Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

21
Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005 Pendekatan Analisis Struktur-Perilaku-Kinerja Oleh: Riyanto Fakultas Ekonomika dan Bisnis- UGM Jakarta, 20 Maret 2009 Studi

Transcript of Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Page 1: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Pendekatan Analisis Struktur-Perilaku-Kinerja

Oleh:

RiyantoFakultas Ekonomika dan Bisnis-UGM Jakarta, 20 Maret 2009

Studi

Page 2: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 2

• Industri Kreatif memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional. Namun klasifikasinya yang luas menyulitkan mengidentifikasi struktur pasar dari industri yang masih infant ini.

• Pemisahan perhitungan potensi Industri Kreatif yang bergerak di sektor perindustrian nasional dengan sektor lainnya seperti jasa dan perdagangan perlu dilakukan agar pengukuran kontribusi lebih akurat dan tidak ada perbedaan perhitungan.

• Dicanangkannya tahun 2009 sebagai tahun Industri Kreatif dan juga mulai berjalannya Road Map Ekonomi Kreatif 2009-2025, maka Analisis Industri penting dilakukan untuk memformulasikan strategi jangka panjang demi pengembangan kebijakan industri di masa mendatang yang lebih tepat sasaran.

Latar belakang

Page 3: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 3

Stucture

Conduc

t

Performance

Analisis industri (S-C-P)

• Karakteristik Pasar• Jumlah penjual dan pembeli• Kondisi/ hambatan masuk• Diferensiasi Produk• Diversivikasi

• Riset dan Pengembangan• Promosi/ Iklan• Merger dan kontrak• Joint venture• Rencana Investasi

• Efisiensi• Produktivitas• Profit• Ekuitas• Kemajuan Teknis

Pertama kali dikembangkan di Harvard oleh Edward S. Manson (1939) dan Joe S. Bain (1959) dan terus mengalami penyempuranaan.

GOVERNMENT POLICY

Page 4: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 4

1. Industri Kreatif yang sudah teridentifikasi dalam Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, menurut kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 dengan 5 digit. (123 Industri)

2. Yang termasuk dalam kategori industri pengolahan/ manufaktur, yaitu kode 15111 sampai 37200. (51 Industri)

3. Mencakup 5 subsektor Industri Keatif, yaitu ; Kerajinan, Desain, Fesyen, Musik, Penerbitan dan Percetakan

4. Industri Kreatif Indonesia pada tahun 2000 dan 2005.

Pembatasan Masalah

Page 5: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 5

1. Menganalisis Industri Kreatif di Indonesia tahun 2000 dan 2005 dengan pendekatan analisis industri Structure–Conduct–Performance.

2. Membandingkan kinerja antara Industri Kreatif Indonesia dengan perindustrian nasional (total manufaktur).

3. Mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja dari Industri Kreatif di Indonesia.

4. Menguji signifikansi hubungan S-C-P pada kelompok Industri Kreatif di Indonesia.

Tujuan studi

Page 6: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 6

Metodologi

Kontribusi terhadap Industri Nasional ;• Value Added• Jumlah Unit Usaha• Penyerapan Tenaga Kerja

Structure-Conduct-Performance ;• Struktur : - Market Share (MS)

- Concentration Ratio (CR4) - Herfindahl-Hirchman Index (HHI)

• Perilaku : Rasio Penanaman Modal Asing (PMA)

• Kinerja : - Efisiensi - Produktivitas

- Kandungan Impor-Lokal

Page 7: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 7

• Model regresi ;

Sumber : Dimodifikasi dari Model Kuncoro dan Widiati (2006)

• Pemilihan Model Panel Pooled Effect dan Random Effect ; Breusch-Pagan LM test

• Uji statistik ; R-square test | f-test | t-test

• Uji ekonometri ; Multikolinieritas | Heteroskedastisitas | Autokolerasi

Metodologi

Page 8: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 8

Intellectual Property

Economic Value

Culture atau budaya lokal,Kandungan input lokal

Kreativitas, Skill, Talenta, Intelektual Individu

Packaging, Distribusi, Pemasaran, Exhibition, Ekspor

INDUSTRI KREATIF

1. Konsep Pendefinisian Industri Kreatif

“Industri Kreatif adalah industri yang memanfaatkan kekayaan intelektual dengan berbasis pada kearifan lokal untuk menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.”

Hasil analisis

Page 9: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

2. Kontribusi Industri Kreatif terhadap Industri Nasional

Kontribusi 2000 2005 Rata-rata

Unit Usaha 29.0% 28.3% 28.6%

Tenaga Kerja 28.8% 27.6% 28.2%

Nilai Tambah 12.9% 10.1% 11.5%

Persentase Kontribusi Kelompok Industri Kreatif Terhadap Total Industri Manufaktur 2000 dan 2005*

*Tabel 4.2 | Skripsi. hal 62

Sumber : diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang 2000 dan 2005, BPS

Hasil analisis

Page 10: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Cont..

19.6%

10.2%

49.5%

0.4%

20.3%

31.5%

8.3%44.6%

3.4% 12.1%

Kerajinan

Desain

Fesyen

Musik

Penerbitan dan Percetakan

2000 2005

Grafik Komposisi Nilai Tambah Menurut Subsektor Industri Kreatif Tahun 2000 dan 2005*

*Gambar 4.2 dan 4.3 | Skripsi. hal 63-4

Sumber: Diolah dari data Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Depdag dan Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

Hasil analisis

Page 11: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Cont..

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

0.398

-0.194

-0.075

0.898

-0.624

Grafik Pertumbuhan Nilai Tambah Menurut Subsektor Industri Kreatif 2000 dan 2005

KerajinanDesainFesyenMusikPenerbitan dan Percetakan

*Gambar 4.4 | Skripsi. hal 65

Sumber: Diolah dari data Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Depdag dan Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS

Hasil analisis

Page 12: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

3. Struktur Industri Kreatif Indonesia

Indikator 2000 2005 Rata-rata Perubahan

CR4 0,44 0,39 0,41 -12,0%

HHI 863,33 632,98 748,16 -26,7%

Total Firm 6419 5816 6140 -8,7%

*Tabel 4.3 | Skripsi. hal 66

Rasio Konsentrasi Kelompok Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005*

Sumber : dihitung dari Statistik Industri Besar dan Sedang dan Direktori Industri Manufaktur 2000 dan 2005, BPS

Struktur pasar oligopoli moderat rendah

Hasil analisis

Page 13: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Cont..

2000 2005No. ISIC Industri Pangsa ISIC Industri Pangsa

1 18101 Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya (Fesyen) 27.0% 18101 Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan

Perlengkapannya (Fesyen) 32.6%

2 22190 Industri Penerbitan Lainnya (Penerbitan dan Percetakan) 17.7% 17301* Industri Kain Rajut (Kerajinan) 7.5%

3 19202 Industri Sepatu olah raga (Fesyen) 14.1% 19202 Industri Sepatu olah raga (Fesyen) 7.3%

4 36101 Industri Furniture dari Kayu (Kerajinan) 7.3% 36101 Industri Furniture dari Kayu (Kerajinan) 6.9%

5 28994 Industri Macam-macam wadah dari logam (Kerajinan) 4.6% 19201 Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari

(Fesyen) 6.7%

6 21020 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton (Desain) 4.5% 22110

Penerbitan buku, buku pelajaran, atlas/peta, brosur, pamflet, buku musik, dan publikasi lainnya (Penerbitan dan Percetakan)

7.7%

7 19201 Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari (Fesyen) 4.3% 21020 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton

(Desain) 6.2%

8 17302 Industri pakaian Jadi Rajutan (Fesyen) 3.1% 22120* Penerbitan Surat Kabar, Jurnal, Tabloid, dan Majalah (Penerbitan dan Percetakan) 2.8%

9 26121 Industri Perlengkapan & Peralatan Rumah Tangga dari Gelas (Kerajinan) 1.9% 36922* Industri Alat-alat Musik Non Tradisional (Musik) 3.2%

10 36942 Industri Mainan (Kerajinan) 1.6% 28994 Industri Macam-macam wadah dari logam (Kerajinan) 1.8%

10 Pangsa Pasar Terbesar Kelompok Industri Kreatif Indonesia Menurut Nilai Tambah 2000 dan 2005*

Sumber : diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang 2000 dan 2005, BPS

*Tabel 4.6 | Skripsi. hal 69

Hasil analisis

Page 14: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

4. Perilaku Industri Kreatif Indonesia

Industri 2000 2005 Pertumbuhan

Industri Kreatif 389 507 30.3%

Total Manufaktur 1707 1832 7.3%

Industri 2000 2005 Pertumbuhan

Industri Kreatif 6.1% 8.7% 42.7%

Total Manufaktur 7.7% 8.8% 14.8%

Rasio Perusahaan dengan Status PMA 2000 dan 2005*

Jumlah Perusahaan Kelompok Industri Kreatif Menurut Status Penanaman Modal Asing 2000 dan 2005*

*Gambar 4.7 dan 4.8 | Skripsi. Hal 71-2

Sumber : diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang 2000 dan 2005, BPS

Hasil analisis

Page 15: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

5. Kinerja Industri Kreatif Indonesia

SUBSEKTOR INDUSTRIProduktivitas Efisiensi

2000 2005 r 2000 2005 r

Kerajinan 39817 84929 1.13 1.03 1.03 0.00

Desain 190994 184866 -0.03 0.87 1.02 0.18

Fesyen 39139 76083 0.94 0.66 1.17 0.78

Musik 169192 447474 1.64 0.20 1.11 4.49

Penerbitan dan Percetakan 148604 280887 0.89 1.31 1.10 -0.16

Total Industri Kreatif 117549 214848 0.92 0.81 1.09 0.34

Total Industri Manufaktur 143997 257580 0.79 0.60 0.57 -0.05

*Ket : Produktivitas dalam ribu rupiah dan efisiensi dalam persen; r = pertumbuhan.

Pertumbuhan Produktivitas dan Efisiensi Industri Kreatif 2000 dan 2005*

*Gambar 4.9 | Skripsi. Hal 73

Sumber : dihitung dari Statistik Industri Besar dan Sedang dan Direktori Industri Manufaktur 2000 dan 2005, BPS

Hasil analisis

Page 16: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Cont..

Indikator 2000 2005 Pertumbuhan

Total Input 44387530436 69696107926 0.57

Total impor 13877753282 17201999754 0.24

Kandungan Impor 0.312649817 0.246814353 -0.21

Kandungan Impor Kelompok Industri Kreatif 2000 dan 2005*

*Tabel 4.10 | Skripsi. Hal 75

Sumber : diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang 2000 dan 2005, BPS

Hasil analisis

Page 17: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

6. Hubungan Stucture - Conduct - Performance

Variabel Independen

Variabel Dependen LOG(PROD?)

Model PLS Model REM

Konstanta1.799298

(2.909041)*1.847850

(3.124592)*

LOG(CR4?)0.184938

(2.778855)*0.168244

(2.537868)*

LOG(SIZE?)-0.736509

(-10.57314)*-0.737019

(-10.96787)*

LOG(WAGE?)0.038120

(0.621333)0.028015

(0.505374)

LOG(LOCAL?)0.807097

(19.95378)*0.813107

(19.32093)*

LOG(RPMA?)0.089188

(2.196483)*0.089111

(2.110238)*

Adjusted R squaredDWF

0.8731651.392101100.1332

0.9136722.021204563.2507

*Tabel 4.11 | Skripsi. Hal 78

Hasil Estimasi Model Regresi*

Ket: Nilai t-statistik ditunjukan dalam tanda kurung. * = menunjukan signifikansi pada degree of freedom 5% dan 1%

Hasil analisis

Page 18: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Cont..

*Tabel 4.12 | Skripsi. Hal 80

Variable Coefficient Prob.

C 1.847850 0.0026 Struktur Pasar LOG(CR4?) 0.168244 0.0135

Ukuran perusahaan LOG(SIZE?) -0.737019 0.0000 Upah Pekerja LOG(WAGE?) 0.028015 0.6150

Kandungan Lokal LOG(LOCAL?) 0.813107 0.0000 Investor Asing LOG(RPMA?) 0.089111 0.0386

Hasil Pengujian t dengan Variabel Dependen LOG(PROD?)*

Hasil analisis

Page 19: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

1. Bentuk struktur pasar dari Industri Kreatif Indonesia adalah bersifat oligopoli pada tingkat moderat rendah.

2. Perilaku Industri Kreatif dari rencana investasinya bersifat terbuka terhadap pihak asing.

3. Kinerja Industri Kreatif tahun 2000 dan 2005 lebih baik dari total industri manufaktur.

4. Produktivitas pekerja Industri Kreatif secara signifikan dipengaruhi oleh struktur industri, ukuran perusahaan, local content, dan derajat keterbukaan investasi asing.

5. Analisis S-C-P terbukti menunjukan signifikansinya pada studi ini.

Kesimpulan

Page 20: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Membentuk ikatan atau asosiasi dari masing - masing subsektor Industri Kreatif.

Peningkatan fasilitas transfer informasi dari sisi kecepatan, jangkauan, serta murahnya biaya.

Kemudahan kredit, khusus bagi para calon pengusaha dengan produk-produk kreatif lokal.

Peraturan atau undang-undang pemerintah yang erat kaitannya dengan Industri Kreatif tidak digeneralisir.

Implikasi Kebijakan

Page 21: Analisis Industri Kreatif Indonesia 2000 dan 2005

Skripsi Industri Kreatif Indonesia - FEB UGM 21

e n d .