah ditunjuk dalam SPPT.

2.4.8 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan

Tata cara pembayaran dan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan dalam

Mardiasmo (2006:308-309), yaitu :

1. Pajak yang terhutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat-

lambatnya enam bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.

2. Pajak yang terhutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) harus

dilunasi selambat-lambatnya satu bulan sejak tanggal diterimanya SKP

oleh wajib pajak.

3. Pajak terhutang pada saat jatuh tempo pembayarannya tidak dibayarkan

atau kurang bayar denda administrasi sebesar 2% setiap bulan untuk

jangka waktu paling lama 24 bulan.

4. Denda administrasi ditambah hutang pajak dengan Surat Tagihan Pajak

(STP) harus dilunasi selambat-lambatnya satu bulan sejak diterimanya

STP.

5. Denda administrasi dan pokok pajak ditagih dengan menggunakan STP

dalam waktu satu bulan sejak diterimanya STP.

6. Pajak terhutang dapat dibayar ke Bank, Kantor Pos dan Giro dan tempat

lain yang ditunjuk Menteri Keuangan.

7. SPPT, surat ketetapan pajak, STP merupakan dasar penagihan pajak.

Jumlah pajak terhutang berdasarkan STP yang tidak dibayar pada

waktunya ditagih dengan surat paksa.

2.4.9 Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan

Sanksi merupakan penegak hukum selain pengawasan, sanksi merupakan

bagian penting dalam setiap peraturan perundang-undangan. Sanksi biasanya

dicantumkan pada bagian akhir suatu perundang-undangan (incaun davenenum).

Sanksi diperlukan sebagai instrumen untuk menjamin penegakan hukum

Page 77: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

58

administrasi, karena sanksi mempunyai sifat memaksa. Sanksi bagi terhadap

wajib pajak dalam Mardiasmo (2006:320), terdiri dari sanksi administrasi dan

sanksi pidana, antara lain yaitu:

1. Sanksi administrasi adalah hukuman yang dijatuhkan oleh pejabat

administrasi terhadap wajib pajak yang melanggar ketentuan Undang-

Undang yang dikualifikasikan lebih ringan dari pada tindak pidana, yang

selalu berupa sejumlah uang, baik suatu jumlah tetap atau suatu perkalian

atau persentase dari jumlah pajak yang terutang. Dalam PBB sanksi

administrasi yaitu:

a. Denda administasi apabila Surat Pemberitahuan Obyek Pajak

(SPOP) tidak disampaikan dan setelah ditegur secara denda

administrasi 25% dihitung dari pokok pajak.

b. Denda administrasi apabila berdasarkan pemeriksaan atau

keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terhutang lebih besar

dari jumlah pajak yang dihutangkan berdasarkan Surat

Pemberitahuan Objek Pajak yang disampaikan oleh wajib pajak.

c. Denda administrasi apabila pajak yang terutang pada saat jatuh

tempo pembayaran tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan

denda administrasi sebesar 2% sebulan, yang dihitung pada saat

jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu

paling lama 24 bulan.

2. Sanksi pidana adalah sanksi yang dijatuhkan oleh hakim pidana dalam

suatu putusan (vonis) dalam sidangnya kepada seseorang yang telah

melakukan perbuatan-perbuatan dibidang perpajakan yang memenuhi

rumusan Undang-undang yang oleh Undang-undang diancam dengan

sanksi pidana. Dalam PBB sanksi pidana yaitu:

a. Karena kealpaan tidak mengembalikan/menyampaikan SPOP

kepada Direktorat Jendaral Pajak, dan menyampaikan tapi tidak

benar. Dengan pidana kurungan selama-lamanya enam bulan atau

denda setinggi-tingginya dari jumlah pajak terhutang.

Page 78: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

59

b. Karena kesengajaan tidak mengembalikan SPOP kepada Direktorat

Jenderal Pajak, menyampaikan tapi isinya tidak benar atau tidak

lengkap, memperlihatkan surat atau dokumen palsu, tidak

memperlihatkan dokumen lainnya, tidak menunjukkan data atau

tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan. Jika hal tersebut

disebabkan kesengajaan maka pidana selama-lamanya dua tahun

dan denda setinggi-tingginya lima kali pak terhutang.

2.4.10 Penagihan Pajak Terhutang dengan Surat Paksa

Tidak sedikit wajib pajak yang karena kesadaran untuk berpartisipasi

dalam pengisian kas negara sangat kurang, sehingga mereka mengabaikan atau

melalaikan kewajiban pajaknya itu secara terus-menerus. Untuk mengatasi

keadaan seperti ini maka perlu dilakukan penagihan pajak terhutang dengan surat

paksa.

Penagihan dengan surat paksa mempunyai dasar hukum yang kuat, dalam

G.Kartasapoetra, dkk (1989:138-139), antara lain yaitu:

a. Undang-Undang PBB No 12 Tahun 1985 pasal 12, 13, dan 23.

b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 pasal 49, 20, dan 18 ayat 2.

c. Surat keputusan Menteri Keuangan Nomor: 951/KMK.04/1983 Tentang:

kedudukan juru sita dan beban biaya penagihan pajak negara.

d. SK DIREKTUR JENDRAL PAJAK Nomor KEP-382/PJ.4/1985 Tentang:

jadwal waktu tindakan penagihan pajak.

Dari uraian tersebut maka jelas dapat diketahui bahwa penagihan dengan surat

paksa mempunyai dasar hukum yang kuat. Penagihan dengan surat paksa dapat

dilakukan karena sebelumnya telah ada ketentuan-ketentuan untuk itu yang

tercantum dalam Undang-Undang/Hukum yang dapat diterapkan bagi pengaturan

pelaksanaannya.

Page 79: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

60

2.4.11 Dasar Hukum

Menurut Mardiasmo (2011) dasar hukum pajak bumi dan bangunan (PBB)

adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang No. 12 Tahun 1994.

Asas pajak bumi dan bangunan :

1. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan.

2. Adanya kepastian hukum.

3. Mudah dimengerti.

4. Menghindari pajak berganda.

2.2 Penelitian Terdahulu

No Item Peneliti Sulud

Kahono

Peneliti Puji

Astuti

Peneliti

1 Judul Pengaruh Sikap

Wajib Pajak

Terhadap

Kepatuhan Wajib

Pajak Dalam

Pembayaran Pajak

Bumi dan

Bangunan (Studi

Empiris Di

Wilayah Kp.PBB

Semarang) (Jurnal)

Tingkat

Kepatuhan

Masyarakat

Dalam Membayar

Pajak Bumi dan

Bangunan (Studi

kasus di wilayah

kelurahan

cimuncang

kecematan serang

kota serang tahun

2011)

Analisis

Kepatuhan

Masyarakat

Dalam Membayar

Pajak Bumi dan

Bangunan

Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-

P2) di Kelurahan

Kadomas

Kabupaten

Pandeglang

2 Tahun 2003 2012 2016

3 Hasil

Penelitian

Berdasarkan dari

hasil analisis

regresi diperoleh

hasil bahwa ke

empat variabel

bebas baik secara

individual maupun

secara bersama-

sama berpengaruh

terhadap variabel

terkaitnya (tingkat

signifikansi

menggunakan p-

value sebesar 5%

Berdasarkan skor

prosentase hasil

penelitian bahwa

tingkat kepatuhan

masyarakat dalam

membayar pajak

bumi dan

bangunan (PBB)

di kelurahan

cimuncang

kecamatan serang

tahun 2011 adalah

sebesar 64,6

persen dan dapat

Dapat

disimpulkan

bahwa kepatuhan

masyarakat

Kelurahan

Kadomas dalam

membayar pajak

bumi dan

bangunan

perdesaan dan

perkotaan (PBB-

P2) masih belum

optimal. Hal ini

dikarenakan

Page 80: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

61

atau p= 0,05).

Dilihat dari nilai

Adjusted R Square

diperoleh angka

sebesar 0,319. Hal

ini berarti bahwa

kemampuan

variabel bebas

dalam menjelaskan

variabel terikatnya

hanya sebesar

31,9%, sedangkan

sisanya 68,1%

(100-31,9)

dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain di

luar penelitian ini.

dikategorikan

cukup. Dilihat

dari aspek-aspek

tingkat kepatuhan

wajib pajak, yaitu

aspek yuridis,

aspek psikologis,

dan aspek

sosiologis

mendapat

penilaian cukup.

Adapun faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kepatuhan

masyarakat dalam

membayar PBB

adalah tidak

adanya sosialisai

formal yang

diadakan

kelurahan secara

kontinue, belum

adanya

pemutakhiran

data yang

dilakukan lebih

dari 10 tahun,

belum

dirasakannya

pelayanan umum

yang baik dan

pembangunan

infrastruktur

sarana dan

prasarana daerah,

rendahnya

kepercayaan

masyarakat

terhadap aparat

pajak atau

pemerintah dalam

penggunaan dana

pajak.

masih kurangnya

pemahaman dan

kesadaran

masyarakat

Kelurahan

Kadomas akan

pentingnya

membayar PBB-

P2 sebagai bentuk

kewajiban.

Masih banyak

permasalahan

yang ada di

Kelurahan

Kadomas soal

PBB-P2 adalah

masih rendahnya

realisasi

penerimaan PBB-

P2, adanya double

abstrak, dimana

obyek pajak yang

terkena pajak

berada di luar

daerah sehingga

aparat kesulitan

menagihnya

sedangkan

pemiliknya di luar

dan obyek pajak

tidak ada tetapi

SPPT mengenai

obyek tersebut

ada.

3 Persamaan Meneliti tentang

Kepatuhan

Meneliti tentang

kepatuhan wajib

Meneliti tentang

Kepatuhan

Page 81: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

62

Masyarakat dalam

pembayaran PBB

pajak dalam

membayar PBB

Masyarakat

Dalam Membayar

PBB-P2 di

Kelurahan

Kadomas

Kabupaten

Pandeglang

4 Perbedaan Meneliti tentang

pengaruh sikap

wajib pajak

terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam

pembayaran PBB

(studi empiris di

wilayah KP.PBB

Semarang)

Meneliti tentang

kepatuhan

masyarakat dalam

membayar bumi

dan bangunan

(Studi kasus di

wilayah kelurahan

cimuncang

kecematan serang

kota serang tahun

2011)

Meneliti tentang

Kepatuhan

masyarakat dalam

membayar PBB-

P2 di kelurahan

kadomas

kabupaten

pandeglang

2.3 Kerangka Berfikir

Sugiyono (2005:66 ), menjelaskan kerangka berfikir adalah sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan.

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka

pengembangan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih

baik. Pembangunan yang ingin dicapai bangsa Indonesia adalah mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur yang merata. Dalam membiayai pembangunan

salah watu upaya dari pemerintah adalah menyerap penerimaan dari sektor pajak.

Menurut Munawir (dalam Nurmayasari, 2010:23), pengelompokan pajak menurut

sifatnya terbagi menjadi dua jenis yaitu pajak subjektif dan objektif. Pajak

Subjektif adalah wajib pajak yang memperhatikan pribadi wajib pajak,

pemungutannya berpengaruh pada subjeknya, keadaan pribadi wajib pajak dapat

Page 82: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

63

mempengaruhi besar kecilnya pajak yang harus dibayar. Misalnya, pajak

penghasilan. Sedangkan pajak objektif adalah pajak yang tidak memperhatikan

wajib pajak, tidak memandang siapa pemilik atau keadaan wajib pajak, yang

dikenakan atas objeknya. Salah satu contoh pajak objektif tersebut adalah pajak

bumi dan bangunan. Dengan penerimaan sektor pajak bumi dan bangunan yang

tinggi diharapkan memberikan kontribusi yang tinggi pula bagi pembangunan.

Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan peran serta masyarakat dengan cara

menghimpun dana melalui berbagai objek pajak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta perlunya peran serta pemerintah dalam

hal pemungutan pajak bumi dan bangunan.

Menurut undang-undang republik indonesia Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah pengertian dari pajak bumi dan

bangunan :

“Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan

oleh orang spribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk

kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan”.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak bumi dan

bangunan adalah penerimaan negara yang berasal dari rakyat yang memiliki hak

atas kebendaan objek atau bumi, tanah dan atau bangunan.

Berdasarkan wawancara dengan pihak-pihak terkait dan observasi

lapangan terdapat atau di jumpai masalah yang terjadi seperti masih rendahnya

kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan

perkotaan (PBB-P2), kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya

membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan (PBB-P2) sehingga

Page 83: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

64

kesadaraan masyarakat masih rendah, dan tidak adanya sanksi hukum yang jelas

bagi masyarakat yang tidak membayar pajak.

Untuk mengetahui seberapa tinggi kepatuhan masyarakat dalam

membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan (PBB-P2) di kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang peneliti melakukan penelitan dengan berdasarkan

teori aspek kepatuhan wajib pajak menurut Nasucha (2004:148). Untuk lebih

jelas, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kerangka berfikir, yang dapat

dilihat melalui gambar berikut :

Page 84: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

65

Gambar 2.3

Alur Berfikir

Permasalahan

1. Masih rendahnya kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi

dan bangunan perdesaan perkotaan (PBB-P2).

2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya

membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan (PBB-P2)

sehingga kesadaran masyarakat masih rendah.

3. Tidak adanya sanksi hukum yang jelas bagi masyarakat yang tidak

membayar pajak.

(Peneliti, 2016)

Indikator Aspek Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak

1. Aspek yuridis

2. Aspek psikologis

3. Aspek sosiologis

(Nasucha 2004:148)

kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya untuk membayar

PBB-P2 di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Page 85: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

66

2.4 Asumsi Dasar

Pada penelitian kali ini, peneliti memfokuskan penelitiannya pada

Analisis Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang.Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, dengan data dan fakta yang

didapat, Tingkat Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang masih dikatakan masih rendah. Ini terjadi akibat kurangnya kepatuhan

masyarakat dalam membayar PBB-P2.

Page 86: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

67

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan bagian penting dalam penyusunan

penelitian ini. Metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan. Umumnya tujuan penelitian adalah memecahkan masalah. Dan langkah-

langkah yang ditempuh dalam sebuah penelitian harus relevan dengan masalah

yang dirumuskan.

Guna menemukan hasil penelitian terkait dengan Analisis Kepatuhan

Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan

(PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang diperlukan adanya

metode penelitian yang tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena dengan bentuk

penelitian ini memungkinkan Peneliti untuk dapat menggambarkan objek

penelitian secara holistik berdasarkan realitas sosial yang ada di lapangan.

Menurut Moleong (2007:6) Metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan Bogdan dan

Page 87: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

68

Taylor dalam Moleong (2007:4) menjelaskan bahwa “Metodologi penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati”.

Dalam penelitian kualitatif instrumentnya adalah orang atau human

instrument, yaitu Peneliti sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka Peneliti

harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,

menganalisis, memotret, dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti menjadi

lebih jelas dan bermakna. Data yang dihasilkan berbentuk kata-kata, kalimat

untuk mengeksplorasi bagaimana kenyataan sosial yang terjadi dengan

mendeskripsikan hal-hal yang sesuai dengan masalah dan unit yang diteliti.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif diharapkan dapat

mengungkapkan peristiwa atau kejadian yang terjadi sebenarnya di lapangan.

3.2 Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitian, Peneliti kualitatif menentapkan fokus.

Spradley dalam Sugiyono (2012:208) menyatakan bahwa “A focused refer to a

single cultural domain or a few related domains.” Maksudnya adalah bahwa

fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari

situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus lebih di dasarkan pada

tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

Kebaruan Informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih

luas dan mendalam tentang situasi sosial. Tetapi juga ada keinginan untuk

Page 88: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

69

menghasilkan ilmu baru dari situasi sosial. Tetapi juga ada keinginan

menghasilkan ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus penelitian yang

diperoleh setelah peneliti melakukan penjelajahan umum. Dari penjelajahan

umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum yang menyeluruh yang

masih padda tahap permukaan terhadap situasi sosial. Untuk memahami secara

lebih luas dan lebih mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian.

Dengan memperhatikan indentifikasi masalah yang sudah dikemukakan

sebelumnya maka fokus penelitian ini adalah Analisis Kepatuhan Masyarakat

Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di

Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

3.3 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian merupakan obyek dan sumber data dari tempat yang

diteliti sehingga informasi yang diperoleh bisa memberikan data yang akurat dan

kebenarannya dalam penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan

Kadomas Kabupaten Pandeglang.

Alasan Peneliti memilih lokasi penelitian di Kelurahan Kadomas adalah

karena pada tahun anggaran 2014 sampai dengan 2015 Kelurahan Kadomas

terjadi penurunan penerimaan PBB-P2 terkecil dibandingkan dengan 3 Kelurahan

yang lain, yakni Kelurahan Pandeglang, Kelurahan Kabayan dan Kelurahan

Babakan, dengan realisasi penerimaan sebesar Rp. 14.209.407 (2014) atau setara

dengan 40,45% dari target Rp. 35.127.659. sedangkan pada tahun anggaran 2015

Page 89: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

70

Kelurahan Kadomas tidak mencapai realisasi sebesar Rp. 8.406.269 atau setara

dengan 24,09% dari target sebesar Rp. 34.894.773. Bahwa tingkat kepatuhan

masyarakat dalam membayar PBB-P2 pada tahun anggaran 2014 masih rendah

presentase sebanyak 40,45%. Sedangkan pada tahun anggaran 2015 Kelurahan

Kadomas mengalami penurunan yang sangat tinggi dilihat dari presentase

sebanyak 24,09%.

3.4 Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi Konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang

jelas digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis dan

pembaca. Konsep-konsep yang digunakana dalam teori ini adalah :

1) Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak mengandung arti sebagai perbanding antara

hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang

digunakan (input). Kepatuhan wajib pajak (Wahyu santoso, 2008) adalah

wajib pajak mempunyai kesedian untuk memenuhi kewajiban

perpajakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa perlu

diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun

ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi.

Upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak, dihadapkan pada

kondisi yang masih belum optimalnya system perpajakan dijalankan.

Dalam system self assessment yang berlaku saat ini posisi wajib pajak

sangat penting karena wajib pajak diwajibkan untuk melaksanakan

Page 90: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

71

kewajiban pajaknya secara mandiri. Menurut Nasucha (2004:148)

menyatakan bahwa terdapat aspek-aspek tingkat kepatuhan wajib pajak

yang terdiri dari :

1. Aspek yuridis.

2. Aspek psikologis.

3. Aspek sosiologis.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam

rincian yang terukur atau disebut indikator penelitian. Biasanya menggunakan

matrik, indikator dan nomor pertanyaan sebagai lampiran. Melihat pennelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif, maka dalam penjelasan definisi

operasional akan dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang tentunya

dikaitkan dengan konsep teori yang digunakan menurut Nasucha (2004:148

menyatakan bahwa terdapat aspek-aspek tingkat kepatuhan wajib pajak, berikut

rincian dari dimensi dan indikator yang digunakan pada tabel 3.1 yaitu sebagai

berikut :

Page 91: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

72

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

Dimensi Indikator Pertanyaan

sAnalisis Kepatuhan

Masyarakat Dalam

Membayar Pajak Bumi

dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan

(PBB-P2) di

Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang

Aspek Yuridis

Pengisian SPPT

Perhitungan pajak

Pembayaran pajak

Aspek Psikologis

Penyuluhan

Pelayanan

Pemeriksaan Pajak

Aspek Sosiologis

Kebijakan Publik

Kebijakan Fiskal

Kebijakan Perpajakan

Administrasi Perpajakan

(Sumber: Peneliti, 2016)

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat ukur yang tepat dalam proses

pengolahannya. Hal ini untuk mencapai hasil yang diinginkan. Alat ukur dalam

penelitian disebut juga instrumen penelitian atau dengan kata lain bahwa pada

dasarnya instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam mengukur

fenomena alam atau sosial yang diamati. Dalam penelitian Analisis Kepatuhan

Masyrakat Dalam Membayar PBB-P2 di Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang yang menjadi instrumen utamanya adalah Peneliti itu sendiri .

Page 92: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

73

Sejalan dengan pendapat Moleong (2007:9), bahwa Peneliti sendiri atau

dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini

dilakukan karena hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau

objek lainnya, dan manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-

kenyataan di lapangan. Hanya manusia sebagai instrument pulalah yang dapat

menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi

hal yang demikian, tentunya dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya.

3.6 Informen Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi yang

diperlukan selama proses penelitian. Teknik yang digunakan untuk menentukan

informan dalam penelitian kualitatif ini yaitu dengan jalan peneliti memasuki

situasi sosial tertentu, melakukan observasi, dan wawancara kepada orang-orang

yang dipandang mengetahui tentang situasi sosial tertentu (dalam Prastowo,

2011:197). Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik Purposive, yaitu informan yang secara sengaja dipilih oleh

peneliti, karena dianggap memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat memperkaya data

penelitian Irawan(2006:17).

Menurut Patton dalam Denzin (2009:290), alasan logis di balik teknik

Purposive dalam penelitian kualitatif merupakan prasyarat bahwa sampel yang

dipilih sebaiknya memiliki informasi yang kaya (rich information).

Page 93: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

74

Bungin, Burhan dalam bukunya analisis data penelitian kualitatif (2007:53)

prosedur sampling yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana

menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang serat

informan sesuai dengan fokus penelitian. Menurut Denzim K (2009: 290), bahwa

penentuan key informandisebut pemilihan partisipasi pertama (the primary

selection), yaitu pemilihan secara langsung memberi peluang bagi peneliti untuk

menentukan sampel dari sekian informan yang ditemui.Sedangkan jika peneliti

tidak dapat menentukan partisipasi secara langsung, secara alternatif peneliti dapat

melakukan pemilihan informan kedua (secondary selection).

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah key informan, yang

mana key informan merupakan narasumber yang utama. Dalam penelitian ini yang

menjadi key informan adalah:

Untuk lebih jelasnya, informan penelitian mengenai Tingkat Kepatuhan

Masyarakat Dalam Membayar PBB-P2 di Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang dapat di klasifikasikan pada tabel 3.1. berikut ini:

Page 94: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

75

Tabel 3.1

InformanPenelitian

No Kode Informan Keterangan

1 I 1.1 Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan Perkotaan Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang

Key Informan

2 I 2.1 Lurah di Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang

Key Informan

3 I2.2 Kolektor Pemungutan PBB-P2 di Desa

Kadomas Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang

Key Informan

4 I 2.3 Kolektor Pemungutan PBB-P2 di Desa

Pabuaran Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang

Key Informan

5 I2.4 Kolektor Pemungutan PBB-P2 di Desa jajawai

dan Cijeruk Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang

Key Informan

6 I 2.5 Kolektor Pemungutan PBB-P2 di Desa

Pakalongan dan Cicalung Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang

Key Informan

Page 95: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

76

7 I 2.6 Kolektor Pemungutan PBB-P2 di Desa Luar

Desa Kelurahan Kadomas Kabupaten

Pandeglang

Key Informan

8 I 3.1 Masyarakat yang menerima SPPT Secondary

Informan

(Sumber : Data Diolah Peneliti, 2016)

3.7 Teknis Penolahan Data dan Analisis Data

3.7.1 TeknikPengolahan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitiannya. Dalam

penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam berbagai teknik pengumpulan data

yaitu, wawancara, observasi, dokumentasi, studi kepustakaan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

teknik seperti wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan, yang

mana teknik-teknik tersebut diharapkan dapat memperoleh data dan informasi

yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitiannya.

1. TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai setting,

berbagai sumber dan berbagai cara Sugiyono( 2012: 224). Teknik

pengumpulan data kali ini yang digunakan adalah wawancara tidak

terstruktur, di mana wawancara bebas. Di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Observasi yaitu pengumpulan

Page 96: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

77

data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang

dilakukan sumber penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan observasi non partisipasi artinya hanya sebagai pengamat saja.

Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi dari

beberapa teknik yaitu:

1. Wawancara

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal.

Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari

informal ke formal. Walaupun semua percakapan mempunyai aturan

peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau partisipan lainnya, aturan

pada wawancara penelitian lebih ketat. Tidak seperti pada percakapan

biasa, wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi

dari satu sisi saja, oleh Karena itu, hubungan asimetris harus tampak.

Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan,

persepsi dan pemikiran pertisipan. Uraian berikut ini akan

menggambarkan jenis wawancara, jenis pertanyaan, lama waktu

wawancara dan prosedur melakukan wawancara pada penelitian

kualitatif.

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

Page 97: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

78

dengan pasti tentang informa siapa yang akan diperoleh. Oleh

karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah

disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden

diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data

mencatatnya.

b. Wawancara Semi Terstruktur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth

interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara Tak Berstruktur

Wawancara jenis ini adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Page 98: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

79

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informasi. Aturan pada

wawancara penelitian lebih ketat. Pedoman wawancara dibuat oleh peneliti

berdasarkan tugas pokok dan fungsi setiap informan dalam penelitian.Oleh karena

itu, dalam pedoman wawancara mengajukan pertanyaan perlu dilandasi oleh

dimensi teori.

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam. Untuk

itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data secara

terstruktur, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga untuk menggunakan

wawancara tidak terstruktur guna memperkaya data yang digunakan peneliti.

Page 99: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

80

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No Indikator Uraian Pertanyaan Kode

Informan

1 Aspek Yuridis 1. Apakah pengisian SPPT (Surat

Pemberitahuan Pajak Terhutang)

sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan?

I1.1, I2.1

2. Apakah selalu melaporkan SPPT

(Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang) yang telah diisi

dengan tepat waktu?

I2.1, I2.2, I2.3,

I2.4, I2.5, I2.6

3. Apakah selalu menghitung

obyek pajak yang terutang

dengan benar dan apa adanya?

I1.1, I2.1, I2.2,

I2.3, I2.4, I2.5,

I2.6

4. Apakah selalu membayar PBB-

P2 yang terutang dengan tepat

waktu?

I3.1n

2 Aspek

Psikologis

1. Apakah Dinas dan Aparatur

Desa pernah mengadakan

penyuluhan tentang PBB-P2?

I1.1, I2.1, I2.2,

I2.3, I2.4, I2.5,

I2.6, I3.1n

2. Apakah dalam penyuluhan

dijelaskan denda jika menunda

atau tidak membayar PBB-P2?

I3.1n

3. Bagaimana jika ada masyarakat

yang menunda atau tidak

membayar PBB-P2?

I1.1, I2.1, I2.2,

I2.3, I2.4, I2.5,

I2.6

4. Apakah petugas pajak bersikap

ramah dan sopan dalam

melayani setiap wajib pajak?

I3.1n

5. Apakah petugas pajak cepat

tanggap atas kesulitan yang

dialami wajib pajak?

I1.1, I2.1, I2.2,

I2.3, I2.4, I2.5,

I2.6, I3.1 n

3 Aspek

Sosiologis

1. Apakah kantor pajak sudah

memberikan penyuluhan terkait

adanya perubahan PBB-P2

menjadi Pajak Daerah?

I1.1, I2.1, I2.2,

I2.3, I2.4, I2.5,

I2.6, I3.1n

2. Apakah sudah mengetahui alur

pembayaran PBB-P2? I3.1n

3. Adakah permasalahan di

Kelurahan Kadomas mengenai

PBB-P2?

I1.1, I2.1, I2.2,

I2.3, I2.4, I2.5,

I2.6

(Sumber : Data Diolah Peneliti, 2016)

Page 100: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

81

1. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukan pasa subjek penelitian, namun melalui dokumen. Dengan teknik

dokumentasi ini peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang

sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam

sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk

karya pikir (Satori, 2010:148).

Menurut Guba dan Lincoln (1981) dalam Alwasilah (2006:155)

mengartikan dokumen sebagai barang yang tertulis atau terfilmkan selain

record yang tidak disiapkan khusus untuk permintaan peneliti. Adapun

dokumen-dokumen yang digunakan berupa surat-surat keputusan, data

statistik, catatan-catatan, arsip-arsip, laporan, foto, dan dokumen-dokumen

lain.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan memperoleh

atau mengumpulkan data dari berbagai referensi yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan.

3. Observasi

Menurut Nasution dalam (sugiyono, 2012:226) menyatakan bahwa

observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmu hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

Page 101: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

82

melalui observasi. Data dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat

yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan

elektron) maupun yang sangat jauh berbeda (benda ruang angkasa) dapat di

observasi dengan jelas.

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif pengematan di

manfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dilakukan oleh Guba dan Lincoln

dalam Maleong sebagai berikut:

“pertama, teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara

langsung. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat

dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian

sebagaimana terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan

memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan

dari data, Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti. Jalan

yang terbaik untuk mengecek kepercayaan data tersebut ialah

dengan memanfaatkan pengamatan. Kelima, teknik pengamatan

memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi yang rumit.

Situasi yang rumit mungkin terjadi ketika peneliti ingin

memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Keenam, dalam

kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak

memungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat

bermanfaat”.

3.7.2 Teknik Analisis Data

Dalam peneliti kualitatif kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra lapangan sampai dengan selesainya penelitian, analisis

data dilakukan secara terus menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat

jenuh.

Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif (1982) dalam Irawan

(2006:5.24) adalah:

Page 102: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

83

“proses mencari dan mengatur secara sistematis transkip wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang peneliti dapatkan, yang

kesemuanya itu eneliti kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

peneliti (terhadap satu komponen) dan membantu peneliti untuk

mempresentasikan penemuan peneliti kepada orang lain”.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan

selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan

untuk diolah secara sistematis, dimulai dari wawancara, observasi, mengedit,

mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta

menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan

model analisis interaktif dari Miles & Huberman, seperti pada gambar dibawah

ini:

Gambar 3.1

Analisis Data Model Interaktif

(Sumber : Sugiyono,2012:88)

Page 103: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

84

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian

dan melakukan pengumpulan data penelitian, ini merupakan tahap awal

yang harus dilakukan oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh

informasi mengenai masalah-masalah yang terjadi dilapangan.

2. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian

laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian di

reduksi, dirangkum, dn kemudian dipilih hal yang pokok, difokuskan

untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui

proses penyuntingan, pemberia kode, dan pentabelan). Reduksi data

dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada

tahapan ini setelah data dipilih kemudia di sederhanakan, data yang tidak

diperlukan disortir agar diberi kemudahan dalam penampilan, penyajian,

serta untuk menarik kesimpulan sementara.

3. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimaksudkan agar lebih

mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara

keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Hal ini merupakan

pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan

jelas sosoknya lebih utuh. Data-data tesebut kemudian dipilih-pilih dan

disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan

kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan

Page 104: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

85

yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh

pada waktu data direduksi.

4. Penarikan kesimpulan/Verifikasi

Langakah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-hubungan

mencatat keteraturan pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar

dan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan terus bertumbuh selama proses pengumpulan data masigh terus

berlangsung dan tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan

tersebut didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.7.2.1 Sumber Data

Data adalah bahan keterangan tentang semua objek peneliti yang diperoleh

dilokasi penelitian (Bungin, 2005:19). Jenis-jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai

data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan

Page 105: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

86

data primer peneliti harus mengumpulkan secara langsung dari sumbernya

dan masih bersifat mentah. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi

terfokus (focus grup discuccion-FGD) data penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik

(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Data sekunder terbagi dua,

yaitu studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

3.7.2.2 Uji Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012:267), keabsahan data atau validitas data adalah

derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang

dapat dilaporkan oleh peneliti. Data dalam penelitian kualitatif, dapat dinyatakan

valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Adapun dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan dua cara

yakni:

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan proses check and recheck antara satu sumber data

dengan sumber data lainnya (Irawan, 2006:5.34). sedangkan menurut

Sugiyono (2011:273) triangulasi dalam pengujian kredebilitas diartikan

Page 106: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

87

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu, seperti yang dijelaskan berikut:

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredebilitas data, dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredebilitas data, dilakukan dengan

cara mngecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu untuk menguji kredebilitas data, dilakukan melalui

pengecekan data dengan waktu atau situasi yang berbeda.

2. Teknik Member Check

Menurut Sugiyono (2012:276) Member Check adalah proses pengecekan

data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data. Bila data yang ditemukan valid, maka semakin

dipercaya.

3.8 Jadwal Penelitan

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ditunjukan pada tabel beri

Page 107: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Pandeglang

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 6 Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa. Secara geografis terletak

antara 6°21´-7°10´ Lintang Selatan dan 104°48´-106°11´ Bujur Timur, memiliki luas

wilayah 2.747 Km² (274.689,91 ha), atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten

dengan panjang pantai mencapai 307 Km. Secara administratif dibagi menjadi 322

Desa, 13 Kelurahan dan 35 Kecamatan, dengan batas-batas administrasi :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang.

b. Sebelag Barat berbatasan dengan Selat Sunda.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.

Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona Bogor

yang merupakan jalur perbukitan.

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang

4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi DISPENDA Kabupaten

Pandeglang

Sejalan dengan penataan Organisasi Perangkat Daerahyang mengacu pada

Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun2007 tentang organisasi perangkat kerja daerah,

Page 108: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

90

KabupatenPandeglang Telah menerbitkan Peraturan Daerah KabupatenPandeglang

Nomor 2 Tahun 2014 Tentang PembentukanOrganisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Pandeglang yangsekaligus merupakan pengganti Peraturan Daerah

KabupatenPandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang PembentukanSusunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat DaerahKabupaten Pandeglang. Impact dari

terbitnya PeraturanDaerah Nomor 2 Tahun 2014 Tentang PembentukanOrganisasi

Perangkat Daerah tersebut adalah DinasPengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset

kabupatenpandeglang dipecah menjadi dinas pengelolaan keuangan danaset dan dinas

pendapatan daerah.

4.1.2.2 Kedudukan

Berdasarkan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 33 Tahun2014 Tentang

Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja DinasDaerah, Dinas Pendapatan Daerah adalah

unsur pelaksanaotonomi Daerah, dipimpin oleh kepala dinas, yangberkedudukan

dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupatimelalui Sekretaris Daerah.

4.1.2.3 Tugas Pokok

Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakanurusan

Pemerintahan daerah dibidang Pendapatan Daerahberdasarkan asas Otonomi dan

tugas pembantuan.

4.1.2.4 Fungsi

Dalam Melaksanakan Tugas, Dinas Pendapatan Daerahmenyelenggarakan fungsi :

Page 109: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

91

a. Penyusunan Perencanaan program kebijakan pembinaan,pengembangan dan

peningkatan dalam pelayanan umum dibidang pendapatan daerah.

b. Perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan daerah.

c. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasipelaksanaan kegiatan

bidang pendapatan daerah.

d. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas pemungutan dan penyetoran

pajak daerah dan pendapatan lainnya.

e. Pelaksanaan kegaiatan penatausahaan dinas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugasdan fungsinya.

4.1.2.5 Rincian Tugas

1. Bidang Pendapatan Pajak Daerah

1) Bidang Pendapatan Pajak Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas

Pendapatan Daerah.

2) Bidang Pendapatan Pajak Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan pendapatan dan pendaftaran wajib pajak daerah,

kegiatan pemeriksaan dan penetapan pajak daerah, kegiatan penerimaan

dan pembukuan pajak daerah.

3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang

Pendapatan Pajak Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan perencanaan program kebijakan teknis operasional

program dan pengkoordinasian kegiatan pemberian pelayanan

Page 110: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

92

teknis di bidang pendapatan asli daerah dan pemberian pelayanan

teknis dengan menyelenggarakan kegiatan sesuai norma, standar

dan prosedur yang berlaku yang diarahkan oleh Kepala Dinas

Pendapatan Daerah sesuai kebijakan umum daerah.

b. Perumusan perencanaan program kebijakan teknis dan metode

penyelenggaraan dalam upaya pelayanan umum dan teknis di

bidang administrasi keuangan daerah dengan melaksanakan

kegiatan pelaksanaan pemberian petunjuk teknis sistem penagihan

dan pemungutan pajak daerah, melaksanakan pembenahan data

objek dan subjek pajak daerah, melaksanakan kegiatan penelitian,

menghimpun dan mencatat data objek dan subjek pajak,

melaksanakan penetapan nomor pokok wajib pajak daerah (

NPWP ), melaksanakan pembagian tugas kepada para kasi sesuai

dengan tupoksinya.

c. Pengoordinasian, sinkronisasi dan keharmonisan pelaksanaan

pedoman standarisasi dan prosedur manajemen pengelolaan

keuangan daerah baik unsur lingkup dinas maupun dengan

instansi terkait sesuai dengan norma, standar dan prosedur

pelayanan minimal yang diarahkan oleh Kepala Dinas Pendapatan

Daerah sesuai kebijakan umum daerah.

d. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pengendalian,

monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan program

strategis keuangan daerah dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang

Page 111: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

93

dilimpahkan dan atau diperintahkan Kepala Dinas Pendapatan

Daerah sesuai ruang lingkup tupoksi, tanggungjawab dan

kewenangan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2. Bidang Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2)

Dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB)

1) Bidang Pendapatan PBB-P2 dan BPHTB dipimpin olehseorang

Kepala Bidang yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada

Kepala Dinas PendapatanDaerah.

2) Bidang Pendapatan PBB-P2 dan BPHTB mempunyaitugas pokok

melaksanakan Perubahan Pelaksanaanteknis dan Pendataan Wajib

Pajak Bumi danBangunan (PBB) Perkotaan dan Perdesaan, dan

BeaPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,Bidang

Pendapatan PBB-P2 dan BPHTBmenyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknispendapatan

PBB-P2 dan BPHTB.

b. penyusunan bahan korrdinasi dan pembinaanteknis pendapatan

PBB- P2 dan BPHTB.

c. penyelenggaraan evaluasi dan pengendaliankegiatan

pendapatan PBB- P2 dan BPHTB.

d. penyelenggaraan kegiatan pendapatan PBB-P2 danBPHTB.

Page 112: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

94

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasansesuai

dengan tugas dan fungsinya.

4.1.2.6 Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 33 Tahun2014 Tentang

Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja DinasDaerah, Dinas Pendapatan Daerah

Terdiri dari :

1) Kepala Dinas

2) Sekretariat Terdiri dari :

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

b. Subbagian Keuangan.

c. Subbagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan

3) Unsur Pelaksana adalah bidang, terdiri dari

I. Bidang Pendapatan Pajak Daerah terdiri dari :

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran Pajak Daerah.

b. Seksi Pemeriksaan dan Penetapan Pajak Daerah.

c. Seksi Penagihan dan Keberatan Pajak Daerah.

II. Bidang PEndapatan Bukan Pajak Daerah dan piutangDaerah

terdiri dari :

a. Seksi hasil kekayaan daerah dan lain-lain PAD.

b. Seksi Badan Usaha Milik Daerah.

c. Seksi Piutang Daerah.

III. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan (PBB-

P2) terdiri dari :

Page 113: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

95

a. Seksi pendataan dan pendaftaran PBB-P2 dan BPHTB.

b. Seksi Penilaian dan Penetapan PBB-P2 dan BPHTB.

c. Seksi Penagihan dan Keberatan PBB-P2 dan BPHTB.

IV. Bidang Program, Kebijakan dan Pelaporan PendapatanDaerah

terdiri dari :

a. Seksi Program dan Analisis Pendapatan Daerah.

b. Seksi Kebijakan dan PEmbinaan PEndapatan Daerah.

c. Seksi Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan

PendapatanDaerah.

4.1.2.7 Sumber Daya DISPENDA Kabupaten Pandeglang

Sampai dengan akhir Januari 2015, Pegawai Dispendaberjumlah 59 orang,

terdiri dari 36 orang PNS, 9 orang Stafnon PNS Tenaga Kerja Kontrak (TKK), dan 14

orang staf NonPNS/ Tenaga Kerja Sukarela (TKS).

4.1.2.8 Kondisi Sarana dan Prasarana Yang Digunakan

Selain faktor sumber daya manusia dan anggaran,salah satu faktor kunci lain

yang dibutuhkan untukmemperlancar pelaksanaan program dan kegiatan

SKPD,adalah adanya dukungan sarana dan prasarana yangmemadai dalam rangka

pelaksanaan kinerja. SebagaiSatuan Kerja Perangkat Daerah yang baru dibentuk

berdaarkan Peraturan Daerah Kab. Pandeglang Nomor 2Tahun 2014 tentang

Pembentukan Organisasi PerangkatDaerah Secara umum, Dinas Pendaptan Daerah

KabupatenPandeglang memiliki sarana dan prasarana yang cukupterbatas. Namun

keterbatasan tersebut bukanlah suatuhambatan dan alasan bagi Dinas Pendapatan

Page 114: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

96

Daerah dalammelaksanakan Tugas dan Fungsinya, sarana dan prasaranakerja tersebut

terdiri dari gedung kantor, perlengkapankantor, dan kendaraan dinas.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinyasehari-hari, Dinas Pendapatan

Daerah melakukan kegiatanoperasionalnya di Gedung kantor bekas kantor

DinasPerindustrian dan Perdagangan Pasar, yang bertempat di Jl.A. Yani Nomor 1

Pandeglang, yang bersebelahan denganKantor Bappeda dan Bersebrangan langsung

dengan KantorKodim 0601 Pandeglang penempatan gedung kantor DinasPendapatan

Daerah dilakukan sejak tanggal 5 Januari 2015sesaat setelah pelantikan Pejabat

Esselon II dan IIIdilingkungan Pemerintah Kab. Pandeglang tanggal 31Desember

2014.

Gedung kantor tersebut didukung oleh fasilitaspenunjang, seperti instalasi

listrik, telepon, internet (hasilfasilitasi dari Bagian Humas (sekarang Bagian TU

Pimpinan)dan air yang ketersediaannya belum cukup memadai, dandilengkapi dengan

sarana perlengkapan kantor.Perlengkapan kantor yang dimiliki oleh Dinas

PendapatanDaerah merupakan limpahan dari Dinas PengeolaanKeuangan,

Pendapatan dan Aset, seperti tertuang dalam Berita Acara Serah Terima Aset dan

SDM Kondisiperlengkapan kantor Dispenda secara umum adalah dalamkondisi baik

namun belum memadai dengan jumlah Pejabatdan Staf yang saat ini ada pada

Dispenda dalammelaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai denganketentuan

mengenai standarisasi sarana dan prasaranakerja di SKPD Pemerintah Daerah sesuai

dengan ketentuanmengenai standarisasi sarana dan prasarana kerja di

SKPDPemerintah Daerah.

Page 115: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

97

4.1.2.9 Target dan Realisasi Pendapatan

Anggaran Pendapatan Daerah Kab. Pandeglang diperolehdari sumber-sumber

pendapatan yang terdiri dari :

a. Pendapatan aslis daerah yang meliputi Pajak Daerah,Retribusi Daerah, hasil

pengelolaan Kekayaan Daerah yangdipisahkan, dan lain-lain pendapatan

Daerah yang sah.

b. Dana Perimbangan yang meliputi Bagian bagi Hasil pajakdan Bukan pajak,

Dana Alokasi Umum, Dana AlokasiKhusus, dana Penyesuaian.

c. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah, yang sah, yangmeliputi pendapatan

hibah, dana darurat, dana bagi hasilpajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya, danapenyesuaian dan otonomi khusus, dan Bantuan keuangandari

Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya, danpenerimaan daerah lainnya yang

sah.

4.1.2.10 Visi dan Misi

a. Visi Dinas Pendapatan Daerah :

“Terwujudnya Optimalisasi Penerimaan Pendapatan Asli

DaerahUntuk Membiayai Penyelenggaraan Pemerintahan DanPembangunan

di Kabupaten Pandeglang”.

Pada Visi tersebut yang dimaksud optimalisasi penerimaanpendapatan

Asli Daerah, Dinas Pendapatan Daerah sebagaiSatuan Kerja Perangkat Daerah

yang membidangiPenerimaan dari sektor Pajak dan Retribusi Daerah

selakuPembina).

b. Misi Dinas Pendapatan Daerah :

Page 116: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

98

1) Mewujudkan Kebijakan Teknis Bidang Pendapatan AsliDaerah.

2) Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya AparaturPemerintah Dalam

Bidang Pendapatan Asli Daerah.

3) Optimalisasi potensi sumber Pendapatan Asli Daerah.

4) Memberdayakan Potensi Sumber-Sumber Pendapatan AsliDaerah.

5) Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Wajib Pajak,Retribusi Dan

Wajib Pajak Lainnya.

4.1.3 Gambaran Umum Kelurahan Kadomas

Kelurahan Kadomas adalah salah satu dari 4 (empat) kelurahan di Kecamatan

Pandeglang.Nama Kelurahan Kadomas diambil dari salah satu kampung yang berada

di wilayah Kelurahan Kadomas Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang.

Secara geografis Kelurahan Kadomas terletak di bagian Utara Kecamatan

Pandeglang dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukaratu Kecamatan Majasari.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Babakan Kalang Anyar.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Karaton Kecamatan Pandeglang.

Luas wilayah Kelurahan Kadomas adalah 255.085 Ha terdiri dari :

a. Tanah perkarangan pemukiman rakyat lebih kurang = ---

b. Tanah perkebunan rakyat lebih kurang =15.60 Ha

c. Tanah persawahan rakyat lebih kurang =---

Page 117: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

99

d. Tanah pertenakan rakyat lebih kurang =---

e. Tanah perikanan rakyat lebih kurang =---

f. Tanah perkuburan lebih kurang =---

g. Tanah kekayaan desa lebih kurang =---

h. Tanah yang dipergunakan jalan umum Provinsi, Kabupaten, Desa =82.130

Ha

i. Tanah kehutanan rakyat lebih kurang =112 Ha

Keadaan Topografis Kelurahan Kadomas Kecamatan Pandeglang dilihat secara

umum keadaannya merupakan daerah rendah.Kelurahan Kadomas mempunyai iklim

subtropis sehingga pengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian dan pola tanam di

kelurahan ini.

Jumlah penduduk dan luas wilayah yang besar bisa menjadi modal dasar

pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan. Jumlah jiwa penduduk

Kelurahan Kadomas adalah 5.496 jiwa terdiri dari laki-laki 2.854 jiwa dan perempuan

2.645 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.559 KK. Agar dapat menjadi

dasar pembangunan maka jumlah penduduk harus disertai kualitas sumber daya

manusia (SDM) yang memadai.

Penangan penduduk sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu

menjadi pendorongan dalam pembangunan khususnya pembangunan kelurahan

Kadomas. Berkaitan dengan kependudukan , aspek yang penting antara lain

perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebebaran serta strukturnya.

Page 118: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

100

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kelurahan Kadomas

Laki-Laki Perempuan Total

2.854 2.645 5.496

Persebaran penduduk di Kelurahan Kadomas tidak rata, secara absolute

jumlah penduduk pada tiap-tiap Rukun Tetangga (RT) terlihat tidak berimbang,

karena luas wilayah masing-masing Rukun Tetangga (RT) berbeda maka tingkat

kepadatan penduduknya pun tidak sama.

4.1.3.2 Permasalahan Dan Potensi Kelurahan Kadomas

a. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi di kadomas yaitu :

- Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup sehat

dalam keseharian terlihat dari rata-rata penduduk belum mempunyai

jamban, pembuangan sampah yang belum tertata dan kandang ayam dan

kambing yang deket rumah.

- Masih kurangnya pembinaan dan permodalan terhadap kelompok usaha

kecil.

Page 119: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

101

b. Potensi

Kelurahan kadomas mempunyai potensi yang penghasilan emping

melinjo, opak, rangginang, keroket, pengrajin tas dan dompet. Para pengrajin

tersebut ada yang perorangan ada juga yang mempunyai kelompok.

4.1.3.2 Tugas dan Fungsi Aparat Kelurahan Kadomas

Dalam melaksanakan Tugas dan Fungsi Aparat Kelurahan Kadomas memiliki

rincian tugas sebagai berikut :

1. Lurah

2. Sekretaris

3. Kasi Pemerintahan

4. Kasi Kesos

5. Kasi Pembangunan

a. Tugas

Melaksanakan kewenangan Pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati

untuk menangani sebagai urusan Otonomi Daerah dan juga melaksanakan

tugas umum Pemerintahan.

b. Fungsi

a) Penyusunan Program dan kegiatan Kelurahan.

b) Pengordinasian penyelenggaraan pemerintah di wilayah Kelurahan.

c) Penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan

bangsa.

Page 120: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

102

d) Pengordinasian kegiatan pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat.

e) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan terhadap kegiatan dibidang

ketentraman, ketertiban dan kebersihan.

f) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan dibidang pendapatan daerah.

g) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan dibidang kesejahteraan

sosial.

h) Pelaksanaan penata usahaan kelurahan.

i) Pelaksanan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4.1.3.3 Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian besar

tugas Kelurahan Kadomas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

a) Kelompok jabatan fungsional dimaksud, terdiri dari sejumlah tenaga dalam

jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai

dengan bidang keahliannya.

b) Setiap kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud, dipimpin oleh

seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati.

c) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan berdasarkan

kebutuhan dan beban kerja.

Page 121: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

103

d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan, diatur

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tabel 4.2

Jumlah Pegawai di Kantor Kelurahan Kadomas

Tahun 2016

No Kategori Jumlah

1 Lurah 1

2 Sekretaris 1

3 Kasi Kesos 1

4 Kasi Pemerintahan 1

5 Kasi Pembangunan 1

6 Pelaksana 2

7 Pelaksana/TKS 22

Jumlah 29

Kelurahan Kadomas terdiri dari 7 Desa, antara lain :

1. Desa Kadomas

2. Desa Pakalongan

3. Desa Jajawai

4. Desa Cicalung

5. Desa Pabuaran

6. Desa Cijeruk

7. Desa Luar Desa

Kelurahan Kadomas memiliki 28 RT, 8 RW dan 53 Kader.

Page 122: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

104

4.1.3.4 Visi dan Misi Kelurahan Kadomas

VISI

“Mewujudkan Kelurahan Kadomas sebagai daerah home industri, pertanian

dan parawisata”

MISI

1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat.

2. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui home indsutri dan

pertanian.

4.2 Deskripsi Data

Data yang disajikan dibawah ini merupakan data yang sudah melalui proses

redukasi. Deskripsi data menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data

mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teori Kepatuhan Wajib Pajak menurut Nasucha.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata

dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan dokumentasi.

Berdasarkan teknik analisis dan kualitatif mengikuti konsep Milesdan

Huberman, yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting,

diantaranya : redukasi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

verifikasi (conclusion drawing/verifying).

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah meredukasi data yaitu merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan

Page 123: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

105

polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan redukasi data, peneliti

memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu :

a. Kode Q₁,₂, dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan.

b. Kode I1.1menunjukkan informan dari Kepala Bidang Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan Perkotaan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang.

c. Kode I2.1 – I2.6 menunjukkan informan dari Pemerintah Desa Kelurahan

Kadomas.

d. Kode I3.1 – I3.7 menunjukkan informan dari Masyarakat Kelurahan Kadomas.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display). Dalam

penelitian kualitatif penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat

atau teks naratif, bagan, matrik, hubungan antara kategori, network, flowchart, dan

sejenisnya. Namun pada penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks

narasi.

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan (verfication) setelah data bersifat

jenuh, artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut data

dijadikan jawaban atas masalah penelitian.Selanjutnya peneliti akan melakukan

Analisis Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

Dan analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teori yang

Page 124: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

106

dianggap sesuai dengan permasalahan dan kerangka berfikir yang telah diuraikan

sebelumnya.

4.2.1 Data Informan Penelitian

Data informan penelitian menjelaskan deskripsi informan yang menjadi

sumber data utama dalam penelitian mengenai Kepatuhan Masyarakat dalam

Membayar PBB-P2 di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang. Deskripsi

informan penelitian meliputi nama informan dan pekerjaan atau jabatan dari informan

penelitian tersebut.Sesuai dengan pemelihan informan penelitian ini menggunakan

teknik purposive, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informan penelitian yang

tepat dan kredibel. Berikut ini daftar deskriptif informan yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 125: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

107

Tabel 4.3

Kodefikasi Informan Penelitian

No. Kode Nama Informan Keterangan Jenis

Kelamin

1 I1.1 Andry Effendy,ST Kasi Penagihan dan

Keberatan PBB-P2

dan BPHTB

Laki – Laki

2 I2.1 Tb. Saepul Bahri Lurah Kadomas Laki – Laki

3 I2.2 Moch. Nursan Kasi Pemerintahan

Kelurahan Kadomas

Laki – Laki

4 I2.3 Wisnu Supardan,

SHI.MM

Kasi Kesos

Kelurahan Kadomas

Laki – Laki

5 I2.4 Nur Rahmi Safitri,

S. Sos

Kasi Pembangunan

Kelurahan Kadomas

Laki – Laki

6 I2.5 Sudarwiningsih Bendahara

Kelurahan Kadomas

Perempuan

7 I3.1 Suparman RT 03 RW 07 di

Desa Kadomas

Laki – Laki

8 I3.2 Jumroni RT 02 RW 02 di

Desa Pakalongan

Laki – Laki

9 I3.3 Suparto RT 02 RW 05 di

Desa Pabuaran

Laki – Laki

Page 126: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

108

10 I3.4 Arif Irawan Masyarakat Desa

Kadomas

Laki – Laki

11 I3.5 Engkom Komariah Masyarakat Desa

Kadomas

Perempuan

12 I3.6 Suzanna Dwi Masyarakat Desa

Kadomas

Perempuan

13 I3.7 Cicih Masyarakat Desa

Pabuaran

Perempuan

(Sumber: data diolah Peneliti, 2016)

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta yang peneliti

dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti

gunakan yaitu menggunakan teori menurut Nasucha (2004:148). Kepatuhan

perpajakan adalah sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak taat, tunduk dan patuh

melaksanakan ketentuan perpajakan, memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara.

Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik bagi

negara maju maupun di negara berkembang. Karena jika wajib pajak tidak patuh

maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran,

pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya tindakan tersebut

akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang.

Page 127: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

109

Dalam penelitian kali ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dengan

didasari data yang peneliti peroleh melalui hasil observasi, wawancara, dokumentasi,

serta studi kepustakaan mengenai kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 di

kelurahan kadomas kabupaten pandeglang yang meliputi komponen variabel menurut

Nasucha (2004:148) sebagai berikut :

4.3.1 Aspek Yuridis

Indikator aspek-aspek kepatuhan wajib pajak yang pertama adalah aspek

yuridis yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari ketaatan terhadap prosedur

administrasi perpajakan yang ada. Aspek ini meliputi laporan perkembangan

penyampaian SPT, laporan perkembangan penyampaian SPT secara presentase yang

diisi secara benar dan tidak benar, serta laporan perkembangan penyampaian

angsuran berdasarkan perkembangan SPT masa.

Indikator aspek yuridis terdari dari pendaftaran wajib pajak, pengisian SPPT,

Perhitungan pajak dan Pembayaran pajak. Mengenai laporan perkembangan

penyampaian SPT secara presentase yang diisi secara benar dan tidak benar, serta

laporan perkembangan penyampaian angsuran berdasarkan perkembangan SPT

terhadap wajib pajak. Peneliti memberikan pertanyaan yaitu :

Page 128: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

110

1. Apakah Pengisian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan?

Kepada Bapak Andry Effendy, ST I1.1sebagai kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB di dinas pendapatan daerah kabupaten pandeglang. Berikut

ketupian wawancara nya :

“Iya, kita mengisi SPPT sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku

perundang-undangannya adalah Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Tentang

Landasan Hukum Dalam Pemungutan Pajak Dan Retribusi Daerah.”

(Selasa, 1 November 2016 Pukul 10:00 WIB di dinas pendapatan daerah).

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang juga mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Pengisian SPPT pasti sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Tetapi

untuk pencapaian target pemungutan pajak bumi bangunan khususnya di

kadomas ini sebetulnya belum sesuai target,target yang ditetapkan pada

tahun 2015 adalah Rp 27.848.697 dan yang teralisasi hanya sekitar Rp

290.199 sekitaran 25,67% berdasarkan laporan yang kami dapatkan dari

Dinas Pendapatan Daerah.” (Rabu 26 Oktober 2016 Pukul 09:30WIB di

kantor Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang).

I2.2 Bapak Moch. Nursan sebagai Kasi Pemerintahan sekaligus sebagai

Kolektor Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Desa

Pakalongan dan Desa Cicalung Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

Mengemukakan hal yang serupa dengan, yakni :

“Iya sudah, berdasarkan peraturan yang berlaku yang kami dapatkan melalui

sosialisai sudah berdasarkan undang-undang yag berlaku yaitu undang

Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Tentang Landasan Hukum Dalam

Pemungutan Pajak Dan Retribusi Daerah” (Rabu, 26 Oktober 2016Pukul

11:00 WIB di Kantor Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang)

Page 129: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

111

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI. MM sebagai Kasi Kesos sekaligus kolektor

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Desa kadomas,

jajawai dan cijeruk Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang mengemukakan hal

yang serupa dengan, yakni :

“Sesuai dengan perundang-undangan, kenapa karna itu udah masuk dari

pada tugas, wewenang, kelurahan untuk menagih pajak. karna dari bawah

tingkat kelurahan sampai kecamatan itu sudah diatur perundang-undangan”

(Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 10:00 WIBdi Kantor Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB, lurah di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, kasi

pemerintahan sekaligus sebagai kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan

dan desa cicalung kelurahan kadomas kabupaten pandeglang dan kasi kesos sekaligus

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang yang bersedia di wawancarai oleh peneliti, dapat

peneliti simpulkan bahwa pengisian SPPT sudah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku adalah no 28 tahun 2009 tentang landasan hukum dalam

pemungutan pajak dan retribusi daerah. Tetapi untuk pencapaian target pemungutan

PBB-P2 khususnya di kelurahan kadomas belum sesuai target, target yang ditetapkan

pada tahun 2015 adalah Rp. 27.848.697 dan yang teralisasi hanya sekitar Rp. 290.199

sekitaran 25,67%.

2. Apakah selalu melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang)

yang telah diisi dengan tepat waktu ?

Page 130: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

112

Berikut hasil wawancara dengan I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di

kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Ada kesulitan dalam pemungutan PBB karena kita berhadapan dengan

masyarakat sangat susah, oleh karena itu pelaporan SPPT selalu tidak sesuai

dengan tepat waktu” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 09:00 WIB di kantor

kelurahan kadomas)

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI. MM sebagai kasi kesos sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk di kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Tidak selalu tepat waktu, hanya kita punya jadwal tertentu sudah

ditargetkan oleh tingkat kantor pajak itu sudah targetkan setiap bulan juli

keluar diakhir sampai oktober , oktober itu harus selesai semuanya.

Masyarakat harus sudah setor sampai minimal 80% . kenapa harus begitu

kita sebagai koordinator di kasi saya membawahi teman-teman dari staf-staf

di bagi wilayah . saya koordinator kesos ini wilayahnya hanya kadomas 2

RW, kita pertama kasih undangan oleh beliau ke masyarakat yang

undangannya itu kita yang buat di kasih ke RT dikumpulkan oleh RT dikasih

jadwal , jadi jadwalnya undangan untuk memberitahukan bahwa untuk

pembayaran pbb itu sampai bulan oktober . oleh RT dikasih ke masyrakat

setempat untuk pembayaran langsung ke pak RT koordinator bayangan kita.

Nah nanti pak RT akan menyetorkan kepada kita ke kelurahan berapa dapat

nya selama sekian bulan karna target kita yang sudah diatur oleh undang-

undang dari bulan juli sampai dengan oktober walaupun kadang-kadang bisa

sampai desember yang penting tahun ini selesainya sampai dengan bulan

oktober , nah itu penyampaian targetnya itu yang lebih mudah untuk

undangan kenapa karna akan mengingatkan tetapi sppt kita tagih ke rumah-

rumah itu ada yang lupa, ada yang bilang nanti akhirnya kita pulang

kemaleman kinerja malam itu kan kita udah diluar waktu kita makannya kita

akalin bagaimana untuk memudahkan koordinator pbb ke masyarakat dengan

cara undangan, undangan dulu kita kasih undangan kepada RT lalu

disebarkan ke masyarakat bahwa sppt nya nilai nya sekian, wajib pajak

sekian, setelah beberapa minggu RT nanti setor ke kelurahn dari kelurahan ke

bank . sebab misalkan kita door to door masyarakat akan kaget terkadang

banyak alasan akhirnya. Sehingga waktu kita habis . kalau dengan undangan

udah komitmen. Itu sistem nya dan itu lebih efektif.” ( Rabu, 26 Oktober 2016

Pukul 10:00 WIB di kantor kelurahan kadomas)

Page 131: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

113

I2.2 Bapak Moch. Nursan sebagai kasi pemerintahan sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang berbeda dengan Bapak Wisnu

Supardan, SHI. MM dan Bapak Tb. Saepul Bahri, yakni :

“Iya kami melaporkan SPPT setiap tahun nya dengan tepat waktu” (Rabu 26

Oktober 2016 Pukul 11:00 WIB di kantor kelurahan kadomas)

I2.4 Ibu Nur Rahmi Safitri, S. Sos sebagai kasi pembangunan sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pabuaran kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan hal serupa dengan Bapak Moch. Nursan, yakni:

“Iya. Selalu tiap bulan” (Rabu, 04 Januari 2016 Pukul 09:00 WIB di kantor

kelurahan kadomas)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh lurah kadomas kelurahan

kadomas, kasi kesos sekaligus sebagai kolektor pemungutan PBB-P2 di desa

kadomas, jajawai dan cijeruk, kasi pemerintahan sekaligus sebagai kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang dan kasi pembangunan sekaligus sebagai kolektor pemungutab

PBB-P2 di desa pabuaran kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, dapat peneliti

simpulkan bahwa tidak ada nya komunikasi hal ini dibuktikan dengan adanya

perbedaan jawaban yang disampaikan oleh aparatur desa tersebut.

3. Apakah selalu menghitung obyek pajak yang terutang dengan benar dan apa

adanya ?

Page 132: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

114

Hasil wawancara dengan I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai kasi

penagihan dan keberatan PBB-P2 dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

“Ya adapun perhitungan obyek pajak yang terutang dilakukan oleh dinas

dengan cara menghitung sesuai dengan kepemilikan yang sah. Dasar

perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan

setinggi-tingginya 100% dari NJOP. NJOP adalah Nilai Jual Obyek Pajak

besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 tahun kecuali obyek pajak tertentu dapat

ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya” (Selasa, 1

November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor dinas pendapatan daerah)

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan, yaitu :

“Tugas kami hanya memungut PBB ke masyarakat untuk perhitungan kami

tidak tahu menau yang merekapitulasi dan melaporkan ke dinas adalah

kecamatan” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 09:30 WIB di kantor kelurahan

kadomas)

I2.2 Bapak Moch. Nursan sebagai kasi pemerintahan sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Udah, perhitungan sudah ditentukan oleh dispenda kami hanya bertugas

untuk memungut pbb kepada masyarakat.” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul

11:00 WIB di kantor kelurahan kadomas)

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI sebagai kasi kesos sekaligus sebagai kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai, dan cijeruk di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Iya. NJOP nya berapa misalkan kali luas tanah mereka lalu di kali 5% untuk

pajak baru nanti keluar nilai nya itu yang wajib pajak oleh masyarakat karna

ada bumi, kalau bangunan lain lagi walaupun bersatu tapi terkadang ada

bangunan dan ada tidak karna memang waktu itu kantor pajak juga belum

merealisasikan walaupun sudah diverifikasi . kalau yang di verifikasi

sekarang sampai bangunan dan bumi ini belum keluar nanti keluarnya 2017.

Page 133: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

115

Yang sekarang masih kebanyakan bumi tapi ada bangunan itu pun yang

bangunan masyarakat yang minta untuk keperluan ke bank baru kita buatkan

bangunan ke UPT mengajukan baru keluar NJOP bangunan karna besar .

rata-rata hampir 15.000 sampai dengan 80.000 paling terkecil tuh ada 5.000

objek tanah padahal bangunannya ada karna apa kita engga bisa meminta

oleh objek tanah dimasukan bangunannya itu bagaimana orang pbb, nanti

orang pbb datang ke kita itu namanya verifikasi. Tapi kadang-kadang

masyarakat tidak mau sebab nanti timbul muncul bangunan akan besar untuk

membayar pajak nya.” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor

kelurahan kadomas)

I2.4 Ibu Nur Rahmi Safitri sebagai kasi pembangunan sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pabuaran kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Iya, sesuai dengan yang ada dilapangan”(Rabu, 04 Januari 2016 Pukul

09:00 WIB di kantor kelurahan kadomas)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikanoleh kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi pemerintahan sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang, kasi kesos sekaligus sebagai kolektor pemungutan PBB-P2 di

desa kadomas, jajawai, dan cijeruk di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, dan

kasi pembangunan sekaligus sebagai kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pabuaran

kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, dapat peneliti simpulkan bahwa

perhitungan obyek pajak yang terutang sudah benar dan apa adanya, sesuai dengan

kepemilikan yang sah. Dasar perhitungan pajak dari NJOP. NJOP adalah nilai jual

obyek pajak besarnya NJOP ditetapkan 3 tahun kecuali obyek pajak tertentu dapat

ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.

Page 134: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

116

4. Apakah selalu membayar PBB-P2 yang terutang dengan tepat waktu ?

Berdasarkan hasil wawancara dengan I3.1 Bapak Suparman sebagai Rt 03 Rw

07 di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan

sebagai berikut :

“Iya, tepat waktu kami RT selalu memberikan laporan masing-masing wajib

pajak yang membayar dengan tepat waktu berdasarkan batas waktu yang

diberikan Kelurahan” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 09:30 WIB di desa

kadomas)

I3.2 Bapak Jumroni sebagai Rt 02 Rw 02 di desa pakalongan kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal serupa, yakni :

“Iya, saya selalu membayar pajak bumi dan bangunan tepat waktu” (Senin,

10 Januari 2016 Pukul 10:00 WIB di desa pakalongan)

I3.3 Bapak Suparto sebagai Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Tepat waktu. Bila mana SPPT sudah diterima. Saya langsung

membayarnya” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:30 WIB di desa pabuaran)

I3.6 Ibu Suzanna Dwi sebagai masyarakat desa kadomas kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan hal berbeda, yaitu :

“Tidak tentu, karena tergantung petugas yang menagih kalau tidak ada yang

menagih tidak bayar” (Rabu, 04 Januari 2017 Pukul 11:30 WIB di desa

kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Suparman sebagai Rt

03 Rw 07 di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, Bapak

Jumroni sebagai Rt 02 Rw 02 di desa pakalongan kelurahan kadomas kabupaten

Page 135: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

117

pandeglang, Bapak Suparto sebagai Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan

kadomas kabuapten pandeglang dan Ibu Suzanna Dwi sebagai masyarakat desa

kadomas, dari pernyataan yang disampaikan dapat peneliti simpulkan bahwa ada nya

perbedaan yang disampaikan antara Rt atau Rw dengan masyarakat setempat hal ini

menandakan bahwa kurang nya kesadaran masyarakat untuk membayar PBB-P2 dan

kurangnya adanya sikap tegas dari kelurahan dalam penagihan PBB-P2.

4.3.2. Aspek Psikologis

Indiktor aspek-aspek kepatuhan wajib pajak yang kedua adalah aspek

psikologis yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari persepsi wajib pajak terhadap

penyuluhan, pelayanan, dan pemeriksaan pajak. Indikator aspek psikologis terdari

dari tiga sub indikator yaitu penyuluhan, pelayanan dan pemeriksaan. Terkait

pertanyaan tentang penyuluhan yang pernah dilakukan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam membayar PBB-P2. Peneliti menanyakan pertanyaan

sebagai berikut :

1. Apakah dinas dan aparatur desa pernah mengadakan penyuluhan tentang

PBB-P2 ?

Hasil wawancara dengan I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai kasi

penagihan dan keberatan PBB-P2 dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

“Selama ini dipusat ditingkat kelurahan atau kecamatan saja. Belum terjun

langsung ke masyarakat. rencana nya bulan november, awalnya awal tahun

karna ada kesalahan sks kegiatan bupati jadi sosialisasinya menjadi bulan

November” (Selasa, 1 November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor dinas

pendapatan daerah kabupaten pandeglang)

Page 136: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

118

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Kami sebelum sppt dibagikan kami selalu mengundang LP-LP, karna LP-LP

itu kemitraan kami dan di sosialisasikan ke masing-masing Rt Rw yang ada

keterkaitan dengan pembayaran pbb, 3 bulan sekali kami selalu mengadakan

pembinaan keterkaitan dengan program-program pemerintah dan terkaitan

pbb, setiap hari-hari besar kami selalu membicarakan masalah peningkatan

pembayaran PBB ke tiap-tiap masyarakat, karna PBB itu primadona maju

nya pembangunan itu karna kita dari pajak.” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul

09:30 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI sebagai kasi kesos sekaligus sebagai kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai, dan cijeruk di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Sudah pernah, itu pun kita yang meminta untuk bekerjasama supaya lebih

tau dan kita juga sudah pernah mengajukan ke kantor pajak untuk

mengadakan pembayaran pbb keliling, pembayaran pbb keliling dengan

menggunakan mobil jadi masyarakat yang ingin membayar pbb langsung ke

mobil keliling dari kantor pajak. biasa 3 bulan sekali bulan juli sampai

dengan bulan oktober dan alhamdulilah karna masyarakatnya belum

tergugah untuk membayar pajak sehingga pembayaran pbb keliling

menggunakan mobil tidak beroprasi lagi” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul

10:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.3 Bapak Suparto sebagai Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang, mengemukakan yang hal yang berbeda, yakni :

“Tidak ada, adapun dari kelurahan cuman menyerahkan SPPT saja” (Senin,

10 Januari 2016 Pukul 10:30 WIB di desa pabuaran kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi kesos sekaligus sebagai kolektor

Page 137: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

119

pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang, dan ketua Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang, dari pernyataan yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa

tidak adanya penyuluhan ke masyarakat hanya penagihan SPPT pada masyarakat

desa.

2. Apakah dalam penyuluhan dijelaskan denda jika menunda atau tidak

membayar PBB-P2 ?

Hasil wawancara dengan I3.1 Bapak Suparman sebagai Rt 03 Rw 07 di desa

kadomas keluahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Dalam penyuluhan ga pernah dijelaskan ada denda bagi yang menunda

atau tidak membayar pbb-p2. Saya ga tau kalau ada denda buat masyarakat

yang menunda” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:30 WIB di desa kadomas

kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.2 Bapak Jumroni sebagai Rt 02 Rw 02 di desa pakalongan kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Ga pernah dijelasin soal denda buat warga yang menunda bayar pajak”

(Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:00 WIB di desa pakalongan kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang)

I3.4 Bapak Arif Irawan sebagai masyarakat di desa kadomas kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang berbeda yakni :

“Iya saya tau. Kalau mengenai denda tergantung objek pajak nya” (Senin, 10

Januari 2016 Pukul 09:00 WIB di desa kadomas kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang)

Page 138: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

120

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua Rt 03 Rw 07 di desa

kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, ketua Rt 02 Rw 02 di desa

pakalongan kelurahan kadomas kabupaten pandeglang dan masyarakat di desa

kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, dapat peneliti simpulkam

keseluruhan pernyataan bahwa tidak ada penyuluhan langsung dari desa atau

kecematan tetapi masyarakat hanya mengetahui dari SPPT. Karna di dalam SPPT

tersebut sudah dikalkulasikan dengan denda yang mesti dibayar.

3. Bagaimana jika ada masyarakat yang menunda atau tidak membayar PBB-

P2 ?

I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai kasi penagihan dan keberatan PBB-P2

dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

“Kami bekerja sama dengan melakukan koordinasi dengan Kecamatan

melalui camat yang terkait untuk melakukan koordinasi pula kepada

Kelurahan dalam mengingatkan masyarakat yang menunda dan tidak

membayar PBB-P2 lalu masyarakat yang tidak patuh biasanya dikenakan

sanksi 2% tiap bulannya dan menjadi piutang wajib pajak tersebut jika tidak

dibayar” (Selasa, 1 November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor dinas

pendapatan daerah kabupaten pandeglang)

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Kami akan mengenakan sanksi kepada masyarakat yang menunda atau tidak

membayar yaitu mendapatkan double dalam membayar pajak di tahun

berikutnya” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 09:30 WIB di kantor kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang)

I2.2 Bapak Moch. Nursan sebagai kasi pemerintahan sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

Page 139: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

121

“Berusaha merayu masyarakat untuk membayar PBB, cuman pencarian

masyarakat tidak menentukan sehingga masyarakat tidak mau membayar

pajak” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 11:00 WIB di kantor kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang)

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI sebagai kasi kesos sekaligus sebagai kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai, dan cijeruk di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Dia akan double membayar pajak tahun depan , tapi kebanyakan kebiasaan

masyarakat tidak mau membayar pajak yang sebelumnya hanya membayar

pajak yang tahun berikutnya dan itu tetap tertunda , kita harus membayar dan

kita yang menanggulanginya . Nanti di potong BOP dari kantor pajaknya

kalau emang belum selesai” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 10:00 WIB di

kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampikan oleh kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi pemerintahan sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang, dan kasi kesos sekaligus sebagai kolektor pemungutan PBB-

P2 di desa kadomas, jajawai, dan cijeruk di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang, dapat peneliti simpulkan dari keseluruhan pernyataan bahwa hanya

adanya sanksi administrasi berupa denda 2% yang dibayarkan di tahun berikutnya.

4. Apakah petugas pajak bersikap ramah dan sopan dalam melayani setiap

wajib pajak ?

Menurut I3.3 Bapak Suparman sebagai Rt 03 Rw 07 di desa kadomas

kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

Page 140: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

122

“Iya, sopan dan ramah . karena dengan petugas yang di kelurahannya sudah

kenal” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 09:30 WIB di desa kadomas kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang)

I3.2 Bapak Jumroni sebagai Rt 02 Rw 02 di desa pakalongan kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa sebagai berikut :

“Iya, sopan dan ramah” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:00 WIB di desa

pakalongan kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.3 Bapak Suparto sebagai Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Sopan. Yah tergantung orang nya kalau kenal yah ramah dan sopan”

(Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:30 WIB di desa pabuaran kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua Rt 03 Rw 07 di desa

kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, ketua Rt 02 Rw 03 di desa

pakalongan kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, dan ketua Rt 02 Rw 05 di

desa pabuaran kelurahan kadomas kabupaten pandeglang, dapat peneliti simpulkan

dari keseluruhan pernyataan bahwa petugas pajak sudah bersikap ramah dan sopan

dalam melayani wajib pajak. hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang peneliti

dapatkan.

5. Apakah petugas pajak cepat tanggap atas kesulitan yang dialami wajib pajak

?

Menurut I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

Page 141: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

123

“selama permohonan atau kendala dari masyarakat langsung kita selalu

menanggapi sesuai dengan apa yang menjadi kendala pemohon wajib pajak

tersebut, kami melakukan koordinasi pula dengan kecamatan dan kelurahan”

(Selasa, 1 November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor dinas pendapatan

daerah kabupaten pandeglang)

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Iya selama ini kita selalu membantu jika masyarakat ada yang kesulitan

dalam membayar SPPT” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 09:30 WIB di kantor

kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI. MM sebagai kasi kesos sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Iya. Selalu membantu sesuai permohonan” (Rabu, 28 Oktober 2016 Pukul

10:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.1 Bapak Suparman sebagai Rt 03 Rw 07 di desa kadomas kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Iya, cepat tanggap jika ada kesulitan yang dialami warganya” (Senin, 10

Januari 2016 Pukul 09:30 WIB di desa kadomas kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi kesos sekaligus sebagai kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai, dan cijeruk kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang, dan ketua Rt 03 Rw 07 di desa kadomas kelurahan kadomas

Page 142: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

124

kabupaten pandeglang, dapat peneliti simpulkan dari pernyataan bahwa petugas pajak

selalu cepat tanggap terhadap kesulitan yang dialami wajib pajak.

4.3.3 Aspek Sosiologis

Indikator aspek-aspek tingkat kepatuhan wajib pajak yang ketiga adalah aspek

sosiologis yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari aspek sosial perpajakan. Indikator

aspek sosiologis terdiri dari empat sub indikator yaitu kebijakan publik, kebijakan

fiskal, kebijakan perpajakan, dan administrasi perpajakan. Peneliti menanyakan

sebagai berikut :

1. Apakah kantor pajak sudah memberikan penyuluhan terkait adanya

perubahan PBB-P2 menjadi pajak daerah ?

Hasil wawancara I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai kasi penagihan dan

keberatan PBB-P2 dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

“Iya sudah. Melakukan penyuluhan terkait PBB menjadi pajak daerah ke

kecamatan-kecamatan melalui aparatur camat dan ke kelurahan atau desa

melalui aparatur desa. Seperti yang kami bilang penyuluhan yang kami

lakukan masih dipusat tingkat kelurahan dan kecematan” (Selasa, 1

November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor dinas pendapatan daerah

kabupaten pandeglang)

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Beberapa waktu lalu dari Dinas pernah melakukan penyuluhan tetapi hanya

di Kecamatan dan Kelurahan tidak langsung ke masyarakat kami. Dinas

memberikan sosialisasi terkait PBB yang diterima Daerah akan dikembalikan

lagi ke masyarakat untuk pembangunan daerah dsb” (Rabu, 26 Oktober 2016

Pukul 09:30 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

Page 143: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

125

I2.3 Bapak Wisnu supardan, SHI. MM sebagai kasi kesos sekaligus sebagai

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Udah, bahkan PBB diserahkan ke daerah dan aturan bahwa PBB itu akan

kembali ke masyarakat dengan melalui pembangunan” (Rabu, 26 Oktober

2016 Pukul 10:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.4 Bapak Arif Irawan sebagai masyarakat di desa kadomas kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang berbeda, yakni :

“Tidak ada penyuluhan tentang itu” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 09:00

WIB di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi kesos sekaligus sebagai kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai, dan cijeruk kelurahan kadomas, dan

masyarakat desa kadomas, dapat peneliti simpulkan bahwa tidak ada nya penyuluhan

yang dilakukan baik dari dispenda maupun aparat desa setempat. Hal ini dibuktikan

dengan jawaban yang peneliti terima dari masyarakat bahwa tidak ada nya

penyuluhan terkait tentang adanya perubahan PBB-P2 menjadi pajak daerah.

2. Apakah sudah mengetahui alur pembayaran PBB-P2 ?

Menurut I3.1 Bapak Suparman sebagai Rt 03 Rw 07 di desa kadomas

keluarahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Iya, dari Kelurahan ke RT dari RT Terus ke masyarakat . di kolektif di rt jika

sudah terkumpul semua, langsung disetorkan ke kelurahan” (Senin, 10

Januari 2016 Pukul 09:30 WIB di desa kadomas kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang)

Page 144: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

126

I3.2 Bapak Jumroni sebagai Rt 02 Rw 02 di desa pakalongan kelurahan

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Soal pembayaran dilakukan dengan cara kolektif di RT” (Senin, 10 Januari

2016 Pukul 10:00 WIB di desa pakalongan kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang)

I3.3 Bapak Suparto sebagai Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Pembayaran di kolektif di RT. Kalau masyarakat belum ada yang bayar

sesuai jangka waktu yang ditentukan, saya yang mesti keliling mengambil

SPPT yang harus dibayar. Nanti dari kelurahan datang lagi dalam jangka 1

bulan untuk mengambil SPPT dan uang nya yang sudah terkumpul. Kalau ga

saya yang nganterikan ke kelurahan” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:30

WIB di desa pabuaran kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.4 Bapak Arif Irawan sebagai masyarakat desa kadomas kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Kalau soal pembayaran itu di kolektif oleh RT” (Senin, 10 Januari 2016

Pukul 09:00 WIB di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua Rt 03 Rw 07 di desa

kadomas kelurahan kadomas, ketua Rt 02 Rw 02 di desa pakalongan kelurahan

kadomas, ketua Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas, dan masyarakat di

desa kadomas, dapat peneliti simpulkan bahwa alur pembayaran PBB-P2 dilakukan

secara kolektif yang dikumpulkan di ketua Rt atau Rw. Dalam jangka 1 bulan dari

pihak kelurahan datang untuk mengambil SPPT yang sudah terkumpul.

Page 145: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

127

3. Adakah permasalahan di kelurahan kadomas mengenai PBB-P2 ?

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai

kasi penagihan dan keberatan PBB-P2 dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

“Ada beberapa permasalahan diantaranya : adanya double abstrak,

kesadaran wajib pajak masih kurang, objek pajak tidak ada sppt ada, wajib

pajak yang berada di luar daerah sehingga kami kesulitan untuk menagihnya

dan keberatan dan ketetapan pajak” (Selasa, 1 November 2016 Pukul 10:00

WIB di kantor dinas pendapatan daerah kabupaten pandeglang)

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Ada kami memilki beberapa permasalahan diantaranya yaitu, adanya

double abstrak, tidak sesuai dengan luasnya, tidak ada kepemilikan dan

kepemilikannya diluar daerah” (Rabu, 26 oktober 2016 Pukul 09:30 WIB di

kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I2.2 Bapak Moch. Nursan sebagai kasi pemerintahan sekaligus kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Permasalahannya yah mata pencarian masyarakat tidak menentu sehingga

masyarakat susah untuk membayar pajak” (Rabu, 26 oktober 2016 Pukul

11:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI. MM sebagai kasi kesos sekaligus kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Permasalahan dari pajak ini terutama dari sosialisasinya yang kurang,

terus peran kantor pajak pun dalam mengisi untuk memberi penyuluhan ke

masyrakat itu pun sedikit hanya berapa persen sehingga dari tingkat

kelurahan pun hanya bisa menyampaikan saja bahwa ini wajib pajak” (Rabu,

26 oktober 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang)

Page 146: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

128

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kasi penagihan dan keberatan

PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi pemerintahan sekaligus kolektor

pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas, dan

kasi kesos sekaligus kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan

cijeruk kelurahan kadomas, dapat peneliti simpulkan bahwa masih banyaknya

permasalahan yang terdapat di kelurahan kadomas yaitu adanya double abstrak, tidak

sesuai dengan luasnya, mata pencaharian masyarakat yang tidak menentu sehingga

masyarakat susah untuk membayar pajak. Sosialisasi dari kantor pajak pun sangat

kurang untuk memberikan penyuluhan terkait kewajiban wajib pajak untuk

membayar PBB-P2.

4.4 Pembahasan

Pembahasan yakni mencakup lebih lanjut dari hasil analisis data yang

ditujukan untuk memaparkan lebih jauh lagi terkait masing-masing indikator

kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data hasil penelitian,

penelitian menggunakan teori Nasucha (2004:148). Kepatuhan wajib pajak mengacu

kepada kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 mengacu

kepada, aspek yuridis, aspek psikologis dan aspek sosiologis. Berikut adalah

pembahasan dari masing-masing indikator kepatuhan wajib pajak dalam penelitian

kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 di kelurahan kadomas kabupaten

pandegalng.

Page 147: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

129

4.4.1 Aspek Yuridis

Aspek yuridis adalah kepatuhan wajib pajak dilihat dari ketaatan terhadap

prosedur administrasi perpajakan yang ada. Aspek ini meliputi laporan perkembangan

penyampaian SPT, laporan perkembangan penyampaian SPT secara presentase yang

diisi secara benar dan tidak benar, serta laporan perkembangan penyampaian

angsuran berdasarkan perkembangan SPT masa.

Mengenai laporan perkembangan laporan perkembangan penyampaian SPPT

secara presentase yang diisi secara benar dan tidak benar, serta laporan

perkembangan penyampaian angsuran berdasarkan perkembangan SPPT terhadap

wajib pajak, pengisian SPPT sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yaitu undang-undang no 28 tahun 2009 tentang landasan

hukum dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah. Laporan SPPT yang telah diisi

tepat waktu kepada wajib pajak maka pembayaran SPPT pun akan sesuai dengan

waktu yang ditentukan oleh prosedur yang berlaku, pembayaran SPPT yang dibayar

tepat waktu akan berpengaruh terhadap jumlah target yang ditentukan oleh dinas

pendapatan daerah kabupaten pandeglang.

Perhitungan obyek pajak di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang sudah

sesuai kepemilikan yang sah. Dasar perhitungan pajak adalah ditetapkan serendah-

rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari NJOP. NJOP adalah nilai jual

obyek pajak besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 tahun kecuali obyek pajak tertentu

dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.Berikut ini

jumlah target dan realisasi di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang 2014 –

2015 .

Page 148: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

130

Tabel 1.4

Evaluasi Penerimaan PBB-P2 Kelurahan Kadomas Kecamatan Pandeglang

Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014-2015

TAHUN SPPT TARGET SPPT REALISASI %

2014 2,398 Rp. 27.461.307 72 Rp. 524.117 45,1

2015 2,414 Rp. 27.848.697 42 Rp. 290.199 25,67

Sumber : Data Kelurahan Kadomas

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat selisih penerimaan PBB-P2 sangat

besar di Kelurahan Kadomas. Terlihat dari potensi yang besar sementara realisasinya

tahun 2014 – 2015 sangat kecil/rendah. Realisasi PBB-P2 tahun 2014 45,1%

sedangkan pada tahun 2015 sangat menurun mencapai 25,67%.

Masyarakat mengetahui dan sadar batas jatuh tempo PBB-P2 serta denda

ketika telat membayar PBB-P2 namun mayoritas wajib pajak tidak selalu membayar

pajak sebelum jatuh tempo karena pendapatan masyarakat tidak menentu sebagai

wiraswasta atau pedagang dan sebagai petani yang sering habis terpakai untuk

keperluan sehari-hari. Rendahnya kesadaran masyarakat juga dapat dilihat dari sikap

wajib pajak yang tidak merasa malu ketika telat membayar pajak, bahkan tidak

sedikit wajib pajak yang tidak membayar denda PBB-P2.

Kurangnya kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 dapat disebabkan

oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar PBB-P2 dan masih

kurang giatnya aparat dalam melakukan penagihan ke wajib pajak.

Page 149: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

131

4.4.2 Aspek Psikologis

Aspek psikologis adalah kepatuhan wajib pajak dilihat dari persepsi wajib

pajak terhadap penyuluhan, pelayanan, dan pemeriksaan pajak. Mengenai penyuluhan

di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang sebagian besar wajib pajak menjawab

tidak pernah ada penyuluhan soal PBB-P2 adapun hanya penagihan SPPT dari

kelurahan setempat. Hal ini jelas berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat

tentang PBB-P2. Penyuluhan juga harus dilakukan kepada perangkat desa karena

pemungutan PBB-P2 lebih banyak dilakukan oleh perangkat desa. Penyuluhan ini

tentu saja berpengaruh terhadap pemahaman aparat desa (perangkat desa sampai ke

level ketua RW atau RT) tentang PBB-P2 dalam pemahaman masyarakat tentang

kewajiban membayar PBB-P2.

Penyuluhan yang pernah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam membayar PBB-P2 di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang.

Bahwa penyuluhan ataupun sosialisai mengenai pembayaran PBB-P2 ataupun denda

jika tidak membayar PBB-P2 belum begitu baik dan belum begitu merata sehingga

wajib pajak masih belum ada yang mengetahui terhadap denda jika menunda ataupun

tidak membayar pajak. Sosialisasi pemerintah dinilai kurang baik dan kurang efektif

oleh masyarakat, tidak ada sosialisasi formal secara kontinue yang dilakukan

kelurahan, selain itu penegakkan hukum dan peraturan bagi yang melanggar

peraturan pajak juga dinilai belum cukup baik.

Page 150: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

132

Jika ada masyarakat yang tidak membayar atau menunda pajak dikenakan

sanksi 2% tiap bulannya dan menjadi piutang wajib pajak tersebut jika tidak dibayar.

Kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2 dilihat dari aspek psikologis dapat

diketahui bahwa sosialisasi dan penyuluhan tentang PBB-P2 kepada masyarakat

belum dilakukan baik oleh perangkat desa maupun dari pihak dinas pendapatan

Kabupaten Pandeglang.

4.4.3 Aspek Sosiologis

Aspek sosiologis adalah kepatuhan wajib pajak dilihat dari aspek sosial

perpajakan, antara lain kebijakan publik, kebijakan fiskal, kebijakan perpajakan, dan

administrasi perpajakan.Beberapa permasalahan yang ada di Kelurahan Kadomas soal

PBB-P2 adalah masih rendahnya realisasi penerimaan PBB-P2, adanya double

abstrak dan dimana obyek pajak yang terkena pajak berada di luar daerah sehingga

aparat kesulitan menagihnya sedangkan pemiliknya di luar.

Peralihan PBB menjadi pajak daerah sudah dilaksanakan semenjak per 1

januari 2014. Bagi daerah sendiri, khususnya Kelurahan Kadomas pendaerah PBB-P2

sangat didukung karena akan ada peningkatan pendapatan bagi daerah dari PBB,

yang selama ini bagi hasil dengan pemerintah pusat. Oleh karena itu upaya-upaya

telah dipersiapkan oleh DISPENDA Kabupaten Pandeglang untuk melaksanakan

pemungutan PBB sebagai salah satu pajak daerah. Hanya saja harus ada perubahan

mekanisme pemungutan PBB agar penerimaan PBB mencapai sesuai dengan target

dan mencapai pembangunan yang baik. Tetapi untuk penyuluhan terkait adanya

Page 151: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

133

perubahan PBB menjadi pajak daerah kepada masyarakat belum terlaksana sehingga

masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang terkait adanya perubahan

PBB menjadi pajak daerah.

Sementara ini mekanisme pembayaran PBB-P2 di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang bersifat di jemput. Alur pembayaran PBB-P2 dilakukan secara

kolektif yang dikumpulkan di ketua Rt atau Rw. Dalam jangka 1 bulan dari pihak

kelurahan datang untuk mengambil SPPT yang sudah terkumpul, dari kelurahan

langsung disetorkan ke bank BJB. Setelah disetorkan ke bank lalu dilaporkan ke

dispenda.

Terdapat beberapa hal yang dinilai kurang baik mengenai pelayanan umum

yang diberikan pemerintah, penggunaan dana pajak untuk pembangunan infrastruktur

sarana dann prasarana, serta pembangunan daerah yang dinilai belum dapat dirasakan

masyarakat terhadap penggunaan dana pajak yang mereka bayarkan. Namun prosedur

dalam melakukan pembayaran PBB-P2 dinilai baik oleh masyarakat karena mudah,

murah dan tidak berbelit-belit.

Page 152: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

134

Tabel 4.4

Ringkasan Pembahasan

Indikator Kepatuhan

Wajib Pajak

Hasil Penelitian

Aspek Yuridis 1. Pengisian SPPT sudah sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku yaitu

undang-undang no 28 tahun 2009 tentang

landasan hukum dalam pemungutan pajak dan

retribusi daerah.

2. Melaporkan SPPT yang telah diisi belum

tepat waktu karena masih ada kesulitan dalam

pemungutan PBB-P2, berhadapan dengan

masyarakat sangat susah oleh karena itu

pelaporan SPPT selalu tidak sesuai dengan

waktu yang ditetapkan.

3. Menghitung obyek pajak sudah sesuai dengan

kepemilikan yang sah oleh dinas pendapatan

daerah kabupaten pandeglang. Adapun dasar

perhitungan pajak yaitu menghitung nilai

objek pajak (NJOP), besarnya NJOP

ditetapkan setiap 3 tahun kecuali obyek pajak

tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai

dengan perkembangan wilayahnya.

4. Rendahnya kesadaran masyarakat juga dapat

dilihat dari sikap wajib pajak yang tidak

merasa malu ketika telat membayar pajak,

bahkan tidak sedikit wajib pajak yang tidak

membayar denda PBB-P2. Kurangnya

kepatuhan masyarakat dalam membayar

PBB-P2 dapat disebabkan oleh masih

rendahnya kesadaran masyarakat dalam

membayar PBB-P2 dan masih kurang giatnya

aparat dalam melakukan penagihan ke wajib

pajak.

Aspek Psikologis 1. Mengenai penyuluhan di kelurahan kadomas

kabupaten pandeglang sebagian besar wajib

pajak menjawab tidak pernah ada penyuluhan

soal PBB-P2 adapun hanya penagihan SPPT

Page 153: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

135

dari kelurahan setempat. Hal ini jelas

berpengaruh terhadap pengetahuan

masyarakat tentang PBB-P2. Penyuluhan juga

harus dilakukan kepada perangkat desa

karena pemungutan PBB-P2 lebih banyak

dilakukan oleh perangkat desa. Penyuluhan

ini tentu saja berpengaruh terhadap

pemahaman aparat desa (perangkat desa

sampai ke level ketua RW atau RT) tentang

PBB-P2 dalam pemahaman masyarakat

tentang kewajiban membayar PBB-P2.

2. tidak ada penyuluhan langsung mengenai

denda jika menunda atau tidak membayar

PBB-P2 dari desa atau kecematan tetapi

masyarakat hanya mengetahui dari SPPT.

Karna di dalam SPPT tersebut sudah

dikalkulasikan dengan denda yang mesti

dibayar

3. Jika ada masyarakat yang menunda atau tidak

membayar pajak hanya dikenakan sanksi 2%

tiap bulannya dan menjadi piutang wajib

pajak tersebut jika tidak dibayar.

4. Mengenai pelayanan yang diberikan aparat

pemerintah ataupun desa sudah melayani

dengan sopan dan ramah. Adapun ada

kesulitan aparat pemerintah dan desa cepat

tanggap menganggapi nya sesuai dengan apa

yang menjadi kendala pemohon wajib pajak.

Aspek Sosiologis 1. Peralihan PBB menjadi pajak daerah sudah

dilaksanakan semenjak per 1 januari 2014.

Bagi daerah sendiri, khususnya Kelurahan

Kadomas pendaerah PBB-P2 sangat didukung

karena akan ada peningkatan pendapatan bagi

daerah dari PBB, yang selama ini bagi hasil

dengan pemerintah pusat. Oleh karena itu

upaya-upaya telah dipersiapkan oleh

DISPENDA Kabupaten Pandeglang untuk

melaksanakan pemungutan PBB sebagai

salah satu pajak daerah. Hanya saja harus ada

Page 154: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

136

perubahan mekanisme pemungutan PBB agar

penerimaan PBB mencapai sesuai dengan

target dan mencapai pembangunan yang baik.

Tetapi untuk penyuluhan terkait adanya

perubahan PBB menjadi pajak daerah kepada

masyarakat belum terlaksana sehingga masih

banyak masyarakat yang belum mengetahui

tentang terkait adanya perubahan PBB

menjadi pajak daerah.

2. Sementara ini mekanisme pembayaran PBB-

P2 di kelurahan kadomas kabupaten

pandeglang bersifat di jemput. Alur

pembayaran PBB-P2 dilakukan secara

kolektif yang dikumpulkan di ketua Rt atau

Rw. Dalam jangka 1 bulan dari pihak

kelurahan datang untuk mengambil SPPT

yang sudah terkumpul, dari kelurahan

langsung disetorkan ke bank BJB. Setelah

disetorkan ke bank lalu dilaporkan ke

dispenda.

3. Beberapa permasalahan yang ada di

Kelurahan Kadomas soal PBB-P2 adalah

masih rendahnya realisasi penerimaan PBB-

P2, adanya double abstrak dan dimana obyek

pajak yang terkena pajak berada di luar

daerah sehingga aparat kesulitan menagihnya

sedangkan pemiliknya di luar.

Page 155: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

138

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini berjudul tentang kepatuhan masyarakat dalam

membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-

P2) di Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang Tahun 2015,

peneliti menggunakan teori aspek-aspek kepatuhan wajib pajak yang

dikemukakan oleh Nasucha diantaranya adalah apsek yuridis, aspek

psikologis, dan aspek sosiologis. Maka peneliti membuat kesimpulan

yaitu :

1. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan masyarakat Kelurahan

Kadomas dalam membayar pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) masih belum optimal. Hal

ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat

Kelurahan Kadomas akan penting nyamembayar PBB-P2

sebagai bentuk kewajiban.

2. Bahw apenyuluhan yang pernah dilakukan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam membayar PBB-P2 di Kelurahan

Kadomas Kabupaten Pandeglang. Penyuluhan ataupun

sosialisasi mengenai pembayaran PBB-P2 ataupun denda jika

tidak membayar PBB-P2 belum begitu baik dan belum begitu

merata sehingga wajib pajak masih belum ada yang mengetahui

terhadap denda jika menunda ataupun tidak membayar pajak.

Page 156: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

139

Sosialisasi pemerintah dinilai kurang baik dan kurang efektif

oleh masyarakat, tidak ada sosialisasi formal secara kontinue

yang dilakukan kelurahan, selain itu penegakkan hokum dan

peraturan bagi yang melanggar peraturan pajak juga dinilai

belum cukup baik.

3. Masih banyak permasalahan yang ada di Kelurahan Kadomas

soal PBB-P2 adalah masih rendah nya realisasi penerimaan

PBB-P2, adanya double abstrak, dimana obyek pajak yang

terkena pajak berada di luar daerah sehingga aparat kesulitan

menagihnya sedangkan pemiliknya di luar dan obyek pajak

tidak ada tetapi SPPT mengenai obyek tersebut ada.

4. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) adalah tidak adanya

sosialisasi formal yang diadakan Kelurahan secara kontinue,

belum tegasnya penegakkan hokum dan peraturan bagi yang

melanggar peraturan pajak, belum dirasakannya pelayanan

umum yang baik dan pembangunan infrastruktur sarana

prasarana daerah, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap

aparat pajak atau pemerintah dalam penggunaan dana pajak.

Page 157: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

140

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan untuk penelitian tentang kepatuhan

masyarakat dalam membayar PBB-P2 di Kelurahan Kadomas

Kabupaten Pandeglang. Peneliti memberikan saran untuk

meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB-P2

dimasa yang akan dating yaitu sebagai berikut :

1. Untuk pihak kelurahan dapat menyampaikan SPPT sedini

mungkin, agar wajib pajak dapat menyediakan dana dengan

gencar melakukan himbauan seperti spanduk, RT atau Rw

setempat, untuk wajib pajak yang tidak patuh untuk

membayar PBB-P2, dilakukan upaya aktif persuasive

melalui surat tagihan pajak, surat teguran, seperti penagihan

dengan surat paksa yang juga tidak melunasi hutangnya.

Pihak kelurahan dapat mengadakan sosialisasi continue

menjelang turunnya SPPT setiap 1 tahun sekali atau lebih

tergantung kebutuhan atau permintaan dan dapat

bekerjasama dengan RT atau RW agar terciptanya

kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak,

dengan begitu maka akan meningkatkan kepatuhan

masyarakat dalam membayar pajak serta meningkatkan

realisasi penerimaan PBB-P2.

2. Untuk pihak kantor pajak kabupaten pandeglang agar dapat

meningkatkan penegakkan hokum dan melaksanakan

Page 158: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

141

displin terhadap wajib pajak yang melanggar peraturan

pajak, melaksanakan pemeriksaan dan pemungutan pajak

dengan sikap tegas terhadap wajib pajak yang melanggar

peraturan. Segera dilakukan pemutakhiran data untuk

memperbaiki kesalahan identitas pada wajib pajak dan

obyek pajak.

3. Untuk pemerintah daerah kabupaten pandeglang agar dapat

meningkatkan kinerja terutama dalam pelayanan umum

serta pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana di

daerah, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari

pembayaran pajak yang mereka bayarkan untuk

pembangunan daerah.

4. Untuk pemerintah daerah kabupaten pandeglang daerah

kabupaten pandeglang agar perolehan pendapatan PBB-P2

dapat lebih meningkat, kepala daerah dapat memberikan

reward kepada kepala wilayah camat atau lurah atas

kinerjanya yang berhasil dalam mencapai target yang

paling tinggi untuk perolehan pendapatan PBB-P2 di

wilayahnya.

Page 159: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

142

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, J. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan. Jakarta: Kencana

Pasolong Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alphabeta

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi

. 2013. Perpajakan Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi

Nasucha Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik, Jakarta: Grasindo

Rahayu Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal,

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung:

Alphabeta

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung:

Alphabeta

Sumber Lain :

Dokumen:

Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Pajak Daerah

Page 160: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

143

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Website:

Media Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK/.04/2000 tentang Kepatuhan

Wajib Pajak

http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2000/544~KMK.04~2000Kep.htm .

03 Februari 2016

Fanie Oktaliana, Pengaruh Kepemimpinan Lurah Terhadap Peningkatan

Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di

Lingkungan 2 Kelurahan Kota Matsum 3 Kecamatan Medan Kota. Diakses

melalui situs www.repository.usu.ac.id pada bulan Maret 2016

Puji Astuti, Tingkat Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Cimuncang Kecamatan Serang

Kota Serang Tahun 2011), diakses melalui situs www.repository.fisip-untirta.ac.id

, Januari 2017

http://www.bambanghariyanto.com/2012/06/pengertian-kepatuhan-wajib-

pajak.html?m:1 pada tanggal 04 April 2016

Page 161: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 162: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 163: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 164: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 165: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 166: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 167: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 168: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 169: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 170: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 171: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 172: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 173: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 174: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 175: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 176: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 177: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Selasa, 1 November 2016

Waktu : 10:00 WIB

Tempat : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pandeglang

Nama Informan : Andry Effendy, ST

Jabatan : Kasi Penagihan dan Keberatan PBB-P2 dan BPHTB

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Pengisian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan ?

A1 Iya, kita mengisi SPPT sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku perundang-undangannya adalah Undang-Undang No 28

Tahun 2009 Tentang Landasan Hukum Dalam Pemungutan Pajak

Dan Retribusi Daerah.

Q2 Apakah Selalu Menghitung Obyek Pajak yang Terutang

Dengan Benar dan Apa Adanya?

A2 Ya adapun perhitungan obyek pajak yang terutang dilakukan oleh

dinas dengan cara menghitung sesuai dengan kepemilikan yang

sah. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-

rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari NJOP. NJOP

adalah Nilai Jual Obyek Pajak besarnya NJOP ditetapkan setiap 3

tahun kecuali obyek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun

sesuai dengan perkembangan wilayahnya.

Aspek Psikologis

Q3 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A3 Selama ini dipusat ditingkat kelurahan atau kecamatan saja.

Page 178: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Belum terjun langsung ke masyarakat. rencana nya bulan

november, awalnya awal tahun karna ada kesalahan sks kegiatan

bupati jadi sosialisasinya menjadi bulan november

Q4 Bagaimana Jika Ada Masyarakat yang Menunda atau Tidak

Membayar PBB-P2 ?

A4 Kami bekerja sama dengan melakukan koordinasi dengan

Kecamatan melalui camat yang terkait untuk melakukan

koordinasi pula kepada Keluarahan dalam mengingatkan

masyarakat yang menunda dan tidak membayar PBB-P2 lalu

masyarakat yang tidak patuh biasanya dikenakan sanksi 2% tiap

bulannya dan menjadi piutang wajib pajak tersebut jika tidak

dibayar .

Q5 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A5 selama permohonan atau kendala dari masyarakat langsung kita

selalu menanggapi sesuai dengan apa yang menjadi kendala

pemohon wajib pajak tersebut, kami melakukan koordinasi pula

dengan kecamatan dan kelurahan.

Aspek Sosiologis

Q6 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A6 Iya sudah. Melakukan penyuluhan terkait PBB menjadi pajak

daerah ke kecamatan-kecamatan melalui aparatur camat dan ke

kelurahan atau desa melalui aparatur desa. Seperti yang kami

bilang penyuluhan yang kami lakukan masih dipusat tingkat

kelurahan dan kecematan.

Q7 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai

PBB-P2 ?

A7 Ada beberapa permasalahan diantaranya : adanya double

abstrak, kesadaran wajib pajak masih kurang, objek pajak tidak

Page 179: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

ada sppt ada, wajib pajak yang berada di luar daerah sehingga

kami kesulitan untuk menagihnya dan keberatan dan ketetapan

pajak.

Page 180: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016

Waktu : 09:30 WIB

Tempat : Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Nama Informan : TB. Saepul Bahri

Jabatan : Lurah Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Pengisian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan ?

A1 Pengisian SPPT pasti sesuai dengan undag-undag yang berlaku.

Tetapi untuk pencapaian target pemungutan pajak bumi

bangunan khususnya di kadomas ini sebetulnya belum sesuai

target,target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah Rp

27.848.697 dan yang teralisasi hanya sekitar Rp 290.199

sekitaran 25,67% berdasarkan laporan yang kami dapatkan dari

Dinas Pendapatan Daerah.

Q2 Apakah Selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A2 Ada kesulitan dalam pemungutan PBB karena kita berhadapan

dengan masyarakat sangat susah, oleh karena itu pelaporan SPPT

selalu tidak sesuai dengan tepat waktu.

Q3 Apakah Selalu Menghitung Obyek Pajak yang Terutang

Dengan Benar dan Apa Adanya?

A3 Tugas kami hanya memungut PBB ke masyarakat untuk

perhitungan kami tidak tahu menau yang merekapitulasi dan

melaporkan ke dinas adalah kecamatan.

Page 181: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Kami sebelum sppt dibagikan kami selalu mengundang LP-LP,

karna LP-LP itu kemitraan kami dan di sosialisasikan ke masing-

masing Rt Rw yang ada keterkaitan dengan pembayaran pbb, 3

bulan sekali kami selalu mengadakan pembinaan keterkaitan

dengan program-program pemerintah dan terkaitan pbb, setiap

hari-hari besar kami selalu membicarakan masalah peningkatan

pembayaran PBB ke tiap-tiap masyarakat, karna PBB itu

primadona maju nya pembangunan itu karna kita dari pajak.

Q5 Bagaimana Jika Ada Masyarakat yang Menunda atau Tidak

Membayar PBB-P2 ?

A5 Kami akan mengenakan sanksi kepada masyarakat yang menunda

atau tidak membayar yaitu mendapatkan double dalam membayar

pajak di tahun berikutnya

Q6 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A6 Iya selama ini kita selalu membantu jika masyarakat ada yang

kesulitan dalam membayar SPPT.

Aspek Sosiologis

Q7 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A7 Beberapa waktu lalu dari Dinas pernah melakukan penyuluhan

tetapi hanya di Kecamatan dan Kelurahan tidak langsung ke

masyarakat kami. Dinas memberikan sosialisasi terkait PBB yang

diterima Daerah akan dikembalikan lagi ke masyarakat untuk

pembangunan daerah dsb.

Q8 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai

Page 182: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

PBB-P2 ?

A8 Ada kami memilki beberapa permasalahan diantaranya yaitu,

adanya double abstrak, tidak sesuai dengan luasnya, tidak ada

kepemilikan dan kepemilikannya diluar daerah.

Page 183: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016

Waktu : 10:00 WIB

Tempat : Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Nama Informan : Wisnu Supardan, SHI

Jabatan : Kasi Kesos Kelurahan Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Pengisian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan ?

A1 Sesuai dengan perundang-undangan, kenapa karna itu udah

masuk dari pada tugas, wewenang, kelurahan untuk menagih

pajak. karna dari bawah tingkat kelurahan sampai kecamatan itu

sudah diatur perundang-undangan.

Q2 Apakah Selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A2 Tidak selalu tepat waktu, hanya kita punya jadwal tertentu sudah

ditargetkan oleh tingkat kantor pajak itu sudah targetkan setiap

bulan juli keluar diakhir sampai oktober , oktober itu harus selesai

semuanya. Masyarakat harus sudah setor sampai minimal 80% .

kenapa harus begitu kita sebagai koordinator di kasi saya

membawahi teman-teman dari staf-staf di bagi wilayah . saya

koordinator kesos ini wilayahnya hanya kadomas 2 RW, kita

pertama kasih undangan oleh beliau ke masyarakat yang

undangannya itu kita yang buat di kasih ke RT dikumpulkan oleh

RT dikasih jadwal , jadi jadwalnya undangan untuk

memberitahukan bahwa untuk pembayaran pbb itu sampai bulan

Page 184: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

oktober . oleh RT dikasih ke masyrakat setempat untuk

pembayaran langsung ke pak RT koordinator bayangan kita. Nah

nanti pak RT akan menyetorkan kepada kita ke kelurahan berapa

dapat nya selama sekian bulan karna target kita yang sudah

diatur oleh undang-undang dari bulan juli sampai dengan oktober

walaupun kadang-kadang bisa sampai desember yang penting

tahun ini selesainya sampai dengan bulan oktober , nah itu

penyampaian targetnya itu yang lebih mudah untuk undangan

kenapa karna akan mengingatkan tetapi sppt kita tagih ke rumah-

rumah itu ada yang lupa, ada yang bilang nanti akhirnya kita

pulang kemaleman kinerja malam itu kan kita udah diluar waktu

kita makannya kita akalin bagaimana untuk memudahkan

koordinator pbb ke masyarakat dengan cara undangan, undangan

dulu kita kasih undangan kepada RT lalu disebarkan ke

masyarakat bahwa sppt nya nilai nya sekian, wajib pajak sekian,

setelah beberapa minggu RT nanti setor ke kelurahn dari

kelurahan ke bank . sebab misalkan kita door to door masyarakat

akan kaget terkadang banyak alasan akhirnya. Sehingga waktu

kita habis . kalau dengan undangan udah komitmen. Itu sistem nya

dan itu lebih efektif.

Q3 Apakah Selalu Menghitung Obyek Pajak yang Terutang

Dengan Benar dan Apa Adanya?

A3 Iya. NJOP nya berapa misalkan kali luas tanah mereka lalu di kali

5% untuk pajak baru nanti keluar nilai nya itu yang wajib pajak

oleh masyarakat karna ada bumi, kalau bangunan lain lagi

walaupun bersatu tapi terkadang ada bangunan dan ada tidak

karna memang waktu itu kantor pajak juga belum merealisasikan

walaupun sudah diverifikasi . kalau yang di verifikasi sekarang

sampai bangunan dan bumi ini belum keluar nanti keluarnya

Page 185: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

2017. Yang sekarang masih kebanyakan bumi tapi ada bangunan

itu pun yang bangunan masyarakat yang minta untuk keperluan ke

bank baru kita buatkan bangunan ke UPT mengajukan baru

keluar NJOP bangunan karna besar . rata-rata hampir 15.000

sampai dengan 80.000 paling terkecil tuh ada 5.000 objek tanah

padahal bangunannya ada karna apa kita engga bisa meminta

oleh objek tanah dimasukan bangunannya itu bagaimana orang

pbb, nanti orang pbb datang ke kita itu namanya verifikasi. Tapi

kadang-kadang masyarakat tidak mau sebab nanti timbul muncul

bangunan akan besar untuk membayar pajak nya.

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Sudah pernah, itu pun kita yang meminta untuk bekerjasama

supaya lebih tau dan kita juga sudah pernah mengajukan ke

kantor pajak untuk mengadakan pembayaran pbb keliling,

pembayaran pbb keliling dengan menggunakan mobil jadi

masyarakat yang ingin membayar pbb langsung ke mobil keliling

dari kantor pajak. biasa 3 bulan sekali bulan juli sampai dengan

bulan oktober dan alhamdulilah karna masyarakatnya belum

tergugah untuk membayar pajak sehingga pembayaran pbb

keliling menggunakan mobil tidak beroprasi lagi.

Q5 Bagaimana Jika Ada Masyarakat yang Menunda atau Tidak

Membayar PBB-P2 ?

A5 Dia akan double membayar pajak tahun depan , tapi kebanyakan

kebiasaan masyarakat tidak mau membayar pajak yang

sebelumnya hanya membayar pajak yang tahun berikutnya dan itu

tetap tertunda , kita harus membayar dan kita yang

Page 186: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

menanggulanginya . Nanti di potong BOP dari kantor pajaknya

kalau emang belum selesai.

Q6 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A6 Iya. Selalu membantu sesuai permohonan

Aspek Sosiologis

Q7 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A7 Udah, bahkan PBB diserahkan ke daerah dan aturan bahwa PBB

itu akan kembali ke masyarakat dengan melalui pembangunan

Q8 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai

PBB-P2 ?

A8 Permasalahan dari pajak ini terutama dari sosialisasinya yang

kurang, terus peran kantor pajak pun dalam mengisi untuk

memberi penyuluhan ke masyrakat itu pun sedikit hanya berapa

persen sehingga dari tingkat kelurahan pun hanya bisa

menyampaikan saja bahwa ini wajib pajak.

Page 187: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016

Waktu : 11:00 WIB

Tempat : Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Nama Informan : Moch. Nursan

Jabatan : Kasi Pemerintahan Kelurahan Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Pengisian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan ?

A1 Iya sudah, berdasarkan peraturan yang berlaku yang kami

dapatkan melalui sosialisai sudah berdasarkan undang-undang

yag berlaku yaitu undang Undang-Undang No 28 Tahun 2009

Tentang Landasan Hukum Dalam Pemungutan Pajak Dan

Retribusi Daerah.

Q2 Apakah Selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A2 Iya kami melaporkan SPPT setiap tahun nya dengan tepat waktu

Q3 Apakah Selalu Menghitung Obyek Pajak yang Terutang

Dengan Benar dan Apa Adanya?

A3 Udah, perhitungan sudah ditentukan oleh dispenda kami hanya

bertugas untuk memungut pbb kepada masyarakat.

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

Page 188: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

A4 Pernah Dinas melakukan penyuluhan sebulan sekali penyuluhan

dilakukan kepada organisasi di desa melalui aparatur desa.

Q5 Bagaimana Jika Ada Masyarakat yang Menunda atau Tidak

Membayar PBB-P2 ?

A5 Berusaha merayu masyarakat untuk membayar PBB, cuman

pencarian masyarakat

Tidak menentukan sehingga masyarakat tidak mau membayar

pajak

Q6 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A6 Iya kami aparatur desa yang bertugas untuk melayani masyarakat

selalu membantu.

Aspek Sosiologis

Q7 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A7 Iya sudah melalukan penyuluhan kepada desa melalui aparatur

desa, bukan di desa saja tetapi yang saya ketahui di kecamatan

juga sudah.

Q8 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai

PBB-P2 ?

A8 Permasalahannya yah mata pencarian masyarakat tidak menentu

sehingga masyarakat susah untuk membayar pajak.

Page 189: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 04 Januari 2016

Waktu : 09:00 WIB

Tempat : Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Nama Informan : Nur Rahmi Safitri, S. Sos, MM

Jabatan : Kasi Pembangunan Kelurahan Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Pengisian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan ?

A1 Iya, sudah sesuai dengan ketentuan

Q2 Apakah Selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A2 Iya. Selalu tiap bulan

Q3 Apakah Selalu Menghitung Obyek Pajak yang Terutang

Dengan Benar dan Apa Adanya?

A3 Iya, sesuai dengan yang ada dilapangan

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Suka , 3 bulan sekali

Q5 Bagaimana Jika Ada Masyarakat yang Menunda atau Tidak

Page 190: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Membayar PBB-P2 ?

A5 Diatasi sama lurah tapi terkadang ditalangi dulu

Q6 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A6 Iya. Kasih solusi

Aspek Sosiologis

Q7 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A7 Iya kalau soal itu ada dari kantor dispenda

Q8 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai

PBB-P2 ?

A8 Banyak telat bayar dan juga susah ditagihnya. Kadang kalau kita

yang menagih wajib pajaknya selalu tidak ada di rumah

Page 191: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 04 Januari 2016

Waktu : 09:30 WIB

Tempat : Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Nama Informan : Sudarwiningsih

Jabatan : Bendahara Kelurahan Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Pengisian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terhutang) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan ?

A1 Iya, sesuai

Q2 Apakah Selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A2 Iya, seminggu sekali

Q3 Apakah Selalu Menghitung Obyek Pajak yang Terutang

Dengan Benar dan Apa Adanya?

A3 Iya, sesuai dengan yang ada dilapangan

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Iya sering, sebulan ada 2 kali

Q5 Bagaimana Jika Ada Masyarakat yang Menunda atau Tidak

Page 192: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Membayar PBB-P2 ?

A5 Misalnya 1 tahun ini engga bayar nanti ke tahun depannya itu di

denda kena tagihannya lagi, cuman tidak di denda ada peraturan

2% itu ditagih lagi tahun depannya

Q6 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A6 Kesulitan sih tidak ada cuman kesadaran masyarakatnya saja

yang belum ada

Aspek Sosiologis

Q7 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A7 Iya kalau soal itu ada dari kantor dispenda

Q8 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai

PBB-P2 ?

A8 Biasanya kadang-kadang double abstra, objek pajak sudah pindah

tangan ke orang lain dan kesadaran masyarakatnya belum ada

Page 193: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Senin, 10 Januari 2016

Waktu : 09:30 WIB

Tempat : Desa Kadomas

Nama Informan : Suparman

Jabatan : Rt 03 Rw 07 Kadomas Pandeglang

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A1 Kami selalu melaporkan SPT dengan tepat waktu kepada

kelurahan, tapi biasanya dari kelurahan yang telat memberikan

pemberitahuan kepada kami.

Q2 Apakah Selalu Membayar PBB-P2 yang Terhutang dengan

Tepat Waktu ?

A2 Iya, tepat waktu kami RT selalu memberikan laporan masing-

masing wajib pajak yang membayar dengan tepat waktu

berdasarkan batas waktu yang diberikan Kelurahan.

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Pernah mengadakan penyuluhan tentang PBB tapi tidak rutin.

Q5 Apakah dalam Penyuluhan Dijelaskan Denda Jika Menunda

atau Tidak Membayar PBB-P2 ?

Page 194: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

A5 Dalam penyuluhan ga pernah dijelaskan ada denda bagi yang

menunda atau tidak membayar pbb-p2. Saya ga tau kalau ada

denda buat masyarakat yang menunda.

Q6 Apakah Petugas Pajak Bersikap Ramah dan Sopan Dalam

Melayani Setiap Wajib Pajak ?

A6 Iya, sopan dan ramah . karena dengan petugas yang di

kelurahannya sudah kenal

Q7 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A7 Iya, cepat tanggap jika ada kesulitan yang dialami warganya

Aspek Sosiologis

Q8 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A8 Iya ada tetapi penyuluhan dilakukan kepada aparatur kelurahan

saja.

Q9 Apakah Sudah Mengetahui Alur Pembayaran PBB-P2 ?

A9 Iya, dari Kelurahan ke RT dari RT Terus ke masyarakat . di

kolektif di rt jika sudah terkumpul semua, langsung disetorkan ke

kelurahan.

Q10 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai PBB-

P2 ?

A10 Tidak ada permasalahan untuk di RT kami

Page 195: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Senin, 10 Januari 2016

Waktu : 10:00 WIB

Tempat : Desa Pakalongsan

Nama Informan : Jumroni

Jabatan : Rt 02 Rw 02 Kelurahan Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A1 Kadang-kadang tepat waktu. Tergantung dari kelurahannya

Q2 Apakah Selalu Membayar PBB-P2 yang Terhutang dengan

Tepat Waktu ?

A2 Iya, saya selalu membayar pajak bumi dan bangunan tepat waktu.

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Ada penyuluhan, 4 bulan sekali

Q5 Apakah dalam Penyuluhan Dijelaskan Denda Jika Menunda

atau Tidak Membayar PBB-P2 ?

A5 Ga pernah dijelasin soal denda buat warga yang menunda bayar

pajak

Q6 Apakah Petugas Pajak Bersikap Ramah dan Sopan Dalam

Melayani Setiap Wajib Pajak ?

Page 196: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

A6 Iya, sopan dan ramah

Q7 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A7 Iya, selalu membantu jika ada kesulitan dalam membayar pajak

Aspek Sosiologis

Q8 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A8 Iya ada, dari kelurahan

Q9 Apakah Sudah Mengetahui Alur Pembayaran PBB-P2 ?

A9 Soal pembayaran dilakukan dengan cara kolektif di RT.

Q10 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai PBB-

P2 ?

A10 Permasalahan mengenai PBB tidak ada

Page 197: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Senin, 10 Januari 2016

Waktu : 10:30 WIB

Tempat : Desa Pabuaran

Nama Informan : Suparto

Jabatan : Rt 02 Rw 05 Kelurahan Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah selalu Melaporkan SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) yang Telah Diisi Dengan Tepat Waktu ?

A1 Iya, melaporkan setiap bulan ke tiga

Q2 Apakah Selalu Membayar PBB-P2 yang Terhutang dengan

Tepat Waktu ?

A2 Tepat waktu. Bila mana SPPT sudah diterima. Saya langsung

membayarnya.

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Tidak ada, adapun dari kelurahan cuman menyerahkan SPPT saja

Q5 Apakah dalam Penyuluhan Dijelaskan Denda Jika Menunda

atau Tidak Membayar PBB-P2 ?

A5 Ada. Denda nya 5%

Q6 Apakah Petugas Pajak Bersikap Ramah dan Sopan Dalam

Melayani Setiap Wajib Pajak ?

Page 198: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

A6 Sopan. Yah tergantung orang nya kalau kenal yah ramah dan

sopan.

Q7 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A7 Iya. Cepat tanggap jika ada kesulitan

Aspek Sosiologis

Q8 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A8 Kurang tau. Setau saya tidak ada

Q9 Apakah Sudah Mengetahui Alur Pembayaran PBB-P2 ?

A9 Pembayaran di kolektif di RT. Kalau masyarakat belum ada yang

bayar sesuai jangka waktu yang ditentukan, saya yang mesti

keliling mengambil SPPT yang harus dibayar. Nanti dari

kelurahan datang lagi dalam jangka 1 bulan untuk mengambil

SPPT dan uang nya yang sudah terkumpul. Kalau ga saya yang

nganterikan ke kelurahan.

Q10 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai PBB-

P2 ?

A10 Tidak ada permasalahan menurut saya.

Page 199: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Senin, 10 Januari 2016

Waktu : 09:00 WIB

Tempat : Desa Kadomas

Nama Informan : Arif Irawan

Jabatan : Masyarakat Desa Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Selalu Membayar PBB-P2 yang Terutang dengan

Tepat Waktu ?

A1 Iya. Saya selalu membayar PBB-P2 tepat waktu

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Iya ada. Kalau dari Kelurahan ada tetapi cuman tentang NJOP

tapi kalau dari DISPENDA tidak ada

Q5 Apakah dalam Penyuluhan Dijelaskan Denda Jika Menunda

atau Tidak Membayar PBB-P2 ?

A5 Iya saya tau. Kalau mengenai denda tergantung objek pajak nya

Q6 Apakah Petugas Pajak Bersikap Ramah dan Sopan Dalam

Melayani Setiap Wajib Pajak ?

A6 Tergantung orang nya

Q7 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A7 Untuk sistem iya cepat tanggap dan tergantung orang nya kalau

kenal deket pasti cepat tanggap

Page 200: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Aspek Sosiologis

Q8 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A8 Tidak ada penyuluhan tentang itu

Q9 Apakah Sudah Mengetahui Alur Pembayaran PBB-P2 ?

A9 Kalau soal pembayaran itu di kolektif oleh RT

Q10 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai PBB-

P2 ?

A10 Tidak ada. Lancar-lancar saja mengenai PBB-P2

Page 201: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 04 Januari 2017

Waktu : 11:00 WIB

Tempat : Desa Kadomas

Nama Informan : Engkom Komariah

Jabatan : Masyarakat Desa Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Selalu Membayar PBB-P2 yang Terutang dengan

Tepat Waktu ?

A1 Iya. Tepat waktu

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Tidak pernah mendengar atau mengetahui tentang adanya

penyuluhan PBB-P2

Q5 Apakah dalam Penyuluhan Dijelaskan Denda Jika Menunda

atau Tidak Membayar PBB-P2 ?

A5 Saya ga tau kalo ada denda. Soalnya kalau pas ditagih sama pa

RT ada uang saya langsung bayar

Q6 Apakah Petugas Pajak Bersikap Ramah dan Sopan Dalam

Melayani Setiap Wajib Pajak ?

A6 Iya. Sopan dan ramah. Apalagi kalau petugas nya ada yang kenal

dekat

Q7 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A7 Iya cepat tanggap

Aspek Sosiologis

Page 202: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Q8 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A8 Saya tidak tau soal PBB menjadi Pajak Daerah

Q9 Apakah Sudah Mengetahui Alur Pembayaran PBB-P2 ?

A9 Iya sudah tau. Terkadang pembayaran di kolektif di RT yah

terkadang saya membayar Pajak di BANK BJB

Q10 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai PBB-

P2 ?

A10 Tidak ada masalah kalau soal PBB-P2

Page 203: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 04 Januari 2017

Waktu : 11:30 WIB

Tempat : Desa Kadomas

Nama Informan : Suzanna Dwi

Jabatan : Masyarakat Desa Kadomas

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Selalu Membayar PBB-P2 yang Terutang dengan

Tepat Waktu ?

A1 Tidak tentu, karena tergantung petugas yang menagih kalau tidak

ada yang menagih tidak bayar

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Suka ada, dari kecamatan ataupun kelurahan

Q5 Apakah dalam Penyuluhan Dijelaskan Denda Jika Menunda

atau Tidak Membayar PBB-P2 ?

A5 Saya ga pernah tau kalo ada dendanya. Pokoknya kalo ada

petugas yang menagih pbb-p2 saya bayar tapi kalau ga ada

petugas yang menagih saya ga bayar. Kadang kalo ga diingatin

saya lupa.

Q6 Apakah Petugas Pajak Bersikap Ramah dan Sopan Dalam

Melayani Setiap Wajib Pajak ?

A6 Iya. Sopan dan ramah

Q7 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A7 Iya cepat tanggap

Page 204: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Aspek Sosiologis

Q8 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A8 Iya ada

Q9 Apakah Sudah Mengetahui Alur Pembayaran PBB-P2 ?

A9 Iya sudah tau, di kolektif oleh RT

Q10 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai PBB-

P2 ?

A10 Tidak ada

Page 205: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Senin, 10 Januari 2017

Waktu : 11:00 WIB

Tempat : Desa Pabuaran

Nama Informan : Cicih

Jabatan : Masyarakat Desa Pabuaran

Kode Hasil Wawancara

Aspek Yuridis

Q1 Apakah Selalu Membayar PBB-P2 yang Terutang dengan

Tepat Waktu ?

A1 Tergantung dari RT nya.kalau RT nya kasih tepat waktu saya pun

membayar dengan tepat waktu

Aspek Psikologis

Q4 Apakah Dinas dan Aparatur Desa Pernah Mengadakan

Penyuluhan Tentang PBB-P2?

A4 Engga ada soal penyuluhan

Q5 Apakah dalam Penyuluhan Dijelaskan Denda Jika Menunda

atau Tidak Membayar PBB-P2 ?

A5 Engga ada, soalnya kalau di desa pabuaran masyarakat disini

selalu tepat waktu

Q6 Apakah Petugas Pajak Bersikap Ramah dan Sopan Dalam

Melayani Setiap Wajib Pajak ?

A6 Iya. Sopan dan ramah

Q7 Apakah Petugas Pajak Cepat Tanggap atas Kesulitan yang

Dialami Wajib Pajak ?

A7 Terkadang cepat tanggap

Aspek Sosiologis

Q8 Apakah Kantor Pajak Sudah Memberikan Penyuluhan

Page 206: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Terkait Adanya Perubahan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah ?

A8 Saya tidak tau

Q9 Apakah Sudah Mengetahui Alur Pembayaran PBB-P2 ?

A9 Pembayaran di kolektif oleh RT

Q10 Adakah Permasalahan di Kelurahan Kadomas Mengenai PBB-

P2 ?

A10 Tidak ada permasalahan. Soalnya kan selalu tepat waktu

Page 207: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Bapak Wisnu Supardan, SHI. MM sebagai Kasi Kesos Kelurahan

Kadomas Kabupaten Pandeglang

Wawancara dengan Bapak Arif Irawan sebagai Masyarakat Desa Kadomas Kelurahan

Kadomas Kabupaten Pandeglang

Page 208: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Wawancara dengan Bapak Suparman sebagai Ketua RT 03 RW 07 di Desa Kadomas

Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Wawancara dengan Bapak Jumroni sebagai Ketua RT 02 RW 02 di Desa Pakalongan

Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Page 209: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

Wawancara dengan Bapak Suparto sebagai Ketua RT 02 RW 05 di Desa Pabuaran

Kelurahan Kadomas Kabupaten Pandeglang

Wawancara dengan Ibu Cicih sebagai Masyarakat Desa Pabuaran Kelurahan

Kadomas Kabupaten Pandeglang

Page 210: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 211: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan
Page 212: ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR …repository.fisip-untirta.ac.id/870/1/ANALISIS KEPATUHAN MASYARAKAT... · “Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan

CURRICULUM VITAE

Nama : Mayangsari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tinggal Lahir : Serang, 02 Februari 1993

Kewarganegaraan : WNI

Tinggi, Berat Badan : 145 cm, 45 kg

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Lengkap : Jln. Stadion sukarela rt 04 rw 11 kadupandak,

pandeglang

No. HP : 0895-0456-9435

Email :[email protected]

Latar Belakang Pendidikan :

1. Tk Muhamadiyah Pandeglang 1998-1999

2. SD Negeri 7 Pandeglang 1999-2005

3. SMP Negeri 1 Pandeglang 2005-2008

4. SMK Negeri 5 Kota Serang 2008-2011

5. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2011-2017

(FISIP- Ilmu Administrasi Negara)