Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

11
1 | Analisis Jurnal Internasional ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENGARUH KEGIATAN MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI SISWA BRETT D. JONES DKK TUGAS AKHIR MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Oleh I GEDE DANA SANTIKA (1113021077) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012

Transcript of Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

Page 1: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

1 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

PENGARUH KEGIATAN MIND MAPPING TERHADAP

MOTIVASI SISWA

BRETT D. JONES DKK

TUGAS AKHIR MATAKULIAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Oleh

I GEDE DANA SANTIKA (1113021077)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2012

Page 2: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

2 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

“PENGARUH KEGIATAN MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI SISWA”

Judul : The Effects of Mind Mapping Activities on Students’ Motivation

Penulis :

1. Brett D. Jones

2. Chloe Ruff

3. Jennifer D. Snyder

4. Britta Petrich

5. Chelsea Coone

Tanggal Terbit : Januari 2012

Penerbit : Georgia Southern University

Spesifikasi :

1. Vol. 6 No. 1

2. ISSN 1931-4744

Sumber : Terdaftar di http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl

LATAR BELAKANG

Minat terhadap penggunaan peta konsep untuk tujuan pembelajaran telah tumbuh secara

signifikan dalam tiga dekade terakhir (Nesbit & Adesope, 2006). Namun, masih banyak

pertanyaan belum terjawab terkait dengan bagaimana peta konsep dapat digunakan secara efektif

untuk mendorong motivasi dan pembelajaran mahasiswa (Doorn & O’Brien, 2007). Meskipun

terdapat berbagai cara terkait dengan penggunaan peta konsep dalam bidang pendidikan (Novak

& Gowin, 1984), penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana peta konsep dapat digunakan

untuk mengambil isi dan makna dari buku teks. Selanjutnya, penulis ingin mengkaji kegunaan

salah satu jenis peta konsep yang disebut "Mind Mapping" (Buzan & Buzan, 1993). Mengingat

pentingnya interaksi sosial dalam pengaturan proses pembelajaran (Salomon & Perkins, 1998),

perlu dipertanyakan apakah pengalaman belajar sosial termediasi itu penting dalam proses mind

mapping. Dengan demikian, tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji apakah perbedaan

jenis kegiatan sosial mind mapping yang termediasi memiliki pengaruh yang berbeda terhadap

factor-faktor yang berhubungan dengan motivasi dan usaha belajar siswa.

Page 3: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

3 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

PERUMUSAN MASALAH

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan, “bagaimana ketiga jenis

kegiatan pembelajaran sosial termediasi (mind mapping) mempengaruhi faktor-faktor yang

berhubungan dengan motivasi siswa. Penulis memvariasikan ketiga jenis kegiatan mind mapping

tersebut pada spektrum dari mediasi sosial dengan level rendah (kegiatan mind mapping

dilakukan secara individu di luar jam belajar, diluar kelas), mediasi sosial dengan level

menengah (kegiatan mind mapping dilakukan secara individual pada saat jam belajar, di dalam

kelas, dengan didampingi oleh pengajar), mediasi sosial dengan level tinggi (kegiatan mind

mapping dilakukan secara berkelompok pada saat jam belajar, di dalam kelas, dengan

didampingi oleh pengajar). Penelitian ini dilaksankan dalam konteks program studi tingkat

sarjana (mahasiswa) yang menggunakan kegiatan mind mapping untuk mempermudah siswa

mempelajari isi suatu textbook.

1. Untuk setiap tingkatan mediasi sosial, seberapa tinggikah komponen-komponen model

MUSIC yang dilakukan siswa?

2. Apakah terdapat perbedaan nilai untuk setiap komponen model MUSIC diantara ketiga

tingkatan mediasi sosial tersebut?

3. Sejauh mana nilai siswa pada setiap komponen model MUSIC berhubungan dengan

usaha mereka?

4. Mengapa siswa lebih memilih kegiatan mind mapping daripada cara lain?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah perbedaan jenis kegiatan sosial

mind mapping yang termediasi memiliki pengaruh yang berbeda pada faktor yang berhubungan

dengan motivasi dan usaha belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian dengan metode

campuran dengan menggunakan sampel yang identik dimana komponen kuantitatif dominan atas

komponen kualitatif (Onwuegbuzie, & Collins, 2007). Tujuan dari analisis metode ini adalah

untuk menguraikan, menggambarkan, dan mengklarifikasi temuan dari hasil kuantitatif, dan

untuk membandingkan hasil dari data kuantitatif dengan temuan kualitatif. Penulis meneliti

Page 4: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

4 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

apakah terdapata perbedaan motivasi siswa ketika mereka berpartisipasi dalam tiga jenis

kegiatan mind mapping dengan tingkatan mediasi sosial yang berbeda. Ketiga jenis mind

mapping tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan mind mapping dilakukan secara individu diluar jam belajar, diluar kelas, dan

tanpa dosen pendamping (tingkatan mediasi sosial rendah).

2. Kegiatan mind mapping dilakukan secara individu di dalam kelas, pada saat jam belajar,

dengan didampingi oleh dosen pembimbing (tingkatan mediasi sosial menengah).

3. Kegiatan mind mapping dilakukan secara berkelompok di dalam kelas, pada saat jam

belajar, dengan didampingi oleh dosen pembimbing (tingkatan mediasi social tinggi).

Dengan menggunakan Model MUSIC Motivasi Akademik (Jones, 2009) sebagai kerangka

kerja, penulis menerapkan desain dengan metode campuran dengan menggunakan sampel identik

dimana komponen kuantitatif dominan atas komponen kualitatif. Sampel yang digunakan

berjumlah 40 orang. Semua sampel tersebut adalah mahasiswa yang terdaftar di sebuah jurusan

pendidikan sarjana psikologi di sebuah universitas besar di Amerika Serikat Tenggara. Jurusan

tersebut terbagai atas dua kelas yang berbeda. Sebanyak 40 siswa berpartisipasi dalam studi ini,

termasuk 16 siswa (40,0%) dari kelas yang pertama dan 24 siswa (60%) dari kelas yang lain.

Sebagian besar peserta adalah perempuan (n = 34, 85%), dengan 22 orang (55%) adalah

mahasiswi junior dan 18 orang (45%) adalah mahasiswi senior. Mayoritas siswa menyatakan

bahwa mereka ber-ras Kaukasia (ras kulit putih) (n = 34, 85%), sedangkan empat mahasiswa

(10%) menyatakan bahwa mereka ber-ras Asian atau Kepulauan Pasifik, dan dua siswa (5%)

menyatakan bahwa mereka ber-ras Hispanik.

Sebelum kegiatan mind mapping dilakukan, siswa diperkenalkan dengan studi dan

diundang untuk berpartisipasi dalam salah satu kelas dengan dua penulis yang bukan merupakan

pengajar di kedua kelas tersebut tersebut. Siswa diberi tahu bahwa partisipasi mereka dalam

penelitian ini adalah sukarela, bahwa keputusan mereka untuk berpartisipasi tidak akan memiliki

efek pada kelas mereka, dan bahwa para peneliti akan menggunakan respon mereka padaa tiga

kuesioner untuk menilai persepsi mereka tentang tugas pembuatan peta pikiran yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran.

Ketiga jenis kegiatan mind mapping ini dikelompokkan ke dalam tiga tingkat mediasi

sosial sebagai berikut. (1) peta pikiran dibuat diluar kelas secara individual (Peta 1, tingkat

terendah mediasi sosial), (2) peta pikiran yang dibuat di dalam kelas secara individu dimana

Page 5: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

5 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

siswa dapat meminta bantuan dari pembimbing (peta 2, tingkat tengah mediasi sosial), dan peta

pikiran yang dibuat di dalam kelas dimana siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat peta

pikiran tersebut (peta 3, tingkat tertinggi mediasi sosial). Untuk Peta 1, siswa diberi tugas selama

jam kelas, tetapi diminta untuk melengkapi peta di luar waktu kelas dengan menggunakan buku

teks dan catatan kelas. Untuk peta 2, siswa diberi waktu satu jam di dalam kelas untuk

melengkapi peta dan menyerahkannya kepada dosen pengajar di akhir proses pembelajaran.

Dosen pengajar diminta untuk tidak ikut membantu menyelesaikan peta tersebut, namun hanya

mengarahkan dan menjawab setiap pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh siswa. Untuk peta

3, dosen pengajar menempatkan siswa ke dalam tiga atau empat kelompok dan mereka diminta

untuk bekerja sama untuk menciptakan satu peta. Materi konten untuk setiap pemetaan

didasarkan pada bab yang siswa baca dari buku teks. Para instruktur memberikan siswa petunjuk

dan mendiskusikan bagaimana rubrik penilaian akan digunakan.

Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan SPSS (versi 18.0), sebuah paket perangkat

lunak (software) statistik untuk ilmu sosial. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, uji-

T, ANOVA, dan korelasi. Untuk mengukur enam komponen model MUSIC, penulis

menggunakan instrumen yang sama seperti yang disajikan dalam Jones (2010). Ketujuh

instrumen terdiri dari item-item yang dinilai pada 7 titik format skala Likert. Setiap item dalam

instrumen masing-masing dirata-ratakan untuk membuat skor rata-rata pada setiap instrumen.

Semua instrumen ditemukan memiliki kemungkinan untuk diterima seperti yang

didokumentasikan oleh nilai alpha Cronbach berikut. Pemberdayaan (empowerment) (5 item, α

= ,92), kegunaan (usefulness) (3 item, α = ,90), keberhasilan (success) (4 item, α = ,92), minat

situasional (situational interest) (3 item, α = ,92), minat pribadi (individual interest) (3 item, α =

,91), dan kepedulian akademik (academic caring) (4 item, α = ,97).

Data kualitatif diperoleh melalui kuesioner secara terbuka. Dua pertanyaan yang diajukan

kepada siswa terkait dengan hal-hal yang paling mereka sukai dan paling tidak mereka sukai

ketika membuat peta pikiran. Selain itu, dalam kuesioner akhir, setelah siswa selesai merangking

ketiga kegiatan mind mapping (berdasarkan preferensi (preference), kenikmatan (enjoyment),

dan jenis mind mapping yang paling membantu mereka mempelajari isi textbook), mereka

diminta untuk menjelaskan alasan mengapa mereka merangking ketiga jenis mind mapping

seperti yang telah mereka lakukan .

Page 6: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

6 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

Para peserta menyelesaikan total tiga kuesioner secara online, satu demi satu dari tiga jenis

kegiatan mind mapping yang terjadi dalam tiga minggu berturut-turut. Dua dari kuesioner

tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang serupa, sedangkan kuesioner ketiga meminta siswa

untuk merenungkan dan membandingkan ketiga jenis kegiatan mind mapping yang telah mereka

laksanakan. Siswa menyelesaikan kuesioner online di luar jam kelas setelah mereka

menyelesaikan tugas pembuatan peta pikiran dan dilakukan sebelum siswa memulai tugas peta

pikiran berikutnya.

HASIL DAN IMPLIKASI

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan terkait dengan

persepsi siswa di tiga kegiatan pemetaan sosial yang berbeda untuk setiap komponen model

MUSIC. Namun, ketika siswa ditugaskan untuk merangking ketiga jenis kegitan mind mapping

yang telah mereka lakukan, terdapat variasi dalam hal preferensi (preference), kenikmatan

(enjoyment), dan jenis mind mapping yang mereka anggap paling membantu ketika mereka

mempelajari isi textbook. Hal ini memungkinkan kita untuk menguji perbedaan di beberapa sub

kelompok siswa. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa meskipun peringkat (rangking)

rata-rata pada tiga kegiatan pemetaan pikiran (mind mapping) adalah serupa, namun siswa

memiliki berbagai keyakinan apa yang telah mereka pelajari dari kegiatan tersebut. Mengingat

adanya perbedaan peringkat (rangking) dari ketiga jenis kegiatan mind mapping, tampak bahwa

dosen pengajar tidak bisa memuaskan preferensi belajar semua siswa dengan kegiatan pemetaan

yang sama. Dengan demikian, salah satu implikasinya adalah pengajar dinilai perlu

memvariasikan jenis kegiatan mind mapping untuk meningkatkan kemungkinan bahwa mereka

akan memenuhi preferensi pembelajaran siswa.

Implikasi kedua dari temuan ini adalah bahwa instruktur dinilai perlu membiarkan siswa

untuk memilih jenis kegiatan mind mapping yang mereka sukai. Dengan membiarkan siswa

memilih apakah mereka akan menyelesaikan mind mapping secara individual di luar kelas,

secara individu di dalam kelas, atau dengan kelompok di dalam kelas, instruktur akan memberi

mereka kontrol atas pembelajaran mereka sendiri, yang dengan sendirinya akan mengarah pada

keterlibatan siswa yang lebih besar, seperti yang diperkirakan oleh komponen pemberdayaan

model MUSIK (Jones, 2009).

Page 7: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

7 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

Implikasi ketiga adalah bahwa pengajar harus mempertimbangkan bagaimana kegiatan

pemetaan pikiran (mind mapping) ini mempengaruhi motivasi dan pembelajaran siswa. Karena

biasanya kebiasaan dalam perguruan tinggi, untuk membuat siswa lebih aktif belajar, para dosen

percaya bahwa hanya dengan menempatkan siswa dalam suatu kelompok belajar cukup secara

aktif melibatkan mereka dalam proses pembelajaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa tidak semua siswa menyukai ketika mereka harus berkelompok dengan siswa lain yang

lebih pintar. Siswa melaporkan memang benar bahwa mereka secara aktif berinteraksi dengan

anggota kelompok mereka, tetapi tidak semua dari mereka percaya bahwa mereka belajar banyak

dari kegitan tersebut seperti ketika mereka secara aktif membuat peta konsep sendiri. Akibatnya,

pengajar perlu mempertimbangkan mengapa mereka menempatkan siswa dalam kelompok dan

apa efeknya terhadap motivasi dan pembelajaran siswa.

ANALISIS KELEBIHAN

Terdapat beberapa kelebihan yang dapat dianalisis dari penelitian ini.

1. Penelitian ini merupakan jawaban atas pertanyaan bagaimana mind mapping dapat

digunakan secara efektif untuk mendorong motivasi dan pembelajaran mahasiswa.

Jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting bagi para

pengajar sebab selama tiga dekade terakhir ini, seperti yang disampaikan di latar

belakang, yang dilakukan oleh kebanyakan pengajar hanyalah menerapkan metode

pembelajaran ini tanpa mengetahui apakah metode ini berimplikasi positif terhadap

motivasi dan pembelajaran siswa.

2. Karakteristik subjek penelitian terspesifikasi secara rinci mulai dari persentase bahwa

sampel berasal dari dua kelas yang berbeda, persentase jenis kelamin, dan persentase ras

dari masing-masing sampel.

3. Penyajian data yang terstruktur dengan penggunaan diagram dan tabel serta pengunaan

bahasa yang sederhana memudahkan pembaca dalam memahami maksud dan tujuan dari

setiap bagian yang hendak disampaikan penulis.

4. Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan oleh penulis dinilai memiliki kelebihan

tersendiri. Dapat dilihat di bagian metode penelitian bahwa dalam menganalisis data

kuantitatif yang diperolehnya, penulis memanfaatkan software statistik SPSS (versi 18.0)

yang keakuratannya dinilai lebih bagus dibandingkan dengan analisis data manual.

Page 8: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

8 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

Disamping itu juga terdapat beberapa teknik analisis lain yang digunakan penulis,

diantaranya; analisis statistik deskriptif, uji-t, ANOVA, dan korelasi.

5. Di akhir jurnal penulis mencantumkan implikasi dari hasil penelitiannya sebagai bahan

pertimbangan bagi para pengajar yang menggunakan metode mind mapping dalam proses

pembelajarannya. Ini akan memberikan masukan kepada para pengajar sehingga mereka

dapat memperbaiki kesalahan yang mungkin mereka lakukan sebelumnya.

6. Di akhir jurnal penulis juga menyampaikan keterbatasan-keterbatasan yang mereka

hadapi selama penelitian ini serta beberapa saran yang mereka rekomendasikan bagi

penelitian selanjutnya yang hendak melakukan penelitian yang sama.

ANALISIS KEKURANGAN

Terdapat beberapa kekurangan yang dapat dianalisis dari penelitian ini.

1. Pertama, sampel yang berjumlah 40 orang memang dinilai sudah cukup, namun jumlahan

tersebut tidak terlalu besar. Dengan menggunakan sampel yang lebih besar, akan

memungkinkan peneliti untuk membuat perbandingan data yang lebih baik antara sub-

kelompok siswa.

2. Kedua, kegiatan mind mapping hanya dilaksanakan pada jurusan psikologi pendidikan

saja. Mungkin siswa dengan jurusan yang berbeda (program studi dengan bidang yang

berbeda atau pendekatan penggunaan pengajaran yang berbeda), akan memiliki persepsi

yang berbeda terkait dengan kegitan mind mapping.

3. Ketiga, semua data yang dikumpulkan merupakan hasil pernyataan langsung dari siswa.

Ini merupakan cara yang sering digunakan untuk memperoleh data karena keterbatasan

peneliti untuk mengamati sampel secara langsung. Namun, penelitian selanjutnya harus

mempertimbangkan cara lain terkait dengan metode pengumpulan data, seperti

wawancara, untuk lebih memahami hubungan antara preferensi (preference), kenikmatan

(enjoyment), dan jenis mind mapping yang paling membantu siswa mempelajari isi

textbook.

Page 9: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

9 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

SARAN

Terdapat beberapa saran yang mungkin dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya (solusi terhadap kekurangan penelitian ini).

1. Sampel yang digunakan sebaiknya dalam jumlah yang lebih besar. Dengan menggunakan

sampel yang lebih besar, akan memungkinkan peneliti untuk membuat perbandingan data

yang lebih baik antara sub-kelompok siswa.

2. Untuk memperoleh persepsi generalisasi siswa terkait dengan penggunaan efektifitas

kegiatan mind mapping dalam proses pembelajaran, sebaiknya sampel yang digunakan

berasal dari berbagai jurusan yang berbeda.

3. Penelitian selanjutnya harus mempertimbangkan cara lain terkait dengan metode

pengumpulan data, seperti wawancara, untuk lebih memahami hubungan antara

preferensi (preference), kenikmatan (enjoyment), dan jenis mind mapping yang paling

membantu siswa mempelajari isi textbook.

Page 10: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

10 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

LAMPIRAN 1

TABEL ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

“PENGARUH KEGIATAN MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI SISWA”

Judul : The Effects of Mind Mapping Activities on Students’ Motivation

Penulis :

6. Brett D. Jones

7. Chloe Ruff

8. Jennifer D. Snyder

9. Britta Petrich

10. Chelsea Coone

Tanggal Terbit : Januari 2012

Penerbit : Georgia Southern University

Spesifikasi :

3. Vol. 6 No. 1

4. ISSN 1931-4744

Sumber : Terdaftar di http://www.georgiasouthern.edu/ijsotl

Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan

Menguji apakah

perbedaan jenis kegiatan

sosial mind mapping

yang termediasi

memiliki pengaruh yang

berbeda terhadap faktor-

faktor yang terkait

dengan motivasi dan

usaha belajar siswa.

Untuk mencapai tujuan

penelitian ini, penulis

menerapkan desain

penelitian dengan

metode campuran

menggunakan sampel

identik dimana

komponen kuantitatif

dominan atas

komponen kualitatif

(Onwuegbuzie, &

Collins, 2007). Tujuan

dari analisis metode ini

adalah untuk

menguraikan,

menggambarkan,

meningkatkan, dan

mengklarifikasi temuan

dari hasil kuantitatif,

Temuan dari penelitian

ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat

perbedaan persepsi

siswa di tiga kegiatan

pemetaan sosial yang

berbeda untuk

komponen model

MUSIC. Namun, ketika

siswa ditugaskan untuk

merangking kegiatan

pemetaan yang telah

mereka lakukan,

terdapat variasi pilihan

tipe dan kenikmatan

belajar yang mereka

rasakan.

Secara keseluruhan,

dapat disimpulkan

bahwa meskipun

peringkat rata-rata pada

tiga kegiatan mind

mapping adalah serupa,

namun siswa memiliki

berbagai persepsi

terkait dengan hasil

yang telah mereka

peroleh dari kegitan

tersebut. Mengingat

adanya perbedaan

pilihan, setelah siswa

ditugaskan untuk

merangking jenis mind

mapping yang mereka

sukai, tampak bahwa

pengajar tidak bisa

Page 11: Analisis Jurnal Pendidikan Internasional_Dana Santika_Fisika_Undiksha

11 | A n a l i s i s J u r n a l I n t e r n a s i o n a l

dan untuk

membandingkan hasil

dari data kuantitatif

dengan temuan

kualitatif yaitu, untuk

menyediakan

triangulasi.

memuaskan semua

preferensi belajar siswa

dengan kegiatan

pemetaan yang sama.

Dengan demikian,

salah satu implikasinya

adalah pengajar dinilai

perlu memvariasikan

kegiatan mind mapping

untuk meningkatkan

kemungkinan bahwa

mereka akan memenuhi

preferensi

pembelajaran siswa.