Analisis Kasus New
-
Upload
saputra-tri-nopianto -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
description
Transcript of Analisis Kasus New
ANALISIS KASUS
Seorang bayi laki-laki berusia 3 jam dengan berat badan 2700 gr, panjang badan 49 cm, berkebangsaan Indonesia, beragama Islam, beralamat luar kota, dirawat di NICU RSMH Palembang pada tanggal 2 November 2009 atas indikasi respiratory distress syndrome (RDS) dan asfiksia berat.
bayi lahir di Kamar Bersalin kebidanan RSMH pukul 09.30 dengan ekstraksi forceps a.i eklampsi + gawat janin dari ibu G3P2A0 hamil aterm dengan presentasi kepala. BBL 2700 gr PB 49 cm, anus (+). Lahir tidak langsung menangis, mekonium (-), bayi dihangatkan dan diposisikan, bersihkan jalan nafas lewat mulut dan hidung, dirangsang taktil lalu dikeringkan, dan diberi O2 bebas 5 ltr/menit.
Bayi belum menangis, HR<100 x/mnt, RR 20 x/menit, warna biru, dilakukan VTP bagging dengan 02 bebas 5 ltr/menit selama 30 detik, bayi mulai menangis lemah, HR>100 x/menit, warna tubuh mulai kemerahan, acral sianosis. Tetap diberikan O2 bebas 5 ltr/menit + rangsang taktil lalu bayi berwarna kemerahan, HR>100 x/menit, RR > 60 x/menit dan dilakukan perawatan observasi.. R/ibu demam saat melahirkan (-), R/ KPSW (-), R/ ketuban hijau (-), kental (-), bau busuk (-).
ANAMNESIS
tangis merintih
PEMERIKSAAN FISIK
1. NCH (+)2. Frek. Napas > 60x/menit3. Retraksi dinding dada
skoring Down’s pasien tersebut 5
Sindrom Gawat Napas
Nilai APGAR 1 menit pertama 2
ASFIKSIA BERAT
Faktor predisposisi asfiksia neonatorum, adalah persalinan dengan komplikasi
Segera setelah lahir, penderita tidak langsung menangis, periode apneu diagnosis asfiksia
Dari laporan resusitasi diperoleh informasi bahwa bayi baru dapat bernapas spontan setelah dilakukan pembersihan jalan napas , dilakukan VTP, dilanjutkan dengan rangsang taktil.
Pemeriksaan umum Sens : CM, HR 140x/menit, RR 68 x/menit, suhu 36,7 oC, BB 2700 gr, PB 49 cm, LK 33 cm, LLA 10,5 cm, aktivitas hipoaktif, reflek isap sedang dan tangis sedang, anemis (-), sianosis (-), dispneu (+), ikterik (-)
Pemeriksaan spesifik didapatkan NCH (+), retraksi (+) IC, SC dan epigastrium.
Skor APGAR 2/7Dengan keadaan tersebut diatas, penderita
didiagnosis dengan:asfiksia berat dan RDS.
TatalaksanaResusitasi menanggulangi asfiksia yang terjadi. Dari hasil resusitasi 5 menit nilai Apgar penderita bertambah, menunjukkan respon yang baik serta tingkat kerusakan yang tidak berat. Dispneu pada penderita diatasi dengan pemberian oksigen intra nasal 2 liter/menit.
Follow Up: gejala sesak berkurang, radiologis ditemukan tanda-tanda bronkopneumonia, sehingga diagnosis pasien ini menjadi BP + Asfiksia berat.
Ibu → eklamsi +
gawat janin
forceps
asfiksia
ASFIKSIA BERAT
ASFIKSIA BERAT
Hipoxia janin
Score = 2
Merujuk ke “APGAR score”
Periode apneau
Bayi mulai menangis lemah
Tubuh mulai kemerahan
Akral sianosis
Dilakukan VTP bagging (oksigen
bebas 5 liter/menit selama 30 menit)
Bayi tetap tidak menangis + sianosis
DihangatkanDiposisikan
Pembersihan jalan nafas
Rangsang taktilDikeringkan
Diberikan oksigen bebas 5 liter/menit
Lahir tidak
menangis
PATOFISOLOGI
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan akan mengakibatkan terjadinya asfiksia
Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian
Asfiksia terjadi dimulai dengan suatu periode apnue ('primary apnoea') disertai dengan penurunan frekuensi jantung.
Bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur
Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (secondary apnoe)
PATOFISOLOGI
Perubahan Klinis :
Gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-basa
Asidosis respiratorik Metabolisme
anaerobAsidosis Metabolik & Gangguan
kardiovaskuler
Kerusakan sel otak
Kematian atau hidup dengan gejala sisa
DIAGNOSIS
Intepretasi penilaian APGAR :Vigorous baby‘
Skor Apgar 8-10. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan spesifik.
'Mild asphyxia' (asfiksia ringan)Skor Apgar 5-7. Pada pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, ekstremitas biru, refleks sedikit.
’Moderate asphyxia’ (asfiksia sedang). Skor Apgar 3-4.
DIAGNOSIS
Asfiksia Berat :(a) Asfiksia berat. Skor apgar 0 - 2. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada
(b) Asfiksia berat dengan henti jantung (1) bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap (2) bunyi jantung bayi menghilang post partum
TATALAKSANA
Tujuan utama mengatasi asfiksia ialah untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin timbul di kemudian hari.
Tindakan yang dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi bayi baru lahir
TATALAKSANA
Faktor yang perlu diperhatikan :Waktu / Lama bayi dalam keadaan asfiksiaKerusakan pada bayiRiwayat kehamilanPenilaian bayi baru lahir
TATALAKSANA
Prinsip Resusitasi :Memberikan lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran pernafasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernapasan, yaitu agar oksigenasi dan pengeluaran C02 berjalan lancar.Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi yang menunjuk kan usaha pernafasan yang lemah.Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadiMenjaga agar sirkulasi darah tetap baik
PROGNOSIS
Hasil akhir asfiksia neonatorum tergantung pada adanya komplikasi metabolik dan kardiopulmonal (hipoksia, hipoglikemia, syok), penanganan komplikasi, umur kehamilan bayi (hasil akhir paling jelek bila bayi preterm), dan tingkat keparahan ensefalopati hipoksik-iskemik
TERIMA KASIH