REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP...

42
1 PENDAHULUAN Krisis kepemimpinan nasional merupakan satu masalah utama yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang. Tokoh-tokoh yang merupakan panutan dari masyarakat yang diharapkan dapat maksimal dalam pengelolaan negara kenyataannya malah menunjukan sikap yang tidak pantas. Tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum pejabat negara adalah merupakan satu dari beberapa indikator bahwa memang krisis kepemimpinan sedang terjadi di negara kita saat ini. Indikator lain yang memperkuat opini bahwa sedang terjadi krisis kepemimpinan adalah tawuran yang dilakukan oleh kaum intelektual seperti mahasiswa yang notabene sebagai kaum terpelajar. Muncul pertanyaan dari penjelasan diatas, apakah ada yang salah dengan pengembangan kepemimpinan yang dilakukan perguruan tinggi. Sebuah komponen penting dari pengembangan kepemimpinan harus terjadi dengan pemuda kita melalui program pengembangan kepemimpinan yang dipersiapkan untuk memenuhi tantangan di masa depan (Blackwell et al, 2007; Engbers, T, 2006). Larson, Wilson, dan Mortimer (2002) menjelaskan bahwa masa depan masyarakat sekarang tergantung atas keberhasilan mereka sendiri dalam menyediakan jalur untuk generasi muda untuk berkembang menjadi satu kontribusi dengan anggota masyarakat. Kepemimpinan melibatkan proses nyata yang membutuhkan bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan atau untuk mempromosikan perubahan yang positif (Brungardt, 2006) Pendidikan kepemimpinan berkonsentrasi pada soft skill. Soft skill yang diajarkan dan dipelajari dalam lingkungan akademik telah menyebabkan perubahan program pendidikan kepemimpinan yang bervariasi. Dalam hal ini khususnya perguruan tinggi (Brungardt et al, 2006; Crawford et al, 2000; Daft, 2002; Funk, 2006). Mengacu pada penelitian yang dilakukan Ricketts, et. al., (2008) pada College of Agricultural Sciences at a land grant institution yang memaparkan bahwa pemimpin generasi baru yang diperlukan tidak hanya untuk membangun kemitraan lokal di komunitas sekarang ini, tetapi untuk menganggap semua posisi kepemimpinan. Mahasiswa S1 dari ilmu pertanian di Universitas menggunakan

Transcript of REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP...

Page 1: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

1

 

PENDAHULUAN

Krisis kepemimpinan nasional merupakan satu masalah utama yang

sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang. Tokoh-tokoh yang merupakan

panutan dari masyarakat yang diharapkan dapat maksimal dalam pengelolaan

negara kenyataannya malah menunjukan sikap yang tidak pantas. Tindak pidana

korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum pejabat negara adalah merupakan

satu dari beberapa indikator bahwa memang krisis kepemimpinan sedang terjadi

di negara kita saat ini. Indikator lain yang memperkuat opini bahwa sedang terjadi

krisis kepemimpinan adalah tawuran yang dilakukan oleh kaum intelektual seperti

mahasiswa yang notabene sebagai kaum terpelajar. Muncul pertanyaan dari

penjelasan diatas, apakah ada yang salah dengan pengembangan kepemimpinan

yang dilakukan perguruan tinggi.

Sebuah komponen penting dari pengembangan kepemimpinan harus

terjadi dengan pemuda kita melalui program pengembangan kepemimpinan yang

dipersiapkan untuk memenuhi tantangan di masa depan (Blackwell et al, 2007;

Engbers, T, 2006). Larson, Wilson, dan Mortimer (2002) menjelaskan bahwa

masa depan masyarakat sekarang tergantung atas keberhasilan mereka sendiri

dalam menyediakan jalur untuk generasi muda untuk berkembang menjadi satu

kontribusi dengan anggota masyarakat. Kepemimpinan melibatkan proses nyata

yang membutuhkan bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan atau untuk

mempromosikan perubahan yang positif (Brungardt, 2006) Pendidikan

kepemimpinan berkonsentrasi pada soft skill. Soft skill yang diajarkan dan

dipelajari dalam lingkungan akademik telah menyebabkan perubahan program

pendidikan kepemimpinan yang bervariasi. Dalam hal ini khususnya perguruan

tinggi (Brungardt et al, 2006; Crawford et al, 2000; Daft, 2002; Funk, 2006).

Mengacu pada penelitian yang dilakukan Ricketts, et. al., (2008) pada

College of Agricultural Sciences at a land grant institution yang memaparkan

bahwa pemimpin generasi baru yang diperlukan tidak hanya untuk membangun

kemitraan lokal di komunitas sekarang ini, tetapi untuk menganggap semua posisi

kepemimpinan. Mahasiswa S1 dari ilmu pertanian di Universitas menggunakan

Page 2: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

2

 

skala kepemimpinan sosial yang bertanggung jawab (SLRS) untuk menentukan

persepsi mereka kepemimpinan menurut delapan konstruk SLRS: kesadaran diri,

keserasian, komitmen, kolaborasi, tujuan umum, kontroversi dengan kesopanan,

kewarganegaraan dan keberanian melalui perubahan. Hasil menunjukkan

kesejajaran kuat dengan konstruksi seperti keserasian, kesadaran diri dan

komitmen, dengan sedikit kurang sepakat dalam konstruksi lainnya. Dua isu-isu

penting yang diilustrasikan. Pertama, sekarang ini sarjana tampak jauh lebih

nyaman dengan keragaman dan konflik daripada dengan sesuatu yang disebut

norma. Kedua, membangun kewarganegaraan menyebabkan kurangnya kesadaran

dan keinginan untuk berkontribusi terhadap tanggung jawab sipil. Implikasi

termasuk perubahan dalam kepemimpinan kurikulum dan pelaksanaan pelayanan

pengalaman belajar. Kuesioner yang didapat penulis merupakan replikasi dari

Adelman (2006) yang semula 168 pertanyaan menjadi 68 pertanyaan. Penulis

terdorong untuk melakukan penelitian serupa pada mahasiswa Universitas Kristen

Satya Wacana angkatan 2007 dan 2008 yang diasumsikan telah mendapatkan

cukup pelatihan kepemimpinan pada level universitas maupun fakultas.

Universitas sebagai tempat pembentukan para intelektual diharapkan dapat

menjadi tempat lahirnya pemimpin masa depan yang tidak hanya unggul dari sisi

kognitif tetapi juga mempunyai kematangan mental (Subair, 2008). Hal ini sangat

sesuai dengan empat tujuan yang menjadi idealisme pendidikan tinggi. Pertama,

tujuan menekankan kemampuan untuk memperebutkan kesempatan kerja.

Pendidikan akan difokuskan pada memperoleh keterampilan dan pengetahuan

khusus supaya unggul dalam bidangnya. Kedua, tujuan menekankan orientasi

humanistik. Pendidikan membantu mengembangkan kemampuan penalaran agar

bisa mempertanggungjawabkan pernyataan, keyakinan, dan tindakannya. Ketiga,

kebiasaan mempelajari secara sistematis apa yang dilakukan dan mulai

mengadakan studi terbatas sebagai pendasaran pembentukan pendapat sendiri.

Tujuan keempat, menjawab tantangan sosial, ekonomi dan keadilan (Haryatmoko,

2001).

Page 3: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

3

 

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat persepsi mahasiswa

Universitas Kristen Satya Wacana tentang tingkat kepemimpinan sosial pada

dirinya sendiri. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai

acuan dan refrensi untuk melakukan pengembangan penelitian mengenai

kepemimpinan.

LANDASAN TEORI

Kerinduan publik terhadap sosok seorang pemimpin yang ideal muncul

akibat dari fenomena yang terjadi di negara kita. Lembaga pendidikan berperan

secara aktif melalui bermacam program pengembangan kepemimpinannya, yang

pada akhirnya diharapkan mampu menjawab kerinduan publik akan sosok seorang

pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Tujuan dari

program pengembangan tersebut adalah untuk melahirkan sosok seorang

pemimpin yang ideal untuk Indonesia di masa yang akan datang.

Pemimpin

Menurut Modern Dictionary of Sociology, pemimpin adalah seorang yang

menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a

person who occupies a central role or position of dominance and influence in a

group). Menyerupai dengan definisi diatas, Kartini Kartono (1994) memperjelas

definisi diatas dengan menekankan pada penyebab dari peranan, posisi, dan

pengaruh dengan merumuskan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki

kecakapan dan kelebihan khususnya kelebihan dan kecakapan disatu bidang,

sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociology and Related

Sciences”, pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti. Pertama adalah Pemimpin arti

luas, seorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku

masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha

Page 4: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

4

 

orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan. Kedua adalah

Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang

menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.

Di dalam situasi seperti ini, tantangan dan tuntutan yang dihadapi

organisasi menjadi semakin berat dan kompleks. Peran dari pemimpin (leader)

serta faktor kepemimpinan (leadership) di dalam organisasi dirasakan semakin

penting. Leadership dan Leader kemudian memperoleh perhatian yang sangat

besar serta menjadi objek kajian yang terus menerus dikembangkan. Semua pihak

berlomba-lomba mencari untuk menemukan formula yang tepat dan cara terbaik

untuk menjadi leader yang baik dan leadership yang andal.

Kepemimpinan

Banyak hal yang dituntut dari seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugasnya, namun pada hakekatnya perlu memperoleh gambaran yang jelas tentang

seorang pemimpin. Seringkali terjadi salah persepsi tentang istilah pemimpin

karena tidak semua orang dapat dikatakan sebagai pemimpin kelompok, karena

seorang pemimpin memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan yang bukan pemimpin.

Menurut kartini Kartono (1994:181) pemimpin adalah seorang yang memiliki

kelebihan sehingga dia memiliki kebebasan dan kewibawaan untuk menggerakan,

mengarahkan dan membimbing bawahan. Juga mendapatkan pengakuan serta

dukungan dari bawahannya, sehingga dapat menggerakan bawahan ke arah

pencapaian tujuan tertentu.

Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku

pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar

belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin,

sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi

kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27). Teori kepemimpinan pada umumnya

berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan

kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain: Latar belakang

Page 5: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

5

 

sejarah pemimpin dan kepemimpinan-kepemimpinan muncul sejalan dengan

peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap

masa.

Pengembangan kepemimpinan di Indonesia, dilakukan melalui kurikulum

maupun ekstra kurikuler. Untuk kelompok ekstra kurikuler, ada banyak media

/organisasi yang dimunculkan oleh berbagai perguruan tinggi sebagai sarana

pengembangan kepemimpinan. Cara ini didasarkan pada pemikiran bahwa

keberadaan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi pada dasarnya untuk

meningkatkan kemampuan kepemimpinan, penalaran, minat dan kegemaran, dan

kesejahteraan dalam kehidupan bermahasiswa. Melalui keterlibatan dalam

pengelolaan organisasi kemahasiswaan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk

mahasiswa, potensi mahasiswa akan diasah karena mereka dihadapkan dengan

permasalahan yang harus dipecahkan serta kebutuhan mahasiswa. Melalui proses

ini skill mahasiswa seperti technical skill, humanistic skill, serta conceptual skill

diasah (Andadari, 2010).

Meskipun secara teoritis model yang dikembangkan diatas bagus, namun

kenyataan belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Memang model

diatas telah berhasil meningkatkan kompetensi teknis dari mahasiswa namun

miskin dalam pembentukan karakter. Mungkin sinyalemen Tabrina ( dalam

Mersiviano, 2009) benar karena sistem pendidikan di Indonesia terlalu

menekankan materi yang bersifat hafalan (tidak member ruang bagi pemikiran

alternative yang menguji kreativitas dan imajinasi) sehingga pengajaran ini tidak

berdampak pada kemampuan kepemimpinan.

Pemimpin generasi baru tidak hanya membutuhkan kemampuan untuk

membangun kemitraan lokal, tetapi juga harus dapat mendefinisikan semua posisi

dalam kepemimpinan. Dengan menggunakan Social Change Model (SCM),

diharapkan mahasiswa menjadi orang-orang yang membantu memberikan

perubahan positif dalam komunitas mereka. Model ini memandang pemimpin

sebagai agen perubahan yang terlibat dalam proyek komunitas.

Page 6: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

6

 

Perubahan Sosial (Social Change)

Perubahan sosial merupakan suatu perwujudan dinamika kehidupan sosial.

Maka, tentunya untuk mencapai dinamika kehidupan sosial itu, masyarakat selalu

mengalami perubahan (http://www.gudangmateri.com/2011/02/pengertian-dan-

bentuk-perubahan-sosial.html). Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

sebuah keadaan baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan

dimaksudkan untuk meningkatkan taraf dan derajat kehidupannya, baik secara

moral maupun materiil. Seperti yang diungkapkan oleh Ahli sosiologi Selo

Soemardjan (2011), perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang

mempengaruhi sistem sosialnya.

Di tengah-tengah masyarakat, kelompok-kelompok sosial yang ada

bukanlah sesuatu yang statis atau tetap, melainkan selalu mengalami

perkembangan sesuai dengan perubahan yang diperlukan oleh kelompok tersebut.

Di antara pengaruh politik negara, pemerintah sekarang memainkan peran yang

sangat besar dalam sosial hidup dan perubahan dalam masyarakat. Pengaruh

budaya jelas memainkan peranan penting dalam perubahan sosial. Sebagai

contoh, fenomena yang terjadi belakangan ini politisi atau kader muda partai

politik saat ini menghadapi tantangan kultur parpol dan birokrasi yang “busuk”.

Generasi muda yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa terkena virus

pembusukan moral dan intelektual (Kompas, 21 Mei 2012). Kasus korupsi yang

melibatkan sejumlah politisi muda telah mengganggu citra politisi secara luas. Ini

perlu ditegaskan agar tidak terjadi pembusukan generasi muda, dan sebaiknya

para politisi muda menjadikan ini sebagai cermin untuk evaluasi diri, kalau tidak

masyarakat tidak akan pernah percaya lagi pada politisi muda untuk

menggeneralisasi (Ahmad, Kompas 21 Mei 2012). Sedikit pemaparan diatas

menunjukan sedikit banyaknya kenapa perubahan sosial menjadi penting untuk

terjadi.

Social Change Model (SCM) didesain untuk meningkatkan perkembangan

kualitas kepemimpinan semua peserta/orang-orang yang menduduki/tidak

menduduki posisi kepemipmpinan formal dan meningkatkan proses yang inklusif

Page 7: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

7

 

serta secara aktif melibatkan semua yang ingin berkontribusi. Model perubahan

sosial kepemimpinan (SCM) menyediakan landasan teoritis untuk pembelajaran

yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin (HERI, 1996).

Delapan konstruksi inti SCM ditujukan untuk siswa dalam meningkatkan

'kesadaran sendiri dan kemampuan untuk bekerja dengan orang lain (HERI,

1996). Tujuh pertama dari konstruksi ini adalah: kesadaran diri, kongruensi,

komitmen, tujuan bersama, kolaborasi, kontroversi dengan kesopanan, dan

kewarganegaraan. Konstruksi Kepemimpinan ini berfungsi pada tingkat individu

(kesadaran diri, keselarasan, dan komitmen), tingkat kelompok (tujuan yang sama,

kolaborasi, dan kontroversi dengan kesopanan), dan tingkat komunitas

(kewarganegaraan) (Dugan, 2006).

Nilai dari model ini adalah perubahan ke arah yang baik, muncul dari

interaksi antara nilai individu, nilai kelompok, dan nilai tingkat komunitas

(Dugan, 2006). Model perubahan sosial kepemimpinan dipilih sebagai kerangka

kerja untuk penelitian ini karena penerapan yang luas dalam pengembangan

kepemimpinan mahasiswa.

Karena pendekatan SCM terhadap kepemimpinan terletak pada kerja sama

dan menekankan perubahan sosial yang positif, model menguji perkembangan

kepemimpinan dari tiga pespektif dan level yang berbeda.

• Individu : Kualitas personal apakah yang ingin kita tekankan

dan kembangkan pada orang-orang yang berpartisipasi dalam program

pengembangan kepemimpinan? Kualitas personal apakah yang saling

mendukung fungsi kelompok dan mendorong perubahan kearah yang

positif?

• Kelompok : Bagaimana proses perkembangan kepemimpinan

kolaboratif didesain tidak hanya untuk memfasilitasi perkembangan

kualitas individu yang diinginkan, namun juga memberikan perubahan

sosial yang positif?

• Sosial/Komunitas : Terhadap hasil sosial apakah aktifitas

perkembangan kepemimpinan diarahkan? Aktifitas layanan apakah yang

Page 8: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

8

 

paling efektif untuk memperkuat kelompok dan mengembangkan kualitas

personal tiap individu?

Hubungan Model Perubahan Sosial

• Panah a. kesadaran diri merupakan elemen penting untuk membangun

tujuan bersama bagi sebuah kelompok. Divisi tenaga kerja harus

memahami bakat dan keterbatasan masing-masing anggota. Kontroversi

yang sering mendorong solusi inovatif membutuhkan keserasian

(keinginan untuk membagi sudut pandang seseorang dengan orang lain

bahkan ketika mereka memiliki sudut pandang yang berbeda) dan

komitmen (keinginan untuk tetap pada satu kepercayaan walaupun berada

dalam kontroversi)

• Panah b. Masukan dari tiap kelompok akan memperkuat kualitas

kesadaran, komitmen, dan keserasian individual ketika kelompok bekerja

sama dengan tujuan bersama dan menerima kontrovresi dengan penuh

kesopanan.

• Panah c. Kewarganegaraan dan perubahan positif yang bertanggung

jawab akan terjadi ketika semua kelompok bekerja untuk mencapai tujuan

bersama dan sopan ketika mengekspresikan perbedaan.

• Panah d. Kelompok akan sulit menjadi agen perubahan atau memenuhi

tanggung jawabnya sebagai warga negara atau komunitas jika para

Page 9: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

9

 

anggota berfungsi secara kompetitif, tidak memiliki tujuan besama, atau

jika mereka terus menunjukan kontroversi tanpa sebuah

kesopanan/kesantunan.

• Panah e. Komunitas akan cenderung merespon secara postif usaha

individu unutk melayani jika usaha ini diakarkan pada pemahaman diri,

integritas, dan komitmen yang tulus. Kewarganegaraan yang bertanggung

jawab didasarkan pada pengetahuan diri, keserasian, dan komitmen.

• Panah f. Individu belajar melalui pelayanan, dan kesadaran dirinya

diperkuat melalui realisasi tentang apa yang tidak mampu mereka lakukan.

Komitmen juga diperkuat ketika seseorang percaya bahwa dia dapat

membuat perubahan. Keserasian diperkuat ketika seseorang menyadari

bahwa perubahan positif cenderung terjadi ketika tindakan individu

diakarkan pada nilai dan kepercayaan.

Perubahan

Keberanian (melalui perubahan) yang dapat dipahami dari pernyataan

berikut: "Anda dapat melihat kebutuhan untuk mengubah sesuatu namun butuh

keberanian untuk melakukannya." (Astin, 1996). Perubahan, dengan kata lain,

adalah sasaran penting dari proses kepemimpinan kreatif untuk menciptakan

dunia dan masyarakat yang lebih baik bagi diri pribadi serta orang lain.

Individual Value

Nilai-nilai pribadi adalah nilai-nilai bahwa seseorang mengembangkan dan

menunjukkan pada tingkat kelompok (Astin, 1996). Nilai-nilai pribadi mencakup:

• Kesadaran diri - pengetahuan tentang diri atau kesadaran diri. Berarti

menyadari kepercayaan, nilai, sikap, dan emosi yang memotivasi

seseorang untuk bertindak.

• Kesesuaian - berpikir, merasa, dan berperilaku dengan konsistensi;

tindakan

konsisten sesuai dengan nilai-nilai inti dan keyakinan. Orang yang

memiliki sikap ini adalah orang-orang yang bertindak secara konsisten

Page 10: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

10

 

dengan kepercayaan mereka yang mendalam. Jelasnya, keserasian dan

kesadaran personal diri mereka saling tergantung.

• Komitmen - intensitas dan durasi yang berhubungan dengan objek

komitmen, melainkan membutuhkan keterlibatan yang signifikan dan

investasi. Komitmen adalah energi fisik yang memotivasi individu untuk

melayani dan mendorong kerja sama kolektif. Komitmen

mengimplikasikan keinginan, intensitas, dan durasi. Ini diarahkan pada

aktivitas kelompok dan hasil yang diinginkan. Tanpa komitmen,

pengetahuan diri hanya akan memiliki nilai yang kecil. Dan tanpa

pengetahuan diri yang mencukupi, komitmen akan diarahkan pada hal

yang salah

Group Value

Nilai-nilai kelompok dikembangkan dan dinyatakan dalam tingkat

kegiatan kepemimpinan kelompok. Nilai-nilai kelompok adalah:

• Kolaborasi - nilai yang memandang kepemimpinan sebagai proses

kelompok dan berusaha untuk meningkatkan efektivitas kelompok dengan

memanfaatkan beberapa bakat individu. Artinya adalah bekerja dengan

orang lain dengan usaha yang sama. Ini membentuk nilai landasan

kepemimpinan kelompok karena kerja sama akan memperkuat diri dan

orang lain melalui kepercayaan. Kerja sama meningkatkan keefektifan

kelompok dengan menekankan pada bakat dan perspektif tiap anggota

kelompok serta kekuatan perbedaan untuk mendorong munculnya solusi

dan tindakan kreatif.

• Tujuan Bersama - ketika orang bekerja bersama dalam nilai-nilai bersama.

Ini memfasilitasi kemampuan kelompok untuk terlibat dalam analisis

kolektif mengenai masalah yang dihadapi dan tugas-tugas pelaksanaan.

Tujuan bersama akan tercapai dengan baik ketika semua anggota dalam

kelompok memiliki visi yang sama dan berpartisipasi aktif dalam

mengartikulasikan tujuan dan sasaran aktivitas perkembangan

kepemimpinan.

Page 11: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

11

 

• Kontroversi dengan kesopanan - mengakui bahwa akan ada dalam

kelompok apapun perbedaan sudut pandang dan pendapat dan bahwa

perbedaan itu harus dimunculkan secara terbuka dan dengan kesopanan

dan sopan santun agar dapat diselesaikan dengan hasil kelompok positif.

menyadari dua realitas mendasar dari usaha kelompok kreatif: yaitu

bahwa perbedaan tidak dapat dihindari, dan perbedaan tersebut harus

ditunjukkan tapi dengan cara yang sopan. Kesopanan mengimplikasikan

penghargaan terhadap orang lain, keinginan untuk mendengar pendapat

orang lain, dan membatasi diri untuk mengkritisi sudut pandang dan

tindakan orang lain. Ini dicapai dalam kerangka kerja sama dan ketika

tujuan bersma telah teridentifikasi. Kontroversi (konflik, konfrontasi)

dapat menhasilkan solusi permasalahan baru yang kratif, khususnya

ketika ini terjadi dalam lingkup kesopanan, kerja sama, dan memiliki

tujuan yang sama.

Society/Community Values

Nilai-nilai sosial atau masyarakat adalah nilai-nilai yang menghubungkan

individu dan kelompok untuk komunitas mereka. Nilai komunitas adalah:

• Kewarganegaraan - ketika seorang individu bertanggung jawab terhubung

ke masyarakat mereka (Komives, Lucas, & McMahon, 1998). Proses

dimana individu dan kelompok kolaboratif secara bertanggung jawab

terhubung dengan komunitas dan masyarakat melalui aktivitas

perkembangan kepemimpinan. Untuk menajdi warga Negara yang baik

dibutuhkan usaha untuk berubah ke arah positif demi orang lain dan

komunitas. Kewarganegaraan mengakui kesalingtergantungan semua

pihak yang terlibat atau dipengaruhi oleh usaha kerja sama ini. Ini

menyadari bahwa tujuan bersama dalam kelompok harus menggabungkan

perhatian terhadap hak dan kesejahteraan semua yang mungkin akan

terpengaruh oleh usaha kelompok. Kewarganegaan yang baik menyadari

bahwa demokrasi yang efektif meliputi tanggung jawab individu dan hak

individu.

Page 12: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

12

 

Dari beberapa penelitian, pengukuran akan SCM menggunakan Socially

Responsible Leadership Scale (SLRS) untuk mendefinisikan persepsi diri mereka

sendiri tentang apa itu kepemimpinan menurut delapan konstruksi SCM. Socially

Responsible Leadership Scale dibangun berdasarkan penekanan bahwa

pemahaman melalui klarifikasi nilai-nilai, pengembangan kesadaran diri,

kemampuan untuk percaya, kapasitas untuk mendengarkan dan melayani orang

lain, kolaboratif pekerjaan dan perubahan untuk kebaikan bersama (Astin, 1996,

h.5).

Penelitian dengan topik sejenis sudah pernah dibahas, menurut Marisa

dalam Binard & Brungardt, (1997); Daugherty & Williams, (1997), menunjukkan

bahwa keterlibatan dalam program berbasis komunitas kepemimpinan

menghasilkan perubahan yang signifikan dalam kepemimpinan siswa dan

keterampilan pemecahan masalah. Penelitian telah menunjukkan bahwa

partisipasi dalam pendidikan kepemimpinan positif mempengaruhi perkembangan

pribadi dan pendidikan para siswa (Cress et al, 2001;. Dugan, 2006). Sebagaimana

dicatat oleh Cress et al. (2001, hal 21), peserta dalam program pelatihan

menunjukkan pertumbuhan kepemimpinan yang signifikan dalam memahami

kepemimpinan dan komitmen, tanggung jawab masyarakat, kepemimpinan

keterampilan, dan kesadaran multikultural dan orientasi masyarakat.

Binard dan Brungardt (1997) selanjutnya mengevaluasi dampak dari

berbagai program kepemimpinan pengembangan kepemimpinan siswa. Mereka

meneliti dampak dari variabel-variabel berikut pada hasil kepemimpinan: jenis

kegiatan kepemimpinan, keterlibatan dalam satu atau dua kegiatan kepemimpinan,

pelatihan kepemimpinan sebelumnya, jenis kelamin, usia, dan etnis. Mereka

menyimpulkan bahwa keterlibatan dalam kepemimpinan program dan kegiatan

secara signifikan meningkatkan perilaku kepemimpinan siswa. Mereka juga

menemukan bahwa mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan

kepemimpinan sebelumnya, adalah laki-laki, usia lebih tua dari 24 tahun, dan /

atau Hispanik mencapai hasil kepemimpinan terbesar.

Dalam penelitian Marisa (1997) menyatakan bahwa skor mahasiswa pada

masing-masing konstruksi meningkat antara usia 18 dan 20 dan kemudian

Page 13: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

13

 

menurun antara usia 20 dan 22, menunjukkan hubungan lengkung antara usia dan

hasil kepemimpinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara umur mahasiswa dan nilai mereka pada skala tanggung jawab

kepemimpinan sosial. Menurut Dugan (2006) bahwa keterlibatan berhubungan

positif dengan tingkat perkembangan. Namun, terlibat terlalu banyak dalam jenis

organisasi yang berbeda, disebut di sini sebagai luasnya keterlibatan, adalah

berhubungan negatif dengan hasil kepemimpinan. Siswa diminta untuk

menunjukkan jika mereka terlibat dalam 21 kategori yang berbeda dari organisasi

mahasiswa. Siswa lebih melaporkan keterlibatan dalam intramurals dari daerah

lainnya 40% diikuti oleh 36% siswa yang melaporkan keterlibatan dalam klub

akademik dan organisasi.

Haber (2006) menyatakan bahwa hipotesis satu diidentifikasi bahwa

wanita memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada lima dari

delapan ukuran hasil termasuk semua nilai sekelompok model. Meskipun efek

ukuran kecil, perbedaan ini menyiratkan bahwa siswa berbeda dalam

pengembangan kepemimpinan mereka berdasarkan gender. Program dan layanan

jenis kelamin mahasiswa mungkin harus berbeda. Mungkin bermanfaat, misalnya,

memiliki program-program kepemimpinan untuk pria, seperti lembaga

kepemimpinan seorang laki-laki, yang menekankan kerjasama, mengembangkan

tujuan bersama dan tujuan, dan konflik manajemen. Ini juga bisa berarti pelatihan

yang berbeda dan program untuk kelompok jenis kelamin yang sama, seperti

perkumpulan mahasiswa, dan persaudaraan.

Komives et al (2005, 2006) menyatakan bahwa secara keseluruhan dari

kedelapan variabel SCM, keterlibatan dalam organisasi akademik / departemen /

professional dan / atau kehormatan masyarakat tampaknya memiliki dampak

terbesar pada pengembangan kepemimpinan siswa di jumlah konstruksi.

Pengalaman keterlibatan tersebut cenderung berfokus pada integrasi kurikuler dan

ko-kurikuler pengetahuan, yang dapat membantu untuk memajukan pemikiran

kritis siswa keterampilan dan makna pembuatan kemampuan sehingga

memajukan pengembangan kepemimpinan mereka.

Page 14: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

14

 

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga. Jenis non probability sampling yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Purposive sampling dan Stratified sampling, adalah teknik penentuan

responden untuk tujuan tertentu saja. Dalam teknik, peneliti menentukan kriteria

mahasiswa yang akan dipilih menjadi sample yaitu Mahasiswa Registrasi /

Mahasiswa Aktif Semester Genap Tahun Akademik 2011 – 2012 Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga (angkatan 2007 dan 2008) sebanyak 200

responden. Menurut Crocker dan Algina (1986, hlm 322) membahas ukuran yang

dikemukan oleh Nunnally serta menambahkan bahwa demi kestabilan informasi,

minimal diperlukan 200 responden. Jadi, sekalipun alat ukur mengandung hanya

20 butir, maka minimal diperlukan juga 200 responden. Dengan kata lain, ukuran

responden pada uji coba alat ukur adalah 200 atau lebih.

 

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa

kuesioner. Sumber data yaitu mahasiswa aktif angkatan 2007 dan 2008. seperti

yang terdapat pada tabel berikut ini:

Data Mahasiswa Registrasi / Mahasiswa Aktif Semester Genap Tahun Akademik

2011-2012

FAKULTAS

Tahun

Angkatan

Total

Presentase

Jumlah

Kuesioner Per

Fakultas 2007 2008

Fakultas Ekonomika dan

Bisnis 165 298 463 32% 32

Fakultas Bahasa dan Sastra 89 137 226 16% 16

Fakultas Science dan 31 56 87 15% 15

Page 15: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

15

 

Matematika, Fakultas Teknik

Elektro

Fakultas Pertanian dan Bisnis,

Fakultas Biologi, Fakultas

Ilmu Kesehatan

74 97 171 13% 13

Fakultas Teologia, Fakultas

Seni dan Pertunjukan 43 87 130 10% 10

Fakultas Psikologi 81 108 189 13% 13

Fakultas Hukum 45 69 114 8% 8

Fakultas Ilmu Sosial dan

Komunikasi 69 75 144 10% 10

Fakultas Teknologi dan

Informatika 209 384 593 41% 41

Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan 66 536 602 42% 42

TOTAL

2719

200

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Ditentukan sampel sebanyak 200 responden dengan total populasi

penelitian sebesar 2719. Dengan perkataan lain sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan teknis

perhitungan sampel telah dijabarkan pada point sebelumnya.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

didapat dari penelitian survei yaitu melalui penyebaran kuesioner. Pertanyaan-

pertanyaan di kuesioner tersebut akan terdiri dari 2 bagian, yaitu : data diri para

responden, pengukuran persepsi mahasiswa terhadap kepemimpinan. Kuisioner

ini disebarkan kepada mahasiswa aktif tahun angkatan 2007 dan 2008 Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. Informasi lain yang mendukung diperoleh dari

journal-journal dan buku-buku yang relevan terhadap penelitian, serta mencari

data-data pendukung lain melalui internet.

Page 16: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

16

 

Teknik Analisis

Analisis dalam penelitian ini menggambarkan analisis statistic deskriptif

atas jawaban yang diberikan untuk kemudian disajikan dalam bentuk table.

Analisis kualitatif digambarkan untuk menguraikan tentang karakteristik dari

suatu keadaan dari objek yang diteliti. Karakteristik responden yang dianalisis

dalam penelitian ini meliputi Jenis kelamin, usia, fakultas, tahun masuk

Universitas, asal, suku, hasil studi dalam perkuliahan, dam keaktifan dalam

berorganisasi dikampus maupun diluar kampus. Analisis data kualitatif adalah

bentuk analisa yang berdasarkan dari data yang dinyatakan dalam bentuk uraian.

Data kualitatif ini merpakan data yang hanya dapat diukur secara langsung (Hadi,

2001).

Untuk menentukan variabel persepsi kepemimpinan, akan diberikan

pernyataan melalui kuisioner. Dan untuk setiap pernyataan akan diberikan skor

sesuai tanggapan responden. Jika responden menjawab sangat setuju maka akan

diberi skor 5, untuk jawaban setuju akan diberi skor 4, 3 untuk jawaban netral , 2

untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.

Untuk menentukan variabel karakteristik respoden berdasarkan keaktifan

dalam organisasi, jika responden menjawab sangat aktif maka akan diberi skor 5,

untuk jawaban aktif diberikan skor 4, 3 untuk jawaban cukup, 2 untuk jawaban

tidak aktif, dan 1 untuk jawaban sangat tidak aktif.

Selanjutnya untuk menentukan variabel karakteristik respoden

berdasarkan hasil studi, jika responden menjawab sangat memuaskan akan

diberikan skor 5, 4 untuk jawaban memuaskan, 3 untuk jawaban cukup, 2 untuk

jawaban kurang memuaskan, dan 1 untuk jawabn sangat kurang memuaskan.

Setelah hal di atas dilakukan kemudian dilakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk melihat apakah data yang telah didapatkan valid dan handal.

Dalam melakukan uji reliabilitas menggunakan nilai Croncbach Alpha. Jika nilai

Croncbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka data bisa dikatakan reliable (Ghozali,

2006). Sedangkan uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

Page 17: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

17

 

dengan r table untuk tingkat signifikansi 5 persen dari degree of freedom (df)= n-

2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r table maka pertanyaan

atau indicator tersebut dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya bila r hitung < r

table maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali,

2006).

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas kemudian dilakukan uji

krostabulasi dari data untuk mengetahui hubungan antar variabel.

ANALISIS DATA

Karakteristik Responden

Karakterisktik responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi

Jenis kelamin, usia, fakultas, hasil studi, keaktifan dalam organisasi, angkatan.

Karakteristik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak

64,3% dan jumlah responden perempuan sebanyak 35,7%. Responden laki-laki

lebih mendominasi karena kuesioner rata-rata banyak tersebar pada kalangan

mahasiswa dari pada mahasiswi. Hal ini kemungkinan disebabkan pada

penyebaran angket dengan cara membagi angket sesuai dengan metode pusposive

sampling yang telah ditentukan.

Page 18: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

18

 

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari tabel dapat dilihat bahwa range usia responden antara 20-24 tahun,

dan paling banyak didominasi oleh usia 22 tahun dengan jumlah responden

sebanyak 8,6% dan yang paling sedikit adalah usia 20 tahun dengan jumlah

responden sebanyak 5,71%.

Page 19: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

19

 

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas

Fakultas Frekuensi PersentaseFakultas Ekonomika dan Bisnis 33 15,7Fakultas Bahasa dn sastra 17 8,1Fakultas Psikologi 15 7,1Fakultas Teknik dan Informatika 44 20,9Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi 10 4,8Faluktas Teknik Elekro 10 4,8Fakultas Science dan Matematika,Fakultas Pertanian dan Bisnis, FakultasBiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

21 10

Fakultas Teologia, Fakultas Seni danPertunjukan 10 4,8

Fakultas Hukum 8 3,8Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 42 20Total 210 100

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari table dapat dilihat bahwa kelompok Fakultas Tekhnologi dan

Informatika merupakan sampel terbesar dengan jumlah responden sebanyak 44

atau 20,9% dari keseluruhan sampel. Ini dikarenakan jumlah rata-rata mahasiswa

aktif fakultas teknologi dan informatika angkatan 2007 – 2008 jauh lebih

mendominasi dari pada fakultas yang lain.

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Hasil Studi

Frekuensi PersenSangat Kurang Memuaskan 3 1.24Kurang Memuaskan 29 11.93Cukup 83 34.16Memuaskan 82 33.75Sangat Memuaskan 13 5.35Total 210 86.42

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Page 20: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

20

 

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa mahasiswa yang memiliki persepsi

hasil Cukup lebih besar dengan jumlah responden sebanyak 34,16%, dan yang

mahasiswa dengan persepsi hasil studi yang Sangat Kurang Memuaskan paling

sedikit dengan jumlah responden sebanyak 1,24%. Sebagian responden merasa

puas dengan hasil studi mereka (dari kategori cukup sampai kategori sangat puas),

namun ada sebagian kecil dari mereka yang merasa tidak puas dengan hasil studi

mereka (dari kategori kurang memuaskan dan sangat kurang memuaskan)

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Keaktifan dalam

Organisasi

Frekuensi PersenTidak Aktif 11 4.53Kurang Aktif 40 16.46Cukup 101 41.56Aktif 51 20.99Sangat Aktif 7 2.88Total 210 86.42

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa yang Keaktifan

dalam berorganisasi yang masuk dalam kategori cukup lebih banyak dengan

jumlah responden sebanyak 41,56% dan mahasiswa yang masuk dalam kategori

sangat aktif mengikuti keorganisasian adalah paling sedikit dengan jumlah

responden sebanyak 2,88%.

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Tahun Angkatan

Angkatan Frekuensi Persentase2007 88 41,92008 122 58,1Total 210 100

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Page 21: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

21

 

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dari total responden sebanyak 210

responden, jumlah responden angkatan 2008 dengan jumlah responden sebanyak

58,1% dan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah resonden angkatan 2007

dengan jumlah sebanyak 41,9%. Perbedaan signifikan dari jumlah responden

tersebut diduga disebabkan karena banyak dari angkatan 2007 yang sudah lulus

sarjana.

Uji Kualitas Data

Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuisioner. Uji validitas dilakukan setelah penyabaran angket dan dilakukan

scoring. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada

kuisioner tersebut mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh

kuisioner tersebut.

Tabel 7

Hasil Pengujian Validitas

Pertanyaan Signifikansi Keterangan

Persepsi Mahasiswa atas Variabel Komitmen (Commitmen)

1 0,00 Valid

2 0,00 Valid

3 0,00 Valid

4 0,00 Valid

5 0,00 Valid

6 0,00 Valid

Persepsi Mahasiswa atas Variabel Keserasian (congruence)

7 0,00 Valid

8 0,00 Valid

9 0,00 Valid

10 0,00 Valid

11 0,00 Valid

12 0,00 Valid

Page 22: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

22

 

13 0,00 Valid

Persepsi Mahasiswa atas Variabel Kesadaran Diri (consciousness of Self)

14 0,00 Valid

15 0,00 Valid

16 0,00 Valid

17 0,00 Valid

18 0,00 Valid

19 0,00 Valid

20 0,00 Valid

21 0,517 Tidak Valid

22 0,00 Valid

Persepsi Mahasiswa atas Variabel Perubahan (Change)

23 0,00 Valid

24 0,00 Valid

25 0,00 Valid

26 0,00 Valid

27 0,00 Valid

28 0,00 Valid

29 0,00 Valid

30 0,00 Valid

31 0,00 Valid

32 0,00 Valid

Persepsi Mahasiswa atas Variabel Kolaborasi (collaboration)

33 0,00 Valid

34 0,00 Valid

35 0,00 Valid

36 0,00 Valid

37 0,00 Valid

38 0,00 Valid

39 0,00 Valid

40 0,00 Valid

Persepsi Mahasiswa atas Variabel Tujuan Bersama (common Purpose)

41 0,00 Valid

42 0,00 Valid

Page 23: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

23

 

43 0,00 Valid

44 0,00 Valid

45 0,00 Valid

46 0,00 Valid

47 0,00 Valid

48 0,00 Valid

49 0,00 Valid Persepsi Mahasiswa atas Variabel Kontroversi dengan Kesopanan (controversy with

civility)

50 0,00 Valid

51 0,00 Valid

52 0,00 Valid

53 0,00 Valid

54 0,00 Valid

55 0,00 Valid

56 0,00 Valid

57 0,00 Valid

58 0,00 Valid

59 0,001 Valid

60 0,00 Valid

Persepsi Mahasiswa atas Variable Kewarganegaraan (Citizenship)

61 0,00 Valid

62 0,00 Valid

63 0,00 Valid

64 0,00 Valid

65 0,00 Valid

66 0,00 Valid

67 0,00 Valid

68 0,00 Valid

Menurut Ghozali (2006) dengan menggunakan Pearson Correlation, data

dikatakan Valid dinyatakan valid pada taraf 5% jika mempunyai signifikansi di

bawah 0,05. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa untuk setiap indicator

pertanyaan telah lulus dalam pengujian validitas, kecuali indikator pertanyaan ke

Page 24: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

24

 

21 karena tingkat signifikansi yang dihasilkan di atas 0,05. Sehingga satu

indikator tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk dan suatu kuisioner dikatakan

reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan dalam suatu kuisioner

adalah konsisten dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini pengujian reliabilitas

akan menggunakan Cronbach’s Alpha.

Tabel 8

Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan

1 Persepsi Mahasiswa atas Variabel Komitmen (Commitmen)

0,8 7 Reliabel

2 Persepsi Mahasiswa atas Variabel Keserasian (congruence)

0,79 8 Reliabel

3 Persepsi Mahasiswa atas Variabel Kesadaran Diri (consciousness of Self)

0,75 10 Reliabel

4 Persepsi Mahasiswa atas Variabel Perubahan (Change)

0,72 10 Reliabel

5 Persepsi Mahasiswa atas Variabel Kolaborasi (collaboration)

0,79 11 Reliabel

6 Persepsi Mahasiswa atas Variabel Tujuan Bersama (common Purpose)

0,78 10 Reliabel

7

Persepsi Mahasiswa atas Variabel Kontroversi dengan Kesopanan (controversy with civility)

0,71 12 Reliabel

8 Persepsi Mahasiswa atas Variable Kewarganegaraan (Citizenship)

0,78 9 Reliabel

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Page 25: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

25

 

Menurut Ghozali (2006) nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka pertanyaan-

pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah “reliabel”.

Dari table diatas menunjukan bahwa kedelapan varibel tersebut mempunyai alpha

yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Untuk

selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak

digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik.

Persepsi mahasiswa terhadap perubahan

Tabel 9

Dorongan Terhadap Perubahan

Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  DORONGAN  TERHADAP  PERUBAHANVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SDDORONGAN  TERHADAP  PERUBAHAN  (COURAGE  THROUGH  CHANGE)

23 Saya terbuka terhadap ide-ide baru4,44 0,69

24Saya dapat mengidentifikasi perbedaan antara perubahan positif dan negatif.

4,32 0,71

25Perubahan akan membawa kehidupan baru ke organisasi.

4,10 0,88

26Saya tidak sulit memulai cara-cara baru dalam memandang sesuatu.

4,05 0,90

27Ada semangat dalam melakukan sesuatu dengan cara baru.

4,22 0,73

28Saya mencari cara baru untuk melakukan sesuatu

3,92 0,86

29Saya bekerja dengan baik dalam lingkungan yang selalu berubah-ubah

3,73 0,88

30 Perubahan membuat saya tidak nyaman 2,66 0,9531 Masa Peralihan membuat saya tidak nyaman 2,79 1,03

32Saya merasa frustrasi dalam melakukan sesuatu dengan cara baru.

2,64 1,00

3,69RATA-­‐RATA Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari variabel Dorongan Terhadap Perubahan diatas dapat kita lihat secara

keseluruhan, responden baik dalam membuka diri untuk ide-ide baru,

pengidentifkasian perbedaan antara perubahan positif dan negative (Ricketts,

Bruce, dan Ewing, 2008). Selain itu responden juga tidak terlalu kesulitan dalam

memandang sesuatu, ada semangat untuk melakukan sesuatu, dan selalu bekerja

dengan baik dilingkungan yang selalu berubah-ubah. Akan tetapi, sebagian kecil

responden kurang nyaman ketika menerapkan perubahan itu sendiri. Seperti

Page 26: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

26

 

kurang nyaman dengan adanya perubahan, tidak nyaman dengan masa peralihan,

dan selalu frustasi dalam melakukan sesuatu dengan cara baru. Itu artinya

sebagian kecil responden tersebut telalu nyaman dalam zona aman mereka dan

mereka tidak mau terlalu ambil resiko untuk menghadapi suatu situasi perubahan

yang nantinya akan membawa dampak kepada kehidupan mereka.

Individual Value

Persepsi mahasiswa terhadap kesadaran diri

Tabel 10

Kesadaran Diri Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  KESADARAN  DIRIVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SDKESADARAN  DIRI  (CONSCIOUSNESS  OF  SELF)

14 Hal-hal yang menggairahkan untuk saya adalah memiliki prioritas dalam hidup saya.

4,33 0,72

15 Saya paham diri saya cukup baik 4,11 0,81

16 Saya bisa menggambarkan kepribadian saya. 4,09 0,83

17Saya mampu mengidentifikasikan dengan jelas prioritas saya.

4,14 0,82

18 Saya leluasa mengekspresikan diri. 4,12 0,95

19 Saya dapat menggambarkan bagaimana saya sama dengan yang lain.

3,56 0,92

20 Saya biasanya percaya diri 3,84 1,0021 Refleksi diri menjadi hal yang sulit bagi saya. 2,79 0,9922 Saya seseorang yang rendah hati 4,17 0,88

3,91RATA-­‐RATA Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari variabel kesadaran diri diatas, menunjukan bahwa secara

keseluruhan, responden baik dalam semua aspek pernyataan tersebut. Responden

memiliki prioritas untuk sesuatu yang kira-kira menggairahkan untuk mereka,

pemahaman yang baik terhadap diri sendiri, memiliki kemampuan

mengidentifikasi prioritas mereka, leluasanya mereka dalam mengekspresikan

diri, kerendahan hati, dan mereka dapat menggambarkan bagaimana mereka itu

adalah sama dengan rekan yang lain. (Ricketts, Bruce, dan Ewing, 2008). Ini

dapat memotivasi dari masing – masing individu untuk bertindak ke arah yang

lebih positif. Akan tetapi dalam hal refleksi diri menjadi hal yang sangat susah

untuk beberapa/sebgaian kecil respoden. Itu menandakan bahwa sebagian kecil

responden tersebut masih kesulitan dalam hal melakukan penginstropeksian untuk

diri mereka sendiri.

Page 27: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

27

 

Persepsi mahasiswa terhadap keserasian

Tabel 11

Keserasian Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  KESERASIANVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SD

KESERASIAN  (CONGRUENCE)7 Dilihat sebagai orang yang berintegritas adalah

penting bagi saya.4,25 0,86

8 Sangat mudah bagi saya untuk berkata jujur. 4,06 0,829 Saya bukan orang yang suka berpura-pura 4,17 0,77

10 Tindakan saya sesuai dengan nilai-nilai keyakinan saya.

4,20 0,78

11 Perilaku saya mencerminkan keyakinan saya. 4,16 0,7712 Penting bagi saya untuk bertindak sesuai

keyakinan saya.4,33 0,73

13 Perilaku saya sejalan dengan kepercayaan saya.

4,27 0,75

4,20RATA-­‐RATA

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari variabel Keserasian diatas menunjukan menunjukan bahwa secara

keseluruhan pernyataan diatas mencerminkan bagaimana responden seperti dilihat

sebagai seseorang yang mempunyai integritas adalah sangat penting, mudahnya

untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya, tidak suka pura-pura, tindakan yang

dilakukan sesuai dengan keyakinan mereka, pentingnya bertindak sesuai dengan

keyakinan mereka, dan prilaku mereka selalu sejalan dengan kepercayaan mereka

(Ricketts, Bruce, dan Ewing, 2008). Ini menandakan bahwa responden memiliki

sikap dan bertindak secara konsisten dengan kepercayaan mereka yang mendalam.

Mereka selalu berpegang teguh dengan sesuatu yang mereka yakini.

Persepsi mahasiswa terhadap komitmen

Tabel 12

Komitmen Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  KOMITMENVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SD

Komitmen  (Commitmen)1 Saya bersedia mencurahkan waktu dan tenaga

untuk hal-hal yang penting bagi saya.4,55 0,57

2 Saya dapat diandalkan untuk melakukan tugas yang diberikan kepada saya.

4,27 0,74

3 Saya meyakini sesuatu yang menurut saya benar

4,45 0,65

4 Saya selalu menepati janji. 4,16 0,845 Saya tetap bersama dengan rekan-rekan

kelompok melalui masa-masa sulit.4,26 0,73

6 Saya fokus pada tanggung jawab saya 4,36 0,684,34RATA-­‐RATA

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Page 28: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

28

 

Dari variabel komitmen diatas menunjukan bahwa secara keseluruhan

responden menunjukan hasil yang baik dalam setiap pernyataan. Mereka bersedia

mencurahkan waktu dan tenaga untuk sesuatu yang mereka anggap penting.

Mereka merasa dapat diandalkan untuk melakukan tugas yang dibebankan kepada

mereka. Cukup menunjukan kepercayaan diri dengan meyakini sesuatu yang

mereka anggap benar, selalu menepati janji, fokus terhadap tanggung jawab

masing-masing, dan loyalitas tinggi terhadapa kelompok dalam melalui masa-

masa sulit (Ricketts, Bruce, dan Ewing, 2008). Ini dapat diartikan bahwa setiap

individu mempunyai motivasi untuk melayani dan mendorong kerja sama kolektif

yang nantinya semua diarahkan pada aktifitas kelompok dan hasil akhir yang

diinginkan oleh kelompok.

Secara keseluruhan dari nilai individu dapat dijelaskan bahwa reaksi siswa

baik keserasian dan komitmen menggambarkan bahwa saat ini mahasiswa

memiliki sikap yang cukup baik, dan ciri-ciri penting yang diperlukan untuk

kepemimpinan yang berorientasi pada perubahan adalah seseorang yang

berintegritas, jujur dan menjadi dirinya sendiri/tidak suka berpura-pura.

Mahasiswa tampak memahami bakat dan keterbatasan dari diri mereka masing-

masing. Tetapi terkadang sulit bagi sebagian kecil dari mereka untuk mengkoreksi

diri sendiri yang nanti lebih akan berguna untuk perkembangan kepribadian

mereka sendiri. Bahkan lebih jauh, dengan menyatakan komitmen untuk

melakukan bagian mereka dan menahan diri dalam berbagai situasi, lebih lanjut

menunjukkan bahwa mahasiswa bertindak di bawah sebuah arah dan tujuan moral

yang baik, setidaknya ketika itu berlaku untuk situasi kepemimpinan. Hal ini perlu

di dorong dan harus terus ditambah dengan kursus dan seminar dan melibatkan

para mahasiswa dalam pendidikan moral dan etika kepemimpinan, dan aktif

dalam mengejar isu-isu seperti etika pengambilan keputusan dan dengan

menangani dilema keetisan dalam situasi kehidupan nyata. Dengan tingkat

kesadaran diri yang tinggi, disadari bahwa kepercayaan diri yang baik, sikap yang

baik, dan emosi dalam melakukan sesuatu yang mereka anggap penting dan

menarik bagi mereka adalah sesuatu yang memotivasi diri untuk bertindak dan

melakukan sesuatu yang tentunya berorientasi ke arah yang lebih positif.

Page 29: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

29

 

Group Value

Persepsi mahasiswa terhadap kolaborasi

Tabel 13

Kolaborasi

Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  KOLABORASIVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SDKOLABORASI  (COLLABORATION)

33Saya dilihat sebagai seseorang yang mampu bekerja baik dengan orang lain.

3,92 0,80

34Saya selalu mendengarkan apa yang dikatakan orang lain.

4,13 0,75

35Saya bisa membuat sesuatu secara berbeda ketika saya mengerjakan tugas dengan orang lain

3,93 0,83

36Orang Lain akan menggambarkan saya sebagai anggota kelompok yang kooperatif.

3,94 0,87

37Saya menikmati bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

4,28 0,74

38 Kolaborasi memberikan hasil yang lebih baik. 4,30 0,76

39Kontribusi saya dalam perkembangan organisasi diakui oleh orang lain dalam kelompok saya .

4,07 0,85

40 Saya bisa mempercayai rekan kerja saya 4,27 0,814,11RATA-­‐RATA

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari variabel kolaborasi diatas secara keseluruhan menunjukan hasil yang

baik dengan respoden mampu bekerja dengan baik dengan orang lain,

mendengarkan apa yang orang lain katakan, dan membuat perbedaan ketika

bekerjasama. Mahasiswa sangat setuju ketika ditanya tentang dinamika kelompok

penting jika kolaborasi menghasilkan hasil yang lebih baik, jika kontribusi mereka

diakui dan akhirnya mereka dapat mempercayai rekan tim sesame (Ricketts,

Bruce, dan Ewing, 2008). Jelas, ini kolaborasi mahasiswa dianggap penting ketika

membahas kepemimpinan yang efektif. Dengan ini, mereka tentu setuju bahwa

kolaborasi meningkatkan keefektifan kelompok dengan menekankan pada bakat

dan perspektif setiap anggota kelompok serta kekuatan perbedaan untuk

mendorong munculnya solusi dan tindakan kreatif.

Page 30: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

30

 

Persepsi mahasiswa terhadap tujuan bersama

Tabel 14

Tujuan Bersama

Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  TUJUAN  BERSAMAVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SD

TUJUAN  BERSAMA  (COMMON  PURPOSE)

41Menurut saya sangat penting untuk mengembangkan arah bersama di kelompok agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan

4,39 0,71

42Saya ikut berperan aktif pada pencapaian tujuan kelompok.

4,34 0,71

43Saya mendukung apa yang kelompok ingin capai.

4,36 0,66

44 Saya tahu tujuan dari kelompok saya. 4,29 0,72

45Saya pikir penting untuk mengetahui prioritas orang lain.

4,01 0,97

46Saya akan bekerja dengan baik jika saya tahu nilai-nilai bersama dalam kelompok

4,19 0,81

47 Saya berkomitmen terhadap tujuan bersama dalam kelompok dengan saya menjadi anggota

4,37 0,64

48Nilai kebersamaan akan mengendalikan organisasi

4,34 0,79

49Saya telah membantu membentuk misi kelompok.

4,20 0,83

4,28RATA-­‐RATA Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari variabel tujuan bersama diatas menunjukan hasil yang baik dengan

mengindikasikan bahwa mahasiswa setuju dengan pentingnya untuk

mengembangkan visi bersama dalam kelompok agar segala pekerjaan dapat

terselesaikan, selalu berperan aktif dalam pencapaian tujuan kelompok. Juga

ditemukan pentingnya pengetahuan mereka sendiri akan tujuan dari kelompok,

penting untuk mengetahui prioritas orang lain dalam satu kelompok, berkomitmen

terhadap tujuan bersama (Ricketts, Bruce, dan Ewing, 2008). Selain itu, menurut

mereka nilai-nilai kebersamaan akan mengendalikan arah dari organisasi tersebut,

dan mereka sangat yakin mereka telah benar-benar membantu dalam pencapaian

misi kelompok. Ini artinya mereka sependapat dengan pernyataan bahwa tujuan

bersama akan tercapai dengan baik ketika semua anggota dalam kelompok

memiliki visi dan misi yang sama dan berpartisipasi secara aktif dalam

mengartikulasikan tujuan dan sasaran aktifitas perkembangan kepemimpinan.

Page 31: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

31

 

Persepsi mahasiswa terhadap kontroversi dengan kesopanan

Tabel 15

Kontroversi Dengan Kesopanan

Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  KONTORVERSI  DENGAN    KESOPANANVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SD

KONTROVERSI  DENGAN  KESOPANAN  (CONTROVERSI  WITH  CIVILITY)

50 Saya  terbuka  dengan  pendapat  orang  lain 4,37 0,65

51Saya  menghargai  pendapat  orang  lain  dari  pada  pendapat  saya  sendiri

3,93 0,82

52 Saya  menghargai  perbedaan  dengan  orang  lain4,28 0,68

53Mendengar  perbedaan  pendapat  akan  memperkaya  pemikiran  saya

4,40 0,67

54 Saya  biasa  sharing  pendapat  dengan  orang  lain4,22 0,85

55 Kreatifitas  dapat  datang  dari  sebuah  konflik 3,73 1,00

56Keharmonisan  dapat  muncul  dari  sebuah  perselisihan

3,45 1,08

57 Saya  nyaman  dengan  sebuah  konflik 2,46 1,16

58Saya  kurang  nyaman  dengan  orang  yang  tidak  sependapat  dengan  saya

2,64 1,08

59Ketika  ada  konflik  antara  dua  orang,  salah  satu  akan  menang  dan  yang  lain  akan  kalah

3,12 1,06

60Saya  akan  berjuang  ketika  anggota  kelompok  memiliki  pendapat  yang  berbeda  dari  saya

3,83 0,89

3,67RATA-­‐RATA

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari variabel kontroversi dengan kesopanan diatas sebagian besar

responden menunjukan hasil yang baik seperti terbuka untuk ide orang lain,

menghormati pendapat yang beragam, dan menghargai perbedaan pendapat

dengan yang lain menunjukkan bahwa responden relatif nyaman dengan

perbedaan dan pendapat yang tidak mereka sendiri, karena menurut mereka

mendengar perbedaan pendapat akan memperkaya pemikiran mereka. Ditemukan

juga bahwa berbagi pendapat dengan orang lain sering mereka lakukan (Ricketts,

Bruce, dan Ewing, 2008). Meskipun terllihat adanya penurunan pada pernyataan

kreatifitas datang dari sebuah konflik, ketika ada konflik, satu sisi bisa dikatakan

sebagai pemenang dan satu lagi dikatan sebagai yang kalah, dan mereka akan

mempertahankan pendapat yang mereka anggap benar ketika terjadi perbedaan

degnan orang lain, akan tetapi pernyataan bahwa mereka nyaman dengan sebuah

konflik, dan mereka kurang nyaman dengan orang yang tidak sependapat dengan

mereaka jauh menunjukan perbedaan yang signifikan. Itu mengindikasikan bahwa

Page 32: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

32

 

sebagian kecil dari responden tersebut tindak mengindikasikan penghargaan

terhadap orang lain, ketidakinginan mendengarkan perbedaan pendapat dari orang

lain dan tidak membatasi diri untuk mengkritisi sudut pandang dan tindakan orang

lain yang jelas bertentangan dengan pendapat mereka.

Secara keseluruhan dari nilai kelompok, kolaborasi dipandang sebagai

sesuatu yang sangat penting dalam proses kepemimpinan dengan mengidentifikasi

tujuan yang sama dan visi dalam kelompok. Mahasiswa juga mengiyakan bahwa

keakraban dengan orang lain dalam kelompok serta tujuan kelompok secara

keseluruhan adalah diperlukan untuk interaksi kepemimpinan yang sukses. Ini

dianggap sebagai sesuatu hal yang penting ketika berasumsi tujuan bersama akan

tercapai dengan baik ketika semua anggota dalam kelompok memiliki visi dan

misi yang sama dan berpartisipasi secara aktif dalam mengartikulasikan tujuan

dan sasaran aktifitas perkembangan kepemimpinan. Reaksi responden terhadap

kontroversi dengan kesopanan. Menjadi terbuka untuk ide orang lain,

mengekspresikan kenyamanan dengan keragaman perbedaan, dan konflik. Akan

tetapi ada sebagian kecil dari responden tersebut tidak mengindikasikan

penghargaan terhadap orang lain, ketidakinginan mendengarkan perbedaan

pendapat dari orang lain dan tidak membatasi diri untuk mengkritisi sudut

pandang dan tindakan orang lain yang jelas bertentangan dengan pendapat mereka

Ini sudah menggambarkan perkembangan kea rah yang lebih baik dari banyak

mahasiswa saat ini. Mengambil sekelompok mahasiswa untuk melakukan

pelayanan masyarakat dan kemudian merefleksikan pengalaman di daerah yang

sangat berbeda dari pengaturan universitas adalah salah satu contoh dari kegiatan

yang dapat mendorong keterbukaan terhadap keragaman dan kenyamanan dengan

konflik selama pembentukan kelompok.

Page 33: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

33

 

Social/Community Value

Persepsi mahasiswa terhadap kewarganegaraan

Tabel 16

Kewarganegaraan

Rangking  keseluruhan  persepsi  mahasiswa  tentang  kepemimpinan  oleh  variabel  KEWARGANEGARAANVariable pertanyaan  ke pertanyaan M SDKEWARGANEGARAAN  (CITIZENSHIP)

61Saya memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan dalam kelompok saya.

3,71 0,89

62Saya bersedia melakukan sesuatu demi orang lain

4,05 0,70

63Saya berpartisipasi dalam kegiatan yang berguna untuk kebaikan bersama.

4,22 0,72

64Saya percaya saya memiliki tanggung jawab terhadap kelompok saya.

4,30 0,69

65Saya berikan waktu untuk membuat orang lain berubah.

4,17 0,77

66 Saya menghargai kesempatan yang memungkinkan saya untuk berperan aktif pada kelompok saya.

4,29 0,69

67Saya percaya saya memiliki tanggung jawab sebagai warga negara untuk masyarakat yang lebih besar.

4,22 0,78

68Saya bekerja dengan orang lain untuk membuat kelompok saya menjadi lebih baik

4,25 0,74

4,15RATA-­‐RATA Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari variabel Kewarganegaraan diatas. mahasiswa setuju dengan

pernyataan dalam konstruksi ini. Hanya disini ada penurunan sedikit pada

pernyataan bahwa mereka kurang sepakat memiliki kekuatan untuk membuat

perbedaan dalam komunitas mereka, tetapi mereka percaya mereka memiliki

tanggung jawab yang besar terhadap kelompoknya, dan mereka berpartisipasi

aktif dalam kegiatan yang bekerja menuju kebaikan bersama (Ricketts, Bruce, dan

Ewing, 2008). Ini menandakan bahwa sedikit sekali dari mereka kurang percaya

diri bahwa mereka memiliki kekuatan yang dapat membawa perubahan dalam

kelompok akan tetapi mereka menyadari bahwa untuk menjadi warga negara yang

baik dibutuhkan usaha untuk berubah ke arah positif demi orang lain dan

komunitas mereka. Jadi secara garis besar, responden sependapat bahwa

kewarganegaraan yang baik menyadari bahwa demokrasi yang efektif meliputi

tanggung jawab individu dan hak individu.

Page 34: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

34

 

Secara keseluruhan dari nilai sosial, dapat ditarik kesimpulan,

kewarganegaraan dan keberanian melalui perubahan, mahasiswa mengatakan

mereka cenderung terbuka untuk ide-ide baru dan mampu mengidentifikasi

perubahan secara positif atau negatif, sayangnya mereka kurang nyaman dengan

menerapkan suatu perubahan. Ketidaknyamanan dengan masa peralihan, frustasi

dalam melakukan sesuatu dengan cara baru menunjukan bahwa ada sebagian kecil

dari mahasiswa belum siap keluar dari zona kenyamanan mereka. Tanggung

jawab kewarganegaraan didasarkan pada proses dimana individu dan kelompok

secara kolaboratif bertanggung jawab melalui aktifitas perkembangan

kepemimpinan. Menjadi negara yang baik dibutuhkan usaha unutk berubah kearah

positif demi orang lain. Dan mahasiswa menunjukan sesuatu yang baik dari hasil

pernyataan akan nilai kewarganegaraan. Mahasiswa menyadari bahwa adanya

saling ketergantungan satu sama lain untuk menunjukan perkembangan

kepemimpinan ke arah yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Persepsi Kepemimpinan Mahasiswa Terhadap Perubahan

Tabel 17

Persepsi Kepemimpinan Mahasiswa terhadap Perubahan

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Page 35: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

35

 

Dari tabel dapat dilihat mahasiswa UKSW yang setuju bahwa dirinya

memiliki persepsi kepemimpinan yang baik sebesar 60,5%. Sedangkan mayoritas

responden ditinjau dari dorongan terjadi perubahan, yaitu netral terhadap adanya

perubahan sebesar 39%. Ini dapat diartikan bahwa walaupun mahasiswa setuju

dirinya memiliki persepsi kepemimpinan yang baik, belum tentu dirinya

melakukan perubaha kearah yang lebih baik.

Hal ini mungkin disebabkan karena mahasiswa UKSW baik dalam

membuka diri untuk ide-ide baru, pengidentifkasian perbedaan antara perubahan

positif dan negative (Ricketts, Bruce, dan Ewing, 2008). Selain itu responden juga

tidak terlalu kesulitan dalam memandang sesuatu, ada semangat untuk melakukan

sesuatu, dan selalu bekerja dengan baik dilingkungan yang selalu berubah-ubah.

Akan tetapi, sebagian kecil mahasiswa UKSW kurang nyaman ketika menerapkan

perubahan itu sendiri. Seperti kurang nyaman dengan adanya perubahan, tidak

nyaman dengan masa peralihan, dan selalu frustasi dalam melakukan sesuatu

dengan cara baru. Itu artinya sebagian kecil mahasiswa UKSW tersebut telalu

nyaman dalam zona aman mereka dan mereka tidak mau terlalu ambil resiko

untuk menghadapi suatu situasi perubahan yang nantinya akan membawa dampak

kepada kehidupan mereka.

Persepsi mahasiswa tentang kepemimpinan dilihat dari hasil studi

Tabel 18

Hasil Studi dan Variabel Kepemimpinan.

Page 36: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

36

 

Dari tabel dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki hasil studi

yang cukup memuaskan dan memuaskan yaitu sebesar 39% dan 39,5%. Ini

sejalan dengan penelitian Paige Haber (2006) dalam Williams & Winston (1985)

yang mana hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam

terorganisir mahasiswa kegiatan atau organisasi memiliki skor yang tinggi pada

subtasks dari saling ketergantungan dan mengembangkan rencana gaya hidup

dewasa dibandingkan dengan siswa yang tidak terlibat dalam kegiatan

kemahasiswaan yang terorganisir atau organisasi.

Persepsi mahasiswa tentang kepemimpinan dilihat dari keaktifan

Tabel 19

Keaktifan dan Variabel Kepemimpinan

Note: TA (Tidak Aktif), KA (Kurang Aktif), C (Cukup), A (aktif), SA (Sangat Aktif)

Dari tabel dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam hal keaktifian

yang cukup aktif yaitu sebesar 48,1% dan mahasiswa yang setuju terhadap

persepsi kepemimpinan dalam dirinya sebesar 60.5%

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Paige Haber (2006) dalam

Williams & Winston (1985) yang mana hasil penelitian menunjukkan bahwa

siswa yang terlibat dalam terorganisir mahasiswa kegiatan atau organisasi

memiliki skor yang tinggi pada subtasks dari saling ketergantungan dan

mengembangkan rencana gaya hidup dewasa dibandingkan dengan siswa yang

tidak terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan yang terorganisir atau organisasi.

Page 37: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

37

 

Persepsi mahasiswa tentang kepemimpinan dilihat dari jenis kelamin

Tabel 20

Jenis Kelamin dan Kepemimpinan

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari tabel dapat dilihat bahwa mayoritas responden ditinjau dari jenis

kelamin adalah laki - laki yaitu sebesar 64,3%

. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan pandangan antara

laki-laki dan perempuan terhadap kepemimpinan . Ini sejalan dengan penelitian

Eklund-Leen & Young (1997). Analisis lebih lanjut dalam penelitian ini

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara pria dan perempuan untuk

kampus dan tindakan keterlibatan masyarakat dan juga diperkuat lagi dengan

penelitian Paige Haber (2006) bahwa adanya perbedaan wanita dibandingkan laki-

laki. Meskipun efek ukuran kecil, perbedaan ini menyiratkan bahwa siswa

berbeda dalam pengembangan kepemimpinan mereka berdasarkan gender.

Page 38: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

38

 

Persepsi mahasiswa tentang kepemimpinan dilihat dari fakultas

Tabel 21

Fakultas dan Kepemimpinan

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Dari tabel dapat dilihat bahwa mayoritas responden ditinjau dari fakultas

adalah fakultas teknik informatika yaitu sebesar 21%

Hal ini diduga disebabkan karena dominasi jumlah mahasiswa fakutas

tersebut paling tinggi diantara fakultas yang lain, sehingga dalam penentuan

pendistribusian angket, fakultas Teknik Informatika mendapat porsi yang paling

tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa secara keseluruhan dari nilai pada tingkat individu, berdasarkan aspek

kesadaran diri, keserasian, dan komitmen mahasiswa memiliki kualitas personal

yang baik pada setiap aspek nilai individu. Pada tingkat kelompok berdasarkan

aspek kolaborasi, tujuan bersama, dan kontrovresi dengan kesopanan, mahasiswa

memiliki kualitas kepemimpinan kolaboratif yang baik pada setiap aspek nilai

kelompok. Sedangkan tingkat sosial pada aspek kewarganegaraan mahasiswa

memiliki kualitas aktifitas perkembangan sosial yang baik.

Page 39: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

39

 

Selain itu mahasiswa UKSW cukup aktif dalam mengikuti kegiatan, puas

dengan hasil studi dan setuju bahwa dirinya memiliki persepsi kepemimpinan

yang baik, namun sebagian mahasiswa UKSW belum memiliki keberanian dalam

dirinya untuk melakukan perubahan.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah kuesioner yang pada data demografis

responden terlalu subjektif. Dalam penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa

dengan kategori angkatan hanya untuk tahun 2007 dan 2008. Peneliti tidak

menambahkan variabel penelitian lain seperti variabel usia dan variabel etnis

seperti variabel yang ditemukan pada penelitian sebelumnya.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Penelitian mendatang diharapkan data demografis responden dalam kuesioner

bias lebih objektif. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti juga berharap untuk

menambahkan variabel penelitian lain seperti variabel usia dan variabel etnis

seperti pada penelitian sebelumnya.

2. Hendaknya mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana dapat lebih berani

untuk menuju perubahan terhadap persepsi kepemimpinan akan dirinya

sendiri. Sehingga hal tersebut dapat membantu mahasiswa Universitas

Kristen Satya Wacana menjadi seorang pemimpin di masa yang akan datang.

3. Hendaknya Universitas Kristen Satya Wacana maupun fakultas – fakultas

didalamnya mengembangkan model kepemimpinan yang dapat memberikan

kesempatan yang lebih besar bagi mahasiswa untuk melakukan perubahan

terhadap kepemimpinanya.

Page 40: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

40

 

DAFTAR PUSTAKA

Adelman, Marisa., 2007: "Student Involvement And Leadership Development At A Private, Women's Catholic College". A Thesis Submitted to the Graduate College of Bowling Green State University in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master Of Arts May 2007

Andadari, Kities, Roos (2011). Mencari Model Pengembangan Pemimpin Masa

Depan Untuk Indonesia Universitas Kristen Satya Wacana Astin, H. (July-August 1996). Leadership for social change. About Campus, 1-7. Brungardt, Christie, Ph.D. 2011. Journal of Leadership "The Intersection Between

Soft Skill Development and Leadership Education" studies at a Midwestern regional university. Volume 10, Issue 1 – Winter 2011

Binard, K., & Brungardt, C. (1997). Learning leadership: Assessing students at the

Community College of Denver. Journal of Leadership Studies, 4(4), 128-140.

Blackwell, C., Cummins, R., Townsend, C. D., & Cummings, S. (2007).

Assessing perceived student leadership skill development in an academic leadership development program. Journal of Leadership Education, 6(1), 39-58.

Crawford,C.B., 2000. Effects of transformational leadership and organizational

position on knowledge management Engbers, T. A. (2006). Student Leadership Program Model Revisited. Journal of

Leadership Education Daft, R.L.,2002. Leadership Experience Diana Leat. 2005. Theories of Social Change. Januari 2005 D.Y.P. Leung, T. Ha, L. Yeung, 2007."Factor Structure And Reliability Of The

Socially Responsible Leadership Scale In A Sample Of Hong Kong First Year Undergraduate Students". Undergraduate Programs At A Research Intensive University In Hong Kong

Dugan, P, John, Ph.D., 2008. The Research Journal of the Association of

Fraternity Advisors, "Exploring Relationships Between Fraternity And Sorority Membership And Socially Responsible Leadership. (vol.3)

Page 41: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

41

 

Dugan, P, John., 2006. Involvement and Leadership: A Descriptive Analysis of Socially Responsible Leadership, Journal of College Student Development - Volume 47, Number 3, May/June 2006, pp. 335-343

Hakim, A.R. 2010. Pengaruh Kepribadian, Sikap, Dan Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Kreatif Dalam Organisasi (Studi Pada Organisasi Kreatif Di Kota Semarang). skripsi UNDIP 28 Feb 2011

Higher Education Research Institute (1996). A Social Change Model of

Leadership Development: Guidebook Version III. Los Angeles: The Regents of the University of California.

Higher Education Research Institute. (1996). A social change model of leadership development: Guidebook version III. College Park, MD: National Clearinghouse For Leadership Programs.

Humphreys, Jeanne, Melanie, 2007. Predictors of socially responsible leadership application of the social change model to an eastern european undergraduate population. azusa Pacific University (desertaion)

Kaufman, K, Erick., Rudd, D, Rick., 2006. Journal of Leadership Education

"Rural Leadership Development: A Synthesis of Research". rural leadership development was Cambridge Scientific Abstracts (CSA). Volume 5, Issue 3 - Winter 2006

Mulyadi, Yadi, M.Pd., 2008. Strategi Belajar Di Perguruan Tinggi, Disampaikan

pada Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) Yang Diselenggarakan oleh Association des Etudiants de la Section Française (AESF-Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis). Journal tanggal 25 oktober 2008

Paige Haber, Master of Arts. 2006. Cocurricular Involvement, Formal Leadership

Roles, And Leadership Education: Experiences Predicting College Student Socially Responsible Leadership Outcomes. Thesis submitted to the Faculty of the Graduate School of the University of Maryland, College Park in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Arts 2006

Prasetio, Hervin., 2011. "Analisis Pengaruh Kepemimpinan Yang Berorientasi

Perubahan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan: Iklim Kerja Sebagai Variabel Mediating" Skripsi UNDIP 18 Feb 2011.

Rosch, David., Joseph, L, Dana., Newman, Daniel., 2011. Juornal of leadership

education, "The Overlap Between Emotional Intelligence and Post-

Page 42: REVISI PALING AKHIR SKRIPSI LENGKAP BIANGETrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2299/4/T1_212007031_Full... · mengalami perubahan (. Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke

 

42

 

Industrial Leadership Capacity: A Construct Validity Analysis", University of Illinois at Urbana-Champaign

Ricketts, C, John., Rick D. Rudd,. 2004. Leadership Development Factors

Leading to the Success of Former Florida State FFA Officers" Journal of Southern Agricultural Education Research Volume 54, Number 1, 2004

Ricketts, G, Kristina, Ph.D., 2009. Journal of Leadership Education, "Studying

Leadership within Successful Rural Communities in a Southeastern State: A Qualitative Analysis. Volume 7, Issue 3 – Winter 2009

Ricketts, G, Kristina, Ph.D., Bruce, A, Jacklyn, Ph.D., Ewing, C, John. 2008: Journal of Leadership Education "How Today’s Undergraduate Students See Themselves as Tomorrow’s Socially Responsible Leaders. Thesis in a College of Agricultural Sciences in a large land-grant institution. Volume 7, Issue 1 – Summer 2008

Seemiller, Corey, Ph.D. 2006. Journal of Leadership Education "Impacting Social

Change Through Service Learning in an Introductory Leadership Course". At the University of Arizona, Volume 5, Issue 2 - Fall 2006

Tabb, M., & Montesi, C. R. (2000). A model for long-term leadership

development among groups of diverse persons: The delta emerging leaders program. Journal of the Community Development Society, 31(2), 331-347.

Tara L. Edberg. 2010. Undergraduate Student Leadership Strategic Plan Task

Force. University of IOWA Tyree, T. M. (1998). Designing an instrument to measure socially responsible

leadership using the social change model of leadership development. Unpublished doctoral dissertation, University of Maryland, College Park, MD.

Utama, Supartha I Made; Suprapti, Sri, Wayan; Ir. Ni Made Wartini dan I Putu

Widyatmika. 2008. Konsep Pengembangan Panduan Evaluasi Pengembangan Soft skills Mahasiswa Melalui Proses Pembelajaran di Universitas Udayana.

Wilson, Ned, Gordon., 2010. Student Leadership Development within Student

Government at Snow College. A DISSERTATION submitted to Oregon State University, 6 june, 2010

Zakarija, Achmat., 2006: "Efektifitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Dan

Kepemimpinan Dalammeningkatkan Kepercayaan Diri Mahasiswa Baru Umm Tahun 2005/2006" Journal of HUMANITY, Volume 1 Nomor 2, Maret 2006: 117 -121