Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Kualitas ...repository.ub.ac.id/2299/1/Halimah...

150
Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Kualitas Pelayanan Kepesertaan BPJS Kesehatan (Studi Kasus Pada Kantor BPJS kesehatan Kota Malang) SKRIPSI Oleh : HALIMAH WATI HASAN 115030107111121 Dosen Pembimbing : Siti Rochmah, Dr., M.Si Moh. Said, S.Sos, M.AP UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Transcript of Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Kualitas ...repository.ub.ac.id/2299/1/Halimah...

  • Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Kualitas Pelayanan Kepesertaan

    BPJS Kesehatan

    (Studi Kasus Pada Kantor BPJS kesehatan Kota Malang)

    SKRIPSI

    Oleh :

    HALIMAH WATI HASAN

    115030107111121

    Dosen Pembimbing :

    Siti Rochmah, Dr., M.Si

    Moh. Said, S.Sos, M.AP

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

    MALANG

    2017

  • ii

  • iii

  • iv

    Curriculum Vitae

    Name : Halimah Wati Hasan , S.AP

    Gender : Female

    Status : Single

    Date of Born: Malang, 06 May 1993

    Religion : Moslem

    Address : Jl Moch Sahar No.19 Rt.05 Rw.13 Ngaglik Batu

    Phone : 082221000127

    E-mail : [email protected]

    1999 – 2005 : State Elementary School Ngaglik 02 Batu

    2005 – 2008 : State Junior High School 2 Batu

    2008 – 2011 : State Senior High School 1 Batu

    2011 – 2016 : Bachelor’s Degree of Public Administration Science in Brawijaya

    University Malang

    Formal Education:

    mailto:%[email protected]

  • v

    LEMBAR PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah, atas segala nikmat Allah SWT. Karya ini kupersembahkan

    untuk:

    1. Kedua orang tuaku: Bapak Supriadi Hasan dan Ibu Sri Miswati,

    terimakasih untuk seluruh doa, cinta, kasih sayang, dan dukungan yang

    selalu menyertaiku.

    2. Almamaterku, Universitas Brawijaya Malang .

  • vi

    RINGKASAN

    Halimah Wati Hasan, 2016, Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Kualitas

    Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Siti Rochmah, Dr., M.Si dan Moh.Said, S.Sos,

    M.AP. 123 Hal + X

    Tingkat kepuasan dari masyarakat terhadap pelayanan sektor publik masih tergolong

    rendah, hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian empiris terhadap kualitas pelayanan di

    birokrasi pemerintahan. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh kalangan akademisi

    tentang pelayanan publik di Indonesia ternyata kondisinya masih seringkali dianggap belum

    baik dan memuaskan.

    Tujuan penelitian ini adalah“ Untuk mengetahui dan menganalisis indeks kepuasan

    masyarakat dalam pelaksanaan pelayananan kepesertaan BPJS kesehatan Kota Malang.

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif dengan

    pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini kualitas Pelayanan Publik sebagai variable

    penelitian, dan indikator serta unsur – unsur penelitian telah ditetapkan oleh KEPMENPAN

    No.16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap

    Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan nilai

    Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dihitung menggunakan nilai rata-rata tertimbang

    masing-masing unsur pelayanan.

    Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Kejelasan persyaratan memiliki nilai IKM

    sebesar 2,78 kriteria bagus. Keterbukaan informasi mengenai prosedur memiliki nilai IKM

    sebesar 2,87 kriteria bagus. Waktu pelayanan yang diberikan oleh petugas kepada anda untuk

    penyelesaian memiliki nilai IKM sebesar 2,89 kriteria bagus. Biaya/tarif pelayanan memiliki

    nilai IKM sebesar 3,15 kriteria sangat bagus. Produk spesifikasi jenis pelayanan nilai IKM

    sebesar 3,02 kriteria bagus. Kompetensi/kemampuan pelaksanaan memiliki nilai IKM

    sebesar 3,21 kriteria sangat bagus. Perilaku/ sikap pelaksana pelayanan memiliki nilai IKM

    sebesar 3,28 kriteria bagus.Pelaksanaan pelayanan sudah sanggup dan mampu memenuhi

    kewajiban dan menjalankan pelayanan sesuai dengan standart pelayanan memiliki nilai IKM

    sebesar 3,32 masuk dalam kriteria bagus. Penanganan, pengaduan, saran dan masukan nilai

    IKM sebesar 3,18 kriteria bagus.

    Saran dari penelitian ini adalah Karena ada beberapa SDM yang memang sudah cukup

    berumur hendaknya ditempatkan pada posisi yang tidak banyak mengeluarkan fisik dan

    tenaga yang berlebihan. Kemampuan intelektual petugas Dalam menempatkan seseorang

    untuk mengisi pos-pos tertentu hendaknya disesuaikan dengan bidang keahlian dan

    pendidikan mereka. Kebersihan dan kerapian lingkungan tempat pelayanan. Lingkugan yang

    sehat adalah lingkungan yang bersih, selain itu kondisi yang bersih dapat memberikan

    kenyamanan peserta dalam mengantre. Ketersediaan fasilitas pendukung pelayanan minimnya

    fasilitas penunjan seperti ruang tunggu dan kursi yang kurang memadai, serta komputer untuk

    pelayanan sebaiknya ditambah.Keamanan lingkungan tempat pelayan, Melihat lokasi yang

    berada persis di pinggir jalan raya sudah tentu kemuangkinan adanya gangguan keamanan

    juga cukup besar, terutama kerawanan

    terhadap tindak pencurian kendaraan di lahan parkir. Untuk itu bila memungkinkan

    diperlukan satuan pengamanan tersendiri sehingga ada jaminan keamanan dari para peserta.

    Kata Kunci : Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), Kualitas Pelayanan Kesehatan

    dan BPJS Kesehatan, Peningkatan kualitas Pelayanan

  • vii

    SUMMARY

    Halimah Wati Hasan, 2016, The Analysis on Community Satisfaction Index (IKM) over the

    Quality of Health Service at BPJS Kesehatan. Siti Rochmah, Dr., M.Si and Moh. Said, S.Sos,

    M.AP. 123 Pages + X.

    Satisfaction rate of the community to public sector service was still low. It was proved

    by empirical studies on service quality at governmental bureaucracy. Some studies were done

    by the academicians of public service and found that public service was not yet good and also

    less satisfying. This research was aimed (1) to understand and to explain the administration of

    service for the members of BPJS Kesehatan in Malang City; (2) to recognize and to analyze

    the community satisfaction index for the members of BPJS Kesehatan in Malang City; and (3)

    to acknowledge and to expose the factors supporting and constraining the delivery of service

    to the members of BPJS Kesehatan in Malang City.

    Research type was descriptive with quantitative approach. The quality of public

    service as measured from variables, indicators, and substances of research had been

    determined by KEPMENPAN No.16/2014 about the Manual of Survey on Community

    Satisfaction to Public Service. Data analysis technique was Community Satisfaction Index

    (IKM) that was counted using the weighted value of each service substance.

    The results of this research can be concluded that: Clarity of requirements has an IKM

    value of 2.78 as good criteria. Disclosure of information regarding the procedure has an IKM

    value of 2.87 as good criteria. Service time provided by the officer to you for completion has

    an IKM value of 2.89 good criteria. Fees have an IKM value of 3.15 very good criteria.

    Product specifications for the type of service IKM value of 3.02 good criteria. Competence /

    execution capabilities have IKM value of 3.21 is very good criteria. Behavior / attitude of the

    implementing ministry have an IKM value of 3.28 as good criteria. Implementation of the

    service is already capable and able to fulfill the obligations and run services in accordance

    with the standard of service has an IKM value of 3.32 included in the nice criteria. Handling,

    complaints, suggestions and input IKM value by 3.18 as good criteria. Suggestions from this

    study is because there are several human resources that are already quite old, they should be

    placed in a position that does not spend a lot of physical and excessive force. The officer

    should put someone to fill certain posts based on their area of expertise and education.

    Hygiene and tidiness of the environment ministry. Healthy environment is a clean

    environment, besides the hygienic conditions can provide the convenience of participants in

    the queue. Lack of availability of support facilities services such as the lounge and chairs that

    are inadequate and the computer for service should be added. Security environment in which

    the officer can view location is right on the edge of the highway is certainly possible security

    disturbances are also quite great, especially vulnerability to a theft of vehicles in the parking

    lot. Therefore it needed security units of its own so there is a guarantee the safety of the

    participants. Keywords: Analysis on Community Satisfaction Index (IKM), Quality of

    Health Service, and BPJS Kesehatan

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    lancar. Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

    SAW beserta keluarga dan sahabat beliau. skripsi ini merupakan serangkaian tugas

    akhir penulis salama menempuh pendidikan perkuliahan serta untuk memenuhi syarat

    mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    Malang. Tema pada skripsi ini adalah kerjasama dalam pelayanan publik dengan

    mengambil judul :

    ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TENTANG

    KUALITAS PELAYANAN KEPESERTAAN BPJS KESEHATAN (Studi pada

    Kantor BPJS Kesehatan Kota Malang)

    Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah dalam bentuk penelitian

    skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai

    pihak, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu pada kesempatan ini

    penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat, diantaranya :

    1. Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Bapak Prof. Dr. Bambang

    Supriyono, MS dan Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik Bapak Dr.

    Choirul Saleh, M.Si serta Ketua Prodi Administrasi Publik Ibu Dr. Lely Indah

    Mindarti, M.Si.

    2. Ibu Siti Rochmah,Dr., M.Si dan Bapak Moh Said, S.Sos, MAP selaku

    Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan berbagai arahan, ilmu

    dan dukungannya dalam penyusunan skripsi.

    3. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Administrasi Publik beserta pegawai-pegawai

    Fakultas Ilmu Administrasi yang juga membantu melancarkan penyusunan

    skripsi.

    4. Seluruh jajaran pegawai BPJS Kesehatan Kota Malang, Bapak Bimantoro

    R, Bapak Moh Ibnu R, Bapak Guscik Yudo H P, Bapak Iswahyudi, Mbak

  • ix

    Nandita Arum, Mbak Yohan Ratih F , yang telah senantiasa memberikan

    kemudahan informasi untuk penyusunan skripsi.

    5. Keluarga penulis, Kedua orang tua yang sangat diberkahi Allah SWT

    (Bapak Supriadi Hasan dan Ibu Sri Miswati) yang selalu memberikan waktu

    untuk memomotivasi, dorongan materi dan non materi dimanapun dan

    kapanpun. Adik satu-satunya yang paling saya sayangi Sutan Maulana Hasan

    yang selalu memberikan semangat dan dorongan.

    6. Sahabat-sahabat saya tersayang (Yuricka Priskilia, Marta Widyasmara,

    Vian Frisca, Ula Jamillatul aka Lala), yang selalu memberikan semangat dan

    dukungannya serta memberikan masukan dalam menyusun skripsi.

    7. Orang- orang yang sangat saya hormati dan saya sayang, (Rizka Nur Aida,

    Lutfi Nugroho Pratama, Dyah Arum R, Zakiri Fikri) yang membantu saya

    memberi masukan, kritik serta saran dukungan dalam penyelesaian skripsi

    saya.

    8. Serta terimakasih kepada seluruh pihak atas bantuan dan dukungannya

    terhadap karya tulis ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

    Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya

    membangun sangat penulis harapkan semoga karya skripsi ini bermanfaat dan

    dapat memberikan sumbangan yang berarti pagi pihak yang membutuhkan.

    Malang, 21 Desember 2016

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    MOTTO ............................................................................................................... ii

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... iii

    TANDA PENGESAHAAN . .............................................................................. iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... v

    RINGKASAN .. .................................................................................................... vi

    SUMMARY .......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... x

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 10

    C. Tujuan penelitian ............................................................................................ 10

    D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 11

    E. Sistematika Penelitian ...................................................................................... 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

  • xi

    A. Pelayanan Publik

    1.Pengertian Pelayanan Publik ............................................................................... 14

    2. Unsur-unsur Pelayanan Publik .......................................................................... 16

    3. Jenis Pelayanan Publik ....................................................................................... 17

    4. Kualitas Pelayanan Publik .................................................................................. 18

    5. Unsur Pembentuk Pelayanan Publik .................................................................. 26

    6. Asas-asas Pelayanan Publik .............................................................................. 27

    7. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik ....................................................................... 29

    8. Standar Pelayanan Publik . ................................................................................ 31

    B. Indeks Kepuasan Masyarakat

    1. Pengertian Kepuasan ......................................................................................... 35

    2. Pengertian Masyarakat ...................................................................................... 37

    3. Indeks Kepuasan Masyarakat ............................................................................ 40

    4. Kerangka Pikir ................................................................................................... 46

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 49

    B. Lokasi dan Obyek Penelitian ........................................................................... 50

    C. Konsep dan Variabel ....................................................................................... 51

    D. Populasi, Sampeldan teknil pengambilan data ................................................ 55

    E. Sumber Data ..................................................................................................... 57

    F. Teknik pengumpulan Data ................................................................................ 58

    G. Analisis Data ..................................................................................................... 60

    1. Analisis Deskriptif ............................................................................................ 61

  • xii

    2. Indeks Kepuasan Masyarakat ........................................................................... 61

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

    1. Sejarah Singkat BPJS ........................................................................................ 63

    2. Dasar Hukum .................................................................................................... 66

    3. Sistem Jaminan Sosial Nasional ...................................................................... 67

    4. Prinsip BPJS Kesehatan ................................................................................... 69

    5. Visi dan Misi ................................................................................................... 70

    6. Struktur Organisasi ........................................................................................... 71

    7. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................... 73

    8. Wewenang BPJS Kesehatan ............................................................................. 74

    9. Bidang Kegiatan .............................................................................................. 75

    10. Mekanisme Penyelenggaraan BPJS Kesehatan bagian Kepesertaan .............. 80

    B. Hasil Analisis Data

    1. Gambaran Karakteristik Responden

    a. Jenis Kelamin Responden ................................................................................ 88

    b. Jenis Pekerjaan Responden ............................................................................. 86

    c. Tingkat Usia Responden ................................................................................... 87

    d. Tingkat Pendidikan Responden ........................................................................ 88

    e. Diskripsi Variabel Penelitian ............................................................................ 89

    2. Indeks Kepuasaan Masyarakat pada Pelayanan Kepesertaan BPJS

    Kesehatan Malang

    a. Uji Validitas ..................................................................................................... 109

  • xiii

    b. Uji Reliabilitas .................................................................................................. 110

    c. Uji Normalitas Data ......................................................................................... 111

    C. Pembahasan .................................................................................................... 126

    BAB V PENUTUP

    A.Kesimpulan ........................................................................................................ 126

    B. Saran ................................................................................................................. 129

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 131

    LAMPIRAN

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Rerata Pertumbuhan Kepesertaan BPJS Kesehatan ...................................... 7

    2. Matrix Penilaian Pelayanan .......................................................................... 25

    3. Konsep, Variabel, Indikator dan Item Penilaian ........................................... 54

    4. Kisi-Kisi Instrumen Angket .......................................................................... 59

    5. Skala Bobot Penilaian ................................................................................... 60

  • xiv

    6. Nilai presepsi, interval IKM, Interval Konversi IKM .................................... 62

    7. Fomasi Pegawai ............................................................................................ 79

    8. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 85

    9. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................................... 86

    10. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ........................................................ 87

    11. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ............................................. 88

    12. NRR Persyaratan Pelayanan .......................................................................... 91

    13. NRR Prosedur Pelayanan ............................................................................... 94

    14. NRR Waktu Pelayanan .................................................................................. 96

    15. NRR Biaya/ Tarif Pelayanan.......................................................................... 98

    16. NRR Spesifikasi jenis pelayanan .................................................................. 100

    17. NRR Kompetensi/ kemampuan pelaksanaan pelayanan ................................102

    18. NRR Perilaku/Sikap Pelaksana Pelayanan ................................................... 104

    19. NRR Maklumat Pelayanan............................................................................. 106

    20. NRR Penanganan, Pengaduan, Saran Dan Masukan Pelaksana Pelayanan ...108

    21. Uji Validitas ................................................................................................... 109

    22. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................... 110

    23. Uji Normalitas data ........................................................................................ 111

    24. Hasil IKM ..................................................................................................... 112

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Segitiga Keseimbangan dalam Kualitas Pelayanan ...................................... 23

    2. Model Manajemen Pelayanan ....................................................................... 25

    3. Skema Kerangka Pikir .................................................................................. 48

    4. Struktur Organisasi BPJS ............................................................................. 72

    5. Prosedur Pendaftaran Peserta Mandiri BPJS Kesehatan .............................. 83

    6. Variabel Persyaratan Pelayanan ..................................................................... 90

    7. Variabel Prosedur pelayanan ......................................................................... 92

    8. Variabel Waktu Pelayanan ............................................................................. 95

    9. Variabel Biaya/Tarif Pelayanan ..................................................................... 97

  • xvi

    10. Variabel Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan ................................................ 99

    11. Variabel Kompetensi/ kemampuan pelaksanaan pelayanan .......................... 101

    12. Variabel Perilaku/Sikap Pelaksana Pelayanan ............................................... 103

    13. Variabel Maklumat Pelayanan ....................................................................... 105

    14. Variabel Penanganan, Pengaduan, Saran Dan Masukan ................................

    Pelaksana Pelayanan . ............................................................................................ 107

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pelayanan publik merupakan pemberian layanan kepada masyarakat

    yang dilaksanakan oleh para penyelenggara pelayanan publik untuk

    memenuhi kebutuhan dan kepentingan penerima jasa layanan atau

    masyarakat. Pelayanan publik merupakan hal - hal yang dilakukan oleh

    pemerintah atau koorporasi penyelenggara pelayanan baik di sektor

    pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sesuai dengan aturan - aturan

    pokok yang berlaku dan tata cara yang telah ditetapkan, yang telah tercantum

    pada Undang – Undang no 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

    Pelayanan pubik yang dilakukan oleh pemerintah telah menyangkut banyak

    bidang seperti, pendidikan, transportasi, kebersihan, kesehatan,

    kesejahteraan sosial, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa peran

    pemerintah dalam penyediaan layanan publik sangatlah dominan. Peran

    pemerintah dalam menyediakan pelayanan kepada publik semakin penting,

    hal ini dikarenakan permintaan pelayanan pubik terus meningkat baik

    kualitas dan kuantitasnya terkait dengan semakin meningkatnya jumlah

    penduduk, tingkat kebutuhan masyarakat, semakin beragamnya lapangan

    pekerjaan dan semakin bertambahnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

    Pelayanan pubik bukan hanya meliputi persoalan administratif, tetapi

    lebih dari itu yaitu pemenuhan keinginan publik. Karena itu, diperlukan

    kesiapan lagi bagi administrasi publik agar dapat mencapai kualitas

  • 2

    pelayanan yang baik. Pelayanan terhadap warga negara adalah sepenuhnya

    menjadi tanggung jawab pemerintah, baik pemerintah daerah maupun

    nasional (Noviyanti 2012:22). Secara teoritis ada tiga fungsi utama yang

    harus dijalankan oleh pemerintah tanpa memandang tingkatannya yaitu :

    a. Fungsi pelayanan masyarakat (Public Service Function)

    b. Fungsi pembangunan (Devenlopment Function) dan

    c. Fungsi Perlindungan (Protection Function)

    Hal yang terpenting kemudian adalah sejauh mana pemerintah cepat

    mengelola fungsi-fungsi tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jassa

    (pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh

    masyarakat yang membutuhkannya. Selain itu pemerintah dituntut untuk

    menerapkan prinsip equity dalam menjalankan fungsi–fungsinya tadi. Artinya

    pemerintah tidak boleh memberikan pelayanan secara diskriminatif. Tanpa

    memberi perbedaan memandang strata, golongan, dan jabatan dari

    masyarakat. Masyarakat memiliki kuasa atas pelayanan tersebut sesuai

    dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Pemberian pelayanan publik oleh

    aparatur pemerintah kepada masyarakat sebenarnya merupakan fungsi aparat

    negara sebagai pelayan masyarakat. Kedudukan aparatur pemerintah dalam

    pelayanan umum (public services) sangat strategis karena akan sangat

    menentukan sejauhmana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang

    sebaik-baiknya bagi masyarakat, yang dengan demikian akan menentukan

    sejauhmana negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan

    tujuan pendiriannya.

  • 3

    Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh

    pemberi layanan dalam hal ini yaitu administrasi publik adalah pemerintah itu

    sendiri dengan apa yang mereka inginkan, yaitu sejauhmana publik berharap

    apa yang akhirnya diterima oleh masyarakat. Demi untuk menjamin

    terpenuhinya hak-hak masyarakat akan pelayanan publik maka diperlukan

    suatu standar penilaian mengenai analisis kinerja pelayanan publik. Analisis

    terhadap kinerja birokrasi pelayanan publik sangat penting untuk

    dipublikasikan, melampaui cara kerja dan faktor faktor yang mempengaruhi

    kinerja itu sendiri untuk menilai atau melihat tingkat keberhasilan dan

    kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi(tupoksi) yang diberikan oleh

    aparat birokrasi pelayanan publik.

    Selain pemerintah berfungsi sebagai pelayan masyarakat, pemerintah

    juga berfungsi sebagai fungsi pembangunan. Pelayanan publik merupakan

    bagian dari pembangunan keberhasilan suatu pembangunan ditandai dengan

    peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga manusia merupakan

    faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan tersebut. Demi terciptanya

    pembangunan yang berkualitas diperluhkan kesehatan manusia yang prima,

    agar tercipta pula suatu kesehatan prima masyarakat tersebut, maka

    pemerintah yang harus menjamin kesehatan masyarakatnya.

    Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan

    ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggungan

    kemiskinan. Tercantum pada Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

    Kesehatan, ditetapkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia

    dansalah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-

  • 4

    cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-

    Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa setiap kegiatan

    dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip

    nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan

    sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing

    bangsa bagi pembangunan nasional. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya

    gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian

    ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat

    kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara.

    Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan

    masyarakat yang setinggi tingginya agar terwujud manusia Indonesia yang

    bermutu, sehat, dan produktif. Agar tercapai tujuan pembangunan kesehatan

    dilaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.

    Kedua upaya adalah pelayanan kesinambungan, upaya kesehatan masyarakat

    dilaksanakan pada sisi hulu untuk mempertahankan agar masyarakat tetap

    sehat dan tidak jatuh sakit, sedangkan upaya kesehatan perorangan

    dilaksanakan pada sisi hilir.

    Usaha ke arah tersebut sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan

    menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan ssosial di bidang kesehatan,

    diantaranya adalah melalui PT.Askes (Persero) dan PT. Jamsostek (Persero)

    yang melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran,

    dan pegawai swasta. Kepada masyarakat miskin dan tidak mampu,

    pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan

  • 5

    Masyarakat atau (JAMKESMAS) dan Jaminan Kesehatan Daerah

    (JAMKESDA) juga Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau (JAMSOSTEK).

    Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, dan terbagi-

    bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.

    Dalam memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial

    bagi seluruh rakyat Indonesia, telah diselenggarakan Sistem Jaminan Sosial

    Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia; Peraturan Presiden Republik

    Indonesia Nomor 74 tahun 2014 Tentang Pedoman penyusunan

    petarancangan penyelenggaraan jaminan sosial bidang kesejahteraan dan

    bidang Kesehatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

    tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, mulai 1 Januari 2014 telah

    beroperasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan paling lambat

    mulai 1 Juli 2015 akan beroperasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

    Kesehatan. Bahwa agar penyelenggaraan Jaminan Sosial Bidang Kesehatan

    dan Bidang Kesehatan terlaksana secara sistematis dan terarah sesuai dengan

    Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

    Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

    Penyelenggara Jaminan Sosial, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang

    Pedoman Penyusunan Peta Rancangan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

    Bidang Kesehatan dan Bidang Kesehatan tersebut.

    Pada tahun 2014 ini, BPJS berambisi membukukan 121 jiwa

    kepesertaan. Maka, manajemen BPJS membuka kesempatan dam akses

    seluas luasnya agar masyarakat indonesia dapat segera mendaftar menjadi

    peserta BPJS Kesehatan dan Kesehatan. Namun, animo masyarakat masih

  • 6

    terbilang amat minim, sehingga manajemen BPJS harus bekerja dengan

    ekstra keras.Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan suatu

    tanggung jawab dari Pemerintah dalam memberikan jaminan dan

    perlindungan sosial ekonomi kepada warga negara. Pemerintahan Indonesia

    pun, telah mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan Funded

    social security, yakni jaminan sosial yang didanai olehpeserta sebagai pekerja

    di sektor formal, diselenggarakan oleh Badan Penyelengara Jaminan Sosial

    (BPJS) .

    Menurut Undang – Undang (UU) No.24/2011, BPJS telah

    menggantikan peran PT Asuransi Kesehatan (ASKES) dan PT Jaminan sosial

    Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Proses pergantian itu bertahap. Awal tahun

    2014, Askes telah berubah menjadi BPJS Kesehatan dan Fungsi Jamsostek

    berubah menjadi BPJS kesehatan.Setelah diresmikan oleh Presiden Susilo

    Bambang Yudhoyono pada tanggal 1 Januari 2014, Askes terus melakukan

    sosialisasi kepada publik. Sebab, perubahan status Askes menjadi BPJS

    Kesehatan cukup revolusioner. Tujuan besarnya perubahan ini adalah

    mewujudkan masyarakat yang sejahtera, serta terpenuhinya kebutuhan

    sandang, papan, pangan dan jaminan hari tua. Perubahan BPJS kesehatan

    melalui beberapa tahapan yaitu :

    Pertama, tahapan rekonsolidasi yakni membangun kepercayaan dari

    seluruh stake holder. Dalam tahapan ini yang dilakukan adalah mengawal

    regulasi, mereview teknis operasional dan sosialisasi secara terus-menerus

    dilakukan. Hal ini sudah dilakukan selama tahun 2012. Kedua, pada tahun

    2013 dilaksanakan, tahapan fit-in inftrastucture yakni bagaimana membangun

  • 7

    landasan yang kokoh sebagai BPJS. Dalam tahapan ini adalah pelaksanaan

    peningkatan kepesertaaan, pelayanan, penguatan data base dan TI,

    peningkatan infestasi, keuangan dan peningkatan kualitas SDM. Sampai pada

    Bulan Desember 2013 jumlah peserta PT Askes menjadi 11,6 juta orang dari

    hanya 8 juta orang pada tahun sebelumnya. Berdasarkan rerata pertumbuhan

    5 tahun yang dikutip dari laporan kinerja BPJS kesehatan 2013 adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 1

    Rerata pertumbuhan kepesertaan BPJS Kesehatan

    Jenis Kepesertaan Pertumbuhan (%)

    Kepesertaan aktif tenaga kerja 9,80%

    Kepesertaan non aktif tenaga kerja 0,18%

    Kepesertaan aktif perusahaan 12,53%

    Kepesertaan non aktif perusahaan 8,78%

    Sumber : Laporan kerja tahunan BPJS Kesehatan 2013

    Untuk meningkatkan kualitas SDM dalam tahunn 2013 PT ASKES

    mengirim 10 karyawannya untuk mengikuti studi di beberapan wilayah di

    negara Eropa. Pada semester pertama tahun 2013 telah dibuka 50 outlet di

    sejumlah provinsi hingga menjadi 497 pada tahun 2017. Tetapi berbanding

    terbalik dengan laporan-laporan yang telah diterima oleh masyarakat.

    Berdasarkan pada data yang diperoleh mengemukakan bahwa masyarakat

    tidak puasdengan pelayanan BPJS.

    “Ratusan Buruh telah menggelar aksi demonstrasi di gedung

    Jamsostek (BPJS Kesehatan) di Jalan Gatot Subroto Jakarta

    Selatan.Ratusan buruh menuntut agar BPJS dibubarkan karena telah

    dinilai sangat merugikan buruh, hal ini terjadi karena buruh menilai

    pelayanan yang diberikan dan dikelola oleh BPJS menjadi lebih

    buruk dibandingkan dengan saat para buruh menjadi peserta

    Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Jamsostek.Para buruh juga

    mengatakan bahwa Jamsostek terdahulu lebih baik dalam

    memberikan pelayanan di bandingkan dengan BPJS, potongan iuran

  • 8

    pada masa Jamsostek juga lebih meringankan buruh dibandingkan

    masa BPJS sekarang ini. Sumber : http://poskotanews.com,2014

    Namun, tidak dapat kita pungkiri bahwa pelayanan publik dibidang

    apapun masih memenuhi banyak kendala dan hambatan, terutama dalam hal

    kualitas pelayanan. Tingkat kepuasan dari masyarakat terhadap pelayanan

    sektor publik masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan dari beberapa

    penelitian empiris terhadap kualitas pelayanan di birokrasi pemerintahan.

    Beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh kalangan akademisi tentang

    pelayanan publik di indonesia ternyata kondisinya masih seringkali dianggap

    belum baik dan memuaskan. Fakta yang terjadi saat ini, masih dijumpai

    kelemahan yang secara umum merupakan pelayanan aparatur Pemerintah

    belum berjalan efektif. Kelemahan tersebut antara lain; pelayanan rumit dan

    tidak sederhana, kurang adanya kepastian persyaratan administratif, kurang

    adanya keterbukaan prosedur dalam memperoleh pelayanan, pelayanan yang

    kurang efesien, serta masih kurangnya keadilan dalam pemberian pelayanan,

    serta adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelayanan itu sendiri

    antara lain dari masyarakat, kemampuan pegawai, peraturan yang diterapkan,

    dan fasilitas yang mendukung. (Sulfiani, 2012 : 04)

    Kemudian kinerja pelayanan birokrasi publik di Indonesia

    berdasarkan laporan The World Compertitivenes Years Book. Pada kelompok

    negara – negara yang memiliki indeks kompetitif paling rendah antara 100

    negara paling kompetitif di dunia (Cullen dan Kusbenan, dalam Dwiyanto

    Dkk 2012:15).

    http://poskotanews.com,2014/

  • 9

    Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan

    pelayanan diIndonesia adalah rendahnya mutu pelayanan disektor kesehatan

    di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standarisasi

    pelayanan. Hal ini membuat masyarakat semakin sadar tentang apa yang

    menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang baik

    dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Masyarakat

    semakin berani untuk mengajukan segala tuntutan, keinginan, dan berbagai

    aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat juga tanggap untuk melakukan

    pengawasan terhadap apa yang dilakukan pemerintahnya.

    Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam hal

    pelayanan, unit penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk memenuhi

    harapan masyarakat dalam melakukan perbaikan pelayanan. Pelayanan publik

    yang dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini belum memenuhi harapan

    masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari berbagai keluhan masyarakat yang

    disampaikan melalui media masa dan jaringan sosial, sehingga memberikan

    dampak buruk terhadap pelayanan pemerintah, yang menimbulkan ketidak

    percayaan masyarakat. Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam

    perbaikan pelayanan publik adalah melakukan Survei Kepuasan Masyarakat

    kepada pengguna layanan. (MENPAN,2014)

    Oleh karena itu evaluasi kinerja ini adalah merupakan analisis

    pengukuran keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja. Personil yang

    bersungguh-sungguh fokus pada visi, misi dan melaksanakannya dengan

    baik. Dari uraian di atas, peneliti memandang perlu untuk membahas dan

    mengkaji lebih dalam mengenai Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

  • 10

    Tentang Kualitas Pelayanan Kepesertaan BPJS Kesehatan di Kota Malang.

    Maka, peneliti tertarik menganalisis permasalahan tersebut dalam penelitian

    ini dengan judul: “Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang

    Kualitas Pelayanan Kepesertaan BPJS Kesehatan (Studi pada Kantor

    BPJS Kesehatan Kota Malang)”

    B. Rumusan Masalah

    Dengan adanya latar belakang serta uraian permasalahan di atas

    kiranya dapat ditarik sebuah rumusan masalah yang akan dibahas dalam

    penelitian ini,

    “Bagaimana indeks kepuasan masyarakat pada pelayanan Kepesertaan

    BPJS Kesehatan Malang ?”

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk :

    Untuk mengetahui, Menjelaskan, dan menganalisis indeks kepuasan

    masyarakat terhadap pelayanan Kepesertaan yang diberikan oleh BPJS

    Kesehatan kota Malang.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Praktis

    Dengan dilaksanakannya penelitian ini, dapat diketahui secara

    pasti bagaimana kinerja pelayanan instansi pemerintah, khususnya BPJS

    Kesehatan Kota Malang sehingga dapat diketahui Kelebihan dan

    Kelemahan kinerja para penyedia jasa pelayanan publik bidang kesehatan

    khussusnya Jaminan Kesehatan yang diberikan kepada Peserta BPJS

    Kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan

  • 11

    mengacu dan menerapkan prinsip-prinip pelayanan yang baik di era Good

    Governance.

    2. Manfaat Akademis

    Dengan dilaksanakannya, penelitian ini dapat diketahui faktor-

    faktor apa saja yang menjadi kekurangan dari pelayanan publik tersebut.

    Hal ini diharapakan dapat dijadikan bahan masukan untuk instansi

    pemerintahan agar dapat lebih meningkatkan kinerja pelayanannya

    kepada khalayak publik/masyarakat. Serta menambah informasi dan bagi

    mereka yang tertarik dengan pengukuran kinerja pemerintah. Hasil

    penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian di

    bidang administrasi, dan khususnya pelayanan kepada publik. Selanjutnya

    penelitian ini dapat dijadikan dasar atau refrensi bagi penelitian-penelitian

    berikutnya.

    E. Sistematika Pembahasan

    Untuk mendapatkan gambaran penulisan skripsi ini maka perlu

    dikemukakan kerangka pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, yang

    rinciannya adalah sebagai beikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini berisikan tentang pendahuluan. Menguraikan tentang

    latar belakang tentang kinerja BPJS Kesehatan Kota Malang

    dalam mencapai tujuan yang terdapat dalam Program Jaminan

    Kesehatan Nasional yang dimulai dari 31 Desember 2013.

    Kemudian dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana Tingkat

  • 12

    kualitas pelayanan yang diberikan oleh Pegawai bagian

    Kepesertaan BPJS Kesehatan Malang kepada Peserta BPJS

    Kesehatan dan bagaimana tingkat kepuasan Peserta terhadap

    jasa pelayanan kepesertaan di kantor BPJS Kesehatan Kota

    Malang. Dalam Bab ini juga akan dijelaskan mengenai tujuan

    penelitian yaitu menggambarkan tujuan apa yang akan dicapai

    dalam penelitian ini, kemudian dijelaskan tentang kontribusi

    penelitian yaitu bagi objek penelitian, peneliti yang lain serta

    pembaca dan selanjutnya yang paling akhir dari bab ini adalah

    uraian tentang sistematika pembahasan.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membicarakan tentang kajian pustaka, yang berisikan

    teori-teori ataupun pendapat-pendapat ilmuwan serta peraturan

    pemerintah yang ada relevansinya dan juga mendukung

    terhadap penulisan skripsi ini.Penyajian kajian pustaka ini

    dikemukakan penjelasan dan pengertian Pelayanan Publik,

    Indeks Kepuasan Masyarakat, Badan Penyelenggara Jaminan

    Sosial (BPJS), BPJS Kesehatan.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Bab ini menyampaikan metode penelitian yang menjelaskan

    tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

    pendekatan kualiatatif yang bersifat deskriptif. Pada bab ini

    juga dijelaskan mengenai Jenis Penelitian, Lokasi dan Obyek

    penelitian, Konsep dan Variabel Penelitian, Populasi dan

  • 13

    sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, serta analisis

    data.

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menjelaskan secara garis besar isi dari hasil penelitian

    dan pembahasan yang mengulas tentang analisis data

    penelitian, interpretasi hasil analiss data penelitian

    BAB V : PENUTUP

    Bab ini akan menguraikan dan menyajikan kesimpulan dari

    intepretasi hasil analisis data. Kesimpulan disini meliputi garis

    besar dari hasil pembahasan. Sedangkan Saran penelitian

    berikut merupakan sumbangan penulis kepada Kantor

    pelayanan BPJS Kesehatan Kota Malang.

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pelayanan Publik

    1. Pengertian Pelayanan Publik

    Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata

    jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal

    (personal service) sampai jasa sebagai produk. Berbagai konsep mengenai

    pelayanan banyak dikemukakan oleh para ahli seperti Haksever et

    aldikutip dalam Mote (2008:21) menyatakan bahwa jasa atau pelayanan

    (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang menghasilkan

    waktu, tempat, bentuk dan kegunaan psikologis. Menurut Sinambela

    (2010, hal : 3), pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan,

    bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat

    dipisahkan dengan kehidupan manusia. Menurut Kotler dalam Sampara

    Lukman (2010:23), pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan

    dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan

    meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

    Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan.

    Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

    mendefinisikan Pelayanan publik juga dapat diartikan sebagai bentuk

    kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

    pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

    negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

  • 15

    yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Menurut Zeithaml

    & Farmer dikutip oleh Gabriella (2014:14), pelayanan memiliki tiga

    karakteristik utama yaitu :

    a. Intangibility, berarti pelayanan pada dasarnya bersifat

    performance dari hasil pengamatan bukan objek. Kebanyakan

    pelayanan tidak dapat dihitung, diukur,diraba atau dites

    sebelum disampaikan untuk menjamin kualitas.

    b. Hetegeronity. Berarti pemakai jasa ata klien atau pelanggan

    memiliki kebutuhan yang sangat heterogen. Pelanggan dengan

    kebutuhan yang sama mungkin memiliki prioritas yang

    berbeda. Demikian pula performance sering bervariasi dari

    suatu prosedur ke prosedur lainnya bahkan dari waktu ke

    waktu.

    c. Inseparability, berarti bahwa produksi dan konsumsi suatu

    pelayanan tidak dapat terpisahkan.

    Sedangkan, Menurut moenir (2010:26) pelayanan umum berarti kegiatan

    yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dengan landasan faktor

    materill melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha

    untuk memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

    Berdasarkan dari semua pengertian diatas dapat disimpukan bahwa

    pelayanan publik merupakan kegiatan pemenuhan hak-hak dasar setiap

    warga negara dan penduduk atas barang dan jasa dan atau pelayanan

    administrasi yang dilakukan oleh para pelayan publik sebagai bentuk

    kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan layanan sebaik baiknya

  • 16

    secara profesional. Pelayanan publik (public service) yang diberikan oleh

    birokrasi publik merupakan salah satu wujud dari fungsi utama aparat

    pemerintahan sebagai abdi negara. Pelayanan publik ini ditujukan untuk

    mensejahterakan masyarakat pemberian layanan (melayani) keperluhan

    masyarakat sesuai dengan aturan dan tata cara yang telah ditetapkan

    melalui prosedur-prosedur dan metode-metode tertentu oleh standart

    pelayanan.

    2. Unsur-Unsur Pelayanan Publik

    Menurut Sedarmayanti (2009:11) terdapat tiga unsur penting dalam

    proses pelayanan publik, yaitu penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat

    memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan

    dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa

    (services).

    1. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai

    konsumen (costumer) atau customer yang menerima berbagai

    layanan dari penyedia layanan.

    2. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh

    penyedia layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan.

    3. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia

    layanan harus mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu

    kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting dilakukan karena

    tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya

    sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan atau

    jasa yang mereka nikmati.

  • 17

    3. Jenis Pelayanan Publik

    Secara umum, pelayanan dapat terbentuk barang yang nyata

    (tangible) dan barang tidak nyata (intangible) serta dapat berupa jasa.

    Layanan barang tidak nyata dan jasa adalah jenis layanan yang identik dan

    sulit untuk dipisahkan. Namun kedua hal ini memiliki perbedaan yang

    mendasar yaitu pelayanan barang sangat mudah diamati dan dinilai

    kualitasnya, sedangkan pelayanan jasa relatif lebih sulit unuk dinilai.

    Menurut pendapat dari Noviyanti (2012:28) fungsi pelayanan publik dapat

    dibagi menjadi beberapa bidang-bidang sebagai berikut :

    a. Pendidikan

    b. Kesehatan

    c. Keagamaan

    d. Lingkungan : tatakota, kebersihan, sampah, penerangan

    e. Rekreasi : taman, teater, museum, turisme

    f. Sosial

    g. Perumahan

    h. Pemakaman/Krematorium

    i. Registrasi penduduk : kelahiran dan kematian

    j. Air minum

    k. Legalitas (hukum), seperti KTP, Paspor, Sertifikat.

  • 18

    4. Kualitas Pelayanan Publik

    Sinambela (2010:6), secara teoritis tujuan pelayanan publik pada

    dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu

    dituntut kualitas pelayanan prima. Produk organisasi publik adalah

    pelayanan publik, karenanya produk layanan yang berkualitas menjadi

    tuntutan pemberi layanan. Hardiansyah, 2011:47 Kepuasan masyarakat

    merupakan perwujudan keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan publik

    yang menjadi tolak ukur kualitas pelayanan publik yang diberikan pada

    masyarakat itu sendiri.

    Selanjutnya, jika dihubungkan dengan administrasi publik,

    pelayanan adalah kualitas pelayanan birokrat terhadap masyarakat. Kata

    kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari

    yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvesional dari

    kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu

    produk, seperti :

    a) Kinerja (performance)

    b) Kehandalan (reliability)

    c) Mudah dalam penggunaan (easy of use)

    d) Estetika (esthetics), dan sebagainya

    Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan

    acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality)

    yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam

    serangkaian penelitian mereka yang melibatkan 800 pelanggan terhadap

  • 19

    enam sektor jasa : reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi,

    sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas

    disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut

    Parasuraman et al,dikutip oleh Mote 2008 :

    a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan

    dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.

    Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan

    dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari

    pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Meliputi fasilitas fisik

    (gedung, gudang, dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan

    yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

    b. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

    memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

    terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang

    berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama, untuk semua

    pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan

    akurasi yang tinggi.

    c. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemampuan untuk

    membantu dan memberi pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat

    kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

    Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang

    jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam pelayanan.

    d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,

    kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk

  • 20

    menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

    Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi

    (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),

    kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).

    e. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

    individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan

    dengan berupaya untuk memahami keinginan konsumen. Suatu

    perusahaan yang dapat diharapkan memiliki pengertian dan

    pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan

    secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman

    bagi pelanggan.

    Abidin (2010 : 71) mengatakan bahwa pelayanan publik yang

    berkualitas bukan hanya mengacu pada pelayanan itu semata, juga

    menekankan pada proses penyelenggaraan atau pendistribusian pelayanan

    itu sendiri hingga ke tangan masyarakat sebagai keadilan menjadi alat

    untuk mengukur pelayanan publik yang berkualitas. Hal ini berarti,

    pemerintah melalui aparat dalam memberikan pelayanan publik kepada

    masyarakat harus memperhatikan aspek kecepatan, ketepatan, kemudahan,

    dan keadilan. Buku Delivering Quality Services karangan Zeithaml,

    (et.al), dikutip oleh Mote 2008, yang membahas tentang bagaimana

    tanggapan dan harapan masyarakat pelanggan terhadap pelayanan yang

    mereka terima, baik berupa barang maupun jasa. Hal ini yang menjadi

    tujuan utama pelayanan publik pada umunya adalah cara mempersiapkan

    pelayanan yang terbaik dan disajikan kepada masyarakat dengan tepat

  • 21

    mengenai pilihan dan cara–cara mengakses yang direncanakan dan

    disediakan oleh pemerintah.

    Kemudian, untuk tujuan tersebut diperinci sebagai berikut :

    1.) Menentukan pelayanan publik yang disediakan, apa saja

    macamnya;

    2.) Memperlakukan pengguna pelayanan, sebagai customers;

    3.) Berusaha memuaskan pengguna pelayanan, sesuai dengan

    yang diinginkannya;

    4.) Mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik dan

    berkualitas;

    5.) Menyediakan cara-cara, bila pengguna pelayanan tidak ada

    pilihan lain.

    Ditinjau dari rumusan masalah yang telah dipaparkan mengenai

    kepuasan masyarakat terhadap apa yang telah diberikan oleh pelayan

    masyarakat dalam hal administrasi publik adalah pemerintah itu sendiri

    dengan apa yang mereka inginkan. Maksud dan tujuannya yaitu untuk

    mengetaui sejauhmana publik berharap apa yang akhirnya diterima mereka

    sudah sesuai, dengan demikian dilakukan penilaian tentang sama tidaknya

    antara harapan dengan kenyataan. Hal tersebut bertujuan apabila tidak

    sama antara harapan dan kenyataan maka pemerintah diharapkan dapat

    mengoreksi serta mengevaluasi keadaan agar lebih teliti untuk peningkatan

    kualitas pelayanan publik.

    Penilaian terhadap kualitas pelayanan tidak dapat lepas dari

    kemampuan pegawai dalam pemberian pelayanan serta penyediaan

  • 22

    fasilitas fisik. Hal ini sesuai dengan teori “The triangle of balance in

    service quality: dari Morgan dan Murgatroyd, bahwa perlu dipertahankan

    keseimbangan dari ketiga komponen (interpersonal component,

    procedures environment/process component, and technical/professional

    component) guna menghasilkan pelayanan yang berkualitas. Memang pada

    dasarnya ada 3 (tiga) ketentuan pokok dalam melihat tinggi rendahnya

    suatu kualitas pelayanan publik, yaitu sebagaimana dalam gambar 2.1

    tersebut menjelaskan bahwa dalam melihat tinggi rendahnya kualitas

    pelayanan publik perlu diperhatikan adanya keseimbangan antara :

    1. Bagian antar pribadi yang melaksanakan (Inter Personal Component);

    2. Bagian proses dan lingkungan yang mempengaruhi (Process and

    Environment);

    3. Bagian profesional dan teknik yang dipergunakan (Professional and

    Technical).

    Segitiga Keseimbangan dalam Kualitas Pelayanan

    (The Triangle of Balance in Service Quality)

    BAGIAN ANTAR PRIBADI

    YANG MELAKSANAKAN

    (Inter Personal Component)

    Bagian Proses & Lingkungan Bagian Proses & Lingkungan

    Yang Mempengaruhi Yang Dipergunakan

    (Process/Environment Component) (Professional/Technical Component)

    Gambar 1

    Sumber : Mote, 2008

  • 23

    Model tersebut merupakan suatu segitiga sama sisi posisi

    puncaknya adalah interpersonal component dari suatu pelayanan,

    sedangkan pada sisi sebelah kiri dari segitiga tersebut didapati konteks

    fisik dan prosedur serta komponen proses. Selanjutnya, sisi sebelah kanan

    didapatkan komponen teknik atau profesionalitas dalam menyampaikan

    pelayanan. Asumsi dari model ini adalah perlu dipertahankan

    keseimbangan antara ketiga komponen tersebut di dalam menyediakan

    suatu pelayanan yang baik. Apabila terlalu menekankan pada proses atau

    prosedur, akan memberikan kesan pelayanan yang berbelit-belit. Apabila

    terlalu menekankan pada komponen interpersonal akan menimbulkan

    impresi bahwa penyedia jasa pelayanan kurang memperhatikan

    profesional pelayanan, dan apabila terlalu menekankan pada aspek

    profesional dan teknis pelayanan akan memberikan kesan bahwa

    pelayanan dilakukan secara profesional namun tidak ada perhatian khusus

    secara individual.

    Di dalam Total Quality Service (TQS) dapat didefinisikan sebagai

    sistem manajerial strategik dan integratife yang melibatkan semua manajer

    dan karyawan, serta menggunakan metode-metode kualitatif dan

    kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan proses-proses

    organisasi, agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, Strategi ini

    dapat digambarkan sebagai berikut :

  • 24

    Gambar 2. model manajemen pelayanan

    Mekanisme “voice”

    Media LSM Organisasi Profesi Obdusman

    Kultur Organisasi

    Sistem Pelayanan SDM /Pelayanan

    Mekanisme “voice

    Media LSM Organisasi Profesi Obdusman

    Sumber: Mote,2008

    Makna dari gambar tersebut, manajemen pelayanan yang baik

    hanya akan dapat diwujudkan bila penguatan posisi tawar pengguna jasa

    pelayanan mendapatkan prioritas utama. Posisi pengguna jasa diletakkan

    dipusat yang mendapatkan dukungan dari (a) sistem pelayanan pelayanan

    yang mengutamakan kepentingan masyarakat pengguna jasa, (b) kultur

    pelayanan dalam organisasi penyelenggara pelayanan, dan (c) sumber daya

    manusia yang berorientasi pada kepentingan pengguna jasa. Penguatan

    posisi yang dimaksud untuk menyeimbangkan hubungan antara

    penyelenggara pelayanan dan pengguna jasa pelayanan ini juga harus

    diimbangi dengan berfungsinya yang diperankan oleh media, LSM,

    organisasi profesi dan ombudsman atau lembaga banding (Ratminto, 2012:

    53). Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah

    ubah dan berbeda. Karena, tidak bisa terukur, apa yang dianggap

    Pelanggan

  • 25

    berkualitas hari ini, belum tentu dianggap berkualitas pula di hari esok.

    Maka, kesepakatan untuk menentukan kualitas sangatlah sulit untuk

    dicapai. Berikut adalah paparan yang menggambarkan dan dapat dijadikan

    pertimbangan dalam menilai kualitas pelayanan.

    Tabel 2. Matrix Penilaian Pelayanan

    Tingkat kesulitan

    produsen di dalam

    mengevaluasi kualitas

    Tingkat kesulitan pengguna di dalam

    mengevaluasi Kualitas

    RENDAH TINGGI

    RENDAH Mutual Knowlwdge Producer knowledge

    TINGGI Consumer Knowledge Mutual Ignorance

    Sumber : Kieron Walsh,dalam Mote (2008)

    Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kualitas dapat diberi

    pengertian sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk (barang

    dan/atau jasa) yang menunjang kemampuan dalam memenuhi kebutuhan.

    Kualitas sering kali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan

    pelanggan atau sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan. Menurut

    Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan

    Peningkatan Mutu Pelayanan, dinyatakan bahwa hakekat pelayanan umum

    adalah:

    1. Meningkatkan mutu produktivitas palaksanaan tugas dan fungsi

    instansi pemerintah di bidang pelayanan umum;

    2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana

    pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan

    secara berdaya guna dan berhasil guna;

  • 26

    3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta

    masyarakat dalam pembangunan serta dengan meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat luas.

    5. Unsur Pembentuk Pelayanan Publik

    Lebih lanjut tentang pelayanan publik Sedarmayanti (2009:243)

    mengemukakan 3 (tiga) unsur pembentuk kepentingan umum, yaitu :

    a. Adanya kepentingan.

    b. Kebutuhan bersama.

    c. Masyarakat, dengan syarat tidak bertentangan dengan norma

    atau aturan.

    Menurut Sedarmayanti (2010:245), pelayanan umum

    diantaranya diharapkan untuk dapat meliputi:

    a. Mudah dalam pengurusan bagi yang berkepentingan.

    b. Mendapat pelayanan yang wajar.

    c. Mendapat perlakukan sama tanpa pilih kasih.

    d. Mendapat perlakukan jujur dan terus terang.

    Menurut Sedarmayanti (2010:45), pelayanan yang baik dan

    memuaskan akan berdampak:

    a. Masyarakat menghargai dan bangga terhadap korps pegawai.

    b. Masyarakat patuh terhadap aturan pelayanan.

    c. Menggairahkan usaha dalam masyarakat.

    d. Menimbulkan peningkatan dan pengembangan dalam

    masyarakat.

  • 27

    Konsep tentang pelayanan di atas pun dapat disederhanakan dalam

    suatu bingkai pemahaman bersama. Konsep pelayanan publik dapat

    dikatakan sebagai satu bentuk perhatian pemerintah terhadap urusan-

    urusan publik yang membutuhkan penyelesaian dengan cepat, mudah dan

    rapi.Tidak kalah pentingnnya, kesemua usaha pemerintah dalam melayani

    masyarakat adalah semata-mata dalam rangka tercapainya kehidupan

    pemerintahan yang baik dengan tujuan kesejahteraan masyarakat.

    6. Asas-Asas Pelayanan Publik

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63

    Tahun 2003 dikutip dalam Sedarmayanti (2010:83) tentang pedoman

    umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik menyebutkan asas pelayanan

    publik terdiri atas:

    a. Transparan

    Pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses

    oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara

    memadai serta mudah dimengerti.

    b. Akuntabilitas

    Pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    c. Kondisional

    Pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

    pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada

    prinsip efisiensi dan efektivitas.

  • 28

    d. Partisipatif

    Pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat

    dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan

    aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

    e. Kesamaan Hak

    Pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari

    aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial

    dan lain-lain.

    f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

    Pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara

    pemberi dan penerima pelayanan publik.

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor

    81 Tahun 1993 (Sedarmayanti,2009:83) mengemukakan pula

    bahwa pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur sebagai

    berikut:

    a. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun bagipenerima

    pelayanan publik harus jelas dan diketahui pasti oleh masing-

    masing pihak.

    b. Pengaturan bentuk pelayanan publik harus disesuaikan

    dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk

    membayar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi

    dan efektifitas.

  • 29

    c. Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan

    agar dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran,

    dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

    d. Apabila pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi

    pemerintah terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah

    yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang kepada

    masyarakat untuk menyelenggarakannya sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Kesimpulannya adalah pemerintah sebagai penyedia pelayanan

    publik harus dapat memenuhi dan mengerti kebutuhan masyarakat secara

    keseluruhan. Namun demikian, diperlukan sebuah aturan atau kebijakan

    yang menaungi terlaksananya pelayanan publik yang prima, dimana tidak

    ada satu pun masyarakat yang tidak dapat merasakan pelayanan

    pemerintah. Sehingga, pemerintah harus melakukan pengkajian ulang

    terhadap situasi dan kondisi masyarakat secara keseluruhan.

    7. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

    Prinsip – prinsip pelayanan publik menurut Islamy (1994:4)

    meliputi:

    a) Aksesbilitas , yaitu pada hakekatnya setiap jeniss layanan harus

    dapat dijangkau oleh setiap pengguna pelayanan, tempat, jarak,

    dan sistem pelayanan harus sebisa mungkin dekat dan mudah

    dijangkau oleh pengguna layanan tersebut.

  • 30

    b) Prinsip kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis layanan harus secara

    terus menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepstian dan

    kejelasan tertentu yang berlaku bagi pelayanan tersebut.

    c) Prinsip teknikalitas, yaitu setiap jenis layanan proses layanan

    harus ditangani oleh tenaga yang betul-betul memahami secara

    teknik pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan, ketepatan, dan

    kemantapan sistem, prosedur , dan instrument pelayanan.

    d) Prinsip profitabilitas, yaitu proses pelayanan pada hakekatnya

    harus dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta

    memberikan keuntungan ekonomis dan sosial baik bagi

    pemerintah maupun masyarakat luas.

    e) Prinsip akuntabilitas, yaitu bahwa proses, penduduk, dan mutu

    pelayanan yang telah diberikan harus dapat dipertanggung

    jawabkan kepada masyarakat, karena aparat pemerintah itu pada

    hakekatnya memiliki tugas memberikan peayanan yang sebaik

    baiknya kepada masyarakatnya.

    Sesuai dengan adanya prinsip tersebut maka, dapat dinyatakan

    bahwa pelayaan publik mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditaati

    oleh siapapun. Prinsip tersebut menjadi jembatan penghubung antara

    pemerintah dan masyarakat. Prinsip tersebut juga menjadi jalan tengah

    dari bertemunya kebutuhan dan fungsi pemerintah yang tidak hanya

    sebagai lembaga legal formal, namun pula sebagai lembaga fungsional

    yang mampu menyerap insiprasi masyarakat. Pelayanan publik pula

    menjadi salah satu patokan cara sederhana dalam menjalankan good

  • 31

    governance meski konsepnya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan

    siapa yang harus bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam jalannya

    kepemerintahan.

    8. Standar Pelayanan Publik

    Standar pelayanan publik wajib dimiliki oleh institusi

    penyelenggara pelayanan publik untuk menjamin diberikannya

    pelayanan yang berkualitas. Tanpa adanya standart pelayanan publik

    maka akan mungkin dapat menimbulkan terjadinya pelayanan

    yang diberikan jauh dari harapan publik. Standar pelayanan publik

    merupakan ukuran kualitas kinerja yang dibakukan dalam

    penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan

    atau penerima layanan. Selain itu, standart pelayanan menurut Pasal

    34 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 disebut bahwa dalam

    menyelenggarakan pelayanan publik harus berperilaku sebagai berikut:

    a. Adil dan tidak diskriminatis,

    b. Cermat,

    c. Santun dan ramah,

    d. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut,

    e. Profesional,

    f. Tidak mempersulit,

    g. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar,

    h. Menjujung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi

    penyelenggara,

  • 32

    i. Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib

    dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

    j. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari

    benturan kepentingan,

    k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas

    pelayanan publik,

    l. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan

    dalammenanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam

    memenuhi kepentingan masyarakat,

    m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan kewenangan

    yang dimiliki,

    n. Sesuai dengan kepantasan, dan

    o. Tidak menyimpang dari prosedur.

    Selanjutnya, menurut UU no 25 tahun 2009 tentang

    pelayanan Publik, komponen standart pelayanan publik adalah

    sebagai berikut :

    a. Dasar hukum, yaitu peraturan perundang-undangan yang

    menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan

    b. Persyaratan, yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam

    pengurusan suatu jenis layanan, baik persyatan teknis maupun

    administratif.

    c. Sistem, mekanisme, dan prosedur, yaitu tata carayang

    dibakukan bagi pemberi dan penerima layanan, termasuk

    pengaduan.

  • 33

    d. Jangka waktu penyelesaian, yaitu jangka waktu yang

    diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan

    dari setiap jenis layanan.

    e. Biaya/tarif, yaitu ongkos yang dikenakan kepada setiap

    penerima layanan dalam mengurus dan atau memperoleh

    pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan

    berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan

    masyarakat.

    f. Produk layanan, yaitu hasil pelayanan yang diberikan dan

    diterima sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

    g. Sarana, prasarana, dan atau fasilitas, yaitu peralatan dan

    fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan,

    termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompk

    rentan.

    h. Kompetensi pelaksana, yaitu meliputi kemampuan yang harus

    dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian,

    keterampilan, dan pengalaman.

    i. Pengawasan internal, yaitu pengendalian yang dilakukan oleh

    pimpinan satuan kerja atau atasan langsung pelaksana.

    j. Penanganan pengaduan saran dan masukan, yaitu tata cara

    pelaksanaan pengaduan dan tindak lanjut.

    k. Jumlah pelaksana, yaitu tersedianya pelaksana sesuai dengan

    beban kerja.

  • 34

    l. Jaminan pelayanan dan keselamatan pelayananan, yaitu dalam

    bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari

    bahaya, dan ragu raguan.

    m. Evaluasi kinerja pelaksana, yaitu penilaian untuk mengetahui

    seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standart

    pelayanan.

    Standar pelayanan yang ditetapkan hendaknya bersikap realistis,

    karena merupakan janji/komitmen yang dibuat dapat dipenuhi, jelas, dan

    mudah dimengerti oleh pemberi dan penerima layanan.dengan adanya

    standart pelayanan ini, maka akan menunjukkan kualitas kinerja

    pelayanan. Salah satu produk peraturan pemerintah terbaru tentang

    pelayanan publik yang telah dikeluarkan untuk melakukan penilaian dan

    evaluasi ternahap kinerja Pelayanan Instansi Pemerintahan ialah

    Keputusan dari Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 16 tahun 2014

    tentang pedoman penyusunan pedoman survei kepuasan masyarakat

    terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.

    Sesuai dengan tujuan penelitian iniyang mengacu kepada kepuasan

    Masyarakat, penulis megacu kepada KEPMENPAN No.16 tahun 2014

    diatas yang meliputi 9 indikator/ruang lingkup yang relevan,valid, dan

    realible untuk melakukan dan mengukur indeks kepuasan masyarakat pada

    pelayanan publik di Kantor BPJS Kesehatan Kota Malang.

  • 35

    B. Indeks Kepuasan Masyarakat

    1. Pengertian Kepuasan

    Kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin, yaitu satis yang

    berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to do atau melakukan.

    Sebuah kepuasan juga bisa di definisikan sebagai presepsi terhadap

    sesuatu yang telah memenuhi harapannya. Oleh karena itu, seseorang tidak

    akan puas apabila mempunyai peresepsi bahwa harapannya belum

    terpenuhi. “Seseorang akan merasa puas jika presepsinya sama atau lebih

    besar dari yang diharapkan” Irawan dalam Noviyanti (2012:17). Menurut

    Kotler (2008:138) Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa

    seseorang yang berasal dari pembandingan seseorang atas kesannya

    terhadap kinerja atau hasil produk dan harapan-harapannya. Wexley dan

    Yulk dalam Pasolong (2011:144) menjelaskan bahwa kepuasan pada

    hakitatnya berkaitan dengan faktor kebutuhan seseorang (pelanggan).

    Artinya, jika kebutuhan seseorang dapat terpenuhi maka seseorang akan

    merasa puas, begitu pula sebaliknya. Menurut Dulka dalam Mote

    (2008:19), kepuasan dapat diukur melalui atribut-atribut pembentuk

    kepuasan yang terdiri atas :

    a. Value to price relationship. Hubungan antara harga yang ditetapkan

    oleh badan usaha untuk dibayar dengan nilai/manfaat yang diperoleh

    masyarakat.

    b. Product value adalah penilaian dari kualitas produk atau layanan yang

    dihasilkan suatu badan usaha.

  • 36

    c. Product benefit adalah manfaat yang diperoleh masyarakat dari

    mengkosumsi produk yang dihasilkan oleh badan usaha.

    d. Product feature adalah ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang

    mendukung fungsi dasar dari suatu produk sehingga berbeda dengan

    produk yang ditawarkan pesaing.

    e. Product design adalah proses untuk merancang tampilan dan fungsi

    produk.

    f. Product reliability and consistency adalah kekakuratan dan keandalan

    produk yang dihasilkan oleh suatu badan usaha.

    g. Range of product ar services adalah macam dari produk atau layanan

    yang ditawarkan oleh suatu badan usaha.

    Kemudian attribute related to service meliputi :

    1. Guarantee or waranty adalah jaminan atau garansi yang diberikan

    oleh badan usaha dan diharapkan dapat memuaskan masyarakat.

    2. Delivery communication adalah pesan atau informasi yang

    disampaikan oleh badan usaha kepada masyarakatnya.

    3. Complain handling adalah sikap badan usaha dalam menangani

    keluhan-keluhan atau pengaduan.

    4. Resolution of problem adalah tanggapan yang diberikan badan

    usaha dalam membantu memecahkan masalah masyarakat yang

    berkaitan dengan layanan yang diterimanya.

    Selanjutnya attributes related to the purchase meliput:

    1. Courtesy adalah kesopanan, perhatian dan keramahan pegawai

  • 37

    2. Communication adalah kemampuan pegawai dalam melakukan

    komunikasi dengan masyarakat pelanggan.

    3. Ease or convinience of acquisition adalah kemudahan yang

    diberikan oleh badan usaha untuk mendapatkan produk atau

    layanan yang ditawarkan.

    4. Company reputation adalah baik tidaknya reputasi yang

    dimiliki oleh badan usaha dalam melayani masyarakat.

    5. Company competence adalah baik tidaknya kemampuan badan

    usaha dalam melayani masyarakat

    2. Pengertian masyarakat

    Masyarakat merupakan terjemahan dari istilah society merupakan

    sekelompok orang yang membuat sistem semi tertutup atau terbuka. Hal

    ini menyebabkan sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu

    yang berbeda dalam kelompok tersebut. Kata society berasal dari bahasa

    latinsocietas, yang berarti hubungan persahabatan dengan kata sosial.

    Dalam hal ini society mengandung makna bahwa setiap anggotanya

    mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai

    kepentingn bersama. Menurut Moenir (2010:2) masyarakat adalah

    sekelompok orang yang terikat kesamaan cita-cita,tujuan, dan bekerja

    sama dalam mencapai tujuannya.

    Sedangkan menurut Syaikh Nahyudin AnNabhani dalam Noviyanti

    (2012:27) “Sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah

    masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan

  • 38

    yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian

    berinteraksi dengan sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.”

    a. Tingkat Kepuasan Masyarakat

    Kepuasan masyarakat terhadap organisasi publik sangat penting

    karena adanya hubungan kepercayaan masyarakat. Menurut Harbani

    Pasolong (2010: 221-222), “Semakin baik kepemerintahan dan kualitas

    pelayanan yang diberikan, maka semakin tinggi kepercayaan masyarakat

    (high trust)”. Kepercayaan masyarakat akan semakin tinggi apabila

    masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik dan merasa terpuaskan

    akan pelayanan tersebut. KEPMENPAN Nomor 63 tahun 2003 tentang

    Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik menyebutkan bahwa,

    “Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat

    kepuasan penerima pelayanan. Kepuasan pelayanan dicapai apabila

    penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang

    dibutuhkan dan diharapkan”. Oleh karena itu, setiap penyelenggara

    pelayanan secara berkala melakukan survei Indeks Kepuasan Masyarakat.

    Kepuasan pelanggan dapat diukur menggunakan berbagai metode

    pengukuran. Kotler (Fandy Tjiptono, 2004:148), secara sederhana

    mengemukakan empat metode yang dapat mengukur kepuasan pelanggan,

    yaitu sebagai berikut:

    1) Sistem Keluhan dan Saran

    Setiap perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer-

    oriented) perlu memberikan kesempatan seluasluasnya bagi para

    pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan. Media

  • 39

    yang bisa digunakan adalah kotak saran, kartu komentar, saluran telepon

    khusus (customer hot lines), dan lain-lain.

    2) Survai Kepuasan Pelanggan

    Melalui survai, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan

    umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga

    memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian

    terhadap pelanggannya.

    3) Ghost Shopping

    Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang

    (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan potensial

    produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut

    menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan

    produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka.

    4) Lost Customer Analysis

    Perusahaan yang menggunakan metode ini untuk menganalisis

    kepuasan pelanggan dengan caramenghubungi para pelanggannya yang

    telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok. Hasil dari metode

    iniakan diperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini

    sangat berguna bagi perusahaan untuk mengambil langkah kebijakan

    selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

    Berdasarkan penjabaran tersebut, terdapat empat metode yang

    dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu dengan

    metode sistem keluhan atau saran, survei kepuasan pelanggan, metode

    ghost shopping, dan lost customer analysis. Analisis Indeks Kepuasan

  • 40

    Pelanggan merupakan salah satu cara mengetahui tingkat kepuasan

    pelanggan menggunakan metode Survei Kepuasan Pelanggan.

    3. Indeks Kepuasan Masyarakat

    Salah satu kebijakan peraturan pemerintah terbaru tentang

    pelayanan publik yang telah dikeluarkan untuk melakukan penilaian untuk

    melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik

    adalah Keputusan Menteri Nomor 16 tahun 2014 yang telah disahkan pada

    tertanggal 2 Mei 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

    terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Pedoman Survei Kepuasan

    Masyarakat ini dimaksudkan sebagai acuan bagi penyelenggara pelayanan

    publik dalam menyusun indeks kepuasan masyarakat. Menggambarkan

    dan mengetahui tingkat kinerja pelayanan secara berkala sebagai bahan

    menetapkan kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan

    publik yang selanjutnya. Bagi masyarakat pula, indeks kepuasan

    masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan

    untuk instansi-instansi yang bersangkutan.

    Menurut Keputusan Menteri Nomor 16 tahun 2014 Pasal 1 tentang

    Survei Kepuasan Masyarakat sebagai berikut:

    “Survei Kepuasan Masyarakat adalah pengukuran secara

    komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang

    diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat dalam

    memperoleh pelayanan dari penyelenggara pelayan publik. Unsur

    Survei Kepuasan Masyarakat adalah faktor dan aspek yang

    dijadikan pengukuran kepuasan masyarakat terhadap

    penyelenggaraan pelayan publik.”

  • 41

    Penyelenggaraan Survei Kepuasan Masyarakat tersebut di jadikan

    untuk dasar penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Dengan

    maksud-maksud sebagai berikut :

    a. Tujuan umum dari Survei Kepuasan Masyarakat dalam peraturan ini

    adalah: Peraturan ini bertujuan untuk mengukur kepuasan masyarakat

    sebagai pengguna layanan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan

    b. Sasaran Survei Kepuasan Masyarakat dalam peraturan ini meliputi :

    1. Mendorong partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan

    dalam menilai kinerja penyelenggara pelayanan.

    2. Mendorong penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas

    pelayanan.

    3. Mendorong penyelenggara pelayanan menjadi lebih inovatif dalam

    menyelenggarakan pelayanan publik.

    c. Manfaat Survei Kepuasan Masyarakat dalam peraturan ini adalah :

    1. Mengetahui kelemahan atau kekuatan dari masing-masing unit

    penyelenggara pelayanan publik.

    2. Mengukur secara berkala penyelenggaraan pelayanan yang telah

    dilaksanakan oleh unit pelayanan publik.

    3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan

    langkah perbaikan pelayanan.

    4. Sebagai umpan balik dalam memperbaiki layanan. Masyarakat

    terlibat secara aktif mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan

    pelayanan publik.

  • 42

    d. Indikator atau ruang lingkup Survei Kepuasan Masyarakat dalam

    peraturan ini meliputi :

    1. Persyaratan

    Persyaratan adaah syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam

    pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun

    persyaratan administratif.

    2. Prosedur

    Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi

    pemberi dan pelayanan, termasuk pengaduan.

    3. Waktu Pelayanan

    Waktu Pelayanan adalah jangka Waktu yang diperlukan

    untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis

    pelayanan.

    4. Biaya/Tarif

    Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada

    penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh

    pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan

    berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.

    5. Produk Spesifkasi Jenis Pelayanan

    Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil peayanan

    yang telah diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang

    telah ditetapkan.Produk pelayanan ini merupakan hasi dari setiap

    spesifikasi jenis pelayanan.

    6. Kompetensi Pelaksana

    Kompetensi Pelakana adalah kemampuan yang harus

    dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian,

    keterampilan, dan pengalaman.

    7. Perilaku Pelaksana

    Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan

    pelayanan.

  • 43

    8. Maklumat Pelayanan

    Maklumat Pelayanan adalah merupakan pernyataan

    kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan

    pelayanan sesuai dengan standar pelayanan.

    9. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

    Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata

    cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.

    e. Langkah-Langkah Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.

    Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat harus dilakukan

    secara beruntut, yang disesuaikan dengan standar atau unsur-unsur

    Indeks Kepuasan Masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor 25 Tahun

    2004 Tentang Pedoman Umum Penyususnan Indeks Kepuasan

    Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah menyebutkan

    langkah-langkah dalam peyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat

    adalah sebagai berikut:

    1) Persiapan

    a) Penetapan Pelaksana

    Apabila penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat

    dilaksanakan secara swakelola, perlu membentuk Tim penyusunan

    indeks kepuasan masyarakat. Apabila dilaksanakan oleh unit

    independen yang sudah berpengalaman, perlu dilakukan melalui

    “Perjanjian kerja sama” dengan unit independen.

    b) Penyiapan bahan.

  • 44

    Penyusunan IKM digunakan kuesioner sebagai alat bantu

    pengumpulan data kepuasan masyarakat penerima pelayanan.

    Kuesioner disusun berdasarkan tujuan survey terhadap tingkat

    kepuasan masyarakat. Kuesioner dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu:

    (1) Bagian I : Identitas responden meliputi usia, jenis

    kelamin, pendidikan dan pekerjaan, yang berguna untuk

    menganalisis profil responden dalam penilaiannya terhadap unit

    pelayanan instansi pemerintah.

    (2) Bagian II