ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK...

126
ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK PADA PERUSAHAAN WAHANA CORY KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI TIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK

PADA PERUSAHAAN WAHANA CORY

KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

TIARA SAKINA

H34051722

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

RINGKASAN

TIARA SAKINA. H34051722. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Srikaya

Organik pada Perusahaan Wahana Cory Kecamatan Tamansari, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANITA

RISTIANINGRUM).

Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan

kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, maka sebagian masyarakat sudah

mulai menghindari konsumsi produk pertanian yang menggunakan bahan kimia

buatan dan memilih yang bebas pestisida serta meningkatkan gaya hidup sehat

dengan slogan “back to nature”. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat

diproduksi dengan suatu metode yang dikenal dengan pertanian organik. Oleh

karena itu, saat ini muncul produk-produk pertanian organik seperti beras organik,

sayuran organik, buah organik, telur organik, kopi organik, dan jenis komoditi

lainnya. Permintaan produk pertanian organik dunia mencapai 15 – 20 persen

pertahun, namun pangsa pasar yang mampu dipenuhi hanya berkisar antara 0,5 –

2 persen dari keseluruhan produk pertanian organik. Hal inilah yang memacu

permintaan produk pertanian organik dari negara-negara berkembang.

Wahana Cory merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi

produk-produk pertanian dengan sistem pertanian organik. Produk-produk organik

yang dihasilkan Wahana Cory saat ini adalah pupuk organik, sayur-sayuran

organik, dan buah-buahan organik seperti lengkeng, jambu, durian, mangga,

pisang, nanas, manggis, buah naga, sawo, pepaya, salak, jeruk, cengkeh, dan

belimbing. Pada Tahun 2009 Wahana Cory menambah unit bisnisnya yaitu

dengan mengusahakan srikaya organik pada lahan baru.

Daerah pengembangan tanaman srikaya sampai saat ini masih terbatas,

hal ini dikarenakan masyarakat menanam srikaya hanya sebagai tanaman

perkarangan rumah bukan untuk dikomersilkan. Oleh karena itu, buah srikaya

sulit sekali ditemukan di pasar dan hal ini dapat menjadi suatu prospek bisnis bagi

pengusaha agribisnis. Beberapa pertimbangan yang menjadikan srikaya

berpotensi untuk diusahakan dengan tujuan komersial antara lain, buah srikaya

merupakan komoditi buah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena

memiliki nilai jual yang tinggi dan buah srikaya merupakan salah satu komoditi

yang memiliki nila gizi yang tinggi. Perusahaan pertanian organik Wahana Cory

melihat hal tersebut sebagai peluang usaha karena masih sedikit masyarakat yang

memproduksi buah srikaya dalam jumlah besar.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan non finansial

pengusahaan buah srikaya organik di Wahana Cory dilihat dari aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan, (2)

Menganalisis kelayakan pengusahaan buah srikaya organik di Wahana Cory

dilihat dari aspek finansial, (3) Menganalisis tingkat kepekaan kondisi kelayakan

pengusahaan buah srikaya organik di Wahana Cory terhadap perubahan jumlah

produksi srikaya organik serta peningkatan biaya operasional. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik

kualitatif maupun kuantitatif. . Metode yang digunakan selama pengumpulan data

yaitu metode observasi langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari data-

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

data perusahaan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Untuk

data kualitatif diolah dan disajikan dalam bentuk narasi, sedangkan data

kuantitatif akan diolah dengan Microsoft Excel 2007 dan kalkulator.

Perusahaan memperoleh bibit tanaman srikaya organik dengan melakukan

pembibitan sendiri. Selain itu perusahaan juga memproduksi sendiri pupuk

kompos yang digunakan untuk penanaman. Sedangkan untuk peralatan dan

perlengkapan pertanian dalam pengusahaan srikaya organik perusahaan peroleh

dari toko pertanian di Pasar Bogor. Tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan

berasal dari masyarakat sekitar. Tanaman srikaya tersebut baru dapat

menghasilkan buah pada saat tanaman berumur 2-3 tahun. Sebagai awal

pengembangan usaha srikaya organik, Wahana Cory mengusahakan srikaya

organik pada lahan seluas 5.000 m2 dengan perkiraan produksi mencapai 5-10 ton

per tahun. Dalam mendisribusikan produk-produk organiknya, Wahana Cory

dibantu oleh distributor pribadi yaitu PT Cory Organic International (PT COI). PT

COI merupakan salah satu perusahaan milik Bapak Dedi, namun antara Wahana

Cory dan PT COI memliki struktur manajemen yang berbeda. Saat ini yang

menjadi pelanggan tetap perusahaan adalah 20 Super Indo dan beberapa toko buah

dan sayur yang tersebar di wilayah Jakarta.

Hasil analisis terhadap aspek-aspek non finansial, yaitu analisis aspek

pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan sosial ekonomi dan lingkungan,

pengusahaan srikaya organik yang dijalankan oleh Wahana Cory layak untuk

dilaksanakan. Berdasarkan aspek pasar, peluang pasar masih terbuka karena

permintaan yang tinggi dan penawaran yang masih terbatas serta harga jual yang

tinggi menjanjikan bahwa usaha srikaya organik dapat mendatangkan keuntungan.

Berdasarkan aspek teknis, pengusahaan srikaya organik menggunakan peralatan

yang relatif sederhana seperti budidaya pertanian pada umumnya. Berdasarkan

apek manajemen, perusahaan telah menjalankan fungsi-fungsi manajemen dan

mempunyai struktur organisasi dengan pembagian kerja yang jelas. Berdasarkan

aspek sosial ekonomi dan lingkungan, pengusahaan srikaya organik dapat

memberikan kontibusi kepada negara berupa pajak, ikut serta dalam melestarikan

lingkungan karena usaha yang dijalankan tidak menimbulkan limbah yang dapat

membahayakan lingkungan sekitar proyek, dan mampu menyerap tenaga kerja

dari masyarakat di sekitar lokasi usaha.

Hasil analisis terhadap aspek finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR

dan Payback Period, pengusahaan srikaya organik oleh Wahana Cory layak untuk

dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari analisis finansial yang menunjukan bahwa

NPV>0 yaitu sebesar Rp 1.034.057.465,24, Net B/C>1 yaitu sebesar 2,75 dan

IRR sebesar 26,86 persen, dimana ini lebih besar dari tingkat suku bunga

(discount rate) sebesar 9 %. Serta Payback Period yang diperoleh dalam

pengusahaan srikaya organik adalah 5 tahun 8 bulan. Jika dilihat dari analisis

switching value, penurunan jumlah produksi pengusahaan srikaya organik adalah

hal yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan usaha dibandingkan dengan

penurunan biaya operasional.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK

PADA PERUSAHAAN WAHANA CORY

KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

TIARA SAKINA

H34051722

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Srikaya Organik pada Perusahaan

Wahana Cory, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat

Nama : Tiara Sakina

NIM : H34051722

Disetujui,

Pembimbing

Ir. Anita Ristianingrum, M.Si

NIP 19671024 199302 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Srikaya Organik pada Perusahaan Wahana Cory Kecamatan

Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Tiara Sakina

H34051722

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Depok pada tanggal 2 Januari 1987. Penulis adalah

anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Syarifudin Ismail dan Ibu

Rumayni. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Sukmajaya V Depok pada

tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di

SLTPN 3 Depok. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 1 Depok

diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2005 juga penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur SPMB. Pada tahun 2006 penulis diterima pada

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Selama mengikuti pendidikan penulis aktif pada kegiatan organisasi di

lingkungan kampus seperti menjadi anggota Departemen Minat, Bakat dan Profesi

MISETA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian)

periode tahun 2007-2008 dan anggota HIPMA (Himpunan Mahasiswa Agribisnis)

periode tahun 2008-2009. Selain itu penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan

seperti YES 2007 (Young Entrepreneur Seminar), HPW 2007 (Hari Pelepasan

Wisuda), BGTC 2008 (Banking Goes To Campus), HPS 2008 (Hari Pelepasan

Sarjana). Pada tahun 2008 penulis juga mengikuti PKM (Program Kreativitas

Mahasiswa) bidang pengabdian masyarakat. Selain itu penulis merupakan

penerima beasiswa dari Karya Salemba Empat periode 2008-2009.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala nikmat karunia dan kekuatan yang telah diberikanNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha

Srikaya Organik pada Perusahaan Wahana Cory, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha srikaya

organik dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial pada perusahaan

Wahana Cory.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak termasuk penulis dan

juga perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Penulis juga mengharapkan

masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan penulis di masa mendatang.

Bogor, Agustus 2009

Tiara Sakina

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji serta syukur penulis panjatkan ke pada Allah SWT yang selalu memberikan

lindungan dan limpahan rahmatNya serta kemudahan yang Engkau berikan

kepada penulis. Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah

memberikan bantuan, arahan, dukungan dan doa yang akan selalu penulis kenang

dan syukuri. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak (Syarifudin Ismail) dan Mama (Rumayni) yang tercinta atas segala

perjuangan, kasih sayang, doa, dan dukungan, baik moral maupun material

kepada penulis. Karya ini penulis persembahkan untuk kalian.

2. Kakak dan keponakanku tersayang, Yomie Andini dan Amaya Eshia atas

semangat dan kasih sayang yang telah diberikan.

3. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

4. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen penguji utama yang bersedia

meluangkan waktunya serta memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji komdik yang memberikan

masukan dan saran dalam perbaikan skripsi ini kepada penulis.

6. Drs. Iman Firmansyah, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik atas

bantuan, arahan, dan motivasinya kepada penulis.

7. Bapak Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS, Ibu Eva Yolynda Aviny, SP, MM, Ibu

Tintin S, SP, MM, Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM, Mas Yeka Hendra Fatika,

SP, Mas Feryanto W.K, SP, Mas Arif Karyadi, SP, dan seluruh staf pengajar

Departemen Agribisnis atas ilmu dan pengalaman yang diberikan selama

perkuliahan.

8. Seluruh staf tata usaha Departeman Agribisnis, Ibu Ida, Mas Hamid, Mas

Pian, Mba Dian, Pak Yusuf, dan Pak Cecep atas kemudahan dan bantuan

selama perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir ini.

9. Pihak Wahana Cory Bapak Dedi Haryanto, Bapak Daniel Ardilles, Bapak

Nono Sugiarto, Ibu Dewi Lestiawati dan para karyawan atas kebaikan yang

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

diterima oleh penulis selama penelitian, informasi, dan kesempatan untuk

melakukan penelitian.

10. Agi Aghillunta dan keluarga yang telah memberikan pengertian, semangat,

saran, kasih sayang, doa, kesabaran, dan bantuan kepada penulis.

11. Sahabat-sahabat penulis, Purbasari Indah Lestari, Ayu Indah Lestari, Rina

Yoanita, Rizki Amalia, Hepi Risenasari, Yusda Mardiyah, Cila Apriande,

Mohammad Reza, Roch Ika, dan teman-teman di Pondok Iwan (Noel, Sule,

Bayu, Isnur, Nawi, Teguh, Zulvan, dan Faisal) atas semangat, saran, dan

pengalaman berharga bagi penulis

12. Teman-teman satu bimbingan, Yanuary Dwi Pangestuti dan Mada Pradana

atas semangat dan saran selama berdiskusi dengan penulis.

13. Teman-teman Permata Tani Mandiri, Hary Purnama, Fery Herdiman,

Andriyanto Pratama, dan Abdul Rozak atas semangat, saran, dan pengalaman

berharga bagi penulis.

14. Tim Gladikarya Desa Samarang, Tika, Feni, Fehmi dan Echi atas kebersamaan

dan pengalaman berharga yang tidak terlupakan bagi penulis selama di Garut.

15. Teman-teman satu perjuangan di Agribisnis 42, Anna, Wiwi, Githa, Meno,

Dodo, Tiara, Lisda, Wening, Aqsa, Bebeh, Neina, Abel, Shinta, Ratna dan

semua AGBers 42 atas semangat, kebersamaan dan kekompakan selama ini.

16. Kakak-kakak Agribisnis 41 atas masukan dan semangat yang diberikan

kepada penulis.

17. Sahabat-sahabat penulis, Galih R.N, Indri H, Linda M, Wila M, Prasasti B.P,

Astriani W, Fathina R, Marnala O, Eisha M, Citra, Amanah A, Ajeng P,

Arina H, Rena, Rifka, Hikmah, Tara, Huda dan Galih N atas semangat yang

terus diberikan oleh penulis, walaupun telah dipisahkan oleh jarak dan waktu

namun persahabatan kita akan terus berlanjut hingga usia memisahkan nanti.

18. Karya Salemba Empat atas beasiswa yang diberikan kepada penulis.

19. Semua pihak yang turut membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, Agustus 2009

Tiara Sakina

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi

I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 10

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 10

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 10

II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 11

2.1. Pertanian Organik................................................................. 11

2.1.1. Pengertian Pertanian Organik .................................... 11

2.1.2. Tujuan Pertanian Organik .......................................... 11

2.1.3. Prinsip Pertanian Organik .......................................... 12

2.1.4. Sertifikasi dan Standarisasi ........................................ 14

2.2. Buah Srikaya ...................................................................... 14

2.2.1. Sifat Botani Srikaya ................................................... 15

2.2.2. Agroekologi Tanaman Srikaya .................................. 17

2.2.3. Perbanyakan Tanaman Srikaya ................................. 18

2.2.4. Budidaya Tanaman .................................................... 18

2.2.5. Hama dan Penyakit .................................................... 20

2.2.6. Pengendalian Hama Terpadu ..................................... 21

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu .............................................. 22

III KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 25

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................... 25

3.1.1. Studi Kelayakan Usaha .............................................. 25

3.1.2. Teori Biaya dan Manfaat ........................................... 29

3.1.3. Analisis Finansial ...................................................... 30

3.1.4. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) .............. 32

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................ 32

1V METODE PENELITIAN ....................................................... 36

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 36

4.2. Data dan Instrumentasi ........................................................ 36

4.3. Metode Pengumpulan Data ................................................ 36

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................. 36

4.5. Asumsi Dasar ....................................................................... 42

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................. 44

5.1. Kondisi Geografis ................................................................ 44

5.2. Keragaan Umum Perusahaan ............................................... 45

5.2.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha ............................. 45

5.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan ................................. 48

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

5.2.3. Kegiatan Perusahaan .................................................. 50

VI ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK 60

6.1. Aspek Non Finansial ............................................................ 60

6.1.1. Aspek Pasar ............................................................... 60

6.1.1.1. Peluang Pasar ............................................... 60

6.1.1.2. Strategi Pemasaran ....................................... 62

6.1.2. Aspek Teknis ............................................................. 64

6.1.2.1. Lokasi Usaha ................................................ 64

6.1.2.2. Skala Usaha .................................................. 66

6.1.2.3. Teknik Budidaya .......................................... 67

6.1.3. Aspek Manajemen ..................................................... 68

6.1.4. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan ................... 68

6.2. Aspek Finansial .................................................................... 69

6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) .......................................... 69

6.2.2. Arus Biaya (Outflow)................................................. 70

6.2.2.1. Biaya Investasi ............................................. 70

6.2.2.2. Biaya Operasional ........................................ 73

6.2.3. Kelayakan Finansial Pengusahaan

Srikaya Organik ........................................................ 82

6.2.4. Analisis Switching Value ........................................... 83

VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 85

7.1. Kesimpulan .......................................................................... 85

7.2. Saran ..................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 87

LAMPIRAN ........................................................................................... 89

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku

Tahun 2003-2006 ..................................................................... 1

2. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Buah-buahan

di Indonesia Tahun 2003-2007................................................. 2

3. Perkiraan Konsumsi dan Permintaan Buah-buahan

di Indonesia Tahun 2000-2015................................................. 2

4. Perbedaan Sistem Penanaman An-Organik dan Organik ......... 3

5. Kandungan Gizi tiap 100 Gram Buah Srikaya ......................... 15

6. Perkiraan Konsumsi dan Permintaan Buah-buahan

di Indonesia Tahun 2000 – 2015 .............................................. 60

7. Perencanaan Jumlah Penjualan Srikaya Organik

setiap Bulan (Kg) ..................................................................... 61

8. Ketinggian, Suhu, Curah Hujan, dan pH Tanah pada

Lokasi Usaha dan Syarat Tumbuh Tanaman Srikaya .............. 65

9. Perencanaan Jumlah Produksi Srikaya Organik

setiap Bulan (Kg) ..................................................................... 66

10. Perkiraan Penjualan dan Total Penerimaan Penjualan

Srikaya Organik per Tahun pada Lahan Seluas

5.000 m2 di Wahana Cory ........................................................ 70

11. Perincian Biaya Pembibitan Srikaya Organik .......................... 72

12. Perincian Biaya Investasi Pengusahaan Srikaya Organik

pada Lahan Seluas 5.000 m2 ................................................... 73

13. Proporsi Penggunaan Timbangan Elektrik setiap Unit Bisnis . 74

14. Biaya Investasi pada Tahun ke-3 ............................................. 74

15. Proporsi Kontribusi Wakil Direktur, Manajer Kebun,

dan Staf Administrasi dan Keuangan terhadap Unit

Bisnis Perusahaan .................................................................. 75

16. Proporsi Kontribusi Wakil Direktur, Manajer Kebun,

dan Staf Administrasi dan Keuangan terhadap

Komoditi Buah Organik pada Tahun ke-1

sampai Tahun ke-2 ................................................................. 76

17. Proporsi Kontribusi Wakil Direktur, Manajer Kebun,

dan Staf Administrasi dan Keuangan terhadap

Komoditi Buah Organik pada Tahun ke-3

sampai Tahun ke-12 ................................................................. 76

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

18. Persentase Penggunaan Air ...................................................... 77

19. Persentase Penggunaan Listrik ................................................. 77

20. Persentase Penggunaan Telepon .............................................. 78

21. Penggunaan Ruang Angkut Buah-buahan Organik

Satu kali Pengiriman ................................................................ 79

22. Rincian Biaya Tetap untuk Pengusahaan

Srikaya Organik pada Tahun ke – 1

sampai Tahun ke – 2 .............................................................. 79

23. Rincian Biaya Tetap untuk Pengusahaan

Srikaya Organik pada Tahun ke – 3

sampai Tahun ke – 12 .............................................................. 80

24. Jumlah Pupuk Kompos, Pupuk Organik Cair,

Pestisida Alami dan Label pada Pengusahaan

Srikaya Organik per Tahun ..................................................... 81

25. Penggunaan Tenaga Kerja Pengusahaan

Srikaya Organik pada Lahan Seluas 5000 m2 .......................... 82

26. Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan

Srikaya Organik pada Wahana Cory ........................................ 82

27. Hasil Analisis Switching Value

Pengusahaan Srikaya Organik.................................................. 84

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................ 35

2. Struktur Organisasi Wahana Cory ........................................... 50

3. Skema Saluran Pemasaran Srikaya

Organik Wahana Cory.............................................................. 58

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penananaman Srikaya Organik

Tahun Pertama ......................................................................... 89

2. Jadwal Kegiatan Penananaman Srikaya Organik

Tahun Kedua ............................................................................ 90

3. Jadwal Kegiatan Penananaman Srikaya Organik

Tahun Ketiga dan seterusnya ................................................... 91

4. Analisis Cashflow Pengusahaan Srikaya Organik

pada Wahana Cory Tahun 2009 .............................................. 92

5. Proyeksi Laba Rugi Pengusahaan Srikaya Organik

pada Wahana Cory Tahun 2009 ............................................... 94

6. Perhitungan Penyusutan per Tahun dari Investasi

Pengusahaan Srikaya Organik Wahana Cory

pada Tahun ke – 1 dan 2 .......................................................... 96

7. Perhitungan Penyusutan per Tahun dari Investasi

Pengusahaan Srikaya Organik Wahana Cory

pada Tahun Ke -3 dst .............................................................. 97

8. Analisis Switching Value (Penurunan Jumlah Produksi

Srikaya Organik Sebesar 46,51%) ........................................... 98

9. Analisis Switching Value (Kenaikan Biaya Operasional

Sebesar 253,85%) ..................................................................... 100

10. Daftar Pertanyaan Pengarah ..................................................... 102

11. Dokumentasi Pengusahaan Srikaya Organik

pada Wahana Cory .................................................................. 109

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya

hayati yang berpotensi untuk dikembangkan khususnya di sektor pertanian.

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian di Indonesia cukup besar,

diantaranya sebagai penyedia bahan baku industri, penyedia bahan pangan,

penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara. Salah satu sub sektor

petanian yang memiliki peranan penting adalah hortikultura. Hortikultura

berperan sebagai sumber pangan, sumber pendapatan masyarakat, penyedia

lapangan kerja, perdagangan domestik dan ekspor, dan peningkatan aktivitas

industri pengolahan yang bersifat meningkatkan nilai tambah (Deptan 2002).

Produk hortikultura meliputi tanaman buah-buahan, tanaman sayuran,

tanaman biofarmaka dan tanaman hias. Tanaman buah-buahan merupakan salah

satu komoditi hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan, karena secara

ekonomis memiliki nilai tambah dan memberikan kontribusi yang besar terhadap

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan apabila dikelola dengan baik. Pada

Tabel 1 dapat dilihat bahwa buah-buahan merupakan penyumbang terbesar pada

Produk Domestik Bruto (PDB) hortikultura dan setiap tahun PDB buah-buahan

terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 PDB buah-buahan mencapai Rp

35.448 Milyar atau setara dengan 51,64 persen dari total PDB hortikultura.

Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2003 – 2006

No Komoditas

Nilai PDB

(milyar Rp)

2003 2004 2005 2006

1 Buah-buahan 28.246 30.765 31.694 35.448

2 Sayuran 20.573 20.749 22.630 24.694

3 Tanaman

Biofarmaka 565 722 2.806 3.762

4 Tanaman hias 4.501 4.609 4.662 4.734

Total 53.885 56.844 61.792 68.639 Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2008)

Produksi buah-buahan di Indonesia setiap tahun terus menunjukkan

peningkatan. Peningkatan produksi buah-buahan tersebut sejalan dengan adanya

peningkatan luas areal tanam. Walaupun sempat mengalami penurunan luas areal

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

tanam pada tahun 2004 sebesar 14.845 hektar atau setara dengan 2,05 persen,

namun hingga tahun 2007 luas areal tanam kembali mengalami peningkatan

secara bertahap. Perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas buah-

buahan di Indonesia tahun 2003-2007 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Buah – buahan di Indonesia

Tahun 2003 – 2007

No Tahun Produksi

(Ton)

Luas Panen

(Ha)

Produktivitas

(ton/Ha)

1 2003 13.551.435 721.964 18,77

2 2004 14.348.456 707.119 20,29

3 2005 14.786.599 717.428 20,61

4 2006 16.171.131 728.218 22,21

5 2007 17.116.622 756.766 22,62 Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2008)

Konsumsi akan buah-buahan semakin meningkat seiring dengan terus

bertambahnya jumlah penduduk. Selain itu juga adanya peningkatan pendapatan

dan kualitas pendidikan sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya komposisi gizi yang seimbang. Kesadaran ini mempengaruhi jumlah

konsumsi buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan gizi secara memadai.

Perkiraan peningkatan jumlah konsumsi dan permintaan buah-buahan seiring

dengan peningkatan penduduk di Indonesia pada kurun waktu 2000-2015 dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkiraan Konsumsi dan Permintaan Buah-buahan di Indonesia Tahun

2000 – 2015

Tahun Jumlah

Penduduk

(Juta)

Konsumsi per

Kapita

(Kg/Thn)

Peningkatan

Konsumsi

(%)

Permintaan

(Ribu Ton)

2000 213 36,76 - 7,830

2005 227 45,70 32,50 10,375

2010 240 57,92 34,00 13,900

2015 254 78,74 34,50 20,00 Sumber : BPS (2007)

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan

kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, maka sebagian masyarakat sudah

mulai menghindari konsumsi produk pertanian yang menggunakan bahan kimia

buatan dan memilih yang bebas pestisida serta meningkatkan gaya hidup sehat

dengan slogan “back to nature” khususnya pada masyarakat menengah ke atas.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan suatu metode yang

dikenal dengan pertanian organik. Oleh karena itu, saat ini muncul produk-

produk pertanian organik seperti beras organik, sayuran organik, buah organik,

telur organik, kopi organik, dan jenis komoditi lainnya. Perbedaan pertanian

dengan sistem an-organik dan sistem organik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perbedaan Sistem Penanaman An-organik dan Organik

Proses An-organik Organik

Persiapan Benih Bisa berasal dari rekayasa

genetik

Berasal dari tanaman

Pembibitan Bibit diperlakukan dengan

bahan kimia

Dibuat secara alami

Penanaman Monokultur Polikultur lebih dominan

Pengairan Air dari mana saja Air bebas dari bahan

kimia sintetik

Pemupukan Pupuk kimia lebih dominan Pupuk kandang/kompos

Pengendalian Hama Pestsida kimia dominan Pengendalian hama

terpadu lebih diutamakan

Hasil Panen Mengandung residu kimia Bebas residu kimia Sumber : Agrina, 2004 diacu dalam Rahmayanti, 2008

Sistem pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama diterapkan di

beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Pengembangan pertanian organik di beberapa negara tersebut mengalami

kemajuan yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama

sayur dan buah segar yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organic

farming system) mempunyai rasa, aroma, dan kandungan gizi yang lebih baik

daripada yang menggunakan pertanian an-organik1.

Tahun 2005 volume produk pertanian organik mencapai 5 – 7 persen dari

total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian

besar dipasok oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika, dan Eropa. Di

Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara

timur seperti Jepang, Taiwan, dan Korea2. Permintaan produk pertanian organik

dunia mencapai 15 – 20 persen per tahun, namun pangsa pasar yang mampu

1 http://www.biotama.com/index. Teknologi Budidaya Organik. 22 Desember 2008 2 http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/. Prospek Pertanian Organik di Indonesia. 22

Desember 2008

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dipenuhi hanya berkisar antara 0,5 – 2 persen dari keseluruhan produk pertanian

organik. Hal inilah yang memacu permintaan produk pertanian organik dari

negara-negara berkembang3. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang

yang memiliki peluang yang besar untuk menjadi produsen pertanian organik.

Perkembangan produksi dan pemasaran produk pertanian organik di

Indonesia cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya supermarket,

gerai, dan restoran yang menjual berbagai produk organik. Harga pangan organik

khususnya produk hortikultura yang dipasarkan di supermarket-supermarket di

beberapa negara termasuk Indonesia relatif tinggi, yaitu tiga sampai empat kali

lipat dibanding pangan yang bukan organik4.

Sayuran dan buah organik diketahui mengandung vitamin C dan mineral

esensial, seperti kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, dan krom, lebih tinggi

dibanding dengan sayuran dan buah an-organik. Kandungan nitrat dalam sayuran

dan buah organik 25 persen lebih rendah daripada yang an-organik. Kandungan

nitrat yang berlebihan dalam produk an-organik dapat menyebabkan kanker5.

Buah organik merupakan salah satu hasil dari pertanian organik yang

memiliki banyak manfaat dan kelebihan dibanding buah an-organik. Manfaat

buah organik antara lain (1) Bekerja membersihkan darah, (2) Membuang racun

yang menumpuk dalam sel, (3) Membantu regenerasi sel-sel baru, dan (4)

Menjaga keseimbangan kadar asam basa tanpa obat-obatan, vitamin atau pun

suplemen tambahan. Sedangkan kelebihan buah organik antara lain (1) Memiliki

kandungan gizi yang lebih baik, makanan organik rata-rata mempunyai

kandungan vitamin C, mineral, serta phytonutrients (bahan dalam tanaman yang

dapat melawan kanker) yang lebih tinggi dibandingkan bahan pangan an-organik,

(2) Makanan organik lebih tahan lama hingga tidak mudah basi, dan (3)

Menghemat proses produksi dan mengurangi tingkat kerusakan lingkungan6.

Salah satu buah yang dapat dibudidayakan dengan teknik pertanian

organik adalah srikaya (Annona squamosa L). Tanaman srikaya merupakan

3 http://www.spmabanjarbaru.sch.id/index. Pertanian Organik:Pertanian Masa Depan yang

Menjanjikan. 22 Desember 2008 4http://www.kompas.com/kompas-cetak/0211/04/iptek/pang30.htm.

5http://various-health.blogspot.com/2008/11/5-unggulan-sayuran-buah-organik.html. 22 Desember

2008 6 http://melilea-organik.com/organik/buah-orgnik-baik-untuk-kesehatan.html. 22 Desember 2008

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

tanaman pendatang, menurut Sunarjono (2005) tanaman srikaya berasal dari

Amerika Latin yaitu Peru. Di Indonesia, srikaya dikenal sejak zaman penjajahan

Belanda. Umumnya buah yang lebih dikenal dengan sebutan buah nona sri ini,

hanya ditanam di pinggir pagar pekarangan rumah. Namun tanaman srikaya

memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan hampir dari seluruh bagian dari tanaman

ini dapat dimanfaatkan. Daging buahnya dapat digunakan sebagai penyedap es

krim, bahan baku pembuatan selai, sirup dan makanan olahan lainnya. Buah yang

masih hijau dan biji mudanya memiliki sifat anti cacing dan insektisida yang

efektif. Sedangkan akar, daun, dan kulit kayu srikaya dapat digunakan untuk

pengobatan berbagai jenis penyakit seperti batuk, demam, disentri, sembelit dan

lain-lain.

Negara penyebaran srikaya meliputi Thailand, Filipina, Indonesia, dan

Malaysia. Pada tahun 2005, di Filipina produksi buah srikaya tiap tahun mencapai

6.000 ton, sedangkan Thailand mencapai 75.000 ton tiap tahunnya. Produksi buah

srikaya tersebut sudah mencapai pasar internasional. Di Indonesia, produksi buah

srikaya belum tercatat secara statistik oleh Biro Pusat Statistik (BPS) karena

masih dianggap sebagai buah minor (Sunarjono 2005).

Daerah pengembangan tanaman srikaya sampai saat ini masih terbatas, hal

ini dikarenakan masih sedikit masyarakat yang mengusahakan srikaya secara

komersil dan adanya persepsi masyarakat, bahwa srikaya hanya ditanam sebagai

tanaman perkarangan saja namun tidak dilihat dari sisi bisnis usaha srikaya. Oleh

karena itu, buah srikaya sulit sekali ditemukan di pasar dan hal ini dapat menjadi

suatu prospek bisnis bagi pengusaha agribisnis. Beberapa pertimbangan yang

menjadikan srikaya berpotensi untuk diusahakan dengan tujuan komersial antara

lain, buah srikaya merupakan komoditas buah yang mempunyai potensi untuk

dikembangkan karena memiliki nilai jual yang tinggi. Di Jawa Tengah dan Jawa

Timur, khususnya Solo dan Surabaya, buah srikaya tergolong mahal, yaitu

Rp 10.000 per sepuluh buah (Sunarjono 2005). Selain itu buah srikaya kaya akan

vitamin seperti karoten 7 IU, thiamin 0,13 mg, dan riblofamin 0,931 mg serta

mengandung asam amino diantaranya tryptofan 10 mg, methionin 8 mg, dan lysin

69 mg. Oleh karena itu masyarakat di India mengkonsumsi srikaya matang

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dicampur dengan garam yang digunakan sebagai obat antikanker7. Dengan

beberapa keunggulan yang dimiliki buah srikaya, menjadikan buah srikaya

organik berpotensi untuk dikembangkan. Untuk itu perlu dilakukan sebuah

analisis kelayakan bisnis untuk buah srikaya organik.

1.2. Perumusan Masalah

Pertanian organik di Indonesia saat ini sangat potensial dan diperkirakan

akan semakin berkembang. Tingkat permintaan produk pertanian organik,

khususnya buah organik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat untuk hidup sehat dan kepedulian terhadap lingkungan.

Salah satu perusahaan yang membuka lahan pertanian dengan sistem

pertanian organik adalah Wahana Cory yang terletak di daerah Kecamatan

Tamansari Kabupaten Bogor. Pada awal diresmikannya Wahana Cory pada Mei

2006, perusahaan ini sudah mulai mengusahakan sayuran organik, namun terdapat

masalah dalam pemasarannya karena pada awalnya sayuran tersebut belum

sepenuhnya diperlakukan secara organik, sehingga produk yang dihasilkan hanya

dipasarkan di pasar tradisional dengan harga relatif rendah.

Pada bulan Juli 2006, Wahana Cory melakukan uji laboratorium, dimana

hasil yang diperoleh yaitu tanah tempat dilakukan kegiatan usaha pertanian

organik ini baik dan cocok untuk pertanian organik karena tidak mengandung

nutrisi kimia. Dengan melakukan uji laboratorium, Wahana Cory menyatakan

bahwa semua jenis tanaman yang ditanam di kebun Wahana Cory telah diberikan

perlakuan organik.

Pada bulan Januari 2007 Wahana Cory mulai melakukan pemasaran ke

beberapa supermarket, dimana kegiatan pemasaran dilakukan oleh distributor

pribadi Wahana Cory yaitu PT Cory Organic International (COI). Supermarket

yang menjadi konsumen tetap Wahana Cory yaitu beberapa Super Indo di Jakarta

diantaranya Mall Cinere, Plaza PP, Cilandak, Plaza Cibubur, Bintaro, Sunrise

Garden, Pulomas, dan Pamulang.

Produk-produk organik yang dihasilkan Wahana Cory saat ini adalah

pupuk organik, sayur-sayuran organik, dan buah-buahan organik seperti lengkeng,

jambu, durian, mangga, pisang, nanas, manggis, buah naga, sawo, pepaya, salak,

7 Sardi D. April 2004. Di Ujung Lidah Langsar Teruji. Trubus Edisi 413

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

jeruk, cengkeh, dan belimbing. Pada Tahun 2009 Wahana Cory menambah unit

bisnisnya yaitu dengan mengusahakan srikaya organik pada lahan baru.

Srikaya merupakan salah satu buah yang mempunyai potensi untuk

dikembangkan. Buah srikaya yang dikonsumsi segar baik untuk kesehatan karena

mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Selain itu produksi buah srikaya di

Indonesia masih kecil, sehingga buah ini sulit ditemukan di pasar. Berdasarkan

wawancara pendahuluan dengan pihak Direktorat Budidaya Tanaman Buah, buah

srikaya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, di daerah Nusa Tenggara Barat

(NTB) pada musim kemarau buah srikaya banyak dicari oleh masyarakat karena

rasa buahnya memberikan kesegaran bagi yang mengkonsumsinya. Sampai saat

ini buah srikaya di Indonesia dikonsumsi dalam bentuk segar, sedangkan industri

yang mengolah buah srikaya di Indonesia masih sangat terbatas.

Pada umumnya konsumen buah organik adalah masyarakat yang

berpendapatan menengah ke atas yang juga telah sadar akan pentingnya nilai gizi

dan keamanan dari produk pangan atau buah yang akan dimakan. Hal ini

menunjukan potensi pasar yang cukup baik. Makin tingginya permintaan akan

produk organik, menuntut produsen produk organik untuk mampu memenuhi

permintaan tersebut.

Salah satu daerah di Indonesia yang memproduksi buah srikaya cukup

besar adalah Kota Sumenep, Madura. Bahkan pada bulan Desember 2003, buah

srikaya varietas langsar dijadikan sebagai buah unggul nasional. Sedangkan di

daerah lain seperti di Jakarta dan Jawa Barat buah srikaya sangat sulit dijumpai,

hal ini dikarenakan masyarakat menanam srikaya hanya sebagai tanaman

perkarangan rumah bukan untuk dikomersilkan.

Perusahaan pertanian organik Wahana Cory melihat hal tersebut sebagai

peluang usaha karena masih sedikit masyarakat yang memproduksi buah srikaya

dalam jumlah besar. Pada saat ini Wahana Cory telah memiliki 4 tanaman srikaya

dengan varietas yang berbeda, yaitu new varietas dan srikaya Australia. Tanaman

srikaya tersebut telah berumur dua tahun dan telah menghasilkan buah. Buah

srikaya yang dihasilkan tersebut telah dijual ke beberapa toko buah di wilayah

Jakarta dan Bogor. Namun hasil produksi tersebut masih sangat kecil yaitu setiap

pohon baru mampu menghasilkan 0,5 – 2 kg buah srikaya tiap 2 minggu.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Pendistribusian buah srikaya organik tersebut dilakukan secara bergilir pada

beberapa toko buah. Setelah dilakukan pendistribusian tersebut diketahui bahwa

permintaan terbesar berasal dari toko buah di Jakarta, sedangkan di daerah Bogor

sangat kecil. Untuk dapat memasok srikaya organik secara merata ke beberapa

toko buah di Jakarta Wahana Cory akan mebuka lahan baru untuk pengusahaan

srikaya organik. Berdasarkan permintaan dari toko-toko buah di Jakarta,

perusahaan memperkirakan permintaan buah srikaya sekitar 5-10 ton per tahun.

Untuk itu sebagai awal pengembangan usaha srikaya organik, Wahana Cory

mengusahakan srikaya organik pada lahan seluas 5.000 m2 dengan perkiraan

produksi mencapai 5-10 ton per tahun. Harga jual srikaya organik lebih tinggi

dibanding srikaya an-organik, yaitu mencapai Rp 75.000,- per kg, sedangkan

srikaya an-organik Rp 40.000,- per kg. Selain itu tanaman srikaya merupakan

tanaman tropis yang dapat tumbuh pada semua jenis tanah sehingga diharapkan

mudah untuk dibudidayakan di areal tanam Wahana Cory.8

Wahana Cory juga memberikan citra yang khas dengan menjadikan

produk buah srikaya sebagai suatu komoditi organik yang memiliki keterjaminan

bebas dari bahan kimia buatan dan berwawasan lingkungan. Diperlukan investasi

yang besar untuk mengembangkan usaha srikaya organik, diantaranya investasi

untuk lahan pembudidayaan tanaman srikaya organik dan berbagai biaya

operasional yang dapat mendukung keberhasilan suatu usaha. Kelayakan

investasi diperlukan karena karakteristik dari usaha srikaya organik, yaitu usaha

ini sangat ditentukan oleh lamanya umur pohon srikaya yang dapat berproduksi

dengan baik pada usia 2 tahun sampai 12 tahun. Oleh sebab itu perlu dilakukan

analisis kelayakan bisnis sebagai suatu bahan pertimbangan apakah pengusahaan

buah srikaya organik, layak atau tidak untuk dilakukan.

Untuk menilai kelayakan usaha srikaya organik diperlukan penilaian

terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan

lingkungan, dan aspek finansial. Penilaian terhadap aspek pasar untuk

mengetahui potensi pasar dari buah srikaya organik. Penilaian terhadap aspek

teknis diperlukan untuk mengkaji lokasi usaha, skala usaha, penerapan budidaya

srikaya secara organik dan penanganan pascapanen. Sedangkan penilaian

8 Hasil wawancara pendahuluan dengan Pak Daniel, Manajer Kebun Wahana Cory

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

terhadap aspek manajemen diperlukan untuk mengkaji seberapa jauh usaha

srikaya organik dapat dikelola oleh Wahana Cory. Penilaian aspek sosial

diperlukan untuk mengkaji perluasan kesempatan kerja serta dampak proyek

terhadap lingkungan sekitar. Secara finansial perlu dikaji apakah proyek layak

dilaksanakan dan menguntungkan karena untuk mendirikan proyek srikaya

organik diperlukan investasi yang cukup besar dan jangka waktu pelaksanaan

proyek lebih dari 1 tahun.

Usaha pertanian organik khususnya srikaya organik sangat dipengaruhi

oleh teknik budidaya dan keadaan iklim sehingga akan mempengaruhi jumlah

produksi buah srikaya organik. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kepekaan

(sensitivitas) terhadap usaha srikaya organik. Dalam usaha ini, perubahan terjadi

dari sisi perubahan kuantitas produksi buah srikaya organik yang dihasilkan dan

peningkatan biaya operasional untuk pengusahaan srikaya organik. Berdasarkan

pengalaman perusahaan Wahana Cory, harga jual produk pertanian organik

khususnya srikaya organik belum pernah mengalami penurunan, hal ini

dikarenakan perusahaan yang menentukan harga srikaya organik tersebut di pasar

karena jumlah pesaing di pasar srikaya organik masih sedikit, sedangkan

peningkatan harga input seperti pupuk dan bibit tidak terlalu mempengaruhi

penerimaan perusahaan karena biaya variabel dalam pengusahan srikaya organik

cenderung stabil.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan, yaitu :

1) Apakah pengusahaan buah srikaya organik di Wahana Cory layak untuk

dilakukan dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek

sosial ekonomi dan lingkungan?

2) Apakah pengusahaan buah srikaya organik di Wahana Cory layak untuk

dilakukan dilihat dari aspek finansial?

3) Bagaimana tingkat kepekaan pengusahaan buah srikaya organik di Wahana

Cory terhadap penurunan jumlah produksi srikaya organik serta peningkatan

biaya operasional?

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Menganalisis kelayakan pengusahaan buah srikaya organik di Wahana Cory

dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial

ekonomi dan lingkungan.

2) Menganalisis kelayakan pengusahaan buah srikaya organik di Wahana Cory

dilihat dari aspek finansial.

3) Menganalisis tingkat kepekaan kondisi kelayakan pengusahaan buah srikaya

organik di Wahana Cory terhadap perubahan jumlah produksi srikaya organik

serta peningkatan biaya operasional.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi :

1. Perusahaan Wahana Cory, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

pengembangan bisnisnya, yaitu mengembangkan usaha buah srikaya organik.

2. Penulis, kajian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan

dan wawasan dengan menerapkan teori yang didapat di perkuliahan terhadap

permasalahan yang ada secara nyata.

3. Pihak-pihak terkait yang membutuhkan, diharapkan dapat berguna sebagai

tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian analisis kelayakan pengusahaan buah srikaya

organik di perusahaan pertanian organik Wahana Cory, mengkaji aspek pasar,

aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Kriteria evaluasi aspek finansial yang digunakan adalah Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback

Period (PBP).

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian Organik

2.1.1. Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organik menurut Departemen Pertanian adalah sistem produksi

holistik dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan, dan produktivitas agroekosistem

secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas

dan berkelanjutan. Pertanian organik diartikan sebagai suatu sistem produksi

pertanaman yang berdasarkan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara

dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang

mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Daur ulang hara

merupakan teknologi tradisional yang sudah cukup lama dikenal sejalan dengan

berkembang peradaban manusia, terutama di daratan Cina (Sutanto 2002).

Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang didesain dan

dikelola sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan produktivitas yang

berkelanjutan. Jadi pertanian organik adalah sistem pertanian yang berwawasan

lingkungan dengan tujuan untuk melindungi keseimbangan ekosistem alam

dengan meminimalkan penggunaan bahan-bahan kimia dan merupakan praktek

bertani alternatif secara alami yang dapat memberikan hasil yang optimal

(Winarno 2002).

Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan

lingkungan. Pertanian organik berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam

sekitar. Ciri utama pertanian organik adalah penggunaan varietas lokal yang

relatif masih alami, diikuti dengan penggunaan pupuk organik dan pestisida

organik (Andoko 2002). Sedangkan menurut Pracaya (2006), pertanian organik

merupakan sistem pertanian (dalam hal bercocok tanam) yang tidak

mempergunakan bahan kimia (dapat berupa pupuk, pestisida, dan hormon

pertumbuhan) tetapi menggunakan bahan organik.

2.1.2. Tujuan Pertanian Organik

Menurut Pracaya (2006), tujuan utama yang hendak dicapai oleh pertanian

organik adalah untuk menjaga kesehatan manusia dan menjaga kelestarian dan

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

keseimbangan lingkungan alam sekitar. Manfaat yang dapat diperoleh dari

pengembangan pertanian organik antara lain:

1) Menghasilkan pangan yang aman dan berkualitas sehingga meningkatan

kesehatan masyarakat.

2) Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.

3) Meminimalkan polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.

4) Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka

panjang, serta memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

5) Meningkatkan pendapatan petani karena adanya efisiensi pemanfaatan

sumber daya dan adanya daya saing produk agribisnis.

2.1.3. Prinsip Pertanian Organik

Salah satu prinsip pertanian organik adalah penggunaan lahan, lahan untuk

dibudidayakan organik harus bebas dari cemaran bahan agrokimia dari pupuk dan

pestisida. Lahan dapat berupa lahan pertanian yang baru dibuka atau lahan

pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lama

masa konversi bergantung pada penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis

tanaman. Prinsip lainnya adalah bahwa benih atau bibit bukan berasal dari bibit

hasil rekayasa genetika atau genetically modified organism (GMO). Sebaiknya

benih berasal dari kebun pertanian organik. Penggunaan pupuk organik sebagai

pengganti pupuk sintesis. Pupuk organik tersebut berasal dari sisa-sisa tanaman,

pupuk alam dan rotasi tanaman legume. Pengendalian hama dan penyakit pada

pertanian organik dilakukan secara manual, biopestisida, agen hayati, dan rotasi

tanaman. Pengendalian hama diarahkan secara terpadu dengan mengutamakan

keseimbangan ekosistem9.

International Federation of Organik Agriculture Movements (IFOAM)

memberlakukan prinsip-prinsip pertanian organik10

, yaitu :

1) Prinsip Kesehatan

Peran pertanian organik, baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan

konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan

9www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr273054.pdf. 22 Desember 2008

10www.ifoam.org/about_ifoam/pdfs/POA_folder_indonesian.pdf. Prinsip-prinsip Pertanian

Organik. 22 Desember 2008.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah

hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk

menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung

pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.

2) Prinsip Ekologi

Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi

kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses

dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui

ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus, sebagai contoh, tanaman

membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem

peternakan, ikan, dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan.

3) Prinsip Keadilan

Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik

harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya

keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja,

pemroses, penyalur, pedagang, dan konsumen. Sumber daya alam dan

lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola

dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk

generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan

perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan

lingkungan yang sebenarnya.

4) Prinsip Perlindungan

Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan

hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan, dan pemilihan teknologi

di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa

pertanian organik bersifat menyehatkan, aman, dan ramah lingkungan.

Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman

praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional. Pertanian

organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan

menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat

diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering).

Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-

proses yang transparan dan partisipatif.

2.1.4. Sertifikasi dan Standarisasi

Departemen Pertanian sejak tahun 2000 telah memberikan perhatian yang

serius terhadap pengembangan pertanian organik di Indonesia. Bahkan pada saat

itu dicanangkan untuk mencapai Go Organic 2010. Selanjutnya untuk mencapai

Go Organic 2010 tersebut berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan.

Diantaranya adalah dengan dibentuknya Otoritas Kompeten Pertanian Organik

melalui SK Menteri Pertanian Nomor: 432/Kpts/OT.130/9/2003 dan pembentukan

Task Force Organic. Berbagai pelatihan fasilitator dan inspektor organik,

seminar, dan workshop untuk mensosialisasikan pertanian organik kepada

masyarakat dan stakeholder telah dilakukan bekerjasama dengan berbagai

lembaga yang telah bergerak di bidang pertanian organik saat itu11

.

Departemen pertanian juga telah menyusun standar pertanian organik di

Indonesia, tertuang dalam SNI 01-6729-2002. Sistem pertanian organik menganut

pada paham organik proses, artinya semua proses sistem pertanian organik

dimulai dari penyiapan lahan hingga pascapanen memenuhi budidaya organik.

SNI sistem pangan organik ini merupakan dasar bagi lembaga sertifikasi yang

nantinya juga harus diakreditasi oleh Deptan melalui Pusat Standarisasi dan

Akrreditasi12

.

2.2. Buah Srikaya

Srikaya merupakan tanaman pendatang yang berasal dari Amerika Latin

yaitu Peru. Di Indonesia, srikaya telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda

dengan nama buah nona sri. Srikaya yang tersebar di Indonesia saat ini adalah

srikaya lokal dan srikaya dari luar negeri yang telah lama beradaptasi. Terdapat

beberapa varietas srikaya yang dikenal dunia. Varietas srikaya yang terdapat di

Indonesia adalah varietas langsar, gading, dan bangil. Sedangkan di Australia

terdapat varietas pink mammoth, srikaya merah, dan African pride13

. Sedangkan

11

http://www.biotama.com/index.php?option=com_content&task=view&id=54&Itemid=1.22

Desember 2008. 12

www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr273054.pdf. 22 Desember 2008 13

Sardi D. April 2004. Di Ujung Lidah Langsar Teruji. Trubus Edisi 413

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

di Thailand terdapat dua varietas srikaya yaitu varietas Fai dan varietas Nahng

(Sunarjono 2005). Kandungan gizi yang terdapat pada buah srikaya dapat dilihat

pada Tabel 5. Dalam tata nama tumbuhan, srikaya diklasifikasikan ke dalam :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Ranales

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona squamosa L

Tabel 5. Kandungan Gizi tiap 100 Gram Buah Srikaya

No Zat Gizi Kandungan

1 Kalori (Kal) 101

2 Protein (g) 1,7

3 Lemak (g) 0,6

4 Karbohidrat (g) 25,2

5 Kalsium (mg) 27

6 Fosfor (mg) 20

7 Besi (mg) 0,8

8 Vitamin A (SI) -

9 Vitamin B (mg) 0,08

10 Vitamin C (mg) 22

11 Air (g) 71,5

Sumber : Tim Penulis Penebar Swadaya (2005)

2.2.1 Sifat Botani Srikaya

Tanaman srikaya berbentuk perdu atau pohon yang tingginya dapat

mencapai 6 m dengan umur hingga 20 tahun. Tanaman srikaya sangat tahan

terhadap kekeringan. Namun untuk perkembangan buahnya, srikaya perlu cukup

air.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

1) Akar

Akar srikaya agak dalam sehingga dapat mencapai 1 – 2 m dan jumlah

percabangan akarnya tidak banyak.

2) Batang

Batang srikaya kecil dengan jumlah percabangan sedikit sehingga tidak

sesuai untuk tanaman pelindung. Kayunya keras tetapi tidak dapat

digunakan sebagai bahan bangunan, hanya untuk kayu bakar.

3) Daun

Bentuk daun srikaya menyerupai panah. Ujung daun runcing dan warna

daun hijau tua. Umumnya letak daun agak melengkung ke bawah dan urat

daun menonjol. Lebar daunnya 3 – 5,5 cm, sedangkan panjang daunnya

2 – 3 kali lebarnya atau sekitar 7 – 17 cm, bagian bawah daunnya juga

sedikit berbulu.

4) Bunga

Ukuran bunga srikaya agak kecil dan bentuknya bulat dengan ujung runcing.

Letak bunga tunggal atau berkelompok berhadapan dengan letak daun.

Daun mahkota bagian luar panjang berjumlah tiga helai panjangnya

mencapai 2,5 cm dan berwarna hijau. Sementara warna pangkal daun

mahkota berwarna ungu. Mahkota bagian dalam pendek sekali sehingga

hampir tampak tidak jelas.

Dalam penyerbukannya, tanaman srikaya dibantu oleh kumbang Nitidulidae

atau sejenis lebah madu. Pada saat kepala (kantong) sari membuka atau

pecah maka tepung sari telempar ke luar. Hal tersebut ditandai dengan

adanya bunga yang mekar.

5) Buah

Bakal buah srikaya berbentuk bulat telur seperti ginjal. Buah tersebut terdiri

dari beberapa segmen yang bersatu yang membentuk buah semu.

Permukaan kulit buah benjol-benjol dengan warna kuning kehijauan yang

bertepung putih. Jumlah bijinya banyak sekali dan biji tersebut berwarna

hitam kecoklatan. Adapun ciri-ciri buah matang diantaranya benjolan

merenggang, bedak tampak tebal, warna agak kekuningan, dan aroma harum

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

muncul. Bila terlambat dipanen dan kondisi tanah basah, buah sering retak,

dan busuk.

Buah yang dihasilkan dari setiap varietas tanaman srikaya memiliki

perbedaan. Buah srikaya lokal memiliki berat buah rata-rata 150 g per buah,

daging buah putih, rasa buah manis dengan kristal seperti pasir, bijinya

besar, dan penuh. Sedangkan bentuk buah srikaya merah dari Australia

sama dengan srikaya lokal, warna kulit buah merah dengan berat rata-rata

100 g per buah, dan daging buah berwarna putih, rasanya halus dan kenyal,

bijinya kering dan gepeng. Sedangkan srikaya pink mammoth memiliki

bentuk yang tidak teratur, kulit buah tebal, dan tidak mudah pecah, tekstur

daging lembut, beraroma kuat dan bijinya sedikit dengan berat rata-rata

0,5 – 2 kg per buah (Radi 1997).

2.2.2. Agroekologi Tanaman Srikaya

Penyebaran tanaman srikaya sangat erat hubungannya dengan persyaratan

tumbuh. Kemampuan tumbuh bukan sekedar tumbuh membesar dengan daun

rimbun, tetapi tanaman harus mampu berbuah lebat. Tanaman srikaya untuk

dapat tumbuh normal menghendaki persyaratan tumbuh yang sesuai meliputi jenis

tanah, ketinggian tempat dan iklim setempat.

Srikaya dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Akan tetapi jenis tanah

yang paling baik adalah tanah yang mengandung pasir dan kapur. Srikaya dapat

tumbuh baik pada derajat keasaman tanah (pH) antara 6 – 6,5 dengan ketinggian

tempat antara 100 – 1.000 m dpl (di atas permukaan laut). Pada ketinggian di atas

1.000 m dpl atau dataran tinggi dan pegunungan, tanaman srikaya tumbuh lambat

dan enggan berbuah.

Iklim yang dibutuhkan tanaman srikaya harus sesuai. Komponen iklim

meliputi curah hujan, suhu udara dan angin. Suhu udara yang sesuai dengan

tanaman srikaya antara 20 – 25 ° C dan curah hujan yang dibutuhkan tanaman

srikaya antara 1.500 – 3.000 mm/tahun. Sebaiknya curah hujan merata sepanjang

tahun. Walaupun tanaman srikaya tahan terhadap kekeringan, tetapi untuk

pertumbuhan bunga sampai buah matang perlu kelembaban yang cukup di sekitar

sistem perakarannya. Tanaman srikaya menyukai tempat yang ada naungan agak

teduh karena tanaman srikaya tidak menyukai daerah yang terbuka dan banyak

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

angin kencang. Adanya angin kencang dapat dihambat dengan penanaman

mahagoni, cemara atau bambu di sekeliling kebun.

2.2.3. Perbanyakan Tanaman Srikaya

Perbanyakan tanaman dilakukan dengan upaya pembibitan. Ada dua cara

pembibitan srikaya yang dapat dilakukan, yaitu dengan biji atau perbanyakan

generatif dan perbanyakan vegetatif. Pemilihan pohon induk pembibitan

berdasarkan pada tanaman srikaya varietas unggul yang produksinya tinggi, mutu

buah tinggi , tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta merupakan varietas

srikaya yang digemari konsumen.

Biji buah yang dihasilkan dari srikaya varietas unggul dapat dijadikan

sumber bibit. Bila telah tumbuh, cabangnya akan dijadikan sumber entris untuk

digunakan sebagai mata tempel. Perbanyakan tersebut dilakukan secara klonal

(induk tanaman tunggal). Pada umumnya tanaman buah-buahan khususnya

srikaya merupakan tanaman heterozigot atau bersifat hibrida. Bila diperbanyak

dengan biji, kemungkinan tanaman akan menampakan banyak sifat. Oleh karena

itu biji srikaya tidak dianjurkan untuk perbanyakan langsung.

Kini perbanyakan tanaman srikaya dianjurkan secara vegetatif, seperti

okulasi, sambungan, dan cangkok. Biji hanya di tanam sebagai pembentuk

populasi dalam perbaikan varietas dan sebagai batang pokok dalam perbanyakan

vegetatif.

2.2.4. Budidaya Tanaman

1) Pemilihan Bibit

Bibit dapat diperoleh dengan cara membeli atau dihasilkan sendiri. Bibit

yang dibeli harus unggul dan bersertifikat atau berlabel agar dapat dijamin

keunggulannya.

2) Persiapan Lahan Budidaya

Lahan yang sesuai untuk melakukan usaha budidaya srikaya adalah tanah

yang mengandung pasir. Dilakukan pengolahan tanah pada lahan yang akan

ditanami srikaya. Setelah diolah, lahan dibuat lubang tanam 50 cm x 50 cm

x 50 cm dengan jarak tanam 3 m x 5 m atau 4 m x 4 m sehingga populasinya

sekitar 620 – 660 tanaman/ha.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

3) Penanaman

Setelah lubang tanam, pupuk organik dan bibit telah tersedia maka

penanaman bibit dapat segera dilakukan. Bibit srikaya dengan tinggi 70 –

100 cm dimasukkan ke dalam lubang tegak lurus dengan batas sambungan

sekitar 10 cm di atas permukaan tanah atau 10 cm masuk dalam lubang.

Selanjutnya lubang ditimbun dengan tanah lapisan atas sambil ditekan agar

tidak ada rongga-rongga di sekitar akar.

4) Pemeliharaan

Pemeliharann tanaman bertujuan agar tanaman menjadi sehat, tumbuh kekar

hingga dapat berbuah lebat. Kegiatan pemeliharaan tersebut meliputi

pemupukan, pemangkasan, penyiraman, penyerbukan bunga, dan

penjarangan buah. Pada budidaya srikaya organik, pupuk yang digunakan

berupa pupuk organik, yaitu pupuk kandang atau kompos. Banyaknya

pupuk kandang yang digunakan yaitu 10 – 20 kg per lubang tanam.

Pemberian pupuk kandang sebanyak 10 – 20 kg/tanaman dilakukan 1 tahun

sekali.

Pemangkasan cabang dilakukan pada waktu tanaman mencapai tinggi 1,5 m.

Sebaiknya, setelah pemangkasan berat atau pemangkasan untuk

mempermuda tanaman, tanaman diberi pupuk kandang lagi sebanyak 10 kg

per pohon agar berbuah lebat. Dalam pemangkasan cabang pada tanaman

srikaya ada dua tujuan. Pertama, pemangkasan mempermudakan tanaman

kembali setelah berbuah lebat. Caranya semua cabang yang lemah akibat

kandungan buahnya lebat dipotong atau dipangkas agar bertunas yang sehat

dan kekar. Kedua, pemangkasan bertujuan agar tanaman cepat berbunga

dengan cara ujung cabang dipotong yang diikuti dengan perontokan

daunnya. Tanaman srikaya dapat tahan terhadap kekeringan, namun selama

pembungaan sampai buah mendekati tua membutuhkan air secara teratur

dan tetap sebanyak 2 – 3 liter per pohon.

Penyerbukan pada tanaman srikaya secara alamiah kurang sempurna.

Penyebabnya, sifat bunga yang proterogyme, yakni masaknya putik lebih

dulu dari tepung sarinya. Akibatnya pertumbuhan buah tidak sempurna.

Agar buah lebat dan normal, diperlukan penyerbukan buatan.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Penjarangan buah pada tanaman srikaya dilakukan pada tanaman yang

penyerbukannya dilakukan secara buatan, karena biasanya buah yang

terbentuk dari penyerbukan buatan banyak dan ada yang berdesakan atau

rapat. Buah yang berdesakan akan tumbuh tidak normal. Oleh karena itu

buah harus dijarangkan agar buah berukuran besar dan bermutu tinggi.

5) Panen dan Hasil

Tanaman srikaya dapat menghasilkan buah pada umur 4 – 5 tahun. Panen

pada srikaya harus dilakukan pada saat yang tepat, sesuai dengan tujuan

pemasaran dan penggunaannya. Untuk pemasaran jarak jauh, sebaiknya

buah dipanen sebelum matang. Tujuannya agar buah tidak rusak selama

pengangkutan atau pengiriman. Biasanya srikaya dipanen pada kematangan

mencapai 80 persen. Ciri buah srikaya yang siap panen adalah benjolan

buah renggang, lapisan bedak tebal, dan tercium aromanya. Panen raya

buah srikaya terjadi pada bulan Agustus-September. Produksi tanaman

srikaya yang baik dapat mencapai 10 – 20 ton/ha/tahun dengan berat sekitar

100 – 300 gram per buah.

Penanganan hasil panen buah srikaya dilakukan untuk mempertahankan

kualitas buah agar memiliki nilai jual yang tinggi. Pascapanen buah srikaya

meliputi kegiatan pembersihan buah, pemeraman, pemilihan buah serta

pengemasan. Hasil panen dikumpulkan pada tempat yang bersih dan tidak

terkena sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan menghindarkan kelayuan

pada buah akibat laju respirasi yang tinggi dan memudahkan penanganan

selanjutnya. Buah dibersihkan dari segala kotoran terutama hama kutu putih

yang menempel diantara sisik buah. Pembersihan dilakukan menggunakan

kuas kering dan bersih, serta diusahakan tidak terkena air yang dapat

menyebabkan busuk buah.

2.2.5. Hama dan Penyakit

Srikaya seperti halnya tanaman buah lain, tidak luput dari gangguan hama

dan penyakit. Hama srikaya yang menyerang srikaya yaitu : (1) Hama penggerek

buah (Annonaepestis bengalella) dan lalat buah (Batocera dorsalis atau Dacus

dorsalis). Larva lalat ini setelah menetas langsung masuk ke dalam buah srikaya

yang masih kecil dan dapat merusak daging buah, (2) Kutu dompol atau kutu

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

putih (Planococcus lepelleyi). Kutu dopol sering menyerang bunga dan buah

yang masih kecil, dan (3) Hama kutu putih yaitu kutu lilin. Kutu ini tidak

membahayakan tanaman, tetapi dapat membuat penampilan buah menjadi tidak

menarik. Kutu ini sering hinggap pada daun bawah serta mengisap cairan bunga

dan daun muda. Selain itu, kutu putih yang berkerumun pada bunga dapat

menyebabkan bunga berguguran karena cairan dihisapnya.

Penyakit yang biasanya menyerang tanaman srikaya terutama pada kondisi

lingkungan yang lembab, yaitu: (1) Penyakit buah busuk, yang disebabkan oleh

cendawan Phomopis sp. dan antraknosa (Colletotrichum sp), (2) Penyakit

cendawan upas, yang menyerang batang dan dahan bila suhu malam terlalu dingin

dan lembab, (3) Penyakit busuk leher batang, yang disebabkan oleh cendawan

Rhizoctonia solani, (4) Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) yang

menyerang akar dan leher batang srikaya.

2.2.6. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian hama terpadu (HPT) merupakan cara pengelolaan pertanian

dengan setiap keputusan dan tindakan yang diambil selalu meminimalisasi

organism pengganggu tanaman (OPT), sekaligus mengurangi biaya yang

ditimbulkan terhadap manusia, tanaman dan lingkungan. Sistem PHT

memanfaatkan teknik dan metode yang cocok, guna mempertahankan populasi

hama berada dalam suatu tingkat di bawah tingkat yang merugikan secara

ekonomis. Beberapa langkah atau teknik untuk tindakan perlindungan tanaman

dari serangan OPT dengan sistem PHT agar pengembangan agribisnis dengan

usahatani non kimia sintetik bisa dilaksanakan, antara lain diarahkan pada teknik-

teknik budidaya, serta mekanik/fisik, cara biologis, cara kimiawi dari penggunaan

tumbuhan/nabati sehingga dapat menekan populasi hama sampai batas ambang

ekonomi. Dengan demikian pengendalian hama bebas racun pestisida merupakan

alternatif yang perlu disebarluaskan.

Pengendalian hama terpadu mengandung pengertian dan prinsip-prinsip

dasar sebagai berikut (Kusnaedi 1999, diacu dalam Iryanti 2005) :

1) Pengendalian hama bukan berupaya untuk membunuh habis populasi hama

melainkan mengendalikan hingga populasi di bawah ambang ekonomi.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

2) Tujuan utama dari pengendalian hama adalah mencapai kualitas dan

kuantitas produksi tanpa mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

3) Penggunaan teknik-teknik pengendalian hama dengan memadukan semua

teknik pengendalian sebagai berikut :

a) Menggunakan varietas yang tahan atau toleran terhadap hama penyakit

b) Sistem budidaya yang memperhatikan siklus hama, seperti rotasi

tanaman, tumpangsari, waktu tanam dan penggunaan mulsa.

c) Pengendalian cara biologis dengan menyebarkan atau memperhatikan

kehidupan musuh alami dari hama.

d) Pengendalian cara mekanik atau fisik merupakan pengendalian hama

dengan cara ditangkap, dibunuh, dijerat dan pemberian umpan

beracun.

e) Pengendalian pestisida sebagai alternatif terakhir dan penggunaannya

harus berdaya bunuh selektif dan dikategorikan aman bagi lingkungan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Siti Nur Laila R (1999) melakukan penelitian mengenai analisis pemasaran

buah srikaya segar dan kelayakan finansial perkebunan srikaya tumpang sari

dengan kedelai di Kabupaten Dati II Bima, Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari

penelitian tersebut adalah untuk menganalisis peluang buah srikaya untuk

memenuhi konsumsi buah bagi masyarakat di lokasi penelitian, menganalisis

saluran pemasaran dan marjin pemasaran di lokasi penelitian, dan menganalisis

kelayakan finansial dari perkebunan srikaya. Dari hasil penelitian diketahui tiap

tahun akan terjadi kenaikan konsumsi buah srikaya per kapita sebesar 47,9 persen

di Kabupaten Dati II Bima, sehingga pengembangan produksi srikaya memiliki

peluang yang baik. Namun berdasarkan hasil penelitian, sistem pemasaran

srikaya masih belum efisien.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial untuk perkebunan srikaya

modern dengan skala 2 hektar menggunakan sistem pengairan pipa selama kisaran

waktu umur ekonomis proyek yaitu 12 tahun, diperoleh nilai NPV sebesar

Rp 8.386.749, nilai IRR sebesar 25,5 persen, nilai Net B/C sebesar 1,3 dan

payback period yaitu 5,5 tahun. Dengan demikian dari aspek finansial, usaha

budidaya srikaya layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

menguji perubahan pada penurunan harga jual buah srikaya sebesar 10 persen dan

kenaikan biaya 10 persen. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha

budidaya srikaya layak untuk diusahakan.

Dedeh Suryani A (2007) melakukan penelitian mengenai analisis

kelayakan pengusahaan sayuran organik di Matahari Farm, Bogor. Tujuan dari

penelitian tersebut adalah untuk menganalisis kelayakan investasi pengusahaan

sayuran organik dalam greenhouse dilihat dari aspek non-finansial dan finansial,

serta menganalisis tingkat kepekaan kondisi kelayakan jika terjadi perubahan

dalam komponen manfaat dan biaya. Dari aspek pasar, teknik, sosial dan

lingkungan, proyek ini layak untuk dijalankan.

Hasil analisis finansial yang dilakukan dengan skenario 1, yaitu jika

diasumsikan seluruh modal yang digunakan adalah modal sendiri dengan umur

ekonomis proyek 10 tahun, menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 430.587.215,00,

nilai IRR sebesar 797 persen, nilai Net B/C sebesar 1,89 dan PBP yaitu 3 tahun 6

bulan. Pada skenario 2, yang mengasumsikan seluruh modal yang digunakan

adalah modal pinjaman dari bank dengan suku bunga 14 persen, menunjukkan

nilai NPV sebesar Rp 77.739.717,00, nilai IRR sebesar 36 persen, nilai Net B/C

sebesar 1,23 dan PBP yaitu 9 tahun 5 bulan. Sedangkan pada skenario 3 dengan

asumsi perbandingan 50 persen dari modal sendiri dan 50 persen modal pinjaman

dari bank dengan suku bunga 12 persen, menunjukan nilai NPV sebesar

Rp 241.985.717,00, nilai IRR sebesar 135 persen, nilai Net B/C sebesar 1,51 dan

PBP yaitu 5 tahun 2 bulan.

Iswanti Noor Rustiana (2008) melakukan penelitian mengenai analisis

kelayakan usaha pengolahan puree mangga di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan

puree mangga, baik dari aspek non-finansial dan finansial, serta menganalisis

kepekaan kelayakan usaha terhadap penurunan jumlah puree mangga yang

dihasilkan, penurunan tingkat harga puree mangga dan peningkatan biaya

pembelian buah mangga dengan umur ekonomis proyek 10 tahun. Dari aspek

pasar, teknik, manajemen dan sosial lingkungan, usaha ini layak untuk dijalankan.

Hasil analisis finansial menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 346.825.522,00, nilai

IRR sebesar 87,26 persen, nilai Net B/C sebesar 6,14 dan nilai payback period

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

yaitu 2 tahun 1,6 bulan. Dengan demikian, dari aspek finansial, usaha pengolahan

puree mangga layak untuk dijalankan. Hasil analisis switching value

menunjukkan bahwa unit usaha pengolahan puree mangga masih layak untuk

dilaksanakan jika volume produksi puree mangga mengalami penurunan

maksimal sebesar 15,08664 persen, harga jual puree mangga turun 15,08644

persen, serta kenaikan harga mangga Harumanis grade C maksimal sebesar 31,

896 persen.

Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, dapat dilihat persamaan dan

perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu,

menganalisis tentang kelayakan investasi suatu usaha dilihat dari aspek non-

finansial dan finansial. Untuk menilai kelayakan finansial digunakan alat analisis

kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal

Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period

(PBP), serta digunakan pula analisis pengganti (Switching Value). sedangkan

perbedaannya adalah analisis kelayakan usaha dilakukan pada perusahaan yang

berbeda yaitu perusahaan Wahana Cory. Pada penelitian terdahulu komoditi yang

diteliti adalah buah srikaya yang dibudidayakan secara an-organik di daerah Nusa

Tenggara Barat yang merupakan salah satu sentra produksi srikaya, sedangkan

pada penelitian ini komoditi yang diteliti adalah srikaya organik yang diusahakan

pada wilayah yang tidak termasuk sentra produksi srikaya. Terdapat beberapa

perbedaan pengusahaan srikaya organik dan an-organik, diantaranya teknik

budidaya yang diterapkan, biaya yang digunakan, tingkat resiko yang dihadapi,

perbedaan harga jual dan lain-lain, sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan

usaha pada srikaya organik.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Studi Kelayakan Usaha

Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang/biaya-biaya

dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan

dalam satu unit. Perencanaan pembangunan yang baik membutuhkan proyek-

proyek yang baik pula, dan dengan demikian juga proyek yang baik

membutuhkan perencanaan yang baik. Proyek pertanian merupakan suatu

kegiatan investasi di bidang pertanian yang mengubah sumber-sumber finansial

menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat

setelah beberapa waktu tertentu (Gittinger 1986).

Kalau proyek yang akan dilakukan merupakan proyek investasi yang

berorientasi laba, maka studi kelayakan proyek yang dimaksud adalah studi atau

penelitian dalam rangka untuk menilai layak tidaknya proyek investasi yang

bersangkutan dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara ekonomis.

Faktor yang menyebabkan kegagalan suatu proyek investasi dapat digolongkan

menjadi tiga kategori yakni kesalahan dalam memutuskan dan menilai alternatif

investasi, kesalahan dalam pengelolaan setelah proyek berjalan, faktor yang sulit

untuk dikendalikan seperti kondisi ekonomi, lingkungan yang berubah, politik,

sosial (Suratman 2002).

Menurut Gittinger (1986), maksud analisis proyek adalah untuk

memperbaiki pemilihan investasi. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi

pembangunan ialah terbatas, maka perlu sekali diadakan pemilihan antara

berbagai macam proyek. Kesalahan dalam memilih proyek dapat mengakibatkan

pengorbanan terhadap sumber-sumber langka. Untuk sebagian besar kegiatan-

kegiatan pembangunan pertanian, persiapan pelaksanaan proyek secara cermat

merupakan cara-cara yang terbaik yang dapat dilakukan untuk menjamin

terpakainya dana-dana kapital secara ekonomis, efisien, dan untuk memungkinkan

pelaksanaan proyek secara tepat menurut waktu/jadwal.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu

proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil

(Husnan dan Muhammad 2000). Suatu proyek dapat dikatakan berhasil apabila

memenuhi kriteria manfaat investasi sebagai berikut :

1) Manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri (biasa disebut juga

sebagai manfaat finansial).

2) Manfaat proyek bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (disebut juga

manfaat ekonomi nasional).

3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat di sekitar proyek.

Tujuan utama dilakukan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari

keterlanjuran investasi yang memakan dana relatif besar yang ternyata justru tidak

memberikan keuntungan secara ekonomi. Manfaat yang diharapkan dari

dilakukannya studi kelayakan proyek adalah memberikan masukan informasi

kepada pengambil keputusan dalam rangka untuk memutuskan dan menilai

alternatif proyek investasi yang akan dilakukan (Gittinger 1986).

Gittinger (1986), menyatakan bahwa proyek pertanian memiliki enam

aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu aspek teknis, aspek manajemen, aspek

pasar, aspek sosial, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Dalam penelitian ini

akan dibahas lima aspek pertama dalam usaha pengusahaan srikaya organik.

Aspek-aspek tersebut, yaitu:

1) Aspek Pasar

Aspek komersial dari suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang

dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk

kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger 1986). Menurut Kadariah

et.al, (1999), aspek komersial menyangkut penawaran input (barang dan

jasa) yang diperlukan proyek, baik waktu membangun proyek maupun pada

waktu proyek sudah berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang

akan diproduksi oleh proyek. Para pemasar menggunakan sejumlah alat

untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka.

Alat-alat ini membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah

seperangkat alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-

menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat itu

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P

dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan

promosi (promotion). Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang

alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli

(Kotler 2004)

2) Aspek Teknis

Menurut Gittiger (1986), analisis secara teknis berhubungan dengan input

proyek (penyediaan), dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan

jasa-jasa. Analisis secara teknis akan menguji hubungan-hubungan teknis

yang mungkin dalam suatu proyek pertanian yang diusulkan, keadaan tanah

di daerah proyek dan potensinya bagi pembangunan pertanian, ketersediaan

air, varietas benih tanaman dan bibit ternak yang cocok dengan areal proyek,

pengadaan produksi, potensi dan keinginan penggunaan mekanisasi dan

pemupukan areal dan alat-alat kontrol yang diperlukan. Menurut Husnan

dan Muhammad (2000), aspek teknis merupakan suatu aspek yang

berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan

pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam aspek teknis, yaitu :

a) Lokasi Proyek

Lokasi proyek untuk perusahaan industri mencakup dua pengertian,

yaitu lokasi dan lahan pabrik serta lokasi bukan pabrik. Pengertian

lokasi bukan pabrik mengacu pada lokasi untuk kegiatan yang secara

langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yaitu lokasi

bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. Terdapat beberapa

variabel yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi proyek.

Variabel ini dibedakan ke dalam dua golongan besar, yaitu variabel

utama (primer) dan variabel bukan utama (sekunder). Variabel utama

meliputi ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga

listrik dan air, supply tenaga kerja, serta fasilitas transportasi.

Sedangkan variabel-variabel bukan utama meliputi hukum dan

peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, sikap dari

masyarakat setempat dan rencana masa depan perusahaan.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

b) Skala Operasi atau Luas Produksi

Skala operasi dan luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya

diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Pengertian kata

“seharusnya” dan “keuntungan yang optimal”, mengandung maksud

untuk mengkombinasikan faktor eksternal dan internal perusahaan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas

produksi yaitu batasan permintaan, persediaan kapasitas mesin-mesin,

jumlah, dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi,

kemapuan finansial dan manajemen serta kemungkinan adanya

perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang.

c) Layout

Layout merupakan keseluruhan proses penetuan bentuk dan

penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahan. Dengan

demikian pengertian layout mencakup layout site (layout lahan lokasi

proyek), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik, dan fasilitas-

fasilitasnya. Dalam layout pabrik terdapat dua tipe utama, yaitu layout

fungsional (layout process) dan layout produk (layout garis).

d) Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan

Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi

adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat

ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria lain yaitu ketepatan jenis

teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan,

keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang

memiliki ciri-ciri mendekati lokasi proyek, kemampuan pengetahuan

penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan

pengembangannya serta pertimbangan kemungkinan adanya teknologi

lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat

keusangan.

3) Aspek Manajemen

Aspek manajemen membicarakan tentang bagaimana merencanakan

pengelolaan proyek tersebut dalam operasinya nanti. Hal yang diperhatikan

dalam aspek ini adalah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

yang diperlukan agar usaha dapat berjalan dengan lancar, persyaratan-

persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan tersebut,

struktur organisasi yang digunakan, penyediaan tenaga kerja yang

dibutuhkan (Husnan dan Muhammad 2000).

4) Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Selain mempertimbangkan aspek pasar, teknis, dan manajemen, tidak dapat

ditinggalkan pertimbangan mengenai aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Analisis aspek ini perlu dilakukan, karena sebuah proyek harus

mempertimbangkan pola dan kebiasaan-kebiasaan sosial dari pihak yang

akan dilayani oleh proyek. Beberapa pertanyaan yang biasa dijadikan

masalah adalah mengenai penciptaan kesempatan kerja atau bagaimana

kualitas hidup masyarakat. Analisis aspek sosial penting, untuk melihat

pengaruh baik atau buruk terhadap lingkungan atas proyek yang dijalankan

(Gittinger 1986).

5) Aspek Finansial

Aspek finansial merupakan proyeksi anggaran penerimaan dan pengeluaran

bruto pada masa yang akan datang setiap tahunnya (Gittinger, 1986).

Menurut Husein Umar (2003), tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu

studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi

melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan

membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan

dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana

tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan

dapat berkembang terus.

3.1.2. Teori Biaya dan Manfaat

Dalam menganalisis suatu proyek, tujuan-tujuan analisis harus disertai

dengan definisi-definisi mengenai biaya dan manfaat. Secara sederhana suatu

biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan dan suatu manfaat

adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan (Gittinger 1986). Biaya dapat

juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan

pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya dapat dibedakan sebagai

berikut :

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

1) Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat

jangka panjang, seperti tanah , bangunan, pabrik, dan mesin.

2) Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang

diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja.

3) Biaya lainnya, seperti pajak, bunga, dan pinjaman.

Sedangkan manfaat dapat dibagi menjadi tiga bagian (Kadariah 1999) :

1) Manfaat langsung (direct benefit) yang diperoleh dari adanya kenaikan nilai

output, fisik, dan atau dari penurunan biaya.

2) Manfaat tidak langsung (indirect benefit) yang disebabkan adanya proyek

tersebut dan biasanya dirasakan oleh orang tertentu dan masyarakat berupa

adanya efek multiplier, skala ekonomi yang lebih besar, dan adanya dynamic

secondary effect, misalnya perubahan dalam produktivitas tenaga kerja yang

disebabkan oleh keahlian.

3) Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang (intangible

effect), misalnya perbaikan lingkungan hidup, perbaikan distribusi

pendapatan, dan lainnya.

3.1.3. Analisis Finansial

Analisis finansial adalah analisis yang digunakan untuk membandingkan

antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan

menguntungkan selama umur proyek (Husnan dan Muhammad 2000). Berbagai

teknik analisis yang digunakan adalah : Net Present Value (NPV), Internal Rate of

Return (IRR), Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio), Payback Period (PBP), analisis

sensitivitas dan analisis Switching Value.

1) Net Present Value (NPV)

Net Present Value diartikan sebagai nilai bersih sekarang arus kas tahunan

setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal. Dalam menghitung NPV

perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria investasi

berdasarkan NPV yaitu:

a) NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu memberikan tingkat

pengembalian sebesar modal sosial Opportunities Cost faktor produksi

normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung maupun rugi.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

b) NPV > 0, artinya suatu proyek dinyatakan menguntungkan dan dapat

dilaksanakan.

c) NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang

dipergunakan, atau dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan

sebaiknya tidak dilaksanakan.

2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara

present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net

benefit yang negatif. Kriteria investasi berdasarkan Net B/C adalah :

a) Net B/C = 1, maka NPV = 0, artinya proyek tidak untung ataupun rugi

b) Net B/C > 1, maka NPV > 0, artinya proyek tersebut menguntungkan

c) Net B/C < 1, maka NPV < 0, proyek tersebut merugikan

3) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present

value kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk

yang diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang

menyebabkan Net Present Value (NPV) sama dengan nol. Menurut

Gittinger (1986), IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan

bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan

persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga yang dapat dibayar

oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap

layak apabila memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang

berlaku dan suatu investasi dianggap tidak layak apabila memiliki nilai IRR

yang lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku.

4) Payback Period (PBP)

Payback Period atau tingkat pengembalian investasi merupakan suatu

metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk

mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat

modal kembali, maka akan semakin baik suatu proyek untuk diusahakan

karena modal yang kembali dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan

lain (Husnan dan Muhammad 2000).

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

3.1.4. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)

Analisis senstivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisis kelayakan

proyek yang telah dilakukan, tujuannya yaitu untuk melihat pengaruh yang akan

terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik

perhatian pada masalah utama proyek yaitu proyek selalu menghadapi

ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan

Suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (Switching value).

Bila ingin menghitung suatu nilai pengganti maka harus menanyakan berapa

banyak elemen yang kurang baik dalam analisis proyek yang akan diganti agar

proyek dapat memenuhi tingkat minimum diterimanya suatu proyek. Pengujian

dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang

akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol (NPV=0). NPV sama

dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama

dengan 1 (Gittinger 1986). Pada proyek di bidang pertanian terdapat empat

masalah utama yang mengakibatkan proyek sensitif terhadap perubahan, yaitu

perubahan harga jual, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan

perubahan volume produksi.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan produk pertanian organik dunia mencapai 15 – 20 persen per

tahun, namun pangsa pasar yang mampu dipenuhi hanya berkisar antara 0,5 – 2

persen dari keseluruhan produk pertanian. Hal inilah yang memacu permintaan

produk pertanian organik dari negara-negara berkembang. Indonesia merupakan

salah satu negara berkembang yang memiliki peluang yang besar menjadi

produsen pertanian organik, karena masih banyak sumberdaya lahan yang dapat

dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, memiliki

keanekaragaman plasma nutfah, ketersediaan bahan organik yang cukup banyak,

teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti

pembuatan kompos, pestisida hayati, dan lain-lain. Beberapa komoditas yang

dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain

tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah, dan obat, serta

peternakan. Salah satu tanaman hortikultura yang dapat dibudidayakan dengan

teknik pertanian organik adalah srikaya (Annona squamosa L).

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Daerah pengembangan tanaman srikaya sampai saat ini masih terbatas, hal

ini dikarenakan masyarakat menanam srikaya hanya sebagai tanaman perkarangan

rumah bukan untuk dikomersilkan. Oleh karena itu, buah srikaya sulit sekali

ditemukan di pasar dan hal ini dapat menjadi suatu prospek bisnis bagi pengusaha

agribisnis. Beberapa pertimbangan yang menjadikan srikaya berpotensi untuk

diusahakan dengan tujuan komersial antara lain, buah srikaya merupakan

komoditas buah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki

nilai jual yang tinggi dan buah srikaya merupakan salah satu komoditi yang

memiliki nila gizi yang tinggi. Salah satu daerah di Indonesia yang memproduksi

buah srikaya cukup besar adalah Kota Sumenep, Madura. Bahkan pada bulan

Desember 2003, buah srikaya varietas langsar dijadikan sebagai buah unggul

nasional. Sedangkan di daerah lain seperti di Jakarta dan Jawa Barat buah srikaya

sangat sulit dijumpai, hal ini dikarenakan masyarakat menanam srikaya hanya

sebagai tanaman perkarangan rumah bukan untuk dikomersilkan.

Perusahaan pertanian organik Wahana Cory melihat hal tersebut sebagai

peluang usaha karena masih sedikit masyarakat yang memproduksi buah srikaya

dalam jumlah besar. Saat ini ada sekitar enam toko buah di wilayah Jakarta dan

Bogor yang merupakan pelanggan tetap Wahana Cory yang melakukan

permintaan buah srikaya kepada perusahaan Wahana Cory. Perusahaan tersebut

mengestimasikan permintaan buah srikaya dalam 1 tahun sebanyak 10-15 ton dan

untuk memenuhi permintaan tersebut Wahana Cory melakukan pengusahaan

srikaya organik pada lahan seluas 5.000 m2. Selain itu tanaman srikaya

merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh pada semua jenis tanah sehingga

diharapkan mudah untuk dibudidayakan di areal tanam Wahana Cory.

Wahana Cory juga memberikan citra yang khas dengan menjadikan

produk buah srikaya sebagai suatu komoditi organik yang memiliki keterjaminan

bebas dari bahan kimia buatan dan berwawasan lingkungan. Diperlukan investasi

yang besar untuk mengembangkan usaha budidaya srikaya organik, diantaranya

investasi untuk lahan pembudidayaan tanaman srikaya organik dan berbagai biaya

operasional yang dapat mendukung keberhasilan suatu usaha. Pengusahaan

srikaya organik sangat ditentukan oleh lamanya tanaman srikaya dapat

berproduksi dengan baik, yaitu pada usia 2 tahun sampai usia 12 tahun, sehingga

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

perlu dilakukan analisis kelayakan bisnis sebagai suatu bahan pertimbangan

apakah rencana pengembangan bisnis berupa pengembangan usaha buah srikaya

organik, layak atau tidak untuk dilakukan.

Kriteria kelayakan suatu investasi dapat dilihat dari aspek non-finansial

dan aspek finansial. Aspek non-finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis,

aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Aspek pasar

mengkaji tentang potensi pasar dan strategi pemasaran srikaya organik. Aspek

teknis mengkaji tentang lokasi usaha, skala usaha, teknis budidaya srikaya

organik, dan penanganan pascapanen. Untuk aspek manajemen megkaji tentang

srtuktur organisasi, deskripsi pekerjaan serta kebutuhan tenaga kerja. Sedangkan

aspek sosial ekonomi dan lingkungan mengkaji tentang penyerapan tenaga kerja

serta dampak terhadap lingkungan sekitar. Penilaian terhadap aspek finansial

didasarkan pada kriteria kelayakan secara finansial yang terdiri dari kriteria Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net

B/C), Payback Period (PBP), dan analisis sensitivitas usaha srikaya organik.

Analisis sensitivitas diperlukan dikarenakan dalam pengusahaan srikaya organik

terdapat permasalahan, yaitu terjadinya perubahan jumlah produksi srikaya

organik yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan iklim dan perubahan biaya

operasional yang berkaitan dengan pengusahaan srikaya organik. Analisis yang

digunakan adalah analisis nilai pengganti (Switching Value). Dengan analisis

Swithing Value akan diperoleh seberapa besar perubahan maksimal pada variabel

utama akan membuat proyek masih layak dijalankan (NPV = 0). Kerangka

operasional penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan kepedulian yang

tinggi terhadap lingkungan sehingga permintaan masyarakat pada

produk-produk pertanian organik meningkat

Perusahaan Wahana Cory

- Pengembangan pertanian organik

- Permintaan terhadap buah srikaya

Analisis Kelayakan Usaha

Buah Srikaya Organik

B

Aspek Non-Finansial

Aspek Finansial :

- NPV

- IRR

- Net B/C

- Payback Period

Analisis Sensitivitas

Switching Value

Layak Tidak Layak

Pengembangan usaha

srikaya organik

Pengusahaan srikaya organik

masih perlu perbaikan

Aspek Pasar:

potensi pasar, strategi pemasaran

srikaya organik

Aspek Teknis:

lokasi usaha, skala usaha, teknis

budidaya, dan penanganan

pascapanen

Aspek Manajemen:

Struktur organisasi, deskripsi

pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja

Aspek Sosial ekonomi dan

lingkungan: penyerapan tenaga

kerja, dampak terhadap lingkungan

sekitar

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan pertanian organik Wahana Cory yang

terletak di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian dipilih

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Wahana Cory merupakan

salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis sebagai produsen sayuran

dan buah organik yang mempunyai rencana untuk melakukan pengembangan

usaha srikaya organik, sehingga akan menarik untuk dilakukan penelitian

mengenai kelayakannya. Pengambilan data di lapangan dilaksanakan pada bulan

Februari-April 2009.

4.2. Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Alat pengumpul data yang

digunakan adalah panduan pertanyaan, alat pencatat, dan alat penyimpan

elektronik.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai dari bulan

Februari-April 2009. Metode yang digunakan selama pengumpulan data, yaitu

metode observasi langsung, wawancara dengan manajer perusahaan, pegawai

perusahaan, dan toko pertanian, sedangkan data sekunder diperoleh dari data-data

perusahaan, Direktorat Jendral Hortikultura, Badan Pusat Statistik, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Perpustakaan IPB, dan Perpustakaan

Fakultas Pertanian, buku-buku, penelitian terdahulu, dan informasi-informasi dari

internet yang sesuai dengan topik penelitian.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diolah dan dianalisis dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan

kualitatif. Data kualitatif dianalisis untuk mengkaji aspek pasar, aspek teknis,

aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan analisis

kuantitatif dilakukan dengan menganalisis kelayakan aspek finansial pengusahaan

srikaya organik melalui kriteria kelayakan yaitu, Net Present Value (NPV),

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Payback Period

(PBP), dan analisis sensitivitas. Data kuantitatif akan diolah dengan Microsoft

Excel 2007 dan kalkulator. Pemilihan program didasarkan pada alasan bahwa

program tersebut merupakan program yang telah banyak dan mudah digunakan.

Untuk data kualitatif diolah dan disajikan dalam bentuk narasi.

Tujuan utama dilakukan analisis kelayakan usaha srikaya organik adalah

untuk menghindari kerugian investasi yang relatif besar dan untuk menghindari

kerugian di masa yang akan datang. Analisis dilakukan terhadap aspek-aspek di

dalam studi kelayakan usaha, yaitu:

1) Analisis Non Finansial

a) Analisis Aspek Pasar

Analisis pada aspek pasar dilakukan secara kualitatif. Aspek

komersial dari suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang

dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan

untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger 1986). Aspek

pasar dikatakan layak jika potensi pasar srikaya organik dan pangsa

pasar srikaya organik dinilai memadai untuk pemasaran produk, pasar

input tersedia dalam jumlah yang cukup dan produk yang dimiliki

memiliki daya saing atau keunggulan dibanding produk serupa yang

dimiliki oleh perusahaan pesaing.

b) Analisis Aspek Teknis

Menurut Gittiger (1986), analisis secara teknis berhubungan dengan

input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang

nyata dan jasa-jasa. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk

mengetahui apakah usaha srikaya organik dapat dilaksanakan secara

teknis seperti lokasi usaha, skala usaha, teknis budidaya srikaya

organik dan penanganan pascapanen. Aspek teknis berpengaruh

sangat besar terhadap kelancaran proses produksi srikaya organik.

c) Analisis Aspek Manajemen

Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah

fungsi manajemen pada Wahana Cory dapat diterapkan dalam kegiatan

operasional usaha srikaya organik. Usaha srikaya organik dikatakan

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

layak jika perusahaan Wahana Cory menggunakan sistem manajemen

sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga dapat membantu

tercapainya tujuan perusahaan dilihat dari struktur organisasi

perusahaan, deskripsi pekerjaan, dan kebutuhan tenaga kerja.

d) Analisis Aspek Sosial

Penilaian aspek sosial diperlukan untuk mengkaji perluasan

kesempatan kerja serta dampak proyek terhadap lingkungan sekitar

karena pertimbangan ini berhubungan langsung dengan kelangsungan

suatu usaha.

2) Analisis Finansial

Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dan alat analisis yang digunakan

untuk menguji kelayakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of

Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PBP) dan

tingkat sensitivitas atau Switching Value.

a) Net Present Value (NPV)

Analisis nilai bersih sekarang adalah salah satu dari alat analisis untuk

menguji kelayakan dari suatu investasi. NPV usaha srikaya organik

merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara manfaat

(benefit) dengan biaya (cost) pada tingkat diskonto tertentu. Rumus

yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :

NPV = Nilai bersih sekarang (Rupiah)

Bt = Penerimaan (benefit) bruto usaha srikaya organik yang

merupakan perkalian antara harga jual buah srikaya organik

dengan jumlah buah srikaya organik yang dhasilkan pada

tahun ke-t.

Ct = Biaya (cost) total bruto usaha srikaya organik pada tahun

ke-t. Biaya ini terdiri dari biaya investasi dan biaya

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

operasional. Biaya investasi terdiri dari biaya lahan, biaya

bibit tanaman srikaya dan biaya peralatan pendukung.

Biaya operasional terdiri dari biaya tetap (gaji tetap,

pembayaran listrik, air dan telepon, transportasi, serta

PBB), dan biaya variabel (biaya pupuk organik, pestisida

alami, dan label).

i = Tingkat suku bunga yang berlaku (%)

n = Umur ekonomis proyek usaha srikaya organik yang

didasarkan pada umur ekonomis tanaman srikaya yaitu

selama 12 tahun

t = Tahun

Penilaian kelayakan finansial NPV terbagi atas :

1. NPV > 0, berarti secara finansial usaha srikaya organik layak

dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari

biaya.

2. NPV = 0, berarti secara finansial usaha srikaya organik sulit

dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh diperlukan untuk

menutupi biaya yang dikeluarkan.

3. NPV < 0, berarti secara finansial usaha srikaya organik tidak

layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih

kecil dari biaya yang dikeluarkan.

b) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return merupakan tingkat pengembalian yang dapat

dibayar atas sumber-sumber yang digunakan untuk menutupi

pengeluaran investasi dan operasional selama umur usaha srikaya

organik. Nilai IRR diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan :

IRR = Tingkat internal hasil (%)

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rupiah)

NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rupiah)

i1 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif (%)

i2 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif (%)

Penilaian kelayakan finansial berdasarkan IRR yaitu :

1. IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, berarti investasi layak

untuk dilaksanakan.

2. IRR = tingkat suku bunga yag berlaku, berarti investasi tidak

menguntungkan dan juga tidak merugikan.

3. IRR < tingkat suku bunga yang berlaku, berarti investasi tidak

layak untuk dilaksanakan.

c) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit-Cost Ratio merupakan perbandingan antara nilai sekarang

dari net benefit yang positif dengan net benefit yang negatif. Rumus

yang digunakan dalam perhitungan Net B/C adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Bt = Penerimaan (benefit) bruto usaha srikaya organik yang

diterima pada tahun ke-t

Ct = Biaya (cost) bruto usaha srikaya organik yang dikeluarkan

pada tahun ke-t

i = Tingkat suku bunga yang berlaku

n = Umur ekonomis usaha srikaya organik

t = Tahun

Penilaian kelayakan finansial berdasarkan Net B/C yaitu :

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

1. Net B/C > 1, maka usaha srikaya organik layak atau

menguntungkan.

2. Net B/C = 1, maka usaha srikaya organik tidak untung ataupun

rugi.

3. Net B/C < 1, maka usaha srikaya organik tidak layak atau tidak

menguntungkan.

d) Payback Period (PBP)

Payback Period atau periode pengembalian kembali merupakan

metode yang mengukur periode jangka waktu atau jumlah tahun yang

dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal (investasi). Rumus yang

digunakan dalam perhitungan Payback Period adalah sebagai berikut :

Keterangan :

I = Besarnya investasi yang diperlukan

Ab = Benefit bersih yang dapat diperoleh setiap tahun

e) Analisis Switching Value

Analisis Switching Value dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

perubahan pada tingkat manfaat dan biaya dapat terjadi, sehingga

masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi. Pada proyek

di bidang pertanian terdapat beberapa masalah utama yang

mengakibatkan proyek sensitif terhadap perubahan, yaitu perubahan

harga jual, kenaikan biaya, dan perubahan volume produksi. Analisis

Switching Value dalam penelitian ini dilakukan menggunakan

parameter penurunan jumlah produksi srikaya organik karena

dipengaruhi teknik budidaya dan kondisi lingkungan serta peningkatan

biaya operasional yang dapat mempengaruhi penerimaan perusahaan.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

4.5. Asumsi Dasar

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis kelayakan usaha srikaya

organik di perusahaan Wahana Cory yaitu :

1) Modal yang digunakan oleh perusahaan Wahana Cory berasal dari modal

sendiri.

2) Umur proyek yang ditetapkan berdasarkan atas umur ekonomi tanaman

srikaya yaitu 12 tahun.

3) Biaya yang dikeluarkan untuk pengusahaan srikaya organik terdiri dari biaya

investasi dan biaya operasional. Biaya investasi terdiri dari pembelian

tanah, pembibitan, pembeliaan peralatan, perlengkapan dan barang

inventaris lainnya yang dikeluarkan pada tahun pertama. Sedangkan biaya

operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

4) Terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan berdasarkan umur ekonomis

peralatan-peralatan yang diinvestasikan.

5) Luas lahan yang akan diteliti adalah 5.000 m2. Hal ini berdasarkan kondisi

yang terjadi di lapangan.

6) Bibit srikaya untuk pengusahaan tersebut diperoleh dari pembibitan sendiri

yang dilakukan oleh perusahaan.

7) Terdapat empat tanaman srikaya yang telah berumur dua tahun dan

dijadikan tanaman induk untuk pembibitan.

8) Jenis srikaya yang diusahakan adalah jenis new varietas dan srikaya

Australia.

9) Tanaman srikaya mulai dipanen pada umur 3 tahun setelah penanaman.

10) Total produksi adalah jumlah srikaya organik yang dihasilkan selama satu

tahun. Nilai total penjualan adalah hasil kali antara total produksi dengan

harga jual.

11) Harga jual srikaya organik Rp 60.000 per kg. Harga tersebut merupakan

harga yang ditetapkan oleh perusahaan.

12) Tingkat suku bunga (discount rate) yang digunakan merupakan tingkat suku

bunga deposito karena pemilik tidak melakukan pinjaman kepada bank.

Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito

rata-rata Bank Indonesia tahun 2008, yaitu sebesar 9%.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

13) Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian adalah harga

konstan yang berlaku pada tahun 2009.

14) Pajak pendapatan yang digunakan adalah pajak progresif berdasarkan UU

No. 17 tahun 2000 tentang Tarif Umum PPh Wajib Pajak Badan Dalam

Negeri dan Bentuk Usaha Tetap, yaitu :

a) Penghasilan ≤ Rp 50 juta dikenakan pajak sebesar 10 persen

b) Penghasilan Rp 50 – Rp 100 juta dikenakan pajak sebesar 15 persen

c) Penghasilan ≥ Rp 100 juta dikenakan pajak sebesar 30 persen

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Kondisi Geografis

Perusahaan pertanian Wahana Cory terletak di Desa Tamansari,

Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Desa Tamansari berada pada

ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, merupakan kawasan yang berbukit

di bawah kaki Gunung Salak. Kondisi ini yang menyebabkan udara sejuk dengan

suhu rata-rata 25˚C - 30˚C. Jenis tanah terdiri dari regosol coklat dan litosol yang

berasal dari bahan induk pasir vulkan dengan tekstur agak kasar dan drainase

cepat dengan derajat keasaman tanah (pH) 5 – 7. Kecamatan Tamansari memiliki

curah hujan tipe A dengan rata-rata hujan 2.785,6 mm/tahun. Kecamatan

Tamansari memiliki batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Ciomas dan Bogor Selatan

2) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Gunung Salak

3) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya dan Dramaga

4) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk

Kecamatan Tamansari merupakan kawasan resapan air dan kawasan hijau

dengan mengintensifkan dan melestarikan tanaman tahunan dan mengadakan

gerakan rehabilitasi lahan kritis dengan penanaman pohon. Kecamatan Tamansari

telah memiliki jaringan infrastruktur yang baik. Sebagian wilayah pengembangan

pertanian perkotaan, produksi pertanian pangan yang menonjol adalah jagung,

talas, singkong, kacang-kacangan, pepaya, durian, rambutan, sirsak, dan

mentimun. Disamping itu Kecamatan Tamansari merupakan sentra tanaman hias

yang pemasarannya telah memasuki pangsa lokal, regional dan mancanegara.

Jaringan transportasi di Kecamatan Tamansari cukup baik, kondisi jalan

relatif baik, sebagian besar telah beraspal dan seluruh wilayah dapat dilalui oleh

kendaraan beroda empat sepanjang tahun. Sedangkan pelayanan jaringan listrik

PLN telah menjangkau seluruh wilayah yang dimanfaatkan untuk kebutuhan

pemukiman, perkantoran, industri, perdagangan dan jasa. Khusus untuk

penerangan jalan umum (PJU), sebagian besar Wilayah Tamansari telah

dilengkapi dengan PJU yang tiap tahun selalu diadakan penambahan PJU untuk

peningkatan sarana umum pelistrikan. Untuk prasarana komunikasi masyarakat,

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

mayoritas dilayani oleh PT Telkom dan sebagian dengan sarana handphone yang

dimiliki oleh warga masyarakat.

Berdasarkan keadaan geografis lokasi usaha srikaya organik, diharapkan

pengusahaan srikaya organk dapat berkembang dengan baik. Jika di lihat dari

kondisi fisik, lokasi usaha berada pada kondisi yang sesuai dengan kriteria

tumbuh tanaman srikaya, sehingga diharapkan srikaya organik dapat berproduksi

sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, sedangkan bila dilihat dari sarana

dan prasarana, lokasi usaha berada dekat dengan pasar yang menjadi tujuan

perusahaan dan tidak ada hambatan pada akses jalan.

5.2. Keragaan Umum Perusahaan

5.2.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Usaha pertanian organik Wahana Cory berawal dari hobi pemilik dan

istrinya yaitu Bapak Dedi Haryanto dan Ibu Suryani Hasyim. Pemilik mempunyai

kegemaran pada kegiatan bercocok tanam, dan untuk mengembangkan hobinya

tersebut pemilik membeli lahan di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor seluas 5.000 m2. Lahan tersebut ditanami berbagai tanaman

buah-bahan seperti lengkeng, durian, jambu, dan beberapa jenis sayuran yang

hasilnya dikonsumsi oleh Bapak Dedi dan keluarga pada saat mengunjungi kebun.

Bapak Dedi dan keluarga mengunjungi kebun tersebut setiap akhir pekan dan

untuk mengurus kebun. Pada lahan tersebut Bapak Dedi memperkerjakan seorang

petani dan petani tersebut diperbolehkan untuk mengambil hasil panen untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Lahan di daerah tersebut sangat subur dan cocok ditanami sayuran.

Kemudian timbul ide untuk mengembangkan usaha sayuran organik. Ide tersebut

muncul karena kondisi tanah yang masih sangat subur dan belum pernah

dilakukan budidaya tanaman yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Pada

Februari 2006, pemilik mengadakan penyuluhan kepada 40 orang petani dari

beberapa desa di sekitar kebun. Materi penyuluhan berisi konsep dan pola

pertanian organik. Penyuluhan tersebut bertujuan agar para petani tertarik untuk

mengembangkan pertanian organik dan juga agar para petani tersebut dapat

bermitra dengan Bapak Dedi untuk menghasilkan sayuran organik.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Pada tanggal 8 Mei 2006, Bapak Dedi meresmikan pertanian organik

miliknya sebagai usaha dengan nama Wahana Cory. Nama Cory diambil dari

bahasa latin yang artinya keindahan, sehingga Wahana Cory memiliki arti sebagai

tempat keindahan. Pada saat itu Wahana Cory mulai mengusahakan sayuran

organik namun terdapat suatu permasalahan mengenai pemasaran yang akan

dilakukan terhadap produksi sayuran Wahana Cory karena pada awalnya sayuran

tersebut belum sepenuhnya diperlakukan secara organik, sehingga hanya

dipasarkan di pasar tradisional yaitu Pasar Bogor selama kurang lebih 2 – 3 bulan

dan dengan harga jual yang relatif rendah.

Untuk mendapatkan pengakuan resmi sebagai produsen sayuran organik,

pada bulan Juli 2006 Wahana Cory melakukan uji laboratorium di Departemen

Kimia, Fisika, dan Lingkungan Fakultas MIPA IPB dan Balai Penelitian Tanah

Depatemen Perindustrian Bogor dengan hasil uji sesuai standar pertanian organik,

dimana hasil yang diperoleh yaitu tanah tempat dilakukan kegiatan usaha

pertanian organik baik dan cocok untuk pertanian organik. Uji laboratorium yang

dilakukan adalah tanah, air, sayuran, dan buah organik, sehingga Wahana Cory

dapat mengatakan bahwa semua jenis tanaman yang ditanam di kebun Wahana

Cory telah diberikan perlakuan organik.

Wahana Cory hingga saat ini belum memiliki badan hukum. Seluruh

modal yang digunakan untk menjalankan kegiatan usaha pertanian organik berasal

dari pemilik perusahaan, tidak ada modal yang diperoleh dari orang lain atau

pinjaman dari lembaga keuangan sehingga Wahana Cory dapat digolongkan

dalam usaha perorangan. Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah pemilik

perusahaan dapat menikmati seluruh keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Sedangkan kelemahannya adalah segala bentuk kerugian atau beban perusahaan

harus ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan. Bapak Dedi bertanggung

jawab penuh untuk membiayai usaha dan menanggung kerugian usaha.

Wahana Cory melakukan usaha budidaya sayuran organik bertujuan untuk

mensejahterakan ekonomi para petani di daerah sekitar dan meningkatkan profit

Wahana Cory. Untuk merealisasikan tujuan tersebut Wahana Cory membentuk

plasma tani. Sistem plasma yang dilakukan oleh Wahana Cory dengan petani

sayuran organik, membantu peningkatan pendapatan para petani yang tergabung

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dalam plasma, karena Wahana Cory memberikan bibit, pestisida dan pupuk

organik kepada para petani tanpa harus membayar. Sebagai gantinya petani harus

menjual hasil produksinya kepada Wahana Cory. Harga yang dibayarkan oleh

Wahana Cory kepada petani sesuai dengan harga sayuran di pasar. Dengan

demikian petani dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan

penghasilannya.

Saat ini Wahana Cory memiliki lahan seluas 8,5 Ha dengan beberapa unit

bisnis, yaitu pengusahaan pupuk organik, sayur-sayuran organik, dan buah-buahan

organik seperti lengkeng, jambu, durian, mangga, pisang, nanas, manggis, buah

naga, sawo, pepaya, salak, jeruk, cengkeh, dan belimbing. Namun saat ini hanya

beberapa komoditas saja yang berproduksi dengan baik diantaranya sayuran, buah

naga, pepaya, nanas, dan pisang selanjutnya saat ini Wahana Cory sedang

mengusahakan salah satu buah tropis yaitu buah srikaya.

Pada awal tahun 2009 Wahana Cory mulai mengembangkan usaha srikaya

organik. Wahana Cory telah memiliki 4 pohon srikaya jenis new varietas dan

srikaya Australia. Keempat tanaman tersebut telah berumur 2 tahun dan telah

menghasilkan buah. Tanaman srikaya tersebut dapat menghasilkan buah

sebanyak 1 – 5 kg/pohon setiap 2 minggu. Buah yang dihasilkan tersebut

kemudian ditawarkan oleh perusahaan ke beberapa toko buah yang telah menjadi

langganan perusahaan di wilayah Jakarta dan Bogor. Tanggapan dari konsumen

untuk buah srikaya organik sangat baik, hal ini terlihat dari adanya permintaan

kembali dari toko buah tersebut kepada Wahana Cory untuk mengirimkan srikaya

organik. Namun karena terbatasnya hasil produksi, perusahaan menggilir

pengiriman srikaya organik tersebut ke beberapa toko buah tiap 2 minggu.

Adanya permintaan buah srikaya dari beberapa toko buah tersebut menjadi

pertimbangan bagi Wahana Cory untuk mengembangkan usaha srikaya organik.

Permintaan yang tinggi berasal dari konsumen di wilayah Jakarta, sedangkan di

wilayah Bogor sangat sedikit, sehingga perusahaan akan lebih memfokuskan

penjualannya ke konsumen di wilayah Jakarta khususnya ke kalangan masyarakat

menengah ke atas yang peduli terhadap kesehatan. Permintaan buah srikaya

organik pada perusahaan sekitar 10-15 ton per tahun. Untuk memenuhi

permintaan tersebut dan sebagai awal pengusahaan srikaya organik, perusahaan

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

memulai usaha srikaya organik pada lahan seluas 5.000 m2 dengan perkiraan

produksi mencapai 10-15 ton per tahun. Jika permintaan terus meningkat, tidak

menutup kemungkinan bagi Wahana Cory untuk memperluas lahan penanaman

srikaya organik.

5.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi Wahana Cory terdiri atas Direktur, Wakil Direktur,

Manajer Kebun dan bagian administrasi dan keuangan. Struktur perusahaan

Wahana Cory dapat dilihat pada Gambar 2. Uraian jabatan berdasarkan pada

struktur organisasi di Wahana Cory adalah sebagai berikut :

1) Direktur

Direktur pada Wahana Cory merupakan pemilik perusahaan. Fungsi dan

tanggung jawab direktur Wahana Cory merupakan bagian dari fungsi

manajemen yaitu perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan

pengendalian. Direktur Wahana Cory sebagai wujud kegiatan perencanaan

menentukan garis-garis kebijaksanaan dalam membuat suatu keputusan,

dalam proses pengkoordinasian direktur membuat perjanjian-perjanjian

dengan pihak luar yang terkait dengan bidang usaha perusahaan dan

memfasilitasi semua kegiatan perusahaan. Direktur memberikan pengarahan

kepada para karyawan dengan mengadakan rapat umum dan membuat

keputusan dalam segala hal yang terkait dengan bidang usaha pertanian.

Selain itu direktur juga melakukan pengendalian dengan cara mengawasi

jalannya kegiatan usaha minimal satu atau dua kali dalam seminggu,

mengawasi pekerjaan wakil direktur agar sesuai dengan kebijakan yang

telah ditetapkan, dan menjaga kelancaran kegiatan usaha perusahaan.

2) Wakil Direktur

Wakil direktur bertanggung jawab dalam mewakili atau membantu fungsi

kerja direktur dalam kegiatan perusahaan. Wakil direktur memiliki fungsi

yang hampir sama dengan direktur, yaitu mengambil dan membuat

keputusan dalam bidang usaha perusahaan, menerima, dan mendengar

aspirasi karyawan, melakukan rapat rutin dengan semua staf dan koordinator

lapangan, dan melakukan pengendalian perusahaan dengan cara melakukan

pengawasan lapangan.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

3) Manajer Kebun

Manajer kebun bertanggung jawab terhadap kegiatan perusahaan yang

berkaitan dengan kegiatan produksi, yaitu pembibitan dan persemaian,

pemeliharaan, panen dan pascapanen, dan litbang. Tanggung jawab yang

dilakukan oleh manajer kebun, yaitu (1) Membuat jadwal rotasi persemaian

serta pembibitan, membuat laporan penyediaan bibit tanaman yang siap

diproduksi, melakukan pengawasan terhadap pembuatan pupuk, mengawasi

petani dalam hal menanam hasil persemaian sesuai dengan jadwal dan rotasi

tanam, menjaga persediaan bibit serta perawatan terhadap bibit dan

persemaian yang diproduksi, (2) Membuat jadwal pemberian pestisida,

pemupukan, dan mengawasi pekerja dalam pemeliharaan tanaman, (3)

Membuat jadwal panen dan estimasi jumlah hasil panen, melakukan quality

control terhadap hasil panen, mengawasi kegiatan pascapanen, dan menjaga

persediaan panen, dan (4) Melakukan inovasi baru dalam bidang pertanian

organik serta melakukan riset dan pengembangan pertanian.

4) Administrasi dan Keuangan

Administrasi dan keuangan bertanggung jawab untuk mengatur jadwal

administrasi perusahaan, bekerjasama dengan manajer kebun dalam

melakukan pembayaran kepada petani dan plasma tani, mengawasi

penyusunan anggaran usaha perusahaan, menyusun laporan keuangan untuk

dipertanggungjawabkan kepada direktur dan wakil direktur, melakukan

pengendalian dengan cara mengawasi keuangan sesuai dengan rencana dan

tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, memeriksa pencatatan inventaris,

menganalisa data dari semua laporan yang diterima, mengawasi sumber dan

penggunaan dana, dan memantau setiap realisasi pembayaran.

Direktur (Pemilik)

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Gambar 2. Struktur Organisasi Wahana Cory Sumber : Wahana Cory, 2009

5.2.3. Kegiatan Perusahaan

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Wahana Cory berkaitan

dengan usaha yang dijalankan khususnya dalam pengembangan usaha srikaya

organik yaitu :

1) Pengadaan Input

Wahana Cory memperoleh sarana produksi untuk berbagai kegiatan

usahanaya dengan cara meproduksi sendiri dan membeli pada toko pertanian

di Pasar Bogor. Sarana produksi yang diperoleh perusahaan dari toko

pertanian berupa peralatan pertanian yang biasa digunakan untuk budidaya

tanaman seperti cangkul, kored, garpu, sepatu boot, sprayer, pembungkus

buah, gunting pohon, dan lain-lain. Sedangkan sarana produksi yang

dihasilkan sendiri oleh perusahaan adalah pupuk dan benih serta bibit

tanaman sayur atau buah. Untuk pengusahaan pupuk organik, perusahaan

memperoleh bahan baku pupuk dari sisa sayuran yang tidak terjual.

Pengusahaan srikaya organik yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan

bibit yang diproduksi sendiri, dengan menggunakan empat tanaman induk

jenis new varietas dan srikaya Australia yang telah dimiliki oleh perusahaan,

Wakil Direktur

Manajer Kebun Administrasi dan

Keuangan

Pembibitan dan

Persemaian

Pemeliharaan

Panen dan

Pascapanen

LITBANG

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dilakukan sambung susu dengan bibit batang bawah varietas lokal. Harga

bibit tanaman srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia siap tanam

cukup tingi yaitu berkisar antara Rp 75.000,- – Rp 150.000,-. Sehingga

untuk menekan biaya produksi, perusahaan mengusahakan sendiri

pembibitan srikaya tersebut. Sedangkan untuk bibit bawah digunakan

varietas lokal yang diperoleh perusahaan dari salah satu produsen bibit

tanaman yang berada di Jakarta. Harga satu bibit srikaya jenis lokal tersebut

adalah Rp 2.500,-.

Tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan berasal dari masyarakat

sekitar. Tenaga kerja umunya melakukan kegiatan yang meliputi

pengolahan tanah dan penanaman, pemeliharaan serta panen dan

pascapanen. Dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan dan panen tenaga

kerja yang digunakan adalah tenaga kerja pria, sedangkan untuk pascapanen

dilakukan oleh tenaga kerja wanita, hal ini dikarenakan wanita lebih teliti

dalam kegiatan pascapanen seperti penyortiran, penimbangan, dan

pengemasan. Besarnya upah yang diberikan oleh perusahaan adalah Rp

25.000,- per hari kerja. Jam kerja yang ditetapkan adalah dari jam 07.30 –

15.30 WIB atau sama dengan 8 jam kerja per hari.

2) Teknik Budidaya Srikaya Organik

Pengusahaan srikaya organik tersebut dilaksanakan di lahan seluas 5.000 m2

dengan ukuran lubang tanam 50 cm x 50 cm x 50 cm dan jarak tanam 3 m x

4 m sehingga populasinya adalah 416 tanaman. Dengan luas lahan

5.000 m2, produksi srikaya organik dapat mencapai 10 – 15 ton per tahun.

Berikut ini adalah teknik budidaya tanaman srikaya organik yang diterapkan

oleh Wahana Cory.

a) Pembibitan

Pembibitan tanaman merupakan upaya untuk memperbanyak tanaman.

Bibit yang akan digunakan dalam pengusahaan srikaya organik ini

diperoleh dari pembibitan yang dilakukan sendiri oleh perusahaan.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi, karena harga

untuk satu buah bibit srikaya jenis new varietas dan srikaya Australia

siap tanam cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp 75.000,-

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

– Rp 150.000,-. Pembibitan srikaya organik dilakukan secara vegetatif

dengan menggunakan pohon induk yang telah ada yaitu srikaya

Australia dan new varietas. Perbanyakan bibit secara vegetatif

dilakukan dengan pertimbangan bahwa bibit vegetatif memiliki ciri

yang sama atau identik dengan sifat induknya dan cepat menghasilkan

buah.

Perbanyakan bibit secara vegetatif dilakukan dengan teknik sambung

susu. Perusahaan menggunakan teknik sambung susu dalam

pembibitan srikaya organik tersebut karena teknik sambung susu

memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan teknik

pembibitan lain seperti okulasi, sambung pucuk, dan cangkok. Tingkat

keberhasilan pembibitan dengan teknik sambung susu mencapai

90 persen. Tahapan pembuatan bibit sambung susu dan perawatannya

hingga siap tanam di kebun sebagai berikut :

i) Pilih tanaman induk yang telah berbuah lebat serta sehat dan

memiliki banyak cabang.

ii) Siapkan bibit batang bawah yang telah berumur sekitar 6-12

bulan. Bibit batang bawah yang digunakan merupakan jenis

varietas lokal yaitu varietas Sumbawa, hal ini dikarenakan

varietas lokal memiliki sifat yang adaptif sehingga bibit tanaman

srikaya hasil sambung susu dapat tumbuh dengan baik. Wahana

Cory memperoleh bibit batang bawah dari produsen bibit di

Jakarta seharga Rp 2.500,- per bibit.

iii) Media tanam bibit batang bawah yang telah dibeli diganti dengan

kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1, hal ini dilakukan

untuk menjamin bahwa bibit tersebut mendapat perlakuan secara

organik.

iv) Bibit batang bawah dipotong pada ketinggian 10 – 20 cm dari

tanah dan ujungnya disayat miring.

v) Cabang pada induk yang digunakan untuk sambung susu

merupakan cabang air yang memiliki karakteristik cepat tumbuh

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dibanding cabang utama. Cabang tersebut kemudian disayat

miring.

vi) Sisipkan bibit batang bawah ke dalam sayatan cabang pada

pohon induk sehingga kedua sisi sayatan antara batang bawah

dan cabang induk saling bersinggungan.

vii) Balut dengan tali rafia hingga rapat benar dan pada bagian bawah

polybag bibit batang bawah diikat dengan tali rafia yang

kemudian diikatkan pada bambu yang dibangun melindungi

tanaman induk untuk menahan beban tanah pada polybag agar

cabang induk tidak patah sehingga akan terlihat bibit tersebut

tergantung pada tanaman induk.

Bibit-bibit tersebut dipelihara dengan dilakukan penyiraman,

penyiangan dan pengendalian hama terpadu. Setelah bibit tersebut

menghasilkan tunas yaitu sekitar 2 bulan sejak dilakukan

penyambungan, bibit-bibit tersebut dipotong dan dipisahkan dari

tanaman induk. Bibit yang dihasilkan tersebut tidak langsung ditanam

pada lahan, tetapi dibiarkan selama 2 bulan untuk memperbaiki kondisi

kesehatan bibit-bibit tersebut.

b) Pengolahan Tanah

Pengolahan lahan memegang peranan yang penting dalam budidaya

tanaman. Pengolahan lahan ditujukan untuk menciptakan kondisi

pertanaman yang ideal bagi tanaman itu sendiri, yakni lahan yang

gembur sehingga memudahkan bagi tanaman dalam meyerap unsur

hara dari dalam tanah, banyak mengandung bahan organik dam

memiliki tata air yang baik. Lahan yang digunakan dibersihkan dari

gulma/tanaman-tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan srikaya

organik. Tahapan selanjutnya yaitu menggemburkan tanah dengan

dicangkul.

c) Pembuatan Lubang Tanam

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Ukuran lubang tanam srikaya organik adalah 50 cm x 50 cm x 50 cm

dengan jarak tanaman 3 m x 4 m. Lubang tanam dibuat menggunakan

cangkul atau garpu tanah. Lubang tanam tersebut kemudian diisi

pupuk kompos sebanyak 60 kg per lubang. Pupuk kompos yang telah

dimasukkan dalam lubang tanam dicampur dengan tanah galian.

Lubang dibiarkan selama 1 minggu supaya gas yang terjadi karena

penggalian hilang atau menguap.

d) Penanaman

Setelah lubang tanam disiapkan dan bibit telah tersedia maka

penanaman srikaya dapat dilakukan. Bibit srikaya dengan tinggi 70 –

100 cm dimasukkan ke dalam lubang tegak lurus dengan batas

sambungan sekitar 10 cm di atas permukaan tanah. Saat bibit

dimasukkan ke dalam lubang tanam, kantong polybag harus dibuka

dengan hati-hati supaya gumpalan tidak pecah. Kemudian lubang

ditutup dengan tanah sisa yang ada di pinggir lubang hingga batas

leher perakaran tanaman lalu dipadatkan. Untuk memperkuat tanaman

agar tidak roboh, tanaman diberi ajir dan diberi penyiraman air.

e) Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman sangat menentukan keberhasilan usaha

budidaya, baik kualitas maupun kuantitas hasil produksi. Beberapa

pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

i) Penyulaman

Bibit yang mati, rusak, atau pertumbuhannya tidak sempurna

harus segera diganti dengan bibit baru. Penggantian atau

penyulaman yang terlambat dapat menyebabkan keseragaman

waktu berbunga dan berbuah tidak sama.

ii) Penyiraman

Penyiraman secara intensif dilakukan pada musim kemarau,

karena pembentukan bunga dan buah memerlukan ketersediaan

air tanah yang cukup. Penyiraman pada tanaman muda dilakukan

dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari. Sedangkan pada

tanaman dewasa, penyiraman cukup dilakukan setiap 2 – 3 hari

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

sekali sebab tanaman telah mampu beradaptasi dan memiliki

daya tahan yang tinggi.

iii) Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman srikaya

adalah hama penggerek batang, hama penggerek buah, ulat

pemakan daun, kutu putih, dan penyakit busuk buah. Pada teknik

budidaya organik yang dilakukan oleh Wahana Cory, hama yang

terdapat pada tanaman srikaya dibiarkan hidup pada batas yang

tidak merugikan bagi kelangsungan usaha tersebut. Jika jumlah

populasi gulma atau hama sudah dianggap mengancam

pertumbuhan tanaman srikaya maka dilakukan penyemprotan

pestisida alami tetapi tetap membiarkan beberapa gulma atau

hama untuk tetap hidup. Karena tujuan utama dari pengendalian

hama adalah mencapai kualitas dan kuantitas produksi tanpa

mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

iv) Penggemburan Tanah

Penggemburan tanah dapat memudahkan pergantian udara tanah

dan proses peresapan air ke dalam tanah. Penggemburan tanah

harus dilakukan dengan hati-hati agar perakaran tanaman tidak

banyak yang rusak karena perakaran yang rusak menggangu

pertumbuhan tanaman.

v) Pemupukan

Pemupukan bertujuan mengganti dan menyediakan bahan

makanan bagi tanaman sekaligus memperbaiki struktur dan

produktivitas tanah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk

organik berupa pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat

diberikan 3 kali dalam setahun, sedangkan pupuk cair diberikan

tiap minggu pada tanaman srikaya.

vi) Pemangkasan

Dilakukan pemangkasan pada batang dan cabang tanaman

srikaya. Pemangkasan batang pada tanaman srikaya dilakukan

pada tahun pertama untuk pembentukan tanaman agar tumbuh

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

pendek dan bercabang banyak. Sedangkan pemangkasan cabang

bertujuan untuk mempermudah tanaman berbunga dan berbuah

kembali setelah berbuah lebat.

vii) Pembungkusan Buah

Buah srikaya mudah terserang hama, terutama hama kutu buah,

semut dan lalat buah. Hal ini merupakan akibat adanya kadar

gula buah yang tinggi. Untuk menghindarkan serangan hama

yang merugikan, maka dilakukan pembungkusan buah saat masih

muda dengan menggunakan pembungkus dari nilon yang

berbentuk jaring.

f) Panen dan Pascapanen

Pada tanaman srikaya lokal, tanaman berbuah saat berumur 4 – 5

tahun, tetapi pada tanaman srikaya jenis new varietas dan srikaya

Australia, tanaman dapat berbuah lebih cepat yaitu saat berumur 2 – 3

tahun. Buah yang siap panen ditandai dengan warna kulit buah

berubah dari hijau menjadi hijau kekuningan, jarak antar sisik buah

telah merenggang dan mengeluarkan aroma yang khas. Buah yang

dipanen diusahakan tidak sampai matang di pohon, tujuannya agar

buah tidak rusak selama pengangkutan atau pengiriman. Buah jenis

new varietas dan srikaya Australia memiliki bobot sekitar 0,5 – 1,2 kg

per buah. Buah dipetik dengan memotong tangkai buah menggunakan

pisau atau gunting untuk menghindari kerusakan pada buah. Panen

buah srikaya tidak dilakukan secara sekaligus, tetapi pemetikan hanya

dilakukan pada buah yang terpilih dan memenuhi kriteria untuk

dipanen. Biasanya buah srikaya dapat dipanen setiap 2 minggu sekali

dan mampu menghasilkan buah srikaya sebanyak 1 – 5 kg/pohon.

Penanganan hasil panen buah srikaya dilakukan untuk

mempertahankan kualitas buah agar memiliki nilai jual yang tinggi.

Hasil panen di kebun dikumpulkan pada tempat yang bersih dan tidak

terkena sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan menghindarkan

kelayuan pada buah akibat laju respirasi yang tinggi dan memudahkan

penanganan selanjutnya. Kemudian buah dibersihkan dari segala

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

kotoran, terutama hama kutu putih yang menempel diantara sisik buah.

Pembersihan dilakukan menggunakan kuas kering dan bersih, serta

diusahakan tidak terkena air yang dapat mengakibatkan busuknya

buah. Setelah itu dilakukan sortasi yang bertujuan memisahkan buah

yang baik dan jelek. Buah yang jelek yaitu buah yang mengalami

kerusakan fisik, banyak mengandung hama dan penyakit dan busuk.

Setelah terpilih buah yang memenuhi kriteria untuk dijual, buah

tersebut diberikan label. Wahana Cory menjual srikaya dalam keadaan

terbuka atau curah, sehingga tidak dilakukan pengemasan.

3) Strategi Pemasaran

Wahana Cory mulai melakukan pemasaran ke supermarket pada bulan Juli

2007. Kegiatan pemasaran dilakukan oleh distributor pribadi Wahana Cory

yaitu PT Cory Organic International (COI). PT COI juga merupakan

perusahaan milik Bapak Dedi Haryanto, tetapi memiliki manajemen yang

berbeda dengan Wahana Cory. Seluruh produk yang dihasilkan oleh

Wahana Cory masuk ke PT COI dan Wahana Cory memperoleh penerimaan

dari PT COI atas produk-produk yang dihasilkan. Kemudian PT COI

menjual produk-produk tersebut ke beberapa supermarket, toko-toko sayur

dan buah serta ke konsumen akhir. Untuk menjual produknya ke konsumen

akhir, PT COI mempunyai gerai atau toko pribadi yang menjual produk-

produk dari Wahana Cory. PT COI menjual produk-produk tersebut dengan

harga yang berbeda dari yang ditetapkan Wahana Cory, hal ini dilakukan

untuk menutupi biaya transportasi, risiko kerusakan produk, dan risiko

produk tidak habis terjual. Walaupun antara Wahana Cory dan PT COI

memiliki struktur manajemen yang berbeda, namun keduanya tidak dapat

dipisahkan dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Supermarket

yang menjadi pelanggan tetap Wahana Cory, yaitu beberapa Super Indo di

Jakarta diantaranya Mall Cinere, Cilandak, Plaza Cibubur, Bintaro, Sunrise

Garden, Pulomas dan Pamulang. Skema saluran pemasaran sayur-sayuran

dan buah-buahan organik yang dilakukan oleh Wahana Cory dapat dilihat

pada Gambar 3.

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Untuk lebih memperkenalkan perusahaan dan produk-produk organik

tersebut, Wahana Cory melakukan promosi dengan cara berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan pameran produk-produk pertanian dan melakukan

penawaran produk pada supermarket atau swalayan dengan cara

memberikan brosur yang berisi keterangan tentang proses produksi yang

dilakukan beserta pupuk yang digunakan, keterangan bebas bahan kimia,

harga produk dan alamat produsen. Promosi juga dilakukan melalui situs

pribadi milik Wahana Cory, yaitu www.pangansehat.com. Situs tersebut

berisi tentang profil perusahaan, produk-produk yang ditawarkan, pengertian

mengenai pertanian organik, dan halaman untuk melakukan permintaan

terhadap produk yang ditawarkan.

Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran Srikaya Organik Wahana Cory Sumber : Wahana Cory (2009)

Wahana Cory juga akan mendistribusikan seluruh hasil panen srikaya

organik tersebut melalui PT COI. PT COI kemudian menjual srikaya

organik melalui 2 sistem yaitu dengan sistem langsung kepada konsumen

melalui outlet yang dioperasikan sendiri dan sistem tidak langsung dengan

cara menjual kepada pihak kedua, diantaranya toko buah, supermarket dan

agen penjual. Srikaya organik tersebut sebagian dijual kepada pelanggan

tetap perusahaan dan sebagian lagi dijual kepada konsumen yang bukan

pelanggan tetap. Konsumen yang telah melakukan permintaan terhadap

srikaya organik diantaranya 20 Super Indo yang tersebar di wilayah Jakarta,

toko buah All Fresh, Total, Paradise, Sunter, dan Istana Buah Segar.

Wahana Cory

PT Cory Organic Internasional

Konsumen Akhir Agen Penjual

Konsumen Akhir

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Srikaya organik tersebut dijual dalam bentuk segar untuk dikonsumsi

langsung oleh konsumen. Untuk membedakan produk organik dan an-

organik, perusaahaan memberikan label pada srikaya organik yang

ditempelkan langsung pada buahnya. Label tersebut digunakan untuk

memberikan keterangan pada konsumen mengenai nama produsen dan

keterangan jaminan organik. Harga yang ditawarkan oleh Wahana Cory

pada PT COI adalah Rp 60.000,- per kg, sedangkan harga pada tingkat

konsumen akhir dapat mencapai kisaran Rp 75.000,- per kg. Penetapan

harga berdasarkan survey terhadap harga produk srikaya yang sejenis pada

lokasi yang sama. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap mutu, perkiraan

serapan pasar, biaya-biaya serta kemampuan suplai produk srikaya organik,

maka dapat ditetapkan harga jualnya.

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

VI. ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK

6.1. Aspek Non Finansial

6.1.1. Aspek Pasar

Dalam aspek pasar akan dikaji mengenai potensi pasar srikaya organik,

baik dari sisi permintaan, penawaran maupun harga yang berlaku, juga strategi

pemasaran yang dilakukan perusahaan menyangkut bauran pemasaran yaitu

produk, harga, tempat, dan promosi.

6.1.1.1. Peluang Pasar

Kebutuhan masyarakat di Indonesia untuk mengkonsumsi buah-buahan

diperkirakan meningkat setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi

dari buah-buahan juga mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap buah.

Pada Tabel 6 dapat dilihat perkiraan konsumsi buah per kapita pada tahun 2000 –

2010 masih dibawah jumlah konsumsi yang dianjurkan oleh Food and Agriculture

Organization (FAO) atau organisasi pangan PBB yaitu 65,75 kg per kapita per

tahun agar dapat tetap sehat. Namun pada Tahun 2015, konsumsi buah

diperkirakan mencapai 78,74 kg per kapita. Pemenuhan konsumsi buah dapat

dilakukan dengan mengkonsumsi berbagai macam buah yang saat ini tersedia di

pasar, salah satunya adalah buah srikaya. Buah srikaya kaya akan vitamin seperti

karoten 7 IU, thiamin 0,13 mg, dan riblofamin 0,931 mg serta mengandung asam

amino diantaranya tryptofan 10 mg, methionin 8 mg, dan lysin 69 mg, yang

diyakini dapat digunakan sebagai obat antikanker14.

Tabel 6. Perkiraan Konsumsi dan Permintaan Buah-buahan di Indonesia Tahun

2000 – 2015

Tahun Jumlah

Penduduk

(Juta)

Konsumsi per

Kapita

(Kg/Thn)

Peningkatan

Konsumsi

(%)

Permintaan

(Ribu Ton)

2000 213 36,76 - 7,830

2005 227 45,70 32,50 10,375

2010 240 57,92 34,00 13,900

2015 254 78,74 34,50 20,00 Sumber : BPS (2007)

14

Sardi D. April 2004. Di Ujung Lidah Langsar Teruji. Trubus Edisi 413

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Adanya permintaan buah srikaya dari beberapa toko buah yang ada di

Jakarta kepada Wahana Cory, dijadikan peluang oleh perusahaan untuk

mengembangkan usaha srikaya organik. Perusahaan memperkirakan penjualan

buah srikaya organik sekitar 5-10 ton per tahun. Pengusahaan srikaya organik

dilakukan pada lahan seluas 5.000 m2. Jumlah penjualan srikaya organik berbeda

setiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh jumlah produksi yang berbeda. Jumlah

produksi srikaya organik sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, cuaca, dan umur

tanaman. Ada masanya tanaman berproduksi secara maksimal, namun ada juga

masa dimana tanaman mengalami penurunan produksi. Dari seluruh produksi

srikaya organik yang dihasilkan, diasumsikan 10 persen merupakan produk yang

tidak dapat dijual ke pasar. Berikut ini perencanaan penjualan srikaya organik

setiap bulan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-12 pada perusahaan Wahana Cory.

Tabel 7. Perencanaan Jumlah Penjualan Srikaya Organik setiap Bulan (Kg)

No Bulan ke- Tahun ke-

3 4-6 7-8 9-10 11-12

1 1 0 416 832 416 416

2 2 0 416 832 416 416

3 3 0 416 832 416 416

4 4 832 832 1.248 832 416

5 5 416 416 832 416 416

6 6 416 416 832 416 416

7 7 416 416 832 416 416

8 8 832 832 1.248 832 416

9 9 416 416 832 416 416

10 10 416 416 832 416 416

11 11 416 416 832 416 416

12 12 832 832 1.248 832 416

Total 4.992 Kg 6.240 Kg 11.232 Kg 6.240 Kg 4.992 Kg

Konsumen yang dijadikan pasar untuk srikaya organik adalah konsumen

rumah tangga yang memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan dan

kepedulian terhadap lingkungan serta memiliki kesukaan terhadap buah tersebut.

Konsumen yang menjadi sasaran merupakan masyarakat menengah ke atas

dengan tingkat pendapatan yang tinggi dan bersedia mengeluarkan biaya yang

tinggi untuk produk organik khususnya srikaya organik.

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Permintaan buah srikaya organik saat ini cukup tinggi, namun penawaran

terhadap buah srikaya khususnya srikaya organik masih sangat terbatas karena

masih sedikit masyarakat yang melakukan usaha budidaya srikaya secara

komersial. Hal ini membuat harga srikaya organik tinggi, yaitu Rp 60.000,- per

kg. Harga tersebut berlaku di tingkat distributor, sedangkan harga pada tingkat

konsumen akhir dapat mencapai kisaran Rp 75.000,- per kg. Ketidakseimbangan

antara permintaan dan penawaran srikaya organik memberikan keuntungan

tersendiri bagi perusahaan. Dengan demikian, pasar dapat menyerap seluruh

jumlah poduksi srikaya organik yang dipanen oleh perusahaan.

6.1.1.2. Strategi Pemasaran

Untuk memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya,

maka perusahaan memerlukan suatu strategi yang disebut dengan Marketing Mix

(bauran pemasaran). Bauran pemasaran tersebut mencakup strategi “4P” yaitu :

Products (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).

1) Products (Produk)

Produk yang ditawarkan oleh perusahaan adalah srikaya organik jenis new

varietas dan srikaya Australia. Jenis varietas yang digunakan memiliki

keunggulan dibandingkan srikaya jenis lokal, diantaranya ukuran yang

besar, jumlah biji sedikit, penampilan fisik buah lebih menarik dan harga

jual yang tinggi. Srikaya yang ditawarkan merupakan srikaya organik yang

bebas dari bahan kimia buatan berbahaya. Srikaya organik dijual dalam

bentuk segar untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen. Untuk

membedakan produk organik dan an-organik, perusaahaan memberikan

label pada srikaya organik yang ditempelkan langsung pada buahnya. Label

tersebut digunakan untuk memberikan keterangan pada konsumen mengenai

nama produsen dan keterangan jaminan organik.

2) Price (Harga)

Produk pertanian yang dibudidayakan secara organik merupakan produk

yang memiliki kelebihan dari segi harga jika dibandingkan dengan produk

pertanian an-organik. Hal ini berarti produk pertanian organik memiliki

harga di atas harga produk pertanian an-organik, begitu juga dengan harga

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

produk srikaya organik. Harga dari produk organik dan an-organik sangat

berbeda, hal ini dikarenakan produk organik memerlukan proses

pemeliharaan yang membutuhkan waktu lebih lama dan biaya pemeliharaan

yang relatif lebih mahal dibandingkan produk an-organik, selain itu produk

pertanian organik juga lebih baik untuk kesehatan karena dibudidayakan

secara alami dan ramah lingkungan, tanpa menggunakan pestisida dan

pupuk dari bahan kimia buatan, sehingga kualitas nutrisi alaminya terjaga.

Harga dari buah srikaya an-organik jenis new varietas dan srikaya Australia

adalah Rp 40.000,- per kg sedangkan harga untuk srikaya organik adalah

Rp 60.000,- per kg15. Harga yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut dapat

diterima oleh pasar, hal ini dapat dilihat dari adanya permintaan srikaya

organik kepada perusahaan.

3) Place (Tempat)

Tempat atau lokasi penjualan yang sesuai untuk srikaya organik adalah

tempat yang sering didatangi oleh segmen pemasaran buah srikaya organik,

yaitu konsumen kelas menengah ke atas yang memiliki kesadaran yang

tinggi akan kesehatan, peka terhadap isu lingkungan, dan memiliki daya beli

yang tinggi sehingga bersedia untuk membayar srikaya organik yang

memiliki harga tinggi. Distribusi buah srikaya organik pada Wahana Cory

dijalankan oleh PT Cory Organic Internasional (COI). Wahana Cory akan

menjual seluruh hasil panennya pada distributor tersebut. Sistem distribusi

yang dijalankan oleh PT COI adalah sistem langsung kepada konsumen

melalui outlet yang dioperasikan sendiri seperti toko dan mobil toko serta

sistem tidak langsung dengan cara menjual melalui pihak kedua. Dengan

menjual seluruh hasil produksi ke distributor, memudahkan perusahaan

menyebarkan dan memperkenalkan srikaya organik yang dimiliki, dan sudah

adanya pasar yang jelas memudahkan perusahan untuk menjual produknya

dan tidak takut bahwa produknya tidak terjual. Untuk saat ini perusahaan

hanya menjual srikaya organik di wilayah Jakarta, karena hasil produksi saat

ini baru dapat memenuhi permintaan di wilayah tersebut.

4) Promotion (Promosi)

15

Hasil wawancara dengan Wakil Direktur Wahana Cory tanggal 11 Maret 2009

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Kegiatan ini meliputi semua yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada sasaran.

Strategi yang digunakan adalah membangun citra proses dan produk di mata

konsumen dengan melakukan kegiatan-kegiatan promosi dan komunikasi.

Promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan pameran produk pertanian dan membuat situs pribadi

perusahaan yaitu www.pangansehat.com. Dengan promosi yang dilakukan

tersebut, masyarakat dapat mengenal perusahaan Wahana Cory lebih baik

dan mengenal berbagai produk pertanian organik yang ditawarkan oleh

perusahaan.

Berdasarkan analisis peluang pasar di atas dan strategi pemasaran yang

dilakukan oleh perusahaan, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan aspek pasar

maka pengusahaan srikaya organik layak untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan

besarnya potensi pasar srikaya organik jika dilihat dari sisi permintaan, penawaran

dan harga. Jumlah permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah penawaran

menciptakan peluang besar pada pengusahaan srikaya organik. Selain itu dalam

pemasaran srikaya organik, perusahaan tidak mengalami banyak kendala. Hal ini

dapat dilihat dari produk srikaya organik yang dihasilkan dan harga yang

ditetapkan oleh perusahaan dapat diterima oleh pasar, serta adanya distributor dan

promosi yang dilakukan oleh perusahaan memudahkan perusahaan untuk

mendistribusikan dan memperkenalkan srikaya organik ke masyarakat yang lebih

luas.

6.1.2. Aspek Teknis

Analisis dalam aspek teknis srikaya organik mencakup lokasi usaha,

besarnya skala usaha, dan proses produksi yang digunakan. Berikut adalah hasil

analisis pada tiap kriteria aspek teknis.

6.1.2.1. Lokasi Usaha

Wilayah yang akan dijadikan lokasi pengusahaan srikaya organik oleh

Wahana Cory adalah Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

Keberhasilan suatu usaha dibidang pertanian sangat dipengaruhi oleh lokasi usaha

tersebut dilakukan karena dalam usaha pertanian khususnya usaha bercocok

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

tanam, lokasi yang digunakan harus sesuai dengan syarat tumbuh komoditi

tersebut. Begitupun dalam pengusahaan srikaya organik yang dilakukan oleh

perusahaan Wahana Cory. Perusahaan harus mengetahui bagaimana kriteria

tumbuh tanaman srikaya dan apakah srikaya dapat tumbuh serta berproduksi

dengan baik di lokasi tersebut. Pada Tabel 7 dapat dilihat ketinggian, suhu, curah

hujan dan pH tanah di lokasi usaha dan syarat tumbuh tanaman srikaya.

Tabel 8. Ketinggian, Suhu, Curah Hujan, dan pH Tanah pada Lokasi Usaha dan

Syarat Tumbuh Tanaman Srikaya

No Uraian Satuan Lokasi Usaha Syarat Tumbuh

1 Ketinggian Mdpl 700 100 – 1.000

2 Suhu ˚C 25 – 30 20 – 25

3 Curah Hujan mm/tahun 2.785,6 1.500 – 3.000

4 pH Tanah pH 5 – 7 6 – 6,5

Sumber : Kondisi Geografis Kecamatan Tamansari (2009) dan Penebar Swadaya (2005)

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa lokasi pengusahaan srikaya

organik memenuhi syarat tumbuh tanaman srikaya berdasarkan ketinggian, suhu,

curah hujan, dan pH tanah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa tanaman srikaya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lokasi

usaha yang dipilih oleh perusahaan.

Selain itu lokasi usaha memiliki sarana dan prasarana yang dapat

mendukung pengusahaan srikaya organik, diantaranya jaringan transportasi,

pengairan, jaringan listrik, telekomunikasi, dan pemukiman. Fasilitas transportasi

yang cukup baik karena sebagian besar jalan telah beraspal dan dapat dilalui

kendaraan beroda empat, sehingga memudahkan pengangkutan srikaya organik.

Berdasarkan letak geografisnya lokasi usaha yang berada pada Kecamatan

Tamansari ini berdekatan dengan akses kota Bogor, hal tersebut dapat

mempermudah perusahaan dalam mendistribusikan produknya. Jaringan

komunikasi yang baik dapat mendukung keberhasilan suatu usaha, karena

sebagian besar konsumen melakukan pemesanaan melalui jaringan

telekomunikasi. Lokasi usaha yang berada dekat dengan pemukiman

memudahkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, karena suplai

tenaga kerja harian diperoleh dari warga sekitar.

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

6.1.2.2. Skala Usaha

Wahana Cory mulai mengusahakan srikaya organik pada awal tahun 2009.

Pengusahaan tersebut dilakukan pada lahan seluas 5.000 m2 karena usaha ini

merupakan usaha yang baru, maka perusahaan memulai usahanya pada luas lahan

tersebut untuk melihat apakah tanaman srikaya dapat berproduksi dengan baik dan

seberapa besar tingkat keberhasilan usaha tersebut. Karena pada saat ini keadaan

lingkungan sudah tidak menentu sehingga sulit untuk memprediksi kondisi alam.

Untuk mencegah atau meminimalkan kerugian atas hal-hal yang tidak terduga,

maka sebagai langkah awal perusahaan mengusahakan srikaya organik pada luas

lahan tersebut. Tetapi jika usaha tersebut berjalan dengan baik dan sesuai dengan

harapan maka tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk memperluas

lahan penanaman srikaya organik. Saat ini jumlah tanaman yang sedang

diusahakan adalah 416 pohon dan pada tahun depan perusahaan berencana untuk

menambah tanaman srikaya sebanyak 800 pohon. Namun rencana tersebut akan

direalisasikan jika pengusahaan srikaya organik yang saat ini sedang dijalankan

dapat berjalan sesuai dengan harapan. Pada Tabel 9 dapat dilihat perencanaan

jumlah produksi srikaya organik setiap bulan, dari tahu ke-3 sampai tahun ke-12

pada perusahaan Wahana Cory.

Tabel 9. Perencanaan Jumlah Produksi Srikaya Organik setiap Bulan (Kg)

No Bulan

ke-

Tahun ke-

3 4-6 7-8 9-10 11-12

1 1 0 457,6 915,2 457,6 457,6

2 2 0 457,6 915,2 457,6 457,6

3 3 0 457,6 915,2 457,6 457,6

4 4 915,2 915,2 1.372,8 915,2 457,6

5 5 457,6 457,6 915,2 457,6 457,6

6 6 457,6 457,6 915,2 457,6 457,6

7 7 457,6 457,6 915,2 457,6 457,6

8 8 915,2 915,2 1.372,8 915,2 457,6

9 9 457,6 457,6 915,2 457,6 457,6

10 10 457,6 457,6 915,2 457,6 457,6

11 11 457,6 457,6 915,2 457,6 457,6

12 12 915,2 915,2 1.372,8 915,2 457,6

Total 5.491,2 Kg 6.864 Kg 12.355,2 Kg 6.864 Kg 5.491,2 Kg

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

6.1.2.3. Teknik Budidaya

Teknik budidaya tanaman sangat mempengaruhi suatu tanaman untuk

tumbuh dan berproduksi. Jika teknik budidaya yang dilakukan tepat, maka akan

menghasilkan suatu hasil yang diharapkan. Teknik budidaya srikaya organik yang

dilakukan pada perusahaan Wahana Cory tidak berbeda jauh dengan teknik

budidaya srikaya an-organik. Perbedaan yang paling menonjol adalah dalam hal

perlakuan terhadap tanaman. Wahana Cory menggunakan prinsip seni mengelola

alam dalam melakukan usaha pertanian organik. Yang dimaksud dengan seni

mengelola alam adalah bagaimana cara manusia memperlakukan alam dan tetap

menjaga ekosistem alam dalam menjalankan suatu bisnis.

Teknik budidaya srikaya organik mencakup pembibitan, pengolahan tanah,

pembuatan lubang tanam, penanaman, pemeliharaan, panen dan pascapanen. Dari

semua prosedur tersebut, perusahaan telah melakukan teknik budidaya dengan

baik sesuai dengan yang dianjurkan. Mulai dari pembibitan yang dilakukan

sendiri dengan teknik sambung susu, pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam

dan penanaman sesuai dengan yang dianjurkan dalam literatur.

Pemeliharaan tanaman srikaya organik dilakukan dengan penyulaman,

pengairan, pemupukan, penggemburan tanah, pengendalian hama terpadu,

pemangkasan, dan pembungkusan buah. Untuk menjamin agar produk yang

dihasilkan merupakan produk organik, perusahaan sangat memperhatikan air dan

tanah yang digunakan dalam pengusahaan srikaya organik. Tanah yang

digunakan merupakan tanah yang sudah 5 tahun tidak dilakukan usaha pertanian

dan air untuk penyiraman berasal dari air pegunungan langsung yang belum

terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang berbahaya. Pupuk yang digunakan

adalah pupuk kompos dan pupuk organik cair. Untuk mengendalikan hama,

perusahaan menggunakan pestisida alami, dan penggunaan pestisida tersebut

dilakukan jika jumlah hama sudah sangat merugikan dan sangat mengganggu

produksi srikaya organik, namun jika jumlahnya masih belum merugikan maka

serangga tersebut dibiarkan hidup. Dalam hal penyerbukan, perusahaan tidak

melakukan penyerbukan buatan seperti yang dianjurkan pada literatur. Hal ini

dikarenakan semua komoditi yang diusahakan oleh perusahaan dilakukan secara

alami, serta melihat dari pengalaman sebelumnya, tanaman srikaya yang

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

perusahaan miliki dapat berbuah dengan baik tanpa dilakukan penyerbukan

buatan. Selain itu jumlah srikaya yang ditanam juga menjadi pertimbangan

perusahaan untuk tidak melakukan penyerbukan buatan.

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek teknis, dapat dikatakan bahwa

pengusahaan srikaya organik yang dilakukan oleh Wahana Cory adalah layak

untuk dijalankan. Tidak ada masalah yang dapat menghambat jalannya kegiatan

pengusahaan srikaya organik tersebut karena peralatan yang digunakan relatif

sederhana seperti budidaya pertanian pada umumnya.

6.1.3. Aspek Manajemen

Kemajuan Wahana Cory tidak terlepas dari adanya manajemen Wahana

Cory yang baik. Wahana Cory telah memiliki pembagian tugas yang jelas. Untuk

mengelola usahanya, pemilik perusahaan yang sekaligus menjabat sebagai

Direktur, mempekerjakan karyawan yang ahli dan profesional di bidangnya.

Karyawan tetap yang membantu pemilik perusahaan dalam mengelola usahanya

adalah Wakil Direktur, Manajer Kebun, dan bagian administrasi dan keuangan.

Pembagian tugas yang jelas memudahkan perusahaan dalam menjalankan

usahanya, karena perusahaan menjalankan lebih dari satu unit bisnis sehingga

perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan semua unit bisnis

dapat dijalankan dengan baik.

Terpenuhinya fungsi manajemen dalam Wahana Cory yang meliputi

perencanaan, pengkoordinasiaan, pengarahan dan pengendalian membuat usaha

ini layak untuk dijalankan karena semua aspek yang dibutuhkan untuk

menjalankan suatu bisnis telah dijalankan. Perencanaan yang baik oleh pemilik,

organisasi dan pengarahan yang jelas pada perusahaan, serta kontrol yang baik

terhadap semua aspek telah dijalankan dalam pengusahaan srikaya organik.

6.1.4. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Lokasi usaha yang berada pada Kecamatan Tamansari merupakan

kawasan resapan air dan kawasan hijau dengan mengintensifkan dan melestarikan

tanaman tahunan dan mengadakan gerakan rehabilitasi lahan kritis dengan

penanaman pohon. Dengan adanya pengusahaan srikaya organik tersebut, berarti

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

perusahaan ikut serta dalam program pemerintah yaitu melestarikan lingkungan.

Selain itu perusahaan juga memberikan kontribusi bagi negara berupa pajak.

Pengusahaan srikaya organik yang dilakukan oleh perusahaan tidak

menimbulkan limbah yang dapat merusak lingkungan dan usaha ini juga

menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Dilihat dari aspek sosial

ekonomi dan lingkungan tersebut, maka pengusahaan srikaya organik layak untuk

dijalankan.

6.2. Aspek Finansial

Analisis kelayakan finansial pengusahaan srikaya organik perlu dilakukan

untuk membantu pengembangan produk pertanian ini agar lebih intensif

diusahakan oleh perusahaan. Untuk mengetahui hasil kelayakan pengusahaan

srikaya organik akan dilihat dari kriteria-kriteria kelayakan finansial yang meliputi

NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period.

6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow)

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara kuantitas produksi yang

dihasilkan dengan harga jual yang ditetapkan. Pemanenan srikaya organik dapat

dilakukan setiap minggu, dua minggu, atau sebulan sekali tergantung dari kondisi

buah dan kondisi lingkungan penanaman srikaya organik. Namun berdasarkan

pengalaman yang pernah dilakukan oleh perusahaan, srikaya organik dapat

dipanen setiap dua minggu sekali dengan kapasitas 0,5 – 2 kg/pohon. Tanaman

srikaya organik dapat menghasilkan buah pada tahun ketiga sehingga penerimaan

dari penjualan srikaya organik terjadi pada tahun ketiga. Penerimaan dari

penjualan pada tahun tersebut masih rendah dibandingkan tahun berikutnya, hal

ini dikarenakan pemanenan tidak dilakukan satu tahun penuh, pemanenan baru

dilakukan pada bulan keempat. Jumlah produksi srikaya organik setiap tahun

berbeda, hal ini dikarenakan faktor umur srikaya organik. Pada saat tanaman

srikaya berumur 7 dan 8 tahun, jumlah produksi srikaya organik mencapai

produksi maksimal, sedangkan pada saat umur tanaman 9 sampai 12 tahun

mengalami penurunan produksi, hal tersebut dipengaruhi karakteristik tanaman

srikaya yaitu semakin tua tanaman srikaya maka semakin rendah jumlah

produksinya.

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk srikaya organik

jenis new varietas dan srikaya Australia berbeda dengan harga buah srikaya an-

organik sejenisnya. Penetapan harga jual buah srikaya organik tersebut adalah

Rp 60.000/kg ditingkat distributor. Perusahaan Wahana Cory menjual seluruh

hasil panennya kepada distributor yaitu PT Cory Organic Internasional. Jumlah

perkiraan produksi srikaya organik pada tahun ke 3 – 12 dan penerimaan dari

penjualannya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Perkiraan Penjualan dan Total Penerimaan Penjualan Srikaya Organik

per Tahun pada Lahan Seluas 5.000 m2 di Wahana Cory

No Tahun Ke-

Jumlah Penjualan

(Kg)

Harga Satuan

(Rp)

Total Penerimaan

Per Tahun (Rp)

1 3 4.992 60.000 299,520,000

2 4 6.240 60.000 374,400,000

3 5 6.240 60.000 374,400,000

4 6 6.240 60.000 374,400,000

5 7 11.232 60.000 673,920,000

6 8 11.232 60.000 673,920,000

7 9 6.240 60.000 374,400,000

8 10 6.240 60.000 374,400,000

9 11 4.992 60.000 299,520,000

10 12 4.992 60.000 299,520,000

Total 4,118,400,000

6.2.2. Arus Biaya (Outflow)

6.2.2.1. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal tahun

proyek. Biaya ini meliputi biaya pembelian tanah, biaya pembibitan, dan

pembelian peralatan pertanian. Perusahaan Wahana Cory memproduksi sendiri

bibit srikaya organik, sehingga perlu dilakukan perhitungan biaya yang

dikeluarkan untuk pembibitan. Pembibitan sendiri dilakukan untuk menghemat

biaya pembelian bibit secara langsung, karena harga bibit yang sudah siap tanam

cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp 75.000,- – Rp 150.000,-. Perusahaan

membeli 4 bibit siap tanam sebagai tanaman induk yang digunakan untuk

pembibitan. Untuk menghasilkan jumlah bibit yang dibutuhkan pada lahan seluas

5.000 m2 diperlukan pembibitan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Satu tanaman

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

induk srikaya dapat menghasilkan 50 bibit tanaman baru dengan metode

pembibitan sambung susu. Jadwal pembibitan srikaya organik sampai siap tanam

dapat dilihat pada Lampiran 1, 2 dan 3.

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembibitan selain bibit induk

diantaranya :

1) Bibit batang bawah, yang diperoleh perusahaan dari pengusaha pembibitan

di Jakarta. Jenis varietas yang digunakan sebagai bibit batang bawah adalah

srikaya jenis lokal.

2) Polybag dan pupuk kompos, perusahaan mengganti polybag dan media

tanam pada bibit batang bawah yang dibeli dari produsen. Hal ini dilakukan

untuk menjamin bahwa bibit mendapat perlakuan organik.

3) Pupuk organik cair, diberikan pada bibit yang disambung susu setiap

minggu agar dapat menghasilkan bibit baru yang berkualitas dan mencegah

terjadinya kegagalan pembibitan.

4) Tali rafia dan bambu, digunakan untuk menyangga bibit-bibit yang telah

disambung pada tanaman induk agar bibit-bibit tersebut tidak goyang atau

jatuh dan agar cabang pada tanaman induk yang disambung dengan bibit

batang bawah tidak patah.

Dalam pembibitan dengan sambung susu ini diperlukan beberapa tenaga

kerja. Tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan merupakan tenaga kerja

harian yang bertugas sebagai berikut :

1) Pembibitan, yaitu tenaga kerja tersebut melakukan pembibitan sambung

susu dengan menyambungkan bibit batang bawah dengan tanaman induk.

Dibutuhkan ketelitian dalam melakukan kegiatan pembibitan ini, karena

sangat mempengaruhi keberhasilan bibit yang dihasilkan nantinya.

2) Pembersihan, yaitu tenaga kerja tersebut membersihkan gulma atau hama

yang dapat mengganggu bibit yang sedang diusahakan. Pembersihan bibit

pada polybag ini dilakukan setiap satu bulan sekali.

3) Pemberian pupuk organik cair dan penyiraman pada bibit, dilakukan oleh

pekerja setiap satu minggu sekali.

Total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan 420 bibit tanaman

srikaya organik adalah Rp. 4.976.400, biaya tersebut jauh lebih kecil bila

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dibandingkan dengan membeli bibit srikaya siap tanam walaupun membutuhkan

waktu yang lebih lama karena harus melalui beberapa tahapan. Rincian biaya

pembibitan yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Perincian Biaya Pembibitan Srikaya Organik

Uraian Jumlah Satuan Nilai/Unit

(Rp)

Nilai Total

(Rp)

Alat dan Bahan

1. Bibit Induk 4 Unit 150.000 600.000

2. Bibit Batang Bawah 420 Unit 2.500 1.050.000

3. Polybag 4 Kg 17.000 71.400

4. Pupuk Kompos 210 Kg 1.000 210.000

5. Pupuk Organik Cair 1.120 Liter 1.500 1.680.000

6. Tali Rafia 420 Unit 750 315.000

7. Bambu 40 Batang 7.500 300.000

Tenaga Kerja

1. Pembibitan 12 HOK 25.000 300.000

2. Pembersihan 4 HOK 25.000 100.000

3. Pemberian pupuk

organik cair dan

penyiraman 8 HOK 25.000 200.000

4. Panen bibit 6 HOK 25.000 150.000

Total Biaya 4.976.400

Investasi yang diperlukan dalam pengusahaan srikaya organik selain biaya

untuk pembibitan yaitu :

1) Lahan, perusahaan mengusahakan srikaya organik pada lahan seluas 5.000

m2.

2) Cangkul, kored, dan garpu digunakan untuk persiapan lahan, pembuatan

lubang tanam, penanaman, dan penggemburan tanah. Peralatan tersebut

perusahaan beli dari awal pengusahaan srikaya organik.

3) Sprayer digunakan untuk menyiram tanaman, pemberian pupuk organik cair,

dan penyemprotan pestisida alami.

4) Gunting pohon digunakan untuk memangkas tanaman dan panen buah

srikaya organik

Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengusahaan srikaya organik

adalah Rp 506.346.400,-. Perincian biaya investasi yang dikeluarkan oleh

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

perusahaan untuk pengusahaan srikaya organik dapat dilihat pada Tabel 12. Pada

akhir tahun proyek pengusahaan srikaya organik, diperoleh nilai sisa sebesar

Rp 500.000.000. Nilai sisa merupakan penerimaan yang diterima pada akhir

umur proyek, dimana nilai ini diperoleh dari nilai sisa dari tanah. Sedangkan

untuk alat-alat pertanian tidak terdapat nilai sisa, semuanya habis terpakai sampai

pada akhir tahun proyek yaitu pada tahun ke-12.

Tabel 12. Perincian Biaya Investasi Pengusahaan Srikaya Organik pada Lahan

Seluas 5.000 m2

No Jenis Investasi Umur

Ekonomis

(Tahun)

Jumlah Satuan Harga

Satuan

(Rp)

Total (Rp)

1 Lahan 5.000 m2

100.000 500.000.000

2 Pembibitan 420 Unit 4.976.400

3 Cangkul 4 4 Unit 45.000 180.000

4 Garpu 4 4 Unit 50.000 200.000

5 Kored 3 4 Unit 30.000 120.000

6 Spayer 3 2 Unit 400.000 800.000

7 Gunting Pohon 2 2 Unit 35.000 70.000

Total 506.346.400

Pada perusahaan Wahana Cory, komoditi yang diusahakan tidak hanya

srikaya organik, tetapi juga mengusahakan sayuran organik dan buah-buahan

organik seperti nanas, pepaya, buah naga, dan pisang. Oleh karena itu ada

investasi yang digunakan bersama yaitu timbangan elektrik. Timbangan elektrik

tersebut, saat ini telah berumur 3 tahun dan digunakan untuk menimbang berbagai

jenis sayuran dan buah-buahan sehingga dilakukan proporsi untuk biaya investasi

timbangan elektrik. Besarnya proporsi ditetapkan berdasarkan jumlah sayur dan

buah yang ditimbang dengan timbangan elektik tersebut. Buah yang ditimbang

dengan timbangan elektrik tersebut hanya buah naga organik, sedangkan buah

nanas, papaya, dan pisang tidak dihitung dengan timbangan tetapi dihitung per

buah. Proporsi penggunaan timbangan dapat dilihat pada Tabel 13. Dalam

pengusahaan srikaya organik penggunaan timbangan tersebut dimulai pada saat

tahun ke-3 proyek karena tanaman srikaya organik tersebut baru menghasilkan

buah pada tahun ke-3.

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Tabel 13. Proporsi Penggunaan Timbangan Elektrik setiap Unit Bisnis

No Unit Bisnis Kapasitas (Kg) Proporsi (%)

1 Sayur-sayuran 2.042.880 99,2213

2 Buah Naga 4.800 0,2332

3 Srikaya 14.976 0,5455

Total 2.062.656 100

Selain timbangan elektrik, ada biaya investasi yang dikeluarkan pada

tahun ke-3 yaitu pembungkus buah. Biaya untuk pembungkus buah dikeluarkan

saat tanaman srikaya organik tersebut mulai menghasilkan buah. Perincian biaya

investasi yang dikeluarkan pada tahun ke-3 dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Biaya Investasi pada Tahun ke – 3

Jenis Investasi Umur

Ekonomis

(Tahun)

Jumlah Satuan Harga

Satuan

(Rp)

Total (Rp)

1. Timbangan

Elektrik

(0,5455%) 5 1 Unit 1.900.000 10.365,09

2. Pembungkus

Buah berbahan

nilon 5 4.160 Unit 3.500 14.560.000,00

Total 14.570.365,09

6.2.2.2. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan

dengan kegiatan operasional pengusahaan srikaya organik. Biaya operasional

terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

1) Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh jumlah

output yang dihasilkan perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu.

Biaya tetap yang dikeluarkan pada pengusahaan srikaya organik meliputi

biaya pajak bumi dan bangunan, gaji wakil direktur, gaji manajer kebun, gaji

staf administrasi dan keuangan, biaya air dan listrik, biaya komunikasi dan

biaya transportasi. Dilakukan proporsi biaya pada biaya tersebut kecuali

biaya pajak bumi dan bangunan pada lahan seluas 5.000 m2. Proporsi

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dilakukan karena pengusahaan srikaya organik yang dijalankan merupakan

salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh Wahana Cory.

a) Gaji Karyawan Tetap

Wahana Cory saat ini melakukan tiga kegiatan bisnis yang terdiri dari

pengusahaan pupuk organik, sayur-sayuran organik, dan buah-buahan

organik, sehingga dilakukan proporsi untuk gaji tetap karyawan

perusahaan berdasarkan kontribusi karyawan terhadap unit bisnis yang

ada di perusahaan. Rincian proporsi kontribusi karyawan tetap

terhadap tiga unit bisnis perusahaan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Proporsi Kontribusi Wakil Direktur, Manajer Kebun, dan

Staf Administrasi Keuangan terhadap Unit Bisnis

Perusahaan

No Unit bisnis persentase (proporsi)

1 Pengusahaan Pupuk organik 33,33

2 Pengusahaan Sayur organik 33,34

3 Pengusahaan buah organik 33,33

Total 100

Proporsi pembagian kontribusi karyawan tetap tidak terbatas pada tiga

unit bisnis saja, karena dalam pengusahaan buah-buahan organik

terdapat lima komoditi buah yang saat ini sedang diusahakan yaitu

nanas, pepaya, pisang, buah naga, dan srikaya. Pada tahun ke-1

sampai tahun ke-2 proporsi kontribusi karyawan tetap berbeda pada

tahun ke-3 sampai tahun ke-12. Hal ini dikarenakan saat in perusahaan

sedang melakukan perhatian yang lebih terhadap komoditi buah naga,

nanas, dan srikaya. Pada Tabel 16 dapat dilihat proporsi kontribusi

karyawan tetap pada tahun ke-1 sampai tahun ke-2.

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Tabel 16. Proporsi Kontribusi Wakil Direktur, Manajer Kebun, dan

Staf Administrasi Keuangan terhadap Komoditi Buah

Organik pada Tahun ke-1 sampai Tahun ke-2

No Buah organik persentase (proporsi)

1 Nanas 8,89

2 Pepaya 3,33

3 Buah naga 8,89

4 Pisang 3,33

5 Srikaya 8,89

Total 33,33

Pada tabel di atas dapat dilihat proporsi kontribusi wakil direktur,

manajer kebun, dan staf administrasi dan keuangan untuk pengusahaan

srikaya pada tahun ke-1 sampai tahun ke-2 adalah 8,89 persen.

Sedangkan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-12 proporsi kontribusi

karyawan tetap untuk pengusahaan srikaya berbeda yaitu 6,67 persen.

Hal ini dikarenakan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-12 kontribusi

karyawan tetap untuk lima komoditas buah-buahan organik adalah

sama. Berikut ini proporsi kontribusi karyawan tetap pada tahun ke-3

sampai tahun ke-12.

Tabel 17. Proporsi Kontribusi Wakil Direktur, Manajer Kebun, dan

Staf Administrasi Keuangan terhadap Komoditi Buah

Organik pada Tahun ke-3 sampai Tahun ke-12

No Buah organik persentase (proporsi)

1 Nanas 6,67

2 Pepaya 6,66

3 Buah naga 6,67

4 Pisang 6,66

5 Srikaya 6,67

Total 33,33

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

b) Air

Biaya air merupakan biaya tetap perusahaan, dilakukan proporsi

terhadap air berdasarkan penggunaannya. Penggunaan air untuk buah-

buahan organik sebesar 50 persen dan dari persentase tersebut

diproporsikan lagi untuk lima komoditas yang diusahakan. Proporsi

untuk lima komoditas buah organik diasumsikan sama, sehingga

proporsi penggunaan air oleh setiap komoditas adalah 10 persen,

begitu juga untuk pengusahaan srikaya organik. Rincian persentase

penggunaan air untuk setiap unit bisnis dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Persentase Penggunaan Air

No Uraian Persentase

1 Pengusahaan Pupuk Organik 10

2 Pengusahaan Sayur Organik 30

3 Pengusahaan Buah Organik 50

4 Vila 10

Total 100

c) Listrik

Penggunaan listrik pada Wahana Cory lebih banyak digunakan untuk

pengusahaan pupuk organik, karena dalam menjalankan kegiatan

pembuatan pupuk organik menggunakan listrik yang besar. Sedangkan

untuk pengusahaan srikaya organik tidak membutuhkan listrik tetapi

biaya tersebut tetap harus dikeluarkan. Untuk pengusahaan srikaya

organik diproporsikan penggunaan listrik sebesar 2 persen. Berikut ini

persentase penggunaan listrik pada setiap unit bisnis.

Tabel 19. Persentase Penggunaan Listrik

No Uraian Persentase

1 Pengusahaan pupuk Organik 50

2 Pengusahaan Sayur Organik 10

3 Pengusahaan Buah Organik 10

4 Vila 30

Total 100

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

d) Komunikasi

Perusahaan menggunakan telepon untuk melakukan komunikasi yang

berhubungan dengan kegiatan bisnis yang dilakukan. Penggunaan

telepon untuk buah-buahan organik sebesar 50 persen dan dari

persentase tersebut diproporsikan lagi untuk lima komoditas yang

diusahakan. Proporsi untuk lima komoditas buah organik diasumsikan

sama, sehingga proporsi penggunaan telepon untuk setiap komoditas

adalah 10, persen begitu juga untuk pengusahaan srikaya organik.

Pada Tabel 20 dapat dilihat persentase penggunaan telepon oleh

perusahaan.

Tabel 20. Persentase Penggunaan Telepon

No Uraian Persentase

1 Pengusahaan pupuk Organik 10

2 Pengusahaan Sayur Organik 30

3 Pengusahaan Buah Organik 50

4 Vila 10

Total 100

e) Transportasi

Proporsi biaya transportasi berdasarkan ruang angkut pada kendaraan

yang membawa produk-produk yang dihasilkan perusahaan ke

distributor di Jakarta. Angkutan tersebut membawa sayur-sayuran dan

buah-buah organik. Jadwal pengiriman sayur berbeda dengan jadwal

pengiriman buah. Pengiriman sayuran organik dilakukan setiap hari

Jumat, sedangkan buah organik dikirim setiap hari Sabtu. Dengan

demikian pengiriman buah srikaya dilakukan pada hari Sabtu

bersamaan dengan buah organik lainnya. Rincian ruang angkut buah-

buahan organik satu kali pengiriman dapat dilihat pada Tabel 21.

Persentase penggunaan angkutan untuk srikaya organik adalah 34,62

persen, serta biaya transportasi untuk pengusahaan srikaya organik

dikeluarkan pada tahun ke-3, yaitu saat tanaman srikaya telah dapat

dipanen.

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Tabel 21. Penggunaan Ruang Angkut Buah-buahan Organik Satu Kali

Pengiriman

No Komoditi Kapasitas Keranjang Persentase

1 Buah Naga 200 Kg 3 11,53

2 Nanas 200 Buah 5 19,23

3 Pepaya 500 Buah 8 30,77

4 Pisang 1 tandan 1 3,85

5 Srikaya 624 Kg 9 34,62

Total 26 100

Rincian biaya tetap pengusahaan srikaya organik yang dikeluarkan pada

tahun ke-1 sampai tahun ke-2 dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Rincian Biaya Tetap untuk Pengusahaan Srikaya Organik pada

Tahun ke – 1 sampai Tahun ke – 2

No Uraian Nilai (Rp) Proporsi

berdasarkan

Proporsi

(Persen)

Total Biaya

(Rp)

1 PBB 492.000 492.000

2 Gaji Wakil

Diektur

48.000.000 waktu kerja 8,89 4.267.200

3 Gaji Manajer

Kebun

42.000.000 waktu kerja 8,89 3.733.800

4 Gaji

Adm&keu

36.000.000 waktu kerja 8,89 3.200.400

5 Biaya Air 3.600.000 unit bisnis 10,00 360.000

6 Biaya Listrik 8.400.000 unit bisnis 2,00 168.000

7 Biaya

Komunikasi

7.200.000 unit bisnis 10,00 720.000

Total Biaya

Tetap

12.941.400

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Berikut ini rincian biaya tetap pengusahaan srikaya organik yang

dikeluarkan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-12.

Tabel 23. Rincian Biaya Tetap untuk Pengusahaan Srikaya Organik pada

Tahun ke – 3 sampai Tahun ke – 12

No Uraian Nilai (Rp) Proporsi

berdasarkan

Proporsi

(Persen)

Total Biaya

(Rp)

1 PBB 492.000 492.000

2

Gaji Wakil

Diektur 48.000.000 waktu kerja 6,67 3.201.600

3 Gaji Manajer

Kebun 42.000.000 waktu kerja 6,67 2.940.000

4 Gaji

Adm&keu 36.000.000 waktu kerja 6,67 2.520.000

5 Biaya Air 3.600.000 unit bisnis 10,00 360.000

6 Biaya Listrik 8.400.000 unit bisnis 4,00 168.000

7 Biaya

Komunikasi 7.200.000 unit bisnis 10,00 720.000

8 Biaya

Transportasi 7.200.000

ruang

angkut 34,62 2.492.640

Total Biaya

Tetap 12.894.240

2) Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya dapat berubah-ubah,

terpengaruh oleh jumlah output yang dihasilkan perusahaan dalam suatu

periode waktu tertentu. Biaya variabel pada pengusahaan srikaya organik

meliputi biaya pupuk kompos, pupuk organik cair, pestisida alami, label, dan

upah tenaga kerja harian.

a) Pupuk Kompos, Pupuk Cair Organik, Pestisida Alami, dan Label

Pada tahun pertama pengusahaan srikaya organik, jumlah dosis

pemupukan dan pemberian pestisida alami berbeda dengan tahun

berikutnya. Pupuk yang diberikan adalah pupuk kompos dan pupuk

organik cair. Pemberian pupuk kompos pada tahun pertama dilakukan

satu kali pada saat penanaman. Pada tahun berikutnya yaitu tahun ke 2

– 12, pupuk kompos diberikan 3 kali dalam setahun dan harga pupuk

kompos adalah Rp 1000,- per kg. Selain pupuk kompos, perusahaan

juga memberikan pupuk cair organik untuk tanaman setiap minggu dan

harga pupuk cair organik per liter adalah Rp 1.500,-. Sedangkan untuk

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

mengendalikan hama yang dapat merugikan pengusahaan srikaya

organik, perusahaan melakukan penyemprotan pestisida alami secara

rutin yaitu sebulan sekali dan harga pestisida alami adalah Rp 400,- per

liter. Setiap buah srikaya organik akan diberikan label dan harga label

per buah adalah Rp 500,-. Jumlah label yang dibutuhkan sesuai

dengan jumlah buah yang diproduksi setiap tahun. Dosis pemberian

pupuk kompos, pupuk cair organik dan pestisida alami serta label yang

dibutuhkan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Jumlah Pupuk Kompos, Pupuk Organik Cair, Pestisida

Alami dan Label pada Pengusahaan Srikaya Organik per

Tahun

No Uraian Satuan Tahun

1 2 3 4 – 12

1 Pupuk

Kompos

Kg 24.960 12.480 12.480 12.480

2 Pupuk

organik cair

Liter 3.344 6.672 6.672 6.672

3 Pestisida

Alami

Liter 836 1.668 1.668 1.668

4 Label Buah 17.472 29.952

b) Upah Tenaga Kerja Harian

Tenaga kerja untuk pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, serta

panen dan pascapanen merupakan tenaga kerja harian. Tenaga kerja

harian untuk pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan dan panen

dilakukan oleh tenaga kerja pria, sedangkan kegiatan pascapanen

dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Besarnya upah yang diberikan

adalah Rp 25.000,- per hari kerja. Jam kerja yang ditetapkan adalah

dari jam 07.30 – 15.30 WIB atau sama dengan 8 jam kerja per hari.

Rincian kebutuhan tenaga kerja pengusahaan srikaya organik dapat

dilihat pada Tabel 25.

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Tabel 25. Penggunaan Tenaga Kerja Pengusahaan Srikaya Organik

pada Lahan Seluas 5.000 m2

No Kegiatan Satuan Tahun

1 2 3 4 – 12

1 Persiapan Lahan HOK 8

2 Pembuatan

Lubang Tanam

HOK 32

3 Pemberian

Pupuk Kompos

HOK 20 24 24 24

4 Penanaman HOK 34

5 Penyulaman HOK 2

6 Penyiraman HOK 120 96 96 96

7 Pengendalian

HPT

HOK 8 12 12 12

8 Pemberian

Pupuk Organik

Cair

HOK 64 96 96 96

9 Penggemburan

Tanah

HOK 32 48 48 48

10 Pemangkasan HOK 12 12 12

11 Panen HOK 36 48

12 Pasca Panen HOK 36 48

Total HOK 320 288 360 384

6.2.3. Kelayakan Finansial Pengusahaan Srikaya Organik

Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 4

mengenai analisis kelayakan pengusahaan srikaya organik maka diperoleh nilai

untuk empat kriteria kelayakan pengusahaan srikaya organik yang dilakukan

selama 12 tahun yang dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Kriteria Kelayakan Finansial Pengusahaan Srikaya Organik pada

Wahana Cory

No Kriteria Kelayakan Nilai

1 Net Present Value (Rupiah) Rp 1.034.057.465,24

2 Net B/C 2,75

3 Internal Rate Return (Persen) 26,86

4 Payback Period (Tahun) 5,74

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Berdasarkan analisis finansial di atas dapat dilihat bahwa pengusahaan

srikaya organik ini memperoleh NPV>0 yaitu sebesar Rp 1.034.057.465,24 yang

artinya proyek ini layak untuk dijalankan. NPV tersebut menunjukkan bahwa

pengusahaan srikaya organik akan memberikan keuntungan sebesar

Rp Rp 1.034.057.465,24 selama tahun analisis terhadap tingkat diskonto (discount

rate) yang berlaku yaitu 9 %. Kriteria lain yang dianalisis adalah Net B/C, dalam

pengusahaan srikaya organik ini diperoleh Net B/C>1 yaitu sebesar 2,75 yang

menyatakan bahwa pengusahaan srikaya organik ini layak untuk dijalankan. Nilai

Net B/C ini menunjukkan bahwa selama 12 tahun pengusahaan srikaya organik

dalam luas lahan 5.000 m2 setiap pengeluaran Rp 1,- dapat menghasilkan

penerimaan sebesar Rp 2,75.

Kriteria berikutnya adalah IRR sebesar 26,86 persen, dimana nilai ini lebih

besar dari tingkat suku bunga (discount rate) sebesar 9 %. Payback Period yang

diperoleh sebesar 5,74 tahun, yang berarti pengusahaan srikaya organik pada

lahan 5.000 m2 memiliki waktu pengembalian modal selama 5 tahun 8 bulan. Hal

ini menunjukan bahwa pengusahaan srikaya organik layak untuk dijalankkan

karena pengembalian biaya modal atau investasi kurang dari umur proyek.

Berdasarkan keempat kriteria kelayakan finansial tersebut, dapat disimpulkan

bahwa pengusahaan srikaya organik layak untuk dilakukan.

6.2.4. Analisis Switching Value

Analisis switching value dilakukan untuk mengetahui sampai berapa

persen penurunan jumlah produksi (Lampiran 8) dan peningkatan biaya

operasional (Lampiran 9) dapat menghasilkan usaha tetap layak. Pemilihan

penurunan jumlah produksi sebagai variabel yang dianalisis didasarkan pada hasil

pengamatan yang dilakukan di lapangan. Tanaman yang dibudidayakan secara

organik sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan iklim serta cuaca di sekitar

wilayah penanaman. Jika kondisi alam tersebut tidak mendukung atau kurang

baik, maka akan mempengaruhi jumlah produksi tanaman tersebut dan saat ini

kondisi alam sangat sulit untuk diperkirakan. Selain itu kenaikan biaya juga dapat

mempengaruhi penerimaan perusahaan. Variabel yang digunakan adalah biaya

operasional secara keseluruhan yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Hal

ini dikarenakan biaya variabel cenderung stabil dan tidak menghadapi kendala

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

dalam pemerolehannya sehingga dilakukan perhitungan pada biaya operasional

secara keseluruhan. Hasil analisis switching value dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Hasil Analisis Switching Value Pengusahaan Srikaya Organik

No Perubahan Persentase

(%)

NPV

(Rp)

Net

B/C

IRR

(%)

Payback

Period

(Tahun)

1 Penurunan Jumlah

Produksi Srikaya

Organik

46,52

0 1 9 12

2 Peningkatan Biaya

Operasional 253,85 0 1 9 12

Dari hasil analisis switching value di atas dapat dilihat bahwa batas

maksimal perubahan terhadap penurunan jumlah produksi srikaya organik dan

peningkatan biaya operasional masing-masing adalah 46,52 persen dan

253,85 persen. Apabila perubahan yang terjadi melebihi batas tersebut, maka

usaha srikaya organik ini menjadi tidak layak atau tidak menguntungkan.

Besarnya penurunan produksi srikaya organik sebesar 46,52 persen menunjukkan

usaha ini masih layak apabila penurunan yang terjadi tidak lebih besar dari

46,52 persen. Sementara itu, besarnya peningkatan biaya operasional sebesar

253,85 persen menunjukkan usaha ini masih layak apabila kenaikan yang terjadi

tidak lebih besar dari 253,85 persen. Persentase yang dihasilkan pada peningkatan

biaya operasional sangat besar yaitu lebih dari 100 persen, hal ini dikarenakan

pengusahaan srikaya organik tersebut mempunyai penerimaan yang besar dari

penjualannya dengan harga jual yang sangat tinggi dibandingkan dengan srikaya

an-organik. Selain itu biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengusahaan srikaya

organik cenderung stabil dan relatif lebih murah bila dibandingkan dengan

pengusahaan srikaya an-organik yang membutuhkan jenis pupuk dan pestisida an-

organik lebih banyak.

Berdasarkan hasil analisis switching value di atas dapat disimpulkan

bahwa penurunan jumlah produksi srikaya organik merupakan hal yang sangat

sensitif terhadap kelayakan usaha dibandingkan dengan penurunan biaya

operasional. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase perubahan yang dapat

mengubah tingkat kelayakan usaha srikaya organik.

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hasil analisis terhadap aspek-aspek non finansial, yaitu analisis aspek

pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan sosial ekonomi dan lingkungan,

pengusahaan srikaya organik yang dijalankan oleh Wahana Cory layak

untuk dilaksanakan. Berdasarkan aspek pasar, peluang pasar masih terbuka

karena permintaan yang tinggi dan penawaran yang masih terbatas serta

harga jual yang tinggi mengindikasikan bahwa usaha srikaya organik dapat

mendatangkan keuntungan. Berdasarkan aspek teknis, pengusahaan

srikaya organik menggunakan peralatan yang relatif sederhana seperti

budidaya pertanian pada umumnya. Berdasarkan apek manajemen,

perusahaan telah menjalankan fungsi-fungsi manajemen dan mempunyai

struktur organisasi dengan pembagian kerja yang jelas. Berdasarkan aspek

sosial ekonomi dan lingkungan, pengusahaan srikaya organik dapat

memberikan kontibusi kepada negara berupa pajak, ikut serta dalam

melestarikan lingkungan karena pengusahaan srikaya organik tidak

menimbulkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan sekitar, dan mampu

menyerap tenaga kerja dari masyarakat di sekitar lokasi usaha.

2. Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek finansial yang meliputi NPV,

Net B/C, IRR dan Payback Period, maka pengusahaan srikaya organik

oleh Wahana Cory layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari nilai

NPV>0 yaitu sebesar Rp 1.034.057.465,24, Net B/C>1 yaitu sebesar 2,75

dan IRR sebesar 26,86 persen, dimana nilai ini lebih besar dari tingkat

suku bunga (discount rate) sebesar 9 % serta Payback Period yang

diperoleh dalam pengusahaan srikaya organik adalah 5 tahun 8 bulan.

3. Berdasarkan analisis switching value, penurunan jumlah produksi

pengusahaan srikaya organik adalah hal yang paling sensitif terhadap

kelangsungan usaha dibandingkan dengan peningkatan biaya operasional.

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

7.2. Saran

Adapun saran yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini antara

lain :

1. Dikarenakan usaha ini baru dijalankan beberapa bulan oleh perusahaan,

maka diperlukan perhatian khusus pengusahaan srikaya organik tersebut

seperti lebih memperhatikan teknik budidaya yang dilakukan, menambah

pasar srikaya organik, dan mempertahankan pasar yang telah ada agar

usaha dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Perusahaan harus tetap waspada terhadap pesaing, yaitu produsen srikaya

dari dalam dan luar kota, dengan tetap mempertahankan citra yang khas

dengan menjadikan produk srikaya sebagai suatu komoditi organik,

walaupun saat ini belum terdapat pesaing yang dianggap mengancam bagi

perusahaan.

3. Masyarakat yang tertarik pada bisnis srikaya organik, dapat menjalankan

usaha ini karena pengusahaan srikaya organik mudah dilakukan dan masih

terbukanya pasar untuk srikaya organik.

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

DAFTAR PUSTAKA

Abriyanti, Dedeh S. 2007. Analisis Kelayakan Pengusahaan Sayuran Organik

(Kasus di Matahari Farm, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor)

[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi secara Organik. Penebar Swadaya. Depok.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Pertanian Indonesia. Jakarta : BPS.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2002. Peluang Usaha Pengembangan Agribisnis.

Jakarta : Departemen Pertanian.

[Ditjen Hortikultura] Direktorat Jendral Hortikultura. 2008. Produk Domestik

Bruto Sub Sektor Hortikultura 2003. Jakarta : Departemen Pertanian.

[Ditjen Hortikultura] Direktorat Jendral Hortikultra. 2008. Produksi, Luas Panen

dan Produktivitas Buah – Buahan di Indonesia 2003. Jakarta :

Departemen Pertanian.

Gittinger, J. Price. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta :

Universitas Indonesia Press.

Husnan, S dan Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP

AMP YKPN.

Iryanti, Rina. 2005. Analisis Usahatani Komoditas Tomat Organik dan Anorganik

(Studi Kasus : Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor,

Propinsi Jawa Barat) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Kadariah et. al. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid I. Jakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Khairina, Yulia. 2006. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Wortel

dengan Budidaya Organik (Studi Kasus Desa Citeko, Kecamatan Cisarua,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Kotler, P. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Gramedia

Laila R, Siti Nur. 1999. Analisis Pemasaran Buah Srikaya Segar dan Kelayakan

Finansial Perkebunan Srikaya (Annona squamosa L.) Tumpangsari dengan

Kedelai (Studi Kasus di Desa Panda, Kecamatan Belo, Kabupaten Dati II

Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat) [skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pracaya. 2006. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polybag. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Radi, Juhaeni. 1997. Budidaya srikaya. Yogyakarta : Kanisius.

Rahmayanti, Dian. 2008. Analisis Struktur Biaya dan Optimalisasi Pola Tanam

Sayuran Organik di Permata Hari Organic Farm Cisarua Bogor [skripsi].

Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rustiana, Iswanti Noor. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Puree

Mangga (Mangifera indica L.) (Studi Kasus pada CV. Promindo Utama,

Desa losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor: Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sari, Rina P. 2007. Pengembangan Usaha Buah Naga (Dragon Fruit) Organik

pada Perusahaan Wahana Cory Ciapus Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sunarjono, Hendro. 2005. Sirsak dan Srikaya. Jakarta : Penebar Swadaya.

Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta : Departemen Pendidikan

Nasional.

Sutanto, Rahman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Jakarta : Kanisisus.

Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Gramedia.

Winarno, F.G, Ananto Kusuma Seto dan Surono. 2002. Pertanian dan Pangan

Organik : Sistem dan Sertifikasi. Bogor. M-BRIO PRESS. Cetakan I.

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

LAMPIRAN

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penananaman Srikaya Organik Tahun Pertama

Aktivitas Tahun I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A. Pembibitan

Sambung susu

Penyiraman

Penyiangan

Pemberian pupuk organik cair

Pengendalian HPT

Panen bibit

Perbaikan kondisi bibit

B. Penananaman

Pembukaan lahan

Pembuatan lubang tanam

Pemberian pupuk kompos

Penanaman Bibit

Penyulaman

Penyiraman

Pengendalian HPT

Pemberian pupuk organik cair

Penggemburan tanah

Pemangkasan

Panen

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Penananaman Srikaya Organik Tahun Kedua

Aktivitas Tahun 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A. Pembibitan

Sambung susu

Penyiraman

Penyiangan

Pemberian pupuk organik cair

Pengendalian HPT

Panen Bibit

Perbaikan kondisi bibit

B. Penananaman

Pembukaan lahan

Pembuatan lubang tanam

Pemberian pupuk kompos

Penanaman bibit

Penyulaman

Penyiraman

Pengendalian HPT

Pemberian pupuk organik cair

Penggemburan tanah

Pemangkasan

Panen

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Penananaman Srikaya Organik Tahun Ketiga dst

Aktivitas Tahun 3 – 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A. Pembibitan

Sambung susu

Penyiraman

Penyiangan

Pengendalian HPT

Panen bibit

Perbaikan kondisi bibit

B. Penananaman

Pembukaan lahan

Pembuatan lubang tanam

Pemberian pupuk kompos

Penanaman bibit

Penyulaman

Penyiraman

Pengendalian HPT

Pemberian pupuk organik cair

Penggemburan tanah

Pemangkasan

Panen

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 4. Analisis Cashflow Pengusahaan Srikaya Organik pada Wahana Cory Tahun 2009

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

INFLOW

Penjualan Srikaya

Organik 299.520.000 374.400.000 374.400.000 374.400.000 673.920.000 673.920.000 374.400.000 374.400.000 299.520.000 299.520.000

Nilai Sisa Lahan 500.000.000

Total Inflow 299.520.000 374.400.000 374.400.000 374.400.000 673.920.000 673.920.000 374.400.000 374.400.000 299.520.000 799.520.000

OUTFLOW

Biaya Investasi

Lahan 500.000.000

Pembibitan 4.976.400

Cangkul 180.000 180.000 180.000

Garpu 200.000 200.000 200.000

Kored 120.000 120.000 120.000 120.000

Sprayer 800.000 800.000 800.000 800.000

Gunting Pohon 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000

Timbangan Elektik 10.365,09 10.365,09

Pembungkus Buah 14.560.000 14.560.000

Total Biaya

Investasi 506.346.400 14.640.365,09 920.000 450.000 990.000 14.570.365,09 450.000 920.000 70.000

Biaya Operasional

Biaya Tetap

PBB 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000

Gaji Wakil Direktur 4.267.200 4.267.200 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600

Gaji Manajer

Kebun 3.733.800 3.733.800 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000

Gaji Administrasi

dan Keuangan 3.200.400 3.200.400 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000

Biaya Air 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000

Biaya Listrik 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000

Biaya Komunikasi 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000

Transportasi 0 0 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640

Total Biaya Tetap 12.941.400 12.941.400 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Biaya Variabel

Tenaga Kerja

Harian 8.016.750 7.200.000 9.000.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000

Pupuk Kompos 24.960.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000

Pupuk Cair Organik 5.016.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000

Pestisida Alami 334.400 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200

Bambu 120.000

Sepatu Boot 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000

Label 8.736.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000

Total Biaya

Variabel 38.667.150 30.575.200 41.111.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200

Total Biaya

Operasional 51.608.550 43.516.600 54.005.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440

Total Outflow 506.346.400 51.608.550 43.516.600 68.645.805,09 61.765.440 61.295.440 60.845.440 61.835.440 75.415.805,09 61.295.440 61.765.440 60.915.440 60.845.440

EBIT -506.346.400 -51.608.550 -43.516.600 230.874.194,91 312.634.560 313.104.560 313.554.560 612.084.560 598.504.194,91 313.104.560 312.634.560 238.604.560 738.674.560

PAJAK 0 0 0 55.148.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 165.416.940,30 165.416.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 53.096.940,30 53.096.940,30

NET BENEFIT -506.346.400 -51.608.550 -43.516.600 175.725.254,62 237.073.619,70 237.543.619,70 237.543.619,70 446.667.619,70 433.087.254,62 237.543.619,70 237.073.619,70 185.507.619,70 685.577.619,70

DF 9 % 1 0,92 0,84 0,77 0,71 0,65 0,60 0,55 0,50 0,46 0,42 0,39 0,36

PV/Tahun -506.346.400

-

47.347.293,58

-

36.627.051,59 135.692.138,64 167.94.929,08 154.387.054,06 179.508.997,74 244.342.484,04 217.351.889,25 109.371.681,36 100.142.458,99 71.890.296,63 243.746.650,56

NPV 1.034.057.465,24

IRR 26,86%

PV POSITIF 1.624.378.210,42

PV NEGATIF -590.320.745,17

NET B/C 2,75

PAYBACK

PERIOD 5,74

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 5. Proyeksi Laba Rugi Pengusahaan Srikaya Organik pada Wahana Cory Tahun 2009

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Penerimaan

Penjualan Srikaya

Organik 299.520.000 374.400.000 374.400.000 374.400.000 673.920.000 673.920.000 374.400.000 374.400.000 299.520.000 299.520.000

Biaya

Operasional

Biaya Tetap

PBB 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000

Gaji Wakil

Direktur 4.267.200 4.267.200 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600

Gaji Manajer

Kebun 3.733.800 3.733.800 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000

Gaji Administrasi

dan Keuangan 3.200.400 3.200.400 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000

Biaya Air 3.600.000 3.600.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000

Biaya Listrik 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000

Biaya

Komunikasi 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000

Transportasi 0 0 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640

Biaya Penyusutan 436.666,67 436.666,67 3.351.425,67 3.351.425,67 3.351.425,67 3.351.425,67 3.351.425,67 3.351.425,67 3.351.42,.67 3.351.425,67 3.351.425,67 3.351.425,67

Total Biaya

Tetap 16.618.066,67 16.618.066,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67 16.245.665,67

Biaya Variabel

Tenaga Kerja

Harian 8.016.750 7.200.000 9.000.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000

Pupuk Kompos 24.960.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000

Pupuk Cair

Organik 5.016.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000

Pestisida Alami 334.400 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200

Bambu 120.000

Sepatu Boot 220.000

Label 8.736.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000

Total Biaya

Variabel 38.667.150 30.355.200 40.891.200 47.731.200 47.731.200 47.731.200 47.731.200 47.731.200 47.731.200 47.731.200 47.731.200 47.731.200

Total Biaya

Operasional 55.285.216,67 46.973.266,67 57.136.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67 63.976.865,67

EBIT

-

55.285.216,67 -46.973.266,67 242.383.134,33 310.423.134,33 310.423.134,33 310.423.134,33 609.943.134,33 609.943.134,33 310.423.134,33 310.423.134,33 235.543.134,33 235.543.134,33

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Pajak

Pajak 10 % 0 0 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

Pajak 15 % 0 0 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000

Pajak 30 % 0 0 42.648.940,30 63.060.940,30 63.060.940,30 63.060.940,30 152.916.940.,0 152.916.940,30 63.060.940,30 63.060.940,30 40.596.940.,0 40.596.940,30

Total Pajak 0 0 0 55.148.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 75.560.940.000 165.416.940,30 165.416.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 53.096.940,30 53.096.940,30

Keuntungan

Bersih 0

-

55.285.216,67 -46.973.266,67 187.234.194,03 234.862.194,03 234.862.194,03 234.862.194,03 444.526.194,03 444.526.194,03 234.862.194,03 234.862.194,03 182.446.194,03 182.446.194,03

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 6 . Perhitungan Penyusutan per Tahun dari Investasi Pengusahaan Srikaya Organik Wahana Cory pada Tahun ke – 0

No Jenis Investasi Nilai Beli (RP) Umur Pakai

(Tahun)

Penyusutan/Tahun

(Rp)

Nilai Sisa

1 Cangkul 180.000 4 45.000 0

2 Garpu 200.000 4 50.000 0

3 Kored 120.000 3 40.000 0

4 Sprayer 800.000 3 266.666,67 0

5 Gunting Pohon 70.000 2 35.000 0

Total 1.370.000 436.666,67 0

Rumus Perhitungan Penyusutan dengan Metode Garis Lurus

Penyusutan per Tahun = Nilai Beli – Nilai Sisa

Umur Pakai

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 7 . Perhitungan Penyusutan per Tahun dari Investasi Pengusahaan Srikaya Organik Wahana Cory pada Tahun Ke -3 dan seterusnya

No Jenis Investasi Nilai Beli (RP)

Umur Pakai

(Tahun)

Penyusutan/Tahun

(Rp) Nilai Sisa

1 Cangkul 180.000 4 45.000 0

2 Garpu 200.000 4 50.000 0

3 Kored 120.000 3 40.000 0

4 Sprayer 800.000 3 266.666,65 0

5 Gunting Pohon 70.000 2 35.000 0

6 Timbangan Elektrik 10.365,09 5 2.073,02 0

7 Pembungkus Buah 14.560.000 5 2.912.000 0

Total 15.940.365,09 3.351425,67 0

Rumus Perhitungan Penyusutan dengan Metode Garis Lurus

Penyusutan per Tahun = Nilai Beli – Nilai Sisa

Umur Pakai

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 8. Analisis Switching Value (Penurunan Jumlah Produksi Srikaya Organik Sebesar 46,51 %)

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

INFLOW

Penjualan

Srikaya Organik 160.198.098 200.247.623 200.247.623 200.247.623 360.445.721 360.445.721 200.247.623 200.247.623 160.198.098 160.198.098

Nilai Sisa Lahan 500.000.000

Total Inflow 160.198.098 200.247.623 200.247.623 200.247.623 360.445.721 360.445.721 200.247.623 200.247.623 160.198.098 660.198.098

OUTFLOW

Biaya Investasi

Lahan 500.000.000

Pembibitan 4.976.400

Cangkul 180.000 180.000 180.000

Garpu 200.000 200.000 200.000

Kored 120.000 120.000 120.000 120.000

Sprayer 800.000 800.000 800.000 800.000

Gunting Pohon 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000

Timbangan

Elektik 10.365,09 10.365,09

Pembungkus

Buah 14.560.000 14.560.000

Total Biaya

Investasi 506.346.400 14.640.365,09 920.000 450.000 990.000 14.570.365,09 450.000 920.000 70.000

Biaya

Operasional

Biaya Tetap

PBB 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000 492.000

Gaji Wakil

Direktur 4.267.200 4.267.200 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600 3.201.600

Gaji Manajer

Kebun 3.733.800 3.733.800 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000 2.940.000

Gaji

Administrasi dan

Keuangan 3.200.400 3.200.400 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000

Biaya Air 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000

Biaya Listrik 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000

Biaya

Komunikasi 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000

Transportasi 0 0 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640 2.492.640

Total Biaya

Tetap 12.941.400 12.941.400 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240 12.894.240

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Biaya Variabel

Tenaga Kerja

Harian 8.016.750 7.200.000 9.000.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000

Pupuk Kompos 24.960.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000 12.480.000

Pupuk Cair

Organik 5.016.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000 10.008.000

Pestisida Alami 334.400 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200 667.200

Bambu 120.000

Sepatu Boot 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000

Label 8.736.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000 14.976.000

Total Biaya

Variabel 38.667.150 30.575.200 41.111.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200 47.951.200

Total Biaya

Operasional 51.608.550 43.516.600 54.005.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440 60.845.440

Total Outflow 506.346.400 51.608.550 43.516.600 68.645.805,09 61.765.440 61.295.440 60.845.440 61.835.440 75.415.805,09 61.295.440 61.765.440 60.915.440 60.845.440

EBIT -506.346.400 -51.608.550 -43.516.600 91.552.293,24 138.482.182,90 138.952.182,90 139.402.182,90 298.610.281,22 285.029.916,14 138.952.182,90 138.482.182,90 99.282.658,32 599.352.658,32

PAJAK 0.00 0 0 55.148.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 165.416.940,30 165.416.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 53.096.940,30 53.096.940,30

NET BENEFIT -506.346.400 -51.608.550 -43.516.600 36.403.352,94 62.921.242,60 63.391.242,60 63841242,60 133.193.340,93 119.612.975,84 63.391.242,60 62.921.242,60 46.185.718,02 546.255.718,02

DF 9 % 1,00 0,92 0,84 0,77 0,71 0,65 0,60 0,55 0,50 0,46 0,42 0,39 0.36

PV/Tahun -506.346.400

-

47.347.293,58

-

36.627.051,59 28.110.067,76 44.574.994,57 41.199.958,18 75.667.625,37 72.861.318,67 60.029.719,19 29.187.089,07 26.578.612,86 17.898.482,95 194.212.876,54

NPV 0

IRR 9%

PV POSITIF 562.210.677,42

PV NEGATIF -562.210.677,42

NET B/C 1

PAYBACK

PERIOD 12

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 9. Analisis Switching Value (Kenaikan Biaya Operasional Sebesar 253,85%)

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

INFLOW

Penjualan

Srikaya

Organik 299.520.000 374.400.000 374.400.000 374.400.000 673.920.000 673.920.000 374.400.000 374.400.000 299.520.000 299.520.000

Nilai Sisa

Lahan 500.000.000

Total Inflow 299.520.000 374.400.000 374.400.000 374.400.000 673.920.000 673.920.000 374.400.000 374.400.000 299.520.000 799.520.000

OUTFLOW

Biaya

Investasi

Lahan 500.000.000

Pembibitan 4.976.400

Cangkul 180.000 180.000 180.000

Garpu 200.000 200.000 200.000

Kored 120.000 120.000 120.000 120.000

Sprayer 800.000 800.000 800.000 800.000

Gunting

Pohon 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000

Timbangan

Elektik 10.365,09 10.365.09

Pembungkus

Buah 14.560.000 14.560.000

Total Biaya

Investasi 506.346.400 0 0 14.640.365,09 920.000 450.000 0 990.000 14.570.365.09 450.000 920.000 70.000 0

Biaya

Operasional

Total Biaya

Operasional 182.615.350 153.982.221 191.096.676 215.299.817 215.299.817 215.299.817 215.299.817 215.299.817 215.299.817 215.299.817 215.299.817 215.299.817

Total

Outflow 506.346.400 182.615.350 153.982.221 205.737.041 216.219.817 215.749.817 215.299.817 216.289.817 229.870.182 215.749.817 216.219.817 215.369.817 215.299.817

EBIT -506.346.400

-

182.615.350,48

-

153.982.221,18 93.782.959,01 158.180.183,39 158.650.183,39 159.100.183,39 457.630.183,39 444.049.818,30 158.650.183,39 158.180.183,39 84.150.183,39 584.220.183,39

PAJAK 0 0 0 55.148.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 165.416.940,30 165.416.940,30 75.560.940,30 75.560.940,30 53.096.940,30 53.096.940,30

NET

BENEFIT -506.346.400

-

182.615.350.48

-

153.982.221,18 38.634.018,71 82.619.243,09 83.089.243,09 83.539.243,09 292.213.243,09 278.632.878 83.089.243,09 82.619.243,09 31.053.243,09 531.123.243,09

DF 9 % 1 0,92 0,84 0,77 0,71 0,65 0,60 0,55 0,50 0,46 0,42 0,39 0,36

PV/Tahun -506.346.400

-

167.537.018.79

-

129.603.754,88 29.832.551,02 58.529.554,72 54.002.306,95 87.412.899,47 159.850.650,77 139.836.445,88 38.256.595,70 34.899.261,14 12.034.151,81 188.832.756,23

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

NPV 0

IRR 9%

PV POSITIF 803.487.173,67

PV

NEGATIF

-

803.487.173,67

NET B/C 1

PAYBACK

PERIOD 12

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 10. Daftar Pertanyaan Pengarah

Daftar Pertanyaan Pengarah

A. Identitas Perusahaan

1. Nama Perusahaan :

2. Pemilik Perusahaan :

3. Alamat Perusahaan :

4. Telp/hp :

5. Tanggal Berdiri :

6. Status Pengusahaan (ijin) :

B. Karakteristik Kebun

1. Alasan mengusahakan :

2. Umur tanam srikaya :

3. Varietas srikaya yang diusahakan :

4. Jumlah bibit srikaya yang ditanam :

5. Intensitas panen :

6. Pemerolehan air untuk pengairan :

7. Sumber modal usaha :

C. Biaya Investasi

Lahan

NO Uraian Jumlah/

luas (m2)

Harga

satuan

(Rp)

Nilai

(Rp)

Umur

Ekonomis

(Tahun)

1 Luas lahan (m2)

2 Beli/sewa (Rp)

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Bibit

No Uraian Jumlah Harga

satuan

(Rp)

Nilai

(Rp)

Umur

Ekonomis

(Tahun)

1 Bibit induk

2 Bibit batang

bawah

Peralatan Pendukung

No Uraian Jumlah Harga

satuan

(Rp)

Nilai

(Rp)

Umur

Ekonomis

(Tahun)

1 Cangkul

2 Garpu

3 Kored

4 Sprayer

5 Gunting pohon

6 Lainnya….

C. Komponen Biaya Operasional

Pupuk Organik

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1

2

3

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Pestisida Alami

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1

2

Tenaga Kerja Harian

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Persiapan lahan

2 Pembuatan lubang

tanam

3 Pemberian kompos

4 Penanaman

5 Penyulaman

6 Penyiraman

7 Pengendalian HPT

8 Pemberian pupuk

organik cair

9 Penggemburan tanah

10 Pemangkasan

11 Panen

12 Pasca panen

Kemasan Jual

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Label

2 Lainnya…

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Transportasi

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Jenis kendaraan

2 Biaya transportasi

per bulan

3 Jumlah muatan

Pemakaian Listrik

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Biaya pemakaian

/bulan

2

Pemakaian Air

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Sumber air

2 Biaya

pemakaian/bulan

3

Komunikasi

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Jenis komunikasi

2 Biaya

pemakaian/bulan

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Tenaga Kerja Tetap

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Wakil Direktur

2 Manajer Kebun

3 Administrasi dan

Keuangan

Pajak-pajak

No Uraian Jumlah Harga satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 Pajak bumi dan

bangunan

2 Lainnya….

3

D. Aspek Pasar

1. Berapa proyeksi permintaan srikaya organik?

2. Kemana tujuan pasar penjualan srikaya organik?

3. Berapa proporsi penjualan untuk setiap pasar?

4. Bagaimana persaingan yang dihadapi perusahaan?

a. Jumlah perusahaan pesaing

b. Diversifikasi produk dengan pesaing

c. Perbandingan harga dengan pesaing

d. Lainya…

5. Bagaimana perkiraan penjualan di masa datang?

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

E. Aspek Pemasaran

1. Berapa harga jual srikaya organik?

2. Bagaimana jalur pemasaran srikaya organik?

3. Apakah ada kendala dalam pemasaran?

F. Aspek Teknis

1. Bagaimana lingkungan agroekosistem yang harus dipenuhi dalam

pengusahaan srikaya organik?

2. Fasilitas produksi dan peralatan apa saja yang harus disediakan dalam

pengusahaan srikya organik?

3. Bagaimana ketersediaan bahan baku dan sarana produksi yang harus

disediakan dalam pengusahaan srikaya organik?

4. Bagaimana ketersedian tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengusahaan

srikaya organik?

5. Tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi?

6. Bagaimana prosedur yang harus dipenuhi dalam proses budidaya srikaya

organik?

7. Berapa jumlah produksi srikaya organik yang dapat dihasilkan?

8. Apa saja kendala produksi yang dapat terjadi pada pengusahaan srikaya

organik?

G. Aspek Manajemen

1. Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih?Alasan!

a. CV

b. Firma

c. PT

d. Lainnya…

2. Struktur manajemen perusahaan?

3. Kebutuhan tenaga kerja?

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

H. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

1. Dari mana sumber tenaga kerja yang digunakan?

a. Keluarga

b. Warga sekitar lokasi usaha

c. Lainnya…

2. Dampak usaha terhadap lingkungan sekitar?

a. Ada/tidaknya limbah yang dihasilkan

b. Lainnya…

3. Bagaimana reaksi masyarakat terhadap keberadaan proyek?

a. Menolak/mendukung

b. Lainnya…

I. Aspek Hukum

1. Perizinan usaha?

2. Aset yang dimiliki?

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN USAHA SRIKAYA ORGANIK …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/15256/2/H09tsa.pdfTIARA SAKINA H34051722 DEPARTEMEN AGRIBISNIS ... dan teman-teman di Pondok

Lampiran 11. Dokumentasi Pengusahaan Srikaya Organik pada Wahana

Cory