Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit...

download Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

of 8

Transcript of Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit...

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    1/8

    ANALISIS JURNAL PENGARUH

    LATIHAN NAFAS DIAFRAGMATERHADAP FUNGSI

    PERNAFASAN PADA PASIEN

    PENYAKIT PARU

    OBSTRUKTIF KRONIK

    Juniartha Semara PutraANALISIS JURNAL

    PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP

    FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

    PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

    A. Paparan Singkat Jurnal Beserta Analisisnya

    1. Latar Belakang

    Peneliti menguraikan tentang pengertian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

    yang terdiri dari bronchitis kronik dan emfisema atau keduanya.

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    2/8

    Gambar skematis anatomi saluran nafas pada Bronchitis Kronis dan Emfisema

    Pada PPOK terjadi penurunan oksigenasi darah dan peningkatan karbondioksida

    arteri. Salah satu terapi PPOK adalah latihan nafas diafragma yang bertujuan

    mengurangi dan mengontrol sesak nafas. Teknik ini bertujuan memperbaiki

    ventilasi, mensinkronkan dan melatih kerja otot abdomen dan thorax untuk

    menghasilkan tekanan inspirasi yang cukup dan untuk melakukan ventilasi

    maksimal. Peningkatan ventilasi akan diikuti dengan peningkatan perfusisehingga kadar CO2 arteri darah akan berkurang. Latihan nafas diafragma dapat

    memperbaiki kinerja alveoli untuk mengefektifkan pertukaran gas tanpa

    meningkatkan kerja pernafasan serta dapat mengatur dan mengkoordinasi

    kecepatan pernafasan sehingga pernafasan lebih efektif.

    Analisis :

    a. Latar belakang dari penelitian ini sebenarnya cukup kuat tetapi sebaiknya

    diuraikan juga secara singkat bagaimana mekanisme pernafasan diafragma bisa

    memberikan dampak yang kuat terhadap keefektifan fungsi pernafasan.

    b. Penguraian pokok-pokok pikiran dalam pendahuluan tampaknya belum

    menunjukkan pokok pikiran yang sistematis dari umum ke khusus. Sebaiknya

    dalam pendahuluan ( latar belakang ) diuraikan dulu tentang kronologis masalah

    , luas/ besarnya masalah, dampak masalah, upaya yang telah dilakukan dan

    solusi dari masalah.

    2. Tujuan Penelitian

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    3/8

    a. Mengidentifikasi fungsi pernafasan berdasarkan pemeriksaan Analisa Gas Darah

    sebelum dan sesudah dilakukan nafas diafragma pada PPOK

    b. Mengidentifikasi fungsi pernafasan berdasarkan pemeriksaan Peak Flow Meter(

    Arus Puncak Ekspirasi ) sebelum dan sesudah dilakukan latihan nafas diafragma

    pada pasien PPOK.

    c. Mengidentifikasi fungsi pernafasan Respiratory Rate sebelum dan sesudah

    dilakukan latihan nafas diafragma pada PPOK.

    d. Mengidentifikasi suara nafas (Ronchi dan Wheezing) sebelum dilakukan latihan

    nafas diafragma pada PPOK.

    Analisis :

    Tujuan penelitian nomor a,c dan d diuraikan dengan jelas oleh peneliti dan

    menunjukkan konsistensi dengan kerangka konseptual yang disusun.

    Sedangkan pada tujuan nomor b, mungkin perlu diperbaiki redaksi kalimatnya

    karena Arus Puncak Ekspirasi dalam bahasa Inggrisnya adalah Peak Expiratory

    Flow Rate (PEFR) sehingga kalimatnya menjadi : Mengidentifikasi fungsi

    pernafasan berdasarkan pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan alat Peak

    Flow Metersebelum dan sesudah dilakukan latihan nafas diafragma pada pasien

    PPOK.

    3. Bahan dan Metode

    Jenis penelitian : Quasy Experiment Design non Randomised dengan melibatkan

    kelompok control dan kelompok eksperimental.

    Populasi : seluruh pasien PPOK yang dirawat di Ruang Paru RSU Dr. Soetomo

    Surabaya sebanyak 35 orang.

    Populasi terjangkau : 21 orang

    Sampel ( berdasarkan rumus ) : 20 orang.

    Analisis :

    Pada bagian ini tidak dijelaskan tentang uji statistic dan pendekatan yang dipakai

    sehingga bisa menimbulkan kebingungan bagi yang membaca karena ternyata

    pada bagian selanjutnya uji statistic yang digunakan lebih dari satu. Selain itu

    alat ukur yang dipakai untuk pengumpulan data juga belum dijelaskan padahal

    ini merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian untuk mendapatkan data

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    4/8

    yang akurat dan konsisten. Dalam jurnal juga belum disebutkan kriteria dari

    populasi terjangkau, teknik sampling beserta kriteria inklusi dan eksklusi. Hal ini

    penting dicantumkan mengingat untuk mengetahui faal paru ada beberapa faktor

    yang berpengaruh misalnya pemberian obat bronchodilator.

    4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    a. Pengaruh Latihan Nafas Diafragma terhadap hasil AGD

    1) Terhadap PaO2

    Pada kelompok control terjadi penurunan PaO2 tetapi tidak signifikan sedangkan

    pada kelompok perlakukan terjadi peningkatan PaO2 tetapi tidak signifikan.

    2) Terhadap Pa CO2

    Pada kelompok control terjadi peningkatan PaCO2 yang signifikan sedangkan

    pada kelompok perlakuan terjadi penurunan Pa CO2 yang signifikan.

    3) Terhadap pH

    Pada kelompok control terjadi penurunan pH secara signifikan tetapi di bawah

    batas pH normal sedangkan pada kelompok perlakuan terjadi penurunan pH yang

    tidak signifikan tetapi masih dalam batas pH normal.

    b. Pengaruh latihan nafas diafragma terhadap respiratory rate

    Pada kelompok control maupun pada kelompok perlakuan terjadi penurunan

    respiratory rate pada hari ke-5 secara signifikan tetapi penurunan pada kelompok

    perlakuan menunjukkan makna klinis lebih baik.

    c. Pengaruh latihan nafas diafragma terhadap Arus Puncak Ekspirasi (APE)

    Pada kelompok control terjadi penurunan APE secara signifikan pada hari ke-5

    sedangkan pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan APE secara signifikan

    pada hari ke-5.

    d. Pengaruh latihan nafas diafragma pada suara nafas pasien

    Pada kelompok control tidak ada perbedaan yang signifikan pada suara nafas hari

    ke-5 ssedangkan pada kelompok perlakuan terjadi perbedaan suara nafas

    tambahan pada hari ke-5

    Analisis :

    Penelitian yang dilakukan sudah menunjukkan hal yang konsisten dengan tujuan

    yang ingin dicapai pada bagian sebelumnya. Peneliti juga melakukan penelitian

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    5/8

    dengan mengevaluasi hasilnya setiap hari sampai hari ke-5 sehingga didapatkan

    hasil yang lebih akurat kecuali pada hasil AGD tidak dijelaskan kapan bahan

    AGD itu diambil.

    5. Simpulan dan Saran

    Simpulan yang dibuat sudah mengacu pada tujuan khusus dan saran yang

    diajukan mengacu pada tujuan dan sudah bersifat operasional, hanya saja belum

    tercantum kelemahan dari penelitian sehingga belum dapat diberikan saran untuk

    peneliti selanjutnya.

    B. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian

    1. Keunggulan :

    a. Peneliti sudah mampu melakukan penelitian yang konsisten dari awal sampai

    akhir bagian mulai dari tujuan, kerangka konsep, bahan dan metode,hasil

    penelitian serta simpulan dan saran.

    b. Fungsi pernafasan yang dinilai sudah mencakup tiga fungsi pernafasan berupa

    ventilasi, perfusi dan difusi.

    c. Fungsi pernafasan dinilai dari hari ke hari sampai hari ke-5 sehingga dapat

    memberikan data yang akurat tentang perkembangan pasien dari hari ke hari.

    d. Peneliti telah mampu mengembangkan tindakan independen perawat berupa

    melakukan latihan nafas diafragma yang kadangkala sering dilupakan perawat

    dalam melakukan praktek keperawatan sehari-hari.

    2. Kelemahan :

    a. Pada jurnal belum tercantum pendekatan dan alat ukur yang dipakai dalam

    penelitian ini.

    b. Padajurnal belum disebutkan kriteria dari populasi terjangkau, teknik sampling

    beserta kriteria inklusi dan eksklusi.

    c. Pada jurnal belum dicantumkan kelemahan penelitian sehingga belum dapat

    diberikan saran untuk peneliti selanjutnya.

    C. Aplikasi Hasil Penelitian

    Berdasarkan penelitian di atas ada beberapa hal penting yang patut kita ambil

    manfaatnya dalam aplikasi perawatan pasien sehari- hari.

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    6/8

    Modalitas latihan nafas diafragma sebenarnya sudah dimasukkan ke dalam

    SOP Keperawatan di RSUP Sanglah yaitu dalam SOP Tehnik Melakukan Nafas

    Dalam. Dari protap yang sudah ada tersebut yang mungkin perlu direvisi adalah

    letak tangan. Berdasarkan acuan dari beberapa sumber posisi tangan sebaiknya ;

    satu tangan di atas perut dan satu tangan di dada sehingga pasien bisa merasakan

    pengembangan dada dan perut.

    Pernafasan diafragma merupakan gabungan dari pernafasan dada dan

    pernafasan perut. Bila dibandingkan dengan jenis pernafasan yang lain maka

    pernafasan diafragma mempunyai kelebihan karena memungkinkan udara yang

    masuk ke paru-paru lebih banyak yaitu sekitar 1,5 -2 kali nafas normal.

    Perbedaan ketiga jenis pernafasan dapat dilihat pada gambar berikut :

    Pernafasan dada Pernafasan perut Pernafasan

    Diafragma

    Latihan nafas diafragma berperan dalam pengembanaan rongga thorax dan

    paru dengan adanya kontraksi diafragma sewaktu inspirasi. Selama ekspirasi, otot-

    otot ekspirasi ( otot-otot abdomen) berkontraksi secara aktif dengan membantu

    diafragma bergerak naik untuk mengurangi volume rongga thorax dan volume

    paru. Sedangkanpursed lips breathingdapat meningkatkan tekanan intrabronchial

    dengan mempertahankan bronchus pada posisi terbuka. Dengan demikian tekanan

    intrabronchial seimbang/sama dengan tekanan intraalveolar, memperlama proses

    ekspirasi, mempermudah pengosongan udara dari rongga thorax dan

    mempermudah pegosongan karbondioksida.

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    7/8

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan latihan nafas

    diafragma dalam memperbaiki fungsi paru pada pasien PPOK adalah :

    Latihan nafas diafragma

    Pengembangan rongga thorax dan paru saat inspirasi

    Kontraksi aktif otot otot abdomen saat ekspirasi

    Mempermudah pengeluaran udara ( CO2) dari rongga thorax

    Mengurangi kerja bernafas

    Peningkatan ventilasi

    Peningkatan perfusi

    Perbaikan kinerja alveoli utk mengefektifkan pertukaran gas

    Kadar CO2 dalam arteri ber(-)

    Faal paru sangat berguna untuk menunjang diagnosis. Pengukuran

    Arus Puncak Ekspirasi dengan alat mini wright peak flow meter

    merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana. Penderita disuruh

    melakukan ekspirasi sekuat tenaga melalui alat tersebut. Apabila pada

    orang dewasa didapatkan angka APE kurang dari 200 lt/menit berarti ada

    obstruksi saluran nafas. Oleh karena itu penggunaaan alat ini sebaiknya

    dikembangkan di RSUP Sanglah dan alat ini juga berguna untuk

    memberikan latihan nafas pre operasi.

  • 7/21/2019 Analisis Jurnal Pengaruh Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif

    8/8

    Mengingat pentingnya latihan nafas diafragma maka hal ini perlu

    diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

    system pernafasan. Latihan nafas diafragma ini juga bisa dirangkai dengan latihan

    batuk efektif sehingga mempermudah pengeluaran sekret.

    Penelitian tentang latihan nafas diafragma ini memberikan manfaat yang besar

    dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan saluran

    pernafasan khususnya PPOK. Hal ini menggugah kita bahwa tindakan mandiri

    perawat yang bersinergi dengan tindakan medis mampu memberikan kontribusi

    yang besar dalam peningkatan kesehatan pasien

    Lampiran 1

    PROSEDUR KERJA LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA

    1. Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri atau ke

    kanan, mendatar atau setengah duduk.

    2. Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah, tangan

    yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang

    rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma

    memang turun pada waktu inspirasi. Saat gerakan (ekskursi) dada minimal.Dinding dada dan otot bantu napas relaksasi.

    3. Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui

    mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan

    memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat

    berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan

    meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.

    4. Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk

    menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat diletakkan di

    atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.