Analisis Jurnal nurul
-
Upload
nurul-fatimah-saripudin -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Analisis Jurnal nurul
ANALISIS JURNAL
Judul Jurnal: Necrosis of the Ventral Penile Skin Flap : A Complication of Hypospadia Surgery in Children
Terjemahan: Nekrosis Pada Kulit Penis Bagian Ventral Sebagai Sebuah Komplikasi Dari Pembedahan Hipospadia Pada Anak
Disusun Oleh:Nurul Fatimah 220110120075
FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
DAFTAR ISI
Daftar isi..................................................................................................................ii
Bab I: Pendahuluan..................................................................................................1
Bab II: Analisa Jurnal...............................................................................................3
Bab III: Pembahasan................................................................................................5
Bab IV : Kesimpulan dan Saran ..............................................................................7
Daftar Pustaka..........................................................................................................8
Lampiran Jurnal.........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hipospadia berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “di bawah” dan
“spadon“ yang berarti keratan yang panjang. Hipospadia adalah suatu kelainan
bawaan congenital dimana meatus uretra externa terletak di permukaan ventral
penis dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal (ujung glans penis).
(Arif Mansjoer, 2000 : 374).
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa lubang uretra yang
terletak di bagian bawah dekat pangkal penis. (Ngastiyah, 2005 : 288). Hipospadia
adalah kelainan congenital berupa muara uretra yang terletak di sebelah ventral
penis dan sebelah proksimal ujung penis. Letak meatus uretra bisa terletak pada
glandular hingga perineal. ( Purnomo, B, Basuki,2003).
Saat ini ada sekitar 3 dari 1000 kelahiran bayi di dunia yang mengalami
hipospadia ini . Penyebab dari hipospadia sampai saat ini belum di ketahui dengan
pasti namun ada beberapa faktor yang paling berpengaruh antara lain gangguan
dan ketidakseimbangan hormon, genetika, prematuritas dan faktor lingkungan.
Penatalaksanaan dari hipospadia ini haruslah melalui teknik pembedahan.
Tujuan utama dari penatalaksanaan bedah hipospadia adalah merekomendasikan
penis menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat yang normal atau dekat normal
sehingga aliran kencing arahnya ke depan dan dapat melakukan coitus dengan
normal. Pembedahan pada hipospadia ini ada 2 tahap yaitu Chordectomy
pemotongan lapisan chordee yang menutupi penis dan Urethroplasty yaitu
pembuatan saluran uretra dengan menggunakan kulit yang ada pada penis. Dalam
Uretroplasty ada beberapa teknik yang salah satunya adalah Tubularized Incised
Plate Urethroplasty (TIPU). Setelah proses pembedahan ini maka akan
mengahsilkan sebuah luka yang dapat menimbulan beberapa komplikasi pasca
bedah seperti fistula uretrokutan, edema, striktur dan divertikulum hingga
timbulnya nekrosis atau jaringan mati di sekitar luka pasca bedah tersebut.
1
Dalam jurnal dijelaskan mengenai kasus yang terjadi di Turki mengenai
kejadian komplikasi pasca bedah hipospadia pada anak yaitu timbulnya nekrosis
atau jaringan mati pada kulit penis bagian ventral atau atas yang telah mengalami
proses pembedahan dengan metoda TIPU. Oleh karena itu, maka yang menjadi
fenomena masalah terkait dengan kasus hipospadia pada jurnal ini adalah
mengenai komplikasi pasca bedah atau operasi.
2
BAB II
ANALISIS JURNAL
Hipospadia adalah penyakit kongenital atau bawaan yang terjadi pada laki-
laki dengan manifestasi klinis meatus uretranya tidak berada di glang penis atau di
ujung. Ada beberapa tipe hipospadia berdasarkan letak meatus uretranya ini yaitu
tipe anterior sekitar 60-70% kejadian dimana meatus terletak pada pangkal gland
penis, tipe penil/middle sekitar 10-15 % kejadian dimana meatus terletak antara
glands penis dan skrotum dan tipe posterior sekitar 20 % kejadian dengan letak
meatusnya berada di ujung batang penis.
Hipospadia ini terjadi akibat pada minggu ke-2 embriologi saat
pembentukkan organ genetalia terjadi ketidaksempurnaan yang diakibatkan oleh
banyak hal diantaranya gangguan dan ketidakseimbangan hormon, mutasi genetik
ataupun karena pengaruh lingkungan seperti radiasi. Oleh karena itu hipospadia
pun dapat terjadi.
Dalam Jurnal yang berjudul Necrosis of the Ventral Penile Skin Flap : A
Complication of Hypospadia Surgery in Children atau Nekrosis pada kulit Penis
bagian ventral sebagai sebuah komplikasi dari pembedahan hipospadia pada anak
bertujuan untuk mengetahui kasus dari hipospadia yang diberikan tindakan
pembedahan metoda TIPU dan memiliki hasil akhir pasca bedah timbul nekrosis
pada kulit penisnya di bagian ventral. Metoda TIPU atau Tubularized Incised
Plate Urethroplasty adalah sebuah metoda pada tahap dua yaitu pembuatan
saluran uretra dan ketika prosedurnya tersebut menggunakan kulit bagian
proximal pada penis untuk menutupi permukaan ventral pada penis seteah dibuat
saluran uretra atau urethroplasty.
Penelitian ini menggunakan metoda retrospektif yaiu tdari total 111 anak
yang telah diberikan pembedahan hipospadia dengan 2 teknik operasi yang
berbeda antara bulan Januari 2008 hingga Desember 2011 maka didapatkan 83
kasus yang diberikan tindakan pembedahan dengan TIPU. Pada setiap pasien
ketika urethroplasty kulit penis bagian bawah sebenarnya telah digunakan untuk 3
menutupi bagaian atas ventral pada saat urethroplasty. Kulit yang sering
digunakan adalah bagian preputium. Dalam kasus yang terjadi ini bagian atas
penis tidak tertutupi dengan sempurna oleh kulit penis bagian bawah sehingga
menimbulkan jaringan nekrosis yang diperbaiki dengan metoda Ombredanne atau
Byars. Oleh karena itu dilakukan pengobatan dengan metoda dressing dan
pemberian antibiotik. Dressing dilakukan antara 3-5 hari dan pemberian antibotik
cefazoline 100 mg/kg/hari dalam 3 dosis dan dibereikan juga rifampisin sebagai
tandan nekrosis pada kulit bagian ventral.
Hasil dari penelitian yang tercantum dalam jurnal ini adalah rata-rata usia
anaknya adalah 4 tahun. 25 orang pasien (30,12%) mengalami pembedahan pada
bagian coronal, 33 orang pasien (39,75%) pada bagian distal, 10 orang pasien
(12,04%) pada bagian middle/tengah dan 15 orang pasien (18,07%) pada bagian
proximal. Terdapat 10 pasien yang mengalami defect pada kulit penis bagian
ventral yang kemudian diperbaiki dengan metoda Ombredanne sebanyak 8 pasien
dan metoda Byars sebanyak 2 pasien.
Dari ke 10 pasien tersebut 50 % nya mengalami nekrosis pada permukaan
kulit bagian ventral. Kemudian rata-rat perawatan di Rumah Sakit dengan
nekrosis adalah 14 hari dan tanpa nekrosis hanya 7 hari.
Proses pencarian jurnal ini melalui google scholar dengan menggunakan
keywoard complication in hypospadia.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Komplikasi pasca bedah merupakan hal yang sering terjadi setelah
melakukan prosedur pembedahan. Komplikasi pasca operasi sering terjadi :
1. Edema / pembengkakan yang terjadi akibat reaksi jaringan besarnya
dapat bervariasi, juga terbentuknya hematom / kumpulan darah
dibawah kulit, yang biasanya dicegah dengan balut tekan selama 2
sampai 3 hari paska operasi.
2. Striktur, pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan
oleh angulasi dari anastomosis.
3. Rambut dalam uretra, yang dapat mengakibatkan infeksi saluran
kencing berulang atau pembentukan batu saat pubertas.
4. Fistula uretrokutan, merupakan komplikasi yang sering dan digunakan
sebagai parameter untuk menilai keberhasilan operasi. Pada prosedur
satu tahap saat ini angka kejadian yang dapat diterima adalah 5-10 %.
5. Residual chordee/rekuren chordee, akibat dari rilis korde yang tidak
sempurna, dimana tidak melakukan ereksi artifisial saat operasi atau
pembentukan skar yang berlebihan di ventral penis walaupun sangat
jarang.
6. Divertikulum, terjadi pada pembentukan neouretra yang terlalu lebar,
atau adanya stenosis meatal yang mengakibatkan dilatasi yang lanjut.
Dalam penelitian yang tercantum pada jurnal ini komplikasi yang terjadi
adalah nekrosis . Nekrosis adalah suatu keadaan kulit dimana tidak teraliri darah
dengan baik hingga menyebabkan jaringan itu mati dan berwarna kehitaman.
Penyebab terjadinya nekrosis ini dapat terjadi karena infeksi, hematoma, spasme
pembuluh darah dan manajemen perawatan luka yang kurang baik. Untuk kasus
dalam jurnal ini bukan karena infeksi atau perdarahan karena tidak ada tanda-
tandanya. Ha yang paling memungkinkan penyebabnya adalah vaskularisasi yang
tidak baik serta wound healing yang tidak baik pula.
5
Pada prosedur TIPU, kulit bagian bawah penis yang berasalh dari
preputium itu digunakan untuk menutupi saluran uretra baru yang telah di buat
serta menutupi pula bagian ventralnya. Apabila aliran darah atau suplai darah ke
daerah tersebut kurang baik maka jaringan di sekitar sana lama-kelamaan akan
mati hingga nekrosis. Selain itu perwatan luka operasi pun dapat menjadi
penyebab lainnya. Ketika perawatannya tidak baik mak akan berdampak pula
pada vaskularisasi di jaringan tersebut .
Dengan mengetahui hal ini maka implikasi pada bidang keperawatan
adalah perawatan luka operasi yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Bila
diperlukan teknik aseptik maka harus dilakukan sebab jika tidak maka akan
menimbulkan komplikasi seperti pada kasus ini yang dapat memperparah kondisi
pasien.
6
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam penelitian yang tercantum dalam jurnal ini maka di dapatkan
bahwa:
Rata-rata usia penderita adalah 4 tahun.
Terjasi sebanyak 50 % kasus (n=5) komplikasi pasca bedah yaitu
nekrosis pada kulit penis bagian ventral setelah mendapatkan
pembedahan metoda TIPU.
Pasien diberikan perawatan konservatif dengan pemberian antibiotik
dan dressing.
Faktor penyebab terjadinya nekrosis ini adalah karena infeksi,
hematoma, spasme pembuluh darah dan manajemen perawatan luka
yang kurang baik. Untuk kasus dalam jurnal ini bukan karena infeksi
atau perdarahan karena tidak ada tanda-tandanya. Hal yang paling
memungkinkan penyebabnya adalah vaskularisasi yang tidak baik
serta wound healing yang tidak baik pula.
4.2 Saran
Dengan mengetahui hal ini maka implikasi pada bidang keperawatan
adalah perawatan luka operasi yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Bila
diperlukan teknik aseptik maka harus dilakukan sebab jika tidak maka akan
menimbulkan komplikasi seperti pada kasus ini yang dapat memperparah kondisi
pasien.
7
DAFTAR PUSTAKA
- Anonim . .... HIPOSPADIA. Diambil dari : http://id.scribd.com/doc/70233922/HIPOPADIA pada tanggal 18 September 2015 pukul 15.00 wib
- Muttaqin, Arief. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba medika
- Purnomo,Basuko. (2011) Dasar-dasar Urologi edisi ketiga.Malang : Sagung seto
- Syaifudin,. (2002). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC
8
9