Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Rangkaian ... · PDF fileDalam Analisis Rangkaian Listrik...
Embed Size (px)
Transcript of Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Rangkaian ... · PDF fileDalam Analisis Rangkaian Listrik...

ii
AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis Keadaan MantapKeadaan MantapKeadaan MantapKeadaan Mantap
Rangkaian Rangkaian Rangkaian Rangkaian SistemSistemSistemSistem TenagaTenagaTenagaTenaga
Sudaryatno Sudirham

6-1
BAB 6
Pembebanan Nonlinier
(Analisis Di Kawasan Waktu)
Penyediaan energi elektrik pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan sumber tegangan berbentuk gelombang sinus. Arus yang
mengalir diharapkan juga berbentuk gelombang sinus. Namun
perkembangan teknologi terjadi di sisi beban yang mengarah pada
peningkatan efisiensi peralatan dalam penggunaan energi listrik. Alat-
alat seperti air conditioner, refrigerator, microwave oven, sampai ke
mesin cuci dan lampu-lampu hemat energi makin banyak digunakan dan
semua peralatan ini menggunakan daya secara intermittent. Peralatan
elektronik, yang pada umumnya memerlukan catu daya arus searah juga
semakin banyak digunakan sehingga diperlukan penyearahan arus.
Pembebanan-pembebanan semacam ini membuat arus beban tidak lagi
berbentuk gelombang sinus.
Bentuk-bentuk gelombang arus ataupun tegangan yang tidak berbentuk
sinus, namun tetap periodik, tersusun dari gelombang-gelombang sinus
dengan berbagai frekuensi. Gelombang periodik nonsinus ini
mengandung harmonisa.
6.1. Sinyal onsinus
Dalam pembahasan harmonisa kita akan menggunakan istilah sinyal
nonsinus untuk menyebut secara umum sinyal periodik seperti sinyal gigi
gergaji dan sebagainya, termasuk sinyal sinus terdistorsi yang terjadi di
sistem tenaga.
Dalam Analisis Rangkaian Listrik kita telah membahas bagaimana
mencari spektrum amplitudo dan sudut fasa dari bentuk sinyal nonsinus
yang mudah dicari persamaannya [2]. Berikut ini kita akan membahas
cara menentukan spektrum amplitudo sinyal nonsinus melalui
pendekatan numerik. Cara ini digunakan jika kita menghadapi sinyal
nonsinus yang tidak mudah dicari persamaannya. Cara pendekatan ini
dapat dilakukan dengan bantuan komputer sederhana, terutama jika
sinyal disajikan dalam bentuk kurva hasil dari suatu pengukuran analog.
Dalam praktik, sinyal nonsinus diukur dengan menggunakan alat ukur

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-2
elektronik yang dapat menunjukkan langsung spektrum amplitudo dari
sinyal nonsinus yang diukur.
Penafsiran Grafis Deret Fourier. Pencarian spektrum amplitudo suatu
sinyal periodik y(t) dilakukan melalui penghitungan koefisien Fourier
dengan formula seperti berikut ini.
∫
∫
∫
−
−
−
>ω=
>ω=
=
2/
2/0
0
2/
2/0
0
2/
2/00
0
0
0
0
0
0
0 ; )sin()(2
0 ; )cos()(2
)(1
T
Tn
T
Tn
T
T
ndttntyT
b
ndttntyT
a
dttyT
a
dengan T0 adalah perioda sinyal.
Integral ∫−2/
2/
0
0
)(T
Tdtty adalah luas bidang yang dibatasi oleh kurva y(t)
dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda. Jika luas bidang dalam
rentang satu perioda ini dikalikan dengan (1/T0), yang berarti dibagi
dengan T0, akan memberikan nilai rata-rata y(t) yaitu nilai komponen
searah a0.
Integral ∫− ω2/
2/0
0
0
)cos()(T
Tdttnty adalah luas bidang yang dibatasi oleh
kurva )cos()( 0tnty ω dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda. Jika
luas bidang ini dikalikan dengan (2/T0), yang berarti dibagi (T0/2), akan
diperoleh an. Di sini T0 harus dibagi dua karena dalam satu perioda T0
terdapat dua kali gelombang penuh berfrekuensi nω0.
Integral ∫− ω2/
2/0
0
0
)sin()(T
Tdttnty adalah luas bidang yang dibatasi oleh
kurva )sin()( 0tnty ω dengan sumbu-x dalam rentang satu perioda. Jika
luas ini dikalikan dengan (2/T0) akan diperoleh bn. Seperti halnya
penghitungan an, T0 harus dibagi dua karena dalam satu perioda T0
terdapat dua kali gelombang penuh berfrekuensi nω0.
Dengan penafsiran hitungan integral sebagai luas bidang, maka
pencarian koefisien Fourier dapat didekati dengan perhitungan luas

6-3
bidang. Hal ini sangat membantu karena perhitungan analitis hanya dapat
dilakukan jika sinyal nonsinus yang hendak dicari komponen-
komponennya diberikan dalam bentuk persamaan yang cukup mudah
untuk diintegrasi.
Prosedur Pendekatan umerik. Pendekatan numerik integral sinyal y(t)
dalam rentang p ≤ t ≤ q dilakukan sebagai berikut.
1. Kita bagi rentang p ≤ t ≤ q ke dalam m segmen dengan lebar masing-masing ∆tk; ∆tk bisa sama untuk semua segmen bisa juga tidak, tergantung dari keperluan. Integral y(t) dalam rentang p ≤ t ≤ q dihitung sebagai jumlah luas seluruh segmen dalam rentang
tersebut. Setiap segmen dianggap sebagai trapesium; sisi kiri suatu
segmen merupakan sisi kanan segmen di sebelah kirinya, dan sisi
kanan suatu segmen menjadi sisi kiri segmen di sebelah kanannya.
Jika sisi kanan segmen (trapesium) adalah Ak maka sisi kirinya
adalah Ak-1, maka luas segmen ke-k adalah
( ) 2/1 kkkk tAAL ∆×+= − (6.1)
Jadi integral f(t) dalam rentang p ≤ x ≤ q adalah
∑∫=
≈m
k
k
q
pLdttf
1
)( (6.2)
2. Nilai ∆tk dipilih sedemikian rupa sehingga error yang terjadi masih berada dalam batas-batas toleransi yang kita terima. Jika sinyal
diberikan dalam bentuk grafik, untuk mencari koefisien Fourier dari
harmonisa ke-n, satu perioda dibagi menjadi tidak kurang dari 10×n segmen agar pembacaan cukup teliti dan error yang terjadi tidak
lebih dari 5%. Untuk harmonisa ke-5 misalnya, satu perioda dibagi
menjadi 50 segmen. Ketentuan ini tidaklah mutlak; kita dapat
memilih jumlah segmen sedemikian rupa sehingga pembacaan
mudah dilakukan namun cukup teliti.
3. Relasi untuk memperoleh nilai koefisien Fourier menjadi seperti
berikut:

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-4
[ ]
[ ]
[ ]∑ ∑
∑∑
∑∑
=
−−
=
−−
=
−
=∆ω+ω
=
=∆ω+ω
=
=∆+
=
m
k
kbnkkkkn
kanm
k
kkkkn
kam
k
kkk
T
LttnAtnA
Tb
T
LttnAtnA
Ta
T
LtAA
Ta
1 0
1010
0
01
1010
0
0
0
1
1
00
2/2
)sin()sin(2
2/
2
)cos()cos(2
2
1
(6.3)
4. Formula untuk sudut fasa adalah
=ϕ −
n
nn
a
b1tan (6.4)
5. Perlu disadari bahwa angka-angka yang diperoleh pada pendekatan
numerik bisa berbeda dengan nilai yang diperoleh secara analitis.
Jika misalkan secara analitis seharusnya diperoleh a1 = 0 dan b1 =
150, pada pendekatan numerik mungkin diperoleh angka yang
sedikit menyimpang, misalnya a1 = 0,01 dan b1 = 150,2.
6. Amplitudo dari setiap komponen harmonisa adalah 22nnn baA += .
Sudut fasa dihitung dalam satuan radian ataupun derajat dengan
mengingat letak kuadran dari vektor amplitudo seperti telah dibahas
pada waktu kita membahas spektrum sinyal. Persamaan sinyal
nonsinus adalah
)cos()(
1
022
0 ∑∞
=
ϕ−ω++=
n
nnn tnbaaty (6.5)
Berikut ini kita lihat sinyal periodik yang diberikan dalam bentuk kurva
yang tak mudah dicari persamaannya. Prosedur pendekatan numerik
dilakukan dengan membaca kurva yang memerlukan kecermatan. Hasil
pembacaan kita muatkan dalam suatu tabel seperti pada contoh berikut
ini.

6-5
COTOH-6.1:
Carilah komponen searah, fundamental, dan harmonisa ke-3 sinyal
periodik y(t) yang dalam satu perioda berbentuk seperti yang
diperlihatkan dalam gambar di atas. Perhatikan bahwa gambar ini
adalah gambar dalam selang satu periode yang berlangsung dalam
0,02 detik, yang sesuai dengan frekuensi kerja 50 Hz.
Penyelesaian: Perhitungan diawali dengan menetapkan nilai t
dengan interval sebesar ∆t = 0,0004 detik, kemudian menentukan Ak
untuk setiap segmen. Sisi kiri segmen pertama terjadi pada t = 0 dan
sisi kanannya menjadi sisi kiri segmen ke-dua; dan demikian
selanjutnya dengan segmen-segmen berikutnya. Kita tentukan pula
sisi kanan segmen terakhir pada t = T0. Hasil perhitungan yang
diperoleh dimuatkan dalam Tabel-1.1 (hanya ditampilkan sebagian),
dimana sudut fasa dinyatakan dalam satuan radian. Pembulatan
sampai 2 angka di belakang koma.
-200
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
0 0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
0,016
0,018
0,02
y[volt]
t[detik]

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-6
Tabel-6.1. Analisis Harmonisa Sinyal Nonsinus pada Contoh-6.1.
T0 = 0,02 s
∆tk = 0,0004 s Komp.
searah
Fundamental
f0 = 1/T0 = 50 Hz Harmonisa ke-3
t Ak Lka0 Lka1 Lkb1 Lka3 Lkb3
0 50
0,0004 75 0,025 0,025 0,002 0,024 0,006
0,0008 100 0,035 0,034 0,007 0,029 0,019
0,0012 120 0,044 0,042 0,014 0,025 0,035
: : : : : : :
0,0192 -5 -0,006 -0,006 0,002 -0,003 0,005
0,0196 20 0,003 0,003 0,000 0,003 -0,001
0,02 50 0,014 0,014 -0,001 0,014 -0,001
Jumlah Lk 0,398 0,004 1,501 -0,212 0,211
a0 19,90
a1, b1 0,36 150,05
a3, b3 −21,18 21,13
Ampli-1, ϕ1 150,05 1,57
Ampli-3, ϕ3 29,92 -0,78
Tabel ini memberikan
78,0)18,21/13,21(tan
92,2913,21)18,21( 13,21 ;18,21
57,1)36,0/05,150(tan
05,15005,15036,0 05,150 ;36,0
90,19
13
22333
11
22111
0
−=−=ϕ
=+−=⇒=−=
==ϕ
=+=⇒==
=
−
−
Aba
Aba
a
Sesungguhnya kurva yang diberikan mengandung pula harmonisa ke-
dua. Apabila harmonisa ke-dua dihitung , akan memberikan hasil
43,492 =a dan 36,02 −=b
43,49 2 =Aamplitudo dan 01,02 −=ϕ

6-7
Dengan demikian uraian sampai dengan harmonisa ke-3 dari sinyal
yang diberikan adalah
)78,06cos(92,29
)01,04cos(43,49)57,12cos(05,15090,19)(
0
00
+π+
+π+−π+=
tf
tftfty
6.2. Elemen Linier Dengan Sinyal onsinus
Hubungan tegangan dan arus elemen-elemen linier R, L, C, pada sinyal
sinus di kawasan waktu berlaku pula untuk sinyal periodik nonsinus.
COTOH-6.2: Satu kapasitor C mendapatkan tegangan nonsinus
)5,15sin(10)2,03sin(20)5,0sin(100 +ω+−ω++ω= tttv V
(a) Tentukan arus yang mengalir pada kapasitor. (b) Jika C = 30 µF, dan frekuensi f = 50 Hz, gambarkan (dengan bantuan komputer)
kurva tegangan dan arus kapasitor.
Penyelesaian:
(a) Hubungan tegangan dan arus kapasitor adalah dt
dvCiC =
Oleh karena itu arus kapasitor adalah
A )07,35sin(50
)37,13sin(60)07,2sin(100
)5,15cos(50
)2,03cos(60)5,0cos(100
)5,15sin(10)2,03sin(20)5,0sin(100
+ωω+
+ωω++ωω=
+ωω+
−ωω++ωω=
+ω+−ω++ω=
tC
tCtC
tC
tCtC
dt
tttdCiC
(b) Kurva tegangan dan arus adalah seperti di bawah ini.
detik
[V]
vC
iC
-150
-100
-50
0
50
100
150
0 0.005 0.01 0.015 0.02
[A] 5
2,5
0
−5
−2,5

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-8
Kurva tegangan dan arus pada contoh ini merupakan fungsi-fungsi
nonsinus yang simetris terhadap sumbu mendatar. Nilai rata-rata
fungsi periodik demikian ini adalah nol. Pendekatan numerik
memberikan nilai rata-rata
14108,1 −×=rrv V dan 17105 −×=rri A.
ilai Rata-Rata. Sesuai dengan definisi untuk nilai rata-rata, nilai rata-
rata sinyal nonsinus y(t) dengan perioda T0 adalah
∫=T
rr dttyT
Y00
)(1
(6.6)
Nilai rata-rata sinyal nonsinus adalah komponen searah dari sinyal
tersebut.
ilai Efektif. Definisi nilai efektif sinyal periodik y(t) dengan perioda T0
adalah
∫=T
rms dttyT
Y0
2
0
)(1
(6.7)
Dengan demikian maka nilai efektif sinyal sinus y1 = Ym1 sin(ωt + θ) adalah
2)(sin
1 1
0
221
01
mT
mrms
YdttY
TY =θ+ω= ∫ (6.8)
Nilai efektif sinyal nonsinus ∑∞
=
θ+ω+=1
00 )sin()(
n
nmn tnYYty adalah
∫ ∑
θ+ω+=
∞
=
T
n
nmnrms dttnYYT
Y0
2
1
000
)sin(1
Jika ruas kiri dan kanan dikuadratkan, kita dapatkan
∫ ∑
θ+ω+=
∞
=
T
n
nmnrms dttnYYT
Y0
2
1
000
2 )sin(1
atau

6-9
∫
∑
∑
∑
∫ ∑
+
θ+ωθ+ω+
θ+ωθ+ω+
θ+ω
+
θ+ω+=
∞
=
∞
=
∞
=
∞
=
T
n
nmnm
n
nmnm
n
nmn
T
n
nmnrms
dt
tnYtY
tnYtY
tnYY
T
dttnYYT
Y
0
3
0202
2
0101
1
00
0
01
0222
00
2
.................................
)sin()2sin(2
)sin()sin(2
)sin(2
1
)(sin1
(6.9)
Melalui kesamaan trigonometri
)cos()cos(sinsin2 β+α−−α=βα b
dan karena Y0 bernilai tetap maka suku ke-dua ruas kanan (6.8)
merupakan penjumlahan nilai rata-rata fungsi sinus yang masing-masing
memiliki nilai rata-rata nol, sehingga suku ke-dua ini bernilai nol. Oleh
karena itu (6.9) dapat kita tulis
∫ ∑
θ+ω+=
∞
=
T
n
nnmrms dttnYYT
Y0
1
0222
02 )(sin
1 (6.10)
atau
∑
∑ ∫∫∞
=
∞
=
+=
θ+ω+=
1
220
10
022
0
20
2
)(sin11
n
nrms
n
T
nnm
t
rms
YY
dttnYT
dtYT
Y
(6.11)
Persamaan (6.11) menunjukkan bahwa kuadrat nilai efektif sinyal non
sinus sama dengan jumlah kuadrat komponen searah dan kuadrat semua
nilai efektif konponen sinus. Kita perlu mencari formulasi yang mudah
untuk menghitung nilai efektif ini. Kita bisa memandang sinyal nonsinus
sebagai terdiri dari tiga macam komponen yaitu komponen searah (y0),

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-10
komponen fundamental (y1), dan komponen harmonisa (yh). Komponen
searah adalah nilai rata-rata sinyal, komponen fundamental adalah
komponen dengan frekuensi fundamental ω0, sedangkan komponen harmonisa merupakan jumlah dari seluruh komponen harmonisa yang
memiliki frekuensi nω0 dengan n > 1. Jadi sinyal nonsinus y dapat dinyatakan sebagai
hyyyy ++= 10
Akan tetapi kita juga dapat memandang sinyal nonsinus sebagai terdiri
dari dua komponen saja, yaitu komponen fundamental dan komponen
harmonisa total di mana komponen yang kedua ini mencakup komponen
searah. Alasan untuk berbuat demikian ini adalah bahwa dalam proses
transfer energi, komponen searah dan harmonisa memiliki peran yang
sama; hal ini akan kita lihat kemudian. Dalam pembahasan selanjutnya
kita menggunakan cara pandang yang ke-dua ini. Dengan cara pandang
ini suatu sinyal nonsinus dinyatakan sebagai
hyyy += 1 (6.12)
dengan )sin( 1011 θ+ω= tYy m
dan ∑=
θ+ω+=k
n
nnmh tnYYy
2
00 )sin( .
Dengan demikian maka relasi (1.11) menjadi
221
2hrmsrmsrms YYY += (6.13)
Dalam praktik, komponen harmonisa yh dihitung tidak melibatkan
seluruh komponen harmonisa melainkan dihitung dalam lebar pita
spektrum tertentu. Persamaan sinyal dijumlahkan sampai pada frekuensi
tertinggi yang ditentukan yaitu kω0; sinyal dengan frekuensi di atas batas frekuensi tertinggi ini dianggap memiliki amplitudo yang sudah cukup
kecil untuk diabaikan.
COTOH-6.2: Suatu tegangan berbentuk gelombang gigi gergaji
memiliki nilai maksimum 20 volt, dengan frekuensi 20 siklus per
detik. Hitunglah nilai tegangan efektif dengan: (a) relasi nilai efektif;
(b) uraian harmonisa.
Penyelesaian:

6-11
(a) Perioda sinyal 0,05 detik dengan persamaan: ttv 400)( = .
Nilai efektif:
V 55,11 3
1600
05,0
1)400(
05,0
105,0
0
305,0
0
2 ≈
== ∫ tdttVrms
(b) Uraian sinyal ini sampai harmonisa ke-7 adalah diberikan dalam
contoh di Bab-3, yaitu
V 7sin909,06sin061,15sin273,1
4sin592,13sin122,22sin183,3sin366,610)(
000
0000
ttt
tttttv
ω−ω−ω−
ω−ω−ω−ω−=
Persamaan ini memberikan nilai efektif tegangan fundamental,
tegangan harmonisa, dan tegangan total sebagai berikut.
V 5,42
366,61 ≈=rmsV
V 5,102
10,2
2
166,310
222 ≈++=hrmsV
V 4,1135,1049,4 22221 ≈+=+= hrmsrmsrms VVV
Contoh ini menunjukkan bahwa sinyal gigi gergaji memiliki nilai
efektif harmonisa jauh lebih tinggi dari nilai efektif komponen
fundamentalnya.
COTOH-6.3: Uraian dari penyearahan setengah gelombang arus sinus
A sin 0ti ω= sampai dengan harmonisa ke-10 adalah:
A )10cos(007.0)8cos(010.0)6cos(018,0
)4cos(042,0 ) 2cos(212,0)57,1cos(5,0318,0)(
000
000
ttt
tttti
ω+ω+ω+
ω+ω+−ω+=
Hitung nilai efektif komponen arus fundamental, arus harmonisa,
dan arus total.
Penyelesaian:
Nilai efektif arus fundamental, arus harmonisa dan arus total
berturut-turut adalah

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-12
354,02
5,01 ==rmsI A
A 5430,
2
007,0
2
01,0
2
018,0
2
042,0
2
212,0318,0
222222
=
+++++=hrmsI
A 5,0354,0354,02222
1 ≈+=+=hrmsrmsrms III
Contoh-6.3 ini menunjukkan bahwa pada penyearah setengah gelombang
nilai efektif komponen fundamental sama dengan nilai efektif komponen
harmonisanya.
COTOH-6.4: Tegangan pada sebuah kapasitor 20 µF terdiri dari dua komponen yaitu tv ω= sin2001 dan tv ω= 15sin2015 . Jika
diketahui frekuensi fundamental adalah 50 Hz, hitunglah: (a) nilai
efektif arus yang diberikan oleh v1; (b) nilai efektif arus yang
diberikan oleh v15; (c) arus efektif total; (d) gambarkan kurva ketiga
arus tersebut sebagai fungsi waktu.
Penyelesaian:
a). Komponen tegangan pertama adalah )100sin(2001 tv π= V. Arus
yang diberikan oleh tegangan ini adalah
ttdtdvi π=ππ×××=×= −− 100cos257,1 100cos1002001020/1020 61
61
Nilai efektifnya adalah: A 89,02
257,11 ==rmsI
b). Komponen tegangan ke-dua adalah )1500sin(2015 tv π= V. Arus
yang diberikan oleh tegangan ini adalah
t
tdtdvi
π=
ππ×××=×= −−
1500cos885,1
1500sin1500201020/10206
156
15
Nilai efektifnya adalah: A 33,12
885,115 ==rmsI
c). Tegangan gabungan adalah
)1500sin(20)100sin(200 ttv π+π=

6-13
Arus yang diberikan tegangan gabungan ini adalah
tt
vvdt
ddtdvi
1500cos885,1100cos257,1
)(1020/1020 15166
+π=
+×=×= −−
Arus ini merupakan jumlah dari dua komponen arus yang
berbeda frekuensi. Kurva arus ini pastilah berbentuk nonsinus.
Nilai efektif masing-masing komponen telah dihitung di
jawaban (a) dan (b). Nilai efektif sinyal non sinus ini adalah
A 60,133,189,0 22215
21 =+=+= rmsrmsrms III
d). Kurva ketiga arus tersebut di atas adalah sebagai berikut.
COTOH-6.5: Arus tti ω+ω= 3sin2,0sin2 A, mengalir pada beban
yang terdiri dari resistor 100 Ω yang tersambung seri dengan induktor 0,5 H. Pada frekuensi 50 Hz: (a) gambarkan kurva
tegangan dan arus beban; (b) tentukan nilai efektif tegangan beban
dan arus beban.
Penyelesaian:
(a) Arus beban adalah tti ω+ω= 3sin2,0sin2 . Tegangan beban
adalah
V 3cos3,0cos3sin20sin200
tttt
dt
diLiRvvv LR
ωω+ωω+ω+ω=
+=+=
Kurva tegangan dan arus beban dibuat dengan sumbu mendatar
dalam detik. Karena frekuensi 50 Hz, satu perioda adalah 0,02
detik.
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 detik
A i1 i i15

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-14
(b). Nilai efektif arus beban adalah
A 42,12
2,0
2
2 2223
21 =+=+= rmsrmsrms III
Tegangan beban adalah
V 3cos3,0cos3sin20sin200 ttttv ωω+ωω+ω+ω=
Nilai efektif tegangan beban, dengan ω=100π, adalah
V 272 2
)3,0(20
2
2002222
=ω+
+ω+
=rmsV
6.3. Daya Pada Sinyal onsinus
Pengertian daya nyata dan daya reaktif pada sinyal sinus berlaku pula
pada sinyal nonsinus. Daya nyata memberikan transfer energi netto,
sedangkan daya reaktif tidak memberikan transfer energi netto.
Kita tinjau resistor Rb yang menerima arus berbentuk gelombang
nonsinus
hRb iii += 1
Nilai efektif arus ini adalah 22
12
hrmsrmsRbrms III +=
Daya nyata yang diterima oleh Rb adalah
bhrmsbrmsbRbrmsRb RIRIRIP 221
2 +=×= (6.14)
-600
-400
-200
0
200
400
600
0 0.005 0.01 0.015 0.02
2
4
0
−2
−4
AV
detik
v
i

6-15
Formulasi (6.14) tetap berlaku sekiranya resistor ini terhubung seri
dengan induktansi, karena dalam bubungan seri demikian ini daya nyata
diserap oleh resistor, sementara induktor menyerap daya reaktif.
COTOH-6.6: Seperti pada contoh-1.5, arus tti ω+ω= 3sin2,0sin2
A mengalir pada resistor 100 Ω yang tersambung seri dengan induktor 0,5 H. Jika frekuensi fundamental 50 Hz: (a) gambarkan
dalam satu bidang gambar, kurva daya yang mengalir ke beban
sebagai perkalian tegangan total dan arus beban dan kurva daya
yang diserap resistor sebagai perkalian resistansi dan kuadrat arus
resistor; (b) hitung nilai daya rata-rata dari dua kurva daya pada
pertanyaan b; (c) berikan ulasan tentang kedua kurva daya tersebut.
Penyelesaian:
(a) Daya masuk ke beban dihitung sebagai: p = v × i
sedangkan daya nyata yang diserap resistor dihitung sebagai: pR =
i2R = vRiR
Kurva dari p dan pR terlihat pada gambar berikut.
(b) Daya rata-rata merupakan daya nyata yang di transfer ke beban.
Daya ini adalah daya yang diterima oleh resistor. Arus efektif
yang mengalir ke beban telah dihitung pada contoh-3.5. yaitu
1,42 A. Daya nyta yang diterima beban adalah
202100)42,1( 22 =×== RIP rmsR W.
Teorema Tellegen mengharuskan daya ini sama dengan daya
rata-rata yang diberikan oleh sumber, yaitu p = vi. Perhitungan
dengan pendekatan numerik memberikan nilai rata-rata p adalah
-400
-200
0
200
400
600
0 0.005 0.01 0.015 0.02
W p = vi pR = i2R = vRiR
detik

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-16
Prr = 202 W
(c) Kurva pR selalu positif; nilai rata-rata juga positif sebesar 202 W
yang berupa daya nyata. Pada kurva p ada bagian yang negatif
yang menunjukkan adanya daya reaktif; nilai rata-rata kurva p
ini sama dengan nilai rata-rata kurva pR yang menunjukkan
bagian nyata dari daya tampak.
COTOH-6.7: Tegangan nonsinus pada terminal resistor 20 Ω adalah
)5,15sin(10)2,03sin(20)5,0sin(100 +ω+−ω++ω= tttv V
Tentukan arus efektif yang mengalir dan daya nyata yang
diserap resistor.
Penyelesaian:
Arus yang mengalir adalah
)5,15sin(5,0)2,03sin()5,0sin(5 +ω+−ω++ω== tttR
vi A
Nilai efektif masing-masing komponen arus adalah
2
5,0 ;
2
1 ;
2
5531 === rmsrmsrms III
Arus efektif yang mengalir adalah
A 62,32
25,26
2
25,0
2
1
2
25==++=rmsI
Daya nyata yang diserap resistor adalah
W5,262202
25,0
2
1
2
252 =×
++== RIP rmsR
COTOH-6.8: Tegangan nonsinus ttv ω+ω= 3sin10sin100 V, terjadi
pada terminal beban yang terdiri dari resistor 100 Ω tersambung paralel dengan kapasitor 50 µF. Jika frekuensi fundamental adalah 50 Hz, (a) Tentukan persamaan arus total beban; (b) hitung daya
nyata yang diserap beban.
Penyelesaian:

6-17
(a). Arus total (i) adalah jumlah arus yang melalui resistor (iR) dan
kapasitor (iC).
ttR
viR ω+ω== 3sin1,0sin
( )ttdt
dvCiC ωω+ωω×== −
3cos30cos10010506
Arus total beban:
tttti ωω+ω+ω+ω= 3cos0015.0cos005,03sin1,0sin
(b). Arus efektif melalui resistor
A 71,02
1,0
2
1 22
=+=RrmsI
Daya nyata yang diserap beban adalah daya yang diserap
resistor:
W5010071,0 2 =×=RP
6.4. Resonansi
Karena sinyal nonsinus mengandung harmonisa dengan berbagai macam
frekuensi, maka ada kemungkinan salah satu frekuensi harmonisa
bertepatan dengan frekuensi resonansi dari rangkaian. Frekuensi
resonansi telah kita bahas di bab sebelumnya. Berikut ini kita akan
melihat gejala resonansi pada rangkaian karena adanya frekuensi
harmonisa.
COTOH-6.9: Suatu generator 50 Hz dengan induktansi internal 0,025
H mencatu daya melalui kabel yang memiliki kapasitansi total
sebesar 5 µF. Dalam keadaan tak ada beban tersambung di ujung kabel, tentukan frekuensi harmonisa sumber yang akan memberikan
resonansi.
Penyelesaian:
Frekuensi resonansi adalah
4,2828105025,0
11
6=
××==ω
−LCr
Hz 4502
4,2828=
π=rf
Inilah frekuensi harmonisa ke-9.

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-18
COTOH-6.10: Sumber tegangan satu fasa 6 kV, 50 Hz, mencatu
beban melalui kabel yang memiliki kapasitansi total 2,03 µF. Dalam keadaan tak ada beban terhubung di ujung kabel, induktansi total
rangkaian ini adalah 0,2 H. Tentukan harmonisa ke berapa dari
sumber yang akan membuat terjadinya resonansi pada keadaan tak
ada beban tersebut.
Penyelesaian:
Frekuensi resonansi adalah
rad/det 4,15691003,202,0
11
6=
××==ω
−LCr
atau Hz 78,2492
4,1569=
π=rf
Resonansi akan terjadi jika sumber mengandung harmonisa ke-5.
6.5. Pembebanan onlinier Dilihat Dari Sisi Beban
Rangkaian yang akan kita tinjau terlihat pada Gb.6.1. Sebuah sumber
tegangan sinus memberikan arus pada resistor Rb melalui saluran dengan
resistansi Rs dan sebuah pengubah arus p.i., misalnya penyearah;
pengubah arus inilah yang menyebabkan arus yang mengalir di Rb
berbentuk gelombang nonsinus.
Menurut teorema Tellegen,
transfer daya elektrik hanya bisa
terjadi melalui tegangan dan
arus. Namun dalam tinjauan dari
sisi beban ini, Rb hanya melihat
bahwa ada arus yang diterima olehnya. Cara bagaimana arus ini sampai
ke beban tidaklah penting bagi beban.
hRb iii += 1 (6.15)
dengan )sin( 1011 θ+ω= tIi m
∑=
θ+ω+=k
n
nnmh tnIIi
2
00 )sin(
Inilah arus yang diterima oleh Rb.
inonsinus
Rb
p.i. vs + −
Gb.6.1. Pembebanan nonlinier.
Rs

6-19
Daya nyata yang diterima oleh Rb adalah
bhrmsbrmsRb RIRIP 221 += (6.16)
6.6. Pembebanan onlinier Ditinjau Dari Sisi Sumber
Tegangan sumber berbentuk gelombang sinus, yaitu tVv ss 0sinω= .
Daya yang diberikan oleh sumber adalah tegangan sumber kali arus
sumber yang besarnya sama dengan arus beban. Jadi daya keluar dari
sumber adalah
θ+ω+ω+θ+ωω=
=
∑=
k
n
nnss
sss
tnIItVttIV
titvp
2
0001001 )sin(sin )sin(sin
)()(
(6.17)
Suku pertama (6.17) memberikan daya
)2cos(2
cos2
2
)2cos(cos)sin(sin
101
11
101110011
θ+ω−θ=
θ+ω−θ=θ+ωω=
tIVIV
tIVttIVp
ss
sss
(6.18)
Walaupun suku ke-dua dari persamaan ini mempunyai nilai rata-rata nol
akan tetapi suku pertama mempunyai nilai tertentu. Hal ini berarti ps1
memberikan transfer energi netto.
Suku kedua (6.17) memberikan daya
[ ]
20
2
0000
sin)sin(sin
shs
n
nnsssh
pp
ttnIVtIVp
+=
ωθ+ω+ω= ∑∞
= (6.19)
Suku pertama persamaan ini mempunyai nilai rata-rata nol. Suku kedua
juga mempunyai nilai rata-rata nol karena yang berada dalam tanda
kurung pada (6.19) berbentuk fungsi cosinus.
( ) ( ) ∑∞
=
θ+ω−−θ+ω+=
2
00 )1(cos)1(cos2
n
nnn
s tntnI
Vy
yang memiliki nilai rata-rata nol. Hal ini berarti bahwa psh tidak
memberikan transfer energi netto.

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-20
Jadi secara umum daya yang diberikan oleh sumber pada pembebanan
nonlinier dapat kita tuliskan sebagai terdiri dari dua komponen, yaitu
shss ppp += 1 (6.20)
Dari dua komponen daya ini hanya komponen fundamental, ps1, yang
memberikan transfer energi netto. Dengan kata lain hanya ps1 yang
memberikan daya nyata, yaitu sebesar
1111
1 coscos2
θ=θ= rmssrmss
s IVIV
P (6.21)
dengan θ1 adalah beda susut fasa antara vs dan i1. Sementara itu Psh
merupakan daya reaktif.
Menurut teorema Tellegen, daya nyata yang diberikan oleh sumber harus
tepat sama dengan daya yang diterima oleh beban. Daya nyata yang
diterima oleh Rb adalah PRb , jadi daya nyata yang diberikan oleh sumber,
yaitu Ps1, haruslah diserap oleh Rb dan Rs.
6.7. Kasus Penyearah Setengah Gelombang
Sebagai contoh dalam pembahasan pembebanan nonlinier ini, kita akan
mengamati penyearah setengah gelombang. Dengan penyearah ini, sinyal
sinus diubah sehingga arus mengalir setiap setengah perioda. Rangkaian
penyearah yang kita tinjau terlihat pada Gb.6.2.a.
a).
b).
Gb.6.2. Penyearah setengah gelombang dengan beban resistif.
vs
is
iR
pR 0 0 90 180 270 360 450 540 630 720
Vs
−Vs
vs
iR pR pR ωt [o]
vs R vR

6-21
Arus penyearah setengah gelombang mempunyai nilai pada setengah
perioda pertama (yang positif); pada setengah perioda ke-dua, ia bernilai
nol. Uraian fungsi ini sampai dengan harmonisa ke-6adalah
V )6cos(018,0 )4cos(042,0
) 2cos(212,0)57,1cos(5,0318,0)(
00
00
ω+ω+
ω+−ω+×=
tt
ttIti m (6.22)
Dalam rangkaian yang kita tinjau ini hanya ada satu sumber yang
mencatu daya hanya kepada satu beban. Pada waktu dioda konduksi,
arus sumber selalu sama dengan arus beban, karena mereka terhubung
seri; tegangan beban juga sama dengan tegangan sumber karena dioda
dianggap ideal sedangkan resistor memiliki karakteristik linier dan
bilateral. Pada waktu dioda tidak konduksi arus beban maupun arus
sumber sama dengan nol. Gb.6.2.b. memperlihatkan bahwa hanya kurva
tegangan sumber yang merupakan fungsi sinus; kurva arus dan daya
merupakan fungsi nonsinus.
Pada persamaan (6.22) arus fundamental dinyatakan dalam fungsi
cosinus yaitu
)57,1cos(5,0 01 −ω= tIi m
Fungsi ini tidak lain adalah pergeseran 1,57 rad atau 90o ke arah positif
dari fungsi cosinus yang ekivalen dengan fungsi sinus
)sin(5,0 01 tIi m ω=
Pernyataan i1 dalam fungsi sinus ini sesuai dengan pernyataan bentuk
gelombang tegangan yang juga dalam fungsi sinus. Dengan pernyataan
yang bersesuaian ini kita dapat melihat beda fasa antara keduanya;
ternyata dalam kasus penyearah setengah gelombang ini, arus
fundamental sefasa dengan tegangan sumber.
COTOH-6.11: Sebuah sumber dengan resistansi dan induktansi
internal yang dapat diabaikan mencatu beban resistif melalui
penyearah setengah gelombang. Tegangan sumber adalah
V sin380 0tvs ω= dan resistansi beban Rb adalah 3,8 Ω. Hitung daya nyata yang diterima oleh beban dan daya nyata yang diberikan
oleh sumber.
Penyelesaian:

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-22
Tinjauan Di Sisi Beban. Nilai puncak arus adalah 380/3,8 = 100 A.
Persamaan arus sampai harmonisa ke-enam menjadi
A )6cos(8,1 )4cos(2,4
) 2cos(2,21)57,1cos(508,31)(
00
00
ω+ω+
ω+−ω+=
tt
ttti
yang memberikan arus-arus efektif pada beban
A; 31,35 2
8,1
2
2,4
2
2,218,31
A; 2
50
2222
1
=+++=
=
bhrms
rmsb
I
I
Daya yang diterima beban adalah
( ) kW 5,9 W94888,3221
2 ≈=×+== bhrmsrmsbbrms IIRIP
Tinjauan Di Sisi Sumber. Tegangan sumber adalah
tvs 0sin380 ω= . Komponen arus fundamental yang diberikan oleh
sumber adalah sama dengan arus fundamental beban
ttii Rbs 0011 sin50)57,1cos(50 ω=−ω== A
dengan nilai efektif 2/501 =srmsI A
Tak ada beda fasa antara tegangan sumber dan arus fundamentalnya.
Daya dikeluarkan oleh sumber adalah
kW 5,92
50
2
380rms 1rms 1 =×== sss IVP
Hasil perhitungan dari kedua sisi tinjauan adalah sama. Daya yang
diberikan oleh komponen fundamental sebagai fungsi waktu adalah
( )
( ) ( ) kW 2cos(119 2cos(12
50380
2cos(12
00
01
1
tt
tIV
p ss
ω−=ω−×
=
ω−=
Gb.6.3 memperlihatkan kurva ps1 pada Contoh-2.1 di atas. Kurva ps1
bervariasi sinusoidal namun selalu positif dengan nilai puncak 19 kW,

6-23
dan nilai rata-rata (yang merupakan daya nyata) sebesar setengah dari
nilai puncak yaitu 9,5 kW.
Kurva daya yang dikontribusikan oleh komponen searah, ps0 yaitu suku
pertama (6.19), dan komponen harmonisa psh2 yaitu suku ke-dua
persamaan (6.19), juga diperlihatkan dalam Gb.6.3. Kurva kedua
komponen daya ini simetris terhadap sumbu waktu yang berarti memiliki
nilai rata-rata nol. Dengan kata lain komponen searah dan komponen
harmonisa tidak memberikan daya nyata.
Gb.6.3. Kurva komponen daya yang diberikan sumber.
Konfirmasi logis kita peroleh sebagai berikut. Seandainya tidak ada
penyearah antara sumber dan beban, arus pada resistor akan mengalir
sefasa dan sebentuk dengan gelombang tegangan sumber. Daya yang di
keluarkan oleh sumber dalam keadaan ini adalah
kW )2cos1(382
0cos2cos38000
sin38000sin
00
02
02
tt
ttIVp sss
ω+=+ω
=
ω=ω=
Dalam hal penyearahan setengah gelombang, arus hanya mengalir setiap
setengah perioda. Oleh karena itu daya yang diberikan oleh sumber
menjadi setengahnya, sehingga
kW )2cos1(19 0tp gelsetengah ω+= , dan inilah ps1.
COTOH-6.12: Sebuah sumber dengan resistansi dan induktansi
internal yang diabaikan, mencatu beban resistif melalui kabel
dengan resistansi 0,2 Ω dan penyearah setengah gelombang. Tegangan sumber adalah V sin380 0tvs ω= dan resistansi beban R
adalah 3,8 Ω. Hitung daya yang diterima oleh beban.
t [det]
W ps0
ps1
psh2
-15000
-10000
-5000
0
5000
10000
15000
20000
0 0.005 0.01 0.015 0.02

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-24
Penyelesaian:
Rangkaian sistem ini adalah seperti berikut
Tinjauan Di Sisi Beban. Nilai puncak arus adalah
A 952,08,3
380=
+=mI
Persamaan arus sampai harmonisa ke-6 menjadi
A )6cos(71,1)4cos(09,4
)2cos(14,20)57,1cos(5,4721,30
)6cos(018,0 )4cos(042,0
) 2cos(212,0)57,1cos(5,0318,095)(
00
00
00
00
tt
tt
tt
ttti
ω+ω+
ω+−ω+=
ω+ω+
ω+−ω+×=
Nilai efektif arus fundamental dan arus harmonisa total adalah
A 54,332
71,1
2
09,4
2
14,2021,30
A; 33,592
5.47
2222
1
=+++=
==
hrms
rms
I
I
Daya yang diterima Rb adalah
W85638,3)54,3359,33( 222 =×+== brmsRb RIP
Tinjauan Di Sisi Sumber. Tegangan sumber dan arus fundamental
sumber adalah
V sin380 0tvs ω=
A sin5,47)57,1cos(5,47 001 ttii Rbs ω=−ω==
vs=380sinω0t Rb=3,8Ω Rs=0,2Ω

6-25
Tidak ada beda fasa antara vs dan is1. Daya nyata yang diberikan oleh
sumber adalah
W90252
5,47
2
3800coso
1 =×== rmssrmss ivP
Daya ini diserap oleh beban dan saluran. Daya yang diserap saluran
adalah
W7,450 )55,336,33(02,0
)(02,002,0
22
221
2
=+×=
+×=×= hrmsrmssrmssaluran iiiP
Perbedaan angka perhitungan PRb dengan (Ps – Psaluran) adalah
sekitar 0,2%.
6.8. Perambatan Harmonisa
Dalam sistem tenaga, beban pada umumnya bukanlah beban tunggal,
melainkan beberapa beban terparalel. Sebagian beban merupakan beban
linier dan sebagian yang lain merupakan beban nonlinier. Dalam keadaan
demikian ini, komponen harmonisa tidak hanya hadir di beban nonlinier
saja melainkan terasa juga di beban linier; gejala ini kita sebut
perambatan harmonisa. Berikut ini akan kita lihat gejala tersebut pada
suatu rangkaian yang mendekati situasi nyata. Gb.6.4. memperlihatkan
rangkaian yang dimaksud.
Gb.6.4. Sumber mencatu beban paralel linier dan nonlinier.
Tegangan sumber berbentuk sinusoidal murni tVv sms 0sinω= .
Sumber ini mencatu beban melalui saluran yang memiliki resistansi Rs.
Beban yang terhubung di terminal A-B (terminal bersama), terdiri dari
beban linier Ra dengan arus ia dan beban Rb yang dialiri arus nonlinier ib = ib1 + ibh dengan ib1 adalah komponen fundamental dari ib dan ibh adalah
komponen harmonisa total dari ib.
vs Rb Ra
ia ib=ib1+ibh
is
Rs
A
B

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-26
Pada rangkaian sederhana ini, di sisi beban kita lihat bahwa aplikasi
Hukum Arus Kirchhoff di simpul A, yaitu simpul bersama dari kedua
beban, memberikan
0)(//)( 1 =+++− bhbaAssA iiRvRvv
dan dari sini kita peroleh
)( 1 bhbas
ass
as
aA ii
RR
RRv
RR
Rv +
+−
+= (6.23)
Jadi sebagai akibat pembebanan nonlinier di suatu beban menyebabkan
tegangan di terminal-bersama juga mengandung harmonisa. Akibat
selanjutnya adalah bahwa arus di beban lain yang terhubung ke terminal-
bersama ini juga mengandung harmonisa.
)( 1 bhbas
s
as
s
a
Aa ii
RR
R
RR
v
R
vi +
+−
+== (6.24)
Sementara itu di sisi sumber, dengan tegangan sumber berbentuk sinus
tVv sms 0sinω= , keluar arus yang mengandung harmonisa yaitu
)(
)()(
1
11
bhbas
a
as
s
bhbbhbas
s
as
s
bas
iiRR
R
RR
v
iiiiRR
R
RR
v
iii
+
++
+=
++++
−+
=
+=
(6.25)
Adanya komponen harmonisa pada arus sumber dan beban yang
seharusnya merupakan beban linier dapat menyebabkan penambahan
penyerapan daya pada saluran. Hal ini akan kita bahas kemudian.
COTOH-6.13: Sebuah sumber tegangan 50 Hz, V sin240 0tv ω=
memiliki resistansi dan induktansi internal yang diabaikan. Sumber
ini mencatu beban resistif Ra = 5 Ω melalui saluran yang memiliki resistansi 1Ω. Sebuah beban resistif lain yaitu Rb = 5 Ω dengan penyearah setengah gelombang dihubungkan paralel dengan Ra.
Hitunglah: (a) daya nyata yang diserap Ra sebelum Rb dan
penyearah dihubungkan; (b) daya nyata yang diserap Rb sesudah Rb
dan penyearah dihubungkan; (c) daya nyata yang diserap Ra sesudah

6-27
Rb dan penyearah dihubungkan; (d) daya nyata yang diserap saluran
Rs; (e) daya nyata yang diberikan sumber; (f) bandingkan daya nyata
yang diberikan oleh sumber dan daya nyata yang diserap oleh bagian
rangkaian yang lain.
Penyelesaian:
(a) Sebelum Rb dan penyearah dihubungkan, rangkaian adalah
seperti di bawah ini.
Arus efektif yang mengalir dari sumber, daya nyata yang
diserap Ra dan Rs , serta daya nyata yang diberikan sumber
adalah
A 28,28)15/()2/240( =+=RarmsI
W4000528,28 2 =×=RaP ; W800128,28 2 =×=RsP
RsRas PPP +==×= W 48002/24028,28
(b) Setelah Rb dan penyearah dihubungkan, rangkaian menjadi
Untuk menghitung iRb kita buat rangkaian ekivalen Thévenin
terlebih dulu di terminal A-B.
V sin200sin24051
500 ttvsTh ω=ω×
+= ;
Ω=+×
= 833,0 51
51sThR
Setelah Rb dihubungkan pada rangkaian ekivalen Thévenin,
rangkaian menjadi
is
Rs=1Ω
A
B
Ra = 5Ω vs=
240sinω0t
vs Rb Ra
ia iRb=
iRb1+iRbh
is
Rs
A
B

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-28
Nilai maksimum arus iRb adalah
A 29,345833,0
200=
+=RbmI
Arus yang melalui Rb menjadi
)6cos(62,0)4cos(47,1
)2cos(27,7)57,1cos(14,179,10
)6cos(018,0)4cos(042,0
)2cos(212,0)57,1cos(5,0318,029,34
00
00
00
00
tt
tt
tt
ttiRb
ω+ω+
ω+−ω+=
ω+ω+
ω+−ω+×=
Dari sini kita peroleh
A 1.122/62,02/47,12/27,79,10
A 12,122
14,17
2222
1
=+++=
==
Rbhrms
rmsRb
I
I
Daya yang diserap Rb adalah
W14705)1.1212,12( 22 ≈×+=RbP
(c) Untuk menghitung daya yang diserap Ra setelah Rb
dihubungkan, kita kembali pada rangkaian semula. Hukum Arus
Kischhoff untuk simpul A memberikan
Rbs
s
asARb
a
A
s
sA iR
v
RRvi
R
v
R
vv−=
+⇒=++
− 110
isTh
0,833Ω
A
B
5Ω vsTh = 200sinω0t
ib=ib1+ibh

6-29
( )
AhAbh
bh
bhbas
ass
as
aA
vvit
itt
iiRR
RRv
RR
Rv
−=−ω=
+ω××
−ω×=
++
−+
=
10
00
1
V 6
5sin71,185
sin14,176
15sin240
6
5
)(
V 32,1312
71,1851 ==⇒ rmsAV
)6cos(51,0)4cos(23,1)2cos(06,609,9
)6cos(62,0)4cos(47,1
)2cos(27,79,10
6
5
6
5
000
00
0
ttt
tt
tiv bhAh
ω+ω+ω+=
ω+ω+
ω+×=×=
V 09,102
51,0
2
23.1
2
06,609,9
2222 =+++=⇒ AhrmsV
Daya yang diserap Ra adalah
W34695
09,10
5
32,1312222
1 =+=+=a
Ahrms
a
rmsARa
R
V
R
VP
(d) Tegangan jatuh di saluran adalah
V sin29,54sin71,185sin240 000
11
ttt
vvv Ass
ω=ω−ω=
−=∆
→ V 39,382
29,541 ==∆ rmssV
→ V 09,10==∆ Ahrmsshrms VV
Daya yang diserap saluran adalah
W1575 1
09,10
1
39,382222
1 =+=∆
+∆
=s
shrms
s
rmssRs
R
V
R
VP

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-30
(e) Tegangan sumber adalah
V sin240 0tv ω=
Arus fundamental sumber adalah
A sin29,54 01
1 tR
vi
s
ss ω=
∆=
Daya nyata yang diberikan sumber
W65152
29,54
2
24011 =×==
RIVp rmsssrmss
(f) Bagian lain rangkaian yang menyerap daya nyata adalah Rs,
Ra, dan Rb. Daya nyata yang diserap adalah
W6512146834691575 =++=++= RbRaRsRtotal PPPP
Hasil ini menunjukkan bahwa daya nyata yang diberikan
sumber sama dengan daya nyata yang diserap oleh bagian lain
dari rangkaian (perbedaan angka adalah karena pembulatan-
pembulatan).
6.9. Ukuran Distorsi Harmonisa
Hadirnya harmonisa dalam sistem, menimbulkan dampak negatif. Oleh
karena itu kehadirannya perlu dibatasi. Untuk melakukan pembatasan
diperlukan ukuran-ukuran kehadiran armonisa.
Crest Factor. Crest factor didefinisikan sebagai
efektif nilai
puncak nilai =factorcrest
Total Harmonic Distortion (THD). THD digunakan sebagai ukuran
untuk melihat berapa besar pengaruh keseluruhan adanya harmonisa
terhadap sinyal sinus. Pengaruh keseluruhan harmonisa diperbandingkan
terhadap komponen fundamental, karena komponen fundamental-lah
yang memberikan transfer energi nyata.

6-31
Untuk tegangan nonsinus, THD didefinisikan sebagai
rms
hrmsV
V
VTHD
1
= (6.26)
Untuk arus nonsinus, THD didefinisikan sebagai
rms
hrmsI
I
ITHD
1
= (6.27)
COTOH-6.14: Arus penyearahan setengah gelombang dengan nilai
puncak arus 100 A, memiliki sampai harmonisa ke-enam sebagi
A )6cos(8,1 )4cos(2,4
) 2cos(2,21)57,1cos(508,31)(
00
00
ω+ω+
ω+−ω+=
tt
ttti
Hitunglah crest factor dan THDI.
Penyelesaian: Telah dihitung nilai efektif arus dalam contoh soal
tersebut
A 31,35 2
8,1
2
2,4
2
2,218,31
A; 2
50
2222
1
=+++=
=
bhrms
rmsb
I
I
Nilai efektif arus adalah
A 7,4931,352/50 22 =+=rmsI
Crest factor adalah: 22,49
100.. ==fc ;
THDI adalah: 12/50
31,35
1
≈==rms
hrmsI
I
ITHD atau 100%
Crest factor dan THD hanyalah tergantung bentuk dan tidak tergantung
dari nilai mutlak arus. Angka yang sama akan kita peroleh jika nilai
puncak arus hanya 1 ampere. Hal ini dapat dimengerti karena persamaan
arus secara umum adalah

Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Sistem Tenaga 6-32
ϕ−ω+= ∑
=
maksn
n
nnm tnAAIti
1
00 )cos()(
sehingga dalam perhitungan Irms, I1rms, dan Ihrms faktor Im akan
terhilangkan.